Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama …link.narotama.ac.id/files/JURNAL LINKS Vol...
Transcript of Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama …link.narotama.ac.id/files/JURNAL LINKS Vol...
[Type text]
Jurnal Ilmiah Vol.26/No.1/Februari 2017
ISSN – 1858 - 4667
SISTEM PEMANTAU & PENGENDALIAN RUMAH CERDAS MENGGUNAKANINFRASTUKTUR INTERNET MESSAGINGDhenny Rachman, Moh. Noor Al Azam, Benediktus Anindito
PERANCANGAN SIMULATION MODELS FOR CALCULATION CATTLEFEED (MOCAFEE) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUKSEKOLAH JURUSAN PETERNAKANEndra Rahmawati
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH EKSTRAKURIKULERSISWA DI SDN KALIASIN VI-285 SURABAYA DENGAN MENGGUNAKANMETODE RULE BASED SYSTEMIndarti Lasmintayu, Achmad Zakki Falani
APLIKASI E-COUNSELING DALAM PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENGATASI SISWA TERISOLIRMENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING(STUDI KASUS : DI SMP NEGERI 2 BANGIL)M. Noval Riswandha, Nur Maulidyah
PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADASAKINAH SUPERMARKET UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIKSigit Eko Wiyono, Latipah
SEGMENTASI PEMBULUH DARAH PADA CITRA FUNDUS MENGGUNAKANMETODE MORFOLOGIYosefine Triwidyastuti, Endra Rahmawati
Fakultas Ilmu KomputerUniversitas Narotama Surabaya
Lintas Sistem Informasi dan Komputer
Jurnal Ilmiah Vol.26/No.1/Februari 2017
ISSN – 1858 - 4667
DAFTAR ISI
SISTEM PEMANTAU & PENGENDALIAN RUMAH CERDAS MENGGUNAKANINFRASTUKTUR INTERNET MESSAGING ............................................... 1-6Dhenny Rachman, Moh. Noor Al Azam, Benediktus Anindito
PERANCANGAN SIMULATION MODELS FOR CALCULATION CATTLEFEED (MOCAFEE) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUKSEKOLAH JURUSAN PETERNAKAN ...................................................... 2-12Endra Rahmawati
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH EKSTRAKURIKULERSISWA DI SDN KALIASIN VI-285 SURABAYA DENGAN MENGGUNAKANMETODE RULE BASED SYSTEM ............................................................. 3-17Indarti Lasmintayu, Achmad Zakki Falani
APLIKASI E-COUNSELING DALAM PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENGATASI SISWA TERISOLIRMENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING(STUDI KASUS : DI SMP NEGERI 2 BANGIL) .......................................... 4-23M. Noval Riswandha, Nur Maulidyah
PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADASAKINAH SUPERMARKET UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK..................................................................................................................... 5-28Latifah Rifani, Nurul Aini
SEGMENTASI PEMBULUH DARAH PADA CITRA FUNDUS MENGGUNAKANMETODE MORFOLOGI .............................................................................. 6-34Yosefine Triwidyastuti, Endra Rahmawati
Fakultas Ilmu KomputerUniversitas Narotama Surabaya
Lintas Sistem Informasi dan Komputer
Fakultas Ilmu KomputerUniversitas Narotama Surabaya
Jurnal Ilmiah LINK
Diterbitkan oleh :Fakultas Ilmu Komputer – Universitas Narotama Surabaya
Vol.26/No.1 : Februari 2017
Susunan Redaksi :
Penanggung Jawab :Dekan Fakultas Ilmu Komputer
Ketua Pengarah :Cahyo Darujati, ST., MT.
Ketua Penyunting :Achmad Zakki Falani, S.Kom., M.Kom.
Dewan Penyunting :Cahyo Darujati, ST., MT.
Achmad Zakki Falani, S.Kom., M.Kom.Aryo Nugroho, ST., S.Kom, M.T.
Awalludiyah Ambarwati, S.Kom., M.M.
Penyunting PelaksanaHersa Farida, S.Kom.
Latifah Rifani, S.Kom., MT.
SirkulasiFerry Hendrawan, S.Kom.
AdministrasiDyah Yuni Wulandari, S.Kom.
SekretariatFakultas Ilmu Komputer
Universitas NarotamaJln. Arief Rahman Hakim 51 Surabaya 60117
Telp. 031-5946404, 5995578E-mail : [email protected]
Jurnal Ilmiah Link diterbitkan dua kali setahun, memuat tulisan ilmiahyang berhubungan dengan bidang ilmu sistem informasi dan sistem komputer
Tulisan ilmiah dapat berupa hasil penelitian, bahasan tentang metodologi,tulisan populer dan tinjauan buku.
PEDOMAN PENULISANFORMAT
1. Artikel diketik dengan menggunakan program MS Word/WP, spasi ganda, fontTimes New Roman, size 10, dengan ukuran kertas Kuarto. Kutipan langsung yangpanjang (lebih dari tiga setengah baris) diketik dengan spasi tunggal dan bentukberinden
2. Artikel dibuat sesingkat mungkin sesuai dengan subyek dan metodologi penelitian,biasanya antara 15-30 halaman
3. Marjin atas, bawah, kiri dan kanan minimal 1 inci4. Semua halaman, termasuk tabel, lampiran dan referensi harus diberi nomor urut
halaman5. Semua artikel harus disertai disket atau file yang berisi artikel tersebut
DOKUMENTASI1. Kutipan dalam artikel sebaiknya ditulis dalam kurung yang menyebutkan nama
akhir penulisan, tahun tanpa koma, dan nomor halaman sumber tulisan yang dikutip(jika dipandang perlu)Contoh :
Sumber kutipan dengan satu penulis: (Ikhsan 2001), jika disertai nomorhalaman (Ikhsan 2001: 121)
Sumber kutipan dengan dua penulis: (Ikhsan dan Fayza 2001) Sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis: (Ikhsan dkk. 2001 atau
Ikhsan et al. 2001) Dua sumber kutipan dengan penulis berbeda: (Ikhsan 2001, Fayza 2002) Dua sumber kutipan dengan penulis sama: (Ikhsan 2001, 2002), jika tahun
publikasi sama: (Ikhsan 2001a, 2001b) Sumber kutipan yang berasal dari institusi, sebaiknya menyebutkan akronim
institusi tersebut (BI 2000)2. Setiap artikel memuat daftar referensi (yang menjadi sumber kutipan) dengan
ketentuan penulisan sebagai berikut:a. Daftar referensi disusun alfabetis sesuai dengan nama penulis dan institusib. Susunan referensi: nama penulis, tahun publikasi, judul jurnal atau buku, nama
jurnal atau penerbit, nomor halamanc. Contoh:
Callendar, J. H. 1996, Time Saver Standards for Architectural Design,McGraw-Hill Book Company, New York.
Carn, N., Robianski, J., Racster, R., Seldin, M. 1988, Real Estate MarketAnalysis Techniques and Applications, Prentice Hall, New Jersey.
ABSTRAKSI1. Memuat antara lain masalah, tujuan, metode penelitian dan kesimpulan. Disajikan
diawal artikel terdiri dari 100-300 kata.2. Setelah abstraksi cantumkan empat kata kunci guna memudahkan pemberian
indeks.
ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL. 26/No. 1/Februari 2017
1-1
SISTEM PEMANTAU & PENGENDALIAN RUMAH CERDASMENGGUNAKAN INFRASTUKTUR INTERNET MESSAGING
Dhenny Rachman1, Moh. Noor Al Azam2 , Benediktus Anindito3
Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama [email protected], [email protected] 2, [email protected] 3
Abstrak
Di era globalisasi seperti saat ini ilmu teknologi informasi selalu berkembang dan semakin maju.Seperti saat ini, internet of things atau biasa kita sebut (IoT) merupakan tren dunia masa depan yg perlu dibangun dari sekarang. Segala sesuatunya di buat mudah dan ekonomis dengan " Internet". Kini banyakperusahaan yang menyediakan berbagai macam program untuk membantu pengembang dalammengembangkan produk berbasis IoT. Internet of Things merupakan istilah masa depan dimana semuadevice tersambung ke internet sehingga tercipta sebuah sistem yang memiliki kecerdasan sendiri yang sangatberguna dalam perkembangan teknologi khususnya bila kita proyeksikan pada rumah cerdas. Bayangkan bilaperalatan elektronik pada sebuah rumah bisa kita monitoring bahkan dikendalikan secara jarak jauh melaluiinternet, maka dapat dirasakan kepraktisan, kemudahan serta keamanannya.
Terwujudnya konsep rumah cerdas tentu membutuhkan koneksi antar perangkat agar dapatmengontrol dari jauh. Dalam penelitian ini, koneksi yang dimaksudkan ialah menggunakan device smartphone yang didalamnya terdapat aplikasi IM (internet messaging) yang saat ini semua orang memilikinyadan hampir setiap saat kita menggunakannya. Dalam penelitian ini akan membuat sebuah miniatur rumahcerdas berupa simulasi yang nantinya terdapat rangkaian elekronika untuk dapat mengontol output melaluiaplikasi instant messaging. Projek rumah cerdas ini tidak menggunakan mikrokontroler, melainkanmengunakan Single Board Computer (SBC) yang sedang tren saat ini yaitu Raspberry Pi.
Raspberry Pi seperti layaknya sebuah komputer desktop yang bisa diinstalkan Sistem Operasi,Aplikasi, bahkan terdapat port LAN untuk dikoneksikan dengan internet. Perangkat Raspberry Pimemungkinkan untuk dapat diterapkan dalam sistem rumah cerdas seperti halnya mikrokontroler yangterdapat port GPIO (General-Purpose Input/Output). Agar sistem pada perangkat Raspberry Pi ini dapatbekerja dengan semestinya, dalam projek rumah cerdas ini menggunakan bahasa pemrograman Python.
Kata Kunci : Sistem rumah cerdas, Raspberry Pi, Internet Messaging, API, Internet of Think.
1. Pendahuluan1. 1 LatarnBelakang
Perkembangan teknologi yang semakinmaju saat ini telah banyak diterapkan dalamkehidupan manusia untuk membantu dalam setiapaktifitas. Dalam memenuhi kebutuhan hidup,manusia selalu menginginkan dan memikirkancara untuk melakukan kegiatan sehari-hari secaraefektif dan efisien. Efektif dalam arti untukmencapai tujuan dengan cepat dan tepat dalammenyelesaikan suatu permasalahan dan efisiendalam arti dapat memanfaatkan waktu, biaya dansumber daya secara minim untuk mendapatkanhasil yang maksimal.
Saat ini kesadaran masyarakat dalampenghematan listrik dirumah masih minim dantidak efisien. Contohnya seperti lupa mematikanlampu atau perangkat elektronik yang lain saat
sedang bepergian, sehingga banyak energi listrikterbuang secara percuma. Dalam contoh khasustersebut, pemanfaatan teknologi dirasa sangatberguna. Efisiensi yang didapat, contohnyaapabila kita bisa memonitoring dan mengontrolalat-alat elektronik yang ada di rumah dimanapundan kapanpun hanya dengan mengunakansmartphone kita. Tentunya hal tersebut sangatmemudahkan kita dalam hemat energi dan waktu.
Rumah Cerdas dan internet merupakandua hal yang saling berkaitan. Konsep Internet ofThings yang diusung dalam sistem Rumah Cerdasjuga berarti menjadikan semua perangkat dirumah dapat terhubung dan terkoneksi. Di luarnegeri saat ini teknologi tersebut telah ada danbanyak diterapkan pada rumah maupun
Dhenny Rachman, Sistem Pemantau & Pengendalian …
1-2
perkantoran dan menjadi tren tersendiri yangbiasanya orang-orang menyebutnya sistem smarthome atau rumah cerdas. Menurut survei smarthome yang dilakukan pada Juli tahun lalu olehHarris Poll, sebanyak 52% responden merasabahwa memiliki smart home merupakan sesuatuyang penting bagi mereka. Jajak pendapat itudilakukan terhadap lebih dari 2.000 orang dewasadi AS. Mereka menilai ada tiga keuntungan utamajika memiliki peralatan rumah yang terkoneksidengan internet. Sebanyak 62% warga ASmenempatkan keamanan dan pengawasan rumahsebagai keuntungan terbesar jika memiliki smarthome. Alasan lain ialah memangkas biaya yangdidukung oleh 40% responden. Sebanyak 35%menempatkan kenyamanan sebagai alasanmemiliki smart home.
Sistem pengontrolan yang digunakanpada sistem rumah cerdaspun cukup variatif,mulai dari penggunaan sensor, sms, webserver,dll. Namun dalam penelitian ini penulismencoba mengunakan media internet messagingpada smartphone sebagai pengontrolannya,karena merupakan media atau perangkat yangsaat ini selalu kita bawa dan sering dipergunakanuntuk menemani aktifitas sehari-hari.
1.2 Perumusan Masalah
1. Aplikasi internet messaging seperti apayang cocok untuk penelitian ini?
2. Bagaimana merancang sistem pemantaudan pengendalian rumah cerdasmenggunakan infrastuktur internetmessaging?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian iniadalah :1. Aplikasi ini menggunakan Raspberry Pi 3
model B dengan Noobs sebagai sistemoperasinya yang penulis belummengetahui lebih dalam.
2. Tidak semua program internet messagingdapat diaplikasikan dalam penelitian ini.
3. Penelitian ini membutuhkan pemahamanmengenai bahasa pemrograman Phyton.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menciptakan sistem pemantau danpengendalian rumah cerdas menggunakaninfrastuktur internet messaging.
2. Mendapatkan kemudahan dalammengontrol perangkat elektronik yangada didalam rumah dengan carapengontrolan terpusat melalui aplikasi
instant messaging pada sebuahsmartphone.
1.5. Manfaat
Memudahkan untuk mengontrolperalatan rumah khususnya elektonik secara jarakjauh sehingga lebih praktis dalampenggunaannya.
2. Teori Pendukung2.1. Penelitian Terdahulu.
Seiring berjalannya waktu danperkembangan teknologi, terdapat sistempengendali perangkat listrik pada rumah cerdasdengan menggunakan teknologi wireless sepertisistem yang di bangun oleh Godlief ErwinSemuel Mige tahun 2012, yang berjudul ”Desainrumah cerdas berbasis wireless sensor networkuntuk manajemen energi”. Sistem yang dibuatmengugunakan Sensor node yang posisi danjarak sensornya sangat bergantung dalamperancangan, selain itu sistem ini tidak bisadikendalikan dari jarak jauh.
