ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
-
Upload
ahmad-sazali -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
1/17
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK
PADA SAMPEL AIR LAUT DAN IKAN
TAMAN NASIONAL ALAS PURWO JAWA TIMUR
Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Tanggal 8-15April 2013
Disusun Oleh:
Ahmad Sazali
140410100078
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
2/17
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Nama : Ahmad Sazali
NPM : 140410100078
Judul : Isolasi dan Identifikasi Mikroba Halofilik Pada Sampel Air Laut
dan Ikan Taman Nasional Alas Purwo
Lokasi : Kawasan Pantai Taman Nasional Alas Purwo,
Banyuwangi, Jawa Timur
Waktu : 8-15 April 2013
Telah diperiksa dan disahkan
Jatinangor, Januari 2013
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Laporan
Dr. Ratu Safitri., MS..NIP. 19620318 198610 2 001
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Mia Miranti MP.NIP. 19701118 199512 2 001
Mengetahui,Ketua Rombongan KKL 2013
Sunardi, M.Si, Ph.D.
NIP. 19690530 199702 1 001
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
3/17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangIndonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kekayaan
sumber daya alam yang sangat melimpah.. Sebagai negara kepulauan ,luas wilayah
Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2. Dua pertiga wilayah Indonesia
merupakan perairan atau wilayah laut. Luas wilayah perairan di Indonesia mencapai
3.287.010 km2 Adapun wilayah daratan hanya 1.906.240 km2.
Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yaitu tumbuh-tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagian laut,
mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang terdalam. Keberadaan biota
laut ini sangat menarik perhatian, karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan
manusia.
Kehadiran biota laut khususnya Mikroba laut berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem laut. Mikroba laut memegang peranan penting dalam
ekosistem laut, yaitu sebagai produsen yang menyediakan sumber energi, sebagai
konsumen dan decomposer zat-zat organic maupun organik. Mikroba dapat hadir
pada permukaan laut dikarenakan adanya akumulasi dari berbagai substansi yang
sukar larut antara lain minyak,lemak dan pestisida dan bahan-bahan lain yang
menyebabkan berkembangnya mikroba tertentu yang dapat menguraikannya. Selain
pada permukaan laut, mikroba laut dapat ditemukan pada biota laut yang lain seperti
ikan dan algae.
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
4/17
Taman Nasional Alas Purwo ( TNAP ) merupakan kawasan yang mempunyai
keanekaragaman spesies yang tinggi, termasuk mikroba. Mengingat pentingnya peran
mikroba laut yaitu jamur dan bakteri dalam proses dekomposisi bahan organik dan
anorganik pada perairaan laut perlu diisolasi dan diidentifikasi jenis jenis mikroba apa
saja yang terdapat pada perairan laut Taman Nasional Alas Purwo. Informasi yang
diperoleh mengenai penelitian mikroba laut TNAP diharapkan dapat digunakan
sebagai data pendukung dalam pengelolaan dan pemanfaatan laut serta dapat
mengungkapkan sejumlah informasi ilmiah sehingga dapat dilakukan pengembangan
lebih lanjut.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi permasalahan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut :
1. Ada berapa genus mikroba yang terdapat pada perairan laut TamanNasional Alas Purwo
2. Apakah terdapat perbedaan jenis mikroba pada kondisi lingkunganperairan yang berbeda Taman Nasional Alas Purwo
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk meneliti jenis mikroba apa
saja yang terdapat dari sampel air laut dan ikan di Taman Nasional Alas Purwo Jawa
Timur. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
5/17
keanekaragaman jenis mikroba laut serta untuk mendapatkan isolat bakteri dan jamur
yang terdapat pada perairan laut Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai
jenis bakteri dan jamur yang terdapat pada sampel air laut dan ikan di Taman
Nasional Alas Purwo Jawa Timur.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
yang dilakukan dilapangan dan dilaboratorium. Pengambilan sampel air laut
dilakukan dengan metode sampling yang dilakukan dengan botol sampel dan
pengambilan sampel ikan. Isolasi dan pengkulturan jamur dan bakteri digunakan
metode pengenceran. Pengamatan sampel jamur dilakukan dengan metode dan Moist
Chamber, sedangkan pengamatan sampel bakteri dilakukan dengan metode
pewarnaan gram dan uji biokimiawi.
1.6 Lokasidan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di lakukan di kawasan Perairan Laut Taman Nasional Alas
Purwo, Jawa Timur. Waktu pengambilan sampel air dilakukan pada tanggal 8 - 15
April 2013. Penelitian lebih lanjut dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran.
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
6/17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum MikrobaDunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik.
Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ada yang mempunyai ciri-ciri seperti
tumbuhan, ada yang mempunyai cirri-ciri seperti hewan dan ada pula yang
mempunyai ciri keduanya. Jasad renik sering disebut sebagai protista. Protista terdiri
dari lima kelompok organism yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan
mikroskopis ( Pelczar,1988 ).
Jamur adalah organisme heterotrofik, yaitu memerlukan senyawa organik
untuk nutrisinya. Jamur yang menggunakan senyawa organik mati dengan cara
menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya
menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana yang kemudian dikembalikan ke dalam
tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah disebut saprofit (Pelczar, 2006).
Pada umumnya, sel jamur lebih besar dari sel bakteri dengan ukuran sekitar 1-
5 m lebarnya dan panjangnya dari 5-30 m. jamur tidak dilengkapi flagellum atau
organ-organ penggerak lainnya. Jamur memiliki tubuh atau talus yang terdiri dari dua
bagian, yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filament
yang dinamakan hifa. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. Terdapat
tiga macam morfologi hifa, yaitu (Pelczar, 2006) :
a. Aseptat atau senosit. Hifa ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
7/17
b. Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang yangberisi nucleus tunggal. Di setiap septum terdapat pori di tengah-tengah yang
memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang ke ruang
yang lain. Meskipun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak di batasi oleh
suatu membrane, tetapi ruang itu biasa disebut sel.
c. Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel denganlebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.
2.1.1 Mikroba Laut
lautan yang hampir menutupi tiga perempat dari permukaan dibumi
merupakan habitat banyak jenis bakteri dan mikroorganisme lain. Mikroorganisme
dipercaya memegang peranan penting dalam perekonomian laut, dimana mereka
berfungsi sebagai pelaku proses biokimia, geologi, dan hidrobiologi. Walaupun
beberapa bakteri tertentu bersifat patogenik untuk tumbuhan dan hewan laut.
Beberapa juga dapat menyebabkan cacat pada ikan atau produk makanan laut lain,
bakteri juga berperan pada korosi atau struktur biofouling yan dibuat manusia dan
beberapa jenis juga bertanggung jawab pada vitasi air yang berbahaya pada area yang
dilokalisasi ( Salle, 1961 ).
Air laut mengandung mikroorganisme yang dapat dikelompokkan ke
dalam dua grup, yaitu :
1. Mikroba indigenous yang tidak tumbuh pada medium tanpa air laut, misalnyaBeggiatoa, Thiothrix, Thiovolum, dan Thiobacillus.
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
8/17
2. Mikroba transien yang habitat alaminya bukan air laut, tetapi tahan terhadapgaram sehingga dapat hidup di dalam air laut, misalnya Bacillus,
Corynebacterium, Actinomyces, dan Sarcina.
Selain itu di dalam air laut juga mungkin terdapat bakteri halofilik, yaitu bakteri
yang membutuhkan konsentrasi garam tertentu untuk pertumbuhannya, seperti
Spririllum, dan Vibrio parahaemolyticus (Fardiaz, 2002).
Beberapa Jenis mikroorganisme yang ada dilaut dibatasi oleh beberapa faktor.
Pada air laut yang dalam, jumlah mikroorganisme yang ditemukan relative sedikit,
hal tersebut disebabkan oleh habitat laut yang lebih rumit dibandingkan dengan air
tawar karena adanya pergeseran batasan-batasan fisik yang diakibatkan oleh arus
pasang ( Wistreich,1980 ).
Morfologi bakteri laut yang ditemukan serupa dengan yang terdapat
dilingkungan lain. Bakteri laut rata-rata lebih kecil dari yang biasa terdapat dalam
susu, tanah, pupuk, limbah, atau sumber air lainnya. Pada umummnya, bakteri laut
tumbuh lebih lambat dan koloni yang terbentuk lebih kecil dari kebanyakan bakteri
tanah atau limbah. Beberapa koloni bakteri laut proteolitik kuat dan umumnya tidak
sakarolitik seperti bakteri tanah atau air tawar. Fakultatif aerob predominan dilaut,
relatif kecil yang bersifat aerob obligat ( Salle, 1961 ).
