Imunisasi Pada Anak

73
Vaksinasi pada anak

description

Imunisasi Pada Anak

Transcript of Imunisasi Pada Anak

Vaksin untuk penyakit berbahaya

Vaksinasi pada anakTujuan Imunisasi Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu (intermediate goal) Menurunkan prevalensi penyakit (mengubah epidemiologi penyakit) Eradikasi penyakit (final goal) Imunisasi PasifImunitas pasif : mendapat antibodi yang telah terbentukAntibodi ibu ditransfer melalui plasenta selama trimester ke3. Contoh : tetanus toxoid pada ibu hamil akan menurunkan kejadian tetanus neonatorumImunisasi PasifImmunoglobulin manusia untuk perlindungan terhadap campakImunoglobulin spesifik untuk perlindungan terhadap tetanus, diphtheria, hepatitis B, rabies. (CMV, varicella)Imunisasi AktifAntigen yang diberikan akan menimbulkan respon imun mirip seperti infeksi alamiahMemori imunologis seumur hidupPerlindungan seumur hidup terhadap penyakit Imunisasi AktifMenggunakan:Seluruh organisme (hidup atau mati)Komponen organisme (vaksin subunit, vaksin polisakarida)Modifikasi produk organisme infeksi (vaksin toxoid)Manufaktur komponen organisms (vaksin rekombinan)

Jadwal Imunisasi Wajib (PPI)BCGHepatitis BDPTCampak PolioDEPKES PP IDAI Vaksin Hepatitis B (Uniject, Engerix-B, Euvax-B, Hepvac-B)

Vaksin Hepatitis B Partikel permukaan antigen virus hepatitis B Rekombinan DNA sel ragi, tidak infeksius

Indikasi kontra

Alergi pada komponen vaksin Demam tinggi

Vaksin Hepatitis B Jadwal imunisasiUmur 0,1,6 bulan

Penyuntikan : intramuskular, jangan di gluteal Kejadian Ikutan Pasca ImunisasiReaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari. Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, sendi

Vaksin Polio Oral (OPV)

Heat Marker Vaccine Vial Monitor (VVM)

Perubahan warna vaksin polio karena perubahan pHBoleh diberikan15Vaksin Polio Oral (OPV)Virus hidup, dilemahkan Virus poliomielitis tipe 1, 2, 3 strain Sabin

Jadwal : umur 0,2,4,6 bulan + 18, 60 bulanDosis : 2 tetes

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi : sebagian kecil akan mengalami diare ringan, nyeri otot. VAPP : 1 di antara 1 juta OPV 1

Vaksin Polio Injeksi (Injectable / inactivated Polio Vaccine = IPV)

Vaksin Polio Injeksi (IPV) IPV : virus polio inaktivasiSedikit / tidak ada kekebalan di mukosa usus

Jadwal : = OPV

KIPI : Tidak ada risiko VAPP dan VDPP

Serokonversi IPV > OPV (Kenya) Sudah digunakan di negara maju sejak 2002

Vaksin BCG

Vaksin BCG (1)Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan

Optimal : umur 2 - 3 bulan. Bila > 3 bulan, perlu uji tuberkulin.

Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan

Buku PedomanImunisasi di Indonesia 2005, hal 88Vademecum Biofarma, 2002

Vaksin BCG (2)Indikasi kontra HIV, Imunokompromais, pengobatan steroid, imunosupresif, radioterapi, keganasan sumsum tulang atau limfe, gizi buruk, demam tinggi, infeksi kulit luas Proteksi Mulai 8 12 minggu pasca vaksinasi Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%) Mencegah TB berat 60-80%

WHO : Expanded Programme on Immunization. Immunization in practice. Modul 2 : EPI vaccines, hal 2. Geneva, 1998 Buku Pedoman Imunisasi di Indonesia 2005, hal 88. Vademecum Biofarma, 2002

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis whole cells (DTPw) dan Tetanus Toksoid (TT)

Heat Marker / Vaccine Vial Monitor (VVM)

VVM = Vaccine Vial Monitor23Vaksin Difteri Tetanus Pertusis aselular (DTPa)

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis (1)Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15 Lf toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg.

