Hubungan Biosos Dengan Pertambahan Penduduk
-
Upload
khoirum-mawarti -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
description
Transcript of Hubungan Biosos Dengan Pertambahan Penduduk
HUBUNGAN BIOLOGI SOSIAL DENGAN MASALAH PERTAMBAHAN
PENDUDUK (KELUARGA BERENCANA)
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Sosial yang dibina oleh
Ibu Siti Imrotul Maslikah M.Si
Offering C/2012
Kelompok 8
Annisa Rachma (120341421944)
Arwinda Probowati (120341421929 )
Badriyatur Rahma Fidiya (120341421934)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk saat ini merupakan isu yang sangat populer dan
mencemaskan negara-negara di dunia. Hal ini dikarenakan pertumbuhan
penduduk sangat berkaitan dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama
peningkatan mutu kehidupan atau kualitas sumberdaya manusia. Fenomena ini
diistilahkan oleh para ahli dengan istilah lonjakan penduduk (populationexplosion
atau population bomb).
Seperti kita ketahui masalah penduduk sudah menjadi perhatian manusia sejak
dahulu kala, para negarawan maupun kelompok ahli sudah sering
memperbincangkan tentang besarnya jumlah penduduk yang dikehendaki dan
usaha yang bagaimana untuk merangsang maupun memperlambat pertumbuhan
penduduk. Pertimbangan tersebut layak dilandasi dari beberapa perimbangan
politik, militer, dan faktor sosial ekonomi sementara gagasan tersebut di
formulasikan para ahli dalam suatu bentuk kebijakan umum. Adanya jangkauan
spekulasi yang bersifat insidental, adalah pikiran pikiran yang ekspresikan
kemudian ternyata telah menimbulkan banyak permasalahan sehingga membuka
kesempatan untuk muncul kembali dalam bentuk teori kependudukan modern,
dan dari pihak lain diakui juga bahwa sebelum periode modern pada hakikatnya
tidak pernah disusun menjadi teori kependudukan yang konsisten.
Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki kepadatan penduduk yang
cukup tinggi, hal tersebut terbukti bahwa Indonesia ikut dalam 5 besar negara
yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dengan pertumbuhan
penduduk yang begitu pesat tersebut menjadikan pemerintah maupun masyarakat
menjadi resah. Pemerintah telah melakukan berbagai macam cara untuk menekan
jumlah penduduk tersebut, salah satu program pemerintah yang paling terkenal
dalam pengendalian pertumbuhan penduduk adalah program KB (Keluarga
Berencana) yang memiliki jargon “DUA ANAK CUKUP”. Hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk, dapat dikatakan program tersebut
sukses, terbukti pertumbuhan penduduk dapat ditekan.
Oleh karena itu, makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih mengetahui
hubungan social pertumbuhan penduduk dengan adanya keluarga berencana
(KB).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengertian, tujuan, sasaran keluarga berencana dan jenis
kontrasepsii?
1.2.2 Bagaimana data pengguna keluarga berencana di Indonesia dan Kota Malang?
1.2.3 Bagaimana hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan keluarga
berencana?
1.2.4 Apa saja masalah yang timbul dari program KB?
1.2.5 Bagaimana solusi yang dapat diberikan berhubungan dengan pertumbuhan
penduduk?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian, tujuan, sasaran keluarga berencana dan jenis
kontrasepsi
1.3.2 Mengetahui datatentang penggunakeluarga berencana di Indonesia dan Kota
Malang.
1.3.3 Mengetahui hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan keluarga
berencana di Kota Malang.
1.3.4 Mengetahui masalah yang timbul dari program KB
1.3.5 Mengetahui solusi apa saja yang telah diterapkan pemerintah dan solusi apa
saja yang dapat digunakan sehubungan dengan pertambahan penduduk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Tujuan, Sasaran Program Keluarga Berencana dan Jenis
Kontrasepsi
Menurut WHO (1970), keluarga berencana adalah program yang
bertujuan membantu pasangan suami istri untuk: mendapatkan objektif-
objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami dan
istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2010).
