Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis...

20

Click here to load reader

Transcript of Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis...

Page 1: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

Fiqih siyasah

Dosen :Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA

Disusun Oleh :

Mella Champisha MLaili khoirun NisaMuhammad Nawawi

Tema : Kehidupan Politik Pada Masa Khulafa Al Rasyidin (4 khalifah)Kehidupan Politik Pasca Masa Khulafa Al Rasyidin (Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah )

Page 2: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kepada Allah atas segala rahmat-Nya yang telah

memberikan kesempatan waktu bagi penulis dalam menyusun tugas kelompok ini. Dan

shalawat beserta salam, penulis hanturkan kepada Nabi  Muhammad SAW yang telah

memberikan inspirasi kepada penulis akan arti dan penerapan bidang-bidang Fiqh Siyasah.

Makalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari

makalah ini adalah untuk mengetahui kehidupan politik pada masa khulafa al-Rasyidin dan

kehidupan politik pasca khulafa al-Rasyidin.Tiada Manusia yang Sempurna, begitupun dengan

makalah ini. Masih ada beberapa kesalahan yang ada tanpa disadari oleh penulis, oleh karena

itu penulis harapkan akan adanya kritik dan saran atas makalah ini yang membangun. Dan

dari penulis sendiri kami ucapkan terima kasih, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita

semua.

Ciputat, 2 Oktober 2009

Penulis

2

Page 3: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

Daftar Isi

Kata Pengantar

Kehidupan Politik Masa khulafah al-Rasyidin ……....

Abu Bakar

Umar bin Khatab

Utsman bin Affan

Ali bin Abu Thalib

Kehidupan Politik Masa khulafah al-Rasyidin

Masa Bani Umayyah

Masa Bani Abbasiyah

Daftar Pustaka

3

Page 4: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

AL Khufala Al – Rasyidin

Dengan wafat nya Nabi maka berakhirlah stuasi yang sangat unik dalam sejarah islam, yakni

kehadiran seorang pemimpin tunggal yang memiliki otoritas spiritual dan temporal (duniawi)

yang berdasarkan kenabian dan bersumberkan wahyu Illahi.

Nabi Muhammad adalah utusan Tuhan yang terakhir. Sementara itu beliau tidak meninggalkan

wasiat atau pesan tentang siapa di antara para sahabat yang harus menggantikan beliau

sebagai pemimpin umat. Itulah kiranya mengapa ada 4 Al-khulafa al – Rasyidin.

ABU BAKAR (11-13H / 632-634 M)

Abu Bakar menjadi khalifah yang pertama melalui pemilihan dalam satu pertemuan yang

berlangsung pada hari kedua setelah Nabi Wafat dan sebelum jenazah beliau di makamkan.

Itulah antara lain yang menyebabkan kemarahan keluarga Nabi, khususnya Fatimah, putrid

tunggal beliau.

Pada hari itu Umar Bin Khattab mendengar berita bahwa kelompok ansar mendengar berita

sedang melangsungkan pertemuan di Saqifah atau Balai pertemuan Bani Saidah, Madinah,

Untuk mengangkat Saad Bin Ubadah, seorang tokoh ansar dari suku khazraj, sebagai

khalifah. Dalam keadaan gusar umat cepat cepat pergi kerumah kediaman Nabi dan menyuuh

seseorang untuk menghubungi Abu Bakar, yang berada dalam rumah, dan memintanya

supaya keluar. Semula Abu Bakar Menolak denagan alsan sedang sibuk. Tetapi akhirnya dia

keluar setelah di beritahu telah terjadi peristiwa penting yang mengharuskan kehadiran Abu

Bakar.

