Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

14
Perjanjian Hudaibiyah Perjanjian Hudaibiyah dan Relevansinya dan Relevansinya dalam Konteks dalam Konteks Kekinian dan Kekinian dan Kedisinian Kedisinian

Transcript of Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

Page 1: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

Perjanjian Hudaibiyah dan Perjanjian Hudaibiyah dan Relevansinya dalam Relevansinya dalam

Konteks Kekinian dan Konteks Kekinian dan KedisinianKedisinian

Page 2: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

Pengukuhan Perjanjian dan Klausul-klausul Hudaybiyah

1. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam harus pulang pada tahun ini, dan tidak boleh memasuki Makkah kecuali tahun depan bersama orang-orang Muslim. Mereka diberi jangka waktu selain tiga hari berada di Makkah dan hanya boleh membawa senjata yang biasa dibawa musafir, yaitu pedang yang disarungkan. Sementara pihak Quraisy tidak boleh menghalangi dengan cara apa pun.

2. Gencatan senjata di antara kedua belah pihak selama sepuluh tahun, sehingga semua orang merasa aman dan sebagian tidak boleh memerangi sebagian yang lain.

3. Barangsiapa yang ingin bergabung dengan pihak Muhammad dan perjanjiannya, maka dia boleh melakukannya, dan siapa yang ingin bergabung dengan pihak Quraisy dan perjanjiannya, maka dia boleh melakukannya. Kabilah mana pun yang bergabung dengan salah satu pihak, maka kabilah itu menjadi bagian dari pihak tersebut. Sehingga penyerangan yang ditujukan kepada kabilah tertentu, dianggap sebagai penyerangan terhadap pihak yang bersangkutan dengannya.

4. Siapa pun orang Quraisy yang mendatangi Muhammad tanpa izin walinya (melarikan diri), maka dia harus dikembalikan kepada pihak Quraisy, dan siapa pun dari pihak Muhanunad yang mendatangi Quraisy (melarikan diri darinya), maka dia tidak boleh dikembalikan kepadanya.

Page 3: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

• Kemudian beliau memanggil Ali bin Abu Thalib untuk menulis isi perjanjian ini. Beliau mendiktekan kepada Ali: Bismillahir-rahnianir-rahim.

• Suhail menyela, 'Tentang Ar-Rahman, demi Allah aku tidak tahu siapa dia? Tetapi tulislah: Bismika Allahumma. "

• Maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan Ali bin Abu Thalib untuk menulis seperti itu. Kemudian beliau mendiktekan lagi, "Ini adalah perjanjian yang ditetapkan Muhammad, Rasul Allah."

• Suhail menyela, "Andaikan saja kami tahu bahwa engkau adalah Rasul Allah, tentunya kami tidak akan menghalangimu untuk memasuki Masjidil Haram, tidak pula memerangimu. Tetapi tulislah: Muhammad bin Abdullah. "

• Beliau bersabda, "Bagaimanapun juga aku adalah Rasul Allah sekalipun kalian mendustakan aku. " Lalu beliau memerintahkan Ali bin Abu Thalib untuk menulis seperti usulan Suhail dan menghapus kata-kata Rasul Allah yang terlanjur ditulis. Namun Ali menolak untuk menghapusnya.

• Akhirnya beliau yang menghapus tulisan itu dengan tangan beliau sendiri.

Page 4: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

Kerugian yang Dialami Kaum Muslimin dalam Perjanjian Hudaybiyah

1. Penghapusan Kalimat bismillahirrahmaanirrahim dan diganti menjadi bismika Allahumma.

2. Kalimat Muhammad Rasulullah dihapus dan diganti menjadi Muhammad Bin Abdullah.

3. Adanya ketimpangan dalam hal ekstradisi, sebagaimana diatur dalam klausul ke empat perjanjian Hudaibiyah. Hal ini menyebabkan tertolaknya beberapa sahabat yang menyusul dari Makkah kepada rombongan Nabi Muhammad SAW.

4. Terjadi keresahan dan krisis kepercayaan sejenak atas kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Pada dasarnya, perjanjian yang monumental ini sebelumnya tidak disukai sahahat-sahabat Nabi seperti Umar, Ali dan beberapa sahabat lain karena dianggap merugikan ummat Islam, karena dalam memutuskan isi perjanjian ini Rasulullah tidak mengajak berunding para sahabatnya dan sempat menimbulkan kegaduhan di antara sahabat Nabi sendiri, kecuali Abu Bakar Ash-Shiddiq yang tetap mantap dengan segala isi perjanjian ini.

