FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR...

138
FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2013) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh: Rini Septiani 1111101000058 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR...

Page 1: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN

LAHIR RENDAH (BBLR) DI INDONESIA

(ANALISIS DATA RISKESDAS 2013)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

Rini Septiani

1111101000058

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

ii

Page 3: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI

Skripsi, September 2015

Rini Septiani, NIM: 1111101000058

Faktor Maternal pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia

(Analisis Data Riskesdas 2013)

xv + 98 halaman, 2 bagan, 7 tabel, 2 lampiran

ABSTRAK

Indonesia, salah satu negara berkembang yang memiliki peran penting dalam

perekonomian dunia, menempati urutan ketiga sebagai negara dengan prevalensi

BBLR tertinggi setelah India dan Afrika Selatan di Tahun 2013. Perkembangan

kognitif yang lambat lebih berpotensi terjadi pada anak yang lahir dengan berat

badan lahir rendah (BBLR) daripada anak yang lahir dengan berat lahir normal.

Terdapat banyak faktor yang berkaitan dengan kejadian BBLR, di mana faktor

maternal turut berpengaruh terhadap berat bayi lahir karena kondisi anak lahir

dipengaruhi oleh kesehatan, nutrisi, dan perilaku ibu selama masa kehamilan.

Namun, belum adanya penelitian di Indonesia yang memanfaatkan data Riskesdas

Tahun 2013 untuk mengetahui faktor risiko maternal terkait dengan kejadian

BBLR.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor maternal yang berhubungan

dengan kejadian BBLR di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah

cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yakni Riskesdas 2013.

Sampel penelitian ini sebanyak 25.186 anak yang lahir pada tahun 2010-2013

yang telah memenuhi kriteria penelitian. Kemaknaan hubungan dilihat

menggunakan tingkat kepercayaan 95% Confidence Interval (CI) yang diperoleh

dari uji chi square.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa prevalensi BBLR pada anak yang

lahir tahun 2010-2013 mencapai 5,2%. Adapun usia ibu melahirkan, tingkat

pendidikan ibu, jumlah kunjungan ANC, usia gestasi, konsumsi tablet Fe, paritas,

dan riwayat melahirkan BBLR berhubungan signifikan dengan kejadian BBLR.

Oleh karena itu disarankan pada Kementerian Kesehatan agar menginstruksikan

terkait penyediaan anggaran dana sebagai sumber daya yang dapat digunakan oleh

Dinas Kesehatan untuk membuat kegiatan penyuluhan pada ibu hamil saat

pelaksanaan kelas ibu hamil dengan menggunakan sarana yang memadai seperti

pamflet ataupun alat peraga lain yang dapat membantu mempermudah penyerapan

informasi pada ibu hamil.

Daftar Bacaan :81 (1995-2015)

Kata Kunci : BBLR, faktor maternal, faktor yang berhubungan

Page 4: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

iv

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH DEPARTMENT

SPECIALIZATION OF EPIDEMIOLOGY

Undergraduate Thesis, September 2015

Rini Septiani, NIM: 1111101000058

Maternal Factors on Low Birth Weight (LBW) Infant in Indonesia (Based on

Basic Health Survey 2013)

xiv + 98 pages, 2 charts, 7 tabels, 2 appendixs

ABSTRACT

Indonesia, as one of a developing countries that has an important role in the

world economic, took place in third ranks as the country with the highest

prevalence of Low Birth Weight (LBW) after India and South Africa in 2013.

LBW infants tend to have slower cognitive development than normal birth weight

infants. There are many factors associated with LBW, where the maternal factors

influence on birth weight because infants condition is affected by maternal health,

nutrition, and behavior during pregnancy. However, lack of research in Indonesia

which utilizes Indonesia’s Basic Health Survey (Riskesdas) 2013 to determine

maternal risk factors associated with LBW.

This study aims to determine maternal factors associated with LBW in

Indonesia. Cross sectional study is used as design study in this research. This

research uses a secondary data, Riskesdas 2013. Sample in this research are

25.186 children whom were born in 2010-2013 and eligible as criteria research.

There is a significance relationship by 95% Confidence Interval (CI) which

obtained from the chi square test.

Based on the analysis shows that the prevalence of low birth weight infants

whom were born in 2010-2013 has reached 5.2%. As for maternal age, maternal

education level, number of ANC visits, gestational age, iron tablet consumption,

parity, and history gave birth of LBW significantly associated with LBW.

Therefore, it is recommended to the Ministry of Health to instruct related to the

provision of budget funds as a resource that can be used by the Department of

Health to make the extension activities for women during pregnancy class using

pamphlets or other props that can help to understand the information on pregnant

women.

Daftar Bacaan :81 (1995-2015)

Keywords : LBW, maternal factors, associated factors

Page 5: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR

RENDAH (BBLR) DI INDONESIA

(ANALISIS DATA RISKESDAS 2013)

Telah disetuju, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 29 September 2015

Oleh:

Rini Septiani

NIM. 1111101000058

Mengetahui,

Pembimbing I

Hoirun Nisa, Ph.D

NIP. 19790427 200501 2 005

Pembimbing II

Fase Badriah, Ph.D

NIP. 19710605 200604 2 012

Page 6: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

vi

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 29 September 2015

Penguji I

Ratri Ciptaningtyas, SKM, MHS

NIP. 19840404 200912 2 007

Penguji II

Yuli Amran, SKM, MKM

NIP. 19800506 200801 2 015

Penguji III

Laily Hanifah, SKM, M. Kes

Page 7: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Rini Septiani

TTL : Serang, 19 September 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

No. Hp : 0857 7988 5348

Alamat : Perumnas Ciracas Indah Blok A No. 160

Rt.03/08 Serang, Banten

Alamat Email [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

2011- 2015 : Mahasiswa Peminatan Epidemiologi, Program

Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2008 – 2011 : SMAN 1 Kota Serang

2005 – 2008 : SMPN 1 Kota Serang

1999 – 2005 : SDN XI Serang

Page 8: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

viii

C. Pengalaman Organisasi

D. Pengalaman Kepanitiaan

2013-2014 : 1. Kepala Departemen Pengembangan Sumber Daya

Manusia (PSDM) Badan Eksekutif Mahasiswa

(BEM) FKIK

2. Anggota Departemen Infokom Epidemiologi

Student Association (ESA)

2012-2013 : 1. Anggota Departemen Kaderisasi Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) FKIK

2014 : 1. Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

Suara (KPPS) FKIK pada Pemilihan Umum Raya

(Pemira) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Koordinator Mentor Orientasi Pengenalan Akademik

dan Kebangsaan (OPAK).

2013 : 1. Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan

Kebangsaan (OPAK).

2. Ketua Pelaksana Latihan Kepemimpinan dan

Manajemen Mahasiswa (LKMM).

2012 : 1. Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan

Kebangsaan (OPAK).

Page 9: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Nikmat,

dan Karunia-Nya yang tidak terhingga kepada peneliti, sehingga dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul Faktor Maternal pada Kejadian Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2013).

Penyelesaian laporan skripsi ini didasarkan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tua, Asturifin dan Nurjanah, yang telah memberikan

dukungan dan motivasi serta do’a yang tiada henti untuk peneliti.

2. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph. D selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Hoirun Nisa, Ph. D dan Ibu Fase Badriah, Ph. D, selaku Dosen

Pembimbing yang telah membantu peneliti menyelesaiakan penelitian ini.

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan

RI yang telah menyediakan data yang dibutuhkan untuk penelitian.

Page 10: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

x

6. Sofria dan Astuti, adik-adikku yang memberikan semangat serta dorongan

pada peneliti dalam proses penyelesaian laporan penelitian ini.

7. Alifia, Ika, dan Ayu yang telah menemani dan memberi semangat dalam

proses penyelesaian penelitian ini.

8. Teman-teman di Peminatan Epidemiologi 2011 yang selalu memberikan

semangat, motivasi dan meluangkan waktunya untuk berdiskusi.

9. Teman-teman di Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan semangat dan dukungan pada

peneliti.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini,

yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa penelitain ini memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu, peneliti dengan lapang dada akan menerima saran dan kritik yang

dapat menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata, peneliti berharap isi dari

penelitan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membacannya.

Ciputat, September 2015

Peneliti

Page 11: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

1. Tujuan Umum ........................................................................................... 7

2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 7

E. Manfaat penelitian ........................................................................................ 8

F. Ruang lingkup .............................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10

A. Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ............................................. 10

B. Klasifikasi Berat Bayi Baru Lahir .............................................................. 10

C. Dampak Buruk Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) .................. 11

Page 12: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

xii

D. Faktor Penyebab Terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ............ 12

E. Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)..................... 14

1. Pekerjaan Ibu .......................................................................................... 15

2. Usia Ibu Melahirkan ............................................................................... 16

3. Pendidikan Ibu ........................................................................................ 18

4. Kunjungan Antenatal Care (ANC) ......................................................... 19

5. Status Kurang Energi Kronis (KEK) Ibu ............................................... 23

6. Usia Gestasi (Usia Kehamilan) .............................................................. 24

7. Konsumsi Tablet Besi (Fe) ..................................................................... 26

8. Sosial Ekonomi Ibu ................................................................................ 28

9. Merokok pada Masa Kehamilan ............................................................. 29

10. Paritas ..................................................................................................... 31

11. Riwayat Ibu Melahirkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ............... 32

F. Kerangka Teori........................................................................................... 33

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............ 34

A. Kerangka Konsep ....................................................................................... 34

B. Definisi Operasional................................................................................... 36

C. Uji Hipotesis .............................................................................................. 38

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 39

A. Desain Penelitian ........................................................................................ 39

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 39

D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 40

E. Pengumpulan Data ..................................................................................... 45

Page 13: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

xiii

F. Instrument penelitian .................................................................................. 48

G. Manajemen Data ........................................................................................ 48

H. Analisis data ............................................................................................... 52

BAB V HASIL .................................................................................................... 55

A. Prevalensi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia pada

Tahun 2010-2013 ...................................................................................... 55

B. Distribusi Frekuensi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah menurut Faktor

Maternal di Indonesia Tahun 2010-2013 .................................................. 55

C. Hubungan Faktor Maternal dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) di Indonesia Tahun 2010-2013 ................................................... 58

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 61

A. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 61

B. Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia Tahun 2010-

2013 ........................................................................................................... 62

C. Karakteristik dan Hubungan Faktor Maternal pada Kejadian Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) Tahun 2010-2013 ................................................. 65

1. Pekerjaan Ibu .......................................................................................... 65

2. Usia Ibu Melahirkan ............................................................................... 67

3. Pendidikan Ibu ........................................................................................ 69

4. Kunjungan Antenatal Care ..................................................................... 71

5. Usia Gestasi ............................................................................................ 75

6. Konsumsi Tablet Fe ................................................................................ 77

7. Paritas Ibu ............................................................................................... 80

Page 14: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

xiv

8. Riwayat Ibu Melahirkan BBLR ............................................................. 83

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 85

A. Simpulan .................................................................................................... 85

B. Saran ........................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89

LAMPIRAN ......................................................................................................... 99

Page 15: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Teori .................................................................................. 33

Bagan 4. 1 Alur Pemilihan Sampel Penelitian ..................................................... 43

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................ 36

Tabel 4. 1 Jumlah Sampel Penelitian berdasarkan Uji Proporsi Beda Dua Arah 42

Tabel 4. 2 Jumlah Sampel pada Masing-Masing Variabel Penelitian ................. 44

Tabel 4. 3 Variabel Penelitian .............................................................................. 48

Tabel 5. 1 Prevalensi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia

Tahun 2010-2013 ............................................................................... 55

Tabel 5. 2 Frekuensi Kejadian BBLR berdasarkan Faktor Maternal di Indonesia

Tahun 2010-2013 ............................................................................... 56

Tabel 5. 3 Hubungan Faktor Maternal dengan Kejadian Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) di Indonesia Tahun 2010-2013 ............................... 58

Page 16: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2013, sekitar 22 juta bayi dilahirkan di dunia, di mana 16%

diantaranya lahir dengan berat rendah (UNICEF, 2014). Sedangkan, di negara

dengan pendapatan rendah maupun menengah, diperkirakan terdapat 18 juta

bayi lahir dengan berat rendah pada tahun 2010 (Lee, dkk., 2013). Adapun

persentase Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di negara berkembang (16,5%)

dua kali lebih besar daripada di negara maju (7%) (WHO dan UNICEF, 2004).

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki peran

penting dalam perekonomian dunia, menempati urutan ketiga sebagai negara

dengan prevalensi BBLR tertinggi (11,1%), setelah India (27,6%) dan Afrika

Selatan (13,2%) (OECD dan WHO, 2013). Selain itu, Indonesia (11,1%) turut

menjadi negara ke dua dengan prevalensi BBLR tertinggi di antara negara

ASEAN lainnya, setelah Filipina (21,2%) (OECD dan WHO, 2012). Hasil

Riskesdas Tahun 2013 menunjukkan prevalensi BBLR di Indonesia sebesar

10,2%, di mana angka tersebut lebih rendah daripada hasil Riskesdas Tahun

2010 (11,1%) (BPPK, 2013). Namun, penurunan prevalensi tersebut

menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan pada kejadian BBLR.

Bayi dengan berat badan lahir rendah berpotensi mengalami

perkembangan kognitif lebih lambat dibandingkan dengan bayi berat badan

lahir normal (Boulet, dkk., 2011). Di samping itu, BBLR berisiko 20 kali lebih

Page 17: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

2

besar meninggal selama masa pertumbuhan jika dibandingkan dengan bayi

dengan berat badan lahir normal (OECD dan WHO, 2012). Kejadian BBLR

turut berkonstribusi sebesar 60%-80% terhadap kematian neonatal, sehingga

dapat memberi pengaruh secara tidak langsung terhadap angka kematian bayi

(Lawn, dkk., 2005; WHO, 2015b). Selain itu, angka kematian bayi cenderung

meningkat seiring dengan peningkatan insiden BBLR di suatu negara (OECD

dan WHO, 2012).

Penelitian Huxley, dkk. (2007) menemukan bahwa adanya hubungan

antara berat lahir dengan faktor risiko penyakit jantung iskemik, di mana

kenaikan berat lahir lebih dari 1 kg pada bayi baru lahir dapat menurunkan

risiko terjadinya penyakit jantung iskemik sebesar 10-20%. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian Risnes, dkk. (2011) yang menunjukkan adanya hubungan

yang berlawanan antara berat lahir dengan risiko kematian akibat

kardiovaskuler. Bila setiap tahun diperkirakan 350.000 bayi lahir dengan berat

lahir rendah di Indonesia, maka akan ada 350.000 calon penderita penyakit

degeneratif setiap tahunnya (Pramono dan Putro, 2009).

BBLR dapat disebabkan oleh bayi lahir prematur maupun retardasi

pertumbuhan dalam rahim/IUGR (Intrauterine growth restriction) (OECD dan

WHO, 2012; Stanfordchildren.org, 2014; Behrman, dkk., 2000). Di samping

hal tersebut, BBLR dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan

saling berkaitan satu sama lain dan faktor maternal pun diketahui turut

mempengaruhi berat bayi saat lahir (Viswanatha, dkk., 2014).

Page 18: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

3

Berdasarkan hasil penelitian Yuliva, dkk. (2009) diketahui bahwa ada

hubungan antara status pekerjaan ibu dan usia gestasional terhadap kejadian

BBLR. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Viengsakhone, dkk. (2010)

yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan BBLR.

Namun, penelitian Vrijkotte, dkk. (2009) menemukan tidak ada hubungan

antara pekerjaan ibu selama masa kehamilan dengan berat bayi yang

dilahirkan. Selain itu, usia kehamilan < 36 minggu merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap BBLR (Mumbare, dkk., 2012). Akan tetapi, hasil

penelitian tersebut berlawanan dengan hasil penelitian Jammeh, dkk. (2011).

Penelitian lainnya menemukan bahwa ibu yang tidak melakukan

kunjungan antenatal, bahkan jumlah kunjungan yang kurang, dapat

meningkatkan risiko ibu melahirkan bayi BBLR (Khanal, 2014;

Dharmalingam, 2010). Namun, penelitian Jammeh, dkk. (2011) menunjukkan

tidak ada hubungan antara kunjungan antenatal dengan terjadinya BBLR. Hal

lain yang turut berpengaruh terhadap BBLR adalah konsumsi tablet Fe selama

masa kehamilan (Khanal, 2014). Akan tetapi, berdasarkan penelitian Torres-

Arreola, dkk. (2005) di Mexico menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

konsumsi tablet Fe dengan berat bayi lahir.

Di sisi lain, usia ibu melahirkan yang kurang dari 20 tahun dapat

mempengaruhi terjadinya BBLR (Badshah, dkk., 2008; Ganesh Kumar, dkk.,

2010). Namun, berdasarkan penelitian Frederick, dkk. (2008) diketahui bahwa

tidak ada hubungan antara usia ibu melahirkan dengan berat bayi saat

dilahirkan. Sedangkan penelitian Borders, dkk. (2007) menunjukkan bahwa

Page 19: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

4

semakin tua usia ibu melahirkan, maka risiko melahirkan bayi BBLR semakin

tinggi. Namun, penelitian Dharmalingam, dkk. (2010) menunjukkan bahwa

ibu yang melahirkan di usia 20-24 tahun lebih berisiko melahirkan bayi BBLR

daripada wanita yang melahirkan di usia lebih dari 25 tahun.

Tingkat pendidikan ibu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

kejadian BBLR (Rahayu, 2013; Metgud, dkk., 2012) . Sedangkan, berdasarkan

penelitian Frederick, dkk. (2008) menemukan bahwa tidak ada hubungan

antara tingkat pendidikan dengan berat bayi yang dilahirkan, di mana hal

tersebut sejalan dengan hasil penelitian Khanal, dkk. (2014). Selain itu, pada

ibu dengan paritas tinggi dapat menyebabkan tempat implantasi plasenta pada

dinding rahim tidak sempurna lagi, sehingga pertumbuhan plasenta dan janin

akan terganggu (Hapisah, dkk., 2010). Namun, berdasarkan penelitian Yuliva,

dkk. (2009) diketahui bahwa paritas tidak memiliki hubungan dengan kejadian

BBLR. Di samping itu, penelitian di Malaysia menemukan hubungan yang

signifikan antara ibu yang memiliki riwayat melahirkan BBLR dengan

kejadian BBLR (Sutan, dkk., 2014).

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa faktor maternal

memiliki peran penting, di samping faktor lain yang turut mempengaruhi

kejadian BBLR. Faktor maternal tersebut dapat berkaitan dengan konsep

continuum of care maternal, newborn and child health yang menekankan

hubungan antara kurang gizi dan kematian ibu, bayi baru lahir maupun anak

(UNICEF, 2008). Menurut konsep continuum tersebut, seluruh wanita harus

memiliki akses terhadap pilihan kesehatan reproduksi dan perawatan selama

Page 20: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

5

masa kehamilan maupun melahirkan, serta seluruh bayi harus mampu tumbuh

menjadi anak-anak yang bertahan hidup dan berkembang dengan baik (Kerber,

dkk., 2007).

Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah

kejadian BBLR pada generasi berikutnya adalah melalui intervensi pada

kesehatan maternal, terutama selama masa kehamilan. Hal tersebut

dikarenakan perkembangan fisik dan kognitif pada bayi maupun anak-anak

dipengaruhi oleh kesehatan, nutrisi, dan perilaku ibu selama masa kehamilan

(CDC, 2015). Namun, sampai saat ini belum ada penelitian di Indonesia yang

memanfaatkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 untuk mengetahui

faktor risiko maternal terkait dengan kejadian BBLR, sehingga peneliti tertarik

untuk melakukan analisis lebih lanjut mengenai faktor risiko maternal

terjadinya BBLR di Indonesia dengan menggunakan data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Berat Badan Lahir Redah (BBLR) masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara

berkembang dengan prevalensi kejadian BBLR tertinggi di dunia. Hasil

Riskesdas Tahun 2013 menunjukkan prevalensi BBLR di Indonesia sebesar

10,2%, di mana angka tersebut lebih rendah daripada hasil Riskesdas Tahun

2010 (11,1%). Namun, penurunan prevalensi tersebut tidak menunjukkan

adanya perubahan yang signifikan pada kejadian BBLR. Salah satu dampak

Page 21: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

6

buruk yang disebabkan oleh kejadian BBLR adalah peningkatan risiko

penyakit degeneratif pada saat dewasa jika dibandingkan dengan bayi berat

lahir normal.

Faktor maternal diketahui turut berkonstribusi pada kejadian BBLR. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa usia ibu melahirkan, pekerjaan ibu, pendidikan

ibu, antenatal care, status gizi ibu, usia gestasi, konsumsi tablet Fe, paritas dan

riwayat ibu melahirkan BBLR berpengaruh terhadap kejadian BBLR. Oleh

karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian

BBLR pada generasi berikutnya adalah melalui intervensi pada kesehatan

maternal, karena kondisi anak pada saat dilahirkan sangat bergantung pada

kondisi ibu sebelum maupun selama masa kehamilan. Namun, belum ada

penelitian di Indonesia yang memanfaatkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun

2013 untuk mengetahui faktor risiko maternal terhadap kejadian BBLR,

sehingga penelitian mengenai faktor maternal pada kejadian BBLR di

Indonesia dengan menggunakan data Riskesdas Tahun 2013 perlu dilakukan.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana distribusi kejadian BBLR di Indonesia tahun 2010-2013?

2. Bagaimana distribusi frekuensi faktor maternal (pekerjaan ibu, usia ibu,

pendidikan ibu, antenatal care, usia gestasi, konsumsi tablet Fe, paritas dan

riwayat ibu melahirkan BBLR) pada kejadian BBLR di Indonesia tahun

2010-2013?

