FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

6
FIQIH PERDAGANGAN BEBAS FIQIH PERDAGANGAN BEBAS PENGANTAR EDITOR DAN TIM TEKNIS Islam sebagai agama langit (din samawi) yang terakhir, diturunkan oleh Allah swt. Untuk meluruskan ajaran agama-agama sebelumnya. Islam adalah agama petunjuk dan jalan kebenaran bagi mereka yang mencari kebenaran abadi (eternal). Islam adalah suatu pandangan hidup (way of life, weltanschauung) yang harus dibumikan kepada pemeluknya, sekaligus memberikan arah dan justifikasi kepada umat manusia bahwa islam itu adalah rahmat bagi alam semesta. Islam dalam kontek sejarahnya telah menembus suatu perjalanan panjang yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah system perekonomian, sebagaimana yang lazim dijalankan oleh Rasulullah SAW. Sejak kecil bersama pamannya Abu Thalib. Mereka berdagang ke berbagai pelosok Jazirah Arab, kemudian berlanjut dengan melakukan hubungan kerja sama antara Nabi Saw. Dengan Siti Khadijah, baik sebelum maupun sesudah beliau menikahinya. Dalam sejarah tercatat bahwa modal dasar perdagangan yang dijalankan Nabi Saw. Adalah kejujuran (al-shiddiq) dan kepercayaan (amanah), sehingga rasa simpati konsumen kepada beliau semakin meningkat. Hal ini tercermin dengan keuntungan yang ia capai dalam masa relative singkat, tanpa harus menghindari etika bisnis yang berlaku dalam tradisi masyarakat arab yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip islam. Eksplansi penyebaran Islam keberbagai belahan duniapun menjadi. Hal ini, antara lain, karena adanya afiliasi bisnis diantara para penyebarnya, bahkan menyebar hingga ke Asia, khususnya di Indonesia di mana Islam datang melalui para saudagar. Berangkat dari fenomena tersebut, Kebangkitan dunia islam tidak bisa dihindarkan dari perkembangan dunia perekonomian. Namun, persoalan baru seketika muncu, tahkala umat islam memasuki era globalisasi dan pasar bebas (free market 1

description

FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

Transcript of FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

Page 1: FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

PENGANTAREDITOR DAN TIM TEKNIS

Islam sebagai agama langit (din samawi) yang terakhir, diturunkan oleh Allah swt. Untuk meluruskan ajaran agama-agama sebelumnya. Islam adalah agama petunjuk dan jalan kebenaran bagi mereka yang mencari kebenaran abadi (eternal). Islam adalah suatu pandangan hidup (way of life, weltanschauung) yang harus dibumikan kepada pemeluknya, sekaligus memberikan arah dan justifikasi kepada umat manusia bahwa islam itu adalah rahmat bagi alam semesta.

Islam dalam kontek sejarahnya telah menembus suatu perjalanan panjang yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah system perekonomian, sebagaimana yang lazim dijalankan oleh Rasulullah SAW. Sejak kecil bersama pamannya Abu Thalib. Mereka berdagang ke berbagai pelosok Jazirah Arab, kemudian berlanjut dengan melakukan hubungan kerja sama antara Nabi Saw. Dengan Siti Khadijah, baik sebelum maupun sesudah beliau menikahinya. Dalam sejarah tercatat bahwa modal dasar perdagangan yang dijalankan Nabi Saw. Adalah kejujuran (al-shiddiq) dan kepercayaan (amanah), sehingga rasa simpati konsumen kepada beliau semakin meningkat. Hal ini tercermin dengan keuntungan yang ia capai dalam masa relative singkat, tanpa harus menghindari etika bisnis yang berlaku dalam tradisi masyarakat arab yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip islam.

Eksplansi penyebaran Islam keberbagai belahan duniapun menjadi. Hal ini, antara lain, karena adanya afiliasi bisnis diantara para penyebarnya, bahkan menyebar hingga ke Asia, khususnya di Indonesia di mana Islam datang melalui para saudagar. Berangkat dari fenomena tersebut, Kebangkitan dunia islam tidak bisa dihindarkan dari perkembangan dunia perekonomian. Namun, persoalan baru seketika muncu, tahkala umat islam memasuki era globalisasi dan pasar bebas (free market area), khususnya pada millennium III. Pada zaman Nabi Saw., kondisi yang dialami umat tidak sesulit seperti saat ini. Pada saat itu, setiap muncul persoalan, otoritas Nabilah yang menerangkannya atau wahyu turun menjelaskannya. Lain halnya dengan kondisi yang dihadapi umat belakangan ini. Manusia, dalam hal ini umat, diperhadapkan dengan berbagai problem kemanusiaan yang begitu pelik dan rumit.