Jadwal imunisasi Dasar : umur 2,4,6 bulan bersama dengan Polio Ulangan : umur 18, 60 bulan dan 10 th (DT/Td)

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis (2)Indikasi kontra - Riwayat anafilaksis Ensefalopati pasca DTP sebelumnya

KIPI Lokal : bengkak, kemerahan, nyeri pada tempat suntikan Demam, gelisah, menangis terus menerus Reaksi anafilaktik, ensefalopati 1/50.000 dosis

Vaksin Campak

Heat Marker Vaccine Vial Monitor (VVM)Vaksin Campak (1)Virus hidup dilemahkan, jangan kena sinar matahari

Tiap 0,5 ml mengandung 1000 u virus strain CAM 70 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin

Dosis 0,5 ml, subkutan

Vaksin Campak (2)Proteksi : mulai 2 mgg setelah vaksinasi Serokonversi : 80 90 %, effikasi 85 % Lama proteksi : 8 16 tahun umur 10-12 th : 50% titer antibodi di atas ambang pencegahan umur 5 - 7 th : 29,3% kena campak walaupun pernah diimunisasi BIAS : ulangan campak saat masuk SD Program : reduksi campak

Jadwal Imunisasi Anjuran (Non-PPI)HibMMRHepatitis AVariselaDemam Tifoid

Vaksin Haemophilus influenza b (Hib)

Vaksin Haemophilus influenzae type b ( Act-Hib, Hiberix)Polisakarida H. influenza tipe b dikonjugasikan pada toksoid tetanus, trometamol, sukrosa, NaCl Suspensi berkabut keputihan: normal

Kombinasi dgn DTaP /DTwP < 2 thn : paha mid anterolateral > 2 thn : deltoidVaksin Mumps Morbili Rubela (MMR)

Vaksin MMR (Trimovax, MMR II )Virus campak Schwarz hidup dilemahkan dlm embrio ayam Virus gondong Urabe dibiak dlm telur ayam Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia Subkutan atau intra muskular Rekomendasi : pada usia 12-18 bulan Serokonversi pada > 95% kasus

Vaksin MMR (Trimovax, MMR II )

Kontra indikasi imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6 12 minggu)

Tetap diberikan pada anak yang pernah campak, pernah terkena campak, gondongan ataupun rubella

Tidak ada bukti sahih berkaitan dgn Autisme

Loring Dales, Hammer SJ, Smith NJ. JAMA 2001;285:1184MMR umur 24 blMMR umur 17 blJumlah Kasus AutismeMMR vs AutismeVaksin Demam Tifoid

Vaksin demam tifoid (Typhim Vi, Typherix)Komposisi Polisakarida kapsul Vi Salmonella typhi, Fenol, NaCl, NaHPO3H

IM, SK umur > 2 thn Imunitas 2 3 minggu pasca vaksinasi Imunogenitas rendah pd umur < 2 thn Perlindungan 3 tahun Tidak melindungi thdp S.paratyphi A & B

Vaksin Influenza (Vaxigrip, Fluarix )

Vaksin Influenza - 1Virus tidak aktif, dlm PFS (prefilled syringe)Bahan lain: telur, neomisin, formaldehidPenyimpanan: suhu 2 8C, jangan kena cahaya atau beku

Tiap tahun strain bisa berbeda berdasar rekomendasi WHO : Selatan & Utara

Strain 2004 untuk daerah selatanH1N1 (A/New Caledonia/20/99)H3N2 (A/Fujian/411/2002)B/Hongkong/330/2001

Strain 2010 A/California/7/2009 NYMC X-179A)H3N2 A/Wisconsin/15/2009 NYMC X-183 B/Brisbane/60/2008

