JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN...
Transcript of JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN...
•
SABAR DALAM AL-QURAN A A A
(ANALISIS PERBANDINGAN FI ZIDLAL AL-QUR' AN DAN TAFSIR AL-AZHAR)
SKRIP SI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islan1 (S.Th.I)
• Oleh:
Agus Suprianto . NIM. 103034027908
JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN 1rILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAJEI
·JAKARTA 1429 i:i/2008 M
SABAR DALAM AL-QUR' AN (ANALISIS PERBANDINGAN TAFSIR AL-AZHAR DAN FlZHILAL
QUR'AN)
SKRIP SI Diajukan Kepada Fakultas Ushuludin clan Filsafat Untuk Memenuhi
Syarat Memperoleh Gelar Serjana Theologi Islam
Oleh Agus Suprianto
Nim. 103034027908
Dr. Ahzami iun Jaznli MA NlP. 150311252
JURUSAN TAFSIR HADIS FAI(ULTAS USI-IULUDDIN DAN FJ[LSAFAT
UNIVERSIT AS ISLAM NEGl~RI SY ARIF HIDA YATULLAI:I
JAKARTA 1429 H/2008 M
/
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Sabar dalam Al-Quran (Analisis Perbandingan Ff 't_ildl al-Quran dan Taftlr Al-Azhar)" telah diujikan dalam sidang munaqasyah .Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana progran1 Strata I (SI) pada Jurusan Tafsir Hadis.
Jakarta, 27 Maret 2008
Ketua Merangkap Anggota
Drs. Bustamin, MBA. NIP. 150 289 320
-:;g;An,gom Jauhar~;! Jamilah. MSi.
Nirl5o 282 401
Anggota
~ Dr UfRahman MA. Drs. Rifqi. Mukhtar, MA.
NIP. 150 254 101 NIP. 150 282 120
Dr. A112ami Samim Ii MA. NIP. 150 3 1 252
PEDOMAN TRANSLITERASI
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalan1 aksara Iatin:
Hurufarab Huruflatin Keterangan I Tidak dilambangkan
y b Be c:.. t Te CJ ts Te danes 1' j Je 1: h H dengan g;aris bawah t kh Kadanha ~ d De ;, dz Dedanzat .) r er j z zet (.)' s es • sv Esdanve (.)'
'-"" s Es dengan garis bawah u"' d De dengan garis bawah ..b ! Te dengan garis bawah .l; z Zet dengan garis bawah r ' Koma terbalik di atas hadap kanan t gh Ge danha ._; f Ef ,j q Ki .;.\ k Ka J I El
f Ill Em 0 n En _, w We • h Ha 0 Apostrof
<i y ye
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa arab di
lambangkan dengan dengan harkat dan hurnf, yaitu:
Tanda vokal arab Tada vokal latin Keterangan \.j a A dengan toEi di a . _; , T ..l-~---- ~- _• 1• a
KATAPENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya penulis limpahkan kepada Allah Swt.
yang telah memberikan nikmat begitu banyak. Senandung iman dan Islam semoga
telah ada di dalam hati penulis, berkat kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada suri tauladan
manusia Muhammad Saw. semoga kita semua dapat mcneladani beliau hingga
akhir masa. Amfn ...
Rasa terima kasih yang tak terhiugga juga kepada kedua orang tuaku
Bapak Resik dan Thu Turhayati yang selalu mendidikku agar menjadi manusia
yang beriman, berguna dan bem1anfaat bagi semua dan juga yang selalu
memberikan motivasi dan tak henti-hentinya memberikan pengorbanan materi
maupun non materi. Sekali Jagi terima kasih kepada Bapak dan Ibuku, rasanya
sulit bagiku untuk membalas semua jasa dan pengorbananmu. Semoga Allah yang
Maha Kuasa akan selalu memberikan kekuatan kepadamu agar dapat selalu
mendidik anak-anakmu dan semoga kesehatan selalu mengjringimu. Amin ...
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Theologi Islam (S.111.I). tentunya berbagai.
pihak telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini Jebih optimal. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis haturkan rasa terima kasih yang sebesar-besamya kepada:
1. Dr. Amin Nurdin, M.A., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
2. Drs. Rnstnmln_ MR A K Ptn!-l l11n1~!ln T!.lf'c<it• I-Tnrliv
3. Edwin SyarifM.Ag, Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis.
4. Dr. Ahzami Samiun Jauzuli M.A, Pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Drs A. Rifqi Muchtar, M.A, Sebagai Penasahat akademik yang telah
banyak membantu juga dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat beserta seluruh civitas
akademika, yang telah memberikan sumbangsih wawasan keilmuan
dan bimbingan selama penulis berada dalam masa perkuliahan.
7. Tak Jupa kepada sahabat seperjuangan yang tak henti-henti selalu
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yaitu: Erwan, Zaeni, Tajudin, Fahri, Rudin.
Sukses selalu buat mereka. Dan juga semua teman-teman jurusan
Tafsif Hadis angkatan 2003 yang selalu memberikan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, Nummg, Mukri, Nurjaman,
Tatang, Abdulah Alawi, Robi, Suheri, Saipul, Hadi, Ana, Laifa,
Aminah, Agustin, Yayah, Mikoyah, Evi, Retno, Rohmah dan juga
kawan-kawan diperumal1an Pondok Sukmajaya Permai Bobi, Bogel,
Papang, Kadir, Sakau, Dudi, Salim, Walah, Balu, Doni, Supardi, Putuy
Edoy, Didik, Hafil dan teman teman yang Jain yang tak bisa
disebutkan satu persatu. Thank's very much, Sukses selalu buat kalian.
Akhir kata, penulis berharap kritik dan saran terhadap karya tulis ini yang
jauh dari sempurna dan semoga karya tulis yang sederhana ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Wassalam ...
Depok, 20 Maret 2008
Agus Supriyanto
DAFTARISI
PEDOMAN TRANSLITERASI •.•..•.....•..••...•.•...•..••.•.••..•..•.•.•...••.•..•.....•..••..•...•• i
KATA PENGANTAR •.••..•••..•....•.•.••.••.•...•••.•..•...•..•..•.••••.•..•...•.•.........•..•.•...••..••• iii
DAFT AR ISI ·································································••••H••••····························· v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masai ah ....................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 5
C. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ............................................ 5
D. TujuanPenulisan ................................................................................. 6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7
F. Sistematis Penulisan ............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN Ff ?:..ILAL AL-QURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR .....• 9
A. Tafsir Fi ?:..ilal al-Quran ...................................................................... 9
1. Sejarah Hidup Penulis ............................................................... 9
2. Sejarah Penulisan Tafsir Fi Z.ilal al-Quran ............................... 13
3. Metode Penafsiran ..................................................................... 15
B. Tafsir al-Azhar .................................................................................... 17
I. Sejarah Hidup Penulis ............................................................. 17
2. Sejarah Penulisan Tafsir Al-Azhar .......................................... 24
3. Metode Penafsiran Al-Azhar .................................................. .26
BAB III SEKILAS TENTANG SABAR .•.....•.......•......•...................•.....•...•..•... 29
A. Pengertian Sabar .................................................................................. 29
B. Unrensi Sahm·.
•
C. Cara Al-Quran Memotivasi Kaum Muslimin uutuk Bersabar ............ 35
D. Ciri-ciri Orang Sabar ........................................................................... 38
BAB IV PERBANDINGAN PEMAHAMAN SAYYID QUTB DAN· HAMKA
TENT ANG SABAR .................................................................................. 49
A. Sabar dalam Menghadapi Musibah dan Cobaan ................................ .49
B. Sabar dalam Melakukan Ibadah .......................................................... 54
C. Sabar dalam Menahan Diri dari Tidak Melalrnkan Maksiat ............... 63
D. Analisis Perbandingan Penafsiran Sayy:d Qu!b dan Hamka .............. 70
1. Persamaan .............................................................................. 70
2. Perbedaan ................................................................................ 72
BAB V PENUTUP ................................................................................ - •••........•.. 76
A. Kesimpulan .......................................................................................... 76
B. Saran-saran .......................................................................................... 77
DAFT AR PUST AKA ........................................................................................... 79
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahni bahwa al-Quran memperkenalkan dirinya dengan
berbagai macam ciri dan sifaf. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan
kitab yang keotentikkannya dijamin oleh Allah dan ia merupakan kitab yang
senantiasa terpelihara. 1 Allah Swt. berfirman:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (QS.AI-Hijr/15:9)
Tiada bacaan yang melebihl al-Quran yang dipelajari bukan hanya susunan
redaksi dan pemeliharaan kosa katanya, tetapi juga kandungan yang tersurat dan
tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkan. Semua dituangkan ke
dalam jutaan jilid buku dari generasi ke generasi. Kemudian apa yang dituangkan
dari sumber yang tak pernah kering itu, berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
dan kecenderungan mereka, namun semua mengandung kebenaran. al-Quran
layaknya sebuah pemata yang memancar cahaya yang berbeda-beda sesuai dangan
sudut pandang masing-masing. 2
Tiada bacaan seperti al-Quran yang diatur tata cara membacanya, mana
yang dipendekan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di mana
'M. Quraish Shihab, Membumikan A/-Quran, Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidunnn Mn.<nJn1·nlrnt (Rllnrlnntr Miilln 1 OOh\ ""'t tr,,._ VTT h '11
2
tempat yang terlarang atau boleh atau harus memulai clan berhenti, bahkan diatur
lagu clan iramanya, kepada etika membacanya. Salah satu tema yang terdapat di
dalam al-Quran Adalah masalah sabar. Pembicaraan mengenai sabar ini muncul
dalam beberapa surat dan tersebar luas kurang lebih 100 ayat. 3
Dalam menjalani kehidupan, manusia akan mengalami kesulitan clan
kekerasan hidup, yang akan dapat menenggelarnkannya kedalam kekeruhan,
kekecewaan dan frustasi, sebagai hamba Allah, manusia tidak terlepas dari segala
ujian, baik musibah yang berhubungan dengan diri sendiri, maupun rnusibah dan
bencana yang menimpa pada sekelompok manusia, maupun bangsa. Terlepas dari
segala kesulitan dan kesempitan yang bertubi-tubi itu, maka diperlukan suatu sifat
yang dapat memelihara seorang muslim dari kejatuhannya, agar seorang muslim
tidak putus asa, salah satunya dengan sabar. 4
Sabar adalah suatu bagian dari akhlak utanm yang dibutuhkan seorang
muslim dalam masalah dunia dan agama. Allah swt berfinnan:
~ •• "- 1T,, :&r-: 1 ""o ., .. _ ,r- , " rL i : ...;.:.Ti ~- 1- , ..rr' :~k 0'~ t: 0, _..,.,...,,.,.., J~ ,: y-., .Y-4 • <)':!:;-\! ~ -
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-onmg yang sabar". (alBaqarah/2-153)
Jadi ketika usaha yang sudah dilakukan sedemikian sulit maka kadang-
kadang jiwa menjadi lemah, karena itulah, dalam kondisi seperti ini Sabar amat di
butuhkan. Sebab sabar adalah penolong yang tiada hilang dan bekal yang tidak
akan habis. Shalat juga merupakan penolong yang akan selalu memperbaharui
3 Lihat Muhammad Fuad 'Abd al-Baqi, Al-Mu 'jam Al-Miifahras Li Alfa~ a/-Qurdn al-K nrttn (R::iirnt· J)f.lrnl Pil..-r 1021\ """ti,..,. "'I 1~ ti::.t:. 1t::o
3
kekuatan dan bekal yang selalu memperbaiki kita. Dengan shalat ini, kesabaran
akan tetap ada dan tidak akan terputus, justru shalat akan mempertebal kesabaran,
sehingga akhimya kaum muslim akan ridha, tenang, tegas dan yakin.5
Jika diperhatikan fenomena zaman sekarang ini bm1yak sekali orang yang
tidak memperhatikan sifat sabar dalam kehidupan sehari-harinya. Segala sesuatu
hanya didasarkan pada keinginan hawa nafsu semata sehingga tidak
memperhatikan lagi apakali perbuatan itu baik atau buruk. Misalnya di saat
mm1usia dihadapkan oleh kebutuhan yang tiada pemali te1penuhi, ketika manusia
dihadapkan oleh kebutuhan yang banyak bentukuya, ketika mereka berat dalam
berjuang untuk beristiqomali di jalan-Nya dikarenakan dorongan saliwat, dan
munculnya kesenangan-kesenangan dunia, juga ketika menghadapi kesulitan
dalam menjalani pe1jalanan hidup yang singkat ini kebanyakan di antara mereka
tidak menggunakan kesabarab sebagai senjata mereka, justru malali menggunakan
hawa nafsu sehingga banyak di antara mereka yang rnerampas hak orang lain,
mencuri, stres atau gila ballkan yang lebih para lagi tidak banyak di antara mereka
yang mengahiri hidupnya dengan bunuli diri yang dikarenakan ketidak kuasaan
manusia untuk mencapai apa yang diinginkan.
Tetapi jika seseorang memiliki sifat sabar, hidup kesehariamiya selalu diisi
dengan bertawakkal6 kepada Allali yaitu selalu berseral1 diri kepada-Nya dan
diiringi dengan usaha clan ikhtiar mengharapkan pertolongim dari Allali. Usalia da
ikhtiar di sini tidaklali mengeluarkan diri dari tawakkal. Berjuang mencari
5 Sayyid Qu{b Fi Z.i/dl al-Qurdn, (Jakarta: Gema lnsani Press, 2000), Jilid I. Penerjemah. As'ad Yaqin dkk. h. 174
4
penghidupan untuk mengisi kebutuhan hidup pagi dan petang tidaklah menafikan
tawakkal, karena hidup ini perjuangan. 7
Berangkat dari persoalan di atas, maka sabar ada hubungannya dengan
pengendalian diri. Pengendalian sikap dan emosi. Apabila seseorang telah mampu
mengontrol dan mengendalikan nafsunya. Maka sifat sabar akan tercipta Oleh
karena itu, al-Ghazali dalam Jhya Ulum al-Din mengatakan bahwa sabar dan
tawakal itu merupakan kondisi jiwa yang timbul karena dorongan keimanan.
Pada skripsi ini, penulis ing:n mengambil parbandingan dengan memilih
tafsir Al-Ahzar karnya Harnka serta tafsir Ff Ziliil al-Quriin karya Sayyid Qu!b.
Karena penulis memandang bahwa Harnka tidak haya dikenal sebagai seorang
ulama dalam bidang ilmu agama Islam tetapi juga dikenal sebagai seorang
politikus, budayawan, ilmuwan Islam, mubalgh bahkan menjadi seorang
sastrawan kenanman yang muncul pada abad ke-20 di Indonesia. 8 Selain itu dia
juga banyak menulis di majalah-majalah dan juga banyak menulis buku dalam
berbagai judul. Begitu juga dengan Sayyid Qu!b seorang mufasir yang gigih
memperjuangkan manhaj Islam yang berorientasi pada lbudaya, politik, sosial,
pendidikan, filsafat ataupun agama. Karena banyaknya kemampuan yang banyak
dimiliki oleh Harnka dan Sayyid Qu!b dan seringnya melakukan kritikan-kritikan
yang tajam terhadap pemerintah maka mereka berdua di jebloskan kedalam
penjara. Dengan latar belakang yang hampir sanm yang dimiliki mereka berdua
maka penulis ingin mengetahui bagaimana mereka menafsirkan ayat-ayat sabar
dalam al-Qman.
5
Dalam konteks penafsiran ayat-ayat sabar, Hamka dan Sayyid Qu!b pernab
mengatakan babwa sabar ini merupakan bekal yang harus dimiliki dalam
menghadapi kesulitan dan penderitaan. Untuk itulal1, penulis tertarik
mengungkapkan permasalaban ini dalam skripsi yang beijudul Sabar dalam Al
Quran (Analisis Perbandingan Ff ~iliil al-Qurfin dan Tafsir Al-Azhar)
B. Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalah
Pada skripsi ini akan dibatasi pada masalab penjelasan penafsiran ayat
ayat tentang sabar menurnt Sayyid Qu!b dan Hamka. Karena menurut penulis,
Sayyid Qu!b dan Hamka hampir memiliki latar belakang yang sama dan memiliki
pengalaman dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan dengan sabar.
Agar masala11-masalab di atas lebih jelas dan sistematis maka pada skripsi
ini, penulis akan merumuskan pembabasan tentang ayat-ayat sabar menurut
Sayyid Quthb dan Hanika serta membandingkarmya,
Bagaimana penafsiran ayat-ayat al-Quran mengenai sabar menurut Sayyid
Qutub dan Hanika?
C. Metodologi Pcnclitian
Penulisan skripsi ini sepenuhnya menggunakan metode penelitian
kepustakaan (library research), yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai
literatur yang relevan dengan pokok masalab sabar yang penulis jadikan sumber
penulisan, kemudian sumber-sumber tersebut dibagi dua: sumber primer dan
sekunder. Adapun sumber primer yang penulis ambil dalam tulisan ini adalab:
I. Ff Z.ilal al-Quran karya Sayyid Qu!b yang telab dit•erjemabkan oleh As' ad
y asin dan kawan-bwan
6
2. Tafsir Al-Azhar karya Hamka.
Kemudian yang menjadi sumber sekunder adalah kamus, ensiklopedi,
majalah, artikel dan buku-buku lainnya.
Sedangkan metode pembahasan yang digunakan dalam skripsi ini adalah
metode deskripsi analitis dan komparatif. Deskripsi analitis adalah
mendeskripsikan data-data yang telah ada baik primer maupun sekunder, lalu
menganalisanya sehingga menghasilkan kesimpulan.
Sedangkan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan dua pendapat
tersebut, sehingga penulis dapat mengetahui persamaan dan perbedaannya.