Sederetan Masalah pembangunan dan modernisasi yang melilit umat islam dewasa ini demikian panjang deretannya jika dirunut. Kita dapat mulai dari, misalnya, persoalan ibadah, emansipasi (gender), politik, ekonomi, teknologi, dan budaya atau media. Salah satu agenda yang memperoleh prioritas dari deretan masalah ini adalah ekonomi dan finansial. Lebih khusus lagi adalah persoalan perbankan (banking) dan system perdagangan umat. Persoalan perbankan ini masih menjadi perdebatan panjang akibat masih adanya kontroversi tentang kejelasan hukumnya, sebagaimana jika ia diperhadapkan pada fenomena hukum ribawi. Oleh karena itu, adalah suatu hal yang menggembirakan jika Umat islam mampu merumuskan format system perbankan baru yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Prinsip ini antara lain bermaksud menghindari terjadinya unsur unsur ribawi dalam transaksi, sebagaimana yang terjadi pada system perbankan dunia dewasa ini. Bahkan ada indikasi kuat

1

Page 2: FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

ketidak puasan terhadap system perbankan semacam ini akibat keterlibatannya sebagai sumber krisis multiteral yang berkempanjangan. Demikian pula kenyataan bahwa system perdagangan dunia saat ini, juga merupakan suatu penyakit kronis yang menjangkiti setiap pelaku bisnis, termasuk para pelaku bisnis dari kelangan umat Islam.

Umat islam, suka atau tidak, sedang masuki tantangan system perdangangan bebas (free market area) yang berwujud: AFTA, NAFTA, APEC, GATT, WTO, dsb. Dalam system ini, umat Islam diperhadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Keterlibatan didalamnya, mengandaikan bahwa umat islam mampu bersaing secara kompetitif dengan para pelaku bisnis non-Muslim, atau Negara lain. Ekses dari semua kegiatan bisnis ini tentu sangat berpengaruh pada kesejahteraan umat dimasa kini dan masa depan.

Jika para peminpin islam mampu nengarahklan umat dalam mempengaruhi era perdagangan bebas yang menglobal itu, maka adalah hak setiap Muslim untuk optomis menyambutnya sebagai era kebangkitan Islam. Prasyaratannya adalah harus mampu mengakses perkembangan global yang begitu cepat mempengaruhi berbagai sektoir kehidupan umat, dan harus berhadapan dengan pelaku-pelaku bisnis dari dunia lain dalam berbagai transaksi global. Pada saat yang sama, umat membutuhkan suatu alam istinbath demi memperoleh pemahaman, pedoman, dasar hukum, yang lebih relevan dengan prinsip-prinsip ajaran agama dan sesuai pula dengan tuntutan zaman. Hampir menjadi suatu doktrin bahwa dalam system sama satu sama lain (with positive competition and cooperation). Persaingan (competition) dan kerja sama (cooperation) adalah iklim, kondisi, dan “focus” perekonomian global. Harus disadari bahwa yang demikian ketat tanpa mengenal adanya batas perlindungan dan dukungan politik tertentu. Persoalannya kemudian , De George, dengan nada keras, “Etika siapa yang diikuti?”. Masalah ini belaku pada system ekonomi global yang tidak mengenal batas Negara. Sementara bagi umat islam sudah jelas dituntut pula untuk memiliki konsep dasar perdagangan yang selalu up to date. Konsepnya sendiri memang ada – sebagaimana berusaha ditunjukan dalam buku ini – tapi kebanyakan masih bersifat umum dan mendesak untuk diafsirkan dalam konteks global.

Persoalan global yang dihadapi umat, diakui sebagai begitu kompleks dan merupakan lahan yang belum banyak mendapat perhatian dari para cendekiawan muslim modern, terutama dalam konteks keindonesiaan. Sementara, menghindarinya adalah kenaifan ketika umat berusaha survive di era globalisasi ini. Karena itu, untuk memasuki tahapan ini, diperlukan usaha-usaha pemberdayaan kualitas umat, baik prinsip, etika, sistem, SDM, maupun maupun kapasitas intelektual, kecerdasan emosional, dan motifasi spiritualnya. Walau demikian, harus pula disadari bahwa ini bukanlah ikhtiar yang gampang dan berbiaya murah. Tetapi membutuhkan perhatian yang serius dan finansial yang memadai, mengingat fenomena ini mendesak untuk dipikirkan oleh siapapun yang memiliki komitmen dan pemihakan akan keselamatan keyakinan dak kualitas umat, terutama ketika berhadapan pada pilihan-pilihan dari umat lain. Yakni, agar umat islam memiliki harga diri (self confidence) dan kesadaran pribadi (personal awareness), dan sebaliknya, tidak menjadi objek pembodohan dan eksplorisasi. Singkatnya, dibutuhnya adanya kepedulian dalam rangka pembinaan dan pemberdayaan pemahaman umat terhadap ajaran agama yang mereka warisi selama ini dengan berbagai langkah konkret.

