repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad...

136

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

ii

ABSTRAK

Muhamad Lukmanul Hakim

Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

Kabupaten Bekasi Tahun 2016

Salah satu visi pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji

adalah mewujudkan jamaah haji yang mandiri, namun program pembinaan calon

jamaah haji ini beberapa kali di rubah – rubah dalam jumlah pertemuannya. Pada

tahun 2014-2015 pembinaan calon jamaah haji ini ditetapkan 6 kali pertemuan, 2

kali di tingkat kabupaten/kota dan 4 kali tingkat KUA kecamatan, sedangkan pada

tahun 2016 dirubah menjadi 10 kali pertemuan, 3 kali tingkat kabupaten/kota dan

7 kali tingkat KUA kecamatan, khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat,

Jawa Tengah dan Jawa Timur diberikan 8 kali jumlah pertemuan, 2 kali tingkat

kabupaten/kota dan 6 kali tingkat KUA kecamatan.

Pentingnya pembinaan calon jamaah haji ini karena sebagai bekal utama

calon jamaah haji selama melaksanakan kegiatan ibadah haji di Arab Saudi,

terutama untuk jamaah haji mandiri non-KBIH yang hanya mendapatkan

pembinaan ini dari pemerintah saja. Untuk menjawab persoalan ini maka penulis

melakukan penelitian bagaimana implementasi Kementerian Agama Kabupaten

Bekasi pada program pembinaancalon jamaah haji tahun 2016. Kementerian

Agama Kabupaten Bekasi merupakan bagian dari provinsi Jawa Barat yang

mendapat jatah pertemuan lebih sedikit dari provinsi lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dari pelaksanaan

pembinaan calon jamaah haji tingkat kabupaten/kota, serta membahas dari

tahapan pra sampai pasca pembinaan calon jamaah haji, juga untuk menemukan

apa saja yang menjadi formulasi pembinaan calon jamaah haji di Kabupaten

Bekasi.

Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yakni dengan

menggunakan metode observasi, telaah dokumen yang berkaitan dengan

pembinaan calon jamaah haji, wawancara kepada pelaksana pembinaan calon

jamaah haji tingkat Kabupaten Bekasi.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa implementasi Kementerian

Agama Kabupaten Bekasi sudah sesuai dengan pedoman SK Dirjen Penyelnggara

Haji dan Umrah Nomor D/157/2016, namun ada beberapa formulasi yang

dijadikan sebagai faktor pendukung tambahan dalam pelaksanaan pembinaan

calon jamaah haji, salah satunya adalah peran KBIH setempat yang menjadi

jembatan informasi untuk para calon jamaah haji dalam keikutsertaannya pada

program pembinaan calon jamaah haji baik tingkat Kabupaten Bekasi Maupun

KUA Kecamatan se-Kabupaten Bekasi.

Kata Kunci : Implementasi, Pembinaan, Calon Jamaah Haji.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

iii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin puji syukur kami haturkan kepada Allah

SWT yang telah mengaruniakan cinta-Nya, kasih sayang-Nya, dan hidayah-Nya

kepada seluruh makhluknya di muka bumi ini. Terkhusus kepada penulis,

sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Walaupun di

jalannya banyak menemui tantangan dan ujian, namun inilah bagian dari

keindahan rahmat-Nya yang menjadikan pengalaman berharga kepada penulis.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa selalu tercurah limpahkan dan

marilah selalu kita dengungkan setiap saat kepada Nabi Muhammad SAW,

beliaulah Suri Tauladan yang sebaik-baiknya, untuk keluarganya, sahabat-

sahabatnya, para tabi’in dan kepada kita semua selaku ummatnya.

Dalam penyusunan skripsi ini pasang surut situasi, asam manis keadaan

telah kami cicipi , namun di sana banyak pihak yang terus menerus mendukung

memberikan semangatnya kepada penulis untuk tetap kuat berjuang sehingga

penelitian sederhana untuk menggaet gelar strata satu (S1) ini bisa penulis

rampungkan berkat mereka yang selalu setia mendampingi, mendo’akan dan

memberikan dukungan ikhlas kepada penulis, untuk itu penulis menghaturkan

rasa terimakasih sebanyak-banyaknya, sebesar-besarnya, setinggi-tingginya

kepada :

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

iv

1. Bapak Dr.Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed. Ph.d., selaku Wakil Dekan

Bidang Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, MA., selaku Wakil Dekan Bidang

Adminitrasi, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Drs. Sugiharto, MA selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah dengan sangat baik

dan tulusnya membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Konsentrasi

Manajemen Haji danUmrah.

3. Ibu Dra. Hj. Mastanah, M.Si selaku Dosen Pembimbing terbaik kami,

yang telah dengan sabarnya, dengan telatennya dengan seikhlas-ikhlasnya

seperti ibu kandung penulis sendiri dalam membimbing serta memberikan

arahan, petunjuk, dan saran yang teramat istimewa kepada Penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama

massa studi Penulis di UIN Jakarta ini telah memberikan ilmu

pengetahuannya dengan sangat ikhlas, semoga ilmu yang telah diberikan

bermanfaat bagi penulis dan penulis pun dapat mengamalkan kembali ilmu

yang telah diberikan.

5. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

banyak membantu penulis dalam memberikan referensi buku-buku dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

v

6. Orang tua Penulis Ayahanda Dadang Bin Mukti dan Ibunda tercinta Ucu

Patimah yang selalu yang dengan sabarnya mendo’akan dan support

Penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini, yang selalu berkata

“Bapak dan Ummi terus mendo’akan kamu, semoga Allah SWT

memudahkan dan melancarkan segala urusan kamu, Semoga Sukses,

Nak.”

7. Kakak Kami Neng Syifa Fauziah dan Suami Ka Harrie Prihartono yang

selalu support dan tak lelah menanyakan bagaimana progress skripsi ini.

Adik Kami Muhammad Alfi Fathul Hilal dan Keponakan tercantik Penulis

Naureen yang selalu menjadi penyemangat kala Penulis letih. Semoga

kalian bisa lebih baik lagi dari Penulis dalam pendidikan dan semuanya.

8. Bapak H. Shobirin, S.Ag, M.Si Selaku Kepala Kementerian Agama

Kabupaten Bekasi, Bapak Drs. H . Jaelani, HR, M.Pd selaku Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi.

Terimakasih telah mengzinkan penulis melakukan penelitian, wawancara

di Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

9. Bapak Indra, Bapak H Carsono, H. Sukardi, H. Rohili, S.Pd, Ibu Ratna,

Ibu Tanti Da’wati, dan seluruh staff Kementerian Agama Kabupaten

Bekasi yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu namun tidak

mengurangi rasa hormat Penulis, Terimakasih banyak telah menyambut

dengan baik, memberikan fasilitas yang sangat baik selama Penulis

melakukan penelitian di Kementerian Agama Kabupaten Bekasi.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

vi

10. Teman-teman MHU 2012 seluruhnya, terkhusus Imen, Farhan Kibo,

Waly, You’re The Real MVP. Juga Mancung, Danny SR Ajo Chandra

,Hap-hap , Faiq, Deden, Didin, Shandy, Kibiw, Rizky, Gus Fik, Aman,

bang Fajrul, Ipin, Alif, Habbas, Budi G, terimakasih pengalaman bersama

kopi dan futsalnya guys.

11. Sahabat MAVIA 182 (Alumni Madrasah Aliyah Yaspia) yang selalu

mendukung penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat menjadi manfaat untuk penulis, juga

untuk seluruh pembaca dan pengembang kelimuan dalam bidang Manajemen Haji

dan Umrah. Penulis menyadari bahwa pasti masih banyak kekurangan dan

kesalahan dalam penelitian ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik serta

saran yang membangun untuk hasil yang lebih baik lagi dalam penelitian ini.

Ciputat, 10 Oktober 2017

Muhamad Lukmanul Hakim

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 10

1. Pembatasan Masalah ................................................................. 10

2. Perumusan Masalah .................................................................. 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 12

1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 12

2. Manfaat Penelitian .................................................................... 12

D. Metodologi Penelitian ...................................................................... 13

1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 13

2. Subjek dan Objek ...................................................................... 14

3. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 14

4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 14

E. Teknik Penulisan .............................................................................. 21

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu ......................................................... 21

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 22

BAB II LANDASAN TEORI IMPLEMENTASI PEMBINAAN CALON

JAMAAH HAJI .................................................................................... 25

A. Pengertian – Pengertian ................................................................... 25

1. Pengertian Implementasi .......................................................... 25

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

viii

2. Pengertian Pembinaan .............................................................. 27

3. Pengertian Calon Jamaah Haji .................................................. 33

B. Pembinaan Calon Jamaah Haji ........................................................ 34

1. Dasar Pembinaan Haji .............................................................. 34

2. Tujuan Pembinaan Calon Jamaah Haji ..................................... 40

3. Lingkup Pembinaan Calon Jamaah Haji ................................... 42

4. Pembinaan Haji Kabupaten ...................................................... 46

BAB III 50PANDANGAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN BEKASI ....................................................................... 50

A. Sejarah Singkat Kementerian Agama Kabupaten Bekasi ................ 50

B. Visi dan Misi Kementerian Agama Kabupaten Bekasi ................... 54

C. Struktur Kementerian Agama Kabupaten Bekasi ............................ 55

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBINAAN CALON JAMAAH

HAJI PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN

BEKASI TAHUN 2016 ......................................................................... 58

A. Perencanaan Program Pembinaan Calon Jamaah Haji Kabupaten

Bekasi Tahun 2016 .......................................................................... 58

1. Pendataan dan pendaftaran Jamaah Haji per-Kecamatan ......... 59

2. Pembentukan panitia pelaksana program manasik haji ............ 61

3. Penetapan Program Pembinaan Calon Jamaah Haji ................. 63

B. Pelaksanaan Pembinaan Calon Jamaah Haji Kabupaten Bekasi

Tahun 2016........... ........................................................................... 64

1. Jamaah Haji .............................................................................. 65

2. Narasumber Pembinaan Haji .................................................... 68

3. Sarana Pembinaan Haji ............................................................. 69

4. Materi Pembinaan Haji ............................................................. 72

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

ix

5. Metode Pembinaan Haji ........................................................... 73

6. Biaya Pembinaan Haji .............................................................. 79

C. Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan .................................................... 81

D. Analisis Program Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji pada

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi Tahun 2016 .......... 82

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 91

A. Kesimpulan ...................................................................................... 91

B. Saran ................................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94

LAMPIRAN ......................................................................................................... 96

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Haji merupakan ibadah dengan berbagai dinamika yang memiliki

permasalahan-permasalahan yang cukup menarik untuk selalu dibahas dalam

berbagai perspektif. Permasalahan-permasalahannya tidak hanya muncul dari

aspek Fiqih ibadahnya saja, banyak dari aspek manajerial, hubungan bilateral

antar negara, juga perihal teknis lain dalam pelaksanaan ibadah haji yang selama

dalam penyelenggaraan ibadah haji selalu ada saja permasalahan yang menjadi

bahan kajian untuk terus dikembangkan menjadi lebih baik.

Ibadah haji juga menunjukkan bagaimana hubungan vertikal serta

horizontal antara seorang hamba kepada Allah SWT (habluminallah) dan seorang

hamba terhadap sesamanya (Habluminannas) dimana setiap musimnya terjadi

pertemuan akbar antar umat muslim dari seluruh negara dari berbagai belahan

dunia dalam satu tempat.

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh

setiap orang Islam, baik laki-laki maupun wanita, bila sudah mampu.1Ibadah haji

juga adalah menziarahi Baitullah untuk menunaikan amalan-amalan haji tertentu.2

Secara substansial haji merupakan ritual keagamaan kaum Muslimin yang bersifat

personal. Meskipun demikian, sepanjang sejarahnya pelaksanaan ibadah haji

1 H.M. Isa Mansur, Upaya Menggapai Haji Mabrur, (Kudus: Menara Kudus, 1997), h.1

2 Azwar Syamsu, Alqur‟an tentang Mekkah dan Ibadah Haji, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

1983), h. 102

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

2

selalu mendapatkan perhatian Negara. Besarnya perhatian Negara itu terutama

karena haji melibatkan hubungan bilateral dua Negara, yaitu Indonesia dan Arab

Saudi. Disamping itu, banyak komponen yang menuntut keterlibatan berbagai

pihak dalam rangkaian proses ibadah haji. Komponen itu mulai dari pendaftaran,

transportasi, akomodasi, kesehatan, keamanan dan sebagainya.3

Indonesia merupakan salah satu negara yang tak pernah absen saat waktu

haji berlangsung. Setiap tahunnya indonesia memberangkatkan sekitar 210.000

jamaah haji, namun pada tahun 2012 Pemerintah Arab Saudi melakukan perluasan

masjidil haram yang menyebabkan setiap negara yang ikut serta dalam

pelaksanaan ibadah haji dipotong sebanyak 20% dari kuota jamaah biasanya,

termasuk Indonesia sampai tahun 2016 ini terkena potongan 20% kuota menjadi

168.000 jamaah dari 210.000 jamaah.

Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia ini dilaksanakan oleh

pemerintah atas amanat Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2008 dan peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 79 tahun 2012. 4 Mulai dari pendaftaran sampai pada

pemulangan jamaah haji. Dibentuknya adalah sebagai upaya penyempurnaan

sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji oleh pemerintah agar

pelaksanaannya dapat lebih aman, tertib dan lancar, dengan menjunjung tinggi

sistem keadilan, transparansi dan akuntabilitas publik.5 Juga mengamanatkan

bahwa pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Agama RI, berkewajiban

3 M. Basyuni, Muhammad, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta: FDK Press, 2008), h. 45

4H. Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan Ibadah Haji,(Jakarta:

T.pn, 2015) h.11

5Undang – Undang RI Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

3

melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan

layanan administrasi, bimbingan haji, akomodasi, transportasi, pelayanan

kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jamaah haji.6

Kewajiban pemerintah ini adalah dalam rangka memenuhi hak jamaah haji seperti

yang diamanatkan dalam undang-undang.

Penyelenggaraan ibadah haji ini juga merupakan kegiatan yang cukup

beragam, melibatkan koordinasi dan sinergitas antar kementerian/lembaga terkait,

dan dilaksanakan dalam rentang waktu yang cukup lama, ditambah yang sangat

pentingnya adalah penyelenggaraan ini melibatkan kerjasama dua negara antara

pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.

Dengan begitu besarnya tugas dalam penyelenggaraan ibadah haji, pada

setiap tahunnya pasti selalu timbul permasalahan-permasalahan yang

membutuhkan pengembangan sistem dalam penyelesaiannya yang terkadang

Kementerian Agama RI sebagai penaggungjawabnya disebutkan belum maksimal.

Namun, hal ini tidak bisa sepenuhnya disalahkan kepada Kementerian Agama,

karena kondisi penyelenggaraan haji ini terkait erat dengan banyak pihak, antara

lain kebijakan pemerintah Arab Saudi, instansi pemerintah indonesia dan swasta.

Dr. H. Moch. Jasin, MM selaku Inspektur Jendral Kementerian Agama RI

menyebutkan dalam prolognya pada buku Membangun Tata Kelola

6 Kementerian Agama RI, petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji 2011, h. 3.

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

4

Penyelenggaraan Haji Indonesia bahwa ada 5 langkah yang harus dilakukan

dalam membangun tata kelola penyelenggaraan haji yang lebih baik, yaitu:7

Pertama,fokus pada bimbingan manasik haji yang lebih detail. setidaknya

perlu waktu 2 tahun, untuk menyelenggarakan bimbingan manasik haji yang lebih

efektif. hal ini menyikapi daftar tunggu yang semakin panjang, pemerintah

sebaiknya memanfaatkan masa tunggu ini dengan gerakan “mengaji” yang

sekaligus berfokus pada pendalaman manasik haji untuk para calon jamaah.

Kedua, peningkatan kualitas dukungan akomodasi bagi jamaah. pelayanan

akomodasi di Tanah Air dan di Arab Saudi harus memadai. terlebih di Arab

Saudi, karena permasalahan tim pengadaan pemondokan adalah hal kesulitan

mencari pemondokan yang dekat dengan Masjidil Haram karena permasalahan

harga dan sulitnya menemukan pemondokan disekitar dikarenakan perluasan

Masjidil Haram. Selanjutnya, pemerintah seharusnya melakukan dan membuat

database pemondokan Indonesia untuk sewa jangka panjang.

Ketiga, memberikan perlindungan kepada jamaah. dalam hal ini

pemerintah wajib menjamin keamanan, kesehatan dan perhatian termasuk rekam

ibadahnya kepada jamaah lansia dan penyandang disabilitas. Keempat, melakukan

evaluasi penyelenggaraan haji secara terstruktur, berjenjang, dan dijadikan

kebutuhan intrinsik baik kegiatan pembinaan, pelayanan maupun perlindungan

selama di Tanah Air dan di Arab Saudi.

7 Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, (Jakarta:

Media Dakwah, 2016), h.x

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

5

Kelima, menumbuhkembangkan pusat kajian haji dan bekerjasama dengan

UIN/IAIN mengembangkan program studi haji dan umrah pada fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi atau fakultas lainnya. Pusat kajian dan riset manajmen haji

sangat diperlukan untuk menjadi bahan pengembangan sistem dan manajemen

haji kedepannya, juga pengelolaan keuangan haji berbasis syariah.

Langkah-langkah di atas bertujuan untuk memberikan pelayanan dan

kenyamanan bagi para jamaah yang lebih baik, sehingga para jamaah dapat

menunaikan ibadah haji dengan nyaman dan sesuai dengan ketentuan ajaran

Islam. Maka dari itu peranan pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji

begitu sentral, baik pada aspek pembinaan, pelayanan atatupun keamanan.

Islam sebagai agama yang menjadikan Ibadah haji sebagai rukunnya yang

ke lima telah menetapkan bagaimana tatacara pelaksanaan ibadah haji, larangan-

larangannya, hukum-hukumnya serta kapan haji dilaksanakan. Kaitannya dengan

pemerintah adalah tugas pemerintah dalam aspek pembinaan haji inilah yang

menuntut para jamaah haji harus bisa memahami tata laksana ibadah hajinya

dengan benar dan sempurna sehingga kategori haji mabrur dapat diperoleh oleh

jamaah haji.

Al-Qur‟an sebagai landasan hukum utama dalam Islam menjelaskan

tentang adanya batasan juga larangan yang harus ditaati dalam Ibadah haji oleh

para jamaah, hal ini termasuk pada aspek pembinaan yang harus diketahui oleh

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

6

jamaah haji, yang mana dalam pemberian manasik haji harus telah disampaikan.

seperti yang terlampir pada surat Al-Baqarah ayat 196.8

Artinya: dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. jika

kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), Maka (sembelihlah)

korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu sebelum

korban sampai di tempat penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau

ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya berfidyah,

Yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. apabila kamu telah (merasa)

aman, Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam

bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia

tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa

tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang

kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar

fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil

Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah

kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.

8Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an danTerjemahan.(Bandung:Cipta Media, 2010) h.62

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

7

Ayat ini menjelaskan tentang bagaimana peraturan haji dan beberapa hal

yang berkaitan dengan haji, semisal tentang hukum haji, berkenaan juga dengan

bagaimana ketika sakit saat berhaji dan lain sebagainya. Dengan adanya hal ini

maka para jamaah dan juga pembimbing haji patutlah untuk memahaminya, agar

dapat menjalankan ibadah haji dengan sempurna.

Pada lanjutan ayat diatas adalah ayat yang berisi mengenai larangan-

larangan selama mengerjakan haji, surat Al-Baqarah ayat 1979 :

Artinya: (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.

Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji,

maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa

mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah

mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa

dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.

Pada dua ayat diatas dijelaskan segala bentuk hal yang harus diketahui

bagi siapapun yang ingin menunaikan ibadah haji. Tentang kapan bulan haji itu,

apa saja larangan dalam beribadah haji, daln lain sebagainya. Bukan hanya dari

ayat itu saja peraturan hukum haji terbentuk, juga dari Hadits dan penjelaskan

Fiqih haji dari imam madzhab lainnya.

9Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an danTerjemahan.(Bandung:Cipta Media, 2010) h.62

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

8

Pembinaan dalam penyelenggaraan ibadah haji adalah program pemerintah

dalam mengatur dan mengarahkan calon jamaah haji agar dapat memiliki bekal

yang cukup pada sebelum, saat dan setelah pelaksanaan haji juga petugas haji

yang dibina untuk dapat memberikan pelayanan sesuai yang dibutuhkan oleh para

jamaah haji.

Pelayanan dalam penyelenggaraan ibadah haji merupakan sebuah proses

dimana bertujuan untuk membantu para calon jamaah haji mulai dari pendaftaran

sampai pada saat pasca penyelenggaraan ibadah haji tahun berjalan, termasuk

padanya adalah pelayanan pendaftaran, dokumen, transportasi, akomodasi,

katering, kesehatan, dan lainnya.

Perlindungan dalam penyelenggaraan ibadah haji merupakan program

pemerintah dalam menjaga keamanan para jamaah haji Indonesia pelaksanaan

ibadah haji baik ketika di Indonesia maupun di Arab Saudi.

Dari ketiga aspek penyelenggaraan ibadah haji ini adalah aspek

pembinaan sebagai salah satu yang menarik untuk menajadi bahan kajian, karena

pembinaan ini bersangkutan langsung dengan kesiapan para calon jamaah untuk

menghadapi musim haji, keadaan haji, segala sesuatu yang harus dilakukan dalam

haji, hukum-hukum perhajian, juga karakteristik orang arab saudi tersendiri.

Terlebih pada tahun 2015 jumlah pertemuan pembinaan jamaah haji pada tahun

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

9

ini adalah sebanyak 6 kali bimbingan dengan 4 kali di KUA Kecamatan 2 kali di

Kabupaten / kota.10

Pada faktanya masih banyak muncul kasus bahwa jamaah haji indonesia

masih belum memahami perihal manasik haji, menjadikan mereka sebagai jamaah

haji yang belum mandiri dan masih bergantung pada pemimpin KBIH bagi yang

terdaftar melalui KBIH dan kepada TPHI, TPIHI untuk jamaah haji non KBIH.

Ditambah dengan jumlah pertemuan pembinaan haji oleh pemerintah masih

terhitung masih terlalu sedikit, pada tahun 2016 ini pembinaan calon jamaah haji

tingkat Kabupaten/kota dibagi kepada dua wilayah yakni untuk wilayah DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa dan Jawa Timur adalah 8 kali pertemuan, 6 kali di KUA

kecamatan dan 2 kali di Kabupaten/kota. Sedangkan untuk wilayah selain DKI

Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur adalah 10 kali pertemuan, dibagi pada 7 kali

di KUA Kecamatan dan 3 kali di Kabupaten/Kota.

Dari sisi pembinaan calon jamaah haji sangat perlu pemerintah

memperhatikan dengan lebih serius untuk jumlah pertemuan, sarana juga kualitas

pembimbing yang sudah di sertifikasi agar tujuan untuk mencipatakan jamaah haji

yang mandiri dapat tercapai dengan baik.

Kabupaten Bekasi merupakan daerah yang penduduknya mayoritas umat

Muslim, dan kuota haji setiap tahunnya Kabupaten Bekasi mendapatkan kuota

sebanyak 1.863 jamaah pertahunnya.11

Kuota jamaah yang sebanyak ini

10

Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji Umroh tahun 2015 Nomor D/222/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kementerian Agama Kabupaten / Kota dan

KUA Kecamatan 11

http://haji.kemenag.go.id/v2/basisdata/waiting-list diakses pada 25 Agustus 2016

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

10

menjadikan Kabupaten Bekasi menjadi salah satu kabupaten yang mendapatkan

kuota yang cukup banyak dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Barat..

Permasalahan lainnya yakni pertemuan manasik haji tingkat

kabupaten/kota di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah

sebanyak 8 kali pertemuan, Kabupaten Bekasi merupakan bagian dari Provinsi

Jawa Barat yang menjadikan sebagai salah satu kabupaten yang mendapatkan

jatah pertemuan pembinaan haji jamaah sebanyak 8 kali pertemuan.

Dengan adanya peraturan ini juga menjadi tantangan tersendiri

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi dalam pelaksanaan mengimplementasikan

pembinaan haji serta bagaimana memformulasikan program pembinaan haji pada

tahun 2016 untuk mewujudkan visi dari pemerintah pusat yakni menciptakan

jamaah haji yang mandiri.

Dari penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

implementasi Kementerian Agama Kabupaten Bekasi dalam pelaksanaan

pembinaan haji di Kabupaten Bekasi tahun 2016, kemudian penulis jadikan

sebagai bahan sekaligus objek skripsi dengan judul, “Implementasi Pembinaan

Haji Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi Tahun 2016.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwasanya dalam UU RI N0.13

Tahun 2008 disebutkan bahwasanya dalam penyelenggaraan ibadah haji ada 3

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

11

aspek yang menjadi pokok terselenggaranya ibadah haji setiap tahunnya,

yakni pelayanan, pembinaan dan perlindungan jamaah.

Dari ketiga aspek ini penulis membatasi masalah yang akan menjadi

kajian dan penelitian pada skripsi ini adalah aspek pembinaan, karena

pembinaan ini bersangkutan langsung dengan kesiapan para calon jamaah dan

para pembibing untuk menghadapi musim haji, keadaan haji, segala sesuatu

yang harus dilakukan dalam haji dari sebelum sampai setelah berhaji, hukum-

hukum dalam perhajian, juga karakteristik orang arab saudi tersendiri.

Untuk menjadikan skripsi ini lebih terarah, maka penulis membatasi

masalah yang akan penulis bahas yang berfokus pada implementasi aspek

pembinaan calon jamaah haji pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Bekasi tahun 2016.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari pembatasan masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Apa saja program perencanaan Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

dalam pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji tahun 2016?

b. Bagaimana formulasi Kementerian Agama Kabupaten Bekasi dalam

pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji Tahun 2016?

c. Bagaimana implementasi pembinaan calon jamaah haji oleh Kementerian

Agama Kabupaten Bekasi pada Tahun 2016?

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan bagaimana implementasi pembinaan calon jamaah

haji pada Kementerian Agama Kabupaten Bekasi.

b. Untuk menjelasakan bagaimana Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

dalam memformulasikan Pembinaan Haji tahun 2016.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

perkembangan keilmuan untuk pihak Universitas terkhusus untuk para

mahasiswa yang akan mengadakan penelitian serupa mengenai

pembinaan haji, aspek-aspek pembinaan haji dan implementasi

pembinaan haji kabupaten/kota. terlebih kepada mahasiswa Jurusan

Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.

b. Manfaat Praktis

Bagi Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, hasil penelitian ini

diharapkan menjadi masukan untuk Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Bekasi dalam pelaksanaan amanat Undang-Undang pada

aspek pembinaan ibadah haji setiap tahunnya, juga diharapkan menjadi

sumber rujukan Kantor Kementerian Agama di kabupaten/kota lainnya

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

13

agar dapat mengimpelentasikan aspek pembinaan ibadah haji setiap

tahunnya dengan lebih baik.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode ialah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu ysng

mempunyai langkah-langkah sistematis.12

sedangkan dalam pengertian lain

Metode Penelitian diartikan sebagai cara yang akan ditempuh oleh penliti

untuk menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah.13

Metode penelitan yang digunakan dalam penulisan ini adalah

menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor yang

dikutip oleh Lexy J. Moleong menyatakan bahwa metode dengan

menggunakan pendekatan kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku dan perilaku yang diamati.14

Penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk

menjadi metode dalam menyajikan penelitian yang akan peneliti lakukan.

dengan mendeskripsikan temuan-temuan serta data-data dari hasil obeservasi,

wawancara dan pada dokumentasi yang dilakukan pada Kementerian Agama

Kabupaten Bekasi.

12 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, h.41

13 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Indeks, 2012) h.36

14Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000) Cet. II, h.3

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

14

2. Subjek dan Objek

Subjek dari penelitian ini adalah Kementerian Agama Kabupaten

Bekasi, dalam hal ini berfokus pada Kepala Seksi Bagian Haji dan Umrah.

Sedangkan objek dari penelitian ini adalah diambil dari bagian

penyelenggaraan ibadah haji indonesia yang tertera dalam Undang-undang

No.13 tahun 2008 yakni aspek pembinaan, pelayanan dan perlindunga. Dari

sini penulis memfokuskan pada aspek pembinaan haji yang mengarah pada

proses implemenasi dari pembinaan haji yang dilaksanakn di Kabupaten

Bekasi.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari

sampai Februari 2017. Adapun lokasi penelitian yakni beralamat di Gedung

Kementerian Agama Komplek Pemda Blok E-3, Cikarang Pusat, Kabupaten

Bekasi.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti

baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian.15

15

Djam‟an Satori dan Aan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Alfabeta, 2015) h. 105

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

15

Teknik observasi atau penggamatan merupakan aktivitas

pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat

dilakukan secara terlibat (partisipstif) ataupun non partisipatif.16

Dalam pengertian lain Observasi diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.17

menurut

Sukandarrumudi dalam bukunya Metodologi Penelitian menyatakan

bahwa observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki, dapat dilakukan sesaat atau

mungkin dapat diulang.18

Dari metode observasi penulis melakakukan penelititan dengan

secara langsung mendatangi Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Bekasi dengan mencari berbagai data melalui Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah juga kepada para staffnya mengenai

pelaksanaan pembinaan haji oleh Kementerian Agama kabupaten Bekasi

Tahun 2016. Karena adanya peraturan yang mencatatkan bahwa

pembinaan jamaah haji untuk wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa

Timur yang lebih sedikit daripada wilayah lain, yakni sebanyak 8 kali

pertemuan, 2 kali di Kabupaten atau Kota dan 6 kali di KUA Kecamatan.

Sedangkan untuk wilayah selain 4 provinsi di atas yakni 10 kali

pertemuan.

16 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2009)

h.101

17

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, h.52 18

Sukandarrumudi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)

Cet.IV h.69

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

16

Dari fenomena ini penulis melakukan penelitian langsung ke

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi yang menjadi salah satu

kabupaten di wilayah Jawa Barat yang merealisasikan program pemerintah

yang mengkhususkan 4 provinsi melakukan pembinaan sebanyak 8 kali.

Selain itu penulis juga melakukan observasi ke beberapa KUA

Kecamatan untuk mendapatkan data mengenai implementasi program

bimbingan manasik haji sebanyak 6 kali di KUA Kecamatan. Juga kepada

narasumber yang terlibat langsung dalam program pembinaan haji di KUA

Kecamatan dan Kabupaten Bekasi, guna mendapatkan data bagaimana

dalam pelaksanaan pembinaan jamaah di Kabupaten Bekasi ini.

b. Telaah Dokumen

Menurut gottschalk (1986:38) pengertian dokumentasi adalah dapat

berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber

apapun, baik itu bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.19

Dokumen adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang

dibuat oleh manusia (Esterberg 2002). dokumen yang dimaksud adalah

segala sesuatu baik berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy) maupun

elektronik (softcopy) dapat berupa buku, artikel media massa, catatan

harian, manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto dan

lainnya.20

Dalam metode ini penulis menggunakan data-data yang bersumber

dari subjek penelitian baik berupa arsip-arsip ataupun diktat-diktat yang

19

Satori dan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.147 20

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif,.... h.61

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

17

berkaitan langsung dengan segala peraturan pembinaan ibadah haji kantor

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi Tahun 2016.

Adapun dokumen-dokumen yang menjadi bahan yang penulis

telaah adalah Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 Tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji, Peraturan Menteri No 14 Tahun 2012

Tentang Penyelenggaraan Haji Reguler, dan Keputusan Jendral

Penyelenggara Haji dan Umrah Nomor D/ 157/ 2016 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kantor Kementerian Agama

Kabupatn/Kota dan Kantor Urusan Agama Kecatamatan.

c. Wawancara

Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan

untuk mrngumpulkan data peneltiian kualitatif. Wawancara

memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang beragam dari responden

dalam berbagai situasi dan konteks. mesikupun demikian wawancara harus

dilakukan dengan berhati-hati karena perlu ditriangulasi dengan data

lain.21

Wawancara adalah bentuk komunikasi dua orang melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lain dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.22

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui

21

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif,.... h.45 22

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif.....h.181

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

18

percakapan atau tanya jawab.23

menurut Robinson (2000) menyatakan

bahwa wawancara tidak berstruktur dengan suatu tujuan yang biasanya

mengutamakan perekaman dan transkip data verbatim (kata per kata), dan

penggunaan suatu pedoman waancara daripada susunan pertanyaan yang

kaku.24

Wawancara juga disebutkan sebagai kegiatan tanya jawab lisan

antara dua orang atau lebih sceara langsung, untuk mendapatkan data dari

tangan pertama sebagai pelengkap pengumpulan data lainnya.

pewawancara disebut interviewer sedangkan yang diwawancarai disebut

interviewee.25

Metode wawancara ini memeliki 3 macam tipe, yaitu sebagai

berikut.

1) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur ini biasanya dilakukan oleh peneliti

dengan cara terlebih dahulu mempersiapkan bahan pertanyaan yang

akan diajukan dalam wawancaranya. kelemahan jenis wawancara ini

adalah biasanya penulis begitu terikat dengan pertanyaan-pertanyaan

yang dibuatnya.26

Wawancara terstruktur digunakan karena informasi

yang akan diperlukan penelitian sudah pasti., dengan menggunakan

23

Satori dan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.130 24

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h.163 25

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial.....h.55

26 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2009)

h.107

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

19

instrumen pedoman wawancara tertulis yang berisi pertanyaan yang

diajukan kepada informan.27

2) Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur bersifat lebih luwes dan terbuka,

pelaksanaannya lebih bebas karena dalam melakukan wawancara

dilakukan secara alamiah untuk menggali ide dan gagasan informan

secara terbuka dan tidak menggunakan pedoman wawancara

(Sugiono, 2006: 233).28

Wawancara tidak terstruktur bersifat informal. bentuk

wawancara ini merupakan kebalikan dari wawancra terstruktur. Dalam

wawancara tidak terstruktur tidak ada pedoman apapun (Gillham

2000; Spradley 1979). 29

3) Wawancara Semi Terstruktur

Wawancara semi terstruktur adalah kompromi antara

wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. pewawancara sudah

menyiapkan topik dan daftar pertanyaan pemandu wawancara sebelum

aktivitas wawancara dilaksanakan.30

Pada wawancara semi terstruktur

ini fungsi dari daftar pertanyaan hanya sebagai pemandu untuk

memulai wawancara, pewawancara perlu menelusuri lebih jauh suatu

27

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif .....h.162 28

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif...... h.163 29

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif,.... h.47 30

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif,.... h.47

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

20

topik berdasarkan jawaban partisipan. urutan pertanyaan dan

pembahasan tidak harus sama seperti pada panduan, semua tergantung

jalannya wawancara.31

Dalam metode ini penulis menggunakan wawancara semi

terstruktur, dengan diawali meminta waktu untuk melakukan

wawancara kepada para petugas haji di Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Bekasi. untuk mendapatkan data valid mengenai proses

mengimplementasikan aspek pembinaan haji.

Penulis melakukan wawancara kepada Kepala Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi selaku penanggung jawab

kebijakan penyelenggaraan haji dan umrah serta sebagai narasumber

bimbingan manasik haji tingkat Kabupaten Bekasi, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementrian Agama

Kabupaten Bekasi sebagai haji Kabupaten Bekasi pelaksana tugas

penyelenggaraan haji Kabupaten Bekasi, Kepala KUA Kecamatan

yang melaksanakan manasik haji di gabung dengan kecamatan lain

dan yang penyelenggaraan manasik haji tanpa di gabung dengan

kecamatan lain dalam penyelenggaraan ibadah haji pada Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi Tahun 2016.

31

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif,.... h.47

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

21

E. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang dipakai pada skripsi ini mengacu pada pedoman

penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Press 2012/2013.

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan tinjauan dari beberapa sumber kepustakaan yang penulis

baca, ada beberapa skripsi yang penulis temukan yang mana akan dijadikan

sebuah perbandingan dan sebagai tinjauan pustaka agar dapat menghindari

terjadinya penjiplakan dalam pembuatan skripsi akan penulis susun, adapun

tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini diantaranya :

1. “Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2014”. Disusun oleh Nur Fadhilah

pada tahun 2014 Jurusan Manajemen Dakwah di Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Pada skripsi ini menyajikan penelitian mengenai evaluasi

program bimbingan manasik haji pada Kantor Urusan Agama kecamatan

Jagakarsa. pada penelitian ini pembahasannya adalah mengenai evaluasi

bimbingan manasik haji, apa saja yang sudah dicapai dan belum tercapai dalam

pelaksanaan bimbingan manasik haji kecamatan Jagakarsa, yang membedakan

dengan skripsi penulis adalah pada penelitian proses implementasi dari

pembinaan haji sedangkan manasik haji merupakan bagian dari aspek

pembinaan haji.

