Filosofi Kurikulum 2013

50
FILOSOFI KURIKULUM 2013 Drs. Agus Purnomo a g u s p u r n o m o s i t e . b l o g s p o t . c o m aguspurnomosite.blogspot. com

description

Uraian tentang Filosofi Kurikulum 2013 yang penting dipahami oleh para Pendidik, Praktisi Pendidikan yang terlibat langsung didalamnya. Kunjungi sya di http://aguspurnomosite.blogspot.com/ Blog yang banyak berisi tentang Dunia Pendidikan.

Transcript of Filosofi Kurikulum 2013

Page 1: Filosofi Kurikulum 2013

FILOSOFI KURIKULUM 2013

Drs. Agus Purnomo

ag

usp

urn

om

osite

.blo

gsp

ot.co

mag

usp

urn

om

osi

te.b

logsp

ot.

com

Page 2: Filosofi Kurikulum 2013
Page 3: Filosofi Kurikulum 2013

MATERI YANG SAYA DAPATKAN DARI

MENGIKUTI WORKSHOP

DI HOTEL GRAND TRAWAS

28 – 30 JUNI 2013

Page 4: Filosofi Kurikulum 2013

FILOSOFI KURIKULUM 2013

Disampaikan Oleh : Sutjipto

Page 5: Filosofi Kurikulum 2013

Kurikulum:

Realita yang akan berubah terus sepanjang zaman

Page 6: Filosofi Kurikulum 2013

Everett Rogers ahli inovasi (Diffusion of innovation

Theory)

Inovasi itu tidak pernah muncul dari publik. Inovasi selalu bermula dari sedikit orang, dan yang dari sedikit orang itu akan berlaku buat banyak orang.

Page 7: Filosofi Kurikulum 2013

Prof. S. Hamid Hasan (UPI)

Pondasi kurikulum adalah politik. Jika perubahan kurikulum dipengaruhi oleh

perkembangan politik, maka adalah pada tempatnya.

Berbicara Kurikulum selalu berbicara kebutuhan, untuk itu silakan dikembangkan!

Kurikulum ditentukan oleh masyarakat yg dilayaninya.

Perlu dicatat bahwa Standar Isi bukan kurikulum!

Page 8: Filosofi Kurikulum 2013

PEMBELAJARAN

Page 9: Filosofi Kurikulum 2013

Marzano:1985 (The Art and Science of Teaching)

Belajar harus menumbuhkan persepsi positif (harus suka dulu) ... orang akan mempunyai kebiasaan yang produktif.

Page 10: Filosofi Kurikulum 2013

Belajar tidak mulai dari tahu, tetapi mulai dari sikap yang positif.

Sikap itu tidak muncul sendirian, tetapi perpaduan antara: Pengetahuan Perilaku tindakan

Page 11: Filosofi Kurikulum 2013

Prof. Udin Syarifuddin Tidak ada satu pun teori yang akurat

tetapi kita harus memiliki teori yang kita yakini bisa digunakan untuk memecahkan masalah tertentu

Tidak ada satu pun obat yang mujarab, tapi kita harus punya obat yang kita yakini bisa mengobati penyakit.

Page 12: Filosofi Kurikulum 2013

Mengapa sikap itu dibangun harus utuh?

Kalau dasar negara saja tidak terlepas (baca alinea keempat pembukaan UUD 1945 dasar negara diungkap secara eksplisit dalam satu nafas), maka filosofi pendidikannya pun harus integratif.

Pendidikan ke depan harus menghasilkan bangsa yang “Banyak tahu, banyak rasa, dan banyak bisa.”

Page 13: Filosofi Kurikulum 2013

Pendidikan yang betul adalah pendidikan secara individu.

Realitas pendidikan kita saat ini dalam proses berhadapan dengan siswa secara massal.

Menghadapi reaitas seperti ini, maka:Pendidikannya massal, tetapi

pembelajarannya terkonsen orang per orang.