Page 22: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

7

3. Apakah terdapat hubungan antara faktor maternal (pekerjaan ibu, usia ibu,

pendidikan ibu, antenatal care, usia gestasi, konsumsi tablet Fe, paritas dan

riwayat ibu melahirkan BBLR) pada kejadian BBLR di Indonesia tahun

2010-2013?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor maternal yang berhubungan dengan kejadian BBLR

di Indonesia berdasarkan data Riskesdas Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi kejadian BBLR di Indonesia tahun 2010-2013.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi faktor maternal (pekerjaan ibu, usia

ibu, pendidikan ibu, antenatal care, status kurang energi kronis (KEK)

ibu, usia gestasi, konsumsi tablet Fe, paritas dan riwayat ibu melahirkan

BBLR) pada kejadian BBLR di Indonesia tahun 2010-2013.

c. Diketahuinya hubungan antara faktor maternal (pekerjaan ibu, usia ibu,

pendidikan ibu, antenatal care, status kurang energi kronis (KEK) ibu,

usia gestasi, konsumsi tablet Fe, paritas dan riwayat ibu melahirkan

BBLR) dengan kejadian BBLR di Indonesia tahun 2010-2013.

Page 23: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

8

E. Manfaat penelitian

1. Bagi Kementrian Kesehatan di Indonesia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam

pembuatan program pencegahan kejadian BBLR melalui intervensi pada

kesehatan maternal.

2. Bagi Dinas Kesehatan di Indonesia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memberikan

intervensi yang tepat dalam menyelesaikan masalah BBLR di masing-

masing wilayah kerja dinas kesehatan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi terkait faktor

maternal sebagai risiko dari kejadian BBLR di Indonesia sebagai dasar

pengembangan penelitian lebih lanjut.

F. Ruang lingkup

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan desain

studi cross sectional menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor maternal yang

berhubungan dengan kejadian BBLR di Indonesia. Populasi dalam penelitian

ini adalah anak yang dilahirkan pada Januari 2010 hingga dilakukannya

Riskesdas 2013. Sedangkan, sampel dalam penelitian ini adalah subjek yang

memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi (eligible) ada sebanyak 25.186

anak. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa peminatan epidemiologi

Page 24: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

9

program studi kesehatan masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan analisis lanjutan dari data Riskesdas tersebut dilaksanakan pada bulan Juli-

Agustus 2015.

Page 25: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat lahir adalah berat pertama janin atau bayi baru lahir yang diperoleh

setelah lahir. Untuk kelahiran hidup, berat lahir sebaiknya diukur dalam satu

jam pertama kehidupan, sebelum terjadinya penurunan berat badan yang

signifikan setelah melahirkan (WHO, 2004). WHO mendefinisikan BBLR

adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram (WHO, 2004).

Adapun pengertian BBLR menurut Kementerian Kesehatan RI (2010a) adalah

bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram yang ditimbang

pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. BBLR merupakan

indikator yang penting untuk mengukur kesehatan bayi karena adanya

hubungan antara berat lahir dengan kematian maupun kesakitan pada bayi

(OECD dan WHO, 2013).

B. Klasifikasi Berat Bayi Baru Lahir

Menurut Wong, dkk. (2008) terdapat beberapa klasifikasi berat bayi lahir

berdasarkan ukuran, yakni:

1. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya

kurang dari 2500 g, tanpa memperhatikan usia gestasi.

2. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi yang berat

badannya kurang dari 1500 g.

Page 26: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

11

3. Bayi berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) adalah bayi yang berat

badan lahirnya kurang dari 1000 g.

C. Dampak Buruk Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menjadi salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap kesakitan, kematian, maupun kecacatan pada saat

bayi maupun anak-anak, serta dalam waktu yang cukup lama turut berpengaruh

terhadap kesehatan ketika dewasa (WHO, 2014). Bayi BBLR memiliki risiko

kematian yang tinggi selama bulan maupun tahun pertama kehidupannya

(UNICEF, 2006). Tubuh bayi yang kecil dan tidak cukup kuat, seringkali

mengalami kesulitan dalam mengonsumsi makanan, meningkatkan berat

badan, dan melawan berbagai penyakit infeksi yang menyerang.

Selain itu, bila dibandingkan dengan bayi berat badan lahir normal, bayi

berat badan lahir rendah cenderung akan mengalami perkembangan kognitif

yang lambat dan berdasarkan hasil penelitian diketahui dalam jangka panjang,

bayi tersebut dapat mengalami penyakit kronis serta penurunan fungsi tubuh

pada masa anak-anak (Boulet, dkk., 2011). Berdasarkan penelitian Frontini,

dkk. (2004) dengan mengontrol variabel ras dan jenis kelamin, diketahui

bahwa berat badan lahir rendah berhubungan dan dapat memperburuk tekanan

darah sistolik, trigliserida dan glukosa, di mana hubungan tersebut dapat

diperburuk dengan peningkatan usia.

Bayi BBLR memiliki hubungan dalam peningkatan angka kejadian

hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes (Longo-Mbenza, dkk., 2010;

Page 27: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

12

WHO, 2005). Hal tersebut karena berat badan lahir yang rendah dapat

dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi glukosa dan peningkatan risiko

intoleransi glukosa ketika dewasa (Norris, dkk., 2012). Selain itu, berdasarkan

penelitian Huxley, dkk. (2007) diketahui bahwa terdapat hubungan yang

konsisten antara kenaikan 1 kg berat lahir dengan penurunan risiko sebesar

10%-20% terhadap kejadian jantung iskemik.

D. Faktor Penyebab Terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Pada tahun 2012, resolusi dari World Health Assembly ke-65 terkait

dengan target nutrisi global pada tahun 2025 adalah mendukung rencana

implementasi secara komprehensif terhadap kebutuhan nutrisi maternal, bayi

dan anak-anak yang salah satu tujuannya adalah penurunan kejadian bayi berat

lahir rendah sebesar 30% (WHO, 2012). Pada tahun 2010 di negara dengan

pendapatan rendah, diperkirakan sebanyak 18 juta bayi dengan berat lahir

rendah dan 41% diantaranya merupakan bayi lahir prematur (Lee, dkk., 2013).

Penyebab utama pada kejadian bayi lahir sangat rendah adalah kelahiran

prematur (lahir <37 minggu dan sering kali <30 minggu masa gestasi) dan

masalah retardasi pertumbuhan intrauteri atau intrauterine growth restriction

(IUGR) (University of California, 2004; OECD dan WHO, 2012; Behrman,

dkk., 2000). Di samping hal tersebut, penyebab insiden BBLR dapat

disebabkan oleh berbagai faktor kompleks yang saling berkaitan satu sama

lain, di mana faktor maternal pun diketahui turut mempengaruhi berat bayi saat

lahir (Viswanatha, dkk., 2014).

Page 28: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

13

Penelitian Badshah, dkk. (2008) menunjukkan bahwa bayi yang

dilahirkan prematur 6,4 kali lebih berisiko mengalami BBLR daripada bayi

tidak prematur. Banyak dari bayi berat badan lahir sangat rendah dalam kondisi

IUGR adalah prematur dan secara fisik terlihat relatif lebih kecil serta belum

dewasa secara psikologis (University of California, 2004). Bayi prematur yang

BBLR berdasarkan umur kehamilan pretermnya, seringkali dihubungkan

dengan keadaan medis, di mana kurangnya kemampuan uterus untuk

mempertahankan janin, gangguan pada perjalanan kehamilan, pelepasan

plasenta prematur, rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraktil efektif

pada uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan (Behrman, dkk.,

2000).

Adapun infeksi bakteri dapat terjadi pada cairan amnion dan ketuban

(korioamniositis) yang dapat memicu kelahiran prematur. Selain itu, produk-

produk bakteri tertentu dapat merangsang produksi sitokinin lokal yang dapat

menimbulkan kontraksi uterus prematur atau respon peradangan lokal akibat

ketuban pecah. Terapi antibiotik yang tepat dapat mengurangi risiko infeksi

pada janin dan dapat memperpanjang kehamilan, namun penggunaan agonis

reseptor b-simpatomimetik (ritodrin, terbutalin) tidak dapat mencegah

kelahiran prematur (Behrman, dkk., 2000).

Kelahiran prematur dan IUGR tersebut merupakan salah satu penyebab

langsung yang berkaitan dengan faktor risiko kematian neonatal, terutama

karena berhubungan dengan penyakit infeksi (Lawn, dkk., 2005). IUGR

dihubungkan dengan keadaan medik yang menggaggu sirkulasi dan efisiensi

Page 29: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

14

plasenta, perkembangnan atau pertumbuhan janin atau kesehatan umum dan

nutrisi ibu (Behrman, dkk., 2000). IUGR mungkin merupakan respon janin

normal terhadap kehilangan nutrisi atau oksigen. Dengan demikian, hal

tersebut dapat menyebabkan kelahiran preterm yang ditandai oleh perlunya

persalinan awal karena lingkungan intrauteri berpotensi merugikan kesehatan

janin (Behrman, dkk., 2000).

Pada pemeriksaan darah dari umbilicus saat operasi seksio sesarea

didapatkan konsentrasi glukosa, asam amino esensial, lemak trigliserin,

kolestrol Low density lipoprotein dan kolestrol total, vitamin, elektrolit lebih

tinggi dari darah ibu atau sebanding. Hal tersebut menunjukkan aliran menuju

janin terjamin baik. Plasenta memegang peranan penting sebagai perantara

nutrisi, oksigen, dan lainnya dari ibu untuk dapat mencukupi segala kebutuhan

janin, sehingga tumbuh kembang janin dapat sesuai dengan umur kehamilan

(Manuaba, dkk., 2007). Kegagalan aliran nutrisi sebagai akibat gangguan

tumbuh kembang plasenta akan menyebabkan gangguan tumbuh kembang

janin dalam rahim dan menimbulkan hasil, berupa persalinan prematurnitas

atau sesuai untuk massa kehamilan (SMK) maupun tumbuh kembang

terhambat atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) (Wong, dkk., 2008;

Manuaba, dkk., 2007).

E. Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Pada tahun 2010, sebanyak 1% bayi dilahirkan dengan berat kurang dari

2500 gram dan sebanyak 22% bayi dilahirkan dengan berat di bawah 1.500

Page 30: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

15

gram dan tidak dapat bertahan hidup dalam tahun pertamanya (Martin, dkk.,

2013). Terdapat faktor risiko maternal yang memengaruhi kejadian BBLR,

adapun beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan Ibu

Penelitian Syarifuddin, dkk. (2011) menunjukkan bahwa rata-rata

berat lahir bayi pada kelompok ibu bekerja lebih rendah dibandingkan

dengan rata-rata berat lahir bayi dari ibu yang tidak bekerja. Hasil uji

statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata berat

lahir bayi antara kelompok ibu bekerja dengan kelompok ibu tidak bekerja.

Selain itu, ibu yang bekerja berisiko 2.41 kali lebih besar melahirkan

BBLR dari pada ibu rumah tangga (Aminian, dkk., 2014).

Sedangkan, penelitian Viengsakhone, dkk. (2010) menemukan bahwa

wanita hamil yang memiliki pekerjaan fisik berat (buruh) berisiko 5 kali

lebih besar melahirkan BBLR daripada wanita pekerja kantoran ataupun

ibu rumah tangga. Hal tersebut dapat disebabkan oleh jam kerja yang

panjang, aktivitas fisik yang lebih tinggi, beban kerja yang berat dapat

menimbulkan ancaman bagi pekerja yang hamil. Selain itu, jenis pekerjaan

yang berat dapat memicu pelepasan hormon stres, seperti norepinefrin dan

kortisol, yang mengganggu pertumbuhan janin sebagai akibat dari

kerusakan hypothalamic pituitary axis (HPA) yang sangat merugikan

selama trimester pertama (Vrijkotte, dkk., 2009).

Berdasarkan penelitian Niedhammer, dkk. (2009) diketahui bahwa

lama waktu kerja lebih dari 40 jam per minggu dan shift waktu kerja pada

Page 31: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

16

ibu hamil memiliki hubungan dengan kejadian BBLR. Penelitian Aminian,

dkk. (2014) menunjukkan bahwa usia kehamilan kurang dari 37 minggu

sering terjadi pada ibu yang bekerja dan rerata berat bayi lahir berbading

terbalik dengan lama waktu ibu bekerja. Selain itu, hal tersebut juga turut

dipengaruhi oleh durasi waktu berdiri ibu selama bekerja dalam sehari. Hal

tersebut sejalan dengan hasil penelitian Viengsakhone, dkk. (2010) yang

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan BBLR.

Namun, penelitian Pramono dan Putro (2009) berdasarkan data Riskesdas

2007 menemukan bahwa tidak ada hubungan antara status bekerja dengan

kejadian BBLR.

2. Usia Ibu Melahirkan

Pada penelitian Khatun dan Rahman (2008) menemukan bahwa

kejadian BBLR banyak terjadi pada ibu yang melahirkan di usia <19 tahun

dan >30 tahun, sedangkan usia 20-29 tahun merupakan usia ibu yang

optimum untuk melahirkan bayi dengan berat badan normal. Namun,

penelitian Dharmalingam, dkk. (2010) menunjukkan bahwa ibu yang

melahirkan di usia 20-24 tahun lebih berisiko melahirkan bayi BBLR

daripada wanita yang melahirkan di usia lebih dari 25 tahun. Sedangkan

pada penelitian Syarifuddin, dkk. (2011), didapatkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan rata-rata berat badan lahir bayi antara ibu yang

berada pada kelompok umur < 20 tahun dan atau > 35 tahun dengan

kelompok ibu yang berumur antara 20-34 tahun. Akan tetapi, berdasarkan

Page 32: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

17

penelitian Viengsakhone, dkk. (2010) diketahui bahwa usia ibu melahirkan

<18 tahun berisiko 8 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR.

Usia ibu melahirkan yang kurang dari 20 tahun dilaporkan turut

mempengaruhi terjadinya BBLR (Badshah, dkk., 2008; Ganesh Kumar,

dkk., 2010). Usia muda untuk menjadi seorang ibu seringkali membuat

para ibu muda tersebut kekurangan pengetahuan, pendidikan, pengalaman,

pendapatan dan kekuatan dibandingkan dengan ibu yang lebih tua. Pada

beberapa budaya di masyarakat, menjadi ibu di usia yang muda harus

menanggung efek dari sikap menghakimi dan seringkali membuat situasi

yang sudah sulit menjadi lebih buruk (WHO, 2015a). Namun, berdasarkan

penelitian Frederick, dkk. (2008) diketahui bahwa tidak ada hubungan

antara usia ibu melahirkan dengan berat bayi saat dilahirkan.

Sedangkan penelitian Borders, dkk. (2007) menunjukkan bahwa

semkin tua usia ibu melahirkan, maka risiko melahirkan bayi BBLR

semakin tinggi. Usia ibu melahirkan yang terlalu tua juga dapat

menimbulkan masalah bagi kesehatan ibu maupun anak. Berdasarkan

penelitian Tabcharoen, dkk. (2009) diketahui bahwa usia ibu melahirkan ≥

40 tahun merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian

BBLR.

Namun, hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Shaikh, dkk.

(2012) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu

melahirkan ≥ 40 tahun dengan kejadiaan BBLR. Umumnya kehamilan

pada wanita usia lanjut dapat disebakan oleh perubahan gaya hidup, karena

Page 33: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

18

banyak wanita lebih memfokuskan diri untuk melanjutkan pendidikan dan

meniti karir, sehingga menunda pernikahan maupun memiliki anak

(Tabcharoen, dkk., 2009).

3. Pendidikan Ibu

Berdasarkan penelitian Syarifuddin, dkk. (2011) diketahui bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata berat lahir bayi antara ibu

yang berpendidikan rendah dengan ibu yang berpendidikan tinggi. Selain

itu penelitian Khatun dan Rahman (2008) juga menunjukkan hubungan

yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian BBLR.

Tingkat pendidikan seringkali dihubungkan dengan tingkat sosial ekonomi

dalam konteks kesehatan, di mana tingkat pendidikan yang rendah dapat

membatasi sesorang untuk mendapatkan pekerjaan (Abu-Saad dan Fraser,

2010).

Namun, hasil tersebut berbeda dengan penelitian Torres-Arreola, dkk.

(2005) di mana tingkat pendidikan ibu tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan kejadian BBLR. Selain itu, penelitian Frederick, dkk.

(2008) menemukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan

dengan berat bayi yang dilahirkan, di mana hal tersebut sejalan dengan

hasil penelitian Khanal, dkk. (2014).

Page 34: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

19

4. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan professional kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai

dengan standar pelayanan antenatal care seperti ditetapkan dalam buku

pedoman pelayanan antenatal. Standar pelayanan yang harus diberikan

tenaga kesehatan pada antenatal care terdiri dari (Kementerian Kesehatan

RI, 2010b):

a. Timbang berat badan

Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali kunjungan antenatal

untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan

berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang

dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan

pertumbuhan janin.

b. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining

ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis

disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah

berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) di mana LiLA kurang dari

23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK dapat melahirkan bayi berat badan

lahir rendah (BBLR).

Page 35: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

20

c. Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90

mmHg) pada kehamilan dan pre-eklampsia.

d. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan. Standar pengukuran menggunakan pita

pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

e. Hitung denyut jantung janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap

kali kunjungan antenatal. DJJ yang lambat kurang dari 120/menit atau

DJJ yang cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.

f. Tentukan presentasi janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III

bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke

panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah

lain.

g. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil di

Page 36: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

21

skrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu

hamil disesuai dengan status imunisasi ibu.

h. Beri tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat

tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak

kontak pertama.

i. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal, meliputi

pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan kadar hemoglobin darah

(Hb), pemeriksaan protein dalam urin, pemeriksaan kadar gula darah,

pemeriksaan darah Malaria, pemeriksaan tes Sifilis, pemeriksaan HIV,

pemeriksaan BTA

j. Tatalaksana/penanganan Kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan

laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus

ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan.

Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani akan dirujuk sesuai dengan

sistem rujukan.

k. KIE efektif

KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi

kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami/keluarga

dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada

kehamilan, persalinan dan nifas, asupan gizi seimbang, gejala penyakit

Page 37: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

22

menular dan tidak menular, penawaran untuk melakukan konseling dan

testing HIV di daerah tertentu (risiko tinggi), Inisiasi Menyusu Dini

(IMD) dan pemberian ASI ekslusif, KB paska persalinan, dan

imunisasi.

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama masa

kehamilan, dengan distribusi yang dianjurkan:

a. Minimal 1 kali pada trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu)

b. Minimal 1 kali pada trimester kedua (>12 – 24 minggu)

c. Minimal 2 kali pada trimester ketiga (setelah 24 – 36 minggu)

Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai dengan kebutuhan dan

jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan, di mana kunjungan

tersebut termasuk dalam K4.

Pelaksanaan kegiatan ANC memiliki peran penting untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak, karena kunjungan ANC merupakan

salah satu sumber utama ibu mendapatkan tablet Fe dan edukasi mengenai

kebutuhan nutrisi yang penting selama masa kehamilan (Balarajan, dkk.,

2013). Penelitian di Brazil diketahui bahwa jumlah kunjungan antenatal

berhubungan dengan kejadian BBLR (95% CI 1.32-2.34) setelah dikontrol

dengan usia kehamilan (Fonseca, dkk., 2014). Hal tersebut juga sejalan

dengan penelitian lainnya, di mana ibu yang tidak melakukan kunjungan

antenatal, bahkan jumlah kunjungan yang kurang, dapat meningkatkan

risiko ibu melahirkan bayi BBLR (Dharmalingam, 2010). Adapun menurut

penelitian case control yang dilakukan Syarifuddin, dkk. (2011) diketahui

Page 38: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

23

bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara ANC

dengan kejadian BBLR (p value = 0,014). Selain itu, penelitian Khanal,

dkk. (2014) menemukan bahwa kunjungan antenatal memiliki hubungan

dengan kejadian BBLR berdasarkan data survei kesehatan Nepal Tahun

2006 dan 2011. Ibu yang tidak melakukan kunjungan antenatal berisiko

dua kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR. Namun, penelitian

Jammeh, dkk. (2011) dan Torres-Arreola, dkk. (2005) menunjukkan tidak

adanya hubungan antara kunjungan antenatal dengan terjadinya BBLR.

Hal tersebut dapat dikarenakan mayoritas ibu yang memiliki bayi BBLR

maupun berat lahir normal, keduanya melakukan kunjungan antenatal.

5. Status Kurang Energi Kronis (KEK) Ibu

Memahami hubungan antara nutrisi maternal dengan dampak

kelahiran mungkin dapat dijadikan sebagai dasar dalam perkembangan

jenis intervensi terhadap pemenuhan kebutuhan zat gizi maternal, di mana

kebutuhan gizi tersebut dapat meningkatkan bayi sehat yang dilahirkan

dan menurunkan angka kematian, kesakitan maupun biaya pelayanan

kesehatan (Abu-Saad dan Fraser, 2010). Kondisi asupan nutrisi saat

kehamilan yang buruk merupakan salah satu faktor risiko melahirkan bayi

berat badan lahir rendah (Martin, dkk., 2013). Adapun hal yang

mempengaruhi kondisi bayi lahir pada ibu yang kurang nutrisi adalah

status sosial ekonomi, di mana tingkat sosial ekonomi yang berbeda turut

Page 39: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

24

memberi pengaruh terhadap konsumsi makanan maupun nutrisi sehari-hari

ibu (Han, dkk., 2011; Abu-Saad dan Fraser, 2010; Behrman, dkk., 2000).

Salah satu indikator untuk mengetahui status gizi ibu adalah melalui

ukuran lingkar lengan atas (LiLA) ≤ 23,5 cm, di mana hal tersebut dapat

digunakan untuk mengetahui keadaan kekurangan energi dalam waktu

lama (kronis) pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil (Kementerian

Kesehatan RI, 2010a). Berdasarkan penelitian Syarifuddin, dkk. (2011)

diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Kurang Energi

Kronis (KEK) terhadap kejadian BBLR, di mana ibu hamil yang menderita

KEK berisiko empat kali melahirkan bayi BBLR dibandingkan ibu hamil

yang tidak KEK.

