KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

download KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

of 138

Transcript of KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    1/138

     

    KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE

    PADA DAS BABON PROPINSI JAWA TENGAH

    SKRIPSI

    Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Geografi

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    2/138

     

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

    Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

    Hari :

    Tanggal :

    Pembimbing I Pembimbing II

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    3/138

     

    PENGESAHAN KELULUSAN

    Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

    Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

    Hari : Senin

    Tanggal : 9 Mei, 2011

    Penguji Utama

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    4/138

     

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

    hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

    seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

    dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Semarang,

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    5/138

     

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    ”Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan

    takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi

    orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dalam

    kemajuan selangkahpun” (Bung Karno) .

    ”Apa yang saya saksikan   di Alam adalah sebuah tatanan

    agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat

    menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan

    seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan

    d h h ti” (Ei t i )

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    6/138

     

    PRAKATA

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat beserta

    hidayahnya, penulisan skripsi ini telah selesai sebagaimana mestinya. Kegiatan

     penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat utama kelulusan untuk memperolehgelar sarjana geografi. Selain itu, penulisan skripsi ini adalah sebagai upaya

     pematangan ilmu yang di dapat selama masa perkuliahan, untuk dapat diterapkan

    di dalam dunia kerja bahkan di dalam hidup bermasyarakat. Dan puji syukur

    Alhamdulillah, penyusunan skripsi yang berjudul ”Kajian Sedimentasi dengan 

    Model MUSLE Pada DAS Babon” telah selesai.

    Atas terselenggaranya kegiatan ini, tak lupa penulis ingin menyampaikan

    ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap pihak-pihak

    yang telah mernbantu dalam kegiatan ini dari awal pelaksanaan hingga akhir

    kegiatan, kepada:

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    7/138

     

    9. 

    Temen-temen Kost Kawula Alit, Evi, Astri, Tim-tim, Indana, Nur,

    Apit, Dyah, Meyrina, makasih buat keceriaan yang selama ini

    dihadirkan.

    10.  Dearest Gun.

    Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan yang luput

    dari perhatian penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk

     penyempurnaan skripsi ini.

    Semarang,

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    8/138

     

    SARI

    Tita Eka Sari. 2011  Kajian Sedimentasi dengan Model MUSLE Pada DAS

     Babon. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

    Semarang.

    Kata kunci: Model MUSLE, Hidrograf Aliran, Debit Puncak, Volume

    Total Aliran, Sedimentasi.

    Berkurangannya daerah resapan air hujan akibat pembukaan lahan di DASBabon bagian hulu akan memperbesar volume aliran yang selanjutnya menambah

    material yang terangkut pada suatu aliran sungai dan laju erosi pada hulu DAS

    Babon selanjutnya mengendap di dasar sungai. Besarnya transport sedimen dalamaliran sungai merupakan fungsi dari suplai sedimen dan energi aliran sungai.Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung Tebal aliran (Q) dan Debit puncak

    (qp) berdasarkan hidrograf aliran, menghitung Tebal aliran dengan metode SCSdan Debit puncsk dengan metode Rasional, menghitung hasil debit sedimen

    dengan pengukuran di lapangan, menghitung hasil sedimen dengan MUSLEObservasi dan menghitung hasil sedimen dengan MUSLE dalam penelitian ini.

    Lokasi penelitian ini dilakukan pada Sub DAS Gung dan Sub DASP k l k b i d i DAS B b d i i i k

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    9/138

     

    dalam rumus MUSLE karena, teknik ini cukup memadai dan mudah untuk

    menghitung besarnya qp. Analisis keempat dengan metode SCS, metode inimengkaitkan karakteristik DAS seperti tanah, vegetasi dan tata guna lahan dengan

     bilangan kurva larian CN (Curve Number ) yang menunjukan potensi air larianuntuk curah hujan tertentu. Analisis kelima adalah menghitung MUSLE

    Observasi, sebelum menghitung MUSLE Observasi terlebih dahulu membuat persamaan untuk MUSLE Observasi, dari hasil analisis persamaan MUSLE

