IMUNISASI PADA ANAK

12
 DAFTAR ISI Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 II. Tinjauan Pustaka II.1. Jenis Jenis Imunisasi PPI 4 II.1.a Hepatitis B 4 II.1.b BCG 4 II.1.c DPT 5 II.1.d Polio 5 II.1.e Campak 6 II.2. Jenis Jenis Imunisasi Non - PPI 6 II.2.a MMR ( Mumps, Measles, Rubella) 6 II.2.b Tifus abominalis 6 II.2.c Varciella 7 II.2.d Haemophillus influenza tipe B (Act-Hib) 7 II.2.e Hepatitis A 8 II.3. Imunisasi pada kondisi tertentu 8 II.3.a Bayi prematur 8 II.3.b Imunokompromais 8 III. Kesimpulan 10 Daftar Pustaka 11 Lampiran 11

Transcript of IMUNISASI PADA ANAK

Page 1: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 1/12

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

I. Pendahuluan 3

II. Tinjauan Pustaka

II.1. Jenis – Jenis Imunisasi PPI 4

II.1.a Hepatitis B 4

II.1.b BCG 4

II.1.c DPT 5

II.1.d Polio 5

II.1.e Campak 6

II.2. Jenis – Jenis Imunisasi Non - PPI 6

II.2.a MMR ( Mumps, Measles, Rubella) 6

II.2.b Tifus abominalis 6II.2.c Varciella 7

II.2.d Haemophillus influenza tipe B (Act-Hib) 7

II.2.e Hepatitis A 8

II.3. Imunisasi pada kondisi tertentu 8

II.3.a Bayi prematur 8

II.3.b Imunokompromais 8

III. Kesimpulan 10

Daftar Pustaka 11

Lampiran 11

Page 2: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 2/12

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya atas terselesaikanNya

referat imunisasi dasar ini. Banyak terima kasih juga diucapkan kepada dr. Arya Agustino Purba,

SpA selaku pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulisselama pembuatan referat ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

 pihak yang ikut serta dalam memberikan dukungan kepada penulis selama ini.

Sekiranya, penulis mengetahui bahwa referat ini sangat jauh dari kesempurnaan sehingga penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan referat ini.

Akhir kata, sekiranya referat ini dapat membantu pembaca dalam mengetahui segala

sesuatu tentang imunisasi dasar pada anak. Terima kasih.

Penulis

2

Page 3: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 3/12

BAB I

PENDAHULUAN

Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan pada suatuantigen berasal dari suatu patogen. Antigen yang diberikan telah dibuat sedemikian rupa

sehingga tidak menimbulkan sakit namun memproduksi limfosit yang peka, antibodi dan sel

memori. Cara ini menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukupmemberikan kekebalan. Tujuannya adalah memberikan ”infeksi ringan” yang tidak berbahaya

namun cukup untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang

sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat membentuk 

antibodi dan mematikan antigen/penyakit yang masuk tersebut.

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap

suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit.Berdasarkan cara timbulnya terdapat dua jenis kekebalan, yaitu:

• Kekebalan Pasif : kekebalan yang di peroleh dari luar tubuh, bukan di buat oleh individu itu

sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang di peroleh dari ibu atau kekebalan yangdiperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung

lama karena akan di metabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari,

imunoglobulin lainnya lebih pendek.

• Kekebalan Aktif : kekebalan kekebalan yang di buat oleh tubuh itu sendiri akibat terpajan

 pada antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Biasanya berlangsung

lebih lama karena adanya memori imunologik.

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, danmenghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan

menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar. Keadaan terakhir lebihmungkin terjadi pada penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia.

3

Page 4: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 4/12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

IMUNISASI PADA ANAK 

1. Jenis-jenis Imunisasi PPI

a) Hepatitis B

 Jenis vaksin: Inactivated viral vaccine (IVV = HBsAg yang telah diinaktivasi) vaksin rekombinan: HB Vax (MSD), Engerix (smith Kline Becham), Bimugen

(kahatsuka)

Plasma derived: Hepa B: vaksin hepatitis B (biofarma), Hepaccine B (Cheil

Chemical & ford)

 Dosis: 0,5 mL/dosis.Cara pemberian: SC/IM Jadual imunisasi: Disarankan untuk diberikan bersama BCG dan Polio I pada kesempatan kontak 

 pertama dengan bayi. Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg negatif mendapat ½ dosis anak vaksin

rekombinan atau 1 dosis anak vaksin plasma derived . Dosis kedua harus diberikan 1 bulan atau lebih setelah dosis pertama.