Pendekatannya masal tetapi treatmentnya individual.

Page 14: Filosofi Kurikulum 2013

Prinsip pembelajaranYang dipelajari siswa bukan yang dikerjakan guru tetapi yg dikerjakan siswa.

Page 15: Filosofi Kurikulum 2013

Proses Pembelajaran:Sikap diperoleh melalui aktifitas: menerima,

menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta.

Keterampilan diperoleh melalui aktifitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

Page 16: Filosofi Kurikulum 2013

Kompetensi Inti Pengetahuan tidak boleh lepas dari Kompetensi Inti Keterampilan (harus menyatu dari tahu dan bisa).

Maka pembelajaran di kelas dimulai dari Kompetensi Inti 3. Untuk keterampilan & Penjas mulai dari Kompetensi Inti 4.

Page 17: Filosofi Kurikulum 2013

Jadi, KI 3 dan KI 4 sebagai dampak dari instruksional setiap proses.

KI 1 dan KI 2 harus menjadi efek dari implementasi KI 3 dan KI 4.

Kita garap agar anak menjadi tahu dan bisa, maka akan berimplikasi pada KI 2 dan KI 1.

Page 18: Filosofi Kurikulum 2013

(Teori David Kolb: 1986) Belajar yang utuh mencakup

pengalaman yang utuh.

Semua mata pelajaran mengutuhkan pengetahuan dan penerapan yang selanjutnya berimplikasi pada KI 2 dan KI 1.

Page 19: Filosofi Kurikulum 2013

PENILAIAN

Page 20: Filosofi Kurikulum 2013

PENILAIAN OTENTIKMenilai yang seharusnya dinilai

(bagaimana melakukan penilaian yang mencerminkan cakupan keutuhan KI 1, 2, 3, dan 4);

Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa siswa telah mencapai critical thingking tertentu;

Page 21: Filosofi Kurikulum 2013

PENILAIAN OTENTIKMembutuhkan wadah (port folio=

tempat menyimpan) yang bisa bercerita tentang apa saja, jadi setiap siswa harus memiliki bendel tentang segalanya. Masalahnya, proses menjadi makin rumit karena dokumentasi proses harus baik;

Page 22: Filosofi Kurikulum 2013

PENILAIAN OTENTIKPort folio anak harus bisa melukiskan

secara utuh tentang anak itu sendiri;

Kerjakan mulai sedikit dulu, kerjakan sekarang jangan ditunda, dan terus bertambah setiap saat.

Page 23: Filosofi Kurikulum 2013

Penilaian Hasil BelajarHasil: PengetahuanKemampuan BerpikirKemampuan Melakukan Kebiasaan Belajar SikapPerilaku

Page 24: Filosofi Kurikulum 2013

Pendekatan:Penilaian KelasPenilaian Kriteria

Instrumen: Portofolio, Performance, Tugas, Observasi, Tes

Page 25: Filosofi Kurikulum 2013

SIFAT HASIL BELAJAR Pengetahuan: mudah dikuasai dan

mudah lupa kecuali “working knowledge”

Kemampuan kognitif (berpikir): memerlukan waktu untuk menguasai tapi jika tidak digunakan akan menghilang kemampuan tersebut

Page 26: Filosofi Kurikulum 2013

SIFAT HASIL BELAJAR Ketrampilan psikomotorik:

memerlukan waktu untuk menguasainya dan jika tidak digunakan akan menghilang

Perilaku afektif: memerlukan waktu untuk memilikinya dan mengalami proses degradasi jika tidak digunakan

Page 27: Filosofi Kurikulum 2013

IDENTIFIKASI HASIL BELAJAR

Pengetahuan: dikenal dari apa yang diucapkan, ditulis

Kemampuan kognitif: dikenal dari apa yang dipikirkan, diucapkan, ditulis

Kemampuan psikomotorik: dikenal dari apa yang dilakukan

Perilaku afektif: dikenal dari apa yang diucapkan, ditulis, dan dilakukan sehari-hari