Perbandingan yang akan dilakukan penulis mencakup metode dan corak serta
menafsirka keduanya tentang sabar. Dengan demikian, sifat-sifat hakiki dalam
objek penulinsan ini menjadi jelas.
Sedangkan penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakarta tahw12007 cetakan ke-2
D. Tujuan Peuulisau
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mendalami pemahaman penafsiran Sayyid Qu!b dan Hamka tentang
sabar.
2. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akademisi yang
merupakan syarat dan kewajiban bagi setiap mahasiswa dalan1 rangka
menyelesaikan studi tingkat serjana program strata satu (S 1) di Universitas
Islam NePeri fivarif Hirl~v:::it11ll:::ih T~k~rt~ v~lrnlt!ic T Tl"'hnlnrtrlln rl<:1n
7
Filsafat, Jurusan Tafsir Hadis dengan gelar Sarjana Theologi Islam
(S.Th.I)
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka yang lebih lanjut tentang permasalahan sabar telah
dilakukan oleh saudari Anisah, Konsep Sabar dan Tawakkal dalam Tasawef al
Ghazali, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004) dalam skripsi ini
hanya membahas konsep sabar dan tawakal dalam tasawuf al-Ghazali, tanpa
mengkomparasikannya dengan penafsir lain.
F. Sistematika Penulisan
Merujuk pada apa yang ditulis diatas dan metode yang digunakan. Untuk
memudahkan penulisan skripsi ini maka pembahasan ini di badi menjadi lima
bab:
Bab pertama berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, metodelogi penelitian dan teknik penulisan, tujuan penulisan
dan sistimatika penulisan.
Bab kedua membal1as tentang Ff Z.iliil al-Quriin dan Taftfr Al-Azhar yang
terdiri dari riwayat singkat hidup mereka, penulisan tafsir dan metode yang
digunakan masing-masing mufasir
Bab tiga membahas sekilas tentang pengertian sabar, urgensi sabar, cara
al-Quran memotifasi untuk selalu bersabar, ciri-ciri orang sabar.
Bab keempat perbandingan pemahaman Sayyid Qutb dan Hamka tentang
sabar. Terdiri dari menjadi tiga bagian yang pertama sabar dalam menghadapi
8
musibah dan cobaan, kedua sabar dalam melakukan ibadah, ketiga sabar dalam
menahan diri untuk tidak melakukan maksiat.
Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan yang diambil
berdasarkan perumusan masalah dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan
juga membuat saran-saran.
' \
BABII
TINJAUAN Fi ~/LAL AL-QURAN DAN TAFSfR AL-AZHAR
A. Fi ~i/fil Al-Qurfi11
1. Riwayat Hidup Sayyid Qu!b
Nama lengkapnya adalah Sayyid Qu!b Ibrahim Hussayn Syadzili (selanjutnya
disingkat Qu!b ), lahir pada tanggal 9 Oktober 1906 M di salah satu wilayah
propinsi Asyuth di dataran tinggi Mesir. 1 Ia adalah anak sulung dari Iima
bersaudara dengan seorang saudara lak:i-laki dan tiga orang saudara perempuan.2
Dalam dirinya mengalir darah India dari kakeknya yang kelima al-faqir
Abdulah. Ayalmya al-Hajj Qu!b Ibrahim adalah seorang mukmin yang bertakwa,
ia begitu semangat dalam menjalankan nilai-nilai Agama.3 Ayalmyajuga seorang
anggota al-Hizb al-Wathan (partai nasioalis) pimpnan Musthafa Kami!. Ia juga
seorang tokoh desa yang sangat dermawan dan bijaksana. Sedangkan ibunya,
bernama Fatimah. Ia adalah seorang wanita yang taat be1ragama, sehingga selalu
memperhatikan pendidikan Quthb dengan penuh rasa kasih sayang dan
menanamkan hasrat dan cita-cita serta menggoreskan rasa cinta kepada ilmu
pengetahuan dalam jiwanya. Sayyid Qu!b wafat pada hari Ahad sore 28 Agustus
1966 M bertepatan dengan 12 Jumadil Tsani 1384 H lewat hukuman mati yang
dijatuhkan pemerintah Mesir yang ketika itu dipimpin oleh Presiden Naseer.4
1 Shalah al-fath al-Khalidi, Pengantar Memahami Taf,ir fl Fi Z.ildl a/-Qurdn, terj. Salafudin Adi Sayid, (Solo: Intennedia,200 I M), h. 23
2 Jhon Esposito (ed), Ensiklopedi Oxford; Dunia Islam Modern, ( Bandung: Mizan, 2001), cet ke-1,jilid IV, h. 69
3 Jhon F~nn<.:itn (prl\ PncilrlAnr.uli ftv...,,.. .. ,.l. n .. ~:- 1~1--· IL~ J____ ' ,,.,...
10
Pendidikan Sayyid Qu!b dimulai pada usia enam tahun dengan mempelajari
al-Quran di Kuttab (sekolah agama) desa dan disebutkan bahwa ia telah
menghafal seluruh isi al-Quran ketika bemsia sepuluh tahun. Selanjutnya ia
segera pindah ke sekolah pemerintah dan lulus pada taltun 1930 M. barn pada
tahun 1930 M Sayyid Qu!b diterima sebagai mahasiswa formal di Insitut Dar el
Ulum dan lulus pada tahun 1933 M, dengan meraih gelar Le dalam bidang bahasa
dan sastra, gelar di atas sarjana muda dalam bidang pendidikan.
Setelah Iulus kuliah, ia diangkat sebagai dosen di Dair el-Ulum. Selain itu, ia
juga mengisi waktunya dengan berkerja di Departemen jpendidikan. Pada tahun
1948 M, beliau dikirim oleh kementerian tempat berkeaja untuk mengadakan
praktek kerja lapangan di Amerika dan mengkaji pendidikm1 barat. Di Amerika, ia
belajar di Wilso'n Teacher College (kini bernama Universitas Colombia), di
Universitas Northen Colorado dan di Universitas Stanford.5 Tiga tahun di
Amerika adalah momen yang menentukan bagiSayyid Qu!b, yang mana ia
melewati fase perubal1a11 diri dari minat nya dibidm1g sastra dan pendidikan
menjadi komitmen yang kuat terhadap agmna.
Menumt pendapat Abu Hasan al- Nadwi, sebagaimana di kutip al-Khalidi
kehidupan Sayyid Quthb terbagi dalam lima tahap yaitu:
a. Tun1buh dalan1 tradisi Islam di rumah dan desanya.
b. Beliau pindah ke Kairo, sehingga terputuslah hubungan antara dirinya
dengm1 pertwnbuharmya yang pertama, lalu wawasan keagamaan dan
akidah Jslamiyahnya menguap.
11
c. Tahapan di mana beliau mengalami kebimbangan mengenai hakikat
keagamaan disebabkan bertambahnya wawasan. saat ia menimba ilmu di
Dar al-Ulum.
d. Tahapan di saat beliau menelaah al-Quran karena dorongan-dorongan yang
bersifat sastra setelah beliau menyelesaikan studinya. 6
e. ketika Sayyid Qu!b memperoleh pengarnh yang kuat dari al-Quran.7 Hal ini
dialaminya sejak ia kembali dari Amerika hingga ia dipenjara akibat
aktifitasnya di lkhwdnul Muslimfn. 8
Sayyid Qu!b menulis buku dalam beberapa judul, baik sastr~ sosial,
pendidikan, politik, filsafat ataupun agama. Karya-karyanya telah terkenal luas di
dunia Arab dan Islam. Jumlah karangan sendiri sudah mencapai sekitar 24 buku
dan dalam 30 juz adalah salah satu karya terbesamya.9 Buku-buku tersebut diatas
dapat diklasfikasikan sebagai berikut:
Buku-buku bertema sastra, meliputi:
a. Muhaimian al-Sya 'ir al-hayydn (1932)
b. Al-Ta£.Wfr al-fannifi al-Qurdn (1932)
c. Masyiihid al-qiyfunah Fi al- Qurdn (1945)
d. Al-Naqd al-Adabf: Ushuluh wa Mandhijuhu (t.th)
6 Hal ini terlihat dari karyanya, yaitu al-Taswir a-lfanny fi al-Quriin dan Masyahid alQiyamahf, al-Quriin, lihat-al Khalidi, h. 39
Buku-buku yang menonjol pada fase ini terlihat dalam karyanya: Marakah al-Islam waal- Ra'samaliyah, al-Salam al-Alami wa al-Islam, dan Fi Z.ihil al-Qurdn pada juz-juz pertama edisi pertama.
g AL Vh.-.1;,..1; p,....,.,.,.,...,.~ .... - 1,,(,...~,...1- .... ~: L': '7:1::.1 _, n~.-...1.- t.. ".In
12
e. Naqd al-Kitab al- Mustadbal al-Tsoqafah fl al-Durtur Thiihii Husayn
(1939)
Buku-buku bertema cerita, meliputi:
a.Tift Min Al-Qoryah (1945)
b. Al-Atyaf al-Arba 'an (1945)
c. Al-Madfnah al-Mansurfih (1946)
d. A.l)'Wiik (1948)
Buku-buku bertema agam~ antara Iain:
a. Al-Adatah al-ijtimfiiyyah
b. Ma 'rakah al-Islam Wa Ra 'samatiy{ih
c. Al-salam al-alamai wa al- Islam
d. Nadwamujtamain Islam
e. Fi Zhilat-al-Quran
f Khais al-Ta~fr al-Islam
g. Al Islam wa musykilah al-hadiirah
h. Dirasah Islamiyah
i. Hadza ad-din
j. Al-Mustaqbal li hadz{i al-din
k. Ma 'alimfl al-Tharfq
Selain dalam bentuk buku, dia juga banyak menulis artikel dan makalab yang
banyak dimuat di majalab atau surat kabar dengan berbagai tema antara lain:
13
a. Dengan tema syair, misahlya: al-Syati'u al-wajhul, hilm al-fqjr,
Qafilah al-raqiq, nihayah al-Matha/, Hilm al-qadim, Intahaina,
min bawakir al-kifah dan lain-lain.
b. Dengan tema cerita, misahlya: Min al-A 'maq ila /skandariyah,
Tilmidzah, adzra, Khatiah, Umm dan lain-lain
c. Dalam bentuk makalali, semisal: Nahwa al-syabb, Ila al-Ahzar al
Mishriyyah, Madaris Ii al-suhti, Difa' an al-fathilah.
Di samping itu, Sayyid Qu!b juga l'.1enulis sebuali studi alam dalam bentuk
makalali yang pada akhirnya beliau tarik kembali peredarannya. Dari ini semua,
tampak jelas baliwa karya-karya Sayyid QU!b mempunyai pengaruli yang besar di
dunia Islam khususnya dan masyarkat luas lainnya, terutama sekali buku-buku
yang bertemakan agama misal; Ma 'alimfi Thriq dan Fi Ziliil al-Quriin. Walaupun
Sayyid Qu!b telah lama meninggal, tetapi pengaruh dmi karya-karyanya tetap
hidup mengiringi kehidupan.
2. Sejarah Pennlisan Tafsir Fi ~iliil al-Quriin
Fi 'Z_iliil al-Quriin adalali sebuali tafsir kontemporer yang populmitasnya
begitu luas di masyarakat Muslim. Pada awalnya Fi 'Z_illil al-Quriin adalali sebuali
nama rubrik di sebuali majalali bulanan di Mesir, yaitu Al-Muslimun yang terbit
untuk pertama kali pada bulan Desember 1951 M, dipelopori oleh Said Ramad.
Al- Muslimun adalali sebuali jurnal yang di harapkan bisa menjadi media yang
14
bisa memuat para pemikir Muslim.10 Karena itu Said Rahmad meminta Sayyid
Qu!b untuk berpartisipasi di dalamnya dengan menyumbangkan tulisan -
tulisannya sebulan sekali, dengan tema-tema bersambung atau dibawah satu tajuk
yang tetap. Enam belas juz, Fi Z.iliil al-Quriin telah diterbitkan dalam periode
pertama antara tahun 1952 M hingga tahun 1954 M, kemudian Sayyid Qu!b
menyelesaikan dua juz berikutnya yaitu juz ke-17 dan ke-18 di dalam tahanan
rezim Nasser selama tiga bulan, dari Januari sampai Maret Tahun 1952 M. 11
Sayyid Qu!b dalam Fi l,.iliil al-Quriin melakukan langkah baru yang cukup
jauh dalam menafsirkan al-Quran. Ia menggunakan pendekatan yang khas dan
metode yang unik dengan melampaui tafsir-tafsir sebelumnya.12
Ia memakai alam al-Quran yang luas dan sirah Rasul serta kehidupan para
sahabat sebagai materi dasar menafsirkan al-Quran. Dengan demikian, ia tidak
hanya mengkategorikan Fi l,.iliil al-Quriin sebagai tafsir saja, tetapi mencakup
kepada sistem pendidikan, buku dakwah, petunjuk 'amaliyah yang tertulis untuk
kepribadian Islam dan kehidupan Islam. Perbedaan ini yang menjadi
keistimewaan Fi l,.iliil al-Quriin dibanding tafsir-tafsir lainnya. Keistimewaan
yang lain adalah tidak dikedepankannya petunjuk ilmiah mengenai ilmu-ilmu al-
Quran atau ilmu-ilmu tafsir juga ilmu-ilmu kultur Islam seperti fikih, ushul serta
perdebatan paham dan kalam. Walaupun model tafsir ini pemah dirintis oleh
10 Dikutip dari Disertasi Afif Muhammad UIN Syarif hidayatillah Jakarta, tahun 1996, studi tentang corak pemikiran teologis Sayyid Quthb, h. 85
" Salah Abdul Falah al-Khalidi, Sayyid Qu[b Min al-Mi/ad Ila al-lstishad, (Damsiq: Dar n1-flro/n1r1 T 0.d.d) h dn_ ?d 1 <:'ohnrrniwonVJn Ai Trufin ,..,..,,,/,.., ,.ti.,ort,,.,.;: A ti.f' ~1h.hnmmnA l. O'=
15
Muhammad Abduh dan Rasyid Ridba dalam al-Man<irnya, tetapi
pengaplikasiannya belum sempurna yang diusahakan Sayyid Qu!b.
3. Metode dan Corak Penafsiran Fi Z.ilfil al-Qurfin
Yang dimaksud dengan sumber penafsiran adalah hal-hal atau materi yang
dipergunakan untuk menjelaskan makna dan kan dungan ayat. Dalam hal ini,
Nasaruddin Baidan menulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penqfeiran
al-Quran, bahwa yang demikian ini disebut dengan bentuk penafsiran. Dia
membagi bentuk penafsiran menjadi dua macam. Yang pertama disebut al-Tafeir
bi al-Ma 'tsur, yaitu yang penjelasannya diambil dari riwayat-riwayat, baik yang
berasal dari al-Quran, Sunnah Nabi saw., pendapat sahabat, maupun dari tabi'in.
dan yang kedua dinamakan tqfeir bi al-Ra 'yi yaitu yang penjelasannya diambil
dari ijtihad atau pendapat penulisannya, yang tentunya didukung oleh berbagai
sumber.
Mengenai sumber penafsiran Fi 'Z_il<il al-Qur<in ini, dapat dinyatakan
bahwa tafsir ini dapat dikelompokkan pada al-Tafeir bi al-Ma'tsur. Kesimpulan
ini diambil dari peryataan al-Khalidi, dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Memahami Tafeir Fi Z.il<il al-Qurdn di dalam buku tersebut tertulis. Adapun
perincian sumber referensi sebagai berikut:
a. Materi tafsir, Sayyid Qu!b banyak mengutip dari tafsir-tafsir bi alma 'tsur antara lain tafeir lbnu Katsir, Thabari, al-Baghawi dan lainlain.
b. Materi Hadis dalam megutip media hadis, Sayyid Qu!b memiliki kelemahan dengan adanya beberapa hadis yang dinilai dhaif. Walau begitu, terkadang Sayyid Qu!b dalan1 mengutip hadis-hadis dise1iai dengan rawi dan kitabnya. Fungsi materi hadis selain penjelas juga sebagai rujukan untuk mengetahui asbabun nuzul sebuah nash
16
Allah yatajalla fl asha al-ilmi karya sejumlah ilmuan Amerika yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Dr. Daradasy Abdul Majid Sarhan; al-almii yad'u ila al-iman karya Sir James Gaintz dan Iain sebagainya
d. Materi keilmuan Islam; beliau banyak merujuk buku-buku sendiri, karya saudara kandungnya Mul1anunad Quthb clan karya-karya Abu alMawdudi
e. Selain empat materi diatas, masih terdapat reforensi Iain yaitu: materi sirah, sejarah dan pengamalan pribadi seperti ketika beliau menjadi jama'ah Ikbwan al-Muslimin. Berkaca dari beragamnya referensi yang beliau jadikan sandaran, maka Sayyid Qu];b tergolong memiliki wawasan yang sangat Iuas yang be1isi bermacam orientasi dan beraneka corak dalam berbagai bidang studi dan tema kelslaman, baik Arab maupun umum. 13
Adapun perpaduan dari segi metode penafsiran,, 14 bisa dilihat dari isi dan
rangkaian bagaimana beliau menafsirkan al-Quran. Dalam menafsirkan al-Quran,
secara sepintas beliau men~gunakan metode tahlfli. Dengan demikian, dapat
dengan mudal1 dilihat dari cara penafsiran yang terdapat dalam karya ini, yaitu
dengan menjelaskan ayat demi ayat, surat demi surat sesuai dengan susunan
mushaf
Metode tahlili ini sangat dipilih oleh penulis, karena ia ingin mengungkap
semua isi al-Quran secara rinci agar petunjuk-petu1tjuik yang terkandung di
dalanmya dapat dijelaskan dan dipahami oleh para pembaca. Namun setelah
diteliti lebih lanjut, dalam rangkaian yang berurutan tersebut beliau
mengklasifikasikan ayat-ayat tersebut dalam beberapa kelompok dengan
J3 Al- Khalidi, Pengantar Memahami Fi ZJ/d/ a/-Qurdn, h.171-240 14 Metode penafsiran al-Quran, dengan meminjam teori al-Farmawi, dapat dikelompoka
kedalam empat macam, yaitu metode ijmali, tahlili, muqoran dan maudhu 'i. dalam pembahasan h,,. .. ;1,, .. 1-........ ... : ...... ; ....... 1-...... 1-,., .. ,., t. ... 1 :_: ,.,1,,.,_ ,l,., __ .. .-I!-!------- '-•~-~-- -- -- _ _. '- 1 1 •• • • •
17
mengambil sebuah tema sentral darinya. Hal ini, menandakan bahwa beliau
menggunakan metode mau!i_u 'i atau tematis dalam penafsirannya. 15
Sedangkan untuk melihat corak penafsiran mufasir, maka latar belakang
kondisi sosial dan latar belakang pendidikan pastilah tidak jauh melingkarinya.
