FIQH SHALAT

7
FIQH SHALAT TIK : 1. Adik mengetahui kewajiban seorang hamba untuk beribadah 2. Adik mengetahui cara-cara shalat yang benar 3. Adik mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari Dalam pelaksanaan shalat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, merujuk kepada cara shalat Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam. Hal-hal tersebut antara lain : Menghadap Ka’bah. Bila Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam bangkit hendak shalat, maka beliau menghadap ka’bah. Beliau memerintahkannya dan bersabda kepada orang yang shalatnya tidak benar : “Apabila kamu bangkit hendak menunaikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadaplah ke arah kiblat, dan bertakbirlah.” (HR Bukhari, Muslim dan AS-Siraj) Namun dalam riwayat lain disebutkan : “ Rasulullah saw. Pernah melaksanakan shalat sunnat di dalam perjalanan di atas kendaraannya, dan beliau melaksanakan shalat witir di atasnya, ke arah mana saja kendaraan itu menghadap baik ke arah timur maupun ke arah barat . (HR Bukhari, Muslim, dan As-Siraj). Demikian pula yang disebutkan pada Q.S. 2 : 115, dan juga beberapa hadits yang diriwayatkan mengenai shalat khauf, dan shalat para shahabiyah yang tidak mengetahui arah. Berdiri. Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam menunaikan shalat dengan berdiri, shalat fardhu ataupun shalat sunnat, sebagai ketaatannya kepada firman Allah (lihat Q.S. 2 : 238 - 239) Dalam riwayat lain disebutkan : Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam. shalat sambil duduk ketika beliau sakit yang mendekati kematiannya. (H.R. Turmudzi dan dishahihkannya dan Ahmad) Imran bin Husain berkata,”Aku bertanya kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam tentang shalat seorang lelaki sambil duduk. Beliau bersabda,”Barang siapa yang shalat sambil berdiri , maka hal itu adalah lebih utama. Barangsiapa yang shalat sambil duduk, maka ia mendapatkan setengah dari pahala orang yang shalat sambil berdiri.. Dan barangsiapa yang shalat sambil tidur---dalam riwayat lain disebutkan sambil berbaring---, maka ia mendapatkan setengah dari pahala orang yang shalat sambil duduk.” (Al-Bukhari, Abu Daud dan Ahmad) Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam ditanya tentang shalat di atas kapal. Beliau bersabda : Shalatlah di dalamnya (kapal) sambil berdiri, kecuali apabila kamu takut tenggelam.”(Al-Bazzar, Ad-Daraquthni dan Abdul Ghani al-Maqdisi dalam As-Sunan, dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi). Pernah Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam pada malam yang panjang shalat sambil berdiri, dan pada suatu malam yang panjang juga shalat sambil duduk. Dan apabila beliau membaca sambil berdiri, maka beliau ruku’ sambil berdiri, dan bila beliau membaca sambil duduk, maka beliau pun ruku’ sambil duduk (HR Muslim dan Abu Daud) Kadangkala beliau berdiri melakukan shalat tanpa memakai terompah dan kadangkala melakukannya dengan memakai terompah. “Janganlah engkau shalat kecuali menghadap sebuah tabir. Dan jangan engkau biarkan seseorang berlalu di hadapanmu, dan apabila ia enggan, maka bunuhlah ia, karena sesungguhnya ia mempunyai teman.” (Ibnu Khuzaimah dalam Ash-Shahih dengan sanad jayyid) Dalam riwayat lain “ Apabila beliau shalat –di tanah lapang yang tidak ada sesuatu yang dapat dijadikan tabir—maka beliau menancapkan lembing, kemudian shalat sambil menghadap kepadanya bersama manusia di belakang beliau. (HR Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).

description

gytfu

Transcript of FIQH SHALAT

FIQH SHALATTIK : 1. Adik mengetahui kewajiban seorang hamba untuk beribadah 2. Adik mengetahui cara-cara shalat yang benar 3. Adik mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

