Fisiologi Penglihatan

59
Fisiologi Fisiologi Penglihatan Penglihatan dr Hadi Sarosa, M.Kes dr Hadi Sarosa, M.Kes

description

hhh

Transcript of Fisiologi Penglihatan

Page 1: Fisiologi Penglihatan

Fisiologi PenglihatanFisiologi Penglihatan

dr Hadi Sarosa, M.Kesdr Hadi Sarosa, M.Kes

Page 2: Fisiologi Penglihatan

Bola MataBola Mata

Terdiri dari 3 lapisanTerdiri dari 3 lapisan Lapisan penyokong, Lapisan penyokong,

merupakan lapisan yang merupakan lapisan yang tebal : tebal :

Sklera dan Sklera dan korneakornea

Lapisan vaskular (Uvea)Lapisan vaskular (Uvea) KoroidKoroid Korpus siliareKorpus siliare IrisIris

Lapisan retinaLapisan retina

Page 3: Fisiologi Penglihatan

LAPISAN PENYOKONGLAPISAN PENYOKONG

Sklera : 5/6, merupakan lapisan putih, tebal Sklera : 5/6, merupakan lapisan putih, tebal dan keras untuk melindungi dan membentuk dan keras untuk melindungi dan membentuk bola matabola mata

Kornea, merupakan lapisan bening yang Kornea, merupakan lapisan bening yang avaskularavaskular

Page 4: Fisiologi Penglihatan

KORNEAKORNEA Merupakan media refrakta, dengan pembiasan Merupakan media refrakta, dengan pembiasan

sinar terkuat : 40 -50 dioptrisinar terkuat : 40 -50 dioptri Terdiri dari 5 lapisTerdiri dari 5 lapis

Epitel : terdiri dari 5 lapis sel yang saling tumpang Epitel : terdiri dari 5 lapis sel yang saling tumpang tindih (basal, poligonal dan gepeng)tindih (basal, poligonal dan gepeng)

Membrana Bowman : kolagen, tidak dapat regenerasiMembrana Bowman : kolagen, tidak dapat regenerasi Stroma : susunan kolagen yang berupa lamella yang Stroma : susunan kolagen yang berupa lamella yang

teranyam teraturteranyam teratur Membrana Descement : aselular, elastik dan Membrana Descement : aselular, elastik dan

berkembang terus seumur hidupberkembang terus seumur hidup Endothel : berbentuk heksagonal satu lapisEndothel : berbentuk heksagonal satu lapis

Page 5: Fisiologi Penglihatan

KorneaKornea Disarafi oleh N TrigeminusDisarafi oleh N Trigeminus

Sensorik dan motorikSensorik dan motorik Punya 3 cabang dari gln Punya 3 cabang dari gln

GasseriGasseri.. N.ophthalmicusN.ophthalmicus, sensoris , sensoris

untuk dahi, kelopak mata untuk dahi, kelopak mata atas, conjunctiva, cornea, atas, conjunctiva, cornea, gld.lakrimalis, corpus ciliaregld.lakrimalis, corpus ciliare

N.maksilarisN.maksilaris,, sensoris un sensoris un tuk pipi, palpebra inferior, tuk pipi, palpebra inferior, bibir atas, gigi atas, mucosa bibir atas, gigi atas, mucosa hidunghidung

N.mandibularisN.mandibularis, , Sensoris untuk : dagu, Sensoris untuk : dagu,

bibir bawah, gigi bibir bawah, gigi bawah, mucosa mulut, bawah, mucosa mulut, lidah bag.depan.lidah bag.depan.

Motorik untuk otot Motorik untuk otot pengunyahpengunyah

Penyakit :Herpes zoster.Penyakit :Herpes zoster.

Page 6: Fisiologi Penglihatan

KORNEAKORNEA

Cornea keruhCornea keruh CicatrixCicatrix KeratitisKeratitis Ulcus corneaUlcus cornea

Page 7: Fisiologi Penglihatan

UVEAUVEA

Lapisan vaskular, bagian depan didarahi 9 Lapisan vaskular, bagian depan didarahi 9 arteri sedangkan bagian belakang 15 -20 arteri sedangkan bagian belakang 15 -20 buah arteribuah arteri

Iris Iris berbentuk cakram dengan bagian berbentuk cakram dengan bagian tengah bercelah yaitu pupil. Berfungsi tengah bercelah yaitu pupil. Berfungsi untuk mengatur sinar yang masuk ke untuk mengatur sinar yang masuk ke dalam bola matadalam bola mata

Warna dan lipatan iris berbeda pada tiap Warna dan lipatan iris berbeda pada tiap orangorang