Begitu pula dengan tafsir Fi Z,ildl al-Qurdn, dengan latar belakang sosial Mesir
yang sedemikian rupa saat itu, wawasan pendidikan Sayyid Qu!b yang luas
ditambah pengalaman pribadi beliau, maka ketiga situasi tersebut ikut mewarnai
corak dan isi tafsir ini. Corak seni dan sastra adalah awal dari pemikirannya dalam
menulis Fi Z,ildl al-Qurdn.16
Seiring dengan bertambalmya wawasanSayyid Qu:tb, ia mulai memasukan
unsur-unsur pemikiran yang inovatif seputar masalah-masalah sosial,
pembaharuan dan tantangan kehidupan. Corak penafsiran sastranya ia balut
dengan menerangkan nuansa agamis di dalanmya sebagai rasa pedulinya untuk
mengobati penyakit masyarakat dalam konsepsi Islam dan merealisasikan keadaan
Islam dalam masyarakat hingga akhirnya beliau masuk dalam tahanan dan
mendapati penderitaan yang sangat nyata. Dengan keadaan mendapat tekanan
yang sangat besar itu, motivasi Sayyid Qu!b malah bertambah untuk terus
menghadapi dan berinteraksi dalam al-Quran yang akhirnya melahirkan corak
baru dalam penafsirannya yaitu corak pergerakan. J>ergerakan merupakan
karakteristik akidah Islam. Akidah yang dimaksud adalah akidah yang
diaplikasikan dalam kehidupan Nabi dan para sahabatnya.
15Savvid 011th Tnf{:ir Pi 7;/,:;J nLn,, .. n ... I Q.,.;..,,,i.. ... I c. ···-··- t r.""l'•'n ~ ~-'- '- - ,. ··•· ' • ' ---
18
B. Tafsir Al-Azhar
1. Riwayat Hidup Prof. Dr. HAMKA
HAMKA, singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Ia dilahirkan
pada 16 Februari 1908 atau bertepatan dengan tanggal 14 Muharram 1326 H.
Maninjau Sumatra Barat. 17 Tepatnya di daerah sungai Batang. Ayalmya, Syekh
Haji Abdul Karim Amrullah dikena1 dengan sebutan Haji Rasul atau biasa
dipanggil lnyik Deer. 18 Ia adalah seorang ulama yang cukup terkemuka dan
pembaharu di daerah Minangkabau.19
Pada tahun 1914 M, Hamka dirnasukkan ke Madrasah Thawalib School
yang menggunakan sistem klasikal kurikulum dan materi cara lama. Lalu Harnka
dimasukkan kembali ke dalam sekolah Diniyah (petang hari) milik Zainuddin
Labia El Yunusi di Pasar Usaha Padang Panjang.
Pada masa kanak-kanaknya, Hamka diasuh kakaknya.20 Ia tinggal serumah
dengan kakaknya di rumah tua di lingkungan Danau Maninjau. Waktu kecil
Harnka hidup terlantar, tidak mendapatkan kasih sanyang orang tuanya. Pada
mulanya, Abdul Malik ditinggal Aya11 dan Ibunya ke Padang Panjang untuk ·
memenuhi permintaan masyarakat mengajar di sana. Keterasingan dari kasih
sayang orang tuanya menimbulkan kekecewaan yang sangat dalam. Lebih-lebih
17 Tim penulis IAfN syarif Hidayatullah, Ensik/opedi Islam Indonesia, (Jakarta:Penerbit Djambatan, 1992), h. 294
18 M. Yunas Yusuf dkk, Ensiklopedi Muhamadiyah. (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), h. 134
19 11.1 ....... :~ 'T" .... ~ .... -.... ...... A I r r ____ ,_ - J' I ,I __ , -- ', , ... '
19
ketika ayahnya selalu kawin cerai, yang saat itu dibenarkan oleh masyarakat
setempat. Kemiskinan hidup di antara anak-anak muda dikampungnya,
mendorong mereka untuk merantau. Abdul Malik kecil yang terlantar ini hatinya
mulai berontak, hidup sesuka hatinya dengan berpetualang kemana-mana untuk
meng hibur duka. Ia mencari kepnasan untuk menghibur hati, Abdul Malik tidak
memperhatikan cita-cita ayahnya. Karena setelah usia sepulnh tahun ia tidak
belajar di Mekkah.
Kepandaian dan keberhasilan Hamka dapat dilihat dari aktifitasnya dalam
berbagai organisasi yang diikutinya. Hamka juga mempunyai bakat dalam bidang
bahasa Arab yang membuat ia mampu membaca secara luas literatur Arab,
te1masuk terjemahan tulisan-tulisan Barat. Pada pagi hari, Hamka pergi ke
sekolah desa, petang hari kesekolah Diniyyah. Sedangkan jpada malam hari berada
di surau bersama tema teman sebayanya. 21
Keadaan ini membuat Hamka jenuh dan ditambah sikap ayahnya yang
keras dan otoriter. Ayah Han1ka memang terkenal dengan jiwa diktatomya. Pada
sinar matanya terbayang jiwa memerintah. Semua orang mengetahui bahwa beliau
adalah seorang yang keras kepala dan apa yang menjadi pendiriannya akan
dipertahankan dengan segenap pengetahuan dan pengalamannya.
Hamka merasa terkekang dan hilang kebebasannya sehingga menimbnlkan
sikap menyimpang. Selain itu, Hamka dikenal sebagai anak yang nakal. Untuk
mengantisipasi rasa jenuhnya, Hamka sering mengw1jungi perpustakaan dan yang
20
sering dikunjunginya adalah perpustakaan yang dikelola oleh Zainuddin Labai.22
Di perpustakaan inilah, dirasakan sebagai tempat pelarian dari perasaan terkekang
dengan membaca buku. Banyak dari bul'U tersebut yang berisi tentang keadaan
Tanah Jawa.23
Karena minat dan sudah menjadi tradisi orang Sumatara Barat adalah
merantau,24 maka pada tahun 1924 M, dalam usia 16 tahun Harnka berkunjung ke
tanah Jawa, yaitu Yokyakarta. Harnka tinggal bersama kakaknya yang kebetulan
istri dari A.R Sultan Mansur.
Dan melalui pamannya Jafar Amrullah, Hamka mendapat kesempatan
kursus-kursus yang diselenggarakan oleh organisasi Muhamadiyah dan Syarikat
Islam.25
Harnka berkesempatan bertemu dengan Ki Ragus I-Iadikusumo. Dari
beliau, Hanurn medapat pelajaran tentang ceramah Islam dan sosialisme. KH.
Fakhrudin mengadakan kursus-kursus pergerakan di gedung Abdi Dharmo
Pakualaman. Yokyakarta dan Hamka mengikutinya.26 Pada bulan Juli, ia kembali
ke Padang Panjang. Sejak itulah ia berkiprah dalam organisasi Muhammadiyah.27
Pada bulan Februari 1927 M, ia berangkat ke Mekah untuk menunaikan
ibadah haji dan bermukin disana lebih kurang 6 bulan. Selama di Mekkah ia
bekerja disebuah percetakan dan kembali pada bulan Juli tahun 1927 M.
22 Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 2 23 Hamka, Fa/safah Hidup, h. 3 24 MD. Mansur, dkk, Sejarah Minang Kabau, (Jakarta: Bhratarn 1970), h .33 25 AA ,T •• --- r'O---L ______ !1-! ___ IT ' • r> • ~ • • • ' - •
21
Tahun 1928 M, organisasi Muhammadiyah mengadakan Muktamar di
Solo dan Hamka menjadi peserta. Sejak saat itu, ia tidak pernah absen dalam
setiap Muktan1ar Muhanunadiyah. Selanjutnya pada tahun 1930 M, dia diutus
oleh Pengurus Cabang Padang Panjang untuk mendirikan Muhanunadiyah di
Bengkalis. Pada Muktamar Muhanunadiyah yang ke-32 tahun 1953 M, Hamka
terpilih menjadi pimpinan pusat Muhanunadiyah, dan tahun 1971 M, ia diangkat
sebagai penasehat pimpinan pusat Muhanunadiyah sampai akhir hayatuya.
Sejak tahu.1 1949 M, Hamka pindah ke Jakarta dan memulai karimya sebagai
Pagawai Negeri Golongan F di Kementerian Agama yang dipimpin oleh Wahid
Hasyim. Tugas beliau adalah memberikan kuliah pada perguruan Tinggi Agama
Islam Negeri (PT AIN) di Y okyakarta, Universitas Islam Jakarta, Universitas
Muslim Indonesia dan Universitas Islan1 Sumatera Utara (UISU) di Medan.
Dalam bidang politik, Hamka mejadi anggota konstituante: hasil pemililian nmnm
pertama tahun 1955 M untuk mewakili Masyumi. Dalam sidang konstituante di
Bandung, ia meyampaikan pidato penolakan gagasan Presiden untuk menerapkan
Demokrasi Terpimpin. Setelah kontituante dibubarkan pada bulan Juli 1959 dan
Masyumi dibubarkan pada tahun 1960 M.
Hanika memusatkan kegiatarmya dalam dakwah · falamiyah dan menjadi
Imam masjid Agung Al- Azhar, Kebayoran Baru Jakarta.28 Pada tahun 1975 M,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri dan Hamka menjadi ketna nmum pertama
dan terpilih kembali untuk periode kepengurusan kedua pacla tahun 1980 M.
22
Hamka meninggalkan karya yang sangat banyak. Karyanya yang sudah
dibukukan tercatat 118 bnah, belum termasuk karangan-karangan panjang dan
pendek yang dimuat di media masa dan disampaikan dalam beberapa kesempatan
kuliah dan ceramah ilmiah. Tulisan-tulisan tersebut meliputi banyak bidang
kajian, seperti: politik, sejara11, budaya, akblak dan ilmu-ilmu keislaman.
Pada tahun 1928 M, ia mengarang buku romannya yang pertama dalam bahasa
Minangkabau yang berjudul Si Sabariyah, tahun 1929 M, bukunya yang lain
seperti, Agama dan Perempuan, Pembela Is/an:, Ringkasan Tarikh Ummat Islam
Kepentingan Tablik, Ayat-ayat Mi'raj. Pada tahun 1938 M, ia kembali
mengarang, Dibawah Lindungan Ka'bah, Tenggelamnya Kapa! Van Der Wijch29
dan buku Di dalam lembah Kehidupan yang dikarang pada tahtm l 940M. 30
Setelah pasca revolusi, keluar pula buku-bukunya yang sangat berani untuk
dimunculkan, seperti: Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, Adat Minang Kabau
Menghadapi Revolusi, Negara Islam, Sesudah Naska Renville, Muhammadiyyah
Melalui Tiga Zaman, Dari Lembaga Cita-cita, Aierdeka, dan Islam dan
Demokrasi.
29• Tengge/amnya kapal van defwijck merupakan sebuah karya tersohor oleh Prof. Dr.
Hamka. Buku tersebut bercerita kisah cinta seorang pemuda kampung miskin yang mempunyai saudara bernama Zainuddin terhadap seorang gadis dari keluarga ternama bemama Hayati.cinta rnereka tidak mendapat restu dari keluarga Hayati. Pinangan zainudin ditolak. Hayati dijodohkan dengan pemuda pilihan keluarga bemama Aziz yang diyatakan lebih layak mendampingi Hayati. Cerita ini berkisah semangat juang Zainudin, bagaimana merana dan melaratnya hidup Zainudin ketika lamaranya ditolak oleh keluarga Hayati. Hamka menulis buku ini ketika ia masih berusia 31 tahun. Usia yang masih muda dimana khayalan dan sentimen masih memenuhi jiwanya. Dan dia dikeritik habis, karena ini adalah sebuah buku cinta, sedankan pada zaman itu, buku yang seperti ini tidak pernah diterbitkan. Tetapi setelah sepuluh tahun berlalu, masyarakat akan paham perlunya !-~--··:- .... ..1-- 1--!-..l-l..-- ..l-1-- t..!...l •• - ______ :_
23
Dari karya-karyanya, ada sebuah buku yang di.karang beliau khusus
mengenang Ayahnya denganjudul Ayahku, sedangkan pada tahun 1950 M, beliau
pindah ke Jakarta. Di Jakarta keluar buku-buku seperti: Kenang-kenagan Hidup,
Perkembangan Tasawuf Dari Abad Ice Abaa31, dan Riwayat perjalanan kenegara
islam seperti: Di Tepi Sungai Nil, Di Tepi Sungai Dqjlah, Mandi Cahanya di
Tanah Suci, Empat Bulan Di Amrrika.
Semakin lama semakin jelas saja corak karangannya, beliau cliakui oleh
khalayak sebagai pujangga dan filosof Islam. Dengan keahlian itu pada tahu11
1952 M, beliau diangkat oleh pemerintah menjadi anggota Badan Pertimbangan
Kebudayaan dari Kementerian P .P. dan K. dan menjadi guru besar pada peguruan
Tinggi Islam dan Universitas Islan1 di Makassar dan menjadi penasehat pada
Kementerian Agama.
Pada tahun 1955 M, keluar juga buku-bukunya seperti: Pelqjaran Agama
Islam, Pandangan Hidup Muslim, Sejarah Hidup Jamaluddin Al- Afghany, dan
sejarah Umat Islam'.
Pada tahun 1958 M, Hanlka mulai melakukan penafsiran al-Quran. Dan karya
beliau dalam bidang tafsir adala11 Tafsir al-Azhar.32 Penafsiran dari karya ini
31 Rusdi Hamka, Kenang-kenangan 70 Tahun Buya Hamka, h. 27
32 Taftir al-Azhar merupakan salah satu karya monumental Buya Hamka bidang ilmu agama Islam. Karya ini, sebenamya sudah dirintis oleh buyak Harnka sejak I 956 M. sejak sekitar sepuluh tahun Buya Hamka dan keluarganya hijrah ke Jakarta, namun barn dapat diselesaikan pada talmn 1966 M sekemblinya dari tahanan politik pemerintah Soekamo, menurut pengakuan Hamka, keinginan menulis tafsir Al-Azhar ini berawal dari niat yan1g ikhlas untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang al-Quran. Bahkan al-Quran memberikan pelajaran yang lengkap dan universal tentang perinta alam semesta, namun masih sedikit orang yang bisa memahaminya. Pada januari 1942, Buya hamka tidak dapat meneruskan pengajian dan penulisan Taftir Al-Azhar .J!----!!.J ,iJ "-'--·· 1------ .J! ___ ! ____ -1-L .., __ L ______ ~"----'-- • •
24
awalnya dilakukan lewat kuliah subuh setelah shalat subuh berjama'ah di masjid
al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta.
Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam dengan bahasa
Indonesia, maka pada tahun 1959 M, Majlis Tinggi Universitas Al Azhar Kairo
memberikan gelar Ustadziyah Fakhriah ( Doktor Honoris Cousa) kepada beliau,
sejak itu beliau berhak memakai gelar Dr. di depan namanya.
2. Sejarah Penulisan Tafsir al-Azhar
Tafsif al-Azhar adalah karya utama dan terbesar beliau diantara lebih dari 115
karyanya dalam bidang sastra, sejarah, tasawuf dan agama. Permulaan penafsiran
Al-Quran ini dilakukannya sejak tahun 1958 M. Hal ini dilakukan lewat kuliah
subuh jamaah masjid al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta,. dimulai dari surat al
Kahfi, juz XV.33
Sejak ta11un 1962 M, pelajaran Tafsir Al-Azhar yang tadinya kegiatan rutin
dalam kuliah subuh masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru Jakarta, dimulai secara
bersambung dalam majalah gema Islam. Permulaan ini dimulai dari bulan Januari
1962 M- januari 1964 M, namun baru dapat dimuat hanya satu setengal1juz saja,
dari juz 18 sampai juz 19. Siang hari ketika diadakan pengajian mingguan di
Masjid tersebut tepatnya tanggal 12 Ramadhan 1383 H, bertepatan dengan 27
januari 1964 M, empat orang petugas kepolisian membawanya dengan tuduhan
telah mengadakan rapat gelap di Tangerang pada tahun 11 Oktober 1963. tuduhan
yang ditujukan padanya adalah tentang rencana-rencana untuk membunuh menteri
atas pemerintah yang sah. Meskipun Hamka membantah semuah tuduhan itu, ia tetap dijebloskan 1~,,. .... ,,.n:.., ..... J,,t.a. ;i,.._: A ...... 4.-t. •. - -1-l. __ ::_ O--'---~
25
Agama H. Saifuddin Zuhri serta akan mengadakan Coup d' Etat, dengan bantuan
tengku Abdul Rahman, putra perdana menteri Malaysia sebanyak 4 juta dolar.
