ILMU SOSIAL DASAR -...
Transcript of ILMU SOSIAL DASAR -...
A. PENGANTAR
Permasalahan Ilmu Sosial
Ada permasalahan ilmu sosial berkenaan dengan Posisi
Keilmuan:
Ilmu Sosial bukan suatu disiplin ilmu penget yg berdiri
sendiri, melainkan berkaitan satu sama lain & Ilmu Sos hny
mrpkn penget ttg aspek-aspek yg ada dlm kehdpn mns sbg
makhluk sos, beserta masalah- masalah yg muncul di dlmnya.
Ilmu Sosial Dasar, sbg suatu mata kuliah, menya jikan
suatu pemahaman ttg hakikat mns sbg makhluk sosial.
Masalah dilihat dgn pendekatan yg melihat sasa ran
studinya sbg suatu masalah obyektif, & yg dilihat jga dari
kacamata subyektif (Parsudi Suparlan, 1981).
Dihrpkan gabungan kacamata obyektif & suby ini akan
mewujudkan kepekaan mns ttg masalah sos yg di sertai dgn
penuh tanggung jwb & kepribadian yg kuat dlm kedudukanya
sbg warga masy ilmiah, sbg warga masy & Negara Indonesia.
Tradisi Ilmu Pengetahuan
Ada dua tradisi ilmu penget dlm kerangka ISD. Kedua
tradisi ilmu penget itu antara lain:
Logico Empiricism dan Hermeneutic.
Logico Empiricism, mrpkn suatu yg nyata dan factual.
Maksudnya ialah suatu hal dpt dikatakan ada jika sesuatu hal
tersebut ril adanya. Logico empiricism merupakan akar dari
aliran kuantitatif.
Hermeneutic, Kita tdk dpt melihat sesuatu hnya dgn yg
terlihat saja, krn sesuatu tsb ada yg tdk dpt divisualisasikan.
Hermeneutic mrpkn akar dari aliran kualitatif.
Masalah-masalah sosial
Khdpn mns sbg makhluk sos sll dihadapkan pada masalah
sos yg tdk dpt dipisahkan dlm kehdpn. Masa lah sos timbul sbg
akibat dr hubnya dgn sesama mns lainnya & akibat tingkah
lakunya.
Masalah sos ini tdk sama antara masy yg satu dgn masy yg
lainnya krn adannya perbedaan dalam tingkat perkembangan
kebudayannya, sifat kependu dukannya, dan keadaan lingkungan
alamnya.
Masalah sos memiliki dua pendefinisian :
Pertama menurut umum, kedua menurut ahli. Menurut
umum atau warga masy, sgl sesuatu yang menyangkut
kepentingan umum adlh masalah sosial.
Menurut para ahli, mslh sos adlh suatu kondisi atau
perkembangan yg terwujud dlm masy yg berdsr kan atas studi,
mempunyai sifat yg dpt menimbulkan kekacauan thp kehdpn
masyar scr keseluruhan.
Berikut ini mrpkn bbrp masalah sos yg terjadi di dlm
masyarakat:
Kepadatan penduduk.
Angka kelahiran lebih besar dari angkan angka kematian.
Gelandangan.
Prostitusi.
Kesenjangan sosial
Anak jalanan.
Akibat yg terjadi ialah: Masalah kemiskinan tak kunjung
selesai, angka kemiskinan semakin bertam - bah, orang kaya
semakin kaya, org miskin semakin miskin.
Hal di atas dpt menyebabkan kemacetan lalu lintas yg tdk
terkendali, timbulnya kriminalitas dll.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum
pendapatan:
- Persepsi manusia tentang kebutuhan pokok
yang dinginkan.
- Persepsi mns dlm lingkungann sekitar.
- Kebutuhan obyek mns utk dpt hdp secara
manusiawi.
Bermacam Persepektif/Paradigma
Realitas/Fakta Sosial
Ada 3 indikator/syarat sesuatu hal dpt dikatakan sbg
realitas sosial. Adapun indikator tsb meliputi:
1. Bersifat eksternal : Suatu keadaan/fenomena yg muncul dari
luar diri seseorang.
Contoh: Memakai baju yg tertutup krn mengikuti norma sos
yang berlaku di masyarakat.
2. Bersifat koersif (memaksa) :
Contoh: seseorg yg mandi krn akan bertemu orang lain.
3. Bersifat representative (mewakili keseluruhan).
Contoh: Org yogya/Solo halus, Org Banyumas bernada
huruf K dan berakhiran A Bpke arep neng endhi ya.