Sampai di balai pertemuan ternyata sudah datang pula sejumlah orang Muhajirin, dan bahkan

telah terjadi perdebatan sengit antara kelompok Ansar dan kelompok Muhajirin.lalu Abu Bakar

dengan nada tenang mulai berbicara. Kepada kelopok Ansar beliau mengingatkan bukan kah

Nabi pernah bersabda bahwa kepemimpinan umat islam itu seyogianya berada pada tengah

suku Quraisy, dan bahwa hanya pada di bawah pimpinan itulah akan terjamin keutuhan,

4

Page 5: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

keselamatan dan kesejahteraan bangsa Arab. Kemudian Abu Bakar menawarkan dua tokoh

Quraisy untuk dipilih sebagai khalifah, Umar Bin Khattab atau Abu Ubaidah bin Jarah. Orang

orang ansar tampaknya sangat terkesan oleh ucapan Abu Bakar itu, dan Umar tidak menyia

nyiakan momentum yang sangat baik itu. Dia bangun dari tempat duduknya dan menuju ke

tempat Abu Bakar untuk ber baiat dan menyatakan kesetiannya kepada Abu Bakar sebagai

Khalifah, seraya menyatakan bahwa bukanlah Abu Bakar yang selalu di minta oleh Nabi untuk

menggantikan beliau sebagai imam sholat bilamana Nabi sakit, dan bahwa Abu Bakar adalah

sahabat yang paling di sayangi oleh Nabi. Gerakan Umar itu diikuti oleh Abu Ubaidah bin

Jarah. Tetapi sebelum kedua tokoh Quraisy itu tiba di depan Abu Bakar dan mengucapkan

baiat, Basyir bin Saad, seorang tokoh Ansar dari suku Khazraj, mendahului mengucapkan

baiatnya kepada Abu Bakar. Barulah kemudian Umar dan Abu Ubaidah serta para hadirin,

baik dari kelompok Muhajirin maupun kelompok Ansar dari Aus. Baiat terbats ini kemudian

terkenal dala sejarah Islam dengan nama Bai’at Saqifah atau baiat di bali pertemuan. Para

sahabat senior tersebut kemudian seorang demi seorang, kecuali Zubair, dengan sukarela

berbaiat kepada Abu Bakar. Zubair memerlukan tekanan dari Umar agar bersedia berbaiat.

Adapun Ali bin Abu Thalib, menurut banyak ahli sejarah baru berbaiat kepada Abu Bakar

setelah Fatimah, istri Ali, dan putri tunggal Nabi wafat 6 bulan kemudian.

B. UMAR BIN KHATTAB ( 13-23H / 634–644M )

Berbeda dengan pendahulunya, Abu Bakar, mendapatkan kepercayaan sebagai khallifah

kedua tidak melalui pemilihan dalam suatu forum musyawarah yang terbuka, tetapi melalui

penunjukan atau wasiat oleh pendahulunya. Pada tahun ketiga sejak menjabat khlifah, Abu

Bakar mendadak jatuh sakit. Selama 15 hari dia tidak pergi ke masjid dan meminta kepada

Umar agar mewakilinya menjadi imam sholat. Makin hari makin sakit Abu Bakar makin parah

dan timbul perasaan padanya bahwa ajal sudah dekat. Sementara itu kenangan tentang

pertentangan di balai pertemuan Bani Saidah masih segar dalam ingatannya. Dia khawattir

kalau tidak segera menunjuk pengganti dan ajal segera datang, akan timbul pertentangan di

kalangan umat islam yang dapat lebih hebat daripada ketika Nabi wafat dahulu. Bagi Abu

Bakar orang yang paling tepat menggantikannya tidak lain adalah Umar bin Khattab. Maka dia

mulai mengadakan konsultasi tertutup dengan beberapa sahabat senior yang kebetulan

5

Page 6: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

menengok di rumahnya. Diantara mereka adalah Abd al-Rahman bin Auf dan Utsman bin

Affan dari kelompok Muhajirin, serta Asid bin Khudair dari kelompok Ansar. Pada dasarnya

semua mendukung maksud Abu Bakar, meskipun ada beberapa diantaranya yang

menyampaikan catatan Abd al-Rahman misalnya, mengingatkan akan sifat “keras” Umar.

