IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah...

15

Transcript of IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah...

Page 1: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya
Page 2: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

SK 3 : Meningkatkan keimanan kepada rasul-rasul allah KD. 3.1 : Menjelaskan tanda beriman kepada rasul-rasul allahINDIKATOR :

mengidentifikasi tanda beriman kepada rasul-rasul allah SWT Mampu menjelaskan tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul allah SWT

KD. 3.2 : menunjukan contoh-contoh perilaku beriman kepada rasul-rasul allah SWTINDIKATOR :

Mampu mengidentifikasi contoh-contoh perilaku beriman kepada rasul-rasul allah SWT Mampu menjelaskan contoh-contoh perilaku beriman kepada rasul-rasul allah SWT

KD. 3.3 : Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada rasul-rasul allah allah allah dalam kehidupan sehari-hari.INDIKATOR :

Mampu menunjukan perilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul-rasul allah SWT. Mampu meneladani sifat mulia rasul-rasul allah SWT.

Page 3: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

A. Pengertian Iman Kepada Rasul-rasul Allah Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS. Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7) "Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78) Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak. من : : سل الر الفا وعشرون واربعة الف مائة قال ؟ االنبياء عدة كم الله رسول يا قال ذر أبى عن) أحمد ) رواه غفيرا جما عشر وخمسة مائة ثالثة ذالك

Page 4: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

KD 3.1A. Mengidentifikasi tanda beriman kepada rasul-rasul allah SWTtanda-tanda beriman kepada rasul-rasul allah swt Tanda beriman kepada para Rasul ada yang berupa sikap mental yakni pikiran dan perasaan dan ada pula yang bersikap lahir yaitu ungkapan secara lisan, tulisan dan perbuatan.Tanda-tanda beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT yang berupa sikap mental antaralain:1) Mempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.2) Mempercayai sepenuh hati bahwa para nabi dan Rasul Allah, wajib memiliki sifat mulia dan mustahil bersifat tercela. Sifat-sifat mulia itu adalah:         Sidiq artinya benar mustahil bersifat Kizib artinya dusta         Amanah artinya dapat dipercaya mustahil khianat artinya penipu         Tablig artinya menyampaikan mustahil kitman artinya menyembunyikan         Fathonah atinya cerdik/cerdas mustahil baladah artinya bodoh3) Mempercayai bahwa Nabi dan Rasul allah ada yang termasuk ulul azmi (Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as, Muhammad saw) yaitu nabi dan Rasul yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa di dalam menghadapi berbagai penderitaan dan gangguan selama melaksanakan tugas risalah Allah SWT.4) Mempercayai Nabi Muhammad SAW sebadai nabi terakhir dan penutup para nabi dan nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia yang tercantum dalam Q.S. Saba:28.Tanda-tanda beriman yang berupa sikap lahir antara lain :1) Menaati risalah (ajaran Allah SWT yang disampaikan Rasul-Nya2) Melaksanakan seruan Rasulullah untuk beribadah hanya kepada Allah SWT dan menjauhkan diri dari sikap dan perilaku syirik.3) Berperilku giat bekerja mencari rezeki yang halal, sesuai dengan keahliannya. Orang yang beriman kepada Rasul Allah SWT tidak akan menjadi pemalas, duduk berpangku tangan, tidak mau berusaha sehingga hidupnya menjadi beban orang lain

Page 5: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

4) Melakukan usaha-usaha agar kualitas hidupnya meningkat kederajat yang lebih tinngi. Usaha-usah itu misalnya: Memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani Memelihara dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT5) Meningkatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Misalnya, ilmu pengetahuan tentang pertanian, perikanan, peternakan, teknologi,dan kedokteran.

