HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM...

17
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF PADA RUJUKAN MATERNAL DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG NASKAH PUBLIKASI ROSMAWATI 201520102039 PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2018

Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM...

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN

PENGGUNAAN PARTOGRAF PADA RUJUKAN MATERNAL

DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

NASKAH PUBLIKASI

ROSMAWATI

201520102039

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2018

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi
Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN

PENGGUNAAN PARTOGRAF PADA RUJUKAN MATERNAL

DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

THE CORRELATION BETWEEN MIDWIFE’S KNOWLEDGE AND

ATTITUDE WITH THE USE OF PARTOGRAPH ON MATERNAL

REFERENCE AT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG HOSPITAL

Rosmawati¹, Moh. Hakimi², Sulistyaningsih³

¹ Program Studi Ilmu Kebidanan Program Magister Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta,

Yogyakarta, Indonesia

² Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

³ Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia *Correspondence author email: [email protected].

ABSTRAK

Latar Belakang: Partograf bermanfaat untuk memantau dan memperbaiki

pengelolaan pada persalinan bagi tenaga kesehatan. Bila partograf digunakan

dengan benar, akan membantu mengidentifikasi persalinan yang terhambat.

Pengetahuan yang baik dan sikap bidan yang positif akan mempengaruhi

pelaksanaan penggunaan partograf pada proses persalinan.

Tujuan: Menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap bidan dengan

penggunaan partograf pada rujukan maternal di RS PKU Muhammadiyah

Gombong.

Metode: Survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi semua

bidan yang merujuk pasien maternal ke RS PKU Muhammadiyah Gombong

sesuai inklusi. Besar sampel 79 dengan consecutive sampling. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner dan cheklist dokumen partograf. Analisis uji statistik

yang digunakan adalah chi square dan analisis multivariat regresi logistik.

Hasil: Bidan yang pengetahuannya kurang berisiko 1,821 kali (CI 95% 0,518-

6,395) berpeluang untuk tidak memakai partograf dibanding dengan bidan yang

pengetahuannya baik. Bidan yang memiliki sikap negatif akan berisiko 1.009 kali

(CI 95% 0,941-1,083) untuk tidak memakai partograf dibandingkan bidan yang

memiliki sikap positif.

Kesimpulan: Pengetahuan dan sikap bidan tidak terdapat hubungan yang

bermakna dengan penggunaan partograf. Karakteristik bidan seperti usia,

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

pendidikan, pelatihan, masa kerja dan Askes BPJS tidak ada hubungan dengan

penggunaan partograf.

Kata kunci : Bidan, Partograf, Pengetahuan, Sikap

Background: Partograph that will be beneficial to control and repair the

management of delivery for health professionals as well as to support decision

making in giving the intervention on partum women. If partograph is used

properly, it will help indentifying obstructive partum. Good knowledge and

positive attitude of the midwives will influence the implementation of partograph

use during labor process.

Objective: The objective of the study was to investigate the knowledge and

attitude of midwives with the use of partograph in maternal reference at PKU

Muhammadiyah Gombong Hospital.

Method: The study applied analytical survey with cross sectional approach. The

population was all midwives who referred their maternal patients to PKU

Muhammadiyah Gombong Hospital based on the inclusion. The samples consisted

of 79 people taken by consecutive sampling. The instruments of the study were

questionnaire and checklist of partograph document. Statistical analysis test used

chi square, and multivariate analysis used logistic regression.

Result: The result showed that midwives who had low knowledge had 1.821 times

(CI 95%, 0.518 – 6.395) potential not to use partograph compared to those who

had good knowledge. Midwives who had negative attitude had 1.009 times (CI

95%, 0.941 – 1.083) potential not to use partograph compared to those who had

positive attitude.

Conclusion: Midwife’s knowledge and attitudes have no significant relationship

with the use of partograph, characteristics like age, education, training, duration

of work, and National Insurance access had no correlation to the use of

partograph.