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
Kebijakan dilakukan dengan upaya peningkatan keterpaduan dan peran
serta masyarakat, pembinaan keluarga, pengaturan kehamilan dengan
memperhatikan agama, kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya, serta
tata nilai yang hidup dalam masyarakat (UU No 52, 2009).
Keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953, yang waktu
itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai
membantu masyarakat. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 yang merupakan wadah dan
bergerak secara silent operation membantu masyarakat, pelopor pergerakan
Keluarga Berencana Nasional. Untuk menunjang dalam rangka mencapai
tujuan, berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi Kependudukan PBB
(1967) maka dibentuk lembaga program Keluarga Berencana dan
dimasukkan dalam program pemerintah sejak pelita I (1969) berdasarkan
Instruksi Presiden No. 26 tahun 1968 yang dinamakan Lembaga Keluarga
Berencana Nasional (LKBN) sebagai lembaga semi pemerintah. Pada tahun
1970 ditingkatkan menjadi Badan Pemerintah melalui Keppres No. 8 tahun 1970
dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
yang bertanggung jawab kepada presiden dan bertugas mengkoordinasikan
perencanaan pengawasan dan penilaian pelaksanaan program KB (Arum, 2008).
Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan keluarga berencana adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan
anak serta mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang
menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Sedangkan dalam era
otonomi daerah saat ini pelaksanaan program KB Nasional bertujuan untuk
mewujudkan keluarga berkualitas memiliki visi, sejahtera, maju,
bertanggung jawab, bertakwa dan mempunyai anak ideal.
Dengan demikian diharapkan terkendalinya tingkat kelahiran dan
pertambahan penduduk, meningkatnya jumlah peserta KB atas dasar
kesadaran, sukarela dengan dasar pertimbangan moral dan agama, serta
berkembangnya usaha-usaha yang membantu peningkatan kesejahteraan ibu
dan anak, serta kematian ibu pada masa kehamilan dan persalinan (BKKBN,
2007).
Secara umum tujuan lima tahun kedepan yang ingin dicapai dalam
rangka mewujudkan visi dan misi program KB adalah membangun kembali dan
melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksanaan program KB Nasional
yang kuat dimasa mendatang sehingga visi untuk mewujudkan keluarga
berkuwalitas 2015 dapat tercapai (Arum, 2008).
Sasaran Program Keluarga Berencana
Sasaran program KB adalah bagaimana supaya segera tercapai dan
melembaganya Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) pada masyarakat Indonesia. Yang menjadi sasaran Gerakan KB
Nasional ialah 1) PUS dengan prioritas muda dan paritas rendah, 2)
generasi muda dan purna PUS, 3) pelaksana dan pengelola KB, 4) sasaran
wilayah adalah wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk tinggi dari
wilayah khusus seperti sentral industri, pemukiman padat, daerah kumuh,
daerah pantai dan daerah terpencil (Arum, 2008).
Hal penting dalam pelayanan keluarga berencana yang perlu diperhatikan
adalah prioritas pelayanan KB diberikan terutama kepada PUS yang
isterinya mempunyai keadaan 4T, yaitu (Jasin, 2000):
1. Terlalu muda
Wanita dibawah umur 17 tahun lebih sering mengalami kematian karena
persalinan dan tubuh belum cukup matang untuk melahirkan. Bayi-bayi mereka
lebih sering meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun.
2. Terlalu tua
Wanita usia subur yang sudah tua akan mengalami bahaya, terutama bila
mereka mempunyai masalah kesehatan lain atau sudah terlalu banyak
melahirkan.
3. Terlalu dekat
Tubuh wanita memerlukan waktu untuk memulihkan tenaga dan kekuatan
diantara kehamilan.
4. Terlalu banyak
Seorang wanita dengan anak lebih dari 4 akan lebih sering mengalami
kematian karena perdarahan setelah persalinan dan penyebab lain.
Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami-isteri yang terikat dalam
perkawinan yang sah yang umur isterinya antara 15-49 tahun. PUS
merupakan sasaran utama program KB sehingga perlu diketahui bahwa
(Hartanto, 2010): Hubungan urutan persalinan dengan risiko ibu-anak paling
aman pada persalinan kedua atau antara anak kedua dan ketiga.
