HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN VERBAL DAN KECERDASAN …digilib.unila.ac.id/31519/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN VERBAL DAN KECERDASAN …digilib.unila.ac.id/31519/3/SKRIPSI TANPA BAB...
xvii
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN VERBAL DAN KECERDASANLOGIKA-MATEMATIKA DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKANSOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS
MAWAR METRO PUSAT
(Skripsi)
Oleh
AYU PUSPITASARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN VERBAL DAN KECERDASANLOGIKA-MATEMATIKA DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKANSOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS
MAWAR METRO PUSAT
Oleh
AYU PUSPITASARI
Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VSD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat diindikasi dari banyaknya siswa yangbelum tuntas, yaitu sekisar 47% atau 73 orang dari 153 siswa tidak memenuhiKKM yang ditentukan setiap sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal dan kecerdasanlogika-matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matamatikasiswa.Jenis penelitian ini adalah ex-postfacto korelasional.Teknik pengumpulandata dilakukan dengan tekniktes (angket), dan studi dokumentasi.Instrumenpengumpulan data berupa soal tes pilihan ganda dan uraian yang diuji validitasdan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil pehitungan uji hipotesis menunjukkanthit = 53,3 > ttab= 3,15 (dengan α = 0,05). Artinya, terdapat hubungan yangsignifikan antara kecerdasan verbal dan kecerdasan logika-matematika dengankemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V SD NegeriGugus Mawar Metro Pusat.
.
Kata kunci: kecerdasan verbal, logika-matematika, soal cerita matematika..
iii
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN VERBAL INTELLIGENCE AND LOGIC-MATHEMATIC INTELLIGENCE WITH ABILITY STUDENTS’S
SOLVING MATH STORY PROBLEM AT THE FIFTH GRADE OF SDNGUGUS MAWAR METRO PUSAT
By
AYU PUSPITASARI
The problem in this research was the result of learning the math of students gradeV Elementary School Gugus Mawar of Central Metro were still low. Type of thisresearch was an ex-postpacto correlational. The sampel of this research was 62respondents. The purpose of this research was to determine the significantcorrelation between Verbal Intelligence and Logic-Mathematic Intelligence withAbility Solving Mathematic’s Story Problem of students. Technique of collectingthe data obtained through interview, study of documentation, and test technique.Based on the result of the hypothesis test showed there was a significant andpositive correlation between Verbal Intelligence and Logic-MathematicIntelligence with Ability Solving Mathematic’s Story Problem of Students Grade VElemantary School Gugus Mawar of Central Metro with tcount 53,3 > ttabel 3,15(with α = 0,05)
Keyword : Verbal Intelligence, Logic-Mathematic, Mathematic’s Story Problem
iv
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN VERBAL DAN KECERDASANLOGIKA-MATEMATIKA DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKANSOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS
MAWAR METRO PUSAT
Oleh
AYU PUSPITASARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
vi
viii
RIWAYAT HIDUP
1. SD Negeri 3 Tanjung Gading lulus pada tahun 2007.
2. SMP Negeri 23Bandar Lampung lulus pada tahun 2010.
3. SMA Negeri 10 Bandar Lampung lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2014, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.
Peneliti bernama Ayu Puspitasari, dilahirkan di Bandar
Lampung pada tanggal 14 Februari 1995. Peneliti
merupakan anak kelima dari enam bersaudara, putri
dari pasangan Bapak Aliyun Basrie dan Ibu Ginda-
Novianti. Pendidikan formal yang telah diselesaikan
peneliti sebagai berikut.
ix
MOTTO
Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu makaAllah akan mudahkan baginya jalan ke surga.
(QS.Thaaha:114)
Tidak ada pemberian Ibu dan Bapak yang paling berharga kepada Anaknya dari padaPendidikan Akhlak Mulia
(HR. Bukhari)
x
PERSEMBAHAN
Bismillahhirrahmaanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salamsemoga selalu tercurahkan kepada Rasullah SAW.
Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada Allah serta untuk:Bapak Aliyun Basrie dan Ibu Ginda Novianti atas segala yang telah dilakukan demi
anakmu. Terimakasih atas cinta, yang terpancar dalam setiap doa dan restumu yang selalumengiringi langkah anakmu.
Kepada kakak-kakak dan adikku,terima kasih atas dukungan, doa, dan semangat yang telahdiberikan.
Para guru dan dosen yang telah mengajarkan berbagi ilmu pengetahuan yang bermanfaat dantauladan yang baik.
Untuk sahabat-sahabatku yang telah banyak memberikan dukungan, berupa tenaga, pikiranserta do’a
Alamamater tercintaUniversitas Lampung.
xi
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Verbal dan Kecerdasan Logika-
Matematika dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa
Kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat”. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan di Universitas Lampung.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya
tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
peneliti menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.H.Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M. Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
3. Bapak Drs. Maman Suharman., M. Pd., Ketua Program Studi S1 PGSD
Universitas Lampung yang telah memberikan sumbang saran untuk
membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi.
4. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas
Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti serta
membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi.
xii
5. Bapak Drs. Rapani, M. Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, saran, nasihat, dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi
ini.
6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran, nasihat, dan bantuan selama proses
penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Siswantoro, M. Pd., Dosen Pembahas/Penguji yang telah
memberikan saran dan masukan serta gagasan yang sangat bermanfaat untuk
penyempurnaan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu dosen serta staf kampus B FKIP Universitas Lampung yang
telah memberi ilmu pengetahuan dan membantu peneliti sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
9. Kepala sekolah SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
10. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat yang telah
berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
11. Teman-teman seperjuangan (Cheri, Mody, Dina, Desta, Tata, Dewi, Mita,
Sheifa, Nadya, Nurzanah, Adel, Novita, Poppy) dan seluruh rekan-rekan S1
PGSD angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih.
12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah Swt, melindungi dan membalas semua kebaikan yang sudah
berikan kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih
xiii
terdapat kekurangan, namun peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Metro, 20 Mei 2018Peneliti
Ayu PuspitasariNPM 1413053021
xiv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xviii
I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 7C. Batasan Masalah ................................................................................... 8D. Rumusan Masalah................................................................................. 9E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10G. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 11
II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS ....................... 12A. Kajian Teori .......................................................................................... 12
1. Matematika....................................................................................... 12a. Pengertian Matematika ................................................................ 12b. Karakteristik matematika SD ...................................................... 14
2. Soal Cerita Matematika.................................................................... 16a. Pengertian soal cerita matematika ............................................... 16b. Kemampuan menyelesaikan soal cerita....................................... 18
3. Kecerdasan ...................................................................................... 21a. Kecerdasan verbal ....................................................................... 23b. Kecerdasan logika-matematika ................................................... 26
B. Penelitian yang Relevan.......................................................................... 28C. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian............................................... 32
1. Kerangka Pikir.................................................................................. 322. Paradigma Penelitian........................................................................ 35
D. Hipotesis.................................................................................................. 36
III METODE PENELITIAN............................................................................. 37A. Jenis Penelitian...................................................................................... 37B. Prosedur Penelitian ............................................................................... 37C. Setting Penelitian .................................................................................. 38
1. Tempat Penelitian............................................................................. 38
xv
2. Waktu Penelitian .............................................................................. 39D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 39
1. Populasi Penelitian ........................................................................... 392. Sampel Penelitian............................................................................. 39
E. Variabel Penelitian................................................................................ 41F. Definisi Operasional Variabel............................................................... 42G. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 44H. Uji Persyaratan Instrumen..................................................................... 47
1. Uji Validitas Instrumen .................................................................... 472. Hasil Uji Validitas Instrumen........................................................... 483. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................ 514. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen....................................................... 525. Revisi Instrumen Penelitian SetelahUji coba ................................... 53
I. Teknik Analisis Data............................................................................. 571. Uji Prasyarat Analisis data ............................................................... 572. Pengujian Hipotesis Penelitian......................................................... 58
a. Pengujian signifikansi koefisien korelasi variabel x1
atau x2 terhadapvariabel y ........................................................... 58b. Analisis korelasi ganda................................................................ 59
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 61A. Profil Sekolah........................................................................................ 61
1. Negeri 4 Metro Pusat........................................................................ 612. Negeri 8 Metro Pusat........................................................................ 623. Negeri 9 Metro Pusat........................................................................ 634. Negeri 10 Metro Pusat...................................................................... 635. Negeri 12 Metro Pusat...................................................................... 64
B. Deskripsi Data Variabel Penelitian ....................................................... 651. Data Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika............. 652. Data Kecerdasan Verbal................................................................... 683. Data Kecerdasan Logika-Matematika.............................................. 70
C. Hasil Analisis Data ............................................................................... 721. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data .................................................. 722. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................. 73
a. Pengujian hipotesis pertama ................................................... 73b. Pengujian hipotesis kedua....................................................... 74c. Pengujian hipotesis ketiga ...................................................... 75
D. Pembahasan........................................................................................... 76E. Keterbatasan Penelitian......................................................................... 79
V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 80A. Kesimpulan............................................................................................. 80B. Saran....................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 84
LAMPIRAN........................................................................................................ 88
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel: Halaman
1. Data hasil ketuntasan mid semester ganjil kelas VSD Negeri Se-Gugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran 2017/2018.... 6
2. Data jumlah siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus MawarMetro Pusat tahun pelajaran 2017/2018 .................................................... 39
3. Sampel Penelitian ...................................................................................... 41
4. Distribusi frekuensi tingkat kemampuan menyelesaikan soal ceritamatematika................................................................................................. 43
5. Penyekoran tes kecerdasan verbal ............................................................. 43
6. Distribusi frekuensi tingkat kecerdasan verbal.......................................... 43
7. Pola penyekoran tes kecerdasan logika-matematika ................................. 44
8. Distribusi frekuensi tingkat kecerdasan logika-matematika...................... 44
9. Kisi-kisi tes kecerdasan verbal, kecerdasan logika-matematika, dankemampuan menyelesaikan soal cerita matematika .................................. 46
10. Ringkasan hasil uji validitas kemampuan menyelesaikansoal cerita matematika ............................................................................... 49
11. Ringkasan hasil uji validitas kecerdasan verbal ........................................ 50
12. Ringkasan hasil uji validitas kecerdasan logika-matematika .................... 51
13. Acuan Interpretasi koefisien korelasi ........................................................ 52
14. Kisi-kisi tes kecerdasan verbal, kecerdasan logika-matematika, dankemampuan menyelesaikan soal cerita matematika setelah uji coba ........ 56
15. Data Variabel X dan Y .............................................................................. 65
xvii
16. Distribusi frekuensi data variabel Y .......................................................... 66
17. Distribusi frekuensi tingkat kemampuan menyelesaikan soalcerita matematika....................................................................................... 67
18. Distribusi Frekuensi data variabel X1 ........................................................ 68
19. Distribusi frekuensi tingkat kecerdasan verbal.......................................... 69
20. Distribusi Frekuensi data variabel X2 ........................................................ 70
21. Distribusi frekuensi tingkat kecerdasan logika-matematika...................... 71
22. Hasil uji normalitas variabel X1, X2, dan Y............................................... 72
23. Hasil uji korelasi antara variabel kecerdasan verbal dengankemampuanMenyelesaikan soal cerita matematika................................... 73
24. Hasil uji korelasi antara variabel kecerdasan logika-matematika aaaaadengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika ..................... 74
25. Hasil uji korelasi antara variabel kecerdasan verbal dan kecerdasan aaaalogika-matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal aaaaaaaaaacerita matematika....................................................................................... 75
26. Tingkat kontribusi variabel x dan y........................................................... 76
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar: Halaman
1. Paradigma penelitian.................................................................................... 35
2. Diagram distribusi frekuensi variabel Y ...................................................... 66
3. Diagram frekuensi tingkatkemampuan menyelesaikan soalcerita matematika ......................................................................................... 67
4. Diagram distribusi frekuensi variabel X1 .................................................... 68
5. Diagram frekuensi tingkat kecerdasan verbal .............................................. 69
6. Diagram Distribusi frekuensi data X2 ......................................................... 70
7. Diagram frekuensi tingkat kecerdasan logika-matematika.......................... 71
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumen Surat-Surat ................................................................................ 88
2. Rubrik Penilaian Tes Uraian Soal Ceritta Matematika.............................. 220
3. Instrumen Sebelum dan Sesudah Uji Coba ............................................... 222
4. Perhitungan Uji Validitas dan Reabilitas................................................... 257
5. Data Variabel X1, X2, dan Variabel Y...................................................... 271
6. Perhitungan Uji Prasyarat Analisis Data ................................................... 277
7. Tabel-Tabel Statistik.................................................................................. 290
8. Foto Kegiatan Penelitian............................................................................ 301
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat Perang Dunia II (1942-1945) Amerika Serikat menjatuhkan bom
atom di Hiroshima dan Nagasaki yang membunuh ratusan ribu penduduk.