2

Page 3: FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

Untuk membuktikan bahwa islam adalah agama rahmat bagi semesta alam, mendesak bagi kita untuk menentukan langkah dan metode berani, agar ajaran-ajaran Ilahi dan kemanusiaan dapat dipahamai secara bersama, baik oleh umat manusia umumnya, maupun oleh umat islam sendiri. Karena jika dapat menangkap pesan-pesan kebenaran ajaran tersebut, maka dengan sendirinya diharapkan peradaban barat yang maju, namun penuh benih sekuler-ateistik-kapitalistik yang kering akan nilai-nilai spiritual dan sangat rentan dengan ancaman kehancuran pada nilai-nilai kemanusiaan, dapat pula disadari semenjak awal.

Tentu saja, ada berbagai cara dan metode untuk membumikan ajaran-ajaran universal Islam, agar umat dapat mengaplikasikan nilai-nilainya dalam hidup dan kehidupan mereka. Menanamkan pemahaman bahwa islam bukan ajaran ritual semata, tatapi ajaran melingkupi seluruh aspek sosial kehidupan, misalnya, dapat menjadi langkah awal. Karena itu, untuk memenuhi tahapan ini, diperlukan juga prakarsa sekelompok intelektual dengan latar belakang keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Berangkat dari dasar ini, kami bermaksud berpartisipasi dalam rangka pembinaan, pembekalan, pemberdayaan, pencerahan dan mengarahkan umat diera globalisasi ini. Suatu langkah awal yang sederhana, barangkali, dengan ikhtiar mengupayakan sejumlah pemikir dan praktisi muslim untuk duduk bersama dalam suatu tim demi menyumbangkan ilmu mereka guna menulis buku yang kami beri judul Fiqih Perdagangan Bebas. Suatu harapan besar tentunya bahwa gagasan awal dari Prof. KH. Ali Yafie dkk. Ini semoga mendapat perhatian dan dukungan berbagai pihak yang memiliki kepedulian bagi kesejahteraan umat hari ini dan esok.

Tak lupa, kami mengucapkan terimakasih terhadap dukungan berbagai pihah atas terbitnya buku ini, terupama kepada tim Ahli dan Nara Sumber, pihak sponsorship, dalam hal ini PT. AHAD-Net Internasional Multilevel Marketing Syariah, dan semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini, baik secara langsung Dirut PT. AHAD-Net Internasional yang telah berkenan membrikan kata sambutan pada buku ini, semoga bermanfaat dan terima kasih.

Mudah mudahan buku ini merupakan suatu mata rantai yang menghubungkan penelitian kali ini dengan penelitian-penelitian di masa depan dan tentunya diharapkan akan jauh lenih maju dan memberikan kearifan yang lebih besar bagi bangsa Indonesia, dan umat Islam, khususnya. Semoga Allah Swt. Memberikan taufik dan hidayahnya atas maksud menerbitkan buku ini,

Jakarta Maret 2003Tim Naskah dan Editor

3

Page 4: FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

FIQIH PERDAGANGAN BEBAS

DAFTAR ISI

Pengantar editor dan tim teknis viiKata sambutan Dirut PT. AHAD-Net Internasional viii

Menguak Khasanah Fiqih Perdagangan1. Memahami fiqih perdagangan bebas 12. Etika bisnis internasional Nabi Muhammad 113. Karakteristik ekonomi islam 274. Potensi dan peran sistim ekonomi islam 55

Menerawang Pasar Bebas5. Sistem perdagangan bebas di era global: sejarah dan teori ekonomi 736. Determinan-determinan perdagangan bebas di era global 997. Bisnis internasional 1278. Peranan Islamic development bank (IDB) dalam perdagangan bebas 1519. Perdagangan dunia dan gerakan anti-globalisasi 173

Menilik Perekonomian Indonesia10. Pasar bebas dan prospek dunia usaha Indonesia 18111. Wawasan islami untuk pengembangan ekonomi umat 19112. Prospek dan peran bank syariah dalam era perdagangan bebas 20113. Peranan bank syariah dalam pemulihan ekonomi nasional 21314. Paradigma Islam dan Perdagagangan bebas 225

Daftar pustaka 239Daftar kode penulis 243Daftar Riwayat penulis 245Indeks 251

4