Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

27
Nama : Qolbi Ridho Putra Kelas : 2KA27 NPM : 15112802 MATKUL : Teori Organisasi Umum 1

description

Teori Organisasi Umum 1

Transcript of Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Page 1: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Nama : Qolbi Ridho Putra

Kelas : 2KA27

NPM : 15112802

MATKUL : Teori Organisasi Umum 1

Page 2: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………….……………….………….…2KATA PENGANTAR………………..... .………….……………………..…….…....3

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah……………………………………..……………………4

2. Rumusan Masalah…………………………………………..……………..….…..5

3. Tujuan Penulisan……………………………………..…………………………...5

4. Metode Penulisan……………………………………..……………………..... . . . .5

BAB II KAJIAN TEORI

1. Pengertian…………………………………………..………………….... . . . . . . . . .6

2. Jenis-jenis Kekuasaan…..……….... . .…..…..………………….... . . . . . . . . . . . . . . .6

BAB IIIPEMBAHASAN

1. Kekuasaan dalam Organisasi. .….…....…….….... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9

2. Sumber dan Bentuk Kekuasaan Hubungannya dengan .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kepemimpinan... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11

3. Kekuasaan Mempengaruhi Kepemimpinan... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .12

4. Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan... . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .13

5. Pengaruh Kepemimpinan…………………………..……….……….... . . . . . . .15

BAB III1. KESIMPULAN……………………..………………..………………….…18

2. DAFTAR PUSTAKA………………..……….……….……………….….19

1

Page 3: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya persembahkan keharibaan Allah SWT Tuhan

Pencipta alam semesta atas rahmat dan hidayah Nya sehingga penulisan

makalah ini bisa selesai tepat waktu dan sesuai rencana.

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada Dosen pengajar Teori organisasi umum 1 di 2KA27 atas segala

bimbingan dan arahannya sehingga saya dengan segala keterbatasan

menjadi makin lebih memahami masalah kepemimpinan dan perilaku

organisasi yang tentunya sangat bermanfaat baik bagi diri saya pribadi

maupun dalam berkarya sebagai seorang aparatur negara.

Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa selalu meridhai semua

bakti dan pengabdian kita kepada Masyarakat, Bangsa dan Negara.

Penulis

2

Page 4: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hubungan kepemimpinan dan kekuasaan adalah ibarat gula dengan manisnya,

ibarat garam dengan asinnya. Dua-duanya tak terpisahkan. Kepemimpinan yang

efektif (effective leadership ) terealisasi pada saat seorang pemimpin dengan

kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang

memuaskan. Ketika kekuasaan ternyata bisa timbul tidak hanya dari satu sumber,

kepemimpinan yang efektif bisa dianalogikan sebagai movement untuk

memanfaatkan genesis (asal usul) kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat

yang tepat.

Para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu untuk dapat efektif, namun hal

itu tidak berarti bahwa lebih banyak kekuasaan akan lebih baik. Jumlah

keseluruhan kekuasaan yang diperlukan bagi kepemimpinan yang efektif

tergantung pada sifat organisasi, tugas, para bawahan, dan situasi. Pemimpin

yang mempunyai position power yang cukup, sering tergoda untuk membuat

banyak orang tergantung padanya daripada mengembangkan dan menggunakan

expert power dan referent power . Sejarah telah menunjukkan bahwa pemimpin

yang mempunyai position power yang terlalu kuat cenderung menggunakannya

untuk mendominasi dan mengeksploatasi pengikut. Sebaliknya, seorang

pemimpin yang tidak mempunyai position power yang cukup akan mengalami

kesukaran dalam mengembangkan kelompok yang berkinerja tinggi dalam

organisasi. Pada umumnya, mungkin lebih baik bagi seorang pemimpin untuk

mempunyai position power yang sedang saja jumlahnya, meskipun jumlah yang

optimal akan bervariasi tergantung situasi.

3

Page 5: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Sedangkan dalam personal power , seorang pemimpin yang mempunyai expert

power atau daya tarik karismatik sering tergoda untuk bertindak dengan cara-cara

yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan

adalah : Bagaimana hubungan Kekuasaan dengan Kepemimpinan Organisasi ?

1. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

a. Melatih mahasiswa menyusun makalah ilmiah dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan

dan kreatifitas mahasiswa.

b. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang

bagaimana hubungan kekuasaan dengan kepemimpinan organisasi.

