FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi ...
Transcript of FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi ...
FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN
(Studi Analisis Surat Al-Baqarah dan Surat Al-A’raf)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Agama (M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Oleh:
Rosa Lestari
NIM. 217410732
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
PASCASARJANA MAGISTER ( S2 )
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1440 H/2019 M
FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN
(Studi Analisis Surat Al-Baqarah dan Surat Al-A’raf)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Agama (M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Oleh:
Rosa Lestari
NIM. 217410732
Pembimbing:
Prof. Dr. H. D. Hidayat
Dr. H. M. Azizan Fitriana, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
PASCASARJANA MAGISTER ( S2 )
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1440 H/2019 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an (Studi
Analisis Surat Al-Baqarah dan surat Al-A’raf)” yang disusun oleh Rosa
Lestari, dengan Nomor Induk Mahasiswa 217410732 telah melalui proses
bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat
ilmiah untuk diujikan di sidang munaqasyah.
Pembimbing 1 Pembimbing II
Prof. Dr. D. Hidayat Dr. M. Azizan Fitriana, MA Tanggal: 27 Juli 2019 Tanggal: 27 Juli 2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis dengan judul “Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an
(Studi Analisis Surat Al-Baqarah dan surat Al-A’raf)” yang disusun oleh
Rosa Lestari, dengan Nomor Induk Mahasiswa 217410732 telah diujikan di
sidang munaqasyah program pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)
Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2019. Tesis tersebut telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Magister Agama (M. Ag) pada program
Pascasarjana Magister Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir.
Panitia Ujian
Keterangan Tanda Tangan Tanggal
Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA (.....................) (.............)
Ketua Sidang
Dr. H. Ahmad Syukron, MA (.....................) (.............)
Sekertaris Sidang
Hj. Ade Naelul Huda, MA. Ph.D (.....................) (.............)
Penguji 1
Dr. H. Ahmad Syukron, MA (.....................) (.............)
Penguji 2
Prof. Dr. H. D. Hidayat (.....................) (.............)
Pembimbing 1
Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA (.....................) (.............)
Pembimbing 2
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rosa Lestari
NIM : 217410732
Tempat/Tanggal Lahir : Mataram 30 Mei, 1995
Menyatakan bahwa tesis dengan judul “Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam
Al-Qur`an (Studi Analisis Surat Al-Baqarah dan surat Al-A’raf)” adalah
benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan.
Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tangguh
jawab saya.
Jakarta, 27 Juli 2019
Rosa Lestari
iv
PERSEMBAHAN
Dipersembahkan untuk Mama dan Ayahanda tercinta, Mama
Maemunah dan Ayah Muhammad yang berkat doa, usaha dan
ketulusannya selalu memberikan dukungan moril dan materil,
Dae-Daeku tersayang, ponakan-ponakanku yang lucu, serta sahabat
dan seluruh pihak yang telah membantu dengan doa dan dukungan.
Terimakasih atas segalanya.
Ditulis dengan penuh harapan, semoga Allah meridhoi. Aaminn
v
حِيمِ حْمنِ الرَّ بسِْمِ اللهِ الرَّ
KATA PENGANTAR
Al-hamdulillah puji syukur atas segala limpahan nikmat, kasih
sayang dan karunia yang diberikan Allah swt. sehingga tesis yang berjudul
“Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an (Studi Analisis Surat Al-
Baqarah dan surat Al-A’raf)” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Shalawat beriringkan salam semoga selalu tercurah untuk
baginda Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan sahabat.
Dalam perjalanan menyelesaikan tesis ini tentunya penulis tidak
sendiri, ada banyak pihak yang telah berjasa memberikan dukungan baik
moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang mendalam kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Rektor Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. selaku direktur
pascasarjana IIQ Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. D. Hidayat dan Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana,
MA selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas waktu yang telah
diluangkan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis sehingga
tesis ini selesai sesuai dengan harapan.
4. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
5. Staf Tata Usaha Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah bersedia
direpotkan oleh penulis untuk berbagai keperluan. Semoga Allah swt.
membalasnya dengan kebaikan yang banyak.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayah Muhammad dan Mama Maemunah
yang tak henti mendo’akan dan mendukung penulis sehingga dapat
menyelesaikan kuliah ini.
7. Semua keluarga tercinta, kakak-kakak, adik-adik dan keponakan
saya. Terimakasih do’a, dukungan dan semua yang telah diberikan.
8. Semua staf guru dan karyawan di Khadijah Islamic School (KIS)
yang senantiasa mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan
tesis ini.
9. Teman-teman tercinta di Pondok Pesantren Tafsir Darus Sa’adah
Ciputat yang dengan semangat dan motivasi dari merekalah penulis
dapat menyelasaikan tugas akhir ini.
10. Teman-teman kuliah Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2017
yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
Semoga tali persaudaraan kita akan tetap terjalin sampai kapanpun.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga
Allah membalas semua kebaikan dengan sebaik-baik balasan.
vi
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dan partisipasi dari
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini
mendapat balasan pahala dari Allah swt. dan semoga tesis ini dapat
bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya masyarakat
pecinta ilmu dalam menambah wawasan dan referensi. Semoga Allah swt.
selalu membimbing kita ke jalan yang diridhainya. Aamiin
Jakarta, 27 Juli 2019
Penulis,
Rosa Lestari
vii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERNYATAAN PENULIS ......................................................................... iii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
ABSTRAKSI ............................................................................................... vii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Maslah ................................ 5
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ................................... 6
E. Kajian Pustaka ................................................................................ 6
F. Metodologi Penelitian ..................................................................... 9
G. Tekhnik dan Sistematika Penulisan ................................................. 12
BAB II: RELASI KONTEKS SOSIO-KULTURAL ARAB DAN AL-
QUR`AN
A. Definisi Fungsi Sosial ........................................................................14
B. Konteks Sosio-Kultural Arab ............................................................. 15
1. Keadaan Sosial Masyarakat Arab di zaman Jahiliyyah (Pra-Islam ... 15
2. Keadaan Sosial Masyarakat Arab awal Islam .................................. 18
C. Al-Qur`an ........................................................................................... 19
1. Gaya Bahasa dalam Al-Qur`an .......................................................... 19
2. Makki dan Madani ............................................................................. 21
3. Gambaran Umum tentang Istifham .................................................... 23
BAB III: ISTIFHÂM DALAM QS. AL-A’RAF DAN AL-BAQARAH
A. Profil QS. Al-A’raf [8] .................................................................... 34
1. Penamaan Surah ......................................................................... 34
2. Tema dan Kandungan Surah ...................................................... 34
3. Unsur-unsur Balaghah dalam surat Al-A’raf (ّالعناصر البلاغية) .... 35
4. Tabel Balagiy Istifham QS. Al-A’raf [8] ................................... 39
B. Profil QS. Al-Baqarah [2] ................................................................ 47
1. Penamaan Surah ......................................................................... 47
viii
2. Tema dan Kandungan Surah ...................................................... 49
3. Unsur-unsur Balaghah dalam surat Al-Baqarah (ّالعناصر البلاغية)
4. Tabel Balagiy Istifham QS. Al-Baqarah [2] .............................. 52
BAB IV: ANALISIS PENAFSIRAN ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM
AL-QUR`AN
A. Analisis Istifhâm Taubîkh dalam Surat Al-A’raf ............................... 63
1. Risalah Para Nabi dalam Perjalanan Sejarah ............................... 63
a. Keengganan Iblis Sujud kepada Adam .................................. 63
b. Kesuksesan Bujuk Rayu Iblis Kepada Adam ........................ 66
c. Risalah Nuh as. di Tanah Arab .............................................. 70
d. Risalah Nabi Hud as............................................................... 75
e. Risalah Nabi Musa as............................................................. 84
2. Ayat Yang Berkaitan dengan Kaum Musyrikin Mekkah .......... 89
a. Taqlid Buta........................................................................... 89
b. Sebab Kehancuran ‘Penduduk Negeri’ ................................ 93
c. Ayat Yang Berkaitan Dengan Kisah Pewaris Taurat ........... 99
d. Risalah Muhammad Saw ..................................................... 103
3. Ayat yang berkaitan dengan Janji dan Ancaman Allah ............. 106
a. Penghuni Al-A’raf .............................................................. 106
b. Dialog Penghuni Surga dan Neraka ..................................... 109
B. Analisis Istifhâm Taubîkh dalam Surat Al-Baqarah ........................ 113
1. Penafsiran Terkait dengan Bukti Kekuasaan Allah ................... 113
2. Penafsiran Tertkait dengan Etika Berdakwah ............................ 122
3. Harapan yang sia-sia dari Bani Israil ......................................... 117
4. Penafsiran Ayat yang berkaitan dengan Musyrik ...................... 146
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 151
B. Saran ................................................................................................ 152
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 154
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. dalam penulisan tesis di IIQ, Transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini.
