FILSAFAT LOGIKA

21
Filsafat Logika Oleh Dr. Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum.

Transcript of FILSAFAT LOGIKA

Page 1: FILSAFAT LOGIKA

Filsafat Logika

Oleh

Dr. Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum.

Page 2: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Pokok bahasanPokok bahasan

1. Pendahuluan1. Pendahuluan

1.1 Pengertian Logika1.1 Pengertian Logika

1.2 Signifikansi Logika bagi Hukum 1.2 Signifikansi Logika bagi Hukum

2. Cakupan Logika2. Cakupan Logika

2.1 Pengertian (2.1 Pengertian (ConceptConcept); );

2.2 Penalaran (2.2 Penalaran (ReasoningReasoning););

2.3 Keputusan (Decision). 2.3 Keputusan (Decision).

3. Penutup3. Penutup

Page 3: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Arti LogikaArti Logika

Setiap orang pd hakikatnya dapat berpikir, yaitu menggunakan pikirannya. Meski Setiap orang pd hakikatnya dapat berpikir, yaitu menggunakan pikirannya. Meski demikian, tidak setiap orang dpt menggunakan logika berpikir yg sistematis dan demikian, tidak setiap orang dpt menggunakan logika berpikir yg sistematis dan benar krn berpikir menurut logika yg benar hrs dipelajari. benar krn berpikir menurut logika yg benar hrs dipelajari.

Berpikir menurut logika adalah kunci untuk membuat keputusan dan menyelesaikan Berpikir menurut logika adalah kunci untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah yang rumit (masalah yang rumit (Logic thinking is a key to making decisions and solving Logic thinking is a key to making decisions and solving complex problemcomplex problem).).

Aristoteles, adl orang yg pertama mempelajari logika secara sistematis (Aristoteles, adl orang yg pertama mempelajari logika secara sistematis (the first the first systematic study of logicsystematic study of logic) dlm bukunya ) dlm bukunya OrganonOrganon berarti alat. Maksudnya, alat untuk berarti alat. Maksudnya, alat untuk berpikir secara benar. berpikir secara benar.

Logika: logos (Yunani) berarti kata atau pikiran yg benar. Logika: ilmu berpikir yg Logika: logos (Yunani) berarti kata atau pikiran yg benar. Logika: ilmu berpikir yg benar (benar (logic is the science of correct reasoninglogic is the science of correct reasoning) atau ilmu berkata-kata yg benar; ) atau ilmu berkata-kata yg benar; dlm bhs Arab, disebut ilmu dlm bhs Arab, disebut ilmu manthiqmanthiq: ilmu bertutur kata yang benar. : ilmu bertutur kata yang benar.

Page 4: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Logika merupakan ilmu pengetahuan krn berisikan kumpulan dari norma-norma yg Logika merupakan ilmu pengetahuan krn berisikan kumpulan dari norma-norma yg mengarahkan agar berpikir secara teratur atau sistematis. mengarahkan agar berpikir secara teratur atau sistematis.

Logika adl imu pengetahuan yg bersifat normatif, krn memberikan penilaian atau Logika adl imu pengetahuan yg bersifat normatif, krn memberikan penilaian atau ukuran yg benar atau salah. Oleh krn itu, logika tidak hanya memuat teori-teori yg ukuran yg benar atau salah. Oleh krn itu, logika tidak hanya memuat teori-teori yg spekulatif tetapi jg praktis. spekulatif tetapi jg praktis.

Jadi, logika adl ilmu pengetahuan yg mengatur ttg hukum-hukum akal manusia agar Jadi, logika adl ilmu pengetahuan yg mengatur ttg hukum-hukum akal manusia agar mampu berpikir yg benar. Obyeknya: mempelajari norma-norma dan cara berpikir yg mampu berpikir yg benar. Obyeknya: mempelajari norma-norma dan cara berpikir yg benar, kemudian menyampaikannya secara benar. benar, kemudian menyampaikannya secara benar.

Naturalis: alamiah, bawaan, kodrat. Naturalis: alamiah, bawaan, kodrat.

LogikaLogika Formal: mempelajari prinsip-prisip berpikir utk Formal: mempelajari prinsip-prisip berpikir utk

mencapai kebenaranmencapai kebenaran Artifisialis: Artifisialis: dg dg cara ttt.cara ttt.