Peringatan itu dijawab oleh Abu Bakar bahwa Umar yang bersifat keras selama ini karena

melihat sifat Abu Bakar yang biasanya lunak, dan kelak kalau Umar sudah memimpin sendiri

dia akan berubah menjadi lebih lunak. Suatu hal yang cukup menarik ialah seusai

berkonsultasi dengan Abd al-Rahman bin Auf dan Utsman bin Affan, Abu Bakar berpesan

kepada mereka berdua agar tidak menceritakan isi pembicaraan itu kepada orang lain.

Abu Bakar memanggil Utsman bin Affan, lalu mendiktekan pesannya. Baru saja setengah dari

pesan itu didiktekan, tiba tiba Abu Bakar jatuh pingsan, tetapi Utsman terus saja

menuliskannya. Ketika Abu Bakar sadar kembali dia bertanya kepada Utsman supaya

membacakan apa yang telah dia tuliskan. Utsman membacanya, yang pada pokoknya

menyatakan bahwa Abu Bakar telah menujuk Umar bin Khattab supaya menjadi penggantinya

(sepeninggal dia nanti). Seusai dibacakan pesan yang sebagian ditulis oleh Utsman sendiri itu

Abu Bakar menyatakan pula bahwa tampaknya Utsman juga ikut gusar terhadap kemungkinan

perpecahan umat kalau pesan itu tidak diselesaikan.

Sesuai dengan pesan tertulis tersebut, sepeninggal Abu Bakar, Umar bin Khattab di kukuhkan

sebagai khalifah kedua dalam suatu baiat dan terbuka di mesjid Nabawi.

C. UTSMAN BIN AFFAN ( 23-35H / 644-656M )

Utsman bin Affan menjadi khalifah yang ketiga melalui proses lain lagi, tidak sama dengan

Abu Bakar, tidak serupa pula dengan Umar. Dia dipilih oleh sekelompok orang yang nama

namanya sudah di tentukan oleh Umar sebelum dia wafat.

Waktu itu datanglah sejunlah tokoh masyarakat mohon kepada Umar supaya segera

menunjuk pengganti, karena mereka khawatir bahwa akibat luka lukanya itu Umar tidak akan

6

Page 7: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

hidup lebih lama lagi dan kalau sampai wafat tanpa terlebih dahulu menunjuk penggantinya di

khawatirkan akan terjadi pertentangan dana perpecahan dikalangan umat. Tetapi Umar

menolak memenuhi permintaan mereka dengan alasan bahwa orang orang yang menurut

pendapatnya pantas ditunjuk sebagai pengganti sudah lebih dahulu meniggal. Bahkan Umar

marah besar ketika tokoh tokoh tersebut mengusulkan agar dia menunjuk salah seorang

putranya sendiri Abudulah Bin Umar. Akhirnya Umar menyerah tetapi tidak secara langsung

menunjuk pengganti. Dia hanya menyebutkan enam sahabat senior dan merekalah nanti

sepeninggalnya yang harus memilih seorang di antara mereka untuk menjadi khalifah: Ali bin

Abu Thalib, Usman bin Affan, Saad bin Abu Waqqas, Abd al-Rahman bin Auf, Zubair bin

Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah, serta Abudllah bin Umar, putranya, tetapi “tanpa hak

suara”. Menurut Umar dasar pertimbangan mengapa memilih enam orang tersebut, yang

semuanya dari kelompok Muhajirin atau Quraisy, karena mereka berenam itu dahulu

dinyatakan oleh Nabi sebagai calon calon pengurus surga, dan bukan karena mereka masing

masing mewakili kelompok atau suku tertentu. Pesan Umar, sepeninggalnya nanti mereka

berenam segera berunding dan dalam waktu paling lama tiga hari sudah dapat memilih salah

seorang diantara mereka menjadi khalifah.

Setelah Umar wafat lima dari enam orang tersebut segaera bertemu untuk merundingkan

pengisiian jabatan khalifah. Sejak awal jalannya pertemuaan itu sangat alot. Abd al-Rahman

bin Auf menciba memperlancarnya dengan himbauan agar sebaiknya di anatara mereka

dengan sukarela membuka diri dan memberi kesempatan kepada orang yang betul betul

paling memenuhi syarat untuk dipilih sebagai khalifah. Tetapi himbauan itu tidak berhasil.

