FIQIH solat.doc

45
Tugas Kelompok 02 FIQH SHOLAT Makalah ini disusun sebagai syarat terpenuhinya Mata Kuliah : Fiqh Dosen Pembimbing : Ujang Effendi,S.Pd.I Di Susun Oleh : Asep Rohman : 1111050114 Bagus Mandala : 1111050158 Dwi Nurhayati : 1111050111

Transcript of FIQIH solat.doc

Page 1: FIQIH solat.doc

Tugas Kelompok 02

FIQH

SHOLAT

Makalah ini disusun sebagai syarat terpenuhinya

Mata Kuliah : Fiqh

Dosen Pembimbing : Ujang Effendi,S.Pd.I

Di Susun Oleh :

Asep Rohman : 1111050114

Bagus Mandala : 1111050158

Dwi Nurhayati : 1111050111

TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH

IAIN RADEN INTAN LAMPUNG

2011

Page 2: FIQIH solat.doc

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt. Atas limpahan

Rahmat Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “ FIQH SHALAT “.

Shalawat berserta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita

Nabi Besar Muhammad SAW.

Penting untuk diketahui bahwasanya shalat memiliki banyak hal yang perlu

dikaji , sebagai umat muslim yang baik selain diwajibkan untuk mendirikannya, kita

juga harus mengetahui hal-hal pokok yang menjadi bagian dari shalat itu sendiri.

Pengetahuan dan pemahaman yang baik akan melandasi kita untuk senantiasa

mengamalkannya dengan baik pula.

Tak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini juga tidak lepas

dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu perlu adanya penyempurnaan demi

mencapai suatu kajian yang lebih baik lagi.

Semoga makalah yang telah dibuat ini dapat mendongkrak semangat kita

untuk senantiasa menjalankan ibadah shalat dengan mengharapkan Ridha-Nya.

Bandar Lampung, Nopember 2011

Penyusun

ii

Page 3: FIQIH solat.doc

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................3

A. Shalat.............................................................................................3

1. Pengertian dan Sejarah Shalat.............................................3

2. Sejarah Singkat Shalat.........................................................4

3. Dasar Perintah Shalat..........................................................5

B. Mawakitu Sholat............................................................................7

1. Waktu-waktu shalat fardhu.................................................8

2. Waktu-waktu terlarang.......................................................11

3. Tidur atau lupa melakukan shalat.......................................11

C. Adzan dan Iqamah..........................................................................12

1. Pengertian Adzan dan Iqamah............................................12

2. Sejarah Adzan dan Iqamah.................................................12

3. Bacaan dan Tata Cara Adzan..............................................15

D. Masjid.............................................................................................16

1. Pengertian Masjid...............................................................16

2. Sejarah Masjid....................................................................16

3. Fungsi dan Peranan Masjid................................................17

E. Shalat Fardhu..................................................................................18

1. Pengertian Shalat Fardhu....................................................18

2. Tata Cara Melaksanakan Shalat.........................................19

iii

Page 4: FIQIH solat.doc

3. Shalat Berjamaah................................................................20

F. Shalat Tathawwu’...........................................................................22

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Shalat Tathawwu’............22

2. Shalat-shalat Tathawwu’.....................................................22

III KESIMPULAN.................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28

iv

Page 5: FIQIH solat.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Kaum muslim sebagai umat Nabi Muhammad SAW adalah yang senentiasa

menegakkan shalat. Tapi sempurnakah shalat anda? Seringkah anda melalaikan

shalat? Tanpa kita sadari seringkali kita masih menganggap sepele akan shalat,

padahal sebetulnya shalat adalah yang utama dari agama Islam.

Shalat adalah ibadah yang di wajibkan Allah swt dimana perintah itu di sampaikan

secara langsung dalam peristiwa isra’ mi’raj. Shalat dalam agama Islam menempati

kedudukan yang tidak dapat di tandingi oleh ibadat manapun juga, karena shalat

merupakan tiang agama. Shalat juga merupakan amalan hamba yang pertama dihisab

pada hari kiamat. Dan shalat adalah wasiat terakhir yang diamanatkan oleh

Rasulullah saw. kepada umatnya sewaktu hendak berpisah meninggalkan dunia,

karena dengan meninggalnya umat maka hilanglah pula agama secara

keseluruhannya.

Karena shalat merupakan saat hamba memujat kepada Allah swt. Maka kita sebelum

melaksanakan shalat diwajibkan untuk bersuci (thaharah) terlebih dahulu, baik suci

dari hadast(hadast besar dan hadast kecil) maupun najis. Bersuci dari hadast besar dan

hadast kecil dengan mandi, mengerjakan wudhu dan tayammum. Najis adalah

kotoran yang bagi setiap Muslim wajib mensucikan diri dari padanya dan mensucikan

apa yang dikenainya.Bersuci dari najis dengan menghilangkan najis yang ada di

badan, tempat dan pakaian.

Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan

harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.

Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat.

