f#h .mrAN APoTEKER EW - fikes.umm.ac.idfikes.umm.ac.id/files/file/Penelitian Dosen/Uswatun...

13
K.NGRE' **o;i#Xf- RAKERNAS 20{i ,&\ f#h .mrAN APoTEKER TNDoNESIA EW *,#$ Progr.m Sfudl Fenneel FMIPA Unsrst JL. Kampue Unaral Klealr Mrnado 95t15 TIp. &At-E355{12, Fax. 04tl&i3715, (N3l{25S}2 No. : 005/PP/Kongresllmiah&Rakemas/A/lAlDgz011 Lampiran : - Hal. : Undangan Kepada Yth., Bapakllbu/Sdr.: Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. DL Tempat Dengan hormat, Berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan oleh Panitia Kongres llmiah XIX dan Rakemas 2011 lkatan Apoteker lndonesia (lAl), kami memutuskan bahwa makalah Bapakdengan: Judul : UjiAktMtas antimalaria Ekshak Batang Anamirta cocculus(L.)Wght & Am. ln Vitro dinyatakan diierima untuk dipresentasikan secarEl Oral prcsentasi dalam acar€l kongres tersebut. Selanjutnya kami mengundang BapUibu untuk mempresentasikan makalah tercebut pada acara Kongres llmiah tanggal 28-29 Oktober 2011 di Hotel Sintesa Peninsula Manado - Sulawesi Utara. Makalah lengkap dimasukkan paling lambat tanggal 28 Oktober Z0fi. Demikianlah hal ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Manado, 18 Oktober 2Afi Panitia Kongres llmiah XIX lAl, Horrratkami Sekretaris Panitia Pelaksana Ketua Panitia Pelaksana Dra Andeane. C. Wullur,M.Kes,Apt Drs. C. G. Parera, Apt.

Transcript of f#h .mrAN APoTEKER EW - fikes.umm.ac.idfikes.umm.ac.id/files/file/Penelitian Dosen/Uswatun...

K.NGRE' **o;i#Xf- RAKERNAS 20{i ,&\ f#h.mrAN APoTEKER TNDoNESIA EW *,#$Progr.m Sfudl Fenneel FMIPA Unsrst JL. Kampue Unaral Klealr Mrnado 95t15TIp. &At-E355{12, Fax. 04tl&i3715, (N3l{25S}2

No. : 005/PP/Kongresllmiah&Rakemas/A/lAlDgz011Lampiran : -Hal. : Undangan

Kepada Yth.,

Bapakllbu/Sdr.:

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt.

DLTempat

Dengan hormat,

Berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan oleh Panitia Kongres llmiah XIXdan Rakemas 2011 lkatan Apoteker lndonesia (lAl), kami memutuskan bahwamakalah Bapakdengan:

Judul : UjiAktMtas antimalaria Ekshak Batang Anamirta cocculus(L.)Wght

& Am. ln Vitrodinyatakan diierima untuk dipresentasikan secarEl Oral prcsentasi dalam acar€lkongres tersebut.

Selanjutnya kami mengundang BapUibu untuk mempresentasikanmakalah tercebut pada acara Kongres llmiah tanggal 28-29 Oktober 2011 di HotelSintesa Peninsula Manado - Sulawesi Utara. Makalah lengkap dimasukkan palinglambat tanggal 28 Oktober Z0fi.Demikianlah hal ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kamiucapkan terimakasih.

Manado, 18 Oktober 2AfiPanitia Kongres llmiah XIX lAl,

HorrratkamiSekretaris Panitia Pelaksana Ketua Panitia Pelaksana

Dra Andeane. C. Wullur,M.Kes,Apt Drs. C. G. Parera, Apt.

{e

IElolLl.Elo-,lolqtg

ooN

=Jz,ozEuvkaG

=1:;r \,..1 ,''_/

*iCL

=E{o{E\9.

rlEyi\'=\(E(o)Tt-trAE\e

xxL

=:dfrz96o>a

Ezo-r(

\_

;tH,lE!)E(t=J-

.t'E<'* .-*( \, s.-.

.,hP";

FFoNLo!o#Ioo(9

IoNo1'GEIE

=so'EoLGooJ

6o*aoI

o

"': /: {rli 11\:

"t) '..

e1

rFoN-

=\sst-!go, o 'i

3,6 6 S

Et : *So o^ -, F E'*Bs = e. s

n[E s ;{EEt E:igE* il s€gE; s 8EE*= € EsfiEt x.33sE x 3€Ef iibd

=sfrEtozoY

$

.Ec,rc,

-oIto(,svtc,o.o{-g(,GoC'.t-{

o{.o

IaU)oT

o

= tsotroU)osutrIJa.o35

=ooLa

g'tC,o-a,!esC'#got€a

4=6

wwrr pniS=\rpri Iq*a

&ad%

-oIIJzoozI

EuIYIJJFoLzs.I

*,CL

goL(Eo-qo.it-a

ss-!!uG!B€E5SA

SEEN

EI-GXE{.dS5so9-

$iTG€$

-?t! .={2s$qo

oN

=JzIaz*{fE,BllJ !6Yokt#s

AAcq€Bxix3!s=JU)uJE,(9zoY

oNxsdo.o-vo

I

Yo(a1r)

C,z

=o.o.