B. TINGKATAN KENYATAAN SOSIAL
Masy sbg realitas sos, jk dihub dgn paradigma ilmu sos,
mk wawasannya sangat luas. Paradigma fak ta sos atau realitas
sos, melihat gamb mendsr menge nairealitas sos mnrt kacamata
ilmusos.
Tingkatan kenyataan sos ada empat, meliputi :
1. Individual, menempatkan individu sbg pusat perha
tian utk analisa. Ada 2 bag analisa : Perilaku
dan Subyektif.
2. Antar Pribadi (Interpersonal), melihat realitas sbg
interaksi antar individu yg berkaitan dgn ko
munikasi, simbolisasi, negosiasi, adaptasi,
kerjasama, konflik, dll.
3. Struktur Sosial, menempatkan individu sbg bag dr
kehdpn yg lbh bsr. Sbg agt struktur, individu
dpt dilihat dlm 3 dimensi : Horisontal, vertikal,
dan mobilitas.
4. Tingkat Budaya, memandang bhw tiap perilaku pas-
ti memiliki rangkaian historis, yg dimulai dr tin
dakan, pemikiran, pembiasaan, kmdian menjd
kebudayaan. Sbg perilaku yg berhistoris dan
terpercaya, mk tindakan ini jd mempola. Buda
daya dpt dilihat scr materil dan imateril.
a. Materil : Dpt diidentifikasi melalui semua
indera.
b. Imateril : Hanya dpt diidentifikasi melalui
sebagian indera.
INDIVIDU, KELUARGA & MASYARAKAT
KELUARGA, mrpkn unit terkecil masy yg terdiri atas
suami/ayah, istri/ibu, dan anak, yg diikat oleh tali perkawinan,
ikatan darah dan adopsi, yg tinggal dalam suatu tempat pada
periode tertentu.
Apa sebenarnya fungsi KELUARGA ?
Keluarga memiliki, memiliki bbrp fungsi sbb.
1. Sosialisasi kebudayaan, nilai, dan norma sosial
2. Proteksi atau perlindungan
3. Ekonomi
4. Reproduksi
B. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Sosialisasi,
Salah satu kecenderungan di antara sejumlah kecenderungan
mendasar manusia, adalah berinter aksi dengan sesamanya.
Interaksi tersebut pertama kali dilakukan dgn ibu dan atau
ayahnya, kemudian dengan saudara- saudaranya, di dlm suatu
keluarga.
Dgn dmkn klg memiliki tgs penting di dlm me- lakukan
pengenalan kpd agt nya di dlm bnyak hal, terutama mengenai
budaya, nilai, dan norma sosial.
Oleh Edward Tyllor, Kebudayaan didefinisikan sbb.
Culture as that complex whole which includes
knowledge, belief, art, morals, law, customs,
& any other capabilities and habits acquared
by man as a member of society.
Proses: Pola Keyakinan
Tindakan Kebudayaan
Kebiasaan Syarat : Eksterior
Konstrain
Kebudayaan mrpkn keseluruhan hal kompleks meliputi
Penget, keperc, seni, moral, hkm, adat istiadat, &
sejumlh kemampuan dan kebiasaan yg didptkan
mns sbg angt masy.
Nilai Sosial, mrpkn penghargaan yg diberikan masy ke-pada segala sesuatu yg dianggap memiliki daya –
guna jangka panjang bagi kehdpn bersama.
Jenis Nilai Sosial, meliputi :
(1) Nilai sosial berdasarkan tempat
a. Nilai Sos pd benda cultural ciptaan mns, spt : keris, akik,
tombak, tongkat, lukisan, dll.
b. Nilai Sos pd pola kelakuan; spt beristri bnyk, dulu diang-
gap baik, skrg jelek. Konsultasi pd pimp ada yg anggap
baik ada yg menganggap jelek
c. Nilai Sos pd cara berfikir & berperasaan, spt: Kritis thd
sikap org tua atau dosen, ada yg menganggap baik, tapi
ada yg anggap jelek.
(2) Nilai sosial berdasarkan bobot etis
Mencurahkan kerinduan thd seseorg yg lama tdk ketemu,
dg berpelukan di muka umum dg lawan jenis, ada yg meng
anggap baik dan ada yg anggap jelek.
(3) Nilai sosial berdasarkan solidaritas
Memberi uang kpd gelandangan & pengemis, ada yg meng-
anggap baik, ada yg anggap jelek krn ciptakan kemalasan
& ketergantungan.
(4) Nilai sosial berdasar sifat esensial
Hal yg dianggap esensi dan prinsip bagi seseorg, tdk boleh
diperdebatkan, spt : Berpantang meminjamkan pakaian,
berpantang foto bertiga, berpantang makan atau minim dg
gelas atau piring yg sama berbarengan, dll.