1

Page 6: FIQIH solat.doc

Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang

siapa mendirikan shalat. Maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa

meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirikan

dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut

merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik

sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat sunah.

Kedudukan thaharah itu sangat penting karena merupakan pangkal pokok dari ibadat

yang menjadi penyongsong bagi manusia dalam menghubungkan diri dengan Tuhan.

Kewajiban dan syi’ar yang paling utama adalah shalat, ia merupakan tiang Islam dan

ibadah harian yang berulang kali. Ia merupakan ibadah yang pertama kali dihisab atas

setiap mukmin pada hari kiamat. Shalat merupakan garis pemisah antara iman dan

kufur, antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir, Kewajiban dan syi’ar yang

paling utama adalah shalat, ia merupakan tiang Islam dan ibadah harian yang

berulang kali. Ia merupakan ibadah yang pertama kali dihisab atas setiap mukmin

pada hari kiamat. Shalat merupakan garis pemisah antara iman dan kufur, antara

orang-orang beriman dan orang-orang kafir.

Dengan melaksanakan ibadah shalat kita menghidupkan kesadaran tauhid dan

memantapkannya didalam hati, menghapus kepercayaan dan ketergantungan kepada

berbagai kuasa gaib yang disembah dan diseru oleh orang muslim, untuk meminta

pertolongan. Kesadaran seorang Muslim akan keagungan Allah akan menimbulkan

kesadaran betapa hina dan rendahnya semua makhluk-Nya.

2

Page 7: FIQIH solat.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Shalat

1. Pengertian Shalat

Shalat (Bahasa Arab: ,(صالة merujuk kepada ritual ibadah pemeluk agama Islam.

Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara

Rasulullah SAW sebagai figur dalam melaksanakan perintah Allah.

Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa. Kata Salat itu

sendiri dalam bahasa Arab, berasal dari kata "tselota" dalam bahasa Aram (Suriah)

yaitu induk dari bahasa di Timur Tengah. Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna

serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul

ihram dan diakhiri dengan salam. Kewajiban shalat termasuk rukun islam, di

wajibkan ketika Rasulullah saw mi’raj.

Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran Allah. Yaitu

musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar maka, serempak jiwanya

bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi-Mahamulia. Sementara

musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk

menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan

(makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.Selesai memuji,

memohon ampun dan pertolongan-Nya, kembali turun ke Shalat, sebagaimana

disyariatkan oleh Islam, bukanlah sekedar hubungan ruhani dalam kehidupan seorang

Muslim.

Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan

keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan

kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat’ ketentuan waktunya

3

Page 8: FIQIH solat.doc

dan kewajiban-kewajiban lainnya’ seperti gerakan, tilawah, bacaan-bacaan dan

perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan

ini semuanya maka shalat punya nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya berdoa

selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan kesejahteraan

yang diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat berawal dengan

takbir ihram, Allahu Akbar dan berakhir dengan salam

Kebanyakan ulama termasuk Maliki dan Syafi’I mengatakan bahwa shalat yang wajib

itu hanyalah lima, yaitu subuh, dzuhur, ashar, maaghrib dan isya’1. Pembatasan ini di

dasarkan pada hadits yang mengatakan bahwa seorang a’rabi datang kepada Nabi dan

bertanya tentang islam, Beliau bersabda yang artinya “lima shalat sehari semalam”,

kemudian orang itu bertanya lagi “apakah ada yang wajib atasku selain itu?” . Dan

Rasulpun menjawab “tidak, kecuali engkau hendak bertathawu”.

Akan tetapi Abu Hanifah dan sahabatnya berpendapat bahwa shalat witir juga

termasuk shalat wajib. Mereka mengemukakan dalil, yang verupa hadits yang

menekankan pentingnya shalat witir seperti yang berasal dari Amr Ibn Syuaib2.

2. Sejarah Singkat Shalat

Shalat lima waktu diwajibkan bagi umat Islam pada 27 Rajab tahun ke-11 diutusnya

Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul.Bagi umat Islam, shalat adalah perintah

Allah yang wajib dilaksanakan dalam keadaan dan kondisi apa pun. Bagi yang tidak

melaksanakannya, dia berdosa. Sebab, shalat lima waktu itu hukumnya fardhu 'ain

(diwajibkan atas setiap Muslim laki-laki maupun perempuan)

1Lahmuddin nasution.Fiqih 1.Hal.55 2 Ibid. Hal 56

4

Page 9: FIQIH solat.doc

Ibnu Manzhur dalam kitabnya, Lisanul 'Arab, menjelaskan, shalat dari Allah adalah

pujian, sedangkan dari makhluk (malaikat, manusia, dan jin) adalah berdiri, rukuk,

sujud, berdoa, istighfar, dan tasbih. Sedangkan shalat dari burung dan serangga serta

tumbuhan dan benda-benda adalah tasbih. Adapun menurut istilah syara, shalat

adalah ibadah yang dikerjakan umat Islam dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri

dengan salam, sesuai dengan syarat dan rukunnya. Pendapat ini dikemukakan oleh

Imam Taqiyuddin Abi Bakr bin Muhammad al-Husaini al-Hishni ad-Dimasqy as-

Syafii dalam kitabnya.

Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti Allah mewajibkan

zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar

biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana

proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan

sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj,

umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara terang-terangan

menolak kebenarannya itu, yang setengah-tengahnya dan yang yakin sekali

kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan

kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal-amal yang

lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang

lainnya.

3. Dasar Tentang Kewajiban Shalat

Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka dalam hal itu Allah SWT

memerintahkan makhluk-Nya untuk melaksanakan shalat tersebut sesuai dengan

firman-firman-Nya dalam Al-Qur’an

1. Surat Al Baqarah ayat 43

�ن� عي اك الر� �ع�و�ام�ع� ك �وة�و�ار� ك الز� �و� و�آت �ىة� الص�ل �م�و� �قي و�ا

5

Page 10: FIQIH solat.doc

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang –

orang yang ruku”.

2. Surat Al Baqarah ayat 110

Artinya : “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu

usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi

Allah sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan”.

3. Surat Al Ankabut ayat 45

Artinya: “Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji

dan munkar”.

4. Surat An Nuur ayat 54

�م� �ك �ع�ل ل و�ل� س� االر� �ع�و� �طي و�ا �وة� ك الز� �و� و�آت �ة� الص�ال �م�و� �قي و�ا

ح�م�و�ن� �ر� تArtinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar

supaya kalian semua diberi rahmat. Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada

kata – kata perintah shalat dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya

dengan perkataan “dirikanlah”.

Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga

banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji

6

Page 11: FIQIH solat.doc

dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga

mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan, maka

mereka tidak akan berbuat jahat

B. Mawakitu Shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وت�ا و�ق� م� ك�ت�اب�ا ن�ين� ؤ�م� ال�م� ع�ل�ى ك�ان�ت� ال�ة� �الص �إ�ن

“Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang ditetapkan waktunya bagi

kaum mukminin.” (An-Nisa`: 103)

Shalat dianggap sah dikerjakan apabila telah masuk waktunya. Dan shalat yang

dikerjakan pada waktunya ini memiliki keutamaan sebagaimana ditunjukkan dalam

hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Sebaliknya, bila shalat telah disia-

siakan untuk dikerjakan pada waktunya maka ini merupakan musibah karena

menyelisihi petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadits Abdullah bin ‘Amr ibnul ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

7

Page 12: FIQIH solat.doc

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang waktu shalat (yang lima),

beliau pun menjawab, “Waktu shalat fajar adalah selama belum terbit sisi matahari

yang awal. Waktu shalat zhuhur apabila matahari telah tergelincir dari perut

(bagian tengah) langit selama belum datang waktu Ashar. Waktu shalat ashar selama

matahari belum menguning dan sebelum jatuh (tenggelam) sisinya yang awal. Waktu

shalat maghrib adalah bila matahari telah tenggelam selama belum jatuh syafaq1.

Dan waktu shalat isya adalah sampai tengah malam.” (HR. Muslim no. 1388)

1. Waktu-Waktu Shalat Fardhu

Waktu-waktu shalat fardhu terbagi atas :

a. Shalat Isya’

waktu shalat isya’ bermula dengan hilangnya syafah merah dan berlangsung

hingga seperdua malam3 . Dari Aisyah, katanya:

Artinya: “Para sahabat melakukan shalat isya’ diantara terbenamnya mega

merah sampai sepertiga malam yang pertama. Telah bersabda Rasulullah

saw; kalau tidaklah aku memberatkan umatku tentu ku suruh mereka

mengundurkan isya sampai sepertiga atau seperdua malam.(HR Ahmad, Ibnu

Majah Turmidi yang menyatakan syahnya).

3 Sayyid Sabiq.Fiqih Sunah 1. Hal 208

8

Page 13: FIQIH solat.doc

b. Shalat Shubuh

Shalat subuh ini memiliki dua nama yaitu fajar dan subuh. Al-Qur`an

menyebutkan dengan nama shalat fajar sedangkan As-Sunnah kadang

menyebutnya dengan nama fajar dan di tempat lain disebutkan dengan nama

subuh. Waktu shalat shubuh bermula dari saat terbitnya fajar shiddiq dan

berlangsung sampai terbitnya matahari

Awal waktu shalat fajar adalah saat terbitnya fajar kedua atau fajar shadiq

sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di

atas. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat ini di waktu

ghalas, bahkan terkadang beliau selesai dari shalat fajar dalam keadaan alam

sekitar masih gelap (waktu ghalas), sebagaimana ditunjukkan dalam hadits

Aisyah radhiyallahu ‘anha:

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata menyampaikan sabda Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Siapa yang lupa dari mengerjakan shalat, maka hendaklah ia

mengerjakannya ketika ingat, karena Allah berfirman: ‘Tegakkanlah shalat

untuk mengingat-Ku”.

c. Salat Dzuhur

Waktu shalat dzuhur bermula dari tergelincirnya matahari dari tengah-tengah

langit dan berlangsung sampai bayangan sesuatu itu sama panjang dengan

selain bayangan sewaktu tergelincir.

Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu berkata:

9

Page 14: FIQIH solat.doc

ر� الظ"ه� ل%ي ي�ص� وسلم عليه الله صلى الن�ب�ي" ك�ان�

م�س� �الش ت� د�ح�ض� �ذ�ا إ

“Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat zhuhur ketika matahari

tergelincir.” (HR. Muslim no. 1403)

Hadits ini menunjukkan disenanginya menyegerakan shalat zhuhur, demikian

pendapat Asy-Syafi’i rahimahullahu dan jumhur ulama.

d. Shalat ashar

Waktu shalat ashar bermula bila bayang-bayang suatu benda itu telah sama

panjang dengan benda itu sendiri, yakni setelah bayangan waktu tergelincir

dan berlangsung hingga terbenam matahari .

Waktu shalat ashar itu ada 5 macam4:

1. Waktu fadhilah atau utama ialah pada awal waktunya

2. Waktu ikhtiar atau waktu biasa berlangsung sampai bayang-bayang

sesuatu itu ada 2 kali panjangnya

3. Waktu diperbolehkan tanpa makruh yakni dari waktu ikhtiar sampai

kuningnya matahari

4. Waktu diperbolehkan tapi makruh yakni pada saat kuning hingga

terbenamnya matahari

5. Waktu uzur ialah waktu dzuhur bagi orang yang diberi kesempatan untuk

menjamak waktu shalat ashar dengan dzuhur disebabkan dalam perjalanan

atau waktu yang uzur ini dinamakan ada’I yakni mengerjakan pada

waktunya dan jika telah luput pada kesemuanya disebabkan terbenamnya

matahari maka disebut qada.

4 Dari Nawawi.Syarah Muslim

10

Page 15: FIQIH solat.doc

e. Shalat Maghrib

Waktu shalat maghrib mulai masuk bila matahari mulai terbenam dan

tersembunyi dibalik tirai dan berlangsung sampai terbenam syafaq atau awan

merah 5.

2. Waktu-Waktu Terlarang

Waktu-waktu yang dilarang untuk mengerjakan shalat adalah sebagai berikut6,

1. sesudah shalat shubuh sampai terbit matahari .

2. Sesudah shalat ashar sampai matahari terbenam.

3. Ketika terbitnya matahari sampai naik kira-kira sepenggalahan.

4. Ketika istiwa’( tengah hari) tepatnya ditengah langit sampai tergelincir.

5. Ketika matahari mulai terbenam sampai benar-benar terbenam .

3. Tertidur Atau Lupa Waktu Shalat

Barang siapa yang tertidur atau lupa melakukan shalat maka waktunya ialah

ketika ia sadar dan ingat pada-Nya. Berdasarkan hadist Abu Qatadah7:

Artinya: “ Mereka menceritakan pada Nabi SAW perihal mereka sewaktu

tertidur hingga lupa waktu shalat. Maka sabdanya : ‘ tidaklah tertidur itu

dianggap lalai. Yang dikatakan lalai ialah disaat bangun; maka bila salah 5 Berdasarkan Hadits dari Abdullah bin Umar6 Sayyid Sabiq.Fiqih Sunah 1. hal,2277 HR Bukhari Muslim

11

Page 16: FIQIH solat.doc

seorang diantaramu lupa mengerjakan suatu shalat atau tertidur hendaklah

ia melakukannya disaat ia ingat, dan tak ada kafarat atau denda atasnya

selain demikian”.

B. Adzan Dan Iqomah

1. Pengertian Adzan dan Iqamah

Adzan berasal dari bahasa arab yang artinya pemberitahuan, sedangkan

menurut istilah adalah ucapan yang telah di tentukan untuk memberitahukan

masuknya waktu shalat fardu.

Allah swt berfirman;

Artinya;”Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah di tentukan

waktunya bagi orang-orang yang beriman”(QS An Nisa : 103)

Iqomah adalah pemberituhuan bahwa shalat akan segera di mulai, dengan

menggunakan bacaan yang telah di tentukan. Mengenai syarat, sunah, makruh, dan

yang membatalkannya sama dengan adzan8.

2. Sejarah Adzan dan Iqomah

Adzan mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari Nabi

Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana

cara memberitahu masuknya waktu salat dam mengajak orang ramai agar berkumpul

ke masjid untuk melakukan salat berjamaah.

8 H M Masykuri Abdurrahman. Kupas Tuntas Shalat1.2007

12

Page 17: FIQIH solat.doc

Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya

dikibarkan bendera sebagai tanda waktu salat telah masuk. Apabila benderanya telah

berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga

yang mengusulkan supaya ditiup trompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk

agama Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang

biasa dilakukan oleh orang Nasrani. ada seorang sahabat yang menyarankan bahwa

manakala waktu salat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat yang tinggi

dimana orang-orang bisa dengan mudah melihat ketempat itu, atau setidak-tidaknya

asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Yang melihat api

itu dinyalakan hendaklah datang menghadiri salat berjamaah.

Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi, tetapi beliau menukar lafal itu

dengan assalatu jami’ah (marilah salat berjamaah). Lantas, ada usul dari Umar bin

Khattab jikalau ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim

untuk salat pada setiap masuknya waktu salat. Kemudian saran ini agaknya bisa

diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad SAW juga menyetujuinya.

Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid berkata sebagai berikut: "Ketika

cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam dalam

tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng.

Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud hendak menjual

lonceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual kepadaku saja.

Orang tersebut malah bertanya," Untuk apa? Aku menjawabnya, "Bahwa dengan

membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan

salat." Orang itu berkata lagi, "Maukah kau kuajari cara yang lebih baik?" Dan aku

menjawab "Ya!" Lalu dia berkata lagi dan kali ini dengan suara yang amat lantang.

13

Page 18: FIQIH solat.doc

Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad.SAW, dan menceritakan

perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad. SAW, berkata, "Itu mimpi

yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana

mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia

memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal."

Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar ia juga menceritakannya kepada

Nabi Muhammad, SAW.

Setelah lelaki yang membawa lonceng itu melafalkan adzan, dia diam sejenak, lalu

berkata: "Kau katakan jika salat akan didirikan ( )

Begitu subuh, aku mendatangi Rasulullah SAW kemudian kuberitahu beliau apa yang

kumimpikan. Beliaupun bersabda: "Sesungguhnya itu adalah mimpi yang benar,

insya Allah. Bangkitlah bersama Bilal dan ajarkanlah kepadanya apa yang kau

mimpikan agar diadzankannya (diserukannya), karena sesungguhnya suaranya lebih

lantang darimu." Ia berkata: Maka aku bangkit bersama Bilal, lalu aku ajarkan

kepadanya dan dia yang berazan. Ia berkata: Hal tersebut terdengar oleh Umar bin al-

Khaththab ketika dia berada di rumahnya. Kemudian dia keluar dengan selendangnya

yang menjuntai. Dia berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar,

sungguh aku telah memimpikan apa yang dimimpikannya." Kemudian Rasulullah

SAW bersabda: "Maka bagi Allah-lah segala puji.

14

Page 19: FIQIH solat.doc

3. Bacaan dan Tata Cara Adzan dan Iqomah

Bacaan adzan

Bacaan iqomah

Syarat adzan dan iqomah

1. Islam.

2. Tamyiz(berakal dan baligh) jadi tidak sah adzan dan iqamah anak

kecil,orang gila dan orang mabuk.

15

Page 20: FIQIH solat.doc

3. Laki-laki .

4. Masuk waktu

5. Berurutan (tertib)

Sunah adzan dan iqomah

1. Memghadap kiblat

2. memalingkan wajah ke arah kanan ketika mengucap lafal

dan lafal

3. meletakkan dua jari telunjuk di kedua telinga ketika adzan

4. melafalkan bacaan secara perlahan-lahan

5. mambaca ketika adzan subuh

6. mengeraskan suara dalam adzan

7. mambaca doa setelah adzan

Yang membatalkan adzan dan iqomah

1. Murtad

2. Mabuk

3. Pingsan

4. Gila

5. Memutus adzan atau iqomah dengan diam atau bicara yang lama

6. Meninggalkan kalimat yang telah di tentukan

D. Masjid

1. Pengertian Masjid

Masjid menurut bahasa berasal dari bahasa arab yaitu sajada yag berarti tempat

sujud.Sedangkan menurut istilah ialah tempat dimana kita menjalankan ibadah seperti

shalat dan melakukan kegiatan-kegiatan agama lainnya9.

9 Drs.Sidi gazalba,Mesjid.hal.117

16

Page 21: FIQIH solat.doc

Setiap muslim juga boleh melakukan shalat diwilayah manapun terkecuali kuburan

dan tempat yang bernajis, dan juga tempat dimana syariat islam tidak

memperblehkan.

Masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, ialah masjid Quba

yang terletak diMadinah. Dan dimasjid ini pula Nabi melaksanakan shalat jum’at

yang pertama kali, selanjutnya nabi pun membangun masjid yang kedua yang

letaknya diMekkah ialah masjid Nabawi.

2. Fungsi dan peranan Masjid

Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah swt. Tempat shalat, dan

tempat beribadah kepada-Nya. Selain itu fungsi masjid ialah10 :

1. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri

kepada Allah swt.

2. Masjid adalah tempat bermusyawarah,berkonsultasi, mengajukan kesulitan-

kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan kaum muslimin, dan berguna

memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

3. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan bergotong-

royongan didalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

Selain mempunyai fungsi masjid juga memiliki peran sebagai berikut11 :

1. Kalender islam yaitu tahun hijriah dimulai dengan pendirian masjid yang

pertama, yaitu pada tanggal 12 rabiul awwal, permulaan tahun hijriah

selanjutnya jatuh pada tanggal 1 muharram.

2. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok kaum Muhajirin

dan Anshar dengan satu landsaan keimanan kepada Allah swt.

10 Abdul Baqir Zien,Masjid-masji bersejarah di Indonesia. Hal 711 Drs.Sidi Gazalba.Mesjid. Hal 10

17

Page 22: FIQIH solat.doc

3. Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong-royong untuk

kemaslahatan bersama.

Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika masjid-

masjid sekarang ini banyak yang menyesuaikan diri dengan ilmu dan teknologi.

Artinya masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat tetapi juga sebagai

wadah beraneka kegiatan berjamaah / umat islam karena masjid merupakan integritas

dan identitas umat islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya dan peranan

masjid tidak hanya menitikberatkan pada pola aktivitas yang bersifat akhirat tetapi

memperpadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas duniawi.

Memasuki zaman keemasan islam masjid mengalami penyusuaian dan

penyempurnaan. Corak penyesuaian dengan tuntutan zama yang terjadi itu tidak

kalah fungsionalnya dibanding optimalisasi nilai dan makna masjid dizaman

Rasulullah SAW. dalam perkembangan yang terakhir masjid mulai memperhatikan

kiprah operasional yang menyangkut bangunan, tujuan dan segala kegiatan.

E. Shalat Fardhu

1. Pengertian Shalat Fardhu

Shalat fardhu adalah shalat yang diwajibkan kepada umat muslim yang telah

memenuhi syarat-syarat tertentu. Hukumnya adalah wajib yaitu apabila di laksanakan

mendapatkan pahala dan apabila di timggalkan mendapat dosa. Terbagi atas lima

waktu dalam satu hari semalam yaitu:12

1. Shalat Isya’

2. Shalat Subuh

3. Shalat Dzuhur

4. Shalat Ashar

12 Sayyid Sabiq.Fiqh sunah 1.Hal 191

18

Page 23: FIQIH solat.doc

5. Shalat Maghrib

2. Tata Cara Mengerjakan Shalat

Berikut ini merupakan kajian-kajian mengenai tata cara mengerjakan shalat13

Syarat wajib shalat lima waktu :

1. Islam

2. Suci dari kotoran(najis)

3. Berakal

4. Baligh

5. Merdeka(bukan budak)

6. Terjaga

Syarat sah shalat :

1. Suci dari hadast besar dan kecil

2. Suci badan, Fikiran, dan tempat ibadah dari najis

3. Menutup aurat

4. Mengetahui masuknya waktu shalat

5. Menghadap kiblat

Rukun-rukun shalat :

1. Niat

2. Berdiri bagi yang kuasa

3. Takhbiratul ihram

4. Membaca surat Al-fatihah

5. Ruku’

6. I’tidal

7. Sujud dua kali

13 Lahmuddin nasution.Fiqih 1. Hal.66

19

Page 24: FIQIH solat.doc

8. Duduk antara dua sujud

9. Duduk akhir

10. Membaca tasyahud akhir

11. Membaca shalawat

12. Memberi salam yang pertama

13. Tertib

Hal-hal yang membatalkan shalat

1. Meninggalkan salah satu rukun dengan disengaja

2. Meninggalkan salah satu syarat dengan disengaja

3. Sengaja berbicara dengan kata-kata

4. Banyak bergerak

5. Makan atau minum

2. Shalat Berjamaah

Shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sana yang terdiri atas

seorang imam dan makmum. Dan hakikat jamaah ialah mengadakan perikatan

antara imam dengan makmum.

Syarat-syarat shalat jamaah, diantaranya :

1. Dengan sengaja (berniat) mengikuti imam.

2. Mengetahui semua yang dikerjakan imam baik langsung maupun tidak

langsung.

3. Jangan berada lebih depan dari imam.

4. Jangan ada dinding yang memisahkan antara imam dan makmumnya, kecuali

makmum wanita.

5. Jangan mendahului gerakan imam.

Dari keterangan-keterangan diatas di ketahui bahwasanya mendirikan shalat adalah

fardhu,dan mengerjakannya cesara berjamaah adalah fardu pula.karena itu apabila

20

Page 25: FIQIH solat.doc

seseorang melaksanakan shalat secara sendirian shalat nya adalah sah walaupun ia

berdosa karena tidak berjamaah.

Hadits yang menyatakan; bahwa shalat jamaah di lebihkan atas shalat sendirian 27

derajat, hanya memberikan pengertian bahwa shalat sendirian itu sah, bukan member

pengertian bahwa berjamaah itu tidak wajib.

Kemudian hendaklah di ketahui, bahwa sebagian ulama berpendat akan sahnya shalat

sendirian tertentu bagi orang yang uzur menghadiri jamaah. Dan bahwa derajat yang

di dapati oleh orang yang melaksanakan sendirian hanya satu derajat.