2. “Evaluasi Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji pada Calon Jamaah Haji

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Tahun 2014” disusun oleh

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

22

Muhammad „Antar Musallam pada tahun 2014 Jurusan Manajemen Dakwah di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Pada penelitian ini terdapat

bahasan mengenai pelatihan manasik haji yang ditinjau dari sudut evaluasi

penyelenggaraannya, yang mana menjadikan nilai tolak ukur keberhasilan

pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada tahun 2014 di kota

Jakarta Selatan. Yang membedakan dengan penelitian penulis adalah penulis

mengangkat tema mengenai implementasi aspek pembinaan haji di kabupaten

Bekasi yang tidak hanya berfokus kepada para jamaah.

3. “Efektifitas Bimbingan Manasik Haji pada Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Tahun 2016.” Disusun oleh Didin Muhidin pada tahun 2016 di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, penelitian ini membahas

bagaimana tingkat efektifitas bimbingan manasik haji di tingkat

kabupaten/kota, dengan studi kasus di Kementerian Agama Kota Tanggerang

tahun 2016. Yang membedakan dengan penelitian penulis adalah penelitian

penulis tidak membahas tentang tingkat efektifitas dari penyelenggaraan

pembinaan haji, melainkan pada bagaimana implementasinya.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada skripsi ini terdiri dari lima bab, adapun

pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis memaparkan tentang Latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metodologi

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

23

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti menyajikan tentang dasar pembinaan haji,

pengertian pembinaan haji, tujuan pembinaan calon jamaah haji,

pengertian implementasi, pengertian implementasi pembinaan

haji, pembinaan haji kabupaten/kota, dan ruang lingkup

pembinaan calon jamaah haji.

BAB III : PANDANGAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN BEKASI

Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang Pandangan umum

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, termasuk didalamnya

Sejarah, visi dan misi, serta struktur Kementerian Agama

Kabupaten Bekasi.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitan yang penulis

laksanakan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

mengenai implementasi pembinaan calon jamaah haji tahun

2016. Dengan menyajikan temuan-temuan di lapangan, hasil

obervasi, serta hasil wawancara dari narasumber yang menjadi

pelaksana program pembinaan calon jamaah haji pada Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi tahun 2016.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

24

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini penulis menyajikan hasil penelitian tentang

penelitian yang telah dikaji dengan teori dan temuan lapangan,

serta menyajikan kesimpulan-kesimpulan daripada penelitian,

juga peneliti menyertakan saran dan penutup penelitian.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

25

BAB II

LANDASAN TEORI IMPLEMENTASI PEMBINAAN

CALON JAMAAH HAJI

A. Pengertian – Pengertian

1. Pengertian Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan

atau penerapan. Penerapan merupakan kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari kedalam situasi yang kongkret atau nyata.1 Beberapa

pakar mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian implementasi.

Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks

Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai

implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : “Implementasi adalah

bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.

Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana

dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.2

Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul Implementasi

Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai

implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai

Pustaka,1988), h. 327 2 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum,( Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2002) hal.70

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

26

“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan

proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta

memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif”.3

Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul Implementasi

Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi

atau pelaksanaan sebagai berikut :

“Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan

menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi.

Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program”.4

Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau

motivasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik

berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap.

Implementasi dapat berarti “put something into effect”. (penerapan sesuatu

yang memberikan efek atau dampak).5

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa implementasi

adalah proses tindakan berupa penerapan dari segala sesuatu yang telah

direncanakan baik berupa ide ataupun konsep untuk memberikan efek yang

baik untuk mencapai tujuan dengan efektif.

3 Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2004), hal.39. 4 Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, (Bandung: PT. Mutiara Sumber

Widya, 2002), hal.67 5 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik & Implementasi,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), Cet. 1, h. 93

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

27

2. Pengertian Pembinaan

Haji menurut syara‟ adalah sengaja mengunjungi Ka‟bah untuk

melaksanakan serangkaian amal ibadah sesuai dengan syarat dan rukun

tertentu. 6 Sedangkan menurut islitah keagamaan, ziarah atau mengadakan

perjalanan dengan maksud untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu, baik di

Masjidil-Haram, Arafah dan sebagainya, guna memenuhi rukun Islam yang

kelima atau wajib haji, sebagaimana di contohkan oleh Rasulullah SAW

semasa hidupnya.7

Dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang dikeluarkan

oleh Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, disebutkan bahwa

haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka‟bah) untuk melakukan beberapa

amalan antara lain: wukuf, mabit, thawaf, sa‟i dan amalan lainnya pada masa

tertentu demi memenuhi panggilan Allah Swt dan mengharapkan ridha-Nya.8

Haji ialah menuju atau berkunjung ke Baitullah untuk melakukan

amalan-amalan tertentu yang digariskan al-Qur‟an dan al-Hadits, seperti

ihram, tawaf, sa‟i, wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar

jamarat dan tahallul.9

Dari beberapa definisi mengenai haji di atas, maka penulis

mengartikan bahwa Haji adalah kegiatan menyengaja mengunjungi Baitullah

6 Dr. Hj. Zurinal Z. & Aminuddin, M. Ag, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), Cet. Ke-1, h. 185 7 M. Abdul Mujieb dan Maburi Tholhah Syafi‟iah AM, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT.

Pustaka Firdaus, 1994), h. 93 8 Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Tuntunan

Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta: T.pn., 2014), h.191 9 H. Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan Ibadah Haji... h. 13

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

28

(Ka‟bah) dalam waktu dan hukum yang telah ditentukan untuk melakukan

amalan-amalan seperti ihram, thawaf, sa‟i, wukuf di Arafah, Mabit di

Muzdalifah, melontar jumrah dan tahallul.

Pembinaan secara bahasa adalah berasal dari bahasa Arab “Bina”

artinya bangun, apabila diberikan kata awalan “Pe” dan akhiran “an” menjadi

kata pembinaan yang dapat diartikan membangun, mendirikan atau

menjadikan lebih baik. Dengan demikian pembinaan berarti proses, tindakan

dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya dan berhasil guna untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.10

Sedangkah menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer

“pembinaan adalah proses membina, membangun atau menyempurnakan,

upaya mendapatkan sesuatu yang lebih baik”11

Menurut Miftah Thoha dalam bukunya yang berjudul “Pembinaan

Organisasi” mendefinisikan bahwa pengertian pembinaan merupakan suatu

tindakan, proses, atau pernyataan menjadi lebih baik. Pembinaan juga

merupakan suatu strategi yang unik dari suatu sistem pambaharuan dan

perubahan (change). Selain itu, pembinaan merupakan suatu pernyataan yang

normatif, yakni menjelaskan bagaimana perubahan dan pembaharuan yang

berencana serta pelaksanaannya. Dan, pembinaan berusaha untuk mencapai

10

Buku Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta:Balai Pustaka, 1997), cet ke-9, h.177 11

Peter Salim dan Yeni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta : Moderen

English, 1991).h .119

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

29

efektivitas, efisiensi dalam suatu perubahan dan pembaharuan yang dilakukan

tanpa mengenal berhenti.12

Pembinaan merupakan tugas yang terus menerus di dalam

pengambilan keputusan yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan

instruksi-intruksi, dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu organisasi

atau lembaga. Usaha-usaha pembinaan merupakan persoalan yang normatif

yakni menjelaskan mengenai bagaimana perubahan dan pembaharuan dalam

pembinaan.13

Menutut Majid Al-Halali dalam bukunya 38 Sifat Generasi

Unggulan, pembinaan adalah “membangun dan mengisi akal dengan ilmu

yang berguna, mengarahkan hati lewat berbagi zikir dan menguatkan lewat

intropeksi diri”.14

Dari segi terminologi arti kata “pembinaan” mempunyai dua arti yaitu :15

a. Pembinan adalah segala upaya pengelolahan berupa merintis, meletakan

dasar, melatih, membisakan, mengarahkan serta mengembangkan

kemampuan orang seseorang untuk mencapai tujuan mewujudkan

manusia dengan mengadakan dan menggunakan segala dana dan daya

yang dimiliki.

12

Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997) h.16-17 13

diakses dari http://xerma.blogspot.com/2014/05/pengertian-fungsi-

pembinaanmenurut.Html , tanggal 30 November 2016 14

Majid Al-Halali, 38 Sifat Generasi Unggulan (Jakarta : Bumi Aksara 1998)

cet ke-1, h 17 15

BP4, Pusat Pembinaan Keluarga Bahagia Sejahtera (Jakarta : 1989), h. 3

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

30

b. Pembinaan adalah suatu upaya kegiatan yang terus menerus unutk

memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan dan

mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sarana

pembinaan mampu mengahayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai

pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga

maupun kehidupan sosial masyarakat.

Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pembinaan merupakan suatu kegiatan yang mengatur pada sasaran yang

dituju agar sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. suatu upaya

atau usaha yang mengatur, mengelola, mengarahkan serta mengontrol

kemampuan sasaran pembinaan untuk dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Jadi pengertian pembinaan calon jamaah haji adalah kegiatan

mengatur, mengelola, mengarahkan serta mengontrol kemampuan sasaran

pembinaan yakni jamaah haji untuk mencapai tujuan mengerti akan segala

sesuatu yang berkenaan dengan kegiatan ibadah haji dan menjadikannya

jamaah haji yang mandiri.

Pengertian pembinaan haji telah tercantum dalam Undang-Undang

RI No. 13 Tahun 2008 pasal 1 ayat 9 yang mana disebutkan bahwa

pembinaan haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan dan

pembimbingan bagi Jemaah Haji.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

31

Pembinaan haji dalam pengertian singkatnya adalah mengarahkan.

sedangkan pembinaan haji dalam arti yang lebih luasnya adalah proses

mengarahkan serta memberikan pemahaman yang sesuai dengan tujuan

pembinaan haji kepada pembimbing dan jamaah haji. Pembinaan kepada

jamaah haji yaitu dimulai sejak jamaah sebelum berangkat, selama perjalanan

di Arab Saudi dan sampai kembali ke Tanah Air.16

Menurut Prof. Dr. Ali Rokhmad, M.Pd dalam bukunya Manajemen

Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia mengemukakan bahwa ada 5

kebijakan pembinaan haji dan umrah :17

a. Pembinaan Jamaah Haji

Pembinaan jamaah diarahkan pada terwujudnya kemandirian

jamaah haji dan sahnya ibadah. kemandirian jamaah merupakan

kemampuan jamaah untuk memahami dan melaksanakan tata cara ibadah

dan ketentuan lainnya dengan benar dan sesuai syariat Islam. Mereka

tidak tergantung pada pembimbing dan orang lain dalam melaksanakan

ibadah dan perjalanan haji.

b. Pembinaan Petugas Haji

Pembinaan ini diarahkan pada terwujudnya petugas yang

profesional, meiliki komitmen, dedikasi, dan ber-akhlakul karimah. hal

16

wawancara pribadi dengan H. A. Kartono, Msi, Direktur Jendral Pembinaan Haji

Indonesia Tahhun 2010-2013. Tangerang Selatan, 20 januari 2017. 17

H. Ali Rokhmad dan H . Abdul Choliq MT, Haji Transformasi Profetik Menuju

Revolusi Mental..... h.143-146

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

32

ini sejalan dengan tuntutan masyarakat dan jamaah haji untuk

memperoleh pelayanan yang prima.

Dalam melaksanakannya dibutuhkan rekrutmen yang ketat,

bertingkat, diadakannya pelatihan dan pemantapan tugas secara

terprogram dan berbasis pada pendidikan karakter, job descrition yang

jelas dan dilakukan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. Hal ini

dikarenakan bahwa sukses tidaknya penyelenggaraan haji lebih banyak

ditentukan oleh petugas haji, baik yang menyertai jemaah (petugas

kloter) maupun kepanitiaan di Tanah Air dan di Arab Saudi (PPIH non-

kloter), termasuk tenaga musiman (temus) mereka berasal dari tenaga

mukimin Indonesia dan mahasiswa Timur Tengah.

c. Pembinaan Kelompok Bimbingan

Fokus pembinaan diarahkan pada aspek kelembagaan,

manajemen, pelaksanaan bimbingan, dan dukungan sarana, biaya, dan

sumber daya manusia. Jumlah dan efektivitas kegiatan bimbingan

kepada jamaah haji menjadi standar penilaian kelompok bimbingan.

Penilaian kinerja kelompok bimbingan haji/KBIH dilakukan

melalui akreditasi dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi. Hasil

akreditasi dapat menjadi dasar rekomendasi pembirian izin

operasional/perpanjangan izin operasional KBIH setiap 3 tahun.

d. Pembinaan PPIU

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

33

Fokus pembinaan diarahkan pada aspek kelembagaan, SDM

pembimbing umrah, perlindungan kepada jamaah umrah. Pembinaan

juga dilakukan terkait terpenuhinya pemberian izin serta penilaian kinerja

(akreditasi) sebagai dasar pemberian izin PPIU setiap 3 tahun.

e. Pembinaan PIHK

Fokus pembinaan diberikan pada pemberian izin baru,

perpanjangan izin operasional, pengawasan, serta pengendalian PIHK.

Tugas PIHK adalah menyelenggarakan pembinaan, pelayanan, dan

perlindungan bagi jamaah haji khusus. Untuk memastikan perlindungan

bagi jamaah haji khusus, Kementerian Agama telah melakukan

kesepahaman (MoU) dengan pihak kepolisian dalam rangka memberi

perlindungan hukum kepada jamaah haji. Pembinaan PIHK dilakukan

secara berkala dengan akreditasi sebagai dasar penilaian kinerja sekaligus

menjadi prasyarat perpanjangan izin operasional PIHK setelah 3 tahun.

3. Pengertian Calon Jamaah Haji

Dalam UU No. 13 Tahun 2008 disebutkan bahwa Jemaah Haji adalah

Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri

untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Sedangkan jamaah haji yang berhak mendapatkan bimbingan haji adalah

jamaah haji yang berhak melunasi BPIH dalam alokasi kuota keberangkatan

haji tahun berjalan.

Jadi pengertian dari implementasi pembinaan calon jamaah haji adalah

pelaksanaan proses penerapan dari konsep pembinaan haji bagi calon jamaah

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

34

haji untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman sebagai wujud untuk

mencapai visi menciptakan jamaah haji yang mandiri.

Pelaksanaan pembinaan untuk pembimbing ibadah haji dilaksanakan oleh

Direktorat Pembinaan Haji dari seluruh provinsi. Sedangkan pelaksanaan

pembinaan jamaah haji dilaksanakan oleh Kementerian Agama

Kabupaten/Kota Madya dan KUA Kecamatan.18

B. Pembinaan Calon Jamaah Haji

1. Dasar Pembinaan Haji

a. Berdasarkan Al-Qur’an

Dalam surat Ali Imran ayat 97 Allah menjelaskan tentang perintah-

Nya untuk menunaikan ibadah haji.

ءاج بج ءاي ف ۥ كا ي دخه ى يقاو إبش نه ا

عبم ٱعخطاع إن عهى ٱناط حج ٱنبج ي ي كفش فإ ا ع غ ٱنه

٧٩ٱنعه

Artinya : Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya)

maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi

amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,

yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah

Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam

Perintah Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji juga tertuang

dalam surat al-Hajj ayat 27 dan 28.

18

wawancara pribadi dengan H. A. Kartono, Msi, Direktur Jendral Pembinaan Haji

Indonesia Tahhun 2010-2013. Tangerang Selatan, 20 januari 2017.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

35

عهى كم ضايشأر ف ٱناط بٲنحج أحك سجال ا أح

ق أاو ٧٩ ي كم فج ع ف زكشا ٱعى ٱنه ى ذا يفع ن نش

ت ٱن ى ي ب ا ٱنبائظ يعهيج عهى يا سصق أطع ا أعى فكها ي

٧٢ٱنفقش

“27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,

niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan

mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh

28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya

mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki

yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka

makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk

dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”

Dari ayat di atas, Allah SWT memerintahkan umat muslim untuk

mengerjakan ibadah haji yang hukumnya wajib bagi yang mampu dan

menjadikan ibadah haji ini masuk ke dalam 5 rukun Islam.

Adapun dalam surat Az-Zumar ayat 9 menjelaskan tentang fungsi

pembinaan calon jamaah haji.

b. Menurut Hadits

Dalam kitab hadits arba‟in An-Nawawie disebutkan pada hadits

ketiga tentang rukun Islam :19

ع عبذاهلل ب عبذ انشح أب ا قال: ع اهلل ع انخطاب سض ش ب

ظ: اإلعالو عهى خ ل: ب عهى ق ل اهلل صهى اهلل عه عج سع ع

19

Musthafa Dieb Al-Bugha dan Muhyidin Mistu, Al-Wafi Syarah Hadits Arba‟in

Nawawi. Penerjemah Pipih Imran Nurtsani (Sukoharjo: Insan Kamil, 2014) h. 52

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

36

خا إ إقاو انصالة، ل اهلل، ذا سع يح أ إال اهلل، ال إن ادة أ ء انضكاة، ش

. )سا انبخاسي يغهى( و سيضا ص ج، حج انب

Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khattab RA, dia

berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, „Islam dibangun

diatas lima perkara: bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa

Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,

melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits lainnya Rasulullah SAW memberikan petunjuk untuk

pelaksanaan manasik haji dengan cara para sahabat mengikuti apa saja yang

Rasulullah lakukan ketika beribadah haji.

خزا ع ياعككى فهعه ال أنقاكى بعذ عاي ارا )سا يغهى(

Artinya : Rasulullah SAW bersabda : Ambila (ikutilah) dari aku tata

cara ibadah haji kalian, barang kali aku tidak akan bertemu lagi dengan

kalian setelah tahun ini. (H. R. Muslim)

عهياث فى األت ش ان صهى اهلل عه عهى فغش األش انب أ

ر انقعذة ر انحجت )سا انطبشا( ال ش فقال:

Artinya : Sesungguhnya Nabi SAW menafsirkan maksud bulan-bulan

(haji) yang dimaklumi dalam ayat al-Qur‟an, lalu beliau bersabda : bahwa

yang dimaksud bulan-bulan yang dimaklumi adalah bulan syawwal,

zulqo‟dah dan zulhijjah. (HR. Thabrani).

c. Peraturan Pemerintah

Dasar pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji juga melalui

undang-undang yang pemerintah buat, yakni UU No. 13 Tahun 2008

Tentang penyelenggaraan ibadah haji, di mana pemerintah berkewajiban

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

37

melakukan pembinaan ibadah haji dan umrah.20

Sedangkan petunjuk teknis

pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji adalah berdasarkan Peraturan

Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji pasal 15 tentang Bimbingan Ibadah Haji, Pemerintah wajib

memberikan bimbingan kepada jamaah haji sejak sebelum keberangkatan,

selama dalam perjalanan, selama di Arab Saudi sampai dengan kepulangan

ke Indonesia. Bimbingan sebelum keberangkatan dilakukan bagi jamaah

haji yang berhak melunasi biaya penyelenggaraan ibadah haji dalam alokasi

kuota musim haji tahun berjalan.21

1) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008

Sebelum adanya UU No. 13 Tahun 2008, penyelenggaraan ibadah

haji indonesia diatur oleh UU No. 17 tahun 1999. Pada bab III tentang hak

dan kewajiban pasal 6 disebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban

melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan

layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi,

Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh

Jemaah Haji. Dan pada pasal 7 tentang hak jamaah disebutkan bahwa

Jemaah Haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

dalam menjalankan Ibadah Haji.