A. Konsonan
Huruf Transliterasi Huruf Transliterasi
th ط A ا
zh ظ B ب
‘ ع T ت
gh غ Ts ث
f ف J ج
q ق H ح
k ك Kh خ
l ل D د
m م Dz ذ
n ن R ر
w و Z ز
h ه S س
’ ء Sy ش
Y ي Sh ص
Dh ض
B. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah a ا â ْي... َ
Kasrah i ي î ْو... َ
x
Dhammah u و û
C. Kata Sandang
Alif Lam ( )ال Syaddah Ta Marbûthah
Qamariah Syamsia
h
Waqaf Washal
البقرة
al-Baqarah
الرجل
ar-Rajul
إِنَّ الَّذِيْن
Inna al-ladzîna الْأفْئِد ة
al-Af’idah
امِل ةٌ ن اصِب ةٌ ع
Âmilatun Nâ
sibah
xi
ABSTRAK
Nama : Rosa Lestari
NIM : 217410732
Konsentrasi : Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir
Judul Tesis : Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al-
Qur`an (Studi Analisis Surat Al-Baqarah
dan surat Al-A’raf)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fungsi sosial istifhâm taubîkh yang terdapat dalam Al-Qur`an. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif-analitis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa redaksi istifhâm taubîkh dalam
Al-Qur`an dapat ditarik fungsi sosial berdasarkan konteks ayat. Dalam surat
Al-Baarah terdapat beberapa tema yang menjadi subjek dan objek celaan
Allah yaitu: Bukti Kekuasaan Allah (QS. Al-Baqarah [2]: 28), Etika
Berdakwah (QS. Al-Baqarah [2]: 44), Harapan yang sia-sia dari Bani Israil
(QS. Al-Baqarah [2]: 76), (QS. Al-Baqarh [2]: 77), (QS. Al-Baqarah [2]: 80),
(QS. Al-Baqarah [2]: 85), (QS. Al-Baqarah [2]: 87), (QS. Al-Baqarah [2]:
139), (QS. Al-Baqarah [2]: 140), (QS. Al-Baqarah [2]: 211), Penafsiran Ayat
yang berkaitan dengan Musyrik, (QS. Al-Baqarah [2]: 170). Dan Tema yang
menjadi subjek dan objek celaan Allah dalam surat Al-A’raf yaitu:Sikap Iblis
yang sombong (QS. Al-A’raf [8]: 12), Kesuksesan bujuk Rayu Iblis kepada
Bapak manusia (Adam): (QS. Al-A’raaf [8]: 22), Risalah Nuh di Tanah Arab
(QS. Al-A’raaf [7]: 63), Ajakan Nabi Hud as. untuk Mentauhidkan Allah
(QS. Al-A’raaf [7]: 65), Keheranan Kaum Nabi Nuh dalam Menerima
Dakwah (QS. Al-A’raaf [7]: 69), Hakikat Sebuah Nama (QS. Al-A’raaf [7]:
71), Sikap Otoriter Fir’aun (QS. Al-A’raf [7]: 123), Kemarahan Nabi Musa
(QS. Al-A’raf [7]: 150), Taqlid Buta (QS. Al-A’raaf [7]: 28), Sebab
Kehancuran ‘Penduduk Negeri’ (QS. Al-A’raaf [7]: 97-98) dan QS. Al-A’raf
[7]: 100, Ayat Yang Berkaitan Dengan Kisah Pewaris Taurat (QS. Al-A’raf
[7]: 169), Risalah Muhammad Saw. (QS. Al-A’raf [7]: 184-185), Penghuni
Al-A’raf (QS. Al-A’raaf [7]: 49), Dialog Penghuni Surga dan Neraka (QS.
Al-A’raf [7]: 44).
xii
ملخـص البحث
: روســـــا لســتاري الاســم
217410732: رقـم التسجــيل
: علـوم القرآن وتفـسيره القــسم الجامـعي
الوظيــفـة الإجـتماعيـة : موضـوع رسـالة الماجستير
الأعراف سورة و البقرة سورة فـي دراسـة تحـليليــة ( فـي القــرآن
(
هدف هذا البحث إلى الوصف والتحليل على الوظيفة
الإجتماعية في القرآن الكريم. واعتمد هذا البحث على البحث
النوعــي واتجـه على المدخل الوصفـي التحليلي.
دلت نتائـج البحث على أن الإستفهام التوبيــخي يمكن أن
السياق الكلامي. نرى فيها الوظيفة الإجتماعية التي تعتمد على
وجدت الباحثة في بعض الآيات القرنيــة الموضوعات المتعلقة
، 12بإهـانة الله تعالى وهي استكبار إبليس في سورة الآعراف أية:
، ورسالة 22وأضل إبليس أدم عليه السلام في سورة الأعراف أية:
نبي الله نوح عليه السلام في الجزيرة العربية في سورة الإعراف
، دعوة نبي الله هود عليه السلام إلى قومـه لتوحيد الله في 63ة: أي
، رغبة قوم نوح عليه السلام عن دعوتـه 65سورة الأعراف أية:
، حقيقة الإسم في سورة الإعراف أية: 69في سورة الأعراف أية:
، غضب نبي 123، استكبار فرعـون في سورة الأعراف أية: 71
، السلوك 150ورة الأعراف أية: الله موسى عليه السلام في س
، أسباب هلاك أم القـرى في 28القليــدي في سورة الأعراف أية:
، القصـة عن ورثة التوراة في سورة 98-97سورة الأعراف أية:
، رسالة نبي الله محـمد صلى الله عليه وسلم في 169الأعراف أية:
راف ، أهل الأعراف في سورة الأع185-184سورة الأعراف أية:
xiii
، الحوار بين أهل الجنة والجحيــم في سورة الأعراف أية: 49أية:
44 .
أما وجدت الباحث في بعض الآيات القرنيــة الموضوعات
المتعلقة بإهـانة الله تعالى وهي قدرة الله وبرهــانها في سورة البقرة
، الآمال 44، منهج الدعوة وأدابــها في سورة البقرة أية: 28أية:
، 85، 80، 76، 75ل لبني إسرائيــل في سورة البقرة أية: الفاش
170.، التفسير عن المشركيــن في سورة البقرة أية: 87
xiv
ABSTRACT
Name : Rosa Lestari
NIM : 217410732
Concentration : Knowledge of the Qur'an and Interpretation
Title of Thesis : Social Function Istifham Taubikh in the Qur`an
(Analysis in the Letter of Al-Baqarah dan the letter of
Al-A’raf)
This study aims to describe and analyze the Istifham Taubikh's social
functions contained in the Qur'an. This research is a qualitative research with
descriptive-analytical design.
The results of the study indicate that the editorial staff of the taubikh
in the Qur'an can be drawn from social functions based on the context of the
verse. In the letter of Al-A'raf there are several themes that become the
subject and object of Allah's reproach, namely: The arrogant attitude of
Satan (QS. Al-A'raf [8]: 12), The success of the persuasion of the Devil's
Seduction to the Human Father (Adam): ( Surah Al-A'raf [8]: 22), Noah's
Minutes in Arab Land (Surah Al-A'raaf [7]: 63), Invitation to Prophet Hud
as. to monotheize Allah (Surah Al-A'raf [7]: 65), Noah's Surprise in
Receiving Da'wah (QS. Al-A'raf [7]: 69), The Nature of a Name (QS. Al-A '
ranting [7]: 71), Authoritarian Attitude of Pharaoh (Surah Al-A'raf [7]: 123),
Anger of the Prophet Moses (Surah Al-A'raf [7]: 150), Blind Taqlid (QS Al-
A'raaf [7]: 28), For the Destruction of the 'Domestic Population' (QS. Al-
A'raaf [7]: 97-98) and QS. Al-A'raf [7]: 100, Verses Relating to the Story of
the Heir of the Torah (Surah Al-A'raf [7]: 169), Minutes of Muhammad.
(Surah Al-A'raf [7]: 184-185), Occupants of Al-A'raf (Surah Al-A'raf [7]:
49), Dialogues of Inhabitants of Heaven and Hell (QS. Al-A ' raf [7]: 44).
And the theme is the subject and object of God's reproach in the letter of Al-
Baqarah, namely: Proof of the Power of Allah (Surah Al-Baqarah [2]: 28),
Ethics of Da'wah (QS. Al-Baqarah [2]: 44), Hope is in vain -sia from the
Children of Israel (Surah Al-Baqarah [2]: 76), (Surah Al-Baqarh [2]: 77),
(Surah Al-Baqarah [2]: 80), (QS. Al-Baqarah [2]: 85), (Surah Al-Baqarah
[2]: 87), (Surah Al-Baqarah [2]: 139), (Surah Al-Baqarah [2]: 140), (QS. Al -
Baqarah [2]: 211), Interpretation of verses related to Mushrik, (Surah Al-
Baqarah [2]: 170)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang selalu dihadapi oleh masyarakat Islam masa kini
adalah sulitnya memahami Al-Qur`an sebagai petunjuk dalam kehidupan.