2. Metode Penulisan

Dari banyak metode yang penulis pelajari, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada

zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya memanfaatkan perpustakaan, tetapi dapat pula

dilakukan dengan menggunakan internet. Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih

praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik

ataupun materi yang penulis gunakan untuk maklah ini.

4

Page 6: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian

Menurut Max Weber kekuasaan itu dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan

yang membuat seorang actor didalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu

jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan

halangan. Walter Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan

untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.

Secara sederhana, kepemimpinan adalah setiap usaha untuk mempengaruhi,

sedang kekuasaan diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seseorang

pemimpin tersebut. Adapun otoritas ( authority) dirumuskan sebagai suatu tipe

khusus dari kekuasaan yang secara asli melekat pada jabatan yang diduduki oleh

pemimpin. Dengan demikian otoritas adalah kekuasaan yang disahkan

( legitimatized) oleh suatu peranan formal seseorang dalam suatu organisasi.

2. Jenis-jenis Kekuasaan

Genesis kekuasaan, atau dalam terminologi lain: “jenis-jenis kekuasaan ( types of

power)” (Robbins-1991), atau “basis-basis kekuasaan sosial ( the bases of social

power)” (French-1960), pada hakekatnya teridentifikasi dari lima hal: legitimate

power, coercive power, reward power, expert power, dan referent power .

a. Legitimate Power (kekuasaan sah) , yakni kekuasaan yang dimiliki seorang

pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu organisasi atau lembaga.

Kekuasaan yang memberi otoritas atau wewenang ( authority) kepada seorang

pemimpin untuk memberi perintah, yang harus didengar dan dipatuhi oleh

anak buahnya. Bisa berupa kekuasaan seorang jenderal terhadap para

5

Page 7: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

prajuritnya, seorang kepala sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya,

ataupun seorang pemimpin perusahaan terhadap karyawannya.

b. Coercive Power (kekuasaan paksa) , yakni kekuasaan yang didasari karena

kemampuan seorang pemimpin untuk memberi hukuman dan melakukan

pengendalian. Yang dipimpin juga menyadari bahwa apabila dia tidak

mematuhinya, akan ada efek negatif yang bisa timbul. Pemimpin yang bijak

adalah yang bisa menggunakan kekuasaan ini dalam konotasi pendidikan dan

arahan yang positif kepada anak buah. Bukan hanya karena rasa senang-tidak

senang, ataupun faktor-faktor subyektif lainnya.

c. Reward Power (kekuasaan penghargaan) , adalah kekuasaan untuk memberi

keuntungan positif atau penghargaan kepada yang dipimpin. Tentu hal ini bisa

terlaksana dalam konteks bahwa sang pemimpin mempunyai kemampuan dan

sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti

arahan-arahannya. Penghargaan bisa berupa pemberian hak otonomi atas suatu

wilayah yang berprestasi, promosi jabatan, uang, pekerjaan yang lebih

menantang, dsb.

d. Expert Power (kekuasaan kepakaran) , yakni kekuasaan yang berdasarkan

karena kepakaran dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu,

sehingga menyebabkan sang bawahan patuh karena percaya bahwa pemimpin

mempunyai pengalaman, pengetahuan dan kemahiran konseptual dan teknikal.

Kekuasaan ini akan terus berjalan dalam kerangka sang pengikut memerlukan

kepakarannya, dan akan hilang apabila sudah tidak memerlukannya.

6

Page 8: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Kekuasaan kepakaran bisa terus eksis apabila ditunjang oleh referent power

atau legitimate power.

e. Referent Power (kekuasaan rujukan) adalah kekuasaan yang timbul karena

karisma, karakteristik individu, keteladanan atau kepribadian yang menarik.

Logika sederhana dari jenis kekuasaan ini adalah, apabila saya mengagumi

dan memuja anda, maka anda dapat berkuasa atas saya.

Seorang pemimpin yang memiliki jiwa leadership adalah pemimpin yang dengan

terampil mampu melakukan kombinasi dan improvisasi dalam menggunakan genesis

kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai

situasi. Inilah yang disebut penulis dalam kalimat sebelumnya sebagai

kepemimpinan yang efektif (effective leadership), dimana implementasinya adalah

dengan “memanfaatkan genesis kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat yang

tepat”.