Jepang saat itu lumpuh total, akan tetapi Kaisar Hirohito menanyakan
kepada jendral yang masih hidup tentang berapa jumlah guru yang tersisa.
Betapa bernilainya seorang guru di mata kaisar saat itu sama seperti betapa
bernilainya guru saat ini. Jepang menyadari bahwa untuk menjadi negara
maju tidak lepas dari pengaruh dan campur tangan seorang guru, tanpa
guru dan pendidikan, sebuah negara akan menjadi terpuruk dan cita-cita
menjadi negara maju hanyalah mimpi belaka.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
pembangunan di setiap negara. Pendidikan mempunyai peranan yang
sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu,
terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Undang-undang No. 20
Tahun 2003, pasal 3 (2003: 8) menyatakan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk mengembangkanpotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
2
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran matematika sebagai bagian dari pendidikan formal di
sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam membangun
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia (RI) nomor 22
tahun 2006 menyebutkan bahwa dalam setiap kesempatan pembelajaran
matematika hendaknya dimulai dengan penggunaan masalah yang sesuai
dengan situasi. Tujuan pembelajaran matematika adalah memahami
konsep metematika menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
memecahkan masalah, mengomunikasikan gagasan dengan simbol, dan
memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
Ditulis oleh Sekar (Tribunnews.com). Siswa-siswa SD kelas VI mengaku
diantara tiga pelajaran yang diujikan seperti Bahasa Indonesia, dan IPA.
Matematika adalah pelajaran yang paling susah, hal ini karena pelajaran
matematika merupakan ilmu pasti yang mana tidak ada jawaban lain selain
satu jawaban yang benar. Prestasi akademik siswa di Indonesia khususnya
mata pelajaran matematika tergolong pada tingkatan yang rendah jika
dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Hal ini dapat dibuktikan melalui
data yang diambil dari situs Sriwijaya Post ditulis oleh Yuliani (2014),
nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) tingkat SD sederajat pada mata
pelajaran matematika hanya sebesar 6,52 yang lebih rendah dari Bahasa
Indonesia dan IPA yakni sebesar 7,36 dan 7,25. Rendahnya prestasi belajar
matematika jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain menunjukkan
3
perlu diadakannya penelitian-penelitian secara berkesinambungan untuk
menemukan dan menyelesaikan gejala permasalahan yang timbul.
Soal Ujian Nasional pada mata pelajaran matematika terbagi menjadi dua
jenis yaitu, soal matematika langsung dan soal dalam bentuk cerita.
Berdasarkan data dari Training Need Assessment (TNA) Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) dalam Raharjo dkk. (2009: 1) ternyata soal cerita masih
menjadi permasalahan untuk guru ketika mengajar dan permasalahan bagi
siswa, ketika mempelajari materi tersebut yang disebabkan karena
sebagian dari siswa kesulitan mendapatkan informasi tentang
pembelajaran soal cerita beserta contoh-contohnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, salah satu cara untuk mengembangkan
kemampuan siswa di bidang ilmu matematika,yaitu dengan memberikan
soal cerita matematika. Soal cerita dianggap tepat karena merupakan
modifikasi dari soal hitungan yang dikaitkan dengan permasalahan yang
dialami siswa.
Soal cerita adalah suatu pertanyaan yang diuraikan dalam cerita bermakna
yang dapat dipahami dan dijawab secara matematis berdasarkan
pengalaman belajar sebelumnya. Cerita yang diungkapkan dapat
merupakan masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya. Abidin
(1989: 10) menjelaskan bahwa soal cerita adalah soal yang disajikan dalam
bentuk cerita pendek. Soal cerita sangat penting diberikan oleh guru untuk
melatih siswanya supaya mampu menyelesaikan permasalahan sehari-hari.
4
Berdasarkan uraian di atas, mengindikasikan bahwa untuk dapat
menyelesaikan soal cerita matematika, siswa terlebih dahulu harus
memahami isi dalam soal cerita tersebut. Sedangkan, kemampuan siswa
dalam memahami isi soal cerita sangat berkaitan dengan kemampuan
memahami kata-kata secara efektif, yaitu kecerdasan verbal.
Kecerdasan verbal adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata
secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Gardner dalam Amir
(2013: 342) mendeskripsikan karakteristik orang yang memiliki
kecerdasan linguistik sebagai berikut: sensitif terhadap pola, teratur,
sistematis, mampu berargumentasi, suka mendengarkan, suka membaca,
suka menulis, mengeja dengan mudah, suka bermain kata, memiliki
ingatan yang tajam tentang hal-hal sepele, pembicara publik dan tukang
debat.
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa soal cerita sangat cocok dengan
karakteristik matematika, sehingga soal cerita juga memiliki keterkaitan
yang erat dengan kecerdasan logika-matematika. Gardner dalam Uno dan
Kuadrat (2009: 100) menyatakan bahwa kecerdasan logika matematika
adalah kecerdasan yang berkaitan dengan berhitung atau menggunakan
angka dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan logika-matematika
menuntut seseorang berpikir secara logika, linier dan merupakan fungsi
otak sebelah kiri.
Kota Metro merupakan kota yang memiliki visi dan misi untuk menjadi
Kota Pendidikan. Kota Metro terbagi menjadi 5 Kecamatan yaang terdiri
5
dari Kecamatan Metro Pusat, Kecamatan Metro Timur, Kecamatan Metro
Barat, Kecamatan Metro Selatan, dan Kecamatan Metro Utara.
Kecamatan Metro Pusat merupakan pusatnya Kota Metro yang memiliki
22 Sekolah Dasar. Demi memudahkan koordinasi antara masing-masing
sekolah maka dibentuklah 2 Gugus yang bertujuan untuk menyusun
program pembelajaran, mengembangkan materi dan metode
pembelajaran, menciptakan terobosan baru dalam pembelajaran,
membimbing siswa dalam peningkatan prestasi belajar, serta
memecahkan masalah yang dihadapi di sekolah masing-masing.
Metro Pusat terbagi menjadi dua gugus yaitu, Gugus Nusa Indah dan
Gugus Mawar. Peneliti memilih SD di Gugus Mawar untuk dijadikan
subjek dalam penelitian ini, yaitu terdiri dari SD Negeri 4 Metro Pusat,
SD Negeri 8 Metro Pusat, SD Negeri 9 Metro Pusat, SD Negeri 10
Metro Pusat, dan SD Negeri 12 Metro Pusat.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi di SD
Negeri Gugus Mawar Metro Pusat pada tanggal 15 Desember 2017,
diperoleh informasi kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal
cerita matematika menunjukkan hasil yang kurang memenuhi harapan, hal
ini disebabkan sebagai berikut; (1) peserta didik kesulitan dalam
memahami isi kalimat dalam soal cerita matematika, (2) peserta didik
tidak menguasai operasi hitung, (3) peserta didik jarang membaca dan
mempelajari buku catatan, (4) peserta didik tidak menguasai langkah-
langkah dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Indikasi lain yang
menandakan bahwa siswa masih belum mampu memahami soal cerita
6
matematika, yaitu peserta didik masih mempunyai prestasi belajar yang
rendah pada pelajaran matematika. Ketuntasan belajar peserta didik yang
dilihat dari dokumentasi guru, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Mid Semester Ganjil Matematika Kelas V SD NegeriGugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran 2017/2018
NamaSekolah
JumlahSiswa
Nilai KKM Frekuensi Persentase Keterangan
SDNegeri 4
MetroPusat
51
≥ 7070
25 49% Tuntas
0-69 26 51%BelumTuntas
SDNegeri 8
MetroPusat
20
≥ 7070
9 45% Tuntas
0-69 11 55%BelumTuntas
SDNegeri 9
MetroPusat
24
≥ 7272
14 58% Tuntas
0-71 10 42%BelumTuntas
SD Negeri10
Metro
Pusat30
≥ 6565
16 53% Tuntas
0-64 14 47%BelumTuntas
SDNegeri
12
MetroPusat
28
≥ 7575
16 57% Tuntas
0-74 12 43%BelumTuntas
(Sumber: Dokumentasi guru kelas V SD Negeri Gugus MawarMetro Pusat)
Berdasarkan tabel nilai mid semester ganjil matematika di atas, dapat
diketahui bahwa prestasi belajar matematika siswa tergolong masih
rendah, karena siswa yang memperoleh nilai di atas. Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) dari masing-masing sekolah hanya sebanyak 80 siswa
7
dari 153 siswa atau sebesar 52 % yang tuntas, sedangkan 48% atau
sebanyak 73 siswa belum tuntas pada mata pelajaran matematika.
Berdasarkan uraian di atas, maka nilai mid semester pada mata pelajaran
matematika tersebut tidak dapat dikatakan berhasil. Karena seperti yang
diungkapkan Mulyasa (2009: 207) bahwa kegiatan belajar mengajar dapat
dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri
peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) sesuai
dengan kompetensi dasar.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin mengetahui apakah
terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal dengan
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika, kecerdasan logika-
matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika,
hubungan antara kecerdasan verbal dengan kecerdasan logika-matematika,
dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Peneliti ingin
memberikan pembuktian secara ilmiah melalui penelitian korelasional ini
dengan judul “Hubungan antara Kecerdasan Verbal dan Kecerdasan
Logika-Matematika dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi
sebagai berikut.
1. Prestasi belajar matematika peserta didik yang masih rendah.
8
2. Peserta didik jarang membaca dan mempelajari buku catatan
3. Siswa kesulitan mendapatkan informasi tentang pembelajaran soal
cerita beserta contoh-contohnya.
4. Siswa tidak menguasai langkah-langkah penyelesaian soal cerita
matematika.
5. peserta didik kesulitan dalam memahami isi kalimat dalam soal cerita
matematika.
6. Siswa masih kurang menguasai operasi hitung.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, peneliti perlu
membatasi permasalahan yang akan diteliti agar tidak menyimpang dari
pokok masalah. Penjelasan batasan masalah yang diharapkan oleh peneliti
adalah sebagai berikut.
1. Kecerdasan verbal, yaitu indikasi siswa memiliki kadar kecerdasan
verbal lebih tinggi dari kecerdasan lainnya, peneliti menggunakan
instrumen tes untuk menjajaki tingkat kecerdasan verbal siswa.
2. Kecerdasan logika-matematika, yaitu indikasi siswa memiliki kadar
kecerdasan penggunaan bilangan dan logika lebih tinggi dari
kecerdasan lainnya, peneliti menggunakan instrumen tes untuk
menjajaki tingkat kecerdasan logika-matematika siswa.
3. Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika, yaitu kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika dilihat dari
penyelesaian instrumen tes uraian soal cerita.
9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
diperoleh rumusan masalah, sebagai berikut.
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal
dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas
V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran 2017/2018?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan logika-
matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat
tahun pelajaran 2017/2018?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal
dan kecerdasan logika-matematika dengan kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus
Mawar Metro Pusat tahun pelajaran 2017/2018?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, dapat dirumuskan
tujuan penelitiannya sebagai berikut.
1. Mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan antara kecerdasan
verbal dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran
2017/2018.
2. Mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan antara kecerdasan
logika-matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita
10
matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat
tahun pelajaran 2017/2018.
3. Mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan antara kecerdasan
verbal dan kecerdasan logika-matematika dengan kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus
Mawar Metro Pusat tahun pelajaran 2017/2018.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa
Siswa lebih memahami permasalahan soal cerita matematika dan
memahami langkah penyelesaian soal cerita matematika tersebut, serta
dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.
