ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

91
i ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Ade Maya Saraswati N.P.M. 1212210289 UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI JAKARTA 2016

Transcript of ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

Page 1: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

i

ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH

KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

(STUDI EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Ade Maya Saraswati

N.P.M. 1212210289

UNIVERSITAS PANCASILA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

JAKARTA

2016

Page 2: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

ii

UNIVERSITAS PANCASILA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JAKARTA

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

SEBELUM UJIAN SIDANG SKRIPSI

OLEH DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

NAMA : ADE MAYA SARASWATI

N.P.M. : 1212210289

KONSENTRASI SKRIPSI : AUDITING

PROGRAM STUDI : S 1 / AKUNTANSI

JUDUL KARYA TULIS : ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS

PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS

TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI

EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)

Jakarta, 6 Januari 2016

Pembimbing Metodologi Pembimbing Materi

Shanti Lysandra, SE, MM, Ak, CA Syahril Djaddang, SE, M.Si, Ak, CA

Page 3: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

iii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

SETELAH UJIAN SIDANG SKRIPSI

OLEH DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

NAMA : ADE MAYA SARASWATI

N.P.M. : 1212210289

KONSENTRASI SKRIPSI : AUDITING

PROGRAM STUDI : S1 / AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS

PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS

TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI

EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)

Tanggal : 11 Februari 2016

Pembimbing Metodologi Pembimbing Materi

Shanti Lysandra, SE, MM, Ak, CA Syahril Djaddang, SE, M.Si, Ak, CA

Tanggal : 11 Februari 2016

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pancasila

D e k a n

Prof. Dr. Tri Widyastuti, SE, MM, Ak, CA

Page 4: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

iv

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

SETELAH LULUS UJIAN SIDANG SKRIPSI

OLEH DOSEN PENGUJI SKRIPSI

NAMA : ADE MAYA SARASWATI

N.P.M. : 1212210289

KONSENTRASI SKRIPSI : AUDITING

PROGRAM STUDI : S1 / AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS

PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS

TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI

EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)

Tanggal : 11 Februari 2016

Team Penguji:

Drs. Sofyan Bantasyam, MM, Ak,CA

Tanggal : 11 Februari 2016

Shanti Lysandra, SE, MM, Ak, CA

Page 5: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pancasila :

Nama : Ade Maya Saraswati

N.P.M : 1212210289

Program Studi : S1 Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul :

ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH

KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI

EMPIRIS PADA AKN VII BPK RI)

1. Dibuat sendiri, mengadopsi hasil kuliah, tinjauan lapangan, buku-buku dan

referensi acuan, yang tertera didalam referensi pada skripsi saya.

2. Bukan merupakan hasil duplikasi skripsi yang telah dipublikasikan atau pernah

dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di Universitas lain kecuali pada

bagian-bagian sumber informasi dicantumkan berdasar tata cara referensi yang

semestinya.

3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku dan referensi acuan

yang tertera dalam referensi pada skripsi saya.

Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka

skripsi ini batal.

Jakarta, 6 Januari 2016

Yang membuat pernyataan,

Ade Maya Saraswat

Page 6: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

vi

ABSTRACT

This research was aimed to examine empirically task complexity influence

to audit judgment and task complexity to audit judgment is moderated by gender.

The sample of this research who worked at Auditorat Keuangan Negara (AKN)

VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) of RI.

The sample based on purposive sampling method. Collecting data was

conducted by questionnare distributed directly a to auditor as much 237 and only

146 questionnare replayed. Data analysis used simple linear regression and

moderated regression analysis with SPSS 20. The result of this research showed

that task complexity significantly positive affect audit judgment taken by auditors.

On the other hand, gender not as moderated between audit judgment and task

complexity.

Key words: audit judgment, task complexity and gender.

Page 7: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh

kompleksitas tugas terhadap audit judgment, dan pengaruh kompleksitas tugas

terhadap audit judgment dimoderasi dengan gender. Sampel dari penelitian ini

adalah auditor eksternal pemerintah yang bekerja di Auditorat Keuangan Negara

(AKN) VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

Sampel dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dengan

membagikan kuesioner kepada responden sebanyak 237 dan hanya 146 yang

kembali. Analisis data menggunakan regresi sederhana dan analisis regresi

moderat dengan bantuan SPSS 20. Hasil penelitian menunjukan bahwa

kompleksitas tugas berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit judgment

yang diambil oleh auditor. Sedangkan gender bukan sebagai variabel moderasi

antara audit judgment dan kompleksitas tugas.

Kata Kunci : Audit Judgment, Kompleksitas Tugas dan Gender.

Page 8: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya yang berlimpah kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Isu Gender Sebagai

Pemoderasi atas Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment (Studi

Empiris Pada AKN VII BPK RI)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

persyaratan meraih gelar sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pancasila.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Tri Widyastuti, SE, MM, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila atas dukungan dan motivasinya

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik

2. Ibu Dr. Sri Widyastuti,SE,MM,Msi selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila atas dukungan dan motivasinya

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik

3. Ibu Sri Ambarwati, SE, MSM,Ak,CA selaku Ketua Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila atas

motivasi dan nasihatnya untuk terus belajar dan belajar menjadi lebih baik.

Page 9: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

ix

4. Bapak Syahril Djaddang, SE, M.Si, Ak, CA dan Ibu Shanti Lysandra, SE,

MM, Ak, CA selaku dosen pembimbing, terima kasih atas kesediannya

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan bimbingannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Orang tua tersayang, kakak-kakakku, kakak ipar serta ponakan-ponakan

kecilku. Yang telah memberikan, doa, kasih sayang, motivasi, nasihat serta

perhatian yang tulus dan tiada henti.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila, atas

ilmu pengetahuan dan bantuan yang diberikan sehingga bermanfaat bagi

penulis.

7. Pihak AKN VII BPK RI, terima kasih telah membantu dengan sukarela

demi kelancaran data pada skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat, dan teman-teman seperjuangan angkatan 2012.

9. Seluruh pihak terkait yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, atas

doa kalian semua akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 6 Januari 2015

Penulis

Page 10: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

x

DAFTAR ISI

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................. i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................. ii

ABSTRAK ...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................ v

DAFTAR ISI ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................. x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ............ 5

1. Identifikasi Masalah ................................................. 5

2. Pembatasan Masalah ................................................. 5

3. Rumusan Masalah .................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 6

1. Aspek Teoritis .......................................................... 6

2. Aspek Praktis............................................................ 7

3. Aspek Regulasi ......................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka ............................................................... 8

1. Badan Pemeriksa Keuangan ...................................... 8

2. Auditorat Keuangan Negara VII ............................... 14

3. Teori Stakeholder ..................................................... 16

Page 11: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

xi

4. Audit Judgment ......................................................... 18

5. Kompleksitas Tugas ................................................. 20

6. Gender ..................................................................... 22

B. Rerangka penelitan Teoritis ................................................. 24

C. Rerangka Penelitian Empiris .......................................... 24

D. Pengembangan Hipotesis................................................ 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Kategori Penelitian ......................................................... 28

B. Desain Penelitian............................................................ 28

1. Populasi dan Sampel ................................................... 28

2. Objek Penelitian ......................................................... 30

3. Operasionalisasi Variabel ............................................ 30

a. Variabel Dependen ................................................ 30

b. Variabel Independen ............................................. 31

c. Variabel Moderasi ................................................. 32

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 34

1. Berdasarkan Jenis Data ............................................. 34

a. Data Primer ........................................................... 34

b. Data Sekunder ...................................................... 34

2. Sumber Data ............................................................. 34

3. Metode Pengumpulan Data ....................................... 35

D. Metode dan Teknik Pengolahan Data ............................. 35

1. Metode Analisis Data ............................................... 35

2. Teknik Analisis Data ................................................ 36

a. Analisis Deskriptif ............................................ 36

b. Uji Kualitas Data ............................................... 36

1) Pengujian Validitas ....................................... 36

2) Pengujian Reliabilitas .................................... 37

c. Uji Asumsi Klasik ............................................. 37

1) Uji Normalitas ............................................... 38

Page 12: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

xii

2) Uji Multikolinearitas ..................................... 39

3) Uji Heteroskedastisitas .................................. 40

E. Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................ 42

2. Uji t (Parsial) ............................................................ 42

3. Uji Goodness Of Fit .................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................. 44

B. Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 44

C. Hasil Pengujian Instrumen.............................................. 50

D. Analisis Persepsi Responden .......................................... 57

E. Pengujian Hipotesis Regresi Sederhana dan Moderasi .... 62

F. Pembahasan Hipotesis .................................................... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................... 70

B. Keterbatasan ................................................................. 71

C. Saran ............................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

SURAT KETERANGAN RISET

Page 13: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3-1 Populasi dan Sampel ..................................................................... 29

Tabel 3-2 Operasionalisasi Variabel .............................................................. 33

Tabel 4-1 Statistik Deskriptif Variabel ......................................................... 45

Tabel 4-2 Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner .......................... 46

Tabel 4-3 Karakteristik Responden .............................................................. 49

Tabel 4-4 Uji Validitas ................................................................................. 51

Tabel 4-5 Uji Reliabilitas ............................................................................. 52

Tabel 4-6 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................................ 53

Tabel 4-7 Multikolinearitas .......................................................................... 55

Tabel 4-8 Heteroskedastisitas ....................................................................... 56

Tabel 4-9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kompleksitas Tugas 57

Tabel 4-10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Audit Judgment ..... 59

Tabel 4-11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gender.................. 61

Tabel 4-12 Koefisien Determinasi Persamaan 1 ............................................ 62

Tabel 4-13 Koefisien Determinasi Persamaan 2 ............................................ 63

Tabel 4-14 Statistik t Persamaan 1 ................................................................ 64

Tabel 4-15 Statistik t Persamaan 2 ................................................................ 65

Tabel 4-16 Goodness Of Fit (F) Persamaan 1 ................................................ 66

Tabel 4-17 Goodness Of Fit ( F) Persamaan 2 ............................................... 67

Tabel 4-18 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis .......................................... 68

Page 14: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Rerangka Teoritis ..................................................................... 24

Gambar 2-2 Rerangka Empiris ..................................................................... 25

Gambar 4-1 P-Plot ....................................................................................... 54

Page 15: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

xv

Page 16: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,

nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Pemerintah sebagai

salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari tudingan ini, padahal

organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan

roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat

(Margaret, 2014).

Kondisi ini meningkatkan kesadaran pengguna laporan keuangan

pemerintah untuk menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana

dalam penyelenggaraan pemerintahan. Untuk meningkatkan kepercayaan para

pemakai laporan keuangan khususnya pemerintah serta untuk mewujudkan

dan mengaplikasikan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka laporan

keuangan perlu dilakukan pemeriksaan oleh satu badan pemeriksa keuangan

(BPK) yang bebas dan mandiri, seperti telah ditetapkan dalam Pasal 23E

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (Margaret, 2014).