Kemudian Abd al-Rahman sendiri menyatakan mengundurkan diri, tetapi tidak ada seorang

pun dari empat orang yang lain itu mengikutinya. Dalam keadaan macet itu Abd al-Rahman

bermusyawarah dengan tokoh tokoh selain ke empat orang tersebut. Mereka terbelah menjadi

2 kubu : pendukung Ali dan pendukung Utsman. Dalam pertemuaan berikutnya dengan empat

rekannya, Abd al-Rahman menanyakan kepada Ali bin Abu Thalib, bahwa seandainya bukan

dia (Ali), siapa menurut pendapatnya yang patut menjadi khalifah. Ali menjawab : Utsman.

Pertanyaan yang sama di ajukan kepada Zubair dan Saad, dan jawaban mereka berdua sama

: Utsman. Terakhir pertanyaan yang sama diajukan pula kepada Utsman dan Utsman

menjawab Ali. Dengan demikian semakin jelas bahwa hanya dua calon untuk jabatan khalifah:

Ali dan Utsman. Kemudian Abd al-Rhman menanyakan kepadanya seandainya dia di pilih

7

Page 8: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

menjadi khalifah, sanggupkah dia melaksanakan tugasnya berdasarkan Alquran, sunah Rosull

dan kebijaksanaan dua khalifa sebelum dia. Ali menjawab bahwa dirinya berharap dapat

berbuat sejauh pengetahuaan dan kemampuaannya. Abd al-Rahman berganti mengundang

Utsman dan mengajukan pertanyaan yang sama kepadanya. Dengan tegas Utsma menjawab

“ya! Saya sanggup”. Berdasarkan jawaban itu Abd al-Rahman menyatakan Utsman menjadi

khalifah ketiga.

D. ALI BIN ABU THALIB (35-40H / 656-661M )

Ali bin Abu Thalib 12 tahun kemudian, diangkat menjadi khalifah yang ke empat melalui

pemilihan yang penyelenggaraannya jauh dari sempurna. Setelah para pemberontak

membunuh Utsman bin Affan, mereka mendesak Ali agar bersedia diangkat menjadi khalifah.

Ali menolak desakan para pemberontak, dan menanyakan dimana peserta (pertempuran)

Badar, dimana Thalhah, Zubair dan Saad, karena merekalah yang berhak menentukan

tentang siapa yang harus menjadi khalifah. Maka muncul lah tiga tokoh senior itu dan berbaiat

kepada Ali dan segera diikuti oleh orang banyak, baik dari kelompok Muhajirin maupun

kelompok Ansar. Orang pertama yang berbaiat kepada Ali adalah Thalhah bin Ubaidillah.

Perlu kiranya dikemukakan bahwa terdapat perbedaan antara pemilihan terhadap Abu Bakar

dan Utsman dan pemilihan terhadap Ali. Dalam dua pemilihan yang terdahulu meskipun mula

mula terdapat sejumlah orang yang menentang, tetapi setelah calon calon itu terpilih dan

diputuskan menjadi khalifah orang orang tersebut menerimanya dan ikut berbaiat serta

menyatakan kesetiaannya termasuk Ali, baik kepada Abu Bakar maupun terhadap Utsman.

Lain hal nya dalam pemilihan terhadap Ali penetapannya sebagai khalifah ditolak antara lain

oleh Muawiyah bin Abu Sofyan, gubernur di Suria yang keluarga Utsman, dengan alasan :

pertama Ali harus bertanggung jawabkan tentang terbunuhnya Utsman. Kedua, berhubung

wilayah Islam telah meluas timbul komunitas Islam, maka hak untuk menentukan pengisian

jabatan khalifah tidak lagi merupakan hak mereka yang berada di Madinah saja.

8

Page 9: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

KEHIDUPAN POLITIK PASCA KHULAFAURRASYIDIN

A.BANI UMAYYAH

Nama Bani Umayyah dalam bahasa arab berarti anak turun Umayyah,yaitu

Umayyah bin Abdul Syams,salah satu pemimpin dalam kabilah suku Quraisy. Abdul

Syams adalah saudara dari Hasyim,sama-sama keturunan Abdul Manaf,yang

menurunkan Bani Hasyim. Dari Bani Hasyim inilah lahir Nabi Muhammad.