    Observasi DAS Babon Sy = 79,81 (Q.qp)0,02 K,LS,CP. Faktor Q dan qp dalamMUSLE Observasi berasal dari perhitungan Hidrograf aliran. Analisis keenam

    dalam perhitungan hasil sedimen pada DAS Babon adalah menghitung MUSLE

    Prediksi dari rumus bakunya Sy = 11,8 (Q.qp)0,56

     K,LS,CP. Faktor Q dan qp dari

     perhitungan SCS dan metode Rasional.Berdasarkan uji t-tes hasil sedimen observasi dan prediksi tidak ada

     perbedaan secara nyata meskipun keduanya tidak ada hubungan atau berdiri

    sendiri. Perhitungan sedimen yield berdasarkan MUSLE Observasi dan MUSLEPrediksi tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu mencolok, meski peubah yangdigunakan berbeda.

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    10/138

     

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL................................................................................ i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ ii

    PENGESAHAN KELULUSAN.................................................................. iii

    PERNYATAAN........................................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... v

    PRAKATA.................................................................................................... vi

    SARI............................................................................................................. viii

    DAFTAR ISI................................................................................................ x

    DAFTAR TABEL.............................................................................. ........... xv

    DAFTAR GAMBAR......................................................................... ........... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... ........... xvii

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    11/138

     

    2.7. Indeks Pengelolaan Tanaman................................................ 15

    2.8. Indeks Konservasi Tanah....................................................... 15

    2.9. Metode Perhitungan Debit Sedimen...................................... 16

    BAB III METODELOGI PENELITIAN....................................................... 18

    3.1. Lokasi dan Objek Penelitian....................................................... 18

    3.2. Variabel Penelitian...................................................................... 18

    3.3. Metode Pengumpulan Data......................................................... 18

    3.4. Alat dan Bahan............................................................................ 20

    3.5. Teknik Analisis Data...................................................................21

    3.6. Prosedur Penelitian..................................................................... 23

    3.7. Diagram Alir Penelitian.............................................................. 25

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 27

    4.1. Deskripsi Letak dan Batas Wilayah............................................ 27

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    12/138

     

    4.17. Perhitungan Sedimen MUSLE Prediksi.................................... 51

    4.18. Pembahasan...............................................................................52

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 56

    5.1. Kesimpulan................................................................................. 56

    5.2. Saran........................................................................................... 57

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 58

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    13/138

     

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1. Luasan Jenis Tanah DAS Babon…….…….…………………… 31

    Tabel 4.2. Luasan Kemiringan Lereng DAS Babon…….…………………. 32

    Tabel 4.3. Penentuan Tipe Iklim…………………………………………… 34

    Tabel 4.4. Tipe Iklim Daerah Penelitian…………………………………… 34

    Tabel 4.5. Luasan Lahan Daerah Penelitian……………………………….. 37

    Tabel 4.6. Debit Sedimen DAS Babon Hulu………………………………. 41

    Tabel 4.7. Penentuan AMC………………………………………………… 41

    Tabel 4.8. CN Tertimbang AMC II Daerah Penelitian…………………..… 41

    Tabel 4.9. Perhitungan Tebal Aliran Metode SCS………………...……...  43

    Tabel 4.10. Nilai C Tertimbang Metode Rasional…………………………. 44

    Tabel 4.11. Debit Puncak Metode Rasional………………………………  45

    T b l 4 12 K d B h O ik 46

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    14/138

     

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1. Tahapan Perhitungan Limpasan dan Sedimen……………...22 

    Gambar 3.2. Diagram Alir Sedimen Model MUSLE………..…………….. 25

    Gambar 3.3. Diagram Alir Perhitungan Tebal Aliran, Debit Puncak dan Sedimen

    Observasi…………………………………………….………. 26

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    15/138

     

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 2.1. Tabel Koefisien Runoff Didasarkan

    Pada Daerah Pengalirannya.................................................. 59

    Lampiran 2.1. Tabel Nilai Koefisien Runoff Untuk Metode......................... 59 

    Lampiran 2.1. Tabel Bilangan Kurva (CN) II Metode SCS

    Berbagai Penutup Lahan....................................................... 60

    Lampiran 2.1. Tabel Grup Hidrologi............................................................. 61

    Lampiran 2.1. Tabel Kondisi AMC I dan II.................................................. 61