Keywords : Midwives, Partograph, Knowledge, Attitude

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

LATAR BELAKANG

Persalinan adalah peristiwa yang tidak dapat diprediksi, apabila tidak

dipantau dengan benar bisa mengakibatkan kecacatan dan keadaan fatal. World

Health Organization (WHO) telah mempromosikan penggunaan partograf yang

bermanfaat untuk memantau dan memperbaiki pengelolaan pada persalinan bagi

tenaga kesehatan dan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam melakukan

intervensi pada ibu bersalin. Bila partograf digunakan dengan tepat, akan

membantu mengidentifikasi persalinan yang terhambat, masih sedikit tenaga

kesehatan yang mengetahui tentang pentingnya penggunaan dan pemanfaatan

partograf di Wilayah Amhara Ethiopia (1). Partograf adalah catatan grafik yang

digunakan oleh tenaga kesehatan untuk memantau kemajuan persalinan pada

tahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi risiko

persalinan lama, bedah sesar, dan mortalitas perinatal (2). Pengetahuan tentang

partograf pada umumnya kurang baik, begitu pula sikap yang baik tidak menjamin

untuk memastikan bisa menggunakan partograf dengan benar. didukung pula oleh

kurangnya motivasi tenaga kesehatan serta tidak disediakan lembar partograf di

pelayanan kebidanan. Begitu pula masih ada beberapa fasilitas kesehatan yang

tidak memperhatikan kontribusi terhadap penggunaan partograf karena kebiasaan

mendokumentasikan laporan persalinan cukup rendah, maka dari itu di pelayanan

kebidanan dibutuhkan adanya pelatihan tentang partograf (1).

Penggunaan partograf di Indonesia selama persalinan belum dilaksanakan

dengan baik sesuai prosedur oleh tenaga kesehatan, hanya 33,3% responden (3).

Menurut hasil studi tingkat pengetahuan dan sikap bidan terhadap penggunaan

partograf sebagian besar dikategorikan cukup sebanyak 23 (76,4%). Sikap bidan

tentang partograf dalam kategori cukup sebanyak 22 (73,4%). Ada hubungan

tingkat pengetahuan dengan sikap bidan tentang partograf dengan tingkat korelasi

sedang (4). Penggunaan partograf merupakan perilaku aktif dan terbuka yang

merupakan respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Kenyataannya ketrampilan penerapan penggunaan partograf oleh petugas

kesehatan maupun penolong persalinan masih kurang diperhatikan. Partograf

harus digunakan oleh: spesialis Obstetri, bidan, dokter umum, residen dan

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

mahasiswa kedokteran selama persalinan pada semua tempat persalinan pada kala

I fase aktif. (5). Sesuai dengan harapan target Millenium Development Goals

(MDGs) adalah menurunkan rasio kematian ibu sebesar 75% pada tahun 2015,

dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030 untuk

mengurangi angka kematian ibu hingga 70 per 100.000 KH. (6). Dapat

disimpulkan bahwa perilaku petugas kesehatan dapat mendukung dan

memperkuat atau sebaliknya menghambat terbentuknya perilaku, bidan

diharapkan mampu menerapkan partograf dengan tujuan angka kematian maternal

dan neonatal dapat diturunkan secara bermakna sehingga mampu menunjang

sistem kesehatan menuju tingkat kesejahteraan masyarakat.

Di Indonesia pada hasil survei Sensus Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) 359

Kematian ibu per 100.000 KH. AKI kembali menurun menjadi 305 Kematian ibu

per 100.000 KH pada tahun 2015. Angka Kematian Ibu sudah mengalami

penurunan meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

meningkat. Kondisi ini dikarenakan penanganan komplikasi yang belum

memadai, salah satu penyebabnya adalah tenaga kesehatan khususnya bidan

belum menerapkan partograf dengan benar. Dikatakan oleh peneliti lain, bahwa

hanya 29% dokumen partograf diisi dengan benar untuk memantau kemajuan

persalinan oleh tenaga kesehatan profesional di wilayah Amhara (1). Menurut data

dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2015, Angka Kematian ibu

mengalami penurunan dari 126,55 per 100.000 KH pada tahun 2014 menjadi

111,16 per 100.000 KH pada tahun 2015 (7). Selain penyebab langsung kematian

ibu bersalin, disebabkan oleh keterlambatan dalam mengenali risiko tinggi

pada ibu bersalin. Komplikasi akibat persalinan dapat dicegah apabila penolong

persalinan menggunakan partograf untuk deteksi dini pada penyulit persalinan,

sehingga keterlambatan dalam pengambilan keputusan klinik atau rujukan dapat

dihindari (8). Peran bidan sebagai pemberi asuhan dalam pemantauan persalinan

harus terampil dan menguasai dalam penggunaan partograf sesuai dengan

kompetensinya, sehingga diharapkan disetiap persalinan dapat mendeteksi

kemungkinan adanya komplikasi sedini mungkin. Sementara penggunaan

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

partograf di tempat kerja tidak sesuai dengan yang diharapkan, seperti kebiasaan

pengisian partograf dilakukan setelah selesai menolong persalinan, sedangkan

dalam teori mengatakan bahwa partograf harus digunakan untuk semua ibu hamil

dalam kala I fase aktif persalinan sampai dengan kelahiran bayi (9).

