Format Pengkajian Integumen

16
FORMAT PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN SEMESTER V REGULER PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES KUNINGAN Nama Mahasiswa : NIM : PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN SKALA PENILAIAN Ket. 1 2 3 4 ALAT DAN BAHAN 1. Hand Scoon non steril 2. Senter (Bila Perlu) 3. Penggaris (Bila ada luka) PROSEDUR TINDAKAN 1) PENGKAJIAN 1. Cek Perencanaan Keperawatan Klien 2. Kaji dan tanyakan : a. Keluhan Utama b. Riwayat Kesehatan, meliputi PQRST, misalkan pada klien dengan keluhan gatal, dapat dikembangkan pengkajiannya sebagai berikut. - P : Provocative/Paliatif

description

q

Transcript of Format Pengkajian Integumen

Page 1: Format Pengkajian Integumen

FORMAT

PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN SEMESTER V REGULER

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES KUNINGAN

Nama Mahasiswa :

NIM :

PROSEDUR/LANGKAH KEGIATANSKALA PENILAIAN

Ket.1 2 3 4

ALAT DAN BAHAN

1. Hand Scoon non steril

2. Senter (Bila Perlu)

3. Penggaris (Bila ada luka)

PROSEDUR TINDAKAN

1) PENGKAJIAN

1. Cek Perencanaan Keperawatan Klien

2. Kaji dan tanyakan :

a. Keluhan Utama

b. Riwayat Kesehatan, meliputi PQRST,

misalkan pada klien dengan keluhan gatal,

dapat dikembangkan pengkajiannya sebagai

berikut.

- P : Provocative/Paliatif (pencetus)

Apa penyebab gatal tersebut?

Apa yang meringankan atau

memperberat gatal?

- Q : Quality/Quantity (Kualitas)

Page 2: Format Pengkajian Integumen

Bagaimana gambaran rasa gatal

tersebut (seperti membakar, hilang

timbul, atau bercampur nyeri).

- R : Region/Radiasi (Lokasi)

Rasa gatal tersebut terasa dimana?

apakah menjalar? jika menjalar

sampai dimana?

- S : Severity Scale (Tingkat keparahan)

Berapa lama berlangsungnya dan

apakah mengganggu aktivitas

sehari-hari?

- T : Timing (Waktu)

Kapan pertama kali dirasakan?

apakah timbul setiap saat atau

sewaktu-waktu?

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

e. Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Gigitan

Serangga, Cuaca dll).

f. Riwayat Pekerjaan

3. Kaji Aktivitas Daily Living klien (Terutama

Mandi )

2) PERENCANAAN

Teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui

metode inspeksi dan palpasi. Pengkajian yang harus

dengan pencahayaan yang memadai. Adapun

perencanaan adalah :

1. Cuci tangan di air mengalir

2. Persiapkan alat yang akan di gunakan

3. Persiapkan pasien : Jelaskan prosedur pelaksanan

tindakan dan atur posisi pasien (Kulit harus dikaji

Page 3: Format Pengkajian Integumen

secara menyeluruh dan tidak terbatas pada lokasi

abnormal saja)

4. Atur pencahayaan yang memadai.

5. Jaga privasi pasien.

C. PELAKSANAAN

1. Kaji Karakteristik Kulit

Warna Kulit

Inspeksi Warna Kulit, terhadap :

1) Biru (Sianosis)

2) Merah/Eritema

3) Jaundice/Ikterik/Kekuningan

4) Pucat

Tekstur Kulit

Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk

menentukan keadaan teksturnya.

Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang.

Kelembaban Kulit

Palpasi dengan ujung jari daerah permukaan

kulit untuk merasakan kelembapannya.

Secara normal kulit akan teraba kering

apabila disentuh. Pada beberapa kondisi

seperti adanya peningkatan aktivitas dan pada

peningkatan kecemasan, kelembapan akan

meningkat.

Suhu

Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal

atau punggung tangan. Bandingkan bagian

tubuh yang simetris. Bandingkan bagian

tubuh atas dan bagian tubuh bawah.

Suhu kulit normalnya hangat.

Bau

Page 4: Format Pengkajian Integumen

Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak

mengenakan. Bau yang tajam secara normal dapat

ditemukan pada peningkatan produksi keringat

terutama pada area aksila dan lipat paha

2. Kaji adanya lesi/ruam pada kulit

a. Ruam primer adalah kelainan yang pertama

timbul, berbentuk makula, papula, plak, nodula,

vesikula, bula, pustula urtika, dan tumor.

b. Ruam sekunder adalah kelainan berbntuk skuama,

krusta, fisura, erosis, ekskoriasio, ulkus, dan parut.

Jenis Lesi/Ruam Kulit

1. Lesi primer kulit

Jenis Lesi Keterangan Gambar

Bula Lesi yang berisi cairan,

diameter >2cm (disebut juga

blister).

Disebabkan oleh keracunan

getah pohon ek (jenis pohon

yang batangnya keras),

dermatitis lvy (sejenis

tanaman menjalar), bullous

pemfigoid bulosa, luka bakar

derajat 2.

Page 5: Format Pengkajian Integumen

Komedo Disebabkan karena

tertutupnya duktus

pilosebaceous, eksfoliatif,

terbentuk dari sebum dan

keratin.

Komedo hitam komedo

terbuka ,

komedo putih komedo

tertutup.