Norma Sosial, mrpkn serangkaian patokan perilaku yg
dianggap baik, maupun jelek, ketika seseorg atausekelmpk org berinteraksi dg sesamanya.
Jenis-jenis norma sosial :
(1) Usages, mrpkn jenis norma sosial yg mengatur perilaku se-
seorg, jk dilanggar tdk dikenai sangsi.
(2) Folkways, mrpk jenis norma sosial yg atur interaksi di anta-
ra sesama angt masy, jk dilanggar tdk kena sangsi.
(3) Mores, mrpk jenis norma sosial yg atur interaksi di antara
sesama angt masy, jk dilanggar kena sangsi sosial.
(4) Law, mrpk jenis norma sosial yg atur interaksi di antara sesa
ma angt masy, jk dilanggar kena sangsi sos-fisik.
Sosialisasi budaya, nilai, & norma sos ini sangat
penting utk dilakukan oleh klg agar para agt nya tahu ttg
pedoman perilaku yg ada di dlm klg & masy, shg agt klg
dpt mengikuti pola perilaku klg dan masy, shg tdk terjd
konflik, atau perpecahan di dlm klg & masy.
Apabila klg tdk melakukan sosialisasi, mk dpt terjd
bhw para agt klg tdk tahu mengenai apa yg hrs dilakukan
ketika berinteraksi dgn sesamanya, dan akhirnya menjd
salah dlm berperilaku.
2. Fungsi Proteksi atau Perlindungan
Klg mrpkn tmpt bagi angt nya utk tinggal & men
dptkan perlindungan dlm memenuhi kebut primer. Se tiap kali
agt klg mendptkan ancaman dari luar, mk se
hrsnya sll meminta perlindungan klg, jgn meminta ke pada org
atau pihak lain. Misalnya ketika di sekolah seorg anak diganggu
temannya, maka sehrsnya dia mengatakan : Awas aku bilangin
bpk/ibu/kakak, jgn sampai bilang awas aku bilangin tukang
becak.
Jika agt klg msh mau mengaduh pd org tua atau agt klg
lain, berarti masih termiliki adanya perasaan terlindungi oleh
klg. Semoga tdk ada agt klg yg ma rah ketika agtnya banyak
minta perlindungan.
3. Fungsi Ekonomi
Klg mrpkn tmpt bagi para agtnya utk memperoleh
pemenuhan kebutuhan ekonomi. Apapun kebutuhan agt klg
hendaknya mampu dipenuhi oleh klg, jangan sampai ada agt
klg yg berusaha mendptkan pemenuh an kebutuhan ek justru
dr pihak lain, shg bbrp waktu lalu muncul istilah “perek”,
“cebok”, cobisan/gigolo”, “AATM”, “IKTM”, “anjal”,
“gepeng”, dll gara-gara kebutuhan ek anggt klg tdk terpenuhi
di dlm klg.
Melalui uraian ini semoga para kepala dan agt klg menjadi
sadar akan fungsi ekonomi ini, dan selanjut nya bisa mengukur
kemampuan ekonomi, saat menentukan jmlh anak.
2. Fungsi Proteksi atau Perlindungan
Klg mrpkn tmpt bagi angt nya utk tinggal & men
dptkan perlindungan dlm memenuhi kebut primer. Se tiap kali
agt klg mendptkan ancaman dari luar, mk se
hrsnya sll meminta perlindungan klg, jgn meminta ke pada org
atau pihak lain. Misalnya ketika di sekolah seorg anak diganggu
temannya, maka sehrsnya dia mengatakan : Awas aku bilangin
bpk/ibu/kakak, jgn sampai bilang awas aku bilangin tukang
becak.
Jika agt klg msh mau mengaduh pd org tua atau agt klg
lain, berarti masih termiliki adanya perasaan terlindungi oleh
klg. Semoga tdk ada agt klg yg ma rah ketika agtnya banyak
minta perlindungan.
4. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi Klg yg tdk kalah pentingnya ada seseorg
mau berkeluarga, namun tdk mau bere pro - duksi, bisa-bisa
suatu saat mns menjadi makhluk lang ka yg perlu dilindungi
oleh makhluk lain.
Hal ini terjadi bukan sekedar krn mereka tdk tahu
akan fungsi keluarga, namun betul-betul tdk mau dire potkan
oleh hasil reproduksi tersebut.
Berkenaan dgn sejumlah fungsi di atas, maka per
lah kiranya segenap anggota masy pd umumnya, dan keluarga
pd khususnya, mendptkan pemahaman me - ngenai fungsi-
fungsi tersebut.