Page 8: Fisiologi Penglihatan

PUPIL PUPIL Lobang/celah yang terletak di tengah irisLobang/celah yang terletak di tengah iris Midriasis :melebar > 5 mmMidriasis :melebar > 5 mm

Perangsangan saraf otonom simpatisPerangsangan saraf otonom simpatis >> wanita>> wanita Dewasa > anak & OrtuDewasa > anak & Ortu Kaget, takut, anestesiaKaget, takut, anestesia

Miosis : mengecil < 2 mmMiosis : mengecil < 2 mm Perangsangan saraf otonom parasimpatisPerangsangan saraf otonom parasimpatis Tidur, lelah, keracunan alkohol akut, morfin, rangsang kornea, Tidur, lelah, keracunan alkohol akut, morfin, rangsang kornea,

iritis, hipoksia berat, skizophreniairitis, hipoksia berat, skizophrenia Pupil mengecil untuk mencegah abrasi kromatis dan Pupil mengecil untuk mencegah abrasi kromatis dan

untuk memperdalam fokusuntuk memperdalam fokus Anisokoria : ukuran pupil kedua mata tidak samaAnisokoria : ukuran pupil kedua mata tidak sama

Page 9: Fisiologi Penglihatan

Reflek pupilReflek pupil

Reflek pupil direkReflek pupil direk Reflek pupil indirekReflek pupil indirek

Page 10: Fisiologi Penglihatan

BADAN SILIERBADAN SILIER

Badan SilierBadan Silier : terletak : terletak antara iris dan koroid di antara iris dan koroid di dalamnya terdapat 3 otot dalamnya terdapat 3 otot akomodasi yaitu : akomodasi yaitu : longitudinal, radier dan longitudinal, radier dan sirkular.sirkular.

Disarafi oleh N III : Disarafi oleh N III : Akomodasi dan Akomodasi dan pengaturan besar pupilpengaturan besar pupil

Page 11: Fisiologi Penglihatan

Cairan Humor AquosCairan Humor Aquos Cairan Humor Aquos terdapat Cairan Humor Aquos terdapat

di camera oculi anteriordi camera oculi anterior Dibentuk di corpus ciliare, Dibentuk di corpus ciliare,

dikumpulkan di camera oculi posterior, dikumpulkan di camera oculi posterior, mengalir lewat celah antara lensa dan mengalir lewat celah antara lensa dan iris (pupil) ke camera oculi anterior, iris (pupil) ke camera oculi anterior, keluar lewat trabeculum terus ke keluar lewat trabeculum terus ke canalis Schlemm.canalis Schlemm.

FungsiFungsi Sebagai media refraktaSebagai media refrakta

Bila keruh penglihatan kaburBila keruh penglihatan kabur Untuk nutrisi lensa dan corneaUntuk nutrisi lensa dan cornea Untuk mengatur tekanan bola Untuk mengatur tekanan bola

matamata Bila tekanan bola mata naik Bila tekanan bola mata naik

disebut disebut GlaucomaGlaucoma

Page 12: Fisiologi Penglihatan

Gloukoma Gloukoma

Page 13: Fisiologi Penglihatan

LensaLensa Sebagai media refraktaSebagai media refrakta Terbungkus capsul elastisTerbungkus capsul elastis Metabolisme diambil dari humor Metabolisme diambil dari humor

aquosaquos Alat penggantungAlat penggantungzonula zonula

zinii,melekat pada corpus ciliare zinii,melekat pada corpus ciliare yg mengandung otot ciliare untuk yg mengandung otot ciliare untuk akomodasiakomodasi

Pada orang tua elastisitas lensa Pada orang tua elastisitas lensa shg waktu lihat dekat kabur shg waktu lihat dekat kabur disebut Presbyopia disebut Presbyopia diatasi diatasi dengan kacamata bacadengan kacamata baca

Page 14: Fisiologi Penglihatan

AKOMODASIAKOMODASI

Akomodasi Akomodasi Otot siliaris kontraksi Otot siliaris kontraksi

zonula zinii kendor zonula zinii kendor lensa mencembung lensa mencembung kekuatan optis kekuatan optis ,bayangan ,bayangan dekat terfokus dekat terfokus

Akomodasi: untuk melihat Akomodasi: untuk melihat dekatdekat

t.a 3 prosest.a 3 proses KonvergensiKonvergensi Konstriksi pupilKonstriksi pupil Pencembungan lensaPencembungan lensa

Pada waktu konvergensi Pada waktu konvergensi bayangan jatuh pada titik bayangan jatuh pada titik identikidentik