Hal tersebut pun sejalan dengan hasil penelitian Nasreen, dkk. (2010)

yang menyatakan ada hubungan antara malnutrisi pada ibu hamil dengan

kejadian BBLR, di mana pada penelitian tersebut status malnutrisi ibu di

ukur berdasarkan LiLA <22cm. Namun, penelitian Badshah, dkk. (2008)

menunjukkan bahwa status gizi ibu yang diukur berdasarkan indeks massa

tubuh (IMT) tidak behubungan dengan kejadian BBLR.

6. Usia Gestasi (Usia Kehamilan)

Usia gestasi (usia kehamilan) adalah istilah umum yang digunakan

selama masa kehamilan untuk menggambarkan seberapa jauh

perkembangan kehamilan tersebut dan diukur dalam satuan minggu, sejak

hari pertama siklus menstrual wanita hingga waktu tertentu (National

Page 40: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

25

Institute of Health, 2013). Pada masa gestasi ini dibutuhkan nutrisi yang

cukup memenuhi kebutuhan nutrisi bagi perkembangan janin yang

sempurna (Abu-Saad dan Fraser, 2010). Adapun klasifikasi bayi

berdasarkan usia gestasi adalah sebagai berikut (Hatfield, 2014):

a) Preterm infant atau bayi prematur, yaitu bayi yang lahir pada usia

tidak mencapai 37 minggu.

b) Term infant atau bayi cukup bulan (mature/aterm), yaitu bayi yang

dilahirkan pada umur kehamilan antara 37-42 minggu.

c) Post term infant atau bayi lebih bulan (posterm/postmature), yaitu bayi

yang lahir pada usia kehamilan sesudah 42 minggu.

Berdasarkan penelitian Yuliva, dkk. (2009) di RSUP DR. M. Djamil

Padang diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia

kehamilan dengan berat lahir bayi (p value=0.038) dan hal tersebut

menunjukan hubungan yang kurang kuat (r=0.113) serta berpola positif.

Artinya semakin tua umur kehamilan, maka semakin berat bayi yang

dilahirkan dan sebaliknya, apabila semakin muda umur kehamilan

berpotensi menyebabkan kurang sempurna pertumbuhan dan

perkembangan dari organ-organ tubuh janin didalam kandungan yang

berakibat berat bayi yang dilahirkan akan berkurang. Selain itu, usia

kehamilan < 36 minggu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

BBLR (Mumbare, dkk., 2012). Akan tetapi, hasil penelitian tersebut

berlawanan dengan hasil penelitian Jammeh, dkk. (2011), di mana bayi

Page 41: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

26

yang dilahirkan pada usia < 37 minggu tidak berhubungan dengan kejadian

BBLR.

7. Konsumsi Tablet Besi (Fe)

Kebutuhan terhadap zat besi akan terus meningkat seiring dengan

perkembangan kehamilan. Oleh karena itu dibutuhkan asupan zat besi

tambahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yakni dengan

mengonsumsi tablet Fe selama masa kehamilan. Berdasarkan penelitian

Khanal, dkk. (2014) dengan membandingkan peran antenatal care dan

pemberian tablet Fe dalam mencegah BBLR di Nepal melalui survei tahun

2006 dan 2011, diketahui bahwa konsumsi tablet Fe memiliki hubungan

yang positif terhadap kejadian BBLR. Ibu yang tidak mengonsumsi tablet

Fe selama masa kehamilan berisiko dua kali lebih besar untuk melahirkan

bayi berat badan rendah daripada ibu yang rutin mengonsumsi tablet Fe.

Absorpsi besi yang berasal dari makanan berkisar antara 10-15%

bergantung pada sumber zat besinya. Zat besi hem yang berasal dari

makanan hewani lebih banyak dan dapat langsung diabsorpsi karena

berbentuk ferro daripada zat besi non heme yang berbentuk ferri dari

makanan nabati (Utama, dkk., 2013). Konsumsi sayur, terutama sayuran

hijau akan memberikan konstribusi zat besi (non hem) yang juga berperan

dalam peningkatan kadar Hb.

Absorpsi zat besi non hem dapat ditingkatkan apabila terdapat kadar

vitamin C yang cukup, di mana vitamin C dapat merubah bentuk feri

Page 42: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

27

menjadi bentuk fero yang lebih mudah diserap tubuh (Robbins, 2007;

Utama, dkk., 2013). Oleh karena itu, seringkali dianjurkan untuk

mengonsumsi makanan sumber vitamin C tiap kali mengonsumsi tablet

besi. Sumber vitamin C yang baik adalah buah, tomat, paprika hijau dan

merah, brokoli, kembang kol, bayam, dan stroberi (Francis-Cheung, 2008).

Namun, perlu terdapat beberapa zat dalam makanan yang dapat

menghambat penyerapan zat besi, diantaranya adalah tannin dalam the,

fitat, oksalat dalam sayuran hijau, serta polifenol dalam kedelai dan serat

makanan.zat besi dengan senyawwa tersebut, akan membentuk senyawa

kompleks yang sulit untuk diserap usus (Anwar dan Khomsan, 2009).

Adapun risiko defisiensi zat besi akan semakin besar selama masa

kehamilan, terutama pada wanita dengan tingkat sosial ekonomi rendah

(Abu-Saad dan Fraser, 2010). Namun, berdasarkan penelitian Torres-

Arreola, dkk. (2005) di Mexico menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara konsumsi tablet besi dengan berat bayi lahir, di mana hal tersebut

dapat disebabkan tidak adanya perbedaan proporsi bayi BBLR maupun

tidak BBLR pada ibu yang mengonsumsi tablet Fe saat hamil.

Kurangnya asupan zat besi selama masa kehamilan dapat

menyebabkan terjadinya anemia saat hamil yang berpengaruh secara

signifikan terhadap usia kehamilan yang lebih cepat dan meningkatkan

kejadian bayi lahir prematur, namun dampak buruk tersebut dapat dicegah

melalui konsumsi tablet Fe pada masa kehamilan (Bánhidy, dkk., 2011).

Adapun berdasarkan hasil penelitian (Balarajan, dkk., 2013) melalui

Page 43: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

28

analisis multivariat diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara

konsumsi tablet Fe dengan kejadian BBLR setelah mengontrol faktor

sosioekonomi maupun kunjungan antenatal. Pada penelitian tersebut, lebih

dari setengah wanita hamil yang menjadi sampel mengalami anemia, di

mana konanggaran

8. Sosial Ekonomi Ibu

Rata-rata berat lahir bayi pada ibu dengan status sosial ekonomi tinggi

lebih berat dibandingkan dengan rata-rata berat lahir bayi pada ibu dengan

status sosial ekonomi rendah, tetapi berdasarkan hasil uji statistik diketahui

tidak ada perbedaan rata-rata berat lahir bayi pada ibu dengan status sosial

ekonomi rendah dan ibu dengan status sosial ekonomi tinggi (Yuliva, dkk.,

2009). Hal tersebut dapat disebabkan kondisi sosial ekonomi yang tinggi

memungkinkan ibu untuk menerima pelayanan kesehatan yang optimal

sesuai dengan standar yang digunakan pada negara-negara berpendapatan

tinggi. Hasil penelitian tesebut berbeda dengan penelitian di Mexico yang

menunjukkan bahwa tingkat sosial ekonomi yang rendah merupakan faktor

risiko utama terhadap terjadi BBLR, di mana kondisi sosial ekonomi yang

rendah berisiko 2,68 lebih besar terhadap kejadian BBLR (Torres-Arreola,

dkk., 2005).

Sosial ekonomi merupakan salah satu ukuran untuk menggarambarkan

tingkat perbedaan sosial, yang meliputi pendapatan, pekerjaan dan tingkat

pendidikan. Tingkat sosial ekonomi yang rendah tidak dapat langsung

Page 44: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

29

mempengaruhi perkembangan janin, melainkan sebagai suatu perantara

pada faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan risiko buruk pada saat

janin lahir, seperti nutrisi ibu, aktivitas fisik ibu, akses yang kurang

terhadap kualitas prenatal care, dan psikososial ibu (Abu-Saad dan

Fraser, 2010).

9. Merokok pada Masa Kehamilan

Banyak dampak buruk dari merokok yang sangat mungkin terjadi

pada perkembangan janin. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa anak-

anak dilahirkan dari ibu yang merokok selama masa kehamilan memiliki

berat lahir yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok

selama masa kehamilan (Beyerlein, dkk., 2011). Studi menunjukkan

bahwa konsentrasi plasma yang lebih rendah dari vitamin (asam folat dan

B12) dan oksida nitrat dari ibu yang merokok dapat menyebabkan

peningkatan homosistenin plasma darah (hiperhomosisteinemia) pada ibu

hamil, yang merupakan faktor risiko dari hipertensi kehamilan, abrusi

plasenta, dan pertumbuhan intrauterine restriksi (Centers for Disease

Control and Prevention, dkk., 2010). Hipertensi pada ibu hamil dapat

menyebabkan BBLR karena memberi pengaruh pada aliran darah di

plasenta yang menyebabkan terbatasnya suplay nutrisi pada janin

(Viswanatha, dkk., 2014).

Terdapat bukti konsisten yang menghubungkan antara ibu merokok

dengan gangguan dalam transformasi fisiologis arteri spiral dan penebalan

Page 45: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

30

membran vili yang membentuk plasenta, di mana masalah pada plasenta

dapat menyebabkan kematian janin, kelahiran prematur, maupun berat

lahir rendah (Centers for Disease Control and Prevention, dkk., 2010).

Namun, penelitian Frederick, dkk. (2008) menyatakan bahwa merokok

selama masa kehamilan tidak berpengaruh terhadap berat bayi yang akan

dilahirkan. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Khanal, dkk.

(2014) yang menunjukkan bahwa merokok tidak berhubungan dengan

kejadian BBLR, hal tersebut dapat dikarenakan hanya sebagian kecil saja

ibu hamil yang dilaporkan merokok pada saat survei dilakukan (2.4%).

Berdasarkan penelitian Holloway, dkk. (2014) Nikotin yang

terkandung dalam rokok memiliki pengaruh secara langsung dan

berbahaya terhadap beberapa proses dalam perkembangan plasenta.

Susunan tali pusar pada wanita hamil yang merokok mengalami

perubahan, di mana Nikotin yang ada dalam rokok bekerja cepat

menyempitkan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di dalam tali

pusat, sehingga oksigen harus bersaing ketat dengan molekul karbon

monoksida yang juga dibawa oleh sel darah. Kurangnya asupan oksigen

dan nutrisi inilah yang menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi serius

terhadap janin. Ibu yang merokok dapat menyebabkan penurunan berat

lahir bayi maupun terganggunya perkembangan janin karena hipoksia, di

mana hal tersebut dapat terjadi karena paparan karbon monoksida (Centers

for Disease Control and Prevention, dkk., 2010).

Page 46: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

31

10. Paritas

Paritas adalah banyaknya jumlah anak yang pernah dilahirkan

(BKKBN, 2011). Paritas seorang wanita dapat mempengaruhi bentuk dan

ukuran uterus (Cunningham, dkk., 2005). Adapun kondisi uterus tersebut

dapat mempengaruhi kemampuan janin selama masa kehamilan, di mana

dampak buruk dari hal dapat terjadi pada kondisi bayi yang dilahirkan.

Jumlah anak yang dilahirkan ibu dapat dikelompokkan menjadi, sebagai

berikut (Manuaba, dkk., 2007):

1. Primipara, adalah perempuan yang pernah melahirkan 1 kali

2. Multipara, perempuan yang pernah melahirkan beberapa kali

3. Grandemultipara, perempuan yang pernah melahirkan ≥ 5 kali

Banyaknya anak yang dilahirkan akan sangat berpengaruh terhadap

kesehatan ibu maupun anak, di mana risiko BBLR, kematian ibu maupun

anak akan meningkat apabila jarak melahiran terlalu dekat. Hal tersebut

dikarenakan fisik ibu dan rahim yang masih kurang cukup istirahat karena

Ibu yang sering hamil, terutama dengan jarak yang pendek akan

menyebabkan ibu terlalu lelah akibat dari hamil, melahirkan, menyusui,

merawat anaknya terus menerus (Juaria, 2014). Selain itu, pada ibu yang

paritas tinggi dapat menyebabkan tempat implantasi plasenta pada dinding

rahim tidak sempurna lagi, sehingga pertumbuhan plasenta dan janin akan

terganggu (Hapisah, dkk., 2010).

Namun, berdasarkan penelitian (Yuliva, dkk., 2009) diketahui bahwa

paritas tidak memiliki hubungan dengan kejadian BBLR. Selain itu,

Page 47: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

32

penelitian Jammeh, dkk. (2011) menunjukkan bahwa ibu yang pernah

melahirkan satu kali memiliki risiko terhadap kejadian BBLR maupun

kelahiran prematur. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Khatun dan

Rahman (2008) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara primipara

dan grandemultipara terhadap kejadian BBLR. Akan tetapi, penelitian

Pramono dan Putro (2009) menunjukkan hal yang sebaliknya, di mana ibu

yang diperkirakan mempunyai paritas aman untuk tidak terjadi BBLR

mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan ibu yang mempunyai paritas

pertama atau ke empat ke atas.

11. Riwayat Ibu Melahirkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Kelahiran preterm dan BBLR cenderung berulang dalam keluarga, di

mana kelompok ibu dengan riwayat BBLR 3,4 kali lebih berisiko

melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang memiliki yang tidak

memiliki riwayat BBLR (Hapisah, dkk., 2010). Selain itu, berdasarkan

penelitian Darmayanti, dkk. (2010) diketahui bahwa ibu dengan riwayat

BBLR merupakan salah satu faktor dominan yang menyebabkan kelahiran

BBLR. Selain itu, ibu yang memiliki riwayat melahirkan BBLR 3,3 kali

lebih berisiko melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak

memiliki riwayat melahirkan BBLR (Metgud, dkk., 2012).

Page 48: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

33

F. Kerangka Teori

Kerangka teori ini berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka teori ini disusun berdasarkan teori maupun hasil penelitian terdahulu

mengenai kejadian BBLR.

Bagan 2. 1

Kerangka Teori

Keterangan: variabel yang diteliti

Behrman, dkk. (2000); Abu-Saad dan Fraser (2010); Dharmalingam, dkk. (2010);

Centers for Disease Control and Prevention, dkk. (2010)

Ibu merokok

Infeksi bakteri

Nikotin dan CO

Hipertensi Terganggunya

suplay nutrisi

dan oksigen

pada janin

Masalah pada

plasenta

IUGR

BBLR

Usia

gestasi

Usia Ibu

melahirkan

Toksin

bakteri Pertumbuhan dan

perkembangan organ

janin belum sempurna

Ketidakmampuan

uterus

mempertahankan

janin

Prematur

Kurangnya

asupan nutrisi Antenatal

Care

Konsumsi

Tablet Fe

Status

KEK Ibu Sosioekono-

mi Ibu

Pekerjaan

Ibu

Pendidikan

Ibu

Paritas

Riwayat Ibu

Melahirkan

BBLR

Page 49: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

34

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan penyederhanaan dari kerangka teori yang

akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan teori

yang sebelumnya. Berikut merupakan bagan dari kerangka konsep penelitian,

di mana faktor-faktor tersebut diketahui memiliki hubungan dengan kejaidan

BBLR, yakni:

Tidak semua variabel yang ada di kerangka teori akan diteliti. Adapun

variabel yang akan dilakukan penelitian adalah variabel yang ada pada

kerangka konsep, berupa pekerjaan ibu, usia ibu melahirkan, pendidikan ibu,

antenatal care, usia gestasi, konsumsi tablet Fe, paritas dan riwayat BBLR,

serta kejadian BBLR. Pemilihan variabel pekerjaan, pendidikan ibu, antenatal

care, paritas, dan riwayat ibu melahiran BBLR diketahui dapat mempengaruhi

secara tidak langsung terhadap kejadian BBLR.

Faktor maternal

1. Pekerjaan Ibu

2. Usia Ibu melahirkan

3. Pendidikan Ibu

4. Antenatal care

5. Usia gestasi

6. Konsumsi tablet Fe

7. Paritas

8. Riwayat ibu melahiran BBLR

Kejadian BBLR

Variabel independen

Variabel dependen

Page 50: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

35

Selain itu, pada variabel usia ibu melahirkan dan usia gestasi juga turut

mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan, di mana secara biologis usia ibu

melahirkan yang terlalu muda ataupun terlalu tua akan sulit untuk

mempertahankan kehamilan sehingga dapat melahirkan bayi prematur yang

berisiko memiliki berat lahir rendah. Di sisi lain, konsumsi tablet Fe yang

kurang selama masa kehamilan turut berpengaruh terhadap berat bayi yang

akan dilahirkan. Hal tersebut karena selama masa kehamilan, janin

membutuhkan asupan zat gizi untuk pertumbuhan maupun perkembangan

organ tubuh janin tersebut. Jika ibu kekurangan zat gizi, maka janin tidak dapat

tumbuh maupun berkembang dengan sempurna, sehingga dapat memberi

pengaruh terhadap berat bayi yang dilahirkan.

Page 51: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

36

B. Definisi Operasional

Tabel 3. 1

Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Opersaional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Dependen

1.

Berat Badan

Lahir Rendah

(BBLR)

Bayi yang lahir dengan

berat kurang dari 2500

gram

Kuesioner

RKD13. IND

No. Ic 29

Observasi

dokumen

1. Ya, berat lahir < 2500 gram

2. Tidak, berat lahir ≥ 2500

gram

(Kemenkes, 2010)

Ordinal

Independen

1. Pekerjaan Ibu Status bekerja pada ibu,

yang dilakukan baik di

rumah maupun di luar

rumah dan memperoleh

penghasilan /imbalan

Kuesioner

RKD13. RT

Bagian IV,

Kolom 9

Observasi

dokumen

1. Bekerja

2. Tidak Bekerja

(Yuliva, dkk., 2009)

Ordinal

2. Usia Ibu

melahirkan

Lama hidup responden

dalam hitungan tahun pada

saat melahirkan anak

terakhir dalam rumah

tangga

Kuesioner

RKD13.

IND Ib 06

Observasi

dokumen

1. Berisiko, <20 tahun dan atau

> 35 tahun

2. Tidak berisiko, 20-35 tahun

(Pramono dan Putro, 2009)

Ordinal

3. Pendidikan

Ibu

Tingkatan pendidikan

akhir yang pernah

ditamatkan oleh Ibu

Kuesioner

RKD13. RT

Bagian IV,

Kolom 8

Observasi

dokumen

1. Tidak memiliki ijazah

sekolah

2. Pendidikan dasar

3. Pendidikan menengah

4. Pendidikan tinggi

(UU No.20 Tahun 2003)

Ordinal

Page 52: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

37

No Variabel Definisi Opersaional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

4. Antenatal

care

Pemeriksaan kehamilan

yang dilakukan di tenaga

kesehatan sebelum

persalinan tanpa

memperhitungkan periode

waktu pemeriksaan.

Kuesioner

RKD13. IND

No. Ic 10, 11

Observasi

dokumen

1. Tidak melakukan kunjungan

2. Kunjungan 1-3 kali

3. Kunjungan ≥ 4 kali

(Khanal, dkk., 2014)

Ordinal

5. Usia Gestasi Umur kandungan saat

kehamilan berakhir.

Kuesioner

RKD13. IND

No. Ic 08

Observasi

dokumen

1. Bayi lahir <37 minggu

2. Bayi yang lahir ≥37

minggu).

(Jammeh, dkk., 2011)

Ordinal

6. Konsumsi

tablet Fe

Kebiasaan ibu

mengkosumsi tablet besi

(Fe) selama masa

kehamilan

Kuesioner

RKD13. IND

No. Ic 14, 15

Observasi

dokumen

1. Tidak pernah

2. Ya, < 90 hari

3. Ya, ≥ 90 hari

(Kementerian Kesehatan RI,

2010b)

Ordinal

7. Paritas Jumlah persalinan yang

pernah dialami ibu

Kuesioner

RKD13. IND

No. Ib 05

Observasi

dokumen

1. Berisiko, melahirkan 1 orang

anak dan atau melahirkan ≥

5 orang anak

2. Multipara, melahirkan 2-4

orang anak

(Pramono dan Putro, 2009)

Ordinal

8. Riwayat ibu

melahirkan

BBLR

Ibu yang pernah

melahirkan anak BBLR

pada persalinan

sebelumnya

Kuesioner

RKD13. IND

No. Ic 29

Observasi

dokumen

1. Ya, ada riwayat melahirkan

BBLR

2. Tidak, ada riwayat

melahirkan BBLR

(Sutan, dkk., 2014)

Ordinal

Page 53: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

38

C. Uji Hipotesis

1. Adanya hubungan antara faktor maternal (pekerjaan ibu, usia ibu,

pendidikan ibu, antenatal care, usia gestasi, konsumsi tablet Fe, paritas,

dan riwayat ibu melahirkan BBLR) dengan kejadian BBLR di Indonesia

tahun 2010-2013.

Page 54: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

39

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian epidemiologi analitik dengan

desain penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder

dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013. Adapun penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui distribusi faktor maternal pada kejadian BBLR di

Indonesia. Variabel dependen yang diukur adalah kejadian BBLR di

Indonesia. Sedangkan variabel independennya adalah pekerjaan ibu, usia ibu

saat melahirkan, pendidikan ibu, antenatal care, usia gestasi, konsumsi tablet

Fe, paritas, dan riwayat ibu melahirkan BBLR.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian Riskesdas 2013 dilakukan di 33 provinsi, 497 kabupaten/kota di

Indonesia pada bulan Mei-Juli 2013. Data sekunder diperoleh dari

baseline/dataset Riskesdas tahun 2013 dengan menganalisis seluruh data dari

provinsi di Indonesia. Analisis lanjutan dari data hasil Riskesdas tersebut

dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2015.

