Histology System Saraf

download Histology System Saraf

of 8

Transcript of Histology System Saraf

  • 7/28/2019 Histology System Saraf

    1/8

    Histology system saraf

    Jaringan saraf secara mikroskopik disusun oleh sel-sel saraf(neuron) yang disokong oleh sel-sel

    penyokong yang dikenal sebagai sel-sel neuroglia atau sel-sel glia.

    A. Sel Saraf (Neuron)Bangunan histologik sel saraf sangat khas terdiri atas badan sel (soma atau perikarion)

    dan julurannya (prosesusnya) yang terdiri atas satu akson dan beberapa dendrit. Neuron

    merupakan sel yang paling tinggi differensiasinya dan tidak dapat membelah lagi. Jumlah neuron

    di seluruh sistim saraf kita sangat besar diduga sekitar 14 milyar. Secara histologis terdiri atas

    badan sel saraf (perikarion) dan juluran saraf (prosessus saraf) yang terdiri atas akson dan

    dendrit.

    a. Badan sel sarafPerikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma yang melingkupinya. Di dalam inti

    terdapat DNA yang merupakan pembawa sifat turunan, sedangkan dalam sitoplasma

    terdapat berbagai organel dan badan inklusi. Bentuk dan besar perikarion sangat beragam

    4-135 mikrometer. Ada yang berbentuk piramid, lonjong, bulat dan sebagainya.

    Meskipun beragam, tetapi semua badan sel saraf mempunyai ciri yang khas, berupa

    struktur-struktur:

    Nukleus (inti sel)

    Nukleus pada umumnya besar, berbentuk bulat atau sedikit lonjong, bewarna

    pucat, dan umumnya terletak di pusat perikarion. Nukleolusnya pada umumnya satu dan

    tampak sangat jelas terlihat di bawah mikroskop cahaya. Pada inti sel terdapat rantai

    double helix deoxyribonucleate acid (DNA) yang merupakan pembawa kode genetik.

    Inti yang besar, pucat, vesikular dengan nukleolus yang menonjol seringkali memberi

    kesan seperti mata burung hantu (Owl eyes)

    Sitoplasma

    Sitoplasma diisi dengan beragam organel dan granula (badan inklusi) yang tersusun

    kurang lebih mengitari inti. Organeladalah struktur-struktur atau bangunan yang terdapat

    di dalam sitoplasma yang diperlukan untuk mem-pertahankan kehidupan dan menjalankan

    fungsi-fungsi sel secara keseluruhan. Badan inklusiadalah struktur-struktur yang terdapat

    di dalam sitoplasma yang dipergunakan sebagai gudang atau tempat penyimpanan zat-zat

    atau substansi tertentu. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma adalah: Sitoskeleton,

  • 7/28/2019 Histology System Saraf

    2/8

    Apparatus (kompleks) Golgi, Mitokondria ,Badan Nissl (endoplasmik retikulum kasar/

    rough endoplasmic reticulum) dan ribosom, Sentriol. Sitoskeleton, apparatus Golgi, dan

    mitokondria hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron (ME), sedangkan badan Nissl

    dan badan inklusi dapat dilihat dengan mikroskop cahaya (MC).

    Juluran Neuron

    Ciri paling khas dari suatu neuron adalah juluran atau prosesus sitoplasmanya yang terdiri atas

    dendrit dan akson. Dendrit dan akson terdapat pada hampir semua neuron.

    1. Dendrit

    Umumnya satu neuron mengandung beberapa dendrit, contohnya neuron motorik

    pada kornu anterior medula spinalis. Kebanyakan dendrit terlihat bercabang dan cabang-

    cabangnya menjadi lebih kecil diameternya daripada cabang utama. Ciri-ciri histologis dendrit

    adalah: Pangkalnya lebih tebal dan semakin kedistal semakin tipis, Tiap dendrit dapat

    bercabang menjadi cabang primer, sekunder tertier dan seterusnya, Permukaannya diliputi oleh

    tonjolan kecil atau duri (spine/gemullae) yang berfungsi sebagai tempat kontak sinaps, Batang

    utama dendrit mengandung badan Nissl, ribosom bebas, mitokondria, mikrotubulus dan

    mikrofilamen, tetapi kandungan badan Nissl dan ribosom bebas makin berkurang oleh

    percabangannya sampai organel tersebut tidak ada pada ranting yang sangat kecil. Dendrit