Dalam pelaksanaan shalat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, merujuk kepada cara shalatRasulullah shalallahu’alaihi wassallam. Hal-hal tersebut antara lain :

Menghadap Ka’bah. Bila Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam bangkit hendak shalat, makabeliau menghadap ka’bah. Beliau memerintahkannya dan bersabda kepada orang yangshalatnya tidak benar :

“Apabila kamu bangkit hendak menunaikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudianmenghadaplah ke arah kiblat, dan bertakbirlah.” (HR Bukhari, Muslim dan AS-Siraj)

Namun dalam riwayat lain disebutkan :

“ Rasulullah saw. Pernah melaksanakan shalat sunnat di dalam perjalanan di ataskendaraannya, dan beliau melaksanakan shalat witir di atasnya, ke arah mana saja kendaraanitu menghadap baik ke arah timur maupun ke arah barat. (HR Bukhari, Muslim, dan As-Siraj).

Demikian pula yang disebutkan pada Q.S. 2 : 115, dan juga beberapa hadits yangdiriwayatkan mengenai shalat khauf, dan shalat para shahabiyah yang tidak mengetahui arah.

Berdiri. Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam menunaikan shalat dengan berdiri, shalat fardhuataupun shalat sunnat, sebagai ketaatannya kepada firman Allah (lihat Q.S. 2 : 238 - 239)

Dalam riwayat lain disebutkan :

“Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam. shalat sambil duduk ketika beliau sakit yang mendekatikematiannya. (H.R. Turmudzi dan dishahihkannya dan Ahmad)

Imran bin Husain berkata,”Aku bertanya kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam tentangshalat seorang lelaki sambil duduk. Beliau bersabda,”Barang siapa yang shalat sambil berdiri ,maka hal itu adalah lebih utama. Barangsiapa yang shalat sambil duduk, maka ia mendapatkansetengah dari pahala orang yang shalat sambil berdiri.. Dan barangsiapa yang shalat sambiltidur---dalam riwayat lain disebutkan sambil berbaring---, maka ia mendapatkan setengah daripahala orang yang shalat sambil duduk.” (Al-Bukhari, Abu Daud dan Ahmad)

Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam ditanya tentang shalat di atas kapal. Beliau bersabda :“Shalatlah di dalamnya (kapal) sambil berdiri, kecuali apabila kamu takut tenggelam.”(Al-Bazzar,Ad-Daraquthni dan Abdul Ghani al-Maqdisi dalam As-Sunan, dishahihkan oleh al-Hakim dandisepakati oleh Adz-Dzahabi). Pernah Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam pada malam yangpanjang shalat sambil berdiri, dan pada suatu malam yang panjang juga shalat sambil duduk. Danapabila beliau membaca sambil berdiri, maka beliau ruku’ sambil berdiri, dan bila beliau membacasambil duduk, maka beliau pun ruku’ sambil duduk (HR Muslim dan Abu Daud)

Kadangkala beliau berdiri melakukan shalat tanpa memakai terompah dan kadangkalamelakukannya dengan memakai terompah.

“Janganlah engkau shalat kecuali menghadap sebuah tabir. Dan jangan engkau biarkanseseorang berlalu di hadapanmu, dan apabila ia enggan, maka bunuhlah ia, karenasesungguhnya ia mempunyai teman.” (Ibnu Khuzaimah dalam Ash-Shahih dengan sanad jayyid)

Dalam riwayat lain “ Apabila beliau shalat –di tanah lapang yang tidak ada sesuatu yang dapatdijadikan tabir—maka beliau menancapkan lembing, kemudian shalat sambil menghadapkepadanya bersama manusia di belakang beliau. (HR Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).

“Janganlah kamu shalat dengan menghadap kubur, dan janganlah kamu duduk di atasnya.”(Muslim, Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah).

Niat. Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam bersabda : “Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lainhanyalah dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yangdiniatkannya.”