    Lampiran 2.1. Tabel Penilaian Ukuran Butir Tanah (M) Berdasarkan

    Kelas Tekstur USDA............................................................. 62

    Lampiran 2.1. Tabel Kelas Kandungan Bahan Organik................................ 62

    Lampiran 2.1. Tabel Indeks Struktur Tanah.................................................. 62

    L i 2 1 T b l K l P bilit T h 62

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    16/138

     

    Rating Curve.......................................................................... 77

    Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak

    (Qp) Dan Hasil Sediment Terangkut (Qs) Berdasarkan

    Hidrograf Aliran Tiap Kejadian Hujan................................ 79

    Lampiran 4.4 Tabel Analisis Debit Puncak Metode Rasional....................... 124

    Lampiran 4.4 Tabel Persamaan MUSLE Observasi...................................... 125

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    17/138

     

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Perubahan tata guna lahan dan praktek pengelolaan DAS juga

    mempengaruhi terjadinya erosi dan pada gilirannya, akan mempengaruhi kualitas

    air (Asdak, 2005:338).

    Terjadinya erosi, banjir, kekeringan, pendangkalan sungai, waduk serta

     jaringan irigasi merupakan kenyataan bahwa sedemikian merosotnya kondisi

    hidrologis dan makin buruknya mutu sumber daya alam di hampir semua wilayah

    Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia. Dengan kondisi yang demikian usaha -

    h l l il h DAS d i i di k k f k if d k

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    18/138

    2

    sedimentasi. Sedimentasi selain menyebabkan pendangkalan sungai, juga dapat

    menyebakan pendangkalan di muara pantai dan perubahan garis pantai.

    Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat yang

    tererosi disebut sedimen. Sedangkan sedimentasi (pengendapan) adalah proses

    terangkutnya/terbawanya sedimen oleh suatu limpasan/aliran air yang mengendap

     pada suatu tempat yang kecepatan airnya melambat atau terhenti seperti pada

    saluran sungai, waduk, danau maupun kawasan tepi teluk/laut (Arsyad, 1989).

    Erosi dapat mempengaruhi produktivitas lahan yang biasanya mendominasi DAS

     bagian hulu dan dapat memberikan dampak negatif pada DAS bagian hilir (sekitar

    muara sungai) berupa hasil sedimen, untuk melihat kondisi yang terjadi, maka

    studi erosi dan sedimentasi dilakukan guna untuk mengetahui daerah-daerah yang

    l h l i l h k i i kib i d j di i

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    19/138

    3

    1.2.  Permasalahan

    Salah satu faktor yang menyebabkan erosi adalah hujan, aliran hujan

    akan membawa material terangkut menuju daerah tangkapan sungai yang

    akhirnya terendapkan. Beberapa penelitian untuk menduga besarnya sedimen

    telah banyak dilakukan antara lain dengan Metode MUSLE, permasalahannya

    apabila penerapan yang dihasilkan dari Negara lain seringkali tidak sesuai dengan

    daerah penelitian karena perbedaan karakteristik wilayahnya Hasil penelitian dari

    BP DAS Pemali Jratun menyatakan kekritisan lahan untuk wilayah DAS Babon

    memiliki lahan kritis sebesar 16,78 % dari luas wilayah DAS Babon yaitu 24.583

    ha. Perubahan tata guna lahan akan mempengaruhi debit aliran apabila hujan

    datang, curah hujan yang tinggi akan berasosiasi dengan hidrograf aliran yang

    k b h h d d bi di di d h k i

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    20/138

    4

    1.3.  Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah

    1.  Menghitung dan mengetahui hasil sedimen ( sediment yield ) yang

    dihasilkan oleh DAS Babon berdasarkan kejadian hujan dengan

    metode MUSLE.

    1.4.  Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

    akademik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Beberapa manfaat

     penelitian ini adalah.

    1.  Hasil penelitian ini bagi pemerintah daerah Semarang dapat sebagai

    k d i f i d l k bij k d l l l DAS

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    21/138

    5

    2. 

    Sedimentasi

    Sedimen merupakan material atau fragmen yang terangkut melalui proses

    suspensi maupun oleh air atau angin (Chow, 1964 dalam Murtiono,

    2008:11). Hasil sedimen ( sedimen yield ) adalah besarnya sedimen yang

     berasal dari erosi yang terjadi di cathment  area yang diukur pada periode

    waktu tertentu dan tempat tertentu.