Page 5: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

Keuntungan Kaum Muslimin dalam Perjanjian Hudaybiyah

1. Pihak Quraisy mengakui eksistensi Madinah sebagai negara kaum Muslimin dan Rasulullah SAW sebagai pemimpinnya. Sebab sudah sekian lama pihak Quraisy tidak mau mengakui sedikit pun keberadaan orang-orang Muslim, dan bahkan mereka hendak memberantas hingga ke akar-akarnya. Mereka menunggu-nunggu babak akhir dari perjalanan orang-orang Muslim. Dengan mengerahkan seluruh kekuatan, mereka mencoba memasang penghalang antara dakwah Islam dan manusia, sambil membual bahwa merekalah yang layak memegang kepemimpinan agama dan roda kehidupan di seluruh. jazirah Arab. Sekalipun hanya mengukuhkan perjanjian, namun ini sudah bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap kekuatan orang-orang Muslim, di samping orang-orang Quraisy merasa tidak sanggup lagi menghadapi kaum Muslimin.

2. Kaum Muslimin dapat bebas berziarah ke Madinah kapanpun mereka menghendaki, kecuali pada tahun di mana perjanjian Hudaibiyah ditandatangani, sebagaimana termaktub pada klausul pertama perjanjian ini. Klausul pertama merupakan pagar pembatas bagi Quraisy, sehingga mereka tidak bisa menghalangi seseorang untuk memasuki Masjidil Haram.

Page 6: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

3. Gencatan Senjata yang terjadi di antara kedua belah pihak sebagaimana termaktub pada klausul kedua membuat Nabi Muhammad SAW beserta para shahabatnya lebih tenang dalam menyampaikan risalah dakwahnya.

4. Nabi Muhammad SAW beserta para shahabatnya dapat memantapkan posisi di madinah serta memperluas wilayah da’wah ke manapun kecuali Makkah tanpa khwatir adanya rintangan atau tantangan dari kaum Quraisy, sebagaimana termaktub dalam klausul ke dua dan ke tiga perjanjian ini. Kenyataannya, setelah persetujuan perletakan senjata itu Islam memang tersebar luas, berlipat ganda lebih cepat daripada sebelumnya. Jumlah mereka yang datang ke Hudaibiyah ketika itu sebanyak 1400 orang. Tetapi dua tahun kemudian, tatkala Muhammad hendak membuka Mekah jumlah mereka yang datang sudah sepuluh ribu orang.

5. Orang yang masuk Islam dari Makkah, mereka mendirikan kantong-kantong perlawanan antara Makkah dan Madinah yang kemudian menyebabkan ketidakstabilan di antara penduduk Quraisy Makkah

Page 7: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

TURKI : Studi Kasus Perjanjian Hudaibiyah dalam konteks kekinian

dan kedisinian

• Partisipasi politik Islam di Turki tergolong masih belia karena secara riil memulai debutnya di era 1970-an. Ketika itu Prof Necmettin Erbakan memutuskan banting setir dari seorang arsitek perusahaan mesin diesel "Motor Perak" yang beroperasi mulai 1960 menjadi arsitek kebangkitan partai Islam. Dari tangannya pada tahun 1970 lahir National Order Party (NOP) sebagai kendaraan politik kaum Islamis. Karena dianggap melanggar konstitusi yang menganut sekularisme, NOP terus bermetamorfosis dan gonta-ganti baju menjadi National Salvation Party (1972-1981), Welfare Party (1983-1998), Virtue Party (1997-2001), dan akhirnya lahir Sa'adah Party (2001), dan Justice and Development Party (2001).

Page 8: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

Politik keteladanan dan prestasi

Ada beberapa faktor yang membuat popularitas Erdogan meroket :

1. Ia merupakan politisi pertama yang memelihara dan menyantuni orang-orang cacat di saat pemerintah tak memiliki kepedulian (careless). Ia berikan keistimewaan-keistimewaan bagi orang cacat berupa mobil-mobil khusus, pembagian kursi-kursi roda, dan ia menjadi ketua partai pertama dalam sejarah Turki yang mencalonkan orang cacat (Lukman Ayo) duduk di parlemen.

2. Erdogan orang yang paling sering memberi bantuan sosial berupa pakaian, makanan, dan uang kepada para fakir miskin saat menjadi walikota. Pemberian ini langsung dikontrol sendiri di lapangan dengan seragam pekerja guna memastikan sampainya pemberian dan memotivasi para pekerja.

Page 9: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

3. Kota Istanbul menjadi kota yang bersih dan indah karena operasi bersih serius digalakkan dengan menaikkan gaji pembersih jalan, memberi mereka fasilitas-fasilitas kesehatan dan sosial, serta menanam sejuta pohon yang benar-benar terbukti.

4. Erdogan sangat menghormati semua orang. Hampir dalam setiap pertemuan, ia berusaha menyalami para hadirin satu per satu, dan bahkan Erdogan tidak pernah absen melayat kematian siapa saja orang Turki yang ia dengar beritanya.