(HR Bukhari dan Muslim)

Takbir. Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam membuka shalat dengan kata-katanya: “AllahuAkbar “ (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Riwayat lain :”Sesungguhnya tidaklah sempurna shalat salah seorang di antara manusia,sehingga ia berwudhu dan meletakkan wudhu pada tempatnya, lalu berkata,’Allahu Akbar.” (HR.Thabrani dengan isnad shahih).

Mengangkat kedua tangan. Kadangkala Rasululla shalallahu’alaihi wassallam mengangkatkedua tangannya secara bersamaan dengan takbir (HR Bukhari dan Nasa’i), dan kadangkalasetelah takbir (HR Bukhari dan Abu Daud) dan kadangkala sebelumnya (HR Bukhari dan Nasa’i).Dan diriwayatkan bahwa : “Beliau mengangkat kedua (tangan)nya sambil meluruskan jarijemarinya—tidak meregangkan dan tidak pula menggenggamnya.” (Abu Daud dan IbnuKhuzaimah). Dan beliau meletakkan kedua tangananya itu setentang kedua bahunya (HRBukhari dan Nasa’i) dan barangkali beliau mengangkatnya hingga berada setentang dengan –daun-daun kedua telinganya.(HR Bukhari dan Abu Daud)

Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri. Diriwayatkan bahwa :”Rasulullahshalallahu’alaihi wassallam meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya.. (HR Muslim danAbu Daud).

Diriwayatkan pula :”Beliau meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapak tangannya,pergelangan tangannya dan lengan tangannya.”(Malik, Al-Bukhari dan Abu Uwanah)

Meletakkan kedua tangan di atas dada. Diriwayatkan bahwa “Beliau meletakkan keduatangannya di atas dadanya.”Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah dai dalam Ash-Shahih)

Melihat tempat sujud dan khusyu’. “Apabila Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam shalat,maka beliau menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tanah.”(Al-Baihaqydan Al-Hakim)

Riwayat lain :” Beliau melarang untuk mengarahkan pandangan ke langit (HR Bukhari dan AbuDawud)

Doa Iftitah. Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam mrmbuka bacaan dengann doa-doa yangbanyak dan bermacam-macam, yang memuji dan memuja Allah, beliau bersabda :”Tidaklahsempurna shalat seseorang di antara manusia, sehibngga ia bertakbir, memuji Allah danmemuja-Nya serta membasa apa yang mudah baginya dari ayat-ayat Al-Qur;an…” (Abu Dauddan Al-Hakim)

Kadang-kadang beliau membaca ini dan kadangkala yang itu, antara lain : Allahumma ba’idbaynii wa bayna, atau wajjahtu wajhiyalilladzi atau yang lainnya. (afwan banyak banget ada 12macem, kalo mau lihat di “Sifat Shalat Nabi “ Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Fiqhus SunnahSayyid Sabiq)

Qira’at (Bacaan). Kemudian beliau memohon perlindungan Allah, beliau bersabda :”A’udzubillahiminasy syaithonir rajimi min harzihi wa nafkhihi wa naftsihi “ atau kadangkala “A’udzubillahissamii ‘il ‘aliimi minasy syithoni…”. Kemudian beliau membaca Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahimdengan tidak bersuara (Bukhari, Muslim, Abu Uwanah, Ath-Thahawi dan Ahmad)

Membaca ayat demi ayat. Kemudian Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam mem,baca al-Fatihah dan memotongnya ayat demi ayat.

Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam mengagungkan kedudukan surat ini, beliaubersabda :”Tidak sah shalat orang yang tidak membaca—didalamnya (shalat)—fatihata ‘l-Kitab(Al-Fatihah).

Menghapuskan Qira’at di belakang Imam dalam shalat Jahriyyah (shalat dengan bersuara).Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam bersabda : “Sesungguhnya imam itu dijadikan hanyauntuk diikuti. Oleh karena itu apabila ia bertakbir, maka bertakbirlah, dan apabila membacaqira’at, maka dengarkanlah.”. (Abu DAud, Muslim, Abu Uwanah dan Ar-Rubani). Dalam riwayatlain disebutkan :” Barangsiapa yang mempunyai iamam, maka bacaan imam adalah badcaanbaginya.” (Ibnu Abi Syaibah, Daraquthni, Ibnu Majah, Tah-Thahawi dan Ahmad).

