IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang...

48
IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER DALAM PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT LAMBUNG PADA MANUSIA Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika oleh Tusmaemunah 4611413025 JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang...

Page 1: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER

DALAM PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK

MENDIAGNOSIS PENYAKIT LAMBUNG PADA

MANUSIA

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

oleh

Tusmaemunah 4611413025

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

ii

Page 3: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

iii

Page 4: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

iv

Page 5: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

� Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah

akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik. (HR. Ahmad)

� Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS Ash-Sharh: 5-6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

� Ibuku yang sangat saya cintai, maaf belum sempat

memberikan apapun, semoga Allah membalaskan surga

untukmu. Dan bapakku yang juga sangat saya cintai,

terimakasih telah mendengar keluh kesah dan menjadi

pahlawan dalam hidupku.

� Kakak-kakakku tercinta, Kiswanto dan Emi Purwati

yang selalu memberiku semangat dan doa

� Sahabat-sahabatku ILKOM 2013 yang sama-sama

berjuang dan saling memberikan semangat.

� Teman-teman DNN Kos tercinta yang telah memberikan

dukungan.

� Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan

skripsi ini.

� Almamaterku UNNES

Page 6: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

vi

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Metode Dempster Shafer

dalam Perancangan Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Penyakit Lambung

pada Manusia”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

adanya dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si., Akt., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Isa Akhlis, S.Si., M.Si., Ketua Penguji I.

4. Endang Sugiharti, S.Si., M.Kom., Dosen Pembimbing I dan Ketua Jurusan Ilmu

Komputer FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah meluangkan waktu,

membantu, membimbing, mengarahkan dan memberikan saran sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Much Aziz Muslim, S.Kom., M.Kom., Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, membantu, membimbing, mengarahkan dan memberikan

saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komputer yang telah memberikan bekal

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Page 7: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

vii

7. Ibuku tercinta yang mungkin belum bisa memberikan dukungan secara

langsung, yang sangat dirindukan oleh keluarga besar kami.

8. Bapak Sutarno Tamiarso, kakak-kakaku Kiswanto dan Emi Purwati tersayang

yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral

maupun spiritual dalam menyelesaikan skripsi.

9. Segenap keluarga besar saya yang telah memberikan dukungannya.

10. Sahabat-sahabat Ilmu Komputer yang telah memberikan banyak motivas i,

kritik, usulan yang menjadikan terselesaikannya penulisan skripsi ini.

11. Mahasiswa Ilmu Komputer angkatan 2013 lainnya, yang sama-sama berjuang

dan saling menyemangati.

12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca demi kebaikan di

masa yang akan datang.

Semarang, 15 Agustus 2017

Tusmaemunah 4611413025

Page 8: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

viii

ABSTRAK

Tusmaemunah. 2017. Implementasi Metode Dempster Shafer dalam Perancangan Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Penyakit Lambung pada Manusia. Skripsi, Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Endang Sugiharti, S.Si., M.Kom. dan Pembimbing Pendamping Much Aziz Muslim, S.Kom., M.Kom.

Kata kunci: Sistem Pakar, Penyakit Lambung, Dempster Shafer

Sistem Pakar (Expert System), merupakan salah satu cabang Artificial Intelligence (AI). Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang

menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang

tertentu. Salah satu jenis sistem pakar dalam bidang kesehatan adalah sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit lambung berdasarkan gejala yang dirasakan oleh pasien. Sistem pakar penyakit lambung ini menggunakan metode dempster shafer. Metode dempster shafer merupakan metode perhitungan untuk menentukan besarnya tingkat kepercayaan dari bukti-bukti atau informasi yang ada yaitu gejala-

gejala yang dialami pasien dan nilai densitas dari seorang pakar yang merupakan dokter penyakit dalam.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara kerja metode dempster shafer dalam mendiagnosis penyakit

lambung dan akurasi sistem dengan diagnosis dari dokter. Berdasarkan hasil uji coba sistem terhadap 60 data rekam medis pasien penderita penyakit lambung di

RSUD Tugurejo Semarang, menunjukkan tingkat akurasi sebesar 78,3% sesuai dengan hasil diagnosis dari dokter.Untuk penelitian selanjutnya diharapkan adanya perkembangan terhadap sistem ini, sehingga sistem dapat mendiagnosis lebih dari

satu penyakit. Serta perlunya peningkatan akurasi sehingga diagnosa penyakit bisa lebih akurat.

Page 9: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN .............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PRAKATA........................................................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv

BAB

1. PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5

1.3 Batasan Masalah..................................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 7

Page 10: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

x

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 9

2.1 Sistem Pakar .......................................................................................... 9

2.1.1 Kategori Permasalahan Sistem Pakar .......................................... 10

2.1.2 Komponen Sistem Pakar ............................................................. 11

2.1.3 Motor Inferensi ............................................................................. 14

2.1.4 Ciri-ciri Sistem Pakar .................................................................. 15

2.1.5 Perbandingan Sistem Pakar dengan Sistem Kon ......................... 16

2.2 Lambung (Gaster) ................................................................................. 16

2.2.1 Anatomi Lambung ........................................................................ 16

2.2.2 Histologi Lambung ....................................................................... 18

2.2.3 Jenis-jenis Penyakit pada Lambung ............................................. 19

2.3 Dempster Shafer .................................................................................... 24

2.4 PHP ..................................................................................................... 27

2.5 Aplikasi Android .................................................................................... 27

2.6 Penelitian Terkait ................................................................................... 28

3. METODE PENELITIAN.............................................................................. 30

3.1 Studi Pendahuluan .................................................................................. 30

3.2 Tahap Pengambilan Data dan Pengumpulan Data................................. 30

3.2.1 Studi Pustaka ............................................................................... 31

3.2.2 Observasi...................................................................................... 32

3.2.3 Wawancara................................................................................... 32

3.3 Perancangan Proses ............................................................................... 32

3.4 Penarikan Kesimpulan ............................................................................ 34

Page 11: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

xi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 35

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 35

4.1.1 Tahap Pengambilan Data............................................................. 35

4.1.2 Tahap Wawancara........................................................................ 35

4.1.3 Tahap Pengolahan Data ............................................................... 36

4.1.4 Tahap Perhitungan Data .............................................................. 38

4.1.5 Hasil Perancangan Sistem ............................................................ 45

4.1.5.1 Tampilan Menu admin ..................................................... 46

4.1.5.2 Tampilan Menu User ....................................................... 55

4.2 Pembahasan......... ................................................................................... 57

5. PENUTUP .................................................................................................... 61

5.1 Simpulan ................................................................................................. 61

5.2 Saran ...................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63

LAMPIRAN...................................................................................................... 66

Page 12: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Nilai densitas penyakit lambung ................................................................. 36