Material: mempelajari & menilai hasil dr Material: mempelajari & menilai hasil dr logikalogika

formal dan menguji dg kenyataan formal dan menguji dg kenyataan praktis yg sesungguhnya. praktis yg sesungguhnya.

Page 5: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Masih ada yg meragukan peran logika dlm hukum. Padahal, hukum Masih ada yg meragukan peran logika dlm hukum. Padahal, hukum sejatinya adalah logika (sejatinya adalah logika (the law is logicthe law is logic) krn hukum disusun s) krn hukum disusun seeccaarraa sistematis atas dasar kekuatan akal (sistematis atas dasar kekuatan akal (ratioratio) shg dpt dipahami atau ) shg dpt dipahami atau diterima oleh orang berakal. diterima oleh orang berakal.

Selain itu, kekuatan akal jg digunakan utk membangun dan menyusun Selain itu, kekuatan akal jg digunakan utk membangun dan menyusun alasan, pertimbangan, dan argumentasi hukum (alasan, pertimbangan, dan argumentasi hukum (legal argumentlegal argument).).

Menurut hemat penulis, logika diperlukan oleh hukum, krn logika adl Menurut hemat penulis, logika diperlukan oleh hukum, krn logika adl berpikir secara sistematis menurut norma-norma dan cara yg benar berpikir secara sistematis menurut norma-norma dan cara yg benar utk mencapai kebenaran. Signifikansinya, sangat bergantung pd utk mencapai kebenaran. Signifikansinya, sangat bergantung pd kebutuhan dlm hukum, baik teori maupun praktik. kebutuhan dlm hukum, baik teori maupun praktik.

Logika mencakup tiga bidang utama, yaitu pengertian, penalaran, dan Logika mencakup tiga bidang utama, yaitu pengertian, penalaran, dan keputusan. Berikut ini dibahas masing-masing bidang tersebut. keputusan. Berikut ini dibahas masing-masing bidang tersebut.

Page 6: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Pengertian (Pengertian (ConceptConcept))

Pengertian atau konsep, dr kata Pengertian atau konsep, dr kata conceptusconceptus (Latin) berarti tangkapan. Bhs Inggris (Latin) berarti tangkapan. Bhs Inggris conceptconcept adl adl pengertian. Jadi, konsep adl hasil dr tangkapan akal manusia. Konsep dinyatakan dlm kata-pengertian. Jadi, konsep adl hasil dr tangkapan akal manusia. Konsep dinyatakan dlm kata-kata disebut kata disebut term term (istilah). (istilah).

Pengertian adl gambaran ttg sesuatu yg dpt diterima oleh akal sbg hasil dr pengamatan. Pengertian adl gambaran ttg sesuatu yg dpt diterima oleh akal sbg hasil dr pengamatan. Prosesnya melalui pengamatan dg panca indera, dikirim ke otak di dlm otak dg menggunakan Prosesnya melalui pengamatan dg panca indera, dikirim ke otak di dlm otak dg menggunakan akal atau rasio menimbulkan pengertian atau konsepsi. akal atau rasio menimbulkan pengertian atau konsepsi.

obyekobyek

Konsep jg disebut Konsep jg disebut ideaidea (Latin), yaitu gambaran ttg suatu hal yg terdpt dlm akal manusia. (Latin), yaitu gambaran ttg suatu hal yg terdpt dlm akal manusia. Melalui akal dpt menyaksikan suatu obyek. Akal menangkap sesuatu dan kemudian Melalui akal dpt menyaksikan suatu obyek. Akal menangkap sesuatu dan kemudian menggambarkan atau menguraikan ke dlm pengertian atau konsep. menggambarkan atau menguraikan ke dlm pengertian atau konsep.

obyekobyek

Page 7: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Menurut Poedjawijatna, pengertian adalah hasil pengetahuan manusia mengenai Menurut Poedjawijatna, pengertian adalah hasil pengetahuan manusia mengenai aspek atau beberapa aspek realitas. aspek atau beberapa aspek realitas.

Pengertian berisikan konsep yg bersifat umum, utk itu perlu dipertegas dg Pengertian berisikan konsep yg bersifat umum, utk itu perlu dipertegas dg membuat: 1. klasifikasi (membuat: 1. klasifikasi (classificationclassification): pengelompokan pengertian berdasarkan: (a) ): pengelompokan pengertian berdasarkan: (a) isi; dan isi; dan

(b) lingkungan. (b) lingkungan.