2. Guru
Guru lebih memahami kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda,
memberikan fasilitas belajar untuk pengembangan potensi kecerdasan
siswa, dan menyuguhkan permasalahan sehari-hari dalam pembuatan
soal cerita matematika untuk siswanya.
3. Pengelola sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif untuk
meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Gugus Mawar Metro
Pusat tahun pelajaran 2017/2018.
11
4. Peneliti
Memberikan pengalaman dan ilmu pengetahuan baru dalam memahami
langkah pembuatan dan penyelesaian soal cerita matematika siswa
kelas V yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi:
1. Jenis penelitian adalah penelitian ex-postfacto korelasional.
2. Objek penelitian ini adalah kecerdasan verbal, kecerdasan logika
matematika, dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar
Metro Pusat.
4. Penelitian ini di SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat semester
genap tahun pelajaran 2017/2018.
II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu ilmu yang banyak dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari, karena dipelajari melalui proses
berpikir dan penalaran. Kata matematika menurut Depdiknas dalam
Susanto(2013: 184) berasal dari bahasa latin”manthanein” atau
“mathema” yang berarti belajar atau hal yang perlu dipelajari.
Sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut “wiskunde”
yang memiliki arti ilmu pasti.
Russel dalam Uno dan Kuadrat (2009: 108) mengemukakan bahwa:
Matematika sebagai suatu studi yang dimulai dari pengkajianbagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidakdikenal. Arah-arah yang dikenal itu tersusun baik (kontruktif),secara bertahap menuju arah yang rumit (kompleks), daribilangan bulat ke bilangan pecah, bilangan rill ke bilangankompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke diferensial danintegral, dan menuju matematika yang lebih tinggi.
Menurut Cockroft dalam Uno dan Kuadrat (2009: 108) matematika
adalah ilmu yang harus diajarkan. Hal ini disebabkan karena
matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-
hari, bagi sains, perdagangan dan industri, dan karena matematika itu
13
menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat, dan tidak
ambigius serta berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan dan
memprediksi.
Schoenfeld dalam Uno dan Kuadrat (2009: 110) mendefinisikan
bahwa belajar matematika berkaitan dengan apa dan bagaimana
menggunakannya dalam membuat keputusan untuk memecahkan
masalah. Matematika melibatkan pengamatan, penyelidikan, dan
keterkaitannya dengan femomena fisik dan sosial, sedangkan
pembelajaran matematika sendiri menurut Muhsetyo (2008: 26)
adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik
melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Berdasarkan definisi matematika pembelajaran menurut para ahli,
peneliti menyimpulkan bahwa matematika adalah suatu bidang ilmu
yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal
menuju arah yang tidak dikenal. Arah-arah yang dikenal itu tersusun
baik (kontruktif), secara bertahap menuju arah yang rumit
(kompleks). Ilmu matematika dalam pembelajarannya di sekolah
melatih siswa untuk memecahkan permasalahan sehari-hari, yakni
dengan cara memberikan penekanan terhadap hal bersifat konkrit
melalui soal yang berbentuk cerita.
14
b. Karakteristik matematika SD
Karakteristik ilmu matematika salah satunya yaitu memiliki
kemampuan kuantitatif yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah sehari-hari. Karakteristik matematika menurut Nasher
dalam Uno dan Kuadrat (2009: 109) antara lain:
Terletak pada kekhususannya dalam mengkomunikasikan idematematika melalui bahasa numerik, dengan bahasa numerikmemungkinkan seseorang dapat melakukan pengukuran secarakuantitatif. Sedangkan sifat kekuantitatifan dari matematikatersebut, dapat memberikan kemudahan bagi seseorang dalammenyikapi suatu masalah, itulah sebabnya matematika selalumemberikan jawaban yang lebih bersifat eksak dalammemecahkan masalah.
Hendriana dan Soemarmo (2014: 2-3) menambahkan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah dasar berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman pemahaman yang dapat
membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Memodelkan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD)
hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkret, Hal ini relevan dengan
pendapat Soedjadi (2012: 1) matematika merupakan suatu ilmu yang
memiliki objek dasar yang berupa fakta, konsep operasi dan prinsip.
Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari matematika, yaitu 1) memiliki
obyek kajian abstrak, 2) Bertumpuh pada kesepakatan , dan 3)
Berpola pikir deduktif.
15
Fathani dalam Amir (2013:a7) menambahkan karakteristik
matematika antara lain:
Matematika memiliki objek kajian abstrak yang terdiri dari:1) Fakta
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yangbiasanya diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu
2) Operasi atau relasiOperasi adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabardanpengerjaan matematika lainnya, sedangkan relasi adalahhubungan antara dua atau lebih elemen.
3) KonsepKonsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untukmenggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek.Adapun contoh dari konsep ini misalnya segitiga. Segitiga adalahnama suatu konsep. Melalui konsep tersebut kita dapatmembedakan mana yang merupakan contoh segitiga dan manayang bukan contoh segitiga.
4) PrinsipPrinsip adalah objek matematika yang terdiri atas beberapa fakta,beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa prinsip adalah hubungandiantara berbagai objek dasar matematika. Prinsip dapat berupaaksioma, teorema, dalil, sifat dan sebagainya. Sifat komutatif dansifat asosiatif dalam aritmetika merupakan suatu prinsip danbegitu juga dengan teorema phytagoras.
5) Berlandaskan atas kesepakatanPenggunaan simbol dan istilah matematika yang telahdisepakatiakan lebihmudah untuk melakukan penghitungan danmelakukan penyampaian hasil secara rinci pada pembahasanselanjutnya. Hal tersebut dapat dicontohkan misalnya melaluilambang bilangan yang digunakan sampai saat iniantara lainbilangan 1, 2, 3 dan seterusnya yang merupakan contoh sederhanadari sebuah kesepakatan matematika.
6) Berpola pikir deduktifPola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiranyang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan ataudiarahkan kepada hal yang bersifat khusus. Pola pikir deduktif inidapat terwujud dalam bentuk yang sangat sederhana tetapi jugadapat terwujud dalam bentuk yang tidak sederhana.
7) Konsisten dalam sistemMatematika memiliki berbagai macam sistem yang dibentuk daribeberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Terdapatsistem-sistem yang berkaitan namun terdapat juga sistem-sistemyang dapat dipandang lepas antara satu dengan yang lainnya.
16
8) Memiliki simbol yang berartiMatematika memiliki banyak sekali simbol-simbol, baik berupahuruf latin yunani maupun simbol-simbol khusus lainnya.Simbol-simbol tersebut membentuk kalimat dalam matematikayang biasa disebut model matematika. Model matematika dapatberupa persamaan, pertidaksamaan maupun fungsi. Selain itu, adapula model matematika yang berupa gambar seperti bangun-bangun geometri, grafik maupun diagram.
9) Memperhatikan ruang lingkupBenar salahnya atau ada tidaknya penyelesaian suatu soal ataumasalah ditentukan oleh ruang lingkup yang digunakan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman pemahaman yang dapat
membantu siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-
hari dan dalam memodelkan pembelajaran matematika di SD
hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkret.
2. Soal Cerita Matematika
a. Pengertian soal cerita matematika
Soal cerita matematika adalah soal-soal matematika yang dinyatakan
dalam bentuk cerita yang perlu diterjemahkan menjadi kalimat
matematika atau persamaan matematika. Abidin (1989:10)
mengemukakan bahwa soal cerita adalah soal yang disajikan dalam
bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan
masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya. Bobot masalah
yang diungkapkan akan mempengaruhi panjang pendeknya cerita
17
tersebut, semakin besar bobot masalah yang diungkapkan,
memungkinkan panjang cerita yang disajikan.
Selanjutnya, Haji dalam Rahardjo dan Waluyati (2009: 2)
mengemukakan bahwa soal yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam bidang studi matematika dapat berbentuk soal
cerita bukan soal hitungan. Soal cerita merupakan modifikasi dari soal-
soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan
siswa. Sugondo dalam Syamsuddin (2003: 226) menambahkan bahwa
latihan memecahkan soal cerita penting bagi perkembangan proses
secara matematis, menghargai matematika sebagai alat yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah, dan akhirnya anak akan dapat
menyelesaikan masalah yang lebih rumit.
Pembuatan soal cerita sebaiknya menggunakan kalimat yang ringkas
dan mudah dimengerti. Menurut Abidin dalam Rahardjodan Waluyati
(2011: 2) soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita
pendek, namun jika semakin besar bobot masalah yang disampaikan,
maka akan semakin panjang bentuk soalnya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pengertian soal cerita adalah soal matematika yang disajikan dalam
bentuk cerita atau rangkaian kata-kata (kalimat) dan berkaitan dengan
keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari yang mudah
dimengerti dan mengandung masalah yang menuntut pemecahan.
18
b. Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika adalah kecakapan
seseorang dalam menerapkan langkah-langkah penyelesaian soal cerita
secara sistematis dan melakukannya dengan benar. Untuk sampai pada
hasil yang diinginkan, siswa memerlukan kemampuan-kemampuan
tersebut. KBBI (2008) kata “kemampuan” memiliki arti kesanggupan,
kecakapan, atau kekuatan. Tambunan dalam Nafi'an (2011: 571)
menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk dapat
menyelesaikan suatu soal cerita matematika.
Siswa untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan benar memerlukan
kemampuan awal, Subaidah (2010:9) menjelaskan bahwa kemampuan
tersebut adalah:
1) Kemampuan membaca soal.2) Kemampuan menentukan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dalam soal.3) Kemampuan membuat model matematika4) Kemampuan melakukan perhitungan5) Kemampuan menulis jawaban akhir dengan tepat.
Kemampuankemampuan awal tersebut dapat menunjang dalammenyelesaikan soal cerita.Hal tersebut diperinci dengan langkah-langkah penyelesaian sebagaiberikut:a) Membaca soal dengan teliti untuk dapat menetukan makna kata
dari kata kunci di dalam soal.b) Memisahkan dan menentukan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan.c) Menentukan metode yang akan digunakan untukmenyelesaikan
soal cerita.d) Menyelesaikan soal cerita menurut aturan-aturan matematika,
sehingga mendapatkan jawaban dari masalah yang dipecahkan.e) Menulis jawaban dengan tepat.
19
Penyelesaian soal cerita matematika hendaknya dengan menentukan
terlebih dahulu hal-hal yang diketahui dan mengetahui apa yang
ditanyakan pada soal cerita tersebut. Haji dalam Rahardjo dan Waluyati
(2011: 2) menyatakan bahwa penyelesaian soal cerita yang benar
memerlukan kemampuan dasar, yaitu kemampuan untuk menentukan
hal yang diketahui dalam soal, menentukan hal yang ditanyakan,
membuat model matematika, melakukan perhitungan, dan
menginterpretasikan jawaban model ke permasalahan semula.
Berdasarkan pendapat Haji di atas, rangkaian penyelesaian soal cerita
matematika dapat memberikan pelatihan kepada siswa untuk
meningkatkan hasil belajar jika ditinjau dari konsep Taxonomy Bloom.
Almerico & Baker dalam Nayef dkk. (2013: 173) menyatakan bahwa:
Bloom’s Taxonomy as a tool for planning, implementing, andassessing instruction. One important merit of Bloom’sTaxonomy isthat it provides teachers and educators with a common frame ofreference that clarifies various types of learning outcomes. Anotherimportant advantage is that the taxonomy illustrates a wide arrayof learning outcomes that can be included in any giveninstructional area.
Berdasarkan taksonomi Bloom yang direvisi Anderson (taksonomi
Anderson). Peneliti berpendapat bahwa serangkaian penyelesaian soal
cerita matematika dapat melatih siswa untuk meningkatkan
remembering (mengingat), understanding (memahami), applying
(menerapkan), analyzing (menganalisis) dan evaluating (mengevaluasi)
yang termasuk dalam ranah kognitif (pengetahuan dan keterampilan
20
berpikir). Penjelasan lebih detailnya menggunakan kata kerja
operasional ranah kognitif adalah sebagai berikut.
