Gara gara kitab nizham al islam

4
23/9/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gara-gara Kitab Nizham Al Islam http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/09/23/gara-gara-kitab-nizham-al-islam/ 1/4 Gara-gara Kitab Nizham Al Islam September 23rd, 2014 by kafi Syeikh Yusuf “Abu Izz” Ahmad Mahmud As Sabatiin (1928- 2005) Generasi Awal Hizbut Tahrir Anda kenal Syeikh Yusuf Ahmad Mahmud As Sabatiin atau yang akrab disapa Abu Izz? Sangat mungkin tidak kenal, bahkan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia pun sangat mungkin banyak yang tidak mengenalnya. Namun demikian, prestasi dakwah salah satu generasi awal Hizbut Tahrir ini tidak diragukan lagi. Sejak kenal Hizbut Tahrir hingga wafatnya, Abu Izz tak kenal lelah berdakwah. Selain aktif menulis syair/qasidah di majalah Alwaie edisi Arab, ia pun setidaknya menulis sembilan kitab untuk membangkitkan umat. Bahkan di usianya yang ke-73, ia diamanahi untuk mengamati isi khutbah di beberapa masjid. Kemudian, ia membuat naskah-naskah khutbah untuk para khatib atau untuk pengajian-pengajian di berbagai masjid dengan materi yang bersifat menyadarkan dan meningkatkan taraf pemikiran umat. Dalam menjalankan aktivitas dakwahnya tentu saja tidak mulus, berkali-kali dirinya ditangkap dan dipenjarakan para penguasa zalim. Di masa mudanya pun setidaknya ia terlibat perang mengangkat senjata melawan Yahudi. Kesulitan sandang, pangan dan papan ketika harus mengungsi ke kamp pengungsian pun dijalaninya. Namun, itu semua tidak membuat Abu Izz meninggalkan dakwah hingga akhir hayatnya di usia 77 tahun. Awalnya Tidak Peduli

Transcript of Gara gara kitab nizham al islam

Page 1: Gara gara kitab nizham al islam

23/9/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gara-gara Kitab Nizham Al Islam

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/09/23/gara-gara-kitab-nizham-al-islam/ 1/4

Gara-gara Kitab Nizham Al Islam

September 23rd, 2014 by kafi

Syeikh Yusuf “Abu Izz” AhmadMahmud As Sabatiin (1928-2005)Generasi Awal Hizbut Tahrir

Anda kenal Syeikh Yusuf Ahmad Mahmud As Sabatiin atau yang akrab disapa Abu Izz?Sangat mungkin tidak kenal, bahkan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia pun sangat mungkinbanyak yang tidak mengenalnya. Namun demikian, prestasi dakwah salah satu generasiawal Hizbut Tahrir ini tidak diragukan lagi.

Sejak kenal Hizbut Tahrir hingga wafatnya, Abu Izz tak kenal lelah berdakwah. Selainaktif menulis syair/qasidah di majalah Alwaie edisi Arab, ia pun setidaknya menulissembilan kitab untuk membangkitkan umat.

Bahkan di usianya yang ke-73, ia diamanahi untuk mengamati isi khutbah di beberapamasjid. Kemudian, ia membuat naskah-naskah khutbah untuk para khatib atau untukpengajian-pengajian di berbagai masjid dengan materi yang bersifat menyadarkan danmeningkatkan taraf pemikiran umat.

Dalam menjalankan aktivitas dakwahnya tentu saja tidak mulus, berkali-kali dirinyaditangkap dan dipenjarakan para penguasa zalim. Di masa mudanya pun setidaknya iaterlibat perang mengangkat senjata melawan Yahudi. Kesulitan sandang, pangan danpapan ketika harus mengungsi ke kamp pengungsian pun dijalaninya. Namun, itu semuatidak membuat Abu Izz meninggalkan dakwah hingga akhir hayatnya di usia 77 tahun.