5. Erdogan adalah seorang yang jujur dan berkomitmen pada maslahat rakyat. Kota Istanbul yang saat ia menjabat memiliki hutang 2 miliar dolar AS dan hampir bangkrut dapat berubah meraih keuntungan besar dan melompat dengan investasi 12 miliar dolar AS. Dan lebih dari itu, Erdogan dapat mengubah Istanbul yang selama ini mengeluhkan sulitnya air bersih dengan membangun pipa-pipa air dari daerah-daerah sekitar yang dialirkan ke kota dan menyediakan penjualan air bersih di berbagai jalan dengan harga yang sangat murah.

Page 10: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

Kerugian Kaum Muslimin Turki Akibat dari Strategi Politik Ini

1. Erdogan berdamai dengan ideologi sekuler yang dianut oleh sebagian masyarakat dan politisi Turki dan mengakui Kemal Attaturk sebagai bapak pendiri Turki modern.

2. Akibat mengakui kebijakan sekuler yang dianut negara Turki, Istri Erdogan tidak dapat mengikuti acara-acara formal kenegaraan akibat pakaian Muslimah yang dikenakannya. Demikian halnya dengan kedua putri Erdogan yang tidak dapat bersekolah di sekolah-sekolah pemerintah akibat pakaian Muslimahnya.

3. Kaum Muslimah Turki harus rela tidak boleh mengenakan jilbab di institusi-institusi pemerintah.

Page 11: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

Keuntungan Kaum Muslimin Turki Akibat dari Strategi Politik Ini

1. Politisi Muslim diakui keberadaanya dan berkesempatan mengikuti Pemilihan Parlemen Turki yang berujung pada kemenangan telak Justice and Development Party (JDP) pimpinan Erdogan. Walaupun JDP bukanlah partai berhaluan agama, namun secara historis, partai ini sangat kental dengan aroma Islam.

2. Erdogan dapat terpilih menjadi walikota Istanbul sehingga dapat memperlihatkan prestasinya di hadapan publik dengan langkah-langkah sebagai berikut : memelihara dan menyantuni orang cacat, memberi bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, menjadikan Istanbul kota yang bersih dan indah, menghormati setiap orang, komitmen pada kejujuran dan kemaslahatan rakyat.

Page 12: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

3. Hasil konkret yang diperlihatkan Erdogan semasa menjadi walikota menjadikan rakyat menaruh kepercayaan yang lebih besar kepadanya, terbukti dengan terpilihnya Erdogan menjadi Perdana Menteri Turki. Saat menjadi PM, Erdogan mampu menaikkan nilai mata uang Lira hingga 30 %, menurunkan suku bunga hingga 40 %, menaikkan nilai ekspor 34 %, menekan inflasi hingga 20 %.

4. Pada saat menjadi PM Turki, ia juga melakukan terobosan melelang ribuan mobil pemerintah, meminimalisasi jumlah kementrian, menjual vila-vila anggota parlemen, dan membentuk badan independen mengusut para koruptor-koruptor, serta mengaudit keuangan militer ”the untouchable bastion of secularism”.

5. Politik non-konfrontatif yang diperlihatkan JDP menjadikan Erdogan dapat dengan tenang mengurus Turki (sebagai PM) dan memperlihatkan politik yang santun, peduli, dan profesional tanpa harus khawatir di usik jati diri ke Islamannya oleh sebagian kalangan politisi sekuler.

6. Hal yang sama juga dilakukan JDP di Parlemen dengan sedikit demi sedikit mengeliminasi medan politik National Security Council (NSC) yang memberikan banyak privilege berlebihan kepada para militer.

Page 13: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

13

PenyebaranKader

Golongan PendukungGerakan An Nur, gerakan Sulaimaniyah, sejumlah kelompok sufi seperti Tarekat Nasyahbandi, Partai politik berbasis Islam (Partai Refah, Fadhilah, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)Prinsip Dasar Perjuangan- Non konfrontatif dan keteladanan

- Gerakan Islam harus jauh dari logika revolusi frontal dan memilih pola perjuangan jangka panjang

- Tidak menjadikan pengambilalihan kekuasaan sebagai program prioritas dalam jangka pendek

- Al Qur’an menganjurkan perubahan secara bertahap

Tujuan utamaMenciptakan bangunan sosial yang Islami di tengah masyarakat Turki yang sekuler Lembaga

sipil negara

•Tahun 1960-an, buku-buku karangan Ulama Sheikh Al Nursi disebarkan ke Akademi Militer

•Tahun 1970 Gerakan Islam merekrut dan membina pelajar dan mahasiswa yang cerdas untuk ditempatkan di rumah mereka tanpa biaya kemudian memasukkannya ke lembaga sipil negara, polisi dan militer

•Tahun 2000 Partai Islam Turki memenangkan Pemilu Parlemen dan menjadi Perdana Mentri

Militer

Kepolisian

Program Pembinaan SDM Strategis di Turki

STUDI KASUS 4

Page 14: Kajian Islam Kontemporer - Perjanjian Hudaibiyah

14

SELESAI