    tidak mempunyai kompleks Golgi. Fungsi dendrit adalah menerima rangsang saraf dari ujung

    akson neuron lainnya melalui sinaps akso-dendritik. Dendrit mempunyai peranan yang sangat

    penting bagi kemampuan neuron untuk mengintegrasikan informasi yang datang dalam jumlah

    banyak. Rangsang saraf yang datang dapat merangsang atau menghambat kegiatan listrik pada

    membran dendrit, yaitu menaikkan atau menurunkan ambang rangsang neuron. Ambang

    rangsang adalah suatu nilai dalam millivolt yang harus dilalui agar membran saraf tersebut dapat

    mengalami depolarisasi dan dengan demikian timbul arus listrik yang merambat. Dengan

    demikian neuron tersebut dapat meneruskan atau menghambat rangsangan yang datang.

    Rangsangan saraf yang diterima oleh dendrit umunya merambat ke arah badan sel saraf.

    2. Akson

    Setiap sel saraf mempunyai satu juluran panjang dengan pangkal yang menjorok

    masuk ke dalam perikarion yang dikenal sebagai akson Hillock. Ciri histologis akson adalah:

    Mempunyai pangkal akson pada perikarion yang disebut akson Hillock, Umumnya lebih tipis

  • 7/28/2019 Histology System Saraf

    3/8

    (halus) dan jauh lebih panjang daripada dendrit pada neuron yang sama, Aksoplasma tidak

    mengandung struktur apapun yang berperan dalam sintesa protein seperti badan Nissl (rough

    endoplasmic reticulum), ribosom dan kompleks Golgi, Aksoplasma mengandung neurofilament,

    mikrotubulus dan mitokondria, Sebagian besar akson bermielin dan karenanya tampak putih

    mengkilat dalam keadaan segar. Selubung mielin bukan merupakan bagian dari neuron, tetapi

    merupakan bagian dari selubung neuron. Selubung mielin hanya ada pada akson dan tidak

    pernah pada dendrit. Tetapi ada pula akson yang tidak bermielin. Bila dengan mikroskop cahaya

    terlihat serat saraf bermielin maka sudah tentu itu adalah akson. Bila serat sarafnya tidak

    bermielin maka serat tersebut mungkin akson dan mungkin pula dendrite, Ujung akhir akson

    bercabang-cabang seperti ranting yang disebut telodendria yang berkontak dengan perikarion,

    dendrit, atau akson dari satu neuron atau lebih pada sinaps, Pada ujungnya ranting aksonal

    memperlihatkan pembengkakan kecil disebut boutons terminaux, Fungsi akson adalahmeneruskan atau menyalurkan rangsang saraf ke neuron lainnya, serat otot atau sel kelenjar.

    Berdasarkan jumlah julurannya, dikenal 3 jenis neuron:

    1. Neuron unipolaryaitu neuron yang hanya mempunyai satu juluran. Contohnya neuron unipolar pada masa embrio

    2. Neuron bipolaryaitu sel saraf berbentuk kumparan dengan 2 juluran yang masing-masing keluar dari ujung

    perikarion (badan sel saraf). Contohnya ganglion vestibular dan koklear di telinga, neuron olfaktoris

    di regio olfaktoria hidung.

    Neuron pseudo-unipolar

    yaitu neuron yang berbentuk oval yang pada awalnya berbentuk bipolar, tetapi pada perkembangan

    selanjutnya juluran yang pada mulanya saling bertolak belakang, kemudian menggeser, mengitari

    perikarion, menghampiri satu dengan lainnya dan menyatu membentuk satu prosesus tunggal.

    Prosesus tunggal tersebut berpangkal pada perikarion dan pada ujung distalnya bercabang dua

    sehingga mirip huruf T. Contohnya adalah neuron pada ganglia kranio-spinal. Satu cabangnya

    mengarah ke perifer dan cabang lainnya mengarah ke pusat masuk ke radiks posterior saraf menuju

    ke SSP.

    3. Neuron multipolar

    Gb-18.

  • 7/28/2019 Histology System Saraf

    4/8

    yaitu neuron berbentuk poligonal yang mempunyai banyak prosesus. Bentuk neuron ini merupakan

    bentuk yang paling banyak dijumpai ditubuh kita. Contohnya neuron motorik di kornu anterior

    medulla spinalis, batang otak, korteks serebri/otak besar (sel piramid) dan korteks serebelli/otak kecil

    (mempunyai bentuk yang sangat khas bagaikan tanduk menjangan yang bercabang-cabang).