Ucapan “Amin” dan Imam mengeraskannya. Dikatakan bahwa :”Nabi shalallahu’alaihiwassallam apabila selesai membaca al-Fatihah, maka beliau mengucapkan “amin”. Beliaumengeraskannya dan memanjangkannya dengan suaranya.” (HR. Bukhari dan Abu Daud).Dalam riwayat lain :”Apabila Imam mengucapkan Ghairi ‘l-maghdubi ‘alaihim wala’dh-Dhaallin,maka ucapkanlah ‘Amin’. Karena sesunguhnya para malaikat mengucapkan ‘Amin’ dan imammengucapkan’Amin’. Dan barangsiapa yang aminnya itu sesuai dengan amin para malaikat,maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Syaikhani dan An-Nasa’i).

Bacaan Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam setelah Al-Fatihah. Kemudian Rasulullahmembaca surat lainnya setelah membaca Al-Fatihah. Kadangkala beliau memperpanjang bacaansurat itu, kadang pula beliau memperpendek karena alas an halangan perjalanan, atau batuk,atau sakit, atau mendengar tangis bayi (HR Bukhari, Muslim). Kadang beliau membagi surat ituked alam dua rakaat, kadang beliau membaca dua surat atau lebih dalam satu rakaat.

Bersuara dan tidak bersuara dalam shalat lima waktu dan lainnya. Rasulullahshalallahu’alaihi wassallam membaca keras di dalam shalat Shubuh, dan di dalam dua rakaatpertama shalat Maghrib dan Isya. Tidak membaca dengan suara di dalam shalat Zhuhur danAshar dan di dalam rakaat ketiga dari shalat maghrib serta dua rakaat terakhir dari shalat Isya.Para shahabat mengetrahui bacaan Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam dari gerakanjanggutnya (Al-Bukhari dan Abu Daud). Dan beliau shalallahu’alaihi wassallam mengeraskansuara Qira’atnya dalam Jum’ah, dan dua shalat ‘Ied, shalat Istiqa dan shalat Kusuf.

Mentartilkan bacaan dan membaikkan suara. Sebagaimana yang telah diperinytahkan olehAllah Subhanahu wata’ala kepada Nabi shalallahu’alaihi wassallam, maka beliau membaca Al-Qur’an dengan tartil bukan dengan cepat-cepat dan bukan pula dengan, tergesa-gesa bahkandengan bacaan yang menafsirkan satu-huruf-satu huruf.

Membetulkan imam. Diriwayatkan bahwa :” Beliau melaksanakan suatu shalat, lalu membacadan beliau keliru. Tatkala beliau selesai shalat, beliau bersabda kepada Ubay,”Apakah engkaushalat bersama kami ?” Ubay berkata,”Benar”. Beliau bersabda “Apa yang telah melarangmu—untuk membetulkan aku ?” (Abu Daud, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani dan Ibnu Asakir)

Ruku. Apabila Rasulullah selesai membaca Qira’at, maka beliau berhenti sejenak (Abu DAuddan Al-Hakim), kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya dengan cara-cara sepertiditerangkan dalam takbirati ‘l-Iftitah dan bertakbir lalu ruku (Al-Bukhari dan Muslim). Diriwayatkanbahwa :”Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam meletakkan kedua telapak tangannya di ataskedua lututnya.” (HR. Al-Bukhari dan Abu Daud)

“Beliau menguatkan kedua tangannya kepada kedua lututnya – seakan-akan beliau memegangerat kedua lututnya itu,” (HR Al-Bukhari dan Abu Daud) “Beliau mereganmgkan jari-jemarinya.”(Al-Hakim, dishahihkan Adz-Dzahabi dan Ath-Thayalisi, dikeluarkan dalam Shahih Abi Daud)

“Beliau menjauhkan danmembengkokkan kedua sikunya dari kedua samping badannya.”(HR.Turmudzsi ).