Bayi yang lahir dari ibu HbsAg positif mendapat 0,5 cc Hepatitis B immune globulin

(HBIG) dalam waktu 12 jam setelah lahir dan 1 dosis anak vaksin rekombinan atau1 dosis anak vaksin  plasma derived  pada tempat suntikan yang berlainan. Dosis

kedua direkomendasikan pada umur 1-2 bulan dan ketiga 6-7 bulan atau bersamadengan vaksin campak pada umur 9 bulan. Bayi yang lahir dari ibu yang tidak diketahui status HBsAgnya mendapat 1 dosis

anak plasma rekombinan atau 1 dosis anak vaksin  plasma derived dalam waktu 12

 jam setelah lahir. Dosis kedua direkomendasikan pada umur 1-2 bulan dan ketiga 6-

7 bulan atau bersama dengan vaksin campak pada umur 9 bulan. Diberikan booster 

5 tahun kemudian, dianjurkan pemeriksaan kadar anti HBsAg sebelumnya.

 Kontra indikasi: defisiensi imun (mutlak) Efek samping : reaksi lokal ringan, demam sedang 24-48 jam, lesu, rasa tidak enak 

  pada saluran pencernaan.

b) BCG Jenis Vaksin: Calmette & Guerin (Biofarma, Pasteur, Glaxo) suatu live attenuated 

vaccine (LAV). Dosis: 0,05 mL/dosis Jadual imunisasi: Pada kesempatan kontak pertama dengan bayi

Tidak diperlukan booster 

 Kontra indikasi: defisiensi imun (mutlak), dermatosis yang progresif (sementara) Efek samping : reaksi lokal, adenitis

4

Page 5: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 5/12

c) DPT

 Jenis vaksin: Difteri (toksoid); Pertusis ( Inactivated Bacterial Vaccine-IBV, Bordetella

 pertusis tipe I); Tetanus (toksoid) Dosis: 0,5 mL/dosis

Cara pemberian: IM atau SC dalam

 Jadual imunisasi: Imunisasi dasar: Tiga dosis dengan interval 4-6 minggu.

Dosis I diberikan pada umur 2 bulan.

Booster: Dosis IV diberikan 1 tahun setelah dosis III danDosis V dan VI berupa DT diberikan pada umur 6 dan 12 tahun.

 Kontra indikasi: Defisiensi imun (mutlak)

Difteri : tidak ada

Pertusis : riwayat kelainan neurologis → skema imunisasi DPT pada bayi dengan riwayat kejang. (lihat lampiran 1)

Tetanus : tidak ada Efek samping : Reaksi lokal, demam

Reaksi akinetik, kejang, gejala ensefalopati akibat komponen vaksin pertusis. Jika muncul reaksi ini, imunisasi DPT dilanjutkan hanya dengan

DT lihat bagan pedoman vaksinasi DPT pada anak/bayi dengan riwayatkejang

d) Polio

 Jenis vaksin: vaksin polio oral sabin (LAV)

 Dosis: 2 tetes/dosisCara pemberian: oral Jadual imunisasi:

Dosis I diberikan pada umur sedini mungkin bila bayi lahir di RS (bersama dengan

BGC) atau pada kontak pertama bila bayi datang ke RS atau posyandu (biasanyaumur 2 bulan). Selanjutnya dosis II,II dan IV diberikan dengan interval 4 minggu, bersamaan dengan DPT I,II dan II. Jika BCG dan Polio I diberikan bersamaan

dengan DPT I , polio IV diberikan 4-6 minggu setelah DPT/Polio III. Booster: dosis V diberikan I tahun setelah dosis IV dan dosis VI dan VII diberikan

 pada umur 6 dan 12 tahun.