Bakteri laut 95 persen adalah gram negative, sebagian aktif bergerak, 70
persen sensitive terhadap suhu tinggi. Mampu hidup dalam tekanan hidrostatik yang
ekstrem dilaut yang sangat dalam (Pelczar, 1956). Bakteri laut hanya dibagi dua yaitu
bakteri halofilik moderat yaitu bakteri yang untuk pertumbuhannya memerlukan
konsentrasi 1% hingga 20% NaCl sedangkan bakteri halofilikekstrim adalah bakteri
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
9/17
yang memerlukan konsentrasi NaCl lebih dari 15% hingga 31%, tetapi ada yang
membaginya menjadi 3 yaitu halofilik rendah yaitu bakteri laut yang membutuhkan
konsentrasi garam antara 2 5 promil. Halofilik sedang yaitu bakteri laut yang
membutuhkan konsentrasi garam 5 20 promil dan halofilik ekstrem adalah bakteri
laut yang membutuhkan kadar garam 2032 promil ( Ogensky dan Umbreit, 1959 ).
2.1.2 Mikroba Halofilik
NaCl atau konsentrasi garam suatu lingkungan dapat menjadi suatu faktor
pentinga dalam menentukan konsentrasi osmotik dan aktivitas air. Beberapa
mikroorganisme membutuhkan konsentrasi osmotik yang tinggi untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhan akan NaCl tersebut, mikroba dapat
dibedakan kedalam empat kategori ( Vandemark, 1987 ) :
1. Non Halofilik, kebanyakan meliputi jasad renik yang tidak memerlukan Na+untuk pertumbuhannya, walaupun mereka toleran terhadap garam.
2. Sedikit Halofilik, biasanya seagian besar organisme laut yang memerlukan1% - 2% NaCl dalam pertumbuhannya.
3. Moderat Halofilik, Mikroba yang memerlukan NaCl dalam tingkat yang lebihtinggi yaitu sekitar 8% - 10%.
4. Ekstrim Halofilik, mikroba yang tumbuh baik pada lingkungan 20% 30%NaCl. Mereka dapat memaklumi 30% NaCl tetapi tidak akan berkembang
dalam garam yang kurang dari 20%. Contoh dari ekstrem halofilik ini adalah
bakteri yang tumbuh dilaut mati yang mengandung sekitar 29% garam.
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
10/17
2.3 Tinjauan Umum Lokasi
2.3.1 Sejarah dan Status Taman Nasional Alas Purwo
Pada zaman penjajahan Belanda kawasan Alas Purwo telah ditetapkan sebagai
kawasan konservasi. Pada tahun 1939 kawasan itu ditunjukkan sebagai Suaka
Margasatwa Banyuwangi Selatan. Setelah konsep taman nasional masuk ke
Indonesia, SM Banyuwangi Selatan dimasukkan wilayah kerja Taman Nasional
Baluran yang ditunjukkan pada tahun 1984. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan no. 283/Kpts-11/1992, kawasan SM Banyuwangi Selatan detetapkan
menjadi Taman Nasional Alas Purwo. Mulai pada tahun 1998, ada perdebatan resmi
tentang pengelolaan zona penyangga TNAP, yang sampai sekarang masih belum
diselesaikan. Suatu pengembangan yang lain adalah penunjukan Balai Taman
Nasional Alas Purwo yang berdiri sendiri. Berarti sekarang kawasan TNAP tidak di
bawah pengelolaan Balai Taman Nasional Baluran lagi.
Taman Nasional Alas Purwo yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri
Kehutanan No. 283/Kpts-II/1992 pada tanggal 26 Februari 1992 memiliki kawasan
seluas 43.320 ha. Kawasan yang dikenal sebagai semenanjung Blambangan ini
merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Jawa.
Berdasarkan tipe ekosistemnya hutan di TN Alas Purwo dapat dikelompokan menjadi
hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang
penggembalaan.
Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya
Blambangan. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo
merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
11/17
serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional masih
tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring. Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila
banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius
di Goa Padepokan dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional
(Rowobendo) terdapat peninggalan sejarah berupa Pura Agung yang menjadi
tempat upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka
waktu 210 hari.
2.3.2 Letak dan Luas Kawasan
Gambar 1. Peta Taman Nasional Alas Purwo
http://tnalaspurwo.org
Berdasarkan administratif pemerintahan TN Alas Purwo terletak di
Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Secara
http://tnalaspurwo.org/http://tnalaspurwo.org/ -
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
12/17
geografis kawasan ini terletak di ujung timur pulau Jawa wilayah pantai selatan
antara 8 26' 45"- 8 47' 00" LS dan 114 20' 16" - 114 36' 00" BT. Taman Nasional
Alas Purwo dengan luas 43.420 ha terdiri dari beberapa zonasi, yaitu :
Zona Inti (Sanctuary zone) seluas 17.200 Ha Zona Rimba (Wilderness zone) seluas 24.767 Ha Zona Pemanfaatan (Intensive use zone) seluas 250 Ha Zona Penyangga (Buffer zone) seluas 1.203 Ha.
