hasamitra Daftar pustaka

download hasamitra Daftar pustaka

of 52

description

bank

Transcript of hasamitra Daftar pustaka

Daftar pustakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Perkreditan_Rakyathttp://www.ojk.go.id/bank-perkreditan-rakyatMenurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan (progress report). Selain itu, dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accountung convention and postulate), serta pendapat pribadi (personal judgement).

Zaki Baridwan menyatakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam standar akuntansi keuangan, Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian integral dari laporan keuangan.

Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, serta laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, dan karena itulah sering juga disebut sebagai language of business.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari empat laporan dasar, yaitu: Neraca, menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan, kewajiban serta modal pada waktu tertentu. Laporan rugi-laba, menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi pendapatan dan biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian tujuan dalam suatu periode tertentu. Laporan perubahan modal/laba ditahan, yang memuat tentang saldo awal dan akhir laba ditahan dalam Neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba selama jangka waktu tertentu. Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode tertentu, serta memberikan informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang dicakup.Jadi, idealnya sebuah catatan laporan keuangan harus mampu mencerminkan dan memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan kinerja suatu perusahaan. Sekian, uraian tentang Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ahli, semoga bermanfaat.

Referensi: Sugiono, Arief dan Untung Edy. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Amrin, Abdullah. 2009. Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).LANDASAN TOEORI2.1 Laporan Keuangan2.1.1 Pengertian Laporan KeuanganFungsi akuntansi dalam perusahaan adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta akibatnya terhadap aktiva, hutang, modal, hasil dan biaya dalam perusahaan tersebut. Transaksi-transaksi yang terjadi ini selanjutnya dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan.Beberapa definisi mengenai laporan keuangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain:Sawir mengemukakan tentang laporan keuangan sebagai berikut: "Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan, (2001.: 2)".Sedangkan Harnanto mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: "Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan, (1987:9) ".Menurut Munawir laporan keuangan adalah:"laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak vang berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaann tersebut, (2000: 2) ".Dan kutipan di atas penulis menarik suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan terdiri dan neraca, laporan laba/rugi yang disajikan tiap akhir periode pembukuan (satu periode akuntansi). Sedangkan laporan keuangan lainnya merupakan suatu laporan pelengkap.

2.1.2 Pihak-Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan KeuanganTujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi tersebut bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dari pengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak yang membutuhkan atau berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan antara lain: para pemilik perusahaan/pemegang saham, manajer perusahaan yang bersangkutan, banker, kreditor, investor, pemerintah, mereka yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, beberapa kebutuhan ini adalah meliputi:1. Para pemilik perusahaanPara pemilik perusahaan akan berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan untuk dapat menilai sukses atau tidaknya manajer yang diberi kepercayaan orang pemegang saham mengendalikan/memimpin perusahaannya.2. Manajer perusahaan yang bersangkutanLaporan keuangan bagi manajer berguna untuk:a. Mengukur biaya dan hasil (pendapatan) yang telah dicapai periode yang lalu.b. Menilai mengukur efisiensi dari tiap-tiap bagian yang ada dalam perusahaan.c. Menilai mengukur hasil kerja dari tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggungjawab.d. Untuk menentukan perlu tidaknya diadakan perubahan kebijakan atau prosedur yang baru sehmgga dapat dicapai hasil yang lebih baik dan meningkat.e. Untuk memberikan laporan pertanggungjawaban pada pemilik perusahaan atas kepemimpinan selama ini.3. Bank, kreditor dan investorBankir, kreditor maupun investor berkepentingan dengan laporan keuangan itu, sebab dengan membaca laporan keuangan itu mereka dapat menentukan prospek keuntungan perusahaan dimasa datang, mengetahui kondisi kerja pemimpin perusahaan dan kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Jadi dengan laporan keuangan ini para bankir, kreditor. ataupun investor dapat mengadakan analisa apakah mereka akan terus mengadakan investasi, memberikan kredit bank jangka pendek maupun jangka panjang ataukah menghentikannya sama sekali.4. PemerintahBagi pemerintah dimana perusahaan itu berdomisili sangat berkentingan dengan laporan keuangan perusahaan terscbut termama untuk:a. Kepentingan sehubungan dengan pajakb. Kepentingan perencanaan pemerintah untuk masa yang akan datang terutama yang menyangkut masalah tenaga kena dan kebijakan lain yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi secara nasional.

2.1.3 Sifat Laporan KeuanganMenurut Munawir mengenai sifat laporan keuangan adalah sebagai berikut:"Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan". Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara lain:Fakta yang telah dicatat (recordedfact).Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate).Pendapat pribadi (personal judgment).Fakta-fakta yang telah dicatat berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dan pos-pos ini berdasarkan catatan historis dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman. Disamping itu di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain:a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern ataukontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalanterus. Konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporanmerupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih yang berjalan yangdidasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadijumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasijika aktiva itu dijual atau dikuasai,b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal inibertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksiatau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antaranilai-nilai dari berbagai tahun.Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar konvensi yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan didalam beberapa hal, diantaranya menggunakan metode untuk menaksir piutang tidak dapat ditagih dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dan suatu aktiva tetap akan sangat tergantung, pada pendapat pribadi menajemennya dan berdasar pengalaman masa lalu.

2.1.4 Keterbatasan Laporan KeuanganDengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukanmerupakan laporan final.2. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung.Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.3. Adanya pengaruh daya beli uang berubahDaya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang,Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.5 Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadianyang telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggapsebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusanekonomi.6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhikebutuhan pihak-pihak tertentu.7. Proses penyusunan iaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran-taksiran dan berbagai pertimbangan.8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenaipenilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan lababersih atau nilai aktiva yang paling kecil.10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakanmenimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkatkesuksesan antar perusahaan.13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya diabaikan.14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.16 Nilai beli rupiah makin lemah.