Page 55: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

40

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah anak terakhir/termuda yang lahir

selama periode Tahun 2010 hingga pada saat dilakukannya Riskesdas

2013 dari setiap rumah tangga di Indonesia yang menjadi sampel

penelitian Riskesdas 2013 berdasarkan kerangka sampel sensus penduduk

tahun 2010. Adapun jumlah bayi yang lahir pada periode tersebut adalah

58.946 anak, sedangkan anak terakhir dalam rumah tangga ada sebanyak

25.186 anak.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel yang dilakukan dalam Riskesdas 2013 adalah

dengan penarikan sampel dua tahap berstrata dan subsampel proporsi dari

estimasi provinsi. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Tahapan pertama memilih 250 kabupaten/kota secara probability

proportional to size with replacement (PPS WR). Metode ini

memanfaatkan informasi jumlah rumah tangga per kabupaten/kota

hasil SP 2010 sebagai ukuran (size) yang dijadikan dasar penarikan

sampel. Dari hasil penarikan sampel, jumlah realisasi sampel yang

efektif sebanyak 177 kabupaten/kota.

b. Tahap kedua, dari setiap kabupaten/kota terpilih, dilakukan Blok

Sensus (BS) secara systematic random sampling dari daftar BS yang

digunakan dalam MDG’s sejumlah 1000 BS. Dengan menggunakan

estimasi nasional, maka total sampel rumah tangga minimal adalah

Page 56: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

41

sebanyak 25.000 ruta (1.000 BS). Sampel blok sensus dialokasikan

menurut daerah perkotaan dan perdesaan.

Dalam melakukan analisis lanjutan untuk mengetahui faktor maternal

pada kejadian BBLR, maka dilakukan perhitungan besar sampel

berdasarkan data survei yang tersedia dan dikalikan dengan efek desain.

Adapun berdasarkan uji hipotesis yang akan dilakukan maka perhitungan

besar sampel yang digunakan adalah uji hipotesis beda dua proporsi dua

arah, yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

Z1-α/2 :Nilai Z pada derajat kepercayaan 95% ( 1,96)

Z1-β :Nilai Z dari kekuatan uji 80% (0.84)

P1 :Proporsi BBLR pada kelompok 1 dari penelitian

sebelumnya

P2 :Proporsi BBLR pada kelompok 2 dari penelitian

sebelumnya

P :

Deff :Desain efek, yaitu perbandingan (rasio) antara

varian yang diperoleh pada pengambilan sampel

secara komplek dengan varians yang

diperoleh jika pengambilan sampel dilakukan

Page 57: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

42

secara acak sederhana. Peneliti menentukan deff

sebesar 2

Tabel 4. 1

Jumlah Sampel Penelitian berdasarkan Uji Proporsi Beda Dua Arah

No Variabel Peneliti P1 P2 n

1 Konsumsi Tablet

Fe

Khanal, dkk. (2014) 16,8% 10,7% 1.000

2 ANC Pramono dan Putro

(2009)

9,1% 4,6% 988

3 Usia Ibu

Melahirkan

Khanal, dkk. (2014) 16,7% 11,5% 1.404

4 Pendidikan Ibu Khanal, dkk. (2014) 23,3% 13,3% 468

6 Paritas Pramono dan Putro

(2009)

4,3% 5,5% 10.158

Tabel 4.1 menunjukkan jumlah sampel minimal penelitian yang

didapatkan berdasarkan perhitungan besar sampel. Sampel yang akan

digunakan dalam penelitian yaitu seluruh data anak yang lahir terakhir

dari ibu dalam rumah tangga pada periode tahun 2010 hingga

dilakukannya penelitian Riskesdas Tahun 2013 dan memenuhi kriteria

yang ditetapkan oleh peneliti. Faktor independen yang akan diteliti terkait

dengan kejadian BBLR adalah faktor maternal, maka ibu dari anak

tersebutlah yang menjadi responden dalam penelitian ini. Adapun data

yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data individu yang

memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi (eligible), sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Anak terakhir yang dilahirkan oleh ibu dalam rumah tangga pada

periode Tahun 2010 hingga dilakukannya penelitian Riskesdas

Tahun 2013.

Page 58: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

43

2) Anak yang memiliki catatan atau dokumen berat badan lahir bayi.

b. Kriteria Ekslusi

1) Bayi lahir mati

2) Bayi yang keguguran

3) Bayi lahir kembar

4) Responden tidak melengkapi jawaban kuesioner atau terdapat

ketidaklengkapan data dalam dataset (missing), maka akan

dikeluarkan (drop out) dalam analisis

Bagan 4. 1

Alur Pemilihan Sampel Penelitian

Balita yang lahir pada periode Tahun 2010

hingga penelitian Riskesdas 2013

=58.946 anak

Lahir hidup = 49.159 anak

Lahir Kembar =668 anak

Lahir Tunggal = 48.491 anak

Bukan Anak Terakhir = 956

anak Anak Terakhir = 25.186

anak

Ada catatan atau dokumen

berat lahir = 26.142 anak

Tidak ada catatan atau

dokumen berat lahir =

22.349 anak

BBLR = 1.313 anak Tidak BBLR = 23.873 anak

Lahir mati = 524 anak

Anak belum lahir pada saat

penelitian=7.602 anak

Keguguran = 1.661 anak

Page 59: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

44

Setelah menggunakan kriterian inklusi dan ekslusi, maka dapat

diketahui jumlah sampel yang ada dalam penelitian ini pada tiap variabel

yang dianalisis adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 2

Jumlah Sampel pada Masing-Masing Variabel Penelitian

No. Variabel Jumlah Sampel (n) Missing

1. Berat Bayi Lahir 25.186 0

2. Pekerjaan Ibu 25.186 0

3. Usia Ibu melahirkan 25.186 0

4. Pendidikan Ibu 25.186 0

5. Antenatal care 24.988 198

6. Usia Gestasi 25.186 0

7. Konsumsi tablet Fe 19.935 0

8. Paritas 25.186 0

9. Riwayat melahirkan BBLR 25.186 0

Dengan demikian, jumlah sampel yang ada dalam penelitian ini sudah

memenuhi sampel minimal yang dibutuhkan untuk uji hipotesis.

Kemudian dari jumlah sampel tersebut, dilakukan perhitungan kekuatan

uji (Z 1- ) untuk melihat kemampuan atau mendeteksi adanya perbedaan

antara dua variabel yang diteliti. Setelah dilakukan perhitungan kekuatan

uji menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi dua arah dan

dikalikan dengan efek desain (design effect/deff) karena menggunakan

data survey. Hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut dengan

jumlah sampel sebesar 25.186 anak, proporsi anak BBLR pada paritas

berisiko dan tidak berisiko secara berturut-turut sebesar 0,043 dan 0,055

(Pramono dan Putro, 2009) dan menggunakan derajat kemaknaan sebesar

5%, maka diperoleh kekuatan uji sebesar 99,2%.

Page 60: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

45

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data Riskesdas 2013 telah dilakukan oleh Balai Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan

observasi terhadap data sekunder Riskesdas 2013. Data sekunder yang

digunakan peneliti telah disesuaikan dengan data yang tersedia pada

Riskesdas 2013. Adapun data yang dijadikan sebagai variabel penelitian

adalah sebagai berikut:

1. BBLR

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan variabel dependen dalam

penelitian ini. Data terkait BBLR diperoleh melalui dokumen/catatan yang

dimiliki oleh anggota rumah tangga, seperti buku KIA, KMS, atau buku

catatan kesehatan anak lainnya yang disalin pada kuesioner Riskesdas

2013 oleh enumerator.

2. Pekerjaan ibu

Variabel ini diperoleh dalam kuesioner rumah tangga Riskesdas Bagian IV

Kolom 9 dengan kode B4K9, di mana hal tersebut akan menunjukkan

apakah ibu dari Batita bekerja atau tidak. Jika ibu rumah tangga yang

mempunyai pekerjaan sampingan, maka dianggap ibu tersebut bekerja.

Selain itu, jenis pekerjaan utama ibu juga turut dikumpulkan dalam

penelitian ini melalui wawancara kuesioner rumah tangga Riskesdas

Bagian IV Kolom 9 dengan kode B4K10. Adapun yang dimaksud dengan

pekerjaan utama adalah pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak

responden atau pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar.

Page 61: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

46

3. Usia ibu saat melahirkan

Variabel ini menginformasikan mengenai riwayat kehamilan berisiko yang

pernah dialami responden terkait dengan umur saat hamil. Umur yang

dimaksud oleh peneliti adalah umur ibu saat hamil anak yang menjadi

sampel penelitian ini, sehingga dapat dikatakan variabel ini merupakan

variabel baru yang tidak terdapat dalam dataset secara langsung. Adapun

variabel ini, peneliti diperoleh melalui perhitungan berdasarkan data yang

telah tersedia pada dataset, yakni usia ibu (kuesioner rumah tangga

Riskesdas Bagian IV Kolom 9 dengan kode B4K7THN) dan tahun lahir

anak pada penelitian ini (kuesioner individu pada blok Ic19THN).

4. Pendidikan ibu

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga pada blok IV

dengan kode B4K8. Pertanyaan terkait variabel ditanyakan langsung pada

responden terkait tingkat pendidikan formal yang ditamatkan responden.

5. Antenatal care

Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner individu pada blok

Ic11 melalui wawancara dengan menanyakan berapa kali kunjungan ibu

untuk memeriksakan kondisi kehamilan, yakni pada usia kehamilan 0-3

bulan (trimester 1), 4-6 bulan (trimester 2), dan 7 bulan hingga melahirkan

(trimester 3).

6. Usia gestasi

Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner individu pada blok

Ic08 melalui wawancara dengan menanyakan usia kandungan saat

Page 62: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

47

berakhir. Jika usia berakhirnya kehamilan yang diingat responden dalam

bulan, maka enumerator harus mengkonversikan dalam minggu dengan

mengalikan jumlah bulan dengan angka 4. Misal jika jawaban responden 5

bulan x 4 minggu = 20 minggu.

7. Konsumsi tablet Fe

Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner individu blok Ic14 dan

15 melalui wawancara untuk memperoleh informasi mengenai kebiasaan

ibu hamil mengonsumsi tablet Fe selama hamil, baik tablet yang diperoleh

dari fasilitas kesehatan maupun yang diperoleh dari inisiatif sendiri. Untuk

membantu responden mengidentifikasi konsumsi tablet Fe, maka

digunakan kartu peraga berbagai contoh Tablet Fe, seperti Sulfas Ferrosus,

Sangobion dan Sangovitin.

8. Paritas

Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner individu Ib05B,

Ib05C, Ib05D melalui wawancara untuk mengetahui jumlah kelahiran

yang pernah dialami oleh ibu seumur hidupnya.

9. Riwayat melahirkan BBLR

Riwayat ibu melahirkan BBLR, merupakan variabel baru yang dibuat

oleh peneliti melalui penyaringan pada sampel yang memiliki hubungan

saudara (adik-kakak) dan dianalisis dengan variabel BBLR, sehingga

dapat dihasilkan jumlah ibu yang memiliki riwayat melahirkan BBLR..

Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner individu blok Ic29

melalui wawancara untuk memperoleh informasi.

Page 63: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

48

F. Instrument penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner

Riskesdas 2013. Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data terkait

faktor maternal pada kejadian BBLR terdiri dari Kuesioner Rumah Tangga

dan Kuesioner Individu yang terdri dari riwayat kehamilan, serta persalinan.

G. Manajemen Data

Manajemen data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan setelah

pengumpulan data. Data yang masih mentah (Raw data) selanjutnya diolah

sehingga menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab

tujuan penelitian. Manajemen data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak

melalui tapan sebagai berikut:

1. Filter, yaitu menyaring data yang tidak dibutuhkan dalam penelitian.

Peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi pertanyaan kuesioner Riskesdas

2013 yang dianggap berkaitan dengan faktor maternal pada kejadian

BBLR sesuai dengan referensi maupun penelitian terdahulu yang pernah

dilakukan. Berikut Kode Variabel yang digunakan pada penelitian

Riskesdas 2013:

Tabel 4. 3

Variabel Penelitian

N

o

Variabel Kode Variabel Kuesioner

1. Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR)

IC28, IC29 RKD13 IND

2. Pekerjaan Ibu B4K9, B4K10 RKD13 RT

3. Usia Ibu melahirkan B4K7THN, IC19THN RKD13 IND

4. Pendidikan Ibu B4K8 RKD13 RT

5. Antenatal care IC09, IC11A,IC11B,IC11C RKD13 IND

6. Usia Gestasi IC08 RKD13 IND

7. Konsumsi tablet Fe IC14, IC15 RKD13 IND

Page 64: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

49

N

o

Variabel Kode Variabel Kuesioner

8. Paritas IB04, IB05B, IB05C, IB05D RKD13 IND

9. Riwayat melahirkan BBLR IDRT, B1R6,B1R7, IC28, IC29 RKD13 RT & RKD13

IND

2. Cleaning, pembersihan data dilakukan melalui tabulasi frekuensi dari

masing-masing variabel yang diteliti, baik dependen (BBLR) maupun

independen (pekerjaan ibu, usia ibu, pendidikan ibu, antenatal care, usia

gestasi, konsumsi tablet Fe, paritas, dan riwayat melahirkan BBLR).

Analisa tabel frekuensi dilakukan agar dapat mengecek dan mendeteksi

adanya ketidakkonsistenan data, mengetahui variasi data dan untuk

mengetahui adanya data yang missing. Adapun data missing ditemukan

pada variabel kunjungan ANC sebanyak 190 data, di mana data missing

tersebut tidak ikut dianalisis dalam penelitian ini. Selain itu, pada tahap ini

juga dilakukan pemilihan jumlah sampel yang eligible terhadap kriteria

inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Jumlah sampel

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

3. Compute (perhitungan), dilakukan melalui perhitungan pada variabel yang

ada pada dataset sesuai dengan kebutuhan variabel penelitian. Adapun

variabel yang dilakukan perhitungan adalah sebagai berikut:

a. Usia ibu melahirkan, variabel ini merupakan variabel baru yang dibuat

peneliti dimaksudkan untuk mengetahui usia ibu saat melahirkan anak

yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Adapun perhitungan yang

dilakukan adalah dengan mengurangi usia ibu saat wawancara

penelitian Riskesdas 2013 (kode variabel: B4K7THN) dengan tahun

Page 65: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

50

anak dilahirkan (kode variabel: IC19THN), sehingga dihasilkan selisih

angka. Selanjutnya, angka tersebutlah yang dijadikan sebagai nilai dari

usia ibu saat melahirkan anak yang menjadi sampel penelitian ini.

b. Antenatal care, pada dataset dilakukan penjumlahan seluruh kunjungan

antenatal pada tiap trimester (kode: IC11A, IC11B, IC11C) selama

masa kehamilan pada pelayanan kesehatan, di mana hasil dari

penjumlahan tersebut akan dikelompokkan kembali.

c. Paritas, pada dataset dilakukan penjumlahan pada variabel jumlah lahir

hidup (kode variabel: IB04B), lahir mati (kode variabel: IB04C), dan

jumlah keguguran (kode variabel: IB04D), di mana hasil dari

penjumlahan tersebut akan dikelompokkan kembali.

4. Recoding (pengkodean ulang), dilakukan dengan membuat kode baru atau

pengkodean ulang pada beberapa variabel yang membutuhkan perubahan

tertentu, hal ini untuk memudahkan pada saat anlisa data. Adapun variabel

pada dataset yang dikategorikan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:

a. BBLR, yang sebelumnya berupa data numerik dikelompokan menjadi

dua kategori, yakni 1. Ya, berat lahir < 2500 gram dan 2. Tidak, berat

lahir ≥ 2500 gram.

b. Pekerjaan ibu, yang sebelumnya terdiri dari empat kategori

disederhanakan menjadi dua kategori, yakni 1. Bekerja dan 2. Tidak

bekerja.

c. Usia ibu melahirkan, berdasarkan hasil perhitungan yang telah

dilakukan, selanjutnya dikelompokan menjadi dua kategori, yakni 1.

Page 66: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

51

Berisiko, <20 tahun dan atau >35 tahun, dan 2. Tidak berisiko, 20-35

tahun.

d. Pendidikan ibu, pengkodean yang sebelumnya terdiri dari 1. tidak/

belum pernah sekolah dan 2. tidak tamat SD/MI dikode ulang dan

dikelompokkan menjadi 1. Tidak memiliki ijazah sekolah. Sedangkan

ibu yang menamatkan pendidikan di jenjang SD dan SMP, dikode

ulang dan dikelompokkan menjadi 2. Pendidikan dasar. Adapun untuk

jenjang pendidikan ibu SMA dikode ulang menjadi 3. Pendidikan

Menengah. Ibu yang menamatkan pendidikan pada jenjang Diploma

dan Perguruan Tinggi dikode ulang dan dikelompokkan kembali

menjadi 4. Pendidikan Tinggi.

e. Antenatal care, berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan

terhadap variabel tersebut, selanjutnya dikelompokan menjadi tiga

kategori, yakni 1. Tidak melakukan kunjungan, 2. Kunjungan 1-3 kali,

dan 3. Kunjungan ≥ 4 kali.

f. Usia gestasi, yang sebelumnya berupa data numerik dikelompokan

menjadi dua kategori, yaitu 1. Bayi lahir < 37 minggu dan 2. Bayi yang

lahir ≥ 37 minggu).

g. Konsumsi tablet Fe, yang sebelumnya diperoleh melalui dua

pertanyaan (IC14, IC15), oleh peneliti dikode ulang dan

dikelompokkan kembali sehingga menjadi satu pertanyaan dengan

bentuk pengkatagoriannya adalah 1. Tidak mengkonsumsi, 2. Ya, < 90

hari, dan 3. Ya, ≥ 90 hari.

Page 67: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

52

h. Paritas, berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan,

selanjutnya dikategorikan menjadi tiga kelompok, yakni 1. Berisiko,

melahirkan 1 orang anak dan atau melahirkan ≥ 5 orang anak, dan 2.

melahirkan 2-4 orang anak.

i. Riwayat ibu melahirkan BBLR, merupakan variabel baru yang buat

oleh peneliti melalui penyaringan pada sampel yang memiliki

hubungan saudara (adik-kakak) dan dianalisis terkait dengan riwayat

ibu melahirkan BBLR, di mana selanjutnya dikategorikan menjadi 2

kelompok, yakni: 1. Ya, ada riwayat melahirkan BBLR dan 2. Tidak,

ada riwayat melahirkan BBLR.

H. Analisis data

Analisis pada data yang sudah tersedia tersebut dilakukan melaui dua cara,

yakni analisis univariat dan bivariat. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan software pengolah data untuk melihat distribusi variabel

penelitian maupun uji statistik.

1. Univariat

Analisis data yang dilakukan adalah untuk melihat deskripsi

karakteristik dari variabel dependen (kejadian BBLR di Indonesia)

maupun variabel independen terkait distribusi pekerjaan ibu, usia ibu

melahirkan, pendidikan ibu, antenatal care, usia gestasi, dan konsumsi

tablet Fe) berdasarkan data Riskesdas 2013. Adapun jenis pekerjaan ibu

turut dianalisis dalam bentuk deskriptif untuk mengetahui jenis pekerjaan

Page 68: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

53

yang umumnya dilakukan oleh ibu yang memiliki riwayat melahirkan

BBLR. Adapun data hasil analisis univariat disajikan dalam bentuk tabel

dan persentase.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian.

Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

dependen (kejadian BBLR di Indonesia) dengan variabel independen

faktor maternal (pekerjaan ibu, usia ibu melahirkan, pendidikan ibu,

antenatal care, usia gestasi, dan konsumsi tablet Fe) adalah uji chi

square. Nilai tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% CI

(Confidence Interval) yang diperoleh dari uji chi square, di mana dapat

digunakan untuk mengetahui adanya kemaknaan hubungan antara dua

variabel dan disajikan dalam bentuk tabel.

Sedangkan, ukuran kekuatan yang digunakan adalah Prevalence

Ratio (PR), yaitu risiko pada penelitian prevalensi. Ukuran tersebut

digunakan karena variabel yang diamati (BBLR) merupakan kasus

prevalen. Penggunaan PR dapat membantu dalam memperkirakan tingkat

kemungkinan risiko masing-masing variabel yang diteliti terhadap

kejadian BBLR. Perhitungan prevalen dengan menggunakan tabel 2 x 2

adalah sebagai berikut:

Faktor risiko D+ D- Total

Terpapar a b a+b

Tidak Terpapar c d c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

Page 69: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

54

Prevalen pada kelompok terpapar = a/(a+c)

Prevalen pada kelompok tidak terpapar = c/(c+d)

PR > 1 menunjukkan bahwa faktor pajanan meningkatkan/memperbesar

kejadian BBLR

PR =1 menunjukkan tidak terdapat asosiasi anatara faktor pajanan

dengan terjaadinya BBLR

PR < 1 menunjukkan bahwa pajanan akan mengurangi risiko BBLR

Page 70: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

55

BAB V

HASIL

A. Prevalensi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia

pada Tahun 2010-2013

Tabel 5.1 menyajikan prevalensi kejadian Berat Badan Lahir Rendah pada

anak terakhir yang dilahirkan ibu dalam tiap rumah tangga pada tahun 2010-

2013 di Indonesia adalah sebesar 5,2%.

Tabel 5. 1

Prevalensi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia Tahun 2010-

2013

BBLR Frekuensi (n) Persentase (%)

Ya, berat lahir < 2500 g 1.313 5,2

Tidak, berat lahir ≥ 2500 g 23.873 94,8

Jumlah 25.186 100,0

B. Distribusi Frekuensi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah menurut

Faktor Maternal di Indonesia Tahun 2010-2013

Beberapa faktor maternal, pada ibu yang melahirkan anak terakhir, terkait

dengan BBLR yang dijelaskan dalam penelitian ini, antara lain adalah

pekerjaan ibu, usia ibu melahirkan, pendidikan ibu, antenatal care, usia

gestasi, status kurang energy kronis (KEK), konsumsi tablet Fe, paritas, dan

riwayat melahirkan BBLR. Frekuensi faktor maternal yang terkait dengan

kejadian BBLR pada penelitian ini disajikan pada Tabel 5.2.