Orang-orang Yang Diwajibkan Menghadiri Jamaah

Orang-orang yang diwajibkan menghadiri jamaah ialah tiap-tiap orang lelaki yang

mukalaf dari penduduk kampung yang sampai suara adzan ke tempatnya dan tidak

berhalangan menghadirinya.

Yang dibolehkan tidak mengadiri jamaah ialah:

1. Orang-orang sakit.

2. Orang-orang yang sangat perlu melaksanakan hajatnya.

3. Orang-orang yang takut kehilangan hartamya.

4. Orang-orang yang takut akan gangguan hujan yang deras.

Jamaah Orang-orang Perempuan

Orang-orang perempuan menghadiri jamaah bersama-sama orang lelaki dengan di

imami oleh ogang lelaki adalah kebajikan. Karena sejarah dan riwayat membuktikan

bahwa orang-orang perempuan di masa Nabi Muhammad saw turut melaksanakan

shalat bersama-sama dengan Nabi Muhammad saw, baik di siang maupun malam

hari. Dan hal itu di ketahui oleh Nabi Muhammad saw sendiri.

Bahkan Nabi Muhammad saw mencegah para sahabat melarang isrti-istrinya pergi

melaksanakan shalat jamaah di malam hari ke masjid.

21

Page 26: FIQIH solat.doc

Nabi Muhammad saw bersabda:

Artinya: “Janganlah kamu melarang istri-istrimu pergi ke masjid di malam hari”

F. Shalat Tathawwu’

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Shalat Tathawwu’

Ibadah shalat dalam garis besarnya di bagi kepada dua bagian:

Pertama- Shalat yang di fardukan, dinamakan shalat Maktubah

Kedua- Shalat yang tidak di fardukan, dinamakan shalat Nafilah (Tathawwu’)

Shalat Tathawwu’ adalah shalat-shalat yang tidak keras dituntut kita mengerjakannya.

Shalat tathawwu terbagi menjadi dua bagian14,yaitu :

a. Sunnat, yaitu yang banyak dikerjakan oleh Rasulullah SAW, seperti shalat

rawatib, shalat malam, dan shalat tahajjud.

b. Mustahab, yaitu yang diterima keterangan tentang keutamaannya, tetapi

tidak lebih banyak dikerjai oleh Rasulullah SAW, seperti shalat di kala keluar

rumah dan shaalat untuk bersyafar.

2. Shalat-shalat Sunah

a. Shalat Sunat Tahajud

Shalat sunat tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah malam di

antara shalat isya dan Shalat shubuh setelah bangun tidur. Jumlah rokaat shalat

tahajud minimal dua rokaat hingga tidak terbatas. Saat hendak kembali tidur

sebaiknya membaca ayat kursi, surat Al Ikhlas, surat Al Falaq dan surat An Naas.

Niat Shalat Sunah tahajud:

14 Menurut imam al-gazali.

22

Page 27: FIQIH solat.doc

Artinya: “Saya niat shalat sunah tahajud dua rokaat karena Allah SWT”

2.Shalat Sunat Dhuha

Shalat Dhuha adalah shalat sunat yang dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00

hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah roka'at shalat dhuha minimal dua rokaat

dan maksimal dua belas roka'at dengan satu salam setiap dua roka'at. Manfaat dari

shalat dhuha adalah supaya dilapangkan dada dalam segala hal, terutama rejeki. Saat

melakukan sholat dhuha sebaiknya membaca ayat-ayat surat al-waqi'ah, adh-dhuha,

al-quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan al-ikhlas.

Niat Shalat Sunah Dhuha:

Artinya: “Saya niat shalat sunah Dhuha dua rokaat karena Allah SWT”

3. Shalat Sunat Istikhoroh

Shalat istikhoroh adalah shalat yang tujuannya adalah untuk mendapatkan petunjuk

dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik yang terdiri dari dua

hal/perkara maupun lebih dari dua. Hasil dari petunjuk Allah SWT akan

menghilangkan kebimbangan dan kekecewaan di kemudian hari. Setiap kegagalan

akan memberikan pelajaran dan pengalaman yang kelak akan berguna di masa yang

akan datang.

Contoh kasus penentuan pilihan memilih jodoh suami/istri, memilih pekerjaan,

memutuskan suatu perkara, memilih tempat tinggal, dan lain sebagainya

Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa sunat, sodakoh,

zikir, dan amalan baik lainnya.

23

Page 28: FIQIH solat.doc

Niat Shalat Sunah Istikharoh:

Artinya: “Saya niat shalat sunah Istikharoh dua rokaat karena Allah SWT”

4. Shalat Sunat Tasbih

Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak memahasucikan Allah

SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas. Setiap rokaat dibarengi dengan 75 kali bacaan

tasbih. Jika shalat dilakukan siang hari, jumlah rokaatnya adalah empat rokaat salam

salam, sedangkan jika malam hari dengan dua salam.