1) Mengingat (C1): soal cerita matematika dapat melatih siswa untuk
mengingat, mengenali dan menemukan hal-hal apa saja yang
diketahui dan hal apa yang ditanyakan pada soal.
2) Memahami (C2): soal cerita matematika dapat melatih siswa untuk
mengkategorikan, mengelompokkan dan membedakan manakah hal-
hal yang diketahui atau hal yang ditanyakan.
3) Menerapkan (C3): soal cerita matematika dapat melatih siswa untuk
mengubah dan memodifikasi ulang hal-hal yang diketahui atau
ditanyakan kedalam model matematika.
4) Menganalisis (C4): soal cerita matematika dapat melatih siswa untuk
memecahkan masalah yang disampaikan.
5) Mengevaluasi (C5): soal cerita matematika dapat melatih siswa
untuk mengkaji ulang, menyimpulkan, dan memperjelas atas
jawaban yang diberikan.
Selanjutnya Gardner dalam Uno dan Kuadrat (2009:110)
mengemukakan delapan tipe belajar yang dilakukan secara prosedural
atau hierarki dalam belajar matematika, antara lain;
1) belajar sinyal (signal learning), 2) belajar stimulus respons(stimulus-response learning), 3) belajar merangkai tingkah laku(behavior chaining learning), 4) belajar asosiasi verbal (verbalchaining learning), 5) belajar diskriminasi (discriminationlearning), 6) belajar konsep (concept learning), 7) belajar aturan(rule learning), dan 8) belajar memecahkan masalah (problemsolving learning).
21
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika merupakan
kecakapan seseorang dalam menerapkan langkah-langkah penyelesaian
soal cerita matematika secara sistematis dan melakukannya dengan
benar. Langkah-langkah tersebut yaitu,
(1) memahami isi soal cerita, (2) menentukan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan dalam soal, (3) membuat model matematika,
(4) melakukan perhitungan, dan (5) menginterpretasikan jawaban
kedalam bentuk model permasalahan semula.
3. Kecerdasan
Kecerdasan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Gardner dalam Uno dan
Kuadrat (2009: 64) menyatakan bahwa.
To my mind, a human intellectual competence must entail a set of skillsof problem solving, enabling the individual to resolve genuine problemsor difficulties that he encounters and when appropriate to create aneffective product, and must also entail the potential for finding orcreating problems, thereby laying the groundwork for the acquisition ofnew knowledge.
Individu yang cerdas adalah individu yang memiliki keterampilan
memecahkan masalah dan mampu menemukan solusi yang tepat.
Seseorang yang cerdas dapat dengan mudah menemukan banyak opsi
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Yaumi (2013:9) yang menyatakan bahwa:
22
Kecerdasan mencakup kemampuan beradaptasi dengan lingkunganbaru atau perubahan lingkungan saat ini, kemampuan untukmengavaluasi dan menilai, kemampuan untuk memahami ide-ide yangkompleks, kemampuan untuk berfikir produktif, kemampuan untukbelajar dari pengalaman dan bahkan kemampuan untuk memahamihubungan. Kecerdasan juga dipahami sebagai tingkat kinerja suatusystem untuk mencapai tujuan. Suatusistem dengan keceerdasan lebihbesar, dalam situasi yang sama, lebih sering mencapai tujuannya. Caralain untuk mendefinisikan dan mengukur kecerdasan biasanya denganperbandingan kecepatan relative untuk mencapai tujuan dalam situasiyang sama.
Sternberg dalam Baum dkk. (2005: 9) menyatakan bahwa “Intelligence
comprises the mental abilities necessary for adaptation to, as well as
shaping and selection of any environmental context”. Kecerdasan yang
dimaksud oleh Stenberg adalah kemampuan seseorang untuk beradaptasi
sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya.
Manusia dapat menjadi orang yang luar biasa ketika ia mengetahui potensi
yang dimiliki lalu menekuninya, maka dari itu guru perlu mengetahui
kecerdasan yang dimiliki peserta didikbertujuan untuk mengasah dan
melatih terus-menerus potensi kecerdasan yang mereka miliki. Macam-
macam kecerdasan menurut Gardner dalam Amir (2013: 4-7) adalah
kecerdasan verbal, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan visual
spasial, kecerdasan kinestetik jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan natural, dan
kecerdasan eksistensial.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
kecerdasan adalah kemampuan menangkap situasi baru, mampu
23
beradaptasi, mampu menyelesaikan masalah, dan mampu belajar dari
pengalaman. Pada dasarnya setiap individu memiliki lebih dari satu
kecerdasan yang disebut dengan kecerdasan majemuk, namun dari 8 jenis
kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner, peneliti menggunakan
kecerdasan verbal dan kecerdasan logika-matematikauntuk dijadikan
sebagai bagian variabel pada penelitian ini.
a. Kecerdasan verbal
Kecerdasan bahasa atau kecerdasan linguistik adalah kecerdasan yang
memuat kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata.
Gardner dalam Armstrong (2009: 6) menyatakan bahwakecerdasan
verbal adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik
secara lisan (misalnya pendongeng, orator, atau politikus) maupun
tulisan (misalnya penyair, dramawan, editor, atau jurnalis). Individu
yang memiliki kecerdasan verbal tidak akan kesulitan dalam menyusun
redaksi kata-kata menjadi susunan kalimat yang baik untuk
dikomunikasikan dengan orang lain.
Peserta didik dengan kecerdasan linguistik yang tinggi umumnya
ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan
penggunaan suatu bahasa dan kata. Menurut Julia Jasmin (2012: 17)
orang yang memiliki kecerdasan verbal lebih menonjol memiliki
kebiasaan-kebiasaan sebagai berikut: (1) memiliki keterampilan
menyimak yang sangat tinggi dan belajar melaluimendengarkan,
24
(2) gemar membaca. (3) menyukai menulis suatu karya, (4) mampu
berbicara dengan baik didepan umum, (5) gemar melakukan permainan
kata, (6) gemar membuat atau menceritakan lelucon.
Gunawan (2009: 22) menjelaskan karakteristik seseorang yang
memiliki kecerdasan verbal, yaitu:
Mampu mendengar dan memberikan respon pada kata-kata yangdiucapkan dalam suatu komunikasi verbal, mampu menirukansuara, mempelajari bahasa, serta mampu membaca dan menuliskarya orang lain, mampu belajar melalui pendengaran, bahanbacaan, tulisan, dan melalui diskusi atau debat, mampumendengarkan dengan efektif serta mengerti dan mengingat apayang telah didengarkan, mampu membaca dan mengerti apa yangdibaca, mampu berbicara dan menulis dengan efektif, mampumempelajari bahasa asing, mampu meningkatkan kemampuanbahasa yang digunakan untuk komunikasi sehari-hari. Tertarik padakarya jurnalisme, berdebat, berbicara, menulis, atau menyampaikansuatu cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis, sertamemiliki kemampuan menceritakan dan menikmati humor.
Kecerdasan verbal yang berkaitan dengan kemampuan kebahasaan
terdapat 4 komponen. Pendidik dapat melihat apakah peserta didik
menguasai komponen-komponen tersebut secara lebih khusus dalam
mata pelajaran bahasa. Campbell & Dickinson dalam Said &
Budimanjaya (2015: 33) Keempat komponen tersebut yaitu: Fonologi
(kepekaan terhadap irama bunyi pada kata-kata), Sintaksis (struktur dan
susunan kalimat), Semantik (pemahaman terhadap makna kata), dan
Pragmatik (kemampuan berbahasa untuk mencapai sasaran praktis ).
Uno dan Kuadrat ( 2009: 129-133) Langkah-langkah meningkatkan
kecerdasan verbal dalam diri antara lain:
25
a) Melakukan metode bercerita dengan menggabungkan konsep,gagasan dasar, dan tujuan pengajaran menjadi sebuh cerita yangdapat disampaikan secara langsung kepada siswa.
b) Melakukan metode curah gagasan seperti memberikan pendapatterhadap suatu karya.
c) Melakukan rekaman dengan tape recorder yang bertujuan untukmengumpulkan informasi sekaligus dapat untuk saranauntukmenceritakan pengalaman pribadi mereka secara lisan.
d) Melakukan metode menulis jurnal yang akan mendorong siswamembuat catatan tentang bidang tertentu.
e) Melakukan metoode publikasi yang bertujuan siswa dapatmempublikasi hasil karya mereka, publikasi dapat dilakukandengan berbagai cara, tulisan siswa dapat difotocopi lalu dicetakdalam jumlah besar dan menempelkannya di majalah dindingsekolah.
Merujuk pendapat beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
kecerdasan verbal adalah kemampuan yang ditandai dengan
kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu
bahasa dan kata. Langkah-langkah untuk meningkatkan kecerdasan
verbal adalah melakukan metode bercerita, melakukan metode curah
gagasan, melakukan rekaman dengan tape recorder, dan melakukan
metode menulis jurnal, serta melakukan metode publikasi.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan indikator kecerdasan verbal,
yang berupa: 1) Penyusunan kalimat dan pemahaman tata bahasa,
dan 2) pemahaman makna bahasa.
Berikut indikator yang tercermin dari sub-sub indikator tersebut:
1) Penyusunan kalimat dan pemahaman tata bahasa
a) Mampu menyusun kalimat
b) Memahami tata bahasa
26
2) pemahaman makna bahasa
a) Memahami makna bahasa
b. Kecerdasan logika-matematika
Kecerdasan logika-matematika adalah kecerdasan yang berkaitan
dengan berhitung atau angka dalam kehidupan sehari-hari.
Siswoyo (2011: 121) kecerdasan logika-matematika adalah kemampuan
akal peserta didik untuk menggunakan angka-angka secara efektif dan
berfikir secara nalar. Masykur (2007: 153) menambahkan bahwa
kecerdasan logika-matematika merupakan kemampuan seseorang dalam
menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat
matematis. Kecerdasan logika-matematika adalah kecerdasan yang
berkaitan
Pada hakikatnya kemampuan logika-matematikamerupakan
kemampuan mengenal dan memecahkan masalah.Gardner dalam Uno
dan Kuadrat (2009: 101) menjelasakan bahwa kecerdasan logika-
matematika mencakup kepekaan pada pola logis dan hubungan,
pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat), fungsi, dan abstraksi
lain yang memiliki hubungan. Implementasi proses belajar mengajar di
sekolah untuk anak yang memiliki kecerdasan tersebut, yaitu
menggunakan proses pelayanan melalui kategorisasi, klasifikasi,
inferensi, generalisasi, perhitungan, dan pengujian hipotesis.
27
Menurut Chairani dalamMasykur (2007:105-106) karakteristik
seseorang memiliki kecerdasan logika-matematika antara lain:
Menyukai pemberitahuan yang menggunakan angka dan pola,mampu berpikir dari hal bersifat konkret ke abstrak dengan mudah,menggunakan informasi untuk memecahkan masalah, menyukaikoleksi, menikmati permainan komputer dan teka-teki, mencatatdengan teratur (dalam suatu urutan), berpikir konseptual, dapatmemprediksi, dapat mengeksplorasi pola dan hubungan, selalu atauterus mengajukan pertanyaan, suka bereksperimen dengan berpikirlogis, mampu mengorganisir pikiran, dan mampu menggunakanpendekatan yang sistematis dalam pemecahan masalah.
Suarca dan Ardjana (2005: 88) mengemukakan bahwa untuk
menstimulasi anak yang memiliki kecerdasan logika-matematika dapat
dilakukan dengan melakukan hal-hal yang disukainya secara rutin dan
bertahap. Kegiatan yang dimaksudkan sepertimenyelesaikan
permaianan berjenis puzzle, mengenal bentuk geometri,
memperkenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu, eksplorasi
pikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan, pengenalan pola,
bereksperimen di alam, memperkaya pengalaman dengan berinteraksi
dengan konsep matematika, menggambar, membaca dan lainnya.
Pendapat-pendapat di atas apabila diambil kesimpulannya, memberikan
pengertian bahwa kecerdasan logika-matematika merupakan
kemampuan mengenal dan memecahkan masalah.Langkah-langkah
untuk meningkatkan kecerdasan logika-matematika yaitu dengan
melakukan hal-hal yang disukai siswa secara rutin dan bertahap.