Page 71: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

56

Tabel 5. 2

Frekuensi Kejadian BBLR berdasarkan Faktor Maternal di Indonesia Tahun 2010-2013

Variabel

Berat Lahir

BBLR

n (%)

Tidak BBLR

n (%)

Pekerjaan ibu

1. Bekerja 450 (34,3) 8.710 (36,5)

a. PNS/TNI/Polri/BUMD 65 (14,7) 1.320 (15,4)

b. Pegawai swasta 75 (17,0) 1.459 (17,0)

c. Wiraswasta 90 (20,4) 1.947 (22,7)

d. Petani/Nelayan/Buruh 157 (35,6) 2.828 (32,9)

e. Lainnya 54 (12,2) 1.039 (12,1)

2. Tidak bekerja 863 (65,7) 15.163 (63,5)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Usia ibu melahirkan anak terakhir

1. Berisiko, < 20 tahun dan

atau > 35 tahun

334 (26,2) 5.030 (21,1)

2. Tidak berisiko, 20 – 35

tahun

969 (73,8) 18.843 (78,9)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Pendidikan ibu

1. Tidak memiliki ijazah

sekolah

120 (9,1) 1.764 (7,4)

2. Pendidikan dasar 649 (49,4) 11.252 (47,1)

3. Pendidikan menengah 409 (31,2) 7.926 (33,2)

4. Perguruan tinggi 135 (10,3) 2.931 (12,3)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Antenatal care

1. Tidak melakukan

kunjungan

21 (1,6) 371 (1,6)

2. Jumlah kunjungan 1-3

kali

186 (14,4) 2.717 (11,5)

3. Jumlah kunjungan ≥ 4

kali

1.084 (84,0) 20.609 (87,0)

Jumlah 1.291 (100,0) 23.697 (100,0)

Usia gestasi

1. Bayi lahir < 37 minggu 662 (50,4) 7.517 (31,5)

2. Bayi yang lahir ≥37

minggu

651 ( 49,6) 16. 356 (68,5)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Konsumsi tablet Fe

1. Tidak pernah 103 (9,8) 1.721 (9,1)

2. Ya, < 90 hari 547 (52,3) 8.673 (45,9)

3. Ya, ≥ 90 hari 396 (37,9) 8.495 (45,0)

Jumlah 1.046 (100,0) 18.889 (100,0)

Paritas

1. Berisiko, Ibu melahirkan 581 (44,2) 8.159 (34,2)

Page 72: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

57

Variabel

Berat Lahir

BBLR

n (%)

Tidak BBLR

n (%)

1 orang anak dan atau

≥ 5 orang anak

2. Tidak berisiko, ibu

melahirkan 2-4 orang

anak

732 (55,58) 15,714 (65.8)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Riwayat Ibu melahirkan BBLR

1. Ya, ada riwayat

melahirkan BBLR

9 (0,7) 36 (0,2)

2. Tidak, ada riwayat

melahirkan BBLR

1.304 (99,3) 23.837 (99,8)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) lebih banyak terjadi pada ibu yang

tidak bekerja (65,7%) dan pada wanita yang melahirkan di usia 20-35 tahun

(73,8%). Ibu yang bekerja sebagai Petani/Nelayan/Buruh lebih banyak

melahirkan anak dengan berat rendah daripada ibu dengan jenis pekerjainnya.

Di samping itu, hampir separuh dari proporsi BBLR menurut tingkat

pendidikan ibu terjadi pada ibu dengan tingkat pendidikan dasar, meskipun

turut ditemukan juga kejadian BBLR pada tingkat pendidikan lainnya. Namun,

BBLR juga banyak ditemukan pada ibu yang melakukan kunjungan antenatal

care ≥ 4 kali (84,0%) selama masa kehamilan.

Adapun berdasarkan usia gestasi, proporsi kejadian BBLR hampir

terdistribusi merata pada kelompok bayi yang lahir < 37 minggu maupun ≥ 37

minggu. Akan tetapi, lebih dari separuh proporsi BBLR (52,3%) pada

penelitian ini, dilahirkan dari ibu yang mengkonsumsi tablet Fe < 90 hari

selama masa kehamilan. Selain itu, ibu multipara (melahirkan 2-4 orang anak)

lebih banyak melahirkan BBLR (55,58%) daripada kelompok paritas ibu

Page 73: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

58

lainnya. Di sisi lain, mayoritas kejadian BBLR (99, 3%) terjadi pada ibu yang

tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR sebelumnya.

C. Hubungan Faktor Maternal dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) di Indonesia Tahun 2010-2013

Hubungan antara faktor maternal dengan kejadian BBLR di Indonesia

Tahun 2010-2014 disajikan dalam Tabel 5.3.

Tabel 5. 3

Hubungan Faktor Maternal dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di

Indonesia Tahun 2010-2013

Variabel

Berat Lahir

PR (95% CI) BBLR

n (%)

Tidak BBLR

n (%)

Pekerjaan ibu

1. Bekerja 450 (34,3) 8.710 (36,5) 0,91 (0,81-1,01)

2. Tidak bekerja 863 (65,7) 15.163 (63,5) 1,00 (Reference)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Usia ibu melahirkan anak terakhir

1. Berisiko, < 20 tahun

dan atau > 35 tahun

334 (26,2) 5.030 (21,1) 1,30 (1,16-1,47)**

2. Tidak berisiko, 20 –

35 tahun

969 (73,8) 18.843 (78,9) 1,00 (Reference)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Pendidikan ibu

1. Tidak memiliki ijazah

sekolah

120 (9,1) 1.764 (7,4) 1,44 (1,13-1,83)**

2. Pendidikan dasar 649 (49,4) 11.252 (47,1) 1,25 (1,03-1,48)*

3. Pendidikan menengah 409 (31,2) 7.926 (33,2) 1,12 (0,91-1,36)

4. Perguruan tinggi 135 (10,3) 2.931 (12,3) 1,00(Reference)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Antenatal care

1. Tidak melakukan

kunjungan

21 (1,6) 371 (1,6) 1,07 (0,70-1,63)

2. Jumlah kunjungan 1-

3 kali

186 (14,4) 2.717 (11,5) 1,28 (1,10-1,45)**

3. Jumlah kunjungan ≥

4 kali

1.084 (84,0) 20.609 (87,0) 1,00(Reference)

Jumlah 1.291 (100,0) 23.697 (100,0)

Usia gestasi

1. Bayi lahir < 37

minggu

662 (50,4) 7.517 (31,5) 2,11 (1,90-2,34)**

2. Bayi yang lahir ≥37 651 ( 49,6) 16. 356 (68,5) 1,00 (Reference)

Page 74: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

59

Variabel

Berat Lahir

PR (95% CI) BBLR

n (%)

Tidak BBLR

n (%)

minggu

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Konsumsi tablet Fe

1. Tidak pernah 103 (9,8) 1.721 (9,1) 1,26 (1,02-1,56)*

2. Ya, < 90 hari 547 (52,3) 8.673 (45,9) 1,33 (1,17-1,51)**

3. Ya, ≥ 90 hari 396 (37,9) 8.495 (45,0) 1,00 (Reference)

Jumlah 1.046 (100,0) 18.889 (100,0)

Paritas

1. Berisiko, Ibu

melahirkan 1 orang

anak dan atau ≥ 5

orang anak

581 (44,2) 8.159 (34,2) 1,49 (1,34-1,66)**

2. Tidak berisiko,

Multipara,

melahirkan 2-4 orang

anak

732 (55,58) 15,714 (65.8) 1,00 (Reference)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Riwayat Ibu melahirkan BBLR

1. Ya, ada riwayat

melahirkan BBLR

9 (0,7) 36 (0,2) 3,85 (2,14-6,93)**

2. Tidak, ada riwayat

melahirkan BBLR

1.304 (99,3) 23.837 (96,3) 1,00 (Reference)

Jumlah 1.313 (100,0) 23.873 (100,0)

Ket: BBLR, Berat Badan Lahir Rendah < 2500g; PR, Prevalence Ratio; CI,

Confidence Interval; Signifikansi ** p value < 0,01, * p value < 0,05

Hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa pekerjaan ibu tidak

memiliki hubungan dengan kejadian BBLR (95%CI 0,81-1,01). Namun,

terdapat hubungan antara usia ibu melahirkan dengan BBLR, di mana

kemungkinan terjadinya BBLR pada ibu yang melahirkan di usia berisiko

lebih besar 1,30 kali daripada ibu yang melahirkan di usia tidak berisiko 1,30

(CI95% 1,16-1,47). Sedangkan, semakin rendah tingkat pendidikan ibu maka

kemungkinan melahirkan BBLR cenderung bertambah besar, di mana ibu yang

tidak memiliki ijazah sekolah memiliki kemungkinan untuk melahirkan BBLR

lebih besar 1,44 kali daripada ibu yang dengan tingkat pendidikan tinggi (95%

CI 1,13-1,83).

Page 75: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

60

Di sisi lain, kemungkinan terjadinya BBLR pada ibu yang melakukan

kunjungan antenatal care 1-3 kali selama masa kehamilan lebih besar 1,26

kali daripada ibu yang melakukan kunjungan antenatal care ≥ 4 kali selama

masa kehamilan (95% CI 1,09-1,4). Berdasarkan usia gestasi diketahui secara

statistik memiliki hubungan dengan kejadian BBLR (95%CI 1,90-2,34), di

mana kemungkinan terjadinya BBLR pada ibu yang melahirkan bayi di usia

kehamilan <37 minggu lebih besar 2,21 kali daripada ibu yang melahirkan

pada usia kehamilan ≥37 minggu..

Akan tetapi, ibu yang mengonsumsi tablet Fe selama masa kehamilan <90

hari memiliki kemungkinan 1,28 kali lebih besar untuk melahirkan BBLR

daripada ibu yang mengonsumsi Tablet Fe ≥ 90 hari (95%CI 1,13-1,41) Selain

itu, kemungknan terjadinya BBLR pada ibu yang melahirkan anak pertama

maupun lebih dari lima anak, 1,58 kali lebih besar daripada ibu yang sudah

melahirkan 2-4 anak (95%CI 41-1,77). Riwayat ibu melahirkan anak BBLR

secara statistik memiliki hubungan kejadian BBLR (95%CI 2,14-6,93), di

mana ibu yang memiliki riwayat melahirkan anak BBLR memiliki

kemungkinan 3, 85 kali lebih besar untuk melahirkan anak BBLR kembali.

Page 76: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

61

BAB V

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Hasil analisis data dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang

dapat menjadi keterbatasan penelitian dan berpengaruh terhadap hasil

penelitian, yakni:

1. Sebanyak 22.349 anak pada variabel berat bayi lahir, tidak memiliki catatan

ataupun dokumen berat lahir. Hal tersebut dapat dikarenakan tidak seluruh

bayi dilahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan ataupun tenaga kesehatan.

2. Pada penelitian ini, beberapa variabel yang berhubungan langsung dengan

BBLR, seperti perilaku ibu merokok dan status kurang energi kronis (KEK)

tidak di analisis karena dapat menimbulkan bias informasi. Hal tersebut

dikarenakan informasi yang diperoleh dari wawancara Riskesdas 2013

mengenai variabel tersebut tidak relevan menurut waktu kejadian BBLR.

3. Terbatasnya faktor maternal yang dijadikan variabel penelitian pada

penelitian ini, karena penelitian ini hanya menggunakan variabel yang sudah

tersedia dalam penelitian Riskesdas 2013, seperti Pekerjaan Ibu, Pendidikan

Ibu, Kunjungan ANC, Usia Gestasi, Konsumsi Tablet Fe, dan Paritas Ibu).

Adapun penelitian Riskesdas ditujukan untuk meneliti masalah kesehatan

secara umum, sehingga variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel yang ada pada data sekunder tersebut.

Page 77: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

62

B. Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia Tahun 2010-

2013

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut Kementerian Kesehatan RI

(2010a) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram yang

ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi BBLR di Indonesia pada tahun

2010-2013 adalah sebesar 5,2%. Hasil tersebut lebih rendah, bila dibandingkan

dengan hasil penelitian di Nepal (9,9%) dan di India (26,9%) (Badshah, dkk.,

2008; Dharmalingam, dkk., 2010). Selain itu, prevalensi BBLR pada Riskesdas

tahun 2010 (11,2%) memperlihatkan hasil yang lebih tinggi daripada

prevalensi BBLR pada Riskesdas tahun 2013 (10,2%).

Adanya perbedaan prevalensi pada penelitian ini dengan penelitian

Riskesdas sebelumnya dapat disebabkan oleh perbedaan karakteristik maupun

jumlah sampel penelitian yang digunakan. Pada penelitian ini yang menjadi

sampel adalah anak terakhir dalam rumah tangga, sedangkan pada penelitian

Riskesdas sebelumnya adalah seluruh anak dalam rumah tangga berusia 0-5

tahun, sehingga terdapat kemungkinan ditemukannya lebih dari satu kejadian

BBLR dalam rumah tangga yang dapat berpengaruh terhadap jumlah kasus.

Meskipun prevalensi yang dihasilkan pada penelitian ini tidak cukup besar,

namun potensi peningkatan prevalensi BBLR di Indonesia masih mungkin

terjadi. Hal tersebut dapat dikarenakan masih cukup banyak bayi lahir di

Indonesia tidak memiliki dokumen ataupun catatan berat lahir, di mana pada

penelitian ini diketahui sebayak 22.349 (46%) bayi lahir tidak memiliki

dokumen ataupun catatan berat lahir. Padahal, untuk kelahiran hidup, berat

Page 78: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

63

lahir sebaiknya diukur dalam satu jam pertama kehidupan, sebelum terjadinya

penurunan berat badan yang signifikan setelah melahirkan (WHO, 2004).

Banyaknya jumlah bayi yang tidak memiliki dokumen ataupun catatan lahir

di Indonesia dapat disebabkan oleh masih terdapat ibu yang melahirkan tidak

di fasilitas pelayanan kesehatan ataupun tenaga kesehatan, melainkan lebih

memilih untuk melahirkan di rumah. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013

diketahui terdapat 29,6% ibu yang melahirkan di rumah/lainnya. Padahal,

tempat persalinan yang ideal adalah di rumah sakit karena apabila dalam

kondisi tertentu diperlukan penanganan kegawatdaruratan, maka telah tersedia

fasilitas yang dibutuhkan (BPPK, 2013).

Adapun kejadian BBLR merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kesakitan, kematian, maupun kecacatan pada bayi dan anak-anak,

serta dalam waktu yang cukup lama turut berpengaruh terhadap kesehatan

ketika dewasa (WHO, 2014). Bila dibandingkan dengan bayi berat badan lahir

normal, bayi berat badan lahir rendah cenderung akan mengalami

perkembangan kognitif yang lebih lambat dan dalam jangka panjang, bayi

tersebut dapat mengalami penyakit kronis serta penurunan fungsi tubuh pada

masa anak-anak (Boulet, dkk., 2011). Hal tersebut dikarenakan bayi berat

badan lahir rendah dapat dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi glukosa

dan peningkatan risiko intoleransi glukosa ketika dewasa (Norris, dkk., 2012).

Faktor yang dapat menjadi penyebab utama kejadian bayi barat badan lahir

rendah adalah kelahiran prematur dan masalah retardasi pertumbuhan intrauteri

atau intrauterine growth restriction (IUGR) (University of California, 2004;

Page 79: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

64

OECD dan WHO, 2012; Behrman, dkk., 2000). Namun, insiden BBLR juga

dapat disebabkan oleh berbagai faktor kompleks yang saling berkaitan satu

sama lain, di mana faktor maternal diketahui turut berpengaruh terhadap berat

bayi saat lahir (Viswanatha, dkk., 2014).

Faktor maternal tersebut dapat berkaitan dengan konsep continuum of care

maternal, newborn and child health yang fokus pada hubungan antara kurang

gizi dan kematian ibu, bayi baru lahir maupun anak (UNICEF, 2008). Menurut

konsep continuum tersebut, seluruh wanita harus memiliki akses terhadap

pilihan kesehatan reproduksi dan perawatan selama masa kehamilan maupun

melahirkan, serta seluruh bayi harus mampu tumbuh menjadi anak-anak yang

bertahan hidup dan berkembang dengan baik (Kerber, dkk., 2007).

Adapun upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan

kesehatan ibu dan anak (KIA) di Indonesia, yang termasuk didalamnya upaya

pencegahan kejadian BBLR, berupa pelayanan kesehatan pada ibu hamil,

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplikasi,

pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (Kementerian Kesehatan RI, 2010b).

Oleh karena itu, diharapkan Dinas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan

Puskesmas maupun Pemerintah Daerah untuk melakukan penyuluhan

mengenai program kesehatan ibu dan anak yang berasal dari Kementerian

Kesehatan pada kegiatan-kegiatan rutin di Puskesmas maupun Pemerintah

Daerah, sehingga meningkatkan jumlah kunjungan ibu hamil maupun ibu

melahirkan di fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan.

Page 80: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

65

C. Karakteristik dan Hubungan Faktor Maternal pada Kejadian Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) Tahun 2010-2013

1. Pekerjaan Ibu

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa sebesar 34,3%

BBLR dilahirkan dari ibu yang bekerja, di mana pekerjaan ibu sebagai

petani/nelayan/buruh lebih banyak melahirkan anak BBLR (35,6%)

daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal tersebut dapat dikarenakan jenis

pekerjaan seperti buruh, terutama yang bekerja di sektor pertanian, memiliki

perkerjaan fisik yang berat dan jam kerja yang panjang, di mana mayoritas

ibu dengan jenis pekerjaan tersebut (88,9%) melahirkan anak BBLR

(Viengsakhone, dkk., 2010). Jenis pekerjaan yang berat dapat memicu

pelepasan hormon stres, seperti norepinefrin dan kortisol, yang mengganggu

pertumbuhan janin sebagai akibat dari kerusakan hypothalamic pituitary

axis (HPA) yang sangat merugikan selama trimester pertama (Vrijkotte,

dkk., 2009).

Namun, pada penelitian ini juga menemukan proporsi BBLR lebih

banyak terjadi pada ibu yang tidak bekerja (65,7%) daripada ibu yang

bekerja. Hal tersebut dapat disebabkan karena lebih dari separuh sampel

penelitian ini adalah ibu rumah tangga ataupun tidak bekerja (63,6%). Selain

itu, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Vrijkotte, dkk. (2009)

menunjukkan bahwa rerata berat lahir bayi pada ibu yang tidak bekerja lebih

rendah daripada ibu yang bekerja. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa

kejadian BBLR cenderung terjadi pada ibu yang tidak bekerja.

Page 81: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

66

Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan secara statistik antara pekerjaan ibu dengan kejadian

BBLR (95%CI 0,81-1,01). Hasil penelitian ini pun sejalan dengan penelitian

Pramono dan Putro (2009) pada analisis lanjutan data Riskesdas 2007, yang

tidak menemukan adanya hubungan antara status pekerjaan ibu dengan

kejadian BBLR.

Namun, pada dasarnya ibu yang bekerja selama masa kehamilan

memiliki peran penting terhadap terjadinya BBLR maupun kelahiran

prematur (Aminian, dkk., 2014). Jam kerja yang panjang, aktivitas fisik

yang lebih tinggi, beban kerja yang berat dapat menimbulkan ancaman

terhadap kondisi pekerja yang hamil (Vrijkotte, dkk., 2009). Hal tersebut

dapat disebabkan karena aktivitas fisik yang berat dapat mengurangi aliran

darah menuju uterus dan plasenta melalui penurunan terhadap ketersediaan

oksigen dan nutrisi untuk fetus (Snijder CA, dkk., 2012).

Akan tetapi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian BBLR. Hal tersebut dapat

dimungkinkan karena proporsi kejadian BBLR yang tidak jauh berbeda

antara ibu bekerja (34,3%) dan tidak bekerja (65,7%), di mana perbandingan

proporsi BBLR antara kedua kategori tersebut adalah 1:2, sehingga tidak

ada perbedaan ataupun hubungan yang ditemukan antara pekerjaan ibu

dengan kejadian BBLR. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Pramono

dan Putro (2009) yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan

Page 82: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

67

antara proporsi kejadiaan BBLR pada ibu bekerja (4,7%) dan tidak bekerja

(4,7%).

Selain itu, tidak adanya hubungan dalam penelitian ini dapat

dimungkinkan karena adanya faktor lain yang menunjang kejadian BBLR

lebih banyak terjadi pada ibu yang tidak bekerja daripada bekerja, yakni

tingkat pendidikan. Pada penelitian ini diketahui bahwa lebih dari separuh

ibu yang tidak bekerja memiliki tingkat pendidikan rendah, yakni tidak

memiliki ijazah SD dan tamat SMP (59,1%). Adapun tingkat pendidikan

seringkali dihubungkan dengan tingkat sosial ekonomi dalam konteks

kesehatan, di mana tingkat pendidikan yang rendah dapat membatasi

sesorang untuk mendapatkan pekerjaan (Abu-Saad dan Fraser, 2010).

Padahal dengan adanya ibu yang bekerja, kemungkinan dapat menambah

pendapatan keluarga sehingga turut mempengaruhi daya beli keluarga untuk

memenuhi kebutuhan asupan nutrisi ibu maupun pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan selama kehamilan.

2. Usia Ibu Melahirkan

Hasil analisis menemukan bahwa proporsi usia ibu melahirkan BBLR

mayoritas terjadi pada usia 20-35 tahun (73,8%). Hasil penelitian tersebut

sejalan dengan penelitian kasus-kontrol oleh Viengsakhone, dkk. (2010)

pada 235 kasus yang menunjukkan bahwa BBLR cenderung dilahirkan dari

ibu berusia 18-35 tahun (84,7%). Sedangkan, penelitian sebelumnya di

Indonesia menemukan kejadian BBLR lebih banyak terjadi pada ibu yang

Page 83: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

68

melahirkan di usia < 20 tahun atau > 35 tahun sebesar (4,9%) (Pramono dan

Putro, 2009). Adanya perbedaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dapat dimungkinkan karena adanya perbedaan karakteristik usia

sampel penelitian, di mana pada penelitian ini mayoritas ibu berusia 20-35

tahun (78,7%).

