Format laporan
Transcript of Format laporan
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN .........................................................
1.1. Pendahuluan ....................................................................
1.2. Tujuan Praktikum ............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................
2.1. Tinjauan Pustaka .............................................................
BAB III METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................
3.2. Alat dan Bahan ................................................................
3.3. Prosedur Kerja .................................................................
3.4. Analisis Data ...................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................
4.1. Hasil ...............................................................................
4.2. Pembahasan ....................................................................
BAB V KESIMPULAN ............................................................
5.1. Kesimpulan .....................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................
LAMPIRAN .............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Cahaya merupakan suatu bentuk energi yang sangat penting yang
dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Tanpa adanya cahaya
kehidupan di bumi pun dipastikan tidak dapat berjalan sempurna. Semua makhluk
hidup menggantungkan hidupnya baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap keberadaan cahaya.
Tumbuh-tumbuhan memenfaatkan cahaya untuk proses fotosintesis yang
dapat menghasilkan karbohidrat yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan
manusia. Binatang juga memanfaatkan cahaya untuk memeperoleh informasi
tentang keberadan lingkungannya. Bahkan ada juga binatang yang benar-benar
bergantung pada cahaya seperti arthopoda dan kordata.
Tanpa dipungkiri, manusia juga sangat bergantung terhadap keberadaan
cahaya. Tanpa cahaya kita tidak akan bisa apa-apa, sebagai contohnya proses
melihat meskipun mata kita normal tapi jika tidak ada cahaya maka kita tidak
akan bisa melihat. Begitu pentingnya peranan cahaya bagi makhluk hidup, oleh
karena itu dalam laporan ini akan dibahas cahaya yang melewati celah sempit
yang disebut difraksi.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Menentukan panjang gelombang sinar laser
2. Menentukan ketebalan rambut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya.
Alat ini terdiri dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi
dapat dibuat dengan cara memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat
gelas dengan mesin terukur berpresisi tinggi. celah diantara goresan-goresan
adalah transparan terhadap cahaya dan arena itu bertindak sebagai celah-celah
yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter. Difraksi
adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Pembelokan
gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah disebut
difraksi gelombang (Anonim, 2012).
Kisi difraksi terdiri atas sebaris celah sempit yang saling berdekatan dalam
jumlah banyak. Jika seberkas sinar dilewatkan kisi difraksi akan terdifraksi dan
dapat menghasilkan suatu pola difraksi di layar. Jarak antara celah yang berurutan
(d) disebut tetapan kisi. Jika jumlah celah atau goresan tiap satuan panjang (cm)
dinyatakan dengan N, maka :
d = 1/N (1)
Menurut Soekarno, (1996: 150-155) dalam situs Firarizqy Candradari
Agfa mengatakan seberkas sinar tegak lurus kisi dan sebuah lensa konvergen
digunakan untuk mengumpulkan sinar-sinar tersebut ke titik P yang dikehendaki
pada layar. Distribusi intensitas yang diamati pada layar merupakan gabungan
dari efek interferensi dan difraksi. Setiap celah menghasilkan difraksi seperti yang
telah diuraikan sebelumnya, dan sinar-sinar yang terdifraksi sebelumnya tersebut
berinterferensi pada layar yang menghasilkan pola akhir.
Suatu celah yang dikenai cahaya dari arah depan akan memproyeksikan
bayangan terang yang sebentuk dengan celah tersebut di belakangnya. Tetapi di
samping itu, terbentuk juga bayangan-bayangan terang yang lain dari celah
tersebut di sebelah menyebelah bayangn aslinya, dan yang semakin ke tepi,
terangnya semakin merosot. Jadi seolah-olah sinar cahaya yang lolos lawat celah
itu ada yang dilenturkan atau didifraksikan kearah menyamping. Gejala difraksi
demikian tak lain ialah interferensi sinar-sinar gelmbang elektromagnetik cahaya
dari masing-masing bagian medan gelombang sebagai sumber gelombang cahaya
(Soedojo,2004 : 123).
Suparmona menjelaskan peristiwa pembelokan cahaya ke belakang
penghalang disebut peristiwa difraksi. Difraksi pertama kali diungkapkan oleh
Fransesco Grimaldi (1618-1663), walaupun Newton tidak menerima kebenaran
teori tentang gelombang cahaya, sedangkan Huygens tidak mempercayai difraksi
ini walaupun dia yakin akan kebenaran teori gelombang cahaya . Huygen
berpendapat bahwa gelombang sekunder hanya efektif pada titik-titik singgung
dengan selubungnya saja, sehingga tidak memungkinkan terjadinya difraksi.
Kisi dapat dibuat dengan mesin presisi berupa garis-garis pararel yang
sangat halus dan teliti di atas pelat kaca. Jarak yang tidak tergores di antara garis-
garis tersebut berfungsi sebagai celah. Transparansi fotografis dari kisi yang asli
bisa digunakan sebagai kisi yang murah. Kisi yang berisi 10.000 garis per
sentimeter adalah umum saat ini dan sangat berguna untuk pengukuran panjang
gelombang dengan tepat. Kisi difraksi yang berisi celah-celah disebut kisi
transmisi. Berkas cahaya yang melalui setiap celah tanpa pembelokkan (θ=0
derajat) berinteferensi konstruktif untuk menghasilkan garis terang di tengah
layar. Inteferensi konstruktif juga dapat terjadi pada sudut θ sedemikian rupa
sehingga berkas dari celah yang bersisian menempun jarak ekstra sejauh selisih l
= perkalian orde dengan panjang gelombangnya, di mana m marupakan bilangan
bulat.