2. definisi (2. definisi (definitiondefinition): pengertian yg lengkap ttg suatu istilah yg mencakup semua ): pengertian yg lengkap ttg suatu istilah yg mencakup semua

unsur yg menjadi ciri utama. unsur yg menjadi ciri utama.

Syarat membuat definisi: Syarat membuat definisi:

a. sifat yg digambarkan jangan berlebihan atau kekurangan;a. sifat yg digambarkan jangan berlebihan atau kekurangan;

b. jangan memakai perkataan berulang-ulang yg sama artinya; b. jangan memakai perkataan berulang-ulang yg sama artinya;

c. jangan menggunakan kata-kata negatif atau mengingkari;c. jangan menggunakan kata-kata negatif atau mengingkari;

d. jangan memakai kata yg terlalu umum. d. jangan memakai kata yg terlalu umum.

Page 8: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

dikhotomi: pembagian scr duadikhotomi: pembagian scr duaIsi Isi kolektif: kumpulan – distributif: terpisah kolektif: kumpulan – distributif: terpisah

konkrit: kenyataan riel – abstrak: sifat tanpa konkrit: kenyataan riel – abstrak: sifat tanpa subyek subyek

konotatif: indirectly – nonkonotatif: directly konotatif: indirectly – nonkonotatif: directly KlasifikasiKlasifikasi

singular: berdiri sendiri; tunggal.singular: berdiri sendiri; tunggal.lingkunganlingkungan particular: khusus; sebagian.particular: khusus; sebagian.

universal: umum; seluruh. universal: umum; seluruh.

biverbal: memberi sinonimbiverbal: memberi sinonimdemonstratif: menunjuk suatu obyekdemonstratif: menunjuk suatu obyekekstentsif: memberi contoh masing-masingekstentsif: memberi contoh masing-masing

DefinisiDefinisi deskriptif: menggambarkan sifat-sifatnyadeskriptif: menggambarkan sifat-sifatnyaanalisis: menguraikan satu per satuanalisis: menguraikan satu per satufungsi: menerangkan kegunaanfungsi: menerangkan kegunaanmetaforis: menggunakan perumpamaanmetaforis: menggunakan perumpamaansirkuler: menggunakan kata yg berulangsirkuler: menggunakan kata yg berulang

Page 9: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Macam-macam definisi: Macam-macam definisi: a. biverbal: menerangkan dg memberikan kata sinonim atau persamaan. Mis. a. biverbal: menerangkan dg memberikan kata sinonim atau persamaan. Mis. Pengguna narkoba adl pemakai. Pengguna narkoba adl pemakai. b. demonstratif: menerangkan dg menunjukkan suatu obyek. Mis. Terpidana adl si b. demonstratif: menerangkan dg menunjukkan suatu obyek. Mis. Terpidana adl si Polan, orang itu yg dikenakan hukuman. Polan, orang itu yg dikenakan hukuman. c. ekstentsif: menerangkan dg contoh masing-masing. Mis. Penegak hukum adl c. ekstentsif: menerangkan dg contoh masing-masing. Mis. Penegak hukum adl aparat yg melaksanakan peraturan, umpamanya satpol PP, polisi, jaksa, hakim. aparat yg melaksanakan peraturan, umpamanya satpol PP, polisi, jaksa, hakim. d. deskriptif: menerangkan dg menggambarkan sifat-sifatnya. Mis. Barang adl setiap d. deskriptif: menerangkan dg menggambarkan sifat-sifatnya. Mis. Barang adl setiap benda baik berwujud maupun tak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerakbenda baik berwujud maupun tak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerake. fungsi: menerangkan kegunaan dari istilah yg didefinisikan. Mis. Senjata tajam e. fungsi: menerangkan kegunaan dari istilah yg didefinisikan. Mis. Senjata tajam adl benda tajam yg dpt digunakan utk menusuk dan memotong. adl benda tajam yg dpt digunakan utk menusuk dan memotong. g. analisis: menerangkan dg menguraikan bagian-bagian satu persatu. Mis. Negara g. analisis: menerangkan dg menguraikan bagian-bagian satu persatu. Mis. Negara adl organisasi yg memiliki wilayah darat, udara, laut dg batas yg jelas dg adl organisasi yg memiliki wilayah darat, udara, laut dg batas yg jelas dg penduduk yg tinggal di situ dan diselenggarakan oleh pemerintah baik pusat penduduk yg tinggal di situ dan diselenggarakan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. maupun daerah. h. sirkuler: dg menggunakan kata-kata yg terdpt pd istilah yg akan didefinisikan. h. sirkuler: dg menggunakan kata-kata yg terdpt pd istilah yg akan didefinisikan. Mis. HAM adl hak-hak asasi pd setiap manusia.Mis. HAM adl hak-hak asasi pd setiap manusia.