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Juni-Juli 2017 di

RS PKU Muhammadiyah Gombong. Data skunder yang diambil dari rumah sakit

bahwa jumlah pasien maternal yang dirujuk oleh bidan dari bulan Maret-Mei

2017 ada 420 orang, data di ruang bersalin rujukan dari bidan jumlah 9 orang

dengan kasus persalinan, semuanya tidak disertai lembar partograf. hasil

wawancara langsung dengan bidan yang ada diruang Instalasi Gawat Darurat

(IGD) dan ruang bersalin, bahwa bidan yang merujuk ibu bersalin mayoritas tidak

menyertakan lembar partograf. Hasil wawancara dengan bidan yang sedang

merujuk langsung mengatakan “tidak membawa partograf karena tidak sempat

mengisi dan tergesa-gesa melayani pasien yang lain”. Kebiasaan bidan pada saat

menolong persalinan yang tidak menggunakan lembar partograf akan berdampak

pada keamanan dan kenyamanan ibu yang melahirkan. Lembar partograf adalah

dokumen penting untuk memantau persalinan sehingga dapat membuat keputusan

pasien yang akan dirujuk. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik

untuk meneliti hubungan pengetahuan dan sikap bidan dengan penggunaan

partograf pada pasien rujukan maternal.

METODE

Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan rancangan cross

sectional. Penelitian ini mengukur penggunaan partograf pada rujukan maternal

serta karakteristik responden diamati secara bersama-sama pada satu saat periode

tertentu saja (10). Populasi semua bidan yang merujuk pasien maternal ke RS

PKU Muhammadiyah Gombong sesuai inklusi. Besar sampel 79 orang, dengan

consecutive sampling. Variabel penelitian ini adalah variabel bebas (independent)

pengetahuan dan sikap bidan, variabel terikat (dependent) yaitu penggunaan

partograf oleh bidan, variabel pengganggu yaitu usia, pendidikan, pelatihan,

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

masa kerja bidan dan Askes BPJS. Semua variabel pengganggu tidak

dikendalikan tetapi dianalisis hubungan multivariat.

Data penelitian diperoleh melalui kuesioner yang diambil dari penelitian

sebelumnya dan dimodifikasi sendiri oleh peneliti. Data berisi antara lain

penggunaan partograf, tentang pengetahuan dan sikap bidan, tentang karakteristik

bidan. Cara penilaian skoring kuesioner untuk pengetahuan bidan menggunakan

skala Guttman dimana setiap pertanyaan dengan jawaban benar nilainya = 1 dan

pertanyaan dengan jawaban salah nilainya = 0. Analisis data yang digunakan

adalah uji chi square dan analisis multivariat regresi logistik.

HASIL

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

No Variabel N (%)

1 Umur

Dewasa awal (20-35) 62 (78,5)

Dewasa akhir (36-55) 17 (21,5)

2 Pendidikan

D3 72 (98,7)

D4 7 (8,9)

3 Pelatihan APN

Tidak 1 (1,3)

Ya 78 (98,7)

4 Masa kerja

Baru (< 10 th) 69 (87,3)

Lama (≥ 10 th) 10 (12,7)

5 ASKES

Tidak pakai 5 (6,3)

Pakai 74 (93,7)

Tabel 1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden mayoritas usia dewasa

awal jumlah 78,5%, untuk pendidikan bidan mayoritas D3- Kebidanan jumlah

98,7%, dan bidan yang belum mendapatkan pelatihan Asuhan Persalinan Normal

(APN) ada 1,3%, dengan pengalaman masa kerja baru mayoritas 87,3%. Status

ibu bersalin idak pakai Askes BPJS ada 6,3%.