0.YoL)

o.E

oto

=dvo(o

.gtrGo.

so!GEoo.dY@

(E

a!(,5Eoo.

dv@

P(E

Loo'sfl

Pgn.8oErsEEil f;

E&EoEC,=is

o-YU'

Gg,Eoo

a*fo

tay)o

- o

= isotroU)osugIJaro3U)3

ooLo

C'T'C,CLq,tzLo#gq,

€a

4*ew

t-rytr 1td\*ro"rtn8 I+s&a&

c%

IoIIJzoazI

EIIJvIrJFotr

zE

YI

vdt-

-IXI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR EDITOR..SUSUNAN TIM EDITOR PROSIDING KONGRES ILMIAH IAI KE XIXSAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS PUSAT IAI........DAFTAR IS1.............................

FARMAKOGNOSI, FITOKIMIA

JAWER KOTOK, DARI LEGENDA CIUNG WANARA MEN'ADI SEDIMN ANTI-INFLAMASI MODERNMoelyono MW, Anas Subarnas, Supriyatna S, dan L.B. Kardono

FLAVONOID DALAM EKSTMK (AIR) KERING DAIJN AVERRHOA BILIMBI.,..Suswini Kusmaningati, Afifah B. Sutjiatmo, yulinah Sukandar

EFEK SITOTOKSIK DAUN MAITAN, DAUN SENGGANI DAN DAUN IATI BELANDA TERHADAP SEL KANKERPAYUDARA T47D .....................Rosita Melannisa, Ika Trisharyanti Dian Kusumowati, Muhammad Da'i dan Ratna yuliani

IIIivvvi

AKTMTAS ANTIMIKROBA EKSTMK ETANOL DAUN SENGG ANI (Metastoma ffine D. Don) DAN HERBA

t5

22

32

42

53

Ika T D. Kusumowati, Rosita Melannisa

TOKSISITAS FMKSI HEKSAN, KLOROFORM DAN AIR SISA EKSTMK ETANOL DAUN DANGENDRUWO (Manihot utilissima Pohl)........Sajekti Palupi, Elisawati W, Ratih TL, Eta HA

APAKAH DAUN DEWA (GYNUM PSEI]DO.CHINA (L.) DC.), HEPATOTOKSIK PADA MANUSIAMAUPUN TERNAK YANG MENGKONSUMSINYA?Tri Windono, Umar A. Jenie, Leonardus B.S. Kardono

AKAR KETELA

DEKLOROFILISASI EKSTMK ETANOLIK DAUN MANGG A(MANGIFEM INDICA,L) DENGAN METODE

Hadianti Nurfitri, Andayana puspitasari

UII AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTMK BATANG TALIKUNING (ANAMIRTA COCCULUS (L.)

uswatun chosanah, Dorta simamora, sasangka prosetyawan S, Loeki Enggar Fitri

AKTIVITAS ANTI0KSIDAN EKSTMK ETAN0L DAUN ALPOKAT (persea americana MilD ....

Retno Wahyuningrum, Wiranti Sri Rahayu, Ardiansyah Bayu Setiadi.

AKTIVITAS EKSTMK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana M.) SEBAGAI KRIM TABIR SURyA..........-.......Frenly Wehantouw Edi Suryanto, Novel N. Kojong dan f enny pontoan

UJI AKIIVITASANTI BAKTERI EKSTMK ETANOLIK DAUN MANGGIS (Garcinia Mangostana L.)TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI ......-....................Suparman, Diniatik

AKTIVITAS AFRODISIAKA BEBEMPA EKSTMK DAUN SANREGO (Lunasia amara Blanco.)PADA MENCIT [Mus musculus) JANTAN.....Gemini Alam, Restu Ariyasta Ramadhan, Subehan, Usmar

UJI EFEKANTIASKARIASIS EKSTMK ETANOLIK BUI LABU MEMHfcucurbia moschata Duch. Poi[ semen) TERHADAP GACING Ascaris Suum...........Ni Nyoman Yulianil, Elisma2, Maria Hilaria2, yulia Selphi2

Kongres llmiah lkatanApoteker Indonesia ke XlX, Manado 2g-30 oktober 2011

60

68

74

80

90

FARMAKOGNOSI

UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK BATANGTATJKUNING

(ANAMIRTA COCCULUS (I.)WIGHT & ARN.) lN VITRO

AN TIMALARIAL ACTIVITY O F TALI KU N IN G (AN AMI RTA

COCCULUS (L,)WIGHT & ARN,) STEM EXTRACT IN VITRO

llswatun Chasanaha), Dorta Simamorab) Sasangka Praseqtawan S'), Loeki Enggar Fitrid)

"lProgram Studi Farmasi, Universitas Muhammadiyah MalangulFakultas Kedokteran, Universitas Wij aya Kusuma, Surabaya

.)Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malanga)Fakultas Kedokteran, Universitas Brawif aya Malang

ABSTRAK

Latar Belakang: Malaria masih merupakan masalah kesehatan dunia. Tumbuh dan menyebarnya

resistensi terhadap semua obat antimalaria lapis pertama yang dipakai pada pengobatan dan

pencegahan malaria telah menimbulkan masalah besar pada program penanggulangan malaria. Salah

iatu upaya untuk menanggulangi perkembangan resistensi malaria adalah dengan dilakukanpenelitian obat antimalaria terutama yang berasal dari dari tanaman obat. Anamirta cocculus(L')Wight

a A.n. merupakan tanaman obat yang secara empiris telah digunakan sebagai obat antimalaria diPapua. Penelitian tentang isolasi dan identifikasi senyawa kimia pada batang Anamirtacocculus(L.)Wight & Arn. memberikan hasil adanya senyawa alkaloid kuartener pada akar dan batang

tanaman tersebut.. Alkaloid kuartener tersebut diduga mempunyai aktivitas fisiologi sebagai

antimalaria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak batang Anamirtacocculus(L.)Wight & Arn. terhadap pertumbuh an Plasmodium falciparum 3D7 in vitro.