Penyuntikan: intramuskular atau subkutan 6 35 bulan : dosis 0,25 ml > 36 bln: dosis 0,5 ml < 8 thn : perlu booster 4 minggu kemudian Vaksinasi diulang tiap tahunVaksin Influenza - 2Vaksin Hepatitis A

Vaksin Hepatitis A (Avaxim, Havrix)Virus inaktif, dalam formaldehid Indikasi : anak umur > 2 thn endemis sering transfusi (hemofilia) panti asuhan Indikasi kontra demam, infeksi akut hipersensitif thdp komponen vaksin Intramuskular Protektif pada 95-100%

Vaksin Varisela

Vaksin Varisela (Varilrix , Okavax )Virus hidup dilemahkan, strain Oka Subkutan, umur > 1 thn Kontra indikasi Demam, sakit akut Perhatian Jangan diberikan bersama vaksin hidup lain Jangan hamil dalam 2 bln yad tidak effektif bila transfusi gamma globulin

Varisela Dapat diberikan pada anak usia 1 tahun, namun terbaik pd sebelum masuk SD Serokonversi terjadi 94 % 2 minggu setelah vaksinasi 100% 6 minggu setelah vaksinasi Aman, efektif dan ekonomis

Vaksin kombinasi(Tetract-Hib , Infanrix-Hib )Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib DPwT/DPaT : dalam vial Hib dalam PFS (prefilled syringe) Sebelum disuntikkan, dicampur dengan menyedot DPwT/DPaT ke dalam PFS Hib Kontra indikasi Sama dengan komponen masing-masing vaksin

Vaksin kombinasi DTwP (whole cell) + Hib

Vaksin kombinasi DTP aseluler + Hib

Vaksin Pneumokokus(Prevenar )S. pneumoniae - 19.8% dari biakan darah - kuman tersering setelah umur > 1 bulan - Meningitis : 47% dari semua IPD - 42.5% dari biakan cairan otak bayi yang mengalami meningitis Vaksin konyugat diperlukan, karena anak < 2tahun tidak berespon terhadap vaksin polisakarida

WHO Young Infant Study Group. Bacterial etiology of serious Infections In young infants in developing countries; results of a Multi-center trial. Pediatric Infect Dis J 1999;18: S17-22Vaksin mengurangi :Invasive Pneumococcal Disease (IPD)Radang paru (Pneumonia)Radang telinga tengah dan pengobatannyaPembawa kuman (Nasopharyngeal carriage)Occult BacteremiaDan mungkin efektif pada anak yg tak responsif dgn vaksin pneumokokus polisakarida (PPV)Jadwal vaksin

*Dapat diberikan termuda umur 6 minggu. Interval 4-8 minggu Harus diberikan paling sedikit berjarak 2 bulan setelah dosis ketiga Human PapillomavirusManifestasi: kanker serviks (vagina, anus) displasia anogenital papilomatosis sal napas veruka epidermodisplasi kutil kelamin

Indonesia 2005 : ca serviks peringkat 2 kasus 5.069 (10,9%)

Brigham KS. Pediatr Rev 2009;30(2):47-55 Indonesia Health Profile. Ministry of Health Republic of Indonesia 2007: h 49-50Vaksin Human PapillomavirusJuni 2006: Tetravelen (HPV tipe 6, 11, 16, dan 18) Bivalen (HPV tipe 16 dan 18 )Vaksin HPV diberikan sebelum aktivitas seksual Tidak mempunyai efek terapeutik pada infeksi HPVEfikasi proteksi terhadap neoplasia intraepithelial serviks (NIS) = 95,2%; terhadap kutil kelamin eksternal = 98,9%

Brigham KS. Pediatr Rev 2009;30(2):47-55

Kesepakatan IDAI, POGI, PAPDIMencantumkan jadwal imunisasi HPV pada jadwal imunisasi IDAI

Merekomendasikan vaksin HPV pada remaja perempuan sejak usia 10 tahun.