Tugas dan tanggung jawab yang lebih luas menuntut BPK untuk

paham pada prinsip pelayanan kepentingan publik dan menjunjung tinggi

integritas, objektifitas, dan indepedensi. Auditor dituntut untuk profesional

dalam menyediakan jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang

Page 17: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

2

audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh entitas yang diperiksanya. Sikap

profesional ini telah menjadi isu yang kritis karena dapat menggambarkan

kinerja auditor tersebut. Sikap profesionalisme auditor dapat dicerminkan oleh

ketepatan auditor dalam membuat judgment dalam penugasan auditnya. Dalam

Standar Pekerjaan Lapangan No.1 telah disebutkan bahwa pekerjaan harus

direncanakan sebaik- baiknya. Dimana pekerjaan audit yang dilaksanakan baik

dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap suvervisi harus melibatkan

professional judgment. Dengan demikian, hal Ini mengharuskan para auditor

untuk senantiasa menggunakan profesional judgment mereka dalam segala

proses audit. (Margaret, 2014).

Menurut Meyer dalam Siti jamilah, dkk (2007) aspek perilaku

individu, merupakan salah satu faktor yang banyak mempengaruhi audit

judgment, sekarang ini semakin banyak menerima perhatian dari para praktisi

akuntansi ataupun dari akademisi. Namun demikian meningkatnya perhatian

tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan penelitian di bidang akuntansi

perilaku dimana dalam banyak penelitian tidak menjadi fokus utama. Cara

pandang auditor dalam menanggapi informasi berhubungan dengan tanggung

jawab dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor behubungan dengan

judgment yang dibuatnya (Siti Jamilah, 2007). Faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi

informasi ini antara lain meliputi faktor kompleksitas tugas dan gender.

Kompleksitas tugas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja seorang auditor dalam mengambil keputusan. Pengujian

pengaruh kompleksitas tugas bersifat penting karena kecenderungan bahwa

Page 18: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

3

tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan

kompleks.

Bonner dalam Jamilah, dkk. (2007) mengemukakan ada tiga alasan

yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk

sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga

berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan

teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan

sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas

tugas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas

dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik

bagi staf audit dan tugas audit.

Hasil penelitian Wijayatri (2010) mengatakan bahwa kompleksitas

tugas yang tinggi berpengaruh terhadap judgment yang diambil auditor. Hal

senada juga ditujukkan dalam penelitian yang dilakukan Yustrianthe (2012)

mengatakan bahwa terdapat perbedaan judgment yang diambil auditor pada

kompleksitas tinggi dan kompleksitas rendah. Tetapi hasil dari kedua

penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Idris (2012)

yang mengatakan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit

judgment. Hal yang sama juga ditunjukkan dari hasil penelitian

Praditaningrum (2012) bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh

signifikan terhadap keakuratan judgment.

Gender merupakan salah satu faktor yang dinilai mempengaruhi audit

judgment. Gender dalam hal ini tidak hanya diartikan perbedaan biologis

antara laki-laki dan perempuan, tetapi lebih dilihat dari segi sosial dan cara

Page 19: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

4

mereka dalam menghadapi dan memproses informasi yang diterima untuk

melaksanakan pekerjaan dan membuat keputusan. Dalam hal memberikan

judgment, auditor selalu dihadapkan pada informasi yang nantinya akan

diproses dan melahirkan audit judgment. Chung dan Monroe (2001)

menyatakan bahwa perempuan diduga lebih efisien dan lebih efektif dalam

memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan

keputusan dibandingkan laki-laki. Hal tersebut diduga karena perempuan

lebih memiliki kemampuan untuk membedakan dan mengintegrasikan kunci

keputusan dibanding laki-laki yang relatif kurang mendalam dalam

menganalisis inti dari suatu keputusan. Hal tersebut diperkuat oleh hasil

penelitian Praditaningrum (2012) menyatakan bahwa gender berpengaruh

secara signifikan terhadap judgment yang diambil auditor. Namun hasil

penelitian Yuslima (2011) justru menunjukkan hasil yang kontradiktif, dimana

gender tidak mempengaruhi pembuatan audit judgment, baik oleh laki-laki

maupun perempuan, menurutnya isu gender tidak berpengaruh terhadap

kemampuan kognitif perempuan dalam membuat judgment, bahkan dalam

dalam penugasan audit yang kompleks.

Pengujian mengenai judgment penting dilakukan karena dalam standar

pemeriksaan BPK, auditor diwajibkan menggunakan pertimbangan

profesionalnya dalam menilai hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan.

Semakin tepat audit judgment yang dibuat oleh auditor maka semakin tepat

hasil audit. Selain itu hasil penelitian terdahulu juga belum dapat digeneralisir

untuk seluruh Indonesia, sehingga membutuhkan tambahan bukti empiris

Page 20: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

5

mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam membuat

suatu judgment. Hal tersebut mendorong peneliti untuk meneliti “Isu Gender

Sebagai Pemoderasi Atas Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Audit

Judgment (Studi Empiris Pada AKN VII BPK RI)”.

B. Identifikasi, Pembatasan Masalah , dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap

seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat

atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit

judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Oleh karena itu,

dibutuhkan tambahan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi auditor dalam membuat suatu judgment.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian maka diperlukan

pembatasan masalah dalam penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang

di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini mencakup peran

gender sebagai pemoderasi atas pengaruh kompleksitas tugas terhadap

audit judgment. Dengan objek penelitian di AKN VII BPK RI tahun 2015.

3. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan

di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

a. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit

judgment?

Page 21: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

6

b. Apakah ada pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment

ketika dimoderasi dengan gender?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah pada poin di atas, maka penelitian

ini mempunyai tujuan :

1. Memberikan bukti empiris pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit

judgment

2. Memberikan bukti empiris pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit

judgment ketika dimoderasi dengan gender.

D. Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan auditing dan

akuntansi.

b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan

perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan audit judgment.

2. Aspek Praktis

a. Bagi auditor diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka

meningkatkan profesionalisme profesi khususnya dalam membuat

audit judgment

Page 22: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

7

b. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam pembuatan aturan-aturan atau kebijakan-

kebijakan yang akan digunakan oleh para anggotanya

c. Memberikan tambahan gambaran tentang dinamika yang terjadi dalam

lingkungan auditor pemerintah, khususnya BPK dalam membuat audit

judgment.

3. Aspek Regulasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

regulator untuk mengevaluasi aturan-aturan atau regulasi pada auditor

pemerintah di BPK RI.

Page 23: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (disingkat BPK RI)

adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang

memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan

mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan

memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan

oleh Presiden. Anggota BPK sebelum memangku jabatannya wajib

mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya yang dipandu oleh Ketua

Mahkamah Agung .

Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk

memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan

Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang.

Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut telah dikeluarkan Surat

Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 tentang

pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan, pada tanggal 1 Januari 1947 yang

Page 24: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

9

berkedudukan sementara di kota Magelang. Pada waktu itu Badan Pemeriksa

Keuangan hanya mempunyai 9 orang pegawai dan sebagai Ketua Badan

Pemeriksa Keuangan pertama adalah R. Soerasno. Untuk memulai tugasnya,

Badan Pemeriksa Keuangan dengan suratnya tanggal 12 April 1947 No.94-1

telah mengumumkan kepada semua instansi di Wilayah Republik Indonesia

mengenai tugas dan kewajibannya dalam memeriksa tanggung jawab tentang

Keuangan Negara, untuk sementara masih menggunakan peraturan

perundang-undangan yang dulu berlaku bagi pelaksanaan tugas Algemene

Rekenkamer (Badan Pemeriksa Keuangan Hindia Belanda), yaitu ICW dan

IAR.

Dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Serikat

(RIS) berdasarkan Piagam Konstitusi RIS tanggal 14 Desember 1949, maka

dibentuk Dewan Pengawas Keuangan (berkedudukan di Bogor) yang

merupakan salah satu alat perlengkapan negara RIS, sebagai Ketua diangkat

R. Soerasno mulai tanggal 31 Desember 1949, yang sebelumnya menjabat

sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta. Dewan Pengawas

Keuangan RIS berkantor di Bogor menempati bekas kantor Algemene

Rekenkamer pada masa pemerintah Netherland Indies Civil Administration

(NICA).

Dengan kembalinya bentuk Negara menjadi Negara Kesatuan

Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, maka Dewan Pengawas

Keuangan RIS yang berada di Bogor sejak tanggal 1 Oktober 1950 digabung

Page 25: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

10

dengan Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UUDS 1950 dan

berkedudukan di Bogor menempati bekas kantor Dewan Pengawas Keuangan

RIS. Personalia Dewan Pengawas Keuangan RIS diambil dari unsur Badan

Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta dan dari Algemene Rekenkamer di

Bogor.

Pada Tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkan Dekrit Presiden RI yang

menyatakan berlakunya kembali UUD Tahun 1945. Dengan demikian Dewan

Pengawas Keuangan berdasarkan UUD 1950 kembali menjadi Badan

Pemeriksa Keuangan berdasarkan Pasal 23 (5) UUD Tahun 1945.

Meskipun Badan Pemeriksa Keuangan berubah-ubah menjadi Dewan

Pengawas Keuangan RIS berdasarkan konstitusi RIS Dewan Pengawas

Keuangan RI (UUDS 1950), kemudian kembali menjadi Badan Pemeriksa

Keuangan berdasarkan UUD Tahun 1945, namun landasan pelaksanaan

kegiatannya masih tetap menggunakan ICW dan IAR.

Dalam amanat-amanat Presiden yaitu Deklarasi Ekonomi dan Ambeg

Parama Arta, dan di dalam Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 serta

resolusi MPRS No. 1/Res/MPRS/1963 telah dikemukakan keinginan-

keinginan untuk menyempurnakan Badan Pemeriksa Keuangan, sehingga

dapat menjadi alat kontrol yang efektif. Untuk mencapai tujuan itu maka pada

tanggal 12 Oktober 1963, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 7 Tahun 1963 (LN No. 195 Tahun

Page 26: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

11

1963) yang kemudian diganti dengan Undang-Undang (PERPU) No. 6 Tahun

1964 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Gaya Baru.

Untuk mengganti PERPU tersebut, dikeluarkanlah UU No. 17 Tahun

1965 yang antara lain menetapkan bahwa Presiden, sebagai Pemimpin Besar

Revolusi pemegang kekuasaan pemeriksaan dan penelitian tertinggi atas

penyusunan dan pengurusan Keuangan Negara. Ketua dan Wakil Ketua BPK

RI berkedudukan masing-masing sebagai Menteri Koordinator dan Menteri.