2.1.5 Bentuk Laporan KeuanganNeracaMunawir menyatakan bahwa:"Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu, (2000:13) ".Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan maksud untuk menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal tertentu, (1984: I) ".Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam, bentuk dan susunannya tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Bentuk neraca yang lazim digunakan adaiah sebagai berikut:Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal

Laporan Rugi LabaMunawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba merupakan sualu laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh organisasi suatu perusahaan selama periode tertentu. (2000:26) ".Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan, selama jangka waktu yang tercakup dalam laporan tersebut, (1984:1) ".Bentuk dari laporan rugi laba yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadisatu kelompok, sehingga untuk menghitung rugi/laba bersih hanyamemerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap totalpenghasilan.Bentuk multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebihteliti sesuai dengan yang digunakan secara umum.

gambar tidak tersedia

Gambar 2.1 Laporan Rugi Laba Multy Step

2.2 Analisa Laporan Keuangan2.2.1 Pengertian Analisa Laporan KeuanganSalah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan, sedangkan pengertian analisa laporan keuangan oleh beberapa ahli adalah:Harahap mengemukakan anatisa laporan keuangan sebagai berikut:"Analisa laporan keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting dalam proses menghasilkan keputusan yung tepat, (1998:3) ".Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:"Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (1983) ".Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:"Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu (1998) ".

2.2.2 Metode dan Teknik Analisa Laporan KeuanganDalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut.Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu:1. Analisa Horisontal (dinamis)Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.2. Analisa Vertikal (stalls)Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui keadaan keuangan pada saat itu saja.Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:1. Analisa perbandingan laporan keuangan2. Trend3. Laporan dengan persentase per komponen (common size statement)4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja5. Analisa sumber dan penggunaan kas6. Analisa rasio7. Analisa perubahan laba kotor8. Analisa Break-even

2.3 Analisa Rasio KeuanganUntuk mengetahui kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan data keuangan yang lainnya. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat memperjelas atau memberi gambaran pada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan data industri yang digunakan sebagai standar. Namun walaupun dengan angka-angka distandarkan, seorang analis harus hati-hati dalam menaksirkan perbandingan itu. Mungkin saja prestasi dan kondisi keuangan seluruh industri memang kurang memuaskan dengan demikian untuk suatu perusahaan yang kebetulan berada di atas rata-rata, tidaklah bisa dikatakan sebagai memuaskan.

2.3.1 Pengelompokan Analisa Rasio KeuanganRasio-rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar, yaitu:1. Rasio LikuiditasRasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya2. Rasio Leverage (hutang)Rasio hutang digunakan untuk mengukur seberapa besar operasi perusahaan dibiayai dari hutang3. Rasio AktivitasYaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada.4. Rasio ProfitabilitasYaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan laba.5. Rasio PenilaianYaitu nisbah untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai perusahaan.

2.4 Evaluasi Kinerja KeuanganUntuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan hal yang pertama dilakukan adalah dengan menganalisis kinerja keuangan. Untuk menganalisis kinerja keuangan ada beberapa analisis rasio keuangan yang digunakan yaitu: analisis likuiditas perusahaan, analisis struktur keuangan, analisis penilaian pasar, analisis kesehatan keuangan perusahaan, dan analisis dengan metode EVA.

2.4.1 Analisis LikuiditasRasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menjelaskan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Pada rasio likuiditas ada 2 rasio yang umum digunakan yaitu:

1. Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Hutang LancarRasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.

2. Rasio Cepat = (Aktiva Lancar Persediaan) / Hutang LancarRasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.

2.4.2 Analisis Struktur KeuanganStruktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan mendanai aktivanya. Aktiva perusahaan didanai dengan utang jangka pendek, utang jangka pajang dan modal pemegang saham, sehingga seruruh sisi kanan dari neraca memperlihatkan struktur keuangan. Rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Pada rasio leverage ada beberapa rasio yang umum digunakan tetapi penulis untuk mengevaluasi kinerja keuangan hanya mcnggunakan satu rasio saja yaitu rasio utang yang rumusnya adalah sebagai berikut:

Rasio Hutang = Total Hutang / Total Aktiva

2.4.3 Analisis Aktivitas PerusahaanRasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan rnemanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah:1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Inventory Turnover Ratio = Sales / Inventory

Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapi baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.2. Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period)

Average Collection Period = Piutang / Penjualan Per hari

Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan rata-rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan hams menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan.3. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Working Capital Turnover = Penjualan / Modal Kerja BersihModal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Rasio ini mengukur aktiva bersih terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja.4. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixet Asset Turnover)

Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertahan pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.5. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan / Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual.

2.4.4 Analisis Kemampulabaan PerusahaanKemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen prusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Ada beberapa rasio kemampulabaan yang umum digunakan, tetapi penulis untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan hanya menekankan pada satu rasio yaitu rasio marjin laba kotor. Rumus dari marjin laba kotor adalah sebagai berikut:

Marjin Laba Kotor = (Penjualan - Harga Pokok Penjualan) / PenjualanRasio marjin laba kotor mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Dalam megevalusi dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap pesaingnya.

2.4.5 Analisa Penilaian PasarRasio penilaian (Valuation Ratio) adalah ukuran yang paling komprehensif untuk menilai hasil kerja perusahaan, kerja rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-rasio dan hasil pengembalian ada. Ada dua rasio yang umum digunakan, tetapi penulis untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan hanya menekankan pada satu rasio yaitu rasio harga terhadap laba atau PER. Rumus dari PER adalah sebagai berikut:

PER = Harga Saham / Laba per Saham

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pemdapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi preusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi.