Walaupun mereka membacanya hampir di setiap masa. Penulis
mengamati bahwa Al-Qur`an dewasa ini hanya sebagai bacaan semata
dan Al-Qur`an sering digunakan untuk membenarkan atau mengklaim
golongan dan kelompok tertentu. Jarang sekali Al-Qur`an dewasa ini
diresapi maknanya. Sebagaimana Al-Qur`an adalah mukjizat, seringkali
masyarakat saat ini luput dari pemahaman-pemahaman mulai dari sisi
gramatikal teksnya, maksud dan tujuan ayat serta hikmah-hikmah yang
terkandung dalam sebuah ayat. Kebobrokan moral, meningkatnya
kriminalitas dan menurunnya tingkat spiritualitas di kalangan masyarakat
milenial karena jauhnya umat Islam dari Al-Qur`an. Melihat hal ini maka
hilanglah fungsi sosial dari Al-Qur`an, kitab yang dijuluki sebagi kitab
petunjuk. Kurangnya minat dan kesadaran untuk menggali lebih dalam
nilai sosial sebuah ayat yang berperan merubah perilaku sosial.
Walaupun Al-Qur`an bukan kitab ilmiah dalam pengertian umum,
namun kitab suci ini banyak sekali berbicara tentang masyarakat. Ini
disebabkan karena fungsi utama kitab suci ini adalah mendorong lahirnya
perubahan-perubahan positif dalam masyarakat. Kitab suci umat Islam
ini memperkenalkan sekian banyak hukum-hukum yang berkaitan
dengan bangun runtuhnya suatu masyarakat.1
1 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 2005), cet. 16, h. 319
2
Al-Qur`an juga memelihara hukum-hukum kejiwaan dan hukum-
hukum alam sekaligus menetapkan realitas-realitas yang harus dibina
manusia untuk memakmurkan bumi.2 Masyarakat manusia tidak
mungkin sinambung eksistensinya bila tidak ada sejumlah aturan yang
dirumuskan, juga bila tidak ada otoritas yang mengurus urusan-
urusannya. Bila semua anggota masyarakat menjaga disiplin dan
mematuhi aturan, maka keadilan sosial tertegakkan dan memperoleh
kekuatan.3
Berangkat dari permasalahan ini penulis tertarik untuk meneliti
redaksi-redaksi dalam Al-Qur`an. Telah diketahui bersama bahwa Al-
Qur`an merupakan kitab petunjuk dan sarana interaksi antara Allah Swt
dan makhluk-Nya.4 Dengan kitab inilah Allah membimbing manusia
untuk bersosial dan bermasyarakat di muka bumi.
Dalam melakukan interaksi, Al-Qur`an menggunakan beragam
kalimat. Quraish Shihab mengungkapkan bahwa tidak ada satupun bacaan
yang diperlakukan seperti Al-Qur`an dalam hal dikaji redaksinya, dimulai
dari aspek penetapan kata dan pemilihan kata sampai kepada arti
kandungan baik tersurat maupun tersirat, serta kesan yang ditimbulkan.5
Ini semua dilakukan demi untuk mengungkap nilai-nilai Al-Qur`an agar
terimplementasikan dalam kehidupan,
Salah satu ragam kalimat yang digunakan Al-Qur`an a adalah kalimat
istifhâm (pertanyaan). Kalimat dalam kajian gramatika biasanya
2 Muhammad al-Ghazali, Berdialog dengan Al-Qur`an, terj. Kaifa Nata’amal ma’a
Al-Qur`an, terj. Masykur Hakimdan Ubaidillah, (Bandung: Mizan, 1996), cet. 1, h. 214 3 ‘Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathab’i, Tafsir al-Mizan, terj. Al-
Mizan: an Exegesis of Qur`an Volume 1, terj. Ilyas Hasan, (Jakarta: Lentera, 2010), cet. 1, h.
361 4 Yusuf al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur`an , terj. Kaifa
Nata ‘Alamu Ma‘a Al-Qur`an al-‘azhim terj. Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka Kautsar,
2000), h. 5 5 M. Quraish Shihab, Lentera Hati, (Bandung: Mizan, 1997), cet. 7, h. 25
3
didefinisikan dengan sekumpulan kata yang minimal terdiri dari
subjek dan predikat, dan maknanya dapat dipahami. Sedangkan dilihat
dari pola kalimat, secara garis besar menurut ahli gramatika bahasa Arab
terbagi menjadi dua macam.6 Pertama, Khabari (خبري)/informasi, yakni
yang kandungannya berpotensi untuk dinilai benar atau bohong. Kedua,
Insya’i (إنشائ), yakni yang redaksinya tidak mengandung potensi untuk
dinilai bahwa ia benar atau bohong.7
Dengan demikian, pertanyaan atau istifhâm termasuk dalam
pembahasan kalimat insya’i. Selanjutnya bila ditinjau dari penggunaan
kata istifhâm dalam kalimat al-i istifhâmiyah didapati makna-makna
tertentu; seperti ada yang tetap pada makna haqiqi dan ada pula yang
bermakna majazi. Makna hakiki adalah merupakan arti yang sebenarnya
bukan merupakan arti kiasan. Sedangkan istifhâm majazi adalah
pertanyaan tentang sesuatu yang sebenarnya sudah diketahui. Dalam
kondisi ini, fungsi yang dimiliki oleh kalimat istifhâm tersebut tidak lagi
orisinil sebagai pertanyaan yang mengharapkan jawaban, namun beralih
kepada fungsi-fungsi lainnya seperti larangan, perintah, pengingkaran,
doa, harapan, celaan serta tujuan lainnya.8
Dalam Al-Qur`an banyak ditemukan ayat dalam redaksi pertanyaan,
tetapi setelah memperhatikan konteksya ternyata berbeda dengan fungsi
pertanyaan pada dasarnya.9 Hal ini banyak ditemukan dalam Al-Qur`an.
Seperti firman Allah Swt:
“Apakah kamu menyuruh orang melakukan aneka kebajikan dan kamu
melupakan diri kamu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci.
Tidakkah kamu berakal?” (QS. Al-Baqarah [2]: 44)
Ayat ini beredaksi istifhâm dengan kata tanya hamzah ( ء) namun
memiliki maksud atau tujuan untuk menegur, mencela atau kecaman.
Ayat ini mengecam pemuka-pemuka agama Yahudi, yang sering kali
memberi tuntunan tetapi melakukan sebaliknya. Dalam sebuah riwayat
6 Kementrian Agama RI, Muakddimah Al-Qur`an dan Tafsirnya (Edisi yang
disempurnakan), (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), Cet. 10, h. 168 7 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Ciputat: Lentera Hati, 2015), cet. III, h.
8 Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, (Kairo: Dar al-
Maarif, t.t), h. 165 9 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h. 64-67
4
dikemukakan bahwa ada orang-orang Yahudi yang menyuruh
keluarganya yang telah memeluk Islam agar mempertahankan keyakinan
mereka dan terus mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw. Walaupun
ayat ini turun dalam konteks kecaman kepada para pemuka Yahudi, kita
dapat mengambil fungsi sosial yaitu ayat ini tertuju kepada setiap orang
terutama muballigh dan para pemuka agama dalam berdakwah. Dakwah
adalah ucapan dan perbuatan, kalau arah perbuatan berlawanan dengan
arah ucapan , ia bukan lagi dakwah yang di ridhai Allah, bahkan ia telah
mengundang murka-Nya. 10
Seperti inilah beberapa contoh dari redaksi
istifhâm yang terdapat dalam Al-Qur`an yang ternyata bila dikaji secara
mendalam dapat menimbulkan efek sosial tertentu.
Berbagai macam redaksi istifhâm dalam Al-Qur`an meliputi 96 surat,
jumlah redaksi istifhâm 715 ayat tersebar di dalam Al-Qur`an.11
Hal ini
menunjukkan bahwa Allah menggunakan redaksi istifhâm untuk
berinteraksi dengan hamba-Nya penting untuk dikaji. Karena setiap
penggunaan lafaz dalam Al-Qur`an memiliki konsekuensi terhadap
penggunaannya.
Dari 715 ayat beredaksi istifhâm, terdapat 170 ayat bermakna taubîkh
(celaan/kecaman), hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan
penelitian mendalam demi mengungkapkan fungsi dari sisi sosial dalam
ayat-ayat tersebut. Kenapa Allah menggunakan redaksi yang
mengandung makna taubîkh, apa pengaruhnya terhadap manusia, apakah
menyentuh perasaan, adakah efek yang ditimbulkan dari sisi keimanan?.
Kemudian meneliti sejauh mana bentuk-bentuk taubikh yang terdapat
dalam Al-Qur`an berdasarkan konteks ayat. Maka dari itu penulis tertarik
untuk meneliti dua surat terpanjang dalam Al-Qur`an yaitu Al-A’raf
sebagai surat yang mewakili konteks Makkiyah dan surat Al-Baqarah
yang mewakili konteks Madaniyah. Dua surat ini dirasa sudah cukup
menggambarkan keadaaan sosiologi masayarakat Arab waktu itu sebagai
penerima pesan Al-Qur`an.
Berdasarkan urian di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul “Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an (Studi
10
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an)
Vol. 1, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 218-219 11
Prosentase ini diketahui setelah menghitung jumlah keseluruhan ayat-ayat yang
beredaksi istifham dalam Al-Qur`an dengan menggunakan kitab at-Tafsir al-Balagiy lil
Istifham fi Al-Qur`an al-Hakim karya Abdul ‘Azhim Ibrahim al-Math’iniy, perhitungan
dilakukan dimulai dari jilid 1 sampai jilid 4. Terkadang metode penghitungan dalam tafsir
ini menempatkan 1-3 ayat dijadikan satu tema redaksi istifham. Sehingga perhitungan
jumlah redaksi istifham terkadang beradasrakan tema. Abdul ‘Azhim Ibrahim al-Math’iniy
at-Tafsir al-Balagiy lil Istifham fi Al-Qur`an al-Hakim, (Mesir: Maktabah Wahbah, 1999).