Berdasarkan hasil penelitian bivariat diketahui bahwa terdapat

hubungan antara usia ibu melahirkan dengan kejadian BBLR, di mana ibu

yang melahirkan pada usia < 20 tahun dan atau > 35 tahun memiliki

kemungkinan 1,30 kali lebih besar melahirkan BBLR daripada ibu yang

melahirkan pada usia 20-35 tahun (95%CI 1,16-1,47). Hal tersebut

menunjukkan bahwa usia ibu melahirkan merupakan salah satu yang

mungkin menjadi faktor risiko terhadap kejadian BBLR. Penelitian ini pun

sejalan dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa usia ibu

melahirkan kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun dapat

mempengaruhi terjadinya BBLR (Pramono dan Putro, 2009).

Pada penelitian Khatun dan Rahman (2008) diketahui bahwa kejadian

BBLR banyak terjadi pada ibu yang melahirkan di usia <19 tahun dan >30

tahun, sedangkan usia 20-29 tahun merupakan usia ibu yang optimum untuk

melahirkan bayi dengan berat normal. Terkait dengan kesehatan reproduksi

diketahui bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-

30 tahun. Hal tersebut dikarenakan kematian maternal pada wanita hamil

dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-3 kali lebih tinggi

daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun dan

Page 84: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

69

kematian maternal akan meningkat kembali sesuadah usia 30-35 tahun

(Surjaningrat dan Saifuddin, 2002).

Ibu yang hamil pada usia muda turut mempengaruhi berat bayi yang

dilahirkan karena adanya persaingan nutrisi antara ibu dan janin, di mana

ibu yang hamil di usia muda juga membutuhkan nutris karena masih dalam

masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi

(Soetjiningsih, 1995). Selain itu, usia muda untuk menjadi seorang ibu

seringkali membuat para ibu muda tersebut kekurangan pengetahuan,

pendidikan, pengalaman, pendapatan dan kekuatan daripada ibu yang lebih

tua. Dalam beberapa budaya di masyarakat, menjadi ibu di usia yang muda

harus menanggung efek dari sikap menghakimi dan situasi yang sudah sulit

menjadi lebih buruk (WHO, 2015a).

Di samping itu, usia ibu melahirkan yang semaikin tua, turut memiliki

risiko melahirkan bayi BBLR yang semakin tinggi (Borders, dkk., 2007).

Usia ibu melahirkan yang terlalu tua juga dapat menimbulkan masalah bagi

kesehatan ibu maupun anak. Hal tersebut dapat dikarenakan komplikasi

kehamilan yang mungkin terjadi pada ibu melahirkan berusia ≥ 40 tahun

dan memberi dampak terhadap berat bayi yang dilahirkan (Tabcharoen,

dkk., 2009).

3. Pendidikan Ibu

Hasil analisis pada penelitian univariat menunjukkan hanya 6,9% anak

BBLR yang dilahirkan dari ibu dengan tingkat pendidikan tinggi, di mana

Page 85: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

70

tingkat pendidikan akhir yang ditamatkan ibu adalah pada jenjang perguruan

tinggi. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Pramono dan Putro

(2009) yang menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi lebih

banyak tidak melahirkan anak BBLR (4,2%).

Meskipun demikian, proporsi BBLR hampir terdistribusi merata pada

ibu dengan tingkat pendidikan dasar maupun menengah. Adapun hasil

tersebut turut diperkuat dengan temuan di Mexico yang menunjukkan

bahwa kejadian BBLR banyak terjadi pada ibu yang memiliki riwayat

pendidikan 7-9 tahun (32,91%) dan 10-12 tahun (35,44%) (Torres-Arreola,

dkk., 2005). Selain itu, penelitian Khanal, dkk. (2014) menemukan bahwa

sebesar 17,2% ibu dengan tingkat pendidikan dasar melahirkan anak dengan

berat lahir rendah.

Sedangkan, hasil penelitian bivariat menemukan bahwa semakin rendah

pendidikan ibu, maka risiko ibu untuk melahirkan BBLR turut meningkat.

Selain itu, terdapat hubungan antara BBLR dengan tingkat pendidikan ibu,

di mana ibu yang tidak memiliki ijazah sekolah memiliki kemungkinan 1,44

kali lebih besar melahirkan anak BBLR daripada ibu dengan tingkat

pendidikan tinggi (95%CI 1,13-1,83). Di samping itu, ibu dengan tingkat

pendidikan dasar berpeluang 1,25 lebih besar melahirkan BBLR daripada

ibu dengan tingkat pendidikan tinggi (CI95% 1,03-1,48). Berdasarkan

penelitian Syarifuddin, dkk. (2011) diketahui bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan rata-rata berat lahir bayi antara ibu yang berpendidikan

rendah dengan ibu yang berpendidikan tinggi.

Page 86: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

71

Tingkat pendidikan yang rendah, akan menghambat perkembangan

seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai–nilai yang baru

diperkenalkan, sedangkan tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan

sesorang menerima informasi lebih banyak dibandingkan dengan

pendidikan rendah (Mubarak, 2007). Seperti halnya hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa mayoritas ibu dengan tingkat pendidikan tinggi

cenderung melakukan kunjungan antenatal ≥ 4 kali selama masa kehamilan

(91,4%). Ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang lebih baik cenderung

tidak melahirkan BBLR kemungkinan dikarenakan meningkatnya kesadaran

ibu terhadap pelayanan kesehatan yang turut mempengaruhi perilaku

pencarian pengobatan dan penenuhan gizi selama kehamilan (Amosu A.M,

dkk., 2014).

Oleh karena itu, diharapkan Kementerian Kesehatan dapat

menginstruksikan terkait penyediaan anggaran dana sebagai sumber daya

yang dapat digunakan oleh Dinas Kesehatan untuk membuat kegiatan

penyuluhan pada ibu hamil saat pelaksanaan kelas ibu hamil dengan

menggunakan sarana yang memadai seperti pamflet ataupun alat peraga lain

yang dapat membantu mempermudah penyerapan informasi pada ibu hamil.

4. Kunjungan Antenatal Care

Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan professional kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai

dengan standar pelayanan antenatal care yang ditetapkan dalam buku

Page 87: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

72

pedoman pelayanan antenatal (Kementerian Kesehatan RI, 2010b).

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas kejadian BBLR

(84,0 %) terjadi pada ibu yang melakukan kunjungan antenatal care ≥ 4

kali. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian kasus-kontrol di

Banjarmasin, di mana sebesar 83,3% ibu yang melakukan kunjungan ANC

≥ 4 kali pada kelompok kasus, turut melahirkan anak BBLR (Hapisah, dkk.,

2010). Sedangkan, penelitian Khanal, dkk. (2014) dan Pramono dan Putro

(2009) yang menunjukkan bahwa kejadian BBLR lebih banyak terjadi pada

ibu yang tidak melakukan kunjungan antenatal care dengan proporsi

masing-masing sebesar 18,3% dan 9,1%. (Pramono dan Putro, 2009).

Namun, banyaknya jumlah kunjungan tersebut dilakukan tidak secara

rutin pada tiap trimester kehamilan. Hal tersebut dapat dimungkinkan karena

terputus ataupun tidak dilanjutkannya kunjungan antenatal yang dilakukan

oleh ibu selama masa kehamilan. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya

selisih kunjungan pertama kali ibu hamil pada trimester 1 (K1 Ideal) sebesar

79,6% dengan cakupan kunjungan ibu hamil selama 4 kali dan memenuhi

kriteria 1-1-2 yaitu minimal 1 kali pada trimester 1, minimal 1 kali pada

trimester 2 dan minimal 2 kali pada trimester 3 (K4) sebesar 72,9%. Hal

tersebut pun tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Riskesdas 2013

yang memperlihatkan adanya selisih sebesar 12% dari ibu yang menerima

K1 ideal tidak melanjutkan ANC sesuai standar minimal (K4) (BPPK,

2013).

Page 88: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

73

Selain itu, berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui bahwa ibu yang

tidak melakukan kunjungan antenatal tidak memiliki hubungan secara

statistik dengan kejadian BBLR (95% CI 0,70-1,63). Hal tersebut sejalan

dengan hasil penelitian Jammeh, dkk. (2011) dan Torres-Arreola, dkk.

(2005) menunjukkan tidak adanya hubungan antara kunjungan antenatal

dengan terjadinya BBLR. Namun, hal tersebut berbeda dengan hasil

penelitian case control yang dilakukan Syarifuddin, dkk. (2011), di mana

terdapat hubungan antara ANC dengan kejadian BBLR.

Adanya perbedaan antara penelitian ini dan sebelumnya dapat

disebabkan karena proporsi ibu yang tidak melakukan kunjungan antenatal

sangatlah kecil (1,6%) dan tidak ada perbedaan proporsi antara anak BBLR

dan tidak BBLR pada ibu yang tidak melakukan kunjungan atenatal. Selain

itu, hal tersebut dapat dimungkinkan karena mayoritas ibu yang tidak

melakukan kunjungan antenatal pada penelitian ini, melahirkan anak pada

usia yang tidak berisiko terhadap BBLR (20-35 tahun) (70,8%).

Di samping itu, penelitian ini juga menemukan bahwa ibu yang

melakukan kunjungan antenatal 1-3 kali selama masa kehamilan memiliki

kemungkinan 1,28 kali lebih besar melahirkan BBLR daripada ibu yang

melakukan kunjungan antenatal ≥ 4 kali (95%CI 1,10-1,45). Penelitian di

Brazil menemukan bahwa jumlah kunjungan antenatal berhubungan dengan

kejadian BBLR (95% CI 1.32-2.34) (Fonseca, dkk., 2014). Hal tersebut juga

sejalan dengan penelitian lainnya bahwa ibu yang tidak melakukan

Page 89: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

74

kunjungan antenatal, bahkan jumlah kunjungan yang kurang, dapat

meningkatkan risiko ibu melahirkan bayi BBLR (Dharmalingam, 2010).

Akan tetapi, pada penelitian ini diketahui bahwa lebih dari separuh

(55,87%) ibu yang melakukan kunjungan antenatal, dilakukan pada saat usia

kehamilan mencapai trimester tiga (usia kehamilan 7 bulan-melahirkan).

Padahal menurut Kementerian Kesehatan RI (2010b) frekuensi pelayanan

antenatal minimal 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi minimal

satu kali pada trimester pertama dan kedua, serta dua kali di trimester akhir.

Namun, kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai dengan kebutuhan

dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan, di mana

kunjungan tersebut termasuk dalam K4.

Di sisi lain, pelaksanaan kegiatan ANC memiliki peran penting untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak, karena kunjungan ANC merupakan

salah satu sumber utama ibu mendapatkan tablet Fe dan edukasi mengenai

kebutuhan nutrisi yang penting selama masa kehamilan (Balarajan, dkk.,

2013). Selain itu, melalui kunjungan antenatal ibu hamil dapat

meningkatkan kewaspadaan dalam memelihara kesehatan janin maupun

kesehatan ibu kerena dalam pemeriksaan kehamilan, ibu hamil mendapat

layanan seperti vaksinasi tetanus toxoid, penjelasan tanda tanda komplikasi,

menerima pil besi, dan pemeriksaan tekanan darah, ke semua pelayanan

kesehatan tersebut sangat bermanfaat bagi kualitas bayi yang akan

dilahirkan juga bagi kesehatan ibu sendiri.

Page 90: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

75

Dengan demikian, diharapkan bagi seluruh Dinas Kesehatan agar dapat

bekerja sama dengan puskesmas dalam melakukan monitoring dan supervisi

terhadap pelaksanaan posyandu dan menyediakan tenaga kesehatan yang

dapat memberikan pelayanan antenatal pada ibu hamil selama pelaksanaan

posyandu tersebut, sehingga ibu hamil dapat dengan mudah mendapatkan

pelayanan ANC tiap bulannya dan diharapkan dapat meningkatkan jumlah

kunjungan antenatal ibu hamil. Selain itu juga, dapat dilakukannya

kunjungan ke rumah ibu hamil oleh tenaga kesehatan, bila ibu tidak

memungkinkan untuk datang ke pelayanan kesehatan terdekat.

5. Usia Gestasi

Usia gestasi (usia kehamilan) adalah istilah umum yang digunakan

selama masa kehamilan untuk menggambarkan seberapa jauh

perkembangan kehamilan dan diukur dalam satuan minggu, sejak hari

pertama siklus menstrual wanita hingga waktu tertentu (National Institute of

Health, 2013). Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini diketahui

sebesar 50,4% BBLR terjadi pada usia gestasi < 37 minggu. Bayi yang lahir

pada usia gestasi < 37 minggu dapat diklasifikan sebagai preterm infant

(bayi prematur) (Hatfield, 2014). Insiden kelahiran prematur di Indonesia

masih cukup tinggi, di mana pada tahun 2010 Indonesia menempati urutan

ke 9 dari 10 negara dengan rate kelahiran bayi prematur tertinggi di dunia,

yakni sebesar 15,5 per 100 kelahiran anak (Blencowe, dkk., 2012).

Tingginya insiden kelahiran prematur dan adanya kemajuan teknologi, maka

Page 91: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

76

peningkatan kelahiran bayi prematur yang lahir hidup dapat berpengaruh

terhadap peningkatan jumlah anak BBLR (Sutan, dkk., 2014).

Adapun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Badshah, dkk.

(2008) di Pakistan dan Frederick, dkk. (2008), di mana kejadian BBLR

lebih banyak terjadi pada bayi prematur dengan proporsi masing-masing

sebesar 26,2% dan 78,4%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

anak yang dilahirkan pada usia kehamilan < 37 minggu cenderung lahir

dengan berat lahir <2500 gr.

Selain itu, berdasarkan hasil uji hipotests diketahui bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara usia gestasi dengan kejadian BBLR. Ibu

yang melahirkan di usia kehamilan <37 minggu memiliki kemungkinan 2,21

lebih besar melahirkan BBLR daripada ibu yang melahirkan ≥ 37 minggu

(95% CI 1,97-2,27). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuliva,

dkk. (2009) dan Badshah, dkk. (2008) yang menunjukkan hubungan

signifikan antara usia kehamilan dengan kejadian BBLR.

Bayi prematur yang BBLR berdasarkan umur kehamilan pretermnya,

seringkali dihubungkan dengan keadaan medis di mana kurangnya

kemampuan uterus untuk mempertahankan janin, gangguan pada perjalanan

kehamilan, pelepasan plasenta prematur, rangsangan tidak pasti yang

menimbulkan kontraktil efektif pada uterus sebelum kehamilan mencapai

umur cukup bulan (Behrman, dkk., 2000). Selain itu, semakin tua umur

kehamilan maka semakin berat bayi yang dilahirkan dan sebaliknya, apabila

semakin muda umur kehamilan berpotensi menyebabkan kurang sempurna

Page 92: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

77

pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh janin di dalam

kandungan yang berakibat berat bayi yang dilahirkan akan berkurang

(Yuliva, dkk., 2009).

Pada masa gestasi ini dibutuhkan asupan nutrisi yang cukup memenuhi

kebutuhan nutrisi bagi perkembangan janin yang sempurna (Abu-Saad dan

Fraser, 2010). Kondisi asupan nutrisi saat kehamilan yang buruk merupakan

salah satu faktor risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (Martin,

dkk., 2013). Salah satu indikator untuk mengetahui status gizi ibu adalah

melalui ukuran lingkar lengan atas (LiLA) ≤ 23,5 cm, dimana hal tersebut

dapat digunakan untuk mengetahui keadaan kekurangan energi dalam waktu

lama (kronis) pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil (Kementerian

Kesehatan RI, 2010a). Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan terutama

Balitbangkes diharapkan dapat menambah variabel penelitian, berupa

pengukuran lingkar lengan atas pada saat hamil ketika ibu melakukan

kunjungan antenatal pertama kali dalam penelitian Riskesdas selanjutnya.

6. Konsumsi Tablet Fe

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui sebesar 9,8% bayi BBLR

terjadi pada ibu yang tidak mengonsumsi tablet Fe. Adapun angka tersebut

lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian di India dan Nepal

yang masing-masing menunjukkan angka sebesar 27,6% dan 10,2% ibu

yang tidak mengonsumsi tablet Fe melahirkan anak BBLR (Balarajan, dkk.,

2013; Khanal, dkk., 2014). Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian

Page 93: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

78

sebelumnya dapat disebabkan oleh tingginya proporsi ibu yang melakukan

kunjungan antenatal (86,8%), di mana salah satu pelayanan antenatal yang

diberikan adalah pemberian tablet Fe pada ibu hamil.

Selain itu, pada penelitian ini juga menemukan sebesar 52,3% bayi

BBLR dilahirkan dari ibu yang mengonsumsi tablet Fe < 90 hari. Padahal

menurut Kementerian Kesehatan RI (2010b) setiap ibu hamil harus

mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan yang

dikonsumsi sebanyak 1 tablet selama 90 hari diberikan sejak pemeriksaan

kehamilan pertama kali. Zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk

mencegah terjadinya anemia dan menjaga pertumbuhan janin secara

optimal.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara

ibu yang tidak mengonsumsi tablet Fe dan ibu yang mengonsumsi tablet Fe

< 90 hari selama masa kehamilan dengan kejadian BBLR. Ibu yang tidak

mengonsumsi tablet Fe selama hamil memiliki kemungkinan 1,26 kali lebih

besar untuk melahirkan anak dengan berat lahir rendah dibandingkan

dengan ibu yang mengonsumsi tablet Fe > 90 hari (95%CI 0,98-1,50). Hasil

tersebut sejalan dengan penelitian Khanal, dkk. (2014) yang

membandingkan hasil survey tahun 2006 dan 2011 terkait dengan peran

antenatal care dan pemberian tablet Fe dalam mencegah BBLR di Nepal,

menemukan bahwa konsumsi tablet Fe memiliki hubungan yang positif

terhadap kejadian BBLR. Ibu yang tidak mengonsumsi tablet Fe selama

Page 94: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

79

masa kehamilan berisiko dua kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan

berat rendah daripada ibu yang rutin mengonsumsi tablet Fe.

Selain itu, ibu yang mengonsumsi tablet Fe kurang dari 90 hari

memiliki peluang 1,33 kali lebih besar daripada ibu yang mengonsumsi

tablet Fe ≥ 90 hari selama masa kehamilan. Kurangnya asupan zat besi

selama masa kehamilan dapat menyebabkan terjadinya anemia saat hamil

yang berpengaruh secara signifikan terhadap usia kehamilan yang lebih

cepat dan meningkatkan kejadian bayi lahir prematur, namun dampak buruk

tersebut dapat dicegah melalui konsumsi tablet Fe pada masa kehamilan

(Bánhidy, dkk., 2011).

Asupan zat besi sangat dibutuhkan selama masa kehamilan, di mana

volume darah akan meningkat kebutuhan zat besi. Jumlah elmental Fe yang

dibutuhkan bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu

untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah

sebanyak 500 gr, sehingga ibu membutuhkan tambahan suplemen tablet Fe

karena jarang sekali ibu mampu memenuhui kebutuhan Fe hanya melalui

makanan yang dikonsumsi (Soetjiningsih, 1995).

Zat besi hem yang berasal dari makanan hewani lebih banyak dan

dapat langsung diabsorpsi karena berbentuk ferro daripada zat besi non

heme yang berbentuk ferri dari makanan nabati (Utama, dkk., 2013).

Absorpsi zat besi non hem dapat ditingkatkan apabila terdapat kadar

vitamin C yang cukup, di mana vitamin C dapat merubah bentuk feri

menjadi bentuk fero yang lebih mudah diserap tubuh (Robbins, 2007;

Page 95: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

80

Utama, dkk., 2013). Oleh karena itu, seringkali dianjurkan untuk

mengonsumsi makanan sumber vitamin C tiap kali mengonsumsi tablet

besi. Selain itu, zat tannin juga diketahui dapat menghambat penyerapan

zat besi. Dengan demikian penting untuk diketahui bagaimana cara ibu

mengonsumsi tablet Fe.

Oleh karena itu, diharapkan Kementerian Kesehatan, terutama

Balitbangkes dapat menambah variabel penelitian mengenai cara ibu

mengonsumsi tablet Fe pada saat hamil apakah bersamaan dengan

meminum air teh, kopi, ataupun minum maupun makannan lainnya dalam

Riskesdas selanjutnya. Selain itu, diharapkan bagi Kementerian Kesehatan

dapat membuat kebijakan terkait dengan pemberian Vitamin C yang

bersamaan dengan tablet Fe saat ibu melakukan kunjungan antental.

7. Paritas Ibu

Paritas adalah banyaknya jumlah anak yang pernah dilahirkan

(BKKBN, 2011). Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini diketahui

bahwa mayoritas BBLR lahir dari ibu yang pernah melahirkan multipara (2-

4 orang anak) (55,58%). Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian

Yilgwan, dkk. (2012) yang menemukan bahwa kelompok ibu yang

melahirkan multipara lebih banyak melahirkan anak dengan berat rendah

dibandingkan dengan kelompok primipara maupun grandemultipara.

Adapun penelitian di Indonesia sebelumnya menunjukkan bahwa kejadian

BBLR lebih banyak terjadi pada saat melahirkan anak kedua ataupun ketiga

Page 96: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

81

(5,5%) (Pramono dan Putro, 2009). Selain itu penelitian Torres-Arreola,

dkk. (2005) menunjukkan bahwa 58,22% BBLR berasal dari ibu yang

memiliki riwayat melahirkan multipara.

Berdasarkan hasil analisis bivariat pada penelitian ini diketahui bahwa

paritas ibu memiliki hubungan dengan kejadian BBLR, di mana ibu yang

melahirkan pertama kali dan atau lebih dari 5 kali memiliki kemungkinan

1,49 kali lebih besar melahirkan BBLR daripada ibu yang pernah

melahirkan 2-3 orang anak (95%CI 1,34-1,66). Paritas 23 merupakan

paritas yang paling aman ditinjau dari kematian ibu, di mana paritas 1 dan

paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian ibu yang lebih tinggi

(Surjaningrat, 2002)..