Kegiatan tersebut seperti menyelesaikan permainan berjenis
puzzle,mengenal bentuk geometri, memperkenalkan bilangan melalui
28
sajak berirama dan lagu, eksplorasi pikiran melalui diskusi, pengenalan
pola, bereksperimen di alam, memperkaya pengalaman dengan
berinteraksi dengan konsep matematika.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan indikator kecerdasan logika
matematika, yang berupa: 1) Penalaran, pengurutan, pengelompokan,
serta pengidentifikasian pada angka dan pola dan, 2) Pemikiran dalam
pola sebab akibat
Berikut indikator yang tercermin dari sub-sub indikator tersebut:
1) Penalaran, pengurutan, pengelompokan, serta pengidentifikasian
pada angka dan pola.
a) Memahami irama bilangan dan mengurutkan angka atau pola.
b) Mampu mengelompokan angka atau pola
c) Mampu mengidentifikasi angka atau pola
2) Pemikiran dalam pola sebab akibat
a) Menemukan hubungan sebab akibat
B. Penelitian yang Relevan
Posisi penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui melalui hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Berikut ini hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
1. Penelitian Safitri (2014) dengan judul, “Hubungan antara Kecerdasan
Logika-Matematika dengan Kedisiplinan Belajar Matematika Siswa
29
Kelas V SD Gugus III Kecamatan Pengasih Tahun Ajaran 2013/2014”.
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan sebagai berikut: tingkat
kecerdasan logika-matematika siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan
Pengasih tahun ajaran 2013/2014 sebagian besar berada pada kategori
sedang dengan presentase 73,3%, tingkat kedisiplinan belajar
matematika siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Pengasih tahun
ajaran 2013/2014 sebagian besar berada pada kategori sedang dengan
persentase 65,6%, dan terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara kecerdasan logika-matematika dengan kedisiplinan belajar
matematika siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Pengasih tahun
ajaran 2013/2014, yang dibuktikan dengan hasil uji korelasi yaitu nilai
hitung 0,516 lebih besar dari nilai tabel sebesar 0,207 (0,516 >
0,207) dan nilai signifikansi hasil analisis SPSS 0,000 lebih kecil dari
nilai taraf signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05) pada taraf signifikansi 5%.
2. Penelitian Daniyanti (2015) dengan judul, “Hubungan antara
Kemampuan Verbal, Kemampuan Interpersonal, dan Minat Belajar
dengan Prestasi Belajar Matematika”. Hasil analisis menunjukkan
kemampuan verbal, kemampuan interpersonal, dan minat belajar
matematika secara bersama-sama berhubungan dengan prestasi belajar
matematika siswa SMP, di mana kontribusi yang diberikan sebesar
38,60% serta persamaan regresi yang diperoleh ialah Y= -1,385 +
0,635X1+ 0,039X2+ 0,085X3.Hubungan antara kemampuan verbal dan
prestasi belajar matematika dengan kontribusi sebesar 23,62%;
30
hubungan antara kemampuan interpersonal dan prestasi belajar
matematika dengan kontribusi sebesar 1,64% dan hubungan antara
minat belajar matematika dan prestasi belajar matematika dengan
kontribusi sebesar 6,15%.
3. Penelitian Yusuf (2012) dengan judul, “Hubungan antara Kebiasaan
Membaca, Kecerdasan Verbal dan Linguistik dan Hasil Belajar Siswa
kelas IV SDN Sumowono”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
koefision korelasi (rx1y) seebesai 0,38 dengan taraf 5% dan probabilitas
sebesai 0,409 tang berarti tidak ada siswa kelas IV SDN Sumowono 02
katena (rx1y:0,38 dan ρ0,409 > 0,05). Hasil penelitiin menunjukan
bahwa koefision korelasi (rx2y) sebesar 0,104 dengan taraf 5% dan
probabilitas sebesai 0,264 yang berarti tidak ada hubungan yang positif
signifikan antara kecerdasan verbal-linguistikdan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Sumowono 02. Karena (rx2y:0,104 dan p 0,264 > 0.05)
4. Penelitian Martha (2016) dengan judul “Hubungan antara Kecerdasan
Logika-matematika, Kecerdasan Linguistik, dan Kecerdasan Visual-
Spasial dengan Hasil Belajar Matematikasiswa kelas X TE SMK N 02
Salatiga” Berdasarkan hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa 1)
terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara kecerdasan
logika-matematika dengan hasil belajar matematika siswa kelas X TE
SMK N 02 Salatiga dengan koefisien korelasi r = -0,249 yang
bermakna bahwa kecerdasan logika-matematika siswa mempengaruhi
31
hasil belajar sebesar 6,2%; 2) terdapat hubungan positif dan tidak
signifikan antara kecerdasan linguistik dengan hasil belajar matematika
siswa kelas X TE SMK N 02 Salatiga dengan koefisien korelasi sebesar
r = 0,433 yang bermakna bahwa kecerdasan linguistik mempengaruhi
hasil belajar matematika siswa sebesar 18,7%; serta 3) terdapat
hubungan positif dan tidak signifikan antara kecerdasan visual spasial
dengan hasil belajar matematika siswa kelas X TE SMK N 02 Salatiga
dengan koefisien korelasi r = 0,007 yang bermakna bahwa kecerdasan
visual spasial mempengar
Keempat penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan
oleh Safitri memiliki persamaan yaitu jenis penelitian tersebut adalah
ex-postfacto korelasional. Safitri memiliki persamaan yang terletak
pada variabel bebasnya yaitu kecerdasan logika-matematika. Perbedaan
lainnya terletak pada variabel terikat yaitu kedisiplinan belajar
matematika berbeda dengan variabel terikat yang diteliti oleh peneliti
yaitu kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Daniyanti, persamaannya terletak pada
variabel bebas pertama yaitu kemampuan verbal, persamaan teknik
pengambilan data (tes), dan hipotesis yang diajukan. Sedangkan
perbedaannya terletak pada variabel terikatnya yaitu prestasi belajar,
berbeda dengan variabel terikat pada penelitian ini yaitu kemampuan
menyelesaikan soal cerita. Perbedaan lainnya terletak pada jumlah
32
variabel penelitian yakni sebanyak empat variabel, sedangkan penelitian
ini hanya mengusung tiga variabel. Pada Penelitian yang dilakukan oleh
Yusuf memiliki persamaan kesamaan tersebut yaitu yang terletak pada
variabel bebasnya yaitu kecerdasan kecerdasan verbal dan linguistik,
Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel terikatnya yaitu hasil
belajar berbeda dengan variabel terikat pada penelitian ini yaitu
kemampuan menyelesaikan soal cerita. Terakhir penelitian dari Martha
pada penelitian ini memiliki beberapa persamaan. Kesamaan tersebut
terletak pada variabel bebasnya yaitu kecerdasan kecerdasan linguistik,
dan kecerdasan logika-matematika, Sedangkan perbedaannya terletak
pada variabel terikatnya yaitu hasil belajar matematika berbeda dengan
variabel terikat pada penelitian ini yaitu kemampuan menyelesaikan
soal cerita. Perbedaan lainnya terletak pada jumlah variabel penelitian
yakni sebanyak empat variabel, sedangkan penelitian ini hanya
mengusung tiga variabel.
C. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian
1. Kerangka Pikir
Penelitian agar memiliki arah yang lebih jelas, perlu disusun sebuah
kerangka pikir. Sugiyono (2013: 91) menyatakan kerangka pikir adalah
modelkonseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktoryang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka pikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis keterkaitan
33
antar variabel yang akan diteliti, sehingga perlu dijelaskan hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat.
Berdasarkan uraian yang diutarakan pada kajian teori, peneliti menduga
adanya keterkaitan antara kecerdasan verbal dengan kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika, keterkaitan antara kecerdasan
logika-matematikadengan kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika, dan keterkaitan antara kecerdasan verbal bersamaan
dengan kecerdasan logika-matematikadengan kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika.
a) Hubungan antara Kecerdasan Verbal dengan KemampuanMenyelesaikan Soal Cerita Matematika
Kecerdasan verbal adalah kecerdasan yang memuat kemampuan
seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata, baik secara tertulis
maupun lisan, sedangkan soal cerita matematika adalah soal yang
disajikan dalam bentuk cerita atau rangkaian kata-kata (kalimat) baik
secara tertulis maupun lisan.
Berdasarkan uraian di atas menjelaskan bahwa kecerdasan verbal
berhubungan erat dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita matematika. Peneliti menduga jika kecerdasan verbal
yang dimiliki siswa tinggi, maka kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika akan tinggi.
34
b) Hubungan antara Kecerdasan Logika-Matematika denganKemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Kecerdasan logika-matematika merupakan kemampuan seseorang
dalam menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang
bersifat matematis. Sedangkan soal cerita matematika adalah soal
yang disajikan dalam bentuk cerita yang mengandung masalah yang
menuntut pemecahan. Kecerdasan logika-matematika digunakan
ketika melakukan perhitungan yang berhubungan dengan angka-
angka matematika. Siswa dapat mengubah soal cerita membentuk
pola logis, melakukan pengurutan, melakukan pengelompokan, dan
melakukan penghitungan.
Berdasarkan uraian di atas menjelaskan bahwa kecerdasan logika-
matematika berhubungan erat dengan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika. Peneliti menduga jika
kecerdasan logika-matematika yang dimiliki siswa tinggi, maka
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika
akan tinggi.
c) Hubungan antara Kecerdasan Verbal Bersamaan denganKecerdasan Logika-Matematika dengan KemampuanMenyelesaikan Soal Cerita Matematika.
Kecerdasan verbal adalah kecerdasan yang mengarah pada ranah
bahasa atau penggunaan kata dalam soal cerita, demikian juga
dengan kecerdasan logika-matematika yang digunakan ketika
melakukan perhitungan berhubungan dengan angka-angka
35
matematika, sedangkan kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika mengarah pada kedua kecerdasan tersebut, yaitu
kecerdasan verbal ketika memahami soal cerita dan kecerdasan
logika matematika ketika membuat model matematika dan
menghitung angka.
Berdasarkan uraian di atas menjelaskan bahwa kecerdasan verbal
dan kecerdasan logika-matematika berhubungan erat dengan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika.
Peneliti menduga jika kecerdasan verbal dan kecerdasan logika-
matematika yang dimiliki siswa tinggi, maka kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematikanya akan tinggi.
2. Paradigma Penelitian
Berdasarkan penjabaran dan kerangka pikir di atas, maka paradigma
penelitian ini adalah seperti pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Paradigma penelitian.
X1
X2
Y
36
Keterangan:X1 = Variabel bebas pertama (kecerdasan verbal)X2 = Variabel bebas kedua (kecerdasan logika-matematika)Y = Variabel terikat (kemampuan menyelesaikan soal ceritaaaaaaaaa amatematika) = Hubungan
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kecerdasan verbal
dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa
kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran
2017/2018.
2. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kecerdasan logika
matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran
2017/2018.
3. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kecerdasan verbal
dan kecerdasan logika-matematika dengan kemampuan menyelesaikan
soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro
Pusat tahun pelajaran 2017/2018.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah ex-postfacto korelasi. Jenis penelitian ini
dilakukan ketika ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan
antara dua atau lebih. Arikunto (2011: 4) mengatakan studi ex-
postfactoadalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan
perubahan, tambahan atau menipulasi terhadap data yang sudah ada.
Penelititian ini bermaksud untuk menemukan ada tidaknya hubungan yang
positif dan signifikan antara kecerdasan verbal dan kecerdasan logika-
matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat.
B. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap penelitian ex-postfacto korelasi yang telah dilaksanakan
adalah sebagai berikut.
1. Memilih subjek penelitian yaitu peserta kelas V SD Negeri Gugus
Mawar Metro Pusat. Sedangkan subjek uji coba instrumen kuesioner
(angket), yaitu 14 siswa kelas V SD Negeri 4 Metro Pusat yang
merupakan bagian dari subjek penelitian namun tidak termasuk dalam
sampel penelitian.
38
2. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpulan data yang berupa
angket.