Metode: Biakan Plasmodium falciparum 3D7 (Eijkman Institute) dipapar dengan ekstrak batang

Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn. dengan dosis masing-masing lpg/ml, 1Opg/ml dan 100pg/mlyang dibandingkan dengan klorokuin pada dosis lpg/ml dan 10pg/ml. Pengamatan dilakukan pada

30 jam setelah masa inkubasi pada 370C dengan menghitung sel-sel darah merah yang terinfeksidiantara 5000 sel.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua dosis ekstrak batang Anamirta

cocculus(L.)Wight.& Arn. (1p.g/ml, 1Opg/ml dan 100pg/ml) dapat menurunkan pertumbuhan

Plasmodium falciparum 3D7; ekstrak batang Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn. dosis 10pg/ml dan

100prg/ml mempunyai aktifitas antimalaria lebih baik daripada klorokuin dosis Lpg/ml dan

mempunyai aktifitas antimalaria yang tidak berbeda bermakna jika dibandingkan dengan klorokuin

dosis 1gpg/ml [p>0.05; ANOVA). Dengan demikian ekstrak batang Anamirta cocculus berpotensi

sebagai obat malaria.

Kata kunci: Anamirta cocculus, antimalaria, Plasmodiumfalciparum 3D, in vitro

ABSTRACT

Background: Malaria remains a globol health problem. Grow and spread of antimalarial drug

resistance to firstline drugs has caused major problems in malaria control programs. Talikuning(Anamirta cocculus (L.) Wight & Arn. is a medicinal plant that has been used empirically as an

antimalarial drug in Papua. The stem of Anamirta cocculus (L).Wight & Arn.) was known to contain

several quorterner alkaloids that thought to have anti-malarial effecL This study was conducted in orderto explore the effect of Anamirta cocculus (L.)Wight & Arn. stem extract on reducing the growth ofPlasmodium falciparum 3D7 in vitro.

Methods; Cultures of Plasmodiumfalciparum 3D7 (Eijkman Institute) exposed to Anamirta cocculus

(L.) Wight AArn.stem extractwith the doses of 7pg/m,7A pg/ml and 100p9/ml compared to chloroquine

Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 28-30 Oktober 2011

FARMAKOGNOSI

at doses of 1 1tg/ml and l?pg/ml. The observation was done at 30h after incubation qt 37 T by countingthe infected red blood cells (RBCs) in 5000 ceils.

Results: The results of this study indicate that all doses of Anamirta cocculus (L.) Wight. & Arn.stemextract (l-pg/ml, 101t9/ml and 100 pq/m0 could decrease the growth of Plasmodium fatciparum 3D7;Anamirta cocculus (L.) Wight & Arn.stem extract doses 101tg/mt and 100 pg/;l had q betterqntimalarial activity than chloroquine dose of 11tg/mt and were not significantly dffirent whencompared to chloroquine dose of 10pg/ml (p> 0.05; ANOVA).

Conclusion: The Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn. stem extrqct was potential as ontimalarialdrugs,

Key word : Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn., antimalarial, Plasmodium fatciparum 3D7, in vitro

PENDAHULUAN

Malaria masih merupakan infeksi parasitik paling penting di dunia. Menurut WHOseparuh penduduk dunia mempunyai risiko terkena malaria. Pada tahun 2008 diperkirakanada 243 juta kasus dengan angka kematian 863000 jiwatrl. Di Indonesia dilaporkan bahwa45o/o dari penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta orang hidup di daerah endemikmalaria dan yang terserang malaria sebanyak 2,5 jutajiwa dengan angka kematian sebanyak3480 orang pada tahun 2006L21. Kematian karena malaria ini terutama disebabkan olehinfeksi Plasmodium falciparum disertai berbagai komplikasi pada anak-anak, wanita hamil,dan individu non-imunt3l.

Upaya untuk mengurangi tingginya angka mortalitas dan morbiditas akibat malariamengalami hambatan. Salah satu faktor terjadinya hambatan ini adalah karena adanyaperkembangan resistensi obat anti malaria terutama pada spesie s Plqsmodium falciparumi+t.Peningkatan kasus resistensi terhadap obat standar yaitu klorokuin [Ce) dan suifadoksin-pirimetamin [sPJ telah terjadi di hampir seruruh propinsi di Indonesia; di beberapa propinsiresistensi tersebut sudah melebihi 25o/o sehingga obat-obat lama seperti kllroi<uin,sulfadoksin-pirimetamin tidak dapat dipertahankan sebagai obat utamatsl.