2.4.6 Analisis Kesehatan Keuangan PerusahaanAnalisa Kebangkrutan Z, adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukkan dalam suatu persamaan deskriminan, maka berdasarkan analisa ini apabila nilai Z dari perusahaan yang diteliti lebih kecil dari 1,80 beresiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 3,00 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, bila diatas nilai 3,00 atau Z > 3,00 aman dari kebangkrutan. Untuk menghitung nilai Z, terlebih dahulu kita hams menghitung lima jenis rasio keuangan, yaitu:Working Capital to Total Assets (X1).Retained Earning to Total Assets (X2).Earning Before Interest & Taxes to Total Assets (X3).Market Value of Equty to Book Value of Debt (X4).Sales To Total Assets (X5).Selanjutnya nilai Z hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:Z = 0,012 (XI) + 0,014 (X2) + 0.033 (X3) + 0,006 (X4) + 0,999 (X5)

Analisa kebangkrutan Z ini ditentukan oleh seorang peneliti berkebangsaan Amerika Serikat bemama Edward I. Altman yang juga menjabat sebagai Assisten Professor Finance Universitas New York, dalam bukunya The Jurnal of Finance September 1968 dengan judul Finance Ratios, discriminant Analysis And The Prediction Of Corporate Bankruptcy dalam bukunya ia mengatakan tujuan dari nalisis ini adalah:The predication of corporate bankruptcy is used an illustrative case. Specifically, a set of financial and economic ratio will be investigated in a bankruptcy predication context wherein amultipie discriminant statistical methodology is employe. The data used in the study are limited to manufacturing corporations. Atau ramalan terhadap kebangkrutan perusahaan digunakan sebagai suatu kasus yang membantu menjelaskan. Tegasnya, seperangkat rasio ekonomi dan keuangan akan diteliti dalam suatu kontek ramalan kebangkrutan dimana suatu metodelogi statistik multi diskriminan digunakan data yang digunakan dalam studi di batasi pada perusahaan manufaktur. (sumber: The Jurnal of finance: 1968). Adapun rasio-rasio tersebut adalah:

1. Working Capital to Total AssetRasio pertama yang digunakan sebagai alat diskriminan adalah rasio modal kerja terhadap total aktiva, ini seringkali dijumpai dalam studi kasus permasalahan perusahaan, ini adalah ukuran bersih pada aktiva lancar perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Karateristik likuiditas benar-benar ditentukan secara jelas biasanya sebuah perusahaan yang mengalami kerugian-kerugian operasi yang terus-menerus akan menyusutkan aktiva lancar sehubungan dengan total aktiva. Diantara penilaian terhadap rasio likuiditas, rasio ini terbukti paling berharga. Pemasukan variabel ini sesuai dengan studi Merwin yang menilai modal kerja pada rasio total aktiva sebagai indikator terbaik terhadap penghentian terakhir.2. Retained Earning to Total AssetsAdalah ukuran dari profitabilitas kumulatif lewat waktu disebutkan pada awalnya sebagai satu dari rasio baru. Usia perusahaan dinyatakan secara implisit dalam rasio ini sebagai contoh, sebuah persuahaan baru relatif mungkin akan menunjukkan rasio laba ditahan/total aktiva yang rendah karena tidak adanya waktu untuk menambah laba kumulatif nya. Oleh karena itu, dapat dibuktikan bahwa perusahaan baru nampak berbeda dari analisis ini, dan kesempatan/peluang untuk diklasifikasikan dalam golongan bangkrut relatif lebih tinggi dari yang lainnya, dari pda perusahaan-perusahaan yang lebih tua, jika hal-hal lain diasumsikan tidak mempengaruhi (cateris paribus). Tapi ini merupakan keadaan yang sesungguhnya di dunia nyata. Timbulnya kegagalan lebih tinggi dalam tahun-tahun awal perusahaan.3. Earning Before Interest and Taxes to Total AssetsRasio ini dihitung dengan berbagai total perusahaan dengan penghasilan sebelum bunga dan potongan pajak dibagi dengan total aktiva. Pada pokoknya, merupakan ukuran dari produktivitas dari aktiva perusahaan yang sesungguhnya tertepas dari pajak atau faktor leverage. Sejak keberadaan pokok perusahaan didasarkan pada kemampuan menghasilkan laba dari aktiva-aktivanya, rasio ini muncul menjadi yang paling utama sesuai untuk studi yang berhubungan dengan kegagalan perusahaan. Selanjutnya keadaan bangkrut dalam pengertian kebangkrutan terjadi saat total kewajiban melebihi pemlaian wajar perusahaan terhadap aktiva perusahaan dengan nilai ditentukan oleh kemampuan aktiva menghasilkan laba.4. Market Value Of Equity to Book Value Of DebtModal diukur melalui gabungan nilai pasar dari keseluruhan lembar saham preferen dan biasa. Sementara hutang meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Ukuran tersebut menunjukkan seberapa banyak aktiva perusahaan dapat menurun nilainya (diukur dari nilai pasar modal ditambah hutang) sebelum kewajiban (hutang) melebihi aktiva dan perusahaan menjadi bangkrut. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dengan nilai pasar dari modalnya sebesar 1000 dollar dan hutang 500 dollar dapat mengalami 2/3 penurunan nilai aktiva sebelum kebangkrutan bagaimanapun perusahaan yang sama dengan modal 250 dollar akan bangkrut jika penurunannya hanya 1/3 nilainya. Rasio ini menambahkan dimensi nilai pasar yang tidak ditentukan oleh studi mengenai kebangkrutan lainnya. Rasio ini juga tampak menjadi penentu kebangkrutan yang lebih efektif dan pada rasio serupa yang lebih umum digunakan.5. Sales to Total AssetsRasio perputaran modal adalah standar rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan peningkatan penjulan dari aktiva perusahaan merupakan suatu ukuran dari kemampuan menajemen datam faktanya signifikan dari ukuran rasio ini tidak dapat ditampakkan semuanya tapi karena relasi yang unik diantara variabel dalam model ini, rasio penjualan/total aktiva menjadi rangking kedua dalam kontribusi keseluruhan ketepatan model diskriminan (The jumal of finance: 1968).

2.4.7 Analisis Kinerja dengan Metode EVAEVA (Economic Value Added) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan. EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi. EVA yang positif menunjukan bahwa manajemen perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimumkan nilai perusahaan. Rumus:

EVA = EBIT - Pajak - Biaya Modal

Eva dapat ditingkatkan dengan cara:1. Memperoleh lebih banyak laba tanpa menggunakan lebih banyak modal. Cara yang populer dalam hal ini adalah memotong biaya-biaya, bekerja dengan biaya produksi dan pemasaran yang lebih rendah agar diperoleh margin laba yang lebih tinggi.2. Memperoleh pengembalian (retur) yang lebih tinggi dari pada biaya modal atau investasi baru.Bila EVA > 0, terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja keuangan perusahaan baik. Bila EVA = 0 menunjukkan posisi impas besar dari pada laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja keuangan perusahaan tersebut tidak baik.