Page 10: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Penalaran

Penalaran atau pemikiran adl kegiatan akal manusia utk memahami suatu konsep yg benar yg telah dimiliki dikaitkan dg konsep lain yg benar. Dg demikian, penalaran adl penggunaan kekuatan akal.

Penalaran penting bagi hukum, utk penyusunan argumentasi hukum (legal argumentation), pembentukan atau pembuatan hukum, dan penemuan hukum (rechtsvinding).

Argumentasi dr kata argumentum (Latin) berarti pernyataan yg disusun scr sistematis. Pernyataan (statement) ditinjau scr logika merupakan unsur dasar (the basic components of logic), krn dlm pernyataan itu ada jalinan dari beberapa premis. Dlm bhs Latin, premis disebut praemissa yg scr logika diartikan sbg sesuatu yg dianggap benar. Premis berupa pernyataan, oleh krn itu: statements in logic must have a clear meaning and either true of false. Mis. Penipuan adalah perilaku buruk yang dilarang oleh hukum.

Page 11: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Bentuk-bentuk pernyataan (statements) dlm logika: 1. pernyataan memuat rumusan kata-kata dg makna yg jelas dan benar. Biasanya menggunakan kalimat positif (positive sentences). In general, questions, commands, or vague sentences cannot be used as statements in logic. 2. pernyataan yg menyangkal (negation), menolak. 3. pernyataan bersyarat (conditional), terdiri dari dua pernyataan yg berdiri sendiri yg dihubungkan oleh kata “jika . . . maka . . .” (“if . . . then . . .”). Misal, jika anda mahasiswa, maka anda harus belajar.

Dlm bhs Inggris, premise adl a proposition on which reasoning is based (suatu proposisi dg mana suatu pemikiran didasarkan). Sedangkan, proposition adl usulan utk pertimbangan (proposal for consideration) dg kata lain proposisi merupakan alasan atau pendapat utk pertimbangan. Proposisi jg diartikan sbg dalil. Dlm metode logi ilmu sosial, teori diartikan sbg rangkaian dari konsep, definisi, dan proposisi yg saling berkaitan dan bertujuan utk memberi gambaran scr sistematis suatu feomena.

Argumentasi hukum dpt diartikan sbg pemberian alasan hukum. Argumentasi hukum disusun dg menggunakan kekuatan ratio. Tanpa argumentasi, maka tidak ada rasionalitas. Dg demikian, argumentasi hk jg berarti penalaran hk (legal reasoning).

Page 12: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Argumentasi dlm hukum, digunakan sbg alasan atau pertimbangan utk penyusunan: 1. peraturan perundang-undangan, disebut ratio legis: is the reason or purpose for making a law; atau 2. keputusan hakim, disebut ratio decidendi: is the reason for deciding; the principles of law on which the court reaches its decision.

Argumentasi terdiri dr pernyataan yg didukung bukti yg kuat utk menunjukkan bahwa keputusan yg diambil benar (An argument consist of statements of supporting evidence organized to show that conclusion is true).

Meski demikian, argumentasi hukum yg disusun dpt mengalami kesesatan (misleading) atau kesalahan (fallacy). Hal ini dikarenakan ada kesesatan, kesalahan, atau kekeliruan penalaran.

Kesesatan atau kesalahan dlm logika ada beberapa macam a.l.:1. kesalahan pd kalimat dlm pernyataan yg menggunakan kata-kata yg “salah kaprah” atau “kelirumologi”. 2. kesalahan krn melakukan proses penalaran, baik secara induksi maupun deduksi. 3. kesalahan krn mengacaukan isi dan lingkungan pengertian atau pengertian yg bersifat mutlak dan relatif atau terbatas.

