iklim dunia

download iklim dunia

If you can't read please download the document

Transcript of iklim dunia

Zon iklim dunia terdiri daripada Zon Panas, Zon Sederhana Panas, Zon Sederhana Sejuk dan Zon Sejuk. Ciri-ciri bagi kawasan zon iklim tersebut ialah : http://kajiantempatan-nadiha.blogspot.com/2009/04/kawasan-zon-iklim-dunia.html 1. Zon Panas Suhunya berada di antara 32-40 darjah celcius. Hujan tahunan kurang daripada 250 mm. Contoh kawasan : Gurun Sahara, Gurun Arab dan Gurun Atacama. 2. Zon Sederhana Panas Berkeadaan panas dan kering ketika musim panas. Suhu antara 21-24 darjah celcius. musim sejuknya adalah sederhana sejuk dan lembap iaitu sekitar 10 darjah celcius. Hujan tahunan 600-800 mm. Contoh kawasan : Pantai Mediterranean dan Carlifornia Tengah.

3. Zon Sederhana Sejuk Musim panasnya sederhana sejuk iaitu sekitar 18-21 darjah celcius. Musim sejuknya panjang iaitu -17 darjah celcius. Hujan turun dalam bentuk salji. kawasan ini mengalami kejadian empat musim (Musim Panas, Musim Luruh, Musim Sejuk dan Musim Bunga) Contoh Kawasan : Canada dan Utara China.

4. Zon Sejuk Sejuk sepanjang tahun. Suhu musim panasnya 10 darjah celcius iaitu selama 3 bulan sahaja. Musim sejuknya panjang dan suhunya -45 darjah celcius. Hujan turun dalam bentuk salji. Contoh kawasan : Greenland, Iceland dan Antartika.

Klasifikasi Iklim2 Mei 2007 La An http://mbojo.wordpress.com/2007/05/02/klasifikasi-iklim/ Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan, 2002). Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus. Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi. Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude/elevasi), suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6 oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul (Lakitan, 2002). Menurut Hidayati (2001) karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Kadaan suhu yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat. Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Tjasyono (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim. Beberapa sistem klasifikasi iklim yang sampai sekarang masih digunakan dan pernah digunakan di Indonesia antara lain adalah: a. Sistem Klasifikasi Koppen

Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi). Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima huruf besar dimana tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering (dry climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climates) dan iklim E adalah tipe iklim kutub (polar climates) (Safii, 1995). b. Sistem Klasifikasi Mohr Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan (Anon, ?). c. Sistem Klasifikasi Schmidt-Ferguson Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia. Menurut Irianto, dkk (2000) penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah (X) dalam klasifikasian iklim Schmidt-Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan ( f ) dengan banyaknya tahun pengamatan (n) (Anon, ? ; Safii, 1995). Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang (Syamsulbahri, 1987). Table Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson

d. Sistem Klasifikasi Oldeman Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut. Oldeman, et al (1980) mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah 70 mm/bulan, dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75% maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm. Lamanya periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis/varietas yang digunakan, sehingga periode 5 bulan basah berurutan dalan satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat melakukan 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan (Tjasyono, 2004). Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkana angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4 dan sub 5. Zone A dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun. Zone B hanya dapat ditanami padi 2 periode dalam setahun. Zone C, dapat ditanami padi 2 kali panen dalam setahun, dimana penanaman padi yang jatuh saat curah hujan di bawah 200 mm per bulan dilakukan dengan sistem gogo rancah. Zone D, hanya dapat ditanami padi satu kali masa tanam. Zone E, penanaman padi tidak dianjurkan tanpa adanya irigasi yang baik. (Oldeman, et al., 1980) Tabel Klasifikasi iklim menurut Oldeman

KLASIFIKASI IKLIMBerdasarkan:

1. LETAK LINTANG GEOGRAFIS Iklim Tropis : iklim yang terletak di antara 23,50 LU-23,50 LS. Cirinya udara selalu tinggi dan curah hujan juga tinggi Iklim subTropis : iklim yang terletak di antara 23,50-350 di belahan bumi utara dan selatan. Cirinya tekanan udara tinggi dan kering. Iklim sedang : iklim yang terletak di antara 350-66,50 di belahan bumi utara dan selatan. Cirinya memiliki 4 musim. Iklim dingin : iklim yang terletak di antara 66,50-900 di belahan bumi utara dan selatan. Cirinya udara sangat dingin. 2. KOPEN (CURAH HUJAN DAN TEMPERATUR) Iklim A (hujan tropis) curah hujan tinggi