20

Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, (Jakarta:

Media Dakwah, 2016), h.143 21

H. Ali Rokhmad dan H. Abdul Choliq MT, Haji Transformasi Profetik Menuju

Revolusi Mental, (Jakarta: Mendia Dakwah, 2015) h. 101

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

38

Dalam pasal 29 disebutkan bahwa menteri wajib menentukan

mekanisme dan prosedur pembinaan haji, membuat pedoman pembinaan,

tuntunan manasik dan panduan perjalanan ibadah haji. Adapun untuk biaya

pembinaan haji, para jamaah tidak dikenakan biaya tambahan di luar

BPIH. Pasal selanjutnya menjelaskan bahwa masyarakat berhak

memberikan pembinaan haji yang dilakukan secara perorangan atau

berkelompok, seperti pembinaan yang dilakukan oleh Kelompok

Bimbingan Ibadah Haji yang sudah banyak di Indonesia ini. Selain itu

jamaah juga berhak mendapatkan pembinaan kesehatan beserta pelayanan

kesehatan, baik pada saat persiapan maupun ketika penyelenggaraan

ibadah haji.

2) Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012

Peraturan Menteri Agama No. 14 Tahun 2012 mengatur segala

sesuatu teknis mengenai penyelenggaraan ibadah haji reguler, mulai dari

tata cara pendaftaran, kuota haji, pembinaan (bimbingan) ibadah haji,

PPIH, pelayanan dokumen dan identitas haji, pelayanan transportasi dan

akomodasi, pembinaan dan pelayanan kesehatan, perlindungan jamaah dan

petugas haji, serta koordinasi penyelenggaraan ibadah haji.

Bab IV pasal 15 menjelaskan pemerintah wajib memberikan

bimbingan kepada jamaah sejak sebelum keberangkatan, selama

perjalanan ibadah haji, sampai ketika kepulangan jamaah dari Arab Saudi,

bimbingan ini diberikan kepada jamaah yang berhak melakukan pelunasan

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

39

BPIH dalam alokasi kuota musim haji tahun berjalan. Bimbingan yang

dimaksud adalah bimbingan secara langsung dan tidak langsung.

Bimbingan secara langsung dilakukan pada tingkat kabupaten/kota

dan tingkat kecamatan, bimbingan secara tidak langsung dilakukan dengan

menggunakan media seperti buku panduan manasik haji. Bimbingan yang

dilakukan untuk jamaah berupa, bimbingan manasik haji, perjalanan dan

pelayanan haji, kesehatan, serta hak dan kewajiban jamaah.

3) Keputusan Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah

Merincikan Peraturan Menteri dan UU No. 13 tahun 2008 tentang

pembinaan / bimbingan jamaah haji di tingkat kabupaten/kota dan

kecamatan, Keputusan Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah

nomor D/ 157 / 2016 memberikan pedoman pelaksanaan penyelenggaran

pembinaan haji tingkat Kabupaten/kota dan KUA Kecamatan, adapun

penjelasan teknis berkaitan dengan penyelenggaraan pembinaan jamaah

tingkat Kabupaten/kota dan KUA Kecamatan ini dijelaskan dalam Surat

Edaran Dirjen Haji tahun 2016 Nomor: B-

10.2391/Dj/Dt.II.I/Hj.01/05/2016.

Adapun yang dibahas dalam SK Dirjen ini adalah yang berkaitan

tentang pelaksanaan bimbingan manasik haji tingkat Kabupaten/Kota dan

KUA Kecamatan. Juga yang menarik pada peraturan ini adalah ada 4

provinsi yang dibedakan dalam jumlah pertemuan bimbingan manasiknya,

yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adapun

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

40

lampiran tentang pedoman teknis pelaksanaan bimbingan manasik Surat

Edaran Dirjen Haji tahun 2016 Nomor: B-

10.2391/Dj/Dt.II.I/Hj.01/05/2016 dan untuk biaya pelaksanaan bimbingan

manasik haji tingkat Kabupaten/Kota dan KUA Kecamatan telah

dijelaskan dalam Surat Edaran Dirjen Haji tahun 2016 Nomor: B-

16.2469/Dj/Dt.II.I/Hj.01/05/2016

2. Tujuan Pembinaan Calon Jamaah Haji

Mengamati setiap tahunnya jamaah haji yang berangkat ke Tanah

Suci Mekkah 60% adalah masyarakat dari desa, minim pengetahuan dan

pengalaman, belum pernah bepergian jauh, tidak dapat berbahasa selain

bahasa daerah dan tidak dapat berbahasa asing. Sedangkan pelaksanaan

ibadah haji kenyataannya mengharuskan mereka menghadapi kenyataan yang

tidak pernah terbayangkan oleh mereka. Melihat kondisi tersebut, maka

pembinaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan berbagai hal yang

menimbulkan kekagetan budaya tersebut sangat diperlukan sejak dini bahkan

sebelum calon jamaah haji mendaftarkan dirinya untuk ibadah haji.22

Tujuan Pembinaan calon jamaah haji adalah untuk memberikan

kesiapan kepada seluruh jamaah dalam menghadapi seluruh rangkaian

perjalanan ibadah hajinya, termasuk memberikan nilai kehati-hatian kepada

mereka selama berada di Arab Saudi. yang mana tujuan utamanya adalah

untuk terwujudnya kemandirian ibadah para jamaah haji yang mana tidak lagi

22

Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Jakarta, 2001, Manajemen Haji: Studi Kasus dan

Telaah Implementasi Knowledge Workers, hal. 71-72

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

41

mereka bergantung kepada pembimbing dan orang lain dalam melaksanakan

ibadah dan perjalanan haji.23

Tujuan lain dalam pembinaan calon jamaah haji adalah supaya

jamaah yang niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa aman, tertib dan

sah. Aman dalam arti jemaah tidak merasa khawatir terhadap dirinya dan

harta bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan memenuhi syarat, rukun

dan wajib sesuai dengan tuntunan agama. Sah dalam arti tidak ada

kekurangan dalam menjalankan ibadah dan manasik.24

Pembinaan diadakan di masing-masing Kementrian Agama

Kabupaten dan KUA di Kecamatan tujuannya agar masyarakat tidak merasa

jauh dari tempat tinggalnya untuk mengikuti program-program pembinaan

jamaah haji, sehingga mereka dapat meluangkan waktunya untuk hadir pada

pembinaan yang dilakukan sebanyak 2 kali di Kabupaten dan 6 kali di

Kecamatan untuk provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Untuk membina dan membimbing jamaah haji ini, penyelenggara

haji dalam hal ini Kementerian Agama harus melibatkan unsur masyarakat

tidak cukup dibina pada KUA saja, dari sinilah kemudian lahir Kelompok

Bimbingan Ibadah Haji.

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Saat ini terdapat sekitar

1.800 KBIH di seluruh Indonesia, dan dari jumlah tersebut sekitar 1.300

23

Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, (Jakarta:

Media Dakwah, 2016), h.143 24

Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), cet

ke-2 h. 19

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

42

diantaranya telah terdaftar dan terakreditasi oleh Kementerian Agama untuk

memberikan bimbingan manasik kepada para calon jamaah haji. Ditambah

dengan jumlah jamaah haji mengalami peningkatan pada tiap tahunnya,

sementara jumlah petugas yang ada di tiap-tiap KBIH terbatas.25

3. Lingkup Pembinaan Calon Jamaah Haji

Dalam keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Nomor D/222/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji

oleh Kementerian Agama Kabupate/Kota dan KUA Kecamatan disebutkan

bahwa ruang lingkup pembinaan haji terdiri dari 6 aspek, yaitu:

a. Jamaah Haji

Dalam UU No. 13 Tahun 2008 disebutkan bahwa Jemaah Haji

adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah

mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan. Sedangkan jamaah haji yang berhak

mendapatkan bimbingan haji adalah jamaah haji yang berhak melunasi

BPIH dalam alokasi kuota keberangkatan haji tahun berjalan.

Adapun jamaah haji yang mengikuti manasik haji pada kelompok

bimbingan ibadah haji (KBIH) tetap wajib mengikuti bimbingan yang

dilaksanakan oleh KUA kecamatan dan Kementerian Agama

Kabupaten/kota.26

25

Eva Kurniawaty, et.all, Sistem Informasi KBIH Menggunakan JSP… 26

Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, ..... h.153

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

43

Jumlah jamaah haji yang mengikuti bimbingan haji dalam satu

kecamatan ditetapkan paling sedikit 45 orang, jika jumlah peserta

bimbingan kurang dari 45 orang maka kantor Kementerian Agama

Kabupaten/kota dapat melakukan penggabungan kegiatan bimbingan

lebih dari 1 kecamatan dan dilaksanakan oleh KUA kecamatan yang

jumlah jamaahnya paling banyak.

b. Pembimbing Haji

Pembimbing adalah orang yang memiliki kompetensi

memberikan bimbingan manasik haji yang dilakasanakan oleh

kementerian agama Kabupaten/kota dan KUA Kecamatan. Adapun

standar kualifikasi pembimbing haji, meliputi:

1) Pendidikan minimal S-1 atau sederajat/pesantren

2) Memiliki pemahaman yang matang mengenai fiqih haji

3) Memiliki pengalaman melaksanakan ibadah haji

4) Memiliki kemampuan leadership (kepemimpinan)

5) Memiliki akhlakul karimah

6) Diutamakan mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab

7) Diutamakan telah lulus sertifikiasi.

Standar Petugas pembimbing manasik, meliputi: pendidikan

minimal S1 sederajat, sudah pernah berhaji, lulus sertifikasi pembimbing

manasik haji yang dilakukan pemerintah, mampu berkomunikasi dengan

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

44

bahasa Arab, berakhlak mulia, dan kemampuan memimpin

(leadership).27

c. Sarana Pembinaan Haji

Kementerian Agama Kebupaten/kota wajib menyediakan sarana

pembelajaran dalam bentuk alat peraga dan perlengkapan lainnya. alat

peraga yang harus disediakan sekurang-kurangnya adalah berbentuk

Ka‟bah Mini, dan perlengkapan yang perlu disediakan minimal

berbentuk buku panduan manasik.

Sarana-prasarana dalam pembinaan haji meliputi: Miniatur

Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, miniatur Ka‟bah,, manequin (untuk

kain ihram), buku paket bimbingan manasik haji, dan DVD manasik,

perjalanan dan hikmah haji.28

d. Materi Pembinaan Haji

Adapun materi pembinaan haji di Kabupaten/kota ialah

menyesuaikan dengan kurikulum yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral

Haji Dan Umrah. adapun materi pembinaan haji yang telah di tetapkan

meliputi, Kebijakan penyelenggaraan ibadah haji di tanah air, taklimatul

hajj (peraturan penyelenggaraan haji pemerintah Arab Sauidi), tata cara

haji (manasik ibadah) praktik lapangan, fiqih haji, manasik keselamatan

dan perjalanan penerbangan, hikmah ibadah haji, Arba‟in dan ziarah,

akhlaq dan sosial budaya Arab Saudi, hak dan kewajiban jamaah,

27

Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, ..... h.151 28

Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, ..... h.152

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

45

pembentukan kepala regu, kepala rombongan dan kloter, dan

melestarikan haji mabrur.

e. Metode Pembinaan Haji

Ada beberapa metode dalam pembinaan haji tingkat

kabupaten/kota yang menjadi aturan untuk diterapkan, yaitu : ceramah,

tanya jawab, praktik manasik dan simulasi.

Pelaksanaan pembinaan haji bisa dilakukan dengan berbagai

metode tatap muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi

telepon, dan penerbitan buku-buku dan leaflet sejak sebelum masa

pendaftaran haji, periode pendaftaran, sampai saat pemberangkatan,

selama di Arab Saudi sampai setelah kembali ke tanah air.29

Dengan metode-metode yang telah ditetapkan oleh pemerintah,

ini menjadikan salah satu strategi pemerintah untuk dapat melaksanakan

pembinaan dengan maksimal. metode tatap muka masih menjadi metode

unggulan, walaupun sudah sedikit tergeser oleh media internet, namun

tatap muka sangat penting karena untuk prakteknya

pembimbing/pembina harus bisa dilihat langsung oleh jamaah.

f. Biaya Pembinaan Haji

Biaya penyelenggaraan pembinaan haji terdiri dari biaya

pembinaan dan operasional pelaksanaan pembinaan pada Kementerian

29

Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah

Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.73

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

46

Agama Kabupaten/Kota dan KUA kecamatan yang besarnya ditetapkan

oleh direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Penggunaan biaya manasik haji dan operasional haji oleh

Kementerian Agama Kabupaten/kota dan KUA kecamatan diatur untuk

keperluan selama pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji seperti

konsumsi berupa makan dan snack, belanja bahan, dan biaya operasional

haji yang digunakan untuk sarana prasarana pembinaan calon jamaah

haji, penyediaan tempat, honorarium dan transport panitia dan sosialisasi

kebijakan penyelenggaraan ibadah haji.

4. Pembinaan Haji Kabupaten

Pembinaan haji atau biasa disebut dengan bimbingan haji

pelaksanaannya adalah oleh pemerintah dalam hal ini yang bertanggung

jawab adalah Kementerian Agama. Dalam Peraturan Menteri Agama No. 14

Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler terdapat pasal 15

yang mengatur tentang pembinaan haji. Pasal tersebut mengemukakan bahwa

pemerintah wajib memberikan bimbingan haji kepada para jamaah sejak

sebelum keberangkatan, selama di perjalanan, selama di Arab Saudi,sampai

dengan kepulangan ke Indonesia.

Pada pasal berikutnya disebutkan bahwa bimbingan dilakukan secara

langsung dan tidak langsung, dimana bimbingan secara langsung adalah

bimbingan dengan cara tatap muka yang dilaksanakan di tingkan

kabupaten/kota dan KUA kecamatan. Sedangkan bimbingan secara tidak

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

47

langsung diberikan melalui media, dengan materi meliputi manasik haji,

perjalanan dan pelayanan haji, kesehatan serta hak dan kewajiban jamaah

haji.

Dalam Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat dan

Penyelenggaraan Haji Nomor 348 tahun 2003 Tentang Perubahan Keputusan

Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat dan Penyelenggaraan Haji Nomor

222 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, Pada pasal 14 ayat 6 disebutkan bahwa bimbingan massal dilakukan

secara massal terhadap calon jamaah haji di daerah Kabupaten/kota yang

dilakukan pemerintah.

Peraturan Menteri Agama mengenai bimbingan haji ini perjelas lebih

lanjut lagi dengan dikeluarkannya keputusan Direktur Jendral

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D / 157 / 2016 tentang Pedoman

Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kementerian Agama

Kabupate/Kota dan KUA Kecamatan. Yang mana untuk tingkat

kabupaten/kota ada 2 kali pertemuan dengan pertemuan pertama materinya

mengenai Kebijakan Pemerintah Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, dan

Teknis Kesehatan yang kedua Pembentukan Kloter dan Pemantapan Manasik

Haji. Adapun tugas Kementerian Agama Kabupaten Bekasi ke KUA

Kecamatannya adalah sebagai pengawas pelaksanaan kegiatan bimbingan

manasik haji di tiap – tiap wilayah.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

48

Dalam pembinaan calon jamaah haji ini ada pula kelompok

masyarakat yang mengadakan pembinaan haji atau manasik haji kepada para

calon jamaah haji yang dinamakan dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

atau lebih populer disebut dengan KBIH. Sesuai dengan peraturan pemerintah

No. 79 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa selain pemerintah, masyarakat

juga dapat melakukan bimbingan kepada jamaah haji, baik perseorangan

maupun kelompok bimbingan/KBIH.

Kelompok bimbingan adalah lembaga sosial keagamaan yang

mendapat izin operasional pemerintah untuk melaksanakan

bimbingan/pembinaan terhadap jamaah haji sebelum keberangkatan ke Arab

Saudi, saat perjalanan, dan selama di Arab Saudi.30

KBIH tidak serta merta menyelenggarakan bimbingan kepada jamaah,

pemerintah melalui Keputusan Dirjen PHU No. D/799/2013 menetapkan

Pedoman Operasional Kelompok Bimbingan, antara lain:

a. Melaksanakan bimbingan manasik haji di \tanah \air paling sedikit

15 (lima belas) kali.

b. Pelaksanaan bimbingan di Arab Saudi dikoordinasikan kepada

petugas kloter (TPIH)

c. Materi bimbingan manasik haji berpedoman kepada buku paket

bikmbingan manasik haji yang diterbitkan oleh Kementerian

Agama.

30

Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, ..... h 164

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

49

d. Perlengkapan bimbingan manasik haji meliputi maneken, ihram,

miniatur Ka‟bah, tempat Sa‟i, tempat wukuf, Jamarat, dan Audio

Visual manasik dan perjalanan haji.

e. Menyusun rencana kegiatan bimbingan di Tanah Air dan di Arab

Saudi.

Kehadiran dari kelompok bimbingan ini memberikan manfaat yang

cukup membantu visi pemerintah untuk menciptakan kemandirian jamaah

haji dalam pelaksanaah ibadah haji. Karena dengan tambahan pertemuan

manasik di kelompok bimbingan ini, sehingga membuat jamaah haji memiliki

pengetahuan dan pemahaman lebih tentang pelaksanaan ibadah haji.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

50

BAB III

PANDANGAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN BEKASI

A. Sejarah Singkat Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi merupakan Departemen

Agama RI yang berada di wilayah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, riwayat

berdirinya kantor ini tidak dapat terpisahkan dari riwayat Departemen Agama

secara nasional.

Sejak berdirinya, Departemen Agama telah terlibat dalam penanganan

masalah pendidikan Islam dan kelembagaannya di Indonesia. Di samping

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Departemen Pendidikan

Nasional) yang menangani pembinaan, pengawasan dan pengaturan sekolah-

sekolah umum, keterlibatan Departemen Agama dalam penanganan Pendidikan

Agama Islam dirasakan berada dalam wewenang "yang terbatas". Hal tersebut

disebabkan oleh fakta bahwa hampir sebagian besar lembaga pendidikan Islam,

berbasis dalam lingkungan pesantren dan organisasi-organisasi Islam seperti NU,

Muhammadiyah, Persis, Al-Washliyah, Al-Irsyad dan lain-lain.