5
Analisis Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam surat Al-A’raf dan Al-
Baqarah)”.
B. Permasalahan
Dalam pembahasan ini, akan dipaparkan beberapa permasalahn yang
mencakup identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan
masalah. Berikut perenciannya.
1. Identifikasi Masalah
Permasalahan pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Manusia memiliki Al-Qur`an sebagai petunjuk dalam segala lini
kehidupannya sehingga manusia perlu untuk memahami Al-
Qur`an termasuk memahami ayat-ayat istifhâm
2. Ayat-ayat istifhâm di dalam Al-Qur`an memiliki penjelasan yang
luas, dimana pengertiannya belum banyak dipahami secara
mendalam oleh banyak orang.
3. Ayat-ayat istifhâm di dalam Al-Qur`an mengandung banyak
makna, seperti istifhâm at-taubîkh, istifhâm inkari, istifhâm
taqriri, dan lain sebagainya. Hal ini menarik untuk dibahas.
4. Para mufassir memiliki pandangan khusus terkait dengan ayat-
ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an sehingga perlu untuk
mengetahui pandangan para mufassir tersebut.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas penulis terdorong
mengangkat permasalahan ini sebagai obyek kajian, dan agar
permasalahan tidak melebar dalam pembahasannya, maka penulis
akan membatasi ruang lingkup masalah ini hanya pada: Studi
Analisis Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam surat Al-A’raf dan Al-
Baqarah. Kedua surat ini merupakan dua surat terpanjang yang
mewakili konteks Makkiyah dan Madaniyah dan cukup
menggambarkan keadaaan sosiologis masyarakat Arab pada waktu
itu.
3. Perumusan Masalah
Perumusan yang dikaji dalam pembahasan ini dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan yaitu:
1. Bagaimana penafsiran ulama terkait istifhâm taubîkh dalam
Al-Qur`an?
2. Bagaimana kontekstualisasi istifhâm taubîkh dari segi sosial?
C. Tujuan Penelitian
6
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, berikut merupakan tujuan
penelitian ini:
1. Untuk menegtahui penafsiran ulama terkait istifhâm taubîkh
dalam Al-Qur`an.
2. Untuk menegtahui kontekstualisasi istifhâm taubîkh dari segi
sosial.
D. Kegunaan penelitisan
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran mengenai penafsiran ulama terkait
istifhâm taubîkh dalm Al-Qur`an
2. Memberikan gambaran mengenai kontekstualisasi istifhâm
taubîkh dari segi sosial
E. Kajian Pustaka
Diakui bahwa bahwa tulisan tentang istifhâm dalam Al-Qur`an
bukan tidak ada sama sekali, bahkan bisa dikatakan sudah banyak
dilakukan. Namun, setelah dilakukan penelitian kepustakaan, tidak
banyak karya intelektual yang berbicara tentang hikmah istifhâm
inkary dari sisi sosial. Pada bagian ini, penulis menghadirkan kajian-
kajian atau penelitian-penelitian sebelumnya yang bersinggungan
dengan tema yang penulis angkat dan untuk menghindari kesamaan
dengan penelitian-penelitian lain. Di antaranya sebagai berikut:
1. Tesis yang berjudul “Istifhâm dalam Al-Qur`an (Kajian
Pragmatik Terhadap Penggunaan Kata Tanya Hamzah) karya
Ali Ma’shum konsentrasi Bahasa dan Satra Arab Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2007. Dalam tesisnya Ali Ma’shum mengkaji
Penggunaan Kata Tanya Hamzah dalam Al-Qur`an dengan
metode pragmatik sebagai pisau analisisnya dan memiliki
kesimpulan sebagai berikut:
a. Kajian pragmatik penggunaan kata tanya hamzah dalam Al-
Qur`an dilakukan melalui tiga tahapan analisis, yaitu : analisis
aspek sintaksis, semantis dan pragmatis.
b. Hasil penelitian dari aspek sintaksis menunjukkan bahwa
istifhâm terbagi menjadi dua, yaitu ; istifhâm retoris dan
istifhâm aretoris.
c. Hasil analisis dari aspek semantis, diketahui bahwasannya
istifham yang menggunakan kata tanya hamzah dalam Al-
Qur`an sangatlah sedikit sekali yang digunakan untuk fungsi
(makna) dasarnya, yaitu bertanya atau mencari informasi.
d. Hasil penelitian dari aspek pragmatis, ditemukan
bahwasannya istifhâm yang menggunakan kata tanya hamzah
7
dalam Al-Qur`an banyak sekali yang digunakan bukan untuk
meminta informasi atau bertanya, melainkan untuk fungsi –
fungsi lain berdasarkan konteks. Fungsi-fungsi pragmatis
tersebut adalah: mempertegas, menolak, memberikan
informasi, menganggap mustahil, mengingkari, membuktikan
kebenaran ucapan, mengetes atau menguji, menantang,
menghibur, meminta petunjuk, meminta pengakuan, meminta
dikasihani, membuka mata orang lain, mencari muka,
memerintah, menyeru, melarang, mengkonfirmasi, menegur,
mengklarifikasi, mengingatkan, menganjurkan,
menyombongkan diri, berpura-pura bodoh, berputus asa,
menghina, merasa puas, mengungkit-ungkit, mengancam,
menyesali, menyatakan keheranan, dan menghardik. Tesis ini
sangat membantu penulis dalam memberikan informasi terkait
penggunaan kata tanya hamzah dalam Al-Qur`an. Adapun
yang menjadi pembeda dengan yang penulis teliti adalah
penulis menfokuskan penelitian pada ayat-ayat yang
bermuatan istifhâm at-taubîkh fungsi dalam konteks
sosialnya.12
2. Selanjutnya tesis yang berjudul Istifhâm dalam Al-Qur`an
(Sebuah Analisis Ilmu Ma’ani) karya Mhd. Syahnan, mahasiswa
Program Pascasarjana Kerjasama IAIN Syarif Hidayatullah
dengan Universitas Indonesia Jakarta tahun 2000. Dalam tesisnya
Mhd. Syahnan mengkaji istifhâm dalam Al-Qur`an dengan
pendekatan Ilmu Ma’ani. Yang berksimpulan bahwa makna-
makna istifhâm yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur`an dapat
dibagi kepada dua macam yaitu: istifhâm dalam makana hakiki
dan istifham dalam makna majazi. Adapun istifham dalam makna
hakiki dibagi mnejadi 11 macam yaitu: a) menanyakan tentang
sesuatu yang meragukan dan sesuatu kepastian, b). untuk
konfirmasi, c). menanyakan sesuatu yang tidak berakal, d).
Menanyakan makhluk yang berakal e). Menanyakan waktu
lampau dan akan datang, e). Menanyakan waktu mendatang, f).
Menanyakan tempat, g). Menanyakan keadaan sesuatu, h).
Menanyakan asal-usul, i). menanyakan jumlah atau bilangan, j).
Untuk menentukan salah satu dari dua pilihan. Sedangkan
istifhâm dalam makna majazi dikelompokkan menjadi 2 tema
12
“Istifham dalam Al-Qur`an (Kajian Pragmatik Terhadap Penggunaan Kata Tanya
Hamzah) karya Ali Ma’shum konsentrasi Bahasa dan Satra Arab Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007, tidak diterbitkan.
8
besar yaitu istifhâm dengan makna al-khabar dan istifhâm
dengan makna al-Insya’. Adapun pembagian istifhâm dengan
makna al-khabar dibagi menjadi 12 macam yaitu: a). istifhâm
dengan makna inkar, b). istifhâm dengan makna taqrir, c).
Dengan makna al-Isbat, d). Dengan makna al-iftikhar, e). Al-
taubîkh, f). Al-Itab, g). Al-Tabkit, h). al-Taswiyah. i). Al-Ta’zimu,
j). Al-Tahwil, k). Al-Tashil wa al-Takhfif, l). Al-tafajju’u, m). Al-
Taksir, n). Al-Istirsyad. Pembagian istifhâm dengan makna al-
Insya’ menjadi 17 macam yaitu: a). Al-Amru, b). al-Nahwu, c).
al-Tahzir, al-Tazkir, d). Al-tanbih, e). Al-targib, f). Al-tamanni,
g). Al-du’a’u, h). Al-‘Arad, i). al-tahdid, j). Al-istibta’, k). Al-
Iyas, l). Al-Inas, m). Al-tahakkumu wa al-istihza’u, n). al-tahqir,
o). Al-ta’ajjub, p). Al-istib’ad. Tesis ini dapat dikatakan sangat
sempurna dalam membahas bentuk-bentuk istifhâm dalam Al-
Qur`an dengan pendekatan ilmu Ma’ani. Tesis ini sangat
membantu penulis dalam memahami makna istifhâm dalam Al-
Qur`an. Adapun yang menjadi pembeda dengan yang penelitian
penulis adalah, penulis menfokuskan kajian terhadap ayat-ayat
istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an demi mengungkap fungsi
redaksi istihamnya dari sisi sosial.13
3. Jurnal Istifhâm dalam Al-Qur`an: Studi Analisa Balaghah oleh
Ade Nurdiyanto. Dalam jurnal ini disebutkan 14 fungsi istifhâm
majazi berserta masing-masing satu contoh ayat dalam Al-
Qur`an. Fungsi-fungsi tersebut adalah: a). Taqrir (menetapkan),
b). ikhbar (menginformasikan), c). al-taswiyah (menyamakan),
d). Al-irsyad (petunjuk), e). Ifham (pemberian pemahaman), f).
