ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

download ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

of 17

Transcript of ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    1/17

    ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK

    PADA SAMPEL AIR LAUT DAN IKAN

    TAMAN NASIONAL ALAS PURWO JAWA TIMUR

    Laporan Kuliah Kerja Lapangan

    Tanggal 8-15April 2013

    Disusun Oleh:

    Ahmad Sazali

    140410100078

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2013

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    2/17

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

    Nama : Ahmad Sazali

    NPM : 140410100078

    Judul : Isolasi dan Identifikasi Mikroba Halofilik Pada Sampel Air Laut

    dan Ikan Taman Nasional Alas Purwo

    Lokasi : Kawasan Pantai Taman Nasional Alas Purwo,

    Banyuwangi, Jawa Timur

    Waktu : 8-15 April 2013

    Telah diperiksa dan disahkan

    Jatinangor, Januari 2013

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing Laporan

    Dr. Ratu Safitri., MS..NIP. 19620318 198610 2 001

    Dosen Pembimbing Lapangan

    Dr. Mia Miranti MP.NIP. 19701118 199512 2 001

    Mengetahui,Ketua Rombongan KKL 2013

    Sunardi, M.Si, Ph.D.

    NIP. 19690530 199702 1 001

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    3/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangIndonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kekayaan

    sumber daya alam yang sangat melimpah.. Sebagai negara kepulauan ,luas wilayah

    Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2. Dua pertiga wilayah Indonesia

    merupakan perairan atau wilayah laut. Luas wilayah perairan di Indonesia mencapai

    3.287.010 km2 Adapun wilayah daratan hanya 1.906.240 km2.

    Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yaitu tumbuh-tumbuhan,

    hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagian laut,

    mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang terdalam. Keberadaan biota

    laut ini sangat menarik perhatian, karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan

    manusia.

    Kehadiran biota laut khususnya Mikroba laut berperan dalam menjaga

    keseimbangan ekosistem laut. Mikroba laut memegang peranan penting dalam

    ekosistem laut, yaitu sebagai produsen yang menyediakan sumber energi, sebagai

    konsumen dan decomposer zat-zat organic maupun organik. Mikroba dapat hadir

    pada permukaan laut dikarenakan adanya akumulasi dari berbagai substansi yang

    sukar larut antara lain minyak,lemak dan pestisida dan bahan-bahan lain yang

    menyebabkan berkembangnya mikroba tertentu yang dapat menguraikannya. Selain

    pada permukaan laut, mikroba laut dapat ditemukan pada biota laut yang lain seperti

    ikan dan algae.

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    4/17

    Taman Nasional Alas Purwo ( TNAP ) merupakan kawasan yang mempunyai

    keanekaragaman spesies yang tinggi, termasuk mikroba. Mengingat pentingnya peran

    mikroba laut yaitu jamur dan bakteri dalam proses dekomposisi bahan organik dan

    anorganik pada perairaan laut perlu diisolasi dan diidentifikasi jenis jenis mikroba apa

    saja yang terdapat pada perairan laut Taman Nasional Alas Purwo. Informasi yang

    diperoleh mengenai penelitian mikroba laut TNAP diharapkan dapat digunakan

    sebagai data pendukung dalam pengelolaan dan pemanfaatan laut serta dapat

    mengungkapkan sejumlah informasi ilmiah sehingga dapat dilakukan pengembangan

    lebih lanjut.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi permasalahan yang dapat

    diambil adalah sebagai berikut :

    1. Ada berapa genus mikroba yang terdapat pada perairan laut TamanNasional Alas Purwo

    2. Apakah terdapat perbedaan jenis mikroba pada kondisi lingkunganperairan yang berbeda Taman Nasional Alas Purwo

    1.3 Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk meneliti jenis mikroba apa

    saja yang terdapat dari sampel air laut dan ikan di Taman Nasional Alas Purwo Jawa

    Timur. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    5/17

    keanekaragaman jenis mikroba laut serta untuk mendapatkan isolat bakteri dan jamur

    yang terdapat pada perairan laut Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai

    jenis bakteri dan jamur yang terdapat pada sampel air laut dan ikan di Taman

    Nasional Alas Purwo Jawa Timur.