Daftar PustakaDjahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan, Ghalia Indonesia, Jakarta.Harnanto, 1984, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.Sawir, A., 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama.Sofyan, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Persada.Subrolo, B., 1985, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty Yogyakarta.Tunggal, AW., 1995, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.Langgan: Entri (Atom)

Rasio Keuangan BAB IPENDAHULUAN

Pada dasarnya masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen. Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting, sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan.Mereka yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos laporan posisi keuangan akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Sedangkan analisa terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau pekembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya digunakan sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana dari hasil penilaian tersebut pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan akan mengambil keputusan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.Analisis mengenai keadaan perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : analisis horizontal, analisis vertical, common-sie statements, industry comparison, statement of cast flows dan financial ratio. Nilai perusahaan terdiri atas dua komponen, yaitu aset yang dimiliki (asset in place) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunities). Aset yang dimiliki dan kesempatan bertumbuh proporsinya berbeda tergantung pada tahap siklus kehidupan perusahaan. Untuk mengukur nilai perusahaan dapat digunakan proksi Investment Opportunity Set (IOS). Ada beberapa proksi yang digunakan untuk mengukur IOS yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu proksi berbasis harga, proksi berbasis investasi dan variance measure.Proksi berbasis harga mendasarkan pada perbedaan antara aset dan nilai perusahaan sehingga proksi ini sangat tergantung pada harga saham. Proksi berbasis harga adalah (1) rasio pasar terhadap nilai buku modal; (2) rasio buku terhadap nilai pasar harta; (3) Tobinq; (4) rasio Laba terhadap Harga; (5) rasio Nilai Perusahaan terhadap property, peralatan dan perlengkapan; (6) rasio Nilai perusahaan terhadap penyusutan; (7) rasio nilai pasar terhadap modal dan nilai buku terhadap hutang; (8) Deviden; (9) return on equity (ROE); (10) rasio Pendapatan bukan bunga terhadap total pendapatan.Proksi berbasis investasi menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan. Proksi IOS berbasis investasi adalah (1) rasio Riset dan pengembangan terhadap harta; (2) rasio Riset dan pengembangan terhadap penjualan; (3) rasio Belanja modal terhadap nilai buku harta; (4) rasio Investasi terhadap penjualan bersih; (5) rasio Modal lainnya terhadap nilai buku harta; (6) rasio inverstasi terhadap laba; (7) Rasio nilai perusahaan.Proksi berbasis variance mendasarkan pada ide bahwa pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan mendasarkan pada peningkatan aset. Proksi berbasis variance adalah variance return, beta asset dan variance of asset deflated sales.

BAB IIPEMBAHASAN

Pada tahapan siklus kehidupan yang berbeda, IOS dan rasio-rasio akuntansi keuangan seperti rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan solvabilitas juga tidak sama nilainya. Keterkaitan antara IOS dan rasio-rasio keuangan tersebut dalam siklus kehidupan perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan pada tahap siklus kehidupan perusahaan (Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigman : 2000). Perspektif kinerja keuangan merupakan tujuan akhir perusahaan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimalisasi nilai perusahaan atau adanya tujuan bersama (goal congruen).Pemakai laporan keuangan meliputi manajemen, pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah dan pihak atau lembaga tertentu. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda.Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001 : 120-122) bahwa para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya :1. Manajer : manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada 1001 masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap saat. Untuk sampai pada keputusan yang tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua pos laporan posisi keuangan (asset, utang dan modal), laba atau rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break ever, laba kotor;2. Pemegang saham : pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Ia juga ingin melihat prestasi perusahaan dalam pengelolaan manajer yang diberikan amanah. Ia juga ingin mengetahui jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan per saham, jumlah laba ditahan. Begitu juga mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, perbandingan dengan usaha sejenis dan perusahaan tertentu. Dari informasi ini, pemegang saham dapat mengambil keputusan apakah ia akan mempertahankan sahamnya, menjual atau menambahnya. Semua tergantung pada simpulan yang diambil dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan atau informasi tambahan tertentu;3. Investor : investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi investor potensial, ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.

2.1. Pengertian Analisis Laporan KeuanganSecara umum, analisis diketahui sebagai suatu proses memilah-milah bagian dari keseluruhan suatu kesatuan. Proses memilah-milah itu dilakukan untuk mengetahui hubungan bagian-bagian tertentu terhadap keseluruhannya dan menginterpretasikan juga menjelaskan suatu hal. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001 : 189) : Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Apabila informasi ini disajikan dengan benar maka informasi itu akan berguna bagi pengambilan keputusan.Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001 : 190) :Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau juga mempunyai makna antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dan proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Kegunaan analisis laporan keuangan ini berfungsi untuk memproses data yang berasal dari laporan keuangan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna, lebih mendalam, dan lebih tajam dengan analisis tertentu. Gambaran sederhana proses data menjadi informasi :

Gambar 2.1.Proses Data Menjadi Informasi

Sofyan Syafri Harahap (2001 : 191)Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan kecenderungan atau trend untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan pos-pos dalam laporan keuangan dari beberapa periode yang berbeda. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Penganalisis harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisis dan mene interpretasikan sehingga data yang ada menjadi lebih berarti.Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal adalah analisis dengan melakukan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui perubahan atau perkembangannya. Analisis horizontal ini disebut pula sebagai metode analisa dinamis. Analisis vertikal adalah analisis terhadap laporan keuangan dalam satu periode saja, dimana analisis dilakukan dengan cara membandingkan pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui kondisi keuangan pada periode tertentu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis statis karena kesimpulan yang diperoleh hanya untuk periode tertentu saja tanpa mengetahui perubahan atau perkembangannya.Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:1. Analisis pembandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukan:a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiahb. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiahc. Kenaikan atau penurunan dalam persentased. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasioe. Persentase dari total.2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangan, apakan menunjukan tendensi tetap, naik, atau bahkan turun.3. Laporan dengan persentase per komponen atau commonsize statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.5. Analisis sumber dan penggunaan kas (cashflow statement analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.6. Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam laporan posisi keuangan atau lapran laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari satu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut.8. Analisis break-even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