Lembaga-lembaga pendidikan tersebut mempunyai karakter yang

menonjol, yaitu "independensi" yang sangat tinggi. Dengan kondisi demikian,

keterlibatan Departemen Agama lebih ditekankan pada bimbingan, pembinaan

dan membantu pengembangan lembaga-lembaga pendidikan tersebut, agar sesuai

dengan tujuan pendidikan sebagimana tertuang dalam GBHN dan UU Sistim

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

51

pendidikan Nasional (UU No. 2 Tahun 1989) dan terakhir dengan UU No. 20

Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menghapuskan UU sebelumnya.

Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi secara nyata baru

beroperasi setelah lahirnya Keputusan Menteri Agama RI No. 18 Tahun 1975

(yang disempurnakan) dan Keputusan Menteri Agama No. 6 Tahun 1979 tentang

Peyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama, sebagai

pelaksanaan Kepres No. 30 Tahun 1978. Sebelum lahirnya KMA tersebut, belum

dikenal istilah Seksi-seksi, yang ada adalah Inspeksi Departemen Agama. Masing-

masing inspeksi bertanggung jawab langsung kepada atasannya masing-masing di

tingkat Propinsi.

Setelah keluarnya Keputusan Menteri Agama No. 18 Tahun 1975 dan

Keputusan Menteri Agama No. 6 Tahun 1979 di atas, barulah dikenal adanya

Seksi-seksi di Departemen Agama Kabupaten/Kotamadya. Terlebih lagi setelah

Menteri Agama RI mengeluarkan Keputusan Nomor 45 Tahun 1981 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Departemen Agama Propinsi dan Departemen

Agama Kabupaten/Kotamadya serta Balai Diklat Teknis Departemen Agama RI,

maka semakin kuatlah keberadaan seksi-seksi di atas. Inspeksi Pendidikan Agama

Islam, kemudian dipecah kepada dua Seksi yaitu Seksi Perguruan Agama Islam

dan Seksi Pendidikan Agama Islam di samping ada pula Seksi Urusan Agama

Islam, Seksi Penerangan Agama Islam dan Penyelenggara Haji dan Umrah.

Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi, sejak bulan Desember

tahun 1999 mengalami pemisahan dengan Departemen Agama Kantor Kota

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

52

Bekasi. Pemisahan ini merupakan realisasi dari Undang-undang No. 9 Tahun

1996 tentang pembentukan Kotamadya Bekasi. Hal ini tentunya sangat

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kualitas pelaksanaan tugasnya,

termasuk Seksi Perguruan Agama Islam. Faktor konsolidasi organisasi, tata kerja

dan keberadaan SDM pelaksana tugasnya akan berpengaruh terhadap upaya-

upaya yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi itu sendiri, pernah

mengalami empat kali perpindahan tempat, yaitu pada tahun 1979 bertempat di

daerah bulan-bulan Kecamatan Bekasi Selatan, kemudian di tahun 1983 bertempat

di Jl. Dewi Sartika Kecamatan Bekasi Timur dan sejak tahun 1987 kembali ke

Kecamatan Bekasi Selatan tepatnya di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 11 Bekasi, yaitu

di lingkungan Kantor Pemerintahan Daerah Bekasi (Pemda) berhadapan dengan

Gelanggang Olah Raga Kabupaten Bekasi (sekarang Kodya). Dengan adanya

pemecahan Pemerintahan Kabupaten Bekasi menjadi kabupaten dan kotamadya,

maka direncanakan gedung-gedung instansi pemerintahan Kabupaten Bekasi,

termasuk Departemen Agama, akan mengalami perpindahan ke daerah Kecamatan

Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi. Lebih tepatnya di Komplek Perkantoran

Pemda Bekasi blok E.3 Delta Mas, Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat.

Realisasi perpindahan kemudian terjadi pada bulan Februari 2007.

Tercatat yang pernah menjadi Kepala Kantor ini adalah Drs.Yunus, BA, H.

Dadang SH, Drs. H. M. Djaidi, Drs. H. Thoha Hasan, MM, Drs. H.B. Shodik, H.

Abdul Hay, S.Ag, MM, Drs. H. Maman Sulaiman, MM, Drs. H. Nuh Mahmud,

Drs. H. Jaja Jaelani, MM, dan sekarang dijabat oleh H. Shobirin, S.Ag., M.Si.,

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

53

yang dipromosikan dari Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi. Kepala yang baru ini dilantik pada

tanggal 02 Februari 2014.

Secara geografis, Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi berada

pada lokasi Kabupaten Bekasi dengan posisi 106 88‟79 Bujur Timur dan 610‟-

630‟ Lintang Selatan. Wilayahnya (topografi) terbagi ke dalam dataran rendah

yang terletak di wilayah utara dan daerah bergelombang di bagian selatan.

Ketinggian lokasinya berada antara 6-115 m dan kemiringan 0-25 %. Dengan

kondisi geografis dan topografis seperti itu, maka suhu udara Kabupaten Bekasi

antara 28 - 32 C. Hal ini berpengaruh pada karakter dan keragaman serta

pendapatan ekonomi masyarakat.

Meskipun secara formal pada tahun 1997 wilayah Bekasi dibagi kepada

Kotamadya Bekasi dan Kabupaten Bekasi, namun. untuk pembagian Kantor Dep.

Agama pada Kantor Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi, baru dapat terlaksana

pada akhir tahun 1999.

Sebelum lahirnya Perda No. 26 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kecamatan, Kab.

Bekasi terbagi ke dalam 15 daerah Kecamatan dengan 187 desa, tersebar pada

wilayah Kabupaten seluas 1.273,88 Km persegi dengan kecamatan terluas adalah

Muara Gembong dengan luas 122,90 Km persegi, dan terkecil adalah kecamatan

Kedung Waringin dengan luas 38,65 Km persegi. Dengan diberlakukannya Perda

No. 26 Tahun 2000, maka Kabupaten Bekasi dimekarkan menjadi 23 Kecamatan,

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

54

dengan jumlah desa tetap 187 desa. Tercatat yang pernah menjadi Kepala Kantor

ini adalah :

1. Drs.Yunus,BA,

2. H. Dadang, SH,

3. Drs. H. M. Djaidi,

4. Drs. H. Thoha Hasan, MM,

5. Drs. H.B. Shodik,

6. H. Abdul Hay, S.Ag., MM,

7. Drs. H. Maman Sulaiman,MM,

8. Drs. H. Nuh Mahmud ,

9. Drs. H. Jaja Jaelani, MM,

10. H. Shobirin, S.Ag., M.Si.

B. Visi dan Misi Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 39 Tahun 2015 Tentang

Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2015-2019.

1. Visi

“Terwujudnya masyarakat indonesia yang taat beragama, rukun,

cerdas, dan sejahtera lahir batin dalam rangkamewujudkan indonesia yang

berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.”

2. Misi

a. Meningkatkan pemahaman dan pengamalanajaran agama.

b. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

55

c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan berkualitas.

d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi

keagamaan.

e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas dan

akuntabel.

f. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama,

pendidikan agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan

keagamaan.

g. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan

terpercaya.

C. Struktur Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

Adapun Struktur Organisasi Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

H. SHOBIRIN, S.Ag., M.Si

NIP. 196706051997031002

Kepala Subbag Tata Usaha

Drs. H. ABDUL SYAKUR, M.Pd

Nip. 196906161989031003

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah

Drs. EDI SUHADI, M.Pd

Nip. 196101141994031001

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

56

Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

H. MIDA SUHARJA, S.Ag., MM

Nip. 196104051988031001

Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam

H. AHMAD DEDE ZAENAL MUTTAQIEN, S.Ag

NIP. 197409192000121001

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umrah

Drs. A. JAELANI HR

Nip. 196008081986021001

Kepala Seksi Bimas Islam

H. SAMBAS FAUZI, SH.,M.Si

NIP. 196207141992031004

Penyelenggara Syariah

H. M. SUKARDI, S.Ag

NIP. 196311041992031002

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

57

Gambar 3.1 Struktur Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

Sumber : Website Resmi Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

58

BAB IV

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBINAAN CALON JAMAAH HAJI

PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BEKASI

TAHUN 2016

Berdasarkan hasil penelitian penulis, dalam bab IV ini penulis paparkan

hasil temuan lapangan berkaitan dengan implementasi Pembinaan Haji pada

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi Tahun 2016. Didalamnya terdapat

pembahasan berkaitan dari standar operasional pembinaan haji, mekanisme dan

prosedur pembinaan haji, formulasi program pembinaan haji, perencanaan,

aktualisasi serta kontrol yang dilakukan Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

dalam penyelenggaraan pembinaan haji kepada jamaah tahun 2016 dan analisis

hasil penelitian penulis tentang implementasi pembinaan haji Kementerian Agma

kabupaten Bekasi tahun 2016. Tahapan ini dibahas untuk mengetahui bagaimana

proses implementasi kementerian Agama Kabupaten Bekasi dalam pelaksanaan

program pembinaan haji tingkat Kabupaten/kota tahun 2016.

A. Perencanaan Program Pembinaan Calon Jamaah Haji Kabupaten Bekasi

Tahun 2016

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional yang menjadi

kewajiban pemerintah. Tugas ini dibagi kepada wilayah-wilayah provinsi,

kabupaten sampai tingkat kecamatan, namun pemerintah juga melibatkan instansi

masyarakat. Kesemuanya itu sudah diatur oleh Peraturan Pemerintah, Peraturan

Menteri, Keputusan Dirjen untuk menjadi pedoman pelaksanaannya.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

59

Pada pelaksanaan tugas penyelenggaraan ibadah haji tingkat

kabupaten/kota, yang bertanggung jawab adalah Kementerian Agama tingkat

kabupaten/kota itu sendiri. Serta tingkat kecamatan dalam tanggung jawabnya

adalah Kantor Urusan Agama, Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

berpedoman utuh pada peraturan yang dibentuk oleh pemerintah pusat dalam

pelaksanaan program penyelenggaraan haji tahun 2016, termasuk pada program

bimbingan manasik haji yang mana untuk provinsi Jawa Barat pada tahun 2016

mendapatkan jatah pertemuan sebanyak 8 kali, yaitu 2 kali tingkat Kabupaten/kota

dan 6 kali pertemuan tingkat KUA Kecamatan.

Adapun program perencanaan pembinaan calon jamaah haji ini tidak

banyak orang yang tahu, terkadang masyarakat hanya ingin tahu

hasil/pelaksanaannya saja tanpa mempunyai rasa ingin tahu mengenai bagaimana

proses yang terjadi sebelum pelaksanaan itu. Perencanaan yang tetapkan oleh

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi pada tahun 2016 ada beberapa tahapan,

anatara lain:

1. Pendataan dan pendaftaran Jamaah Haji per-Kecamatan

Program perencanaan pembinaan calon jamaah haji ini dimulai dari

setelah terbitnya Surat Edaran dari Kementerian Agama Pusat untuk Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang tertuang dalam Surat Edaran

Dirjen Haji tahun 2016 Nomor: B-10.2391/Dj/Dt.II.I/Hj.01/05/2016 yang

dikeluarkan pada tanggal 10 Mei 2016, dan pada tanggal 16 Mei 2016

diterbitkan Surat Edaran Dirjen Haji tahun 2016 Nomor: B-

16.2469/Dj/Dt.II.I/Hj.01/05/2016 tentang biaya pelaksanaan bimbingan

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

60

manasik haji tingkat Kabupaten/Kota dan KUA Kecamatan. Dalam UU No.

13 Tahun 2008 disebutkan bahwa Jemaah Haji adalah Warga Negara

Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk

menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Sedangkan jamaah haji yang berhak mendapatkan bimbingan haji adalah

jamaah haji yang berhak melunasi BPIH dalam alokasi kuota keberangkatan

haji tahun berjalan.

Jumlah jamaah haji yang mengikuti bimbingan haji dalam satu

kecamatan ditetapkan paling sedikit 45 orang, jika jumlah peserta bimbingan

kurang dari 45 orang maka kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota dapat

melakukan penggabungan kegiatan bimbingan lebih dari 1 kecamatan dan

dilaksanakan oleh KUA kecamatan yang jumlah jamaahnya paling banyak.

Pada tahun 2016 jumlah kuota jamaah haji kabupaten bekasi mencapai

1.863 jamaah. Jumlah kuota jamaah haji ini diterbitkan setelah ada rumusan

dari Kemenag Provinsi Jawa Barat, jumlah kuota jamaah haji Jawa Barat

mencapai lebih dari 29 ribu, namun ini setelah ada kebijakan pengurangan

kuota dari pemerintah Arab Saudi akibat perbaikan Masjidil Haram yang

biasanya kuota jamaah haji Jawa Barat mencapai 37 ribu lebih.

Setelah diketahui jumlah jamaah haji perkecamatan, lalu pihak

Kementerian Agama Kabupaten membuatkan data jamaah itu menjadi sebuah

manifest. Manifest ini yang nantinya akan terus digunakan untuk proses

absensi dan pengecekan jamaah haji tahun keberangkatan, dan juga menjadi

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

61

dokumen ketika pelaksanaan program pembinaan haji kabupaten/kota dan

Kecamatan.

2. Pembentukan panitia pelaksana program manasik haji

a. Panitia Pembinaan Haji Kabupaten

Pembentukan kepantiaan dalam pelaksanaan program pembinaan

haji diputuskan oleh kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten

sendiri. Dalam setiap pertemuannya, pembinaan haji Kabupaten Bekasi

membutuhkan tenaga kepanitiaan yang cukup banyak, hal ini

dikarenakan jumlah jamaah yang begitu banyak menjadikan kebutuhan

panitia yang cukup banyak pula.

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi menggunakan tenaga dari

para staff Kemenag Kabupaten Bekasi sendiri, agar lebih

mengefisiensikan waktu dan juga mengefektifkan tugasnya. Dengan

mengeluarkan satu kali Surat Keputusan Kepanitiaan Bimbingan

Manasik Haji Kabupaten Bekasi Tahun 2016, kepanitiaan ini berlaku

untuk seluruh pertemuan program bimbingan manasik haji Tingkat

Kabupaten Bekasi.

Kepanitiaan pelaksanaan bimbingan manasik haji Kabupaten

Bekasi ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian

Agama Kabupaten Bekasi Nomor : B- Kk.10.16/IV/Hj.00/7/2016 yang

ditetapkan pada tanggal 12 Juli 2016.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

62

Untuk Bimbingan manasik di kecamatan, pemerintah kabupaten

Bekasi memberikan surat tugas kepada KUA kecamatan untuk menjadi

panitia penyelenggara bimbingan manasik haji di kecamtan masing-

masing.

b. Panitia Pembinaan Calon Jamaah Haji Tingkat KUA Kecamatan

Pembinaan calon jamaah haji tingkat KUA Kecamatan pada tahun

2016 di Kabupaten Bekasi sebanyak 6 kali pertemuan, pada setiap

pertemuannya berbeda-beda materi yang disajikan kepada jamaah, sesuai

dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Pada tingkat KUA Kecamatan jumlah minimal jamaah yang

mengikuti program manasik haji adalah 45 atau lebih jamah, jika ada

kecamatan yang jumlah jamaahnya kurang dari 45 orang maka

kecamatan itu digabung dengan kecamatan lain, sehingga jumlahnya bisa

mencapai 45 jamaah atau lebih.

Kabupaten Bekasi sendiri dari 23 kecamatan yang ada dibagi

menjadi 9 wilayah untuk pelaksanaan manasik haji. Dimana ada 3

kecamatan yang manasik hajinya tidak digabung dengan kecamatan lain

dan maisng-masing dari ketiga kecamatan itu menjadi wilayah sendiri

karena kuotanya melebihi dari 45 jamaah. Sedangkan 20 kecamatan lain

pelaksanaan manasik hajinya digabung dengan kecamatan sesuai dengan

wilayah terdekat dan menjadi satu wilayah.

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

63

Untuk kecamatan yang tidak digabung dalam pelaksanaan

bimbingan manasik haji disebut kecamatan mandiri, mereka menjadikan

staff KUA Kecamatannya menjadi panitia pelaksanaan bimbingan

manasik haji tahun pelaksanaan tanpa dicampuri oleh kecamatan lain.

Sedangkan kecamatan yang dalam pelaksanaan bimbingan manasik

hajinya digabung dengan kecamatan lain, mereka bekerjasama satu sama

lainnya untuk menjadi panitia pelaksanaan bimbingan manasik haji tahun

pelaksanaan. Namun dalam hal penanggung jawab jamaah, masing-

masing kecamatan yang menjadi penanggung jawabnya, mulai dari

pemberitahuan informasi, pengaturan jamaah di lokasi, teknis

keberangkatan ke tempat manasik, dan lain sebagainya.

3. Penetapan Program Pembinaan Calon Jamaah Haji

Program pembinaan haji sejatinya sudah ditetapkan oleh pusat, namun

berkaitan dengan teknis program adalah bagian dari tugas wilayah pelaksana.

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi menetapkan teknis program setelah

melakukan rapat bersama, adapun yang menjadi tugas program pembinaan

haji tingkat kabupaten ini berkaitan dengan pembagian wilayah untuk

kecamatan, dan tempat pelaksanaan, sedangkan untuk waktu, metode dan

materi adalah mengikuti ketentuan dari Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat.

Adapun mengenai narasumber untuk wilayah kecamatan ditentukan oleh

panitia wilayah itu tersendiri sesuai dengan materi pertemuan.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

64

B. Pelaksanaan Pembinaan Calon Jamaah Haji Kabupaten Bekasi Tahun 2016

Pelaksanaan pembinaan haji kabupaten Bekasi beserta 23 kecamatan se-

Kabupaten Bekasi dilaksanakan mengikuti pedoman yang telah ditetapkan.

Dengan 2 kali pertemuan di tingkat kabupaten dan 6 kali tingkat KUA

Kecamatan, sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan

Umrah nomor D/ 157 / 2016 yang telah mengatur petunjuk dan teknis pelaksanaan

bimbingan manasik haji tingkat kabupaten/kota dan KUA kecamatan.

Pemerintah kabupaten Bekasi juga bekerja sama dengan Kelompok

Bimbingan Haji (KBIH) yang ada di Kabupaten untuk memberikan tambahan

pertemuan manasik haji dalam rangka meningkatkan pemahaman jamaah haji

tentang pelaksanaan ibadah haji.