Word Health Organization [WHO) telah merekomendasikan pemakaian obat anti malariakombinasi yang mengandung derivat artemisinin (artemisinin-based combination therapy/ACT) sebagai lini pertama dalam penanganan malaria untuk mencegah kegagalan terapi,resistensi, dan relaps. Kombinasi tersebut adalah artemether-lumefantrin, artesunat-amodiakuin, artesunat-meflokuin, artesunat-sulfadoksin pirimetamin, dihidroartemisinin-piperakuinlol, namun telah dilaporkan penurunan efikasi kombinasi artemether-lumefantrindi Kambodialzl.

Penyebaran resistensi terhadap semua obat antimalaria lapis pertama yang dipakai padapengobatan dan pencegahan malaria telah menimbulkan masalah besar paai programpenanggulangan malaria- Seiring dengan belum berhasilnya penemuan vaksin malariaJrangideal, maka penemuan obat baru akan tetap menjadi sasaran utama. Salah satu upaya untukmenemukan obat anti malaria baru adalah pemanfaatan obat tradisional sebagii obat antimalaria. Talikuning fAnamirta cocculus [L.J Wight & ArnJ merupakan tanaman obat yangsecara empiris telah digunakan sebagai obat antimalaria di Papua. Penelitian tentang isLtasidan jdentifikasi senyawa kimia pada tanaman talikuning memberikan hasil adanya senyawaalkaloid kuartener pada akar dan batang tanaman tersebut. Alkaloid kuartener tersebutadalah berberine, palmatine, magnoflorine dan columbaminetsl. Hasil isolasi berberine yangdiperoleh dari akar Thalictrum flavum dan palmatine yang diperoleh dari tanamanPeniantus longifolius, dilaporkan mempunyai aktivitas sebagaiintimalaria yang potente,rot.Dilaporkan bahwa kombinasi berberine-pyrimethamine menunjukkan aktivitas antimalarialebih baik jika dibandingkan dengan kombinasi pyrimethamine-tetracycline ataupyrimethamine-cotrimo-xazole pada pasien yang terinfeksi Plasmodium resistenklorokuintrrl. Aktivitas antimalaria alkaloid kuartener diduga melalui penghambatan sintesisDNA Plasmodium falciparum dan penghambatan pembentukrn m"rnL.an parasit barusehingga menyebabkan kematian parasittrz).

Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 2g-30 oktober 2011

FARMAKOGNOSI

Sampai saat ini masih belum ada pembuktian secara ilmiah apakah batang tanamanAnamirta cocculus mempunyai efek sebagai obat antimalaria, oleh karena itu akan dilakukanpenelitian terhadap tanaman tersebut dengan cara melakukan uji efek ekstrak batangAnamirta cocculus terhadap pertumbuhan parasit Plasmodium falciparum in vitro. Adanyaberbagai bahan aktif yang terdapat di dalam ekstrak batang Anamirta cocculus tersebutdiharapkan menghasilkan efek antimalaria yang bersifat sinergis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara ilmiah bahwa pemberianekstrak batang Anamirta cocculus mampu menghambat pertumbuhan Plasmodiumfalciparum in vitro.

METODE PENELITIAN

Tanaman untuk PenelitianTanaman yang digunakan untuk penelitian adalah batang talikuning (Anamirta cocculus

[L.)Wight & Arn.) yang diperoleh dari Papua. Determinasi batang talikuning dilakukan diLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Bogor.

Parasit Penelitian.Parasit yang digunakan adalah isolat

Lembaga Eijkman fakarta dan kultivasi(Le76).

Bahan Pembanding.Kontrol negatif yang digunakan pada penelitian ini adalah kultur P. falciparum 3D7 yang

tidak diberi bahan uji dan sebagai kontrol positif adalah kultur P. falciparum 3D7 yang diberiklorokuin pro-analitik [Biomedicalls, LLC).

Preparasi ekstrak batang Cnamirta cocculusEkstrak batang tanaman Anamirta cocculus dibuat secara maserasi [perendaman).

Seratus gram serbuk batang Anamirta cocculus dengan derajat halus 100 dimasukkan kedalam bejana maserasi, dituangi dengan petroleum ether sampai diperoleh lapisanpetroleum ether di atas permukaan bubur serbuk. Campuran dibiarkan selama satu malam.Petroleum ether diganti dengan petroleum ether yang baru sampai diperoleh cairanpetroleum ether yang jernih. Campuran disaring, ampas dituangi 750 ml metanol, ditutupdan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk. Setelah 5 haricampuran tersebut disaring, diperas, dicuci ampasnya dengan metanol secukupnya hinggadiperoleh 1000 ml. Maserat dipindah dalam bejana tertutup dan dibiarkan di tempat sejuk,terlindung dari cahaya selama 2hari,lalu maserat dienap tuangkan atau disaring. Kemudianmaserat diuapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50'C hingga konsistensiyang dikehendaki. Ekstrak dimasukkan dalam oven pada suhu 50oC sampai diperolehekstrak ksn12ltr:l Dari hasil ekstraksi serbuk kering batang Anamirta cocculus sebanyak L00gram diperoleh ekstrak kasar kental sebanyak 2,422 g

Pembuatan larutan obat Klorokuin dan ekstrak batang talikuning (Anamirta cocculus(1.) wight &Arn.).