2.1.1. Rasio LikuiditasPerusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi menandakan kesempatan bertumbuh perusahaan cenderung rendah. Hal ini dikarenakan oleh lebih banyak aktiva lancar yang ada di perusahaan dibandingkan dengan aktiva tetapnya. Aktiva tetap juga mengalami penurunan nilai dikarenakan oleh adanya faktor penurunan ekonomi atau depresiasi. Pada tahap ini juga banyak aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dijual oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Munawir (2002) menunjukkan hasil yang signifikan antara likuiditas dengan kesempatan bertumbuh perusahaan.Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antarperusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang. Hubungan antara profitabilitas dan Investment Opportunity Set (IOS) yang dilakukan pengujiannya oleh Al Najjar dan Belkaoui (2001) serta Lestari (2004) menunjukkan hasil yang signifikan positif. Penelitian yang dilakukan oleh Pagalung (2002) antara likuiditas dengan IOS tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.Secara umum dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Besarnya perbandingan/rasio terbaik antara aktiva lancar dengan utang lancar adalah sekitar 2:1. Namun demikian, angka tersebut tidaklah mutlak. Besarnya ratio dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan keuangan masing-masing.Metode ini mencari keadaan likuiditas dan investasi perusahaan dalam aktiva pertumbuhan produksinya. Investasi perusahaan dalam aktiva, seperti persediaan, bangunan pabrik, dan tanah memberikan kekuatan kepada perusahaan tersebut untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan. Meningkatnya investasi biasanya akan menghasilkan pertumbuhan. Hal tersebut juga menurunkan likuiditas karena penggunaan kas yang ada dan penggunaan aktiva jangka pendek atau menambah utang perusahaan. Pertukaran (trade-off) antara likuiditas dan investasi dalam pertumbuhan, telah sesuai dengan kebijakan keuangan dan seluruh strategi, serta berguna dalam analisis persaingan.Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid kurang dari 1 bulanb. One month maturity mismatch ratioc. Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio-LDR)d. Proyeksi arus kas tiga bulan mendatange. Ketergantungan pada dana antarperusahaan dan deposan intif. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management-ALMA)g. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnyah. Stabilitas dana pihak ketiga (DPK)

2.1.2. Rasio ProfitabilitasProfitabilitas merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai suatu perusahaan. Profitabilitas selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek saat ditagih.Rasio profitabilitas mengukur keberhasilan menajemen sebagaimana ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi. Pertumbuhan profitabilitas ini ditandai dengan perubahan profit margin on sales. Dengan tingkat profitabilitas yang tinggi berarti perusahaan akan beroperasi pada tingkat biaya rendah yang akhirnya akan menghasilkan laba yang tinggi. Dengan semua rasio profitabilitas, perbandingan dari sebuah perusahaan dengan perusahaan serupa dapat dinilai dengan pasti. Hanya dengan melakukan perbandingan dapat menilai apakah profitabilitas dari suatu perusahaan baik atau jelek.Rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan hubungan timbal balik (reciprocal) antara pos-pos biaya, serta jumlah biaya yang dikeluarkan dengan pos-pos lainnya dalam laporan laba rugi. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan juga untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva untuk mendapatkan keuntungan.Penilaian kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:a. Pengembalian atas aktiva (return on assets-ROA)b. Pengembalian atas ekuitas (return on equity-ROE)c. Margin bunga bersih (net interest margin-NIM)d. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)e. Pertumbuhan laba operasionalf. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatang. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biayah. Prospek laba operasional2.1.3. Rasio SolvabilitasSolvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) apabila sekiranya pada saat tersebut perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas yaitu rasio yang digunaan untuk mengukur kemampuan Perusahaan dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya.Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal perusahaan dalam mendukung kegiatan perusahaan secara efisien. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat untuk melihat kekayaan perusahaan dan untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen perusahaan tersebut. Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar hutanghutangnya. Para kreditor jangka panjang atau pemegang saham selain berminat pada kondisi keuangan jangka pendek justru terutama berminat pada kondisi jangka panjang karena posisi jangka pendek betapapun baiknya tidaklah selalu parallel dengan kondisi keuangan jangka panjang. Solvabilitas menunjukkan proporsi atas penggunaan uang sebagai modal untuk membiayai aktiva perusahaan yang berasal dari modal pemilik atau modal pinjaman.Perusahaan dengan rasio utang yang relatif tinggi memiliki pengembalian yang lebih tinggi dalam situasi perekonomian normal, tetapi mereka menghadapi resiko kerugian ketika perekonomian berada dalam masa resesi. Dilihat dari rasio modal asing (pinjaman) dengan total aktiva, semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil modal sendiri yang digunkan untuk membiayai aktiva perusahaan, kalau rasio 75% berarti 25% aktiva perusahaan dibiayai dari modal sendiri. Dengan proporsi penggunaan hutang (modal pinjaman) yang tepat maka aktiva perusahaan dapat dibiayai secara efisien sehingga dapat memaksimalkan nilai laba perusahaan.Dalam mengadakan analisa dan penilaian posisi keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan analisa ratio. Salah satu analisa ratio tersebut adalah ratio sovabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban jangka panjangnya apabila sekiranya perusahaan tersebut dilikuidasi.Suatu perusahan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya,berati perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel.Bagi para kreditur jangka panjang atau pemegang saham ,kondisi keuangan jangka panjang memiliki arti yang penting,karena betapapun baiknya kondisi keuangan jangka pendek tidak menjamin bahwa akan tetap baik juga dalam jangka panjang.Tujuan dari analisa ini :a. Untuk mengetahui kondisi keuanganb. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi solvabilitas.