Page 15: Fisiologi Penglihatan

LensaLensa Akomodasi: untuk melihat dekatAkomodasi: untuk melihat dekat Otot ciliaris kontraksi, permukaan Otot ciliaris kontraksi, permukaan

lensa depan mencembung, kekuatan lensa depan mencembung, kekuatan optis optis ,bayangan dekat terfokus ,bayangan dekat terfokus

t.a 3 prosest.a 3 proses KonvergensiKonvergensi Konstriksi pupilKonstriksi pupil Pencembungan lensaPencembungan lensa

Kemampuan akomodasi tergantung Kemampuan akomodasi tergantung pada umur, mulai umur 40 th pada umur, mulai umur 40 th kemampuan akomodasikemampuan akomodasi (presbyopia), (presbyopia), sehingga perlu kaca mata baca sehingga perlu kaca mata baca

Page 16: Fisiologi Penglihatan

LensaLensa Bila keruh disebut katarak, Bila keruh disebut katarak,

penglihatan akan kaburpenglihatan akan kabur Pengobatan dengan cara operasiPengobatan dengan cara operasi Lensa diambil kemudian diganti Lensa diambil kemudian diganti

dengan lensa buatan yang jernih, dengan lensa buatan yang jernih, penderita bisa melihat lagipenderita bisa melihat lagi

Page 17: Fisiologi Penglihatan

Corpus vitreumCorpus vitreum Sebagai media refrakta, terletak Sebagai media refrakta, terletak

dibelakang lensa atau antara lensa dibelakang lensa atau antara lensa dan retinadan retina

Berupa bahan gelatin yang Berupa bahan gelatin yang mengandung leukosit, transparan, mengandung leukosit, transparan, transparan, konsistensi lunak transparan, konsistensi lunak mengandung 90 % airmengandung 90 % air

Fungsi : mempertahankan bentuk Fungsi : mempertahankan bentuk bola mata dan meneruskan sinar bola mata dan meneruskan sinar ke retinake retina

Mendapatkan nutrisi dari korois, Mendapatkan nutrisi dari korois, badan silier dan retina melalui badan silier dan retina melalui arteria hialuroidea.arteria hialuroidea. Bila kekeruhan sedikit akan melihat Bila kekeruhan sedikit akan melihat

benda hitam melayang (floaters).benda hitam melayang (floaters). Bila keruh sekali penglihatan akan Bila keruh sekali penglihatan akan

kabur, mis. Karena perdarahan.kabur, mis. Karena perdarahan.

Page 18: Fisiologi Penglihatan

RETINARETINA

Membran tipis berupa jaringan Membran tipis berupa jaringan saraf yang berhubungan erat saraf yang berhubungan erat dengan choroids. Choroids dengan choroids. Choroids memberikan metabolisme memberikan metabolisme pada retina luar atau sel pada retina luar atau sel kerucut dan batang melalui kerucut dan batang melalui membran bruch dan epitel membran bruch dan epitel pigmen, sedang retina bagian pigmen, sedang retina bagian dalam mendapat metabolisma dalam mendapat metabolisma dari arteria retina sentraldari arteria retina sentral

Terdiri 3 lapis utama :Terdiri 3 lapis utama : Sel kerucut dan batang (sel Sel kerucut dan batang (sel

reseptor)reseptor) Sel bipolarSel bipolar Sel ganglionSel ganglion

Page 19: Fisiologi Penglihatan

RETINARETINA Warna retina jingga, pada Warna retina jingga, pada

keadaan anemis pucat, keadaan anemis pucat, dan merah pada dan merah pada hyperemi hyperemi

Makula lutea/bintik Makula lutea/bintik kuning/fovea centralis kuning/fovea centralis merupakan bagian retina merupakan bagian retina yang paling peka yang paling peka terhadap cahaya, terletak terhadap cahaya, terletak sekitar temporal papil N sekitar temporal papil N II, bagian sentralnya II, bagian sentralnya sedikit menggaungsedikit menggaung

Page 20: Fisiologi Penglihatan

RETINARETINA

SEGMEN LUAR : FOTOKIMIA SEGMEN LUAR : FOTOKIMIA PEKA CAHAYAPEKA CAHAYA

SEL BATANG : RODOPSIN SEL BATANG : RODOPSIN (SKOTOPSIN) : 125 juta sel(SKOTOPSIN) : 125 juta sel

SEL KERUCUT : PIGMEN PEKA SEL KERUCUT : PIGMEN PEKA WARNA SEDERHANA WARNA SEDERHANA (FOTOPSIN DAN RETINAL) : 7 (FOTOPSIN DAN RETINAL) : 7 juta seljuta sel Merah, hijau dan biruMerah, hijau dan biru