Tashwiq (memotivasi), g). Al-amr (perintah), h). Nafi
(meniadakan), i). al-tamanna (harapan yang tidak mungkin
tercapai), j). Nahi (larangan), k). Taubîkh (pencelaan), l). Ta’zhim
(mengagungkan), m). Tahqir (menghina), n). Ta’ajjub
(keheranan). Adapun yang menjadi perbedaan dengan yang
penulis teliti adalah penulis menfokuskan kajian terhadap ayat-
ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur’an fungsinya dari sisi
sosial.14
4. Sebuah kitab yang berjudul At-Tafsir al-Balagiy lil Istifhâm fi Al-
Qur`anul Hakim karya Dr. Abdul ‘Azhim Ibrohim al-Math’iny.
Kitab ini membahas ayat-ayat yang beredaksi istifham dalam Al-
13
Mhd. Syahnan, “Istifham dalam Al-Qur`an (Sebuah Analisis Ilmu Ma’ani)”,
Tesis, (Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah dengan Universitas Indonesia Jakarta, 2000), (t.d) 14
Ade Nurdiyanto, jurnal “Istifham dalam Al-Qur`an; Studi Analisa Balaghah”
dalam e-journal El-Wasathiya Jurna Studi Agama, Volume 4, Nomor 1, Juni 2016 p-ISSN
2338-9648, e-I
9
Qur`an lengkap dimulai dari surat al-Fatihah sampai an-Nas.
Menjelaskan aspek kebahasaannya (asrar an-nazham wa
balagiyah). Sementara itu aspek di luar kebahasaan belum
tersentuh. Kitab ini sangat membantu penulis dalam memberikan
informasi terkait redaksi istifhâm dalam surat Al-A’raf dan Al-
Baqarah. Adapun yang menjadi pembeda dengan yang penulis
teliti adalah penulis mengkhususkan pada redaksi istifhâm at-
taubîkh kata tanya hamzah dalam Al-Qur`an, melihat sejauh
mana pandangan para mufasir terhadap ayat-ayat istifhâm at-
taubîkh tersebut serta untuk mengetahui fungsi dari sisi sosial.
Beberapa karya yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian
ini membahas tentang istifhâm dalam Al-Qur`an baik dari segi
kualifikasi istifhâm dalam Al-Qur`an berdasarkan ilmu ma’ani,
pragmatik dan aspek kebahasaan (balaghah). Sementara itu aspek
di luar kebahasaan belum tersentuh seperti dampak dari sisi sosial
penggunaan redaksi istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an. Karena
itu penelitian ini menjadi signifikan untuk mengisi perumpangan
penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini akan
menunjukkan dampak dari sosial, pengaruhnya terhadap manusia,
apa efek dari sisi keimanan, dan hikmah-hikmah dari sisi sosial
lainnya terhadap istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an.
F. Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di atas,
penulis akan menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut:
1. Jenis dan pendekatan Penelitian
Jenis penilitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan bentuk
deskriptif analisis melalui pendekatan studi kepustakaan (library
research) yaitu penelitian yang objek utamanya literatur baik buku,
jurnal, maupun artikel, sehingga data yang diperoleh dari literatur
tersebut relevan dengan pokok permasalahan.15
2. Sumber Data
Dalam menyusun karya ilmiah, rujukan yang digunakan harus
jelas dan sesuai dengan tema penelitian. Sesuai dengan keperluan
studi ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literer yaitu
dengan membaca dan meneliti sumber data yang memuat uraian
tentang ayat-ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an. Untuk
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1998), h. 206
10
menghasilkan kajian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan,
penulis menggunakan sumber dari beberapa literatur.
Adapun sumber primer dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an al-
Karim.
Sedangkan untuk menunjang penulisan ini, digunakan beberapa
sumber sekunder. Karena pembahasan dalam penulisan adalah
redaksi istifhâm, maka penulis juga merujuk kepada kitab-kitab tafsir
yang bermuataan kebahasaan seperti kitab Tafsir al-Balagiy lil
Istifhâm fil Qur`anil Hakim karya ‘Abdul ‘Azhim Ibrahim al-
Mat’aniy16
Tafsir al-Kasysyaf karya Abil Qasim Jarullah Mahmud
bin Umar az-Zamakhsyari al-Khawarizmi17
, kitab Fathul Qadir karya
imam asy-Syaukani18
. Dan agar dapat memahami konteks keadaan
dalam redaksi-redaksi istifhâm tersebut digunakan beberapa kitab
tafsir yang menjelaskan dari sisi sosial seperti kitab Tafsir asy-
Sya’rawi karya Muhammad Mutawalli Sya’rawi, kitab al-Munir
karya Wahbah az-Zuhaili, kitab al-Mishbah karya Muhammad
Qiraish Shihab, kitab Tfasir Nurul Qur`an karya Kamal Faqih Imani,
tafsir al-Mizan karya Husein ath-Thaba’-Thaba’i, dan kitab-kitab
tafsir lainnya.
Demi memudahkan dalam penelitian, penulis memilih dua surat
terpanjang dalam Al-Qur`an yang mewakili konteks Makkiyah dan
Madaniyyah dan cukup menggambarkan keadaan sosiologi
masyarakat Arab saat itu.
Adapun surat yang mewakili Makkiyah adalah surat Al-A’raf,
dan yang mewakili surat Madaniyyah adalah surat Al-Baqarah.19
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan metode
dokumentatif, yaitu dengan mengumpulkan, memeriksa dan mencatat
data-data yang relevan dengan tema yang dibahas dan bersumber dari
Al-Qur`an, kitab-kitab, buku-buku, kamus, jurnal, artikel-artikel dan
16
‘Abdul ‘Azhim Ibrahim al-Math’iniy, at-Tafsir al-Balagiy lil Istifham fi Al-
Qur`an al-Hakim, (Mesir: Maktabah Wahbah, 1999) 17
Abil Qasim Jarullah Mahmud bin Umar az-Zamakhsyari al-Khawarizmi, Tafsir
al-Kasysyaf, (Beirut: Dar al-Marefah, 2009), cet. 3 18
Imam asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir Jilid 4, terj. Fathul Qadir (Al Jami’
baina Ar Riwayah wa Ad-Dirayah min ilm Al-Tafsir ), terj. Amir Hamzah Fachruddin dan
Asep Saifullah (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), cet. Ke-1 19
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, terj. Mabahits fi Ulumil
Qur’an terj. Mudzakir AS., (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), cet. 12, h. 64
11
majalah-majalah.20
Teknik ini merupakan penelaahan terhadap
referensi-referensi yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan
pengumpulan data adalah sebagai berikut: pertama,
menginventarisasi ayat yang bermuatan istifhâm at-taubîkh dalam Al-
Qur`an. Penulis melakukan pembacaan terhadap ayat-ayat yang
mengandung term istifhâm at-taubîkh dari surat Al-A’raf (Makkiyah)
dan surat Al-Baqarah (Madaniyyah) demi menemukan redaksi
istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an dengan bantuan kitab Tafsir al-
Balagiy li Istifhâm fil Qur`anil Hakim karya ‘Abdul ‘Azhim Ibrahim
al-Mat’aniy. Kedua, meneliti penafsiran ulama-ulama terkait istifhâm
at-taubikh dalam Al-Qur`an. Ketiga, menganalisis subjek dan objek
serta hal yang dicela dalam sebuah ayat yang bermuatan istifhâm at-
taubîkh dalam surat Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Qur`an,
serta menarik fungsi dari sisi sosial dalam rangka
mengkontekstualisasikan ayat-ayat istifhâm taubîkh dalam Al-
Qur`an.
Adapun teknik operasionalnya adalah penulis mengumpulkan
data-data terkait kemudian mengidentifikasi data tersebut dengan
cara membaca, menganalisis sehingga ditemukan pemahaman terkait
kontekstualisasi fungsi dari sisi sosial ayat-ayat yang mengandung
istifhâm taubîkh dalam Al-Qur`an. Selanjutnya penulis memilih data
yang akan penulis tulis dalam penelitian ini dan tahap terakhir adalah
menuliskannya di laptop dalam bentuk file.
4. Metode Analisis Data
a. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
di awali dengan metode tematik, yaitu mengumpulkan
ayat-ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an. Dalam
tahap ini penulis berusaha menyajikan data yang valid
dengan bantuan kitab At-Tafsir al-Balagiy lil Istifhâm fi
Al-Qur`an al-Hakim karya Dr. Abdul ‘Azhim Ibrohim al-
Math’iny.
b. Selanjutnya penulis menggunakan metode deskriptif
analitis karena penelitian ini tidak hanya terbatas pada
pengumpulan dan penyusunan data namun juga meliputi
usaha klasifikasi data, analisa data dan interpretasi tentang
arti data yang diperoleh.