Selanjutnya terdapat buku yang berjudul“Simulasi Rancang Bangun Rumah CerdasBerbasis Mikrokontroler ATMEGA16” yangditulis oleh Medi Taruk, Ir. Muh. Yusuf, M.Ttahun 2014. Pada simulasi sistem ini alarm akanberbunyi otomatis apabila jendela terbuka, dankontrol alarm pada jendela hanya dapat di non-aktifkan dengan menggunakan sakelar. Selain itulampu menyala secara otomatis pada sore hari danpadam pada tengah malam kecuali lampu teras.Lampu teras padam secara otomatis pada pagihari. Lampu dikontrol dengan menggunakanobjek timer yang terdapat pada mikrokontrolermelalui program. Simulasi ini berjalan sebagaisistem pengamanan rumah yang baik, namunhanya menggunakan keypad, timer dan limitswitch sebagai inputannya sehinga tidak bisadikontrol melalui jarak jauh dan kapan saja.Kekurangan lain dari simulasi rancang bangunrumah cerdas berbasis mikrokontroler Atmega16ini adalah tidak ada monitoring atau umpan balikke pengguna. Lalu selanjutnya terdapat sistemyang dibangun Yoga Prasetyo 2015, yangberjudul “Perancangan kontrol rumah cerdasberbasis PLC (Programmable Logic controller)dengan SCADA (Supervisory Control And DataAcquisition) sebagai HMI (Human MachineInterface)”. Sistem yang dibuat dapat berjalandengan baik, namun karena mengunakanperangkat kontrol PLC, SCADA dan HMI yangkebanyakan dipergunakan untuk skala industriatau perusahaan, maka dirasa kurang cocok danlebih ekonomis untuk skala rumah tangga karenaharganya yang mahal.
Dhenny Rachman, Sistem Pemantau & Pengendalian …
1-3
Selanjutnya Bob Christoper Sidabutartahun 2016, dengan bukunya yang berjudul“Sistem pengontrolan lampu rumah berbasisraspberry pi”. Berdasarkan penelitian danpengujian yang sudah dilakukan. Kelebihansistem yang dibangun adalah pengontrolan lampuyang mendukung multi platform, sedangkankekurangan sistem yang dibangun adalahpengontrolan yang masih terbatas pada jaringanWIFI dengan jarak maksimal15meter.
Selanjutnya terdapat konsep rumahcerdas dengan memanfaatkan suatu modulelektronika yaitu Mikrokontroler Arduino.Arduino digunakan sebagai perangkat pendukunguntuk kendali arus listrik, sebagai contohmengacu pada pendapat Budi Novianto (2016)tentang “Rancang Bangun Kendali danMonitoring Lampu Dengan Teknologi ShortMessege Service (SMS)”. Dengan mempelajarikonsep tersebut pengendalian listrik akan menjadimudah. Namun menurut penulis penggunaanSMS akan memerlukan biaya dalam bentuk pulsaSMS untuk setiap kali mengirim pesan belum lagibila terjadi SMS pending.
2.2 Rumah_Cerdas
Merupakan sebuah rumah atau gedungyang dilengkapi dengan teknologi yang sangaterat kaitannya dengan konsep IoT yangmemungkinkan berbagai sistem bahkan perangkatdi rumah dapat berkomunikasi satu_sama_lain..
Sistem Rumah Cerdas dalampengoperasiannya dibantu oleh komputer untukmemberikan segala kepraktisan, keamanan danpenghematan energi yang berlangsung secaraotomatis dan terprogram melalui komputer padagedung atau pun rumah tinggal kita. SistemRumah Cerdas dapat digunakan untukmenggendalikan hampir semua perlengkapan danperalatan di rumah, mulai dari pengaturan tatalampu hingga berbagai alat-alat rumah tangga,yang perintahnya dapat dilakukan hanya denganmenggunakan suara, sensor, atau kendalijarak_jauh_(remote).
3. Metodologi Penelitian
Untuk memperoleh data secara lengkap, adapunlangkah–langkah yang dilakukan penulis untukpengumpulan data dalam bentuk flowchart.
Gambar 1. Flowchard alur penelitian
Berikut merupakan penjelasan mengenaiflowchart alur penelitian atau langkah-langkahyang dilakukan oleh penulis, yaitu :
1. Mencari reverensi atau studi literaturyang bersangkutan dalam pengerjaanpenelitian ini.
2. Perencanaan Hardware dan Software apasaja yang digunakan.
3. Penginstalan Sistem Operasi danAplikasi pendukung yang diperlukanserta seting dan konfigurasi kedalamperangkat Raspberry Pi.
4. Mencari reverensi mengenai AplikasiInternet Messaging apa yang cocokditerapkan pada sistem rumah cerdas ini.
5. Menguji Apliksi Internet MessagingAPI.
6. Perancangan hardware berbentuksimulasi atau miniatur rumah yangdilengkapi dengan output.
7. Perancangan software berupa codingprogram Python serta mencari libraryapa yang diperlukan.
8. Pengujian alat secara keseluruhan sertamelakukan perbaikan bila hardware atausoftware tidak berjalan dengan baik.
9. Melakukan dokumentasi dan menarikkesimpulan dari pengujian sistempemantauan dan pengendalian rumahcerdas menggunakan infrastrukturinternet messaging.
4. Perencanaan Rancangan
Pada metode ini penulis menggambarkanbagaimana alur kerja sistem yang akan dibuatberupa flowchart berikut penjelasannya.
Dhenny Rachman, Sistem Pemantau & Pengendalian …
1-4
Gambar 2. Flowchart program secarakeseluruhan
Penjelasan Flowchart program secarakeseluruhan :
1. Saat start, pertama melakukan inisialisasiprogram.
2. Setelah itu program dalam posisi standbymenunggu perintah atau pesan dari user.
3. Jika user mengirimkan pesan salah, makaprogram akan mengirimkan notifikasikembali berupa pesan ke user.
4. Jika pesan dari user benar, maka programmengidentifikasi apakah pesan dari usertentang Lampu?
5. Jika iya, maka program melakukan prosesuntuk menghidupkan atau mematikanlampu (tergantung instruksinya) melaluiport GPIO tertentu yang dihubungkan keRelay dan lampu. Selanjutnya programmengirim notifikasi ke user bahwa lamputelah di On/Offkan.
6. Jika bukan tentang Lampu, maka programmengidentifikasi apakah pesan dari usertentang Kipas?
7. Jika iya, maka program melakukan prosesuntuk menghidupkan atau mematikankipas (tergantung instruksinya) melaluiport GPIO tertentu yang dihubungkan keRelay dan kipas. Selanjutnya programmengirim notifikasi ke user bahwa kipastelah di On/Offkan.
8. Jika bukan tentang Kipas, maka programmengidentifikasi apakah pesan dari usertentang Kunci?
9. Jika iya, maka program melakukan prosesuntuk mengunci atau buka kunci(tergantung instruksinya) melalui portGPIO tertentu yang dihubungkan ke Relaydan Selenoid. Selanjutnya programmengirim notifikasi ke user bahwa kuncitelah di On/Offkan.
10. Jika tidak semuanya maka program
kembali mengidentifikasi bahwa pesanyang dikirimkan salah dan mengirimnotifikasi ke user.
4.1 Aplikasi Internet Messaging
Terdapat banyak Aplikasi InternetMessaging yang mendukung API dan tentunyafree lisensi. Aplikasi yang penulis coba dalampenelitian ini yaitu Aplikasi Yowsup (whatsappAPI) dan Telegram. Namun dengan berbagaimacam kendala, penulis menentukan untukmenggunakan aplikasi Telegram API yangbiasanya disebut Bot Telegram. Banyak jugacontoh dan macam-macam aplikasi yang sudahdikembangkan dan memanfaatkan Bot Telegram.Berbagai macam pertimbangan mengapa penulismenggunakan Bot Telegram yaitu :
1. Aplikasi Telegram lebih stabil dibandingWhatsapp.Hal ini dikarenakan aplikasi Yowsup(Whatsapp API) dalam beberapa kalipercobaan seringkali tejadi log out akundan meminta verifikasi kode via smssehingga kurang nyaman dalampenggunaannya.
Gambar 3. Verifikasi kode di Whatsapp
2. Proses registrasi Telegram API lebihmudah. Cukup dengan create bot telegrammelalui akun botfather maka user dapatmembuat nama bot sendiri. Setelah prosespembuatan bot, user juga mendapatkanToken berupa serial code unik.
Gambar 4. Proses membuat BotFather
Untuk mengakses BotFather bisa di searchmelalui kolom pencarian pada aplikasiTelegram. BotFather disediakan olehDeveloper aplikasi Telegram agar siapa
Dhenny Rachman, Sistem Pemantau & Pengendalian …
1-5
saja untuk dapat membuat, memanfaatkandan mengembangkan aplikasi berbasisAPI. Dalam penelitian ini penulismembuat Bot Teegram dengan nama Dbot.
3. Whatsapp API masih Unofficial status.Whatsapp API bila diaplikasikan padasistem rumah cerdas ini dirasa akan cukupmerepotkan pengguna dikarenakan harusmenyediakan perangkat smartphone sendiriyang harus stay on agar Whatsapp API bisamengirim dan menerima pesan, selain itujuga nomor telepon harus sudah terdaftar diWhatsapp server, bila terjadi kesalahanlangkah saat registrasi Whatsapp API inimaka nomor tersebut akan terblokir dantidak dapat menggunakan aplikasiWhatsapp seterusnya. Berbeda denganTelegram yang menggunakan akun botTelegram dan token sendiri. Semua erroryang terjadi pada Yowsup (Whatsapp API)ini kemungkinan dikarenakan masih belumofficial dan masih dalam tahappengembangan.
4.2 Hasil Dan Pembahasan
Pengujian alat dilakukan untuk mengujidan mengetahui apakah alat yang telah dibuatdapat bekerja dengan baik sesuai harapan atautidak. Pengujian sistem yang dilakukan dengancara mengirimkan pesan berisi perintah melaluiSmartphone dengan menggunakan AplikasiTelegram ke Bot Telegram (Dbot). Setelah itumengamati apakah program sudah berjalan sesuaiperintah untuk On/Offkan output dan melakukandokumentasi.
4.3 Pengujian Kirim dan Terima Pesan
Program Python pada pengujian sistemrumah cerdas ini diberi beberapa insruksi untukmengontrol output agar dapat di On/Offkan.Beberapa insruksi tersebut antara lain :
1. lampu on - untuk menyalakan lampu2. lampu off - untuk mematikan lampu3. kipas on – untuk menyalakan kipas4. kipas off – untuk mematikan kipas5. kunci on – untuk mengunci6. kunci off – untuk membuka kunciApabila user mengirimkan pesan instruksi
yang tidak sesuai dengan perintah-perintahtersebut, maka sistem akan menganggap bahwapesan instruksi yang dikirimkan salah danselanjutnya program membalas dengan mengirimnotifikasi ke user bahwa instruksi salah. Berikuthasil pengujian kirim terima pesan dari User keBot Telegram (Dbot) :
Gambar 5. Tampilan Pada Layar Smartphone
Gambar 6. Eksekusi Perintah Lampu On/Off
Gambar 7. Eksekusi Perintah Kipas On/Off
Gambar 8. Eksekusi Perintah Kunci On/Off
5. Kesimpulan dan Saran5.1 Kesimpulan
Dalam pengujian sistem secarakeseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa
Dhenny Rachman, Sistem Pemantau & Pengendalian …
1-6
1. Sistem dapat berjalan dengan baikasalkan smartphone yang digunakanuser serta perangkat Raspberry Piterkoneksi internet.
2. Sistem dapat menerima dan mengolahinteruksi dari Bot Telegram lalukemudian memberikan sinyal ke pinGPIO tertentu untuk diteruskan ke relaydan mengaktifkan output.
3. Sistem dapat mengirim pesan balikkepada user sebagai tanda bahwa sistemtelah merespon sesuai perintah untukmenyalakan atau mematikan output.Selain itu dapat mengirim notifikasi“Pesan Salah” apabila user melakukankesalahan dalam pengetikan instruksipesan ke Bot Telegram.
Saran
Untuk pengembangan selanjutnyadiharapkan dapat mengembangkan danmenciptakan sistem dengan harapan agar menjadilebih baik. Dalam sistem rumah cerdas ini,penulis memberi beberapa saran sebagai berikut :
1. Penambahan output diharapkan agarlebih banyak dan bervariasi.
2. Penggunaan kamera dirasa perlu untukdi aplikasikan dalam rumah cerdaslayaknya kamera CCTV terutama yangdapat dikendalikan dan dipantau darijarak jauh.
3. Penambahan sensor-sensor juga dirasaperlu untuk diterapkan dalam projekrumah cerdas agar sistem menjadi lebihbaik.
Aplikasi Telegram Bot (Dbot) penelitianini dirasa kurang aman, dikarenakan siapa sajadapat meng-add dan menjalankan perintah-perintah pada program sehingga output bisadikendalikan siapa saja tanpa sepengetahuanpembuat Telegram Bot. Maka dari itu diharapkanpengembang berikutnya bisa menambahkansystem security yang lebih baik ataupunmanagement user agar lebih aman sehingga tidaksembarang orang dapat mengakses. Kemungkinansistem rumah cerdas ini akan menjadi lebih baikdalam hal pengoperasian dan keamanannya bilamenggunakan Aplikasi Internet Messaging yanglain.
Daftar Pustaka
Erwin, Godlief. 2012 “Desain Rumah CerdasBerbasis Wireless Sensor Network UntukManajemen Energi”. Fakultas TeknikElektro. Universitas Nusa Cendana.
Taruk, Medi dan Yusuf, Muhammad. 2014“Simulasi Rancang Bangun Rumah Cerdas
Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16”.Fakultas Ilmu Komputer dan Elektronika.Universitas Gajah Mada.
Prasetyo, Yoga (2015) “Perancangan KontrolRumah Cerdas Berbasis PLC(Programmable Logic Controller) DenganScada (Supervisory Control And DataAcquisition) Sebagai HMI (Human MachineInterface)”. Fakultas Teknik Elektro,Universitas Pendidikan Indonesia.
Sidabutar, Bob Christoper, 2016. “Sistempengontrolan lampu rumah berbasisraspberry pi”. Fakultas Teknik Informatika.Universitas Widyatama Bandung.
Novianto, Budi, 2016. “Rancang Bangun Kendalidan Monitoring Lampu Dengan TeknologiShort Messege Service (SMS)”. FakultasIlmu Komputer. Universitas NarotamaSurabaya.
ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL. 26/No. 1/Februari 2017
2-7
PERANCANGAN SIMULATION MODELS FOR CALCULATIONCATTLE FEED (MOCAFEE) SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN UNTUK SEKOLAHJURUSAN PETERNAKAN
Endra Rahmawati
Program Studi Sistem InformasiInstitut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya
Abstrak
Hampir seluruh SMK saat ini menyiapkan siswanya hanya untuk bekerja pada bidang keahliantertentu sebagai pekerja/karyawan/pegawai. Termasuk SMK Jurusan Peternakan yang menyiapkan parasiswanya untuk dapat mendirikan usaha sendiri di bidang peternakan setelah lulus sekolah. Setiap materiyang disampaikan di kelas harus dapat diimplementasikan langsung pada lahan peternakan yang disediakanoleh sekolah. Tidak jarang sekolah harus mencari lahan lebih yang dapat digunakan secara khusus untukmenerapkan ilmu yang didapatkan selama proses pembelajaran. Namun, kondisi yang terjadi di lapangantidak demikian. Banyak siswa di sekolah jurusan peternakan yang mengalami kesulitan dalam hal budidayaternak. Hal tersebut dikarenakan lahan yang disediakan tidak sebanding dengan jumlah siswa yangmenempuh pendidikan di jurusan peternakan.
Untuk mengatasi permasalahan diatas, pada paper ini akan dibahas mengenai perancanganSimulation Models For Calculation Cattle Feed (MoCaFee) yang dapat memberikan model praktisperhitungan pemberian pakan ternak sesuai dengan jenis dan jumlah sapi yang dibudidayakan. MoCaFeedirancang dengan karakteristik mulai dari penentuan Types of Cows, Food Materials, Nutrien Components,hingga Nutritional Needs.