Klorokuin dibuat larutan dengan konsentrasi 1 pg/ml dan 10pg/ml dengan caramelarutkan klorokuin dalam aquadestilata, untuk pengencerannya ditambahkan RPMI 1640dan pengenceran selanjutnyd mengggunakan medium komplit LUo/o. Ekstrak batangAnamirta cocculus dibuat pada konsentrasi L yg/ml, l0pg/ml dan 100pg/ml dengan caramelarutkan ekstrak kasar batang Anamirta cocculus dalam etanol 70o/o, untukpengencerannya ditambahkan larutan RPMI 1640 dan pengenceran selanjutnyamenggunakan medium komplit 10%.

Uii Aktivitas Antimalaria ekstrak batang talikuning (Anamirta Cocculus (t.) Wight &Arn.) dibandingkan dengan obat standar Klorokuin in vif,vslr+|.

Plasmodium falciparum 3D7 yang diperoleh daridilakukan berdasarkan metode Trager-lensen

Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 28-30 Oktober 2011

FARMAKOGNOSI

p.falciparum beku dicairkan kemudian dikultivasi dalam medium kultur yang

mengandung eritrosit golongan darah O dengan hematokrit 5olo dan serum darah manusia

tipe AB t0olo dalam inkubator dengan aliran COzSo/o pada suhu 37"C. Medium kultur dua

hari sekali diganti dan dikultivasi sampai diperoleh tingkat parasitemia L-Zo/o. Pengujian

ekstrak batangAnamirta coccullus dilakukan dalam lempeng mikro steril yang terdiri dari24sumur, Pada sltiap sumur diberi L250pIkultur malaria dengan hematokrit 7lo/o.Pada kolom

I berisi kultur P.falciparum tanpa bahan uji yang merupakan kontrol negatif. Selanjutnya

pada kolom kedla dan ketiga masing-masing berisi kultur P.falciparum yang diinkubasi

du.,g"n klorokuin tpg/ml dan 1Opg/ml. Berikutnya pada kolom keempat, kelima dan

keenam adalah merupakan kultur P.falciparum yang diinkubasi dengan ekstrak batang

Anamirta cocculus tl.)ryl/ight & Arn berturut-turut pada dosis lptg/ml, 1Opg/ml dan 100pg/,

selanjutnya diinkubaii rulr*r 30 jam. Kontrol negatif yang merupakan kultur P.falciparum

tanpa obat/ekstrak uji dianggap memiliki pertumbuhan LOOo/o. Setelah 30 jam, dibuat

hapusan darah tipis dan diperiksa secara mikroskopik dengan pewarnaan Giemsa- Dilakukan

penghitungan jumlah eritrosit yang terinfeksi dalam 5000 eritrosit, kemudian iumlaheritrosit terparasitasi ini dijadikan persen per 100 eritrosil

%o eritrosit terinfeksi = ( ! eritrosit terinfeksi : I total eritrosit yang dihitungJ x L00 o/o

persentase parasit = o/o eritrgsit terinfeksi pada kultur P.rfalclparum 3D7 yang mendaPat Perlakuano/o eritrosit terinfeksi pada kultur P.falciparum 3D7 pada kontrol negatif

Analisis Data.perbedaan persentase parasit antara kelompok kontrol dan perlakuan dianalisa dengan

u)i oneway ANOVA. Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi perbedaan tiap-tiap kelompok

perlakuan dilakukan uji Turkey HSD pada taraf So/a.

Hasil Uii Aktivitas Antimalaria ekstrak batangAnamirta cocculus

Aktivitas antimalaria ekstrak batang Anamirta cocculus ditetapkan mdlalui pengukuran

persentase parasit. Persentase parasit diperiksa pada berbagai kadar ekstrak batang

Anamirta cocculus dan dibandingkan dengan kontrol yang tidak mengalami perlakuan

apapun. plqsmodium falciparum 3D7 dipilih sebagai model untuk mengetahui aktivitas

antimalaria dari ekstrak batang Anamirta cocculus. Plasmodium falciparum 3D7 adalah galurplasmodium yang sensitif terhidap klorokuin, oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan

pemeriksaan aktivitas antimalaria klorokuin sebagai pembanding.pengujian antimalaria ini dilakukan pada sumur mikro steril. Kultur P.falciparum yang

diberi kloiokuin/ekstrak batang Anamirta cocculus diinkubasi selama 30 iam, setelah itu

dibuat hapusan tipis pelet dan kemudian diberi pewarnaan Giemsa. Selaniutnya pada

hapusan tipis dilatukin pengamatan iumlah eritrosit yang terinfeksi parasit pada 5000

eritrosit dengan bantuan mikroskop cahaya pembesaran L000x dan kemudian dilakukan

perhitungan persentase parasit Gambaran mikroskopis dari hapusan tipis kulturp.falcipaium SbZ yangdibeii ekstrak batangAnamirta cocculus dapat dilihat pada Gambar 1.-