20
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009),
Cet I, h. 72
12
c. Kemudian penulis juga menggunakan metode muqaran
(perbandingan), yaitu membandingkan penafsiran ulama
yang satu dengan penafsiran lain.
G. Teknik dan Sistematika Penulisan
Mengenai teknik penulisan tesis ini, penulis mengacu pada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi terbitan IIQ
Jakarta Press tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta.21
Secara keseluruhan tesis ini memuat lima bab
yang saling berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai
berikut:
Bab pertama, pendahuluan dalam penulisan ini menjelaskan
tentang latar belakang penulisan dan metodologi yang digunakan
guna memudahkan penulis dalam menganalisa tema yang telah
ditetapkan. Penulis mencari dan mengumpulkan ayat yang menurut
penulis ayat-ayat tersebut merupakan ayat-ayat yang mengandung
istifhâm at- taubîkh Kemudian dilanjutkan dengan pembatasan dan
perumusan masalah agar pembahasan dalam penelitian ini lebih
terfokus dan memiliki batasan yang jelas. Yaitu hanya membatasi
permasalahan ayat-ayat bermakna istifhâm at taubîkh dalam surat Al-
A’raf (Makkiyah) dan Al-Baqarah (Madaniyah) saja dalam Al-
Qur`an. Poin selanjutnya adalah tujuan penelitian yang merupakan
tujuan yang ingin dicapai penulis berdasarkan rumusan masalah.
Manfaat penelitian menerangkan kegunaan apa saja yang diharapkan
setelah penelitian ini selesai. Adapun tinjauan pustaka dimaksudkan
untuk menjelaskan di mana posisi topik ini dalam khazanah keilmuan
Islam dan untuk menghindari kesamaan judul atau topik pada
penelitian terdahulu.
Bab kedua, sebelum menjelaskan penafsiran ulama terhadap ayat-
ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an, pada bab ini penulis
menjelaskan terlebih relasi konteks sosio-kultural Arab dan Al-
Qur`an kaitannya dari segi bahasa, kemudian gaya bahasa yang
digunakan Al-Qur`an, pengertian Makkiyah dan Madaniyyah sebagai
kontekstualisasi ayat, pengertian istifhâm, Makna dan pembagian
istifhâm, hal ini penulis lakukan untuk mengetahui landasan teori
yang menjadi patokan penulis dalam mengidentifikasi ayat-ayat yang
bermuatan istifhâm at-taubîkh dalam Al -Qur`an.
Bab ketiga, penulis mengemukakan profil surat Al-A’raf dan
surat Al-Baqarah berkaitan dengan penamaan surah, kandungan
21
Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IIQ Jakarta,
(Jakarta: IIQ Press, 2011), h. 26
13
surah, gambaran tabel balagiy dalam kedua surat, serta tabel balagiy
istifhâm dalam kedua surah untuk melihat sejauh mana keberadaan
istifhâm taubîkh dalam Al-Qur`an.
Bab keempat, penulis akan menyajikan penafsiran ulama terkait
ayat-ayat yang bermuatan istifhâm taubîkh dalam surat Al-A’raf dan
surat Al-Baqarah, untuk melihat sejaiuh mana orientasi dan fungsi
sosial istifhâm taubîkh dalam kedua surat.
Bab kelima, setelah pembahasan utama penulis mengemukakan
beberapa kesimpulan sebagai penutup, yang diambil dari pembahasan
yang telah dilakukan serta beberapa saran guna melengkapi
pembahasan di atas yang sangat terbatas.
151
151
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an:
Analisis Fungsi Sosial terhadap ayat-ayat yang beredaksi Istifhâm
Taubîkh dalam Al-Qur`an, maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Redaksi istifhâm taubîkh dalam Al-Qur`an dapat ditarik fungsi
sosial berdasarkan konteks ayat. Dalam surat Al-A’raf terdapat
beberapa tema yang menjadi subjek dan objek celaan Allah yaitu:
Sikap Iblis yang sombong (QS. Al-A’raf [8]: 12), Kesuksesan
bujuk Rayu Iblis kepada Bapak manusia (Adam): (QS. Al-A’raaf
[8]: 22), Risalah Nuh di Tanah Arab (QS. Al-A’raaf [7]: 63),
Ajakan Nabi Hud as. untuk Mentauhidkan Allah (QS. Al-A’raaf
[7]: 65), Keheranan Kaum Nabi Nuh dalam Menerima Dakwah
(QS. Al-A’raaf [7]: 69), Hakikat Sebuah Nama (QS. Al-A’raaf
[7]: 71), Sikap Otoriter Fir’aun (QS. Al-A’raf [7]: 123),
Kemarahan Nabi Musa (QS. Al-A’raf [7]: 150), Taqlid Buta (QS.
Al-A’raaf [7]: 28), Sebab Kehancuran ‘Penduduk Negeri’ (QS.
Al-A’raaf [7]: 97-98) dan QS. Al-A’raf [7]: 100, Ayat Yang
Berkaitan Dengan Kisah Pewaris Taurat (QS. Al-A’raf [7]: 169),
Risalah Muhammad Saw. (QS. Al-A’raf [7]: 184-185), Penghuni
Al-A’raf (QS. Al-A’raaf [7]: 49), Dialog Penghuni Surga dan
Neraka (QS. Al-A’raf [7]: 44).
2. Tema yang menjadi subjek dan objek celaan Allah dalam surat
Al-Baqarah yaitu: Bukti Kekuasaan Allah (QS. Al-Baqarah [2]:
28), Etika Berdakwah (QS. Al-Baqarah [2]: 44), Harapan yang
sia-sia dari Bani Israil (QS. Al-Baqarah [2]: 76), (QS. Al-Baqarh
[2]: 77), (QS. Al-Baqarah [2]: 80), (QS. Al-Baqarah [2]: 85), (QS.
Al-Baqarah [2]: 87), (QS. Al-Baqarah [2]: 139), (QS. Al-Baqarah
[2]: 140), (QS. Al-Baqarah [2]: 211), Penafsiran Ayat yang
berkaitan dengan Musyrik, (QS. Al-Baqarah [2]: 170)
B. Saran
Setelah menyimpulkan, penulis memiliki beberapa saran yang kiranya
dapat bermanfaat bagi kelanjutan kajian-kajian sejenis pada masa
mendatang. Terutama yang terkait dengan ayat istifhâm dalam Al-
Qur`an. Adapun saran-saran tersebut sebgai berikut:
1. Sesungguhnya kajian ini adalah kajian yang sangat sederhana,
namun kajian ini merupakan kajian yang sangat penting untuk
diketahui setiap muslim. Diharapkan dari kajian ini menjadi
152
sumbangsih pemikiran untuk dunia Islam dan sebagai
pembanding terhadap tulisan-tulisan yang sudah ada sebelumnya.
2. Penelitian yang penulis lakukan mengenai Istifhâm Taubîkh dalam
Al-Qur`an: Analisis Fungsi Sosial terhadap ayat-ayat yang
beredaksi Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an, masih dalam
tataran yang sederhana yang pembahasannya terfokus pada 2 surat
besar berdasarkan konteks Makki (Al-A’raf) dan Madani (Al-
Baqarah) sebagaimana tersebut di atas. Karena itu hendaknya ada
penelitian lanjutan menyangkut pembahasan yang belum sempat
di bahas dalam penelitian ini.
Akhirnya tidak ada manusia yang sempurna. Setiap manusia
berpotensi melakukan kesalahan, namun sebaik-baik orang yang
terjatuh dalam kesalahan adalah orang yang selalu bertaubat dan
mengakui kesalahnnya. Tiada kata terindah yang dapat penulis
uraikan kecuali do’a kepada Allah SWT, semoga tulisan ini
bermanfa’at bagi pribadi penulis khususnya dan kepada pembaca
pada umumnya. Dan kepada yang sudah mengetahui sebuah
masalah agar menyampaikan kepada yang lainnya dan semoga
kita tetap beriman kepada Allah dengan iman yang benar.