4.2 Basis pengetahuan ....................................................................................... . 37

4.3 Contoh kasus 1 ........................................................................................... 38

4.4 Aturan kombinasi untuk m3........................................................................ 39

4.5 Aturan kombinasi untuk m5........................................................................ 40

4.6 Contoh kasus 2 ........................................................................................... 41

4.7 Aturan kombinasi untuk m3........................................................................ 42

4.8 Contoh kasus 3 ........................................................................................... 43

4.9 Aturan kombinasi untuk m3........................................................................ 44

Page 13: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Arsitektur sistem pakar............................................................................... 11

2.2 Pembagian daerah anatomi lambung ........................................................... 17

2.3 Histologi dari lambung ................................................................................ 19

3.1 Flowchart sistem ......................................................................................... 33

3.2 Flowchart dempster shafer ........................................................................ 34

4.1 Tampilan halaman utama web.................................................................... 46

4.2 Tampilan halaman login ............................................................................. 47

4.3 Tampilan halaman utama admin ................................................................. 48

4.4 Tampilan halaman diagnosa........................................................................ 49

4.5 Tampilan halaman gejala .......................................................................... 50

4.6 Tampilan halaman relasi ............................................................................. 51

4.7 Tampilan halaman konsultasi ...................................................................... 52

4.8 Tampilan hasil submit diagnosa .................................................................. 54

4.9 Tampilan halaman utama user ................................................................... 55

4.10 Tampilan menu diagnosa pada user ......................................................... 56

4.11 Tampilan hasil diagnosa............................................................................ 57

Page 14: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi............................... 67

2 Surat Ijin Penelitian ........................................................................................ 68

3 Surat Balasan Ijin Penelitian .......................................................................... 69

4 Tabel Basis Pengetahuan ................................................................................ 70

5 Tabel Hasil Implementasi Data ..................................................................... 71

6 Data Rekam Medis Pasien Penyakit Lambung .............................................. 73

7 Kode Program untuk Admin .......................................................................... 79

8 Kode Program untuk Pengguna ...................................................................... 92

Page 15: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini telah mempengaruhi segala

aspek kehidupan manusia, bahkan di dalam bidang-bidang di luar disiplin ilmu

komputer. Kemajuan teknologi yang demikian pesatnya mendorong masyarakat

untuk terus menciptakan suatu terobosan baru di segala bidang. Penggunaan sistem

baru yang lebih praktis dan cepat pelayanannya serta dapat memberikan

kenyamanan bagi pengguna akan sangat membantu masyarakat.

Salah satu cabang ilmu komputer yang dapat membantu kinerja manusia

adalah sistem pakar yang merupakan sub bidang dari kecerdasan buatan.

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan bagian dari ilmu komputer

yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan

sebaik yang dilakukan oleh manusia (Kusumadewi, 2003).

Menurut Martin & Oxman (1988) dalam Kusrini (2006: 11), sistem pakar

merupakan sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan

teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat

dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Sedangkan menurut Arhami

(2005: 3), sistem pakar adalah salah satu cabang dari AI (Artificial Intelligence)

yang membuat penguna secara luas knowledge yang khusus untuk menyelesa ikan

masalah tingkat manusia yang pakar. Seorang pakar adalah orang yang mempunya i

keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge yang

Page 16: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

2

eksklusif. Dengan bantuan sistem pakar, seorang yang awam atau tidak ahli dalam

suatu bidang tertentu akan dapat menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah dan

mengambil keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar (Listiyono,

2008).

Permasalahan yang ditangani seorang pakar bukan hanya permasalahan yang

mengandalkan algoritma saja namun terkadang juga permasalahan tersebut yang

sulit dipahami. Oleh karena itu sistem pakar dibangun bukan berdasarkan algoritma

saja namun dibangun dengan berdasarkan basis pengetahuan (knowledge base) dan

aturan (rule). Sistem pakar yang berkembang saat ini sudah masuk ke dalam bidang

kesehatan.

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Ironisnya,

banyak sekali penyakit-penyakit yang terlambat ditangani karena tidak

dilakukannya diagnosis. Bagi masyarakat menengah kebawah, untuk melakukan

cek kesehatan bukanlah hal yang biasa. Masyarakat cenderung mengabaikan gejala -

gejala tubuh yang bermunculan sehingga penyakit-penyakit yang seharusnya bisa

ditangani dengan cepat menjadi terlambat disembuhkan karena diagnosis yang

tidak dilakukan. Kesehatan merupakan hal yang berharga dan mahal harganya,

karena setiap manusia dapat mengalami gangguan kesehatan.

Kesehatan menempati urutan tertinggi dalam menunjang kelangsungan

aktivitas harian setiap manusia. Menurut Ridley (2004: 123), kesehatan merupakan

unsur penting agar kita dapat menikmati hidup yang berkualitas, baik di rumah

maupun dalam pekerjaan. Sayangnya tidak semua masyarakat mampu menjaga

Page 17: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

3

kesehatan diri mereka sendiri. Kesehatan memang menjadi barang yang mahal bagi

manusia, oleh karena itu butuh kepekaan pribadi untuk menjaganya.

Menurut WHO, proposi tingkat kematian di dunia yang disebabkan oleh

penyakit tidak menular sebesar 60%, proporsi kesakitan sebesar 47% dan

diperkirakan pada tahun 2020 proporsi kematian akan meningkat menjadi 73% dan

proposi kesakitan menjadi 60%. Untuk negara SEARO (South East Asian Regional

Office) tahun 2020 diperkirakan proporsi kematian dan kesakitan yang disebabkan

oleh penyakit tidak menular sebanyak 50% dan 42% (Irawan, 2015).