Pada masa sebelum islam,Bani Umayyah selalu bersaing dalam Bani Hasyim. Pada

waktu itu,Bani Umayyah selalu bersaing dengan Bani Hasyim. Pada waktu itu,Bani

Umayyah lebih berperan dalam masyarakat mekah. Hal itu disebabkan mereka

menguasai pemerintahan dan perdagangan yang banyak bergantung kepada

pengunjung kakbah. Dipihak lain,Bani Hasyim adalah orang-orang yang berekonomi

sederhana.

Keadaan mulai berubah pada waktu Nabi Muhammad SAW,salah seorang dari Bani

Hasyim,mendapatkan wahyu Allah SWT untuk mengembangkan agama islam,Bani

Umayyah merasa bahwa kekuasaan dalam perekonomiannya terancam. Oleh sebab

itu,merka menjadi penentang utama dalam perjuangan Nabi Muhammad SAW.

1.Awal Berdirinya

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW,pemerintahan islam dipegang oleh Abu

Bakar as-Siddiq. Pada masa itu,Bani Umayyah merasa bahwa kelas mereka di bawah

kaum Anshar dan Muhajitin. Hal itu disebabkan,mereka masuk islam pada gelombang

yang terakhir,untuk mendapat kelas yang setingkat,mereka harus menunjukkan

perjuangan mereka dalam perang membela islam. Ketika itu,Muawiyyah bin Abu

Sufyan berjasa karena keterlibatannya dalam perang riddah untuk menumpas kaum

murtad. Pada masa pemerintahan usman bin Affan,Muawiyyah bin Abu Sufyan

diangkat menjadi gubernur di Suriah menggantikan saudaranya. Bani Umayyah juga

mendapatkan ketetapan bahwa mereka menjadi penguasa disana,sebagaimana orang

9

Page 10: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

Quraisy mendapatkan kekuasaan di Mekah. Hal itu juga disebabkan karena Usman bin

Affan adalah salah seorang Bani Umayyah .

Masa pemerintahan Ali bin Abi Talib menjadi awal perpecahan umat islam. Hal

ini disebabkan oleh kematian Usman bin Affan yang terbunuh.

2.Masa Pemerintahan

Muawiyyah bin Abu Sufyan mengawali pemerintahan 90 tahun Bani Umayyah di

Damaskus. Dalam peristiwa amul jama’ah yang menjadi titik awal pemerintahan

Bani Umayyah,Muawiyyah bin Abu Sufyan membuat kesepakatan dengan Hasan

bin Ali. Isi kedepakatan itu, antara lain mengenai pergantian kekuasaan yang akan

diserahkan kepada musyawarah umat islam. Umat islam berhak menentukan siapa

yang akan menjadi khlifah,akan tetapi,muawiyyah bin Abu Sufyan melanggar

kesepakatan itu. Ia mewariskan kekuasaan secara turun-temurun kepada anggota

Bani Umayyah. Hal inilah yang menyebabkan munculnya perlawanan dari

masyarakat yang kecewa terhadapnya.

Pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan,umat islam menyebrangi

sungai Oxus,menguasai daerah Balkh, Bukhara, Khawarizm, Fergana dan

Samarkan. Umat islam juga memasuki India dan menguasai

Balukistan,Sind,Punjab,dan Multan.

Penyebaran islam dilanjutkan pada masa al-Walid nin Abdul Malik. Pada tahun

711 M,Tariq bin Ziyad menaklukan Aljazair dan Maroko. Ia bahkan menyebrang ke

Spanyol dan menguasai Kordoba,Sevilla,Elvira,dan Toledo. Sebuah gunung batu

tempat di mana Tariq bin Ziyad mendarat diabadikan dengan namanya,yaitu jabal

Tariq dan sekarang termahsyur dengan nama Gibraltar. Sejak saat itulah islam

mulai menyebar di Eropa serta mengembangkan berbagai macam ilmu

pengetahuan dari sana.

