ILMU SOSIAL DASAR -...

29
ILMU SOSIAL DASAR

Transcript of ILMU SOSIAL DASAR -...

ILMU SOSIAL DASAR

PENGANTAR TEORI ILMU

SOSIAL

DAN REALITAS SOSIAL

A. PENGANTAR

Permasalahan Ilmu Sosial

Ada permasalahan ilmu sosial berkenaan dengan Posisi

Keilmuan:

Ilmu Sosial bukan suatu disiplin ilmu penget yg berdiri

sendiri, melainkan berkaitan satu sama lain & Ilmu Sos hny

mrpkn penget ttg aspek-aspek yg ada dlm kehdpn mns sbg

makhluk sos, beserta masalah- masalah yg muncul di dlmnya.

Ilmu Sosial Dasar, sbg suatu mata kuliah, menya jikan

suatu pemahaman ttg hakikat mns sbg makhluk sosial.

Masalah dilihat dgn pendekatan yg melihat sasa ran

studinya sbg suatu masalah obyektif, & yg dilihat jga dari

kacamata subyektif (Parsudi Suparlan, 1981).

Dihrpkan gabungan kacamata obyektif & suby ini akan

mewujudkan kepekaan mns ttg masalah sos yg di sertai dgn

penuh tanggung jwb & kepribadian yg kuat dlm kedudukanya

sbg warga masy ilmiah, sbg warga masy & Negara Indonesia.

Tradisi Ilmu Pengetahuan

Ada dua tradisi ilmu penget dlm kerangka ISD. Kedua

tradisi ilmu penget itu antara lain:

Logico Empiricism dan Hermeneutic.

Logico Empiricism, mrpkn suatu yg nyata dan factual.

Maksudnya ialah suatu hal dpt dikatakan ada jika sesuatu hal

tersebut ril adanya. Logico empiricism merupakan akar dari

aliran kuantitatif.

Hermeneutic, Kita tdk dpt melihat sesuatu hnya dgn yg

terlihat saja, krn sesuatu tsb ada yg tdk dpt divisualisasikan.

Hermeneutic mrpkn akar dari aliran kualitatif.

Masalah-masalah sosial

Khdpn mns sbg makhluk sos sll dihadapkan pada masalah

sos yg tdk dpt dipisahkan dlm kehdpn. Masa lah sos timbul sbg

akibat dr hubnya dgn sesama mns lainnya & akibat tingkah

lakunya.

Masalah sos ini tdk sama antara masy yg satu dgn masy yg

lainnya krn adannya perbedaan dalam tingkat perkembangan

kebudayannya, sifat kependu dukannya, dan keadaan lingkungan

alamnya.

Masalah sos memiliki dua pendefinisian :

Pertama menurut umum, kedua menurut ahli. Menurut

umum atau warga masy, sgl sesuatu yang menyangkut

kepentingan umum adlh masalah sosial.

Menurut para ahli, mslh sos adlh suatu kondisi atau

perkembangan yg terwujud dlm masy yg berdsr kan atas studi,

mempunyai sifat yg dpt menimbulkan kekacauan thp kehdpn

masyar scr keseluruhan.

Berikut ini mrpkn bbrp masalah sos yg terjadi di dlm

masyarakat:

Kepadatan penduduk.

Angka kelahiran lebih besar dari angkan angka kematian.

Gelandangan.

Prostitusi.

Kesenjangan sosial

Anak jalanan.

Akibat yg terjadi ialah: Masalah kemiskinan tak kunjung

selesai, angka kemiskinan semakin bertam - bah, orang kaya

semakin kaya, org miskin semakin miskin.

Hal di atas dpt menyebabkan kemacetan lalu lintas yg tdk

terkendali, timbulnya kriminalitas dll.

Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum

pendapatan:

- Persepsi manusia tentang kebutuhan pokok

yang dinginkan.

- Persepsi mns dlm lingkungann sekitar.

- Kebutuhan obyek mns utk dpt hdp secara

manusiawi.

Bermacam Persepektif/Paradigma

Realitas/Fakta Sosial

Ada 3 indikator/syarat sesuatu hal dpt dikatakan sbg

realitas sosial. Adapun indikator tsb meliputi:

1. Bersifat eksternal : Suatu keadaan/fenomena yg muncul dari

luar diri seseorang.

Contoh: Memakai baju yg tertutup krn mengikuti norma sos

yang berlaku di masyarakat.

2. Bersifat koersif (memaksa) :

Contoh: seseorg yg mandi krn akan bertemu orang lain.

3. Bersifat representative (mewakili keseluruhan).

Contoh: Org yogya/Solo halus, Org Banyumas bernada

huruf K dan berakhiran A Bpke arep neng endhi ya.