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian

No Variabel N (%)

1 Penggunaan partograf

Tidak menggunakan

Menggunakan

65 (82,3)

14 (17,7)

2 Pengetahuan

Kurang

Baik

31 (39,2)

48 (60,8)

3 Sikap

Negatif

Positif

41 (51,9)

38 (48,1)

Tabel 2 Menunjukkan 82,3% bidan tidak menggunakan partograf pada saat

rujukan maternal dan pengetahuan bidan kurang 39,2% dan sikap bidan yang

negatif 51,9%. bidan yang menggunakan partograf ada 14 bidan (17,7%), 10

bidan mengisi lengkap dan 4 bidan mengisi tidak lengkap, adapun kasus

kebidanan yang dirujuk adalah Gemelli, Premature, Pre eklamsi, ketuban pecah

dini, Kala 1 lama, dan Secsio sesaria elektif.

Tabel 3 Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Penggunaan

Partograf

Variabel

Partograf

Selisih P

value CI 95%

Tidak

Menggunakan Mean (SD)

Menggunakan

Mean (SD)

Pengetahuan 69,83 (14,84) 61,71 (20,439) 8,12 0,178 (4,099-20,332)

Sikap 79,02 (9,056) 78,79 (9,023) 0,23 0,932 (5,337- 5,796)

Tabel 3 bidan yang pakai partograf memiliki rata-rata pengetahuan sebesar

61,71 lebih rendah dibanding rata-rata pengetahuan bidan yang tidak

menggunakan partograf sebesar nilai mean 69,83. Nilai sikap bidan yang pakai

partograf memiliki rata-rata sikap sebesar 78,79 lebih rendah dibandingkan rata-

rata sikap bidan yang tidak menggunakan partograf sebesar 79,02. dan nilai

p>0,05, artinya bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap antara bidan

yang pakai partograf dan yang tidak menggunakan partograf.

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

Tabel 4 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Dengan Penggunaan Partograf

Variabel Partograf

ρ

value RP CI 95%

Tidak

Menggunakan

Menggunakan

N % N %

Pengetahuan

Kurang 24 77,4 7 22,6 0,363 0,906 (0,183-1,872)

Baik 41 85,4 7 14,6

Sikap

Negatif 34 82,9 7 17,1 0,875 1,017 (0,828-1,248)

Positif 31 81,6 7 18,4

Tabel 4 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan pengetahuan bidan

dengan penggunaan partograf dengan nilai ρ value 0,363. Nilai RP sebesar 0,906

(CI 95% 0,725-1,133). Dari nilai RP dapat disimpulkan bahwa bidan yang

pengetahuannya kurang beresiko 0,906 kali untuk tidak menggunakan partograf

dibanding dengan bidan yang pengetahuannya baik. Sikap bidan tidak terdapat

hubungan bermakna dengan penggunaan partograf dengan nilai ρ value 0,875.

Nilai RP sebesar 1,017 (CI 95% (0,828-1,248)), nilai RP menunjukkan bahwa

bidan yang memiliki sikap negatif terhadap penggunaan partograf beresiko 1,017

kali untuk tidak menggunakan partograf dibanding dengan bidan yang memiliki

sikap positif terhadap penggunaan partograf.

Tabel 5 Usia bidan mayoritas tidak menggunakan partograf pada dewasa

awal sebanyak 82,3%, dari nilai ρ value sebesar 1,000 menyatakan bahwa usia

tidak memiliki hubungan dengan penggunaan partograf. Mayoritas bidan yang

berpendidikan D3 kebidanan tidak menggunakan partograf sebanyak 81,9%, dari

nilai P value sebesar 1,000 menyatakan bahwa pendidikan tidak memiliki

hubungan dengan penggunaan partograf. Semua bidan yang belum atau sudah

mengikuti pelatihan APN tidak menggunakan partograf dalam melakukan

rujukan, sementara bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN sebanyak 82,1%,

tidak menggunakan partograf. Dari nilai ρ value sebesar 1,000 menyatakan

pelatihan APN tidak memiliki hubungan dengan penggunaan partograf. Akan

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

tetapi, dari nilai rasio prevalensi didapatkan sebesar 1,219 artinya bidan yang

belum atau tidak mengikuti pelatihan APN beresiko 1,219 kali mencegah untuk

tidak menggunakan partograf. Bidan dengan masa kerja baru <10 tahun sebanyak

81,2%, tidak menggunakan partograf. Dari nilai ρ value sebesar 0,681

menyatakan bahwa masa kerja tidak memiliki hubungan dengan penggunaan

partograf. Mayoritas bidan yang merujuk ibu bersalin tidak pakai Askes BPJS

terdapat sebanyak 80% tidak menggunakan partograf. nilai ρ value sebesar 1,000

menyatakan bahwa Askes BPJS tidak memiliki hubungan dengan penggunaan

partograf.