“Apabila beliau ruku’, maka beliau melapangkan punggungnya dan meratakannya. Sehingga,apabila punggungnya itu disiram air, maka air itu akan tetap di atasnya. (Ath-Thabrani)

“Beliau tidak menundukkan kepalanya dan tidak pula mengangkatnya (sehingga kepalanya lebihtinggi dari punggungnya). Tetapi pertengahan antara menundukkan dan mengangkatnya.”( HR.Muslim dan Abu Uwanah).

Wajib Thu’maninah dalam ruku. “Seburuk-buruknya orang mencuri itu adalah orang yangmencuri dari shalatnya.” Mereka Berkata,”Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri darishalatnya ?” Rasulullah bersabda “(Yaitu) tidak menyempurnakan ruku’nya dan sujudnya.” (IbnuAbi Syaibah, Ath-Thabrani dan Al-Hakim) Ketika Beliau shalallahu’alaihi wassallam melihat laki-laki yang tidak menyempurnakan ruku’nya dan mencotok dalam sujudnya, ia bersabda bahwajika ia mati, bukan pada millah (agama) Muhammad. (Abu Ya’la dalam Musnad dan Al-Ajiri dalamAl-Arba’in, Al-BAihaqi dan Ath-Thabrani)

Doa-doa Ruku. Kadang mengucapkan ini dan kadang mengucapkan yang itu. Umumnya :Subhaana rabbiyal ‘adzimi (tiga kali) (Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ad-Daruquthni, Ath-Thahawi, Al-Bazzar, dan Ath-Thabrani), Subhana rabbiyal’adzimi wa bihamdih (tiga kali) (AbuDaud, Ad-Daruquthni, Ahmad, Ath-Thabrani), Subbuuhun qudduusun rabbul malaa ikati warruuh.(HR. Muslim, Abu Uwanah), Subhaanaka ‘l-Allahumma wabihamdika Allahummagfirlii. (Bacaanlainnya dapat dilihat di Sifat Shalat Nabi, Nashiruddin Al-Albani, Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq)

Memperpanjang Ruku’. Diriwayatkan bahwa “Rasulullah menjadikan ruku’nya dan bangkitnyadari ruku’ , sujudnya dan duduknya di antara dua sujud hampr sama lamanya.(HR Al-Bukhari danMuslim).

Larangan membaca Al-Qur’an di dalam Ruku “Beliau melarang membaca Al-Qur’an didalam ruku dan sujud.” (Muslim dan Abu Uwanah).

I’tidal dari Ruku dan Bacaannya. “Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam mengangkatpunggungnya dari ruku sambil mengucapkan ‘Sami’allahu liman hamidah’ (mudah-mudahanAllah mendengarkan orang yang mnemuji-Nya.” (Al-Bukhari dan Muslim)

“Sambil bnerdiri beliau mengucapkan,’Rabbana wa lakal hamdu’( Wahai Tuhan kami, --dan—kepunyaan-Mu-lah segala puji).”(HR.Al-Bukhari dan Ahmad) Kadang lafazh di atas beliautambahkan “Allahumma (Ya Allah)” dan kadang di tambahkan,” Mil assamaa waa ti wa mil alardhi wa mil a maa syi’ tamin syai in ba’du. (HR. Muslim dan Abu Uwanah).

(Lengkapnya silahkan lihat Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq, Sifat Shalat Nabi Nashiruddin Al-Albani).