B. TINGKATAN KENYATAAN SOSIAL

Masy sbg realitas sos, jk dihub dgn paradigma ilmu sos,

mk wawasannya sangat luas. Paradigma fak ta sos atau realitas

sos, melihat gamb mendsr menge nairealitas sos mnrt kacamata

ilmusos.

Tingkatan kenyataan sos ada empat, meliputi :

1. Individual, menempatkan individu sbg pusat perha

tian utk analisa. Ada 2 bag analisa : Perilaku

dan Subyektif.

2. Antar Pribadi (Interpersonal), melihat realitas sbg

interaksi antar individu yg berkaitan dgn ko

munikasi, simbolisasi, negosiasi, adaptasi,

kerjasama, konflik, dll.

3. Struktur Sosial, menempatkan individu sbg bag dr

kehdpn yg lbh bsr. Sbg agt struktur, individu

dpt dilihat dlm 3 dimensi : Horisontal, vertikal,

dan mobilitas.

4. Tingkat Budaya, memandang bhw tiap perilaku pas-

ti memiliki rangkaian historis, yg dimulai dr tin

dakan, pemikiran, pembiasaan, kmdian menjd

kebudayaan. Sbg perilaku yg berhistoris dan

terpercaya, mk tindakan ini jd mempola. Buda

daya dpt dilihat scr materil dan imateril.

a. Materil : Dpt diidentifikasi melalui semua

indera.

b. Imateril : Hanya dpt diidentifikasi melalui

sebagian indera.

INDIVIDU, KELUARGA & MASYARAKAT

KELUARGA, mrpkn unit terkecil masy yg terdiri atas

suami/ayah, istri/ibu, dan anak, yg diikat oleh tali perkawinan,

ikatan darah dan adopsi, yg tinggal dalam suatu tempat pada

periode tertentu.

Apa sebenarnya fungsi KELUARGA ?

Keluarga memiliki, memiliki bbrp fungsi sbb.

1. Sosialisasi kebudayaan, nilai, dan norma sosial

2. Proteksi atau perlindungan

3. Ekonomi

4. Reproduksi

B. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Sosialisasi,

Salah satu kecenderungan di antara sejumlah kecenderungan

mendasar manusia, adalah berinter aksi dengan sesamanya.

Interaksi tersebut pertama kali dilakukan dgn ibu dan atau

ayahnya, kemudian dengan saudara- saudaranya, di dlm suatu

keluarga.

Dgn dmkn klg memiliki tgs penting di dlm me- lakukan

pengenalan kpd agt nya di dlm bnyak hal, terutama mengenai

budaya, nilai, dan norma sosial.

Oleh Edward Tyllor, Kebudayaan didefinisikan sbb.

Culture as that complex whole which includes

knowledge, belief, art, morals, law, customs,

& any other capabilities and habits acquared

by man as a member of society.

Proses: Pola Keyakinan

Tindakan Kebudayaan

Kebiasaan Syarat : Eksterior

Konstrain

Kebudayaan mrpkn keseluruhan hal kompleks meliputi

Penget, keperc, seni, moral, hkm, adat istiadat, &

sejumlh kemampuan dan kebiasaan yg didptkan

mns sbg angt masy.

Nilai Sosial, mrpkn penghargaan yg diberikan masy ke-pada segala sesuatu yg dianggap memiliki daya –

guna jangka panjang bagi kehdpn bersama.

Jenis Nilai Sosial, meliputi :

(1) Nilai sosial berdasarkan tempat

a. Nilai Sos pd benda cultural ciptaan mns, spt : keris, akik,

tombak, tongkat, lukisan, dll.

b. Nilai Sos pd pola kelakuan; spt beristri bnyk, dulu diang-

gap baik, skrg jelek. Konsultasi pd pimp ada yg anggap

baik ada yg menganggap jelek

c. Nilai Sos pd cara berfikir & berperasaan, spt: Kritis thd

sikap org tua atau dosen, ada yg menganggap baik, tapi

ada yg anggap jelek.

(2) Nilai sosial berdasarkan bobot etis

Mencurahkan kerinduan thd seseorg yg lama tdk ketemu,

dg berpelukan di muka umum dg lawan jenis, ada yg meng

anggap baik dan ada yg anggap jelek.

(3) Nilai sosial berdasarkan solidaritas

Memberi uang kpd gelandangan & pengemis, ada yg meng-

anggap baik, ada yg anggap jelek krn ciptakan kemalasan

& ketergantungan.