7

Page 9: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

BAB III

PEMBAHASAN

1. Kekuasaan dalam Organisasi

Organisasi harus dapat mengajak anggotanya bersikap dengan cara-cara yang

bermanfaat bagi organisasi. Ini dapat meliputi suatu keteraturan (order) yang

dirundingkan, tetapi pengaturan manusialah yang melibatkan pelaksanaan

kekuasaan. Individu yang bergabung dengan organisasi atau mereka yang lahir

didalamnya, mencari manfaat tertentu. Usaha-usaha mereka untuk melakukan hal

ini adalah dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kebanyakan kasus, individu

dalam organisasi juga menginginkan rasa kendali (a sense of control), bukan

sekedar masalah dimana seseorang merasa ”cocok”, tetapi kemana seseorang

”bergerak”. Orang-orang menghendaki ”suara” dalam hasil-hasil kehidupan

organisasi mereka. Ada ”ketegangan” antara tuntutan organisasi dan kepentingan

pribadi. Organisasi bukan sekedar tempat pelayamam diberikan dan keuntungan

dibuat. Organisasi menggambarkan suatu bagian nyata dari kehidupan dan

identitas pribadi. Istilah pemberdayaan (empowerment) merujuk kepada proses

yang menyangkut cara individu menggunakan kekuasaan dalam organisasi.

Definisi tradisional kekuasaan difokuskan pada kemampuan perorangan untuk

menentukan atan membatasi hasil-hasil. Dahl (1957) menyatakan bahwa ”A

memiliki kekuasaan atas B sehingga A dapat meminta B melakukan sesuatu yang

tanpa kekuasaan A tersebut tidak akan dilakukan B”. Definisi ini menyempitkan

konsep kekuasaan, juga menuntut seseorang untuk mengenali jenis-jenis perilaku

khusus. Riker (1964) berpendapat bahwa perbedaan dalam gagasan kekuasaan

benar-benar didasarkan pada perbedaan gagasan kausalitas (sebab-akibat).

8

Page 10: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Menurutnya, kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh,

sedangkan alasan adalah penggunaan pengaruh yang sebenarnya.

Boulding (1989) mengemukakan gagasan kekuasaan dalam arti luas, sampai

tingkat mana dan bagaimana kita memperoleh yang kita inginkan. Bila hal ini

diterapkan pada lingkungan organisasi, ini adalah masalah penentuan di seputar

bagaimana organisasi memperoleh apa yang dinginkan dan bagaimana para

pemberi andil dalam organisasi itu memperoleh apa yang mereka inginkan. Kita

memandang kekuasaan sebagai kemampuan perorangan atau kelompok untuk

mempengaruhi, memberi perintah dan mengendalikan hasil-hasil organisasi.

Sedangkan Russel (1983) menyatakan bahwa power (kekuasaan) adalah konsep

dasar dalam ilmu sosial. Pentingnya kekuasaan dalam kehidupan organisasi,

diungkapkan oleh W. Charles Redding, bahwa kekuasaan dalam organisasi terikat

dengan status seseorang.

Gagasan tradisional tentang kekuasaan difokuskan pada individu dan pelaksanaan

kekuasaannya. Kekuasaan adalah sesuatu yang dipegang dan ditangani manusia,

berdasarkan sumber-sumber kekuasaan tertentu, French dan Raven (1959)

menyatakan bahwa ada lima jenis kekuasaan, yaitu:

a. Reward power (kekuasaan memberi ganjaran) --> dapatkah A menetapkan

ganjaran yang dapat dirasakan B?

b. Coercive power (kekuasaan yang memaksa) --> dapatkah A memberikan

sesuatu yang dipandang hukuman kepada B?

c. Legitimate power (kekuasaan yang sah) --> apakah B percaya bahwa A

mempunyai hak untuk mempengaruhi dan B harus menerimanya? Sumber

kekuasaan sah mungkin adalah penerimaan suatu struktur sosial atau nilai-

nilai budaya.

9

Page 11: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

d. Referent power (referen kekuasaan) --> apakah B ingin seperti A atau

mempunyai keinginan merasakan kesatuan dengan A?

e. Expert power (kekuasaan ahli) --> apakah B percaya bahwa A memiliki

pengetahuan khusus yang berguna untu kebaikan B?