    3.  DAS Babon

    DAS Babon adalah bagian dari Satuan Pengelolaan DAS Bodri Jragung.

    Luas wilayah DAS Babon seluas 24.583,38 ha dengan panjang sungai

    utama 33,76 km. DAS Babon mempunyai 3 Sub DAS yaitu, Sub DAS

    Babon Hilir seluas 9.201,76 ha (37,43%); Sub DAS Pengkol seluas

    7 009 65 (28 51%) S b DAS G l 8 371 97 (34 06%) P d

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    22/138

    6

    2. 

    Bagian Pokok

    Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, permasalahan,

     penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

    skripsi.

    Bab II Landasan Teori, terdiri atas pengertian permodelan hidrologi,

     pengertian daerah aliran sungai, limpasan permukaan, pengertian erosi,

     pengertian sedimentasi.

    Bab III Metode Penelitian berisi tentang lokasi dan objek penelitian, data

     penelitian, alat dan bahan, metode pengumpulan data, teknik analisis data

    dan prosedur penelitian.

    Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil penelitian

    d b h d i bj k k ji

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    23/138

     

    BAB II 

    LANDASAN TEORI

    2.1.  Model MUSLE

    Pemodelan hidrologi sudah diterapkan sejak lama. Prediksi debit

    maksimum (metode rasional) yang berdasarkan pada curah hujan, luas DAS, dan

    karakteristik daerah aliran sungai telah diperkenalkan pada tahun 1850 oleh

    Mulvaney,Crawford dan Linsley (dalam Murtiono, 2008:160) memperkenalkan

    model Stanford untuk memprediksi “ streamflow “ dan sedimen dari DAS.

    Secara alamiah tidak semua besaran peubah sistem dalam proses

    hidrologi dapat diukur secara langsung di lapangan (Setyowati, 1996:37).

    li i i i b b h i b i di l h d i h il k

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    24/138

    8

    Metode perhitungaan debit sedimen yang keluar dari cathment area

    dihitung secara tidak langsung berdasarkan lengkung debit sedimen. Besarnya

     jumlah sedimen di cathment area diasumsikan sebagai DAS yang dapat diketahui

     pada setiap kejadian hujan. Dalam penelitian ini besarnya sedimen diperhitungkan

    dengan mempergunakan model MUSLE, untuk mengetahui model tersebut bisa

    dipergunakan atau tidak di daerah penelitian maka variabel-variabel yang ada

     pada model harus diuji terlebih dahulu. Berdasarkan data lapangan akan diperoleh

    data volume aliran, debit puncak dan debit sedimen. Hasil prediksi akan didapat

    Tebal aliran dengan curve number, debit puncak dengan metode rasional.

    Keberlakuan model MUSLE akan didasarkan pada perhitungan metode MUSLE

    yang didapat dari hasil sedimen dimana volume aliran dan debit puncaknya

    b d k b i di kk d l hi di l h

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    25/138

    9

    LS = faktor topografi

    C = faktor penutup lahan

    P = faktor pengelolaan tanaman

    2.2.  Tebal Aliran Permukaan Karena Hujan Lebih

    Dalam memprakirakan tebal aliran dari suatu DAS, metode yang

    dikembangkan oleh US. Soil Conversation Service atau juga dikenal sebagai

    metode SCS  paling banyak dimanfaatkan. Dengan mengetahui besarnya volume

    air larian total dalam waktu tertentu, maka dapat direncanakan bangunan

     pengendali banjir dan bangunan-bangunan lain yang berkaitan dengan

     pemanfaatan sumberdaya air. Asdak (2005:182) dalam memperkirakan besarnya

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    26/138

    10

    Besarnya perbedaan antara curah hujan dan air larian (S), berhubungan

    dengan angka kurva number (CN) dimana persamaannya adalah:

    S  = (25,400/ N ) - 254…………………………………………………(2.3) 

     N = bilangan kurva air larian (CN ), bervariasi dari 0 hingga 100.