D. PERMASALAHAN
Di dlm kenyataannya, sejumlh fungsi di atas ma - kin lama
semakin tdk terpenuhi. Penyebabnya sdh ba rang tentu sngt
beragam. Beberapa di antaranya : (1) Ada yg krn tdk tahu ttg
fungsi klg,
(2) Ada yg tahu tapi tdk mau memenuhi,
(3) Ada yg tahu dan mau memenuhi tapi tdk mampu,
(4) Ada yg tahu dan mampu memeuhi tapi tdk mau,
(5) Ada yg tahu tapi tdk mau dan tdk mampu utk me-
menuhi fungsi keluarga.
Berkenaan dgn hal tersebut, mk klg yg mestinya berfungsi
sbg payung pelindung bagi segenap anggta nya, akhirnya malah
terasa sbg ancaman bagi agt klg.
Sehubungan dgn keadaan ini akibatnya banyak di antara
anggota klg yg merasa tdk nyaman berada di tengah-tengah
kehdp klg.
Bagi anak menjadi tdk krasan di rumah, dan bagi suami
maupun istri menjadi tdk nyaman bertahan.
Apabila keadaan ini tdk teratasi, maka seringkali
mengakibatkan terjadinya berbagai bentuk kekerasan di dalam
rumah tangga, atau apa yg biasa kita kenal dgn istilah “KDRT”,
yg pd akhirnya sering bermuara pd perceraian.
Banyak di antara agt klg yg menganggap bhw per ceraian
itu bukan mrpkn sesuatu yg menakutkan dan tabu utk di jalani
(baca bbrp berita dan hsl penel di bbrp wilayah Jawa Barat,
DIY, dll.
E. DAMPAK PERCERAIAN
Banyak di antara angt masy yg tdk menyadari me
ngenai dampak perceraian bagi anak. Padahal apabi- la
dibandingkan antara dampak positif dan negatifnya
ternyata jauh lebih banyak dampak negatifnya.
Dampak negatif tersebut antara lain :
(1) Takut atau Trauma menikah (berumah tangga)
(2) Mencari kompensasi tidak sehat
(3) Terlepas dari perolehan pendidikan yg terarah
(4) Tdk mendptkan sosialisasi budaya, nilai, & norma
(5) Tdk mendapat perlindungan yang layak.
E. POBLEMA PERLINDUNGAN
Banyak di antara suami atau ayah dan istri atau ibu
yg lupa, bhw anak merupakan karunia dan titipan
Tuhan, yang memiliki hak dan kewajiban untuk dihar gai
hak-haknya.
Anak adalah tunas potensi generasi penerus cita- cita
perjuangan bangsa. Sbg generasi penerus bgs yg
potensial, anak patut mendptkan kesempatan seluas
luasnya utk tumbuh berkembang secara optimal, baik
fisik, mental, maupun sosial, dan berakhlak mulia.
Sehubungan dgn itu perlu dilakukan pemikiran
mengenai upaya perlindungan anak, serta pemberian
jaminan thd hak-hak tanpa diskriminasi.
Untaian lengkap mengenai hal di atas, terdpt dlm UU
Nomor 23 Tahun 2002 tertang Perlindungan Anak (UU PA).
Ironisnya sampai saat ini dan tdk tahu akan sampai kapan
terjadi, perlakuan keras dan kasar thd anak masih saja terjadi.
Org tua dan atau klg yg mestinya menjadi payung pelindung
paling aman, ternyata justru menjadi tem - pat tdk nyaman
dan terancam bagi anak, krn banyak di antara klg yg
melakukan, kekerasan, penganiaya an, eksploitasi, dan bahkan
pembunuhan thd anak.
Lebih dari sekedar itu, di saat di rumah seorang anak tdk
mendpt tmpat yg aman dan nyaman, ternyata di tempat lain
pun tdk berbeda pula.
Ikuti berita kekerasan di sekolah saat MOS, Keke rasan di
perguruan tinggi saat OPSPEK.
Keadaan ini sebetulnya dpt diminimalkan utk ter jadi, apabila
kehidpun keluarga bagi anak itu harmo nis dan saling memberi
fungsi di antara anggota klg secara pas dan sesuai dengan
kebutuhan, memben tuk sebuah sistem sosial yag harmoni.
Apabila hal ini dibiarkan, maka kehidpun anak menjadi
semakin terancam, dan apabila kehidupan anak semakin
terancam, maka menjadi terancam pula lah kehidupan manusia
ini, krn anak merupakan generasi penerus bangsa.
----------