Page 13: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Kesesatan atau kesalahan dlm penalaran hukum atau kesesatan hukum umum Kesesatan atau kesalahan dlm penalaran hukum atau kesesatan hukum umum dijumpai, a.l. yaitu: dijumpai, a.l. yaitu:

1. 1. Argumentum ad ignorantiamArgumentum ad ignorantiam: argumentasi berdasarkan pada kebodohan dari : argumentasi berdasarkan pada kebodohan dari pihak lawan tentang pokok masalah yang dipersengketakan (pihak lawan tentang pokok masalah yang dipersengketakan (an argument based an argument based on an adversary’s ignorance of the matter in disputeon an adversary’s ignorance of the matter in dispute).).2. 2. Argumentum ad verecumdiamArgumentum ad verecumdiam: argumentasi berdasarkan pada pendapat dari : argumentasi berdasarkan pada pendapat dari orang-orang yang dianggap berwenang. orang-orang yang dianggap berwenang. 3. 3. Argumentum ad hominemArgumentum ad hominem: menyerang pribadi dan reputasi orang yang tidak ada : menyerang pribadi dan reputasi orang yang tidak ada hubungan dengan pokok bahasan atau perkara. Pemutarbalikkan argumentasi dg hubungan dengan pokok bahasan atau perkara. Pemutarbalikkan argumentasi dg menyerang pribadinya. menyerang pribadinya. 4. 4. Argumentum ad misericordiamArgumentum ad misericordiam: penalaran yang ditujukan untuk menimbulkan : penalaran yang ditujukan untuk menimbulkan belas kasihan.belas kasihan.5. 5. Argumentum ad baculumArgumentum ad baculum: kesesatan karena didasarkan pada ancaman sehingga : kesesatan karena didasarkan pada ancaman sehingga membuat atau menimbulkan rasa takut. membuat atau menimbulkan rasa takut. 6. 6. Argumentum ad populumArgumentum ad populum: argumentasi yang menarik untuk sekelompok orang : argumentasi yang menarik untuk sekelompok orang atau mencari popularitas. atau mencari popularitas. 7. 7. Argumentum ad invidiamArgumentum ad invidiam: argumentasi yang diambil berdasarkan kebencian atau : argumentasi yang diambil berdasarkan kebencian atau prasangka dari seseorang. prasangka dari seseorang.

Page 14: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

8. 8. Argumentum ad captandumArgumentum ad captandum: argumentasi yang diambil untuk emosi dari: argumentasi yang diambil untuk emosi dari ssekelompokekelompok orang. orang.

9. 9. Argumentum ab auctoritateArgumentum ab auctoritate: argumentasi dari pemegang wewenang (: argumentasi dari pemegang wewenang (authorityauthority) ) yang dapat berasal dari peraturan. yang dapat berasal dari peraturan.

10. 10. Argumentum ex silentioArgumentum ex silentio: argumentasi berdasarkan ketiadaan bukti yang : argumentasi berdasarkan ketiadaan bukti yang disampaikan untuk dipertentangkan (disampaikan untuk dipertentangkan (the absence of express evidence to the the absence of express evidence to the contrarycontrary). ).

11. 11. Qui nimium probat, nihil probatQui nimium probat, nihil probat: pembuktian yg berlebihan, tak ada yg dpt : pembuktian yg berlebihan, tak ada yg dpt dibuktikan. Pembuktian yg berlebihan justru tidak membuktikan apapun. dibuktikan. Pembuktian yg berlebihan justru tidak membuktikan apapun.

12. 12. Petitio principiiPetitio principii: mengandaikan sesuatu yg masih disangsikan kebenarannya. : mengandaikan sesuatu yg masih disangsikan kebenarannya. Kesimpulan berdasarkan premis yg disangsikan kebenarannya. Kesimpulan berdasarkan premis yg disangsikan kebenarannya.

Page 15: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Keputusan

Keputusan dlm bhs Latin decisio. Namun, scr logika, keputusan merupakan pendapat (opinio), pendirian, keyakinan. Dlm bhs Inggris pendapat adl opinion yg berarti: a belief that is not based on proof; judgment, estimation, evaluation, a formal expert judgment, professional advice. Dlm logika, opini jg berarti sangkaan atau dugaan yg masih hrs dibuktikan.