    Angka CN   (curve number ) bervariasi dari 0-100 yang dipengaruhi oleh

    kondisi grup hidrologi tanah  AMC (antecedent moisture content),  penggunaan

    lahan dan cara bercocok tanam. Nilai CN   pada Lampiran 2.1 tabel berasal dari

    daerah beriklim sedang. Namun demikian, ia cukup memadai untuk digunakan

    sebagai pengganti apabila nilai CN  untuk daerah setempat belum tersedia. Adapun

    grup hidrologi tanah dibedakan atas A,B,C,D dan untuk kondisi  AMC   II (rata-

    rata), dikategorikan menurut besarnya laju ilfiltrasi dan tekstur tanah, nilainya

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    27/138

    11

    2.3.  Debit Puncak (qp)

    Debit puncak merupakan puncak dari laju aliran permukaan, jika suatu

    hujan dengan intensitas tertentu telah berlangsung selama masa tersebut maka air

    dari semua tempat dalam daerah aliran telah mencapai tempat keluar pada waktu

     bersamaan dan laju aliran aliran permukaan akan mencapai puncaknya. Puncak

    laju aliran permukaan dihitung berdasarkan persaman rasional (Pilgrim, 1087

    dalam Gunendro, 1997:14). Metode rasional dalam menentukan laju puncak

    alliran permukaan memperhitungkan masa konsentrasi waktu. Metode ini

    digunakan dengan asumsi hujan yang terjadi merata di seluruh DAS dengan

    durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi, luas DAS tidak berubah selama

    hujan berlangsung, luas DAS kurang dari 100 km2  (Suhartadi & Martono,

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    28/138

    12

     banjir, intensitas hujan selama time of concentration dan luas daerah pengaliran.

    Intensitas hujan didapat dari persamaan:

     I  = (R/24).(24/Tc)2/3

    …………………………………………………(2.7) 

    Keterangan

    I = intensitas hujan selama time of concentration (mm/jam)

    R = hujan sehari (mm)

    Tc = time of concentration 

    Waktu konsentrasi (time of concentration) adalah waktu perjalanan yang

    diperlukan oleh air dari tempat yang paling jauh (hulu DAS) sampai ke titik

     pengamatan air (outlet ). Salah satu teknik untuk menghitung Tc  yang paling

    umum dilakukan adalah persamaan matematik yang dikembangkan oleh Kirpich

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    29/138

    13

    2.4.  Sedimentasi yield

    Sedimen merupakan material atau fragmen yang terangkut melalui proses

    suspensi maupun oleh air atau angin (Chow, 1964 dalam Murtiono:2008).

    Sedimen secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: sedimen melayang

    ( suspended load ) dan sedimen dasar (bed load ). Sedimen melayang merupakan

     partikel yang tersuspensi dalam air sungai, sedangkan sedimen dasar merupakan

     partikel yang merayap atau menggelinding di dasar sungai (Asdak, 1995: 493).

    Muatan sedimen timbul sebagai akibat adanya proses erosi, dengan

    demikian faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah sama dengan

    faktor-faktor yang berpengaruh pada muatan sedimen, sedimen yang berasal dari

    erosi disebut sedimen yield. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi produksi

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    30/138

    14

    2.5.  Indeks erodibilitas Tanah (K)

    Erodibilitas tanah adalah nilai kepekan tanah terhadap erosi, yakni sifat

    mudah tidaknya tererosi. Menurut Bennet (1926) dalam Gunendro (1996:18),

     bahwa kepekaan tanah terhadap erosi pada masing-masing tanah yang berbeda

    akan berbeda pula. Besarnya nilai erodibiltas tanah ditentukan oleh tekstur,

    struktur, permeabilitas dan bahan organik tanah.

    a.  Formula yang dikembangkan oleh Hammer (1978) dalam Arsyad (2006:369),

    untuk menghitung nilai K adalah sebagai berikut:

    K = …………..……...(2.9)

    Keterangan:

    K = indeks erodibilitas tanah

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    31/138

    15

    oleh Wischmeier dan Smith (1978) dalam Hardiyatmo (2006: 409) untuk

    menghitung LS sebagai berikut:

    LS = +0,065 (2.10)

    (Williams, 1965 dalam Hardiyatmo, 2006:409)

    Keterangan:

    s = kemiringan lereng (%)

    = faktor panjang yang nilainya= (

    Keterangan:

    L = panjang lereng dalam meter.

    m = nilai yang ditunjukkan pada Lampiran 2.1 tabel.