Memperpanjang I’tidal dan kewajiban Thuma’ninah di dalamnya. “Kadangkala beliau berdirihingga seseorang mengatakan, “Beliau telah lupa”, karena lamanya beliau berdiri.”(HR Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad ) Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam bersabda : “Allah YangMaha perkasa lagi maha Agung tidak akan memperhatikan shalat seorang hamba yang tidakmenegakkan punggungnya di antara ruku’ dan sujudnya.” (Ahmad dan Ath-Thabrani)

Sujud. Diriwayatkan bahwa :”Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam mengucapkan takbir, laluturun untuk sujud. (HR Bukhari dan Muslim)

“Kadangkala beliau mengangkat kedua tangannya apabila beliau hendak sujud.” (An-Nasa’i, Ad-Daruquthni, dan Al-Mukhlis sanad shahih)

Sujud dengan bertelekan kepada kedua tangan. Diriwayatkan bahwa :”Deliau meletakkantangannya di atas tanah sebelum kedua lututnya.” (Ibnu Khuzaimah, Ad-Daruquthni, Al-Hakim)

“Apabila salah seorang diantara kamu sujud, maka janganlah ia berlutut sepertiberlututnya unta, dan hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya .”(Abu Daud dan Ahmad dengan sanad shahih)

“Beliau bertelekan kepada kedua telapak tangannya – sambil melebarkannya (Abu Daud dan AlHakim) Beliau merapatkan jari-jari kedua telapak tangannya (Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi, Al-Hakim) dan mengarahkannya ke arah kiblat (Al-Baihaqi)

“Berliau meletakkan (kedua telapak tangnnya) setentang dengan kedua bahunya”.(Abu Daud danTirmidzi) Dan kadangkala “Beliau meletakkannya setentang dengan kedua telinganya (HR. AbuDaud dan An-Nasa’i)

“Beliau menetapkan hidung dan keningnya kepada tanah.”(Abu Daud dan At-Tirmidzi)

“Apabila seorang hamba bersujud, maka bersujudlah tujuh anggiota tubuh bersamanya :wajahnya, kedua telapak tangannya, kedua lututnya dan kedua telapak kakinya.”. (HR Muslim,Abu ‘Uwanah dan Ibnu Hibban).

“Beliau mengangkat keduanya dari lantai dan menjauhkannya dari kedua sisi tubuhnya, sehinggaputih ketiaknya terlihat dari belakangnya. (HR Bukhari dan Muslim)

Kewajiban Thumaninah dalam sujud. Rasululah shalallahu’alaihi wassallam memerintahkanuntuk menyempurnakan ruku’ dan sujud. Orang yang tidak melakukannya diibaratkan orangyuang makan satu atau dua buah kurma yang tidak memberikan manfaat apa-apa baginya.

Doa-do’a dalam sujud. Kadangkala beliau mengucapkan ini , kadangkala beliau mengucakanitu. Subhana Rabbiyal a’laa (Maha Suci Tuhanku yang Maha Luhur, tiga kali, kadang beliaumengulangnya lebih dari itu). Kadang beliau mengucapkan Subhana Rabbiyal a’la wabihamdih.Kadang beliau mengucapkan :”Subbuuhun Qudduusun Rabbul malaa ikati Warruuhi (Maha Sucidan pemberi berkah Tuhan Malaikat dan Ruh”) (HR. Muslim dan Abu “Uwanah). Kadang beliaumembaca :”Subhanaka Allahumma Rabbana Wabihamdika Allahummag firlii.(Maha suci EngkauYa Allah Ya Tuhan kami, dan dengan memuji Engaku ya Allah ampunilah aku.” (Lengkapnya bacaFiqhus Sunnah Sayyid Sabiq, Sifat Shalat Nabi Nashiruddin Al-Albani)

Larangan membaca Al-Qur’an dalam sujud. Rasulullah melarang membaca al-Qur’an dalamsujud, beliau memerintahkan untuk memperbanyak do’a dalam sujud. Rasulullahbersabda,”Hamba yang paling dekat kepada Tuhannya adalah hamba yang bersujud. Olehkarena itu perbanyaklah doa di dalam sujud.” (HR Muslim, Abu ‘Uwanah, dan Al-Baihaqi).

Bangkit dari sujud. “Tidaklah sempurna shalat salah seorang manusia, sehingga ia bersujudsampai tulang-tulang persendiannya merasa tenang, lalu mengucapkan ‘Allahu Akbar’ danmengangkat kepalanya hingga ia duduk lurus.”(HR.Abu Daud dan Al-Hakim).