10

Page 11: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

3.Keruntuhan Bani Umayyah

Bani Umayyah mengalami keruntuhan oleh banyak hal,diantaranya adalah

terbaginya kekuasaan Daulah Bani Umayyah ke dalam dua wilayah. Kholifah Marwah

bin Muhammad berkuasa di wilayah semenajung Tanah Arab,dan Kholifah Yazid bin

Umar berkuasa di wilayah Wasit. Namun yang paling kuat diantara kedua wilayah

tersebut adalah yang berpusat di Semenanjung Tanah Arab. Sehingga para pendiri

kerajaan Daulah Bani Abbasiyah terus menerus mengatur strateginya untuk

menumbangkan Kholifah Marwan dengan cara apapun,termasuk menghabisi

nyawanya. Pembunuhan terhadap Marwan bin Muhammad dan Yazid bin Umar

momwnt inilah yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran daulah Bani Umayyah

yang sudah berkuasa selama 90 tahun.

B.BANI ABBASIYAH

1.Pembangunan Daulah Bani Abbasiyah

Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul Mutholib,paman

Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin

Al-Abbas,atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Daulah Bani

Abbasiyah berdiri antara tahun 132-656/750-1258 M. Lima setengah abad lamanya

keluarga Abbasiyah menduduki singgasana khalifah islamiyah. Pusat

pemerintahannya di kota Baghdad.

Tokoh pendiri Daulah Bani Abbasiyah adalah: Abul Abbas As-Saffah,Abu Ja’far Al-

Mansur,Ibrahim Al-Imam dan Abu Muslim Al-Khurasani. Bani Abbasiyah mempunyai

khalifah sebanyak 37 orang. Dari masa pemerintahan Abul Abbas As-Saffah sampai

Khalifah Al-Watsiq Billah agama islam mencapai masa keemasan ( 132-232 H/749-

879 M). Dan pada masa kholifah Al-Mutawakkil sampai dengan Al-Mu’tashim,islam

mengalami masa kemunduran dan keruntuhan akibat serangan bangsa Mongol

Tartar pimpinan Hulakho Khan pada tahun 656 H/1258 M.

11

Page 12: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

2.Perbedaan antara kekuasaan dinasti Abbasiyah dengan kekuasaan Dinasti bani Umayah,diantaranya adalah:

Dinasti Umayyah sangat bersifat Arab Orientid,artinya dalm segala hal para

pejabatnya berasal dari keturunan Arab murni,begitu pula corak peradaban yang di

hasilakn pada dinasti ini.

Dinasti Abbasiyyah disamping bersifat arab murni,juga sedikit banyak telah

terpengaruh dengan corak pemikiran dan peradaban Persia,Romawi Timur,Mesir

dan sebagainya.

Pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah,luas wilayah kekuasaan islam semakin

bertambah,meliputi wilayah yang telah dikuasai Bani Umayyah,antara lain

Hijaz,YamanUtara dan Selatan, Oman, Kuwait, Irak, Iran (Persia),

Yordania,Palestina, Lebanon, Mesir, Tunisia,Al-jazair, Maroko, Spanyol, Afganistan

dan Pakistan dan meluas sampai ke Turki, Cina dan juga India.

3.Bentuk-Bentuk peradaban islam pada masa Daulah abbasiyah

Adapun bentuk-bentuk peradaban islam pada masa daulah Bani Abbasiyah

adalah sebagai berikut:

a.Kota-Kota Pusat PeradabanDiantara kota pusat peradaban pada masa dinasti Abbasiyah adlah Baghdad dan

Samarra. Baghdad merupakan ibu kota Negara kerajaan Abbasiyah yang didirikan

Kholifah Abu Ja’far Al-Mansur (754-775 M) pada tahun 762 M. Sejak awal berdirinya

kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan.

Sedangkan kota Samarra terletak di sebelah timur sungai Tigris,yang berjarak + 60

km dari kota Baghdad. Didalamnya terdapat 17 istana mungil yang menjadi contoh

seni bangunan islam di kota-kota lain.

b.Bidang Pemerintahan.