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    32/138

    16

    terhadap besarnya erosi dan tanah yang diolah searah lereng dalam kondisi yang

    identik (Hardiyatmo, 2006:400).

    2.9.  Metode Perhitungan Debit Sedimen Melayang Berdasarkan

    Lengkung Debit Sedimen.

    Lengkung sedimen melayang adalah grafik yang menggambarkan

    hubungan antara konsentrasi sedimen dengan debit atau hubungan antara debit

    sedimen melayang sesaat dengan debit (Soewarno, 1991:751). Lengkung sedimen

    melayang dibutuhkan untuk mendapatkan debit sedimen harian, dengan

    menggunakan lengkung sedimen untuk perhitungan debit sedimen melayang akan

    dapat lebih menghemat penggunan tenaga, biaya, dan peraalatan serta waktu yang

    diperlukan.

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    33/138

    17

    Q = debit (m3/dtk)

    a = konstanta

     b = konstanta

    2.10.  Kerangka Berpikir

    Model MUSLE dikembangkan dari model USLE, yang mana MUSLE

    diaplikasikan untuk setiap kejadian hujan tunggal dalam menghasilkan sedimen

    yield. Faktor R yang digunakan pada rumus USLE diubah dengan faktor baru

    dimana Q untuk tebal aliran (mm) dan qp adalah debit puncak (m3/dtk). MUSLE

    ini dalam prediksinya lebih mendekati nilai yang ada dilapangan daripada USLE.

    MUSLE secara luas telah digunakan dibanyak tempat diseluruh dunia. Perbedaan

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    34/138

    18

    CPQ dan qp 

    Erodibilitas

    Tanah 

    Karakteristik

    fisik tanah

    Land dan Crop

    Manajemen

    Kejadia Hujan

    LS

    Intensitas Hujan TopografiLanduse AMCLuas DAS

    MUSLE

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    35/138

     

    BAB III 

    METODE PENELITIAN

    3.1  Lokasi dan Objek Penelitian

    Lokasi penelitian ini dilakukan pada Daerah Aliran Sungai Babon (Sub

    DAS Gung dan Sub DAS Pengkol) yang secara administrasi masuk dalam tiga

    Kecamatan yaitu Kecamatan Ungaran, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan

    Tembalang. Objek penelitian berupa Tebal Aliran (Q), Debit puncak (qp) dan

    Sedimen . Lokasi pemantauan dipusatkan di Kelurahan Pucanggading, dimana

     AWRL didirikan.

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    36/138

    20

    3.3  Metode Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data-data yang

    diperlukan untuk mengetahui hasil sedimenyang keluar dari daerah tangkapan

    ututk memprediksinya dengan pendekatan MUSLE.

    1)  Sampel tanah, untuk uji struktur tanah, tekstur tanah dan permeabilitas

    tanah. Pengambilan sampel bersifat random sampling sebanyak 10

     berdasarkan peta satuan lahan, sampel 10 dalam penelitian ini dianggap

    sudah mewakili daerah penelitian. 

    2) 

    Pengamatan penggunaan lahan, tipe penggunaan lahan sebagai cek lapangan

    dari interpretasi citra penginderaan jauh, pengecekan ini dimaksudkan untuk

    membandingan hasil dari intepretasi citra dengan keadaan nyata di daerah

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    37/138

    21

    ditentukan dengan menarik garis-garis yang menghubungkan stasiun satu

    dengan yang lainnya sehingga terbentuk polygon, setiap polygon mewakili

    sebuah stasiun, selanjutnya dihitung rata-rata curah hujan.

    5)  Data Debit

    Data debit diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, data debit dalam

     penelitian ini bersifat per jam pada setiap kejadian hujan harian yang

    mempengaruhi kenaikan tinggi muka air di bendungan tempat pengamatan.

    6) 

    Data TMA (Tinggi muka air)

    Data Tinggi Muka Air diperoleh dari BP DAS Pemali Jratun, pencatatan

    TMA dilakukan secara automatic  dengan AWRL ( Automatic Water Level

     Recorder ) yang sudah diolah menjadi data angka.  