Pandangan tradisional tentang kekuasaan juga meliputi kemampuan untuk

mengendalikan agenda atau rencana aksi dalam sebuah situasi, mengendalikan isu

dalam diskusi, dan pengambilan keputusan yang mungkin menimbulkan

kontroversi (Bachrach & Baratz, 1969). Status dan kekuasaan seharusnya tidak

dianggap sebagai sifat yang secara temurun diberikan pada seseorang pada posisi

tertentu. Secara umum, lebih pantas menganggap status dan kekuasaan sebagai

kondisi dimana anggota grup lainnya sepakat kepada seseorang yang diberikan

posisi. Kemampuan untuk melatih kekuasaan akan meningkatkan status; status

akan mengembangkan kemampuan untuk melatih kekuasaan.

Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang

pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti dengan istilah

pengaruh dan otoritas.

2. Sumber dan Bentuk Kekuasaan hubungannya dengan Gaya Kepemimpinan

Sumber dan bentuk kekuasaan ada dua yakni kekuasaan jabatan ( position power)

dan kekuasan pribadi (personal power ). Menurut Amitai Etzomi perbedaan

keduanya terletak pada konsep kekuasan itu sendiri sebagai suatu kemampuan

untuk mempengaruhi perilaku. Kekuasaan dapat diperoleh dari jabatan

organisasi, pengaruh pribadi, atau keduanya.

Kekuasan dibagi menjadi beberapa macam serta hubungannya dengan gaya

kepemimpinan dan tingkat kematangan pengikut :

a. Kekuasaan paksaan (Coercive) berdasar atas rasa takut. Misalnya penggunaan

kekerasan fisik dan benturan senjata. Gaya kepemimpinan yang cocok adalah

dengan pemberian intruksi terhadap pengikut di tingkat kematangan yang

rendah.M1.

10

Page 12: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

b. Kekuasaan Legitimasi (Legitimate) bersumber pada jabatan seorang

pemimpin. Semakin tinggi jabatannya, semakin besar kekuasaan

legitimasinya. Gaya kepemimpinan yang sesuai adalah dengan gaya

“konsultasi dan “partisipasi” bagi para pengikut di tingkat sedan (antara M2

dan M3).

c. Kekuasan keahlian (Expert) bersumber dari keahlian, kecakapan, atau

pengetahuan yang dimiliki. Di tingkat ini pengikut hanya perlu diberikan

sedikit pengarahan dan dukungan dan pemimpin menggunakan gaya

kepemimpinan “delegasi” bagi pengikutnya.

d. Kekuasan penghargaan (Reward) bersunber atas kemampuan menyediakan

penghargaan bagi orang lain. Disini pengikut berada di tingkat perkembangan

dari rendah ke sedang, sehingga gaya kepemimpinan “konsultasi” dirasakan

sesuai.

e. Kekuasan Referensi (Referent) bersumber pada sifat-sifat pribadi seorang

pemimpin. Tingkat kematangan pengikut berada dari sedang ke tinggi (M3 ke

M4) sehingga gaya kepemimpinan “partisipasi” dan sedikit pengarahan dapat

dipergunakan secara efektif.

f. Kekuasan informasi (Information) bersumber atas akses informasi yang

dimiliki oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan yang dapat memotivasi secara

efektif pengikut di tingkat kematangan M3 dan M4 ialah “partisipasi” dan

“delegasi”.

g. Kekuasaan Hubungan (Connection) bersumber hubungan yang dijalin

pimpinan dengan orang penting dan berpengaruh baik di luar atau dalam

organisasi. Gaya kepemimpinan melalui intruksi dan konsultasi sesuai dengan

pengikut yang beranjak di level tingkat M1 ke M2.