Pada penelitian ini diketahui sebesar 23,4% primipara lahir dari ibu

yang memiliki usia bersiko untuk melahirkan, baik < 20 tahun maupun > 35

tahun. Ibu yang hamil pada usia muda turut mempengaruhi berat bayi yang

dilahirkan karena adanya persaingan nutrisi antara ibu dan janin, di mana

ibu yang hamil di usia muda juga membutuhkan nutris karena masih dalam

masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi

(Soetjiningsih, 1995). Selain itu, menunjukkan bahwa semakin tua usia ibu

melahirkan, maka risiko melahirkan bayi BBLR semakin tinggi dikarenakan

komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi pada ibu melahirkan berusia ≥

40 tahun (Tabcharoen, dkk, 2009).

Pada ibu yang paritas tinggi dapat menyebabkan tempat implantasi

plasenta pada dinding rahim tidak sempurna lagi, sehingga pertumbuhan

Page 97: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

82

plasenta dan janin akan terganggu (Hapisah, dkk., 2010). Selain itu, paritas

seorang wanita dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran uterus

(Cunningham, dkk., 2005). Adapun kondisi uterus tersebut dapat

mempengaruhi kemampuan janin selama masa kehamilan, di mana dampak

buruk dari hal tersebut dapat terlihat pada kondisi bayi yang dilahirkan.

Banyaknya anak yang dilahirkan akan sangat berpengaruh terhadap

kesehatan ibu maupun anak, di mana risiko BBLR, kematian ibu maupun

anak akan meningkat apabila jarak melahiran terlalu dekat. Hal tersebut

dikarenakan fisik ibu dan rahim masih kurang cukup istirahat karena Ibu

yang sering hamil, terutama dengan jarak yang pendek akan menyebabkan

ibu terlalu lelah akibat dari hamil, melahirkan, menyusui, merawat anaknya

terus menerus (Juaria, 2014). Selain itu, Tabcharoen, dkk. (2009)

Pemerintah sendiri telah memiliki program yang berupaya untuk

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan, yakni

program keluarga berencana. Oleh karena itu, diharapkan bagi Dinas

Kesehatan dapat menginstruksikan petugas kesehatan untuk mendukung

program tersebut memalui edukasi ataupun penyuluhan mengenai program

tersebut terhadap wanita usia subur, yang akan merencakan kehamilan dan

terutama pada ibu yang baru melakukan proses persalinan saat melakukan

kunjungan nifas. Selain itu, Dinas Kesehatan juga dapat bekerja sama

dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam memberikan materi mengenai

kesehatan reproduksi wanita maupun program KIA pemerintah pada

pasangan yang akan menikah saat melakukan konsultasi pra nikah.

Page 98: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

83

8. Riwayat Ibu Melahirkan BBLR

Pada variabel ini, riwayat ibu melahirkan tidak dilihat berdasarkan

jumlah seluruh anak yang pernah dilahirkan dan berat lahir yang diketahui,

melainkan diperoleh melalui riwayat berat lahir anak yang memiliki

hubungan saudara (adik-kakak) dari ibu yang sama dan dilahirkan tahun

2010-2013. Hal tersebut berkaitan dengan ketersediaan data yang ada di

Riskesdas 2013.

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini diketahui bahwa mayoritas

ibu yang tidak memiliki riwayat melahirkan anak BBLR sebelumnya

cenderung melahirkan anak selanjutnya dengan berat rendah (99,3%).

Penelitian Torres-Arreola, dkk. (2005) menunjukkan hal yang sama dengan

penelitian ini, di mana ibu yang tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR

cenderung melahirkan anak BBLR (71,73%) pada persalinan selanjutnya.

Di samping itu, penelitian kasus-kontrol di Malaysia juga menemukan hal

sama, di mana ibu yang tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR pada

kelompok kasus (18,3%) maupun kontrol (74,4%) cenderung melahirkan

anak BBLR (Sutan, dkk., 2014). Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa kejadian BBLR cenderung terjadi pada ibu yang memiliki riwayat

melahirkan BBLR pada persalinan sebelumnya.

Berdasarkan uji hipotesis pada penelitian ini diketahui terdapat

hubungan antara riwayat ibu yang pernah melahirkan BBLR dengan

kejadian BBLR pada anak yang dilahirkan selanjutnya (95% CI 2,14-6,93).

Ibu yang memiliki riwayat BBLR memiliki kemungkinan 3,85 kali lebih

Page 99: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

84

besar untuk melahirkan anak BBLR daripada ibu yang tidak memiliki

riwayat melahirkan BBLR sebelumnya. Hal tersebut sejalan dengan hasil

penelitian kasus-kontrol di Malaysia yang menemukan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara ibu yang memiliki riwayat melahirkan

BBLR sebelumnya dengan kejadian BBLR, di mana ibu yang memiliki

riwayat melahirkan BBLR berisiko 4 kali lebih besar melahirkan BBLR

daripada ibu yang tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR (Sutan, dkk.,

2014).

Riwayat BBLR dapat berulang yang disebabkan oleh kelainan anatomis

dari uterus, seperti septum uterus, biasanya septum pada uterus avaskular

dan terjadi keadaan kegagalan vaskularisasi ini akan menyebabkan

gangguan pada perkembangan plasenta. Septum akan mengurangi kapasitas

dari endometerium sehingga dapat menghambat pertumbuhan janin, selain

itu dapat menyebabkan keguguran pada trimester dua dan persalinan

prematur (Surjaningrat, 2002). Adapun kelahiran prematur tersebut dapat

berkonstribusi secara tidak langsung terhadap peningkatan jumlah anak

BBLR (Sutan, dkk., 2014).

(Surjaningrat dan Saifuddin, 2002).

Page 100: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

85

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait dengan kejadian BBLR di

Indonesia pada Tahun 2010-2013 dengan menggunakan data Riskesdas 2013,

didapatkan simpulan sebagai berikut:

1. Prevalensi kejadian BBLR di Indonesia tahun 2010-2013 adalah sebesar

5,2%.

2. Distribusi frekuensi faktor maternal pada kejadian BBLR tersebut

mayoritas terjadi pada ibu yang tidak bekerja dan berusia antara 20-35

tahun. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung tidak melahirkan

anak BBLR dan mayoritas ibu yang melakukan kunjungan ANC ≥ 4 kali

cenderung melahirkan BBLR. Adapun kejadian BBLR lebih banyak

terjadi pada ibu yang melahirkan di usia gestasi < 37 minggu, dan ibu yang

mengonsumsi tablet Fe < 90. Sedangkan proporsi ibu dengan paritas

multipara dan tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR lebih banyak

melahirkan BBLR.

3. Adapun berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui terdapat beberapa

variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR, anatara lain usia ibu

melahirkan anak terakhir, ibu dengan tingkat pendidikan dasar dan tidak

tidak memiliki ijazah sekolah. Selain itu, jumlah kunjungan antenatal

selama kehamilan sebanyak 1-3 kali, usia gestasi <37 minggu, ibu yang

Page 101: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

86

tidak dan mengonsumsi tablet Fe< 90 hari, paritas ibu, dan ibu yang

memiliki riwayat melahirkan BBLR memiliki hubungan dengan kejadian

BBLR.

B. Saran

1. Kementerian Kesehatan

a. Diharapkan Kementerian Kesehatan dapat menginstruksikan terkait

penyediaan anggaran dana sebagai sumber daya yang dapat digunakan

oleh Dinas Kesehatan untuk membuat kegiatan penyuluhan pada ibu

hamil saat pelaksanaan kelas ibu hamil dengan menggunakan sarana

yang memadai seperti pamflet ataupun alat peraga lain yang dapat

membantu mempermudah penyerapan informasi pada ibu hamil.

b. Diharapkan bagi Kementerian Kesehatan, terutama Balitbangkes agar

dapat menambah variabel penelitian, berupa hasil pengukuran lingkar

lengan atas saat pada hamil ketika ibu melakukan kunjungan antenatal

pertama kali, status merokok saat hamil, dan cara ibu mengonsumsi

tablet Fe pada saat hamil apakah bersamaan dengan meminum air teh,

kopi, ataupun minum maupun makannan lainnya dalam Riskesdas

selanjutnya.

c. Diharapkan Kementerian Kesehatan dapat membuat kebijakan terkait

dengan pemberian Vitamin C yang bersamaan dengan tablet Fe saat

ibu melakukan kunjungan antental.

Page 102: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

87

2. Dinas Kesehatan di Indonesia

a. Diharapkan pada Dinas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan

Puskesmas maupun Pemerintah Daerah untuk melakukan penyuluhan

mengenai program kesehatan ibu dan anak yang berasal dari

Kementerian Kesehatan pada kegiatan-kegiatan rutin di Puskesmas

maupun Pemerintah Daerah, sehingga meningkatkan jumlah

kunjungan ibu hamil maupun ibu melahirkan di fasilitas pelayanan

pelayanan kesehatan.

b. Diharapkan bagi seluruh Dinas Kesehatan agar dapat bekerja sama

dengan puskesmas dalam melakukan monitoring dan supervisi

terhadap pelaksanaan posyandu dan menyediakan tenaga kesehatan

yang dapat memberikan pelayanan antenatal pada ibu hamil selama

pelaksanaan posyandu tersebut, sehingga ibu hamil dapat dengan

mudah mendapatkan pelayanan ANC tiap bulannya dan diharapkan

dapat meningkatkan jumlah kunjungan antenatal ibu hamil. Selain itu

juga, dapat dilakukannya kunjungan ke rumah ibu hamil oleh tenaga

kesehatan, bila ibu tidak memungkinkan untuk datang ke pelayanan

kesehatan terdekat.

c. Diharapkan bagi Dinas Kesehatan dapat menginstruksikan petugas

kesehatan untuk mendukung program keluarga berencana melalui

edukasi ataupun penyuluhan mengenai program tersebut terhadap

wanita usia subur, yang akan merencakan kehamilan dan terutama ibu

Page 103: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

88

yang telah melakukan proses persalinan saat melakukan kunjungan

nifas.

d. Diharapkan bagi Dinas Kesehatan dapat bekerja sama dengan Kantor

Urusan Agama (KUA) dalam memberikan materi mengenai kesehatan

reproduksi wanita maupun program KIA pemerintah pada pasangan

yang akan menikah saat melakukan konsultasi pra nikah.

3. Peneliti Selanjutnya

a. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai BBLR dengan

menggunakan data primer dan menambahkan variabel lain yang

berhubungan secara teori yang tidak diteliti dalam penelitian ini,

seperti status merokok ibu saat hamil, status KEK ibu, riwayat sakit

selama masa kehamilan, cara mengkonsumsi tablet Fe selama

kehamilan dan status sosial ekonomi.

Page 104: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

89

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Saad, K., dkk. 2010. Maternal Nutrition and Birth Outcomes. Oxford

Journal, 32, 5-25.

Aminian, O., dkk. 2014. Association between maternal work activity on birth

weight and gestational age. Asian Pacific Journal of Reproduction, 3, 200-

203. Tersedia di:

https://scholar.google.com/scholar?cluster=18369008392864899139&hl=e

n&as_sdt=0,5&as_vis=1 [Diakses 23 April 2015].

Amosu A.M, dkk. 2014. Maternal socio-demographic characteristics as correlates

of newborn birth weight in urban Abeokuta, Nigeria. Biomedical

Research, 25, 612-616. Tersedia di:

http://biomedres.info/yahoo_site_admin/assets/docs/612-616-Amosu-

Maternal.262230536.pdf.

Anwar, F., dkk. 2009. Makan Tepat Badan Sehat, Jakarta, Mizan Publika.

Badshah, S., dkk. 2008. Risk factors for low birthweight in the public-hospitals at

Peshawar, NWFP-Pakistan. BMC Public Health, 8, 197. Tersedia di:

http://www.biomedcentral.com/1471-2458/8/197 [Diakses 1 Maret 2015].

Balarajan, Y., dkk. 2013. Maternal Iron and Folic Acid Supplementation is

Associated with Lower Risk of Low BirthWeight in India. The Journal of

Nutrition, 1309-1315.

Bánhidy, F., dkk. 2011. Iron deficiency anemia: Pregnancy outcomes with or

without iron supplementation. Nutrition, 27, 65-72. Tersedia di:

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0899900710000031

[Diakses 1 Maret 2015].

Behrman, R. E., dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Jakarta, EGC.

Beyerlein, A., dkk. 2011. Is low birth weight in the causal pathway of the

association between maternal smoking in pregnancy and higher BMI in the

Page 105: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

90

offspring? Eur J Epidemiol, 26, 413-420. Tersedia di:

http://link.springer.com/article/10.1007/s10654-011-9560-y [Diakses 22

April 2015].

BKKBN. 2011. Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,

Jakarta, BKKBN.

Blencowe, H., dkk. 2012. National, regional, and worldwide estimates of preterm

birth rates in the year 2010 with time trends since 1990 for selected

countries: a systematic analysis and implications. Lancet, 379, 2162-72.

Borders, A. E. B., dkk. 2007. Chronic Stress and Low Birth Weight Neonates in a

Low-Income Population of Women. Obstetrics & Gynecology, 109, 331-

338. Tersedia di:

http://journals.lww.com/greenjournal/Fulltext/2007/02000/Chronic_Stress

_and_Low_Birth_Weight_Neonates_in_a.16.aspx [Diakses 1 Maret 2015].

Boulet, S., dkk. 2011. Birth Weight and Health and Developmental Outcomes in

US Children, 1997–2005. Maternal and Child Health Journal, 15, 836-

844. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1007/s10995-009-0538-2 [Diakses

25 Februari 2015].

BPPK. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2013, Jakarta,

Kementrian kesehatan RI.

CDC. 2015. Maternal and Infant Health [Online]. Tersedia di:

http://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/.

Centers for Disease Control and Prevention, dkk. 2010. How Tobacco Smoke

Causes Disease: The Biology and Behavioral Basis for Smoking-

Attributable Disease: A Report of the Surgeon General Atlanta, Centers

for Disease Control and Prevention

Cunningham, F. G., dkk. 2005. Obstetri Williams, Jakarta, EGC.

Page 106: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

91

Darmayanti, dkk. 2010. Pengaruh Kenaikan Berat Badan Rata – Rata Per Minggu

pada Kehamilan Trimester II Dan III Terhadap Risiko Berat Bayi Lahir

Rendah. Berita Kedokteran Komunitas, 26, 40-46. Tersedia di:

http://www.berita-kedokteran-

masyarakat.org/index.php/BKM/article/view/221/118.

Dharmalingam, A., dkk. 2010. Nutritional Status of Mothers and Low Birth

Weight in India. Maternal and Child Health Journal, 14, 290-298.

Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1007/s10995-009-0451-8 [Diakses 1

Maret 2015].

Fonseca, dkk. 2014. Adequacy of antenatal care and its relationship with low birth

weight in Botucatu, São Paulo, Brazil: a case-control study. BMC

Pregnancy and Childbirth, 14, 255. Tersedia di:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4131026/ [Diakses 2

Maret 2015].

Francis-Cheung, T. 2008. Manajemen Berat Badan Kehamilan, Jakarta, Arcan.

Frederick, I., dkk. 2008. Pre-pregnancy Body Mass Index, Gestational Weight

Gain, and Other Maternal Characteristics in Relation to Infant Birth

Weight. Maternal and Child Health Journal, 12, 557-567. Tersedia di:

http://dx.doi.org/10.1007/s10995-007-0276-2 [Diakses 2 Maret 2015].

Frontini, M. G., dkk. 2004. Low birth weight and longitudinal trends of

cardiovascular risk factor variables from childhood to adolescence: the

bogalusa heart study. BMC Pediatrics, 4, 22-22. Tersedia di:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC534105/ [Diakses 3 Maret

2015].

Ganesh Kumar, S., dkk. 2010. Determinants of low birth weight: A case control

study in a district hospital in Karnataka. The Indian Journal of Pediatrics,

77, 87-89. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1007/s12098-009-0269-9.

Page 107: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

92

Han, Z., dkk. 2011. Maternal underweight and the risk of preterm birth and low

birth weight: a systematic review and meta-analyses. International Journal

of Epidemiology, 40, 65-101. Tersedia di:

http://ije.oxfordjournals.org/content/40/1/65.abstract [Diakses 25 Februari

2015].

Hapisah, dkk. 2010. Depressive Symptoms pada Ibu Hamil dan Bayi Berat Lahir

Rendah. Berita Kedokteran Masyarakat, 26, 81- 89. Tersedia di:

http://www.berita-kedokteran-

masyarakat.org/index.php/BKM/article/view/221/118.

Hatfield, N. T. 2014. Introductory Maternity and Pediatric Nursing (Ed. 3rd),

China, Wolters Kluwer Health dan Lippincott Williams and Wilkins.

Holloway, A. C., dkk. 2014. Characterization of the adverse effects of nicotine on

placental development: in vivo and in vitro studies. Am J Physiol

Endocrinol Metab, 306, E443-E456. Tersedia di:

http://ajpendo.physiology.org/ajpendo/306/4/E443.full.pdf.

Huxley, R., dkk. 2007. Is birth weight a risk factor for ischemic heart disease in

later life? Am J Clin Nutr, 85, 1244-50. Tersedia di:

http://ajcn.nutrition.org/content/85/5/1244.full.pdf+html [Diakses 1 Maret

2015].

Jammeh, A., dkk. 2011. Maternal and obstetric risk factors for low birth weight

and preterm birth in rural Gambia: a hospital-based study of 1579

deliveries. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 1, 94-103.

Tersedia di: http://www.SciRP.org/journal/ojog/ [Diakses 25 Februari

2015].

Juaria, H. 2014. Hubungan Antara Umur dan Pritas Ibu Bersalin dengan Kejadian

Berat Lahir Rendah. Gema Bidan Indonesia, 3. Tersedia di:

http://ejournal.poltekkesdepkes-

sby.ac.id/index.php/jurnal_kebidanan/article/view/21/21.

Page 108: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

93

Kementerian Kesehatan RI. 2010a. Glosarium Data & Informasi Kesehatan,

Jakarta, Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi.

Kementerian Kesehatan RI. 2010b. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu,

Jakarta, Kementerian Kesehatan

Kerber, K. J., dkk. 2007. Continuum of care for maternal, newborn, and child

health: from slogan to service delivery. The Lancet 370, 1358–1369.

Tersedia di: http://www.who.int/pmnch/topics/20071003lancet.pdf.

Khanal, V., dkk. 2014. Role of antenatal care and iron supplementation during

pregnancy in preventing low birth weight in Nepal: comparison of national

surveys 2006 and 2011. Archives of Public Health, 72, 4. Tersedia di:

http://www.archpublichealth.com/content/72/1/4 [Diakses 25 Februari

2015].

Khatun, S., dkk. 2008. Socio-economic Determinants of low birth weight in

Bangladesh: A multivariate approach. Bangladesh Med Res Counc Bull,

34, 81-86.

Lawn, J. E., dkk. 2005. 4 million neonatal deaths: When? Where? Why? The

Lancet, 365, 891-900. Tersedia di:

http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-

6736(05)71048-5/abstract [Diakses 25 Februari 2015].

Lee, A. C., dkk. 2013. National and regional estimates of term and preterm babies

born small for gestational age in 138 low-income and middle-income

countries in 2010. The Lancet Global Health, 1, e26–36. Tersedia di:

http://www.thelancet.com/pdfs/journals/langlo/PIIS2214-109X(13)70006-

8.pdf [Diakses 25 Februari 2015].

Longo-Mbenza, B., dkk. 2010. Low birth weight, metabolic syndrome and their

associations with the global crisis of 1930 - 1945, rapidly growing

economy and coronary heart disease in Central Africa. International

Page 109: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

94

Journal of Nutrition and Metabolism, 2, 1-10. Tersedia di:

http://www.academicjournals.org/ijnam [Diakses 25 Februari 2015].

Manuaba, I. B. G., dkk. 2007. Pengantar Obstetri, Jakarta, EGC.

Martin, J. A., dkk. 2013. Births: Final Data for 2012. National Vital Statistic

Report, 62

Metgud, C. S., dkk. 2012. Factors Affecting Birth Weight of a Newborn – A

Community Based Study in Rural Karnataka, India. PLoS ONE, 7,

e40040. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1371%2Fjournal.pone.0040040

[Diakses 25 Februari 2015].

Mubarak, W. I. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar

Mengajar Dalam Pendidikan, Yogyakarta, Graha Ilmu.

Mumbare, S. S., dkk. 2012. Maternal Risk Factors Associated with Term Low

Birth Weight Neonates: A Matched-Pair Case Control Study. Indian

Pediatrics, 49, 25-28. Tersedia di:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21719926 [Diakses 1 Maret 2015].

Nasreen, H. E., dkk. 2010. Low birth weight in offspring of women with

depressive and anxiety symptoms during pregnancy: results from a

population based study in Bangladesh. BMC Public Health, 10. Tersedia

di: http://www.biomedcentral.com/1471-2458/10/515

National Institute of Health. 2013. Gestational age [Online]. Tersedia di:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002367.htm [Diakses 28

April 2015.

Niedhammer, I., dkk. 2009. Occupational predictors of pregnancy outcomes in

Irish working women in the Lifeways cohort. BJOG: An International

Journal of Obstetrics & Gynaecology, 116, 943-952. Tersedia di:

http://dx.doi.org/10.1111/j.1471-0528.2009.02160.x.

Page 110: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

95

Norris, S. A., dkk. 2012. Size at Birth, Weight Gain in Infancy and Childhood,

and Adult Diabetes Risk in Five Low- or Middle-Income Country Birth

Cohorts. Diabetes Care, 35, 72-79.

OECD, dkk. 2012. Health at a Glance: Asia/Pacific 2012, OECD Publishing.

OECD, dkk. 2013. Health at a Glance 2013: OECD Indicators, OECD

Publishing.

Pramono, M. S., dkk. 2009. Risiko Terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah Menurut

Determinan Sosial, Ekonomi dan Demografi di Indonesia. Buletin

Penelitian Sistem Kesehatan 12, 127-132

Rahayu, M. L. D. 2013. Pengaruh Karakteristik, Perilaku, dan Sosial Ekonomi Ibu

Terhadap Kelahiran Bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) di

Kabupaten Sidoarjo Swara Bhumi, 2, 232-341. Tersedia di:

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/923/baca-

artikel.