12

Page 13: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

Dalam pembagian wilayah (provinsi),pemerintahan Bani Abbasiyah menamakannya

dengan Imaraat,gubernurnya bergelar Amir/Hakim. Imaraat saat itu ada 3 macam

yaitu: Imaraat Al-Istikhfa,Al-Amaarah Al-Khassah dan Imaraat Al-Istilau. Kepada

wilayah/imaraat ini diberi hak-hak otonomi terbatas,sedangkan desa/al-Qura dengan

kepala desanya as-Syaikh al-Qoryah diberi otonomi penuh. Dinasti Abbasiyah juga

telah membentuk angkatan perang yang kuat. Kholifah juga membentuk Baitul

Mal/Departemen keuangan untuk mengatur keuangan Negara khususnya.

Disampaing itu khalifah juga membentuk badan peradilan guna membantu khalifah

dalam urusan hokum.

c.Bangunan Tempat Pendidikan dan Peribadatan Diantara bentuk bangunan yang dijadikan sebagai lembaga pendidikan adlah

madrasah. Madrasah yang terkenal saat itu adalah Madrasah Nizamiyah,yang

didirikan di Baghdad,Isfahan,Nisabur,Basrah,Tabaristan,Hara dan Musol oleh Nizam

al-Mulk seorang perdana mentri pada tahun 456-486 H. Selain madrasah terdapt

juga Kuttab,sebagai lembaga pendidikan dasar dan menegah,Majlis Muhadhoroh

sebahai tempat pertemuan dan diskusi para ilmuan,serta Darul Hikmah sebagai

perpustakaan.

Disamping itu juga terdapat masjid seperti masjid Cordova,Ibnu Toulun,Al-Azhar dan

lain sebagainya.

d.Bidang ilmu pengetahuanIlmu pengetahuan pada masa Daulah Bani Abbasiyah terdiri dari ilmu naqli dan ilmu

aqli. Ilmu naqli terdiri dari Ilmu Tafsir,Ilmu Hadits,Ilmu Fiqih,Ilmu Kalam,Ilmu

Tasawwuf dan Ilmu Bahasa. Adapun Ilmu Aqli seperti: Ilmu Kedokteran,Ilmu

perbintangan,Ilmu Kimia,Ilmu Pasti,Logika,Filsafat dan Geografi.

4.Kemunduran Daulah Bani AbasiyahKehancuran Dinasti Abbasiyah ini tidak terjadi dengan cara spontanitas,

melainkan melalui proses yang panjang yang diawali oleh berbagai pemberontakan

dari kelompok yang tidak senang terhadap kepemimpinan Kholifah Abbasiyah.

Disampin itu juga kelemahan kedudukan kekholifahan dinasti Abbasiyah di

13

Page 14: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

Baghdad,disebabkan oleh luasnya wilayah kekuasaan yang kurang

terkendali,sehingga menimbulkan disintegrasi wilayah.

Diantara kelemahan yang menyebabkan kemunduran Dinasti Abbasiyah adalah

sebagai berikut:

a. Mayoritas kholifah Abbasiyah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadinya

dan cenderung hidup mewah.

b. Luasnya wilayah kekuasaan Abbasiyah,sementara komunikasi pusat dengan daerah

sulit dilakukan

c. Ketergantungan kepada tentara bayaran

d. Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki dan Persia,yang menimbulkan

kecemburuan bagi bangsa Arab murni.

e. Permusuhan antar kelompok suku dan agama.

f. Perang salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.

Penyerbuan tentara Mongol di bawah pimpinan Panglima Hulagu Khan yang

menghancurleburkan kota Baghdad.

14

Page 15: Fiqih siyasah - Marhamahsaleh's Weblog | Berhenti … · Web viewMakalah ini ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Fiqh Siyasah. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

Daftar Pustaka

Sadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara: Ajaran, sejarah da pemikiran. Jakarta: UI

Press,1990

Haludhi, khuslan dan Sa’id, Abdurrohim, Integrasi Budi Pekerti Dalam Pendidikan

Agama Islam. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2004

15