“Beliau membentangkan kaki kirinya (duduk iftirasy), lalu duduk di atasnya dengan tenang. ”(Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Abu Uwanah)

“Beliau mendirikan kaki kanannya.” (Al-Bukhari dan Al-Baihaqi)

“Rasulullah kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya.” (Muslim, AbuUwanah dan Abu ‘sy-Syaikh) .

Kewajiban berthumaninah di antara dua sujud. Diriwayatkan bahwa “Rasulullahshalallahu’alaihi wassallam berthumaninah sehingga setiaptulang kembali kepada tempatnya.”(HR Abu Daud dan Al-Baihaqi). “Beliau memanjangkannya sehingga hampir mendekati lamsujudnya.” (Al-Bukhari dan Muslim)

Dzikir-dzikir di antara dua sujud. Dalam duduk ini Rasulullah mengucapkan :”Allahummag firlii(dalam riwayat lain Rabbig firlii), warhamnii, wajburnii, warfa’nii, wahdinii, wa’afinii, warzuqnii./ YaAllah (Ya Tuhanku), ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlahderajatku, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku.)

Kadangkala beliau shalallahu’alaihi wassallam mengucapkan : “Rabbigfirlii, Rabbigfirlii (YaTuhanku ampunilah aku, Ya Tuhanku, Ampunilah aku.

Setelah itu diriwayatkan bahwa :”Beliau mengucapkan takbir, lalu sujud untuk sujud yang kedua.”(Al-Bukhari dan Muslim)

“Beliau mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan takbir ini.” ( HR Abu Daud dan AbuUwanah dengan sanad shahih menurut Malik dan Asy-Syafii’)

Duduk Istirahat. Kemudian : “Beliau duduk lurus –di atas kakinya yang kiri sambil beri’tidal ,sehingga setiap tulang kembali kepada tempatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).

Bertelekan kepada kedua Tangan pada waktu bangkit untuk rakaat berikutnya. “Rasulullahshalallahu’alaihi wassallam bangkit kepada raka’at kedua sambil bertelekan kepada tanah. “ (HRAl-Bukhari dan Asy-Syafi’i).

Tasyahud pertama. Setelah selesai raka’at kedua, beliau duduk untuk tasyahud. Bila shalat itudua rakaat seperti shalat shubuh, maka beliau duduk iftirasy (membentang) sebagaimana beliaududuk di antara dua sujud (An-Nasa’i dengan sanad shahih) Demikian pula beliau duduk dalamtasyahud awal di dalam shalat yang tiga rakaat atau empat rakaat (Al-Bukhari dan Abu Daud).“Apabila kamu duduk di tengah-tengah shalat, maka berthumaninnah lah dan bentangkan pahakirimu, lalu bertasyahud lah.” (Abu Daud dan Al-Baihaqi). “Apabila beliau dudk di dalam tasyahudmaka beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas pahanya (riwayat lain :lututnya) yangsebelah kanan dan meletakkan telapak tangan kirinya di atas pahanya (riwayat lain : lututnya)yang sebelah kiri.(HR. Muslim dan Abu Uwanah). “Rasulullah shalallahu’alaihi wassallammelebarkan telapak tangannya yang sebelah kiri di atas lututnya yang sebelah kiri danmenggemgamkan jari-jemari telapak tangannya yang sebelah kanan semuanya lalu menunjukkea rah kiblat dengan dengan jarinya yang berada setelah ibu jari (telunjuk) sambil mengarahkanpandangannya kepadanya. (Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Khuzaimah) “Apabila beliaumenunjuk dengan jarinya (telunjuknya), maka beliau meletakkan ibu jarinya di atas jaritengahnya. “(HR Muslim dan Abu Uwanah) “Beliau menggerak-gerakkan jarinya (telunjuknya)sambil berdoa dengannya.”Abu DAud, An-Nasai dan Ibnu’l-Jarud)

Macam bacaan tasyahud. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam mengajarkan beberapabacaan tasyahud kepada para shahabat.