1. Jarak kehamilan 2–4 tahun, adalah jarak yang paling aman bagi
kesehatan ibu-anak.
2. Umur melahirkan antara 20–30 tahun, adalah umur yang paling aman
bagi kesehatan ibu-anak.
3. Masa reproduksi (kesuburan) dibagi menjadi 3, yaitu: 1) masa
menunda kehamilan (kesuburan), 2) masa mengatur kesuburan (menjarangkan),
3) masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi). Masa reproduksi
(kesuburan) ini merupakan dasar dalam pola penggunaan kontrasepsi rasional.
Peserta KB (Akseptor KB) adalah PUS yang mana salah seorang dari mereka
menggunakan salah satu alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan
kehamilan, baik melalui program maupun non program (Saifuddin, 2006).
Jenis kontrasepsi modern
Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi hormonal (KB pil, KB suntik
dan KB implant), KB IUD dan kontrasepsi mantap. Berdasarkan lama
efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi: 1) MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah
jenis KB susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW; 2) Non MKJP (Non
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini
adalah KB kondom, KB pil, KB suntik, dan metode-metode lain selain
metode yang termasuk dalam MKJP (Andrews, 2009):
1. KB Pil
Adalah tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron sintetik
disebut Pil Kombinasi dan yang hanya mengandung progesteron sintetik saja
disebut Mini Pil atau Pil Progestin. Cara kerja KB pil: menekan ovulasi,
mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu,
mengganggu pertumbuhan endometrium sehingga menyulitkan proses
implantasi dan memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi sperma).
Efektivitas teoritis untuk KB pil sebesar 99,7 % sedangkan efektivitas praktisnya
sebesar 90-96 %. Artinya KB pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil
secara teratur.
Keuntungan KB pil adalah mudah penggunaannya dan mudah didapat,
mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid, mengurangi
risiko terjadinya kehamilan ektopik dan kista ovarium, mengurangi risiko
terjadinya kanker ovarium dan rahim, pemulihan kesuburan hampir 100%.
Baik untuk wanita yang masih ingin punya anak, punya jadwal harian
yang rutin. KB pil harus diminum setiap hari, membutuhkan motivasi yang
tinggi maka ia cocok untuk mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi misalnya masyarakat kota dan kurang sesuai untuk masyarakat desa.
2. KB Suntik
Kontrasepsi suntik adalah hormon yang diberikan secara suntikan/injeksi
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormon ini
ada yang terdiri atas satu hormon (Depo Provera, Depo Progestin, Depo
Geston dan Noristerat), dan terdiri atas dua hormon (Cyclofem dan
Mesygna). KB Suntikan sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversibel, dan belum bersedia untuk
sterilisasi. Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap
2 bulan. Wanita yang mendapat KB suntik tidak mengalami ovulasi.
Efektivitas KB suntik: dalam teori 99,75%, dalam praktek 95-97%.
Keuntungannya: merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat,
dapat dipakai dalam waktu yang lama dan tidak memengaruhi produksi air
susu ibu. Baik untuk wanita yang calon Akseptor yang tinggal di daerah
terpencil, lebih suka disuntik daripada makan pil, menginginkan metode
yang efektif dan bisa dikembalikan lagi, mungkin tidak ingin punya anak
lagi dan tidak khawatir untuk tidak mendapat haid.
3. KB Implant (Subdermal)
Adalah 2 atau 6 kapsul kecil yang terbuat dari silikon berisi hormon
levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit, secara tetap melepaskan hormon
tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah. Bekerja dengan cara mencegah
ovulasi, merubah lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
menghambat pergerakan spermatozoa, dan mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. Efektivitas dalam teori 99,7%,
dalam praktek 97-99%.