Risnes, K. R., dkk. 2011. Birthweight and mortality in adulthood: a systematic

review and meta-analysis. International Journal of Epidemiology, 40, 647-

661. Tersedia di:

http://blogs.helsinki.fi/mmjokela/files/2012/05/risnes_birthweight.pdf

[Diakses 1 Maret 2015].

Shaikh, F., dkk. 2012. Pregnancy Outcome at Maternal Age 40 and Older.

JLUMHS, 11. Tersedia di:

http://beta.lumhs.edu.pk/jlumhs/Vol11No03/pdfs/v11n3oa09.pdf.

Snijder CA, dkk. 2012. Physically demanding work, fetal growth, and the risk of

adverse birth outcomes. The Generation R Study. Occupational and

Environmental Medicine, 69, 543-550.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak, Jakarta, EGC.

Page 111: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

96

Stanfordchildren.org. 2014. Low Birthweight [Online]. Tersedia di:

http://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=low-birthweight-90-

P02382 [Diakses 1 Maret 2015.

Surjaningrat, S., dkk. 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Sutan, R., dkk. 2014. Determinant of Low Birth Weight Infants: A Matched Case

Control Study. Journal of Preventive Medicine, 4, 91-99. Tersedia di:

http://dx.doi.org/10.4236/ojpm.2014.43013.

Syarifuddin, V., dkk. 2011. Kurang Energi Kronis Ibu Hamil sebagai Faktor

Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Berita Kedokteran Komunitas, 27, 187-

196. Tersedia di: http://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3393/2942

[Diakses 25 Februari 2015].

Tabcharoen, C., dkk. 2009. Pregnancy outcome after age 40 and risk of low birth

weight. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 29, 378–383. Tersedia di:

http://medinfo2.psu.ac.th/qa/document/SAR/SAR%2053/evidence/6/58.pd

f.

Torres-Arreola, dkk. 2005. Socioeconomic factors and low birth weight in

Mexico. BMC Public Health, 5, 20. Tersedia di:

http://www.biomedcentral.com/1471-2458/5/20 [Diakses 25 Februari

2015].

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Indonesia.

UNICEF. 2006. Progress for Children: A Report Card of Nutrition, New York,

UNICEF.

UNICEF. 2008. The continuum of maternal, newborn and child health care

across time and place [Online]. Tersedia di:

http://www.unicef.org/sowc08/docs/sowc08_panel_1_6.pdf [Diakses 10

Agustus 2015].

Page 112: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

97

UNICEF. 2014. Undernourishment in the womb can lead to diminished potential

and predispose infants to early death [Online]. Tersedia di:

http://data.unicef.org/nutrition/low-birthweight#sthash.HdxUERM6.dpuf

[Diakses 25 Februari 2015].

University of California. 2004. Intensive Care Nersey House Staff Manual,

California, University of California.

Utama, T. A., dkk. 2013. Perbandingan Zat Besi dengan dan Tanpa Vitamin C

terhadap Kadar Hemoglobin Wanita Usia Subur. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional, 7, 344-348.

Viengsakhone, L., dkk. 2010. Factors affecting low birth weight at four central

hospitals in Vientiane, Lao PDR. Nagoya J. Med. Sci., 72., 51 - 58.

Tersedia di: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20229703 [Diakses 25

Februari 2015].

Viswanatha, K. H., dkk. 2014. Maternal and neonatal factors among low birth

weight babies: A tertiary care hospital based study. Curr Pediatr Res, 18,

73-75. Tersedia di:

http://www.currentpediatrics.com/yahoo_site_admin1/assets/docs/73-

75_gvkumar.297232528.pdf [Diakses 1 Maret 2015].

Vrijkotte, T. G. M., dkk. 2009. First-Trimester Working Conditions and

Birthweight: A Prospective Cohort Study. American Journal of Public

Health, 99, 1409-1416. Tersedia di:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2707468/ [Diakses 25

Februari 2015].

WHO. 2004. ICD-10: International Statistical Classification of Diseases adnd

Related Health Problems: tenth revision, Geneva, WHO.

WHO. 2005. Factsheet: Chronic diseases and their common risk factors [Online].

Tersedia di:

Page 113: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

98

http://www.who.int/chp/chronic_disease_report/media/Factsheet1.pdf

[Diakses 25 Februari 2015.

WHO 2012. WHA Global Nutrition Targets 2025: Low Birth Weight Policy Brief

Geneva: WHO.

WHO. 2014. Feto-maternal nutrition and low birth weight [Online]. Tersedia di:

http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en/ [Diakses 1 Maret

2015.

WHO. 2015a. Adolescent reproductive health [Online]. Tersedia di:

http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/maternal/reproducti

ve_health/en/ [Diakses 28 April 2015.

WHO. 2015b. Care of the preterm and/or low-birth-weight newborn [Online].

Tersedia di:

http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/newborn/care_of_pr

eterm/en/ [Diakses 25 Februari 2015].

WHO, dkk. 2004. Low Birthweight: Country, regional and global estimates, New

York, UNICEF.

Wong, D. L., dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Jakarta, EGC.

Yilgwan, C., dkk. 2012. Maternal characteristics influencing birth weight and

infant weight gain in the first 6 weeks post-partum: A cross-sectional

study of a post-natal clinic population. 53, 200-205. Tersedia di:

http://www.nigeriamedj.com/text.asp?2012/53/4/200/107553 [Diakses 25

Februari 2015].

Yuliva, dkk. 2009. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Berat Bayi Lahir di

RSUP Dr. M. Djamil Padang. Berita Kedokteran Masyarakat, 25,, 96-108.

Page 114: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

99

Lampiran

Page 115: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

100

Page 116: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

101

Page 117: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

102

Page 118: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

103

Page 119: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

104

Page 120: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

105

Statistics

klasifikasi berat lahir

N Valid 25186

Missing 0

klasifikasi berat lahir

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BBLR (<2500g) 1313 5.2 5.2 5.2

Tdk BBLR (>= 2500g)

23873 94.8 94.8 100.0

Total 25186 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Klasifikasi Pekerjaan Ibu * klasifikasi berat lahir

25186 100.0% 0 .0% 25186 100.0%

Klasifikasi Pekerjaan Ibu * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>= 2500g)

Klasifikasi Pekerjaan Ibu

Bekerja Count 450 8710 9160

% within klasifikasi berat lahir

34.3% 36.5% 36.4%

Tdk Bekerja Count 863 15163 16026

% within klasifikasi berat lahir

65.7% 63.5% 63.6%

Total

Count 1313 23873 25186

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Page 121: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

106

Statistics

klasifikasi berat lahir

N Valid 25186

pend3 * Klasifikasi Pekerjaan Ibu Crosstabulation

Klasifikasi Pekerjaan Ibu

Total Bekerja Tdk Bekerja

pend3 rendah Count 4315 9470 13785

% within Klasifikasi Pekerjaan Ibu

47.1% 59.1% 54.7%

menengah Count 2677 5658 8335

% within Klasifikasi Pekerjaan Ibu

29.2% 35.3% 33.1%

tinggi Count 2168 898 3066

% within Klasifikasi Pekerjaan Ibu

23.7% 5.6% 12.2%

Total Count 9160 16026 25186

% within Klasifikasi Pekerjaan Ibu

100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Klasifikasi Pekerjaan Ibu (Bekerja / Tdk Bekerja)

.908 .808 1.020

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

.912 .816 1.019

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

1.005 .999 1.011

N of Valid Cases 25186

Statistics

desskriptif jenis pekerjaan

N Valid 9034

Missing 0

Page 122: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

107

desskriptif jenis pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS/TNI/Polri/BUMD 1385 15.3 15.3 15.3

Pegawai swasta 1534 17.0 17.0 32.3

Wiraswasta 2037 22.5 22.5 54.9

Petani/Nelayan/Buruh 2985 33.0 33.0 87.9

Lainnya 1093 12.1 12.1 100.0

Total 9034 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

klasifikasi usia ibu melahirkan dua kategori * klasifikasi berat lahir

25186 100.0% 0 .0% 25186 100.0%

klasifikasi usia ibu melahirkan dua kategori * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>= 2500g)

klasifikasi usia ibu melahirkan dua kategori

usia berisiko Count 344 5030 5374

% within klasifikasi berat lahir

26.2% 21.1% 21.3%

usia tdk berisiko

Count 969 18843 19812

% within klasifikasi berat lahir

73.8% 78.9% 78.7%

Total Count 1313 23873 25186

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Page 123: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

108

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 19.512a 1 .000

Continuity Correctionb 19.207 1 .000

Likelihood Ratio 18.604 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 19.511 1 .000

N of Valid Casesb 25186

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 280.16.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for klasifikasi usia ibu melahirkan dua kategori (usia berisiko / usia tdk berisiko)

1.330 1.171 1.510

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

1.309 1.162 1.475

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.984 .977 .992

N of Valid Cases 25186

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

klasifikasi pendidikan 4 kategori * klasifikasi berat lahir

25186 100.0% 0 .0% 25186 100.0%

Page 124: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

109

klasifikasi pendidikan 4 kategori * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>= 2500g)

klasifikasi pendidikan 4 kategori

tdk ada ijazah Count 120 1764 1884

% within klasifikasi berat lahir

9.1% 7.4% 7.5%

pend dasar Count 649 11252 11901

% within klasifikasi berat lahir

49.4% 47.1% 47.3%

pend menegah Count 409 7926 8335

% within klasifikasi berat lahir

31.2% 33.2% 33.1%

perguruan tinggi

Count 135 2931 3066

% within klasifikasi berat lahir

10.3% 12.3% 12.2%

Total Count 1313 23873 25186

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 12.139a 3 .007

Likelihood Ratio 12.044 3 .007

Linear-by-Linear Association 11.751 1 .001

N of Valid Cases 25186

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 98.22.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for klasifikasi pendidikan 4 kategori (tdk ada ijazah / pend dasar)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

klasifikasi pendidikan 4 kategori * klasifikasi berat lahir

4950 100.0% 0 .0% 4950 100.0%

Page 125: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

110

klasifikasi pendidikan 4 kategori * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>= 2500g)

klasifikasi pendidikan 4 kategori

tdk ada ijazah Count 120 1764 1884

% within klasifikasi berat lahir

47.1% 37.6% 38.1%

perguruan tinggi

Count 135 2931 3066

% within klasifikasi berat lahir

52.9% 62.4% 61.9%

Total Count 255 4695 4950

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 9.234a 1 .002

Continuity Correctionb 8.836 1 .003

Likelihood Ratio 9.026 1 .003

Fisher's Exact Test .003 .002

Linear-by-Linear Association 9.232 1 .002

N of Valid Casesb 4950

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 97.05.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for klasifikasi pendidikan 4 kategori (tdk ada ijazah / perguruan tinggi)

1.477 1.147 1.902

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

1.447 1.139 1.837

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.979 .966 .993

N of Valid Cases 4950

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

klasifikasi pendidikan 4 kategori * klasifikasi berat lahir

14967 100.0% 0 .0% 14967 100.0%

Page 126: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

111

klasifikasi pendidikan 4 kategori * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>= 2500g)

klasifikasi pendidikan 4 kategori

pend dasar Count 649 11252 11901

% within klasifikasi berat lahir

82.8% 79.3% 79.5%

perguruan tinggi

Count 135 2931 3066

% within klasifikasi berat lahir

17.2% 20.7% 20.5%

Total Count 784 14183 14967

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.417a 1 .020

Continuity Correctionb 5.207 1 .022

Likelihood Ratio 5.638 1 .018

Fisher's Exact Test .021 .011

Linear-by-Linear Association 5.416 1 .020

N of Valid Casesb 14967

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 160.60.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for klasifikasi pendidikan 4 kategori (pend dasar / perguruan tinggi)

1.252 1.036 1.514

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

1.239 1.033 1.484

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.989 .980 .998

N of Valid Cases 14967

Page 127: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

112

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

klasifikasi pendidikan 4 kategori * klasifikasi berat lahir

11401 100.0% 0 .0% 11401 100.0%

klasifikasi pendidikan 4 kategori * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>= 2500g)

klasifikasi pendidikan 4 kategori

pend menegah Count 409 7926 8335

% within klasifikasi berat lahir

75.2% 73.0% 73.1%

perguruan tinggi

Count 135 2931 3066

% within klasifikasi berat lahir

24.8% 27.0% 26.9%

Total Count 544 10857 11401

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.253a 1 .263

Continuity Correctionb 1.144 1 .285

Likelihood Ratio 1.273 1 .259

Fisher's Exact Test .276 .142

Linear-by-Linear Association 1.252 1 .263

N of Valid Casesb 11401

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 146.29.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for klasifikasi pendidikan 4 kategori (pend menegah / perguruan tinggi)

1.120 .918 1.367

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

1.114 .922 1.348

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.995 .986 1.004

N of Valid Cases 11401

Page 128: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

113

riskanc * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>=

2500g)

riskanc tdk melakukan kunjungan

Count 21 371 392

% within klasifikasi berat lahir

1.6% 1.6% 1.6%

kunjungan 1-3 kali Count 186 2717 2903

% within klasifikasi berat lahir

14.4% 11.5% 11.6%

kunjungan >=4 kali Count 1084 20609 21693

% within klasifikasi berat lahir

84.0% 87.0% 86.8%

Total Count 1291 23697 24988

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10.421a 2 .005

Likelihood Ratio 9.817 2 .007

Linear-by-Linear Association 7.313 1 .007

N of Valid Cases 24988

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,25.

Page 129: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

114

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

riskanc * klasifikasi berat lahir

22085 100.0% 0 .0% 22085 100.0%

riskanc * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>=

2500g)

riskanc tdk melakukan kunjungan

Count 21 371 392

% within klasifikasi berat lahir

1.9% 1.8% 1.8%

kunjungan >=4 kali Count 1084 20609 21693

% within klasifikasi berat lahir

98.1% 98.2% 98.2%

Total Count 1105 20980 22085

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .105a 1 .746

Continuity Correctionb .043 1 .836

Likelihood Ratio .103 1 .748

Fisher's Exact Test .738 .418

Linear-by-Linear Association .105 1 .746

N of Valid Casesb 22085

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,61.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for riskanc (tdk melakukan kunjungan / kunjungan >=4 kali)

1.076 .690 1.677

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

1.072 .704 1.632

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.996 .973 1.020

N of Valid Cases 22085

Page 130: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

115

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

riskanc * klasifikasi berat lahir

24596 100.0% 0 .0% 24596 100.0%

riskanc * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>=

2500g)

riskanc kunjungan 1-3 kali Count 186 2717 2903

% within klasifikasi berat lahir

14.6% 11.6% 11.8%

kunjungan >=4 kali Count 1084 20609 21693

% within klasifikasi berat lahir

85.4% 88.4% 88.2%

Total Count 1270 23326 24596

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 10.397a 1 .001

Continuity Correctionb 10.111 1 .001

Likelihood Ratio 9.788 1 .002

Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear Association 10.397 1 .001

N of Valid Casesb 24596

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 149,89.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for riskanc (kunjungan 1-3 kali / kunjungan >=4 kali)

1.302 1.108 1.528

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

1.282 1.103 1.491

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.985 .975 .995

N of Valid Cases 24596

Page 131: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

116

Statistics

riskk4

N Valid 24794

Missing 0

riskk4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak K4 6439 26.0 26.0 26.0

K4 18355 74.0 74.0 100.0

Total 24794 100.0 100.0

Statistics

pertama kali anc

N Valid 24794

Missing 0

pertama kali anc

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 19741 79.6 79.6 79.6

2 3243 13.1 13.1 92.7

3 1810 7.3 7.3 100.0

Total 24794 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Klasifikasi usia lahir bayi * klasifikasi berat lahir

25186 100.0% 0 .0% 25186 100.0%

Page 132: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

117

Klasifikasi usia lahir bayi * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total BBLR

(<2500g) Tdk BBLR (>= 2500g)

Klasifikasi usia lahir bayi

<37 minggu Count 662 7517 8179

% within klasifikasi berat lahir

50.4% 31.5% 32.5%

>= 37 minggu

Count 651 16356 17007

% within klasifikasi berat lahir

49.6% 68.5% 67.5%

Total Count 1313 23873 25186

% within klasifikasi berat lahir

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.034E2a 1 .000

Continuity Correctionb 202.547 1 .000

Likelihood Ratio 190.924 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 203.401 1 .000

N of Valid Casesb 25186

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 426.39.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Klasifikasi usia lahir bayi (<37 minggu / >= 37 minggu)

2.213 1.979 2.474

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

2.114 1.904 2.348

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.956 .949 .962

N of Valid Cases 25186

Statistics

klasf_jumFe

N Valid 19935

Missing 5251

Page 133: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

118

klasf_jumFe

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tdk konsumsi 1824 7.2 9.1 9.1

ya, <90 hari 9220 36.6 46.3 55.4

>= 90 hari 8891 35.3 44.6 100.0

Total 19935 79.2 100.0

Missing tidak tahu 5251 20.8

Total 25186 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

klasf_jumFe * klasifikasi berat lahir

19935 79.2% 5251 20.8% 25186 100.0%

klasf_jumFe * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total

BBLR (<2500g) Tdk BBLR (>=

2500g)

klasf_jumFe tdk konsumsi Count 103 1721 1824

% within klasifikasi berat lahir 9.8% 9.1% 9.1%

ya, <90 hari Count 547 8673 9220

% within klasifikasi berat lahir 52.3% 45.9% 46.3%

>= 90 hari Count 396 8495 8891

% within klasifikasi berat lahir 37.9% 45.0% 44.6%

Total Count 1046 18889 19935

% within klasifikasi berat lahir 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 20.555a 2 .000

Likelihood Ratio 20.785 2 .000

Linear-by-Linear Association 14.832 1 .000

N of Valid Cases 19935

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 95.71.

Page 134: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

119

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for klasf_jumFe (tdk konsumsi / ya, <90 hari)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

klasf_jumFe * klasifikasi berat lahir

10715 100.0% 0 .0% 10715 100.0%

klasf_jumFe * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total

BBLR (<2500g) Tdk BBLR (>=

2500g)

klasf_jumFe tdk konsumsi Count 103 1721 1824

% within klasifikasi berat lahir 20.6% 16.8% 17.0%

>= 90 hari Count 396 8495 8891

% within klasifikasi berat lahir 79.4% 83.2% 83.0%

Total Count 499 10216 10715

% within klasifikasi berat lahir 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.851a 1 .028

Continuity Correctionb 4.586 1 .032

Likelihood Ratio 4.617 1 .032

Fisher's Exact Test .031 .016

Linear-by-Linear Association 4.851 1 .028

N of Valid Casesb 10715

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 84.94.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 135: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

120

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for klasf_jumFe (tdk konsumsi / >= 90 hari)

1.284 1.027 1.604

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

1.268 1.027 1.565

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.988 .976 1.000

N of Valid Cases 10715

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

klasf_jumFe * klasifikasi berat lahir

18111 100.0% 0 .0% 18111 100.0%

klasf_jumFe * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total

BBLR (<2500g) Tdk BBLR (>=

2500g)

klasf_jumFe ya, <90 hari Count 547 8673 9220

% within klasifikasi berat lahir 58.0% 50.5% 50.9%

>= 90 hari Count 396 8495 8891

% within klasifikasi berat lahir 42.0% 49.5% 49.1%

Total Count 943 17168 18111

% within klasifikasi berat lahir 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 20.055a 1 .000

Continuity Correctionb 19.756 1 .000

Likelihood Ratio 20.152 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 20.054 1 .000

N of Valid Casesb 18111

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 462.93.

Page 136: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

121

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 20.055a 1 .000

Continuity Correctionb 19.756 1 .000

Likelihood Ratio 20.152 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 20.054 1 .000

N of Valid Casesb 18111

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 462.93.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for klasf_jumFe (ya, <90 hari / >= 90 hari)

1.353 1.185 1.545

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

1.332 1.174 1.511

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.985 .978 .991

N of Valid Cases 18111

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

paritas2 * klasifikasi berat lahir

25186 100.0% 0 .0% 25186 100.0%

paritas2 * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total

BBLR (<2500g) Tdk BBLR (>=

2500g)

paritas2 berisiko Count 581 8159 8740

% within klasifikasi berat lahir 44.2% 34.2% 34.7%

tidak berisiko Count 732 15714 16446

% within klasifikasi berat lahir 55.8% 65.8% 65.3%

Total Count 1313 23873 25186

% within klasifikasi berat lahir 100.0% 100.0% 100.0%

Page 137: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

122

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 55.730a 1 .000

Continuity Correctionb 55.286 1 .000

Likelihood Ratio 53.913 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 55.728 1 .000

N of Valid Casesb 25186

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 455.63.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for paritas2 (berisiko / tidak berisiko)

1.529 1.367 1.710

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

1.494 1.344 1.660

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.977 .971 .983

N of Valid Cases 25186

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

bblrriwayat * klasifikasi berat lahir

25186 100.0% 0 .0% 25186 100.0%

bblrriwayat * klasifikasi berat lahir Crosstabulation

klasifikasi berat lahir

Total

BBLR (<2500g) Tdk BBLR (>=

2500g)

bblrriwayat ya Count 9 36 45

% within klasifikasi berat lahir .7% .2% .2%

tidak Count 1304 23837 25141

% within klasifikasi berat lahir 99.3% 99.8% 99.8%

Total Count 1313 23873 25186

% within klasifikasi berat lahir 100.0% 100.0% 100.0%

Page 138: FAKTOR MATERNAL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28928/1/Rini Septiani-fkik.pdf · Koordinator Kelompok Penyelenggaran Pemungutan

123

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 19.947a 1 .000

Continuity Correctionb 17.062 1 .000

Likelihood Ratio 12.026 1 .001

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 19.946 1 .000

N of Valid Casesb 25186

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.35.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for bblrriwayat (ya / tidak)

4.570 2.197 9.507

For cohort klasifikasi berat lahir = BBLR (<2500g)

3.856 2.144 6.933

For cohort klasifikasi berat lahir = Tdk BBLR (>= 2500g)

.844 .729 .977

N of Valid Cases 25186