Selain itu, dia juga dituduh karena mengbasut mahasiswa pada saat memberikan
mata kuliah di IAIN Ciputat agar meneruskan pemberontakan Kartosuwiryo
sekitar bulan Oktober 1963 M.
Tuduhan-tuduhan itu membuat beliau ditaban selama dua tabun empat bulan.
Namun demiakian, ia merasa kejadian yang ditimpanya membawa hikmah
baginya, meski berpisah dengan anak istri dan lingkungam1ya, yang pada akhimya
beliau mengatakan:
"Tuhan, Allah rupanya menghendaki agar masa terpisab dari anak dan istri dua tahun, dan terpisah dari masyarakat, dapat saya gunakan menyelesaikan pekerjaan berat ini, menafsirkan Al-Quran al-Karim. Karena jika saya masih di luar, pekerjaan saya ini tidak akan selesai sampai mati. Masa dua tabun telah saya gunakan sebaik-baiknya. Maka dengan petunjuk dan hidayah Allah Yang Maha Kuasa beberapa hari sebelum saya dipindabkan ke dalam tabanan rumah, penafsiran Al-Quran 30 juz telah selesai dan semasa dalam tabanan rumah dua tabun Jebih saya gunaka11 pula buat mana yang
'4 masih kurang". 0
Pada tanggal 21 Januari setelah orde lama jatuh dan telah bangkit orde
baru, Haruka bebas dari tal1anan selama dua tahun, tabiman rumah dua bulan,
tahanan kota dua bulan.
Dalam masa tabanan itu, Haruka melakukan kegiatan. penafsirannya di
Rumah sakit Persahabatan Rawamangun Jakarta, Bungalaw Herlina dan rumah
tahanan Polisi Cimacan.
Penerbitan tafsir al-Azhar diterbitkan oleh penerbit Pembimbing Masa,
pimpinan Haji Mahmud. Cetakan pertama Oleh Pembimbing Masa adalah
26
penerbitan dari juz 1 sampai juz ke 4. Juz 15 sampai juz 30 diterbitkan oleh
Pustaka Islam Surabaya dan juz 5 sampai juz 14 diterbi1kan oleh Yayasan Nurul
Islam Jakarta.
Tafsir al-Azhar juz 1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 ,10 ,11 ,12 ,26 dan 30 tidak
terdapat catatan tempat penulisanya. Sedangkanjuz 4, 13, 14, 15, 16, 17 dan 19
ditulis di rumah sakit Persahabatan Rawdlllangun. Tafsir juz 21 , 22, 23, 24 dan
sebagianjuz 25, 27,dan 29 ditulis di Asrama Brimob Megamendung.
Hamka memberi nama t-Usir tersebut Tafair Al-Azhar. Hal ini timbul
karena tafsir tersebut mula-mula ada dari atau di masjid al-Azhar, nama yang
diberikan Syaikh Jami'ah al-Azhar sendiri yang saat itu dijabat Syaikh Mahmud
Syaltout. Dan yang penting Hamka mendapat gelar Ustadziyahfakhriyah (Dokter
Honoris Causa) dari jami 'ah tersebut. Agaknya untuk mengembalikan semua
peristiwa tersebut beliau memberi nama tafsimya dengan al-Azhar.
3. Metode dan Corak Penafsiran Tafsir Al-Azhar
Mengenai sumber penafsiran tafsir al-Azhar ini, dapat diyatakan bahwa
tafsir ini dapat dikelompokan pada al-tafair bi al-ra yi. Kesimpulan ini diambil
dari perkataan Rusdi Hamka dalam bukunya yang berjudul Kenang-kenangan 70
tahun Buya Hamka. Redaksi yang ditulis sebagai berikut;
Tentang penafsiran al-Quran, Hamka berpendapat bahwa: al-Quran dapat dijelaskan dengan sunnah Rasulullah, tetapi dalam penjelasannya Rasulullah tidak banyak meninggalkan penjelasan tentang suatu ayat. Oleh karena itu, selama tafsir al-Quran tersebut tidak membelokkan tujuan dari al-Quran, menafsirkan al-Quran dibolehkan dan ia juga mengatakan penafsiran al-Quran tanpa melihat terlebih dahulu pendapat para mufass:ir terdahulu dikatakan tahajjum atau ceroboh."
27
Pemyataan di atas mengisyaratkan, paling tida:k, ada dua ha!, yakni:
pertama adalah bahwa sumber penafsiran yang dipergunakan pada tafsir ini adalah
ijtihad penulisnya. Sedangkan yang kedua adalah bahwa dalam rangka
menguatkan ijtihadnya, ia juga mempergunakan sumber-sumber rujukan yang
berasal dari para ulama, baik yang terdahulu maupun yang masih hidup di
zamannya.
Sementar itu, selain mengutip pendapat para ulama, Hamka juga
menggunakan ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi Saw. sebagai bagian dari
penjelasan tafsir yang dilakukannya. Dari keyataan ini, yaitu penafsiran dengan
ijtihad yang disertai pengambilan rujukan dari al-Quran dan sunah, tafsir al-Azhar
ini dapat dikelompokkan ke dalam al-tajsir bi al-rayi yang mahmfldah
Sedangkan metode yang digunakan tafsir al-Azhar yaitu tafsir ijmali, yaitu
dengan menjelaskan makna ayat secara global. Bahkan dalam banyak hal
penjelasan itu hanya berupa pemberian arti dari kosalmta yang dianggap perlu,
corak yang seperti inilah yang dipilih oleh Hamka dalam penafsirannyil. Setelah
diteliti lebih lanjut dalam penafsirannya, penulis berpendapat cara seperti ini,
justru menguraikan makna ayat secara global, sesuai dengan namanya, sehingga
dikhawatirkan petunjuk-petunjuk yang tercakup di dalam ayat-ayat al-Quran itu
tidak dapat diungkapkan secara tuntas. Meuyadari kelemahan-kelemahan yang
terdapat dalam metode ijmali. Hamka memberikan tambahim lain dalam karyanya.
Ia menilai bahwa cara yang lebih tepat untuk menghidup kan al-Quran dengan
menggunakan metode maudhu 'i yaitu dengan mengungkap pesan al-Quran sesuai
dengan tema yang diinginkan.
PU ST/\ {'(,I\/\ hJ
UIN SYAHID •''''"'""'n
28
Sedangkan corak penafsiran adalah ragam pemikiran penafsiran yang
dituangkan penafsir sebagai hasil usahanya dalam menjelaskan sebuah ayat.
Contoh penafsiran ini terdiri dari 5 macam, diantaranya yaitu: corak shufi atau
/syary meski ada sebagian yang memilah antara Shufi dan Isyiirf Adiibf, Ahkiim
atau Fiqhf, dan Adabf, Ijtima 'f, Falsafi, dan Lughiiwf. Corak penafsiran yang
dituangkan Hamka dalam tafsirnya menurnt Prof. M. Quraish Shihab adalah corak
budaya kemasyarakatan (Adiibf Ijtimii 'f/6 yaitu suatu corak tafsir yang
menjelaskan petunjuk-petunjuk ayat-ayat al-Quran yang berkritan langsung
dengan kehidupan masyarakat serta usaha-usaha untuk menanggulangi problem-
problem mereka berdasarkan ayat-ayat, dengan mengemukakan petunjuk-petunjuk
tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti tapi indah didengar.
BAB HI
SEKILAS TENTANG SADAR
A. Pcngertian Sabar
1. Pengertian Sabar dari Segi Bahasa dan Makiia
a. Dari Segi Bahasa
Kata §_abru terdiri atas huruf ~ad, ba dan ra merupakan bentuk mll§.dar
dari kata ~abara (fi 'ii miig_i). Dari segi leksikalnya, kata ~abara memiliki beragam
arti: jika diikuti pertikal 'ala berarti sabar atau tabah hiati, pertikal 'an berarti
amsaka (menahan atau mencegah) pertikal hu berarti akraha wa alzma (memaksa
dan mewajibkan), dan pertikal bi berarti kafala (menanggung).1
Ibn Manzhur menjelaskan, arti asal dari kata sabar adalah menahan, seperti
mengurung binatang, menahan diri, dan mengendalikar1 diri.2 Sehubungan dengan
ini, maka puasa disebut sabar dan bulan puasa di namakllll1 bulan sabar (syahr al-
shabr) karena orang yang berpuasa menahan diri dari makan, minum godaan
nafsu selan1a sebulan penuh. Selanjutnya, Ibn Faris menyebutkan dua arti sabar:
a 'la al-sya 'i (puncak sesuatu) danjins min al-hijarah (sejenis batu).3 Dua arti ini
berkaitan dengan kata sabar sebelumnya, sebab kedudukan sabar sangat mulia dan
orang yang sabar memiliki kekokohan jiwa laksana batu. Kata al-shabar juga
berarti konsisten (al-istiqomiit wa al-mudiiwamah) da11 menunggu (al-intizhiir).4
Asal usu! kata sabar ialah dari kata Al-jam 'u (menggabungkan) dan Al-Dzammu
1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap (Surabaya: Terbit Pustaka Progressif, 1997), h. 760-761
2 Jhn M~n7hnr f for .. ,,,.../ •A,.""J,. ::1 I\/ fn~: ....... n __ -1 ciL_..J~-· .._ • .L ~ t ~"'"
30
(menghimpwt). Jadi orang yang sabar ialah orang yang menggabwtgkan dirinya
dan menghimpunnya dari keluh kesah dan cemas.5
Dengan demikian, dari segi bahasa kata sabar rnemiliki makna positif
multidimensional yang sangat dibutuhkan oleh setiap mukmin dalam hidup sosial
dan religius, baik dari secara personal maupun komwtal, seperti sikap aktif,
konsisten, social, motivasi tinggi, disiplin, ketaatan, spiritualitas dan sebagainya.
b. Dari Segi Makna
Adapwt hakikat sabar adalah perilaku (khuluq) jiwa yang mulia yang dapat
menahan diri dari perbuatan yang tidak baik. Sabar adalah kekuatan jiwa yang
dapat mendatangkan keshalehan bagi dirinya dan kelurusan perbuatannya.
Seseorang bertanya tentang sabar kepada al-Jwtaid bin Muhammad. Ia
mengatakan bahwa sabar berati merasakan kepahitan hidup tanpa keluh kesah.6
Ali bin Abi Thalib berpendapat, sabar adalah kendaraan yang tidak akan
tergelincir. 7 Abu Muhammad al-Hariri berpendapat, pengertian sabar adalah
kedamaian jiwa tanpa membedakan antara keadaan sehat menerima nikmat dan
keadaan saat menerima cobaan. 8
Menurut Quraish Shihab, sabar merupakan sesuatu kekuatan kejiwaan
yang membnat orang menjadi tabah ketika menghadapi kesulitan melaksanakan
pekerjaan yang baik atau ketika berupaya mengatasi perasaan tidak puas akibat
terhambat dari suatu kesenangan, karena wttuk memperolehnya hams melalui cara
5 Al-Musawi, kb.ii, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana ,Ka!fata Tas Harruf Bi Hikmah (jakarta, lentera hati, 1998), h. 137.
6 Khalil al-Musawi, Bagaimana Memangun Kepribadian anda (Jakarta: Lentera Hati, 1999), h. 26
7 Jhn11 11l-nrn"1im .:\ Lf<>,..,.;..,h f.,,,,.J,..z.,,,, •• _ <'-L.-··- "-'· ~' - - '- - ,..,... • • .....
31
yang bertentangan dengan kebenaran. Atau sesuatu yang secara pasti tidak
diijinkan oleh syariat yang sahih.9
Berbagai definisi di atas menunjukan bahwa sabar merupakan upaya
pengendalian diri ketika mengalan1i kesulitan dengan cara tidak mengelull,
berlaku tenang bahkan sebaliknya menampakkan diri seolah senang dan kaya
ketika mengalami musibah dan kefakiran. Orang yang mampu menghadapi
kesulitan tersebut tergolong sabar sehingga membuatnya dapat mencapai
keridhaan Tullan. S.:cara umum terlihat bahwa sabar merupakan upaya seorang
hamba11 untuk mengendalikan diri dalam menghadapi kesulitan hidup.
B. Urgensi Sabar
1. Dari Segi Agama
Al-Quran sangat memperhatikan masalah kesabaran ini kerena ia memiliki
nilai keagamaan dan akhlaq yang sangat tinggi. Agama tidak akan tegak, dan
dunia tidak akan bangkit kecuali dengan sabar. Adanya sikap sabar menjadikan
seseorang dicintai oleh Allah, sebab orang yang sabar akan patull melaksanakan
kewajiban-kewajiban dalam agama dan konsisten meninggalkan semua larangan
Allah dan larangan Rasul-Nya. 10
Ketaatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan
merupakan pekerjaan yang sangat berat sehingga orang yang man1pu
mengatasinya berhak merahih pahala yang tampa batas, dan kecintaan Allah Swt.
9 'I,~ r. _ O _I. ,.., •• f ,.,... ,. • • t • I< 0 0 • FT 0
32
Sedangkan orang yang tidak sabar akan dapat kemurkaan Allah, sebabnya
karena mereka tidak mampu melaksauakan kewajiban ibadah dan kewajiban
meuinggalkan kemaksiatan. Oleh karena itu Allah berfirn1an:
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di autara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al·· Maidah 5:54)
2. Sabar Adalah Kebutuhan Manusia
Sabar bukanlah masalah sekunder atau pelengkap, tetapi merupakan
masalah primer yang dibutuhkan oleh manusia untuk meuingkatkan kualitas
material dan moralnya, dan mencapai kebaliagiaan individual dan sosial. Siapa
yang sabar pasti akan mendapat tujuan, tetapi bagi yang ticla sabar pasti tidak akan
mendapat sesuatu. 11
Kalau bukan karena kesabaran para petani terhadap semaian benihnya,
mustahil akan mengetam. Kalau bukan karena kesabaran pelajar terhadap
pelajarannya, mustahil akan menyelesaikan pendidikannya. Setiap orang yang
berhasil di dunia ini pasti mencapai keberhasilannya melalui kesabaran, mereka
33
merasakan kepahitan, mengalami penderitaan, menghadapi kesulitan, berjalan
diatas duri, menggali karang dengan tangan, tidak mempe1rdulikan batu-batu yang
menghalangi perjalannannya, terus melanjutkan tanpa pemah berhenti dan
bersenjatakan ke sabaran.
al-Quran telah mengisyaratkan pentingnya kesabaran ini, ketika
meyinggung masalah penciptaan manusia dan cobaan penderitaan yang akan
dihadapinya. Hal ini dilukiskan dalam surad al-Balad ayat 4 yang berbinyi:
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.(QS. Al-Balad: 4)
Yakni diciptakan dalam kesulitan dan penderi1aan karena apa yang
dialaminya semenjak lahir berupa beban-beban kehidupan; cabaan-cobaan dalam
bentuk tanggung jawab dan amanat taklif yang tidak akan mampu diemban oleh
segenap langit, bmni dan gunung; dan penderitaan yang dihadapinya karena
gangguan lisan, tangan dan hasad dari orang lain. 12Kesabaran termasulc sifat
pokok yang harus ada pada manusia yang bijaksana. Tennasuk sifat orang yang
penyabar ialah tenang dalan1 kepribadian, dan mampu menguasai perbuatan,
reaksi dan emosi dirinya.Sebaliknya orang yang pemarah, reaksi dirinya yang
muncul tidak ubalmya seperti api yang membakar, walapun untuk masalal1 yang
kecil.Lebih jauh, manusia suka kepada orang yang penyabar dan tenang yang
menunjulckan kedewasaan sikap dan penguasaan diri.
3. Kesabaran Adalah Penghulu Akhlak
34
Kesabaran adalab peghulu akhlak. Sebab dengan kesabaran, manusia dapat
mengendalikan banyak sekali akhlak, tabiat dan kebiasaannya. Babkan bukan itu
saja, denganya manusia juga dapat menciptkan laban yang subur bagi jiwanya,
untuk memilih sifat-sifat keutamaan yang Iain. 13
Manusia yang penyabar. Akalnya menguasai emosinya dan amarabnya.
Jika kita ingin sukses dan babagia dalam hidup kita, tenang dalam tindaka-
tindakan dan perbutan anda, seimbang kesehatan jasmani dan rohani anda, dicinai
dan disegani oleh teman-temn dan orang-orang yang anda jumpai, maka igatlab,
anda harus berpegang kepada penghulu akhlak, yaitu kesabaran.
C. Cara Al-Quran Memotivasi Kaum Muslimin Untuk Bersabar
Kita pehatikan babwa al-Quran al-Karim rnerniliki perhatian yang besar
terhadap sabar, karena nilai agung yang dikandungnya, baik dari sisi agama
rnaupun sisi akhlak. Babkan, ia rnerupakan kebutuhan rnendesak dalam agama
rnaupun dunia yang harus dipenuhi bagi rnanusia, agar bisa hidup sejahtera. Sabar
juga peran yang paling banyak diulang-ulang sebutannya di dalarn al-Quran yang
agung.14
Iman al-Ghazali berkata, "Allah Swt. rnenyebut kan kata sabar di dalam al-
Quran lebih dari 70 ternpat15 dan penulis ternukan di dalam al-Mu 'jam al-
13 Al-Qardhawi, Sabar Satu Prinsip Gerakan Islam Taftir Tematik Al- Quran, h. 13 14 S.vPkh M11h~mm!lrf Qh!ilih -:.L Pi.Ann<>;;;,-1 f,..,..,.,,J,.,,L. LI-~: D-:1- !:?"-~----·------" ,...._, ____ n• • •
35
Mufahras Ii Alfazhi al-Quran, bahwa kata sabar lengkap dengan musytaq
musytaqnya, terdapat di dalam al-Quran 100 kali lebih.16
Bila digabungkan antara pendapat-pendapat tersebut dalam satu
penjelasan, kata sabar bisa jadi datang dalam satu tempat berulang-ulang, lalu
sebagian orang yang menganggapnya satu tempat atau le:bih. Dengan demikian,
kebutuhan manusia akan sifat sabar sangat besar.
