Intervensi Krisis

30
INTERVENSI KRISIS

Transcript of Intervensi Krisis

Page 1: Intervensi Krisis

INTERVENSI KRISIS

Page 2: Intervensi Krisis

MENGAPA INTERVENSI KRISIS

PENTING???

membantu individu yang mengalami krisis.

Tindakan segera mencegah gangguan mental atau perkembangan tingkah laku yang tidak sesuai

Page 3: Intervensi Krisis

DEFINISI… Krisis adalah persepsi terhadap kejadian

atau pengalaman yang tidak mampu diatasi seseorang dengan cara biasa serta mengganggu kepribadian dan mengancam diri.

Krisis adalah respon berbahaya yang dialami sebagai keadaan yang menyakitkan.

Krisis menyebabkan individu tidak dapat mengendalikan perasaan (contoh: takut, terkejut, tekanan yang berlebihan)

Page 4: Intervensi Krisis

DEFINISI… Keadaan ketegangan, tidak aman,

mengancam yang tidak mampu ditangani oleh individu.

Individu krisis menunjukkan gejala seperti gangguan tidur, gangguan makan dan menarik diri dari aktivitas sehari hari.

Suatu krisis adalah berhenti dengan sendirinya dan dapat berlangsung kapan saja dari beberapa jam sampai minggu.

Page 5: Intervensi Krisis

Krisis maturasi • Disebabkan oleh stressor yang berhubungan dengan proses perkembangan.• Pada umumnya terjadi pada proses transisi. Proses transisi masa perkembangan sebelumnya mempengaruhi proses transisi berikutnya. • Bila tugas perkembangan tidak di selesaikan maka akan menjadi sebuah krisis. Contoh : Masuk sekolah, Masa pubertas, Menikah, Meninggalan rumah saat kuliah, Memiliki anak, Masa pensiun dll

Krisis situasional • Respon tiba-tiba yang disebabkan oleh sebuah kejadian traumatik. Respon tersebut tidak dapat dicegah, sangat berpengaruh pada peran dan indentitias seseorang.• Dapat disimpulkan mirip dengan proses kehilangan misalkan putus cinta, kehilangan pekerjaan, dan mengalami penyakit terminal, dll. • Respon umum yang dialami setelah kejadian kehilangan adalah depresi.• Krisi situasional berhubungan dengan seorang yang sedang kesulitan menyelesaikan krisis perkembangan.

. Krisis social / Adventisius

Krisis yang terjadi dimana kerjadiannya diluar jangkauan atau kemampuan sorang individu. Umumnya terjadi kehilangan tempat tinggal, kehilangan orang yang disayang dan ada perubahan lingkungan yang luas.

Jenis Krisis

Page 6: Intervensi Krisis

TahapPerkembanganKrisis

Fase I •Seorang individu dihadapkan dengan pencetus atau stresor.•Akan ada peningkatan kecemasan, teknik penyelesaian masalah yang biasanya digunakan akan pertama dicoba oleh individu.

Fase II • Setelah terjadi kegagalan pada teknik penyelesaian masalah pada biasa digunakan, kecemasan akan semakin mengingkat.• Seorang individu akan merasa tidak nyaman, bingung dan bahkan tidak ada harapan untuk menyelesaikan masalahnya.

Fase III • Seorang individu akan menggunakan semua sumber daya untuk menyelesaikan masalahnya.• Jika ada teknik penyelesaian masalah baru maka soerang individu akan mencobanya untuk mencapai resolusi.

Fase IV • Bila terjadi kegagalan resolusi maka kecemasan akan meningkat sampai ke tahap panik. Akan terjadi penurunan fungsi kognitif dengan emosi yang labil dan gangguan perilaku yang menandakan pola pikir psikotik.