Kista Massa semi padat atau kapsul

yang berisi cairan yang

berada dalam kulit (misalnya

jerawat).

Macula Datar, berpigmen, bentuknya

melingkar, luasnya < 1cm

(misalnya, bekas rubella).

Nodul Lesi berupa tonjolan, lebih

tinggi dari jaringan sekitar

dan lebih dalam dari pada

papula. Meluas hingga

lapisan dermal, berdiameter

0,5 – 2cm.

Page 6: Format Pengkajian Integumen

Papula Inflamasi dengan lesi naik

hingga 0,5 cm. Warnanya

bisa sama atau berbeda

dengan warna kulit.

Tumor Lesi padat, lebih tinggi dari

kulit sekitar, meluas hingga

jaringan dermal dan

subkutan.

Vesikel Permukaan kulit naik,

berbatas jelas, terisi cairan,

diameternya < 0,5cm.

2. Lesi sekunder kulit

Jenis Lesi Keterangan Gambar

Atropi Penipisan kulit pada bagian

tubuh tertentu (misalnya

proses penuaan).

Page 7: Format Pengkajian Integumen

Krusta Sebum yang mongering,

eksudat serosa, purulen, atau

sanguineous di bawah kulit

yang mengalami erosi

sehingga muncul

kepermukaan kulit sebagai

vesikel, bula atau pustula.

Erosi Lesi berbatas tidak tegas,

kehilangan lapisan jaringan

epidermis superficial.

Ekskoriasi/

Abrasi

Garukan / goresan linear,

dengan daerah sekitarnya

mengalami abrasi. Biasanya

dilakukan oleh diri sendiri.

Likenifikasi Lapisan kulit yang menebal,

kulit yang tampak sering

digaruk (misalnya, atopic

dermatitis kronis).

Fisura Belahan pada kulit yang

bertepi rata, dapat meluas ke

lapisan dermal.

Page 8: Format Pengkajian Integumen

Skar Jaringan ikat yang disebabkan

oleh trauma, inflamasi dalam,

atau pembedahan. Berwarna

merah jika baru terjadi, jika

sudah lama akan tampak

berwarna lebih muda dan

datar.

Ulkus Kerusakan pada lapisan

epidermal dan dermal, dapat

meluas ke jaringan subkutan.

Biasanya sembuh dengan

menyisakan skar.

PENGKAJIAN TURGOR KULIT

Kaji turgor kulit dengan mencubit kulit.

Cubit punggung tangan pada dewasa.

Cubit bagian perut pada lanjut usia.

Cubit bagian kening pada bayi atau anak usia di

bawah 2 tahun.

Lepaskan dan perhatikan seberapa mudah kulit kembali

ke tempat semula.

Normalnya kulit segera kembali ke posisi awal sebelum

3 detik.

Page 9: Format Pengkajian Integumen

PENGKAJIAN EDEMA

Inspeksi setiap area edema mengenai lokasi, warna

dan bentuk.

Palpasi setiap area edema tentang mobilitas,

konsistensi, dan nyeri tekan.

Mengkaji pitting edema dengan menekan kuat area

tersebut selama 5 detik dan lepaskan, catat

kedalaman pitting dalam milimeter.

Page 10: Format Pengkajian Integumen

PENGKAJIAN RAMBUT DAN KUKU

A. RAMBUT

1. Inspeksi

Perhatikan penyebaran rambut di seluruh

tubuh, penyebaran rambut akan tampak lebih

banyak pada pria dibandingkan wanita. Lihat

kebersihannya, catat adanya tinea kapitis, tinea

korporis, kutu, dan lain-lain. Lihat warnanya,

warna rambut berbeda-beda tergantung suku

bangsanya.

2. Palpasi

Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik

sedikit rambut, catat jika ada kerontokan

rambut atau alopesia (rontok berlebihan).

PENGKAJIAN RAMBUT DAN KUKU

B. KUKU

1. Inspeksi

Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku.

Normalnya dasar kuku berwarna merah muda

cerah karena mengandung banyak pembuluh

darah.

Sudut normal antara kuku dengan pangkalnya

adalah 160 derajat.

Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau

perlukaan.

2. Palpasi

Tekan ujung jari untuk memeriksa Capillary

Refil Time (CRT) yaitu waktu pengisian balik

kapiler. Normalnya akan kembali dalam

Page 11: Format Pengkajian Integumen

waktu < 2 detik.

Beberapa kelainan pada kuku :

Jenis Keterangan Gambar

Jari gada

(clubbing

finger)

Terjadi karena kondisi

hipoksia dalam waktu yang

lama.

Sudut antara kuku dengan

dasarnya > 180 derajat.

Koilonika

(koilonychia)

Bentuk kuku seperti sendok,

disebabkan karena anemia

dalam jangka waktu yang

lama.

Paronikia

(paronychia)

Ditandai dengan adanya

edema pada dasar kuku.

Diakibatkan karena trauma

atau infeksi yang bersifat

local.

Page 12: Format Pengkajian Integumen

Garis Beau Biasa terjadi karena

penyakit infeksi yang

kronis. Ditandai dengan

garis transversal pada

permukaan kuku.

Onikomikosis Terjadi karena adanya

infeksi jamur pada kuku.

Onycholysis Proses terlepasnya kuku

karena onikomikosis yang

tidak ditangani.