Kajian Ellipsometri pada Lapisan Tipis Perak dan ... · PDF fileHal ini dikarenakan pada sudut...
Click here to load reader
Transcript of Kajian Ellipsometri pada Lapisan Tipis Perak dan ... · PDF fileHal ini dikarenakan pada sudut...
8 Muhammad Arifin / Kajian Ellipsometri pada Lapisan Tipis Perak dan Nanopartikel Magnetit
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
Kajian Ellipsometri pada Lapisan Tipis Perak dan Nanopartikel
Magnetit
Muhammad Arifin*, Kiki Megasari, Fatimah Nopriardy, Iman Santoso Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada
Sekip Utara, BLS 21, Yogyakarta 55281 Indonesia
*email : [email protected]
Abstrak – Telah dibangun sistem pengamatan optik berbasis ellipsometri dengan panjang gelombang tunggal (laser
HeNe, λ = 543 nm). Teknik ellipsometri berdasarkan pada pengukuran perubahan amplitudo (ψ) dan perubahan fase (Δ)
dari polarisasi cahaya yang dipantulkan. Indek bias (N) material dapat diekstrak dari ψ dan Δ. Pada lapisan perak,
kurva intensitas mengalami perubahan fase gelombang pada variasi sudut datang. Hasil penelitian menunjukkan nilai ψ
sekitar 45° dan tidak tergantung perubahan sudut datang sedangkan nilai Δ pada logam berubah drastis pada kenaikan
sudut datang. Indeks bias yang diperoleh pada lapisan perak adalah = 0,1039 + 2,6743i pada sudut datang 75°. Pada
lapisan Fe3O4, indeks bias bagian real dan imajiner sebagai fungsi dari ketebalan lapisan dan sudut datang pada
sampel. Pada sudut datang 75° dan ketebalan 50 nm diperoleh nilai indeks bias kompleks N = 1,662 + 4,4611i. Sistem
ellipsometri dapat memperlihatkan perubahan indeks bias yang sangat kecil pada lapisan tipis Fe3O4.
Kata kunci: ellipsometri, polarisasi, indeks bias
I. PENDAHULUAN
Ellipsometri adalah teknik pengukuran optik yang
mengkarakterisasikan refleksi (atau juga transmisi) dari
cahaya yang mengenai suatu sampel/material tertentu.
Prinsip utama dari teknik ini adalah pengukuran
perubahan polarisasi cahaya yang terpantul (atau yang
diteruskan) dari sampel/material tertentu [1]. Aplikasi
ellipsometri diantaranya dapat dijumpai pada pengamatan
interaksi biomolekul dan untuk meningkatkan
performance surface plasmon resonance (SPR) [2,3].
Penggunaan ellipsometri sebagai salah satu teknik
karakterisasi material dikarenakan memiliki sensitivitas
yang tinggi, pengukuran tanpa merusak, dapat dimonitor
secara real-time dan cepat serta bekerja pada daerah
cahaya tampak sehingga memiliki aplikasi yang luas [1].
Rancang bangun sistem pengamatan optik berbasis
ellipsometri dalam konfigurasi rotating-analyzer
ellipsometer (RAE) di Laboratorium Fismatel FMIPA
UGM telah dilakukan oleh Arifin pada tahun 2015 [4].
Pada tahun yang sama, Megasari juga mengukur
konstanta dielektrik dan ketebalan lapisan graphene/SiO2
berbasis ellipsometri dengan menggunakan metode
inversi Newton Raphson untuk mengekstraksi parameter
ellipsometri [5].
Kajian yang dilakukan penulis adalah mengkaji
parameter ellipsometri pada nanopartikel magnetit
(Fe3O4) di atas lapisan perak. Nanopartikel ini memiliki
sifat mudah berinteraksi dengan molekul, memiliki sifat
paramagnetik yang mudah dikontrol, tidak mengandung
bahan kimia yang bebahaya dan terdispersi secara merata
di atas permukaan [6]. Nanopartikel magnetit ini telah
digunakan secara luas dalam berbagai bidang. Adanya
informasi berupa nilai indeks bias lapisan tipis Fe3O4
dapat mendukung penelitian tentang biomolekul.
II. LANDASAN TEORI
Parameter ellipsometri berupa perubahan fase (Δ) dan
perubahan amplitudo (ψ) cahaya terpantul dari sampel
dapat dinyatakan dalam bentuk : [1]
Besaran rp dan rs masing-masing mewakili nilai
reflektivitas (pantulan cahaya) pada polarisasi p dan s
yang diberikan oleh :
dengan |rp| dan |rs| merupakan amplitude dari cahaya
terpantul untuk polarisasi p dan s sedangkan δp dan δs
adalah fase dari cahaya terpantul untuk polarisasi p dan s.