Dalam implementasinya, pengembangan model simulasi ini melibatkan tenaga ahli dari berbagaibidang, yang selanjutnya difungsikan sebagai peternak, ahli nutrisi ternak, dan analisis TI/programmer.Selain digunakan secara internal dalam proses pembelajaran di sekolah, para peternak umum juga dapatmemanfaatkan semua informasi yang tersedia pada MoCaFee Models ini. Untuk pemanfaatannya, modelsimulasi ini akan membantu program pemerintah dalam meningkatkan hasil produksi dalam bidangpeternakan.
Kata Kunci : Media Belajar, Models for Calculation Cattle Feed (MoCaFee), Pakan Ternak Sapi.
1. Pendahuluan.
Secara umum, tujuan pendidikan padasekolah kejuruan saat ini cenderung fokus padafungsi tunggal yaitu menyiapkan siswanya untukbekerja pada bidang tertentu yakni sebagaipekerja/karyawan [10]. Termasuk SMK JurusanPeternakan yang menyiapkan para siswanya untukdapat mendirikan usaha sendiri di bidangpeternakan setelah lulus sekolah.
Setiap materi yang disampaikan di kelasharus dapat diimplementasikan langsung padalahan peternakan yang disediakan oleh sekolah.Tidak jarang sekolah harus mencari lahan lebihyang dapat digunakan secara khusus untukmenerapkan ilmu yang didapatkan selama proses
pembelajaran. Namun, kondisi yang terjadi dilapangan tidak demikian. Peternakan yangdilaksanakan saat ini umumnya hanya dibangundalam lahan yang sangat terbatas [4]. Banyaksiswa di sekolah jurusan peternakan yangmengalami kesulitan dalam hal budidaya ternak.Apalagi didukung adanya iklim yang tidakmenentu di Indonesia, terutama pada musimkemarau sehingga membuat kurangnyapertumbuhan pakan ternak di lingkungan sekolah.Akibatnya siswa jurusan peternakan akanmelakukan praktikum ke lokasi kandang milikpeternak sapi yang berada di luar lokasi sekolah[11].
Berbagai penelitian sebelumnya tentangAplikasi Simulasi Perhitungan Pakan Ternak telah
Endra Rahmawati, Perancangan Simulation Models …
2-8
banyak dilakukan, diantaranya yaitu aplikasi untukmenghitung Bobot Ternak dan Recording Ternak[14]. Selain itu, ada pula penelitian mengenaiPemrograman Visual Aplikasi Peternakan AyamBerbasis Java di Peternakan Ayam Mandiri [3].Pada aplikasi tersebut memiliki menu pilihanuntuk input data ternak, data penjualan ternak, danmenghitung nutrisi pakan, serta analisiskeuntungan peternakan ayam berdasarkan jenisayam yang diternak dan harga jual.
Bagi sekolah kejuruan peternakan, sangattidak mudah untuk memberikan contoh penerapanbagaimana melakukan budidaya peternakan yangbaik kepada para siswanya. Di sisi lain, parapeternak harus mengeluarkan kurang lebih 70%dari biaya produksi untuk biaya pakan [1][2]. Darisisi kebutuhan siswa dan peternak, kesempatanuntuk mengikuti kegiatan pelatihan atau workshopbudidaya peternakan juga sangat terbatas, bahkansering terbentur dengan kuota peserta dan lokasiyang jauh di luar kota.
Pada saat ini para pendidik sangat mudahmendapatkan akses untuk menggunakan berbagaimacam teknologi untuk meningkatkan efektifitasproses belajar dan mengajar. Komputer sebagaisalah satu produk teknologi yang dapat digunakansebagai media pembelajaran. Berbagai macampendekatan instruksional yang dikemas dalambentuk program pengajaran berbantuan komputeratau CAI (Computer-Assisted Instruction) seperti :drill and practice, simulasi, tutorial dan permainandapat diperoleh melalui komputer [5].
Oleh karena itu, dalam paper ini akandibahas mengenai perancangan Simulation ModelsFor Calculation Cattle Feed (MoCaFee) sebagaisarana perhitungan kebutuhan pakan ternak jenissapi. Platform ini menghadirkan proses simulasiyang dirancang dengan karakteristik mulai daripenentuan Types of Cows, Food Materials, NutrienComponents, hingga Nutritional Needs.
2. Media Belajar dan Simulasi Visual.
Media belajar sangat dibutuhkan dalamproses pembelajaran di kelas. Media belajar dapatdijadikan sebagai media penghubung antarapengajar dan peserta didik. Dengan menggunakanmedia belajar yang berkualitas, maka motivasibelajar peserta didik juga dapat meningkat. Mediabelajar dibagi menjadi 3 macam, diantaranyasebagai berikut :a. Media Visual : Media belajar yang berfokus
pada kemampuan indera penglihatan,contohnya : grafik, chart, komik, diagram,kartun, poster, dan, bagan.
b. Media Audial : Media belajar yang berfokuspada kemampuan indera pendengaran,contohnya : radio, tape recorder,laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
c. Media Projected : Media belajar yangberfokus pada kemampuan inderapenglihatan dan pendengaran, contohnya :film, video, komputer, dan televisi.Hampir sama dengan media belajar, konsep
Simulasi Visual dapat membekali siswa dalam“memvisualkan” gagasan atau konsep yangbendanya belum ada atau sulit divideokan atausesuatu yang bentuknya rumit dan letaknyatersembunyi [7].
Penerapan Simulation Models ForCalculation Cattle Feed (MoCaFee) menggunakankonsep media projected, karena diaplikasikan padakomputer/laptop para peserta didik.
3. Konsep Pakan Ternak dan RansumSeimbang.
Kebutuhan Pakan merupakan faktorutama dalam usaha sapi potong. Pakan merupakancampuran dari dua atau lebih bahan pakan. Pakansapi pada umumnya terdiri dari pakan hijauan dankonsentrat. Pakan hijauan dapat beruparumput/dedaunan dan jerami. Sedangkan pakankonsentrat merupakan campuran dari dedak,kacang-kacangan, dan tepung ikan [2][8][12].Ransum seimbang merupakan pakan yangdiberikan selama 24 jam yang mengandung semuazat nutrien dan memiliki perbandingan yang cukupuntuk memenuhi kebutuhan gizi ternak [13].Setiap bahan pakan pasti mengandung bahankering. Bahan kering berfungsi untukmempermudah ternak dalam mencerna pakanhijauan yang mengandung serat kasar. Adapunrumus yang digunakan untuk menghitungkebutuhan Bahan Kering (BK) Rumput danKonsentrat dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.
Gambar 1 Contoh perhitungan BK Rumput
Endra Rahmawati, Perancangan Simulation Models …
2-9
Gambar 2. Contoh perhitungan BK Konsentrat
4. Pemanfaatan Model Simulasi
Media digital dapat dimanfaatkan untukmengomunikasikan gagasan atau konsep yangdipilih secara luas melalui aplikasi atau platformdigital dengan menggunakan peralatanelektronika atau peralatan teknologi informatikadan peralatan komunikasi yang ada. SimulasiDigital mencakup 2 point penting, yaitu SimulasiVisual dan Media Digital[7]. Adapun contohPemodelan Simulasi untuk pembelajaranpeternakan jenis kambing dapat dilihat padaGambar 3.
Pemanfaatan simulasi diawali denganpembangunan model yang menyerupai bentuknyata. Model tersebut harus dapat menunjukkanbahwa adanya hubungan dari berbagai komponenyang saling berinteraksi, sehingga dapatmenggambarkan perilaku suatu sistem. Setelahmodel dibuat, maka dapat ditransformasikan kedalam bentuk berbagai macam aplikasi komputeryang dapat dimanfaatkan secara luas oleh parapengguna [6]. Oleh karena itu, Models ForCalculation Cattle Feed (MoCaFee) ini dirancanguntuk memudahkan para peserta didik danpeternak dengan menyediakan fasilitas kebutuhanpangan berdasarkan jenis sapi yang dibudidaya,jenis bahan pakan, komponen nutrien, hinggakebutuhan nutrisi berdasarkan target produk yangdiinginkan peternak.
Gambar 3. Contoh Aplikasi Model Simulasi
5. Model Simulasi Untuk Pemberian Pakan5.1. Types of Cows
Jenis Sapi yang dapat dibudidaya padaumunya digolongkan berdasarkan jenis produkyang dihasilkan, yaitu jenis sapi yangmenghasilkan produk susu/sapi perah (DairyCows) dan jenis sapi yang menghasilkan produkdaging/ sapi potong (Beef Cattle)[6]. Adapungambar dari kedua jenis sapi tersebut dapatdilihat pada Gambar 4.
Pada Models For Calculation Cattle Feed(MoCaFee), penentuan jenis sapi akan berdampakberbeda pada perhitungan kebutuhan pakan dannutrisi. Berat badan sapi juga harus diinputkanterlebih dahulu oleh pengguna aplikasi. Standaryang digunakan apabila sapi tersebut dinyatakanberhasil dalam melakukan proses produksi adalahdijangkauan 250-300 kg.
Gambar 4. Select the Types of Cows
5.2. Food Materials
Bahan pakan adalah segala sesuatu yangdapat dimakan dan dapat dicerna baik sebagianatau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatanternak yang mengkonsumsinya. Bahan pakandibedakan menjadi 2 jenis yaitu bahan pakan yangbersal dari tanaman dan non-tanaman(ternak/ikan). Namun berdasarkan komposisikimianya dibedakan menjadi 8 jenis, yaitu hijauankering dan jerami, hijauan segar, padanganrumput, silage dan haylage, sumber energi, sumberprotein, suplemen vitamin, mineral, aditif dan non-aditif [12][13]. Contoh Pemilihan Bahan Pakandapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Bahan Pakan
Endra Rahmawati, Perancangan Simulation Models …
2-10
Dari sekian banyak bahan pakan, yangpaling umum digunakan para peternak adalahmengacu pada bahan pakan yang disebut ransumseimbang. Ransum Seimbang merupakan bahanpakan yang diberikan selama 24 jam dan pastimengandung semua nutrien yang dibutuhkan.Ransum seimbang diberikan denganperbandingan yang cukup untuk memenuhikebutuhan gizi.
Pengguna aplikasi (siswa/peternak) dapatmenginputkan jenis bahan pakan yang dimiliki,lengkap beserta dengan berat pakan setelahditimbang. Apabila berat bahan pakan tidakmemenuhi standar kandungan nutrien yangseharusnya, maka sistem akan memberikanrekomendasi angka berat bahan pakan yangbenar.
5.3. Nutrien Components
Dalam memilih bahan pakan ternak, parapeternak harus memperhatikan nilai gizi atau nilainutrisi yang terkandung dalam bahan pakantersebut. Nilai gizi merupakan zat – zat kimiayang terdapat dalam pakan yang berguna untukmempertahankan kelangsungan hidup ternak,meliputi protein, energi, mineral, vitamin dan air.Nutirisi tersebut dibutuhkan oleh ternak untukmenjaga metabolisme tubuh ternak dan produksi[6].
Jumlah komponen nutrisi dalam bahanpakan dapat mempengaruhi kondisi kesehatansapi [6]. Untuk Sapi Perah (Dairy Cows), janganmemberikan terlalu banyak protein. Protein hanyabekerja dalam tubuh sapi dengan bobotpertumbuhan 1,2 kg per hari atau pada sapi yangdapat memproduksi susu sebanyak 15 kg/hari.
Gambar 6. Zat nutrien yang terkandung dalambahan makanan.
5.4. Nutritional Needs
Beberapa komponen nutrien yang harusada pada bahan pakan diantaranya Bahan Kering(BK), Protein Kasar (PK), Lemak Kasar (LK),Serat Kasar (SK), kandungan Energi yang dapatdicerna-Total Digestible Nutrient (TDN),
Calsium (Ca), Fosfor (P), komponen Karbohidrattanpa Nitrogen (BETN), dan Abu [9]. KomposisiNutrisi Ternak Sapi dapat dilihat pada Gambar 7.
Setiap bahan pakan harus dapatmenyediakan hampir semua komponen nutrisitersebut. Pemberian pakan tidak perlu dilakukansecara berlebihan, namun tetap efisien sehinggadapat memberikan keuntungan bagi parapeternak. Terdapat 4 hal yang perlu diperhatikandalam memberikan nutrien untuk ternak sapi,yaitu jenis kelamin sapi (jantan/betina), beratbadan, status fisiologis, dan tingkat produksi.
(a) (b)Gambar 7. Komponen Nutrisi untuk Sapi
Perah(a) dan Sapi Potong (b).
6. Hasil Penelitian Simulation Models ForCalculation Cattle Feed (MoCaFee)
Dikarenakan kegiatan budidaya yangmembutuhkan modal besar dan kesempatan untukikut pelatihan/workshop secara rutin sangatterbatas, maka dirancanglah sebuah AplikasiSimulation Models For Calculation Cattle Feed(MoCaFee). MoCaFee ini akan menjadi mediadigital yang akan membantu para siswa danpeternak pemula untuk mendapatkan informasiperhitungan pemberian pakan pada ternak sapiyang dapat dimanfaatkan oleh sekolah kejuruanpeternakan dan para peternak untuk mencapaihasil yang berkualitas.
Simulasi MoCaFee ini merupakan sebuahwadah perhitungan dan rekomendasi kebutuhanpakan ternak sapi yang lengkap dan didesaindengan 4 tahapan proses, yaitu Penentuan JenisSapi (Types Of Cows), Penentuan Bahan Pakan(Food Materials), Penentuan Komposisi Nutrien(Nutrien Component), dan Penentuan KebutuhanNutrisi sesuai dengan target produksi (NutritionalNeeds). Penggabungan aplikasi tersebut dikemasdalam sebuah aplikasi virtual pembelajaran yangbersifat digital. Lihat Gambar 8 untuk flowchartdari MoCaFee Model di bawah ini.
Endra Rahmawati, Perancangan Simulation Models …
2-11
Gambar 8. Flowchart MoCaFee Models
Dengan adanya MoCaFee Models ini,para siswa dapat menginputkan data input jenissapi, jenis bahan pakan, komponen nutrisi, dankebuthan nutrisi. Setelah data tersebut terpenuhi,pengguna akan diarahkan pada form kebutuhanenergi dan energi yang digunakan dalam sehari(24 jam), maka sistem akan memberikanstatement energi sudah seimbang atau belum. Jikabelum seimbang, maka dilakukan prosesperhitungan. Dengan demikian, jika hasilperhitungan kebutuhan pakan, sesuai dengantarget produksi yang diinginkan, maka dapatdiasumsikan kebutuhan pakan ternak tersebuttercukupi.
7. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh daripenelitian ini adalah sebagai berikut :a. Proses perancangan Simulasi MoCaFee
Models ini sangat membantu peserta didikdalam mempelajari perhitungan kebutuhanpakan ternak dalam budidaya ternak sapi.
b. Hasil Perhitungan Kebutuhan Pakan dapatdisesuaikan dengan spesifikasi ternak yangdimiliki oleh para peternak.
c. Pembelajaran menggunakan simulasiMoCaFee Models dapat digunakan sebagaimedia tambahan belajar perhitungankebutuhan pakan ternak sapi, tanpa
menggantikan pembelajaran tatap muka dikelas.