Page 21: Fisiologi Penglihatan

FOTOKIMIA PENGLIHATANFOTOKIMIA PENGLIHATAN

CAHAYACAHAYA

SEL BATANG

SEL KERUCUT

RODOPSIN

PIGMEN WARNA

SERABUT SARAF

OTAK

PERSEPSI

Page 22: Fisiologi Penglihatan

FOTOKIMIA PENGLIHATAN FOTOKIMIA PENGLIHATAN WARNAWARNA

SEL KERUCUT : PIGMEN PEKA WARNASEL KERUCUT : PIGMEN PEKA WARNA(FOTOPSIN DAN RETINAL)(FOTOPSIN DAN RETINAL)

1 SEL KERUCUT = 1 PIGMEN PEKA WARNA

BIRU

PIGMEN PEKA WARNA HIJAU

MERAH

445 NANOMETER

535 NANOMETER

570 NANOMETER

PU

NC

AK

A

BS

OR

SI

Page 23: Fisiologi Penglihatan

ABSORPSI CAHAYA OLEH ABSORPSI CAHAYA OLEH PIGMEN PEKA WARNAPIGMEN PEKA WARNA

25

100

0

75

50

AB

SO

RB

SI C

AH

AYA

(%

MA

KS

)

Page 24: Fisiologi Penglihatan

PENGENALAN TIGA WARNAPENGENALAN TIGA WARNA

MATA MANUSIA DAPAT MENGENALI MATA MANUSIA DAPAT MENGENALI HAMPIR SEMUA GRADASI WARNA HAMPIR SEMUA GRADASI WARNA BILA CAHAYA MONOKROMIK DARI BILA CAHAYA MONOKROMIK DARI WARNA MERAH, HIJAU, DAN BIRU WARNA MERAH, HIJAU, DAN BIRU

DIPERSATUKAN DALAM BERMACAM-DIPERSATUKAN DALAM BERMACAM-MACAM KOMBINASIMACAM KOMBINASI

Page 25: Fisiologi Penglihatan

BUTA WARNA

TRICHROMAT

DICHROMAT

MONOKROMAT

NORMAL

PROTANOMALI

DEUTERANOMALI

TRITANOMALI

PROTANOPIA

DEUTERANOPIA

TRITANOPIA

Page 26: Fisiologi Penglihatan

Adaptasi Gelap - Terang Adaptasi Gelap - Terang

1.1. GelapGelap Tempat gelap : Vitamin A Tempat gelap : Vitamin A

retinal + opsin retinal + opsin rodopsinrodopsin

2.2. TerangTerang Berada di tempat yang Berada di tempat yang

terang sekali : banyak terang sekali : banyak Fotokimia Fotokimia retinal dan retinal dan opsinopsin vitamin A, vitamin A, mengakibatkan jumlah mengakibatkan jumlah foto kimia turun foto kimia turun sensitifitas terhadap sensitifitas terhadap cahaya berkurang cahaya berkurang

Page 27: Fisiologi Penglihatan

Adaptasi Gelap - TerangAdaptasi Gelap - Terang

1.1. Perubahan ukuran pupilPerubahan ukuran pupil

2.2. Adaptasi SarafAdaptasi Saraf

Rabun senjaRabun senja

Oleh karena kekurangan Oleh karena kekurangan Vit A yang menyebabkan Vit A yang menyebabkan pembentukan retinal dan pembentukan retinal dan rodopsin yang kurangrodopsin yang kurang

Page 28: Fisiologi Penglihatan

N.OpticusN.OpticusBerfungsi untuk menghantarkan impuls yang dihasilkan reseptor oleh rangsang cahaya (gelombang elektromaknetik) ke pusat penglihatan di lobus occipitalis

Page 29: Fisiologi Penglihatan

JALUR PENGLIHATANJALUR PENGLIHATAN

Page 30: Fisiologi Penglihatan

Visus periferVisus perifer

Fungsi :Fungsi : Lapangan pandangLapangan pandang Orientasi sekitar , penting waktu bergerakOrientasi sekitar , penting waktu bergerak Dengan dua mata untuk melihat tiga Dengan dua mata untuk melihat tiga

dimensidimensi Lapangan pandang yang sempit pada :Lapangan pandang yang sempit pada :

GlaucomaGlaucoma Retinitis pigmentosaRetinitis pigmentosa

Pemeriksaan dengan :Pemeriksaan dengan : Metode konfrontasiMetode konfrontasi Perimeter Perimeter Campimeter Campimeter