    1.5 Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental

    yang dilakukan dilapangan dan dilaboratorium. Pengambilan sampel air laut

    dilakukan dengan metode sampling yang dilakukan dengan botol sampel dan

    pengambilan sampel ikan. Isolasi dan pengkulturan jamur dan bakteri digunakan

    metode pengenceran. Pengamatan sampel jamur dilakukan dengan metode dan Moist

    Chamber, sedangkan pengamatan sampel bakteri dilakukan dengan metode

    pewarnaan gram dan uji biokimiawi.

    1.6 Lokasidan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian di lakukan di kawasan Perairan Laut Taman Nasional Alas

    Purwo, Jawa Timur. Waktu pengambilan sampel air dilakukan pada tanggal 8 - 15

    April 2013. Penelitian lebih lanjut dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan

    Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran.

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    6/17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Umum MikrobaDunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik.

    Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ada yang mempunyai ciri-ciri seperti

    tumbuhan, ada yang mempunyai cirri-ciri seperti hewan dan ada pula yang

    mempunyai ciri keduanya. Jasad renik sering disebut sebagai protista. Protista terdiri

    dari lima kelompok organism yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan

    mikroskopis ( Pelczar,1988 ).

    Jamur adalah organisme heterotrofik, yaitu memerlukan senyawa organik

    untuk nutrisinya. Jamur yang menggunakan senyawa organik mati dengan cara

    menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya

    menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana yang kemudian dikembalikan ke dalam

    tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah disebut saprofit (Pelczar, 2006).

    Pada umumnya, sel jamur lebih besar dari sel bakteri dengan ukuran sekitar 1-

    5 m lebarnya dan panjangnya dari 5-30 m. jamur tidak dilengkapi flagellum atau

    organ-organ penggerak lainnya. Jamur memiliki tubuh atau talus yang terdiri dari dua

    bagian, yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filament

    yang dinamakan hifa. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. Terdapat

    tiga macam morfologi hifa, yaitu (Pelczar, 2006) :

    a. Aseptat atau senosit. Hifa ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    7/17

    b. Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang yangberisi nucleus tunggal. Di setiap septum terdapat pori di tengah-tengah yang

    memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang ke ruang

    yang lain. Meskipun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak di batasi oleh

    suatu membrane, tetapi ruang itu biasa disebut sel.

    c. Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel denganlebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.

    2.1.1 Mikroba Laut

    lautan yang hampir menutupi tiga perempat dari permukaan dibumi

    merupakan habitat banyak jenis bakteri dan mikroorganisme lain. Mikroorganisme

    dipercaya memegang peranan penting dalam perekonomian laut, dimana mereka

    berfungsi sebagai pelaku proses biokimia, geologi, dan hidrobiologi. Walaupun

    beberapa bakteri tertentu bersifat patogenik untuk tumbuhan dan hewan laut.

    Beberapa juga dapat menyebabkan cacat pada ikan atau produk makanan laut lain,

    bakteri juga berperan pada korosi atau struktur biofouling yan dibuat manusia dan

    beberapa jenis juga bertanggung jawab pada vitasi air yang berbahaya pada area yang

    dilokalisasi ( Salle, 1961 ).

    Air laut mengandung mikroorganisme yang dapat dikelompokkan ke

    dalam dua grup, yaitu :

    1. Mikroba indigenous yang tidak tumbuh pada medium tanpa air laut, misalnyaBeggiatoa, Thiothrix, Thiovolum, dan Thiobacillus.

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    8/17

    2. Mikroba transien yang habitat alaminya bukan air laut, tetapi tahan terhadapgaram sehingga dapat hidup di dalam air laut, misalnya Bacillus,

    Corynebacterium, Actinomyces, dan Sarcina.

    Selain itu di dalam air laut juga mungkin terdapat bakteri halofilik, yaitu bakteri

    yang membutuhkan konsentrasi garam tertentu untuk pertumbuhannya, seperti

    Spririllum, dan Vibrio parahaemolyticus (Fardiaz, 2002).