    Fungsi Neuron

    Fungsi dasar jaringan saraf adalah melakukan komunikasi. Fungsi tersebut tergantung pada sifat-

    sifat khas dari badan saraf dan julurannya yang panjang. Sifat khas tersebut tergantung pada dua sifat

    dasar protoplasmanya:

    1. Kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan fisik dan kimiawi (iritabilitas).

    2. Kemampuan untuk menyebarkan rangsangan tersebut dari satu tempat ketempat lain

    (konduktivitas).

    Fungsi motorik, sensorik dan integratif suatu sel saraf terutama tergantung pada sifat iritabilitas dan

    konduktivitasnya. Selain itu beberapa sel saraf dapat melakukan sekresi mirip sistim endokrin yang

    menghasilkan hormon (sekret neural) yang disalurkan melalui akson dari tempat pembentukannya ke

    tempat lain. Hasil sekret sel saraf tersebut tersebut dilepaskan dari ujung akson ke dalam ruang

    perivaskular masuk ke dalam pembuluh darah dan kemudian diangkut dari darah ke organ sasaran.

    B. Sel Glia (neuroglia cells)

    Istilah neuroglia berasal dari nerve glue (nerve=saraf dan glue= lem) berfungsi sebagai penyokong

    dan penyatu jaringan saraf. Neuroglia merupakan 70-80% dari seluruh sel yang ada di SSP. Sel neuroglia

    umumnya kecil dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin dengan diameter 3-10 mikrometer.

    Neuroglia paling baik dipelajari dengan teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan

    seluruh sel. Macam-macam sel Glia adalah1. Mikroglia berasal dari mesoderm

    2. Oligodendroglia berasal dari ektoderm

    3. Astrosit fibrosa berasal dari ektoderm

  • 7/28/2019 Histology System Saraf

    5/8

    4. Astrosit protoplasmatis berasal dari ektoderm

    5. Sel ependim berasal dari ektoderm.6. Sel Schwann di SST7.

    Sel Satelit di SST

    Astrosit

    Bentuknya seperti bintang (astra) dengan banyak cabang sitoplasma yang hanya dapat dilihat dengan

    teknik impregnasi perak. Intinya besar, bulat atau lonjong dan pucat (vesikular). Nukleoli tidak jelas.

    Sitoplasmanya mengandung ribosom, kompleks Golgi, lisosom dan neurofilamen. Neurofilamen

    memberi ketegaran pada proses astrositik. Cabang sitoplasmanya mengelilingi dan berhubungan dengan

    kapiler darah. Ada 2 macam astrosit:

    1. Astrosit protoplasmatikBanyak ditemukan di dalam substansia kelabu (substansia grisea) otak dan sedikit di dalam

    substansia putih (substansia alba).

    Badan sel kurang lebih sama dengan sel piramid (sel saraf pada korteks serebrum). Inti sel juga besar

    tetapi sukar dikenali. Sitoplasmanya bercabang banyak, pendek dan gemuk atau tebal. Setiap cabang

    lalu bercabang-cabang lagi beberapa kali menjadi cabang yang lebih kecil sehingga gambarannya

    mirip lumut. Kadang-kadang dapat ditemukan cabang yang menempel pada pembuluh darah yang

    disebut kaki perivaskular yang berperan dalam membentuk sawar darah otak (Blood Brain Barrier)

    2. Astrosit fibrosaTerutama terdapat di dalam substansia alba dan sedikit di dalam substansia kelabu. Besarnya kurang

    lebih sama dengan astrosit protoplasmatik. Inti selnya juga sukar dilihat. Percabangan sitoplasmanya

    juga banyak tetapi kurus-kurus atau tipis sehingga gambarannya mirip dengan binatang bulu babi.

    kadang-kadang juga ditemukan kaki perivaskular.

    Fungsi astrositselain sebagai sel penyokong juga berfungsi untuk :

    1. Menyerap kelebihan ion kalsium yang lolos dari sel saraf selama proses konduksi impuls saraf.2. Berperan dalam transportasi zat metabolisme antar neuron.3. Berperan dalam pembentukan jaringan parut di SSP bila mengalami cedera.

  • 7/28/2019 Histology System Saraf

    6/8

    Bila terjadi cedera pada SSP dan neuronnya rusak, maka astrosit menjadi sangat reaktif dan

    disebut astrosit hipertrofi dan astrosit reaktif menggantikan tempat neuron rusak.