Nilai ψ dan Δ dapat dituliskan kembali menjadi:
III. METODE EKSPERIMEN
Set-up penelitian menggunakan sistem ellipsometri
dalam konfigurasi RAE dengan sumber laser HeNe
(panjang gelombang 543 nm) seperti ditunjukkan pada
Gambar 1. Deposisi lapisan perak menggunakan coating
system E610 di Pusat Sains dan Teknologi Akselator
(PSTA) – BATAN Yogyakarta dengan massa 60 mg dan
tekanan mbar. Nanopartikel Fe3O4 disintesis
menggunakan metode kopresipitasi dengan bahan dasar
FeSO4.7H2O 0,005 ml, FeCl3.6H2O 0,001 ml dan NH4OH
10%. Nanopartikel Fe3O4 dideposisi di atas lapisan perak
dengan teknik spray.
Langkah analisa data penelitian dapat dilihat pada
Gambar 2. Intensitas cahaya terpantul yang direkam oleh
laser power meter berdasarkan perubahan sudut analisator
(ωt) diberikan oleh kaitan : [1]
Muhammad Arifin / Kajian Ellipsometri pada Lapisan Tipis Perak dan Nanopartikel Magnetit 9
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
Gambar 1. Skema sistem ellipsometri
Gambar 2. Langkah analisa data penelitian
Nilai indeks bias kompleks, N, terkait dengan nilai
koefisien refleksi dapat dicari dan dihitung dengan
menggunakan persamaan Fresnel. Untuk sistem bulk
diberikan oleh persamaan berikut [1]
dengan N0, N1, θ0 dan θ1 masing-masing menyatakan
indek bias komplek medium ke-0 (udara), indek bias
komplek medium ke-1 (substrat), sudut datang cahaya
terpolarisasi, serta sudut pantulan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mendukung hasil penelitian, telah dilakukan
simulasi kurva ellipsometri antara intensitas dengan
variasi sudut analizer. Pada sistem lapisan perak (Ag),
ditunjukkan Gambar 3. Pertambahan sudut datang pada
sampel akan mengakibatkan kurva ellipsometri berubah
fasenya. Hal ini dikarenakan pada sudut datang lebih
besar sudut Brewster terjadi perubahan nilai rp menjadi
negatif. Untuk lapisan perak, sudut Brewster terjadi pada
sudut datang 72,33º.
Hasil penelitian untuk lapisan perak ditunjukkan pada
Gambar 4. Pertambahan sudut datang pada sampel
memberikan pengaruh yang signifikan pada kurva
intensitas. Kurva intensitas mengalami pembalikan fase
pada sudut datang lebih dari 70º. Amplitudo pantulan
akan semakin membesar jika sudutnya semakin besar dari
70º atau semakin kecil menjauhi sudut datang 70º.
Untuk mendapatkan kontanta α dan β dilakukan kurva
fitting. Perubahan amplitudo (ψ) cahaya terpolarisasi
berubah sebanding dengan bertambahnya sudut datang
sedangkan perubahan fase (Δ) berbanding terbalik
dengan bertambahnya sudut datang seperti ditunjukkan
pada Tabel 1.
Hampir semua logam, termasuk perak, memiliki nilai
indeks bias real (n) yang kecil dan indeks bias imajiner
(k) bernilai besar sehingga logam bersifat sangat
reflektansi. Secara umum, perubahan amplitudo ψ untuk
logam sekitar 45° dan tidak tergantung perubahan sudut
datang. Untuk nilai Δ pada logam berubah drastis pada
kenaikan sudut datang [1].
Gambar 3. Kurva ellipsometri simulasi untuk model bulk
perak
Gambar 4. Kurva intensitas pada lapisan Ag dengan variasi
sudut datang 60°, 65°, 70°, 75° dan 80°.
Gambar 5 menunjukkan simulasi untuk sistem Ag/
Fe3O4. Adanya ketebalan lapisan tipis Fe3O4 memberikan
pengaruh pada fase reflektansi totalnya. Variasi sudut
datang pada sampel berdampak pada nilai β sehingga
akan menggeser fase kurva intensitas reflektansinya.
Tabel 1. Parameter ellipsometri dan indeks bias lapisa Ag
Sudut Ψ Δ n k
60o 41,03o 121,18o 0,4911 3,0123
65o 41,68o 106,37o 0,3442 2,8382
70o 42,40o 92,13o 0,2583 2,8392
75o 43,95o 71,28o 0,1039 2,6743
80o 45,24o 48,24o 2,2679 2,1144
Hasil pengukuran intensitas sebagai variasi sudut
datang pada lapisan Ag/Fe3O4 ditunjukkan pada Gambar
6. Pertambahan sudut datang pada sampel menggeser
kurva ke kiri. Pada Fe3O4 perubahan amplitudo
reflektansi berbanding terbalik dengan bertambahnya
10 Muhammad Arifin / Kajian Ellipsometri pada Lapisan Tipis Perak dan Nanopartikel Magnetit
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
sudut datang. Hal ini berarti nilai tan ψ semakin kecil
dengan bertambahnya sudut datang seperti ditunjukkan
pada Tabel 2. Perubahan fase (Δ) untuk Fe3O4 bertambah
besar sebanding dengan sudut datang. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar sudut datang
perbedaan fase cahaya terpantul terpolariasi-p dan
fase cahaya terpantul terpolariasi-s semakin besar.