Akhirnya oleh MPRS dengan Ketetapan No.X/MPRS/1966

Kedudukan BPK RI dikembalikan pada posisi dan fungsi semula sebagai

Lembaga Tinggi Negara. Sehingga UU yang mendasari tugas BPK RI perlu

diubah dan akhirnya baru direalisasikan pada Tahun 1973 dengan UU No. 5

Tahun 1973 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam era Reformasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telah

mendapatkan dukungan konstitusional dari MPR RI dalam Sidang Tahunan

Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagai lembaga

pemeriksa eksternal di bidang Keuangan Negara, yaitu dengan dikeluarkannya

TAP MPR No.VI/MPR/2002 yang antara lain menegaskan kembali

kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai satu-satunya lembaga

pemeriksa eksternal keuangan negara dan peranannya perlu lebih

dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan profesional.

Page 27: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

12

Untuk menunjang tugasnya, BPK RI didukung dengan seperangkat

Undang-Undang di bidang Keuangan Negara, UU No.17 Tahun 2003

Tentang keuangan Negara, UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

Negara dan UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

a. Tugas dan Wewenang

1) Tugas

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik

Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan

lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.

2) Wewenang

a) Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan

pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta

menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan;

b) Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh

setiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik

Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan

lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara;

Page 28: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

13

c) Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang

milik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata

usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-

perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,

pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan

pengelolaan keuangan negara;

d) Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang wajib

disampaikan kepada BPK;

e) Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah

konsultasi dengan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang

wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara;

f) Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara;

g) Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK

yang bekerja untuk dan atas nama BPK;

h) Membina jabatan fungsional Pemeriksa;

i) Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan

j) Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern

Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh

Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah.

Page 29: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

14

2. Auditorat Keuangan Negara VII

Auditorat Keuangan Negara VII (disingkat AKN VII) adalah salah

satu unsur pelaksana tugas pemeriksaan, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada BPK melalui Anggota VII BPK. AKN VII

dipimpin oleh seorang Auditor Utama. Tugas AKN VII memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada bidang Kekayaan

Negara yang Dipisahkan (BUMN). Dalam melaksanakan tugas, AKN VII

menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi AKN VII dengan

mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK;

b. Perumusan rencana kegiatan AKN VII berdasarkan rencana aksi serta

tugas dan fungsi AKN VII;

c. Penyusunan program, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan

pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada

lingkup tugas AKN VII, baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh

AKN VII maupun yang ditugaskan kepada BPK Perwakilan, yang

meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan

dengan tujuan tertentu;

d. Pemantauan penyelesaian kerugian negara pada lingkup tugas AKN VII;

e. Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah, DPR, dan DPD tentang

hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII;

Page 30: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

15

f. Pengevaluasian kegiatan pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII, yang

dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK, pemeriksa yang bekerja untuk dan atas

nama BPK, dan Akuntan Publik berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

g. Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan Sumbangan

IHPS pada lingkup tugas AKN VII, baik yang pemeriksaannya

dilaksanakan oleh Pemeriksa BPK maupun oleh pemeriksa yang bekerja

untuk dan atas nama BPK;

h. Penyampaian hasil pemeriksaan pada lingkup tugas AKN VII yang

mengandung unsur tindak pidana dan/atau kerugian negara kepada

Ditama Binbangkum;

i. Penyampaian LHP pada lingkup tugas AKN VII yang mengandung unsur

tindak pidana kepada instansi penegak hukum;

j. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan pada lingkup

tugas AKN VII;

k. Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas AKN VII

yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang diperlukan

karena sifat pekerjaannya;

l. Pemanfaatan aplikasi SMP dan DEP;

m. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja AKN VII; dan

n. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada BPK.

Page 31: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

16

3. Teori Stakeholders

Menurut Freeman dan Reed (1983) dalam Ulum (2009) stakeholders

adalah sebagai individu-individu dan kelompok-kelompok yang dipengaruhi

oleh tercapainya tujuan-tujuan organisasi dan pada gilirannya dapat

mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan tersebut.

Teori stakeholder merupakan sekelompok orang atau individu yang

diidentifikasi dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan ataupun dapat

dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan (Ulum, 2009). Duran dan Davor (2004)

berpendapat bahwa pemegang saham, para pekerja, suppliers, bank,

customers, pemerintah dan komunitas memegang peran penting dalam

organisasi (berperan sebagai stakeholder), untuk itu perusahaan harus

memperhitungkan semua kepentingan dan nilai-nilai dari para stakeholder

nya.

Perusahaan tidak hanya sekadar bertanggung jawab terhadap para

pemilik (shareholders) sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser

menjadi lebih luas yaitu pada ranah sosial kemasyarakatan (stakeholders),

selanjutnya disebut tanggung jawab social (social responsibility). Fenomena

seperti ini terjadi, karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat negative

externalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang terjadi (Hadi,

2011,93).

Page 32: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

17

Ulum (2009), mengatakan bahwa manajemen sebuah organisasi

diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh para stakeholder

mereka dan kemudian melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut kepada

stakeholder. Tujuan utama dari stakeholder adalah untuk membantu

manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai

dampak dari aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan dan meminimalkan

kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder mereka, tujuan yang lebih

luas dari stakeholder adalah membantu manajer dalam meningkatkan nilai

dampak kegiatan operasi perusahaan dan meminimalkan kerugian-kerugian

bagi stakeholder.

Menurut The Clarkson Center for business Ethics dalam Magness

(2008) terdapat dua macam stakeholders, yaitu :

a. Primary stakeholders merupakan pihak-pihak yang mempunyai

kepentingan secara ekonomi terhadap perusahaan dan menanggung risiko.

Contohnya seperti investor, kreditor, karyawan, pemerintah, komunitas

lokal.

b. Secondary stakeholders dimana sifat hubungan keduanya saling

mempengaruhi namun kelangsungan hidup perusahaan secara ekonomi

tidak ditentukan oleh stakeholder jenis ini. Contohnya seperti media

dan kelompok kepentingan seperti lembaga sosial masyarakat, serikat

buruh.

Page 33: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

18

4. Audit Judgment

Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara

pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi

dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan

keuangan suatu entitas (Jamilah,dkk.,2007).

Menurut Jamilah, dkk (2007) audit judgment adalah kebijakan auditor

dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada

pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek,

peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Proses judgment tergantung

pada kedatangan informasi yang terus menerus, sehingga dapat

mempengaruhi pilihan dan cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah dalam

proses incremental judgment, jika informasi terus menerus datang akan

muncul pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru.

Judgment sering dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit

atas laporan keuangan suatu entitas (Zulaikha, 2006). Audit judgment

melekat pada setiap tahap dalam proses audit laporan keuangan, yaitu

penerimaan perikatan audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit,

dan pelaporan audit. Contoh penggunaan audit dalam pengambilan keputusan

audit berkait dengan penetapan materialitas, penilaian sistem pengendalian

internal, penetapan tingkat risiko, penetapan strategi audit yang digunakan,

penentuan prosedur audit, evaluasi bukti yang diperoleh, penilaian going

Page 34: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

19

concern perusahaan, dan sampai pada opini yang akan diberikan oleh auditor.

American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) menyatakan

bahwa judgment merupakan faktor penting dalam semua tahap pengauditan,

tetapi dalam banyak situasi adalah tidak mungkin secara praktikal untuk

menetapkan standar mengenai bagaimana pertimbangan diterapkan oleh

auditor.

Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap

seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment

ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Rochmawati (2009)

menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat melakukan audit

judgment yaitu merumuskan persoalan, mengumpulkan informasi yang

relevan, mencari alternatif tindakan, menganalisis alternatif yang fleksibel,

memilih alternatif yang terbaik, kemudian pelaksanaan dan evaluasi hasilnya.

Dalam standar pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dijelaskan

bahwa pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk

menentukan hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik

dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan

tujuan tertentu. Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan

dengan gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil

pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan

Page 35: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

20

dengan tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya

terhadap prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk menilai salah saji

material dan mempertimbangkan pengendalian intern dari entitas yang

diperiksa (Margaret, 2014).

Pemeriksa dalam mengaudit berpedoman terhadap petunjuk

pelaksanaan pemeriksaan dan petunjuk teknis pemeriksaan. Lingkup petunjuk

pelaksanaan pemeriksaan keuangan ini meliputi tata cara pelaksanaan

pemeriksaan keuangan mulai dari tahap perencanaan hingga ke tahap

pelaporan, sedangkan hal-hal yang bersifat teknis dalam pemeriksaan secara

rinci diuraikan pada petunjuk teknis pemeriksaan keuangan. Namun demikian,

dua petunjuk ini mengatur pemahaman atas sistem pengendalian intern,

pemahaman dan penilaian risiko, penetapan materialitas awal dan kesalahan

tertoleransi dan penentuan metode uji petik untuk melaksanakan pemeriksaan

yang hasil laporannya menjadi patokan bagi pemeriksa dalam pembuatan

judgment.

5. Kompleksitas Tugas

Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang banyak, berbeda-

beda dan saling terkait satu sama lain. Kompleksitas tugas adalah sulitnya

suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, dan daya ingat serta

kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh seorang

pembuat keputusan (Jamilah, dkk 2007). Tingkat kesulitan tugas dan struktur

Page 36: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

21

tugas merupakan dua aspek penyusun dari kompleksitas tugas. Tingkat

sulitnya tugas selalu dikaitkan dengan banyaknya informasi tentang tugas

tersebut, sementara struktur adalah terkait dengan kejelasan informasi

(information clarity).

Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstuktur,

membingungkan, dan sulit (Sanusi dan Iskandar, 2007). Tugas melakukan

audit cenderung merupakan tugas yang banyak menghadapi persoalan

kompleks. Auditor dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks, banyak,

berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. Kompleksitas audit

didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit

(Prasinta, 2010).

Pada tugas-tugas yang membingungkan (ambigous) dan tidak

terstuktur, alternatif-alternatif yang ada tidak dapat didefinisikan, sehingga

data tidak dapat diperoleh dan outputnya tidak dapat diprediksi. Chung dan

Monroe dalam Margaret (2015) mengemukakan argumen yang sama, bahwa

kompleksitas tugas dalam pengauditan dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu:

a. Banyaknya informasi yang tidak relevan dalam artian informasi tersebut

tidak konsisten dengan kejadian yang akan diprediksikan.

b. Adanya ambiguitas yang tinggi, yaitu beragamnya outcome (hasil) yang

diharapkan oleh klien dari kegiatan pengauditan.

Page 37: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

22

6. Gender

Gender diartikan sebagai peran, fungsi, status dan tanggung jawab

pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil bentukan (konstruksi) sosial

budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Dengan demikian gender adalah hasil kesepakatan antar manusia

yang tidak bersifat kodrati. Oleh karenanya gender bersifat bervariasi dari satu

tempat ke tempat lain dan dari satu waktu ke waktu berikutnya. Gender tidak

bersifat kodrati, dapat berubah dan dapat dipertukarkan pada manusia satu ke

manusia lainnya tergantung waktu dan budaya setempat (Puspitawati,

2012,1).