Melakukan sosialisasi anggota & awam tentang burden of disease, keamanan & effektifitas vaksin, jadwal dan dosis pemberian.Vaksin rotavirusMonovalen : G1 strainPentavalen : G1, G2, G3, G4 dan G6Jadwal :Monovalen diberikan 2 kali, Dosis I : 6-14 minggu, dosis ke-2 dgn interval min 4 minggu. Sebaiknya selesai diberikan sebelum umur 16 minggu

Vaksin rotavirusVaksin rotavirus pentavalen : 3 kali. Dosis 1 : umur 6-12 minggu, Interval dosis 2, 3 : 4-10 mingguDosis 3 diberikan pada umur < 32 minggu (interval minimal 4 minggu).Diberikan per oral

Teknik Penyuntikan dan PenetesanSubcutaneouse.g. measles, mumps,rubella, varicella

Intramuscular e.g. hepatitis A and B,DTP

IntradermalBCG

Orale.g. polio59Vaccines are usually given by injection.() Most live-attenuated viral vaccines are given by the subcutaneous route but some can be given intramuscularly, if this is in line with local practice.() The intramuscular route is favoured for killed, inactivated vaccines and sub-unit vaccines. Injections are usually made into the anterolateral muscle of the thigh in babies and into the deltoid muscle of the upper arm in older subjects. Vaccines should not be injected into the buttocks because then they may be deposited in fat layers which reduces their immunogenicity. () The BCG tuberculosis vaccine is injected intradermally. This route shouldnt be used for any other vaccines as it is unlikely to provoke an adequate immune response.Other ways of administering vaccines are continually being investigated. () People who dont like injections would find orally administered vaccines much more acceptable than injectable vaccines but, to date, the only oral vaccines are the Sabin polio vaccine and a live-attenuated typhoid fever vaccine. Intranasal vaccination may be feasible for some respiratory diseases. An intranasally administered flu vaccine has recently been launched in the US. Vaccines are never given intravenously. There is a serious risk of a severe reaction if antigens were to be administered directly into the blood stream.()PencatatanNama dagang, produsen, No. lot / seri vaksin, Tgl kedaluwarsaTgl penyuntikanBagian tubuh yang disuntik (deltoid kiri, paha kanan mis)

60Sisa vaksinBCG setelah dilarutkan harus segera diberikan dalam 3 jam (simpan dalam suhu 2 8 C)Polio Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari (simpan dlm suhu 2 8 C) DPT Bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak hilang setelah dikocok jangan dipakaiCampak Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam (simpan dlm suhu 2 8 C)61Penyimpanan vaksin

Cool Box Untuk Menyimpan VaksinPenyimpanan vaksin Semua pada suhu 0 8 C (WHO) ( Depkes 2-8 C )

Kecuali : OPV BCG Campak ( beku : -15 s/d 25 C )

Safe injection Aman bagi yang disuntik penyuntik lingkungan

68Tidak aman bagi yang disuntik Vaksin Suhu > 8 C, atau VVM telah terpapar panasBotol vaksin terpasang jarum- Telah dilarutkan lebih dari 6 jam Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh bekuAlat suntikSpuit disposable dipakai ulangCara melarutkan Salah pelarut, jumlah pelarutLokasi, posisi, kedalaman penyuntikan69Tidak aman bagi penyuntikMenekan luka berdarah dengan jari(semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)Membawa atau meletakkan alat suntik bekas sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak limbah)Menyentuh atau mencabut jarum suntikMenutup kembali (recapping) jarum suntikMengasah jarum bekasMemilah-milah tumpukan jarum bekasTidak ada alat / obat gawat darurat

Tidak aman bagi lingkungan : Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan

70

Tempat Pembuangan Limbah71KesimpulanImunisasi dapat mencegah penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Semua imunisasi direkomendasikan terutama Hepatitis B, BCG, DTP, Polio dan campak. Prosedur vaksinasi perlu diikuti dengan benar agar keamanan dan efektivitas baik