Tabel 5 Hubungan Karakteristik Bidan dengan Penggunaan Partograf pada

Rujukan Maternal

Variabel

Partograf P

value RP CI 95% Tidak

menggunakan

Menggunak

an

N % N %

Usia

Dewasa awal 51 82,3 11 17,7 1,000 0,999 (0,779-1,281)

Dewasa akhir 14 82,4 3 17,6

Pendidikan

D3 59 81,9 13 18,1 1,000 0,956 (0,693-1,318)

D4 6 85,7 1 14,3

Pelatihan

APN

Tidak 1 100 0 0 1,000 1,219 (1,099-1,352)

Ya 64 82,1 14 17,9

Masa Kerja

Baru 56 81,2 13 18,8 0,681 0,902 (0,712-1,142)

Lama 9 90,0 1 10,0

ASKES

Tidak Pakai 4 80,0 1 20,0 1,000 0,970 (0,618-1,523)

Pakai 61 82,4 13 17,6

Model 2 pada tabel 6 menghasilkan nilai R² sebesar 0,18 yang artinya

bahwa pengetahuan bidan dengan mengontrol variabel sikap berkontribusi

terhadap penggunaan partograf sebesar 1,8 %. Dari hasil analisis diatas, model 2

dipilih sebagai model yang baik untuk menjelaskan hubungan pengetahuan

penggunaan partograf sesuai dengan coefisien determinan terbesar.

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

Tabel 6 Analisa Regresi Logistik Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan

Penggunaan Partograf

Variabel Model 1 Model 2

OR

(CI 95%)

OR

(CI 95%)

Pengetahuan

Kurang

Baik

1,708

(0,534-5,463)

1

1,821

(0,518-6,395)

1

Sikap

Negatif

Positif

1,009

(0,941-1,083)

1

N

R2

-2 log likehood

79

0,017%

72,998

79

0,18%

72,927

PEMBAHASAN

Penggunaan Partograf Oleh Bidan

Pada tabel 4. Ada 82,3% bidan tidak menggunakan partograf pada saat

merujuk. Dan bidan yang menggunakan partograf ada 14 bidan (17,7%), 4 bidan

mengisi tidak lengkap dan 10 bidan mengisi lengkap, dengan kasus persalinan

kala 1 lama. Hal ini dipengaruhi karena pengetahuan bidan yang baik dan

memakai partograf sebanyak 14,6%. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan,

kesadaran dan sikap positif, maka perilaku itu akan bersifat langgeng (11). Tetapi

masih ada 65 bidan yang tidak memakai partograf pada saat merujuk.

Kemungkinan yang terjadi pada penelitian ini karena kebiasaan bidan itu sendiri

yang selalu menggunakan partograf setelah persalinan selesai, atau disebabkan

kurangnya kesadaran pentingnya partograf dalam rujukan maternal.

Telah disebutkan (11), bahwa selain itu kemungkinan juga dipengaruhi

faktor lingkungan fisik yaitu kesibukan bidan yang sedang memberikan pelayanan

KIA. Dengan kesibukan ini membuat bidan terbiasa tidak menggunakan partograf

. Sejalan dengan penelitian lain masih ada bidan yang tidak menggunakan

partograf untuk memantau persalinan 46,8%. dikarenakan kemungkinan

kurangnya waktu dan sumber daya yang terbatas sehingga mengabaikan pada saat

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

merujuk ke rumah sakit (12). Tidak sejalan dengan penelitian (3), bahwa ada

10,5% bidan yang menggunakan partograf, dan 33,3 % yang menerapkan

partograf. Hal ini disebabkan karena perbedaan besar sampel dan jenis penelitian

studi retrospektif. Berbeda dengan hasil penelitian lain mengatakan bahwa

mayoritas tenaga kesehatan di ruang kerjanya yang menggunakan partograf untuk

memantau persalinan ada (81%), dan yang memanfaatkan partograf secara rutin

digunakan untuk semua ibu bersalin (40,2%). (13).

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Dengan Penggunaan Partograf

pada rujukan maternal.

Pengetahuan bidan kurang sebanyak 77,4% tidak memakai partograf,

mayoritas usia dewasa awal (20-35 tahun) 82,3%, lulusan D3 kebidanan 81,9%

dengan masa kerja relatif baru (< 10 tahun) 81,2%. Ternyata masih ada bidan

lulusan D3, kemungkinan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Kemudian dari segi masa kerja masih ada bidan yang relatif baru bekerja

kemungkinan akan sulit untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.

Tidak sejalan dengan O’Brein dan Souberbeille mengemukakan bahwa

pengetahuan baik tentang partograf akan meningkatkan penggunaan partograf

pada pertolongan persalinan (12). Berbeda dalam teori peneliti lain bahwa Tingkat

pengetahuan tidak selalu mengakibatkan perubahan perilaku tetapi harus ada

hubungan yang positif antara pengetahuan yang didapat dengan perilaku yang

ditampilkan dan hubungan dengan arah sikap yang baik pada bidan akan

menyebabkan kecenderungan berperilaku positif dalam menggunakan partograf

(11).

Sikap bidan yang negatif tidak memakai partograf sebanyak 82,9%,

mayoritas usia dewasa awal (20-35 tahun), dan dewasa ahir ( 36-55 tahun),

mayoritas pendidikan D3 kebidanan, dengan lama kerja < 10 tahun. Pendidikan

seseorang mempengaruhi pola pikir dan cara pemecahan masalah yang dihadapi.

Hal itu sejalan dengan pengalaman dan kematangan jiwa (14). Kemudian dari segi

masa kerja, kemungkinan relatif baru bekerja mempengaruhi dalam pemecahan

masalah karena pengalaman yang sangat minim. Berbeda dengan peneliti lain

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

bahwa sikap yang baik tidak menjamin untuk memastikan bisa menggunakan

partograf dengan benar (1). Didukung penelitian lain yang mengatakan tidak

adanya hubungan antara sikap bidan dengan penggunaan partograf dikarenakan

kurangnya stressor dari pimpinan dan dukungan atasan sangat rendah (12).

Didukung pula oleh peneliti lain bahwa Sikap bidan dengan penggunaan partograf

pada pemantauan persalinan tergolong kategori baik, Tetapi ada beberapa yang

mengatakan tidak pernah menerapkan partograf pada setiap melakukan persalinan

dengan alasan tidak ada waktu. hal tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam

bersikap (15).

Hubungan Karakteristik Bidan dengan Penggunaan Partograf pada

Rujukan Maternal

Semua bidan yang belum atau sudah mengikuti pelatihan APN tidak

menggunakan partograf dalam melakukan rujukan, sementara bidan yang sudah

mengikuti pelatihan APN sebanyak 82,1%, tidak menggunakan partograf. Dari

nilai ρ value sebesar 1,000 menyatakan pelatihan APN tidak memiliki hubungan

dengan penggunaan partograf. Akan tetapi, dari nilai rasio prevalensi didapatkan

sebesar 1,219 artinya bidan yang belum atau tidak mengikuti pelatihan APN 1,219

kali mencegah untuk tidak memakai partograf. bertolak belakang dengan

penelitian lain mengatakan bahwa petugas kesehatan yang mendapatkan pelatihan

tentang partograf sebelumnya, dua kali lebih mungkin memiliki pengetahuan yang

baik (1). Berbeda dengan penelitian lain bahwa tidak ada hubungan antara

keikutsertaan pelatihan asuhan persalinan normal dengan penggunakan partograf

(16), didukung penelitian lain bahwa walaupun bidan telah mengikuti pelatihan

APN, memiliki sarana yang lengkap, serta kompetensi sesuai dg standar namun

masih banyak bidan yang tidak menyadari pentingnya pengisian partograf (17).

Dari analisis multivariat yang telah dilakukan, model yang dipilih yaitu

Model 2. Pada model 2 tersebut menghasilkan nilai R² sebesar 0,18 yang artinya

bahwa pengetahuan bidan dengan mengontrol variabel sikap berkontribusi

terhadap penggunaan partograf sebesar 1,8 %. Dari hasil analisis diatas, model 2

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

dipilih sebagai model yang baik untuk menjelaskan hubungan pengetahuan

penggunaan partograf sesuai dengan coefisien determinan terbesar.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa,

pengetahuan dan sikap bidan tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan

penggunaan partograf. Bidan yang pengetahuannya kurang 2 kali berisiko tidak

memakai partograf dibanding dengan bidan yang pengetahuannya baik. Sikap

bidan bukan merupakan faktor resiko untuk tidak menggunakan partograf.