2.1.4. Rasio AktivitasRasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah digunakan secara optimal. Efektivitas pemanfaatan aktiva oleh manajemen dapat dianalisis dalam hubungannya dengan tingkat laba, yang dirumuskan dengan berbagai jenis cara tentang bagaimana aktiva dipakai untuk mengusahakan dan memperoleh laba. Rasio aktivitas juga menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu. Turn over modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya turn over prsediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar. Hal ini mengakibatkan penurunan penjualan sehingga laba tidak maksimal. Kemampuan perusahaan untuk mengelola aktiva secara tepat akan memaksimalkan laba.Hendrikson (1989) dalam Sundjaja (2002) menyatakan : Informasi laba mempunyai tujuan utama yaitu member informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepntingan dengan laporan keuangan, diantaranya adalah investor, kreditur, manajemen, pemerintah dan karyawan. Tujuan yang lebih khusus lagi adalah penggunaan laba sebagai alat pengukur efisiensi manajemen untuk meramal keadaan uasaha dan distribusi dividen di masa yang akan dating, sebagai pengukur keberhasilan perusahaan, serta sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan manajerial.Pihak internal perusahaan yang paling berkepentingan dengan informasi laba adalah manajemen perusahaan. Informasi tersebut digunakan oleh mereka untuk membantu membuat keputusan manajerial serta mengevaluasi prestasi kinerja manajemen perusahaan. Bagi pihak eksternal, dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam berinvestasi di perusahaan tersebut. Informasi laba merupakan alat untuk mengestimasi arus kas yang akhirnya dapat digunakan untuk mengestimasi nilai saham perusahaan, yang dapat diartikan bahwa besarnya dividen yang akan diperoleh perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa prediksi laba yang akan diterima perusahaan akan sangat diperlukan.

2.2. Tinjauan Mengenai Analisis laporan KeuanganMenurut Sofyan Syafri Harahap (2004 : 297) rasio keuangan adalah : Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).Kemudian menurut Peter M. Bergevin (2002:96) rasio keuangan adalah : Ratio is quotient of one number divided by another numerical value expressed as afraction. Ratio describe the relationship between two (or more) financial statement disclosure.Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan angka lain. Analisis ini dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis baik buruknya keadaan keuangan perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan rasio pembanding. Karena suatu ukuran keuangan apabila berdiri sendiri tidaklah banyak berarti, tetapi untuk mendapatkan gambaran yang baik dari analisis rasio ini maka dalam melakukan perbandingan diantara pos-pos yang saling berhubungan haruslah dilakukan dengan tepat dan sehingga dapat memberikan gambaran yang ada di dalam perusahaan tersebut.Analisis rasio merupakan alat analisis yang bersifat future oriented, oleh karena itu seorang analisis harus mampu untuk dapat menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode berjalan dengan yang ada di masa akan datang, yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan sehingga dengan demikian manfaat suatu analisis rasio tergantung pada kemampuan interpretasi analisis. Analisis rasio juga merupakan salah satu alat pokok yang diergunakan dalam menilai suatu keadaan operasi perusahaan yang ditunjukkan oleh pos-pos atau sekelompok pos dari suatu daftar laporan posisi keuangan dan laba rugi perusahaan disuatu saat tertentu. Adapun perlu diingat bahwa rasio-rasio bukanlah merupakan alat yang pasti untuk memberikan jalan keluar dari masalah-masalah finansial yang sedang dihadapi perusahaan.Efektifitas penggunaan rasio keuangan bergantung pada tolak ukur untuk menyatakan sehat atau tidaknya perusahaan. Pada dasarnya dalam melakukan analasis rasio bisa digunakan dua macam pembanding, yaitu :1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio waktu yang lalu (historical ratio) atau dengan yang dapat diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan cara ini dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun-ke tahun.2. Membandingkan rasio dari suatu perusahaan (company ratio) dengan rasio perusahaan yang sama dengan perusahaan lain yang sejenis atau rasio standar untuk waktu yang sama. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek finansial tertentu berada diatas rata-rata industri atau berada dibawahnya.Ditinjau dari sumbernya suatu rasio dibuat maka di golongkan ke dalam 3 golongan yaitu:1. Balance sheet ratio yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan posisi keuangan.2. Income statement ratio yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.3. Inter statement ratio yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi.Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004 : 298) keunggulan tersebut adalah :1. Rasio merupakan angka-angka ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan.5. Menstandarisasi size perusahaan.6. Lebih mudah memeperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.Dikemukakan pula oleh Sofyan Syafri Harahap (2004 : 298) disamping memiliki keunggulan analisis rasio keuangan juga memiliki kelemahan yang harus disadari agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan rasio keuangan adalah:1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :a. Perhitungan rasio atau laporan keuangan banyak mengandung tafsiran atau judgement yang dapat dinilai bias atau subyektif.b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai yang perolehannya bukan dengan harga pasar.c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.d. Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bisa diterapkan berbeda-beda oleh perusahaan yang berbeda-beda.3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.5. Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama.