Pandangan gender dihubungkan dengan maskulinitas dan feminitas.

Maskulinitas diidentifikasi sebagai sifat laki-laki, yang superior, keras, kuat,

kurang adaptif dan cenderung mempunyai konotasi positif dalam dunia kerja.

Sifat-sifat kepemimpinan merupakan identifikasi maskulinitas. Feminitas

merupakan kebalikan dari maskulinitas, yang menganggap sifat perempuan

lembut, tekun, lebih emosional, sensitif, fleksibel dan people oriented

(Primawati, 2001).

Perbedaan peran dan perilaku antara laki-laki dan perempuan dapat

disebabkan oleh beberapa hal, seperti sosialisasi, budaya yang berlaku, serta

kebiasaan yang ada. Pandangan tentang gender dapat diklasifikasikan

kedalam dua stereotipe, yaitu Sex Role Stereotypes dan Managerial

Stereotypes. Pengertian klasifikasi Stereotypes merupakan proses

Page 38: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

23

pengelompokan individu kedalam suatu kelompok, dan pemberian atribut

karakteristik pada individu berdasarkan kelompok (Ulfa, 2011). Berdasarkan

Sex Role Stereotypes, laki-laki dipandang lebih berorientasi pada pekerjaan,

mampu bersikap objektif, independen dan pada umumnya mempunyai

kemampuan yang lebih dalam pertanggungjawaban manajerial jika

dibandingkan dengan wanita. Sedangkan wanita dipandang lebih pasif, lemah

lembut, memiliki orientasi pada pertimbangan dan posisinya pada

pertanggungjawaban dalam organisasi lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Managerial Stereotypes memberikan pengertian manajer yang sukses adalah

seseorang yang memiliki sikap, perilaku, dan temperamen, dimana sikap ini

umumnya lebih dimiliki oleh laki-laki.

Gender mengacu kelompok atribut dan perilaku yang dibentuk secara

sosial yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang

dikonstruksi secara sosial maupun kultural (Humm, 2007:177). Gender sering

diidentikan dengan jenis kelamin, padahal gender berbeda dengan jenis

kelamin. Secara umum jenis kelamin digunakan untuk mengidentifikasi

perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologis, sedangkan

gender lebih mengarah kepada aspek sosial, budaya, dan perilaku

(Yustrianthe, 2012).

Page 39: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

24

B. Rerangka Penelitian Teoritis

Sumber : Freeman dan Reed (1983), dimodifikasi kembali (2015)

C. Rerangka Penelitian Empiris

Baik atau buruknya kinerja seorang auditor dapat dilihat dari kualitas

judgment yang dibuat. Auditor membuat judgment sebagai suatu pertimbangan

dalam menanggapi ketidakpastian dan keterbatasan informasi yang didapat

sebelum penetapan opini atas laporan keuangan yang diperiksa. Audit judgment

yang dihasilkan auditor secara umum dipengaruhi oleh aspek-aspek individual

yang meliputi, kompleksitas tugas, dan gender.

Teori Stakeholder

Pemegang Saham Kreditor

AKN (Auditorat

Keuangan Negara )VII

Audit Laporan Keuangan

Pemerintah

Audit judgment

Pemerintah

Gambar 2.1

Rerangka Teoritis

Page 40: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

25

Aspek-aspek individual tersebut mempunyai pengaruh yang besar

terhadap perilaku individu. Berdasarkan telaah teoritis yang telah diuraikan

sebelumnya, maka model rerangka penelitian empiris dapat disampaikan dalam

gambar dibawah ini.

Gambar 2.2

Rerangka Empiris

Sumber : Yuslima (2011), dan dimodifikasi kembali (2015)

D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit judgment

Kompleksitas tugas telah menjadi variabel penting dalam penelitian

tentang penetapan tujuan, pengambilan keputusan, dan kinerja (Maynard dan

Hakel, 1997 dalam Sanusi, 2007). Dalam kasus lingkungan audit, penting

untuk mempelajari kompleksitas tugas karena kompleksitas tugas dapat

berdampak pada kinerja audit judgment, dan pemahaman mengenai

kompleksitas tugas-tugas audit yang berbeda dapat membantu para manajer

membuat tugas lebih baik dalam pelatihan pengambilan keputusan (Bonner,

1994 dalam Nadhiroh, 2010).

Kompleksitas Tugas (X)

( x)

Gender (M)

Audit judgment (Y) H1

H2

Page 41: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

26

Teori penetapan tujuan oleh Edwin Locke juga menjelaskan bahwa

auditor yang tidak mengetahui tujuan dan maksud dari tugasnya juga akan

mengalami kesulitan ketika harus dihadapkan pada suatu tugas yang kompleks.

Auditor tersebut tidak mengetahui sasaran apa yang harus dia capai dalam

pelaksanaan tugasnya sehingga dapat mempengaruhi keakuratan dari judgment

yang diambilnya.

Hasil penelitian Wijayatri (2010) dan Yustrianthe (2012) yang

menjelaskan bahwa kompleksitas tugas memiliki pengaruh yang paling

dominan terhadap audit judgment. Akibatnya judgment yang diambil oleh

auditor tersebut menjadi tidak sesuai dengan bukti yang diperoleh. Hal serupa

juga ditunjukan dalam penelitian. Septyarini (2015) dan Suci (2013) yang

mengatakan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit

judgment. Oleh karena itu, hipotesis yang dapat diajukan adalah :

H1: Kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit judgment

2. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap audit judgment Dimoderasi

dengan Gender

Praditaningrum (2012) menyatakan dalam mengambil suatu judgment,

auditor memerlukan informasi yang relevan dan memadai. Pengambilan

judgment seorang auditor pastinya berbeda antara laki-laki dan wanita

mengingat adanya perbedaan secara psikologis.

Page 42: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

27

Penelitian yang dilakukan oleh Fairweather and Hutt dalam Yuslima

(2011) dikatakan bahwa perempuan lebih relatif efisien dalam mengolah

informasi ketika beban content nya lebih berat. Semakin kompleks suatu

tugas dalam berbagai kunci penyelesaian, maka laki-laki memerlukan

waktu yang lama dibanding dengan perempuan dalam menyelesaikan

tugas yang bersangkutan.

Rachamawati (2004) menemukan bahwa auditor pria dan auditor

wanita memberikan judgment yang berbeda signifikan saat berada dibawah

tekanan kepatuhan. Zulaikha (2006) mengemukakan gender menjadi salah

satu faktor level individual yang mempengaruhi kinerja yang memerlukan

suatu judgment dalam berbagai kompleksitas tugas.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Chung dan Monroe (2001)

menguji apakah ada pengaruh interaksi gender dan kompleksitas tugas dalam

konteks auditing. Hasilnya menunjukan bahwa terdapat pengaruh interaksi

antara gender dan kompleksitas tugas terhadap keakuratan judgment dalam

penilaian sebuah asersi dalam laporan keuangan. Hasilnya menunjukan

bahwa perempuan lebih akurat dalam judgment dibanding laki-laki dalam

mengerjakan tugas yang lebih kompleks. Namun ketika kompleksitas tugas

berkurang, laki-laki menunjukan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu,

hipotesis yang dapat diajukan adalah :

H2 : Interaksi gender dan kompleksitas tugas berpengaruh terhadap

audit judgment

Page 43: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kategori Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif atau statistik serta dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2013:8). Penelitian ini diolah dengan menggunakan

analisis statistik SPSS versi 20.

B. Desain Penelitian

1) Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah auditor eksternal pemerintah yaitu

auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Saat ini dalam BPK

istilah auditor disebut pemeriksa. Namun dalam penelitian ini, penulis tetap

menggunakan istilah auditor untuk menyesuaikan dengan teori auditing.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang

bekerja di Auditorat Keuangan Negara (AKN) VII BPK RI. Teknik sampling

yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Yaitu

Page 44: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

29

metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

auditor yang bekerja di Auditorat Keuangan Negara VII (AKN ) dan sudah

pernah melakukan tugas pemeriksaan.

Agar sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat mewakili

populasi, maka dapat ditentukan jumlah sampel yang dihitung dengan

menggunakan rumus Slovin (Umar 2009 :78) sebagai berikut.

n =

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Presentase kelonggaran ketidaktelitian 10 %

Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, diperoleh sampel

sebagai berikut : n =

= 92,29 = 92 Auditor

Dari perhitungan yang didapat, sampel yang harus dipenuhi minimal

92 auditor.

No. Keterangan Jumlah

1. Populasi Auditor BPK RI 1.198

2. Sampel Auditor di AKN VII 237

3. Sampel minimal yang harus dipenuhi *92

* Hasil perhitungan rumus Slovin (2015).

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel

Page 45: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

30

2) Objek Penelitian

Objek penelitian yang diambil adalah auditor BPK RI bidang

Auditorat Keuangan Negara (AKN) VII. Auditorat Keuangan Negara (AKN)

VII mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara pada bidang kekayaan negara yang dipisahkan (BUMN). Seperti PT.

Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. PLN (Persero), PT. Pertamina (Persero) dll.

3) Operasionalisasi Variabel

a. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:61).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit judgment.

Audit judgment merupakan kebijakan auditor dalam menentukan pendapat

mengenai hasil auditnya yang mengacu ada penentuan suatu gagasan,

pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, status atau peristiwa lainnya

(Jamilah, dkk 2007). Judgment adalah perilaku yang paling berpengaruh

dalam mempersepsikan situasi, dimana faktor utama yang

mempengaruhinya adalah materialitas dan apa yang diyakini sebagai

kebenaran (Arum, 2008).

Instrumen yang digunakan untuk mengukur audit judgment adalah

instrumen yang mengacu pada (Puspitasari,2014) dan (Salehmiko, 2015)

dengan beberapa modifikasi. Variabel audit judgment diukur dengan 8

Page 46: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

31

item pernyataan dan dinilai menggunakan skala lima poin. Masing-masing

item pernyataan tersebut kemudian diukur dengan skala likert, yaitu :

1) Sangat Tidak Setuju;

2) Tidak Setuju;

3) Netral;

4) Setuju;

5) Sangat Setuju.

b. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

(Sugiyono, 2011:61)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompleksitas

tugas. Variabel kompleksitas tugas yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah sulitnya suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas,

dan daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang

dimiliki oleh seorang pembuat keputusan (Jamilah, et al 2007).

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kompleksitas tugas

adalah instrumen yang mengacu pada penelitian (Puspitasari, 2014)

dengan beberapa modifikasi. Variabel kompleksitas tugas diukur dengan 4

item pernyataan dan dinilai menggunakan skala lima poin. Masing-masing

item pernyataan tersebut kemudian diukur dengan skala likert, yaitu :

Page 47: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

32

1) Sangat Tidak Setuju;

2) Tidak Setuju;

3) Netral;

4) Setuju;

5) Sangat Setuju.

c. Variabel Moderasi

Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi

(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen (Sugiyono, 2011:62).