Daftar Pustaka
Crosson, Paul., et al. 2016. The Development of aSimulation Model To Cost Home ProducedFeeds For Ruminant Livestock. TechnologyUpdates Animal & Grassland Research andInnovation Publication. Teagasc, Oak Park,Carlow, Ireland.
Hartanto. 2008. Estimasi konsumsi lahan kering,protein kasar, total digestible nutriens dansisa pakan pada sapi Peranakan Simmental.Agromedia .26(2):34-43.
Haryadi, Anshar Firman., dkk. 2013.Pemrograman Visual Aplikasi PeternakanAyam Berbasis Java di Peternakan AyamMandiri. Tugas Akhir Pendidikan TeknikInformatika, Jurusan Elektronika, FakultasTeknik, Universitas Negeri Padang.
Ika, Humas UGM. 2012. Peternakan SapiIndonesia Masih Kekurangan Lahan.(https://ugm.ac.id/id/berita/4629-peternakan.sapi.indonesia.masih.kekurangan.lahan)
Jaya, Hendra. 2012. PengembanganLaboratorium Virtual Untuk KegiatanPraktikum dan Memfasilitasi PendidikanKarakter di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi,Vol 2, Nomor 1, Februari 2012, hal 81-90.
Leon-Velarde, Carlos., et al. 2006. LIFE-SIM :Livestock Feeding Strategis SimulationModels. Natural Resources ManagementDivision Working Paper No. 2006-1. Page 1-34. ISBN : 92-9060-267-8.
Munif, Abdul. 2013. Simulasi Digital UntukSMK/MAK X 2. Kementrian Pendidikan &Kebudayaan, Jakarta.
Nugroho, Catur Priyo. 2008. Agribisnis TernakRuminansia Untuk Sekolah MenengahKejuruan Jilid I dan II. Direktorat PembinaanSekolah Menengah Kejuruan, DepartemenPendidikan Nasional, Jakarta.
Prabowo, Agung., AE, Susanti. 2013. FormulasiPakan Sapi Potong Berbasis Software UntukMendukung Program Swasembada DagingSapi dan Kerbau. Seminar NasionalTeknologi Peternakan dan Veteriner hal. 180-186.
Endra Rahmawati, Perancangan Simulation Models …
2-12
PH, Slamet. 2013. Pengembangan SMK ModelUntuk Masa Depan. Jurnal Ilmiah CakrawalaPendidikan, Februari 2013, Th XXXII, No. 1,Hal. 14-26.
R19. 2016. Akibat Kemarau, Ternak PraktikumSiswa SMK Negeri 1 Bangun Purba TerpaksaDilepas. Artikel Berita Riau.(http://riausky.com/news/detail/12135/akibat-kemarau,-ternak-praktikum-siswa-smk-negeri-1-bangun-purba-terpaksa-dilepas.html)
Suharyono. 2010. Pengembangan SuplemenPakan Untuk Ternak Ruminansia danPengenalannya Kepada Peternak. ProsidingIptek Nuklir – Bunga Rampai Vol.1 Th 2010hal 1-39. ISSN 2087-8079.
[13] Umiyasih, Uum; Anggraeny, Yenny Nur.2007. Petunjuk Teknis Ransum Seimbang,Strategi Pakan Pada Sapi Potong. PusatPenelitian dan Pengembangan Peternakan,Departemen Pertanian, Jakarta. ISBN : 978-979-8308-70-3.
[14] Yusuf, Didik., Salasa, Mukarom. 2013.Software Kalkulator Penghitung BobotTernak dan Recording Ternak. ArtikelLembah Gogoniti Farm.(http://www.lembahgogoniti.com/artikel/65-
software-peternakan/129-software-kalkulator-penghitung-bobot-ternak.html danhttp://www.lembahgogoniti.com/artikel/65/134.html)
ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL. 26/No. 1/Februari 2017
3-13
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIHEKSTRAKURIKULERSISWA DI SDN KALIASIN VI-285
SURABAYA DENGAN MENGGUNAKANMETODE RULE BASED SYSTEM
Indarti Lasmintayu1, Achmad Zakki Falani2
Sistem Informasi, Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa kegiatanekstrakurikuler pada masa sekolah sangatlah berpengaruh terhadap perkembanga siswa, dengan adanyakegiatan ekstrakurikuler, diharapkan setiap siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dankemampuan di luar bidang akademik.
Permasalahan penelitian ini adalah pada saat ini proses pemilihan kegiatan ekstrakurikulerdilakukan memberikan angket kepada siswa kelas III maka pemilihan akan terjadi secara spontan tanpamempertimbangkan kriteria tertentu. Semakin banyak kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan membuatsiswa menjadi bingung, seringkali siswa hanya ikut – ikutan teman saja dalam memilih kegiatanekstrakurikuler yang akan diikuti.
Penerapan metode Rule Based System dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan KegiatanEkstrakurikuler diharapkan dapat membantu memberikan rekomendasi kegiatan ekstrakurikuler sehinggamengatasi permasalahan pemilihan kegiatan ekstrakurikuler serta dapat mempermudah siswa dalam memilihkegiatan ekstrakurikuler.
Kata kunci : Ekstrakurikuler, Sistem Pendukung Keputusan, Rule Based System
1. Pendahuluan1.1 Latar Belakang
Teknologi Informasi salah satu teknologiyang berkembang cepat pada saat ini.Penggunaanalat bantu komputer sebagai salah satu saranapenunjang dalam sistem informasi dapatmemberikan hasil lebih baik dan akurat untukoutput sebuah sistem, tentu bila sistem didalamnya telah berjalan dengan baik dan sesuaidengan yang di inginkan oleh pengguna.
SDN Kaliasin VI – 285 salah satu instansipemerintah yang bergerak dalam pendidikan anak.Membutuhkan keberadaan suatu sistem untukmeningkatkan kualitas pendidikan yangbaik.Khususnya di bagian pemilihan minat siswadalam menentukan ekstrakurikuler, sangatdibutuhkan oleh guru suatu sistem yang baiksebagai penunjang penentuan ektrakurikuler bagipeserta didik.
Masalah penentuan ektra bagi siswamerupakan salah satu permasalahan yang selalu dihadapi guru dalam memilihkan ektra yang baikdanpas sesuai dengan bakat siswa. Sistem penunjangdibutuhkan karena pada dasarnya banyak siswa
yang merasa belum sesuai dengan pilihan danbakatnya. Proses ini memudahkan untuk mecaribakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki olehsiswa.
Berdasarka uraian di atas, menjadi faktorpendorong bagi penulis dalam melakukanpenelitian yang penulis tuangkan dengan judul“Sistem Penunjang Keputusan Untuk MemilihEkstra Kurikuler Siswa di SDN Kaliasin VI – 285Kecamatan Genteng Kota Surabaya. Diharapkandengan adanya sistem penunjang keputusan ininanti dapat membatu segenap pihak yang berkaitanlangsung dengan pemilihan ekstra.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalahuntuk menentukan ekstrakurikuler yang sesuaidengan bakat siswa, membantu guru dalammenentukan dan mengarahkan siswa dalammemilih ekstrakurikuler, mendapatkan informasiyang cepat tentang perkembangan minat siswaterhadap ekstrakurikuler.
Indarti Lasmintayu, Sistem Pendukung Keputusan …
3-14
1.3 Manfaat
Mempermudah guru membantumengarahkan siswa dalam memelih ekstra yangsesuai dengan bakatnya. Dapat digunakan sebagaipendukung untuk mengenali minat siswa padabidang ekstrakkurikuler. Dapat mengetahuiperkembangan yang terjadi di sekolah mengenaiekstrakurikuler. Membantu pada siswa dalammenentukan minat ekstrakurikuler.
2. Tinjaun Pustaka2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan adalahbagian dari sistem informasi berbasis komputeryang dipakai untuk mendukung pengambilankeputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputeryang mengolah data menjadi spesifik. MenurutMoore and Chang, SPK dapat digambarkansebagai sistem yang berkemampuan mendukunganalisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan,berorientasi keputusan, orientasi perencanaanmasa depan, dan digunakan pada saat saat yangtidak biasa.
2.2 Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatannonpelajaran formal yang dilakukan peserta didiksekolah atau universitas, umumnya di luar jambelajar kurikulum standar. Kegiatan – kegiatan iniada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolahdasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikulerditujukan agar siswa dapat mengembangkankepribadian, bakat, dan kemampuannya diberbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatanini diadakan secara swadaya dari pihak sekolahmaupun siswa – siswi itu sendiri untuk merintiskegiata di luar jam pelajaran sekolah.
2. 3 Mengenal Minat Siswa
Minat adalah sesuatu keadaan dimanaseseorang menaruh perhatian pada sesuatu dandisertai keinginan untuk mengetahui, memiliki,mempelajari dan membuktikan. Minat terbentuksetelah diperoleh informasi tentang obyek ataukemauan dan keterlibatan perasaan, diiringiperasaan senang, terarah pada objek atau kegiatantertentu dan terbentuk oleh lingkungan.
2.4 Mengenal Bakat
Bakat didefinisikan sebagai kemampuanatau bawaanuntuk memperoleh pengetahuan atauketerampilan yang relative bisa bersifat umum(misalnya bakat intelektual umum) atau khusus
(bakat akademis khusus ). Bakat khusus disebutjuga talent. Bakat memungkinkan seseorang untukmencapai prestasi dalam bidang tertentu, akantetapi diperlukan latihan, pengetahuan,pengalaman dan dorongan atau motivasi agarbakat itu dapat terwujud. Bakat yang dimilikiseseorang tidak sama antara satu dengan yang lain.Aa orang yang berbakat pada ilmu alam, tetapitidak berbakat pada ilmu sosial, ada yang berbakatdi bidang olahraga, tetapi tidak berbakat dikesenian, ada yang berbakat di bidang kesenian,tetapi tidak berbakat di keterampilan. Bakat yangdimiliki seseorang merupakan salah satu faktoryang mempengaruhi keberhasilan belajar.
2.5 Mata Pelajaran
Mata pelajaran adalah pelajaran yangharus diajarkan / diplajari untuk sekolah dasar atausekolah lanjutan. Pembelajaran di tingkat SekolahDasar pada Kurikulum 2013 disajikanmenggunakan pendekatan tematik-integratif. Matapelajaran, yang kemudian disebut muatanpelajaran.
2.7 Rule Based System
Ruled Based System merupakan salahsatu komponen yang ada di dalam sistem pakar.Sistem pakar yang dibuat dengan Rule BasedSystem merupakan sistem yang berdasarkan padaaturan – aturan dimana program disimpan dalambentuk aturan-aturan sebagai prosedur pemecahanmasalah. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF –THEN.
Rule based system atau sistem berbasis aturanyaitu cara untuk menyimpan dan memanipulasipengetahuan untuk menginterpretasikan informasidalam cara yang bermanfaat.
3. Metodologi Penelitian3.1 Metodologi Penelitian
Sistem penunjang keputusan yang baiktidak terlepas dari sebuah perancangan yangmatang, agar tepat sasaran dan tepat guna. Olehkarena itu dalam perancangan sistem penunjangkeputusan ini, Setiap tahap yang dilalui harusmenunggu tahap sebelumnya selesai dan berjalanberurutan.
3.2 Identifikasi Masalah
Mencari akar permasalahan yang terjadidi SDN Kaliasin VI-285, agar mendapatkanpermasalah yang tepat, yang nantinya akanmemberikan gambaran tentang solusi yang akanditerapkan.
Indarti Lasmintayu, Sistem Pendukung Keputusan …
3-15
3.3 Pengumpulan Data
Pada tahapan ini penulis akan melakukanpengumpulan data sebanyak – banyaknya yangberkaitan dengan sistem penunjang keputusanpemilihan ekstrakurikuler siswa. Baik melaluiwawancara dengan guru – guru atau observasi darilingkungan dimana sistem itu akan dibangun.Disini lebih banyak menggunakan wawancara,wawancara merupakan teknik penelusuran fatadimana analis sistem mengumpulkan informasidari individu – individu melalui interaksi face toface.
3.4 Studi Literatur
Pada tahap pengumpulan data dengn studipustaka, penulis mencari referensi – referensi yangrelevan dengan objek yang akan diteliti denganmencari di Perpustakaan. Setelah endapatkanreferensi yang relevan, penulis lalu mencariinformasi – informasi yang dibutuhkan dalamapenelitian ini dari referensi – refereni tersebut.Informasi yang didapatkan digunakan dalampenyusunan landasan teori, metodologi penelitiansecra langsung.
3.5 Desain dan Perancangan Sistem
Dalam tahapan ini peneliti membuatdesain interface yaitu rancangan tentang tampilansistem yang akan dibuat, meliputi desain masukandata, transaksi dan keluaran data. Secara umummasukan data pada sistem penunjang keputusanberupa kriteria, bobot kriteria, dan alternatif. Padatahapan ini terdiri dari analisa data, analisaberbagai alternatif dan pilihan alternatif.
3.6 Implementasi
Pada tahap ini terdapat dua tahapanimplementasi, yaitu tahapan konstruksi danpengujian. Tahapan konstruksi menguraikanbagaimana kegiatan pengembangan sistemdilakukan, yaitu dengan cara melakukan instalasiperangkat sistem yang dibutuhkan , sedangkantahapan pengujian merupakan kegiatan pengujianterhadap sistem yang sudah final.
3.7 Evaluasi
Setelah pada tahap implementasi sudahselesai maka dari keseluruhan sistem mulai dariawal sampai akhir harus di evaluasi. Ini bertujuanagar apa yang direncanakan dari awal pembutansistem sudah sesuai dengan hasil akhirnya atauproses menentukan suatu keberhasilan ataumengukur pencapaian suatu tujuan dengan
membandingkan terhadap standar/ indikatormenggunakan kriteria nilai yang sudah ditentukan
3.8 Pembuatan Laporan
Data yang sudah dikumpulkan kemudiandisajikan dalam bentuk tulisan deskriptif agarmudah dipahami secara keseluruhan dan jugadapat ditarik kesimpulan untuk melakukanpenganalisisan dan penelitian selanjutnya. Hasilpenelitian yang telah terkumpul dan terangkumharus diulang kembali dengan mencocokkan padaredaksi data dan penyajian data, agar kesimpulanyang telah dikaji dapat disepakati untuk ditulissebagai laporan yang memiliki tingkatkepercayaan yang benar.
4. Hasil dan Pembahasan4.1 SDN Kaliasin VI
Struktur organisasi pada SDN Kaliasin VIdipimpin oleh Kepala Sekolah dibantu denganTata Usaha. Selain itu dibawahnya kepala sekolahlangsung bertanggung jawab dengan para pendidik/ guru, Pustakawan, Penjaga sekolah dan bagiankebersihan.