Sedangkan, keputusan dlm bhs Inggris adl decision berarti a judgment, determination, yaitu suatu penilaian atau penentuan; scr logika keputusan merupakan penentuan dari penalaran yg di dlmnya terdpt pernyataan dari konsep-konsep.

Dalam hukum, keputusan merupakan penentuan setelah melakukan penalaran, mempertimbangkan, atau melakukan penilaian terhadap norma-norma hukum dan fakta atau bukti yg sah. Dg demikian, pengambilan keputusan (reaching decision) scr logika dilakukan dg metode penalaran hukum (methods of legal reasoning).

Page 16: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Kinds of legal reasoning method: induction, deduction, and analogyKinds of legal reasoning method: induction, deduction, and analogy . . Reasoning by Reasoning by induction, deduction and analogy are all methods which are commonly employed in induction, deduction and analogy are all methods which are commonly employed in a variety of contextsa variety of contexts. .

Induction is the process of reasoning in which conclusions are based on experience Induction is the process of reasoning in which conclusions are based on experience or observation. The process of inductive reasoning involves making a number of or observation. The process of inductive reasoning involves making a number of observations and then proceeding to formulate a principle which will be of general observations and then proceeding to formulate a principle which will be of general application. The potential weakness of inductive reasoning: many observations application. The potential weakness of inductive reasoning: many observations support the conclusion, there remains the possibility that some other observation support the conclusion, there remains the possibility that some other observation may refute it. So, induction is made a conclusion about situation after observing may refute it. So, induction is made a conclusion about situation after observing results. results.

OObserved patternsbserved patterns:: Conclusion Conclusion

- - casecase 1; 1;

- - casecase 2; 2;

- - casecase 3 3..

Page 17: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Deduction is the process of reasoning in which conclusion are based on accepted Deduction is the process of reasoning in which conclusion are based on accepted premises. These premises are usually definitions, rules, laws, assumptions. The premises. These premises are usually definitions, rules, laws, assumptions. The conclusions are either explicitly or implicitly contained in the premises. The conclusions are either explicitly or implicitly contained in the premises. The potential weakness of deductive reasoning is that premises may be false and potential weakness of deductive reasoning is that premises may be false and reasoning may be invalidreasoning may be invalid. .

Accepted premisesAccepted premises ConclusionConclusion

The process of reasoning by analogy involves saying that, if a number of different things are similar to each other in a number of different specific ways, they are, or should be, similar to each other ways as well. This process may be seen operating in the doctrine of precedent, which requires that cases with similar facts should be treated as being similar in law. The problem with reasoning by analogy is to identify which points need to be similar, and how similar they need to be.

Analogi scr logika adl persesuaian dr dua macam pengertian, pd satu segi sama, tetapi di segi yg lain tidak sama pengertiannya. Situasi tsb, di bidang hukum berpotensi menimbulkan kontradiksi norma. Menurut Kelsen: contradiction can exist only between two ‘ought’ propositions or two ‘is’ propositions, never between a norm (‘ought’) and a material fact (‘is’).

Page 18: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Selain tiga metode legal reasoning di atas, masih ada metode pengambilan keputusan dlm logika, yaitu silogisme atau syllogismus dlm bhs Latin, Syllogism dlm bhs Inggris: a form of reasoning consisting of a major premise, a minor premise and a conclusion. Syllogism represents the classic pattern of legal reasoning. If A = B; and B = C; then A = C. It is an offence to exceed the speed limit ..... (a statement of law)Exceeding the speed limit is what the defendant has done ….. (a statement of fact)It is an offence to do what the defendant has done ….. (a conclusion)

Menurut logika, silogisme pengambilan kesimpulan baru dari dua keputusan yg telah ada. Keputusan pertama disebut premis mayor, keputusan kedua disebut premis minor. Contoh: Premise mayor: Siapa pun yg sengaja merencanakan lebih dahulu merampas

nyawa orang lain diancam krn pembunuhan berencana.Premise minor : Ryan adalah pelaku pembunuhan berdarah dingin yg selalu

merencanakan setiap melakukan pembunuhan.Conclusion : Oleh karena itu, maka Ryan harus dihukum krn pembunuhan

berencana.