Allah menyebutnya di beberapa tempat sebagaii motivasi dan seruan
terhad.ip ha! itu.
1. Orang Yang Sabar Akan Diberi Kemenangan Oleh Allah
Dia yang Maha Mulia dan Maha Tinggi berfirman:
"Ya ( cukup ), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda".(Qs Ali Imran:l25)
Di sini, Allah menyebutkan bahwa sabar mengiringi kemenagan dan ia
menjamin pelakunya dengan bantuan dan keberhasilan.
2. Orang Yang Sabar Akan Diberikan Derajat Yang Tinggi
Allah swt. berfirman:
36
"Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami".(QS. as-Sajdah:24)
Disini, dijelaskan bahwa Allah mewasiatkan kepada orang-orang yang sabar
derajat kepemimpinan.
3. Orang Yang Sabar Akan Dicintai Oleh Allah
,., -:;i ,J ,... ,,,. ( - ,... • J. ... ... ,, » ... .... ,, J ,,,,... ,.... ... ..... -;: .. ..~ ...
L.j ~I ~ J ~L;al ~ l_,.:Jij W p::f 0~-! ,.._.._. ~ (.s:; ~ 0''.7-IS'j ;
,... /. ,J J. .J. J,{ii,.,. .a.. .. J. .. .... ,,,, ,... 0 J. J. ....
0'~1,.~ .... :f:«wlj ly~I L.j I~
"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah Karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak Iesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar".( QS Ali Imran: 146)
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, j iwi1 dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (AlBaqarah:l55)
Bahwa musibah-musibah yang dialami orang muslim dalam kehidupan bukan merupakan petanda kemurkaan Allah. Tetapi Allah memberital1ukan tentang cinta-Nya kepada orang yang sabar dan itu merupalcan dorongan semangat bagi yang mau melakukan kesabaran.
4. Orang Yang Sabar Akan Mendapat kan Pahala Tanpa Batas
Allal1 'azza wa jalla memastikan ganjaran yang baik atas amal-amal
mereka, bahkan akan memberi mereka pahala dua kali lipat atau bahkan alcan
menyempumalcan pahala mereka yang sabar. Allah Swt. berfirman:
37
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Kn yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (QS.az-Zumar:IO)
Oleh karena itu, setiap kebaikan dan setiap perbuatan yang dapat
medekatkan diri kepada Allah pahalanya dihitung dan ditentukan kecuali sabar.
Karena, pnasa adalah bagian dari sabar, dan merupakan setengah dari sabar.
Disebutkan dalam hadis qudsi, pnasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan
membalasnya17•
5. Sabar Membawa Kebaikan
"" t.: . ..:;.t_;,,,_;.-f i~ (t;T J;..Jj '"J~ ~I :1.~.p t.:j Jb::;;t~ t.: \.../ , ~
, , ?
,---: )~i)~ "Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah
adalah kekal. dan Sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka ke1jakan" .(Al-Nahl:96) Ayat di atas Menjelaskan sabar adalah berbuatan yang baik. Semua
Pekerjaan baik berorientasi pada kesejah tetaan hidlip di dlliiia ataii kebahagi:fuh
ukhrawi, akan lebih baik hasilnya jika disertai kesabaran.
Semua ini merupakan motivasi dan ajuran untuk bersabar. Jadi, untuk
memperoleh pertolongan di dunia, kemenangan di akhirat, keberhasilan
mendapatkan surga dan selamat dari neraka, dan semua kebaikan yang
38
digandrungi oleh seseorang ataupun sekelompok OF.:lllg, tergantung pada sifat
utama yang agung ini, yakni sabar .
D. Ciri-ciri Orang Sabar
Salah satu bukti bahwa al-Quran sangat memperhatikan sifat sabar; dalam
mengarahkan dan membina kaum muslimin agar menghiasi diri dengan sifat ini,
adalah disebutkannya beberapa pribadi, beberapa ciri-ciri orang sabar di dalam
kisahnya, yang telah mencenninkan dan mencontohkan secara baik sifat sabar ini.
Berikut di antara kisah-kisah para Nabi yang memiliki ciri··ciri sifat sabar:
I. Kesabaran Nabi Ayub a.s
Barangkali Ayub adalah nama yang paling menonjol dan lekat dengan kata
sabar setiap kali disebutkan, sehingga ia menjadi tamtsfl (perumpamaan) dalam
ha! ini: "seperti kesabaran Ayub".
Kesabaran Ayub adalah terhadap mushibah penyakit yang menimpa
dirinya dan kehilangan keluarganya. 18
Finnan Allah:
"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuham1ya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyaldt dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kan1i lipat gandakan biJang:an n1ereka. sehBP"ni ~n:itn T}lhrnnt ilnri c1c-i J( Qm1 Aon 11nt11t.
39
menjadi peringatan bagi semua yang menyembab Allah dan (ingatlab kisab) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka Termasuk orang-orang yang sabar".(QS.al-Anbiya:83-85)
Doa Ayub di atas tercermin suatu "tata krama" yang baik terhadap
Rabbnya, yaitu babwa ia tidak meminta kepada-Nya sesuatu yang tertentu seperti
kesembuhan atau dikembalikannya keluarganya; tetapi dia hanya menyebutkan
babwa dirinya lemab tidak berdaya dan memerlukan bantuan dari Dzat yang
berkuasa untuk itu. 19
2. Kesabaran Nabi Ya'qub a.s
Sebelum Ayub, al-Quran menampilkan sosok pribadi sabar dari kalangan
Nabi, yaitu Nabi Ya'qub, yang disifati oleh Allah bersama kedua "bapak"nya;
Ibrahim dan Ishaq sebagai salah satu hamba-Nya yang memiliki kekuatan (dalam
agama Allah) dan pandangan tajam (tentang agamanya).
Y aqub telah diuji dengan kepergian salah sorang anaknya yang paling
dicintai: Yusuf dan adiknya (Benyamin)
Kesabaran Yaqup atas kepergian Yusuf ini bukanlah perkara ringan, sebab:
a. Yusufbukanlab anak biasa disisi bapak nya.
Dia sejak kecil sudah memperlihatkan kecerdasan dan
kecendekiawanannya. Di samping mimpi Yusuf yang pemab dikisahkan
oleh bapaknya yang mengisyaratkan bahwa dia akan menjadi seorang
penting di kemudian hari.
40
Semua ini menambah keterkaitan seorang bapak t•~rhadap anaknya. Maka
tidak heran jika cobaan dengan kepergiannya pada umur seperti 1m
merupakan beban kehidupan yang dirasakan memberatkan manusia.
b. Kepergian Yusuf tidak seperti perpisahan antara dua orang kekasih yang
masing-masing telah mengetahui di mana tempat tinggal kekasibnya dan
masih ada harapan bahwa perpisahan tersebut pada suatu hari akan
berakhir dengan perjumpaan yang tidak terlalu lama. Tetapi suatu
perpisahan yang tujadi sesuai makar yang menyatakan bahwa si kecil mati
dimakan srigala dan mengakibatkan perpisahan .selamanya antara sang
bapak dan anak; dengan tidak mengetahui dimana dan bagairnana nasib
sang anak.
c. Makar tipu daya ini para pelakunya bukanlah onmg-orang "asing" atau
para musuh yang selalu siap menyergap sehingga kadang-kadang ha! ini
akan sedikit meringankan baban jiwa bila teryata bahwa musuh yang
melakukarmya. Tetapi tipu daya ini justru timbul dari saudara terhadap
saudanmya dan kedustaan sejumlal1 anak terhadap bapaknya. Dikatakan:
tikaman musuh hanya akan melukai tubuh, tetapi tikaman kawan alcan
melukai Iuka hati.20".
Kendati pun demikian.Ya'qub sejak awal higga akhir tetap berlaku sabar.
Berkata Yaqub setelah perpisahan dengan anaknya yang bernama (Yusuf).
41
"Maka kesabaran yang bail: Itulah (kesabaranku. dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan". (QS. Yusuf:l8)
Ini bukan kesabaran orang yang putus asa dan pesimis. Tetapi kesabaran
orang yang optimis penuh harap akan karnnia Allah, yakin bahwa setelah
kesedihan pasti akan terbit kemudahan; setelah perpisahan pasti akan terjadi
perjumpaan.
3. Kesabaran Nabi Yusuf a.s
Di antara pribadi teladan yang dipilih Al-Qurar, untuk mencerminkan
kesabaran, adalah Yusufputra Ya'qub a.s.
Kehidupan adalah merupakan mata rantai cobaan. Tidak pemah lepas dari
cobaan kecuali telah menghadapi cobaan yang sesaat atan lebih berat. Sesudah
menghadapi cobaan dan tipu daya saudara-saudaranya, ia mendapat cobaan istri
al-Aziz. Setelah mendapat cobaan istri al-Aziz ini, ia menghadapi cobaan penjara
beberapa tahun tampa sebab yang sah.
Selepas dari cobaan tersebut, ia menghadapi cobaan kemewahan dan
kesenangan. Dicoba dengan kedudukan sebagai mentri yang bertanggung jawab
terhadap masalah pertanian, perekonomian dan persediyazm pangan dimasa yang
kritis dan kemarau yang hampir mengakibatkan kehancuran negeri Mesir dan
sekitamya.
Berbagai cobaan berat yang beruntun, namun semua itu tidak pernah
berhasil melemahkan dan menguncang konsistensinya terhadap kesabaran.
42
Maka tidak heran jika Allah kemudian memberikan "posisi"di muka bumi
sesuai kehendak-Nya; diangkat sebagai orang yang bertanggung jawab dan
menguasai isi perut bumi, sebagai balasan atas kesabaran dan ketaqwaannya.21
;,,.
~ · ·~JI,· f , · ! ~- ;w ~ fl"~ J
"Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kan1i melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik".(QS. Yusuf:56)
Sesungguhnya kunci kisah Yusuf dan keberhasilannya, sekalipun
menghadapi berbagai rintangan dan cobaan berat adalah taqwa dan sabar. Dua ha!
ini yang mengangkat Yusuf sampai kedudukan yang tinggi dan mulia tersebut.
Taqwa adalah makna yang meliputi segenap kebadkan, dan sabar adalah
makna yang masuk pada segenap kebajikan.apabila kedua ha! ini terhimpun dalam
diri seseorang, maka ia termasuk arang-orang yang berbuat baik. Dan Allah tidak
akan menyia-yiakan orang yang berbuat baik
4. Para Rasul Yang Memiliki Keteguhan
( Ulul 'Azmi Min al-Rusu!)
Ini merupakan contoh dan teladan lain yang menyangkut kesabaran.
Kesabaran ini sesuai bentuknya lebih tinggi ketimbang bentuk-bentuk sabar
diatas. Sebab ia adalah kesabar terhadap beban dan kesulitan da'wah kepada
Allah. Kesabaran pada juru da'wah yang harus melakukan berbagai pengorbanan
43
dan menanggung berbagai deritamaka bentuk kesabaran ini merupakan kesabaran
dalam menyempumakan dan membina orang lain.22
Kesabaran para Rasul yang memiliki keteguhan, yang Allah
memerintahkan Rasul-Nya yang terakhir, Muhammad Saw., agar meneladani
kesabaran mereka.
Firman Allah:
I, tt\ : __,.· . .::!\ i. f· T ,,, ~{"· . ii i.r" ..)"' ~ , 'f-' y J ..r.--P _r.;:P
"Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar". (QS.al-Ahqaf: 35)
Sebagaimana yang telah dikenal oleh umum bahwa para Rasul yang
memiliki keteguhan ini adalah: Nuh, Ibrahim, Musa dan Muhammad. Mereka ini
secara khusus disebutkan oleh Allah didalam firman-Nya:
Dan (Ingatlah) ketika kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan kami Telah mengambil dari mereka perjanjian yang tegub (QS. Al-ahzab: 7)
Keempat Nabi tersebut telah mengalami berbagai gangguan, derita dan
cobaan lebih berat dari apa yang dialami oleh para Nabi lain.
!. Kesabaran Nabi Nuh a.s
Nub as, misalnya tinggal bersama kaunmya selama 950 tahun; menyeru
mereka siang dan malam, secara sembwiyi dan terus terang, dengan ancaman dan
44
kabar gembira; namun yang ditemui hanyalah keberpalingandan kebeknan hati
dan fikir. Hal ini diungkapkan Nuh sendiri ketika dia bennunajat kepada Allah:
JJJ l~t) ~J Z>~1P~ ~~; r-1 1~45j ~ ~:;i :::.i~S JJ '7-'5 Jli
i~fj (4.4! i:;~· :; 0 .lj r-ttSt~ j ~;;' ;..f j~ ;.~ ~!:; l r g~·~,;:.s I Jf..,.
"Nuh berkata: "Ya Tuhanku Sesungguhnya Alai Telah menyeru kaUillku malam dan siang, Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran) Dan Sesungguhnya setiap kali Aku mcnyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuui mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat."(QS, Nuh: 5-7)
Demikian sikap kaum Nabi Nuh, mereka tidak mau mendengarkan
suaranya dan tidalc maupula melihat wajalmya, dengan menyumbat telinga dan
penutup wajah. Suatu keberpalingan, kesombongan, dan penolakan yang nyata.
Tetapi walaupun demikian Nuh tetap berdakwa kepada kaurnnya dengan hati yang
sangat sabar. 23
2. Kesabaran Nabi Ibrahim a.s
Ibrahim a.s. bersabar dengan menyeru bapaknya dan kaumnya kepada
tauhid. Menyeru bapaknya dengan sangat halus dan lemah lembut, namun ia
terpaksa hams menghadapi permusuhan dan ancan1annya.24
23 Qardhawi, Sabar Salu Prinsip Gerakan ls/am Tafiir Temalik Al- Quran,h. 161.
45
Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? jika kamu tidak berhenti, Maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah Alm buat waktu yang lama".(QS. Maryam: 46)
3. Kesabaran Nabi Musa a.s
Musa a.s. yang dilahirkan pada hari semua penduduk takut dan cemas
terhadap ancaman Fir'aun. Maka "diwahyukan" kepada ibunya yang sedang
khawatir akan anak nya, agar meletakannya di sungai. Alchimya dia diambil dan
diasuh oleh musuh Allah hingga ia melakukan pembunuhan karena salah seorang
(bukan disengaja) yang mengakibatkan ia harus keluar dari Mesir dan tinggal
dipengasingan selama sepuluh tahun. Kemudian Allah mengutusnya agar
menghadapi kediktaktoran Fir'aun dan Haman beserta tentaranya.25
Fir'aun menjawab: "Bukaukah kami Telah mengasuhmu di antara (keluarga) kan1i, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.Dan kamu Telah berbuat suatu perbuatan yang Telah kamu Ialcukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna.(QS. Al-Syu'ara: 18-19)
4. Kesabaran Nabi Isa
Isa putra Maryam yang diutus kepada "domba-domba Bani Israil"
sebagaimana telah dikatakan sendiri di dalam Injil.
Ia hams menghadapi tantangan yang sebelumnya dihadapi saudaranya.
Musa as. Keangkuhan dan kebandelan bangsa yang "keras kepala" menghadapi
pendustaan, pembangkangan dan keterpakuan pada penampilan dan formalitas,
46
tampa adanya kesediaan untuk mencapai ketinggian moral yang sabenarnya. Ia
telah menyampaikan nasihat dan permisalan yang terbaik, namun tetap tidak
mendapatkan sambutan dari mereka. Bangsa seperti ini hanya patut diberikan
sebutan, sebagai mana dikatakan oleh Isa sendiri, sebagai "anak-anak penjahat".26
Mereka menolak dakwahnya, menuduh Isa dan ibunya dengan berbagai tuduhan keji dan dusta, membuat makar terhadapnya, menggerakkan para penguasa Romawi untuk menangkapnya. Dan akhirnya, kalau bukan karena Allah yang menggagalkan recana jahat mereka niscaya mereka berhasil membunuh dan menyalipnya sebagaimana kesepakatan mereka.
5. Kesabaran Nabi Muhammad Saw.
Beliau menunjukkan sikap sabar ketika ia menerima siksaan, tekanan dan
ancaman. Orang-orang Quraisy mengatakan Muhanunad adalah orang gila,
tukang sihir, pendusta dan pengkhianat. Padahal beliau adalah seorang yang
paling sempurna akhlaknya, paling benar dan paling luas ilmunya. Mereka
meletakkan duri dan mengeluarkannya dari negerinya, pada saat pergi ke Thaif
menawarkan dakwahnya pada sukunya, ia malah dianeam. Dan keluar dari
Mekkah dengan penuh kegundahan sampai mereka berkonpirasi untuk
membunuhnya.