    Beberapa Jenis mikroorganisme yang ada dilaut dibatasi oleh beberapa faktor.

    Pada air laut yang dalam, jumlah mikroorganisme yang ditemukan relative sedikit,

    hal tersebut disebabkan oleh habitat laut yang lebih rumit dibandingkan dengan air

    tawar karena adanya pergeseran batasan-batasan fisik yang diakibatkan oleh arus

    pasang ( Wistreich,1980 ).

    Morfologi bakteri laut yang ditemukan serupa dengan yang terdapat

    dilingkungan lain. Bakteri laut rata-rata lebih kecil dari yang biasa terdapat dalam

    susu, tanah, pupuk, limbah, atau sumber air lainnya. Pada umummnya, bakteri laut

    tumbuh lebih lambat dan koloni yang terbentuk lebih kecil dari kebanyakan bakteri

    tanah atau limbah. Beberapa koloni bakteri laut proteolitik kuat dan umumnya tidak

    sakarolitik seperti bakteri tanah atau air tawar. Fakultatif aerob predominan dilaut,

    relatif kecil yang bersifat aerob obligat ( Salle, 1961 ).

    Bakteri laut 95 persen adalah gram negative, sebagian aktif bergerak, 70

    persen sensitive terhadap suhu tinggi. Mampu hidup dalam tekanan hidrostatik yang

    ekstrem dilaut yang sangat dalam (Pelczar, 1956). Bakteri laut hanya dibagi dua yaitu

    bakteri halofilik moderat yaitu bakteri yang untuk pertumbuhannya memerlukan

    konsentrasi 1% hingga 20% NaCl sedangkan bakteri halofilikekstrim adalah bakteri

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    9/17

    yang memerlukan konsentrasi NaCl lebih dari 15% hingga 31%, tetapi ada yang

    membaginya menjadi 3 yaitu halofilik rendah yaitu bakteri laut yang membutuhkan

    konsentrasi garam antara 2 5 promil. Halofilik sedang yaitu bakteri laut yang

    membutuhkan konsentrasi garam 5 20 promil dan halofilik ekstrem adalah bakteri

    laut yang membutuhkan kadar garam 2032 promil ( Ogensky dan Umbreit, 1959 ).

    2.1.2 Mikroba Halofilik

    NaCl atau konsentrasi garam suatu lingkungan dapat menjadi suatu faktor

    pentinga dalam menentukan konsentrasi osmotik dan aktivitas air. Beberapa

    mikroorganisme membutuhkan konsentrasi osmotik yang tinggi untuk

    pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhan akan NaCl tersebut, mikroba dapat

    dibedakan kedalam empat kategori ( Vandemark, 1987 ) :

    1. Non Halofilik, kebanyakan meliputi jasad renik yang tidak memerlukan Na+untuk pertumbuhannya, walaupun mereka toleran terhadap garam.

    2. Sedikit Halofilik, biasanya seagian besar organisme laut yang memerlukan1% - 2% NaCl dalam pertumbuhannya.

    3. Moderat Halofilik, Mikroba yang memerlukan NaCl dalam tingkat yang lebihtinggi yaitu sekitar 8% - 10%.

    4. Ekstrim Halofilik, mikroba yang tumbuh baik pada lingkungan 20% 30%NaCl. Mereka dapat memaklumi 30% NaCl tetapi tidak akan berkembang

    dalam garam yang kurang dari 20%. Contoh dari ekstrem halofilik ini adalah

    bakteri yang tumbuh dilaut mati yang mengandung sekitar 29% garam.