Variabel pemoderasi pada penelitian ini adalah gender. Gender

dalam penelitian ini merupakan suatu konsep kultural yang berupaya

membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan

karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang

dalam masyarakat (Jamilah et al., 2007).

Instrumen yang digunakan untuk mengukur gender adalah

instrumen yang mengacu pada penelitian (Salehmiko, 2015). Variabel

gender diukur dengan 4 item pernyataan dan dinilai menggunakan skala

lima poin. Masing-masing item pernyataan tersebut kemudian diukur

dengan skala likert, yaitu :

1) Sangat Tidak Setuju;

2) Tidak Setuju;

3) Netral;

Page 48: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

33

4) Setuju;

5) Sangat Setuju.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

1.

Audit

Judgment

(Y)

Audit judgment adalah

kebijakan auditor dalam

menentukan pendapat

mengenai hasil auditnya.

Judgment adalah perilaku

yang paling berpengaruh

dalam mempersepsikan

situasi, dimana faktor utama

yang mempengaruhinya

adalah materialitas dan apa

yang diyakini sebagai

kebenaran.

a. Pembentukan

alternatif dan

asumsi;

b. Bersikap kritis,

dan objektif;

c. Tingkat

Materialitas.

Likert

2.

Gender

(M)

Gender merupakan suatu

konsep kultural yang

berupaya membuat perbedaan

dalam hal peran, perilaku,

mentalitas dan karakteristik

emosional antara laki-laki dan

perempuan yang berkembang

dalam masyarakat.

a. Karakteristik

emosional;

b. Profesionalisme

dalam bekerja.

Likert

3

Kompleksitas

Tugas

Kompleksitas tugas

didefinisikan sebagai tugas

yang kompleks, terdiri atas

bagian-bagian yang banyak,

berbeda-beda dan saling

terkait satu sama lain.

a. Sulitnya tugas;

b. Struktur Tugas.

Likert

Sumber : Puspitasari (2014), dan Salehmiko (2015), dimodifikasi kembali.

Page 49: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

34

C. Teknik Pengumpulan Data

1) Berdasarkan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau

tempat dimana penelitian dilakukan secara langsung (Indriantoro dan

Bambang Supeno, 1996:65). Data primer dalam penelitian ini diperoleh

melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber penelitian yang diperoleh secara

tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Bambang

Supeno, 1996:65). Penelitian ini merupakan penelitian empiris maka data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari jurnal, artikel, website, dan

penelitian-penelitian terdahulu.

2) Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah jawaban dari kuesioner yang

sebelumnya telah diserahkan dan diisi oleh para auditor yang bekerja di BPK

RI bidang Auditorat Keuangan Negara (AKN) VII.

Page 50: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

35

3) Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab (Sugiyono, 2013:142). Kuesioner yang telah terstruktur

dibagikan secara langsung kepada responden untuk diisi. Sejumlah 237

kuesioner dibagikan ke Auditorat Keuangan Negara (AKN) VII BPK RI.

Kuesioner didesain terdiri dari dua bagian. Bagian pertama, berisi

karakteristik responden, yang berisi pertanyaan mengenai identitas responden.

Bagian kedua, terdiri dari instrumen pernyataan yang mengkonstruksi variabel

penelitian.

D. Metode dan Teknik Pengolahan Data

1. Metode Analisis Data

Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear

sederhana dan MRA (Moderated regression analysis). Moderated regression

analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi

berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur

interaksi (Liana, 2009).

.

Page 51: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

36

2. Teknik Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisa yang berupa uraian atau

keterangan untuk membantu mendukung analisa kuantitatif. Analisa

deskriptif adalah analisa data dengan cara mengubah data mentah menjadi

bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikaan (Zikmund,

2000). Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk

menganalisis identitas responden dan tanggapan responden terhadap setiap

item pernyataan yang diajukan untuk mendukung penelitian ini.

b. Uji Kualitas Data

1) Pengujian Validitas

Validitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur betul-betul mengukur apa yang diukur. Uji validitas

digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner

(Ghozali, 2005:45). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Korelasi antara skor atau nilai setiap

pertanyaan atau pernyataan dan skor atau nilai total haruslah signifikan

berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya dengan menggunakan

Pearson product moment. Hasil perhitungan rxy dengan taraf

kesalahan 5 %, jika rxy > rtabel maka item soal tersebut valid (Arikunto

2000:145) dengan rumus :

Page 52: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

37

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan. (x= X-X dan y= Y-Y).

N = Jumlah subyek

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total

∑XY = Jumlah perkalian x dan y

X² = Kuadrat dari x

Y² = Kuadrat dari y

2) Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan indikasi mengenai stabilitas dan

konsistensi dimana instrumen mengukur konsep dan membentuk

menilai “Ketetapan” sebuah pengukuran (Sekaran, 2002). Reliabilitas

adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Setiap alat pengukur seharusnya

memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang

mantap atau konsisten. Semakin kecil kesalahan pengukuran, semakin

reliabel alat pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran,

semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut.

Page 53: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

38

Reliabilitas instrumen penelitian diuji menggunakan rumus

koefisien Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Adapun

rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan :

r11 = Reliabilitas yang dicari

k = Banyaknya butir

∑ b² = jumlah Varians skor butir

t² = Varians total

c. Uji Asumsi Klasik

Sebelum merlakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui

yaitu melakukan uji asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi

klasik yaitu, bebas multikolinearitas, heterokedastisitas, normalitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali,

2005). Untuk menguji normalitas dalam penelitian biasanya digunakan

Page 54: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

39

uji one sample Kolmogorov-Smirnov, normal probability plots, dan

grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan

uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov adalah jika nilai

signifikansinya lebih dari 0,05 maka menunjukkan distribusi yang

normal.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah

variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol (Ghozali, 2005).

Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu

model regresi salah satunya adalah dengan melihat nilai tolerance dan

lawannya, dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan

oleh variabel lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai

VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance) dan menunjukkan adanya

Page 55: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

40

kolinearitas yang tinggi. Nilai cut- off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance > 0.10

atau sama dengan nilai VIF < 10 berarti tidak ada multikolinearitas

antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2005).

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang lebih baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah

dengan cara uji glejser. Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas

dilakukan dengan melihat nilai signifikansi. Jika variabel independen

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada

indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya

diatas tingkat kepercayaan 0,05 atau yang artinya tidak terdapat

pengaruh terhadap variabel dependen, maka dapat disimpulkan model

regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Page 56: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

41

E. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan regresi linier sederhana dan MRA.

Pengujian hipotesis menggunakan uji interaksi atau Moderated Regression And

Analysis (MRA). MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana

dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi perkalian dua atau lebih

variabel independen (Ghozali,2001:94).

Persamaan untuk menguji H1 peneliti menggunakan analisis regresi linier

sederhana:

Y = α + β X1+ e

Persamaan untuk menguji H2 peneliti menggunakan analisis regresi

moderasi :

Y= α +β1 X1+ β2 (X*M) + e

Keterangan:

Y = Audit Judgment

a = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Kompleksitas Tugas

β1-β2 = Koefisien arah regresi

M = Gender

X*M = Interaksi gender dengan kompleksitas tugas

e = Error

Page 57: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

42

1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Jika dalam suatu model terdapat lebih

dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan adjusted R2.

(Ghozali, 2005;83).

2. Uji t (Parsial)

Hasil uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t) digunakan

untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan

regresi secara individual berpengaruh terhadap nilai variabel dependen

(Ghozali, 2005). Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0.05 (α), maka variabel

independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

b. Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0.05 (α), maka variabel

independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 58: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

43

3. Uji Goodness Of Fit (Uji F)

Uji goodness Of Fit atau uji kelayakan model digunakan untuk

mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual.

Secara statistik uji goodness Of Fit dapat dilakukan melalui pengukuran nilai

koefisien determinasi, nilai staistik F dan nilai statistik t. Perhitungan secara

statistik disebut signifikan secara statistik apabila uji statistiknya berada

dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebalikya disebut tidak

signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima

(Ghozali, 2005).

Page 59: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Responden adalah auditor eksternal pemerintah yang bekerja di BPK RI.

Peran penting BPK tersebut membantu dalam menciptakan akuntabilitas bagi

pemerintah Indonesia. Hal tersebut menjadi alasan penulis memilih BPK RI

menjadi objek penelitian.

Waktu yang digunakan untuk mendistribusikan kuesioner sampai kuesioner

terkumpul kurang lebih selama tiga minggu, waktu yang lama dikarenakan pada

saat yang bersamaan banyak mahasiswa lain yang sedang melakukan penyebaran

kuesioner. Dari keseluruhan kuesioner yang kembali tidak semuanya digunakan

dalam analisis, kuesioner yang tidak memenuhi kriteria pengisian secara lengkap

dianggap gugur.

B. Analisis Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memberikan

penjelasan yang memudahkan dalam menginterpretasikan hasil analisis lebih

lanjut. Salah satu caranya dengan mengelompokkan data yang diperoleh dan

Page 60: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

45

menyajikannya dalam bentuk tabel. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan

responden agar dapat diketahui secara keseluruhan berdasarkan karakteristiknya.

Statistik deskriptif menggambarkan tiap variabel dalam penelitian ini.

variabel dependen pada penelitian ini adalah audit judgment, variabel independen

dalam penelitian ini adalah kompleksitas tugas, dan variabel moderasi dalam

penelitian ini adalah gender. Pada statistik deskriptif ini akan dijelaskan mengenai

nilai minimal, maksimal, nilai rata-rata dan standar deviasi.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel

Keterangan Audit

Judgment Gender

Kompleksitas

Tugas

N

Valid 145 145 145

Missing 0 0 0

Mean 33,99 10,17 16,43

Std. Deviation 4,250 3,277 2,166

Minimum 23 4 11

Maximum 40 20 20

Sumber : Data diolah, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1, dari 145 sampel,

menjelaskan bahwa pada variabel audit judgment jawaban minimum responden

sebesar 23 dan maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total 33,99 dan standar

deviasi sebesar 4,250.

Page 61: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

46

Pada variabel gender jawaban minimum responden sebesar 4 dan

maksimum sebesar 20, dengan rata-rata jawaban 10,17 dan standar deviasi sebesar

3,27.

Pada variabel kompleksitas tugas jawaban minimum responden sebesar 11

dan maksimum sebesar 20, dengan rata-rata jawaban sebesar 16,43 dan standar

deviasi sebesar 2,16.