Page 7: Intervensi Krisis

Gejala Fisik Keluhan somatik (mis., sakit kepala, gastrointestinal, rasa sakit)Gangguan nafsu makan (mis., peningkatan atau penurunan berat badan yang signifikan)Gangguan tidur (mis., insomnia, mimpi buruk)Gelisah; sering menangis; iritabilitas

Gejala Kognitif Konfusi sulit berkonsentrasiPikiran yang kejar mengejarKewtidakmampuan mengambil keputusan

Gejala Perilaku DisorganisasiImpulsif ledakan kemarahanSulit menjalankan tanggung jawab peran yang biasaMenarik diri dari interaksi sosial

Gejala Emosional

Ansietas; marah, merasa bersalahSedih; depresiParanoid; curigaPutus asa; tidak berdaya

Tanda-tanda Seseorang Mengalami Krisis

Page 8: Intervensi Krisis

intervensi krisis merupakan usaha membantu pasien yang

mengalami kecemasan psikologi untuk kembali ke tahap fungsi

penyesuaian dan mencegah atau mengurangkan kesan negatif

trauma psikologi (Everly & Mitchell, 1999).

Page 9: Intervensi Krisis

Identifikasi kejadian

pencetus dan situasi krisis

Tentukan persepsi klien tentang krisis yang dihadapi, meliputi kebutuhan utama

yang terancam krisis, tingkat gangguan hidup, dan gejala-

gejala yang dialami klien

Tentukan faktor-faktor penyeimbang yang ada, meliputi apakah klien memiliki persepssi yang realistis

terhadap krisis yang terjadi, dukungan situasional (mis, keluarga, teman,

sumber daya finansial, sumber daya spiritual, dukungan masyarakat), dan

penggunaan mekanisme koping

Identifikasi kelebihan

klien

Langkah-langkah Interverensi Krisis

Page 10: Intervensi Krisis

TUJUAN… Menyelesaikan krisis dengan cara

menukar persepsi ancaman atau bahaya dan memulihkan fungsi sosial mental seperti sedia kala.

Seorang individu harus dibimbing untuk dapat memecahkan masalah dan mendapatkan keseimbangan emosionalnya.

Page 11: Intervensi Krisis

FAKTOR YANG BERPERAN Persepsi individu mengenai masalahnya Pengalaman sebelumnya yang dapat membantu

proses penyelesaian masalah atau “problem solving”.

Dukungan atau halangan dari orang lain. Terakhir kali mengalami Krisis. Kelompok beresiko Bila Krisisnya berulang dan pernah terjadi

sebelumnya. Resilience- Kemampuan sesorang untuk

menyelesaikan sebuah masalah atau menyesuaikan diri terhadap sebuah krisis.

Page 12: Intervensi Krisis

PRINSIP INTERVENSI KRISIS1. Tujuan utama intervensi krisis adalah mengembalikan fungsi seorang individu

kepada tingkat sebelum krisis.

2. Intervensi harus dapat memperkuat dan mendukung aspek-aspek kesehatan dan

fungsi seorang individu.

3. Dalam sebuah intervensi krisis, pemecahan masalah harus diterapkan secara

sistematis, yang meliputi:

Memahami persepsi tentang masalah seorang individu dan dapat menilai

kelebihan dan kekurangan sistem pendukung individu dan keluarga.

Membuat tujuan spesifik yang harus dicapai oleh pemberi perawatan

dengan pasien yang berdasarkan prioritas.

Penanganan harus bersifat cepat dan segera. Misalkan pada saat kebakaran,

harus dipersiapkan rumah untuk berlindung sementara kepada korban-

korban kebakaran.

Pemberi perawatan harus mengevaluasi hasil dari intervensi secara berkala.

Page 13: Intervensi Krisis

4. Hierarki Maslow- Penentuan Prioritas Dapat Dibantu Oleh Hierarki Maslow Sesuai Kebutuhan Individu.

Kebutuhan fisiologis dan sumber daya fisik untuk bertahan hidup (makan, minum, buang air, rumah, baju, dll)

Kebutuhan dari aspek sosial yang diperlukan untuk mendapatkan rasa kebersamaan atau “sense of belonging”. (hubungan dengan keluarga dan orang sekitar)

Kebutuhan psikologis yang diperlukan untuk mendapatkan aktualisasi diri dan meningkatkan percaya diri yang nantinya akan membawa seorang individu menjadi orang yang dapat memecahkan masalah, dapat menerima dan bermoral tinggi.