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Qurai.sy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membwmhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah
47
menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pc~mbalas tipu daya".(AlAnfal 8:30)
Demikianlah, bentuk kesabaran Rasulullah Saw. hingga ajal
menjemputnya setelah menyampaikan risalah, menunaikan amanah clan
menyelesaikan misi dakwah. Bahkan ketika pergi ke Madinah, beliau tidak
meyangka, kesabaran masih diperlukan karena mendapat gangguan dari orang-
orang munafik.27
Itulah kisah para Rasul yang besar itu: Syaikhul lvfursalfn Nuh a.s. Abut
Anbiya Ibrahim a.s., Kalimulldh Musa a.s., clan Ruhulldh Isa a.s. clan Rasululldh
Muhammad Saw. Mereka telah menghadapi bebagai gangguan clan penyiksaan di
jalan dakwah mereka, tetapi mereka tetap bersabar, teitap konsisten terhadap
kebenaran, tidak takut atau tidak bosan sampai Allah memberikan keputusan
antara mereka clan para musuhnya. Dia sebaik-baik pemberi keputusan. Dia telah
menyelamatkan para Rasul-Nya clan menjadikan para musuh mereka itu sebagai
kaum yang merugi.
BAB IV
PERBANDINGAN PEMAHAMAN SAYYID QUJ:B DAN HAMKA
TENTANG SABAR
A. Sabar Dalam Menghadapi Musibah dan Cobaan.
I. Di dalam Fi g_iliil al-Quriin
~ . J~l~j
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah--buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Q.S. Al-Baqarah: 155)
Dalam ayat ini, Sayyid Qu!b menjelaskan bahwa, telah menjadi
keniscayaan untuk menempajiwa dengan bencana dan menguji dengan ketakutan,
kelaparan, kesengsaraan, serta kemusnahan harta, nyawa, dan makanan. Hal ini
adalah sesuatu ketentuan untuk meneguhkan keyakinan orang yang beriman pada
tugas kewajiban yang harus ditunaikannya. Sehingga, akhirnya mereka setelah
mengalami ujian, tentu aka terbukti tangguh dan merasa berat untuk berkhianat
kepada Islam, karena mengingat pengorbanan yang telah dilakukannya. 1
Yang terpenting dalam penjelasan di atas adalah kembalinya mengingat
Allah ketika menghadapi segala keraguan dan kegoncangan, serta berusaha
mengkosongkan hati dari segala ha! kecuali ditujukan kepada Allah. Kemudian
agar terbuka hati kita ba11wa tidak ada kekuatan kecuali kekuatan Allah, tidak ada
49
daya kecuali daya Allah, dan tidak ada keinginan kecuali keinginan mengabdi
kepada Allah. Ketika itu, akan bertemulah ruh dengan sebuah hakikat yang
menjadi landasan tegaknya tashawwur ' pandangan' yang benar.2
Kemudian, nash al-Quran di atas dikaitkan dengan jiwa, menuju ke suatu
titik di atas ufuk ini," dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar". 3
Orang- orang yang sabar itulah orang yang diberi kabar gembira oleh
Rasul dengan kabar gembira c'.an kenikmatan yang agung, dan mereka itu orang
yang mempuyai kesabaran yang baik.4
;,., "'JI J."" J. ,,,. J J. .. J , , ,
-- . ·"-" ,{ -:1·-·,, ... 1- ·- t.:: 1i 1 ·w · ·-~· r -....:..>'~J9"" _w {..l':-'P qJ ..__;,~.Y if'~~ ~ u.!J "Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang
sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar". (Q.S. Al-Nahl: 126)
Sayyid Qu!b menafsirkan Allah !ah yang akan menolong jiwa yang tenang
dan sabar. Menghadapkan orientasi kepada Allah adalah sikap yang akan
membuat tenang keinginan fitnah ketika mengadakan pembalasan balik (atas
pembalasan musuh yang serupa) sesuai dengan kebutuhan. Al-Qur'an menasehati
Rasulullah (juga para da'i sepeninggalan beliau) agar tidak bersedih hati ketika
melihat banyak cobaan dan belum mendapat petunjuk Allah. Karena kewajiban
beliau ( dan para dai sepeninggalan beliau) adalah hanya menyampaikan dakwah
tersebut. Sedangkan petunjuk dan kesesatan ada di tangan Allah sesuai dengan
50
sunahnya (aturan) pada fitrah jiwa-jiwa manusia, kesiapannya, tujuan-tujuannya,
dan kesungguhannya untuk mendapatkan petunjuk dan kesesatan itu. 5
Dari keterangan di atas, dapat dipahami bahwa:
I. Sabar menurut Sayyid Qu!b merupakan cobaan yang diberikan Allah pada
hambanya berupa ketakutan, kelaparan, kesengsaraan, kemusnahan harta dan
makanan. Hal itu diberikan Allah untuk menguhkan keyakinan orang yang
beriman.
2. Sabar merupakan kembalinya kita kepada Allah ketika 1r,enghadapi segala
ujian dan cobaan. Akhimya, orang yang sabar itu akan diberikan kabar
gembira oleh Rasulullah dan kenikmatan yang agung.
3. Allah akan selalu menolong orang yang sabar.
2. Scdangkan di dalam Tafsir al-Azhar Karya Hamka
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Q.S. Al-Baqarah: 155)
Ancaman-ancaman musuh atau bahaya penyakit dan sebagainya, sehingga
timbul selalu rasa cemas dan selalu terasa dalam ancan1an. Ancaman yang berlaku
di zaman Nabi ialah ancaman orang musyrik dari kota Mekkah ancaman kabilah-
kabilah Arab dari luar kota Madinah yang selalu bennaksud menyerang kota
Madinah, ru1can1an fitnah orang Y ahudi yang akan selalu mengintai kesempatru1
51
dan aucaman orang munafik dan ancaman bangsa Rum yang berkuasa di utara
waktu itu. "Dan kelaparan" persediyaan makanan yang berkurang." Dan
kekurangan dari harta benda sebab umumnya sababat-sahabat Rasulullab yang
pindab dari Makkab ke Madinab itu hanya membawa batang tubuhnya saja yang
keluar dari sana; harta benda tidak bisa dibawa". Dan jiwa-jiwa" ada yang
kematian keluarga, anak dan istri dan bapak, sehingga hidup melarat hidup
terpencil kehilangan keluarga di tempat kediaman yang baru; "dan buah-buahan,"
karena tidak lagi mempunyai kebun yang Iuas pada wak'tu itu, terutama pohon
krnma, yang menjadi makanan pokok pada saat itu. Semuaya itu akan kamu
derita.6
Tetapi derita itu tidak lain ialab karena menegakkan cit"l-cita, "dan
berikanlah kabar yang menyukakan kepada orang-orang yang sabar". 7
Di ayat ini, diulangi lagi bahaya-babaya, percobaan dan derita yang akan
mereka tempuh. Disebut pabitnya sebelum manisnya. Orang yang akan
menempuh derita itu hendaknya sabar.8 Hanya dengan. sabar semuanya itu akan
dapat diatasi. Karena kehidupan itu tidaklab membeku demikian saja. 9
"Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulab yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar". (Q.S. Al-Nahl: 126)
6 Hamka, Tafsir al-Azhar, h. 25 7 l-l<>rnlr<> Tnl'<:<; .. nl A.,.L,,.. .. h '"ti::
52
Ketika masih di Mekkah, dan setelah hijrah ke Madinah, macam-macam
penderitaan Rasulullah Saw karena kejahatan musuh-musuhnya terhadapnya.
Kadang-kadang karena sakitnya, pukulan itu berniatlah beliau bahwa kelak kalau
menang memang hendak membalas kepada musuh-musunya itu. Ayat ini
menjelaskan; memang itu adalah hak beliau jika membalas. Balas dengan balasan
yang setimpa. Nyawa dengan nyawa. 10
tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang
orang yang sabar.
Lalu apa yang terjadi kemudian ketika Islam menaklukan Mereka, kaum
Muslim tidak membalas apa-apa. Orang-orang Muslim malah mengambil atau
memilih bersifat sabar atas perbuatan-perbuatan mereka yang telah lalu. 11
Dari keterangan di atas dapat dipahami
Bahwa:
1. Sabar menurut Hamka merupakan cobaan yang diberikan Allah pada
hambanya berupa ancan1an-ancaman musuh, bahaya penyakit, kemiskinan
yang menyebakan persediyaan makanan berkurang. Hal itu diberikan
Alla11 untuk mengukullkan keyakinan orang yang beriman.
2. Hamka mengatakan orang yang sedang mendapatkan ujian atau cobaan
hendaklah mengadapinya dengan sabar sebab hanya dengan sabar semuah
itu akan dapat diatasi.
3. Orang yang sabar akhimya akan mendapat pahala tampa: batas
B. Sabar Dalam Melakukan Ibadah
53
1. Dalam ldtab Fi Z.illil al-Qur/111
"Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (Q.S. AlBaqarah: 153)
Dalam ayat ini, Sayyid Qu!b berpendapat bahwa sabar ini disebut di dalam
Al-Qur'an secara bernlang-ulang. Hal ini karena Allah mengetahui bahwa dalam
melakukan aktivitas secara istiqomah menuntut usaha yang besar. Hal ini pun
biasanya masih sering diiringi dengan adanya desakan-desakan dan hambatan-
hambatan12• Begitu juga dengan berdakwah di jalan Allah di muka bumi akan
menghadapi pergolakan-pergolakan dan hukuman-hukuman yang bisa
menyebabkan tekanan jiwa sehingga memerlukan kesabarrnn lahir dan batin. Sabar
dalam taat kepada Allal1, sabar dalam melakukan ibadah, sabar atas segala fitnah
dan tipu daya, sabar atas lambatuya pertolongan, sabar atas serangan orang-orang
yang berpaling. 13
Ketika usaha semakin sulit maka kadang-kadang kesabaran menjadi
Iemah. Karena itulah, diiringi shalat dalam kondisi ini.. Sebab, shalat adalah
penolong yang tidak akan hilang dan bekal yang tidak akan habis. Shalat juga
merupakan penolong yang akan selalu memperbarui kekuatan dan bekal yang
selalu memperbaiki hati. Dengan shalat ini, kasabaran akan tetap ada dan tidak
54
kan terputus. Justru shalat akan mempertebal kesabarim :sehingga akhimya kaum
muslimin akan ridha, tenang, teguh, dan yakin. 14
Dari sini tampak jelas nilai shalat dan sabar, yang berarti pula hubungan
langsung dengan antara sesuatu yang lemah dan sesuatu yang besar dan abadi.
Sungguh shalat merupakan waktu pilihan saat pelimpahan karunia dan kecintan
yang menetes dari sumberyang tak kunjung kering. Ia merupakan kunci
perbendaharaan yang kaya raya, yang amat banyak dan rnelimpah. Shalat adalah
titik tolak dari dunia yang kecil dan terbatas kedunia yang besar. Ia adalah ruh,
salju, dan naungan di kala jiwa diterpa kepanasan. Ia adalah sentuhan kasih
sayang terhadap hati yang lelah dan letih. Justru itulah sebabnya, apabila Nabi
Muhammad Saw. menghadapi kesnkaran, beliau segera melaknkan shalat. Beliau
bersabda, "Hiburlah kami, wahai Bilal (dengan azan)
Beliau banyak melaknkan shalat apabila banyak menghadapi persoalan
untulc bertemu dan bermunajat kepada Allah ..
Karena itu Allah menyurnh orang-orang Mnkmin ketika mereka dalam
kondisi kesulitan yang besar agar bersabar dan menunaikan shalat15•
Kemudian datang penjelasan dan penegasan setelah ayat di atas,
"Sesungguhnya Allah Swt. bersama orang-orang yang sabar."
Yakni Allah bersama mereka (orang yang sabar), menguatkan,
memantapkan, meneguhkan, mengawali, dan menghibur mereka. Juga Allah tidak
menyeru mereka agar putus harapan di tengah jalan atau meninggalkan mereka
55
dengan kemampuannya yang terbatas dan kekuatannya yang lemah. Akan tetapi,
Allah akan menegubkan mereka ketika hilang kekuatannya dan Allah akan
memperbarni keteguban niatnya ketika jalan perjuangan yang dilalui masih sangat
panjang. Allah menyeru mereka dalam permulaan ayat dengan sebutan yang
penub kasih16•
"Hai orang-orang yang beriman. "
Dan menutup pada ayat dengan seruan peneguban yang hebat,
"sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar. "17
Hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah sabar sangat banyak.
Sebagiannya menyebutkan kisah yang ada kesesuaiannya dengan al-Qnran dalam
mempersiapkan kaum muslimin untnk mengemban dan melaksanakan amanah
Islam. Ibn Mas 'ud r.a. berkata:
"Seolah-olah aku melihat Rasulullah saw. Bercerita tentang seseorang nabi dari nabi-nabi yang Iain bahwa diantara nabi itu ada yang dipukuli kaumnya dan disiksa dengan keji hingg nabi itu mengusab darah dariwajalmya sambil berkata, 'Ya Allag ampunila kauuku karena mereka tidak tahu." (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Yahya ibn Watsab dari orang tua yang merupakan sahabat Nabi Saw.
berkata, "Nabi Saw. bersabda:
"Seorang muslim yang bergaul dengan manusia dan sabar atas gangguan mereka adalah lebih baik dari pada orang yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguan mereka," (HR Imam at-Tinnidzi)
56
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihaddiantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar". ( Q.S. Ali Imran: 142)
Sayyid Qu!b berpendapat bahwa ini adalah bentuk kalimat tanya yang
bernada mengingkari itu dimaksudkan untuk menginga:tkan dengan keras terhadap
kekeliruan pandangan ini. Yaitu pandangan bahwa manu:sia cukup mengucapkan
dengan lisan: "akn menyerahkan diri kepada Allah clan akn siap mati", lantas
dengan ucapan ini, sudah dianggap menunaikan tugas-tugas dan konsekuensi
iman dan akan sampai ke surga dan keddhaan Allah.18
Sesungguhnya hal itu memerlukan ujian yang riil dan cobaan yang nyata.
Ia adalah jihad yang menghadapi ujian. Kemudian bersabar menanggung beban
jihad dan penderitaan dalam menghadapi ujian.19
Di dalam nash AI-Qur' an itu, terdapat ungkapan dengan nuansa yang
tendensius.
"Pahala belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belumyata orang-orang yang sabar" (Ali Imran:l42)
Maka belum cukup kalau orang mukmin itu hanya berjihad saja. Tetapi, ia
juga harus bersabar memikul beban dakwa ini. Tugas yang terus menerus dan
beraneka ragam, yang tidak berhenti di medan jihad saja. Karena, kadang-kadang
jihad di medan tempur itu lebih Iingan beba:nnya daripada tugas-tugas dakwah
yang menuntut kesabaran dan ujian iman20• Di dalam. dakwah, terdapat tugas-
tugas dan penderitaan harian yang tak berkesudahan yaitu harus bersikap
57
istiqamah di atas ufuk iman, senantiasa memenuhi konselruensi-konsekuensinya
dalam perasaan dan perilaku dan bersabar di dalam menjalankan semua itu ketika
menghadapi kelemahan-kelemahan manusia, baik mengenai jiwanya maupun hal
hal yang lainnya sehari-hari21. Juga bersabar dalam menghadapi masa-masa di
mana kebatilan manghadapi posisi yang tinggi, subur dan tampak seperti
memenangi dalam menghadapi panjangnya jalan, lamanya penderitaan dan
banyaknya rintangan dalam menghadapi bisikan-bisikan untuk istirahat dan lari
daii tugas karena banyakuya tenaga yai1g dikeluarkim, kesedihan yang hams
ditanggung dan hal-hal yang melelahkai1. Bersabar dalam banyak ha! yang mana
jihad di medan tempur hanya merupakan salah satu saja.
Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa:
I. Sayyid Qu!b berpendapat sabar itu sering disebut didalam al-Quran
secara berulang-ulang. Hal itu karena Allah mengetahui bahwa
dalam melakukan aktivitas ibadah harus memmtut usaha yang sangat
besar.
2. Sabar dan solat hams berjalan secara seimba:ng karena solat adalah
penolong yang tidak akan hilang dan bekal yai1g takbakal habis.
Dengan solat ini kesabaran aka.ii tetap ada dan tidak bakal terputus,
justru solat akan mempertebal kesabaran sehingga kaum Muslim
akan ridha, tenang, teguh dan yakin.
3. Sayyid Qu!b mengatakan iman itu bukan hanya mengucapkan
dengan lisan saja tetapi memerlukai1 ujian yang ril dan cobaan yang
58
nyata, misalnya dia harus berjihad dan bersabar menanggung beban
jihad dan cobaan dalam melakukan ibadah.
2. Sedangkan di dalam Tafsir al-Azhar Karya Hamlca
~ · . "-ti " :&T <; 1 "-a •t "- 1\- ·"-fl, i ~ ~Ti :- 1; : ..fj 1 :~fr; U'~ c: 0} -~ ~~,: ~ r" (.r.!~ ~ -
"Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah salbar dan shalat sebagai penolongmu Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (Q.S. AlBaqarah: 153)
Maksud ayat ini adalah maksud yang besar. Suaitu cita-cita yang tinggi.
Menegakkan kalimat Allah. Apabila langkah ini telah dimulai, halangannya pasti
banyak, jalannya pasti sukar. Bertan1bah mulia dan tinggi yang dituju, bertambah
sukarlah dihadapi. Oleh sebab itu, ia memintas semangat yang besar, hati yang
teguh dan pengorbanan-pengorbanan yang tidak mengenal lelah.22
Sampai seratus satu kali kalimat sabar disebut dalam al-Quran. Hanya
dengan sabar orang dapat mencapai apa yang dimaksud. Hanya dengan sabar
orang bisa mencapai derajat Iman dalam perjuangan. Hanya dengan sabar
menyampaikan nasihat kepada orang yang lalai. Hanya dengan sabar kebenaran
dapat ditegakkan.