Salah satu organ yang paling penting untuk kelangsungan hidup adalah

lambung. Lambung merupakan organ dalam yang penting dalam sistem pencernaan

tubuh. Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), penyakit pada

saluran pencernaan merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan

kematian nomor 6 dan 7 di dunia (Istiqomah, 2013). Sebagai salah satu organ

pencernaan, lambung memiliki peranan penting dalam mencerna makanan dan

menyerap sari-sari makanan dan mengubah makanan menjadi sumber energi yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk memulai berbagai aktivitas sehari-hari. Karena

memiliki peran yang penting dalam sistem pencernaan maka kita perlu untuk

menjaga kesehatan lambung dan mengenali gejala-gejala penyakit pada lambung

agar jika lambung kita bermasalah dapat dengan segera ditangani. Oleh karena itu,

penyebaran informasi tentang penyakit ini sangat diperlukan untuk mengetahui

lebih dini jenis penyakit pada lambung yang diderita.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengadakan sebuah tinjauan terhadap 8

Negara di dunia untuk mengambil sebuah hasil presentase angka penyakit maag di

Page 18: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

4

dunia. Negara-negara tersebut seperti USA, India, Inggris, China, Jepang, Kanada,

Prancis dan Indonesia. Hasil yang didapatkan di mana Amerika Serikat memuncak i

daftar tersebut dengan presentasi kejadian sebanyak 47% yang disusul di tempat

kedua oleh india yang memiliki presentase mencapai 43%. Kemudian disusul oleh

beberapa negara-negara lainnya seperti Indonesia 40,85%, Kanada 35%, China

31%, Perancis 29,5%, Inggris 22% dan Jepang 14,5%.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia pun mengeluarkan hasil

penelitian dan pengamatan mengenai kejadian penyakit maag di kota-kota besar

yang mendapatkan hasil bahwa Kota Medan merupakan kota dengan tingkat

kejadian penyakit maag yang sangat tinggi yang mana mendapatkan presentasi

sebesar 91,6% yang dilanjutkan dengan Kota Jakarta sebanyak 50%. Di Kota

Semarang, Puskesmas mencatakan pada tahun 2010 penyakit maag menempati

urutan ke 9 dalam jumlah penyakit maag yang mana sebanyak 14.702 orang.

Tumor neurondokrin memiliki kejadian 2,39 % per 100.000 penduduk per tahun,

dan prevalensi kasus per 100.000, perbedaan antara tingkat ini adalah berdasarkan

ciri dari tumor ini yang bertahan lama, yang dapat dianggap sebagai penyakit kronis

(Merola, 2016).

Dalam sistem pakar penalaran merupakan teknik umum dalam

menyelesaikan masalah, digunakan bila suatu algorima tidak cukup atau tidak ada

yang ada solusinya dan hanya penalaran yang memungkinkan untuk solusi tersebut.

Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan infromasi yang memadai

untuk membuat suatu keputusan. Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan

karena mungkin menghalangi kita dalam membuat suatu keputusan yang terbaik

Page 19: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

5

bahkan mungkin dapat menghasilkan suatu keputusan yang buruk. Dalam dunia

medis, ketidakpastian mungkin menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para

pasien dan dapat menyebabkan terapi yang keliru.

Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat

konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat

terselesaikan secara lengkap dan pasti. Ketidakpastian yang tersebut adalah akibat

adanya penambahan fakta baru. Penalaran seperti itu disebut dengan penalaran

monotonis. Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut maka dapat menggunakan

penalaran Dempster Shafer.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dirancang suatu sistem pakar dengan

menggunakan metode Demster Shafer yang diharapkan dapat membantu dokter

maupun masyarakat dalam mendeteksi gejala penyakit pada lambung. Sehingga

dengan sistem ini nantinya banyak masyarakat yang bisa mengetahui penyakit

lambung yang dideritanya dan langsung bisa ditangani dengan cepat. Hal ini juga

yang menjadi latar belakang peneliti dalam melakukan penelitian pada skripsi yang

berjudul “IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER DALAM

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT

LAMBUNG PADA MANUSIA”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Page 20: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

6

1) Bagaimana cara kerja metode Dempster Shafer dalam mendiagnosis penyakit

lambung?

2) Bagaimana merancang aplikasi sistem pakar yang mengadopsi kepakaran

dokter menggunakan metode Dempster Shafer untuk mendiagnosis penyakit

lambung?

3) Bagaimana tingkat akurasi sistem pakar Dempster Shafer ?

1.3. Batasan Masalah

Pada penelitian ini diperlukan batasan-batasan agar tujuan penelitian dapat

tercapai. Adapun batasan masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1) Sistem pakar yang dibuat hanya untuk mendiagnosis penyakit pada lambung,

yaitu GERD, Dispepsia, Ca Gaster dan Gastroparesis.

2) Proses diagnosis penyakit lambung menggunakan metode Dempster Shafer.

3) Sistem ini menghasilkan diagnosis penyakit pada lambung yang diderita oleh

pengguna.

1.4. Tujuan

Tujuan perancangan dan pembangunan aplikasi ini adalah sebagai berikut.

1) Mengetahui cara kerja metode Dempster Shafer dalam mendiagnos is

penyakit lambung.

2) Mengetahui cara merancang sistem pakar dengan mengadopsi kepakaran

dokter dengan metode Dempster Shafer.

Page 21: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

7

3) Mengetahui tingkat akurasi sistem Dempster Shafer.

1.5. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mengetahui macam-macam penyakit pada lambung dan gejalanya.

2) Menambah wawasan mengenai metode Dempster Shafer dan Penerapannya.

3) Memberikan informasi awal pada penderita penyakit lambung, sehingga

penanganan bisa cepat dilakukan.

1.6. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan untuk memudahkan dalam memahami alur pemikiran

secara keseluruhan skripsi. Penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi

tiga bagian yaitu sebagai berikut:

1) Bagian Awal Skripsi

Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman

pernyataan, halaman motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi,

daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2) Bagian Isi Skripsi

Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut.

a. BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

b. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Page 22: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

8

Bab ini terdiri atas landasan teori yang berhubungan dengan topik skripsi dan

penelitian terkait.

c. BAB 3: METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri atas studi pendahuluan, tahap pengumpulan dan pengumpulan

data, studi pustaka, teknik analisis data, analisis kebutuhan, dan pengambilan

kesimpulan.

d. BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri atas hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

e. BAB 5: PENUTUP

Bab ini terdiri atas simpulan yang diambil terkait dengan penelitian yang

dilakukan dan saran untuk pengembangan algoritma agar lebih baik.

3) Bagian Akhir Skripsi

Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka yang merupakan informas i

mengenai buku-buku, sumber-sumber dan referensi yang digunakan penulis serta

lampiran- lampiran yang mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Page 23: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003: 109), secara umum sistem pakar (expert

system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke

komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa

dilakukan oleh para ahli. Menurut Durkin (1994) tentang sistem pakar yaitu

program komputer yang didesain untuk meniru kemampuan memecahkan masalah

dari seorang pakar. Pakar adalah orang yang memiliki kemampuan atau mengert i

dalam menghadapi suatu masalah lewat pengalaman, seorang pakar

mengembangkan kemampuan yang membuatnya dapat memecahkan permasalahan

dengan hasil yang baik dan efisien.