4.2 Analisa Kebutuhan
Dari hasil wawancara dan observasi dariSDN Kaliasin VI maka dapat disimpulkankebutuhannya antara lain :a. Tata Usaha
1) Mencatat semua surat masuk dan keluar2) Mengatur / mengentri jabatan pada
raport online, kinerja3) Membuat anggaran sekolah selama 1 th
bersama kepala sekolah dan bendahara.4) Membuat surat yang berhubungan
dengan sekolah dan guru.b. Guru
1) Mendidik /mengajar siswa – siswi2) Membuat laporan pada akhir semester3) Membuat promes, silabus dan yang lain
yang berhubungan dengan administrasibelajar mengajar.
c. Pustakawan1) Mencatat keluar masuknya buku yang
dipinjam oleh siswa.2) Membuat kartu untuk adminstrasi
perpustakaan.3) Membuat laporan tiap akhir bulan
4.3 Desain
Setelah analisis kebutuhan dilakukan,maka tahap berikutnya adalah menggambarkansemua kebutuhan kedalam sebuah menu sistem.Berikut adalah gambaran menu yang ada dalam
Indarti Lasmintayu, Sistem Pendukung Keputusan …
3-16
sistem penunjang keputusan untuk memilihekstrakurikuler siswa di SDN Kaliasin VI - 285Surabaya :
LaporanLaporan
Hasil Nilai
Hasil
Input Datainput data
Melihat
Input Nilai
0
Sistem Penunjangkeputusan
pemilihan EkstraKurikuler
+
Guru
Siswa
AdminKepalaSekolah
Gambar 1. DFD Level 0
4.4 Desain Interface
Interface digunakan untuk interaksi antaraguru dengan sistem SPK pemilihan ekstrakurikulersiswa.Pada tampilan menu data siswa ini terdapatnis, nama siswa, alamat, jenis kelamin, tanggallahir, tahun ajaran. Menu ini juga bisa untuktambah, edit dan delete. Tujuan dari tampilan iniadalah untuk mendata semua siswa yang ada disekolah mulai dari siswa kelas 1 sampai dengankelas 3, sesuai dengan tahun pelajaran.
Gambar 2. Tampilan Data Siswa
Dalam menu data siswa ada menutambah, fungsinya disini untuk menambahkan datasiswa secara manual. Menunya terdiri dari nis,nama siswa, alamat, jenis kelamin, tanggal lahir,tahun ajaran.
Gambar 3. Tampilan tambah pada data siswa
Menu edit yang berada pada sebalah kanan tahunajaran berfungsi untuk mengedit atau mengudahdata siswa yang salah atau kurang. Menu edit disini terdiri dari menu nis, nama siswa, alamat,jenis kelamin, tanggal lahir, dan tahun ajaran.
Gambar 4. Tampilan Edit Pada MenuData Siswa
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan darirumusan masalah maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Penetuan hasil rekomendasi kegiatanEkstrakurikuler didasarkan pada beberapabobot nilai pelajaran yang ada di sekolah.Untuk menentukan besarnya remokendasikegiatan Ekstrakurikuler maka beberapanilai pelajaran harus diberikan sebagaiinput.
b. Beberapa nilai pelajaran sisa yang sudahdiinputkan kemudian dihitungmenggunaan metode rule based systemsehingga akan diperoleh nilairekomendasi pada lima kegiatanekstrakurikuler yang ada di SDN KaliasinVI Surabaya.
c. Menggunakan rule dinamismemungkinkan dapat digunakan disekolah – sekolah lain (karena dapatdiganti – ganti ).
5. 2 Saran
Berdasarkkan hasil penelitian yang sudahdilakukan maka penulis dapat menyampaikansebagai berikut :
a. Bagi para pengnambil keputusan jikaingin mendapatkan keputusan yang akuratterhadap keputusan yang akan diambilmaka dapat menggunakan metode rulebased system dengan menambahkankriteria skor minat konseling sertamenggunakan kombinasi metode sistempendukung keputusan.
b. Bagi peneliti yang akan mengembangkansistem pendukung keputusan dapatdikembnagkan menjadi lebih baik
Indarti Lasmintayu, Sistem Pendukung Keputusan …
3-17
menggunakan perangkat lunak yangberbeda.
c. Bagi SDN Kaliasin VI jika inginmendapatkan keputusan yang akuratterhadapat keputusan yang akan diambilmaka dapat menggunakan sistempendukung keputusan pemilihan kegiatanEkstrakurikuler menggunakan metoderule based system.
Daftar Pustaka
Hapsari, Utami Retno. 2010. “Hubungan AntaraMinat Mengikuti Kegiatan EkstrakurikulerDengan Intensi Delinkuensi Remaja PadaSiswa Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) DiKota Semarang”, Universitas Diponegoro,Semarang
Parwata, Krisnanda. 2015.” Sistem pendukungkeputusan pemilihan ektrakurikuler SMPKSoverdi Tuban menggunakan metodeEvaluation Process (MFEP)”, STIKOM, Bali.
Safitri, Ika Muntia. 2012. “Penyeleksi SiswaBerbakat Dibidang Ekstrakurikuler (studikasus SMA Muhamadiyah 1 Muntilan)”, UII,Yogyakarta.
Saputra, Wahyu Eko. 2011. “ Sistem PenunjangKeputusan Untuk Penentukan Jurusan PadaSMA Negeri 10 Yogyakarta”, AMIKOM,Yogyakarta.
Sianipar, Eng. R.H. 2015. “ PHP dan MySQL.ANDI Yogyakarta.
Supriyono, Supriyono. 2012. “Sistem PenunjangKeputusan (Spk) Pemilihan Sepeda MotorMenggunakan Metode AHP”, UMK.
Wibowo, Zufrianto. 2013. “Sistem PendukungKeputusan Pengenal Minat Siswa PadaBidang Ekstrakurikuler Sekolah DenganMetode Topsis”, STMIK Budi Darma Medan.
ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL. 26/No. 1/Februari 2017
3-18
APLIKASI E-COUNSELING DALAM PEMANFAATAN LAYANANBIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGATASI SISWA
TERISOLIR MENGGUNAKAN METODEBACKWARD CHAINING
(STUDI KASUS : DI SMP NEGERI 2 BANGIL)
M. Noval Riswandha1, Nur Maulidyah2
Teknik Informatika, STMIK Yadika [email protected], [email protected]
Abstrak
Layanan konseling yang tidak hanya dilakukan secara face to face (FtF) dalam satu ruang tertutup,namun bisa dilakukan melalui format jarak jauh melalui situs website dalam bentuk aplikasi “E-Counseling”(electronic counseling) yang dapat di artikan sebagai proses penyelenggaraan konseling secara elektronik.layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya alternatif untuk dilakukan oleh konselor dalam upayauntuk mengatasi siswa terisolir.
Salah satu penyebab siswa terisolir diantaranya adalah kurangnya minat bersosial dan kurangnyakemampuan siswa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah satu masalah yang dimiliki oleh siswaterisolir adalah kurangnya layanan informasi pada siswa sehingga mengakibatkan semakin terasingkannyasiswa dari pergaulan teman sekelasnya.
Dengan berbasis website untuk pembuatan antarmuka menggunakan bahasa pemrograman PHP danpenyimpanan data dengan database MySQL. Diharapkan dengan adanya aplikasi E-Counseling dalampemanfaatan layanan bimbingan dan konseling di SMPN 2 Bangil tersebut dapat membantu mengatasiperilaku terisolir siswa dalam pergaulannya. Dengan menggunakan metode Backward Chaining yang dapatmembantu siswa yang terisolir untuk mengenal dan menerima dirinya, mengenal dan menerimalingkungannya secara positif dan dinamis, serta mengambil keputusan mengarahkan dan mewujudkan dirisecara efektif dan produktif sesuai dengan dirinya. Penulis berharap aplikasi E-Counseling ini sebagaipemanfaatan layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi masalah perilaku terisolir siswa dalampergaulannya dari meningkatnya minat bersosial siswa dengan bertambahnya teman yang dimiliki, siswaterisolir juga tidak lagi di jauhkan atau menjauhkan diri dari lingkungannya.
Kata Kunci : Aplikasi e-counseling, bimbingan dan konseling, face to face (FtF), Teknologi, BackwardChaining, Siswa terisolir, PHP, My SQL.
1. Pendahuluan1.1 Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakanbagian dari pendidikan di sekolah, Isi dalam UUDepdiknas RI No.20 Tahun 2013 yaitupemenuhan kebutuhan siswa untuk saling bergaulsesama teman, guru merupakan salah satukebutuhan siswa untuk bersosialisasi dan bergaul.Dalam masalah ini, sekolah atau lembaga yangdianggap penting dalam memainkan perannyasebagai tempat belajar bagi siswa, bergaul danberadaptasi dengan lingkungannya. Dengandemikian sekolah tidak hanya berperan sebagaitransformer ilmu pengetahuan, tetapi sekolah jugaberperan dalam mengembangkan potensi diri
siswa untuk memiliki kekuatan spiritual,keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dannegara.
Seiring dengan itu penyelenggaraankonseling juga tidak hanya dilakukan secara faceto face (FtF) dalam satu ruang tertutup, namunbisa dilakukan melalui format jarak jauh dengandi bantu teknologi yang selanjutnya dengan istilahe-konseling. Istilah (electronic counseling) yangsecara singkat dapat diartikan yaitu prosespenyenggaraan konseling secara elektronik.
Dengan melihat adanya permasalahantersebut, maka penelitian bertupaya untukmembuat aplikasi e-counseling sebagai
M. Noval Reswandha, Aplikasi E-Counseling Dalam Pemanfaatan …
3-19
pemanfaatan layanan bimbingan dankonseling untuk mengatasi siswa terisolir, agarsiswa dapat menyesuaikan diri denganlingkungannya serta membantu memberikaninformasi secara tepat dan cepat mengenaiidentifikasi masalah siswa terisolir.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun identifikasi masalah berdasarkanlatar belakang masalah diatas adalah sebagaiberikut :1. Bagaimana merancang dan membangun
sebuah aplikasi e-counseling untukmengklarifikasikan siswa terisolirmenggunakan metode Backward Chaining?
2. Bagaimana Menguji aplikasi e-counselinguntuk mengklarifikasikan siswa terisolirmenggunakan metode Backward Chaining?
1.3 Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari maksudtujuan dari penelitian yang semula direncanakansehingga mempermudah mendapatkan data daninformasi yang diperlukan, maka ditetapkanbatasan-batasan sebagai berikut:1. Aplikasi ini berbasis Web dan digunakan
untuk pemanfaatan layanan bimbingan dankonseling untuk membantu siswa yangterisolir dengan menggunakan metodeBackward Chaining.
2. Mengklasifikasikan siswa terisolir, yaitufaktor-faktor yang menyebabkan perilakusiswa terisolir untuk dapat memberikanlayanan secara optimal yang mampumemberikan motivasi bagi diri sendiri.
3. Pemanfaatan dalam bimbingan dan konselingjenis layanan Non Interaktif berupa informasi“self help” atau pertolongan mandiri.
4. Data Penelitian yang digunakan adalahbersumber dari data siswa kelas VIII diSMPN 2 Bangil berdasarkan hasilSosiometri.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas,tujuan dari penelitian ini adalah :1. Pemanfaatan layanan bimbingan dan
konseling yang nyaman dan mudah untukmengatasi siswa terisolir.
2. Merancang sebuah aplikasi e-counselinguntuk mengklarifikasikan siswa terisolirmenggunakan metode Backward Chaining.
3. Membangun sebuah aplikasi e-counselinguntuk mengklarifikasikan siswa terisolirmenggunakan metode Backward Chaining
4. Menguji aplikasi e-counseling untukmengklarifikasikan siswa terisolirmenggunakan metode Backward Chaining.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapsebagai berikut:a. Pengumpulan Data, melalui observasi, study
dokumentasi, study pustaka dan browsinginternet
b. Analisa Perancanganc. Desain Sistemd. Penyusunan Aplikasi E-Counseling dengan
metode Backward Chaining.e. Uji coba dan evaluasi
3.1 Elektronik Counseling (E-Counseling)
Istilah e-konseling berasal dari bahasainggris yaitu e-counseling (electronic counseling)yang secara singkat dapat diartikan yaituproses penyenggaraan konseling secaraelektronik. Selain istilah e-konseling ada pulayang menyebut dengan istilah cybercounseling,virtual counseling, internet counseling dansebagainya.
Konseli memberikan bantuan kepadaindividu yang dilakukan secaraberkesinambungan supaya mampu menyesuaikandiri sebaik mungkin dengan lingkungannya,sehingga akan menimbulkan perubahan dalamdirinya. Layanan bimbingan dan konseling untukmengatasi siswa terisolir dalam memberikansejumlah informasi kepada peserta didik. Agarmereka memiliki informasi yang sesuai denganpenyebab atau identifikasi masalahnya baikinformasi tentang dirinya maupun informasilingkungannnya. Informasi yang diterima olehsiswa yang terisolir merupakan bantuan dalammembuat keputusan secara tepat untukmendiagnostic siswa terisolir dan caramengatasinya.
3.2 Backward Chaining
Metode backward chaining adalah pendekatanyang dimotori tujuan. Dalam pendekatan inipelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicariaturan yang memiliki tujuan tersebut untukkesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakanmenggunakan premis untuk aturan tersebutsebagai tujuan baru dan mencari aturan laindengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.
M. Noval Reswandha, Aplikasi E-Counseling Dalam Pemanfaatan …
3-20
Proses berlanjut sampai semua kemungkinanditemukan. Backward Chaining menggunakanpendekatan goal-driven, dimulai dari ekspetasiapa yang diinginkan terjadi (hidpotesi), kemudianmencari bukti-bukti yang mendukung (ataukontradiktif) dari ekspetasi tersebut. Berikut iniadalah gambar metode backward chaining :
Gambar 1. Backward Chaining3.3 PHPPHP adalah singkatan dari ” PHP (HypertextPreprocessor)”, yaitu bahasa pemrograman yang
Gambar 1. Depedency Diagram
PHP dapat diintegrasikan (embedded) kedalam web server, atau dapat berperan sebagaiprogram CGI yang terpisah. Karakteristik yangunggul dan paling kuat dalam PHP adalah lapisanintegrasi database database integration layer.Database yang didukung PHP adalah : Oracle,Adabas-D, Sybase, Filepro, mSQL, Velocis,MySQL, Informix, Solid, dBase, ODBC, Unixdbm, Unix dbm, PostgreSQL.