Analisis kisaran skor jawaban responden berdasarkan data yang

dikumpulkan oleh peneliti. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 237 auditor

eksternal. Adapun distribusi pengembalian kuesioner yang memenuhi syarat dalam

penelitian tercantum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.2

Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

No Keterangan Jumlah

1 Kuesioner yang disebarkan 237

2 Kuesioner yang dikembalikan 146

3 Tingkat pengembalian 61,6 %

4 Kuesioner yang gugur 1

5 Kuesioner yang dapat diolah 145

Sumber : Data primer yang diolah, 2015

Hasil perolehan kuesioner yang diisi dan dikembalikan berjumlah 146

kuesioner, sedangkan yang dapat digunakan untuk analisis sebanyak 145

kuesioner dari 237 kuesioner yang disebarkan ke BPK RI Auditorat Keuangan

Page 62: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

47

Negara (AKN) VII . Hal ini dikarenakan adanya kuesioner yang tidak lengkap

sehingga dianggap gugur sebanyak 1 kuesioner.

Data karakteristik responden dalam penelitian ini menyajikan beberapa

informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan.

Informasi yang disajikan antara lain: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,

jabatan pemeriksa / auditor, masa kerja, banyaknya penugasan audit pemeriksaan

yang didapat. Hasil penelitian ini responden terdiri dari 90 responden atau

62,1% merupakan pria dan 55 responden atau 37,2 % merupakan wanita.

Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan usia diketahui bahwa

responden yang berusia dibawah 25 tahun yaitu sebanyak 2 orang (1,4%),

responden yang berusia 25-35 tahun yaitu sebanyak 90 orang (62,1%),

responden yang berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak 48 orang (33,1%) dan

responden yang berusia diatas 45 tahun yaitu sebanyak 5 orang (3,4%).

Berdasarkan pendidikan terakhir yang ditempuhnya, responden yang

berpendidikan D3 yaitu sebanyak 7 orang (4,8%), S1 yaitu sebanyak 90 orang

(62,1%), responden yang berpendidikan S2 sebanyak 46 orang (31,7%), dan S3

sebanyak 2 orang (1,4%).

Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan jabatan

pemeriksa/auditor, diketahui bahwa sebanyak 41 orang (28,3%) sebagai anggota

tim junior, 58 orang (40%) sebagai anggota tim senior, 35 orang (24,1%) sebagai

Page 63: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

48

ketua tim junior, 11 orang (7,6 %) sebagai ketua tim senior, sedangkan sebagai

pengendali teknis dan pengendali mutu tidak ada.

Berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa yang memiliki masa kerja

dibawah 5 tahun adalah sebanyak 19 orang (13,1%), yang memiliki masa kerja

5-10 tahun sebanyak 69 orang (47,6%), yang memiliki masa kerja 11-15 tahun

sebanyak 30 orang (20,7 %), dan yang memiliki masa kerja diatas 15 tahun

sebanyak 27 orang (18,6%).

Selanjutnya mengenai banyaknya penugasan audit yang pernah ditangani,

diketahui bahwa kurang dari 3 kali penugasan pernah ditangani oleh 3 orang

(2,1%), 8 orang (5,5%) pernah menangani sebanyak 3-5 kali penugasan, 12

orang (8,3%) pernah menangani sebanyak 6-10 kali penugasan, 14 orang (9,7%)

pernah menangani sebanyak 11-15 kali penugasan, 108 orang (74,5%)

pernah menangani lebih dari 15 kali penugasan. Berikut ini ringkasan tabel

karakteristik responden.

Page 64: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

49

Tabel 4.3

Karekteristik Responden

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Jenis Kelamin:

1. Laki-laki 90 62,1 %

2. Perempuan 45 37,9 %

2. Usia :

1. <25 Tahun 2 1,4%

2. 25-35 Tahun 90 62,1%

3. 36-45 Tahun 48 33,1%

4. >45 Tahun 5 3,4%

3. Pendidikan Terakhir :

1. Diploma III 7 4,8 %

2. S1 190 61,3%

3. S2 46 38,7%

4. S3 2 1,4%

4.. Jabatan Pemeriksa/Auditor :

1. Anggota tim junior 41 28,3%

2. Anggota tim senior 58 40%

3. Ketua tim junior 35 24,1%

4. Ketua tim senior 11 7,6%

5. Pengendali teknis - -

6. Pengendali mutu - -

5. Masa Kerja :

1. <5 Tahun 19 13,1%

2. 5-10 Tahun 69 38,7%

3. 11-15 Tahun 30 20,7%

4. >15 Tahun 27 18,6%

7. Banyaknya Penugasan Audit :

1. <3 kali penugasan 3 2,1%

2. 3-5 kali penugasan 8 5,5 %

3. 6-10 kali penugasan 12 8,3%

4. 11-15 kali penugasan 14 9,7%

5. > 15 kali penugasan 108 74,5%

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Page 65: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

50

C. Hasil Pengujian Instrumen

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Salah satu teknik korelasi digunakan adalah pearson product

moment. Validitas dihitung setiap butirnya dengan rumus pearson

product moment. Hasil perhitungan rxy dengan taraf kesalahan 5%,

jika r hitung > r tabel maka item soal tersebut valid (Arikunto,

2000:145).

Pengujian tersebut dilakukan dengan menguji terlebih dahulu tiap-

tiap butir pertanyaan. Setelah semua butir-butir pertanyaan valid untuk

tiap butir pertanyaannya, baru dilakukan uji validitas secara total untuk

setiap faktor. Data yang digunakan untuk pengujian selanjutnya hanya

data yang valid saja. Data yang tidak memenuhi syarat yaitu data yang

tidak valid tidak digunakan untuk pengujian selanjutnya. Hasil uji

validitas data yang disajikan dalam Tabel 4.4 bahwa semua pernyataan

menunjukkan nilai r hitung > r tabel dengan df=n-k, berarti semua

pernyataan dinyatakan valid dan nilai r tersebut ditandai ** dengan

signifikan pada level 0.01. Hasil uji validitas disajikan pada Tabel 4.4

berikut ini.

Page 66: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

51

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas

Variabel Item

Pernyataan

Koefisien

Korelasi/ r

hitung

r tabel

(N=30) Keterangan

Audit

Judgment

(Y)

AJ1 0,889 0,3061 Valid

AJ2 0,785 0,3061 Valid

AJ3 0,916 0,3061 Valid

AJ4 0,934 0,3061 Valid

AJ5 0,934 0,3061 Valid

AJ6 0,813 0,3061 Valid

AJ7 0,808 0,3061 Valid

AJ8 1 0,3061 Valid

Kompleksitas

Tugas

(X1)

KT1 0,996 0,3061 Valid

KT2 0,996 0,3061 Valid

KT3 0,935 0,3061 Valid

KT4 0,883 0,3061 Valid

Gender

(M)

Gen1 0,863 0,3061 Valid

Gen2 0,819 0,3061 Valid

Gen3 0,824 0,3061 Valid

Gen4 0,811 0,3061 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, 2015.

b. Uji Reliabilias

Reliabilitas menunjukkan kemantapan atau konsistensi hasil

pengukuran. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan

untuk memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten.

Semakin kecil kesalahan pengukuran, semakin reliabel alat

pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran, semakin tidak

reliabel alat pengukur tersebut. Reliabilitas instrumen penelitian diuji

menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas hanya

Page 67: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

52

dilakukan untuk butir pernyataan yang telah dinyatakan valid. Hasil uji

reliabilitas disajikan pada Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Cronbach

Alpha Status

Kompleksitas

Tugas 0,965 Reliabel

Audit Judgment 0,946 Reliabel

Gender 0,841 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas diketahui bahwa

pada masing-masing variabel yang diteliti memiliki nilai cronbach

alpha > 0,60 yang berarti seluruh instrumen dalam penelitian ini

telah reliabel atau handal.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak (Ghozali 2005:110). Pengujian normalitas

dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 alat ujinya adalah one-

sample Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian ini dengan

membandingkan signifikansi hasil uji (probabilitas) lebih besar dari

taraf signifikansinya 0,05. Apabila signifikansi hasil uji lebih besar

Page 68: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

53

dari taraf signifikansinya 0,05 maka data yang diuji berdistribusi

normal dan sebaliknya jika signifikansi hasil uji lebih kecil dari taraf

signifikansinya 0,05 maka data yang diuji tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Normalitas dengan Nonparametric Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Keterangan Unstandardized Residual

N 145

Kolmogorov-Smirnov Z 1,275

Asymp. Sig. (2-tailed) ,078

Sumber : Data primer diolah, 2015

Dapat dilihat pada Tabel 4.6 diatas bahwa diketahui nilai

Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,078 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa seluruh kelompok sampel datanya berdistribusi normal. Kondisi

ini juga didukung dengan Gambar 4.1 grafik, normalitas P-Plot terlihat

titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan arah penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi

layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Page 69: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

54

Sumber : Data primer diolah, 2015.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu

dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai toleransi.

Jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala

multikolinearitas (Ghozali,2005:92).

Gambar 4.1

Hasil Pengujian Normalitas dengan P-Plot

Page 70: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

55

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Variabel Toleransi VIF Status

Kompleksitas Tugas 0,975 1,026 Tidak Multikolinearitas

Gender 0,975 1,026 Tidak Multikolinearitas

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Pada Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa variabel kompleksitas

audit, dan gender masing-masing mempunyai nilai toleransinya > 0,10.

Hal ini berarti bahwa tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Hasil serupa dapat dilihat dari nilai VIF yang kurang dari 10 yang berarti

hasilnya konsisten yaitu tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan

dengan cara uji glejser, dengan melihat nilai signifikansi. Jika variabel

independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,

maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas

signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 0,05 atau yang artinya tidak

terdapat pengaruh terhadap variabel dependen, maka dapat disimpulkan

model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali,

2005).

Page 71: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

56

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4,279 1,273 3,362 ,001

Kompleksitas Tugas -,070 ,075 -,078 -,928 ,355

Gender -,051 ,050 -,087 -1,031 ,304

a. Dependent Variable: AbsUt

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel

independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi diatas tingkat

kepercayaan 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

D. Analisis Persepsi Responden

1. Persepsi Responden Terhadap Kompleksitas Tugas

Dalam penelitian ini, kompleksitas tugas dijabarkan ke dalam 4

pernyataan. Masing-masing pernyataan diberikan alternatif pilihan jawaban

yang berkisar antara sangat tidak setuju (dengan skor 1) sampai dengan sangat

setuju (dengan skor 5). Untuk lebih jelasnya tentang persepsi responden

terhadap pernyataan yang berhubungan dengan kompleksitas tugas dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Page 72: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

57

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kompleksitas Tugas

No. Pernyataan

Frekuensi Skor

rata-rata

(N=145) STS TS N S SS

KT1

Saya mengetahui

dengan jelas tugas

yang dikerjakan.

0 1 11 102 31 4,12

0% 0,7% 7,6% 70,3% 21,4%

KT2

Saya mengetahui

dengan jelas bahwa suatu tugas dapat saya

selesaikan.

0 1 20 90 34 4,08

0% 0,7% 13,8% 62,1% 23,4%

KT3

Saya mengetahui dengan jelas bahwa

Saya harus

mengerjakan suatu

tugas khusus.