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    10/17

    2.3 Tinjauan Umum Lokasi

    2.3.1 Sejarah dan Status Taman Nasional Alas Purwo

    Pada zaman penjajahan Belanda kawasan Alas Purwo telah ditetapkan sebagai

    kawasan konservasi. Pada tahun 1939 kawasan itu ditunjukkan sebagai Suaka

    Margasatwa Banyuwangi Selatan. Setelah konsep taman nasional masuk ke

    Indonesia, SM Banyuwangi Selatan dimasukkan wilayah kerja Taman Nasional

    Baluran yang ditunjukkan pada tahun 1984. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

    Kehutanan no. 283/Kpts-11/1992, kawasan SM Banyuwangi Selatan detetapkan

    menjadi Taman Nasional Alas Purwo. Mulai pada tahun 1998, ada perdebatan resmi

    tentang pengelolaan zona penyangga TNAP, yang sampai sekarang masih belum

    diselesaikan. Suatu pengembangan yang lain adalah penunjukan Balai Taman

    Nasional Alas Purwo yang berdiri sendiri. Berarti sekarang kawasan TNAP tidak di

    bawah pengelolaan Balai Taman Nasional Baluran lagi.

    Taman Nasional Alas Purwo yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri

    Kehutanan No. 283/Kpts-II/1992 pada tanggal 26 Februari 1992 memiliki kawasan

    seluas 43.320 ha. Kawasan yang dikenal sebagai semenanjung Blambangan ini

    merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Jawa.

    Berdasarkan tipe ekosistemnya hutan di TN Alas Purwo dapat dikelompokan menjadi

    hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang

    penggembalaan.

    Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya

    Blambangan. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo

    merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    11/17

    serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional masih

    tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring. Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila

    banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius

    di Goa Padepokan dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional

    (Rowobendo) terdapat peninggalan sejarah berupa Pura Agung yang menjadi

    tempat upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka

    waktu 210 hari.

    2.3.2 Letak dan Luas Kawasan

    Gambar 1. Peta Taman Nasional Alas Purwo

    http://tnalaspurwo.org

    Berdasarkan administratif pemerintahan TN Alas Purwo terletak di

    Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Secara

    http://tnalaspurwo.org/http://tnalaspurwo.org/
  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    12/17

    geografis kawasan ini terletak di ujung timur pulau Jawa wilayah pantai selatan

    antara 8 26' 45"- 8 47' 00" LS dan 114 20' 16" - 114 36' 00" BT. Taman Nasional

    Alas Purwo dengan luas 43.420 ha terdiri dari beberapa zonasi, yaitu :

    Zona Inti (Sanctuary zone) seluas 17.200 Ha Zona Rimba (Wilderness zone) seluas 24.767 Ha Zona Pemanfaatan (Intensive use zone) seluas 250 Ha Zona Penyangga (Buffer zone) seluas 1.203 Ha.

    2.3.3 Topografi

    Secara umum Kawasan Taman Nasional Alas Purwo mempunyai topografi

    landai yang membentang dari ketinggian mulai dari 0 322 m dpl dengan puncak

    tertinggi Gunung Lingga Manis. Areal curam berkembang pada batugamping

    berumur Miosen-Pliosen yang terangkat ke permukaan karena ada interaksi antara

    Lempeng Samudera Hindia (oceanic plate) yang bertemu dengan Lempeng Eurasia

    (continental plate). Proses pengangkatan yang terjadi pada Pleistosen Tengah terus

    berlanjut dengan intensitas yang tidak selalu sama mengakibatkan daerah

    Semenanjung Blambangan terangkat pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. beberapa

    bagian puncak bukit karst terangkat sampai ketinggian 300 m dpl. Sejak terangkat ke

    permukaan, batugamping mulai mengalami karstifikasi.

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    13/17

    2.3.4 Geologi

    Secara fisiografis Taman Nasional Alas Purwo terdiri atas 4 unit bentuklahan

    yaitu, bentuklahan fluvial, bentuklahan organik, bentuklahan marin dan bentuklahan

    karst. Bentuklahan fluvial menempati daerah bagian barat kawasan memanjang dari

    Teluk Pangpang sampai ke Pantai Triangulasi. Bentuklahan organik menempati

    bagian tepi taman nasional, terbagi menjadi dua yaitu daerah mangrove dan terumbu

    karang dengan luas yang belum dapat dipastikan karena bersifat sangat dinamik

    utamanya dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Bentuklahan marin menempati

    bagian tepi berasosiasi dengan bentuklahan organik, terbagi menjadi 5 macam

    bentukan yaitu; Bura, dataran pasang surut, lagun, beting gisik dan gerong laut

    (marine notch). Bentuk lahan karst menempati sebagian besar wilayah ini, mulai dari