Jika d adalah jarak antara celah, maka selisih l adalah perkalian jarak lebar
antara celah dengan sin θ = mD/λ adalah kriteria untuk mendapatkan maksimum
terang di mana m = 0, 1, 2, dan seterusnya. Persamaan ini sama dengan situasi
persamaan ganda, dan kembali m disebut orde dari pola tersebut (Giancoli, 2001).
Cahaya yang keluar dari dua celah kisi yang berurutan memenuhi
persamaan:
m λ= d sin θ atau d.Y/L = m λ (2)
Di mana:
m = orde pola difraksi (0, 1, 2, ...)
d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi)
λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan
θ = sudut lenturan (difraksi)
Y= jarak terang pusat dengan orde ke-n
L= jarak kisi ke layar
BAB III METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum difraksi cahaya dilakukan pada hari Rabu, 07 Januari 2015
di Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan
Alam Universitas Tanjungpura.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :
a. Kisi Difraksi N= 100/mm dan N=300/mm
b. Mistar
c. Layar
d. Sumber cahaya ( Sinar Laser )
e. Statif dan penjepit
3.3. Prosedur Kerja
1. Diletakan kisi 100/mm dan rangkai dengan jarak 25 cm dari layar
2. Diamati spectrum yang terjadi melalui kisi
3. Diukur jarak antara titik terang pusat ke orde 2
4. Diulangi langkah 1-3 untuk L 30, 35, 40, 50 cm.
5. Diganti kisi 100/mm menjadi kisi 300/mm
6. Diulangi langkah kerja persis pada percobaan kisi 100/mm
7. Setelah pengambilan data pada kedua kisi selesai diganti kisi dengan
menggunakan rambut
8. Diamati spektrum yang terjadi melalui kisi (rambut) pada jarak 25, 30, 35,
40, dan 50 cm
9. Diukur jarak antara titik terang pusat ke orde 2
10. Dicatat hasil data pengamatan dan di hitung ketebalan rambut
3.4. Analisis Data
3.4.1 Rumus yang digunakan
d = 1/N
dimana:
d = Jarak antara celah yang berurutan (cm)
N = Jumlah celah atau goresan tiap satuan panjang
d.(Y/L) = m λ
dimana:
m = orde pola difraksi (0, 1, 2, ...)
d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi)
λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan
θ = sudut lenturan (difraksi)
Y= jarak terang pusat dengan orde ke-n
L =jarak kisi ke layar
3.4.2 Tabel pengamatan
N= 105/m
N L (m) Y (m) Y/L d= 1/N λ (m)
2 0,25 0,033 0,132 0,00001 6,6E-07
2 0,3 0,04 0,133333 0,00001 6,667E-07
2 0,35 0,045 0,128571 0,00001 6,429E-07
2 0,4 0,05 0,125 0,00001 6,25E-07
2 0,5 0,063 0,126 0,00001 6,3E-07
6,449E-07
N= 3. 105/m
N L (cm) Y (m) Y/L d= 1/N λ (m)
2 0,25 0,1 0,4 3,33E-06 6,667E-07
2 0,3 0,12 0,4 3,33E-06 6,667E-07
2 0,35 0,14 0,4 3,33E-06 6,667E-07
2 0,4 0,16 0,4 3,33E-06 6,667E-07
2 0,5 0,2 0,4 3,33E-06 6,667E-07
6,667E-07
Λrzmbut= 6,328E-07 m
N λ (m) L (m) Y (m) d (m)
2 6,328E-07 0,25 0,005 6,33E-05
2 6,328E-07 0,3 0,006 6,33E-05
2 6,328E-07 0,35 0,007 6,33E-05
2 6,328E-07 0,4 0,01 5,06E-05
2 6,328E-07 0,5 0,014 4,52E-05
5,71E-05
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Kisi difraksi merupakan penyebaran gelombang suatu piranti untuk
mengnalisis dari sumber cahaya.
2. Semakin banyak celah atau kisi maka semakin kecil panjang
gelombangnya. Hal tersebut dapat diketahui dengan menggunakan
rumus: λ = untuk menentukan jarak antara dua baris (d)
menggunakan rumus d = 1/N.
3. Pada setiap orde panjang gelombang lebih kecil karena orde
berbanding terbalik dengan panjang gelombang.
4. Difraksi kisi terjadi ketika cahaya mengenai celah sempit pada
kisi, cahaya monokromatis dilewatkan pada kisi akan terjadi difraksi
yang menghasilkan bagian gelap dan terang tapi jika cahaya
polikromatis dilewatkan pada kisi maka akan timbul spectrum warna.
5. Apabila menggunakan cahaya monokromatis akan terjadi tempat
terang pada layar yang dipengaruhi oleh persamaan sin θ = m λ/d. pada
percobaan kali ini tidak menggunakan monokromatis karena cahaya
monokromatis hanyamempunyai satu spektrum sehingga cahaya dapat
terurai.
DAFTAR PUSTAKA
Agfa, Firarizqy Candradari. 2013. “Laporan Praktikum Kisi Difraksi” http://notec
haca.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-kisi-difraksi.html diakses 12
Januari 2015
Anonim.2012.“LaporanPraktikumKisiDifraksi”.http://goes2physic.blogspot.com/2012/02
/laporan-praktikum-kisi-difraksi.html diakses 12 Januari 2015
Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Universitas edisi 5 jilid 2 (terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Supramono, Eddy.2005. Fisika dasar II. Malang: UM Press.
LAMPIRAN