BAB IIISTUDI KOMPARASI

Dr. Ernst masih menerapkan konsep ini lebih banyak lagi bagi manajemen dari portofolio investasi, mengembangkan Pertumbuhan, Likuiditas dan Metode Profitabilitas dari perimeter investasi. Detil dari metode tersebut diluar jangkauan makalah ini, tetapi fakta bahwa pertumbuhan/likuiditas laporan posisi keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan penjualan dan keuntungan seperti yang tercermin dalam harga persediaan untuk sebuah portofolio dari pinjaman persediaan yang direkomendasikan, bila akan menggunakan metode ini dalam pengelolaan keuangan dan ketentuan strategi persaingan dalam perusahaan yang sama. Petunjuk :1. Ubahlah struktur laporan posisi keuangan untuk menciptakan sebuah laporan posisi keuangan pertumbuhan/likuiditas. Pertama, gabungkan semua persediaan dalam aktiva jangka panjang pada sisi pertumbuhan. Kurangkan jumlah ini dari pemegang saham (Laba yang ditahan ditambah modal saham), untuk menyatakan sebuah pertumbuhan surplus atau defisit, dan kemampuan perusahaan dalam menginvestasikan aktiva pertumbuhan produksi tambahan. 2. Kurangkan seluruh utang lancar dan utang jangka panjang dari aktiva keuangan (seperti kas dan piutang-piutang). Perbedaannya merupakan likuiditas operasi. Ubahlah struktur laporan posisi keuangan dengan pertumbuhan di sebelah kiri dan likuiditas di sebelah kanan. Karena ini menggunakan seluruh informasi laporan posisi keuangan, laporan posisi keuangan yang baru akan tetap seimbang. Aktiva pertumbuhan dan likuiditas operasi sama dengan modal pemegang saham.3. Lihatlah kecenderungan aktiva pertumbuhan dan likuiditas operasi sebagai petunjuk kesehatan keuangan perusahaan atau untuk mengantisipasi kebiasaan di masa datang. Misalnya, bila laporan posisi keuangan IBM tahun 1979 dan 1980 telah dianalisis, likuiditas operasinya turun dari $-4,4 miliar menjadi $-6,5 miliar. Perbedaan sebesar $2,1 miliar dihitung sebagai bagian dari investasi berat dalam aktiva fisik dan sebagai bagian sebuah kegagalan untuk menghitung sepenuhnya sebagai inflasi. Pada periode ini pertumbuhan IBM berada di tingkat yang tidak berlanjut berdasarkan pada pertumbuhan/likuiditas laporan posisi keuangan. 4. Wawasan tambahan dapat diperoleh dengan membuat kurva operasi. Ini merupakan hubungan antara perubahan tahunan dalam likuiditas operasi terhadap perubahan tahunan dalam aktiva perubahan produksi. Persiapkan laporan posisi keuangan pertumbuhan/likuiditas untuk sekurang-kurangnya lima tahun (gunakan langkah 1 sampai 3). Gunakan jumlah dari aktiva pertumbuhan yang berturut-turut untuk menghitung perubahan persentase tahunan : (YR2/YR1)-1. Juga hitung perubahan persentase tahunan dalam likuiditas operasi. Kemudian dari setiap perubahan persentase tahunan ini kedalam aktiva pertumbuhan dan likuiditas dengan angka penjualan untuk tahun-tahun terakhir untuk menormalkannya terhadap penjualan : [(YR2/YR1)-1]/YR2 penjualan. Tempatkan angka-angka ini pada sebuah grafik dengan angka modal investasi pada sumbu datar dan angka likuiditas operasi pada sumbu tegak. Buat garis regresi persegi paling kecil (least squares regression line) ke titik data untuk menjadikan sebuah garis dengan sudut menurun. Garis yang membentuk sudut ini mencerminkan pertukaran antara pertumbuhan aktiva dan likuiditas untuk perusahaan khusus (dan memberikan petunjuk mengenai kebiasaan manajemen). Misalnya; sudut -1,0 menunjukkan bahwa utang tumbuh dua kali lebih cepat dari kekayaan, diperkirakan tidak ada perubahan yang berkelanjutan dalam kas dan piutang-piutang. Catatan: Kurva operasi akan diganti dengan kenaikan dalam salah satu rasio: laba yang ditahan terhadap penjualan atau modal investasi terhadap penjualan.

BAB IVKESIMPULAN

Analisis rasio merupakan alat analisis yang bersifat future oriented, oleh karena itu seorang analisis harus mampu untuk dapat menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode berjalan dengan yang ada di masa akan datang, yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan sehingga dengan demikian manfaat suatu analisis rasio tergantung pada kemampuan interpretasi analisis. Analisis rasio juga merupakan salah satu alat pokok yang diergunakan dalam menilai suatu keadaan operasi perusahaan yang ditunjukkan oleh pos-pos atau sekelompok pos dari suatu daftar laporan posisi keuangan dan laba rugi perusahaan disuatu saat tertentu. Adapun perlu diingat bahwa rasio-rasio bukanlah merupakan alat yang pasti untuk memberikan jalan keluar dari masalah-masalah finansial yang sedang dihadapi perusahaan.Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh temponya dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancarnya.Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal perusahaan dalam mendukung kegiatan perusahaan secara efisien. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat untuk melihat kekayaan perusahaan dan untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen perusahaan tersebut. Rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan hubungan timbal balik (reciprocal) antara pos-pos biaya, serta jumlah biaya yang dikeluarkan dengan pos-pos lainnya dalam laporan laba rugi. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan juga untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva untuk mendapatkan keuntungan.DAFTAR PUSTAKA

Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting, Edisi 7. Yogyakarta : BPFE.

Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE.

Munawir. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan I. Jakarta : Erlangga.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigman. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Penerjemah A.Q Khalid. Jakarta : Erlangga.

RASIO RASIO KEUANGANPERUSAHAANRASIO RASIO KEUANGAN PERUSAHAANUntuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio.Laporan Keuangan dibuat agar dapat digunakan suatu kegunaan yang penting adalah dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Menurut Kown ( 2004 ; 107 ) : Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan.analisa Laporan Keuangan menyangkut pemeriksaaan keterkaitan angkaangka dalam laporan keuangan dan trend angka angka dalam beberapa periode, satu tujuan dari analisis laporan keuangan menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan bagaimana akan terjadi dimasa yang akan datang.Menurut Van Horne ( 2005 : 234) : Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri.Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.Menurut Kown (2004: 108) : Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu :1. Bagaimana Likuiditas Perusahaan2. Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva3. Bagaimana perusahaan didanai4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalianyang cukup.Hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan rata rata pembanding yang tepat bagi perusahaan yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berlainan.Sebagai salah satu bentuk informasi yang relevan dan kegunaanya yang efektif dalam menganalisa rasio dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan analisa, penganalisa dapat menggunakan dua macam perbandingan yaitu :1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio rasio yang lalu atau dengan rasio rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.2. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio rasio yang sejenis dengan perusahaan lain yang sejenis, dan pada waktu yang sama.Menurut Sumber datanya Van Horne ( 2005 : 234) : Angka rasio dapat dibedakan atas :1. Rasio rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yaitu ratio ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio dan lain sebagainya.2. Rasio rasio Laporan Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), ialah data yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin, operating margin, operating ratio dan sebagainya.3. Rasio rasio antar Laporan Keuangan ( Intern Statement Ratio), ialah ratio ratio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal dari income statement, misalnya asset turnover, Inventory turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya.Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas ( Leverage ), dan Rasio Rentabilitas.1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang hutang jangka pendek (short time debt) Menurut Van Horne :Sistem Pembelanjaan yang baik Current ratio harus berada pada batas 200% dan Quick Ratio berada pada 100%. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah :a. Current Ratio ( Rasio Lancar)Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :Current Ratio = Aktiva LancarHutang LancarContoh : Current Ratio Pada PT XYZ Medan adalah sebagai berikut ( dalam Rupiah ) :Tahun 2005 : = 1,04Tahun 2006 : = 1,05Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun 2005 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 1,04. untuk tahun 2006 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh Rp.1,05 aktiva lancar.b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :Quick Ratio = Aktiva Lancar PersediaanHutang Lancarc. Cash Ratio ( Rasio Lambat)Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :Cash Ratio = Cash + EfekHutang Lancar2. Ratio SolvabilitasRasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah :a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)Merupakan Perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :Total Debt to equity Ratio = Total HutangEkuitas Pemegang Sahamb. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :Total Debt to Total Asset Ratio = Total HutangTotal Aktiva3. Ratio RentabilitasRasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.Yang termasuk dalam ratio ini adalah :a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :Gross Profit Margin = Laba kotorPenjualan Bersihb. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :Net Profit Margin = Laba Setelah PajakPenjualan Bersihc. Earning Power of Total investmentMerupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :Earning Power of Total investment = Laba Sebelum PajakTotal aktivad. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :Return on Equity = Laba Setelah PajakEkuitas Pemegang Saham