Page 31: Fisiologi Penglihatan

Test visus periferTest visus perifer

Test konfrontasiTest konfrontasi Kelainan lapangan Kelainan lapangan

pandangpandang Monocular anopsiaMonocular anopsia Homonim HemianopsiaHomonim Hemianopsia Heteronim HemianopsiaHeteronim Hemianopsia Binasal HemianopsiaBinasal Hemianopsia Bitemporal HemianopsiBitemporal Hemianopsi

Page 32: Fisiologi Penglihatan

Lapangan Penglihatan

Page 33: Fisiologi Penglihatan

Persepsi KedalamanPersepsi Kedalaman

Penentuan jarak suatu obyek dengan mataPenentuan jarak suatu obyek dengan mataUkuran bayangan dari obyek yang telah Ukuran bayangan dari obyek yang telah

dikenali pada retinadikenali pada retinaFenomena pergerakan paralaksFenomena pergerakan paralaksFenomena stereopsisFenomena stereopsis

Page 34: Fisiologi Penglihatan

OTOT PENGERAK BOLA MATAOTOT PENGERAK BOLA MATA Berfungsi untuk menggerakan mata dengan fungsi Berfungsi untuk menggerakan mata dengan fungsi

ganda. Terdiri dari 6 ototganda. Terdiri dari 6 otot1.1. Otot Obliqus InferiorOtot Obliqus Inferior 4. Otot Rektus Medialis4. Otot Rektus Medialis

2.2. Otot Obliqus SuperiorOtot Obliqus Superior 5. Otot Rektus Superior 5. Otot Rektus Superior

3.3. Otot Rektus LateralisOtot Rektus Lateralis 6. Otot Rektus Inferior6. Otot Rektus Inferior

Page 35: Fisiologi Penglihatan

Strabismus Strabismus

Page 36: Fisiologi Penglihatan

Rongga OrbitaRongga Orbita

Rongga yang berisi Rongga yang berisi bola mata, dibentuk bola mata, dibentuk oleh 7 tulang oleh 7 tulang membentuk piramid membentuk piramid terletak pada ke 2 sisi terletak pada ke 2 sisi hidunghidung

Dinding lateral Dinding lateral membentuk sudut 45membentuk sudut 450 0

dengan dinding dengan dinding medialmedial

Page 37: Fisiologi Penglihatan

Prinsip optikPrinsip optik

Prisma :Prisma : Oleh prisma sinar sejajar akan Oleh prisma sinar sejajar akan

dibiaskandibiaskan Terjadi aberasi chromatisTerjadi aberasi chromatis

Masing –masing warna akan Masing –masing warna akan dibiaskan pada titik fokus dibiaskan pada titik fokus tersendiri.tersendiri.

Terjadi aberasi spherisTerjadi aberasi spheris Sinar sejajar tidak dibiaskan pada Sinar sejajar tidak dibiaskan pada

satu titiksatu titik

Page 38: Fisiologi Penglihatan

Prinsip optikPrinsip optik

Untuk menghilangkan aberasi, Untuk menghilangkan aberasi, lensa positif digabung dengan lensa positif digabung dengan lensa negatiflensa negatif

Prinsip ini digunakan pada bola Prinsip ini digunakan pada bola mata melalui 4 jenis media mata melalui 4 jenis media refrakta (cornea,cairan humor, refrakta (cornea,cairan humor, lensa, corpus vitreum).lensa, corpus vitreum).

Keadaan ini ditiru oleh kamera Keadaan ini ditiru oleh kamera yang baik untuk mendapatkan yang baik untuk mendapatkan hasil foto yang tajamhasil foto yang tajam

Page 39: Fisiologi Penglihatan

Prinsip optikPrinsip optik Sinar sejajar akan dibiaskan Sinar sejajar akan dibiaskan

oleh lensa positif dibelakang oleh lensa positif dibelakang lensa sehingga mendapatkan lensa sehingga mendapatkan bayangan terbalik.bayangan terbalik.

Kekuatan pembiasan diukur Kekuatan pembiasan diukur dengan dioptridengan dioptri

1 dioptri =1 dioptri = Contoh : 10 dioptri jarak fokusnya 10 Contoh : 10 dioptri jarak fokusnya 10

cmcm

Page 40: Fisiologi Penglihatan

Prinsip Prinsip optikoptik

Sinar sejajar akan dibiaskan oleh Sinar sejajar akan dibiaskan oleh lensa negatif menyebar lensa negatif menyebar dibelakang lensa sehingga dibelakang lensa sehingga fokusnya didapatkan didepan fokusnya didapatkan didepan lensa.lensa.