Page 28: Filosofi Kurikulum 2013

WAKTU DAN KEJADIAN UNTUK MELIHAT HASIL BELAJAR

RANAH HASIL BELAJAR EVENT /KEJADIAN

PENGETAHUAN -Dalam jawaban pertanyaan, pendapat dan hasil tugas

-Waktu tertentu- Individual dan interaksi sosial

KEMAMPUAN KOGNITIF - Dalam jawaban pertanyaan, pendapat dan hasil tugas

- waktu tertentu- Individual dan interaksi sosial

KETRAMPILANPSIKOMOTORIK

- Waktu mengerjakan atau melakukan gerak

- Waktu tertentu- Individual dan interaksi

Page 29: Filosofi Kurikulum 2013

ASESMEN

AUTHENTIC

PORTOFOLIO

PERFORMANCE

NON-AUTHENTIC TEST

Page 30: Filosofi Kurikulum 2013

I. Mata Pelajaran

Kur Daerah

Kerangka

Dasar

Stru

ktur

Kur

ikul

um [d

istrib

usi j

am m

in/m

aks]

KalenderAkademik

BebanBelajar

KURIKULUM TINGKAT NASIONAL

KURIKULUM TINGKAT DAERAHPROVINSI

KURIKULUM TINGKAT SEKOLAH

1. Visi

KurikulumTingkat Satuan

Pendidikan

2. Misi

3. Strategi

5. Struktur & Muatan

Kurikulum: [Jam

pelajaran“real”]

6. Waktu & Beban Belajar

7. KalenderAkademik

Silabus danKegiatan

Pembelajaran[Intra dan

EkstraKurikuler]

Penyesuaian Daerah

4. TujuanPendidikan

Koordinasi dan Supervisi

KOMPETENS

I

Bahasa Inggris

Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Alam

Pendidikan Agama

Bahasa Indonesia

Matematika

Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan

Seni dan Budaya

Keterampilan/Kejuruan

Pendidikan Jasmani/Olahraga

11

Page 31: Filosofi Kurikulum 2013

PENAMBAHAN KD DAN MATA PELAJARAN

KD yang dikembangkan dalam kurikulum daerah dan sekolah harus berdasarkan kompetensi inti yang telah ditetapkan dalam kurikulum pusat.

Penambahan mata pelajaran adalah dalam bentuk mata pelajaran yang ditetapkan kurikulum daerah dan sekolah.

Page 32: Filosofi Kurikulum 2013

PENAMBAHAN KD DAN MATA PELAJARAN

Mata pelajaran kurikulum daerah dan sekolah merupakan bagian dari kelompok B dalam struktur kurikulum SMA.

KTSP tidak mengubah struktur kurikulum yang telah ditetapkan pusat.

Page 33: Filosofi Kurikulum 2013

Penambahan jam pelajaran

Menambah jam pelajaran, sekolah harus membuat pernyataan dan melaporkan secara administratif.

Bila menetapkan guru TIK harus memilih mapel Desain Grafis yg menginduk pada Prakarya, maka Kepala Sekolah harus membuat surat keputusan khusus dan dilaporkan ke Dinas.

Page 34: Filosofi Kurikulum 2013

KD Pendalaman pada SMA

Secara prinsip bisa dilakukan, tapi secara praktik diserahkan kepada satuan pendidikan bagaimana langkahnya dalam kolaborasi dengan Perguruan Tinggi

KD tidak didesain oleh pemerintah tapi diserahkan kepada kolaborasi antara satuan pendidikan dengan Perguruan Tinggi

Page 35: Filosofi Kurikulum 2013

Langkah menentukan peminatanSebaiknya ... (mengurus kemauan/minat

anak) Saat menentukan mulok (misal bahasa Jawa) akan menjadi mapel sendiri atau terintegrasi ke seni budaya:

Bisa ditentukan KD-nya, jika KD terlalu

besar/banyak dan sangat komplek maka bisa dijadikan mata pelajaran.