Keuntungan KB implant yaitu sekali pasang untuk 5 tahun, tidak
mmengaruhi produksi ASI, tidak memengaruhi tekanan darah, pemeriksaan
panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian. Baik untuk wanita yang ingin
metode praktis, mungkin tidak ingin punya anak lagi, tinggal di daerah
terpencil dan tidak khawatir jika tidak dapat haid.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra Uterine Devices (IUD)
adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid
yang ditempatkan di dalam rahim. AKDR mencegah kehamilan dengan cara: 1)
mencegah terjadinya implantasi yang merupakan cara kerja utamanya, 2)
mengubah cairan dalam uterus dan tuba falopii sehingga menghalangi
pertemuan antara sperma dan ovum serta mencegah terjadinya pembuahan, 3)
menyebabkan reaksi tubuh terhadap benda asing, dengan peningkatan kadar
leukositosis dan fagositosis. Pemasangan biasanya pada akhir periode haid,
ketika sebagian serviks lebih dilatasi sehingga mempermudah
pemasangannya. AKDR juga dapat dipasang kapan pun hingga hari ke-19
jika siklus haid 28 hari, yang terutama berguna untuk insersi pasca koitus.
Jenis IUD di masa lampau dibuat dalam berbagai bentuk dan bahan yang
berbeda-beda. Dewasa ini IUD yang tersedia di seluruh dunia hanya 3 tipe: 1)
Inert, dibuat dari plastik (Lippes Loop) atau baja antikarat (The Chinese ring)
mengandung tembaga, termasuk di sini TCu 380A, TCu 200C, Multiload (MLCu
250 dan 375) dan Nova T; 2) Mengandung hormon steroid seperti
progestasert yang mengandung progesterone dan Levanova yang mengandung
levonorgestrel; 3) IUD sangat efektif, tipe Multiload dapat dipakai sampai 4
tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu
T 380 A dapat untuk 10 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100
pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
Keuntungan KB IUD adalah 1) aman dan segera dapat bekerja secara efektif,
dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus, tidak perlu
kontrasepsi tambahan, 2) tidak ada interaksi terhadap obat (tidak
memengaruhi kualitas dan volume ASI, 3) daya kerja lama (10 tahun
proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu diganti), 4) setelah dipasang,
wanita tidak perlu mengingat apa pun sebagai bentuk kontrasepsi, 5) tidak
memengaruhi hubungan seksual, 6) dapat digunakan sampai menapouse (1
tahun atau lebih setelah haid terakhir).
Sedangkan kelemahan dari penggunaan KB IUD yaitu efek samping yang
umum terjadi, seperti: menoragi dan dismenore, sedikit meningkatkan risiko
terjadinya kehamilan ektopik, meningkatkan risiko terjadinya infeksi
panggul, ekspulsi IUD, perforasi uterus, malposisi IUD, dan kehamilan yang
diakibatkan oleh ekspulsi, perforasi, atau malposisi IUD.
5. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Adalah pemotongan/pengikatan kedua saluran telur wanita (Tubektomi) atau
kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi) dengan efektivitas 99,9%.
Keuntungan kontrasepsi Kontap adalah paling efektif, mengakhiri kesuburan
selamanya (keberhasilan pembalikan tidak bisa dijamin). Rekanalisasi
dengan microsurgery sedang dikembangkan, tidak perlu perawatan khusus.
Baik untuk pasangan yangsudah yakin tidak ingin punya anak lagi, jika hamil
akan membahayakan jiwanya dan ingin metode yang tidak menggagu.
2.2 Data pengguna KB
Dari hasil observasi di Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan
Masyarakat di kota Malang bulan Juli diperoleh bahwa peserta aktif KB mencapai
76,51%, sedangkan peserta KB baru mencapai 41,22% dan yang tidak yang tidak
kb sebesar 23,49%.
Kontrasepsi yang ditetapkan ada 7 jenis yaitu IUD, MOW, MOP, KONDOM,
IMPLANT, SUNTIK, dan PIL. Dari sekian banyak jenis kontrasepsi yang paling
banyak diminati adalah kb suntik. Hal ini dikarenakan lebih praktis dan dapat
dilakukan di puskesmas atau bidan terdekat. Banyak pilihan kontrasepsi ini untuk
memberikan pilihan bagi masyarakat untuk menggunakan kb karena beberapa orang
mengalami alergi pada salah satu jenis kb atau jika tidak cocok dapat menyebabkan
kegemukan dll. Masing-masing kontrasepsi memiliki jangka waktunya seperti IUD
ini seumur hidup, sedangkan MOW dan MOP 2 tahun, suntik setiap 3 bulan dan pil
setiap bulan.