Sistem pakar merupakan cabang AI yang cukup tua karena sistem ini telah

mulai dikembangkan sejak 1960 diantaranya sistem General-purpose Problem

Solver (GPS) oleh Newel dan Simon (Suyoto, 2004: 181).

Sistem pakar merupakan sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan

bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti

yang dilakukan oleh para ahli (Suyoto, 2004: 181). Tujuan sistem pakar bukan

untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk mempresentasikan pengetahuan

manusia ke dalam suatu bentuk sistem, sehingga bisa digunakan oleh banyak orang

(Muslim, 2015).

Page 24: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

10

2.1.1 Kategori Permasalahan Sistem Pakar

Menurut Herman Tolle, terdapat beberapa permasalahan dalam sistem pakar

secara umum adalah sebagai berikut.

1) Interpretasi yaitu membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data

mentah.

2) Prediksi yaitu memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari

situasi-situasi tertentu.

3) Diagnosis yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang

didasarkan pada gejala-gejala yang teramati.

4) Desain yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang

cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi.

5) Perencanaan yaitu merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat

mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu.

6) Debugging dan perbaikan yaitu menentukan dan menginterpretasikan cara-

cara untuk mengatasi malfungsi.

7) Instruksi yaitu mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman

domain subyek.

8) Pengendalian yaitu mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks.

9) Seleksi yaitu mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list)

kemungkinan.

10) Simulasi yaitu pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem.

11) Pengamatan yaitu membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang

diharapkan.

Page 25: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

11

2.1.2 Komponen Sistem Pakar

Menurut Turban dalam Arhami (2005:13), sistem pakar disusun oleh dua

bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan

lingkungan konsultasi (consultation environtment). Lingkungan pengembangan

sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam

lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh

pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-

komponen sistem pakar dalam kedua bagian tersebut dapat dilihat dalam gambar

2.1 sebagai berikut.

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar (Turban dalam Arhami (2005: 14))

Perekayasa

pengetahua

Antar muka

Aksi yang

direkomendasi

Fasilitas

penjelasan

BLACKBOARD

Rencana Agenda

Solusi Deskripsi

Motor Inferensi

� Interpreter

� Schedule

� Consistency

ecforcer

Lingkungan Konsultasi Lingkungan Pengembangan

Basis Pengetahuan

Fakta : Apa yang diketahui tentang area

domain

Aturan : Logical reference

Fakta-fakta tentang

kajdian khusus

User

Pengetahu

an ahli

Pengetahuan yang

didokumentasikan Penambahan

pengetahuan

Perbaikan

pengetahuan

Page 26: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

12

Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama seperti yang dijabarkan

pada gambar 2.1, yaitu antarmuka pengguna (user interface), basis data sistem

pakar (expert system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge

acquisition facility), dan mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada

satu komponen yang hanya ada pada beberapa sistem pakar, yaitu fasilitas

penjelasan (explanation facility) (Martin & Oxman, 1988).

Komponen utama yang ada pada sistem pakar seperti pada gambar di atas

adalah sebagai berikut.

1) Subsistem penambahan pengetahuan (Akuisisi Pengetahuan)

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian

dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program

komputer.

2) Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Berisi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami,

memformulasikan dan menyelesaikan masalah. Basis pengetahuan

merupakan bagian yang sangat penting dalam proses inferensi yang di

dalamnya menyimpan informasi dan aturan-aturan penyelesaian suatu pokok

bahasan masalah beserta atributnya.

3) Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi

untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan

dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.

Page 27: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

13

4) Workplace/ Blackboard

Merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory).

Workplace digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung

termasuk keputusan sementara.

5) Antarmuka (Interface)

Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program. Pada bagian

ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem

pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga

memberikan informasi (output) kepada pemakai.

6) Subsistem Penjelasan (Explanation Facility)

Explanation Facility memungkinkan pengguna untuk mendapatkan

penjelasan dari hasil konsultasi. Fasilitas penjelasan diberikan untuk

menjelaskan bagaimana proses penarikan kesimpulan. Biasanya dengan cara

memperlihatkan rule yang digunakan.

7) Perbaikan Pengetahuan (Knowledge Refiniment)

Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi sistem kerja pakar itu sendiri untuk

melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk

digunakan di masa mendatang.

Menurut Schnupp (1989) ada 4 tipe penjelasan yang digunakan dalam sistem

pakar adalah sebagai berikut.

1) Penjelasan mengenai jejak aturan yang menunjukkan status konsultasi.

2) Penjelasan mengenai bagaimana sebuah keputusan diperoleh.

3) Penjelasan mengapa sistem menanyakan suatu pertanyaan.

Page 28: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

14

4) Penjelasan mengapa sistem tidak memberikan keputusan seperti yang

dikehendaki pengguna.

2.1.3 Motor Inferensi

Motor inferensi adalah software yang merupakan alat operasi pelacakan dan

pencocokan pola. Namun, motor inferensi kadang-kadang disebut penerjemahan

kaidah (rule interpreter) karena cara kerjanya seperti interpreter bahasa komputer

(Suparman, 2007: 106). Jika interpreter bahasa melihat baris kode ke dalam suatu

program, lalu melakukan operasi yang ditentukan, maka penerjemah kaidah

menguji kaidah-kaidah dalam urutan tertentu untuk mencari yang sesuai dengan

kondisi awal dan kondisi saat ini yang sudah dimasukkan ke dalam basisdata.

Begitu kaidah cocok dengan kondisi yang ditemukan, maka kaidah terstimulas i,

sehingga aksi spesifik dilakukan.

Singkatnya, kita bisa mengatakan bahwa fungsi motor inferensi merupakan

pembuktian hipotesis. Bila hipotesis sudah dimasukkan ke dalam sistem pakar,

maka motor inferensi pertama-tama mengecek apakah hipotesis sudah ada dalam

basisdata atau belum. Jika sudah, maka hipotesis dianggap sebagai fakta yang sudah

dibuktikan, sehingga operasi tidak perlu dilanjutkan.

1) Penalaran Maju (Forward Chaining)

Penalaran forward chaining yaitu dimulai dari sekumpulan fakt-fakta tentang

suatu gejala yang diberikan oleh user sebagai masukan ke dalam sistem, kemudian

dilakukan perhitunan sampai tujuan akhir berupa diagnosis penyakit yang dialami

dan nilai kepercayaan (Minardi, 2016).