Kekuatan pembiasan diukur Kekuatan pembiasan diukur dengan dioptridengan dioptri

1 dioptri =1 dioptri =

Contoh : 5 dioptri jarak fokusnya 20 cmContoh : 5 dioptri jarak fokusnya 20 cm

Page 41: Fisiologi Penglihatan

Indera penglihatanIndera penglihatan Alat sensoris yang menerima Alat sensoris yang menerima

rangsang cahaya berupa rangsang cahaya berupa gelombang elektromaknetik gelombang elektromaknetik dengan dengan = 3790A = 3790A°° - 7230A - 7230A°°

Untuk kemudahan pengukuran Untuk kemudahan pengukuran tajam penglihatan dianggap tajam penglihatan dianggap bahwa sinar yang datang dari bahwa sinar yang datang dari jarak 5 – 6 m dianggap jarak 5 – 6 m dianggap sebagai sinar yang sejajar.sebagai sinar yang sejajar.

Perlu dipahami :Perlu dipahami : Sifat sinar terhadap alat optikSifat sinar terhadap alat optik

Page 42: Fisiologi Penglihatan

Indera penglihatanIndera penglihatanPengukuran visusDasar :

Minimum visibelMinimum visibel Sudut terkecil dimana titik masih dapat Sudut terkecil dimana titik masih dapat

terlihat jelas ( 1 menit)terlihat jelas ( 1 menit) Minimum separabelMinimum separabel

Sudut terkecil dimana 2 titik masih Sudut terkecil dimana 2 titik masih terlihat sebagai 2 titik yang terpisah ( 1 terlihat sebagai 2 titik yang terpisah ( 1 menit)menit)

Minimum LegibelMinimum Legibel Sudut terkecil dimana huruf masih Sudut terkecil dimana huruf masih

dapat dibaca ( 5 menit)dapat dibaca ( 5 menit)

Jenis pemeriksaan visus Visus jauh –» dengan Optotype

Optotype Snellen (jarak pemeriksaan 6 meter)

Optotype Strauß (jarak pemeriksaan 5 meter)

Visus dekat Dengan membaca

Visus perifer Dengan perimeter

Page 43: Fisiologi Penglihatan

Tajam PenglihatanTajam Penglihatan

• Diameter konus : 3 mikron• Nodal point 16 2/3 mm dibulatkan 17 mm• Total indeks bias : 59 dioptri1. Udara : 12.Kornea : 1,383.Humor aquos : 1,334.Lensa : 1,405.Korpus vitreum : 1,34

Page 44: Fisiologi Penglihatan

β

α

1 2/3 SEL

16 2/3 mm

NP = NODAL POINT1 2/3 SEL = 5/3 X 3/1000 mm = 5/1000 mm

NP

Tg = Tg Tg = 5/1000 Rad : 16 2/3 = 3/10.000 Rad = 3/10.000 x 3438’ = 1.0314’ dibulatkan menjadi 1’

2 Rad = 360° Rad = 360° : (2 x 3.14) = 360° 6.28 = 57° 17’ 40’’ = 3438’

1° = 60’ = 360’’

Page 45: Fisiologi Penglihatan

Optotype Optotype

BELANDABELANDA AMERIKAAMERIKA INGGRISINGGRIS

6/606/60 20/20020/200 0.10.1

6/406/40 20/13320/133 0.150.15

6/306/30 20/10020/100 0.20.2

6/246/24 20/8020/80 0.250.25

6/186/18 20/6020/60 0.30.3

6/156/15 20/5020/50 0.40.4

6/126/12 20/4020/40 0.50.5

6/96/9 20/3020/30 0.60.6

6/7,56/7,5 20/2520/25 0.80.8

6/66/6 20/2020/20 11

Page 46: Fisiologi Penglihatan

Indera penglihatanIndera penglihatanPengukuran visus

Visus jauh –» dengan OptotypeOptotype Snellen (jarak pemeriksaan 20 feet = 6 meter) visus normal = 6/6

Optotype Strauß (jarak pemeriksaan 5 meter) visus normal = 5/5

Diperiksa mata satu persatu (satu mata yang tak diperiksa ditutup)

Visus =

Bila optotype tak tampak

Dengan menghitung jari , mis 2/60 artinya ?

Dengan lambaian tangan , mis 1/300 artinya ?

Dengan sinar = 1/~ artinya ?