Page 14: Intervensi Krisis
Page 15: Intervensi Krisis

Kebutuhan yang didasarkan Hierarki Maslow – diprioritaskan dari aspek primer yang bersifat kebutuhan dasar: 1. Kebutuhan Fisiologis Contohnya adalah : Makan, Pakaian,

Rumah, Buang air besar dan Buang air kecil, bernafas, dll. 2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Contoh seperti :

Merasa aman dari kejahatan dan ancaman, bebas dari rasa sakit, dll.

3. Kebutuhan Sosial Contohnya seperti: memiliki hubungan yang baik dengan teman, keluarga dan juga dengan lawan jenis yang dapat menjadi pasangan seorang individu, dll.

4. Kebutuhan Penghargaan adalah kebutuhan untuk seorang individu untuk merasa dihargai. Contohnya adalah menerima : tanda atau piagam terima kasih, mendengar pujian, dll.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri adalah kebutuhan untuk merealisasikan ambisi dan mimpi.

Page 16: Intervensi Krisis

5. Peran petugas intervensi krisis mencakup berbagai fungsi berikut: a. Membina hubungan dan dapat menanamkan harapan

serta pemikiran optimis kepada pasien. b. Pelaksanaan pelayanan harus bersifat aktif dan

mengarahkan bila kondisi pasien tidak memadai untuk membuat keputusan.

c. Memberikan anjuran dan pilihan alternatif agar pasien dapat membuat keputusan yang terbaik untuk dirinya sendiri.

d. Bila pasien tidak dalam kondisi yang memadai makan sebagai pemberi perawatkan kami harus membantu pasien memilih alternatif.

e. Harus ada kerjasama dengan tenaga ahli lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan pasien secara holistik.

Page 17: Intervensi Krisis

KRITERIA PEMILIHAN

Riwayat penyakit situasi yang berbahaya yang

menghasilkan kecemasan

Peristiwa pencetus yang diperkuat oleh

kecemasan

Bukti-bukti yang jelas bahwa pasien

dalam keadaan krisis patologis

Motivasi yang tinggi untuk

mengatasi krisis

Page 18: Intervensi Krisis

KATEGORI…

Perkembangan (developmental)

• masa transisi yang menyebabkan kepada gangguan emosi (contoh: hari pertama sekolah, perkawinan atau menopause).

Kebetulan atau tidak disengaja (accidental)

• bahaya yang terjadi tanpa diduga (contoh: kecacatan fisik akibat kecelakaan, dipecat dari pekerjaan, gagal dalam perkawinan dan perceraian

Page 19: Intervensi Krisis

EMPAT TAHAP PERIODE KRISIS : 

1. Ketegangan Awal 2. Ketegangan meningkat di bawah rangsangan

yang berkelanjutan3. Ketegangan meningkat sampai sumber-

sumber internal dan eksternal dikerahkan. 4. Tahap akut, mayor dysfunction, hilangnya

kontrol emosional Krisis dapat menjadi benih-benih dari pertumbuhan, mempunyai pengaruh kuat untuk mencapai self realization yang lebih tinggi.

(Caplan-Sadock)

Page 20: Intervensi Krisis

JENIS PENDEKATAN INTERVENSI KRISIS

Langsung (direct)

Collaborative

Tidak langsung

(non directive)

Page 21: Intervensi Krisis

INTERVENSI LANGSUNG Digunakan apabila seseorang tidak

mampu mengatasi krisisnya. Menjelaskan masalah, mencari pilihan

solusi, membentuk rancangan yang lengkap dan terarah,memimpin atau membimbing seseorang dalam melakukan tindakan.