Gambar 5. Simulasi kurva ellipsometri pada lapisan
Ag/Fe3O4
Gambar 6. Kurva intensitas pada lapisan Ag/Fe3O4 dengan
variasi sudut datang 60o, 65o, 70o dan 75o
Hasil ekstraksi indek bias untuk variasi ketebalan
lapisan tipis ditunjukkan pada Gambar 7. Indek bias real
(n) akan menurun untuk meningkatnya ketebalan lapisan
tipis. Pada sudut datang 75o, nilai n cenderung konstan
sehingga sebagian besar eksperimen ellipsometri
dilakukan pada sudut datang sekitar 75o.
Tabel 2. Parameter ellipsometri pada lapisan Ag/Fe3O4
Sudut α β ψ Δ
60o 0,4950 0,3833 59,83o 63,82o
65o 0,4498 0,1602 58,37o 79,67o
70o 0,3885 -0,0498 56,43o 93,10o
75o 0,3265 -0,2847 54,53o 107,53o
Gambar 8 menunjukkan bagian imajiner dari indek
bias atau koefisien absorpsi (k) sebagai fungsi ketebalan
lapisan Fe3O4. Koefisien absorpsi (k) menyatakan jumlah
energi gelombang elektromagnetik yang hilang selama
melewati material. Pada variasi ketebalan, nilai k
cenderung konstan untuk masing-masing sudut datang.
Semakin besar sudut datang semakin besar pula nilai k,
yang berarti semakin banyak pula energi yang hilang jika
sudut datang semakin besar.
Gambar 7. Bagian real dari indeks bias (n) sebagai fungsi
ketebalan lapisan tipis Fe3O4.
Gambar 8. Bagian imajiner dari indeks bias (k) sebagai fungsi
ketebalan lapisan tipis Fe3O4.
V. KESIMPULAN Telah dibangun sistem pengamatan optik berbasis
ellipsometri dengan panjang gelombang tunggal. Pada
lapisan perak, nilai ψ cenderung tetap tetapi nilai Δ
menurun seiring bertambahnya sudut datang. Pada
lapisan Fe3O4, nilai ψ reflektansi berbanding terbalik
dengan bertambahnya sudut datang, sedangkan nilai Δ
bertambah besar sebanding dengan sudut datang. Sistem
ellipsometri dapat memperlihatkan perubahan indeks bias
yang sangat kecil pada lapisan tipis Fe3O4.
Muhammad Arifin / Kajian Ellipsometri pada Lapisan Tipis Perak dan Nanopartikel Magnetit 11
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Gadjah Mada (LPPM UGM) yang telah
memberikan dana penelitian melalui Hibah Penelitian
Peningkatan Kapasitas Peneliti Dosen Muda dengan
nomor kontrak 255/DIT.LIT/2015. Terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Dr. Rinto Anugraha NQZ
selaku Kepala Laboratorium Fisika Material dan
Instrumentasi Departemen Fisika FMIPA UGM serta Ir.
Slamet Santosa, M.Sc. selaku Kabid Fisika Partikel,
PSTA-BATAN Yogyakarta.
PUSTAKA
[1] H. Fujiwara, Spectroscopic ellipsometry principles and
applications, John Wiley & Sons, West Sussex, 2007.
[2] Y. W. Jung, J. J. Yoon and Y. D. Kim, Study of the
interaction between biomolecule monolayers using total
internal reflection ellipsometry, Journal of the Korean
Physical Society, vol. 58, no. 4, 2011, pp. 1031-1034.
[3] W. Yuan, H.P. Ho , S.Y.Wu, Y.K. Suen and S.K. Kong,
Polarization-sensitive surface plasmon enhanced
ellipsometry biosensor using the photoelastic modulation
technique, Sensors and Actuators A, vol. 151, 2009, pp.
23–28.
[4] M. Arifin, K. Megasari, F. Nopriardy dan I. Santosa,
Rancang bangun sistem pengamatan optik berbasis
ellipsometri, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan
Pembelajarannya 2015, Malang, Agustus 2015, pp. F-O-1
– F-O-4.
[5] K. Megasari, Rancang bangun spectroscopic ellipsometry
untuk mengukur konstanta dielektrik dan ketebalan
lapisan tipis Graphene/SiO2 menggunakan sumber cahaya
panjang gelombang tunggal (632,8 nm), Tesis S2,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2015.
[6] A.K. Gupta and M. Gupta, Synthesis and surface
engineering of iron oxide nanoparticles for biomedical
applications, Journal Biomaterials, vol. 26, 2005, pp.
3995-4021.
TANYA JAWAB
Ferdy, UKSW
? 1. Apa yang menjadi Bahan analyzer?
2. Apakah analyzer memiliki ersibel?
Muhammad Arifin, UGM
√ 1. bahan analyzer yang digunakan merk Silikon, 600-
1632
2. Ersibel yang dimiliki sekitar 632