3.4 Hasil angket sosiometri siswa terisolir
Faktor–faktor yang MempengaruhiKeterisoliran Siswa berdasarkan angketsosiometri adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Sosiometri Siswa TerisolirFaktor Terisolir Penyebab/Identifikasi
(Masalah)Egosentris Mudah marah
Mementingan dirisendiri
merasa dirinyalah yangpaling unggul
mempunyaikemampuan yang lebih
Pertengkaran suka berselisih tidak dapat
menyesuaikan diri Tidak suka
bekerjasama dan tidaksuka membantu
Tidakbertanggungjawab
Penampilan(performance) dan
Tidak rapi Suka Memerintah
perbuatan Suka berkata tidaksopan
Suka menganggu teman Kurang bijaksana Minder
Kemampuan dayapikir
mengemukakan buahpikiran dalam belajar
Tidak inisiatif dalambelajar
Tidak memikirkankepentingan kelompok
Tidak serius Pendiam Tidak suka bekerja
samaSikap, sifat, danperasaan
Tidak dapatmengendalikan emosi
Kurang percaya diri Cuek Kurang bertenggang
rasa Tidak dapat
menyesuaikan diri Tidak sabar Tidak lemah lembut Tidak kasih sayang
Tertutup Tidak dapatmenyesuaikan diridengan lingkungannya
Suka menutup diri Tidak nyaman
Pembangkangan(negativisme)
Suka melawan Acuh tak acuh Tidak nyaman Sifat negativisme
Statussosioekonomis
Status sosial Tidak sesuai dengan
standar teman Mempunyai suatu
kelainan-kelainan(cacat fisik)
Agresi (agression) Frustasi Suka memukul Suka mencubit Suka mencemooh
Hubungan sosial Enggan Tidak adanya minat
untuk bersosial denganteman-temanya
4. Implementasi4.1 4.1 Analisis Basic Pengetahuan (Knowladge
Base)
M. Noval Reswandha, Aplikasi E-Counseling Dalam Pemanfaatan …
3-21
Aplikasi E-Counseling Dalam Pemanfaatan Layanan Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengatasi Siswa Terisolir
Menggunakan Metode Backward Chaining
Wali KelasSiswa Guru BK
Phase
Start
Login
Valid
Login
Valid
HalamanHome
Data MuridKonsultasi
Tambah DataLayanan BK
Ya
Ya
Tidak
Users
Users
Input DataFaktor
Terisolir
End
Input DataSolusi
Terisolir
Proses BackwardChaining
Data Konsultasi
Bimbingan &Konseling
RiwayatKonsultasi
Input DataBidang
Terisolir
Data MuridKonsultasi
Login
Valid
HalamanHome
Ya
Tidak
FaktorTerisolir
Solusi
BidangKeterisoliran
Tidak
Register
Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengatahuan dalam menyelesaikan masalah, tentusaja dalam domain tertentu. Ada 2 bentukpendekatan basis pengetahuan yang sangat umumdigunakan, yaitu:1. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based
Reasioning), menggunakan IF-THEN2. Penalaran berbasis kasus (Case-Base
Reasioning)
4.2 Block Diargam
Block diagram diperlukan untukmengetahui urutan-urutan kerja sistem dalammencari suatu keputusan. Perancangan aturan(rule) siswa terisolir sebagai basis pengetahuansistem diambil dari parameter faktor siswaterisolir, yang dibagi menjadi empat bagian antaralain: lingkungan, fisik, psikis dan sosial. Blockdiagram untuk mengatasi siswa terisolir pada
Llevel 1 terdiri dari empat parameter,yaitu factor internal berupa kesulitan yang berasaldari dirinya, yaitu (fisik, psikis dan sosial)maupun dari factor eksternal yaitu (lingkungan)yang tidak mendukung secara baik untuk anaktersebut bersosialisasi. Pada level 2 parameterlingkungan terdiri dari sub parameter kemampuandaya pikir, sikap sifat dan perasaan, tertutup. Padaparameter fisik terdiri dari sub parameteregosentris, pertengkaran, penampilan(performance) dan perbuatan. Pada parameterpsikis terdiri dari sub parameter pembangkang(negativisme), agresi (agression), statussosioekonomis. Sedangkan untuk parameter sosialterdiri dari sub parameter hubungan sosial.Berdasarkan parameter-parameter diatas makadisusun blok diagram siswa terisolir seperti padaGambar 2.
Gambar 2. Diagram Siswa Terisolir
4.3 Depedency Diagram
Dependency Diagram merupakandiagram yang mengindikasikan hubungan antarapertanyaan, aturan, nilai, dan rekomendasi darisuatu knowladge base. Bentuk segitiga
menunjukan himpunn rule (rule set) dan momordari himpunan tersebut. Bentuk kotakmenunjukkan hasil rule baik berupa kesimpulanawal, fakta baru mupun rekomendasi atau saran.Sedangkan tanda tanya menunjukan kondisi yangakan mempengaruhi isi dari rule.
Dari dependency diagram dapatdijelaskan bahwa data menunjukan kondisi yangmempengaruhi rule set 1 dari kondisi tersebutmenghasilkan kesimpulan awal berupa faktoryang mempengaruhi siswa menjadi terisolir.Selanjutnya, hasil berasal dari rule set 1,membentuk rule set 2 dengan penambahankondisi yaitu faktor gejala. Kemudianmenghasilkan output berupa klasifikasi siswamenjadi terisolir.
4.4 Flowchart System
Berikut System Flow Aplikasi E-CounselingDalam Pemanfaatan Layanan Bimbingan DanKonseling Untuk Mengatasi Siswa TerisolirMenggunakan Metode Backward Chaining diSMPN 2 Bangil
Gambar 3. Flowchart System
4.5 Aplikasi E-Counseling
Halaman pada home ini merupakantampilan awal (index) saat program dijalankan,dimana dalam home ini menampilkan halamanmenu register dan menu login. Adapun desainhalamannya sebagai berikut :
Gambar 5. Halaman Utama
M. Noval Reswandha, Aplikasi E-Counseling Dalam Pemanfaatan …
3-22
Gambar 4. Tampilan Awal Program
Halaman menu faktor terisolir merupakanhalaman untuk menginputkan data faktor siswaterisolir di dalam e-counseling sebagai guru.Halaman menu solusi yang merupakan halamanuntuk menginputkan data solusi siswa terisolirdidalam e-counseling sebagai guru.
Gambar 5. Daftar Solusi Terisolir
Halaman menu konsultasi yang merupakanhalaman untuk melakukan konsultasi siswadidalam e-counseling siswa dengan jenis masalahketerisolirannya.
Gambar 6. Jenis Konsultasi
5. KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan yang telahdibahas dan diselesaikan melalui laporan ini,maka terdapat beberapa kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil pengujian, aplikasi e-counseling ini membantu dan memberikankonseling yang nyaman dan mudah denganmenggunakan metode Backward Chaining.
2. Dengan menggunakan metode BackwardChaining dapat membantu siswa yang terisoliruntuk mengenal dan menerima dirinya,mengenal dan menerima lingkungannya
secara positif dan dinamis, serta mengambilkeputusan mengarahkan dan mewujudkan dirisecara efektif dan produktif sesuai dengandirinya.
3. Dengan adanya aplikasi e-counseling ini dapatdigunakan sebagai bentuk pemberian layanankonseling modern yang menerapkan teknologiinformasi yang tidak terbatas waktu dantempat.
4. Masalah-masalah keterisoliran siswa melaluilayanan e-counseling menjadi masalah dalambelajar, bermain, dan bercerita. Teknikkonseling yang digunakan adalah noninteraktif yaitu layanan informasi denganmengikuti diagnostic, yaitu identifikasimasalah terisolir, diagnosis, prognosis danpenyajian informasi untuk pengetansanmasalah.
5. Penarikan solusi untuk setiap permasalahan didasarkan pada
6. yang disimpan dalam basis pengetahuansesuai dengan metode backward chainingyang digunakan.
7. Pemodelan aplikasi yang dibuat dapatmemberikan solusi tindakan pengendaliansesuai dengan hasil masalah keterisoliran danfaktor-faktor siswa menjadi terisolir.
Daftar Pustaka
Achmad Juntika Nurihsan, 2006.Bimbingan DanKonseling, Bandung: Refika Aditama.
Andrean, 2003. Desain dan Perancangan Sistem :Flowchart, Bali : Gramedia.
Arhami, Muhammad, 2005, “Konsep DasarSistem Pakar”, Penerbit Andi. Yogyakarta.
Ashtika, Widya, 2011. Perancangan AplikasiSistem Pakar Dengan Metode BackwardChaining Untuk Mendiagnosa PenyakitJantung Berdasarkan Standar KompetensiDokter Indonesia, Ilmu Komputer FakultasMatematika Dan Ilmu PengetahuanAlam,Universitas Sumatera Utara Medan.
Arumsari, Nuning, 2014, Pengembangan dananalisis kualitas sistem informasi bimbingandan konseling berbasis web, pendidikanteknik informatika jurusan pendidikan teknikelektronika fakultas teknik universitas negeri,Yogyakarta.
Dahria, Muhammad, 2011. Pengembangan SistemPakar Dalam Membangun Suatu Aplikasi,Program Studi Sistem Informasi, STMIKTriguna Dharma.
M. Noval Reswandha, Aplikasi E-Counseling Dalam Pemanfaatan …
3-23
Faricha, Anik, 2010, Analisa Hasil Sosiometridan Matrik Sosiometri Arah HubunganSosial Teman 1 ( Satu ) Kelas 8-A Di SMPNegeri 2 Bangil, Pasuruan.
Kurniawan, Arie, 2011. Implementasi DanPerancangan Sistem Pakar SebagaiSarana Konsultasi Siswa BermasalahJurusan Teknik Informatika,UniversitasDian Nuswantoro Semarang.
ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL. 26/No. 1/Februari 2017
5-24
PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING(SAW) PADA SAKINAH SUPERMARKET UNTUK
PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK
Sigit Eko Wiyono1, Latipah2
Fakultas Ilmu Komputer, Prodi Sistem Informasi, Universitas Narotama [email protected], [email protected]
Abstrak
Karyawan adalah sumber daya manusia yang sangat berperan dalam mewujudkan visi dan misisuatu perusahaan. Kualitas dan semangat kerja yang diberikan karyawan dapat membantu keberlangsungankemajuan suatu perusahaan. Aplikasi ini dibangun untuk proses penilaian karyawan pada SakinahSupermarket dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang sering dikenal denganistilah metode pemjumlahan terbobot. Konsep dasar dari metode Simple Additive Weighting (SAW) adalahmencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Metodologipenelitian yang digunakan adalah waterfall yang dimulai dengan perumusan masalah, pengumpulan data,analisis sistem, perancangan sistem, implementasi, dan terakhir proses pengujian sistem. Hasil akhir daripenelitian ini adalah memunculkan alternatif solusi karyawan terbaik dengan memasukkan beberapaalternatif karyawan dan penilaian-penilaian dari beberapa kriteria yang sudah ditentukan oleh pihakpengambil keputusan. Sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik ini dikembangkan denganmenggunakan bahasa pemrograman Visual Basic .NET, serta database MySQL sebagai database server.
Kata kunci: Karyawan, SPK Pemilihan Karyawan Terbaik, Metode Simple Additive Weighting
1. Pendahuluan
Karyawan adalah sumber daya manusiayang sangat berperan dalam mewujudkan visi danmisi suatu perusahaan. Kualitas dan semangatkerja yang diberikan karyawan dapat membantukemajuan suatu perusahaan. Hal ini dimaksudkanuntuk meningkatkan semangat karyawan dalambekerja, terutama dalam memberikan pelayananterbaik kepada konsumen.
Permasalahan muncul padaketidaktepatan tim penilai dalam memberikanpenilaian kepada karyawan karena yang dinilaiadalah subjektifitas masing-masing karyawan.Sehingga penilaian yang diberikan masih tidakpasti. Adanya ketidaktepatan dalam memberikannilai kepada karyawan berdampak pada hasilkeputusan yang diberikan kurang tepat.
Permasalahan di atas dapat diperbaikidengan membangun suatu Sistem PendukungKeputusan (SPK) dengan menerapkan metodeperankingan. Sehingga pada kasus pemilihankaryawan terbaik di Sakinah Supermarket lebihbersifat obyektif. Oleh karena itu, metode yangdapat diterapkan adalah Simple Additive Weighting(SAW).
Desain output sistem ini hanyarekomendasi untuk memilih karyawan terbaik
sesuai kriteria yang telah di input oleh Tim Penilai.Metode yang digunakan pada SakinahSupermarket hanya dengan metode SAW (SimpleAdditive Weighting). Perhitungan ini hanyaaplikasi Sistem Pendukung Keputusan berbasisdekstop.
1.1. Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian adalah sebuahlangkah-langkah atau cara yang digunakan untukmencari dan memperoleh data-data yangdiperlukan dan selanjutnya diproses menjadiinformasi sesuai dengan permasalahan yangditeliti. Metodologi penelitian digunakan sebagaipedoman dalam pelaksanaan penelitian ini agarhasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuanyang sebenarnya. Adapun langkah-langkah daripenelitian ini sebagai berikut :a. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telahdijelaskan sebelumnya, maka dibutuhkanpenerapan metode Simple Additive Weighting(SAW) pada Sakinah Supermarket untukpemilihan karyawan terbaik.
b. Pengumpulan Data
Sigit Eko Wiyono, Penerapan Metode Simple Addevtive …
4-25
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan datayang berhubungan dengan penelitian danpembuatan sistem, yaitu observasi,wawancara, dan studi pustaka. Pengumpulandata ini berfungsi untuk mendukungpenelitian yang akan dilaksanakan.
c. Analisis SistemAnalisis sistem ditujukan untuk mempelajaristruktur kerja SPK yang nantinya akandiperlukan untuk mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan yang akan diaplikasikan ke dalamSPK pemilihan karyawan terbaik. AplikasiSPK pemilihan karyawan terbaik membantumanager terkait dalam melakukanpengambilan keputusan. Aplikasi SPKmembantu dalam memberikan alternatifterbaik dalam mengambil tindakanberdasarkan perhitungan sistem secara cepatdan akurat.
d. Perancangan SistemProses perancangan sistem yaitu proses alurkerja sistem, tahap-tahap pengerjaan sistemserta tahap-tahap berjalannya sistem denganbaik. Pada tahap perancangan penelitimenjabarkan tentang kerangka pikir sistemmelalui flowchart, rancangan proses melaluiDFD level 0 hingga DFD level 1 danrancangan database melalui CDM(Conceptual Data Model) dan PDM(Physical Data Model).
e. Implementasi SistemMerupakan tahap penerapan dari prosesanalisa dan perancangan sistem pada babsebelumnya dimana data akan diproseskedalam perangkat lunak sistem (sourcecode) apakah sistem dapat berjalan sesuaidengan kebutuhan. Untukmengimplementasikan sistem pendukungkeputusan pemilihan karyawan terbaik inimaka dibutuhkan perangkat pendukung,perangkat tersebut berupa perangkat lunak(software) dan perangkat keras (hardware).
f. Pengujian SistemPengujian sistem dilakukan untukmemastikan input output pada sistem berjalansemestinya. Pengujian yang dilakukanmelalui 2 tahap, yaitu pengujian validitasmetode SAW dan pengujian black box.
2. Metode Simple Additive Weighting
Definisi Metode Simple AdditiveWeighting (SAW) sering juga dikenal istilahmetode penjumlahan terbobot. Konsep dasarmetode SAW adalah mencari penjumlahanterbobot dari rating kinerja pada setiap alternatifpada semua atribut. Metode SAW membutuhkanproses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu
skala yang dapat diperbandingkan dengan semuarating alternatif yang ada. Metode ini merupakansuatu metode yang digunakan untuk mencarialternatif optimal dari sejumlah alternatif dengankriteria tertentu.
2.2 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan adalahbagian dari sistem informasi berbasis komputeryang dipakai untuk mendukung pengambilankeputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
2.3 Desain Sistem
Proses perancangan sistem yaitu prosesalur kerja sistem, tahap-tahap pengerjaan sistemserta tahap-tahap berjalannya sistem dengan baik.Pada tahap perancangan peneliti menjabarkantentang kebutuhan-kebutuhan fungsional danpersiapan untuk rancang bangun implementasi,serta menggambarkan bagaimana suatu sistemdibentuk.