0 0 22 84 39

4,11

0% 0% 15,2% 57,9% 26,9%

KT4

Saya mengetahui cara

mengerjakan setiap

jenis tugas.

0 0 19 92 34 4,10

0% 0% 13,1% 63,4% 23,4%

Skor rata-rata jawaban responden per variabel 4,10

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai skor rata-rata

jawaban responden sebesar 4,10. Dari besarnya nilai rata-rata dapat diartikan

bahwa auditor pada AKN VII sudah mampu mengatasi dan mengerjakan

tugas audit jika terjadi kompleksitas/kesulitan tugas. Pernyataan responden

mengindikasikan bahwa auditor dalam menjalankan tugas auditnya sudah

dapat mengetahui dengan jelas tugas-tugas mana yang harus dikerjakan dan

juga cara mengerjakan suatu tugas khusus yang dibebankan padanya.

Page 73: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

58

2. Persepsi terhadap Audit Judgment

Dalam penelitian ini, audit judgment auditor dijabarkan ke dalam 8

pernyataan. Masing-masing pernyataan diberikan alternatif pilihan jawaban

yang berkisar antara sangat tidak setuju (dengan skor 1) sampai dengan sangat

setuju (dengan skor 5). Jawaban responden terhadap item pernyataan yang

berhubungan dengan audit judgment auditor terlihat dari jawaban masing-

masing responden. Untuk lebih jelasnya tentang persepsi responden terhadap

pernyataan yang berhubungan dengan audit judgment auditor dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Page 74: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

59

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Audit Judgment

No. Pernyataan

Frekuensi Skor rata-

rata

(N=145) STS TS N S SS

AJ1

Dalam melaksanakan tugas

audit, saya

mempertimbangkan

materialitas pada tingkat

laporan keuangan.

0 1 7 88 49

4,27

0% 0,7% 4,8 % 60,7 % 33,8%

AJ2

Dalam melaksanakan audit,

saya mempertimbangkan

materialitas pada tingkat

saldo rekening

0 1 15 75 54

4,25

0% 0,7 10,3 51,7 37,2 %

AJ3

Dalam melaksanakan audit,

saya mempertimbangkan

risiko bawaan yang

berhubungan dengan saldo

akun tersebut.

0 2 9 79 55

4,28

0% 1,4% 6,2% 54,5 % 37,9%

AJ4

Dalam melaksanakan audit,

saya diwajibkan untuk

menetapkan risiko

pengendalian dalam suatu

prosedur atas transaksi.

0 1 9 82 53

4,28

0% 0,7% 6,2% 56,6% 36,6%

AJ5

Dalam melakukan suatu

audit, Saya selalu bersikap

analitis dan logis.

0 1 9 82 53 4,28

0% 0,7% 6,2% 56,6% 36,6%

AJ6

Saya selalu mengungkapkan

hasil temuan dengan

keadaan yang sebenarnya

0 1 9 83 52 4,28

0% 0,7% 62% 57,2% 35,9%

AJ7

Dalam melakukan suatu

audit, Saya sebagai seorang

auditor akan

mempertimbangkan banyak hal dalam suatu analisa

sehingga saya merasa yakin

terhadap analisa tersebut.

0 0 1 11 19

4,16

0% 0% 3,2% 35,5% 61,3%

AJ8

Dalam penentuan pemberian

audit judgment didasarkan

pada kemampuan

manajemen atas menilai

suatu laporan keuangan.

0 0 1 13 17

4,14

0% 0% 3,2% 41,9% 54,8%

Skor rata-rata jawaban responden per variabel 4,24

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Page 75: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

60

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai skor rata-rata

jawaban responden sebesar 4,24. Dari besarnya nilai rata-rata dapat

diartikan bahwa auditor pada AKN VII dalam memberikan judgment-nya

selalu bersikap kritis dan objektif dan mempertimbangkan segala aspek

yang berkaitan dengan bukti audit sebagai dasar untuk pengambilan

keputusan.

3. Persepsi Responden Terhadap Gender

Dalam penelitian ini, gender dijabarkan ke dalam 4 pernyataan.

Masing-masing pernyataan diberikan alternatif pilihan jawaban yang

berkisar antara sangat tidak setuju (dengan skor 1) sampai dengan sangat

setuju (dengan skor 5). Untuk lebih jelasnya tentang persepsi responden

terhadap pernyataan yang berhubungan dengan gender dapat dilihat pada

Tabel 4.11 berikut ini.

Page 76: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

61

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gender

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai skor rata-rata

jawaban responden sebesar 2,53. Dari besarnya nilai rata-rata dapat

No Pernyataan

Frekuensi Skor

rata-rata

(N=145) STS TS N S SS

Gen1

Laki-laki cenderung pasti

dan penuh pertimbangan

dalam membuat judgment

sehingga menghasilkan

keputusan yang lebih baik

dari wanita.

23 37 58 22 5

2,64

15,9% 25,5% 40% 15,2% 3,4%

Gen2

Wanita cenderung

menggunakan intuisi dalam

mengambil keputusan

sehingga adanya

kebimbangan untuk

memutuskan.

21 47 65 11 1

2,47

14,5% 32,4% 44,8

% 7,6% 0,7%

Gen3

Dalam bekerja laki-laki

bersikap profesional dalam

membuat judgment karena

tidak ingin kehilangan

reputasi dan sumber

penghasilan untuk

keluarganya.

18 47 64 14 2

2,55

12,4% 32,4% 44,1

% 9,7% 1,4%

Gen4

Dalam bekerja wanita

cenderung membutuhkan

waktu yang lama dalam

membuat keputusan audit

karena perhatiannya

terbagi untuk pekerjaan

kantor dan pekerjaan

rumah sehingga kurang

profesional dalam

pekerjaan.

16 51 69 8 1

2,49

11% 35,2% 47,6

% 35,2% 0,7%

Skor rata-rata jawaban responden per variabel 2,53

Page 77: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

62

diartikan bahwa auditor pada AKN VII menyatakan setuju dalam

melakukan tugas audit tidak dipengaruhi dari pertimbangan (judgment)

yang dihasilkan antara laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan

judgment yang dihasilkan oleh auditor biasanya bergantung pada penerapan

atau penggunaan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) itu

sendiri.

E. Pengujian Hipotesis Regresi Sederhana dan Moderasi

1. Uji Koefisien Determinasi

Uji R2 digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tingkat

ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasinya (R2)

yang nilainya antara 0-1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-

variabel independen hampir semua memberikan informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2005: 83).

Tabel 4.12

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Persamaan 1

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,643a ,413 ,409 3,266

a. Predictors: (Constant), Kompleksitas Tugas

Sumber : Data primer diolah, 2015

Page 78: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

63

Tabel persamaan 1 menunjukan nilai R sebesar 0,643 atau 64,3

%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan atau korelasi antara audit

judgment dengan kompleksitas tugas adalah kuat, karena berada

dikisaran nilai 0,6-0,799 (Riduwan, 2007). Nilai Adjusted R Square

sebesar 0,409 atau 40,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa variabel audit

judgment dapat dijelaskan oleh variabel kompleksitas tugas sebesar

40,9%. Sedangkan sisanya sebesar 59,1% dijelaskan oleh faktor-faktor

lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Persamaan 2

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,646a ,417 ,405 3,278

a. Predictors: (Constant), moderat, Kompleksitas Tugas, Gender

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Tabel persamaan 2 menunjukkan nilai R sebesar 0,646 atau

64,6%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan atau korelasi antara

variabel adalah kuat, karena berada dikisaran nilai 0,6-0,799 (Riduwan,

2007). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,405 atau 40,5%. Hal ini berarti

variabel kompleksitas tugas, dan moderat (kompleksitas tugas*gender)

memberikan hampir semua informasi sebesar 40,5% yang dibutuhkan

untuk memprediksi audit judgment, sisanya sebesar 59,5% dipengaruhi

faktor lain diluar model peneliti.

Page 79: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

64

2. Uji t (Uji Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi (α) =5%. Berdasarkan hasil output Statistical Product and

Services Solutions (SPSS), dapat dilihat pengaruh secara parsial dari 2

variabel independen (kompleksitas tugas dan moderat) terhadap variabel

dependen yaitu audit judgment.

Tabel 4.14

Hasil Uji Statistik t

Persamaan 1

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 13,258 2,083 6,365 ,000

Kompleksitas

Tugas 1,262 ,126 ,643 10,041 ,000

a. Dependent Variable: Audit Judgment

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Berdasarkan hasil Tabel persamaan 1 variabel kompleksitas tugas

(X1) berpengaruh secara positif signifikan terhadap audit judgment.

Karena memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan nilai B sebesar

1,262.

Page 80: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

65

Pada penjelasan-penjelasan diatas, persamaan regresi moderasi

dengan toleransi kesalahan (α) yang ditetapkan sebesar 5% adalah sebagai

berikut :

Y = α + β X1+ e

Y= 13,258 + 1,262X1 + e

Berdasarkan hasil tabel persamaan 2 hasil uji regresi moderasi

terhadap interaksi gender dan kompleksitas tugas, diketahui bahwa

variabel gender memang bukan variabel pemoderasi antara kompleksitas

tugas terhadap audit judgment. Karena memiliki tingkat moderat

(gender*kompleksitas tugas) signifikansi lebih besar dari 0,05.

Pada penjelasan-penjelasan diatas, persamaan regresi moderasi

dengan toleransi kesalahan (α) yang ditetapkan sebesar 5% adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.15

Hasil Uji statistik t

Persamaan 2 Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 8,069 5,841 1,381 ,169

Kompleksitas

Tugas 1,587 ,355 ,809 4,464 ,000

Gender ,532 ,568 ,410 ,937 ,350

Moderat (Gen*KT) -,033 ,034 -,479 -,971 ,333

a. Dependent Variable: Audit Judgment

Sumber : Data primer diolah 2015.

Page 81: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

66

Y= α +β1 X+ β2 (X*M) + e

Y = 8,069 + 1,587 - 0,033 + e

3. Uji Goodness Of Fit (Uji F)

Hasil Uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 4.16 dan Tabel 4.17,

jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak

H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011).

Tabel 4.16

Uji F

Persamaan 1

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 1075,510 1 1075,510 100,819 ,000b

Residual 1525,483 143 10,668

Total 2600,993 144

a. Dependent Variable: Audit Judgment b. Predictors: (Constant), Kompleksitas Tugas

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 100,819 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih

kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi layak untuk

menaksit nilai aktual, atau dapat dikatakan bahwa model dengan data

cocok atau fit.

Page 82: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

67

Tabel 4.17

Uji F

Persamaan 2

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 1085,885 3 361,962 33,685 ,000b

Residual 1515,108 141 10,745

Total 2600,993 144

a. Dependent Variable: Audit Judgment b. Predictors: (Constant), moderat, Kompleksitas Tugas, Gender

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 33,685 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih

kecil dari 0,05, maka maka dapat disimpulkan model regresi layak untuk

menaksit nilai aktual, atau dapat dikatakan bahwa model dengan data

cocok atau fit.