B. Mampu menjelaskan tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul allah SWTDi antara tanda-tanda orang yang beriman kepada rasul-rasul Allah adalah sebagai berikut: 1). Teguh keimanannya kepada Allah swt Semakin kuat keimanan seseorang kepada para rasul Allah, maka akan semakin kuat pula keimanannya kepada Allah swt. Ketaatan kepada para rasul adalah bukti keimanan kepada Allah swt. Seseorang tidak bisa dikatakan beriman kepada Allah swt. tanpa disertai keimanan kepada rasulNya. Banyak ayat al Quran yang menyuruh taat kepada Allah swt. disertai ketaatan kepada para rasulNya, antara lain dalam surah An Nisa ayat 59, Ali Imran ayat 32, Muhammad ayat 33 dan sebagainya. Dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam pertama adalah pernyataan seorang muslim untuk tidak memisahkan antara keimanan kepada Allah swt. di satu sisi, dan keimanan kepada Rasulullah di sisi lainnya. Dalam bahasa lain, beriman kepada para rasul Allah dengan melaksanakan segala sunah-sunahnya dan menghindari apa yang dilarangnya adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah swt. 2). Meyakini kebenaran yang dibawa para rasul Kebenaran yang dibawa para rasul tidak lain adalah wahyu Allah baik yang berupa Al-Quran maupun hadis-hadisnya. Meyakini kebenaran wahyu Allah adalah masalah yang sangat prinsip bagi siapapun yang mencari jalan keselamatan, karena wahyu Allah sebagai sumber petunjuk bagi manusia. Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu Allah, jika terlebih dahulu dia beriman kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu tersebut. Mustahil ada orang yang langsung bisa menerima suatu kebenaran yang dibawa oleh orang lain, padahal dia tidak yakin bahkan tidak mengenal terhadap sipembawa kebenaran tersebut. Allah menjelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 285 yang artinya sebagai berikut:

Page 6: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.”(Q.S. Al Baqarah 285) Bagi tiap-tiap orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul, kemudian mengamalkan atau menepati kebenaran tersebut. Bagi umat Nabi Muhammad saw. tentulah kebenaran atau ajaran yang diamalkannya ialah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

3) Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain Dengan beriman kepada rasul-rasul Allah otomatis berarti tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan rasul yang lain. Artinya seorang mukmin dituntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. Tidak akan terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk merendahkan salahsatu dari rasul-rasul Allah atau beriman kepada sebagian rasul dan kufur kepada sebagian yang lain. Sikap seorang mukmin adalah seperti yang digambarkan oleh Allah swt. dalam surah Al Baqarah ayat 285: yang artinya sebagai berikut: "...Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya." Dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdo'a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Q.S. Al-Baqarah : 285)4) Menjadikan para rasul sebagai uswah hasanah Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt. untuk memimpin umatnya adalah orang-orang pilihan di antara mereka. Sebelum menerima wahyu dari Allah swt, mereka adalah orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi acuan perilaku atau suri tauladan bagi orang-orang di lingkungannya.Apalagi setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan lagi, karena mereka selalu mendapat bimbingan dari Allah swt. Dalam surah Al Ahzab ayat 21 Allah swt. menegaskan sebagai berikut:

“Sungguh pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kamu,” (Q.S. Al Ahzab ayat 21). Sebab itu, apa yang diucapkan atau yang dikerjakan rasulullah harus dicontoh atau diikuti, dan sebaliknya apa –apa yang dilarangnya harus dihindarkan. (Q.S. Al Hasyr ayat 7). Selain itu, keharusan kita meneladani rasul-rasul Allah karena alasan-alasan sebagai berikut:

Page 7: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

a. Semua rasul-rasul dima’shum oleh Allah swt. Artinya mereka selalu dipelihara dan dijaga oleh Allah swt. untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan keji atau dosa. Selaku manusia sebenarnya bisa jadi mereka berbuat kesalahan, tetapi langsung oleh Allah swt. ditegur atau diluruskan.( Sebagai contoh coba anda baca asbabunnuzul surah ‘Abasa). b. Semua rasul Allah mempunyai sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan pribadi mereka. Sifat-sifat terpuji tersebut adalah sebagai berikut: 1). Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib). 2). Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat. 3). Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah swt. (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar. 4). Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih Allah swt. Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah). c. Khusus nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin) mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah swt. disebabkan karena akhlaknya sebagaimana tersebut dalam surah Al Qalam ayat 4 yang artinya “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung “ (Q.S. Al Qalam: 4) 5) Meyakini rasul-rasul Allah sebagai rahmat bagi alam semesta Setiap rasul yang diutus oleh Allah swt. pasti membawa rahmat bagi umatnya. Artinya kedatangan rasul dengan membawa wahyu Allah adalah bukti kasih sayang (rahmat) Allah terhadap manusia. Rahmat itu akan betul-betul bisa diraih oleh manusia (umatnya) manakala mereka langsung merespon terhadap tugas rasul tersebut. Di dalam Al-Quran dikatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad saw. ke dunia merupakan rahmat (kesejahteraan) hidup di dunia dan akhirat."Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta." (Q.S. Al-Anbiya : 107) 6) Meyakini Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir Nabi Muhammad saw. adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah swt. ke muka bumi ini. Tidak akan ada lagi nabi atau rasul sesudah beliau saw. Hal ini merupakan keyakinan umat Islam yang sangat prinsip dan telah disepakati oleh seluruh ulama mutaqaddimin dan mutaakh-khirin yang didasarkan kepada dalil-dalil naqli yang qath’i (pasti) dan dalil-dalil “aqli yang logis

Page 8: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

KD 3.2A. Mampu mengidentifikasi contoh-contoh perilaku beriman kepada rasul-rasul allah SWT

Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan. Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt. Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt. Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8) B.Mampu menjelaskan contoh-contoh perilaku beriman kepada rasul-rasul allah SWT1) Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda: اصلى رايتمونى كما (Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)2 صلوا Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.3) Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:

) النسائ : ) رواه الصالة فى عينى ة قر وجعلت ساء والن الطيب ثالث دنياكم من الي ب حب

Page 9: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat. (H.R. an-Nasai)4) Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.5) Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya. KD. 3.3A.Mampu menunjukan perilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul-rasul allah SWT.Contoh perilaku-perilaku Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari

Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah Selalu optimis dan tidak pernah putus asa Peduli terhadap kaum dhu’afa Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah Tidak membeda-bedakan para Rasul-rasul Allah Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para Rasul Meyakini para Rasul memiliki sifat-sifat terpuji Menjadikan Rasul sebagai suri tauladan B. Mampu meneladani sifat mulia rasul-rasul allah SWT.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 21).Salah satu nikmat besar Allah kepada manusia adalah diutusnya Muhammad s.a.w. sebagai nabi dan rasul-Nya. Hal mana peringatan hari kelahiran (maulid) beliau akan diperingati oleh ummat Islam beberapa hari yang akan datang. Siapakah Muhammad s.a.w. itu? Allah memperkenalkan beliau kepada kita dengan firman-Nya:

Page 10: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (Q.S. At-Taubah [9]: 128).Dengan ungkapan lain, beliau adalah sosok pribadi yang santun, peduli (care dan concern) terhadap permasalahan ummatnya, ber-empati, dan lemah lembut). Beruntunglah kita memiliki panutan sejati yang mempunyai perfect personality. Untuk itu, masih adakah orang mukmin yang berpaling dari beliau dan (justru) mencari idola palsu dan tokoh ikutan lain bagi kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat? Sungguh, hal itu adalah kebodohan yang nyata.Pertanyaan kedua adalah: apa misi diutusnya Muhammad s.a.w. kepada segenap manusia? Allah menjelaskannya sebagai berikut:“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi; pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan; untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya; dan untuk jadi cahaya yang menerangi”. (Q.S. Al-Ahzab [9]: 45-46).Di surat yang lain Allah berfirman (yang artinya):“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama, meskipun orang musyrik membenci”. (Q.S. Ash-Shaf [61]: 9).Beliau juga diutus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.[1]Kemudian, mengapa kita mesti meneladani pribadi Rasulullah s.a.w.? Beliau adalah sosok pribadi paripurna. Allah s.w.t. memuji beliau:“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (Q.S. Al-Qalam [68]: 4).Apa sifat-sifat utama Muhammad s.a.w. yang harus kita teladani?Sifat pertama, shidq (benar/jujur, dalam perkataan maupun perbuatan). Allah s.w.t. menyandingkan perintah bertakwa dengan perintah mengikuti orang-orang yang bersifat shidq.“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (Q.S. At-Taubah [9]: 119).