    Gunung Sembulungan, Tanjung Purwo, Tanjung Bantenan dan Teluk Banyubiru,

    terbagi menjadi 3 bentukan utama yaitu; perbukitan gamping terkarstifikasi awal,

    perbukitan gamping terkarstifikasi muda, dan perbukitan gamping terkarstifikasi

    dewasa.

    Formasi geologi pembentuk kawasan Taman Nasional Alas Purwo berumur

    Meosen atas, terdiri dari batuan berkapur dan batuan berasam. Pada batuan berkapur

    terjadi proses karstifikasi yang tidak sempurna, karena faktor iklim yang kurang

    mendukung (relatif kering), serta batuan kapur yang diperkirakan terintrusi oleh

    batuan lain. Jenis batuan kapur ini menyebabkan terjadinya sejumlah gua di kawasan

    Taman Nasional Alas Purwo. Tidak kurang dari 44 buah gua telah teridentifikasi di

    dalam kawasan.

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    14/17

    Berdasarkan elevasinya goa di kawasan dapat di kelompokkan menjadi tiga

    level. Level pertama adalah kelompok goa yang menempati elevasi paling rendah.

    Secara genetik goa pada level ini merupakan kelompok goa yang paling aktif karena

    pada beberapa goa proses pembentukannya sedang berlangsung, hal ini diindikasikan

    oleh aliran air yang keluar dari lubang goa. Goa pada kelompok pertama ini memiliki

    elevasi antara 21 mdpal sampai 90 mdpal. Goa-goa yang merupakan kelompok goa

    pada level pertama adalah : goa istana (sumber mata air), goa basori, goa kucurmas..

    Level ke dua adalah kelompok goa yang menempati elevasi antara teras pertama dan

    teras kedua. Kelompok goa ini dicirikan oleh tidak adanya aliran air aktif, tetapi

    beberapa goa masih meneteskan air melalui stalaktit. Goa pada kelompok kedua ini

    memiliki elevasi antara 100 m dpal sampai 155 mdpal. Goa-goa yang termasuk

    kelompok ini adalah : goa mayangkara, goa padepokan, goa mangkleng, goa angkrik,

    goa 45, dan goa rajawali. Level ketiga adalah kelompok goa yang menempati elevasi

    di atas teras pertama. Kelompok goa ini dicirikan oleh karakteristiknya yang tidak

    memiliki lorong, dan dikategorikan sebagai goa ceruk (rock seltter). Goa pada level

    ketiga ini memiliki elevasi diatas 155 mdpal. Goa-goa yang termasuk kelompok level

    ketiga adalah : goa trisula, goa putri dan goa gentong.

    2.3.5 Iklim dan Curah Hujan

    Menurut sistem klasifikasi Schmidth dan Ferguson daerah sekitar Taman

    Nasional Alas Purwo memiliki tipe iklim sekitar D (agak lembab) sampai E (agak

    kering). Secara administrasi Kawasan Taman Nasional Alas Purwo masuk dalam

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    15/17

    wilayah Kabupaten Banyuwangi sehingga untuk data iklim kawasan Taman Nasional

    Alas Purwo diperoleh dari Stasiun Meteorologi Banyuwangi.

    Berdasarkan hasil pengukuran Stasiun Meteorologi Banyuwangi pada tahun

    2012, didapatkan untuk kawasan Taman Nasional Alas Purwo memiliki curah hujan

    yang tidak merata sepanjang tahun. Curah hujan bulanan mulai dari 0 500 mm,

    dengan bulan basah terjadi pada bulan Nopember sampai Mei dan bulan kering

    terjadi pada bulan Juni sampai Oktober.