153
DAFTAR PUSTAKA
‘Al-Hanafi, Ishomuddin Isma’il bin Muhammad , Hasyiyah al-Qunawi ‘ala
Tafsir al-Baidowi Jilid 8, Beirut: Dar al-Kitab al-‘ilmiyyah, tt
‘Aziz, Amir ‘Abdul at-Tafsir asy-Syamil li Al-Qur`an al-Karim Jilid 3,
(Kairo: Dar as-Salamir, 2000), cet. 1, h. 1262
‘Aziz, Amir ‘Abdul, at-Tafsir asy-Syamil li Al-Qur`an al-Karim Jilid 3,
Kairo: Dar as-Salamir, 2000
2420
Abu Zahroh, Zahratu at-Tafasir jilid 6, al-Imam al-Jalil Muhammad Kairo:
Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1974
Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Juz
8, terj. Lubabut tafsir min Ibnu Katsir, terj. M. Abdul Goffar, dkk,
Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2004
Ade Nurdiyanto, jurnal “Istifhâm dalam Al-Qur`an; Studi Analisa Balaghah”
dalam e-journal El-Wasathiya Jurna Studi Agama, Volume 4, Nomor
1, Juni 2016 p-ISSN 2338-9648, e-I
Agama RI, Kementrian Mukaddimah Al-Qur`an dan Tafsirnya (Edisi yang
disempurnakan), Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010
Al-Andalusy, Imam Abu Hayyan , an-Nahru al-Maddu min al-Bahrul Muhit
Jilid 3, Beirut: 1995
Al-Bagdady, Al-‘Allamah al-Alusi. Ruh al-Ma’aniy fi tafsir Al-Qur`an al-
‘Azhim Juz 9, Beirut: Dar al-Ahya’ at-Turats al-‘Araby, 1985
Al-Bukhari, 1 Abdullah Muhammad bin Isma’il Abu Abdullah Shahih al-
Bukhari, ttp: Dar Tauqo an-Najah, 1422 H
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il Ensiklopedia Hadis
Shahih Bukhari jilid 2, Jakarta: Almahira, 2012
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il Ensiklopedia Hadis
Shahih Bukhari jilid 2, Jakarta: Almahira, 2012.
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il, Ensiklopedia Hadis
Shahih Bukhari, Jakarta: Almahira, 2012
Al-Ghazali, Muhammad, Berdialog dengan Al-Qur`an, terj. Kaifa Nata’amal
ma’a Al-Qur`an, terj. Masykur Hakimdan Ubaidillah, Bandung:
Mizan, 1996
Al-Gornathy, Muhammad bin Yusuf asy-Syahir Abi Hayyan al-Andalusi al
al-Bahrul Muhit fi at-Tafsir Jilid 5, Beirut: Dar al-Fikr, 1992
Al-Hanafi, Abi Su’ud Muhammad bin Muhammad bin Musthafa al-‘Imady
Tafsir Abi as-Su’ud au Irsyad al-‘Aqil as-Salim ila Mazaya al-Kitab
al-Karim Jilid 3, Beirut: Dar al-Kitab al-‘Ilmiyyah, 1999
154
Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, Kairo: Dar al-
Maarif, t.t)
Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, Kairo: Dar al-
Maarif, t.t
Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, terjemahan Al-Balaghatul Wadhihah terj.
Al-Balaghatul Wadhihah, terj. Mujiyo Nurkholis, dkk, Bandung:
Sinar Baru Algensindo
Ali ash-Shabuni, Syekh Muhammad, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis terj. at-
Tibyan fi Ulumil Qur’an, terj. Muh. Qadirun Nur, Jakarta: Pustaka
Amani, 2001
Ali, Abdullah Yusuf. Tafsir Yusuf Ali (Teks, Terjemah dan Tafsir Qur`an 30
Juz), terj. The Holy Qur`an, Text, Translation and Commentary, terj.
Ali Audah Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 2002
Ali, Jawwad Sejarah Arab sebelum Islam (Geografi, Iklim, Krakteristik dan
Silsilah), terj. Al-Mufashshal fi Tarikh al-‘Arab qabla al-Islam, terj.
Khalifrurrahman Fath Ciputat: Pustaka Alvabet, 2018
Al-Jamal, Syaikh M. Hasan Biografi 10 Imam Besar, terj. Hayatul
Aimmah, terj. M.
Al-Jamaly, Muhammad Abdul Mun’im At-Tafsir al-Farid lil Qur`anil Majid
Kairo: al-Azhar Academy of Islamic Research, 1970
Al-Khawarizmi, Abu al-Qasim Jarullah Mahmud bin Umar az-Zamakhsyari
Tafsir al-Kasysyaf, Beirut: Dar al-Marefah, 2009
Al-Manshury, Musthafa al-Hasan. Al-Muqtatof min ‘Uyun at-Tafasir Jilid 2,
Kairo: Dar as-Salam, 1996
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa Tafsir al-Maraghi Juz 1, terj. Tafsir Al-
Maraghi, terj. Bahrun Abubakar, Semarang: CV Toha Putra, 1985
Al-Maragi, Mustafa Ulumu al-Balaghah al-Bayan wa al-Ma’’ani wa al-
Badi’, Beirut: Dar al-Ulum, 1984
Al-Math’iniy, Abdul ‘Azhim Ibrahim at-Tafsir al-Balagiy lil Istifham fi Al-
Qur`an al-Hakim, Mesir: Maktabah Wahbah, 1999
Al-Mubarakfuri, Shafiyyurahman, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, terj. Al-
Mishbaahul Muniir fii Tahdziibi Tafsiiri Ibni Katsir, terj. Ahmad
Saikhu, Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2016
Al-Qaradhawi, Yusuf, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur`an , terj.
Kaifa Nata ‘Alamu Ma‘a Al-Qur`an al-‘azhim terj. Kathur Suhardi,
Jakarta: Pustaka Kautsar, 2000
Al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, terj. Mabahits fi
Ulumil Qur’an terj. Mudzakir AS., Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,
2009
Al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, terj. Mabahits fi
Ulumil Qur’an terj. Mudzakir AS., Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,
2009
155
Al-Qazawayni, Jalal al-Din Al-Idhah fi ‘Ulum al-Balaghah Beirut: Dar al-
Kutub al-‘Ilmiyah, t.t
Al-Qurthubi, Imam Tafsir al-Qurthubi Jilid 2, terj. Al-Jami’ li Ahkam Al-
Qur`an, terj. Fathurrahman dan Ahmad Hotib, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007
Al-Qusyairi, Muslim bin al-Hajjaj Ensiklopedia Hadis 4, Shahih Muslim 2,
terj. Masyhari dan Tatam Wijaya, Jakarta: Almahira, 2012
Al-Syafi’i, Jalaluddin al-Sayuti al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur`an, Beirut: Dar al-
Fikr, 911 H
Al-Wahidi, Abu al-Hasan Ali bin Ahmad, Asbab an-Nuzul Al-Qur`an, (t.tp,
Dar al-Qiblat li al-Saqafah al-Islamiyyah, 1984
Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an jil. 2 Kairo: Dar al-Turas, 1984
Amal, Taufik Adnan Rekonstruksi Sejarah Al-Qur`an, Ciputat: Pustaka
Alvabet, 2013
Amrullah, Abdul Malik Abdul Karim Tafsir al-Azhar Jilid 4, Singapura:
Pustaka Nasional, tt
An-Naisaburi, 1 Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi Abul Hasan al-Musnad as-
Shahih al-Mukhtashar binaql an al-Udl Ila Rasulillahi Shallahualaihi
Wasallam, (Beirut: Dar Ihya at-Turats al-‘Arabi, tt
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 1998
Ar-Rumi, Fahd bin Abdurrrahman Ulumul Qur`an (Studi Kompleksitas Al-
Qur`an), terj. Dirasat fi ‘Ulum Al-Qur`an, terj.m Amirul Hasan dan
Muhammad Halabi, Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996
As-Suyuthi, Jalaluddin Samudera Ulumul Qur`an, terj. Al-Itqan fi Ulumil
Qur`an, terj. Farikh Marzuki Ammar, dkk. Surabaya: Bina Ilmu, t.t
Asy-Syaukani, Imam, Tafsir Fathul Qadir Jilid I, terj. Fathul Qadir (Al
Jami’ baina Ar Riwayah wa Ad-Dirayah min ilm Al-Tafsir ), terj.
Amir Hamzah Fachruddin dan Asep Saifullah, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2008
Asy-Syaukani, Muhammad bin Ali, Fathul Qadir (Al Jami’ baina Ar
Riwayah wa Ad-Dirayah min ilm Al-Tafsir), Beirut: Dar al-Marefah,
2007
Asy-Syirazi, Nashir Makarim Tafsir Al-Amtsal, terj, Al-Amtsal fi Tafsir Kitab
Allah al-Munzal, terj. Ahmad Sobandi, dll, (Jakarta: Gerbang Ilmu
Press, tt
Ath-Thabari, Abu Jafar Muhamamd bin Jarir Tafsir ath-Thabari Jilid 2, terj.
Jami’ al-Bayanan-Ta’wil Ayi Al-Qur`an, terj. Ahsan Askan, (Jakarta:
Pustaka Azzmi, 2008
At-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Tafsir ath-Thabary, terj. Jami’
al-Bayan at Ta’wil Ayi Al-Qur`an, terj. Abdul Somad dan Yusuf
Hamdani, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008
156
Az-Zuhaili, Wahbah Tafsir Al—Wasith, terj. At-Tafsir al-Wasith, terj.