(4) Nilai sosial berdasar sifat esensial

Hal yg dianggap esensi dan prinsip bagi seseorg, tdk boleh

diperdebatkan, spt : Berpantang meminjamkan pakaian,

berpantang foto bertiga, berpantang makan atau minim dg

gelas atau piring yg sama berbarengan, dll.

Norma Sosial, mrpkn serangkaian patokan perilaku yg

dianggap baik, maupun jelek, ketika seseorg atausekelmpk org berinteraksi dg sesamanya.

Jenis-jenis norma sosial :

(1) Usages, mrpkn jenis norma sosial yg mengatur perilaku se-

seorg, jk dilanggar tdk dikenai sangsi.

(2) Folkways, mrpk jenis norma sosial yg atur interaksi di anta-

ra sesama angt masy, jk dilanggar tdk kena sangsi.

(3) Mores, mrpk jenis norma sosial yg atur interaksi di antara

sesama angt masy, jk dilanggar kena sangsi sosial.

(4) Law, mrpk jenis norma sosial yg atur interaksi di antara sesa

ma angt masy, jk dilanggar kena sangsi sos-fisik.

Sosialisasi budaya, nilai, & norma sos ini sangat

penting utk dilakukan oleh klg agar para agt nya tahu ttg

pedoman perilaku yg ada di dlm klg & masy, shg agt klg

dpt mengikuti pola perilaku klg dan masy, shg tdk terjd

konflik, atau perpecahan di dlm klg & masy.

Apabila klg tdk melakukan sosialisasi, mk dpt terjd

bhw para agt klg tdk tahu mengenai apa yg hrs dilakukan

ketika berinteraksi dgn sesamanya, dan akhirnya menjd

salah dlm berperilaku.

2. Fungsi Proteksi atau Perlindungan

Klg mrpkn tmpt bagi angt nya utk tinggal & men

dptkan perlindungan dlm memenuhi kebut primer. Se tiap kali

agt klg mendptkan ancaman dari luar, mk se

hrsnya sll meminta perlindungan klg, jgn meminta ke pada org

atau pihak lain. Misalnya ketika di sekolah seorg anak diganggu

temannya, maka sehrsnya dia mengatakan : Awas aku bilangin

bpk/ibu/kakak, jgn sampai bilang awas aku bilangin tukang

becak.

Jika agt klg msh mau mengaduh pd org tua atau agt klg

lain, berarti masih termiliki adanya perasaan terlindungi oleh

klg. Semoga tdk ada agt klg yg ma rah ketika agtnya banyak

minta perlindungan.

3. Fungsi Ekonomi

Klg mrpkn tmpt bagi para agtnya utk memperoleh

pemenuhan kebutuhan ekonomi. Apapun kebutuhan agt klg

hendaknya mampu dipenuhi oleh klg, jangan sampai ada agt

klg yg berusaha mendptkan pemenuh an kebutuhan ek justru

dr pihak lain, shg bbrp waktu lalu muncul istilah “perek”,

“cebok”, cobisan/gigolo”, “AATM”, “IKTM”, “anjal”,

“gepeng”, dll gara-gara kebutuhan ek anggt klg tdk terpenuhi

di dlm klg.

Melalui uraian ini semoga para kepala dan agt klg menjadi

sadar akan fungsi ekonomi ini, dan selanjut nya bisa mengukur

kemampuan ekonomi, saat menentukan jmlh anak.

2. Fungsi Proteksi atau Perlindungan

Klg mrpkn tmpt bagi angt nya utk tinggal & men

dptkan perlindungan dlm memenuhi kebut primer. Se tiap kali

agt klg mendptkan ancaman dari luar, mk se

hrsnya sll meminta perlindungan klg, jgn meminta ke pada org

atau pihak lain. Misalnya ketika di sekolah seorg anak diganggu

temannya, maka sehrsnya dia mengatakan : Awas aku bilangin

bpk/ibu/kakak, jgn sampai bilang awas aku bilangin tukang

becak.

Jika agt klg msh mau mengaduh pd org tua atau agt klg

lain, berarti masih termiliki adanya perasaan terlindungi oleh

klg. Semoga tdk ada agt klg yg ma rah ketika agtnya banyak

minta perlindungan.

4. Fungsi Reproduksi

Salah satu fungsi Klg yg tdk kalah pentingnya ada seseorg

mau berkeluarga, namun tdk mau bere pro - duksi, bisa-bisa

suatu saat mns menjadi makhluk lang ka yg perlu dilindungi

oleh makhluk lain.

Hal ini terjadi bukan sekedar krn mereka tdk tahu

akan fungsi keluarga, namun betul-betul tdk mau dire potkan

oleh hasil reproduksi tersebut.