3. Menguji cobakan instrumen pengumpul datapada subjek uji coba
instrumen.
4. Menganalisis data dari hasil uji coba instrumen untuk mengetahui
apakah instrumen yang disusun telah valid dan reliabel.
5. Melaksanakan penelitian dengan membagikan instrumen angket
kepada sampel penelitian.
6. Menghitung ketiga data yang diperoleh untuk mengetahui hubungan
dan tingkat keterhubungan antara kecerdasan verbal dan kecerdasan
logika matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat.
7. Interpertasi hasil analisis data.
8. Penggandaan laporan penelitian.
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian korelasi ini dilaksanakan di 5 Sekolah Dasar (SD) yang
berada dalam satu Gugus Mawar Kecamatan Metro Pusat Kota Metro,
yaitu SD Negeri 4 Metro Pusat, SD Negeri 8 Metro Pusat, SD Negeri 9
Metro Pusat, SD Negeri 10 Metro Pusat, SD Negeri 12 Metro Pusat.
39
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada pertengahan semester ganjil hingga
pertengahan semester genap tahun pelajaran 2017/2018 selama lima
bulan, yaitu sejak bulan Desember 2017 sampai bulan April 2018.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2011: 173) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas
V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat pada semester genap tahun
pelajaran 2017/2018 sebanyak 584 orang siswa dengan rincian pada
Tabel berikut.
Tabel 2. Data jumlah siswa kelas V SD Negeri Gugus MawarMetro Pusat tahun pelajaran 2017/2018
No. Nama Sekolah Jumlah siswa
1. SD Negeri 4 Metro Pusat 51siswa
2. SD Negeri 7 Metro Pusat 42siswa
3. SD Negeri 8 Metro Pusat 20 siswa
4. SD Negeri 9 Metro Pusat 24 siswa
5. SD Negeri 10 Metro Pusat 30 siswa
6 SD Negeri 11 Metro Pusat 74 siswa
7. SD Negeri 12 Metro Pusat 28 siswa8. SD Muhammadiyah Metro
Pusat
228 siswa
9. SD Kristen Metro Pusat 87 siswaJumlah 584 siswa
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
probability sampling. Teknik probability yang digunakan dalam
40
penelitian ini adalah proporsionate stratified random sampling.
Riduwan (2009: 58) menyatakan teknik proporsionate stratified
random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi
secara acak dan berstrata secara proporsional. Peneliti menentukan
sampel penelitian berdasarkan SD yang memiliki akreditasi B yaitu, SD
Negeri 4 Metro Pusat, SD Negeri 8 Metro Pusat, SD Negeri 9 Metro
Pusat, SD Negeri 10Metro Pusat, dan SD Negeri 12 Metro Pusat
dengan jumlah populasi 153 siswa.
a. Penentuan jumlah sampel
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Yamane (dalam
Riduwan, 2009: 58) sebagai berikut;
= . +Keterangan:n = Jumlah sampelN = Jumlah populasi berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlahd = Presisi yang ditetapkan (10% atau 0,1)sampel (n) pada
penelitian ini sebagai berikut:
n = . = . , = , = , ≈ 61 responden.
= x 100 % = 40 %
b. Penentuan jumlah sampel di setiap strata
Strata pada penelitian ini berupa kriteria ketuntasan belajar peserta
didik (tuntas dan belum tuntas). Setelah diketahui jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 61 responden, kemudian dicari sampel
41
berstrata dengan rumus alokasi proporsional. Adapun rumus alokasi
proporsional menurut Sugiyono dalam Riduwan, (2009: 66), yaitu:
ni = (Ni : N) .n
Keterangan:ni = Jumlah sampel menurut stratumNi = Jumlah populasi menurut stratumN = Jumlah populasiN = jumlah sampel
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel menurut
stratum (ni) pada penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3. Sampel Penelitian
No. Nama
Sekolah
Populasi Perhitungan Sampel
1
SD Negeri 4
Metro Pusat 51orang 51. = 20,4 ≈21 21orang
2
SD Negeri 8
Metro Pusat 20orang 20. = 8 8orang
3
SD Negeri 9
Metro Pusat 24orang 24. = 9,6≈10 10 orang
4
SD Negeri 10
Metro Pusat 30orang 30. = 12 12orang
5
SD Negeri 12
Metro Pusat 28orang 28. = 11 11orang
Jumlah 153 orang 62 orang
E. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel Bebas I (independen)
Variabel bebas I (X1) dalam penelitian ini adalah kecerdasan verbal.
42
2. Variabel Bebas II (independen)
Variabel bebas II (X2) dalam penelitian ini adalah kecerdasan logika-
matematika.
3. Variabel Terikat (dependen)
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika.
F. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika (Y)
Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada penelitian ini
adalah skor yang diperoleh siswa setelah menjawab instrumen tes
uraian. Indikator yang dapat diturunkan meliputi urutan-urutan
indikator yang sesuai dengan pendapat para ahli sebagaimana
dijelaskan pada kajian teori bahwa anak mengidentifikasian hal apa saja
yang diketahui, pengidentifikasian hal apa yang ditanyakan, pembuatan
model matematika, melakukan penghitungan, dan penginterpretasian
jawaban kedalam bentuk model pertanyaan semula.
Pola penyekoran pengambilan data kemampuan menyelesaikan soal
cerita matematika yaitu menggunakan kriteria yang ditentukan dalam.
Penentuan tinggi rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita matematika dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4
berikut.
43
Tabel 4. Distribusi frekuensi tingkat kemampuan menyelesaikansoal cerita matematika
Ketentuan Batasan KategoriSkor > (2/3 x skor maksimal) Tinggi(1/3 x skor maksimal) < Skor ≤ (2/3 x skor maksimal) SedangSkor ≤ (1/3 x skor maksimal) Rendah
2. Kecerdasan verbal (X1)
Kecerdasan verbal pada penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa
setelah menjawab instrumen tes yang disusun dalam bentuk pilihan
ganda dengan empat pilihan jawaban. Indikator yang dapat diturunkan
meliputi urutan-urutan indikator yang sesuai dengan pendapat para ahli
sebagaimana dijelaskan pada kajian teori bahwa anak mampu
menyusun kalimat, memahami tata bahasa, dan memahami makna
bahasa yang disesuaikan untuk anak kelas tinggi Sekolah Dasar (SD).
Pola penyekoran dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Pola penyekoran tes kecerdasan verbal
JawabanBenar Salah1 0
Penentuan tingkat kecerdasan verbal dilakukan melalui penghitungan
dan pembagian data menjadi tiga bagian yakni tinggi, sedang, dan
rendah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Distribusi frekuensi tingkat kecerdasan verbal
Ketentuan Batasan KategoriSkor > (2/3 x skor maksimal) Tinggi(1/3 x skor maksimal) < Skor ≤ (2/3 x skor maksimal) SedangSkor ≤ (1/3 x skor maksimal) Rendah
44
3. Kecerdasan logika-matematika (X2)
Kecerdasan logika-matematika pada penelitian ini adalah skor yang
diperoleh siswa setelah menjawab instrumen tes yang disusun dalam
bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Indikator yang
dapat diturunkan meliputi urutan-urutan indikator yang sesuai dengan
pendapat para ahli sebagaimana dijelaskan pada kajian teori bahwa
anak menyukai angka dan pola, penalaran, pengurutan, pengelompokan,
pengidentifikasian, dan memahami hubungan sebab akibat yang
disesuaikan untuk anak kelas tinggi. Pola penyekoran dapat dilihat pada
tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Pola penyekoran tes kecerdasan logika-matematika
JawabanBenar Salah
1 0
Penentuan tinggi rendahnya kecerdasan logika-matematika pada siswa
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 8.Distribusi frekuensi tingkat kecerdasan logika matematika
Ketentuan Batasan KategoriSkor > (2/3 x skor maksimal) Tinggi(1/3 x skor maksimal) < Skor ≤ (2/3 x skor maksimal) SedangSkor ≤ (1/3 x skor maksimal) Rendah
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan peneliti pada saat melaksanakan
penelitian pendahuluan, selain itu teknik ini dilakukan untuk
45
memperoleh data empiris tentang kemampuan siswa dalam
pembelajaran matematika.
2. Studi Dokementsi
Studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nilai siswa
dari dokumentasi nilai ulangan tengah semester. Selain itu, teknik ini
juga digunakan untuk memperoleh data berupa gambar saat penelitian
berlangsung.
3. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur data kuantitatif berupa hasil
belajar kognitif siswa. Suatu tes dapat dikatakan baik, jika soal-soal
yang terkandung dalam butir tes tersebut dapat mewakili isi materi
pembelajaran yang akan diukur. Peneliti menggunakan tes pilihan
ganda sebagai alat ukur tingkat kecerdasan verbal(X1) dan kecerdasan
logika-matematika (X2), sedangkan tes uraian untuk mengukur
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika (Y). Tes pilihan
ganda disertai dengan empat pilihan jawaban, jika jawaban benar
bernilai 1 dan jika jawaban salah bernilai 0. Tes yang berbentuk uraian
tidak disertai pilihan jawaban, hanya saja skor diberikan setelah lembar
jawaban diperiksa oleh peneliti untuk dilihat sesuai atau tidaknya
jawaban dengan indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita. Kisi-
kisi soal tes dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
46
Tabel 9. Kisi-kisi tes kecerdasan verbal, kecerdasan logika-matematika, dan kemampuan menyelesaikan soal ceritamatematika
Variabel Indikator Sub IndikatorNomorSoal
JumlahItem
Kecerdasanverbal(X1)
Penyusunan kalimatdan pemahamantata bahasa
Mampu menyusunkalimat
14, 1516, 17,18, 19,20
7
Memahami tata bahasa8, 9, 10,11, 12,13,
6
Pemahaman maknabahasa
Memahami maknabahasa
1, 2, 3, 4,5, 6, 7
7
Total item tes kecerdasan verbal 20
Kecerdasanlogika-matematika(X2)
Penalaran,pengurutan,pengelompokan,sertapengidentifikasianpada angka danpola
Memahami iramabilangan danmengurutkan angkaatau pola
6, 7, 8, 9 4
Mampumengelompokan angkaatau pola
10, 11,12
3
Mampumengidentifikasi angkaatau pola
13, 14,15
3
Pemikiran dalampola sebab akibat
Menemukan hubungansebab akibat
1, 2, 3, 4,5
5
Total item tes kecerdasan logika-matematika 15
Kemampuanmenyelesaikan soal ceritamatematika(Y)
Pengidentifikasianhal-hal apa sajayang diketahui,pengidentifikasianhal yangditanyakan,membuat modelmatematika,melakukanpenghitungan, daninterpretasi jawabanke bentuk soal
Tingkat A
1,2, 3, 4,5, 6, 7, 8,9, 10, 11,12, 13,14, 15
15
Tingkat B
Tingkat C
Tingkat D
Total item tes uraian kemampuan menyelesaikan soalcerita matematika
15
Jumlah total item 50
47
H. Uji Persyaratan Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas instrumen pada penelitian ini diuji menggunakan validitas isi
(content validity) dengan bantuan kisi-kisi instrumen atau matrik
pengembangan instrumen. Pengujian valid atau tidaknya butir-butir
instrumen dalam penelitian ini, peneliti telah mencantumkan variabel
yang diteliti seperti: indikator, sub indikator sebagai tolak ukur, dan
nomor butir (item) pada kisi-kisi yang dibuat untuk dikonsultasikan
dengan ahli kemudian melakukan uji coba serta penganalisisan. Bentuk
Instrumen (item) menggunakan tes pilihan ganda dan uraian berupa
pertanyaan.
Uji validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi
point biserial (untuk uji soal tes pilihan ganda) dan korelasi product
moment (untuk uji soal tes uraian).
Rumus korelasi point biserial adalah sebagai berikut.
γpbi=Mp-Mt
St
p
q
Keterangan:γpbi = Koefisien korelasi biserial. (rpbi)Mp = Rata-rata subjek yang menjawab benar bagi item yang ....dicari validitasnya. (rerbenar)Mt = Rata-rata skor total. (r-tot)St = Standar deviasi dari skor total. (Simp. baku)p = (Proporsi siswa yang menjawab benar)
....