Tasyahud Ibnu Mas’ud : Attahiyatu lillah Wassholawaatu WaththayyibatuAssalamu’alaikaayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillahishshaalihiin. Asy hadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluh.(“segala ucapan selamat, kebahagiaan dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahankesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkatnya.Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada sekalian hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan akubersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.” (Al-Bukhari dan Muslimdan Ibnu Abi Syaibah)

Tasyahud Ibnu Abbas : “Attahiyyatu’l-mubaarakaatu ‘sh-shalawaatu ‘th-thayyibaatu lillah.Assalamu’alayka ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu ‘alaina wa ‘ala‘ibaadillahi ‘sh-shalihiin. Asy hadu alla ilaaha illallah Wa Asy hadu anna muhammad ‘r-Rasulullah”(HR Muslim, Abu Uwanah, Asy Syafi’idan An-Nasa’i)

Tasyahud Ibnu Umar (tidak jauh berbeda dengan Tasyahud Ibnu Mas’ud)

Tasyahud Abi Musa Al-Asy’ari

Tasyahud Umar bin Khattab

Shalawat atas Nabi, letak dan macam bacaannya. Rasulullah mengucapkan shalawat atasdirinya sendiri di dalam tasyahud pertama dan lainnya. (An-Nasa’i dan Abu Uwanah)

Allahumma shalli’ala muhammad wa ‘ala alii baitihii. Wa ‘alaa azwaajihii Wadzurriyya tihii kamaashallayta ‘ala aali ibraahiim. Innaka hamiidum majiid wa baarik ‘ala muhammad.Wa ‘alaa aalibaytihii Wa ‘alaa azwaa jihii wa dzurriyyatihii kamaa barakta ‘alaa aali ibraahiim. Innaka

hamiidummajiid. (“Ya Allah berilah kebahagiaan kepada Nabi Muhammad, kepada Ahli Baitnya,istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepadakeluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah berkahkepada Muhammad, Ahli Baitnya, istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telahmemberikan berkah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi MahaMulia.”), dan beberapa shalawat lainnya.

Bangkit kepada raka’at ketiga lalu keempat.

Tasyahud Akhir. “Di dalam tasyahud akhir ini beliau duduk dengan tawarruk.” (HR.Bukhari).Yaitu :”Beliau melapangkan pangkal pahanya yang sebelah kiri ke tanah danmengeluarkan kedua kakinya ke satu arah. (HR. Abu Daud dan Al-Baihaqi dengan sanadshahih).

Kewajiban Memohon Perliindungan dari Empat Perkara Sebelum Berdoa. Rasulullahshalallahu ‘alaihi wassallam bersabda : “Apabila salah seorang di antara kamu selesai daritasyahud –akhir-, maka hendakalah ia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara—yaitu : Allahumma inni a’udzubika min ‘adzaabi jahannam wamin ‘adzaabil qabri wamin fitnati‘l-hayaa wal mamaa ti wamin syarri fitnati ‘l-masiihid dajjal (“Ya Allah, sesungguhnya akuberlindung kepada-Mu –dari siksaan jahannam, dari siksaan kubur, dan dari cobaan hidup sertacobaan mati, dan dari kejahatan—cobaan—Al-Masih yang menjadi Dajjal) (HR Muslim, An-Nasa’i, Abu ‘Uwanah, dan Ibnu’l-Jarud)

Doa Sebelum salam dan macam-macamnya.

Salam. Rasulullah mengucapkan salam ke sebelah kanan (kadang lengkap—Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh—kadang hanya sampai warahmatullah, dan kemudian ke sebelahkiri kadangkala beliau memperpendek ucapannya—Assalamu’alaikum. (HR Abu Daud, An-Nasa’idan Tirmidzi) (Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi dan Adl-Dliya, Ahmad dan Ath-Thabrani).

Maroji’:- Departemen Kurikulum dan Evaluasi Mentoring Keluarga Remaja Islam Salman, Materi Mentoring Karisma

- Hasan, A., Pengajaran Shalat - Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Sifat Shalat Nabi