Muhtadi dkk, (akarta: Gema Insani, 2012
Az-Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Munir Jilid 4, terj. Al-Tafsir (al-Munir fi al-
Aqidat wa al-Syariat wa al-Manhaj), terj. Abdul Hayyie al-Katani,
dkk, Jakarta: Gema Insani, 2013
Az-Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Munir Jilid 4, terj. Al-Tafsir (al-Munir fi al-
Aqidat wa al-Syariat wa al-Manhaj), terj. Abdul Hayyie al-Katani,
dkk, Jakarta: Gema Insani, 2013
B. Mohamad, Ahmad SonHadji Tafsir Al-Qur`an di Radio juz 1, (Kuala
Lumpur: Pustaka Salam, 2012
Chirzin, Muhammad Al Qur`an dan Ulumul Qur`an Yogyakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa, 1998
D. Hidayat, al-Balaghah lil Jami’, Jakarta: Karya Toha Putra dan Bina
Masyarakat Qur`ani Jakarta, 2002
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 5, Jakarta: Ichtiar
Baru van Hoeve, 1993
Ghazali, Syekh Muhammad, Tafsir Tematik dalam Al-Qur`an, terj. Nahw
Tafsir Maudhu’iy li Suwar Al-Qur`an, terj. Qodirun Nur dan Ahmad
Musyafiq, Jakarta: Gaya Media Pratama
Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta: Anggota IKAPI, 2008
Hamka, Tafsir al-Azhar, Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2003
Harun, Salman Kaidah-kaidah Tafsir, Jakarta: Qaf, 2017
Hasan, Muhammad Shiddiqul, Fathul bayan fi maqasid Al-Qur`an Jilid 4,
Beirut: al-Makatabah al-‘Ashriyyah, 1992
Hawwa, Sa’id, al-Asas fi at-Tafsir jilid 4 tt
Heruddin, Karakteristik Sastra Arab pada masa Pra-Islam, Jurnal Nady al-
Adab, Volume 12, Nomor 1, Februari, 2018, h. 38. Sastra Asia Barat
Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin
Ibn Manzur, Lisan al-Arab Jil. 10, Beirut: Dar ihya al-Turats al-‘Arabi, 1999
Ibnu ‘Asyur, Muhammad Thahir at-Tahrir wa at-Tanwir Jilid 1, Tunis: Dar
Suhnun, tt
Ibrahim, Hasan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2006
Imani, Allamah Kamal Faqih, Tafsir Nurul Qur`an, terj. Nur al-Qur`an: an
Enlightening Commentary into the Light of the Holy Qur`an Jilid 5,
terj. Sri Dwi Hastuti dan Rudy Mulyono, Jakarta: al-Huda, 2004
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada Press,
2009
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada Press,
2009
Jalal, Abdul Ulumul Qur`an, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000
Jilid 3, h. 444
157
Katalog dalam Terbitan (KDT), Perpustakaan Nasional:, Ensiklopedia
Al-Qur`an, Jakarta: Lentera Hati, 2007
LIPI, dan Kementrian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Tafsir Ilmi (Kisah
Para Nabi Pra-Ibrahim Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains),
Jakarta:Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2012
M. Hanafi, Muchlis Asbabun Nuzul (Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-
Qur`an), Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2015
M.M. Al-A’zami, Sejarah Teks Al-Qur`an dari wahyu sampai Kompilasi,
terj. The History of The Qur`anic Text: from Revelation to
Compilation ,terj. Sohirin Solihin, dkk, Depok: Gema Insani, 2014
Ma’shum, Ali, “Istifham dalam Al-Qur`an (Kajian Pragmatik Terhadap
Penggunaan Kata Tanya Hamzah), Tesis, Jakarta: Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007, (t.d)
Mattson, Ingrid Ulumul Qur`an Zaman Kita (Pengantar untuk Memahami
Konteks, Kisah dan Sejarah Al-Qur`an) terj. The Story of the Qur`an,
terj. R. Cecep Lukman Yasin, Jakarta: penerbitzaman, 2013
Miftah Faridlk dan Agus Syihabuddin, Al-Qur`an dan Sumber Hukum Islam
yang Pertama, Bandung: Pusaka, 1989
Muhammadiyah, Pimpinan Pusat Tafsir at-Tanwir Juz 1, (Yogyakarta:
Majelis Tarjih dan Tajdid, 2016
Muhtador, Moh. Teologi Persuasif: Sebuah Tafsir Relasi Umat Beragama,
jurnal Fikrah Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan, Volume 4 Nomor 2,
2016,
Munawwir, Ahmad Warson Al-Munawwir (Kamus Arab-Indonesia
Terlengkap), Krapyak: Yogyakarta: 1984
Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif,
2002
Muthahhari, Murtadha Tafsir Surat-surat Pilihan (Mengisi Hidup dengan
Surah-surah Penuh Berkah),terj. Durus min Al-Qur`an, terj. Hasan
Rahmat dan Ms Nasrullah, Bandung: Pustaka Hidayah, 2000
Muzakki, Akhmad Dialektika Gaya Bahasa Al-Qur`an dan Budaya Arab Pra
Islam Sebuah kajian Sosiologo Bahasa, Jurnal Islamica, vol. 2. No. 1,
September 2007,
Nashir, Abdurrahman bin, Tafsir Al-Qur`an, terj. Tafsir al-Karim ar-Rahman
fi Tafsir Kalam al-Mannan, terj. Muhammad Iqbal, dkk, Jakarta:
Darul Haq, 2016
Penyusun, Tim Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IIQ Jakarta,
(Jakarta: IIQ Press, 2011), h. 26
Penyusun, Tim, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IIQ
Jakarta, Jakarta: IIQ Press, 2011
158
Perpustakaan Nasiona RI, Ensiklopedi Tematis Al-Qur`an (Bersama Allah
Jilid 1), Jakarta: Kharisma Ilmu, 2005
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Hukum
Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2001
Quthb, Muhammad Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam ?, terj. Kaifa
Naktubu Attarikhal Islami? Terj. Chairul Halim dan Nabhani Idris,
Jakarta: Gema Insani Press, 1995
Quthb, Sayyid , Keindahan Al-Qur`an yang Menakjubkan, terj. At-Tashwir
al-Fanni fil-Qur`an, terj. Bahrun Abu Bakar, Jakarta: Robbani Press,
2004
Quthb, Sayyid Tafsir fi Zhilalil Qur`an (Di bawah Naungan Al-Qur`an), terj.
Fi Zhilalil Qur`an, terj. As’ad Yasin, dkk, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2000
Quthb, Sayyid, Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan Al-Qur`an, terj.
Fi Zhilalil Qur’an, terj. M. Misbah dan Aunur Rafiq Shaleh Tamhid,
Jakarta: Rabbani Press, 2006
Raghib, Nabil Al-Qawaidu az-Zahabiyah li Itqani al-Lughati al-‘Arabiyyah fi
an-Nahwi wa as-Sharfi wa al-Balaghah, Kairo: Maktabah Gharib,
1982
Raghib, Nabil, Al-Qawaidu az-Zahabiyah li Itqani al-Lughati al-‘Arabiyyah
fi an-Nahwi wa as-Sharfi wa al-Balaghah, Kairo: Maktabah Gharib,
1982
RI, Kementrian Agama Al-Qur`an dan Tafsirnya, Jakarta: Kementrian
Agama RI, 2010
Salih, Bahjat Abdul Wahit Al-I’rabul Qur`anBeirut: Dar al-Fikr, 1993
Shafa, Mahmud al-Jadwalu fi I’rabil Qur`an wa Sharfihi wa Bayanihi ma’a
Fawaida Nahwayyah Hammah Juz 9, Beirut: Dar ar-Rasyid, 1995
Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul (Latar Belakang Turunnya Ayat-ayat Al-
Qur`an), Bandung: CV Diponegoro, 1995.
Shihab, M. Quraish Al-Lubab (Makna, Tujuan dan Pelajaran dari Surah-
surah Al-Qur`an
Shihab, M. Quraish Lentera Hati, Bandung: Mizan, 1997
Shihab, M. Quraish Wawasan Al-Qur`an, Bandung: Mizan, 2005
Shihab, M. Quraish, Fatwa-fatwa M. Quraish Shihab Seputar Al-Qur`an dan
Hadis, Bandung: Mizan, 1999
Shihab, M. Quraish, Kaidah Tafsir, Tangerang: Lentera Hati, 2013
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur`an (Fungsi dan Peran Wahyu
dalam Kehidupan Masyarakat), Bandung: Mizan, 2009
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur`an) Jakarta: Lentera Hati, 2002
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur`an) Jakarta: Lentera Hati, 2002
159
Suharyo, Didik, Mukjizat Huruf-huruf Al-Qur`an (Memahami Al-Qur`an
melalui Kode dan tinjauan Sains ), Ciputat: Salima CV Sapta
Harapan, 2012
Sya’rawi, Muhammad Mutawalli Tafsir asy-Sya’rawi, terj. Tafsir asy-
Sya’rawi, terj. Tim Terjemah Safir al-Azhar, Medan: Duta Azhar,
2006
Syahnan, Mhd, “Istifham dalam Al-Qur`an (Sebuah Analisis Ilmu Ma’ani)”,
Tesis, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah dengan Universitas
Indonesia Jakarta, 2000 (t.d)
Thabathab’i, Sayyid Muhammad Husain, Tafsir al-Mizan, terj. Al-Mizan: an
Exegesis of Qur`an Volume 1, terj. Ilyas Hasan, Jakarta: Lentera, 2010
Wijaya, Aksin Sejarah Kenabian dalam Perspektif Tafsir Nuzuli Muhammad
Izzat Darwazah, Bandung: Mizan, 2016
Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 2005