....p =Banyaknya siswa yang menjawab benar
Jumlah siswa seluruhnya
q = Proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)(sumber : Kasmadi & Sunariah, 2014: 78)
48
Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut.
rxy= n∑X.Y-∑X.∑Yn∑X2-(∑X)2 n∑Y2- (∑Y)2Keterangan:rxy = Koefisien validitas skor butir pernyataanX = Skor butir soal tertentu untuk setiap respondenY = Skor total (seluruh soal) untuk setiap siswan = Banyaknya responden(sumber : Kasmadi & Sunariah, 2014: 79)
Dasar pengambilan keputusan valid atau tidaknya instrumen penelitian
ini adalah:
a) Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, maka instrumen
dinyatakan valid.
b) Jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, maka instrumen
dinyatakan tidak valid.
2. Hasil Uji Validitas
Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan pada hari senin tanggal 15
Januari 2018. Jumlah responden uji coba instrumen adalah 14 orang
siswa kelas V SD Negeri 4 Metro Pusat yang bukan merupakan sampel
penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua jenis instumen pengumpul
data yang berbeda yaitu soal tes pilihan ganda dan soal uraian.
Sehingga diperlukan dua teknik analisis uji validitas yang berbeda.
a. Validitas Variabel Y
Hasil uji validitas (lampiran 4 hlm.264) instrumen tes uraian
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dari 15 item soal
yang diajukan terdapat 14 item soal yang valid. Sedangkan item soal
49
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sebanyak 10 item soal,
hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pengambilan data dan
menghemat waktu penelitian. Instrumen yang digunakan yaitu soal
nomor , 3, 4, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14 dan 15. Hasil uji validitas
instrumen tes uraian kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika secara ringkas dapat dilihat pada tabel 10 berikut.
Tabel 10. Ringkasan hasil uji validitas instrumen kemampuanmenyelesaikan soal cerita matematika
No.ItemSoal
Uji ValiditasItem
digunakanNilai rhitung
Nilai rtabel
Status
0,69 0,532 Valid2 0,66 0,532 Valid3 0,98 0,532 Valid 14 0,96 0,532 Valid 25 1,23 0,532 Valid6 0,96 0,532 Valid 37 0,59 0,532 Valid 48 0,49 0,532 Drop9 1,21 0,532 Valid10 1,03 0,532 Valid 511 0,96 0,532 Valid 612 1,15 0,532 Valid 713 0,98 0,532 Valid 814 0,81 0,532 Valid 915 0,81 0,532 Valid 10
b. Validitas Variabel X1
Hasil uji validitas (lampiran 4 hlm.257) instrumen tes kecerdasan
verbal dari 20 item soal yang diajukan terdapat 9 item soal yang
valid, hal tersebut didasari oleh kesetaraan jumlah soal dari masing-
masing sub indikator kisi-kisi tes kecerdasan verbal. Instrumen yang
digunakan yaitu soal nomor 1, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 17 dan 20. Hasil uji
50
validitas instrumen kecerdasan verbal secara ringkas dapat dilihat
pada tabel 11.
Tabel 11. Ringkasan hasil uji validitas instrumen kecerdasanverbal
No.ItemSoal
Uji ValiditasItem
digunakanNilai rhitung
Nilai rtabel
Status
1 0,54 0,532 Valid 1
2 0,47 0,532 Drop3 0,51 0,532 Drop4 0,26 0,532 Drop5 0,54 0,532 Valid 26 0,44 0,532 Drop7 0,73 0,532 Valid 38 0,41 0,532 Drop9 0,54 0,532 Valid 4
10 0,03 0,532 Drop11 0,89 0,532 Valid 512 0,63 0,532 Valid 613 -0,19 0,532 Drop14 0,93 0,532 Valid 715 0,20 0,532 Drop16 0,48 0,532 Drop17 0,56 0,532 Valid 818 0,49 0,532 Drop19 -0,02 0,532 Drop20 0,78 0,532 Valid 9
c. Hasil Uji Validitas (Variabel X2)
Hasil uji validitas (lampiran 4 hlm.260) instrumen tes kecerdasan
logika-matematika dari 15 item soal yang diajukan terdapat 9 item
soal yang valid. Instrumen yang digunakan yaitu soal nomor 1, 3, 7,
8, 10, 11, 13, 14, dan 15. Hasil uji validitas instrumen kecerdasan
logika-matematika secara ringkas dapat dilihat pada tabel 12 berikut.
51
Tabel 12. Ringkasan hasil uji validitas instrumen ikecerdasanlogika-matematika
No.ItemSoal
Uji ValiditasItem
digunakanNilai rhitung
Nilai rtabel
Status
1 0,61 0,532 Valid 12 0,33 0,532 Drop3 0,57 0,532 Valid 24 -0,13 0,532 Drop5 -0,47 0,532 Drop6 0,50 0,532 Drop7 0,78 0,532 Valid 38 0,72 0,532 Valid 49 0,22 0,532 Drop10 0,66 0,532 Valid 511 0,27 0,532 Drop12 0,57 0,532 Valid 613 0,59 0,532 Valid 714 0,67 0,532 Valid 815 0,72 0,532 Valid 9
3. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Kuder
Richardson (KR) dan korelasi alpha cronbach. Teknik KR untuk uji
reliabilitas soal tes pilihan ganda sedangkan teknik korelasi alpha
cronbach untuk uji soal tes uraian.
Rumus Kuder Richardson adalah sebagai berikut.
r11= nn-1 S2-∑pqS2Keterangan:r11 = Reliabilitas tes keseluruhanp = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benarq = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q=1-p)∑pq = Jumlah hasil perkalian p dengan qn = Banyaknya itemS2 = Varians(sumber: Kasmadi & Sunariah, 2014: 78)
52
Rumus korelasi alpha cronbach adalah sebagai berikut.
r11=n
n-11-
∑σi2
σi2
Keterangan:r11 = Reliabilitasn = Jumlah item yang valid∑σi
2 = Jumlah varians skor tiap-tiap itemσi
2 = Varians total(sumber: Kasmadi & Sunariah, 2014: 79)
Dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas adalah dengan melihat
acuan interval koefisien korelasi pada tabel 13 berikut.
Tabel 13. Acuan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,00 – 0,1990,20 – 0,3990,40 – 0,5990,60 – 0, 7990,80 – 1,000
Sangat rendahRendahSedangKuatSangat kuat
(sumber: Sugiyono, 2013: 257)
4. Hasil Uji Reabilitas Instrumen
a. Reabilitas Variabel Y
Perhitungan reliabilitas soal tes yang valid setelah dilakukan
perhitungan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan
Microsoft Office Excel 2013. Hasil uji reliabilitas (lampiran 4 hlm.
269) instrumen tes uraian kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 1 yang
berarti bahwa instrumen tes tersebut mempunyai tingkat korelasi
sangat kuat karena berada pada interval koefisien antara 0,80 - 1,00.
53
b. Reabilitas Variabel X1
Perhitungan reliabilitas soal tes yang valid setelah dilakukan
perhitungan menggunakan rumus Kuder Richardson dengan bantuan
Microsoft Office Excel 2013.Hasil uji reliabilitas (lampiran 4
hlm.265) instrumen tes kecerdasan verbal menunjukkan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,52 yang berarti bahwa instrumen tes
tersebut mempunyai tingkat korelasi sedang karena berada pada
interval koefisien antara 0,40 – 0,599.
c. Reabilitas variabel X2
Perhitungan reliabilitas soal tes yang valid setelah dilakukan
perhitungan menggunakan rumus Kuder Richardson dengan bantuan
Microsoft Office Excel 2013.Hasil uji reliabilitas (lampiran 4
hlm.267) instrumen tes kecerdasan logika-matematika menunjukkan
nilai koefisien korelasi sebesar 0,61 yang berarti bahwa instrumen
tes tersebut mempunyai tingkat korelasi yang kuat karena berada
pada interval koefisien antara 0,60 - 7,99.
5. Revisi Instrumen Penelitian Setelah Uji Coba
Berdasarkan hasil uji validitas dan uji reliabilitas, maka peneliti menyusun
kembali kisi-kisi instrumen tes kecerdasan verbal, tes kecerdasan logika-
matematika, dan tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
dalam tabel 14.
56
Tabel 14. Kisi-kisi tes kecerdasan verbal, kecerdasan logika-matematika, dan kemampuan menyelesaikan soal ceritamatematika setelah uji coba
Variabel Indikator Sub IndikatorNomor
SoalJumlah
Item
Kecerdasanverbal(X1)
Penyusunan kalimatdan pemahamantata bahasa
Mampu menyusunkalimat
14, 17,20
3
Memahami tatabahasa
9, 11,12
3
Pemahaman maknabahasa
Memahami maknabahasa
1, 5, 7 3
Total item tes kecerdasan verbal 9
Kecerdasanlogika-matematika(X2)
Penalaran,pengurutan,pengelompokan,sertapengidentifikasianpada angka danpola
Memahami iramabilangan danmengurutkan angkaatau pola
13, 14,15
3
Mampumengelompokanangka atau pola
10, 11 2
Mampumengidentifikasiangka atau pola
7, 8 2
Pemikiran dalampola sebab akibat
Menemukanhubungan sebabakibat
1, 3 2
Total item tes kecerdasan logika-matematika 9
Kemampuanmenyelesaikan soal ceritamatematika(Y)
Pengidentifikasianhal-hal apa sajayang diketahui,pengidentifikasianhal yangditanyakan,membuat modelmatematika,melakukanpenghitungan, daninterpretasi jawabanke bentuk soal
Tingkat A
3,4, 6,7, 10,11, 12,13, 14,15
10
Tingkat B
Tingkat C
Tingkat D
Total item tes uraian kemampuan menyelesaikan soalcerita matematika
10
Jumlah total item 28
57
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji
normalitas yang diawali dengan pengajuan hipotesis yang didasarkan
atas hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Penjelasan secara
statistik uji normalitas adalah sebagai berikut.
H0 : Data tidak berdistribusi normal.
Ha : Data berdistribusi normal.
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan cara otomatis yaitu
membandingkan harga normalitas dengan teknik Kolmogorov Smirnov
yang dibandingkan dengan taraf kesalahan 5% (α = 0,05). Peneliti
menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov karena teknik ini paling
umum digunakan para peneliti untuk menguji normalitas data pada
penelitian yang menggunakan sampel diatas 50 orang responden.
Kriteria pengujian normalitas menggunakan teknik ini adalah:
1) Jika nilai Dhitung (Dh) lebih besar dari nilai Dtabel (Dt), imaka data
dinyatakan berdistribusi normal.
2) Jika nilai Dhitung (Dh) lebih kecil dari nilai Dtabel (Dt),imaka data
dinyatakan tidak berdistribusi normal
58
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
a) Pengujian signifikansi koefisien korelasi variabel x1 atau x2
terhadap variabel y
Analisis korelasi antar-variabel dalam penelitian dinyatakan dalam
koefisien korelasi (ρ). Hubungan antara dua variabel atau lebih bila
mempunyai koefisien korelasi = 1 (satu), maka dinyatakan terdapat
hubungan yang pasti atau sempurna. Penghitungan koefisien korelasi
antar-variabel bertujuan untuk membuktikan dugaan adanya
hubungan antar-variabel dalam populasi.
Koefisien keterhubungan diperoleh melalui analisis korelasi
Spearman's rank correlation coefficient yang diolah. Pengujian
koefisien korelasi diawali dengan menentukan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif. Penjelasan statistiknya adalah sebagai berikut.
1) Hipotesis koefisien korelasi variabel X1 terhadap variabel Y
H0 :aKorelasi variabel X1 dengan variabel Y tidak signifikan.
Ha :aKorelasi variabel X1 dengan variabel Y signifikan.
2) Hipotesis koefisien korelasi variabel X2 terhadap variabel Y
H0 :aKorelasi variabel X2 dengan variabel Y tidak signifikan.
Ha :aKorelasi variabel X2 dengan variabel Y signifikan.