Home Akuntansi Rasio Profitabilitas Jumat, Desember 21, 2012 Akuntansi Rasio Profitabilitas Pengertian Rasio Profitabilitas

Ilustrasi Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).Jenis-jenis Rasio ProfitabilitasRasio yang termasuk rasio profitabilitas antara lain:1.Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Gross profit margin dihitung dengan formula:

Gross Profit Margin

2.Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net profit margin dihitung dengan rumus:

Net Profit Margin

3.Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning powerRentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.

Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).

Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:

Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan asset turnover. Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung dari (Sawir, 2009:19): Asset Turnover Operating Provit MarginOperating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009:61).

Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.

Operating profit margin dihitung sebagai berikut:

Operating Profit Margin

4.Return on InvestmentReturn on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).

Return on Investment dihitung dengan rumus:

Return on Investment

Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over5.Return on EquityReturn on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

Return on equity dapat dihitung dengan formula:

Return on Equity

6.Earning per share (EPS)Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306).

Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share.Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

Earning per share dihitung dengan rumus:

Earning per share

Daftar Pustaka Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangRasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17). Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan: bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup. Perhitungan rasio financial sebaiknya didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

1.2 Identifikasi MasalahAdanya Rasio keuangan sebagai alat ukur yang digunakan perusahaan utuk mengalisis laporan keuangan didalam posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.Tujuan: 1. Profitabilitas (Rasio Laporan Rugi Laba) adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari Laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.2. Rasio Solvabilitas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas 3. Rasio Likuiditas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.4. Rasio Aktivitas (Rasio antar Laporan Keuangan-Neraca dan Rugi/Laba) adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca. keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.

1.3 Rumusan MasalahRasio Keuangan merupakan Alat yang sangat penting dalam Analisi Keuangan Perusahaan, dari rasio Keuangan kita harus dapat mengetahui hal-hal sebagai berikut:a. Apa Manfaat Rasio Keuangan Bagi Perusahaan?b. Bagaimana Pengertian,Kegunaan,serta keunggulan dan keterbatasan Analisis keuangan?c. Apa saja Jenis-jenis Rasio Keuangan itu?d. Bagaimana Fungsi dan kegunaan Rasio keuangan?e. Seperti apa penerapan dan penyelesaiannya dalam bentuk kasus dari suatu perusahaan?

1.4 Maksud dan tujuanAdapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah Rasio keuangan dapat digunakan sebagai Analisis keuangan suatu perusahaan, dan diharapkan dapat membantu Proses Pengambilan keputusan Laporan keuangan dalam perusahaan. Dari laporan keuangan dapat mencerminkan baik buruknya kinerja perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan pun bisa menjadi lebih mudah oleh pihak yang berkepentingan.

1.5 Batasan MasalahMengingat begitu banyak bentuk dari rasio Keuangan dan beberapa sub-sub nya, maka dalam makalah ini saya batasi dan hanya akan membahas rasio keuangan yang sering digunakan dalam analisis keuangan dalam perusahaan.yakni rasio keuangan seperti: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas/leverage, Rasio Profitabilitas / Rentabilitas, dan Rasio aktivitas.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Perngertian Rasio Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati Hardiningsih (2002:85), rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir,2004:64). Pancawati Hardiningsih (2002:85), manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Rasio-rasio ini mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun (time series) atau dengan perusahaan lain (cross section) dalam industri yang sama. 2.1.1. Analisis RasioAnalisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan. faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen dan metode akuntansi. interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing.

Analisis rasio merupakan alat penting dalam analisis keuangan. Identifikasi setidaknya empat rasio yang menggunakan: Hanya data neraca Neraca: Rasio lancar, rasio cepat, total utang terhadap ekuitas, utang jangka panjang terhadap ekuitas. Hanya data laporan laba rugi: Laporan Laba Rugi: Margin laba kotor, margin laba operasi, margin laba sebelum pajak, margin laba bersih. Data neraca dan laporan laba rugi: Neraca dan Laporan Laba Rugi: Jumlah hari untuk menjual persediaan, perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran modal kerja.

2.1.2 keterbatasan analisis rasio.1) Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.2) Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio.3) Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.4) Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1) Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama; 2) Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun tahun sebelumnya.5) Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja Perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios.

2.2 Pengertian KeuanganKeuangan adalah Administrasi yang mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu lembaga. Sedangkan pengertian uang sendiri adalah alat tukar atau standat pengukuran nilai (kesatuan atau hitungan) yang sah. Pengertian uang yang lain adalah harga atau kekayaan.Keuangan diperlukan oleh setiap perusahaan untuk memperlancar kegiatan operasinya. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:34), pengertian keuangan sebagai berikut: Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga,pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah.

2.3 Rasio Keuangan2.3.1 .Definisi Rasio keuangan Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Harahap (1999 : 297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti.Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam,dan Halsey (2005 : 36) Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut. Dari defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya.Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingka n harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Contoh Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-ketentuan baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio, angka-angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena laporan laba rugi mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada suatu titik waktu, maka dalam penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk menghitung rata-rata untuk angka-angka neraca.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan r