Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

download Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

of 14

Transcript of Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    1/14

    Ibnu Taimiyyah dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    Abu Al-Jauzaa' :, 28 Mei 2009

    Ada sebuah tulisan yang cukup menggelitik dari pemilik Blog salafytobat [lihat :

    http://salafytobat.wordpress.com/2009/05/11/pemalsuan-pendapat-salaf-oleh-

    wahhaby-dengan-kedok-takhrij-dan-mukhtarat-meringkas/ ] yang mengulas tentang

    Ibnu Taimiyyah dan Maulid Nabi shallallaahu alaihi wa sallam. Dalam tulisan

    tersebut dengan yakinnya ia mengatakan bahwa Salafy-Wahabi telah melakukan

    kecurangan dalam peringkasan kitab Ibnu Taimiyyah. Dan ia menyiratkan satu

    kesimpulan bahwa Ibnu Taimiyyah rahimahullah telah membolehkan dan merestui

    pelaksanaan Maulid Nabi shallallaahu alaihi wa sallam. Dengan sedikit disertai satuatau dua lembar scan buku yang berhasil ia dapatkan, pemilik blog Salafytobat

    hendak mengelabuhi pembaca seperti biasa ia lakukan untuk meyakinkan bahwa

    apa yang ia tulis adalah benar.

    Saya ajak ikhwan semua untuk meneliti apakah yang dikatakan oleh yang

    bersangkutan memang benar atau hanya sebuah pengkelabuhan. Kitab yang ia

    gunakan sebagai sandaran dalam hal ini adalah kitab Iqtidlaa Shiraathil-Mustaqiim

    karya Ibnu Taimiyyah yang dikatakan terbitan Daarul-Hadiits Mesir. Adapun kitab

    yang berjudul sama yang saya gunakan sebagai perbandingan adalah terbitan

    Maktabah Ar-Rusyd Riyadl (terdiri dari dua jilid), tahqiq : Prof. Dr. Naashir bin

    Abdil-Karim Al-Aql hafidhahullah, yang covernya bisa dilihat di bawah. Selain itu,

    saya juga memperbandingkannya dengan Free Program Maktabah Ibnu Taimiyyah

    yang diterbitkan oleh Maktabah Ruuhul-Islam (yang mengacu pada hard copy

    terbitan Daar Aalamil-Kutub, Beirut - Cet. 7/1419).

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    2/14

    Pemilik blog Salafytobat berkata :

    Wahhaby ini memanipulasi fatwa ibnu taymiyah, sehingga seoalh-olah ibnu

    Taymiyah membidahkan amalan maulid Nabi. Seharusnya dalam kitab yang asli

    tertulis :

    Syeikh Ibn Taimiyah : Di dalam kitab beliau, Iqtidha as-Shiratil Mustaqim,

    cetakan Darul Hadis, halaman 266, beliau nyatakan: Begitu juga apa yang

    dilakukan oleh sebahagian manusia samada menyaingi orang Nasrani pada

    kelahiran Isa , ataupun kecintaan kepada Nabi danmengagungkan baginda, dan Al lah mengurn iakan paha la kepada mereka

    a tas kec in taan dan i j t i had in i

    Seterusnya beliau nyatakan lagi : I a t i d a k d i l a ku ka n o l e h sal a f, t e t a p i a d a

    sebab bag inya , dan t i ada la rangan dar ipadanya

    Kita pula tidak mengadakan maulid melainkan seperti apa yang dikatakan oleh

    Ibn Taimiyah sebagai: Kecintaan kepada Nabi dan mengagungkan baginda.

    [perhatikan yang tercetak tebal di atas !!]

    Mari kita cek kitab dimaksud, apa sebenarnya yang dikatakan oleh Syaikhul-Islam

    Ibnu Taimiyyah rahimahullah perihal Maulid Nabi shallallaahu alaihi wa sallam.

    Beliau berkata :

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    3/14

    )) . : :

    : . : .

    : :

    : :) )

    : (: ( ( ( :) )

    ( (

    (: ( ( (. :) ) ( (.

    (: )

    ( (.

    . : } ...{.

    .........

    Pasal : Di antara kemunkaran yang terjadi pada bab ini adalah adanya perayaan

    dan upacara-upacara bidah. Semua itu merupakan kemunkaran yang dibenci, baik

    kebencian itu mencapai derajat haram atau tidak. Semua perayaan itu dilarang

    karena dua hal :

    Pertama, Menyerupai apa yang dilakukan oleh orang-orang kafir.

    Kedua, termasuk bidah. Oleh karena itu, walaupun tidak ada keserupaan dengan

    Ahli Kitab, segala perayaan dan upacra itu adalah munkar karena dua hal :

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    4/14

    1. Karena semua upacara itu termasuk dalam katagori bidah dan sesuatu yang

    baru, seperti yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya. Diriwayatkan

    Jabir bin Abdillah radliyallaahu anhuma ia berkata : Rasulullah shallallaahu

    alaihi wasallam apabila berkhutbah, maka matanya memerah, suaranya

    meninggi, dan kemarahannya meluap hingga seakan-akan beliau seperti

    penasihat tentara yang berkata : Semoga Allah m emberkahi k alian di wakt u pagi

    dan sore. Kemudian beliau melanjutkan : Aku diut us dan hari kiama t seperti ini

    sambil mendekatkan antara dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah

    seraya bersabda : Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah,

    sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan dan sejelek-jelek urusan

    adalah yang diada-adakan. Dan setiap yang bidah adalah sesat. Dalam riwayat

    An-Nasai : Setiap bidah adalah sesat yang ada d i neraka.

    Muslim juga meriwayatkan dari Shahih-nya dari Aisyah radliyallaahu anhaa, dari

    Nabi shallallaahu alaihi wasallam bahwa beliau berkata : Barangsiapa yang

    mengerjakan satu perbuatan yang tidak ada perintah dari kami, maka ia

    tertolak.

    Dalam kitab Shahihain disebutkan hadits lain yang senada : Barangsiapa yang

    mebuat-buat suatu yang baru dalam perkara kami yang tidak termasuk di

    dalamnya, m aka ia ditolak.

    Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ashhaabus-Sunan dari Irbadl bin

    Sariyyah, dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam, bahwasannya beliau bersabda :

    Sesungguhnya siapa saja di antara kalian yang hidup setelahku, maka kelak ia

    akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu hendaklah kalian

    berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para khulafaur-rasyidin yang

    mendapatkan hidayah. Maka berpegang teguhlah kalian kepadanya dan gigitlah

    ia dengan gigi geraham. Jauhilah segala perkara yangbaru, karena setiap perkara

    yang baru itu adalah bidah, dan setiap bidah adalah sesat.

    Semua ini adalah kaidah yang ditunjukkan oleh As-Sunnah dan ijma, yang

    dikuatkan oleh ayat-ayat Al-Quran. Diantara adalah firman Allah : Apabila

    mereka m empuny ai sembahan- sembahan selain Allah yang m ensyariatkan untu k

    agama mereka yang tidak diij inkan Allah ? Sekiranya tak ada ketetapan yang

    menentukan (dari Allah) tentulah mereka tekal dibinasakan. Dan sesungguhnya

    orang-orang yang dhalim itu akan memperoleh adzab yang pedih [Asy-Syuuraa

    : 21].

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    5/14

    Oleh karena itu, barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah, baik

    berupakan perkataan atau perbuatan yang tidak disyariatkan oleh Allah, maka

    dia telah membuat syariat sendiri dalam agama, yang tidak diijinkan Allah.

    Barangsiapa yang mengambilnya, berarti telah menjadikan sekutu bagi Allah dan

    membuat syariat agama yang tidak diijinkan oleh-Nya [ Iq tidlaa Ash-Shiraathil-

    Mustaqiim2/581-583].

    ........ : :

    : :

    : ....... :

    : .....

    : - -

    - -

    - -

    ((. .Pasal : Telah dijelaskan di muka bahwa hari raya adalah sebutan untuk mengingat

    nama tempat, waktu, dan persitiwa secara bersama-sama. Ketiga hal ini telah

    menyebabkan banyak hal.

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    6/14

    Tentang hari raya yang berkaitan dengan waktu sendiri terdiri dari tiga hal, yang

    masuk di dalamnya sebagian hari raya tempat dan peristiwa :

    Pertama : Hari yang sama sekali tidak diagungkan syariat Islam, tidak istimewa

    menurut para salaf, dan tidak terjadi peristiwa yang seharusnya diagungkan, seperti

    awal Kamis bulan Rajab, malam Jumat pertama bulan Rajab yang disebut dengan

    malam Raghaaib [idem, hal. 617].

    Kedua: Hari yang di dalamnya terjadi satu peristiwa yang juga terjadi pada hari-hari

    lainnya sehingga tidak bisa dijadikan sebagai musim tertentu, dan tidak diagungkan

    oleh para salaf. Misalnya, tanggal 18 Dzulhijjah dimana pada hari itu Nabi

    shallallaahu alaihi wa sallam berkhutbah di Ghadir Khum, ketika beliau pulang dari

    haji Wada [idem, hal. 618].

    Begitu pula yang diadakan oleh sebagian manusia, baik yang tujuannya untuk

    menghormati orang-orang Nashrani atas kelahiran Isa ataupun karena mencintai

    Nabi. Kecintaan dan ijtihad mereka dalam hal ini tentu akan mendapatkan pahala di

    sisi Allah, tetapi bukan dalam hal bidah seperti menjadikan kelahiran Nabi sebagai

    hari raya tertentu padahal manusia telah berbeda pendapat tentang tanggal

    kelahiran beliau shallallaahu alaihi wa sallam. Perayaan seperti ini belum pernah

    dilakukan oleh para salaf, meski ada peluang untuk melakukannya dan tidak ada

    penghalang tertentu bagi mereka untuk melakukannya. Seandainya perayaan itu

    baik atau membawa faedah, tentu para salaf lebih dulu melakukannya daripada kita

    karena mereka adalah orang-orang yang jauh lebih cinta kepada Rasulullah

    shallallaahu alaihi wa sallam dan lebih mengagungkannya. Mereka lebih tamak

    kepada kebaikan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kesempurnaan cinta dan

    pengagungan kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam adalah dengan cara

    mengikutinya, mentaatinya, menjalankan perintahnya, menghidupkan sunnahnya

    baik secara lahir maupun batin menyebarkan apa yang diwahyukan kepadanya,

    dan berjihad di dalamnya dengan hati, kekuatan, tangan, dan lisan. Itulah cara yang

    digunakan oleh para salaf, baik dari golongan Muhajirin, Anshar, maupun orang-

    orang yang mengikuti mereka dengan baik, dalam mencintai dn mengagungkan

    Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam. Adapun orang-orang yang gigih dalam

    melakukan kegiatan bidah peringatan Maulid Nabi itu yang mungkin mereka

    mempunyai tujuan dan ijtihad yang baik untuk mendapatkan pahala bukanlah

    orang-orang yang mematuhi perintah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    7/14

    dengan semangat. Mereka adalah seperti kedudukan orang-orang yang

    memperindah masjid, tetapi tidak shalat di dalamnya, atau hanya melaksanakan

    shalat malam di dalamnya dengan minim, atau menjadikan tasbih dan sajadah

    hanya sebagai hiasan yang tidak disyariatkan. Tujuannya adalah untuk riya dan

    kesombongan serta sibuk dengan syariat-syariat yang dapat merusak keadaan

    pelakunya [idem, hal 619-620].

    Silakan ikhwah perhatikan perkataan Ibnu Taimiyyah secara lebih luas di atas.

    Apakah yang dikatakan beliau ini untuk melegalkan dan meridlai amalan Maulid Nabi

    shallallaahu alaihi wa sallam ? Bahkan beliau rahimahullah mencelanya !! Adapun

    yang dikatakan bahwa para pelaku perayaan Maulid Nabi mendapatkan pahala

    karena kecintaannya adalah bagi ulama-ulama yang berijtihad dan kemudian mereka

    salah dalam ijtihadnya. Bukankah Ibnu Taimiyyah mengatakan : Kecintaan dan

    ijtihad mereka dalam hal ini tentu akan mendapatkan pahala di sisi Allah. Bukankah

    ijtihad itu hanya berlaku bagi para ulama yang memang layak berijtihad ? Lantas

    bagaimana keadaannya dengan para fanatikus, muqallid, dan pengekor hawa nafsu

    yang semangat keagamaan mereka enggan untuk mengikuti as-salafush-shaalih ?

    Enggan mengikuti al-haq hanya dikarenakan fanatikus madzhab ? Sungguh aneh ada

    orang yang memlintir ucapan Ibnu Taimiyyah agar sesuai dengan madzhabnya !

    Mungkin dia melewatkan (atau menyembunyikan ?) perkataan Ibnu Taimiyyah di

    bagian akhir kutipan di atas : Adapun orang-orang yang gigih dalam melakukan

    kegiatan bidah peringatan Maulid Nabi itu yang mungkin mereka mempunyai

    tujuan dan ijtihad yang baik untuk mendapatkan pahala bukanlah orang-orang

    yang mematuhi perintah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam dengan semangat.

    Apalagi jika dikaitkan secara komprehensif pembahasan di awal perkataan beliau

    sebagai nukilan di atas.

    Dan ternyata, pemilik blog @salafytobat memalsukan terjemahan dengan

    mengatakan :

    Ia tidak dilakukan oleh salaf, tetapi ada sebab baginya, dan tiada larangan

    daripadanya

    Di kalimat mana Ibnu Taimiyyah mengatakan ini ? Padahal yang dikatakan oleh Ibnu

    Taimiyyah adalah :

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    8/14

    - -

    Perayaan seperti ini belum pernah dilakukan oleh para salaf, meski ada peluang

    untuk melakukannya dan tidak ada penghalang tertentu bagi mereka untuk

    melakukannya. Seandainya perayaan itu baik atau membawa faedah, tentu para

    salaf lebih dulu melakukannya daripada kita.

    Jelas beda antara perkataan beliau di atas dengan apa yang dipalsukan oleh

    Salafytobat. Atau memang Salafytobat tidak bisa berbahasa Arab ?

    Salafytobat ternyata juga memotong kalimat, dimana ia menuliskan : danmengagungkan baginda, dan Al lah mengurn iakan paha la kepada mereka a tas

    ke c i n ta an d a n i j t i h a d i n i . Padahal kalimat yang lengkap adalah :

    Kecintaan dan ijtihad mereka dalam hal ini tentu akan mendapatkan pahala di sisi

    Allah, t etapi bukan dalam hal bidah seperti m enjadikan k elahiran Nabi sebagai hari

    raya tertentu padahal manusia telah berbeda pendapat tentang tanggal kelahiran

    beliau shallallaahu alaihi wa sallam.

    Ini satu khianat !

    Bahkan Ibnu Taimiyyah tetap memperingatkan bahwa amalan perayaan Maulid Nabi

    itu adalah amalan yang menyelisihi sunnah dan wajib untuk ditinggalkan. Amalan

    tersebut adalah amalan bidah yang tertolak menurut syariat. Lebih jelasnya lagi,

    mari kita perhatikan perkataan beliau rahimahullahdalam kitab yang lain :

    Adapun mengadakan upacara peribadahan selain yang disyariatkan, seperti malam-

    malam Rabiul-Awwal yang sering disebut Maulid (Nabi), atau malam-malam Rajab,

    atau tanggal 18 Dzulhijjah , atau awal Jumat bulan Rajab, atau hari ke-8 bulan

    Syawwal yang dinamakan oleh orang-orang bodoh dengan Iedul-Abraar; semuanya

    termasuk bidah yang tidak disunnahkan salaf dan tidak mereka kerjakan. Wallaahu

    subhaanahu wa taala alam [Majmu Al-Fataawaa, 25/298].

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    9/14

    Dr. Muhammad Rawwas Al-Qalahjiy telah melakukan penelitian di kitab-kitab Ibnu

    Taimiyyah untuk merumuskan faedah fiqh yang terkandung di dalamnya telah

    mengatakan bahwa perayaan Maulid Nabi termasuk perayaan bidah yang tidak

    disyariatkan dalam Islam [lihat Mausuah Fiqhi Ibni Taimiyyah oleh Dr. Muhammad

    Rawwaas Qalahjiy,hal. 1040-1041; Daarun-Nafaais, Cet. 2/1422, Beirut].

    Semoga sedikit tulisan ini ada manfaatnya, terutama untuk menjawab syubhat (trik)

    yang sedang dijalankan oleh orang yang menamakan dirinya Salafytobat. Semoga

    Allah memberikan petunjuk kepada kita semua.

    Berikut saya sertakan scan kitab yang menjadi rujukan dalam tulisan ini.

    Ki tab A l - I q t i d l a a ha l . 581 :

    Ki tab A l - I q t i d l a a ha l . 582 :

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    10/14

    Ki tab A l - I q t i d l a a ha l . 583 :

    Ki tab A l - I q t i d l a a ha l . 617 :

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    11/14

    Ki tab A l - I q t i d l a a ha l . 618 :

    Ki tab A l - I q t i d l a a ha l . 619 :

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    12/14

    Ki tab A l - I q t i d l a a ha l . 620 :

    Ki tab Majmu A l -Fa taawaa, 2 5/ 2 98 :

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    13/14

    Ki tab Mausu ah Fiqh i I bn i Ta im iyyah Cover :

    Ki tab Mausu ah Fiqh i I bn i Ta im iyyah h a l . 1 0 4 0 :

  • 8/14/2019 Ibnu Taimiyyah Dan Maulid Nabi - Menyingkap Kedustaan Salafytobat

    14/14

    Ki tab Mausu ah Fiqh i I bn i Ta im iyyah h a l . 1 0 4 1 :

    Abu Al-Jauzaa Ciomas Permai, 2 Jumadits-Tsaniy 1430.