Awalnya Tidak Peduli

Page 2: Gara gara kitab nizham al islam

23/9/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gara-gara Kitab Nizham Al Islam

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/09/23/gara-gara-kitab-nizham-al-islam/ 2/4

Lelaki kelahiran Palestina pada 1928 pernah berjihad angkat senjata melawan Yahudipada 1948. Saat itu, pasukan dari Mesir dan Sudan datang untuk melatih para pemudaPalestina menggunakan senjata. Tim-tim kecil pasukan tersebut mendatangi desa-desauntuk merekrut dan melatih pemuda untuk berperang. Walau pun sempat dilarang ikut,namun Abu Izz tetap bersikeras untuk ikut kelas pelatihan.

Di tahun itu juga, ia bertempur bersama para mujahidin lainnya menyerang gerombolanYahudi berserta mobil yang sarat dengan bawaan. Ia terlibat langsung berperangmelawan pendudukan Yahudi di tiga desa yang berbeda pada tahun yang sama.

Perang terus berkecamuk, mengharuskan keluarganya dan ribuan kaum Muslim lainmeninggalkan lahan pertanian dan tempat tinggal mereka. Kemudian mengungsi untukmenghindari pembantaian terhadap warga desa sebagaimana terjadi di desa-desa lain. Iadan keluarganya pun mengungsi ke kamp pengungsian.

Meski di pengungsian, kehidupan harus tetap jalan. Sesuai keahliannya di bidangmatematika dan bahasa Arab, ia pun diterima menjadi guru di SMA ‘Ain Sultan. Semasamengajar di sekolah tersebutlah ia pertama kali mengenal Hizbut Tahrir.

Awalnya Abu Izz diajak temannya—seorangguru—bertemu Ahmad Husain, seorangaktivis Hizbut Tahrir. Ia cuek saja karena merasa sudah berkomitmen dengan akidahnya.Pulangnya, Ahmad Husain pun menghadiahkan kitab Nizham Al Islam.

Dan ketika dibaca, Abu Izz sangat kagum terhadap isi pembahasan kitab tersebut.Merasa tercerahkan dan ingin menularkannya kepada yang lain, ia pun langsungmengumpulkan orang-orang di sekitarnya.

“Aku kumpulkan sebagian orang dan aku perdengarkan kepada mereka apa-apa yangterdapat dalam kitab tersebut tanpa seorang pun yang mengetahui bahwa kitab itu dariHizbut Tahrir,” ungkapnya dalam kitab otobiografi memoar pengembandakwah Mudzakarat Hamil ad Da’wah yang dipublikasikan keluarga setelah ia berpulangke rahmatullah pada 3 Juli 2005.

Di sekolah, ia pun menjadikan kitab karya pendiri Hizbut Tahrir Al Allamah SyeikhTaqiyuddin An Nabhani tersebut sebagai bahan diskusi dengan guru yang berafiliasi kepartai komunis. “Seringkali ketika saya tidak dapat menjawab, saya kembali mengkajikitabNizham Al Islam dan kembali berdiskusi untuk memberikan jawaban kepada gurutersebut,” tulisnya.

Selang beberapa waktu, guru tersebut bersama keempat temannya datang ke tempattinggal Abu Izz di Kamp Al Nuwai’amah untuk mengkaji Nizhamul Islam.

Tak ketinggalan pula, Abu Izz mentransfer pemikiran yang ada dalam kitab tersebutkepada siswa-siswa di beberapa kelas yang diajarnya. Dan didiskusikan juga denganguru-guru di kelas-kelas tersebut. “Maka tersebar luaslah namaku di antara para siswa,guru-guru dan di masjid-masjid dan warung-warung kopi,” ujarnya.

Page 3: Gara gara kitab nizham al islam

23/9/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gara-gara Kitab Nizham Al Islam

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/09/23/gara-gara-kitab-nizham-al-islam/ 3/4

Menyadari kewajiban berdakwah berjamaah, ia pun bersedia bergabung bersama HizbutTahrir. Maka dikenalkanlah Abu Izz kepada aktivis Hizbut Tahrir Syeikh Hasan Sulthanahyang mengajar di sekolah Hisyam bin Abdul Malik di Jericho. Dan Syeikh Hasanlahmenjadi pembina pertama Abu Izz.