Karakteristik bidan seperti usia, pendidikan, pelatihan, masa kerja dan Askes

BPJS tidak ada hubungannya dengan penggunaan partograf.

SARAN

Bagi Bidan supaya mematuhi standar asuhan persalinan dengan selalu

menggunakan partograf pada saat menolong persalinan untuk lembar observasi.

Peneliti selanjutnya supaya dapat dikembangkan lagi dengan metode penelitian

seperti kualitatif dan meningkatkan besar sampel sehingga dapat memberikan

hasil yang lebih baik.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis hendak mengucapkan rasa terimakasih kepada Prof.dr.Moh. Hakimi,

Sp.OG(K)., Ph.D dan Sulistyaningsih, SKM.,MH.Kes, serta Prof.dr.Ova

Emilia,M.Mid.Ed.,Sp.OG(K).,Ph.D yang telah sabar dalam membimbing dan

memberikan kritik berupa saran dan masukan dalam proses penyusunan

peneliltian ini. Serta Terima kasih kepada dr. Ibnu Naser Arrohimi, S.Ag., MMR

selaku Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Gombong yang telah

memberikan fasilitas selama penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abebe F. Assessment of Knowledge and Utilization of the Partograph among

Health Professionals in Amhara Region, Ethiopia. https://doi.org/10.11648/j.

sjcm 20130202.11. Sci J Clin Med. 2012;2(2):26.

2. Vlachos G, Tsikouras P, Manav B, Trypsianis G, Liberis V, Karpathios S, et al.

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi

The effect of the use of a new type of partogram on the cesarean section rates.

J Turkish Ger Gynecol Assoc [Internet]. 2015;16(3):145–8. Available from:

http://www.jtgga.org/eng/makale/845/62/Full-Text

3. Ernawati E. Gambaran Pengetahuan dan Penerapan Bidan Menggunakan

Partograf Dalam Persalinan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Tesis

2011;

4. Setyaningsih E. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Bidan Tentang

Partograf di RSUD Soeratno Gemolong. Tesis. 2014.

5. JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta; 2008.

6. Kepmenkes. Rencana Aksi Percepatan penurunan Angka Kematian Ibu di

Indonesia. Jakarta; 2013.

7. BPS Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Jawa Tengah. Jawa Tengah:

KEMENKES RI; 2015.

8. Astuti SP. Pola Pengambilan Keputusan Keluarga dan Bidan Dalam Merujuk

Ibu Bersalin Ke RS Pada Kasus Kematian Ibu di Demak. Tesis. 2008.

9. Hanifa W. Ilmu Kebidanan. Jakarta.Jakarta Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo; 2011.

10. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineke Cipta;

2010.

11. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan revisi. kedua. Jakarta: Rineka

Cipta; 2014.

12. Gustiawati I. Fakktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan partograf

oleh bidan di kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2012. Tesis. 2012;

13. Wakgari N, Tessema GA, Amano A. Knowledge of partograph and its

associated factors among obstetric care providers in North Shoa Zone, Central

Ethiopia: a cross sectional study. BMC Res Notes [Internet]. 2015;8(1):407.

Available from:http://www.scopus.com/inward/record.url? eid=2-s2.0-

84940654261&partnerID=tZOtx3y1

14. Wawan A DM. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

15. Wulandari P. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Bidan

Terhadap Penggunaan Partograf pada Pertolongan Persalinan di Wilayah

Kerja Puskesmas Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. 2014;

16. Ruhayati R. Hubungan Pengetahuan Dan Lama Kerja Dengan Kepatuhan

Bidan Dalam Menggunakan Partograf Di Kabupaten Bandung. In: Jurnal

Ilmiah Indonesia. 2013.

17. Widiarti E. Evaluasi Penggunaan Partograf Oleh Bidan Delima Di Kabupaten

Purworejo Propinsi Jawa Tengah. Tesis. 2007;

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN …digilib.unisayogya.ac.id/4448/1/NASPUB ROSMAWATI NIM 201520102039.pdftahap pertama kala 1 fase aktif persalinan dan berguna untuk mengurangi