Page 29: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

15

Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian kiri (IF dulu). Dengan

kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji hipotesis (Nur

Istiqomah, 2013).

2) Penalaran Mundur (Backward Chaining)

Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN

dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu dan untuk

menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis

pengetahuan (Yuwono, 2010).

2.1.4 Ciri-ciri Sistem Pakar

Ciri-ciri sistem pakar menurut Arhami (2005: 23) adalah sebagai berikut.

1) Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah

antara maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses

penyelesaian.

2) Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu

kemampuan dari basis pengetahuannya.

3) Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang seringkali tidak sempurna)

untuk mendapatkan penyelesaiannya.

4) Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

5) Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.

Page 30: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

16

2.1.5 Perbandingan Sistem Pakar dengan Sistem Konvensional

Menururt Kusbianto dan Triantono (2014), perbandingan sistem pakar

dengan sistem konvensional adalah sebagai berikut.

1) Sistem Konvensional

a. Informasi dan pemrosesan umumnya digabung menjadi satu;

b. Program sequential;

c. Program tidak pernah salah (kecuali programnya yang salah);

d. Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau;

e. Bagaimana hasil diperoleh;

f. Data harus lengkap.

2) Sistem Pakar

a. Knowledge base terpisah dari mekanisme;

b. Pemrsesan (inference);

c. Program bisa melakukan kesalahan;

d. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari ES;

e. Data tidak harus lengkap;

f. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah;

g. Sistem bekerja secara heuristik dan logic.

2.2. Lambung (Gaster)

2.2.1 Anatomi Lambung

Lambung adalah organ pencernaan yang paling melebar dan terletak di antara

bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus halus (Gray, 2008). Lambung

Page 31: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

17

merupakan ruang berbentuk kantung mirip huruf J, berada di bawah diafragma,

terletak pada regio epigastrik, umbilikal dan hipokondria kiri pada regio abdomen

(Tortora & Derrickson, 2009).

Secara anatomik, lambung memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak,

fundus, badan (body), antrum, dan pilori, seperti yang terlihat pada gambar 2.2.

Kardiak adalah daerah kecil yang berada pada hubungan gastroesofagea l

(gastroesophageal junction) dan terletak sebagai pintu masuk ke lambung. Fundus

adalah daerah berbentuk kubah yang menonjol ke bagian kiri di atas kardia. Badan

(body) adalah suatu rongga longitudinal yang berdampingan dengan fundus dan

merupakan bagian terbesar dari lambung. Antrum adalah bagan lambung yang

menghubungkan badan (body) ke pilorik dan terdiri dari otot yang kuat. Pilorik

adalah suatu struktur tubular yang menghubungkan lambung dengan duodenum dan

mengandung spinkter pilorik (Schmitz dan Martin, 2008).

Gambar 2.2 Pembagian Daerah Anatomi Lambung

(Tortora & Derrickson, 2009)

Page 32: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

18

2.2.2 Histologi Lambung

Dinding lambung tersusun dari empat lapisan dasar utama, sama halnya

dengan lapisan saluran cerna secara umum dengan modifikasi tertentu yaitu lapisan

mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa (Schmitz & Martin, 2008).

Histologi lambung dapat dilihat pada gambar 2.3.

1) Lapisan mukosa terdiri atas epitel permukaan, lamina propia dan muskular is

mukosa. Epitel permukaan yang berlekuk ke dalam lamina propia dengan

kedalaman yang bervariasi dan membentuk sumur-sumur lambung disebut

foveola gastrika. Epitel yang menutupi permukaan dan melapisi lekukan-

lekukan tersebut adalah epitel selapis silindris dan semua selnya menyekres i

mukus alkalis. Lamina propia lambung terdiri atas jaringan ikat longgar yang

disusupi sel otot polos dan sel limfoid. Muskularis mukosa yang memisahkan

mukosa dari submukosa dan mengandung otot polos (Tortora & Derrickson,

2009).

2) Lapisan sub mukosa mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, sistem

limfatik, limfosit dan sel plasma. Sebagai tambahan yaitu terdapat pleksus

submukosa (Meissner) (Schmitz & Derrickson, 2009).

3) Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1) inner

oblique, (2) middle circular, (3) outer longitudinal. Pada muskularis propia

terdapat pleksus nyenterik (auerbach) (Schmitz & Martin), 2008). Lapisan

oblik terbatas pada bagian badan (body) dari lambung (Tortora & Derrickson,

2009).

Page 33: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

19

4) Lapisan serosa adalah lapisan yang tersusun atas epitel selapis skuamos

(mesotelium) dan jaringan ikat areolar (Tortora & Derrickson, 2009). Lapisan

serosa adalah lapisan paling luar dan merupakan bagian dari viseral

peritoneum (Schmitz & Martin, 2008).

Gambar 2.3 Histologi dari Lambung

(Tortora & Derrickson, 2009)

2.2.3 Jenis-jenis Penyakit pada Lambung

1) Dispepsia

Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau

dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau

terbakar di perut.

Di dalam masyarakat penyakit dispepsia sering disamakan dengan penyakit

maag, dikarenakan terdapat kesamaan gejala antara keduanya. Hal ini sebenarnya

kurang tepat, karena kata maag berasal dari bahasa Belanda, yang berarti lambung,

sedangkan kata dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata

Page 34: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

20

yaitu “dys” yang berarti buruk dan “peptei” yang berarti pencernaan, jadi dispepsia

berarti pencernaan yang buruk.

Gejala yang dialami pada penderita dispepsia diantaranya adalah nyeri dan

rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan

suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat

memperburuk nyeri, pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya.

Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan

flatulensi (perut kembung).

Penyakit dispepsia disebakan oleh beberapa hal sebagai berikut.

a. Menelan udara (aerofagi)

b. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung

c. Iritasi lambung (gastritis)

d. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis

e. Kanker lambung

f. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

g. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)

h. Kelainan gerakan usus

i. Kecemasan atau depresi

2) GERD (Asam Lambung)

Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

adalah masalah yang cukup umum terjadi di masyarakat. Kondisi ini disebabkan

naiknya asam lambung menuju esofagus dan menimbulkan nyeri pada ulu hati atau

Page 35: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

21

sensasi terbakar di dada. Esofagus yang juga dikenal sebagai kerongkongan adalah

bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan mulut dan lambung.

Menurut Dent J dkk, Camilleri M dkk dan Fock Km dkk dalam Kwong Ming

Fock (2010), GERD merupakan salah satu gangguan kronis yang paling umum,

dengan 10 - 30% dari masyarakat barat dengan gejala yang muncup tiap minggu.