Diri gambar i t"inf,rt bahwa pada masa inkubasi selama 30 menit biakan Plasmodium

fatciparulm3DT berkembang dengan baik dan tumbuh menjadi bentuk skizon' Pemberiangorbmrin baik pada dosis ipg/ml maupun lOpgml pada kultur Plasmodium falciparum 3D7

sudah berpengaruh untuk menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum 3D7, dari

kedua dosis klorokuin tersebut jelas bahwa klorokuin lOpg/ml mempunyai aktivitas

antimalaria yang lebih baik daripada klorokuin 1pg/ml, tampak jelas pada hasil hapusan

tipis pada kiorokuin dosis 10pg/ml sudah bersih dari eritrosit yang terinfeksi Plasmodium

faiciparum 3D7. Pada biakan Plasmodium falciparum 3D7 yang diberi ekstrak batang

Anamirta cocculus jika dibandingkan dengan control negatif tampak ielas berbeda iuga.pengaruh pemberian ekstrak batang Anamirta cocculus terhadap pertumbuhan biakanplasmodium falciparum 3D7 tergantung dosis yang diberikan, seiring dengan semakin

meningkatnya dosis ekstrak batang Anamirta cocculus yang diberikan pada biakanplasmidium falciparum 3D7, maka gambar hapusan tipis yang dihasilkan juga semakin

bersih dari eritrosit yang terinfeksi parasit, artinya efek antimalaria yang dihasilkan iuga

Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 2&30 Oktober 2011 63

semakin meningkaL Unuk lebrh jelasnya hlsil p,erhitrrngan persentase parasit airibatpemberian klorokuin maupun ekstrak batangAnamirta cocculus dapat dilihat pada Tabel 1.

it.i i i

' 'tYry:+1t'

; I ,,t_,.,.

ll,

,l L,,r r::::;:::::::=:;

,]Ii,*,

: i,il

{.,,,ffi r;

Gambar 1 : Hapusan tipis sel darah merah terinfeksi Plasmodiumfalciparum 3D7 denganpengecatan Giemsa.

Keterangan : K[-)o = kontrol negatif pada jam 0. K[-)ro = kontrol negatif setelah masa inkubasi 30jam, parasit berkembang menjadi bentuk skizon (panah); Kl1 = kontrol positif, merupakan kulturPfalciparum3DT yang diberi klorokuin 1pg/ml setelah masa inkubasi 30 jam; KlZ = kontrol positilmerupakan kultur P.falciparum3DT yang diberi klorokin lOpg/ml, tampak hapusan bersih tanpaparasit; ETkl = kultur P.falciparum3DT yang diberi ekstrak batang Anamirta cocclus dosis 1pg/mlsetelah inkubasi 30 jam, parasit menjadi crisis form; ETk2 = kultur P.falciparum 3D7 yang diberiekstrak batang Anqmirta cocculus dosis 10pg/ml setelah inkubasi 30 jam, parasit mengalami cnsrsform; ETk3 = kultur P.falciparum 3D7 yang diberi ekstrak batang Anamirta cocculus dosis 100pg/mlsetelah inkubasi 30 jam, hapusan bersih dari parasit .Gambar adalah hasil pengamatan hapusan tipisdi bawah mikroskop perbesaran 1000 kali. Sel darah merah terinfeksi ditunjukkan dengan tandapanah.

',% :...

I nrrl

T_--_-:--1| ,.''r I

iiiti *'l;

r,w

'- Li'.?rir ,:::i.ltii.u;;! ,:

:1- r'^ i

G

Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 28-30 oktober 2011

abel I-. Hasi ntase Daras na

.1

ifit ::;{12 l.:il{ i:32'r' I

KC] L,120/o L,530/o 100,00% 100,000/o 100,00 + 0,00u

KIT 0i5-6%r ii0;56% ,5;Ss%, "6 6O,06,,, 4,3;30,,+'., ,48t

KI2 0,100/o o,Loo/o 8,930/o 6,540/o 7,74 t L,69c

:Eillll o,4,go/a 0iv,Zvo *2,4,6Yi 4V;A6Y+,., *4i96-il}.,2',97rt

ETK2 0,29o/o ASlVo 25,890/o 20,260/o 23,08 r 3,98.

ET:IEB 0;03% O;090/o 2;6t8.,s,ft r15,88% 4.i2&b,2,,2,$-!,

FARMAKOGNOSI

ekstrak ba Anamirta cocculus

Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda bermakna (u< 0.05, ANOVA)

Keterangan:K[- ) = Kultur P.falciparum 3D7 tanpa penambahan obat/ekstrak,Kl1 = Kultur P.falciparum3DT + Klorokuindosis lpg/mlKlz = Kultur P.falciparum3DT + Klorokuindosis lOpg/mlETkl = Kultur P.falciparum3DT + ekstrak batangAnamirta cocculus dosis 1pg/ml

ETk2 = Kultur P.falciparum3DT + ekstrak batangAnamirta cocculus dosis 10pg/ml

ETk3 = Kultur P.falciparum3DT + ekstrak batangAnamirta cocculus dosis 100pg/ml

Dari Tabel 1 tampak bahwa setelah masa inkubasi 30 jam ekstrak batang Anamirta

cocculus Lpg/ml,1opg/ml dan 100pg/ml mempunyai persentase parasit yang lebih rendah

secara bermakna dibandingkan dengan kontrol negatil dengan demikian ekstrak batang

talikuning dapat menurunkin pertumbuhan Plasmodium falciparum 3D7. |ika dibandingkan

dengan kontiol positif maka ielas bahwa ekstrak batang talikuning 7yg/ml mempunyai

aktiiitas antimalaria yang sama dengan klorokuin lpg/ml, ekstrak batang talikuning

L0pg/ml dan 100pg/ml mempunyai aktifitas antimalaria yang tidak berbeda bermakna jika

dibandingkan dengan klorokuin dosis 10pg/ml (p<0'05, Tukey HSD).