Niat Shalat Sunah Tasbih:

Artinya: “Saya niat shalat sunah Tasbih dua rokaat karena Allah SWT”

5. Shalat Sunat Taubat

Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang ingin

bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya dengan

bersumpah tidak akan melakukan serta mengulangi perbuatan dosanya tersebut.

Sebaiknya shalat sunah taubat dibarengi dengan puasa, sodaqoh dan sholat.

Niat Shalat Sunah Taubat:

Artinya: “Saya niat shalat sunah taubat dua rokaat karena Allah SWT”

6. Shalat Sunat Hajat

24

Page 29: FIQIH solat.doc

Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh Allah SWT.

Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar atau usaha untuk mencapai hajat

atau cita-cita. Shalat sunah hajat dilakukan minimal dua rokaat dan maksimal

duabelas bisa kapan sajadengan satu salam setiap dua roka'at, namun lebih baik

dilakukan pada sepertiga terakhir waktu malam.

Niat Shalat Sunah Hajat:

Artinya: “Saya niat shalat sunah hajat dua rokaat karena Allah SWT”

7. Shalat Sunat Safar

Shalat safar adalah solat yang dilakukan oleh orang yang sebelum bepergian atau

melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk maksiat seperti pergi haji,

mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan sebagainya. Tujuan utamanya adalah

supaya mendapat keridhoan, keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT.

Niat Shalat Sunah Safar:

Artinya: “Saya niat shalat sunah safar dua rokaat karena Allah SWT”

8. Shalat Sunah Rawatib

Shalat Rawatib adalah salat sunah yang mengiringi shalat fardhu.

25

Page 30: FIQIH solat.doc

Terdiri atas shalat sunah di awal (qobliyah) dan shalat sunah di akhir (ba’diyah).

Berikut adalah pembagian waktu shalat sunah rawatib dalam mengiringi shalat

fardhu:

Sepuluh rakaat yang muakkadah yaitu :

1) Dua rakaat sebelum subuh

2) Dua rakaat sebelum dzuhur

3) Dua rakaat sesudah dzuhur

4) Dua rakaat sesudah magrib

5) Dua rakaat sesudah isya

Duabelas rakaat yang ghairu muakkadah yaitu :

1) Dua rakaat sebelum dzuhur

2) Dua rakaat setelah dzuhur

3) Empat rakaat sebelum ashar

4) Dua rakaat sebelum maghrib

5) Dua rakaat sebelum isya’

BAB III

KESIMPULAN

26

Page 31: FIQIH solat.doc

Kewajiban bagi seluruh umat muslim yang harus dikerjakan dengan memperhatikan

syarat, rukun, dan hal-hal lainnya yang menjadi bagian dari shalat adalah suatu

kewajiban kepada Allah swt. Pembagian waktu shalat yang efesien akan mendidik

pribadi muslim yang senantiasa disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

Perlu digaris bawahi bahwa kedudukan shalat begitu tinggi sebagai tiang agama

adalah sebagai pedoman dasar. Apabila tidak dilaksanakan maka agama islam akan

runtuh sesuai dengan firman-Nya dalam Al-qur’an al-karim.

Nabi Muhammad SAW, menerima wahyu untuk menjalankan ibadah shalat yang

diturunkan secara langsung membuktikan betapa penting dan utamanya perintah

mendirikan shalat bagi setiap umat muslim. Sujud-sujud yang terlaksana dihadapan

Allah yang menjadi pembuktian seorang hamba kepada sang khalik.

Tentunya syarat dan rukun serta ketentuan yang berlaku penting untuk dipahami demi

terlaksananya ibadah shalat yang sempurna dengan memperhatikan thaharah sebagai

dasar utama untuk melakukan ibadah shalat. Dengan demikian adalah suatu

kewajiban bagi setiap muslim untuk senantiasa mengkaji, mempelajari dan mengulas

hal-hal yang berkaitan dengan ibadah shalat yang kesemuanya bertujuan demi meraih

ridha-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

Sabiq,sayyid.1996.Fiqih Sunah 1.Bandung:PT Al-Ma’arif

27

Page 32: FIQIH solat.doc

Muhammad Hasbi Ash Shidiqi,Teungku.1997.Pedoman Shalat.Semarang:PT Pustaka Rizki Putra

MOH.E.Ayub.1996.Manajemen Masjid.Jakarta:Gema Insani Press

H.M.Abdurrahman,Maskuri.2007.Kupas Tuntas Shalat.Jakarta:Erlangga

T.M.Hasbi Assidiqie.1951.Pedoman Shalat.Jakarta:Bulan Bintang

Baqir Zien,Abdul.1999.Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia.Jakarta:Gema Insani

A Hasan.1997.Soal Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama 1-2.Bandung:CV Diponegoro

Drs.Gazalba,Sidi.1994.Mesjid.Jakarta:Pustaka Al-Husna

Rukaiyah.2003.Sholat.Jakarta:Inovasi

Drs.Nasution,Lahmuddin M.Ag.2006.Fiqh1.Jakarta:Logos

28