Umumnya, penyakit GERD dan kompilasi terkait GERD di Asia lebih rendah

dibandingkan di negara-negara barat. Namun, dalam studi terbaru, kasus GERD di

Asia dilaporkan meningkat.

Naiknya asam lambung atau GERD pada umumnya disebabkan oleh tidak

berfungsinya lower esophageal sphincter (LES). LES adalah lingkaran otot pada

bagian bawah dari esofagus. LES berfungsi sebagai pintu otomatis yang akan

terbuka ketika makanan atau minuman turun ke perut. Setelah makanan masuk,

LES akan menutup untuk mencegah asam dan makanan yang ada di perut agar tidak

naik kembali ke kerongkongan atau esofagus. Jika tidak LES akan menjadi longgar

dan tidak menutup dengan baik, asam lambung bisa keluar dari perut dan

menyebabkan penyakit asam lambung. Penyebab penyakit asam lambung biasanya

terkait dengan faktor kelebihan berat badan, keadaan hamil atau konsumsi makanan

yang mengandung banya lemak.

Gejala-gejala yang sering dialami oleh seseorang yang menderita asam

lambung adalah sebagai berikut.

a. Perut terasa nyeri seperti terbakar. Perasaan terbakar ini tak hanya sampai

pada perut tapi umumnya penderita bisa merasakan terbakar ini pada

bagian dada juga.

Page 36: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

22

b. Perut terasa kembung, mual bahkan disertai muntah. Gejala ini

diakibatkan karena penderita merasakan nyeri pada bagian lambung yang

mengakibatkan perasaan mual bahkan muntah.

c. Sering sendawa juga merupakan salah satu ciri dari meningkatnya asam

lambung.

d. Mulut terasa pahit, jika kadar asam lambung dalam keadaan yang tidak

normal maka bisa menyebabkan mulut terasa pahit, ini terjadi karena zat

asam menyebar pada bagian tenggorokan bagian belakang yang

menimbulkan mulut terasa pahit bahkan ada juga yang sampai tersedak.

e. Penderita mengalami kesulitan untuk menelan makanan.

f. Meningkatnya jumlah produksi air liur, ini merupakann salah satu gejala

refluks asam yang terjadi karena tubuh sedang mencuci iritaan yang

berasal dari dalam perut.

3) Ca Gaster

Kanker lambung merupakan kanker yang berawal pada bagian lambung.

Secara global, kanker lambung merupakan penyebab kematian akibat kanker urutan

ke-2 bagi pria maupun wanita. Kanker ini umum ditemukan di wilayah Asia Timur.

Di Singapura sendiri, kanker ini merupakan urutan ke-6 penyebab kematian pada

pria, dengan kemungkinan 1 kali dalam 50 kali rentang terkena kanker lambung.

Sementara, untuk wanita di Singapura, kanker ini merupakan kanker paling umum

urutan ke-8. Setiap tahunnya, kanker lambung menjadi penyebab kematian untuk

kira-kira 300 orang Singapura.

Page 37: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

23

Kanker lambung banyak disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.

a. Konsumsi makanan yang diasinkan serta diasapi

b. Jarang mengkonsumsi buah-buahan serta sayuran

c. Riwayat medis keluarga di mana terdapat kanker lambung

d. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri H. Pylori, sebuah bakteri yang

tinggal di lapisan lendir dalam lambung

e. Radang lambung kronis, yang mengacu pada radang lambung jangka

panjang.

f. Pernicious anemia, yaitu penurunan jumlah sel darah merah yang terjadi

saat saluran pencernaan tidak dapat menyerap vitamin B12 dengan baik

g. Merokok

Kanker lambung memiliki sangat sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali

pada tahap awal pertumbuhannya, sehingga pendeteksian dini sulit untuk

dilakukan. Seseorang bisa saja kehilangan selera makan, kehilangan berat badan

mendadak dan sakit kronis pada bagian perut. Akan tetapi rasa sakit pada perut atau

nyeri pada daerah lambung, kembung pada lambung, demam atau meriang, kejang

perut merupakan gejala yang umum dan seringkali terjadi akibat dari naiknya asam

lambung atau radang lambung. Karena itu banyak orang, bahkan dokter sekalipun

tidak dapat dengan segera menduga adanya kanker lambung. Inilah yang menjadi

sebab utama mengapa kanker sering terlambat terdeteksi. Sedikit sekali terjadi

gejala pada kanker lambung, dan cenderung terjadi pada tahap di mana kanker telah

mencapai stadium lanjut, termasuk di dalamnya adalah muntah-muntah dan

Page 38: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

24

keluarnya BAB dengan warna hitam pekat, yang merupakan tanda-tanda

pendarahan (Hematemesis Melena).

4) Gastroparesis

Gastroparesis adalah penyakit kelumpuhan lambung yang membuat

makanan lama dicerna. Hal ini disebabkan karena lambung tidak mampu

berkontraksi untuk memindah makanan ke dalam usus halus. Saraf vagus

mengontrol kontraksi ini.

Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit gastroparesis antara lain mual

kronis, perasaan kenyang berlebihan walaupun hanya makan sedikit. Gejala lainnya

dapat berupa mulas, perut kembung, kadar glukosa darah yang tidak menentu,

kurangnya nafsu makan, kejang dinding perut, turunnya berat badan dan malnutr is i.

Diabetes melitus menjadi penyebab utama gastroparesis karena kadar

glukosa dalam darah yang tinggi dapat mempengaruhi susunan kimia pada saraf

vagus. Merokok juga dapat menyebabkan gastroparesis.

2.3. Dempster Shafer

Teori Dempster Shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian

berdasarkan belief function (fungsi kepercayaan) dan plausible reasoning

(pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan

informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu

peristiwa (Septiana, 2015). Dengan kata lain, teori Dempster Shafer adalah teori

matematika untuk fakta-fakta (Chowdhury, 2012). Teori Dempster Shafer

diperkenalkan oleh Dempster (1967) dan kemudian diperluas oleh Shafer (1976)

Page 39: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

25

(Thakur, 2016). Teori Dempster Shafer dapat diartikan sebagai bentuk umum dari

teori probabilitas, di mana probabilitas digunakan untuk sekumpulan data bukan

untuk satu data (Chowdury, 2012).

Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence (bukti) dalam mendukung suatu

himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada

evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian atau Plausability (Pl).

Plausability dinotasikan sebagai berikut (Kusumadewi, 2003).