4. Pembahasan Hipotesis

Pengujian ini menguji tentang pengaruh kompleksitas tugas

terhadap audit judgment dengan adanya gender sebagai variabel

moderasi. Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel

4.18 berikut ini.

Page 83: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

68

Tabel 4.18

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Hipotesis Regresi Hasil

H1 Kompleksitas tugas berpengaruh

positif terhadap audit judgment Sederhana Diterima

H2

Interaksi gender dan kompleksitas

tugas berpengaruh terhadap audit

judgment

MRA Ditolak

Sumber : Data Primer diolah 2015.

1. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment

H1: Kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit judgment

Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana terhadap

variabel kompleksitas tugas (X1), dapat disimpulkan bahwa kompleksitas

tugas berpengaruh signifikan positif terhadap audit judgment. Hasil

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Septyarini (2015) dan Suci

(2013) bahwa kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit

judgment. Hal ini menunjukan bahwa semakin kompleksnya suatu tugas,

maka pemberian audit judgment akan semakin baik di Auditorat Keuangan

Negara (AKN) VII BPK RI. Dikarenakan pada saat auditor menghadapi

tugas yang kompleks, auditor cenderung membutuhkan waktu yang lebih

banyak untuk memahami dan mempelajari tugas, sehingga auditor akan

lebih akurat dalam pemberian judgment. Namun penelitian ini

bertentangan dengan penelitian Margareth (2014), yang mengatakan bahwa

kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap audit judgment.

Page 84: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

69

2. Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment dimoderasi

dengan Variabel Gender

H2 : Interaksi gender dan kompleksitas tugas berpengaruh terhadap

audit judgment

Berdasarkan hasil analisis regresi moderasi, maka dapat

disimpulkan variabel gender memang bukan variabel pemoderasi atas

pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Hal ini membawa

implikasi pada profesi auditor, bahwa isu gender bukan alasan untuk

meningkatkan atau menurunkan profesional auditor, karena secara statistik

isu gender tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif perempuan

dan laki-laki dalam pembuatan judgment, baik laki-laki maupun

perempuan memiliki kemampuan yang sama dalam mengolah informasi

maupun data yang ada, bahkan dalam penugasan audit yang kompleks.

Penelitian ini sejalan dengan Yuslima (2011), namun penelitian ini

bertentangan dengan hasil penelitian Chung dan Monroe (2001) yang

mengatakan bahwa interaksi antara gender dengan kompleksitas tugas

berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment.

Page 85: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

70

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap audit judgment, karena

pada saat auditor menghadapi tugas yang kompleks, auditor cenderung

membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk memahami dan

mempelajari tugas, sehingga auditor akan lebih akurat dalam pemberian

judgment.

2. Variabel gender bukan sebagai variabel moderasi atas pengaruh

kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Hal ini membawa implikasi

pada profesi auditor, bahwa isu gender bukan alasan untuk meningkatkan

atau menurunkan profesional auditor, karena secara statistik isu gender

tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif perempuan dan laki-laki

dalam pembuatan judgment. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki

kemampuan yang sama dalam mengolah informasi maupun data yang ada,

bahkan dalam penugasan audit yang kompleks.

Page 86: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

71

B. Keterbatasan

Peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih terdapat keterbatasan-keterbatasan yang ada.

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hambatan utama pada penelitian ini adalah rendahnya pengembalian

kuesioner.

2. Jangka waktu pengembalian kuesioner yang terbilang lama, berkisar 3

(tiga) minggu. Hal ini dikarenakan pada saat yang bersamaan banyak

mahasiswa lain yang melakukan penelitian di Auditorat Keuangan

Negara (AKN) VII BPK RI.

3. Kemungkinan timbulnya bias terhadap respon dari responden, karena

kemungkinan adanya ketidakseriusan atau ketidakjujuran responden

dalam menjawab semua pernyataan yang ada dalam kuesioner

sehingga menyebabkan variabel tidak terukur secara sempurna.

Page 87: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

72

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka, peneliti

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini audit judgment auditor hanya ditinjau dari aspek

gender, dan kompleksitas tugas. Untuk peneliti selanjutnya disarankan

untuk menambah beberapa variabel independen lain sehingga dapat

diketahui bahwa audit judgment auditor juga dipengaruhi oleh variabel-

variabel independen lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini seperti

pengalaman, tekanan ketaatan. Dan menjadikan variabel gender sebagai

variabel independen.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan metode penelitian selain

kuesioner, seperti metode wawancara yang dapat digunakan untuk

mendapatkan komunikasi dua arah dengan responden dan mendapatkan

kejujuran jawaban dari responden.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan ditempat lain seperti

KAP, BPKP dan BPK Perwakilan.

4. Penelitian selanjutnya, disarankan membedakan isu gender atas auditor

laki-laki dan perempuan.

Page 88: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, M. J. and Wright, A. 1987. An Examination of the Effects

Of Experience and Task Complexity on Audit Judgments. Journal The

Accounting Review, 62: 1- 13.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.Edisi

Revisi III. Cetakan Kesepuluh. Jakarta: Rineka Cipta

Arum, Enggar Diah Puspa. (2008). Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan

Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi

Bukti Audit (Survey terhadap Auditor yang bekerja pada KAP di kota

Bandung). Tesis, Universitas Padjadjaran,Bandung.

Chung, J. and Monroe, G. S. 2001. A Research Note on the Effects of Gender and

Task Complexity on an Audit Judgment. Behavioral Research in

Accounting, 13: 111-125

Duran,Manuel Balza & Davor Radojicic. 2004. Corporate Social Responsibility and

Non-Governmental Organizations. Thesis. University of Wisconsin.

Swedish.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila. Buku Pedoman Penyusunan

Skripsi. Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila.

Freeman, R.E., and Reed. 1983. Stockholders and stakeholders: a new perspective on

corporate governance. Californian Management Review. Vol 25. No. 2.

pp.88-106

Ghozali, Imam . 2005, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS,

Cetakan Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hadi, Nor, Corporate Social Responsibility, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

https://id.wikipedia.org/wiki/Auditorat_Utama_Keuangan_Negara_VII

https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pemeriksa_Keuangan_Republik_Indonesia

Humm, Maggie. 2007. Ensiklopedia Feminisme. Edisi Bahasa Indonesia

diterjemahkan oleh Mundi Rahayu. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru

Page 89: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

74

Idris, S. F. (2012). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan

dan Persepsi etis terhadap Audit Judgement (studi kasus pada perwakilan

BPKP provinsi DKI Jakarta) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika

dan Bisnis).

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.1999. Metodologi Penelitian Bisnis (Untuk

Akuntansi dan Manajemen). Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas

Ekonomika dan Bisnis UGM.

Jamilah, Siti, Zaenal Fanani, dan Grahita Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender,

Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment.

SimposiumNasional Akuntansi X Unhas Makassar.

Liana, L.(2009). Penggunaan MRA dengan Spss untuk menguji Pengaruh Variabel

Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel

Dependen. Dinamik-Jurnal Teknologi Informasi, 14(2).

Listianto, V., Purnamasari, P., & Gunawan, H. (2015). Pengaruh Tekanan Ketaatan

Dan Self Efficacy Terhadapn Audit Judgment Dengan Pengalaman Sebagai

Variabel Moderasi (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota

Bandung). Prosiding Akuntansi, 466-473.

Margareth, A. N., & Raharja, S. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Audit Judgment Pada Auditor BPK RI (Doctoral dissertation, Fakultas

Ekonomika dan Bisnis).

Mohd-Sanusi, Z. and Iskandar, T.M. 2007. Audit Judgment Performance:

Assessing the Effect of Performance Incentives, Effort and Task

Complexity. Managerial Auditing Journal, 22: 34-52

Rahmawati dan Honggowati.2004. “Pengaruh Tekanan Kepatuhan, Gender,

Autoritarian dan Pertimbangan Moral Terhadap Judgment Auditor”. Jurnal

Bisnis & Manajemen. Vol 4 Nomor 1.

Rochmawati, Vivi Devi. 2009. “Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan

dan Pengalaman Audit Terhadap Auditor Judgment”. Thesis tidak

dipublikasikan, Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro

Semarang

Praditaningrum, A. S., & Januarti, I. (2012). “Analisis Faktor-Faktor yang

Berpengaruh terhadap Audit Judgment”. Skripsi : Undip.

Page 90: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

75

Prasinta, A. (2010). “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas

Terhadap Audit Judgment” . Skripsi

Puspitasari, N. I. (2014). Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas,

Pengetahuan, Dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris

pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta) (Doctoral

dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Puspitawati, H (2012). Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia.

Bogor: PT IPB Press.

Salehmiko, M. (2015). Pengaruh Gender, Pengalaman Audit, Tekanan Ketaatan Dan

Kompleksitas Tugas Terhadap Professional Judgment Auditor (Studi Pada

BPK-RI Perwakilan provinsi Aceh) (Doctoral dissertation, Unsyiah).

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta:

Salemba Empat.

SEPTYARINI, K. D. (2015). Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan, Dan

Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor

Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang) (Doctoral dissertation,

Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Suci, M. (2013). “ Pengaruh Tekanan Kerja, Kompleksitas Tugas, dan Gender

Terhadap Audit Judgment” ( Studi Kasus Pada BPKP Provinsi Jawa

Timur). Skripsi : UPN Jawa Timur

Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, Penerbit

Alfabeta, Bandung.

Tielman, E. M. A., & Pamudji, S. (2012). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Tekanan

Anggaran Waktu, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan dan Pengalaman

Auditor Terhadap Audit Judgment (Doctoral dissertation, Fakultas

Ekonomika dan Bisnis).

Nadhiroh, Asih Siti. 2010. “Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan, dan

Self-Efficacy Terhadap Kinerja Auditor Dalam Pembuatan Audit Judgment

(Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)”. Skripsi : Undip.

Ulum, I. (2009). Intelectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Page 91: ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

76

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian. Edisi Baru, Cetakan keenam. PT. Raja

Grafiondo Persada. Jakarta.

Wijayatri, A. (2010). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, dan Keahlian

Audit terhadap Audit Judgment. Skripsi : UPN Surabaya

Yuslima, M. T. (2011). Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Dan

Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment Dengan Variabel

Pemoderasi Gender (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di

Semarang Dan Surakarta) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS

SEBELAS MARET).

Yustrianthe, R. H. (2012). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgment

Auditor Pemerintah. Jurnal Dinamika Akuntansi, 4(2).

Zikmund, William G., Barry J. Babin, Jon C. Carr dan Mitch Griffin. 2009.

Business Research Methods 8th Edition. Ohio : South-Western College

Publishing

Zulaikha. 2006. Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman

Auditor terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional Akuntansi XI. Padang