Lebih 25 tahun, Yakub sabar menunggu pulang anakuya yang hilang
sampai berputih mata; akhirnya anakuya; Yusuf kembali juga. Selama tujuh
tahun, Yusnf menderita di penjara karena fitnah; dengan sabarnya dia jalani
nasibnya; akhirnya dia dipanggil buat menjadi Mentri Besar23• Bertahun-tahun
Ayub menderita penyakit, sehingga tersisih dari anak dan istri dan akhirnya
59
penyakitnya disembuhkan Tuhan dan setelah pulang ke :rumah didapatinya anak
yang 10 telah menjadi 20, karena semua telah kawin dan beranak pula. Ibrahim
dapat menyempumakan kalimat-kalimat ujian Tuhan karena sabar. Demikian
Musa dengan bani Israil. Ismail membangun angkatan Arab yang baru. Isa
Almasih dengan Hawariyin semuanya dengan sabar.
Ada Nabi yang nyaris kena hukuman karena tidak sabar; yaitu Nabi
Yunus. Ditinggalkannya kaumnya karena seruannya tidak diperdulikan. Maka
buat melatih jiwa, dia ditakdirkan masuk perut ikan beberapa hari lamJ11ya. Tetapi
keluar dari sana dia membangun diri lagi dengan kesabaran. Sebab itu, sabar ialah
b d.. guh 24 per entengan m yang amat te .
Sabar memang berat dan sabar memanglah tidak te:rasa apa faedabnyajika
bahaya dan kesulitan belum datang. Apabila datang suatu marabahaya atau suatu
musibah dengan tiba-tida, dengan tidak di sangka-sangka, hendaklah jagan gelisah
tetapi haruslah tabah hati.25
"sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar"
Hanika mengatakan bahwa ayat ini dukungan kepada orang-orang yang
sabar agar tidak takut dalam menghadapi musibah dan cobaan sebab Allah telah
menjamin bahwa dia selalu ada bersama kita.
Orang yang ditimpa oleh suatu percobaan yang membuat jiwa jadi gelisah
kemudian bepegang teguh pada ayat ini, membenteng diri dengan sabar dan
shalat, dengan berangsur timbullah fajar harapan dalam hi.dupnya. Kelihatan dari
luar dia dalam kesepian, padahal dia merasa ramai, sebab dia bersama Tuhan.
60
Belenggu biar dipasang pada tangannya, namun jiwanya rnerasa bebas Pagar besi
membatasi jasmani dengan dunia luar, tetapi ayat-ayat al-Quran membawa
jiwanya membungbung tinggi naik melintas ruang angkasa dalam daia
mengerjakan shalat. Lantaran ini ketakutanpun hilanglah dan keberanian timbul. 26
Kalau mati dalam menghadapi cita-cita, ataupun terbunuh, hati bimbang
tidak ada lagi. Sebab bagi orang yang telah merasa dirirrya dekat dengan Allah,
batas di antara hidup dengan mati tidak ada lagi. Hidup itu sendiri tidak ada
artinya kalau jauh dari Tuhan. 27
:!:~- ·< .. i, -,- ~ .:JT ~ i., t..:l• Q. ·1 i.~~ l5 ~" - " r"'J r~ J~ <.)!., ~ _, _r'"'"" ol p .....,1
;y~T "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar'. ( Q.S. Ali Imran: 142)
Pertanyaan seperti ini bermaksud sebagai bantahan. Tegasnya janganlah
kamu menyangka bahwa akan mudah saja kanm masuk surga, sebelum Allah
membuktikan, memperlihatkan, dengan jelas siapa pejuang yang sesungguhnya
dan siapa orang yang sabar, siapa yang tahan dan siapa yang tabah. Sampai
seratus satu kali kalimat sabar disebut dalam al-Quran. Hanya dengan sabar orang
dapat mencapai apa yang dimaksud. Hanya dengan sabar orang bisa mencapai
derajat Iman dalam perjuangan. Hanya dengan sabar menyampaikan nasihat
kepada orang yang Ialai. Han ya dengan sabar kebenaran dapat ditegakkan. 28
61
Di dalam ayat ini, demikian pula ayat sebelumnya tadi dan bertemu pula
dengan ayat yang laillllya kalimat walamma ya 'lamilliih, yang menurut arti
aslinya adalah sebelum Allah mengetahui atau di ayat lain supaya Allah
mengetahui29• Tetapi oleh k:arena maksud itu di sini le:bih dari itu, kita telah
membuktikan. Sebab pada hakikatnya, sebelum manusia tahu siapa yang Iemah
dan siapa yang kuat imllllllya. Banyak manusia, antaranya saja saudara sendiri
sebelum malapetaka menimpa diri kita merasa akan kuat. Tetapi ketika
malapetaka itu datang, barulah kita sadar dan mengetahui, bahwa kita lemah. Di
situ Allah membuktikan dengan qudrat-iradat nya kepada kita, ba11wa kita ini
sesungguhnya lemah.30
Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa:
1. Hanika mengatakan didalam melakukan ibadah kepada Allah kita harus
memerlukan semangat baja, hati yang teguh dan pengorbanan
pengorbanan yang tidak mengenal lela11
2. Sabar dan solat hams berjalan secara beriringan.
3. Dalam ayat ini Hamka mengatakan sampai seratus satu kali kalimat
sabar disebut dalam al-Quran. Sebab hanya dengan sabar orang dapat
mencapai apa yang dimaksud. Hanya dengan sabar orang bisa mencapai
derajat Iman dalam perjuangan. Hanya dengan sabar menyampaikan
nasihat kepada orang yang lalai. Hanya dengan sabar kebenaran dapat
ditegakkan.
62
C. Sabar Daiam Menahan Diri Dari Tidak Melaknkalll Maksiat
1. Dalam Fi ~iliil al-Quriin
"Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-an1al saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar". (Q.S. Hud: 11)
" kecuali orang-orang yang sabar ... "
Y aitu sabar terhadap kenikmatan sebagaimana mereka sabar terhadap
penderitaan. Karena, banyak orang yang sabar dan taball dalam menghadapi
kelemallan dan kesulitan, tetapi sedikit sekali orang yang sabar dalam
kenikmatan.31
"Dan selalu mengerjakan amal-amal saleh" dalam kedua kondisi
tersebut. Y akni, dalam kesulitan mereka taball dan sabar, dan dalam kenikmatan
rnereka bersyukur dan berbuat baik. 32
"Mereka itu memperoleh ampunan dan pahala yang besar ", karena
kesabaran mereka terhadap penderitaan dan kesyukuran mereka dalam
rnenghadapi kesenangan.33
Iman yang baik dan tercermin dalam arnal saleh itulall yang melindungi
jiwa manusia dari keputus asaan dan kekufuran dalarn menghadapi kesulitan,
sebagaimana melindunginya dari kesombongan dan kedurhakaan ketika
menghadapi kelapangan hidup. Iman ini pula yang mengangkat hati manusia pada
63
sikap yang sama dengan menghadapi kesulitan dan kesenangan dan mengikatnya
dengan Allah dalam kedua kondisi itu. Karena itu, dia tidak jatuh tersungkur di
bawah pukulan penderitaan dan tidak sombong dan tinggi hati ketika dipenuhi
dengan kenikmatan. Kedua kondisi orang mukmin yang demikian itu adalah baik
(membawa kebaikan baginya) dan hal yang demikian hanya diperoleh orang
mukmin saja34•
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini. memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-·orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas".(Qs Al-Zumar: 10)
Ungkapan "katakanlah, hai hamba-hambaKu yang beriman" mengandung
istilah yang khusus. Dia memanggil mereka, karena undangan mengandung
pemberitahuan dan peringatan. Rasulullah tidak berkata kepada mereka, hai
hamba-hambaKu" walaupun mereka hamba Allah. Di sini terjadi iltifat tatkala
ditugaskan menyampaian seruan dengan nama Allah. Pada hakikatnya seruan itu
dari Allah. Nabi Muhammad Saw. hanyalah penyampai seruan.35
"Katakanlah, 'hai hamba-hambaku yang beriman, bertakwalah kepada
iman mu"
64
Takwa merupakan kepekaan dalam kalbu dan pengharapan kepada Allah
dengan cemas dan khawatir, dengan dambaan dan harapan, dan dengan merasakan
pantauan kemurkaan dan keridhaan-Nya dalam kekurusan dan kerampingan.
Itulah gambaran yang cennelang dan kemilau, yang dilukiskan pada ayat
terdahulu ihwal kelompok hamba Allah yang khusyu dan taat kepada Allah.36
"Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan"
Alangkah besarnya balasan itu, kebaikan didunia yang bermasa singkat.
Karena berkutat dengan bumi dalam kondisi seperti itu merupakan salah satu
pintu setan. Juga merupakan salah satu jenis pengambilan sekutu selain Allah di
dalam kalbu manusia.37
Allah adalah pencipta manusia. Dia mengetahui bahwa berhijrah dari
kampung halaman sungguh sulit: melepaskan diri dari jeratan-jeratan itu
merupakan perkara yang berat; meninggalkan sesuatu yang telah digandrungi,
sarana rezeki dan tantangan kehidupan di Negri yang baru merupakan beban berat
bagi anak manusia. Karena itu, pada konteks ini, Allah menyeru bersabar yang
balasannya secara mutlak berada di sisi Allah tanpa batas. 311
" ... Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupan pahala
tampa batas ".
Itulah sentuhan yang meyentu kalbu mereka dengan cara seperti itu dalam
konteksnya yang tepat, mengobati hati yang Iuka dan Iemah dengan pengobatan
yang menyembnhkan, dan mengebuskan angin kedekatan dan kasih sayang pada
saat mengalami himpitan. Juga membukakan untuk mereka pintu-pintu pengganti
65
dari tanah air, kampung halaman, keluarga, kesayangan clan pemberian. Maha
Suci Zat yang megetahui kalbu ini, yang Maha Memahami anekajalan masuk clan
pintunya, yang menatap segala ha! yag samar pada kalbu.39
Dari keterangan di atas, dapat dipal1ami bahwa:
I. Sayyid Qu!b mengatakan sabar dalam menahan diri dari tidak melakukan
maksiat itu sabar terhadap kenikmatan sebagaimana mereka sabar terhadap
penderitaan.
2. Amal soleh dalam ayat ini Sayyid Qu!b berpendapat apabila mereka
ditimpa musibah mereka tabah clan sabar clan dalam kenikmatan mereka
bersukur clan berbuat baik. Iman yang baik yang ter cermin dalam amal
saleh itulah yang melindungi jiwa manusia dari keputus asaan clan
kekufuran dalam menghadapi kesulitan
2. Scdangkan di Dalam Tafsir al-Azhar Karya Hamka
"Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), clan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pal1ala yang besar". (Q.S. Hud: 11)
Hanya orang yang sabar clan beran1al, hanya orang yang semacam inilali
yang selamat dari ombang-ambing hidup itu. Dia sabar, tahan hati, jiwa besar,
tidak sombong ketika ada, tidak mengeluh ketika hilang, dia sabar clan terns
beramal, terns berke1ja yang baik. Bukan sabar tetapi berrnenung. Dan ini hanya
66
ada kepada orang yang memupuk iman dalam dadanya40• Orang inilah yang akan
tahan menderita dan bakal tahan ketika ditimpa kesulitan." Mereka itu, bagi
mereka adalah ampunan dan ganjaran yang besar. "
Mereka sabar, tetapi mereka tidak berhenti beramal shalih, artinya selalu
berusaha. Mungkin terdapat kealpaan dalam pekerjaan itu. Maka Tuhan bersedia
man1beri ampunan. Tetapi kalau menganggur, tak mau bekerja, Tuhan tidak akan
mengampuni. Dan pahala besar tersedia karena Tuhan arnat menghargai hamba-
Nya yang berjuang mengatasi segala rintangan.41
Cobaan merupalcan aturan Tuhan kepada orang yang mukmin di dalam
ayat ini. Hanika mengatakan apabi!a mendapat ujian hal yang harus dilakukan
Pertama, hendaklah sabar, tahan hati, teguh semangat dan tabah. Dia adalah
laksana benteng pe1iahanan. Kedua, disuruh beramal salih .. Amal salih ialah untuk
membelokkan perhatian dan pemikiran dari pada musibah yang menimpa tadi.
Pengalaman-pengalaman telah membuktikan bahwa kalau suatu musibah
direnungkan, dia akan meracun hati dan menambah Iuka. Untuk
meughilangkamiya, hendaklah dirintang dengan bekerja.42
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dieukupkan pahala mereka tanpa batas".(Qs Al-Zumar)
<JO Hl'lmka Tn(('ir nLA,,.hn1• h 0
67
"Katakanlah" Y aitu perintah dari Allah kepada Nabi Muhrunmad Saw.
supaya menyampaikan perintah Allah kepada hamba-hambaNya. "wahai hamba-
hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada tuhan kamu" di sini, jelas bahwa di
antara iman -dengan takwa adalah lengkap melengkapi.43 Beriman atau percaya
saja tidak cukup, sebelum dilengkapi dengan takwa. Amal yang shalih adalah
bukti dari iman dan bukti dari takwa. Orang yang bertakwa selalu berusaha
mengisi hidupnya dengan amal yang shalih. "bagi orang-orang yang berbuat
kebajikan didunia ini adalah kebajikan pula." Jadijika onmg suka berbuat baik di
dunia ini, maka dia mendapat ganjaran yang baik pula; di dunia dan di akhirat. Di
dunia ini ialah kesenangan hati, kelapangan dada, kesehatan badan. Al-Qurthubi
menambahkan bahwa penghargaan dan pujian yang baik dari masyarakat pun
suatu bebajikan pula." Dan bumi Allah adalah luas" maksudnya adalah
memperluas dan memperlapang hati orang yang beriman dan bertakwa . kalau
disuatu tempat tidak dapat mengembangkan sayap k<!bajikan boleh pindah
ketempat lain, di sanalah kembangkan sayap kebajikan itu. Banyak manusia tidak
dapat bertumbub bakatnya kalau dia hanya mengurung diri ditempat kelahirannya
semula. Maka ambillal1 kesempatan mengembangkan, jangan terikat dikampungb
• 44 semp1t. .
"Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang bersabar yang
akanmenerima pahala mere/ca tampa batas "
Di ujung ayat ini, sudah diisyaratkan pula bahwasaya beriman, mengisi
hidup dengan takwa dan berbuat kebajikan tidaklah semudah apa yang penulis
68
kirakan. Lantaran itulah maka Tuhan membayangkan bahwa bumi Allah iniluas.
Kalau perlu pindah dari satu negeri yang di sana beramal terlalu sempit ke tempat
lain yang mendapat lapang untuk beramal. Dan di dalam perjuangkan
menegakkan kebenaran itu banyaklah percobaan yang akan diderita, sebab iman
itu selalu diuji. Kalau kuat akan bertambah naik, kalau lemah akan jatuh. Maka
alat utama untuk menangkis percobaan adalah sabar, tahan hati, tabah. Hanya
orang-orang yang sabarlah yang akan sampai kepada apa yang dia tuju, yaitu
pahala yang berganda lipat di sisi AHah.45
Menurut tafsir dari al-Imam al-Auza'i, orang-orar1g yang sabar dan taban
menderita itu akhirnya kelak tidaklah ditirnbang berat atau ringan pahalanya
rnalainkan sudah disediakan saja buat rnereka bilik-bilik istirahat yang rnulia di
surga. Menurut sebuah hadis yang didengar oleh Anas bin Malik dari Rasulu1lah
Saw. bahwa semua amal akan ditirnbang dengan teliti namun ahlul balii' yang
tahan menderita tidak ditirnbang-tirnbang lagi.46
Dari keterangan di atas, dapat dipahami bahwa:
1. Hamka mengatakan sabar dalam rnenahan diri dari tidak rnelakukan rnaksiat
itu, orang yang tidak sornbong ketika ada, tidak rnenge:luh ketika hilang, sabar
dan terns beramal yang selanlat dari ombang ambing hidup.
2. Amal salih ialah tabah hati dalam rnenghadapi musibah dan cobaan.
3. Menurut Hamka, irnan itu selalu diuji kalau kuat akan bertambah naik, kalau
lemah akan jatuh dan alat untuk rnengukur itu adalah sabar.
69
D. Analisis Perbandingan Penafsiran Sayid Quthb dan Hamka Tentang
Sa bar
Setelah memaparkan penafsiran Sayyid Qu!b dan Hamka tentang sabar
dalam menghadapi musibah dan cobaan pada surat. al-Baqarah:l55 dan suratA/
Nah/:126, sabar dalam melakukan ibadah pada surat al- Baqarah:l53 dan surat
Ali-lmran 142, sabar dari menahan diri dari tidak melakukan maksiat pada surat
Hud: 11 dan surat Az. Zumar 10, dalam Fi Zhilal al-Qurdn dan Al- Azhar, maka
penulis mengemukakan persamaan dan perbedaannya dalam berikut ini:
1. Persamaannya:
Dalan1 menafsirkan ayat-ayat di atas Sayyid Qu~b dan Hamka memiliki
kesamaan-kesamaan tantang metode penafsiran dan pengertian sabar yang
terangkum dalam ha! berikut ini:
a. Sabar dalam Menghadapi Musibah dan Cobaan
Dalam pengertian sabar ketika menghadapi musibah dan cobaan Sayyid Qu!b
dan Hamka bersepakat bahwa sabar itu ialah kembalinya kita mengingat
kepada Allah ketika manusia menghadapi musibah dan cobaan. Serta berusaha
tetap tabah ketika pertolongan belum datang menghampiri kita. Sayyid Qu!b
dan Hanlka juga berpendapat bahwa ayat diatas merupakan anjuran -kepada ·
kaum muslimin agar selalu bersikap sabar dalam menghaapi ujian dan cobaan
sebab Allahlah yang akan menolong jiwa orang yang tenang dan sabar.
b. Sabar Dalam Melakukan Ibadah
Dalam menafsirkan sabar dalam melakukan ibadah, Sayyid Qu!b dan Hamka
70
harus dilakukan secara istiqomah dan memerlukan usaha yang sangat besar.