Page 36: Filosofi Kurikulum 2013

Langkah menentukan peminatanBisa juga masuk dalam kelompok

B (seni, orkes, prakarya).

Jam pelajarannya tidak dibatasi hanya 2 jam (bisa dikembangkan sebanyaknya diserahkan ke dalam kebijakan daerah.

Page 37: Filosofi Kurikulum 2013

PendalamanPendalaman/Lintas Minat = 6 jamTahap pertama ikuti struktur kurikulumDalam konsep pendalaman itu dimulai

dari kelas ... (sekolah diharapkan memiliki kerja sama dengan Perguruan Tinggi)

Kerangka pikir menentukan PendalamanPendalaman berorientasi pada

kelanjutan minat ke Perguruan Tinggi.

Page 38: Filosofi Kurikulum 2013

Jumlah minimal siswa untuk lintas minat Diserahkan ke satuan

pendidikan dengan mempertimbangkan keselarasan

Page 39: Filosofi Kurikulum 2013

JAM BELAJAR

JAM BELAJAR DITETAPKAN DALAM STRUKTUR KURIKULUM ADALAH JAM BELAJAR MINIMAL

SESUAI DENGAN KEBUTUHANNYA, SATUAN PENDIDIKAN DAPAT MENAMBAH JAM BELAJAR

DARI YANG TERCANTUM DALAM STRUKTUR KURIKULUM

Page 40: Filosofi Kurikulum 2013

LAPORAN HASIL BELAJAR

Page 41: Filosofi Kurikulum 2013

BENTUK LAPORANUlangan harian/bulanan/uts/uas yang disampaikan kepada siswa beserta catatan untuk remedial

Laporan semester dalam bentuk buku rapor

Laporan akhir pembelajaran

Page 42: Filosofi Kurikulum 2013

BUKU RAPOR

Buku rapor merupakan laporan kemajuan pendidikan seorang peserta didik dalam satu semesterBerdasarkan prinsip tersebut maka buku rapor menggambarkan hasil belajar yang diperoleh peserta didik dalam setiap materi pokok

Page 43: Filosofi Kurikulum 2013

SISTEM PEMBERIAN ANGKA

Sistem Yang Berlaku

Sistem Yang

Diusulkan

Ekuivalensi Dengan Huruf

Equivalensi Dengan Uraian

1 - 2 1 E Kurang

3 - 4 2 D Sedang

5 - 6 3 C Cukup

7 - 8 4 B Baik

9 - 10 5 A Baik Sekali

Page 44: Filosofi Kurikulum 2013

SISTEM PROMOSI

Sistem promosi didasarkan pada keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi suatu mata pelajaran

Tinggal kelas diberlakukan untuk mata pelajaran bukan untuk semua mata pelajaran

Page 45: Filosofi Kurikulum 2013

SISTEM PROMOSIUntuk mata pelajaran yang belum

dinyatakan berhasil dapat ditempuh pada waktu khusus (pembelajaran remedial)sebelum suatu tahun ajaran baru dimulai

Tinggal kelas untuk semua mata pelajaran diberlakukan apabila seorang siswa tidak menguasai ≥ 50% mata pelajaran wajib dalam kelompok peminatan

Page 46: Filosofi Kurikulum 2013

IMPLEMENTASI

Page 47: Filosofi Kurikulum 2013

IKLIM DAN BUDAYA SEKOLAH

KURIKULUM

Sarana Prasara

na

Lulusan yang

Kompeten

47

Implementasi Kurikulum

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

Page 48: Filosofi Kurikulum 2013

TERIMA KASIHSELAMAT MEMBANGUN BANGSA

YANG BERMUTU DAN BERKARAKTER!!!

05 JULI 2011 48KARAKTER BANGSA

Page 49: Filosofi Kurikulum 2013

THANKS FOR ATTENTION

Matur Nuwun

Page 50: Filosofi Kurikulum 2013

aguspurnomosite.blogspot.com