2.3.3 Topografi
Secara umum Kawasan Taman Nasional Alas Purwo mempunyai topografi
landai yang membentang dari ketinggian mulai dari 0 322 m dpl dengan puncak
tertinggi Gunung Lingga Manis. Areal curam berkembang pada batugamping
berumur Miosen-Pliosen yang terangkat ke permukaan karena ada interaksi antara
Lempeng Samudera Hindia (oceanic plate) yang bertemu dengan Lempeng Eurasia
(continental plate). Proses pengangkatan yang terjadi pada Pleistosen Tengah terus
berlanjut dengan intensitas yang tidak selalu sama mengakibatkan daerah
Semenanjung Blambangan terangkat pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. beberapa
bagian puncak bukit karst terangkat sampai ketinggian 300 m dpl. Sejak terangkat ke
permukaan, batugamping mulai mengalami karstifikasi.
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
13/17
2.3.4 Geologi
Secara fisiografis Taman Nasional Alas Purwo terdiri atas 4 unit bentuklahan
yaitu, bentuklahan fluvial, bentuklahan organik, bentuklahan marin dan bentuklahan
karst. Bentuklahan fluvial menempati daerah bagian barat kawasan memanjang dari
Teluk Pangpang sampai ke Pantai Triangulasi. Bentuklahan organik menempati
bagian tepi taman nasional, terbagi menjadi dua yaitu daerah mangrove dan terumbu
karang dengan luas yang belum dapat dipastikan karena bersifat sangat dinamik
utamanya dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Bentuklahan marin menempati
bagian tepi berasosiasi dengan bentuklahan organik, terbagi menjadi 5 macam
bentukan yaitu; Bura, dataran pasang surut, lagun, beting gisik dan gerong laut
(marine notch). Bentuk lahan karst menempati sebagian besar wilayah ini, mulai dari
Gunung Sembulungan, Tanjung Purwo, Tanjung Bantenan dan Teluk Banyubiru,
terbagi menjadi 3 bentukan utama yaitu; perbukitan gamping terkarstifikasi awal,
perbukitan gamping terkarstifikasi muda, dan perbukitan gamping terkarstifikasi
dewasa.
Formasi geologi pembentuk kawasan Taman Nasional Alas Purwo berumur
Meosen atas, terdiri dari batuan berkapur dan batuan berasam. Pada batuan berkapur
terjadi proses karstifikasi yang tidak sempurna, karena faktor iklim yang kurang
mendukung (relatif kering), serta batuan kapur yang diperkirakan terintrusi oleh
batuan lain. Jenis batuan kapur ini menyebabkan terjadinya sejumlah gua di kawasan
Taman Nasional Alas Purwo. Tidak kurang dari 44 buah gua telah teridentifikasi di
dalam kawasan.
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
14/17
Berdasarkan elevasinya goa di kawasan dapat di kelompokkan menjadi tiga
level. Level pertama adalah kelompok goa yang menempati elevasi paling rendah.
Secara genetik goa pada level ini merupakan kelompok goa yang paling aktif karena
pada beberapa goa proses pembentukannya sedang berlangsung, hal ini diindikasikan
oleh aliran air yang keluar dari lubang goa. Goa pada kelompok pertama ini memiliki
elevasi antara 21 mdpal sampai 90 mdpal. Goa-goa yang merupakan kelompok goa
pada level pertama adalah : goa istana (sumber mata air), goa basori, goa kucurmas..
Level ke dua adalah kelompok goa yang menempati elevasi antara teras pertama dan
teras kedua. Kelompok goa ini dicirikan oleh tidak adanya aliran air aktif, tetapi
beberapa goa masih meneteskan air melalui stalaktit. Goa pada kelompok kedua ini
memiliki elevasi antara 100 m dpal sampai 155 mdpal. Goa-goa yang termasuk
kelompok ini adalah : goa mayangkara, goa padepokan, goa mangkleng, goa angkrik,
goa 45, dan goa rajawali. Level ketiga adalah kelompok goa yang menempati elevasi
di atas teras pertama. Kelompok goa ini dicirikan oleh karakteristiknya yang tidak
memiliki lorong, dan dikategorikan sebagai goa ceruk (rock seltter). Goa pada level
ketiga ini memiliki elevasi diatas 155 mdpal. Goa-goa yang termasuk kelompok level
ketiga adalah : goa trisula, goa putri dan goa gentong.
2.3.5 Iklim dan Curah Hujan
Menurut sistem klasifikasi Schmidth dan Ferguson daerah sekitar Taman
Nasional Alas Purwo memiliki tipe iklim sekitar D (agak lembab) sampai E (agak
kering). Secara administrasi Kawasan Taman Nasional Alas Purwo masuk dalam
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
15/17
wilayah Kabupaten Banyuwangi sehingga untuk data iklim kawasan Taman Nasional
Alas Purwo diperoleh dari Stasiun Meteorologi Banyuwangi.