Menurut Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bekasi kehadiran dari

KBIH sangat membantu pelaksanaan program pembinaan jamaah haji, selain

untuk memberikan tambahan pertemuan manasik haji, KBIH dipercaya sebagai

ruang keamanan jamaah haji, karena dengan adanya KBIH maka akan

mempermudah jamaah untuk melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci dengan

bantuan pengawasan dan bimbingan jamaah selama di Arab Saudi. KBIH juga

dipercaya sebagai media perkenalan antar jamaah bahkan sebagai ruang untuk

menciptakan kekeluargaan antar jamaah. 1

Selain itu, hadirnya KBIH juga menjadi keuntungan tersendiri bagi

pemerintah Kabupaten Bekasi. KBIH juga membantu dalam penyebaran

1

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

65

informasi-informasi yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berkaitan dengan

pelaksanaan program ibadah haji. Terhitung ada 23 KBIH resmi yang terdaftar di

Kabupaten Bekasi yang tersebar di 23 kecamatan Kabupaten Bekasi.

Berikut adalah yang termasuk unsur-unsur dalam pelaksanaan pembinaan

jamaah haji (bimbingan manasik) :

1. Jamaah Haji

Dalam UU No. 13 Tahun 2008 disebutkan bahwa Jemaah Haji adalah

Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri

untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Sedangkan jamaah haji yang berhak mendapatkan bimbingan haji adalah

jamaah haji yang berhak melunasi BPIH dalam alokasi kuota keberangkatan

haji tahun berjalan.

Jumlah jamaah haji yang mengikuti bimbingan haji dalam satu

kecamatan ditetapkan paling sedikit 45 orang, jika jumlah peserta bimbingan

kurang dari 45 orang maka kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota dapat

melakukan penggabungan kegiatan bimbingan lebih dari 1 kecamatan dan

dilaksanakan oleh KUA kecamatan yang jumlah jamaahnya paling banyak.

Pada tahun 2016 jumlah kuota jamaah haji kabupaten bekasi mencapai

1.863 jamaah. Jumlah kuota jamaah haji ini diterbitkan setelah ada rumusan

dari Kemenag Provinsi Jawa Barat, jumlah kuota jamaah haji Jawa Barat

mencapai lebih dari 29 ribu, namun ini setelah ada kebijakan pengurangan

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

66

kuota dari pemerintah Arab Saudi akibat perbaikan Masjidil Haram yang

biasanya kuota jamaah haji Jawa Barat mencapai 37 ribu lebih.

Dari kuota 1.863 jamaah, pada tahun 2016 ini Kabupaten Bekasi

memberangkatkan 1.859 jamaah, 4 orang calon jamaah haji mengundurkan

diri karena kesemuanya meninggal dunia. Kabupaten Bekasi memiliki 23

kecamatan, yang mana dari ke 23 kecamatan ini yang menyumbangkan

jamaah haji paling banyak adalah dari kecamatan Tambun Selatan yang

mencapai 323 jamaah, sedangkan yang paling rendah adalah kecamatan

Bojongmangu yang hanya mengirim 15 jamaah haji. Dari jumlah tersebut

jamaah haji Kabupaten Bekasi terbagi dengan 8 kloter, dengan 3 kloter full

diisi oleh jamaah Kabupaten Bekasi, dan sisanya gabungan dengan jamaah

daerah lain.2

Kabupaten Bekasi berangkat pada dua gelombang masing-masing

Kloter 16, masuk asrama 14 Agustus 2016, membawa dengan 450 jamaah,

Kloter 28 pada 18 Agustus 2016, 450 jamaah, Kloter 33 pada 21 Agustus

2016, 450 jamaah. Sedangkan untuk gelombang kedua akan berangkat

melalui Kloter 53 pada 29 Agustus dengan 96 jamaah, Kloter 56 pada 30

Agustus 2016 dengan 39 jamaah, Kloter 60 pada 31 Agustus 2016 dengan 33

jamaah, Kloter 64 pada 01 September 2016 dengan 146 jamaah dan Kloter 68

pada 04 September 2016 dengan 222 jamaah.3

2 Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi Penyelenggaraan

Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 11-November-2016 3 http://poskotanews.com/2016/07/18/calhaj-jawa-barat-masuk-asrama-8-agustus-2016/ di

akses pada tanggal 08-Februari-2017 pukul 20.43

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

67

Jamaah haji kabupaten Bekasi mayoritas adalah jamaah yang

mendaftar melalui KBIH sekitar 80% jamaah haji Kabupaten Bekasi

menggunakan jasa KBIH, sedangkan 20% dari jumlah jamaah adalah jamaah

haji mandiri. Karena jamaah haji menganggap lebih aman dan nyaman ketika

dibantu oleh KBIH dibanding menjadi jamaah haji mandiri. Pemerintah juga

merasa sangat terbantu dengan adanya KBIH terutama dalam penyampaian

informasi-informasi yang berkaitan dengan penyelenggaran ibadah haji

kepada para jamaah.4

Berikut ini adalah tabel data jamaah haji Kabupaten Bekasi Tahun

2016.

Tabel 4.1 data jamaah haji Kabupaten Bekasi

No Kecamatan Jumlah Jamaah

1. Taruma Jaya 67

2. Babelan 160

3. Tambun Utara 45

4. Tambelang 37

5. Sukawangi 31

6. Tambun Selatan 323

7. Muara Gembong 42

8. Sukatani 53

4 Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi Penyelenggaraan

Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 11-November-2016

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

68

9. Sukakarya 31

10. Cabangbungin 29

11. Karang Bahagia 77

12. Cikarang Barat 160

13. Setu 39

14. Cikarang Utara 159

15. Cikarang Timur 78

16. Kedung Waringin 37

17. Pebayuran 69

18. Cikarang Selatan 113

19. Serang Baru 62

20. Cibarusah 62

21. Bojongmangu 15

22. Cikarang Pusat 64

23. Cibitung 106

Jumlah jamaah 1.859

2. Narasumber Pembinaan Haji

Narasumber Pembinaan Persiapan Ibadah Haji adalah orang yang

memiliki kompetensi memberikan bimbingan manasik haji yang

dilakasanakan oleh kementerian agama Kabupaten/kota dan KUA

Kecamatan. Adapun standar kualifikasi pembimbing haji, meliputi: 5

a. Pendidikan minimal S-1 atau sederajat/pesantren

b. Memiliki pemahaman yang matang mengenai fiqih haji

5 Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, ..... h.151

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

69

c. Memiliki pengalaman melaksanakan ibadah haji

d. Memiliki kemampuan leadership (kepemimpinan)

e. Memiliki akhlakul karimah

f. Diutamakan mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab

g. Diutamakan telah lulus sertifikiasi

Untuk narasumber pembinaan calon jamaah haji di Kabupaten Bekasi

diisi oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bekasi dengan materi

Kebijakan Pemerintah Tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Dinas

Kesehatan Kabupaten Bekasi dengan Materi Kebijakan Teknis Kesehatan

Haji dan Ibu Hj. Etty Nurhayati sebagai pemilik KBIH Ar-Raudhah di

Kecamatan Cikarang Utara dengan materi Pemantapan Manasik Haji.6

3. Sarana Pembinaan Haji

Sarana-prasarana dalam pembinaan haji meliputi: Miniatur Masjidil

Haram dan Masjid Nabawi, miniatur Ka‟bah,, manequin (untuk kain ihram),

buku paket bimbingan manasik haji, dan DVD manasik, perjalanan dan

hikmah haji.7

Masalah sarana adalah yang menjadi prioritas di kabupaten Bekasi,

karena kabupaten Bekasi belum mempunyai sarana yang memadai dan paten

untuk menjadi tempat dalam melaksanakan kegiatan bimbingan manasik haji

massal,terbukti pada 2 kali pertemuan pembinaan haji massal, panitia

pembinaan haji Kabupaten Bekasi menyelenggarakan di 2 tempat berbeda,

6 Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017 7 Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, ..... h.152

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

70

pertemuan pertama tanggal 18 Juli 2016 diselenggarakannya di OSO Sport

Centre Dojo KKI Perum Grand Wisata, dan pertemuan manasik haji massal

diselenggarakan di Gedung Serba Guna Wibawa Mukti.8

Juga di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bekasi, ketika

melaksanakan kegiatan pembinaan haji, rata-rata menggunakan fasilitas Aula

Masjid yang berada di wilayah sekitar kecamatan itu sendir, namun ada juga

yang menggunakan fasilitas KBIH/Pesantren yang ada di wilayah kecamatan

masing-masing.

Untuk alat peraga Kabupaten Bekasi memiliki sebuah ka‟bah mini

yang digunakan ketika praktikum manasik haji klasikal, dan yang lainnya

berupa buku panduan bimbingan manasik haji yang di bagikan kepada

masing-masing jamaah, dan video-video kegiatan perjalanan ibadah haji yang

diputar ketika pelaksanaan bimbingan manasik haji.9

Dalam pelaksanaan bimbingan manasik massal di tingkat Kabupaten

Bekasi tahun 2016 tempat yang digunakan untuk pertemuan yang kedua

berbeda dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan hasil evaluasi

pertemuan pertama yang mana terdapat beberapa kekurangan pada tempat

pertemuan pertama, salah satunya adalah terlalu jauh untuk sebagian

kecamatan dan harga sewa yang lebih mahal.10

8 Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi Penyelenggaraan

Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 11-November-2016 9

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017 10

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

71

Untuk tingkat KUA Kecamatan, tempat yang digunakan dalam

pelaksanaan bimbingan manasik haji sebagian besar dilaksanakan di Mesjid

yang sarana dan lokasinya representatif untuk digunakan, ada juga yang

menggunakan KBIH setempat. 11

Pemerintah Kabupaten Bekasi juga

mendistribusikan alat peraga bimbingan manasik haji kepada seluruh

kecamatan.12

Sedangkan untuk Bimbingan Manasik Haji tingkat KUA Kecamatan

di Kabupaten Bekasi ini dibagi ke dalam 9 wilayah, adapun wilayahnya

adalah :

a. Wilayah 1 : Kecamatan Taruma Jaya dan Kecamatan Babelan

b. Wilayah 2 : Kecamatan Tambun Utara, Kecamatan Tambelang, dan

Kecamatan Sukawangi

c. Wilayah 3 : Kecamatan Tambun Selatan

d. Wilayah 4 : Kecamatan Muara Gembong, Kecamatan Sukatani,

Kecamatan Sukakarya, Kecamatan Cabangbungin, dan Kecamatan Karang

Bahagia.

e. Wilayah 5 : Kecamatan Cikarang Barat dan Kecamatan Setu.

f. Wilayah 6 : Kecamatan Cikarang Utara.

g. Wilayah 7 : Kecamatan Cikarang Timur, Kecamatan Kedungwaringin, dan

Kecamatan Pebayuran.

11

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017 12

Wawancara pribadi dengan Bapak H. Agus Sujadi, Kepala Kantor Urusan Agama

Kabupaten Bekasi 11-Agustus-2017

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

72

h. Wilayah 8 : Kecamatan Cikarang Selatan, Kecamatan Serangbaru,

Kecamatan Cibarusah, Kecamatan Bojongmangu, dan Kecamatan

Cikarang Pusat.

i. Wilayah 9 : Kecamatan Cibitung

Dari 9 wilayah ini ada yang satu wilayah berasal dari beberapa

kecamatan dan ada pula yang hanya dari satu kecamatan, hal ini ditentukan

berdasarkan dengan jumlah jamaah yang berangkat pada tahun

keberangkatan. Karena jumlah minimal KUA Kecamatan dapat

melaksanakan bimbingan manasik haji adalah 45 Jamaah. Jadi untuk

kecamatan-kecamatan yang bimbingan manasik hajinya digabung dengan

kecamatan lain berarti jumlah jamaah kurang dari 45 jamaah, sedangkan

untuk kecamatan yang mengadakan bimbingan manasik haji mandiri adalah

yang jumlah jamaah hajinya lebih dari 45 jamaah.13

4. Materi Pembinaan Haji

Materi pembinaan haji di Kabupaten/kota ialah menyesuaikan dengan

kurikulum yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Haji Dan Umrah. Materi

pembinaan haji yang telah di tetapkan meliputi, Kebijakan penyelenggaraan

ibadah haji di tanah air, taklimatul hajj (peraturan penyelenggaraan haji

pemerintah Arab Sauidi), tata cara haji (manasik ibadah) praktik lapangan,

fiqih haji, manasik keselamatan dan perjalanan penerbangan, hikmah ibadah

haji, Arba‟in dan ziarah, akhlaq dan sosial budaya Arab Saudi, hak dan

13

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

73

kewajiban jamaah, pembentukan kepala regu, kepala rombongan dan kloter,

dan melestarikan haji mabrur.

Untuk tingkat kabupaten/kota materinya meliputi : Kebijakan

pemerintah tentang penyelenggaraan ibadah haji, kebijakan teknis kesehatan

haji, pembentukan karu dan karom, serta pemantapan manasik haji.

Sementara untuk tingkat kecamatan materinya meliputi : Bimbingan tata cara

pelaksanaan manasik haji, proses perjalanan ibadah haji, bimbingan

pelaksanaan umrah, bimbingan pelaksanaan ibadah umrah, ibadah haji, dan

adab dalam berhaji, serat pelaksanaan arba‟in/ziarah dan hikmah haji.14

Khusus untuk materi pertemuan tentang pembentukan karu dan

karom, alokasi waktu disediakan juga untuk para jamaah berkenalan dengan

para karu dan karom terpilih, hal ini bertujuan untuk kelancaran perjalanan

ibadah haji di Arab Saudi.15

5. Metode Pembinaan Haji

Ada beberapa metode dalam pembinaan haji tingkat kabupaten/kota

yang menjadi aturan untuk diterapkan, yaitu : ceramah, tanya jawab, praktik

manasik dan simulasi.

Pelaksanaan pembinaan haji bisa dilakukan dengan berbagai metode

tatap muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi telepon, dan

penerbitan buku-buku dan leaflet sejak sebelum masa pendaftaran haji,

14

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi Penyelenggaraan

Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 11-November-2016 15

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi Penyelenggaraan

Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 11-November-2016

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

74

periode pendaftaran, sampai saat pemberangkatan, selama di Arab Saudi

sampai setelah kembali ke tanah air.16

Adapun metode pembinaan calon jamaah haji ini antara lain :

a. Ceramah

Metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan

informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada

umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini disebut juga dengan metode

kuliah atau metode pidato.

Dalam metode ini, yang perlu diperhatikan adalah, hendaknya

ceramah yang diberikan oleh guru mudah dimengerti oleh siswanya,

mudah diterima serta mampu menstimulasi pendengar (peserta didik)

untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar dari isi ceramah yang

diberikan guru tadi. Blight berpendapat bahwa sesuai dengan bukti

penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat :17

1) Metode ceramah sama baiknya dengan metode yang lain,

khususnya jika itu digunakan untuk menyampaikan informasi,

akan tetapi tidak lebih baik.

2) Pada umumnya, metod ceramah tidak seefektif metode diskusi,

jika digunakan untuk mengunggah pendapat peserta didik.

16

Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah

Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.73 17

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar ayu Aryani. Strategi pembelajaran aktif.

(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008) h.89

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

75

3) Jika tujuan pembelajaran merubah sikap peserta didik, maka

sebaiknya tidak menggunakan metode ceramah.

4) Ceramah tidak efektif jika digunakan untuk mengajar

ketrampilan.

Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat

informasi (konsep, pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak serta luas.

Menurut Abdul Majid, 2009:138 secara spesifik metode ceramah bertujuan

untuk :18

1) Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk

ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta

didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah.

2) Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan

yang terdapat dalam isi pelajaran.

3) Merangsang peserta didik untk belajar mendiri dam

menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar.

4) Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan

secara gamblang.

5) Sebagi langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya

menjelaskan prosedur-prosedur yang harus ditempuh peserta

didik.

b. Tanya Jawab

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

76

Metode ini merupakan usaha penyingkiran rintangan selama atau

sesudah berlangsungnya masa ceramah. Hal ini untuk mempermudah para

peserta didik menanyakan soal tentang materi yang diberikan. Dengan

proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang penting.

Pertanyaan yang baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan:

1) Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan belajar-

mengajar. Dalam pelaksanaannya terjadi interaksi antara penanya dan

penjawab yang menjadi suatu proses partisipasi peserta didik dalam

kegiatan belajar mengajar.

2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap

masalah yang sedang dibicarakan.

3) Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir

itu sendiri adalah bertanya.

4) Menuntun proses berpikir siswa, dari pertanyaan yang baik itulah

peserta didik dapat berpikir tentang jawaban yang baik pula. Tanpa

disadari peserta didik sudah berusaha berpikir untuk menemukan dan

memahami suatu materi yang diberikan.

5) Memusatkan perhatian peserta didik terhadap masalah yang sedang

dibahas.

c. Simulasi / Praktik Manasik Haji

Demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran

dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi,

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

77

atau benda tertentu, baik sebenarnya, maupun tiruan. Demonstrasi

merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta.

Martinis Yamin menjelaskan bahwa Penggunaan metode

Praktikum dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk

mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu

seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan

tersebut harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang di tunjuk, setelah di

demonstrasikan, siswa di beri kesempatan melakukan latihan keterampilan

seperti yang telah diperagakan oleh guru atau pelatih.19

Dengan metode-metode yang telah ditetapkan oleh pemerintah, ini

menjadikan salah satu strategi pemerintah untuk dapat melaksanakan

pembinaan dengan maksimal. metode tatap muka masih menjadi metode

unggulan, walaupun sudah sedikit tergeser oleh media internet, namun

tatap muka sangat penting karena untuk prakteknya pembimbing/pembina

harus bisa dilihat langsung oleh jamaah.

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi memberikan panduan

pembinaan manasik haji kepada KUA Kecamatan berupa jadwal

pertemuan, materi, pembagian wilayah, dan tempat manasik untuk

kegiatan bimbingan manasik tiap kecamatan.

19 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. (Jakarta : Gaung Persada

Press Jakarta, 2007)h.155

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

78

Jadwal yang diberikan kepada KUA kecamatan se-Kabupaten

Bekasi berupa waktu penyelenggaraan secara serentak untuk semua

wilayah, dengan materi yang sama dengan 6 kali pertemuan di Kecamatan.

Sedangkan untuk di Kabupaten 2 kali pertemuan dengan secara massal

yaknik 1859 jamaah haji se-Kabupaten Bekasi mengikuti secara

bersamaan dalam satu tempat.