Page 19: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Penalaran hukum dlm implementasinya digunakan selain utk penyusunan Penalaran hukum dlm implementasinya digunakan selain utk penyusunan legal legal opinionopinion, juga utk pembentukan dan penemuan hukum. , juga utk pembentukan dan penemuan hukum.

Legal opinionLegal opinion pd dasarnya adl pendapat hukum yg dibuat oleh ahli hukum ( pd dasarnya adl pendapat hukum yg dibuat oleh ahli hukum (lawyerlawyer) ) berkenaan dg masalah hukum ttt dg demikian, LO disusun berdasarkan kedudukan, berkenaan dg masalah hukum ttt dg demikian, LO disusun berdasarkan kedudukan, posisi, status hukum dari subyek hukum ttt. posisi, status hukum dari subyek hukum ttt.

Steps: (1) collects the data and facts; (2) identified the positive law; (3) arrange the Steps: (1) collects the data and facts; (2) identified the positive law; (3) arrange the legal reasoning.legal reasoning.

Systematic: Systematic:

1. Position Case: describing the case of position.1. Position Case: describing the case of position.

2. Legal Problems: formulating the legal problems.2. Legal Problems: formulating the legal problems.

3. legal Analysis: study of legal sources (the rules, verdict, contract, evidence, etc.) 3. legal Analysis: study of legal sources (the rules, verdict, contract, evidence, etc.)

4. Opinions: stating the legal opinion.4. Opinions: stating the legal opinion.

5. Conclusion and Recommendation. 5. Conclusion and Recommendation.

Page 20: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Penemuan hukum dilakukan utk mencari apa yg menjadi hukum atau norma pada Penemuan hukum dilakukan utk mencari apa yg menjadi hukum atau norma pada suatu masalah hukum atau utk menemukan suatu norma atau ketentuan yg tidak suatu masalah hukum atau utk menemukan suatu norma atau ketentuan yg tidak jelas berkenaan dg suatu masalah hukum. jelas berkenaan dg suatu masalah hukum.

Penemuan hukum dilakukan dg melakukan Penemuan hukum dilakukan dg melakukan legal interpretation atau penafsiran legal interpretation atau penafsiran hukum. hukum. Metode penafsiran hukum meliputi:Metode penafsiran hukum meliputi:

1. penafsiran semantik/gramatikal;1. penafsiran semantik/gramatikal;

2. penafsiran historis;2. penafsiran historis;

3. penafsiran sistematik;3. penafsiran sistematik;

4. penafsiran teleologis/sosiologis;4. penafsiran teleologis/sosiologis;

5. penafsiran ekstensif;5. penafsiran ekstensif;

6. penafsiran restriktif;6. penafsiran restriktif;

7. penafsiran analogis;7. penafsiran analogis;

8. penafsiran a contrario.8. penafsiran a contrario.

Page 21: FILSAFAT LOGIKA

Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010Copyrights by Wahyu Sasongko, 2010

Penutup Penutup

Logika signifikan untuk digunakan dlm hukum. Logika signifikan untuk digunakan dlm hukum. Logika bermanfaat dlm pengembangan ilmu hukum, Logika bermanfaat dlm pengembangan ilmu hukum,

khususnya dlm melakukan penilaian thd peraturan khususnya dlm melakukan penilaian thd peraturan perundang-undangan dan keputusan hakim. perundang-undangan dan keputusan hakim.

Logika mencakup tiga tahapan, yaitu pengertian, pemikiran, Logika mencakup tiga tahapan, yaitu pengertian, pemikiran, dan keputusan. Masing-masing tahap saling berkaitan secara dan keputusan. Masing-masing tahap saling berkaitan secara fungsional. fungsional.

Logika sangat membantu dalam pembuatan atau Logika sangat membantu dalam pembuatan atau pembentukan hukum dan penemuan hukum melalui pembentukan hukum dan penemuan hukum melalui argumentasi hukum, opini hukum, dan penafsiran hukum. argumentasi hukum, opini hukum, dan penafsiran hukum.

Metode dalam logika yg dapat digunakan dalam hukum Metode dalam logika yg dapat digunakan dalam hukum adalah induksi, deduksi, analogi, dan silogisme. adalah induksi, deduksi, analogi, dan silogisme.