Dakwahnya semakin kencang. Karena itu pula, berkali-kali dirinya masuk penjara. Mulaidari penjara di Kota Salt, Mahathah, Turkarm sampai Al Khalil. Penangkapanterhadapnya pun dilakukan dengan berbagai cara, kapan pun dan di mana pun dirinyaberada.

Pada penangkapan 1987 misalnya. Seseorang menelepon Abu Izz dan memintanyabertemu di Bayadir Wadi As Saiir untuk mengenal ide Hizbut Tahrir lebih lanjut. Tanpacuriga, ia memenuhi permintaan tersebut. Sesampainya di lokasi dan bertemu sipenelepon, ia pun ditangkap. Barulah Abu Izz sadar bahwa dirinya sedang dijebakintelijen negara. Maka Abu Izz pun diseret ke mobil untuk dibawa ketahanan didepartemen intelijen.

Namun itu semua, tidak membuatnya jera untuk tetap mengemban dakwah. Sampai akhirhayatnya, ia tetap berdakwah dan membina kelompok-kelompok pembinaan.

Kitab Karyanya

Kitab Nizham Al Islam benar-benar membekas di benaknya dan menjadi inspirasi bagidirinya untuk menulis kitab Al Aqidah Al Islamiyah wa Atsaruhaa fi Hayati alIslamiyyah (akidah Islam dan pengaruhnya terhadap kehidupan Islam) dan kitab Thariq AlIzzah(jalan kemuliaan).

Selain itu, ia pun menulis tujuh kitab lainnya. Termasuk buku yang berkaitan denganbisnis Islami Buyu’ Al Qadimah wa Al Muashirah(Transaksi dulu dan kontemporer) danbuku yang menyanggah fitnah terhadap Hizbut Tahrir Tabshirah (penjelasan).

Buku Tabshirah berisi bantahan terhadap tuduhan dan mengungkap kebohongan-kebohongan Dr Shadiq Amin yang memfitnah Hizbut Tahrir dalam bukunya Ad Da’wah alIslamiyyah Faridlatun Syar’iyyatun wa Dlaruratun Basyariyatun.

Dalam buku Thariq Al Izzah, Abu Izz mengatakan satu-satunya jalan untuk menujukebangkitan adalah melalui peningkatan taraf berpikir (al irtifa’u al fikriy) umat berkaitandengan pandangan hidup (ideologi).

Yang dimaksud dengan peningkatan taraf berpikir, lanjut Abu Izz, adalahproses/perpindahan dari aspek hewaniyah kepada aspek insaniyah. Jadi, berpikir untuksekadar mendapatkan makanan adalah suatu bentuk berpikir, akan tetapi pemikiransemacam itu adalah pemikiran yang rendah/primitif, karena semata-mata memenuhikebutuhan jasmani. Adapun berpikir tentang bagaimana cara memperoleh makanan yanghalal adalah pemikiran yang lebih tinggi daripada pemikiran sebelumnya.

Dan tentu saja kebangkitan yang benar tersebut hanya akan muncul, “apabila

Page 4: Gara gara kitab nizham al islam

23/9/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gara-gara Kitab Nizham Al Islam

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/09/23/gara-gara-kitab-nizham-al-islam/ 4/4

peningkatan taraf berpikir ini didasarkan pada suatu asasruhy (rohani),” tegasnya. Yaituatas dasar keyakinan bahwa alam semesta, manusia dan kehidupan adalah makhlukyang diciptakan dan diatur oleh Allah SWT. “Maka kebangkitan tersebut adalahkebangkitan yang benar,” pungkasnya.[] m ali dodiman/joy

Sumber: Tabloid Mediaumat edisi 135

Baca juga :

1. Sistem Persanksian Islam (Telaah Kitab Nizhâm al-’Uqûbât fî al-Islâm)2. Bayi Meninggal Gara-Gara Terlantar di RS3. Gara-gara Mau Diadili, SBY Tunda Kunjungan ke Belanda4. Lebih dari 30 Aktivis HT Dipenjara Hingga 20 Tahun di Kyrgyzstan, Gara-gara

Ingin Merayakan Hari Raya5. Pendiri Dana Access Bunuh Diri Gara-gara Madoff