3. Kekuasaan Mempengaruhi Kepemimpinan

Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, jika seseorang berusaha untuk

mempengaruhi perilaku orang lain, maka aktivitas seperti itu telah melibatkannya

11

Page 13: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

ke dalam aktivitas kepemimpinan. Jika kepemimpinan tersebut terjadi dalam

suatu organisasi tertentu dan seseorang berupaya agar tujuan organisasi tercapai,

maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya

kepemimpinan dapat dianggap sebagai “modalitas” dalam kepemimpinan, dalam

arti sebagai cara-cara yang disenangi dan digunakan oleh seseorang sebagai

wahana untuk menjalankan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan

norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain. Atau dapat pula dikatakan bahwa gaya

kepemimpinan adalah pola perilaku yang konsisten ditunjukkan dan sebagai yang

diketahui oleh pihak lain ketika seseorang berusaha mempengaruhi kegiatan-

kegiatan orang lain. Perilaku ini dikembangkan setiap saat dan yang dipelajari

oleh pihak lain untuk mengenal ataupun menilai kepemimpinan seseorang. Namun

demikian, gaya kepemimpinan seseorang tidaklah bersifat “ fixed”. Maksudnya

adalah bahwa seorang pemimpin mempunyai kapasitas untuk membaca situasi

yang dihadapinya dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan

situasi tersebut, meskipun penyesuaian itu mungkin hanya bersifat sementara.

Pada pihak lain, setiap pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen atau

watak, dan kepribadian sendiri yang unik/khas, sehingga tingkah laku dan

gayanyalah yang membedakannya dari orang lain. Gaya/style hidupnya ini pasti

akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.

Tipe kepemimpinan seseorang menurut Sondang P Siagian (1994: 27-45) dapat

dianalisis dengan menggunakan kategorisasi berdasarkan :

Persepsi seorang pemimpin tentang peranannya selaku pemimpin

Nilai-nilai yang dianut

Sikap dalam mengemudikan jalannya organisasi

Perilaku dalam memimpin

Gaya kepemimpinan yang dominant

Prinsip pertama dalam kepemimpinan adalah adanya hubungan antara pemimpin

dengan yang dipimpin. Tanpa yang dipimpin tidak ada orang yang perlu

12

Page 14: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

memimpin. Prinsip kedua adalah bahwa pemimpin yang efektif menyadari dan

mengelola secara sadar dinamika hubungan antara pemimpin dengan yang

dipimpin (Richard Beckhard, 1995:125-126).

4. Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan

Konsepsi mengenai kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari kemampuan,

kewibawaan, dan kekuasaan. Seorang pemimpin, karena status dan tugas-

tugasnya pasti mempunyai kekuasaan. Kekuasaan merupakan kapasitas untuk

mempengaruhi secara unilateral sikap dan perilaku orang ke arah yang diinginkan

(Gary Yukl,1996: 183).

Konsepsi mengenai sumber kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah

dikotomi antara “position power” (kekuasaan karena kedudukan) dan “ personal

power” (kekuasaan pribadi). Menurut konsep tersebut, kekuasaan sebagian

diperoleh dari peluang yang melekat pada posisi seseorang dalam organisasi dan

sebagian lagi disebabkan oleh atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari

hubungan pemimpin – pengikut. Termasuk dalam position power adalah

kewenangan formal, kontrol terhadap sumber daya dan imbalan, kontrol terhadap

hukuman, kontrol terhadap informasi, kontrol ekologis. Sedangkan personal

power berasal dari keahlian dalam tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan

persuasif dan karismatik dari seorang pemimpin (Gary Yukl,1996:167-175).

Dengan bahasa yang sedikit berbeda, Kartini Kartono (1994:140) mengungkapkan

bahwa sumber kekuasaan seorang pemimpin dapat berasal dari :

a. Kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain;

b. Sifat dan sikapnya yang unggul, sehingga mempunyai kewibawaan terhadap

pengikutnya;

c. Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas;

d. Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul dan

berkomunikasi.

13

Page 15: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Kekuasaan merupakan kondisi dinamis yang dapat berubah sesuai perubahan

kondisi dan tindakan-tindakan individu atau kelompok. Ada dua teori yang dapat

menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh, dipertahankan atau hilang dalam

organisasi. Teori tersebut adalah :

Social Exchange Theory , menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan

hilang selagi proses mempengaruhi yang timbal balik terjadi selama beberapa

waktu antara pemimpin dan pengikut. Fokus dari teori ini mengenai expert

power dan kewenangan.

Strategic Contingencies Theory , menjelaskan bahwa kekuasaan dari suatu sub

unit organisasi tergantung pada faktor keahlian dalam menangani masalah

penting, sentralisasi unit kerja dalam arus kerja, dan tingkat keahlian dari sub

unit tersebut.

5. Pengaruh Kepemimpinan

Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk

mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang spesifik.

Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi

perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi

antara pemimpin dengan yang dipimpin.

Para teoretikus telah mengidentifikasi berbagai taktik mempengaruhi yang

berbeda-beda seperti persuasi rasional, permintaan berinspirasi, pertukaran,

tekanan, permintaan pribadi, menjilat, konsultasi, koalisi, dan taktik

mengesahkan. Pilihan taktik mempengaruhi yang akan digunakan oleh seorang

pemimpin dalam usaha mempengaruhi para pengikutnya tergantung pada beberapa

aspek situasi tertentu. Pada umumnya, para pemimpin lebih sering menggunakan

taktik-taktik mempengaruhi yang secara sosial dapat diterima, feasible ,

memungkinkan akan efektif untuk suatu sasaran tertentu, memungkinkan tidak

membutuhkan banyak waktu, usaha atau biaya.

14

Page 16: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Efektivitas masing-masing taktik mempengaruhi dalam usaha untuk memperoleh

komitmen dari para pengikut antara lain tergantung pada keterampilan pemimpin,

jenis permintaan serta position dan personal power pemimpin tersebut.

Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan

gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk

memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.

Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara

kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh

karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku

mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara

pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan. Jenis-

jenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan

jembatan bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai

kepemimpinan.

Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang

proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :

Persuasi Rasional :

Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk

mempersuasi pengikut bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan

kemungkinan dapat mencapai sasaran.

Permintaan Inspirasional :

Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut

dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau dengan

meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.

Konsultasi :

Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran,

aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan

15

Page 17: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi

perhatian dan saran dari pengikut.

Menjilat :

Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku

yang membantu agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau

mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta

sesuatu.

Permintaan Pribadi: Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai

kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.

Pertukaran :

Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi

kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian

dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.

Taktik Koalisi :

Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar

melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu

alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.

Taktik Mengesahkan :

Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan

menyatakan kewenangan atau hak untuk membuatnya atau dengan

membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan,

praktik atau tradisi organisasi.

Menekan:

16

Page 18: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau

peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan

apa yang diinginkan.

Pilihan mengenai perilaku mempengaruhi tergantung pada position power dan

personal power yang dimiliki pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya pada

situasi tertentu. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin secara langsung

mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen,

kepatuhan maupun perlawanan. Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai

efek umpan balik terhadap perilaku pemimpin. Selain itu, dampak kekuasaan

pemimpin pada dasarnya tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam

mempengaruhi orang yang dipimpin. Dengan demikian, hasil dari usaha

mempengaruhi merupakan akumulasi dari keterampilan mempengaruhi, perilaku

mempengaruhi, dan kekuasaan pemimpin.

BAB IV

KESIMPULAN

Kekuasaan merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi yang berubah

dan tindakan-tindakan para pengikut. Berkaitan dengan hal ini telah dikemukakan

bahwa melalui social exchange theory, strategic contingency theory dan proses-

proses politis merupakan usaha-usaha untuk mempertahankan, melindungi dan

meningkatkan kekuasaan.

Dalam kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu

agar efektif. Keberhasilan pemimpin sangat tergantung pada cara penggunaan

kekuasaan. Pemimpin yang efektif kemungkinan akan menggunakan kekuasaan

dengan cara yang halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan status dan

menghindari ancaman-ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut.

17

Page 19: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya

ditentukan oleh salah satu aspek semata-mata, melainkan perpaduan antara sifat,

perilaku, dan kekuasaan-pengaruh saling menentukan sesuai dengan situasi yang

mendukungnya. Kekuasaan-pengaruh mempunyai peranan sebagai daya dorong

bagi setiap pemimpin dalam mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah

perilaku yang dipimpinnya ke arah pencapaian tujuan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P & Judge Timothy A, Perilaku Organisasi, edisi Dua Belas, Buku 1, Jakarta,

Salemba Empat, 2008

Robbins, Stephen P & Judge Timothy A, Perilaku Organisasi, edisi Dua Belas, Buku 2, Jakarta,

Salemba Empat, 2008

Siagian, Sondang, , 1983, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Gunung Agung,

Jakarta.

Umar, Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi & Thesis, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005

Wursanto, Ig, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2002

18

Page 20: Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Yukl, Gary, 1977, Organization Behavior and Personal Psychology, Homewood, Illinois Richard

Irwin.

19