Pl(s)= 1 – Bel(-s)

Plausability juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin –s, maka dapat dikatakan

bahwa Bel(-s) = 1, dan Pl(-s) = 0. Plausability akan mengurangi tingkat

kepercayaan dari evidence. Pada teori Dempster Shafer kita mengenal adanya frame

of discernment yang dinotasikan dengan (theta). Frame ini merupakan semesta

pembicaraan dari sekumpulan hipotesis (Sulistyohati, 2008).

Misalkan = {A, B, C, D}

Dengan:

A = Depresi

B = Ganguan Mental

C = Hiperaktif

D = Gangguan Tingkah laku

Tujuannya adalah untuk mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen dari

. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Sebagai

contoh, marah mungkin hanya mendukung {B, C, D}.

Page 40: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

26

Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi dentitas (m). Nilai m tidak hanya

mendefinisikan elemen-elemen saja, tetapi juga semua himpunan bagiannya (sub-

set). Sehingga jika berisi n elemen, maka sub-set dari berjumlah 2n. Sub-set

merupakan himpunan bagian dari hasil kombinasi elemen-elemen , sedangkan n

elemen adalah jumlah dari elemen semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis

pada . Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai:

m( ) = 1,0

jika kemudian diketahui bahwa bersikap cuek merupakan gejalan dari gejala

hiperaktif, gangguan mental dan depresi dengan m = 0,6, nilai densitasyang dipilih

merupakan nilai densitas yang tertinggi untuk mendapatkan m1 (Indraswari, 2015),

maka:

m{H, G1, D} = 0,6

m{ } = 1 – 0,6 = 0,4

apabila diketahui X adalah sub-set dari , dengan m1 sebagai fungs i

densitasnya dengan Y juga merupakan sub-set dari dengan m2 sebagai fungs i

densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu:

Dengan:

X, Y, Z = Himpunan gangguan

m = Nilai densitas/kepercayaan

= Himpunan kosong

Page 41: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

27

2.4. PHP

PHP merupakan singkatan dari hypertext prepprocesor yang digunakan

sebagai bahasa script server-side dalam mengembangkan web yang disisipkan pada

dokumen HTML (Peranginangin, 2006: 2). PHP adalah bahasa pemrograman

berbasis web untuk memproses dan mengolah data secara dinamis. Aplikasi yang

dibangun dengan menggunakan PHP akan memberikan hasil pada web browser,

tetapi secara keseluruhan prosesdari PHP dijalankan oleh server. Tentunya server

akan bekerja sesuai dengan permintaan dari client. Penggunaan program PHP

memungkinkan sebuah website menjadi lebih interaktif dan dinamis.

2.5. Aplikasi Android

Android adalah sebuah sistem oeprasi untuk perangkat mobile berbasis linux

yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Andorid menyediakan

platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka.

Awalnya, Google Inc. Membeli Android Inc. Yang merupakan pendatang baru

yang membuat piranti lunak untuk ponsel/ smartphone.

Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset

Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan piranti keras, piranti lunak, dan

telekomunikasi termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile dan

Nvidia (Utami, 2016).

Page 42: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

28

2.6. Penelitian Terkait

Penelitian ini dikembangkan dari beberapa referensi yang mempunya i

keterkaitan dengan metode dan objek penelitian. Penggunaan referensi ini ditujukan

untuk memberikan batasan-batasan terhadap metode dan sistem yang nantinya akan

dikembangkan lebih lanjut. Berikut adalah hasil dari penelitian sebelumnya.

Penelitian yang pernah dilakukan yakni oleh Agus Purwanto (2015) tentang

“Analisa dan Perancangan Sistem Pakar Kerusakan pada Aset UKM STIKOM Bali

Menggunakan Metode Dempster Shafer”. Penelitian ini membahas tentang

pencatatan aset UKM STIKOM yang masih manual dan menimbulkan potensi

ketidaksinkronan data karena rusak. Maka dibuatlah sistem pakar untuk menangani

permasalahan monitoring aset dengan cara mendeteksi kerusakan yang terjadi,

beserta solusi perbaikannya.

Ulla Bergsten dan Johan Schubert (1993) dalam “Dempster’s Rule for

Evidence Ordered in a Complete Directed Acyclic Graph”. Penelitian ini

menyajikan suatu algoritma yang memungkinkan untuk mendukung pra kalkulasi

dan kemungkinan untuk menentukan jalur pada graf terarah komplit.

Penelitian yang dilakukan oleh Eka Yusnita dan Hugo Aprilianto (2015) yang

berjudul “Sistem Pakar Penyakit Ikan Nila Menggunakan Dempster Shafer

Berbasis Web”. Penelitian ini menghasilkan aplikasi web yang bisa dengan akurat

mendiagnosis penyakit pada ikan nilai sehingga pembudidaya ikan nila bisa

mengetahui penyebab penyakit pada ikan nila dan bisa segera menanganinya.

Page 43: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

29

Penelitian yang dilakukan oleh Ashari tahun 2015 yang berjudul “Penerapan

Sistem Pakar untuk Mengidentifikasi Masalah Kehamilan dengan Metode

Dempster Shafer” menghasilkan sistem yang dapat mendeteksi masalah kehamilan.

Deby Putri Indraswari dkk (2015) dalam “Sistem Pendukung Keputusan

Deteksi Dini Penyakit Stroke Menggunakan Metode Depster Shafer” menghasi lkan

suatu sistem yang dapat mendeteksi penyakit stroke dengan presentasi 90%.

Page 44: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

61

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan terkait implementasi metode Dempster

Shafer dalam mendiagnosis penyakit lambung pada manusia dengan menggunakan

data rekam medis dari Rumah Sakit Tugurejo Semarang, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut.

1) Metode Dempster Shafer merupakan metode untuk menghitung

ketidakpastian suatu masalah, ketidakpastian ini dikarenakan adanya

penambahan fakta baru. Dempster Shafer bekerja dengan menggunakan nila i

densitas atau nilai bobot dari setiap fakta yang diketahui, yang berasal dari

seorang pakar atau ahli di bidangnya, yang merupakan seorang dokter

spesialis penyakit dalam. Fakta-fakta tersebut berupa gejala yang dirasakan

oleh pasien penderita penyakit lambung. Bobot nilai fakta ini kemudian

dikombinasikan dan nantinya menghasilkan kombinasi nilai densitas fakta-

fakta yang diketahui. Hasil akhirnya berupa suatu fakta atau pun kombinas i

fakta dengan nilai bobot terbesar untuk menentukan jenis penyakit lambung

yang diderita.