Selanjutnya, untuk melakukan uji signifikansi korelasi dalam
penelitian ini menggunakan tekhnik Uji-T. Kriteria pengujian
signifikansi korelasi antara variabel X1 atau X2 dengan variabel Y
adalah sebagai berikut.
59
1) Jika nilai thitung (th) lebih besar dari nilai ttabel (tt), maka terdapat
hubungan yang signifikan.
2) Jika nilai thitung (th) lebih kecil dari nilai ttabel (tt) , maka
tidakiterdapat hubungan yang signifikan.
b) Analisis korelasi ganda
Analisis korelasi ganda adalah untuk menguji koefisien korelasi dan
koefisien signifikansi variabel X1 dan X2 secara bersama-sama
dengan variabel Y. Rumus analisis korelasi ganda (Ryx1x2) adalah
sebagai berikut.
Ryx1x2=ryx12 +ryx2
2 -2ryx1ryx2rx1x2
1-rx1x22
Keterangan:Ryx1x2 =.Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-
sama dengan variabel Yryx1 = Korelasi antara X1 dengan Yryx2 =Korelasi antara X2 dengan Yrx1x2 = Korelasi antara X1 dengan X2
(sumber: Sugiyono, 2013: 266)
Rumus uji signifikansi korelasi ganda adalah sebagai berikut.
Fh=R2/k
(1-R2)/(n-k-1)Keterangan:R = Koefisien korelasi gandak = Jumlah variabel independenn = Jumlah anggota sampel
Kriteria signifikansi korelasi ganda antara variabel X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan variabel Y adalah:
60
1) Jika nilai Fhitung (Fh) lebih besar dari nilai F tabel (Ft), maka
korelasi variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel
Y signifikan.
2) Jika nilai Fhitung (Fh) lebih kecil dari nilai F tabel (Ft), maka
korelasi variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel
Y tidak signifikan.
61
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab
sebelumnya, diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal dengan
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V SD
Negeri Gugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini
dapat diketahui berdasarkan hasil uji koefisien korelasi yang
memperoleh nilai sebesar 0,967 dengan tingkat hubungan sangat
tinggi. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai sebesar 11,43 lebih besar
dari 1,99897 (11,43 > 0,05) yang berarti bahwa hubungan antara
variabel x1 dengan variabel y signifikan. Jadi, dapat diambil
kesimpulan bahwa Ha pada hipotesis pertama diterima dan H0 ditolak.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan logika-
matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
siswa kelas V SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran
2017/2018. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil uji koefisien
korelasi yang memperoleh nilai sebesar 0,977 dengan tingkat
hubungan yang sangat tinggi. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai
sebesar 35,66 lebih besar dari 1,99897 (35,66 > 1,99897) yang berarti
81
bahwa hubungan antara variabel x2 dengan variabel y signifikan. Jadi,
dapat diambil kesimpulan bahwa Ha pada hipotesis kedua diterima dan
H0 ditolak.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan verbal dan
kecerdasan logika-matematika secara bersama-sama terhadap
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V SD
Negeri Gugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini
dapat diketahui berdasarkan hasil uji koefisien korelasi ganda yang
memperoleh nilai sebesar 0,8 dengan hubungan dalam kategori sangat
tinggi. Hasil uji signifikansi diperoleh nilai sebesar 53,3 lebih besar
dari nilai Ftabel (Ft = 3,15) (53,3 ˃ 3,15) yang berarti bahwa
hubungan antara variabel x1 dan x2 terhadap variabel y signifikan. Jadi,
dapat diambil kesimpulan bahwa Ha pada hipotesis ketiga diterima dan
H0 ditolak.
Simpulan hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan
antara kecerdasan verbal dan kecerdasan logika-matematika dengan
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V SD
Negeri Gugus Mawar Metro Pusat tahun pelajaran 2017/2018.
Signifikannya hubungan tersebut dikarenakan perolehan nilai koefisien
korelasi antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat
menunjukkan angka 0,8 yang termasuk dalam kategori tinggi.
82
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan pada penelitian ini, maka
peneliti ingin memberikan saran kepada berbagai pihak yang terkait guna
perbaikan dan peningkatan dalam dunia pendidikan di Indonesia
khususnya di SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat. Adapun pihak yang
dimaksud oleh peneliti antara lain sebagai berikut.
1. Siswa
Siswa diharapkan dapat lebih rajin untuk berlatih menyelesaikan soal-
soal matematika dalam bentuk cerita dan siswa diharapkan dapat lebih
memahami prosedur penyelesaian soal cerita matematika yang baik
dan benar.
2. Guru
Guru diharapkan untuk lebih banyak memberikan soal-soal
matematika dalam bentuk cerita terhadap siswa dan memberikan
penekanan kepada siswa untuk melaksanakan penyelesaian soal cerita
matematika sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.
3. Kepala sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana
di SD Negeri Gugus Mawar Metro Pusat. Perlunya penambahan
media-media pembelajaran di kelas untuk membantu guru dalam
menyampaikan materi-materi pembelajaran yang berkaitan dengan
kecerdasan verbal dan kecerdasan logika-matematika serta
pembelajaran soal cerita matematika.
83
4. Peneliti lanjutan
Kepada peneliti lanjutan diharapkan untuk dapat mengembangkan
variabel penelitian yang lebih variatif, memperluas populasi penelitian,
dan mengembangkan instrumen penelitian yang lebih bervariasi lagi.
Pengembangan variabel penelitian yang lebih variatif misalnya
menggunakan minat belajar sebagai variabel bebas dan melihat tingkat
keterhubungan dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zamal. 1989. Studi Tentang Prestasi Siswa Kelas VI SD Negeri di Kodya
Banda Aceh dalam Menyelesaikan Soal Hitungan dan Soal Cerita.
(Tesis). PPs IKIP Malang, Malang.
Amir, A. 2013. Pembelajaran matematika dengan menggunakan kecerdasan
majemuk (multiple intelligences). Logaritma. Nuasa Cendikia. Bandung.
Arikunto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Armstrong, T. 2009. Multiple Intelligences in The Classroom. ASCD, Alexandria.
246 hlm.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Ebta Setiawan (ed). 2016 http://kbbi.web.id/karakteristik. Diakses
pada 14 Oktober 2017.
______http://kbbi.web.id/kemampuan. Diakses pada 14 Oktober 2017.
Bahri, Moh. 2015. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Materi Menghitung Keliling Persegi dan Persegi Panjang
Menggunakan Media Kartu Kerja pada Siswa Kelas III MI Miftahul
Hidayah Pakong Pamekasan. (Skripsi). 12 November 2015. Digital library
UIN Sunan Ampel. 12 November 2015 http://digilib.uinsby.ac.id/2649/.
Diakses pada 9 Juni 2017.
Baum, S., Viens, J., & Slatin, B. 2005. Multiple Intelligences in the Elementary
Classroom: A Teacher’s Toolkit. Teachers College Press, New York dan
London. 149 hlm.
BSNP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi untuk Satuan Pendidikan
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah dan Menengah (Peraturan Mendiknas
No.22). Depdiknas. Jakarta.
89
Daniyati. 2013. Hubungan antara Kemampuan Verbal, Kemampuan Interpersonal,
dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP.
(Tesis). 10 Desember 2014. Eprints@UNY. 27 Mei 2016
http://eprints.uny.ac.id/11612. Diakses pada 14 November 2017.
Gunawan, Adi, W. 2009. Born to Be a Genius. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. 345 hlm
Haji, Saleh. 1994. Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita di
Kelas V SD Negeri Percobaan Surabaya. (Tesis.) PPs IKIP Surabaya.
Hendriana, H., & Soemarmo, U. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika.
Refika Aditama, Bandung. 140 hlm.
Hidayat, M. Menilai Penyelesaian Soal Cerita dengan Kriteria Penilaian
(RUBRIK). 19 Oktober 2010 https://makmunhidayat.wordpress.com
/2010/10/19/menilai-penyelesaian-soal-cerita-dengan-kriteria-penilaian-
rubrik/. Diakses pada 8 Oktobert 2017.
Julia Jasmine. 2012. Metode Mengajar Multiple Intelligences. Nuasa Cendikia.
Bandung.
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Alfabeta. Bandung.
Martha, Prajna. 2016. dengan judul “Hubungan Antara Kecerdasan Logis
Matematis, Kecerdasan Linguistik, Dan Kecerdasan Visual-Spasial
Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X Te Smk N 02 Salatiga.
2015/2016. (Skripsi). 9 Mei 2016. Repository@Uksw. 12 September 2016
2. http://Repository.uksw. ac.id/202106. Diakses pada 16 November 2017.
Masykur. Moch. 2007. Mathematical Intelligence. Ar-ruzz Media. Jogjakarta.
Muhsetyo, Gatot. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Penerbit Universitas
Terbuka. Jakarta.
Mulyasa. 2010. Kurikulum Berbasasis Kompetensi: Konsep, Kerakteristik,
Implementasi, Remaja Rosdakarya, Bandung. 375 hlm
Nafi'an, M. I. 2011. Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Ditinjau dari Gender di Sekolah Dasar. Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika. 571-577.
90
Nayef, E. G., Yaacob, N. R., & Ismail, H. N. 2013. Taxonomies of educational
objective domain. International Journal of Academic Research in Business
and Social Sciences. Vol. 3, No. 9: 165-175.
Raharjo, M., Ekawati, E., & Rudianto, Y. 2009. Pembelajaran Soal Cerita di SD.
Pusat Pengembangan Peningkatan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika, D. I. Yogyakarta. 68 hlm.
Rahardjo, M., & Waluyati, A. 2011. Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung
Campuran di Sekolah Dasar. Kementrian Pendidikan Nasional,
Yogyakarta. 85 hlm.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Alfabeta. Bandung.
Safitri, A. 2014. Hubungan antara Kecerdasan Logika-Matematika dengan
Kedisiplinan Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Gugus III Kecamatan
Pengasih Tahun Ajaran 2013/2014. (Skripsi). 6 April 2015.
Eprints@UNY. 7 September 2015 http://eprints.uny.ac.id/13983. Diakses
pada 24 November 2017.
Said, A., & Budimanjaya, A. 2015. 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences:
Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa. Kencana
Prenadamedia Group, Jakarta. 350 hlm.
Sekar, Penny. Nilai UN Sekolah Dasar (SD) Tribunnews.com. Riyanti Liani (ed).
20 Juni 2014 http://palembang.tribunnews.com/2014/06/20/nilai-un-
sekolahdasar . Diakses pada 8 Januari 2017.
Suarca, K., Soetjiningsih, & Ardjana, E. 2005. Kecerdasan majemuk pada anak.
Sari Pediatri. Vol.7, No.2: 85-92.
Subaidah, Siti. 2010. Kemampuan Siswa SMP Kelas VIII Di Kota Malang Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau Dari Tahapan Analisis
Kesalahan. Skripsi tidak diterbitkan, Malang.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung. 456 hlm.
Siswoyo, Dwi. 2011. Ilmu Pendidikan. UNY Pres, Yogyakarta.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenamedia
Group, Jakarta. 322 hlm.
91
Syamsuddin, H. 2001. Kesulitan Siswa Kelas V SD Menggunakan Langkah-
langkah Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
(Pengembangan Model Pembelajaran). Tesis S2. UNESA Surabaya,
Surabaya.
Tim Penyusun. 2003. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Depdiknas RI. Jakarta.
Uno, B Hamzah, & Kuadrat, Marsi,. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam
Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta. 195 hlm.
Yaumi, Muhammad. 2013. Pembelajaran berbasis kecerdasan jamak (multiple
intelligencess). Kenca. Jakarta. 433 hlm.
Yuliani. Nilai Matematika Terendah. Sriwijaya Post. Soegeng Haryadi (ed). 20
Juni 2014 http://palembang.tribunnews.com/2014/06/20/nilai-matematika-
terendah. Diakses pada 8 Oktober 2017.
Yusuf, Dedi. 2012. Hubungan Antara Kebiasaan Membaca, Kecerdasan Verbal
dan Linguistik dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Sumowono 02
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran
2011/2012. (Skripsi). 8 Juli 2013. Repository@Uksw. 15 November 2013.
http://Repository.uksw. ac.id/1292008. Diakses pada 6 November 2017.