Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

13
TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN DISUSUN OLEH: DALI ROHMAT KELAS : XI IPA 2 SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS KECAMATAN REBANG TANGKAS KABUPATN WAY KANAN TAHUN 2014/205

Transcript of Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

Page 1: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN

DISUSUN OLEH:

DALI ROHMAT

KELAS : XI IPA2

SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS

KECAMATAN REBANG TANGKAS

KABUPATN WAY KANAN

TAHUN 2014/205

Page 2: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

GANGGUAN PADA ORGAN PERNAPASAN MANUSIA

1. Asma

Asma adalah gangguan pada organ pernapasan berupa penyempitan saluran

pernapasan akibat reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu.

Hal-hal yang dapat memicu timbulnya serangan asma diantaranya seperti serbuk

sari bunga, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Penyempitan saluran pernapasan akibat asma bersifat sementara.

Penderita asma biasanya mengalami gejala-gejala sebagai berikut:

· Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher.

· Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga.

· Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul

rasa cemas.

· Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak

keringat.

· Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena

sesaknya sangat hebat.

Pengobatan yang tepat dan teratur dapat membantu penderita. Serangan asma

juga dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan

yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan

olah raga.

2. Flu burung

Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang

biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A

yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke

spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.

Page 3: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan

sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu

daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan.

Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan

tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.

Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau

dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau

menyentuh bahan makanan mentah.

Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan

harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.

Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin)

perut. Perkembangan virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera

mendapatkan pengobatan.

3. Flu babi (Swine influenza)

Flu babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang

biasanya menyerang babi. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan

pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus

penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan

pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian

Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa ini

mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada

tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air

besar dan muntah-muntah.

4. Bronkhitis

Page 4: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).

Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna,

tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung

atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-

paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa juga merupakan akibat

dari:

• Sinusitis kronis

• Bronkiektasis

• Alergi

• Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.

Berdasarkan penyebabnya, peradangan pada bronkus dapat digolongkan menjadi

bronkitis infeksiosa dan bronkitis iritatif.

Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai

bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)

Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:

· Berbagai jenis debu

· Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida,sulfur

dioksida dan bromin

· Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida

· Tembakau dan rokok lainnya.

Gejalanya berupa:

• batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)

• sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan

• sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)

• bengek

• lelah

• pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan wajah

• telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan pipi tampak

kemerahan

• sakit kepala

• gangguan penglihatan.

5. Influensa

Page 5: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

Influensa atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa.

Penyakit ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si penderita. Penyakit ini

tidak hanya menyerang manusia, burung, dan binatang mamalia seperti babi dan

orang utan juga dapat terserang flu.

Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit

kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak

badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya

pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan

orang berusia lanjut.

Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari sejak

kontak dengan hewan atau orang yang influensa.

Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak

menularkan penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.

Pencegahan

Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung. Seseorang yang

menutup bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang lain. Virus ini

dapat hidup selama berjam-jam dan oleh karena itu cucilah tangan sesering mungkin

dengan sabun

Minumlah yang banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun

Hiruplah udara segar secara teratur terutama ketika dalam cuaca sejuk

Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh karena

dengan bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap virus

influensa

Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan

diimunisasi. Namun perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas

dalam tubuh sendiri, melalui makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi

yang menyebabkan influensa

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt

rendah lemak per hari mampu mencegah 25% peluang terkena influensa

dikarenakan yoghurt mengandung banyak laktobasilus

Mutasi virus influensa

Virus influensa cepat sekali bermutasi, sehingga setiap kali para ahli virus harus

berusaha menemukan penangkal yang baru. Wabah flu terbesar pertama adalah

pandemi flu spanyol (1918). Beberapa tahun yang lalu kita mengenal flu Hong Kong

dan pada tahun 2005 merebak flu burung. Semua ini menunjukkan betapa sulitnya

usaha penangkalan terhadap penyakit ini.

Ada berbagai makanan yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga Anda tak

perlu tertular flu. Misalnya menyantap jeruk, brokoli, anggur, kiwi, kol dan

sebagainya. Makanan-makanan tadi mengandung vitamin C yang mengandung anti

oksidan dan membantu tubuh melawan berbagai penyakit.

Page 6: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

6. Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup

serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.

Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda.

Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan

parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang

melapisi paru-paru).

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di

dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat

mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung

kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.

Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah

terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan

elastisitasnya.

· Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk

melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas

yang berat dan mengalami kegagalan pernapasan.

· Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-

batuk dan bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan

terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru.

Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut

mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal.

· Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat

disembuhkan.

· Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok,

terutama mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari.

Pencegahan

Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di

lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan

kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi

mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.

Page 7: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang

berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna

menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan

setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan

pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada

yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali

kerumah masing-masing.

7. Faringitis

Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokkan atau

faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan. Radang ini bisa disebabkan

oleh virus atau kuman, pada saat daya tahan tubuh lemah. Pengobatan dengan

antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala makan

makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa

menolong.

Gejala radang tenggorokan seringkali menyerupai tanda penyakit flu atau pilek.

faringitis ada yang akut dan kronis,

1. Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok

dan kadang disertai demam dan batuk.

2. Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang

lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang

mengganjal di tenggorok.

8. TBC

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin,

atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan

seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap

tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar

dengan masalah TBC di dunia.

Page 8: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam

sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).

Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,

sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.

Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum

(KP).

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri

Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan

pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.

Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang

biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah),

dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab

itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru,

otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain,

meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang

timbul sesuai dengan organ yang terlibat.

Gejala sistemik/umum

• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam

hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza

dan bersifat hilang timbul.

· Penurunan nafsu makan dan berat badan.

• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

• Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

• Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian

bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah

bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah

yang disertai sesak.

• Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai

dengan keluhan sakit dada.

• Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada

suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada

muara ini akan keluar cairan nanah.

• Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut

sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya

penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

• Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau

diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa.

Page 9: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

9. Emfisema

Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus adalah

gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,

volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena

karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap

didalamnya.

Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan

elastisitas pada paru-paru ini.

Gejala:

· Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega

yang biasa digunakan penderita sesak napas.

· Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami

penderita emfisema.

Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk

mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.

10. Kanker Paru-Paru

Kanker paru-parumerupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya.

Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain. Penyebab

utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap

masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan

mutasi pada sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker. Penyebab

lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.

Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat

badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru

terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.

Page 10: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak

mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk

mencegah timbulnya sel kanker.

11. Pneumonia

Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim)

yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan oleh bakteri

streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada,

dan sesak napas juga disertai demam tinggi.

Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh

tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan

kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi atau

berolahraga secara teratur.

Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan

meminum antibiotik.

12. Dipteri

Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium

diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis)

maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.

Difteri adalah suatu infeksi akut pada saluran pernafasan. Lebih sering menyerang

anak-anak. Beberapa tahun yang lalu, Difteri merupakan penyebab utama kematian

pada anak-anak tetapi sekarang sudah tidak lagi.

Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu:

1. Infeksi Ringan.

bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya

nyeri menelan.

Page 11: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

2. Infeksi Sedang

bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga

mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.

3. Infeksi Berat

bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti

miokarditis (radang otot jan tung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan

nefritis (radang ginjal).

Cara Penularan Difteri

Bisa ditularkan melalui udara (percikan ludah/droplet) dan selain itu bisa ditularkan

juga melalui makanan yang terkon taminasi.

Gejala Penderita Difteri

Difteri termasuk penyakit saluran pernafasan bagian atas. Anak yang terinfeksi

kuman Difteri setelah 2-4 hari akan mengalami gejala-gejala infeksi saluran

pernafasan bagian atas, diantara nya:

1. Demam tinggi + 38 C

2. Nyeri telan

3. Pusing

4. Tampak selaput berwarna putih keabu-abuan (Pseudo membran).

5. Bengkak pada leher.

Beberapa anak dapat mengalami sakit kepala, suara parau, nyeri menelan, dan nyeri

otot. Gejala-gejala ini disebab kan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri.

Jika tidak diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebab kan reaksi

peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat

mati. Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu

membran atau lapisan yang dapat mengganggu masuknya udara pernapasan.

Membran atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat terlihat.

Gejalanya anak menja di sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup

saluran napas yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidak dapat bernapas.

Akibatnya sangat fatal karena dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani

dengan segera.

Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan

saraf, biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan kuman difteri. Kematian

juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.

Pertolongan Pertama Pada Difteri

1. Pergi ke dokter bila ada gejala Difteri.

2. Ada gejala: dilakukan pemeriksaan Swab (hidung atau tenggorokan).

3. Hasil pemeriksaan akan di periksa di laboratorium. Bila terbukti hasil

pemeriksaan positif maka bisa diberikan terapi oleh dokter.

Pencegahan Difteri

1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:

· Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali yaitu

pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.

Page 12: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

· Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun).

Imunisasi ini di berikan satu kali.

· Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.

2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.

3. Jaga kebersihan diri.

4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga

cuci tangan sebelum makan.

5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.

6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit

Pelayanan Kesehatan terdekat.

Pertolongan terhadap difteri yang menyerang keluarga / teman:

1. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa) difteri.

2. Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke fasilitas kesehatan

terdekat.

3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.

4. Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker sampai sembuh.

13. Sinusitis

Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lendir sinus

paranasal. Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau

kerusakan tulang di bawahnya.

14. Dipteri

Dipteri adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Pada umumnya,

disebabkan oleh Corynebacterium diphterial. Pada tingkat lanjut, penderitanya

dapat mengalami kerusakan selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan meninggal

dunia.

Page 13: Gangguan pada organ pernapasan manusia 2

15. Renitis

Renitis merupakan peradangan pada rongga hidung sehingga hidung menjadi

bengkak dan banyak mengeluarkan lendir. Gejala-gejala yang timbul pada

seseorang yang menderita renitis antara lain bersin-bersin, hidung gatal, hidung

tersumbat, dan berair (ingus encer). Renitis bisa timbul karena alergi atau faktor

lain.

16. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Upper Respiratory tract Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang

sistem pernapasan manusia bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), dan

tenggorokan. Penyakit ini sering dijumpai pada masa peralihan cuaca. Penyebab

munculnya ISPA hampir sama dengan influenza, yaitu karena kekebalan tubuh

yang menurun. Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan ISPA berasal dari jenis

Stafilokokus, Streptokokus, dan Pneumokokus.ISPA dibagi dalam tiga tingkat,

yaitu ringan, sedang, dan berat. Gejala ISPA ringan berupa batuk, suara serak,

hidung berlendir (mengeluarkan ingus), dan demam (atau suhu badan terasa

meningkat tidak seperti biasanya).