3.1 Flowchart Sistem Metode SAW
MULAI
DATAKARYAWAN
KRITERIA
BOBOTKRITERIA
NORMALISASIMATRIKS
PERHITUNGANNILAI PREFERENSI
PERANGKINGANNILAI PREFERENSI
HASIL PEMILIHANKARYAWAN
TERBAIK
SELESAI
Gambar 1. Flowchart Sistem Metode SAW
Berdasarkan Gambar 1. Flowchart SistemMetode SAW, langkah pertama yang dilakukanadalah memasukkan data karyawan SakinahSupermarket ke dalam sistem. Data-data yang
Sigit Eko Wiyono, Penerapan Metode Simple Addevtive …
4-26
dimasukkan diantaranya adalah data-data pribadiseperti nama, alamat, jabatan, dana lain-lain.Langkah kedua, melakukan input kriteria yangtelah ditentukan, diantaranya adalah kinerja,presensi, prilaku, penampilan dan atribut, Langkahketiga, memberi pembobotan pada setiap kriteriadengan bobot yang telah ditetapkan dengan totaldari pembobotan adalah 100. Langkah keempatmerupakan proses normalisasi matriks.Normalisasi matriks ini digunakan untuk mencarinilai rating kinerja pada setiap kriteria. Langkahkelima, melakukan perhitungan nilai preferensiuntuk mencari nilai pada setiap alternatif.
3.2 Flowchart Sistem Login
MULAI
SELESAI
LOGIN
PROSESDATALOGIN
CEK?
HALAMANLOGIN
Yes
No
Gambar 2. Flowchart Sistem Login
Pada Gambar 2. dijelaskan alur dariseorang admin dan manajer akan melakukan loginterlebih dahulu, pada halaman login, admin danmanajer harus memasukkan username danpassword yang terdaftar pada sistem.
3.3 Flowchart Sistem Data Master
LOGIN
HALAMANUTAMA
DATABOBOT
KRITERIA
DATAKARYAWAN
DATAKRITERIA
DATA KARYAWAN DATA KRITERIADATA BOBOT
KRITERIA
SELESAI
PROSESPENYIMPANAN
PROSESPENYIMPANAN
PROSESPENYIMPANAN
DATAMASTER
HALAMAN DATAKARYAWAN
HALAMAN DATAKRITERIA
HALAMAN DATABOBOT KRITERIA
Gambar 3. Flowchart Sistem Data Master
Pada Gambar 3. dijelaskan setelahberhasil melakukan login, admin akan masuk kehalaman utama sistem. Selanjutnya, admin
melakukan pengolahan data master. Dimana dalamdata master terdapat 3 submenu yang terdiri daridata karyawan, data kriteria, dan data bobotkriteria. Admin terlebih dahulu akan melakukaninput data karyawan, data kriteria, dan data bobotkriteria. Setelah semua data di input dengan benar,admin melakukan penyimpanan data ke databaseyang sudah disediakan oleh sistem.
3.4 Flowchart Sistem Perhitungan SAW
LOGIN
KARYAWANKRITERIA
BOBOT KRITERIA
PERHITUNGAN SAW
DATA KARYAWAN
DATA KRITERIA
DATA BOBOTKRITERIA
PERHITUNGANKARYAWAN
TERBAIK
SELESAI
DATAPERHITUNGAN
PERIODE
PROSES PENYIMPANAN
Gambar 4. Flowchart Sistem Perhitungan SAW
Pada Gambar 4. dijelaskan setelahmelalui proses login, input data dengan benar.Admin melakukan perhitungan karyawan dansistem secara otomatis akan menampilkan hasilpenilaian karyawan terbaik. Dimana pada prosesperhitungan diperlukan data karyawan, datakriteria, data bobot kriteria, dan data perhitunganyang tersimpan otomatis di dalam sistem setelahmelakukan perhitungan.
3.5 Flowchart Sistem Laporan
LOGIN
LAPORAN KARYAWANTERBAIK
LAPORAN SETIAPDIVISI
LAPORAN SEMUADIVISI
SELESAI
PERHITUNGAN SAW
PERIODE
HASIL PENILAIANKARYAWAN
TERBAIK
Gambar 5. Flowchart Sistem Laporan
Pada Gambar 5. dijelaskan setelah prosesperhitungan SAW selesai. Maka admin danmanajer dapat melihat hasil penilaian karyawan.
Sigit Eko Wiyono, Penerapan Metode Simple Addevtive …
4-27
Laporan karyawan terbaik terbagu menjadi 2pilihan yaitu penilaian karyawan terbaik untuksetiap divisi atau semua divisi sesuai periode yangdimasukkan saat melakukan proses perhitunganSAW.
4. Database Sistem
Gambar 6. Database Sistem
Database sistem terdiri dari 6 tabel, yaitutabel login, admin, manager, data karyawan,kriteria, dan laporan. Semua tabel memilikihubungan one to many, kecuali antara tabel logindengan admin dan login dengan manager yangmemiliki hubungan one to one.
4.1 Implementasi Sistem
Gambar 7. Input Penilaian Karyawan
Gambar 7. menunjukkan input penilaiankaryawan yang dilakukan oleh admin. Adminharus memasukkan nilai pada setiap kriteria padamasing-masing karyawan. Setelah semua nilaidimasukkan admin terlebih dahulu harusmenyimpan input penilaian untuk selanjutnyadilakukan proses perhitungan.
Gambar 8. Hasil Perhitungan Karyawan Terbaik
Gambar 8. menunjukkan hasilperhitungan yang dilakukan sistem setelah adminmemasukkan nilai setiap kriteria pada masing-masing karyawan, sehingga admin dan managermengetahui hasil perhitungan karyawan terbaik.
Gambar 9. Print Out Laporan Karyawan Terbaik
Gambar 9. menunjukkan print out laporankaryawan terbaik yang dapat dicetak.
4.2 Pengujian Sistem
a. Pengujian Validitas Metode SAWPengujian sistem diperlukan untukmengetahui seberapa besar nilai validitasmetode SAW yang diimplementasikan kedalam aplikasi tersebut, pengujian inimenggunakan data contoh yang telahdisesuaikan dengan acuan persyaratanmengenai nilai kriteria dan nilai bobot yangberasal dari Sakinah Supermarket.
b. Pengujian Black BoxPengujian Kotak Hitam (Black Box Testing)adalah pengujian yang dilakukan hanyamengamati hasil eksekusi melalui data ujidan memeriksa fungsional dari perangkatlunak. Jadi, pada pengujian ini melakukanevaluasi software agar fungsionalitas prosesinput dan output dapat berjalan dengan baik.
5. Kesimpulan
Sistem Pendukung Keputusan PemilihanKaryawan Terbaik dapat memudahkan pihakSakinah Supermarket dalam melakukan prosespemilihan karyawan terbaik yang mampumenghasilkan keputusan yang lebih objektif,terkomputerisasi, dan mengurangi terjadinya
ADMIN
id_adminnama_admintgl_lahiralamatkotatahun_gabungnomor_hpemailusernamepassword...
varchar(20)varchar(50)varchar(30)varchar(50)varchar(15)varchar(20)char(12)varchar(50)varchar(20)varchar(8)
<pk>
MANAGER
id_managernama_managertgl_lahiralamatkotatahun_gabungnomor_hpemailusernamepassword...
varchar(20)varchar(50)varchar(30)varchar(50)varchar(15)varchar(20)char(12)varchar(50)varchar(20)varchar(8)
<pk>LOGIN
id_managerid_adminusernamepassword...
varchar(20)varchar(20)varchar(20)varchar(8)
<fk2><fk1>
DATA KARYAWAN
nikid_adminnama_karyawantgl_lahiralamatkotadivisijabatantahun_gabungnomor_hp...
varchar(20)varchar(20)varchar(50)varchar(30)varchar(50)varchar(15)varchar(20)varchar(20)varchar(20)char(12)
<pk><fk>
KRITERIA
id_kriteriaid_adminnama_kriteriabobot_kriteria...
integervarchar(20)varchar(20)char(4)
<pk><fk>
LAPORAN
id_laporanid_adminid_managerperiodehasil...
varchar(20)varchar(20)varchar(20)timestampvarchar(10)
<pk><fk1><fk2>
Sigit Eko Wiyono, Penerapan Metode Simple Addevtive …
4-28
human error, serta mempercepat proses penilaian.Sistem Pendukung Keputusan PemilihanKaryawan Terbaik ini diharapkan dapatmemberikan laporan hasil peringkat calonpenerima beasiswa dari nilai tertinggi ke nilaiterendah secara tepat dan akurat.
5.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut dari SistemPendukung Keputusan untuk pemilihan karyawanterbaik menggunakan Metode SAW, penulismemiliki beberapa saran untuk pengembangansistem ini lebih lanjut, yaitu :1. Sistem Pendukung Keputusan bisa digunakan
dengan penambahan metode lainnya karenamembutuhkan metode yang menyediakanarah yang khusus dalam pembobotan.
2. Sistem ini dapat dikembangkan menjadisistem berbasis web dan mobile yang onlinesehingga penggunaanya akan lebih mudah diakses dimanapun dan kapanpun.
3. Sistem ini juga bisa dikembangkan denganmenambahkan peran karyawan ke dalamsistem, sehingga karyawan bisa melihat hasilpenilaian dari sistem.
4. Dari hasil pendukung keputusan inidiharapkan dapat disempurnakan menjadisistem yang lebih fungsional dan lebih luaspenggunaannya.
Daftar Pustaka
Anto, Ades Galih, Hindayati Mustafidah, danAman Suyadi. 2015. Sistem PendukungKeputusan Penilaian Kinerja KaryawanMenggunakan Metode SAW (Simple AdditiveWeighting) di Universitas MuhammadiyahPurwokerto. Universitas Muhammadiyah.Purwokerto.
Aprilianto, Ferry Romidhoni, Tri Sagirani, danTan Amelia. 2012. Sistem PendukungKeputusan Pemberian BeasiswaMenggunakan Metode Simple AdditiveWeighting di Universitas Panca MargaProbolinggo. Sekolah Tinggi ManajemenInformatika dan Teknik Komputer. Surabaya.
Ariyanto. 2012. Sistem Pendukung KeputusanPemilihan Karyawan Terbaik dengan MetodeSAW (Simple Additive Weighting) – (StudiKasus di Pamella Swalayan). UniversitasIslam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta
Gunawan, Arief Samuel. 2010. Analisa ProsesBisnis. Institut Teknologi Harapan Bangsa.Bandung.
Kadir, Abdul, ed. 2014. Pengenalan SistemInformasi Edisi Revisi. Penerbit ANDI,Yogyakarta.
Rusmana, A. 2014. Analisis Sistem Informasi.Universitas Terbuka. Tangerang.
Anto, Ades Galih, Hindayati Mustafidah, dan AmanSuyadi. 2015. Sistem Pendukung KeputusanPenilaian Kinerja Karyawan MenggunakanMetode SAW (Simple Additive Weighting) diUniversitas Muhammadiyah Purwokerto.Universitas Muhammadiyah. Purwokerto.
Aprilianto, Ferry Romidhoni, Tri Sagirani, dan TanAmelia. 2012. Sistem Pendukung KeputusanPemberian Beasiswa Menggunakan MetodeSimple Additive Weighting di Universitas PancaMarga Probolinggo. Sekolah TinggiManajemen Informatika dan Teknik Komputer.Surabaya.
Ariyanto. 2012. Sistem Pendukung KeputusanPemilihan Karyawan Terbaik dengan MetodeSAW (Simple Additive Weighting) – (StudiKasus di Pamella Swalayan). Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta
Gunawan, Arief Samuel. 2010. Analisa ProsesBisnis. Institut Teknologi Harapan Bangsa.Bandung.
ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL. 26/No. 1/Februari 2017
6-29
SEGMENTASI PEMBULUH DARAH PADA CITRA FUNDUSMENGGUNAKAN METODE MORFOLOGI
Yosefine Triwidyastuti1, Endra Rahmawati2
Program Studi Sistem Komputer1, Program Studi Sistem Informasi2
Fakultas Teknologi dan InformatikaInstitut Bisnis dan Informatika Stikom [email protected], [email protected]
Abstrak
Retinopati diabetik atau penyakit mata diabetes adalah salah satu komplikasi penyakit diabetes yangberupa kerusakan retina mata. Bila kerusakan retina sangat berat, seorang penderita diabetes dapatmengalami kebutaan. Oleh sebab itu, prinsip utama dalam penanganan retinopati diabetik adalah pencegahandengan deteksi dini melalui pemeriksaan mata. Penelitian ini menerapkan metode morfologi untukmelakukan sistem diagnosis retinopati diabetik secara otomatis. Citra fundus retina mata diubah menjadicitra grayscale, kemudian kontras citra ditingkatkan dengan contrast stretching. Kemudian citra diubahmenjadi citra biner menggunakan local thresholding. Setelah itu, diterapkan beragam metode operasimatematika morfologi untuk mendapatkan hasil akhir segmentasi pembuluh darah. Dari hasil penelitiandiketahui bahwa operasi opening menghasilkan nilai akurasi tertinggi sebesar 93,43% dibanding operasimorfologi yang lain.
Kata Kunci : citra fundus, segmentasi pembuluh darah, metode morfologi, structure element
1. Pendahuluan
Retinopati diabetik (RD) atau penyakitmata diabetes adalah salah satu komplikasipenyakit diabetes yang berupa kerusakan retinamata. Pada penderita RD, terjadi kebocoranlapisan saraf mata sehingga terjadi penumpukancairan yang mengandung lemak serta pendarahanpada retina mata. Kondisi tersebut dapatmenyebabkan penglihatan buram, hingga kebutaan(Mikail 2011).
Prinsip utama dalam penangananretinopati diabetik adalah berupa pencegahandengan deteksi dini melalui pemeriksaan mata(skrining) secara berkala (Franklin dan Rajan2014). Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuanmemberikan kontribusi bagi pengembangan sistemdiagnosis retinopati diabetik secara otomatis,sehingga dapat memberikan kemudahan bagidokter spesialis untuk mendiagnosis danmenganalisis penyakit tersebut.
Segmentasi objek pembuluh darah dalamsebuah citra medis seperti citra fundus retina matamemainkan peran yang cukup penting dalamdiagnosis penyakit mata (Youssef dan Solouma2012). Namun, segmentasi otomatis objek dalamsebuah citra merupakan suatu tugas yang tidak
mudah (Banik 2009). Pada umumnya, batassebuah region of interest (ROI) pada citra medisseperti fundus retina mata tidak memiliki tingkatfitur yang jelas untuk bisa didapatkan hasilsegmentasi yang akurat (Besenczi et al. 2015).Selain itu, banyaknya variasi kualitas citra danadanya derau dapat memperburuk keadaan ini(Fraz et al. 2012).
Operasi matematika morfologimerupakan salah satu teknik segmentasi objekyang banyak digunakan pada citra fundus (Welferet al. 2010). Metode morfologi juga dapatditerapkan untuk segmentasi pembuluh darah(Imani et al. 2015). Operasi morfologi mampumeningkatkan tepian pembuluh darah yang tipisdan menghilangkan derau (Santhi et al. 2012).Namun, beragamnya operasi morfologi dapatmenyebabkan perbedaan hasil unjuk kerjasegmentasi pembuluh darah. Pada penelitian inidilakukan perhitungan perbedaan bermacam-macam operasi morfologi terhadap hasil unjukkerja segmentasi pembuluh darah retina sehinggadapat memperbaiki sistem diagnosis otomatispenyakit retinopati diabetik.