    Oligodendroglia

    Oligodendroglia bentuknya lebih kecil daripada astrosit dengan cabang sitoplasmanya lebih

    pendek dan jumlah cabang sedikit (oligo= sedikit). Intinya kecil, dan sitoplasma disekitar inti sedikit,

    tampak sebagai pinggiran perinuklear. Mengandung ribosom, kompleks Golgi, mikrotubulus dan

    neurofilamen.

    Sel ini terutama ada di substansia grisea yang berhubungan erat dengan perikarion neuron (sel-

    sel satelit perineuronal) dan di substansia alba dalam jumlah yang sedikit yang terletak di antara

    berkas-berkas akson. Lainnya terletak dekat dengan pembuluh darah (perivaskular).

    Fungsi oligodendroglia adalah membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai sel penyokong.

    Cabang sitoplasma yang serupa daun dari badan-badan sel meluas melingkar mengitari serat-serat

    saraf secara spiral. Tiap oligodendroglia mempunyai beberapa cabang sehingga dapat membentuk

    sarung-sarung myelin disekitar beberapa serat-serat saraf yang berdekatan.

    Mikroglia

    Sel ini berasal dari mesoderm. Sel mikroglia merupakan sel yang kecil, terdapat disubstansia alba

    dan grisea dekat dengan pembuluh darah. Tampak jelas dengan pulasan perak karbonat metoda Rio

    Hortega. Badan sel agak gepeng. Intinya sukar dilihat. Percabangan sitoplasma yang langsung dari badan

    sel cukup besar dan disebut cabang primer. Cabang primer ini kemudian bercabang-cabang lagi menjadi

    cabang sekunder dstnya. Yang agak istimewa adalah bahwa cabang-cabang tersebut posisinya kurang

    lebih tegak lurus terhadap cabang sebelumnya. Fungsinya fagositosis. Mikroglia akan memfagosit

    jaringan yang nekrotik sehingga daerah tersebut menjadi bersih.

    Gb-22 Mikroglia Gb-23 Sel-sel ependima

    Sel Ependim

    Sel ependim merupakan sel yang melapisi rongga atau ruang yang terdapat pada otak yang

    disebut ventrikel dan kanalis sentralis pada medulla spinalis. Bentuk sel silindris rendah atau kuboid

  • 7/28/2019 Histology System Saraf

    7/8

    dengan cabang sitoplasma dan pada permukaan bebasnya terdapat silia dan mikrovili. Sel ependim yang

    melapisi pleksus koroideus membentuk lapisan khusus yang disebut epitel pleksus koroideus.

    Sumber:

    1. Gartner, L.P., and Hiatt, J.L. (Ed) (1997), Nervous Tissue in Color Textbook ofHistology, W.B. Saunders Company, Philadelphia,USA, pp. 155-185.

    2. Tambayong, J. dan Wonodirekso, S. (Penyunting),(1985), Jaringan Saraf dalam:Buku Ajar Histologi (Terjemahan Leeson and Leeson Papparo), EGC, Jakarta,

    Indonesia, pp.210-248

    Penyebab gagal migrasi sel Krista neuralis.

    Megakolon congenital terjadi akibat gagalnya pembentukan ganglion parasimpatis di dinding

    sebagian atau semua kolon dan rectum kerana kegagalan migrasi sel Krista neuralis. Sebagian besar

    kasus penyakit hirscprung familial disebabkan oleh mutasi gen RET yang mengkode suatu reseptor sel

    Krista neuralis. Ligan untuk reseptornya adalah glial cell-derived neutrophic growth factor yang

    disekresikan oleh sel mesenkim, dilalui oleh migrasi sel Krista neuralis. Interaksi reseptor ligan kemudian

    mengatur migrasi sel Krista neuralis. Karen itu apabila terdapat kelainan di reseptor, migrasi akan

    terhambat dan tidak terbentuk ganglion parasimpatis dibagian yang terkena. Rectum hamper selalu

    terkena pada semua kasus sekitar 80% pada semua pasien.

    Sumber: langman.

    kk lupa gmna nulis dapusnya soalnya langmannya kk fotocopy.

    Nama: restu wulandari

    Nim: I11111062

    Sorry y cindy kk ngirim segini ajj, kalo seandainya ada yng kurang dari yg kk omongkan, bilang ajj soalnya

    kk juga lupa apa2 ajj yg udh kk omongkan.

  • 7/28/2019 Histology System Saraf

    8/8