Berdasarkan hasil pengukuran Stasiun Meteorologi Banyuwangi pada tahun
2012, didapatkan untuk kawasan Taman Nasional Alas Purwo memiliki curah hujan
yang tidak merata sepanjang tahun. Curah hujan bulanan mulai dari 0 500 mm,
dengan bulan basah terjadi pada bulan Nopember sampai Mei dan bulan kering
terjadi pada bulan Juni sampai Oktober.
Temperatur udara rata-rata tiap bulannya mulai 25,5C 28,2 C dengan
temperatur maksimum 34,8 C pada Bulan Desember 2012 dan minimum 19,8 C
pada Bulan Agustus 2012. Untuk tekanan udara rata-rata tiap bulannya mulai 1.008,1
mb sampai 1.013,3 mb dengan tekanan maksimum 1.015,5 mb pada Bulan Juli 2012
dan minimum 1.004,3 mb pada Januari 2012. Kelembaban udara rata-rata tiap
bulannya mulai 76,8 % sampai 86,5 % dengan kelembaban maksimum 96,1 % pada
Bulan Mei 2012 serta juli dan minimum 57,7 % pada Bulan Maret 2012.
2.3.6 Keadaan Flora
Secara umum terdapat lebih dari 700 jenis tumbuhan yang telah teridentifikasi
di kawasan dan terbagi dalam 123 famili. Verbenaceae dan Poaceae merupakan
famili yang memiliki jumlah jenis terbanyak.. Jika dilihat berdasarkan
pengelompokan tempat tumbuh, tumbuhan dataran rendah memiliki jenis terbanyak,
disusul tumbuhan pantai, dan tumbuhan mangrove.
Tumbuhan dataran rendah didominasi oleh bambu yang tersebar di bagian
tepi kawasan dan berasosiasi dengan tumbuhan pantai dan tumbuhan dataran
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
16/17
rendah lainnya. Keberadaan jenis bambu Alas Purwo pernah dilaporkan mencapai
13 jenis, namun berdasarkan hasil pendataan terakhir yang dilakukan teridentifikasi
sedikitnya 10 jenis bambu, sedangkan beberapa jenis lain sudah tidak dijumpai lagi
saat ini, seperti bambu wulung dan bambu petung.
Tumbuhan pantai merupakan tumbuhan dengan jenis penyusun terbanyak
kedua setelah tumbuhan dataran rendah. Sebagai kawasan yang memiliki panjang
pantai lebih dari 100 km dan karakteristik lokasi yang berbeda antara satu dengan
lainnya, TN Alas Purwo memiliki banyak jenis tumbuhan pantai dengan tumbuhan
khas Sawo Kecik (Manilkara kauki).
Mangrove merupakan tumbuhan yang terdapat pada daerah pasang surut. Di
dalam kawasan TN Alas Purwo terdapat 27 jenis mangrove sejati yang terbagi dalam
13 famili. Terdapat dua jenis tumbuhan mangrove yang termasuk dalam jenis langka
global yaitu Ceriops decandra dan Scyphiphora hydrophyllacea.
2.3.7 Keadaan Fauna
Taman Nasional Alas Purwo merupakan habitat dari beberapa satwa liar
seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus
javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan
(Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus
melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan
dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing
(Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau
(Chelonia mydas) biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada
-
7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx
17/17
bulan Januari s/d September. Pada periode bulan Oktober-Desember di Segoro
Anakan dapat dilihat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia diantaranya
cekakak suci (Halcyon chloris/ Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut
(Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa
glareola).
2.3.8 Keadaan Hutan Pantai
Formasi vegetasi pantai terdapat di bagian selatan dan bagian utara. Pada
bagian selatan membentang dari arah Grajagan (Segoro Anak) sampai Plengkung
dengan panjang bentangan sekitar 30 Km dan Plengkung Tanjung Slakah dengan
panjang bentang sekitar 50 Km. Sedangkan bagian utara membentang dari Tanjung
Sembulungan sampai Tanjung Slakah dengan panjang sekitar 40 Km dan lebar rata-
rata vegetasinya dari pantai ke daratan (ke arah atas) sekitar 250 300 m. Jenis
tanaman yang mendominasi formasi hutan pantai adalah ketapang (Terminalia
catapa), sawo kecik (Malnikora kauki), waru laut (Hisbiscus sp.), keben (Baringtonia
asiatica) dan nyamplung (Calophylum inophylum).