Hal ini pun masih sesalu membuat sebagian orang lalai dalam melakukannya.
Sayyid Qu!b dan Hamka juga meugatakan sabar dan shalat harus berjalan
secara beriringan, sebab dengan shalat kesabaran alcan tetap ada dan tidalc
akan terputus justru shalat akan mempertebal kesabaran.
c. Sabar dalam menahan diri dari tidak melakukan maksiat
Sabar dalam menahan diri dari tidak melakukan maksiat, Sayyid Qu!b
berpendapat yaitu sabar terhadap kenikamatan sebagaimana mereka bersifat
sabar terhadap penderitaan. Begitu juga dengan Hamka dalam ha! ini, ia
berpendapat mengisi hidup denga takwa dan berbuat kebajikan itu tidak
semudah apa yang seseorang kira sebab iman itu selalu diuji, kalau kuat akan
bertambah baik dan kalau lemah akan jatuh dan hanya orang-orang yang
sabarlah yang akan sampai kepada apa yang dituju, yaitu pahala yang berlipat
ganda di sisi Allah.
d. Dari segi penafsiran
Dalam menafsirkan Sabar Sayyid Qu!b dan Hamka itidak mengartikan kata
sabar secara etimologi bahkan terminologi, tetapi Sa.yyid Qu!b dan Hamka
menafsirkam1ya secara keseluruhan dan apa adanya, di dalam penafsiramiya
juga tidak mencantumkan Asbiib al-Nuzill.
Itulah beberapa kesamaan yang terdapat pada peniafsiran ayat-ayat yang
berbicara tetang sabar menurut pandangan Sayyid Qu!b dm1 Hamka. dari ayat di
atas, dapat disimpulkan bahwa sabar adalah kembalinya kita mengingat Allah
- 1 1 ,
71
Allah harus dilakukan secara istiqomah dan memerlukan usaha yang sangat besar
dalam menahan diri dari tidak melakukan maksiat dfill Allahlah yang akan
menolong orang-orang yang sabar dan memberinya pahala tanpa batas.
2. Perbedaan.
Perbedaan yang menonjol dari penafsiran ayat-ayat di atas menurut
Sayyid Quthb dan Hamka adalah dalam beberapa ha!.
a. Dalam ayat sabar dalam menghadapi mushibah dan cobaan, Sayyid Qu!b
berpendapat bahwa sabu.r dalam menghadapi bencana Allah dan ujian itu
diumpamakan seperti kelaparan, ketalrntan serta kemusnahan harta, nyawa dan
makanan. Dalam ayat tersebut, Sayyid Qu!b mengaiitkannya dengan akidah
dan makna sabar menurut Sayyid Qu!b adalah orang yang diberi kabar
gembira oleh Rasul. Berbeda dengan Hamka yang memalmmi sabar dengan
tidak gelisah dan harus menerimanya dengan tabah hati. Ketika menafsirkan
ayat ini, Hamka mengaitkannya dengan kata ancaman musuh-musuh dan
bahaya penyakit yang menimbulkan rasa cemas, kemiskinan yang
menyebabkan persediyaan makanan berkurang. Semuah ujian itu diberikan
Allah untuk mengukuhkan keyakinaan orang yang beriman. lebih jauh dalam
memahami ayat ini Hamka mengaitkannya dengan kisah. Ancaman orang
Y ahudi pada masa Nabi yang tujurumya dalam kisah ini adalah agar manusia
tabal1 hati dalrun menghadapinya dan Hamka juga mengatakan orang yang
sabar akhirnya akfill mendapat pahala tampa batas.
Sedangkfill dalam penafsiran ayat-ayat sabar dalam melakukan ibadah
. .. . .
72
secara bernlang-ulang, ha! ini karena Allah mengetahui bahwa dalam
melakukan aktivitas ibadah hams memerlukan usaha yang sangat besar dan
melakukan ibadah seharusnya dilakukan secara istiqomah. Sayyid Qu!b juga
mengaitkan dengan ayat-ayat al-Quran yang lain untuk mendukung makna
sabar dalam melakukan ibadah yaitu surat Al-Muzammil ayat 1-5 yang
tujuannya selain bersabar kita juga harus qiytimul.lail dan tartil al-Quran
Sayyid Qu!b mengatakan iaman itu bukan hanya mengucapkan dengan Iisan
saja tetapi memerlukan ujian dan cobaan yang nyata, misalnya dia harus
berjihad dan bersabar menanggung beban jihad dan cobaan dalam melakukan
ibadah. Sedangkan Harnka penafsirannya lebih mengutamakan kisah-kisah
dalam al-Quran sebagai pendukung makna sabar dlalam beribadah dan ia
berpendapat bahwa salat adalah pendukung sabar dan keduanya harus berjalan
secara bersamaan dalam menjalankannya.
4. Sedangkan dalam menafsirkan ayat-ayat tentang sabar dalam menahan diri
dari tidak melakukan maksiat Sayyid Qu!b dalam penafsiranya memberikan
gambaran tentang ciri-ciri orang-orang yang selalu berbuat maksiat seperti
kufur, takabur, riya, dan sebagainya. Sayyid Qu!b mendefinisikan sabar dalam
menahan diri dari tidak melakukan maksiat. dengan makna menahan diri
dengan tidak melakukan maksiat, atau bersukur dan berbuat baik dalam
kenikmatan. Amal soleh menurnt Sayyid Qu!bialah apabila ditimpa musibah
mereka bersabar dan dalam kenikmatan mereka bersukur dan berbuat baik.
Sedangkan Harnka berpendapat, sifat-sifat orang yang tidak menahan diri dari
73
lupa kepada Allah dan diberi ancaman tetapi mereka menentangnya. Mereka
ialah orang-orang yang merugi menurut Hamka, sedangkan orang yang sabar
dalam menahan diri dari tidak melakukan maksiat itu, orang yang tidak
sombong ketika ada, tidak mengelnh ketika hilang, dan berusaha mengisi
kekosongan dengan hal-hal yang positif dan hanya orang yang sabar dan
beramal soleh yang selamat dari ombang ambing kehidupan dunia. Dalam
menafsirkan Kufur ia artikan tidak berterima kasih.
b. Dalam menafsirkan al-Quran, sumber penafsiran Sayyid Qutb dalam tafsir Fi
Z.iliil al-Quriin ini, dapat dinyatakan bahwa tafsir ini dapat dikelompokkan
pada al-Taftir bi a/-Ma'tsur. Sedangkan metode yang digunakan adalah
metode Tahlili. Kesimpulan demikian dapat dengan mudah kita lihat dari
penafsiran yang terdapat dalam karya ini, yaitu dengan menggunakan ayat
demi ayat, surat demi surat, sesuai dengan susunan nya yang terdapat dalam
mushaf Namun setelah diteliti lebih lanjut, dalam rangkaian yang berurutan
beliau mengklasifikasikan ayat-ayat tersebut dalam beberapa kelompok
dengan mengambil sebuah tema sentral darinya. Ini menandakan bahwa beliau
menggunakan metode Maurffi'i atau Tematis dalam penafsirannya. Sedangkan
corak penafsirannya adalah seni dan sastera.
Sedangkan I-Ianlka dalam kitab tafsir al-Azhar ini, dapat diyatakan bahwa
tafsir ini dapat dikelompokan pada al-taftir bi al-ra 'yi Sedangkan metode
yang digunakan tafsir al-Azhar yaitu tafsir ijmali, yaitu dengan menjelaskan
makna ayat secara global. Bahkan dalam banyak hal peajelasan itu hanya
74
inilah yang dipilih oleh Hamka dalam penafsirannya. Setelah diteliti lebih
Ianjut dalam penafsirannya, penulis berpendapat cara seperti ini, justru
menguraikan makna ayat secara global, sesuai dengan namanya, sehingga
dikhawatirkan petunjuk-petunjuk yang tercakup di dalam ayat-ayat al-Quran
itu tidak dapat diungkapkan secara tuntas. Menyadari kelemahan-kelemahan
yang terdapat dalam metode ijmali. Hamka memberikan tambahan lain dalam
karyanya. Ia menilai bahwa cara yang lebih tepat untuk menghidup kan al
Quran dengan menggunakan metode maudhu 'i yaitu dengan mengungkap
pesan al-Quran sesuai dengan tema yang diingiukan.sedangkan corak
penafsirannya adalah budaya kemasyarakatan atau biasa dikenal Adaby
ijtima 'i. Carak tafsir yang berorientasi pada kemasyarakatan akan cenderung
mengarah pada masalah-masalah yang ber!aku atau terjadi di masyarakat.
Penjelasan-penjelasan yang diberikan dalam banyak hal selalu dikaitkan
dengan persoalan yang sedang dialami umat, dan uraiannya di upayakan untuk
memberikan solusi atau jalan keluar dari masalah-masalah tersebut. Dengan
demikian, diharapkan bahwa tafsir yang telah ditulisnya mampu memberikan
jawaban terhadap segala sesuatu yang menjadi persoalan umat.
c. Adapun perbedaan yang lain antara Sayyid Qu!b dan Hamka terutama dalam
memahami sabar terletak kepada latar belakang sosial budaya, politik dan
kondisi dalam penyusunan karya tafsir keduanya.
Demikian, analisa penulis tentang sabar dalam menghadapi musibah dan
cobaan, sabar dalan1 melakukan ibadah, sabar dari menahan diri dari tidak
meJakuk::in mnk_o;,;:.int fl~f~m Ti'J 7i/JJI nl IJ~,'"'~I'O ,.:r,..,... Al A-1·--· ~-1-- 1 1
75
keduanya terdapat persamaan clan perbedaan. Dalam konteks ketiga dalam tema di
atas, penulis melihat bahwa perbedaannya lebih banyak ditemukan daripada
persamaannya.
BABV
PE NUT UP
A. Kesimpulau
Setelah membahas tentang penafsiran tentang sabar dalam menghadapi
musibah dan cobaan Qs. al-Baqarah:l55 dan Qs. al-Nahl:l26, sabar dalam
melakukan ibadah Qs. al-Baqarah:l53 dan Qs. Ali Imran 142, sabar dari menahan
diri dari tidak melakukan maksiat Qs. Hud: 11 dan Qs. A!-Zumar 10, dalam tafsir
Ff l_ilal al-Quran dan Al-Azhar dari uraian-ura:an tersebut, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
I. Sayyid Qutb dalam menafsirkan ayat-ayat di atas mengatakan bahwa sabar
merupakan suatu sikap yang melindungi jiwa manusia dari keputus asaan
dan kekufuran dalam menghadapi kesulitan, sebagaimana melindunginya
dari kesombongan dan kedurhakaan ketika menghadapi kelapangan hidup.
Sifat sabar ini pula yang mengangkat hati manusia pada sikap yang sama
dengan menghadapi kesulitan dan kesenangan, serta mengikatnya dengan
Allah dalan1 kedua kondisi itu. Oleh karena itu, dia tidak jatui1 tersungkur di
bawah pukulan penderitaan dan tldak sombong serta tinggi hati ketika
dipenuhi dengan kenikmatan. Kedua kondisi orang rnukmin yang demikian
itu adalah baik (membawa kebaikan baginya) dan ha! yang demikian hanya
diperoleh orang mukmin yang sabar saja.
2. Titik fokus ayat di atas menjelaskan bahwa sifat sabar harus dimiliki oleh
setiap manusia dalam menghadapi ujian dan bencana, juga menerangkan
77
antara sesuatu yang lemah dengan sesuatu yang besar dan abadi Shalat
adalah titik tolak dari dunia yang kecil dan terbatas ke dunia yang besar. Ia
adalah ruh ketika jiwa ditimpa bencana.
3. Sedangkan menurut Ha!Ilka, sabar dalam arti tidak gelisah tetapi hendaklah
menerimanya dengan tabah hati. Y aitu apabila datang suatu marabahaya
atau suatu musibah dengan tiba-tiba, dengan tidak disangka-sangka,
hendaklah kita jangan gelisah menghadapinya, tetapi haruslah tabah hati
dalam mengadapinya dan orang yang sabar akhirnya mendapat pahala tampa
batas.
4. Persamaan penafsiran Sayyid Qutb dan Hamka adalah bahwa sabar adalah
kembalinya kita mengingat kepada Allah ketika menghadapi segala
musibah. melakukan ibadah atau berdakwah di jalan Allah harus dilakukan
secara istiqomah dan harus memerlukan usaha yang sangat besar dalam
menahan diri dari tidak melakukan maksiat. Allahlah yang akan menolong
orang-orang yang sabar dan memberinya pahala tanpa batas.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, malrn penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut ini:
I. Umat Islam diharapkan untuk terus menggali pemikiran para mufasir,
khususnya ayat-ayat yang berkenaan dengan sosial kemasyarakatan, sehingga
dapat menambah wawasan keislaman yang tidak persial dan diaplikasikan ke
78
2. Penulis berharap kepada para pembaca dan khususnya bagi penulis. Sebagai
bahan peringatan bahwa kajian sabar ini sangat luas. Untuk itu perlu pengkaji
ulang dan terns menerns dilakukan evaluasi agar kajian tentang sabar ini
menjadi lebih baik.
3. Sebagai manusia biasa, penulis sadar akan keterbatasan ilmu sehingga banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca dan mudah-mudahan skripsi
ini menjadi inspirasi bagi para penulis selanjutnya dengan pembahasan yang
lebih terperinci, kritis dan aktual.
4. Pemahaman yang integral terhadap Islam diharapkart dapat menular kepada
perilaku kehidupan, sehingga terbentuklah masyarakat Qurdnf yang sejalan
dengan jalan Yang Maha Kuasa
Demikian pembahasan skripsi ini, penulis menyadari pembahasan ini jauh
dari sempurna, baik dari penguasaan materi, gaya bahasa dan lain sebagainya.
Semoga skripsi ini dapat memperkaya khazanah dunia Islam. Kritik dan saran
sangat diharapkan.
DAFTARPUSTAKA
Ali, Yumuis. Pelita Hidup Menuju Ridha llahi, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991). h30
Baqi al-, Muhammad Fuad Abd. Al-Mujam Al-Mufahras Li al-Fazh Al-Quriin al-
Karfm, (Beirut: Darul Fikr, 1981), cet ke-2
Fadli Le, Sabar Perisai Seorang Muslim,( Jakarta, Pustaka Azzam, 1997)
Faris, Abinad Ibn. Mu 'jam al-Maqayis Ji al-Lughah (Beirut: Dar al-Fikr, 1994)
Farmawy Al-, Abdul Hay. Al-Bidayah Fi al-Tajir al-Maudlu 'iy, (al-Hadlarah al-
Arobiya11, Kairo, 1997), Cet-1
Ghazali al-,Mu11amad. Akhlak seorang Muslim, terj. Moh. Rifai. (Semarang:
Wicaksana. 1993). Cet. IV
Hamka, Rusdi. Kenang kenangan 70 Tahun Buya Hamka, cet ke-2 (Jakarta:
Y ayasan Nurul Islan1, 1997)
Hanika, Tqftir Al Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982) juzl
Hanafi, Hasan. Apa Arti Kiri Islam, Dalam kiri islam Antara modernisme dan Pos
modernisme; telaan keiitik Hasan Hanafi (Y okyakarta : Lkis)
Jauziah Al-, Ibnu al-Qayyim. Indahnya Sabar; Bekal Sabar Agar Tidak Pernah
Habis: Prnerjemah A.M: Penyunting, Lindah Andriani,( Jakarta, Maghfirah
Pustaka, 2006)
Jhon Esposito ( ed), Ensiklopedi Oxpord; Dunia Islam lvfodern, (Bandung: Mizan,
2001 ), cet ke-1, jilid IV
Khalidi al-, Salali Abdul Fatah, Sayyid Quthb Min al-.Milad Ila al-Istishad,
(Damsiq: Dar al-Qolam,1944), h. 40-241, sebagaimana dikutip pada
80
Khalidi al-, Shalah al-fath. Pengantar Memahami Tafti.r Ff Z.iliil al-Quriin, terj.
Salafudin Adi Sayid, (Solo: Intermedia,2001 M)
Ma'luf, Luwis. Al-Munjidfi al-lughat wa al-A 'lam(Bairut: Dar al-Masyriq, t.th.)
Manzhur, Ibn. Lisan al- 'Arab jil. IV (Bairut: Dar al-Shadir, t.th.)
Muuawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap
(Surabaya: Terbit Pustaka Progressif, 1997)
Musawi Al-, Khail. Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana,(Jakarta: Lentera hati,
1998)
Qardhawi al-, Yusuf. Sabar Satu Prinsip Gerakan Islam Taftir Tematik Al- Quran
(Jakarta: Robbani Press, 1999)
Qu!b, Sayyid. Ff Ziliil al-Quriin, (Jakarta, Gema Insani Press, 2000), Jilid I. Terj. As' ad Yasin dkk
-~ Fiqih Da 'wah, (Jakarta: Pustaka Amal, 1995) pengantar terjemah, Ahmad Hasan Al-Khalidih
Sayyid Quthb, Hari Akhir Menurut al-Quran, (Jakarta: Pustaka Firdaus,1994)
Shi.bah, M. Quraish, Membumikan Al-Qur'an, (Bandung: Mizan, 1996), cet keXII
__ , M. Quraish, Wawasan Al-Qur 'an, ( Banduug:Mizan,2000), cet ke-XI
Tamara, Natsir. Hamka di Mata Hati Umat, (Jakarta, Pustaka Sinar Harapan,
1996).
Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta:
Penerbit Djambatan, 1992)
Umar, Hasan. Mengungkap Makna dan Hikmah Sabar, ( Jakarta, PT Lentera
Basritania, 2000)