Adapun presentase dari masyarakat yang tidak mengikuti kb ini dapat
dikarenakan orang tersebut masih hamil atau merupakan pasangan yang baru
menikah dan juga orang yang memang tidak mau untuk melakukan kb karena takut.
2.3 Hubungan Biologi Sosial dengan KB
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hayat atau hidup. Dalam
biologi sosial prinsip-prinsip dalam biologi diaplikasikan untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan bersama.
Banyaknya penduduk di Indonesia ini disebabkan karena angka kelahiran
lebih besar akibat masyarakat yang memiliki anak lebih dari 2. Permasalahan
melonjaknya pertumbuhan penduduk ini dapat ditekan dengan adanya program
kb. Program kb ini dibantu dengan penggunanan berbagai macam alat kontrasepsi
yang juga dipelajari dalam biologi.
2.4 Masalah yang timbul dari KB
Dari uraian diatas dapat diperinci permasalahan yang ada seputar keluarga
berencana yaitu sebagai berikut :
1. Melonjaknya angka kelahiran
2. Masih ada masyarakat yang tidak mau menggunakan KB karena takut/malas
3. Alergi akan kontrasepsi
4. Kurangnya tentang sosialisasi akan informasi pentingnya kontrasepsi
5. Banyaknya kehamilan diluar nikah akibat sex bebas
2.5 Upaya pemerintah seputar keluarga berencana
Upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka kelahiran
yang dapat menyebabkan melonjaknya pertumbuhan penduduk yakni dengan
program kb untuk masyrakat sehingga pasangan suami istri hanya memiliki 2
anak. KB ini dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi yang sudah
ditetapkan ada 7 jenis. Masing-masing kontrasepsi memiliki keuntungan
tersendiri tergantung keinginanan individunya. Seseorang dapat memilih
kontrasepsi mana yang cocok agar tidak mengalami alergi atau kegemukan
bahkan juga flek hitam.
Salah satu masalah melonjaknya angka kelahiran juga diakibatkan karena
adanya banyaknya pasangan bukan suami istri yang melakukan sex bebas
sehingga menghasilkan keturunan diluar nikah. Sebaiknya pemerintah mencari
solusi akan hal ini juga .
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas. Sasaran program KB adalah 1) PUS dengan prioritas
muda dan paritas rendah, 2) generasi muda dan purna PUS, 3)
pelaksana dan pengelola KB, 4) sasaran wilayah adalah wilayah dengan
laju pertumbuhan penduduk tinggi dari wilayah khusus seperti sentral
industri, pemukiman padat, daerah kumuh, daerah pantai dan daerah terpencil.
Jenis kontrasepsi ada 7 yaitu IUD, MOW, MOP, IMPLANT, SUNTIK, PIL.
Dari hasil observasi di Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan
Masyarakat di kota Malang bulan Juli diperoleh bahwa peserta aktif KB
mencapai 76,51%, sedangkan peserta KB baru mencapai 41,22% dan yang
tidak yang tidak kb sebesar 23,49.
Masalah yang timbul antara lain melonjaknya angka kelahiran, masih ada
masyarakat yang tidak mau menggunakan KB karena takut atau malas, alergi
akan kontrasepsi, kurangnya tentang sosialisasi akan informasi pentingnya
kontrasepsi, banyaknya kehamilan diluar nikah akibat sex bebas
Upaya yang sudah dilakukan yakni dengan program kb untuk
masyrakat sehingga pasangan suami istri hanya memiliki 2 anak. Jenis kb
yang digunakan ada 7 jenis tergantung individunya.
3.2 Saran
Sebaiknya permasalahan yang ada segera dicari solusinya.
Lampiran
Data peserta KB
DATA PESERTA KB KOTA MALANG