Page 47: Fisiologi Penglihatan

Gangguan penglihatanGangguan penglihatan Penglihatan yang kabur disebabkan Penglihatan yang kabur disebabkan

oleh:oleh: Refraksi anomali, t.a :Refraksi anomali, t.a :

MyopiaMyopia HypermetropiaHypermetropia Astigmatisme Astigmatisme

Gangguan media refrakta yang t.a :Gangguan media refrakta yang t.a : CorneaCornea Cairan humor (didlm C.O.A)Cairan humor (didlm C.O.A) LensaLensa Corpus vitreumCorpus vitreum

Gangguan sarafGangguan saraf

Page 48: Fisiologi Penglihatan

Refraksi AnomaliRefraksi AnomaliMyopiaMyopia

Ialah kelainan refraksi Ialah kelainan refraksi anomali dimana sinar-sinar anomali dimana sinar-sinar yang sejajar tanpa yang sejajar tanpa accomodasi akan accomodasi akan

dibiaskan dimuka retinadibiaskan dimuka retina. .

Causa myopiaCausa myopia : : Axis mata terlalu panjang. Axis mata terlalu panjang. Lensa terlalu kedepanLensa terlalu kedepan Index bias terlalu besar. Index bias terlalu besar. Curvatura cornea terlalu Curvatura cornea terlalu

mencembung (mis. karena mencembung (mis. karena keratoconus)keratoconus)

Page 49: Fisiologi Penglihatan

Myopia Myopia

JENIS-JENIS MYOPIAJENIS-JENIS MYOPIA. . Myopia stationair: Myopia stationair: myopia yang constant, artinya derajat/berat myopia yang constant, artinya derajat/berat

myopia tetap. myopia tetap. Myopia progressiva : Myopia progressiva : myopia yang beratnya makin lama makin myopia yang beratnya makin lama makin

bertambah(yang umum- nya terdapat).bertambah(yang umum- nya terdapat). Myopia benigna : Myopia benigna : myopia yang dapat dikoreksi sampai 5/5myopia yang dapat dikoreksi sampai 5/5 Myopia maligna : Myopia maligna : myopia yang tak dapat dikoreksi sampai 5/5. myopia yang tak dapat dikoreksi sampai 5/5.

Derajat myopiaDerajat myopia : : Myopia ringan = Myopia ringan = myopia levis S <- 5 Dmyopia levis S <- 5 D. . Myopia sedang = Myopia sedang = myopia moderate : 5 - 10 Dmyopia moderate : 5 - 10 D. . Myopia berat = Myopia berat = myopia gravis : lebih dari 10 Dmyopia gravis : lebih dari 10 D

Page 50: Fisiologi Penglihatan

Myopia

Terapi :Terapi : Lebih dulu mengukur derajat myopinya Lebih dulu mengukur derajat myopinya

(dengan pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)(dengan pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)

Kemudian diberi kacamata minusKemudian diberi kacamata minus Atau lensa kontak Atau lensa kontak Atau dilakukan operasi dengan sinar Atau dilakukan operasi dengan sinar

laser (LASIK)laser (LASIK)(laser-assisted in situ keratomileusis)(laser-assisted in situ keratomileusis)

Page 51: Fisiologi Penglihatan

Hypermetropia Hypermetropia

Ialah kelainan refraksi anomali Ialah kelainan refraksi anomali dimana sinar-sinar yang sejajar dimana sinar-sinar yang sejajar tanpa accomodasi akan dibiaskan tanpa accomodasi akan dibiaskan

dibelakang retinadibelakang retina..

Causa hypermetropi : • Axis antero-posterior terlalu pendek (axial). Ini sebab yang terbanyak. • Kelainan posisi lensa (lensa bergeser kebelakang ). • Curvatura cornea terlalu datar. • Index bias mata kurang dari normal.

Page 52: Fisiologi Penglihatan

HypermetropiaHypermetropia

Pembagian hypermetropPembagian hypermetrop1.1. Hypermetropi laten Hypermetropi laten

2.2. Hypertrophie manifestHypertrophie manifest

a. Hypertrophie manifest fakultativ a. Hypertrophie manifest fakultativ

b. Hypertrophie manifest yang absolut b. Hypertrophie manifest yang absolut

3.3. Hypermetropi totalHypermetropi total

Page 53: Fisiologi Penglihatan

Hypermetropi latenHypermetropi laten

Ialah hypermetropia yang ditutupi Ialah hypermetropia yang ditutupi

oleh daya akomodasioleh daya akomodasi. . Penderita Penderita mengeluh sering sakit kepala o.k mengeluh sering sakit kepala o.k akomodasi terus menerusakomodasi terus menerus