    Temperatur udara rata-rata tiap bulannya mulai 25,5C 28,2 C dengan

    temperatur maksimum 34,8 C pada Bulan Desember 2012 dan minimum 19,8 C

    pada Bulan Agustus 2012. Untuk tekanan udara rata-rata tiap bulannya mulai 1.008,1

    mb sampai 1.013,3 mb dengan tekanan maksimum 1.015,5 mb pada Bulan Juli 2012

    dan minimum 1.004,3 mb pada Januari 2012. Kelembaban udara rata-rata tiap

    bulannya mulai 76,8 % sampai 86,5 % dengan kelembaban maksimum 96,1 % pada

    Bulan Mei 2012 serta juli dan minimum 57,7 % pada Bulan Maret 2012.

    2.3.6 Keadaan Flora

    Secara umum terdapat lebih dari 700 jenis tumbuhan yang telah teridentifikasi

    di kawasan dan terbagi dalam 123 famili. Verbenaceae dan Poaceae merupakan

    famili yang memiliki jumlah jenis terbanyak.. Jika dilihat berdasarkan

    pengelompokan tempat tumbuh, tumbuhan dataran rendah memiliki jenis terbanyak,

    disusul tumbuhan pantai, dan tumbuhan mangrove.

    Tumbuhan dataran rendah didominasi oleh bambu yang tersebar di bagian

    tepi kawasan dan berasosiasi dengan tumbuhan pantai dan tumbuhan dataran

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    16/17

    rendah lainnya. Keberadaan jenis bambu Alas Purwo pernah dilaporkan mencapai

    13 jenis, namun berdasarkan hasil pendataan terakhir yang dilakukan teridentifikasi

    sedikitnya 10 jenis bambu, sedangkan beberapa jenis lain sudah tidak dijumpai lagi

    saat ini, seperti bambu wulung dan bambu petung.

    Tumbuhan pantai merupakan tumbuhan dengan jenis penyusun terbanyak

    kedua setelah tumbuhan dataran rendah. Sebagai kawasan yang memiliki panjang

    pantai lebih dari 100 km dan karakteristik lokasi yang berbeda antara satu dengan

    lainnya, TN Alas Purwo memiliki banyak jenis tumbuhan pantai dengan tumbuhan

    khas Sawo Kecik (Manilkara kauki).

    Mangrove merupakan tumbuhan yang terdapat pada daerah pasang surut. Di

    dalam kawasan TN Alas Purwo terdapat 27 jenis mangrove sejati yang terbagi dalam

    13 famili. Terdapat dua jenis tumbuhan mangrove yang termasuk dalam jenis langka

    global yaitu Ceriops decandra dan Scyphiphora hydrophyllacea.

    2.3.7 Keadaan Fauna

    Taman Nasional Alas Purwo merupakan habitat dari beberapa satwa liar

    seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus

    javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan

    (Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus

    melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan

    dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing

    (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau

    (Chelonia mydas) biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada

  • 7/30/2019 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA HALOFILIK.docx

    17/17

    bulan Januari s/d September. Pada periode bulan Oktober-Desember di Segoro

    Anakan dapat dilihat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia diantaranya

    cekakak suci (Halcyon chloris/ Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut

    (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa

    glareola).

    2.3.8 Keadaan Hutan Pantai

    Formasi vegetasi pantai terdapat di bagian selatan dan bagian utara. Pada

    bagian selatan membentang dari arah Grajagan (Segoro Anak) sampai Plengkung

    dengan panjang bentangan sekitar 30 Km dan Plengkung Tanjung Slakah dengan

    panjang bentang sekitar 50 Km. Sedangkan bagian utara membentang dari Tanjung

    Sembulungan sampai Tanjung Slakah dengan panjang sekitar 40 Km dan lebar rata-

    rata vegetasinya dari pantai ke daratan (ke arah atas) sekitar 250 300 m. Jenis

    tanaman yang mendominasi formasi hutan pantai adalah ketapang (Terminalia

    catapa), sawo kecik (Malnikora kauki), waru laut (Hisbiscus sp.), keben (Baringtonia

    asiatica) dan nyamplung (Calophylum inophylum).