Page 22: Intervensi Krisis

pasien yang sesuai untuk intervensi ini ialah pasien yang:perlu dirawat di RS dengan segera kerana

keracunan dan lain-lain.mengalami kesedihan berat.mengalami syok berat.mempunyai kebimbangan yang berlebihan

hingga tidak dapat melakukan aktivitas.Keluar dari kenyataan & realitasmembahayakan diri sendiri dan orang lain.

Page 23: Intervensi Krisis

INTERVENSI TIDAK LANGSUNG Digunakan untuk pasien yang mampu

mengambil inisiatif dan langkah tindakan sendiri.

mentor akan mendengarkan secara aktif, memberi saran, membuat refleksi, serta memberikan respons yang terbuka.

Fokus pendekatan adalah kepada perasaan, keperluan, kemampuan, otonomi serta tujuan pasien.

Dengan bantuan mentor, pasien berupaya membuat pilihan dan rancangan, menghadapi masalah dan berkomitmen untuk mencapai hasil yang dikehendaki.

Page 24: Intervensi Krisis

PENDEKATAN KERJASAMA (COLLABORATIVE) Digunakan apabila pasien tidak mampu

berfungsi secara baik, menggunakan pendekatan bukan secara langsung tetapi masih memiliki cukup kemampuan untuk bekerjasama dalam proses intervensi.

Pasien dianggap sebagai rekan berbagi dalam melakukan beberapa hal seperti mengenal pasti masalah yang sebenarnya, membuat pilihan, membuat rancangan dan komitmen untuk merealisasikan tujuan.

Page 25: Intervensi Krisis

Pasien dalam pendekatan ini bukan seperti dalam pendekatan tidak kemampuan dalam proses membuat keputusan.

Mentor bertindak sebagai penyokong, fasilitator dan negosiator kepada pasien.

Mentor membantu pasien dalam menentukan tindakan yang perlu diambil

Page 26: Intervensi Krisis

Klarifikasi masalah pada

individu tersebut

Membantu individu tersebut untuk

mengekspresikan perasaannya

Dukung individu untuk mencari dukungan dari

teman & keluarga

Mengindetifikasi mekanisme

coping individu & mendiskusikannya

Mendiskusikan strategi dalam menyelesaikan

masalah & konsekuensinya

Membantu individu untuk

mengidentifikasi pikiran negatif yang

ada

Membantu pasien mengidentifikasi metode coping yang adaptif

Peran Terapis dalam Intervensi Krisis

Page 27: Intervensi Krisis

LANGKAH-LANGKAH INTERVENSI KRISIS 1. Penilaian

Menilai kondisi saat ini dari individu dan sifat serta keparahan krisis, gangguan yang dialami dan juga tingkat resiko dari tindakan darurat, kondisi-kondisi terdahulu

2. Keputusan akan jenis dari bantuan yg akan diberikanKeputusan ini didasarkan pada penilaian dari keterampilan-keterampilan penyesuaian diri dari orang ybs, sumber daya yang tersedia bagi orang tsb, kekuatan pribadi yang tersedia.

Page 28: Intervensi Krisis

3. Menolong secara langsung • Bantu klien untuk melepaskan perasaan

ketakutan, rasa bersalah dan kemarahan

• Perluas pilihan untuk tindakan; dapatkan pemahaman intelektual tentang keadaan krisis

• Bantu klien untuk mengerahkan defence mechanism dan keterampilan penyesuaian diri

• Buka berbagai kemungkinan baru untuk tindakan dan hubungan dengan orang lain. Rujuk kepada spesialis.

Page 29: Intervensi Krisis

4. Penyelesaian  krisis • mencapai keseimbangan, menguatkan

keterampilan-keterampilan adaptif• mengurangi ketegangan dan

merumuskan suatu rencana untuk mencapai sasaran baru

• membantu individu untuk kembali ke level respondingnya

• melihat perspektif baru dari pengalaman krisis

• merangsang pertumbuhan baru (kemandirian dan kepercayaan diri) 

Page 30: Intervensi Krisis

TERIMA KASIH….