 Kontra indikasi: Defisiensi imun (mutlak), diare (sementara)  Efek samping : Tidak ada reaksi klinis. Kemungkinan polio paralitik yang dapat

dievaluasi dari 1 per 8 juta dosis pada anak yang telah diimunisasi dan 1

 per 5 juta dosis pada kontak.

5

Page 6: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 6/12

e) Campak 

 Jenis vaksin: Schwarz (LAV)

 Dosis: 0,5 mL/dosisCara pemberian: SC atau IM Jadual imunisasi:

Imunisasi dasar : diberikan pada umur 9 bulan Booster: tidak diperlukan

 Kontra indikasi: Defisiensi imun (mutlak)Alergi terhadap telur (benar-benar terbukti)

Mendapat injeksi gammaglobulin dalam 6 minggu terakhir  Efek samping : demam dengan atau tanpa ruam 6-12 hari setelah diimunisasi pada 15-

20% anak.

2. Jenis –Jenis Imunisasi Non-PPI

a) MMR (Measles-Mumps-Rubela)

 Jenis vaksin: Triple vaccine Measles, Mumps dan Rubella (LAV), isinya :Measles : campak Mumps : Urabe (trimovax-pasteur), Jeryl Lynn (MMR-MSD)

Rubella : RA 27/73 Dosis: 0,5 cc/dosisCara pemberian: SC atau IM

 Jadual imunisasi: Imunisasi dasar: diberikan pada umur 12 bulan atau 6 bulan setelah imunisasi

campak.

Booster: diberikan pada umur 12 tahun Kontra indikasi: sama dengan campak 

 Efek samping : sama dengan campak + parotitis: demam, ruam, ensefalitis parotitis,meningoensefalitis, tuli neural unilateral (tetapi dilaporkan sembuh

sempurna tanpa gejala sisa).

b) Tifus Abdominalis

 Jenis vaksin: Vi CPS (capsular poly sacharide) : Typhim Vi (Pasteur Merieux)

Oral : Vivotif (Ty2/A strain) Dosis: Polisakarida 0,5 mL/dosis

Oral: 1 kapsul lapis enterik atau 1 sachet.Cara pemberian: Polisakarida : SC atau IM satu kali

Oral, 3 kali selang sehari.

 Jadual imunisasi: Imunisasi dasar: Polisakasrida direkomendasikan diberikan pada umur >

2 tahun.Oral direkomendasikan diberikan pada umur > 6 tahun

dalam 3 dosis dengan interval dosis selang sehari. Booster: Polisakarida diberikan setiap 3 tahun

Oral: setelah 3-7 tahun.

6

Page 7: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 7/12

 Kontra indikasi: < 2 tahun (mutlak), tidak dianjurkan sebelum umur 6 tahun.

Proteinuria, penyakit progresif  Efek samping : Reaksi lokal ditempat suntikan : indurasi, nyeri 1-5 hari.

Reaksi sistemik : demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot, komplikasi

neuropatik, kadang-kadang bisa shock, kolaps.

c) Varisela

 Jenis vaksin: Strain OKA dari virus Varicella zoster. Dosis: 0,5 cc/dosisCara pemberian: SC

 Jadual imunisasi: Imunisasi dasar : Anak umur 12 bulan sampai dengan 12 tahun diberikan 1

dosis. Anak 13 tahun keatas diberikan 2 dosis dengan interval 4-8 minggu. Booster: Jika diberikan pada umur 12 bulan harus diulang pada umur 12 tahun.

 Kontra indikasi: Defisiensi imun (mutlak), penyakit demam akut yang berat (sementara),

hipersensitif terhadap neomisin atau komponen vaksin lain, TBC aktif 

yang tak diobati, penyakit kelainan darah. Efek samping : Reaksi lokal di tempat suntikan: ringan

Reaksi sistemik : demam ringan, erupsi papulo vesikular dengan lesi <10.