Berkenaan dgn sejumlah fungsi di atas, maka per

lah kiranya segenap anggota masy pd umumnya, dan keluarga

pd khususnya, mendptkan pemahaman me - ngenai fungsi-

fungsi tersebut.

D. PERMASALAHAN

Di dlm kenyataannya, sejumlh fungsi di atas ma - kin lama

semakin tdk terpenuhi. Penyebabnya sdh ba rang tentu sngt

beragam. Beberapa di antaranya : (1) Ada yg krn tdk tahu ttg

fungsi klg,

(2) Ada yg tahu tapi tdk mau memenuhi,

(3) Ada yg tahu dan mau memenuhi tapi tdk mampu,

(4) Ada yg tahu dan mampu memeuhi tapi tdk mau,

(5) Ada yg tahu tapi tdk mau dan tdk mampu utk me-

menuhi fungsi keluarga.

Berkenaan dgn hal tersebut, mk klg yg mestinya berfungsi

sbg payung pelindung bagi segenap anggta nya, akhirnya malah

terasa sbg ancaman bagi agt klg.

Sehubungan dgn keadaan ini akibatnya banyak di antara

anggota klg yg merasa tdk nyaman berada di tengah-tengah

kehdp klg.

Bagi anak menjadi tdk krasan di rumah, dan bagi suami

maupun istri menjadi tdk nyaman bertahan.

Apabila keadaan ini tdk teratasi, maka seringkali

mengakibatkan terjadinya berbagai bentuk kekerasan di dalam

rumah tangga, atau apa yg biasa kita kenal dgn istilah “KDRT”,

yg pd akhirnya sering bermuara pd perceraian.

Banyak di antara agt klg yg menganggap bhw per ceraian

itu bukan mrpkn sesuatu yg menakutkan dan tabu utk di jalani

(baca bbrp berita dan hsl penel di bbrp wilayah Jawa Barat,

DIY, dll.

E. DAMPAK PERCERAIAN

Banyak di antara angt masy yg tdk menyadari me

ngenai dampak perceraian bagi anak. Padahal apabi- la

dibandingkan antara dampak positif dan negatifnya

ternyata jauh lebih banyak dampak negatifnya.

Dampak negatif tersebut antara lain :

(1) Takut atau Trauma menikah (berumah tangga)

(2) Mencari kompensasi tidak sehat

(3) Terlepas dari perolehan pendidikan yg terarah

(4) Tdk mendptkan sosialisasi budaya, nilai, & norma

(5) Tdk mendapat perlindungan yang layak.

E. POBLEMA PERLINDUNGAN

Banyak di antara suami atau ayah dan istri atau ibu

yg lupa, bhw anak merupakan karunia dan titipan

Tuhan, yang memiliki hak dan kewajiban untuk dihar gai

hak-haknya.

Anak adalah tunas potensi generasi penerus cita- cita

perjuangan bangsa. Sbg generasi penerus bgs yg

potensial, anak patut mendptkan kesempatan seluas

luasnya utk tumbuh berkembang secara optimal, baik

fisik, mental, maupun sosial, dan berakhlak mulia.

Sehubungan dgn itu perlu dilakukan pemikiran

mengenai upaya perlindungan anak, serta pemberian

jaminan thd hak-hak tanpa diskriminasi.

Untaian lengkap mengenai hal di atas, terdpt dlm UU

Nomor 23 Tahun 2002 tertang Perlindungan Anak (UU PA).

Ironisnya sampai saat ini dan tdk tahu akan sampai kapan

terjadi, perlakuan keras dan kasar thd anak masih saja terjadi.

Org tua dan atau klg yg mestinya menjadi payung pelindung

paling aman, ternyata justru menjadi tem - pat tdk nyaman

dan terancam bagi anak, krn banyak di antara klg yg

melakukan, kekerasan, penganiaya an, eksploitasi, dan bahkan

pembunuhan thd anak.

Lebih dari sekedar itu, di saat di rumah seorang anak tdk

mendpt tmpat yg aman dan nyaman, ternyata di tempat lain

pun tdk berbeda pula.

Ikuti berita kekerasan di sekolah saat MOS, Keke rasan di

perguruan tinggi saat OPSPEK.

Keadaan ini sebetulnya dpt diminimalkan utk ter jadi, apabila

kehidpun keluarga bagi anak itu harmo nis dan saling memberi

fungsi di antara anggota klg secara pas dan sesuai dengan

kebutuhan, memben tuk sebuah sistem sosial yag harmoni.

Apabila hal ini dibiarkan, maka kehidpun anak menjadi

semakin terancam, dan apabila kehidupan anak semakin

terancam, maka menjadi terancam pula lah kehidupan manusia

ini, krn anak merupakan generasi penerus bangsa.

----------