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini ternyata membuktikan bahwa ekstrak batangAnamirta cocculus

mampu menurunkan pertumbuhan Plasmodium falciparum in uitro (Gambar 1). Penurunan

pertumbuh an Plasmocliun falciparum akibat pemberian ekstrak batangAnamirta cocculus inimembuktikan bahwa batang Anamirta cocculus mengandung senyawa aktif yang

mempunyai aktifitas sebagai obat antimalaria. Senyawa aktif tersebut diduga adalah alkaloid

kuarterner/alkaloid isokuinolin yaitu berberin, palmatiry columbamir! dan magnoflorin.

Dugaan bahwa senyawa alkaloid isokuinolin tersebut mempunyai aktifitas sebagai

antimalaria telah dibuktikan oleh Wright C.W. et.al.(2000) yang telah meneliti aktivitasantiplasmodial berberin terhadap Plasmodium falciparum K1 in vitrotrsl. Tentangmekanisme berberine sebagai antiplasmodial telah dilakukan penelitian oleh N.

Sriwilaiiareon et al.(ZOO2), yang menyatakan bahwa berberine yang diekstraksi dari

Arcangeiisia flava (L.) Merr., menghambat aktivitas telomerase Plasmodium falciparum pada

siklus= perkembangan plasmodium intraeritrositik terutama pada tahap trophozoid dan

ski2sntio). Berbeiin luga dapat berikatan dengan DNA sehingga biosintesis DNA

meniadi *".h"*b"a,"'.Pendekatan mekanisme kerja dari suatu senyawa baru yang mempunyai aktifitas

antimalaria antara lain dengan cara menganalogikan senyawa baru tersebut dengan obat

antimalaria yang sudah ada. Isokuinolin adalah merupakan struktur dasar dari senyawa

berberine, pit-itir", magnofllorine dan columbaminstrel fgldqpat beberapa obat antimalaria

dengan stiuktur dasar kuinolin, diantaranya adalah 4-aminokuinolin. Obat antimalaria yang

J

Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 2&30 Oktober 2011 65

FARMAKOGNOSI

termasuk golongan 4-aminokuinolin adalah klorokuin dan amodiskuintrrt. Oleh sebab ituaktivitas antimalaria dari ektrak batang talikuning fberberin, palmatin, magnoflorin dankolumbaminJ diduga melalui penghambatan pembentukan hemozoin. Hemozoin ataupigmen malaria adalah polimer heme yang diproduksi oleh Plasmodiumsp selama degradasihemoglobin dalam food vacoul. Hemozoin ini berada pada semua bentuk plasmodiuir yangterdapat dalam sel darah merah, yaitu bentuk cincin, tropozoit, skizon maupun gametosid.Dengan ditemukannya heme polymerase, adalah suatu enzim yang mengkata-lis pJlimerisasidari ferrriprotoporphyrine lX IFP IX) menjadi bentuk B-hematin, semakin memperkuatdugaan bahwa klorokuin menurunkan produksi hemozoin dengan cara mempengaruhi kerlaheme polimerasstzol.

Senyawa berberine, palmatin, magnoflorin dan columbamin juga dapat digolongkansebagai senyawa amonium kuarterner. Senyawa lain dengan bentuk rrn*oni.ryn kuarternertelah diketahui dapat menghambat pertumbuhan Plimodium dengan cara membloktransport intraseluler kolintztl. Senyawa kolin diperlukan untuk biosintesis phospholipiddalam pembentukan membran parasit untuk menutup parasitophorous vacuole, sitosol danberbagai subseluler kompartemen. Pengeblokan transport kolin ini telah digunakan sebagaisalah satu strategi pengobatan 62lx1i6tzzl. Atas dasar persamaan struktur dari keduanyayakni merupakan senyawa amonium kuarterner, menjadi dasar dugaan bahwa mekanismeaksi antimalaria ekstrak batang talikuning boleh jadi |uga dengan clara memblok transportkolin. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian di atas adalah bahwa ekstrak batangAnamirta cocculus {apat menghambat pertumbuhan paras it Plasmodium falciparum in vitro.

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjutterhadap batang Anamirta cocculus sehubungan potens i Anamirta cocculus sebagai kandidatobat antimalaria, misalnya dilakukan standardisasi bahan aktif yang terdapat dalam ekstrakbatang Anamirta cocculus. Dilakukan uji aktifitas antimalaria kombinaii ekstrak batangAnamirta cocculus dengan obat antimalaria yang lain (klorokuin atau pyrimetamin) yan!diharapkan menghasilkan efek sinergis dan dilakukan penelitian tentang mekanisme kerjidari ekstrak batang.4n amirta cocculus sebagai obat antimalaria.

DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization. Impact of malaria control in World Molaria Report 2009. WHOPress, Geneva. 2009:14World Health Organization. Estimated burden of malaria in 2006. ln : World Malaria Report

200B.WHO Press, Geneva. 2008: 9,L44Gunawan S. Epidemiologi Malaria. Di dalam: Harijanto PN (edJ. Malaria Epidemiologi,

P atog enesis, M anifestasi Klinis, & penang anan. ECG,f akarta. 2000 :t-L6.Wongsrichanalai G Pickard AL, Wernsdorfer WH, Meshnick SR. Epidemiolory of drug_

resistant malaria. Lancet Infect. Dis.2002; 2(4):209-LB.Harijanto P.N. Perubahan Radikal dalam Pengobatan Malaria di Indonesia. Cermin Dunia

Kedokteran. 2006; LSZ: 30Word Health Organization, 2009b. Policies, strategies and targets for malaria control. in

World Malaria Report 2009. WHO press, Geneva. 2009:9Denis MB, Tsuyuoka-R, Lim P, et al. Efficary of arcemether-lumefantrine for the treatment of

uncomplicated falciparum malaria in northwest Cambodia. Abstract. Trop Med Int Health.2006;LL(12):1800-07.

Verpoorte R, Siwon |, Tieken MEM, svenden AB.lndonesian Medicinal plant 5. The Alkatoidsof Anamirta cocculus. f.Nat. prod.19g1; aa(Z):LZL-ZZ4

Ropivia ), Derbr6 S, Rouger C, Pagniez F, Pape Pl,and Richomme p. Isoquinolines from theRoots of Thalictrum flavum L. and Their Evaluation as Antiparisitic Compounds.Molecules 2010;15: 647 6-6484

Titanji V PK Zofou D, NGemenya MN, The Antimalarial Potential of Medicinal plants Used forthe Treatment of Malaria in Cameroonian Folk Medicine. Afr J Tradit Complement AlternMed. 2008; 5(3): 302-32L.

i

Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 2g-30 oktober 2011

sheng, w.D', fiddawi, M'S, I?ne'x'Q" lPdlliis^y:l::i:1:,:il:'}r1"J"".?l;r;;;:1'"t3:l'ffi[?,*:**lX:i#;];,iliXft,t'";#i, il;;;,;., retracvcrine or cotiimoxazote' East Arr

Med J.1997;74:283-4's.n,t"fJ. ii'.'iil,i,lir,- Arkaroids. rn_: peuetieT :Y^I"9ii,f:!:,*",::ficat

&I 1?e 1(?1qg

Biological

i,i!i"il",i,:;,';;i:;;,;;;;;, i!i;ii"r'science Ltd'::^'^1

',::::::'"'L''"i?,"rliiio,ixl'H,'"'#i'J;#ifi i-'ffi ,-,:,::::*ry::*i::'iii:?#i:ix;;T:u'*'

,XT:T'Tf;XT#::d;ffi ili:';;;;:r{*::::i:'-"}:31,1:l?11il':#l:;:'1e76;,*l:1"ff:'ffi::ffi.Hffi ;;il;-;"i",i,"' in conrinuous curture. science.

D3$25\:673-67s' and*.,il.'ffi:^il;:;i;1lne,-,ur Pt:' " li'l'l:'^1^'^'fl""i11'1,':;.il"l'il;l1i:[58[i

FARMAKOGNOSI

63

B., (eds).New York

1081-1084.Sadasivam, S', Thayumanavan' B' Alkaloids

Molecular Host Plant Resistance to Pests'

El:,',Xil T:lilH: ;[""1:',i,;;;;; ; q,,i nolin" akir oids. r. N at' P r o d " 2 0 0 0'

[12), pP 1638-1640'r.'.,5t13i;iiJ:'-:, iffii,,, s., Mutirangur'' o:-lol***:::u?:kyi1?iiXi'i;'333tififi

'Ji?il:'U'Y

"il",ihi;,i,*#:,r.-): i*;;;; '"i io inhibition bv berberine'

;;;;;*i;sy International' 2002; 51 [1) :ee-103

..":ffi"#i1-il,Tff:ffi:i:;ri#';,'i"!d#,". "iiochemicar pharmacorogv. 1e7e; 2,t7)z

fn Sadasivam,S., ThaYumanavan'

Marcel Dekker, Madison Avenue'

2003; P t74,*"1?fl#rtC*rtrt" PS, Bravfield A' McGlashan .l*' f 1'llt^*; yily$;f 'tn'AAo. n (qA-(gq

ComPlete

,n.il,.till';Tfi",;iri.. r.r,ir"*i.iaus' i"rriprotoporphvrin lX interactionilTJt""i;.ffi ffi ;;;h;;:"n'f l:::'i:::i3l;33,i'',';'''i;?L1 hypothesis,

Parasitol. TodaY .1986;2 :330-331

o,.ffir'',i:l i"!y^ il,"i'"'.i.''a:;;;*r-.1*-:ni11-:,'-yT":?'.f:11'i:"L,i:X*l?i1r,r#i;;^^"frnioilr"#'''.ril*n"ii,'viiro by rmpairment or choline rransport

ffi#ffi irl';;;;; rrd chemotherapv' le8e; ze : Bt4 - 820'

,,##.J?ilWx}iffii."#;;;li:X;:I"lE,,i," r'"n'porters as a drug-deriverv stratesv'

?.""at i" parasitology'2 00 5 ; 21(7): 799 -302"

Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XIX' Manado 28-30 Oktober 2011 67

I