Page 11: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

Mengapa kita sebagai ummat Muhammad harus meneladani sifat shidq beliau? Pertama, sebagai mukmin, kita berkewajiban berdakwah (mengajak manusia kepada jalan Allah) sesuai dengan peran dan kapabilitas masing-masing. Dan untuk itu tidak mungkin kita menyampaikan sesuatu yang dusta (tidak sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya). Kedua, kebenaran dan kejujuran adalah pilar utama kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, janganlah sekali-kali berbohong, meski dengan maksud iseng, apalagi berbohong/berdusta terhadap (ajaran) Allah dan Rasul-Nya.Nabi s.a.w. memperingatkan kita: jujur mengantarkan (pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan kepada surga. Sebaliknya, dusta mengantarkan kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan kepada neraka. Cara untuk mencegah dan menghindarkan diri dari dusta antara lain dengan berbicara seperlunya, tidak berlebihan dalam mengobrol dan melucu. Orang beriman memang mestinya berkata benar, atau (jika tidak dapat) lebih baik diam. Begitu nasihat Rasul. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).Sifat kedua, amanah (amanat, dapat dipercaya). Allah s.w.t. berfirman:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”. (Q.S. An-Nisa’ [4]: 58).Ingatlah misalnya ketika Muhammad s.a.w. ikut menyelesaikan permusuhan di antara kaum Quraisy pada masa jahiliyah, yang membuahkan kesepakatan Hilf al-Fudhul. Perhatikan juga contoh teladan beliau ketika menjalankan bisnis Siti Khadijah (sebelum beliau menikah); juga ketika beliau mendamaikan para pemuka Quraisy yang bertikai tentang masalah siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad di bangunan Ka’bah yang baru direnovasi. Semua itu menjadikan beliau dijuluki Al-Amien (yang dapat dipercaya) oleh kaumnya.Shidq dan amanah adalah ciri utama orang beriman. Sebaliknya, dusta dan khianat adalah sifat orang munafik. Sifat amanah niscaya penting dan menjadi tuntutan utama setiap profesi.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Seorang pedagang yang amanah dan jujur (kelak di akhirat) berada bersama dengan para nabi, ash-shiddiqin, para syuhada’, dan orang-orang shalih.” (H.R. At-Tirmidzi) Sifat ketiga, tabligh (menyampaikan hal yang diperintahkan untuk disampaikan, tidak menyembunyikannya).

Page 12: IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH · Web viewMempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia pilihan Allah SWT yang di utus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran-Nya

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. (Q.S. Al-Maidah [5]: 67).“Dan janganlah kamu (Bani Israil) campuradukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itusedang kamu mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 42) Allah s.w.t. mengancam orang-orang yang menyembunyikan kebenaran dengan hukuman dan siksa: [1] dilaknat oleh Allah dan semua makhluk (Q.S. Al-Baqarah [2]: 159); [2] masuk neraka (Q.S. Al-Baqarah [2]: 174).Dalam bidang pendidikan dan/atau keilmuan, Nabi s.a.w. bersabda (yang artinya): “Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dia tidak mau menjawab (menyembunyikannya), niscaya dia di hari kiamat akan dikekang dengan tali kekang dari api neraka”.Keempat, fathanah (cerdas, cerdik, dan pandai). Kecerdasan dan kepadaian (pencapaian derajat ilmiah) itu niscaya perlu, bahkan terpuji.“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q.S. Al-Mujadilah [58]: 11).Telah maklum dan diakui bahwa setiap bidang kehidupan memerlukan ilmunya yang tersendiri. Ilmu dibutuhkan oleh manusia sebagai individu maupun sebagai komunitas masyarakat. Ilmu juga dibutuhkan dalam rangka beribadah dan memahami petunjuk Allah dan Rasul-Nya.Hanya saja, ilmu itu haruslah bermanfaat (dalam pengertian produktif dan konstruktif), terutama untuk membangun bangsa dan negara yang aman, damai, sejahtera, adil, dan beradab (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur). Sebutan negara dan bangsa maju (developed countries, super power, dan lain-lain) selalu merujuk kepada tingginya pencapaian ilmu pengetahuan dan tekonologi.