Metode yang digunakan dalam setiap pertemuan bimbingan

manasik rata-rata menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi,

namun ada juga dengan metode simulasi//praktik, contohnya ketika materi

bimbingan tatacara pelaksanaan haji dan umrah yang mempraktikkan

ihram, tawaf, sa‟i dan sebagainya. juga ketika pertemuan ke 6 praktik

memakai kain ihram, shalat sunah dan niat, wukuf, melontar jumrah,

tawaf, sai‟i dan tahallul.

Ketika pelaksanaan bimbingan manasik haji di kecamatan maupun

kabupaten/kota, metode tanya jawab menjadi metode yang lebih aktif,

karena disini para jamaah ikut aktif bertanya kepada

pembimbing/narasumber saat ada materi yang belum mereka pahami, dan

juga baiknya narasumber/pembimbing manasik juga aktif menjawab

dengan baik ketika para jamaah bertanya.20

20

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 11-November-2017

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

79

6. Biaya Pembinaan Haji

Biaya penyelenggaraan pembinaan haji terdiri dari biaya pembinaan

dan operasional pelaksanaan pembinaan pada Kementerian Agama

Kabupaten/Kota dan KUA kecamatan yang besarnya ditetapkan oleh direktur

Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Penggunaan biaya manasik haji dan operasional haji oleh Kementerian

Agama kabupaten/kota dan KUA kecamatan diatur untuk keperluan konsumsi

berupa makan dan snack serta belanja bahan, dan biaya operasional haji

digunakan untuk sarana prasarana bimbingan, penyediaan tempat, honorarium

dan transport panitia, honorarium dan transport narasumber dan sosialisasi

kebijakan ibadah haji.

Pemerintah yang diwakili Kementerian Agama bersama Komisi VIII

DPR, menetapkan BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji) atau ongkos haji

untuk musim haji tahun 2016 sebesar Rp.34,6 juta.21

Biaya yang dianggarkan oleh Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

adalah sejumlah yang ditetapkan oleh Dirjen Haji yakni Rp 50.000,-

perjamaah setiap kali pertemuan, biaya ini digunakan untuk sewa tempat

manasik, konsumsi peserta dan panitia, serta honorarium narasumber.

Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Haji tahun 2016 Nomor: B-

16.2469/Dj/Dt.II.I/Hj.01/05/2016 bahwa biaya bimbingan manasik haji

adalah 50.000,- perjamaah pada setiap kali pertemuan. Biaya ini

21

www.bekasiurbancity.com/1-859-calon-haji-kabupaten-bekasi-berangkat-awal-agustus/

di akses pada 17 Februari 2017 pukul 21.54

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

80

dipergunakan untuk konsumsi, penyediaan sarana prasarana, dan transport

kegiatan.Adapun dana tambahan dari pemerintah yakni sebesar Rp.

8.000.000,- untuk menunjang keberlangsungan penyelenggaraan bimbingan

manasik haji biaya tersebut dapat digunakan untuk pengadaan barang,

pemelliharaan inventaris, transportasi, rapat-rapat koordinasi dan publikasi

dan dokumentasi.

Sedangkan biaya penunjang operasional kecamatan diberikan

pemerintah sebesar Rp. 3.500.000,- biaya ini untuk menunjang kebutuhan

berupa belanja bahan, honorarium narasumber dan transport kegiatan. Bagi

KUA Kecamatan yang tidak menyelenggarakan bimbingan manasik biaya itu

bisa digunakan untuk sosialisasi penyelenggaraan ibadah haji atau

dikembalikan ke BPIH.

Menurut bapak kasi, biaya tersebut digunakan dengan se-efisien

mungkin, untuk mengoptimalkan manasik haji kabupaten maupun kecamatan

pemerinta Bekasi menghimbau agar bisa memanfaatkan dana yang ada serta

terus meningkatkan pelayanan manasik haji kepada para jamaah, jangan

sampai adanya dana ini malah menjadikan pelayanan kepada jamaah

menurun.22

Setelah pelaksanaan bimbingan manasik haji tingkat Kabupaten Bekasi dan

KUA Kecamatan se-Kabupaten Bekasi selesai, para panitia melakukan tugas

lanjutan yakni membuat laporan selama program dilaksanakan, dan juga membuat

22

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 11-November-2016

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

81

catatan-catatan evaluasi untuk menjadi arsip dari data-data jamaah haji tahun

keberangkatan.23

C. Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Sesuai dengan SK Dirjen PHU Nomor D / 157 / 2016 pada bab IX bahwa

setiap akhir kegiatan bimbingan, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota dan

KUA Kecamatan wajib membuat laporan. laporan yang dimaksud adalah laporan

pelaksanaan kegiatan dan laporan keuangan yang wajib dibuat selambat-

lambatnya 2 minggu setelah kegiatan dilaksanakan.

Laporan ini dibuat secara berjenjang yang meliputi, KUA Kecamatan

menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan manasik haji di wilayah

kecamatan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, lalu

Kementerian Agama Kabupaten/Kota membuat laporan pelaksanaan kegiatan

bimbingan manasik haji tingkat Kabupaten/kota dan mengkompilasikannya

dengan pelaksanaan bimbingan manasik haji tingkat KUA kecamatan

diwilayahnya, selanjutnya melaporkan ke Kanwil Kementerian Agama Provinsi.

selanjutnya Kanwil Kementerian Agama Provinsi membuat laporan akhir seluruh

pelaksanaan bimbingan manasik haji diwilayahnya dan melaporkan kepada Dirjen

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Cq. Direktorat Pembinaan Haji. 24

23

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 11-November-2016 24

Keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor / D / 157 / 2016,

Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Mansik Haji Oleh Kantor Kemeterian Agama Kabupaten/Kota

dan KUA Kecamatan. h.7

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

82

Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) bimbingan manasik haji ini harus

melampirkan, daftar hadir peserta dan narasumber, Bahan/Materi bimbingan,

kwitansi pengeluaran, dan dokumentasi.

Adapun mengenai laporan akhir, Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

mengumpulkan laporan kegiatan bimbingan manasik haji dari 9 wilayah

Kecamatan yang melaksanakan kegiatan bimbingan jmanasik haji, lalu

dikumpulkannya dan dikompilasikan dengan laporan akhir pelaksanaan tingkat

Kabupaten Bekasi dan hasilnya dikirimkan ke Kanwil Kementrian Agama

Provinsi Jawa Barat.

D. Analisis Program Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji pada Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi Tahun 2016

Dilihat dari hasil observasi yang penulis lakukan secara langsung ke

tempat penelitian juga dengan data-data yang penulis dapatkan selama melakukan

penelitian melalui wawancara dan telaah dokumen yang penulis temui selanjutnya

penulis menganalisa antara teori dan temuan pada praktik lapangan.

Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks

Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai

implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : “Implementasi adalah bermuara

pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

83

bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai

tujuan kegiatan”.25

Seperti yang dikatakan Nurdin Usman tentang impelementasi, begitu juga

dalam implementasi pembinaan calon jamaah haji Kabupaten Bekasi tahun 2016

ini melalui perencanaan sebelumnya untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan

kemandirian jamaah haji baik dalam pelaksanaan ibadah maupun ibadah haji

sesuai syariat islam.

Program pembinaan haji pada tingkat kabupaten ini telah diatur sekaligus

menjadi pedoman oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang

mengeluarkan SK Nomor D/157/2016, yang mana menjelaskan tentang jamaah

haji, pembimbing haji, sarana pra-sarana pembinaan haji, materi, metode serta

biaya pelaksanaan sampai pada laporan kegiatan pembinaan haji tingkat

Kabupaten/Kota dan KUA Kecamatan. Adapun tentang pedoman teknis

pelaksanaan bimbingan manasik Surat Edaran Dirjen Haji tahun 2016 Nomor: B-

10.2391/Dj/Dt.II.I/Hj.01/05/2016 dan untuk biaya pelaksanaan bimbingan

manasik haji tingkat Kabupaten/Kota dan KUA Kecamatan telah dijelaskan dalam

Surat Edaran Dirjen Haji tahun 2016 Nomor: B-16.2469/Dj/Dt.II.I/Hj.01/05/2016.

Pada proses perencanaan pra-pelaksanaan program bimbingan manasik

haji tingkat kabupaten adalah setelah adanya surat edaran dari Kanwil

Kementerian Agama Provinsi lalu setelah ada SK tersebut Kemeterian Agama

Kabupaten Bekasi mulai program perecncanaan yang diawali dengan

25

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum,( Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2002) h.70

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

84

pembentukan kepanitiaan, menurut dokumen yang penulis dapatkan bahwa

penetapan kepanitiaan pelaksanaan bimbingan manasik haji tingkat kabupaten ini

ditetapkan pada tanggal 12 Juli 2016, dimana panitianya diisi dari staff berbagai

seksi pada Kementerian Agama Kabupaten Bekasi dan tetap mayoritasnya dari

Seksi Penyelenggaaraan Haji Dan Umrah.

Dari penetapan kepanitiaan ini penulis merasa ini sangat baik, karena

untuk pelaksanaan bimbingan manasik haji dengan jumlah peserta 1.863 jamaah,

juga kebutuhan seperti persiapan sarana pra-sarana, narasumber, pendistribusian

informasi, manajemen acara, dan konsumsi tentunya membutuhkan tenaga yang

cukup banyak, hal ini membuktikan bahwa setiap bagian dari Kementerian Agama

Kabupaten Bekasi saling berintegritas satu sama lain untuk mewujudkan

pelaksanaan bimbingan manasik yang baik.

Namun ada yang sedikit perlu diperbaiki, yakni pada tanggal penetapan

panitia pelaksana bimbingan manasik haji Kabupaten Bekasi, dalam surat

keputusan yang dikeluarkan kementerian Agama Kabupaten Bekasi kepanitiaan

ini ditetapkan pada tanggal 12 Juli 2016. Jika dilihat dari pelaksanaan program

bimbingan manasik ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2016, maka jarak antara

penetapan panitia dan tanggal pelaksanaan ini hanya berjarak 5 hari. Menurut

penuturan dari Pak Indra selaku staff PHU, walaupun kepanitiaan ini ditetapkan

dalam jangka waktu yang terlalu mepet dengan pelaksanaan bimbingan manasik

namun penetapan narasumber, kerjasama dengan perusahaan catering untuk

konsumsi serta sewa tempat untuk pelaksanaan telah dilakukan sebelum itu. Juga

karena ini sudah menjadi program tahunan, jadi seluruh staff sudah terbiasa

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

85

melaksanakan program bimbingan manasik ini, hanya tinggal memperbaiki

evaluasi dari tahun sebelumnya.26

Program perencanaan lainnya yakni koordinasi dengan KUA Kecamatan

Kabupaten Bekasi untuk pelaksanaan bimbingan manasik, menurut Kepala KUA

Kecamatan Cibarusah yang pada tahun 2016 menjabat sebagai Kepala KUA

Kecamatan Pebayuran Bapak H. Agus Sujadi menuturkan bahwa koordinasi yang

dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Bekasi sudah cukup baik, hal ini

didukung dengan perkembangan media sosial yang memudahkan informasi lebih

cepat sampai kepada yang dituju seperti WhatsApp, jadi ada informasi apapun

yang berkenaan dengan pelaksanaan bimbingan manasik tingkat kabupaten atau

KUA langsung sampai dan persiapan bisa langsung dipersiapkan dan

dilaksanakan dengan cepat.27

Adapun pelaksanaan bimbingan manasik haji tingkat KUA Kecamatan di

Kabupaten Bekasi tahun 2016 adalah terbagi atasa 9 wilayah, dan setiap

pelaksanaannya Kementerian Agama Kabupaten Bekasi telah menetapkan petugas

untuk monitoring pada setiap pertemuannya dan dibagi untuk setiap wilayah,

tugas mereka adalah memonitoring setiap wilayah dan memberikan sedikit

pengarahan tentang bimbingan manasik haji, juga menyampaikan beberapa

informasi yang perlu disampaikan.28

26

Wawancara pribadi dengan Bapak Indra, Staff Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017 27

Wawancara pribadi dengan Bapak H. Agus Sujadi, Kepala KUA Kecamatan Cibarusah

Kabupaten Bekasi 13-September-2017 28

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

86

Jamaah haji yang mengikuti bimbingan manasik tingkat Kabupaten Bekasi

adalah jamaah yang sudah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) tahun

keberangkatan. Kementerian Agama Kabupaten Bekasi melakukan inisiatif untuk

memisahkan antara jamaah haji mandiri dan jamaah haji yang ikut KBIH, hal ini

dilakukann untuk mengetahui jumlah dan memberikan perhatian yang lebih

kepada jamaah haji mandiri. 29

Adapun untuk pelaksanaan tingkat KUA Kecamatan, H. Agus Sujadi

mengatakan bahwa masih ada beberapa jamaah yang tidak ikut menghadiri

bimbingan manasik beberapa pertemuan, hal ini sangat disayangkan, lantaran

bimbingan manasik ini adalah jalan untuk mengenalkan tata cara mulai dari

keberangkatan, saat di Arab Saudi sampai pemulangan ke Indoensia.30

Menuruh bapak H. Dudus Misbahudin salah seorang jamaah haji

Kabupaten Bekasi berasal dari Kecamatan Cikarang Barat bimbingan manasik

yang dilakukan oleh Kabupaten Bekasi ini sudah baik, pada dasarnya pelaksanaan

tingkat kabupaten ini dilakukan dengan massal, seluruh jamaah dari kecamatan-

kecamatan se-Kabupaten Bekasi digabungkan dalam satu tempat dan satu waktu

hal ini yang harus menjadi perhatian, karena masih terdapat beberpa rekan jamaah

yang sibuk sendiri saat pelaksanaan bimbingan manasik, ibaratkan yang di depan

(narasumber) menerangkan yang di belakang ikut bicara (jamaah), namun untuk

pelayanan dan fasilitas sudah cukup baik karena ada ka‟bah, buku panduan, juga

29

Wawancara pribadi dengan Bapak Indra, Staff Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017 30

Wawancara pribadi dengan Bapak H. Agus Sujadi, Kepala KUA Kecamatan Cibarusah

Kabupaten Bekasi 13-September-2017

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

87

layar infokus yang digunakan saat pelaksanaan. Konsumsi yang diberikan juga

sesuai, ada snack dan nasi box. 31

Narasumber yang mengisi bimbingan manasik sudah ditentukan oleh

panitia pelaksanaan bimbingan manasik dengan menyesuaikan materi yang akan

dibawakan, adapun untuk materi Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji

disampaikan oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bekasi Bapak H.

Shobirin, S.Ag, M.SI. Untuk Teknis Kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Bekasi, dan untuk Pemantapan Manasik Haji oleh Ibu Hj. Etty Nurhayati selaku

Pimpinan KBIH Arraudhah dan sudah mendapatkan sertifikasi pembimbing

haji.32

“Narasumbernya saya rasa sudah cukup bagus, pembawaan materinya

mudah untuk dipahami, dan juga dibantu dengan sarana seperti sound dan alat

peraga lainnya yang mendukung.” Kata H. Dudus

Adapun untuk narasumber lainnya seperti di KUA Kecamatan mayoritas

menggunakan para Kiyai dan Ustadz yang memiliki KBIH untuk mengisi materi

bimbingan manasik haji, menurut H. Jaelani masyarakat Bekasi ini lebih senang

dan semangat kalau yang mengisinya adalah kiyai yang sudah tenar di daerahnya.

Namun tetap yang dipilih adalah mereka yang sudah lulus sertifikasi pembimbing

haji.33

Untuk narasumber lainnya seperti materi pembinaan kesehatan haji itu

disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, untuk kebijakan

31

Wawancara pribadi dengan Bapak H. Dudus Misbahudin, Jamaah Haji Kabupaten

Bekasi Tahun 2016, 13-September-2017 32

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017 33

Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. A. Jelani,HR, M.Pd, Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi 02-Februari-2017

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

88

pemerintah disampaikan oleh Kepala Kemenag Kabupaten Bekasi Bapak H.

Shobirin.

Mengenai sarana yang digunakan pada penyelenggaraan pembinaan haji

Kabupaten Bekasi saat penulis survei memang cukup layak dan cukup untuk

menampung 1863 jamaah haji. Adapun fasilitas lainnya menurut pengamatan

dokumen dari arsip Kemenag Kabupaten Bekasi, seperti Ka‟bah mini, buku

panduan haji, itu sudah ada pada saat penyelenggaraan progra bimbingan

manasik. Namun pada pelaksanaan 2016 ini menggunakan 2 tempat berbeda yang

digunakan oleh panitia pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji Kabupaten

Bekasi, hal ini disinyalir karena Kabupaten Bekasi belum memiliki tempat /

gedung khusus untuk pelaksanaan manasik haji.

Namun dengan adanya 2 tempat berbeda untuk 2 pertemuan pembinaan

calon jamaah haji tingkat kabupaten Bekasi, sedikit membuat pekerjaan tambahan

untuk jamaah haji, karena harus mencari lokasi 2 kali. Selain itu, untuk tempat

yang pertama yakni di Gedung OSO Sport Centre Dojo KKI Perum Grand Wisata

Tambun Selatan, jika dilihat dari lokasinya ini tidak berimbang, karena untuk

beberapa kecamatan jarak menuju lokasi agak sedikit jauh. Alangkah baiknya jika

lokasinya yakni di tengah-tengah, agar jamaah haji setiap kecamatan tidak merasa

jaraknya terlalu jauh.

Materi dengan metode adalah satu kesatuan saat pelaksanaan bimbingan

manasik haji, materi adalah intisari yang disampaikan kepada jamaah sedangkan

metode adalah strateginya. Keduanya ini diatur oleh SK Ditjen PHU, Kementerian

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

89

Agama Kabupaten maupun KUA Kecamatan menyesuaikan materi dan metode

sesuai pedomannya, dan setiap narasumber diberikan tugas sesuai dengan materi

dan metode yang telah ditetapkan.

Untuk materi sudah cukup bagus, karena dengan jumlah 8 kali pertemuan

sudah dibagikan dengan baik sesuai porsinya, namun menurut penulis materi

seperti praktikum manasik haji perlu ditambahkan jam pertemuannya, hal ini

bertujuan untuk kualitas pemahaman ibadah para calon jamaah haji.

Juga untuk metode setiap pertemuannya, alangkah baiknya agar dilakukan

mix metode, yakni simulasi / praktikum dimasukan pada setiap pertemuannya,

baik ketika metode ceramah maupun tanya jawab. Setiap teori atau materi yang

dipaparkan langsung dibumbui dengan prakteknya. Tentunya untuk para jamaah

haji akan lebih mudah memahaminya.