Hypermetropi latent dapat ditemukan/diukur Hypermetropi latent dapat ditemukan/diukur bila spasme m.Ciliaris dihilangkan dengan bila spasme m.Ciliaris dihilangkan dengan melumpuhkan otot tersebut. Jadi bila diberi melumpuhkan otot tersebut. Jadi bila diberi cyclo-plegicum (pelumpuh m.Ciliaris),bagian cyclo-plegicum (pelumpuh m.Ciliaris),bagian yang latent menjadi manifest, bagian yang yang latent menjadi manifest, bagian yang

manifest bertambah.manifest bertambah. Setelah itu baru diukur derajat hipermetropinya Setelah itu baru diukur derajat hipermetropinya

dengan lensa cobadengan lensa coba

Page 54: Fisiologi Penglihatan

Hypertrophie manifestHypertrophie manifestIalah hypermetropi yang didapatkan pada Ialah hypermetropi yang didapatkan pada

pemeriksaan. Penderita mengeluh kabur.pemeriksaan. Penderita mengeluh kabur.

a.a. Hypermetrophi manifest fakultativHypermetrophi manifest fakultativ

b.b. Hypermetrophi manifest yang absolutHypermetrophi manifest yang absolut

Ialah hypermetrop pada orang muda dimana daya accomodasinya masih kuat. Disini hypermetropi masih dapat dikompensasi oleh daya accomodasi

Ialah hypermetrop pada orang tua/dewasa dimana daya accomodasinya sudah berkurang sehingga tidak dapat meng-kompensasi hypermetropnya.

Page 55: Fisiologi Penglihatan

Hypermetropi totalHypermetropi total

Ialah hypermetropi yang didapatkan bila lensa tidak Ialah hypermetropi yang didapatkan bila lensa tidak dapat beraccomodasi misal karena tua atau karena dapat beraccomodasi misal karena tua atau karena dilumpuhkan dengan cycloplegium misal atropin. dilumpuhkan dengan cycloplegium misal atropin.

Jadi : Hypermetropi total = H manifest + H latent.Jadi : Hypermetropi total = H manifest + H latent. Keluhan organik pada hypermetroop. -Bila membaca lama, mata merah dan nrocos. -Sering-sering timbilen. Keterangan : -Disini ada proses inflamasi,ialah reaksi yang peranannya dipegang oleh pembuluh darah. Jadi ditempat- tempat yang tak ada pembuluh darah (misal di kuku dan rambut) tak akan ada inflamasi. -Tiap pemakaian aksi atau tenaga yang berlebihan memerlukan penambahan metabolisme. Pada mata yang hypermetroop, karena selalu beraccomodasi (kecuali tidur) maka timbul ketegangan yang membutuhkan energi. Maka terdapat hyperaemie yang terus menerus.Terjadi inflamasi pada tepi kelopak mata (Blepharitis).Hypermetroop juga sering disertai strabismus convergent concomitan dan mempunyai tendensi untuk glaucoma

Page 56: Fisiologi Penglihatan

HypermetropiaHypermetropia

Terapi :Terapi : Lebih dulu mengukur derajat myopinya Lebih dulu mengukur derajat myopinya (dengan (dengan

pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)

Kemudian diberi kacamata plusKemudian diberi kacamata plus

Page 57: Fisiologi Penglihatan

AstigmatismeAstigmatisme Ialah keadaan dimana refraksi pada tiap bidang Ialah keadaan dimana refraksi pada tiap bidang

meridian adalah lain. Dalam satu bidang meridian, meridian adalah lain. Dalam satu bidang meridian, sinar-sinar sejajar dibiaskan pada satu titik, tetapi pada sinar-sinar sejajar dibiaskan pada satu titik, tetapi pada

bidang meridian lain tidak pada titik inibidang meridian lain tidak pada titik ini

Page 58: Fisiologi Penglihatan

AstigmatismeAstigmatisme

Pemeriksaan : Pemeriksaan : Untuk tentukan axis dari Untuk tentukan axis dari silinder :silinder :Dengan Bar astigmatimeDengan Bar astigmatime

Page 59: Fisiologi Penglihatan

AstigmatismeAstigmatisme

Pembagian: Pembagian: Astigmatisme irregulairAstigmatisme irregulair Astigmatisma regulerAstigmatisma reguler

Astigmatisme SimplexAstigmatisme Simplex Tx: K.M lensa silinder sajaTx: K.M lensa silinder saja

Astgmatisme CompositusAstgmatisme Compositus Tx: K.M lensa minus + silinder minusTx: K.M lensa minus + silinder minus Tx: K.M lensa plus + silinder plusTx: K.M lensa plus + silinder plus

Astigmatisme MixtusAstigmatisme Mixtus Tx: K.M silinder plus + silinder minusTx: K.M silinder plus + silinder minus