Catatan: hindarkan pemberian salisilat selama 6 minggu setelah vaksinasi karena

dilaporkan terjadi Reye’s Syndrome setelah pemberian salisilat pada anak dengan

varisela alamiah.

d) Haemophylus Influenza Tipe B (Act-HiB)

 Jenis vaksin: Conjugate H. Influenza Tipe B (Act-HiB) PRP-T (Pasteur Merieux) Dosis: 0,5 cc/dosis

Cara pemberian: SC atau IM Jadual imunisasi: Imunisasi dasar :

Untuk vaksin conjugate H-Influenza Tipe B (Act-HiB)

♦  bila umur 2-6 bulan: direkomendasikan diberikan pada umur 2,4 dan 6 bulan

♦  bila umur 6-12 bulan: direkomendasikan diberikan pada umur 2 dosis

dengan interval 1-2 bulan.♦  bila umur >12 bulan: Act HiB hanya diberikan 1 kali

Untuk vaksin Pedvax HIB MSD

♦ Bila diberikan pada umur 2-14 bulan maka diberikan dalam 2 dosis dengan

interval 2 bulan.♦ Bila di berikan pada umur > 15 bulan maka diberikan 1 kali saja.

Booster :

Untuk Act-HIB: bila imunisasi dasar diberikan pada umur 2-10 bulan, booster  pada umur 12-15 bulan setelah suntikan terakhir.

Untuk Pedvax: bila imunisasi dasar sebelum 1 tahun, booster diberikan 12 bulan

setelah suntikan terakhir.

7

Page 8: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 8/12

 Kontra indikasi: Hipersensitif terhadap komponen vaksin

Infeksi akut dengan demam Efek samping : Lokal : eritema, nyeri dan indurasi

Reaksi sistemik : demam, nausea, muntah dan/atau diare, menangis > ½-1

 jam dan rash.

Infeksi akut dengan demam.

e) Hepatitis A

 Jenis vaksin: partikel virus aktif yang diinaktivasi 9IVV0 Dosis: 0,5 cc/dosis

Cara pemberian: SC/ IM Jadual imunisasi: Imunisasi dasar: anak berumur > 2 tahun diberikan 3 dosis dengan

  jadual 0,1 dan 6 bulan. Kontra indikasi : defisiensi imun (mutlak)

3. Imunisasi pada Kondisi Tertentu

a) Bayi Prematur

Vaksinasi harus diberikan dan mulai pada usia kronologis serta sesuai jadwal untuanak cukup bulan. Imunisasi hepatitis B diberikan bila berat badan mencapai 2000 gram

atau lebih, tetapi bila ibu mempunyai B hepatitis surface antigen positif maka segera

diberikan vaksinasi hepatitis B dan imunoglobulin anti hepatitis B bersamaan dalamwaktu 12 jam tanpa mempertimbangkan berat badan bayi.

 b) Imunokompromais (infeksi HIV)

Pasien HIV mempunyai resiko lebih besar untuk mendapatkan infeksi sehinggadiperlukan imunisasi, walaupun respons terhadap imunisasi tidak akan optimal atau

kurang.

i) Vaksin Kuman Mati

Vaksin pneumokok dan vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib)

Penderita HIV mempunyai resiko untuk mendapatkan infeksi dengan kuman pneumokok 

dan H.influenza tipe B sehingga dianjurkan untuk diberikan secepatnya. Hanya 37%

mempunyai kekebalan setelah vaksinasi dengan Haemophilus influenza tipe B sehingga

diperlukan vaksinasi ulangan..

Vaksin influenza

Respons imun yang timbul oleh vaksin influenza adalah sel T dependent maka penderitaHIV yang lamjut tidak berguna diimunisasi dengan vaksin ini.

8

Page 9: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 9/12

Vaksin toksoid tetanus, difteri dan polio virus mati (IPV)

Respons imun yang dihasilkan akan sama dengan anak normal apabila diberikan pada

stadium dini walaupun terdapat vaksin difteri kurang sehingga diperlukan pemberian

ulangan terutama di daerah endemik atau bila penderita HIV berkunjung ke daerah yang

endemis difteri.

Vaksin Hepatitis B

Anak yang mendapat infeksi HIV dari ibu penderita HIV tidak akan mendapatkanrespons imun yang baik bila diberikan imunisasi hepatitis B tetapi bila belum terinfeksi

HIV, dan mempunyai antibodi HIV akan berespons lebih baik terhadap vaksinasi

hepatitis B.

ii) Vaksin Kuman Hidup

Vaksin campak 

Penderita HIV yang mendapat infeksi campak mempunyai prognosis buruk dan fatal.

Respons imunisasi campakadalah baik bila diberikan di bawah umur 1 tahun, walaupun

antibodi yang timbul cepat menghilang dan hanya 52% yang masih mempunyai efek antibodi setelah 1 tahun imunisasi sedangkan bila diberikan imunisasi efek samping tidak 

ada.

Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG)

Penderita HIV mempunyai resiko untuk mendapat infeksi tuberkulosis. Vaksinasi BCG

dapat menimbulkan infeksi tuberkulosis di kemudian hari, sedangkan efek perlindungan

vaksinasinya masih diragukan sehingga tidak dianjurkan untuk vaksinasi BCG terutamadi negara yang maju, sedangkan di negara yang masih tinggi insiden tuberkulosisnya,

WHO menganjurkan untuk tetap diberikan vaksinasi BCG.

Vaksin polio oral (OPV), vaksin varciella-zooster, yellow fever 

Tidak diperbolehkan untuk memberikan OPV, vaksin varciella dan yellow fever pada

 penderita HIV karena OPV dapat melumpuhkan.

9

Page 10: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 10/12

BAB III

KESIMPULAN

• Anamnesis yang baik harus selalu dilakukan sebelum pemberian imunisasi, apakah

imunisasi yang diberikan kontraindikasi atau memerlukan perhatian khusus.

• Pada penderita imunokompromais vaksinasi dengan kuman mati dapat diberikan

walaupun responsnya kurang, sedangkan vaksinasi denan kuman hidup tidak diberikan.

Keluarga penderita imunokompromais harus mempunyai status imunisasi yang lengkap.

• Waktu pemberian imunisasi harus diperhatikan untuk mendapatkan respons yang baik  pada penderita imunokompromais dan bayi prematur.

10

Page 11: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 11/12

DAFTAR PUSTAKA

1. Siregar SP. Imunisasi pada keadaan tertentu. Hot topics in pediatrics

II. Jakarta: Balai penerbit FKUI; 2002.

2. Australian Department of Health and Ageing. Understand childhood

immunusation [pamphlet]. Sydney: Australian Department of Health and Ageing; 2005.

3. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Informasi dasar  

imunisasi rutin serta kesehatan ibu dan anak bagi kader, petugas lapangan dan organisasi

kemasyarakatan. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2009.

4. Jadwal imunisasi anak umur 0 – 18 tahun. Sari pediatri. 2011;13(1).

11

Page 12: IMUNISASI PADA ANAK

5/12/2018 IMUNISASI PADA ANAK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunisasi-pada-anak-55a237b8e8a8c 12/12

Lampiran 2. Jadwal Imunisasi Anak (2004)

JADWAL IMUNISASI DEPKES RI

JADWAL IMUNISASI YANG DIANJURKAN IDAI 2004(Pada penderita yang mampu dianjurkan mengikuti program ini)

VaksinUmur pemberian Imunisasi

Bulan Tahun

Lhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12

Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)

BCG

Hepatitis B 1 2 3

Polio 0 1 2 3 4 5

DTP 1 2 3 4 5 6dTatau TT

Campak 1 2

Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (Non PPI, dianjurkan)

Hib 1 2 3 4

MMR 1 2

Tifoid Ulangan, tiap 3 tahun

Hepatitis A Diberikan 2x, interval 6–12 bulan

Varisela

12

IMUNISASI

Waktu pemberian

Bulan Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 9 12 15 18 2 6 12

PPI (BAYI LAHIR DI RS)

Hepatitis B I II (II) III (III) IV

BCG X

DPT I II III IV V (DT) VI (DT)

Polio I II III IV V VI VII

Campak X

PPI (Posyandu/RS)

Hepatitis B I II III

BCG X

DPT I II III IV V (DT) VI (DT)

Polio I II III IV V VI VII

Campak X

NON PPI

HIB - Act Hib I II (II) III (III) IV

- Pedvax Hib I II (II) IIIMMR I II

Tifoid - Typhim Vi X

- Vivotif/Oral XXX

Varisela XX

Hepatitis A XXX