Adapun formulasi untuk mewujudkan penyelenggaraan pembinaan haji

tingkat Kabupaten Bekasi yang baik dan efektif juga efisien panitia Pelaksanaan

Bimbingan Manasik Haji Kabupaten Bekasi memanfaatkan kehadiran KBIH

sebagai lembaga yang membantu pendaftaran jamaah, mengorganisir jamaah,

serta membantu mengurus jamaah selama pelaksanaan ibadah haji baik di Tanah

Air maupun di Arab Saudi. Selain itu juga, panitia pelaksanaan bimbingan

manasik haji yang sudah berpengalaman yang memanage setiap pertemuan agar

tepat dan baik dalam memilih sarana, narasumber dan melaksanakan program

sesuai dengan pedoman yang ada menjadi formulasi Kementerian Agama

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

90

Kabupaten Bekasi dalam melaksanakan program pembinaan haji di Kabupaten

Bekasi tahun 2016.

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan dalam penjelasan

bab-bab sebelumnya mengenai penelitian penulis terhadap Implementasi

Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

Tahun 2016, maka penulis membuat kesimpulan hasil penelitian ini :

1. Dalam perencanaan program pembinaan calon jamaah haji ini ada beberapa,

diantaranya Pendataan dan pendaftaran jamaah haji, Pembentukan panitia

pelaksanaan program pembinaan calon jamaah haji tingkat Kabupaten Bekasi

& KUA Kecamatan, dan Penetapan program pembinaan calon jamaah haji.

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi juga yang mengatur dalam

pembagian wilayah untuk pelaksanaan di KUA Kecamatan, yang pada 2016

pelaksanaan program pembinaan haji/bimbingan manasik dibagi pada 9

wilayah. Hal ini dikarenakan menyesuaikan dengan Keputusan Dirjen PHU

Nomor / D / 157 / 2016 yang menyebutkan bahwa kecamatan yang berhak

melaksanakan bimbingan manasik haji memiliki jumlah jamaah minimal 45

jamaah.

2. Adapun formulasi dari Kementerian Agama Kabupaten Bekasi adalah dari

Peran KBIH. KBIH ini menjadi formulasi yang utama dalam pelaksanaan

program pembinaan calon jamah haji di Kabupaten Bekasi, selain membantu

melancarkan program bimbingan manasik haji tingkat Kabupaten Bekasi dan

KUA Kecamatan, KBIH juga memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

92

teknis acara pembinaan calon jamaah haji ini, seperti pimpinan KBIH

menjadi narasumber pada pertemuan bimbingan manasik haji di kecamatan-

kecamatan, juga pada pertemuan di tingkat Kabupaten Bekasi tahun 2016

dalam materi pemantapan manasik haji ini diisi oleh pimpinan KBIH Ar-

Raudhah Ibu Hj. Etty Nurhayati.

3. Impelentasi pembinaan calon jamaah haji tahun 2016 yang dilaksanakan

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, dalam pelaksanaannya sudah sesuai

dengan pedoman yang telah ditetapkan dalam SK Dirjen PHU Nomor D / 157

/ 2016 dan Surat Edaran Dirjen Haji tahun 2016 Nomor: B-

10.2391/Dj/Dt.II.I/Hj.01/05/2016. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan

sampai dengan laporan dan evaluasi kegiatan pembinaan calon jamaah haji,

baik tingkat Kabupaten maupun KUA Kecamatan.

B. Saran

1. Hendaknya dalam program pembinaan calon jamaah haji ini tidak dibedakan

antar daerah, jumlah pertemuannya ditetapkan dalam kuantitasnya karena

program ini merupakan pondasi awal untuk jamaah dalam menyesuaikan

pemahaman dan kegiatannya selama di Arab Saudi sampai pulang kembali ke

Tanah Air.

2. Untuk setiap perencanaan diharapkan untuk mendapatkan jatah waktu yang

lebih banyak, hal ini ditujukan untuk dapat lebih baik lagi dalam pelayanan

kepada jamaah pada setiap kegiatannya.

3. Untuk sarana pelaksanaan bimbingan manasik haji tingkat kabupaten

hendaknya lebih dipersiapkan lagi dan disurvei kelayakannya, agar tidak terjadi

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

93

perpindahan tempat pelaksanaan pada setiap pertemuannya. Hal ini untuk

memberikan kenyamanan pada jamaah haji, juga tidak merepotkan jamaah haji

untuk tidak lagi mencari-cari alamat beberapa kali setiap pertemuannya.

4. Hendaknya dalam memberikan pelayanan kepada para calon jamaah haji

terkhusus untuk pembinaan calon jamaah haji, untuk mencapai visi menjadikan

jamaah haji yang mandiri.

5. Untuk KBIH hendaknya selalu mendukung dan memberikan semangat kepada

para jamaah dalam mengikuti setiap kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh

pemerintah.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

94

DAFTAR PUSTAKA

Basyuni, Muhammad. Reformasi Manajemen Haji. Jakarta: FDK Press, 2008.

Dieb Al-Bugha, Musthafa dan Mistu, Muhyidin, Al-Wafi Syarah Hadits Arba‟in

Nawawi. Penerjemah Pipih Imran Nurtsani Sukoharjo: Insan Kamil, 2014.

Gunawan, Imam Metode Penelitian Kualitatif Jakarta : Bumi Aksara, 2013

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Penerbit Erlangga,

2009

Kartono, H. Ahmad. Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan Ibadah

Haji,Jakarta: T.pn, 2015.

Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji. Petunjuk

Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Kementerian Agama RI. Al-Qur‟an danTerjemahan, Bandung:Cipta Media, 2010.

Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji Umroh tahun 2016 Nomor D/157/2016

tentang Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kementerian

Agama Kabupaten / Kota dan KUA Kecamatan

KMA No. 14 Tahun 2012 Tengtang Penyelenggaraan Haji Reguler.

Mansur, Isa. Upaya Menggapai Haji Mabrur, Kudus: Menara Kudus, 1997.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2013

Rokhmad, H. Ali dan Choliq MT, H . Abdul, Haji Transformasi Profetik Menuju

Revolusi Mental, Jakarta: Media Dakwah, 2015

Rokhmad, Ali Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia,

Jakarta: Media Dakwah, 2016

Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Indeks, 2012

Satori, Djam‟an dan Komariyah, Aan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Alfabeta, 2015.

Setiawan, Guntur. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan,

Bandung:Remaja Rosdakarya Offset.2004

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

95

Surat Edaran Dirjen PHU Nomor: Dj/Dt/VII.I/1/Hj.01/2333/2015

Syamsu, Nazwar. Alqur‟an tentang Mekkah dan Ibadah Haji. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983.

Tim Penyusun. Pedoman Akademik Program Strata 2012/2013. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2012.

Usman, Husaini dan Setiadi Akbar, Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002.

Yamin,Martinis.2007. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta : Gaung

Persada Press Jakarta

Zaini, H. Munthe,B. dan Aryani S,A. 2008. Strategi pembelajaran aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

96

LAMPIRAN

Hasil Wawancara I

1. Bagaimana Kementerian Agama Kabupaten Bekasi mengimplementasikan

program pembinaan haji tahun 2016?

Dalam pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji pada tingkat kabupaten

Bekasi ini, kami selaku pelaksana mengikuti peraturan dari pusat yang

didistribusikan melalui Kanwil Jawa Barat. Pada tahun 2016 ini Kabupaten

Bekasi mendapatkan jatah 8 kali pertemuan dibagi pada 6 kali pertemuan untuk

tingkat KUA kecamatan dan 2 kali tingkat Kabuapten Bekasi.

Kabupaten Bekasi terdiri dari 23 kecamatan dan spada musim haji 2016

ini mendapatkan kuota 1.863 jamaah. Dari 23 kecamatan ini dibagi ke dalam 9

wilayah untuk melaksanakan pembinaan calon jamaah haji tingkat KUA

kecamatan, hal ini dikarenakan peraturan dari pemerintah pusat untuk KUA

kecamatan yang berhak menyelenggarakan manasik haji minimal memiliki 45

orang jamaah. Namun kami membagi kepada 9 wilayah ini karena yang memilki

fasilitas lengkap dan memadai untuk menyelenggarakan bimbingan manasik haji

ini adalah 9 wilayah tersebut dan pembagiannya melalui letak geografi yang

Narasumber : H. A. Jaelani

Jabatan : Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah

Tempat : Gedung Kementerian AgamaKomplek Pemda

Blok E-3, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.

Waktu : 02 Februari 2017

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

97

saling berdekatan, makanya ada kecamatan yang kuotanya melebihi 45 namun

digabung untuk beberapa wilayah.

2. Bagaimana strategi Kementerian Agama Kabupaten Bekasi dalam

memformulasikan pembinaan haji tahun 2016?

Adapun untuk strategi khusus mungkin kami memanfaatkan kehadiran KBIH di

Kabupaten Bekasi ini, terkhusus untuk penyampaian informasi kepada para calon

jamaah haji. Juga pimpinan KBIH ini memilki keahlian dan sudah mendapatkan

sertifikasi rata-ratanya sebagai pembimbing haji. Jadi dengan adanya KBIH ini

pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji Kabupaten Bekasi sangat terbantu.

3. Darimanakah referensi yang digunakan Kementerian Agama Kabupaten

Bekasi untuk pembinaan haji tahun 2016?

Untuk referensi selama pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji tingkat

Kabupaten Bekasi maupun KUA kecamatan kami menyesuaikan dengan Surat

Edaran yang diberikan oleh Kanwil Jawa Barat kepada Kemenag Kabupaten

Bekasi

4. Siapa yang menjadi pemateri saat pembinaan manasik haji tahun 2016?

Sesuai dengan peraturan yang ada kami memilih pemateri sesuai dengan

keahliannya, adapun Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bekasi dengan

materi Kebijakan Pemerintah Tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Dinas

Kesehatan Kabupaten Bekasi dengan Materi Kebijakan Teknis Kesehatan Haji,

dan untuk materi Pemantapan Manasik Haji kita memilih dari pimpinan KBIH

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

98

yang sudah mendapatkan sertifikasi pembimbing haji, pada tahun 2016 ini adalah

dari KBIH Ar-Raudhah yakni Ibu Hj. Etty Nurhayati.

Adapun untuk tingkat KUA Kecamatan juga seluruh pematerinya adalah

dari yang sudah memiliki sertifikasi pembina haji, hal ini dipastikan memalui

montioring dari perwakilan Kemenag Kabupaten Bekasi yang mendapat tugas

montioring kepada setiap wilayah penyelenggara Bimbingan Manasik tingkat

KUA kecamatan.

5. Apasaja materi yang diberikan kepada jamaah dalam pembinaan haji tahun

2016?

Mengenai materi kan sudah ditentukan oleh pemerintah pusat, untuk 8

pertemuan itu sudah ditentukan apa saja materinya, baik tingkat Kabupaten/kota

maupun KUA kecamatan, juga sampai kepada jam pertemuan dan metodenya

sudah ditentukan oleh pemerintah pusat melalui surat edaran.

6. Apakah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi memiliki sarana untuk

pelaksanaan Pembinaan Haji tahun 2016?

Untuk sarana kami memiliki memiliki seperti miniatur Masjidil Haram,

Ka‟bah Mini, manequin (untuk kain ihram), buku paket bimbingan manasik haji.

Namun untuk tempatnya kami belum memiliki tempat paten yang khusus untuk

menjadi tempat pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji untuk tingkat

Kabupaten Bekasi. Hal ini menjadikan pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji

pada tahun 2016 ini menggunakan 2 tempat yang berbeda, yang , pertemuan

pertama tanggal 18 Juli 2016 diselenggarakannya di OSO Sport Centre Dojo KKI

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

99

Perum Grand Wisata, dan pertemuan manasik haji massal yang kedua

diselenggarakan di Gedung Serba Guna Wibawa Mukti.

7. Apakah Kementerian Agama Kabupaten Bekasi memiliki alat peraga berupa

ka’bah mini untuk pelaksanaan Pembinaan Haji tahun 2016?

Ya kami memiliki alat peraga tentunya, karena alat peraga ini adalah salah

satu kewajiban yang ada dalam pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji, hanya

saja tadi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi belum memiliki tempat

khusus untuk pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji.

8. Bagaimana pelaksanaan bimbingan manasik haji di kecamatan-kecamatan

Kabupaten Bekasi tahun 2016?

Kalau pelaksanaan di kecamatan kita bagi kepada 9 wilayah seperti yang

sudah dijelaskan tadi, dari 23 kecamatan kita bagi kepada 9 wilayah. Adapun

pelaksanaannya itu menjadi tanggung jawab panitia perwilayah, sedangkan dari

Kemenag Kabupaten untuk pelaksanaan tingkat KUA Kecamatan hanya beberapa

tugas saja, seperti penetapan SK kepanitiaan pelaksanaan bimbingan manasik per

wilayah, memberikan informasi surat edaran untuk pelaksanaannya dan ketika

pelaksanaan bimbingan manasik di kecamatan sebagai pihak yang melakukan

monitoring

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

100

Hasil Wawancara II

1. Apakah bapak/ibu mendapatkan pembinaan haji?

Ya, kami mendapatkan pembinaan haji. Tingkat KUA kecamatan

dan Kabupaten Bekasi.

2. Apakah bapak/ibu mendapat pembinaan manasik haji sebanyak 8

kali?

Iya juga, di KUA Kecamatan sebanyak 6 kali dan 2 kali di

Kabupaten, yang massal bersama seluruh calon jamaah haji Kabupaten

Bekasi.

3. Siapakah yang menjadi pemateri pada saat pembinaan haji?

Narasumbernya di KUA itu perwakilan dari KBIH, di Kabupaten

juga Ibu Hj. Ety Nurhayati beliau juga sebagai pimpinan KBIH.

Narasumbernya saya rasa sudah cukup bagus, pembawaan materinya

mudah untuk dipahami, dan juga dibantu dengan sarana seperti sound dan

alat peraga lainnya yang mendukung

Narasumber : H. Dudus Misbahudin

Jabatan : Jamaah Haji Kabupaten Bekasi Tahun 2016

Tempat : Kp.Telajung, Kecamatan Cikarang Barat.

Waktu : 13 September 2017

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

101

4. Bagaimana pelaksanaan pembinaan haji Kabupaten Bekasi menurut

Bapak/Ibu?

Sudah baik, pada dasarnya pelaksanaan tingkat kabupaten ini

dilakukan dengan massal, seluruh jamaah dari kecamatan-kecamatan se-

Kabupaten Bekasi digabungkan dalam satu tempat dan satu waktu hal ini

yang harus menjadi perhatian, karena masih terdapat beberpa rekan

jamaah yang sibuk sendiri saat pelaksanaan bimbingan manasik, ibaratkan

yang di depan (narasumber) menerangkan yang di belakang ikut bicara

(jamaah), namun untuk pelayanan dan fasilitas sudah cukup baik karena

ada ka‟bah, buku panduan, juga layar infokus yang digunakan saat

pelaksanaan. Konsumsi yang diberikan juga sesuai, ada snack dan nasi

box.

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

102

Tabel Jadwal Pembinaan Calon Jamaah Haji Kabupaten Bekasi

2016/1437H

No. Hari/Tanggal waktu Jumlah

Jamaah Penyelenggara Materi

Tempat

Kegiatan

1. Senin

18-Jul-16

07.30 s.d

Selesai

1859

jama‟ah

Kementerian Agama

Kabupaten Bekasi

Kebijakan

Pemerintah

tentang

penyelenggaraan

Ibadah haji dan

teknis kesehatan

OSO Sport

Centre Dojo

KKI Perum

Grand Wisata

2. Senin

01-Agust-16

07.30 s.d

Selesai

Pembentukan

Kloter

Pemantapan

Manasik

GSG Wibawa

Mukti,

Cikarang

Pusat.

Sumber : arsip data manasik haji 2016 Seksi PHU Kemenag Kabupaten Bekasi.

Tabel Jadwal Pembinaan Calon Jamaah Haji KUA Kecamatan Se-Kabupaten

Bekasi 2016/1437H

No. Hari/Tanggal waktu Jumlah

Jamaah Penyelenggara Materi

Tempat

Kegiatan

1

Pertemuan 1

Minggu

17/07/2016

07.30 s.d

Selesai

Wilayah 1 Peremuan 1

Bimbingan Manasik

Haji Pembentukan Karu

Karom

Attaqwa 67 Taruma Jaya

160 Babelan

2

Pertemuan 2

Selasa

19/07/2016

Wilayah 2 Pertemuan 2

Bimbingan Tata Cara

Pelaksanaan Haji dan

Umrah

Arrahmah Suka

Bakti

45 Tambun Utara

37 Tambalang

31 Sukawangi

Wilayah 3

Masjid Raya Jati

Mulya

3

Pertemuan 3

Kamis

21/07/2016

323 Tambun Selatan

Wilayah 4 Pertemuan 3

Proses Perjalanan

Ibadah Haji

Nurul Huda

Suka Tani

42 Muara Gembong

53 Suka Tani

31 Suka Karya

4

Pertemuan 4

Sabtu

21/07/2016

29 Cabang Bungin

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

103

77 Karang Bahagia Pertemuan 4

Bimbingan Pelaksanaan

umrah

Wilayah 5

Nurut Taqwa

Kalijaya 160 Cikarang Barat

39 Setu

5

Pertemuan 5

Minggu

24/07/16

Wilayah 6

AlBarkah

Tanjung Sari 159 Cikarang Utara

Wilayah 7 Pertemuan 5

Bimbingan Pelaksanaan

Ibadah Umrah, Ibadah

Haji, dan Adab berhaji.

DARUNNIDA

Karang Sari

78 Cikarang Timur

37 Kedungwaringin

69 Pebayuran

6

Pertemuan 6

Selasa

26/07/16

Wilayah 8

AlAmir Serang

BAru

113 Cikarang Selatan Pertemuan 6

Pelaksanaan

Arba‟in/ziarah

Hikmah ibadah haji.

62 Serang Baru

62 Cibarusang

15 Bojong Mangu

64 Cikarang Pusat

Wilayah 9

AlBarkah 106 Cibitung

Sumber : arsip data manasik haji 2016 Seksi PHU Kemenag Kabupaten Bekasi.

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

104

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

105

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

106

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

107

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

108

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

109

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

110

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

111

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

112

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

113

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

114

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

115

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

116

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

117

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

118

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

119

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

120

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

121

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

122

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi

Ruang Seksi PHU Kemenag Kabupaten Bekasi

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

123

Pembinaan Haji Tingkat Kabupaten Bekasi Tahun 2016 di Stadion

Wibawa Mukti.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · ii ABSTRAK Muhamad Lukmanul Hakim . Implementasi Pembinaan Calon Jamaah Haji Pada Kementerian Agama

124

Dokumentasi Kegiatan Pembinaan Calon Jamaah Haji Tingkat Kabupaten Bekasi

2016