2) Perancangan sistem dempster shafer dibagi menjadi dua, yaitu untuk halaman

admin dan pengguna. Hal ini untuk memudahkan admin dalam merubah data

yang ada tanpa merubah halaman pengguna. Untuk halaman admin dibuat

Page 45: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

62

dengan bahasa pemrograman php dan MySQL, yang kemudian sudah

dihostingkan sehingga pengambilan data dari web ke halaman pengguna bisa

dilakukan. Sedangkan untuk pengguna menggunakan Intel XDK dan

HTML5. Pada halaman pengguna data yang digunakan adalah data dari

database admin.

3) Setelah mengimplementasikan 60 data rekam medis yang diambil dari Rumah

Sakit Tugurejo Semarang menggunakan Metode Demspter Shafer, dapat

diketahui akurasi hasil perhitungan dempster shafer dengan diagnosis dari

dokter adalah sebanyak 78,3%, dengan 47 data menghasilkan diagnosis yang

sama dengan dokter.

5.2. Saran

1) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan adanya improvisasi pada sistem ini,

agar sistem dapat mendiagnosis lebih dari satu penyakit. Dapat ditambahkan

juga data-data penyakit lain beserta nilai densitasnya sehingga sistem dapat

mendiagnosa penyakit lainnya.

2) Perlunya peningkatan keakurasian dengan menambahkan metode lain atau

pun dengan mengambil data dari banyak pakar sehingga nilai densitas bisa

lebih terkontrol dan diagnosa penyakit bisa lebih akurat.

Page 46: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

63

DAFTAR PUSTAKA

Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: ANDI.

Ashari, A. (2016). Penerapan Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Masalah Kehamilan Dengan Metode Dempster-Shafer. Jurnal Ilmu Komputer, 1(2).

Bergsten, U., & Schubert, J. (1993). Dempster's rule for evidence ordered in a complete directed acyclic graph. International Journal of Approximate Reasoning, 9(1), 37-73.

Chowdhury, S. (2013). Fusing probability density function into Dempster–Shafer theory of evidence for the evaluation of water treatment plant. Environmental monitoring and assessment, 185(5), 3917-3929.

Durkin, J. 1994. Expert System : Design and Development. Prentice Hill

International: New Jersey.

Fock, K. M., & Poh, C. H. (2010). Gastroesophageal reflux disease. Journal of gastroenterology, 45(8), 808-815.

Fock, K. M., Talley, N., Hunt, R., Fass, R., Nandurkar, S., LAM, S. K., ... & Sollano, J. (2004). Report of the Asia–Pacific consensus on the management

of gastroesophageal reflux disease. Journal of gastroenterology and hepatology, 19(4), 357-367.

Indraswari, D. P., Soebroto, A. A., & Marhaendraputro, E. A. (2015). Sistem

Pendukung Keputusan Deteksi Dini Penyakit Stroke Menggunakan Metode Dempster-Shafer. Journal of Environmental Engineering and Sustainable Technology, 2(2), 97-104.

Irawan, A. T. 2015. Faktor Resiko Terhadap Kejadian Dispepsia di Instalasi Rawat Inap RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Jurnal Keperawalan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka Vol. 1 No 2.

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.

Kusumadewi, S. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 47: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

64

Listiyono, H. (2008). Merancang dan Membuat Sistem Pakar. Dinamik-Jurnal Teknologi Informasi, 13(2).

Martin, J & Oxman, S. 1988. Building Expert System a Tutorial. Prentice Hall: New Jersey.

Merola, E., Rinzivillo, M., Cicchese, N., Capurso, G., Panzuto, F., & Delle Fave, G. (2016). Digestive neuroendocrine neoplasms: A 2016 overview. Digestive and Liver Disease, 48(8), 829-835.

Minardi, J., & Suyatno, S. (2016). Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Kehamilan Menggunakan Metode Dempster-Shafer Dan Decision

Tree. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer, 7(1), 83-98.

Muslim, M. A., Kurniawati, I. I. N., & Sugiharti, E. (2015). Expert system diagnosis chronic kidney disease based on mamdani fuzzy inference system. Journal of Theoretical and Applied Information Technology, 78(1),

70.

Istiqomah, Y. N., & Fadlil, A. (2013). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit

Saluran Pencernaan Menggunakan Metode Dempster Shafer. Jurnal Sarjana Teknik Informatika, 1(1).

Peranginangin, K. 2006. Aplikasi WEB dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta:

Andi

Pressman, R. S. 2001. Software Engineering: A Practitioner’s Approach, 6th Edition. Singapore: McGraw-Hill,Inc.

Purwanto, A. (2015). Analisa Dan Perancangan Sistem Pakar Kerusakan Pada Aset UKM STIKOM Bali Menggunakan Metode Dempster

Shafer. Proceedings Konferensi Nasional Sistem dan Informatika (KNS&I).

Ridley, J. 2004. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Schnupp, P. H. 1989. Building Expert System in Prolog. Munich: Amzi!Inc.

Septiana, L. (2015). Metode Dempster-Shafer untuk Sistem Pakar Deteksi

Kerusakan Mesin Cuci Berbasis Web. Jurnal Techno Nusa Mandiri, 12(2), 38-46.

Page 48: IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER SHAFER - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32382/1/4611413025.pdf · yang selalu memberikan doa serta memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual

65

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyohati, A., & Hidayat, T. (2008). Aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit ginjal dengan metode DEMPSTER-SHAFER. In Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) (Vol. 1, No. 1).

Suparman & Marlan. 2007. Komputer Masa Depan. Yogyakarta: ANDI.

Suyoto. 2004. Intelegensi Buatan Teori dan Pemrograman. Yogyakarta: Gava Media.

Thakur, G. S. M., Bhattacharyya, R., & Sarkar, S. (2016). Stock portfolio selection

using Dempster–Shafer evidence theory. Journal of King Saud University-Computer and Information Sciences.

Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Priciples of Anatomy and Phsiology. 12th ed. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Turban, E. 1995. Decision Support System and Expert System, 4th ed., Prentice-

Hall, Inc., New Jersey, pp 472-679.

Utami, I. F., Satoto, K. I., & Martono, K. T. (2016). Teka-teki Unsur Kimia

sebagai Media Pembelajaran Kimia Interaktif bagi siswa SMA Kelas X Berbasis Android. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 4(1), 139-149.

Yusnita, E., & Aprilianto, H. (2016). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ikan Nila

Menggunakan Dempster Shafer Berbasis Web. JUTISI, 4(2).

Yuwono, B. (2015, July). Pengembangan sistem pakar pada perangkat mobile

untuk mendiagnosa penyakit gigi. In Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) (Vol. 1, No. 4).