Iklim B (kering/gurun) curah hujanlebih kecil dari penguapan Iklim C (sedang basah) suhu terdingin -30 sampai -180 Iklim D (dingin) suhu terdingin < -30 dan terpanas > 100 Iklim E (kutub) temperatur < 100 Iklim A dibagi menjadi f, w, dan m Af : curah hujan bulanan >60mm Aw : musim kering panjang Am : peralihan Af dan Aw 3. SCHMIDT-FERGUSON (Q MODEL) Q=((Rata-rata bulan kering):(Rata-rata bulan basah)) x 100% 1. Iklim A sangat basah Q=0-14,3% 2. Iklim B basah Q=14,3-33,3% 3. Iklim C agak basah 33,3-60% 4. Iklim D sedang Q=60-100% 5. Iklim E agak kering Q=100-167% 6. Iklim F kering Q=167-300% 7. Iklim G sangat kering Q=300-700% 8. Iklim H luar biasa kering >700% 4. OLDEMAN (DERETAN BULAN BASAH) Bulan basah jika curah hujan > 200 mm Bulan lembab jika curah hujan 100-200 mm Bulan kering jika curah hujan < 100 mm Iklim tersebut dibagi dalam 5 tipe : Iklim A memiliki bulan basah > 9 kali berturut-turut Iklim B memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut Iklim C memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut Iklim D memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut Iklim E memiliki bulan basah 2500 m, zona dingin, CONTOH- lumut

Pembagian Iklim Di IndonesiaPosted on Senin, November 3, 2008 by Eirlangga Pembagian Iklim Tentunya Anda masih ingat apa yang dimaksud dengan iklim. Coba sebutkan kembali pengertian iklim! Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis. a. Iklim Matahari Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya dapat Anda perhatikan pada gambar 24 berikut.

Gambar 22: Pembagian daerah iklim matahari Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang pembagian iklim matahari tersebut di atas dapat Anda pelajari pada uraian berikut. 1) Iklim Tropis Iklim tropis terletak antara 0 231/2 LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi. Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut: Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30C. Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 5C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar. Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan. Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia. 2) Iklim Sub Tropis Iklim sub tropis terletak antara 231/2 40LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.

Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut: Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang. Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas. Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok. 3) Iklim Sedang Iklim sedang terletak antara 40- 661/2 LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai berikut: Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tibatiba. Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis. 4) Iklim Dingin (Kutub) Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es. Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut: Musim dingin berlangsung lama Musim panas yang sejuk berlangsung singkat. Udaranya kering. Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun. Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju. Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah. Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak. Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia. Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut: Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi. Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan. b. Iklim Fisis Apa yang dimaksud dengan iklim fisis. Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim

gunung/pegunungan dan iklim musim (muson). 1) Iklim laut (Maritim) Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda. Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40, adalah sebagai berikut: a) Suhu rata-rata tahunan rendah; b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil; c) Banyak awan, dan d) Sering hujan lebat disertai badai. Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut: a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil; b) Banyak awan; c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik; d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba. 2) Iklim Darat (Kontinen) Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40(, yaitu sebagai berikut: a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan. Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut: a) Amplitudo suhu tahunan besar; b) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah; dan c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas. 3) Iklim Dataran Tinggi Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut: a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar; b) Udara kering, c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan d) Jarang turun hujan. 4) Iklim Gunung Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut: a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi; b) Terdapat di daerah sedang; c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil; d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan; e) Kadang banyak turun salju. 5) Iklim Musim (Muson) Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciricirinya adalah sebagai berikut:

a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan; b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau. Selain pembagian iklim menurut letak garis lintang dan ketinggian tempat, berikut ini akan diuraikan tentang pembagian iklim menurut beberapa para ahli antara lain: a. Pembagian Iklim Menurut Dr. Wladimir Koppen Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E. 1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut: suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18C, suhu rata-rata tahunan 20C-25C, curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam. 2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut: Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa); Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar; 3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18 sampai -3C. 4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari 3C. 5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari 3C. Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu: 1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut: (1) Af = Iklim panas hujan tropis. (2) As = Iklim savana dengan musim panas kering. (3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering. (4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar. 2. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu: (1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D. (2) BW = Iklim gurun. 3. Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu: (1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas kering. (2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk. (3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan. 4. Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:

(1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering. (2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab. 5. Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu: (1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C. (2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi. Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D. Af dan = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Am Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara. Aw C D = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerahdaerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan. = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan. = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.

b. Pembagian Iklim Menurut F. Junghuhn Berdasarkan hasil penyelidikan Junghuhn pembagian daerah iklim di Jawa ditetapkan secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan. Perhatikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 25: Pembagian iklim menurut Junghuhn Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut 1. Daerah panas/tropis Tinggi tempat antara 0 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3 22C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat. 2. Daerah sedang Tinggi tempat 600 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22 -17,1C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran. 3. Daerah sejuk Tinggi tempat 1500 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1 11,1C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.

4. Daerah dingin Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1 6,2C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya. c. Pembagian Iklim Menurut Mohr Mohr membagi iklim berdasarkan curah hujan yang sampai ke permukaan bumi, yaitu menjadi tiga golongan sebagai berikut: 1. Bulan kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut kurang dari 60 mm. 2. Bulan sedang (BS, yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut berkisar antara 60 90 mm. 3. Bulan basah (BB), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut 100 mm ke atas. d. 1. Bulan kering (BK), yaitu curah hujan yang sampai ke permukaan bumi kurang dari 60 mm. 2. Bulan basah (BB), yaitu curah hujan yang sampai kepermukaan bumi lebih dari 60 mm. sumber : http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=138&fname=geo109_13.htm