Yosefine Triwidyastuti, Segmentasi Pembuluh Darah …
6-30
2. Matematika Morfologi
Matematika morfologi adalah teknikuntuk mengolah struktur geometris citraberdasarkan teori himpunan. Himpunan dalammatematika morfologi merepresentasikan objekdalam sebuah citra.
Dalam metode matematika morfologi,sebuah Structuring Element (SE) adalah bentukyang digunakan untuk memeriksa kecocokan (fits)atau ketidakcocokan (miss) dengan bentuk dalamcitra (Gonzales. 2008). Secara khusus, pilihantertentu SE untuk suatu operasi morfologimempengaruhi informasi yang bisa diperoleh.
Ada dua karakteristik utama yang secaralangsung berkaitan dengan SE, yaitu bentuk danukurannya. Sebagai contoh, suatu SE dapatberbentuk ball, line, diamond, disk, octagon,square, rectangle, dan sebagainya. Pemilihansuatu SE tertentu merupakan cara untukmembedakan beberapa objek dari objek lain,sesuai dengan bentuk atau orientasi spasial objekters
Suatu SE dapat berukuran 3x3 atau21x21. Penentuan ukuran SE hampir sama denganpengaturan skala observasi dan penetapan kriteriauntuk membedakan suatu objek citra atau fitursesuai dengan ukurannya.
2.1 Operasi Dilasi
Dilasi adalah operasi morfologi yangmembuat sebuah objek berkembang dan menebalsesuai dengan bentuk SE yang digunakan. Jika Aadalah sebuah citra dalam ruang Z, dan B adalahSE, dilasi A oleh B didefinisikan dalam persamaan1 (Gonzales. 2008).⊕ = ∩ ≠ ∅ ⋯(1)
Dilasi A oleh B merupakan suatu himpunandari semua pemindahan oleh z sehingga B dan Aberirisan oleh minimal satu elemen.mendefinisikan pencerminan himpunan B,sedangkan (B)z menyatakan translasi ataupemindahan himpunan B oleh titik z.
2.2 Operasi Erosi
Erosi adalah operasi morfologi yangmembuat sebuah objek menyusut atau menipissesuai dengan bentuk dan ukuran dari SE yangdigunakan. Operasi erosi didefinisikan dalampersamaan 2 (Gonzales. 2008).⊖ = { |( ) ∩ ≠ ∅} ⋯ (2)
2.3 Operasi Opening
Operasi opening umumnya digunakanuntuk memutuskan garis tipis yangmenghubungkan dua region besar, danmenghilangkan tonjolan tipis. Operasi openingdari himpunan A oleh structuring element Bdidefinisikan dalam persamaan 3 (Gonzales.2008). ∘ = ( ⊖ )⊕ ⋯(3)
Operasi opening A oleh B dapatdikatakan sebagai operasi erosi A oleh B yangdiikuti dengan operasi dilasi hasil erosi oleh B.
2.4 Operasi Closing
Operasi closing biasanya menyatukanbagian kecil yang terputus dan menyatukancekungan yang panjang dan tipis. Operasi closingjuga digunakan untuk menghilangkan lubang kecildan mengisi celah yang terdapat dalam kontur.
Operasi closing dari himpunan A olehstructuring element B didefinisikan dalampersamaan 4 (Gonzales. 2008). Operasi closing Aoleh B adalah operasi dilasi A oleh B yangkemudian diikuti dengan operasi erosi hasil dilasioleh B. • = ( ⊕ )⊖ ⋯(4)3. Metode Penelitian
Diagram blok metode penelitian yangdipakai dapat dilihat pada Gambar 1. Pada tahapawal, citra fundus berwarna diubah menjadi citragrayscale. Setelah itu, tingkat kontras citragrayscale diperbaiki dengan contrast stretching.Kemudian citra grayscale diubah menjadi citrabiner menggunakan local thresholding. Setelah itu,diterapkan beragam metode operasi matematikamorfologi untuk mendapatkan hasil akhirsegmentasi pembuluh darah.
Gambar 1. Metode Penelitian
Yosefine Triwidyastuti, Segmentasi Pembuluh Darah …
6-31
3.1 Grayscaling
Grayscaling adalah proses mengubahcitra fundus berwarna yang memiliki tiga lapiswarna menjadi citra grayscale. Citra hasilgrayscaling hanya memiliki satu lapis warna yangmenunjukkan tingkat keabuan piksel.
Proses grayscaling didefinisikan dalampersamaan 5. Nilai citra grayscale A(x,y) didapatdari hasil perhitungan rata-rata nilai piksel layermerah R(x,y), hijau G(x,y), dan biru B(x,y).
)5(
3
,,,,
yxByxGyxRyxA
Hasil proses pengubahan citra fundusberwarna menjadi citra grayscale ditunjukkan olehGambar 2 dan 3. Citra fundus retina mata yangberwarna pada Gambar 2 diubah menjadi hanyamemiliki satu nilai keabuan seperti pada Gambar3.
Gambar 2. Citra Fundus Berwarna
Gambar 3. Citra Grayscale
3.2 Contrast Stretching
Proses contrast stretching dilakukanuntuk meningkatkan perbedaan kontras pada citragrayscale. Proses ini mentranslasi level keabuanmenjadi nilai maksimum yaitu warna putihsehingga fitur pembuluh darah lebih dapatdibedakan dengan piksel background. Hasil proses
contrast stretching terhadap citra grayscale dapatdilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Citra Hasil Perbaikan Kontras
3.3. Thresholding
Thresholding adalah proses mengubahcitra grayscale menjadi citra biner yangmengekstraksi objek dari background. Prosesbinerisasi citra didefinisikan dalam persamaan 6(Gonzales 2008).
)6(),(),(0
),(),(1,
yxTyxfif
yxTyxfifyxg
Jika nilai suatu piksel citra grayscale f(x,y)lebih dari threshold T(x,y), maka piksel citra binerg(x,y) diberi nilai 1 dan dianggap sebagai pikselobjek pembuluh darah. Jika nilai suatu pikselkurang dari nilai threshold, maka piksel tersebutdiberi nilai 0 dan dianggap sebagai background.Citra biner hasil proses thresholding dapat dilihatpada Gambar 5.
Gambar 5. Citra Biner
3.4 Operasi Morfologi
Selanjutnya, pada citra biner diterapkanoperasi morfologi. Metode operasi matematikamorfologi yang diuji untuk dihitung perbedaanhasil unjuk kerja segmentasi adalah operasi dilasi,erosi, opening, dan closing. Semua operasitersebut menggunakan structure element berbentukgaris karena bentuk objek pembuluh darah retinamata mendekati bentuk garis. SE yang dipakaidalam segmentasi ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Yosefine Triwidyastuti, Segmentasi Pembuluh Darah …
6-32
SE berbentuk garis dengan panjang 3 piksel danmemiliki sudut dengan kelipatan 15o.
0 0 1
0 1 0
1 0 0
Gambar 6. Structure Element
4. Pengujian4.1. Data Pengujian
Penelitian ini menggunakan citra retinadari database Digital Retinal Images for VesselExtraction (DRIVE). Database ini merupakan datayang dipakai secara internasional untuk penelitiancitra retina. Foto-foto pada database DRIVEdiperoleh dari program skrining retinopati diabetikdi Belanda. Populasi skrining terdiri dari 400subyek diabetes antara umur 25-90 tahun(Ginneken 2001). Empat puluh foto telah dipilihsecara acak, 33 tidak menunjukkan tanda-tandaretinopati diabetik dan tujuh menunjukkan tanda-tanda dari retinopati diabetik ringan.
Adapun foto-foto tersebut diperolehmenggunakan kamera Canon CR5 non-mydriatic3CCD dengan bidang pandang (FOV) 45 derajat.Setiap citra ditangkap menggunakan 8 bit perbidang warna pada 768 x 584 piksel di mana FOVsetiap citra melingkar dengan diameter sekitar 540piksel. Untuk database ini, citra telah dipotongsekitar FOV sehingga ukuran masing-masing citramenjadi 584 x 565 piksel yang tersimpan dalamformat TIFF.
4.2 Pengukuran Pengujian
Pada tahap evaluasi, hasil segmentasiotomatis pembuluh darah retina menggunakanoperasi matematika morfologi dibandingkandengan hasil segmentasi manual oleh dokterspesialis mata. Hasil segmentasi manual inidisimpan dalam suatu citra biner dan dijadikancitra ground truth seperti pada Gambar 7.
Gambar 7. Ground Truth Hasil SegmentasiPembuluh Darah
Piksel-piksel hasil segmentasi dibagi kedalam 4 kelompok, yaitu: TP (true positive), TN(true negative), FP (false positive) dan FN (falsenegative). TP adalah piksel pembuluh darah yangterdeteksi dengan benar. TN adalah piksel nonpembuluh darah yang terdeteksi dengan benar. FPadalah piksel non pembuluh darah yang terdeteksisebagai pembuluh darah. Sedangkan FN adalahpiksel pembuluh darah yang tidak terdeteksi.
Untuk menguji unjuk kerja dari metodemorfologi, dihitung parameter akurasi, presisi,sensitivitas, dan specificity. Nilai-nilai tersebutdihitung menggunakan persamaan 7-10 (Fawcett2006).
)7(FNTNFPTP
TNTPAkurasi
= + ⋯(8))9(
FNTP
TPasSensitivit
)10(TNFP
TNySpecificit
Akurasi menunjukkan ukuran ketelitiandari keseluruhan hasil segmentasi otomatispembuluh darah retina, sedangkan nilai presisihanya menunjukkan ketepatan hasil deteksi pikselyang dianggap sebagai pembuluh darah. Dalamhasil pengujian, tingkat sensitivitas merupakanukuran kemampuan mendeteksi piksel pembuluh,sedangkan tingkat specificity merupakan ukurankemampuan untuk mendeteksi piksel nonpembuluh darah.
4.3 Hasil Pengujian
Hasil segmentasi pembuluh darahmenggunakan operasi dilasi dapat dilihat padaGambar 8. Hasil segmentasi pembuluh darahterlihat menebal. Hal ini menyebabkan hasilsegmentasi memiliki banyak piksel false positives.
Gambar 8. Hasil Operasi Dilasi
Hasil segmentasi pembuluh darahmenggunakan operasi erosi dapat dilihat padaGambar 9. Hasil segmentasi terlihat menipis
Yosefine Triwidyastuti, Segmentasi Pembuluh Darah …
6-33
sehingga operasi erosi menghasilkan banyak pikselfalse negatives.
Gambar 9. Hasil Operasi Erosi
Hasil segmentasi pembuluh darahmenggunakan operasi opening dapat dilihat padaGambar 10. Hasil segmentasi terlihat lebihmendekati citra ground truth, karena operasiopening menggabungkan operasi erosi dan dilasisecara berturut-turut.
Gambar 10. Hasil Operasi Opening
Hasil segmentasi pembuluh darahmenggunakan operasi closing dapat dilihat padaGambar 11. Hasil segmentasi terlihat lebihmendekati hasil operasi dilasi, karena operasiclosing menerapkan operasi dilasi terlebih dahuluyang kemudian diikuti operasi erosi.
Gambar 11. Hasil Operasi Closing
Hasil segmentasi pembuluh darah secarakeseluruhan terhadap semua operasi morfologiuntuk rata-rata 20 citra fundus dapat dilihat padaTabel 1. Operasi dilasi memiliki sensitivitastertinggi dikarenakan operasi dilasi menghasilkanlebih banyak piksel yang dianggap objekpembuluh darah. Sedangkan operasi erosi mampu
menghasilkan presisi dan specificity yang palingbesar, karena operasi erosi meminimalkan deteksipiksel sebagai objek pembuluh darah. Operasiopening dapat menghasilkan akurasi yang palingtepat, karena operasi opening merupakangabungan dari operasi erosi yang diikuti olehdilasi.
Tabel 1. Unjuk Kerja Hasil SegmentasiOperasi Akurasi Presisi Sensitivitas SpecificityDilasi 89,01% 45,19% 59,65% 91,82%Erosi 93,37% 85,95% 30,23% 99,47%
Opening 93,43% 79,34% 36,07% 98,96%Closing 92,31% 62,13% 44,74% 96,89%
5. Kesimpulan
Metode morfologi dapat diterapkan padasistem segmentasi otomatis pembuluh darah. Hasilsegmentasi menunjukkan bahwa rata-rata nilaiakurasi dapat mencapai hampir 90%. Nilai akurasitertinggi dihasilkan oleh penerapan operasiopening pada citra fundus yang mampu memilikiakurasi sebesar 93,43%. Hal ini disebabkanoperasi opening merupakan gabungan dari operasierosi yang diikuti oleh dilasi.
6. Referensi
Banik, S., Rangayyan, R.M. dan Boag, G.S. 2009,Landmarking and Segmentation of 3D CTImages, Synthesis Lectures On BiomedicalEngineering, Morgan & Claypool.
Besenczi, R. Toth, J. Hajdu, A. 2015, A Review onAutomatic Analysis Technique for ColorFundus Photographs, Computational andStructural Biotechnology Journal, Vol 14,Hal 371-384.
Fawcett, T. 2006, An Introduction to ROCAnalysis, Pattern Recognition Letters, Vol27, Hal 861–874.
Franklin, S.W. Rajan, S.E. 2014, ComputerizedScreening of Diabetic RetinopathyEmploying Blood Vessel Segmentation inRetinal Images, Biocybernetics andBiomedical Engineering, Vol 34, Hal 117-124.
Fraz, M.M. Remagnino, P. Hoppe, A.Uyyanonvara, B. Rudnicka, A.R. Owen, C.G.Barman, S.A. 2012, Blood VesselSegmentation Methodologies in RetinalImages – A Survey, Computer Methods andPrograms in Biomedicine, Vol 108, Hal 407-433.
Yosefine Triwidyastuti, Segmentasi Pembuluh Darah …
6-34
Ginneken, B. 2001, DRIVE: Digital RetinalImages for Vessel Extraction,http://www.isi.uu.nl/Research/Databases/DRIVE/ diakses pada tanggal 29 April 2014.
Gonzales, R.C., dkk. 2008, Digital ImageProcessing 3rd edition, USA: Prentice Hall.
Imani, E. Javidi, M. Pourreza, HM. 2015,Improvement of Retinal Blood VesselDetection using Morphological ComponentAnalysis, Computer Methods and Programsin Biomedicine, Vol 118, Hal 263-279.
Mikail, B. 2011, Kompilasi Diabetes PicuKebutaan, Kompas,http://health.kompas.com/read/2011/10/19/17221185/Komplikasi.Diabetes.Picu.Kebutaandiakses pada tanggal 29 April 2014.
Shanti, N. Shajula, G.D. Ramar, K. 2012, A NovelAlgorithm to Analyze Retinal Image usingMorphological Operators, ProcediaEngineering, Vol 38, Hal 3880-3891.
Welfer, D., Scharcanski, J., Kitamura, C.M., DalPizzol, M.M., Ludwig, L.W.B., dan Marinho,D.R. 2010, Segmentation of the Optic Disk inColor Eye Fundus Images using an AdaptiveMorphological Approach, Computers inBiology and Medicine, Vol 40, No 2, Hal124-137.
Youssef, D. Solouma, N.H. 2012, AccurateDetection of Blood Vessels Improves theDetection of Exudates in Color FundusImages, Computer Methods and Programs inBiomedicine, Vol 108, Hal 1052-1061.