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    38/138

    22

    4) 

    Hand level untuk mengukur sudut kemiringan, panjang dan kemiringan

    lereng.

    5)  Automatic Water Level Recorder (AWLR).

    6)  Bor tanah, kantong plastik dan kertas label untuk mengambil sampel tanah

    dan alat-alat lain yang menunjang proses penelitian.

    Bahan yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini meliputi:

    1)  Peta Rupa Bumi Indonesia (peta RBI) Kecamatan Semarang dan Kecamatan

     Ngaliyan Kecamatn Tembalang skala 1:25.000, Peta Tanah skala 1:50.000,

    Peta Topografi skala 1:50.000.

    3.5  Teknik Analisis Data

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    39/138

    23

    AWRL, digunakan untuk menghitung runoff, debit puncak dan hasil

    sedimen pada setiap kejadian hujan. Gambar 3.1 menunjukkan tahapan

     perhitungan runoff dan hasil sedimen.

    TMA

     pias AWRL

    Waktu

    TMA

    Debit = a(TMA) 

    runoff

    Rumus Qs =

    Hasil Sedimen

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    40/138

    24

    Qs = debit sedimen

    Q = debit

    cs = konsentrasi sedimen

    Qs = a(Q) b ……………………………………………………..(3.2) 

    Keterangan

    Qs = debit sedimen (gram/dt)

    Q = debit (m3/dt)

    a,b = koefisien yang diperoleh dari analisa atas dasar data

     pasangan Q dan Qs

    5. 

    Analisis Tebal aliran dengan metode SCS dengan persamaan 2.2. 

    6.  Analisis debit puncak dengan metode rasional dengan persamaan 2.6. 

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    41/138

    25

    2) 

    Pelaksanaan

    Penelitian ini dilaksanakan dimulai dengan membuat peta sementara sebagai

    acuan dalam survei pendahuluan dilapangan dengan melakukan orientasi di

    daerah penelitian, setelah survei pendahuluan dilanjutkan dengan

     pelaksanaan survei utama dengan tujua mengambil sampel tanah yang akan

    dianalisis, pengukuran ketinggian tempat, pengukuran koordinat,

     pengukuran luas wilayah, serta deskripsi tataguna lahan dan cara bercocok

    tanam.

    3) 

    Analisis laboratorium

    Adapun bahan yang dianalisis di Laboratorium adalah analisis tekstur tanah,

     permeabilitas tanah dan tekstur tanah yang selanjutnya hasil yang diperoleh

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    42/138

    26

    3.7  Diagram Alur Penelitian

    1.  Menghitung

    nilai C

    2.  Menghitung

    Mulai

    Ke adian

    CN

    Pengelolaa

    n Tanaman

    Data Fisik

    Tanah PetaTopografi

    TindakanKonserva

     

    SPAS/AWR 

     

    Peta

     penggunaan lahan

    DASBabon1.  Kandunga

    n bahan

    organik

    2.  Struktur

    tanah

    3.  Permeabili

    tas tanah

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    43/138

    27

    Kejadian Hujan

    SPAS/AWR  

    Analisis

    Laboratoriu 

    Contoh

    Muatan DebitAliran

    Kadar

    Suspensi

    TMA

    Discharg

    e ratingCurve

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    44/138

     

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1.  Deskripsi Letak dan Batas Wilayah

    Daerah aliran sungai (DAS) Babon merupakan salah satu DAS yang

     berada di Jawa Tengah, dan terletak pada lereng utara Gunungapi Ungaran. Aliran

    Sungai Babon berasal dari beberapa anak sungai yang berasal dari Gunung Butak

    di Ungaran Kabupaten Semarang. DAS Babon terdiri dari tiga sub DAS yaitu Sub

    DAS Gung (seluas 8.371,97 Ha), Sub DAS Pengkol (seluas 7.009,65 Ha) dan Sub

    DAS Babon Hilir (seluas 9.201,76 Ha) dengan panjang sungai utama 33,76 km.

    Kedudukan geografis, DAS Babon terletak diantara 6.55’15’’-7.10’00’’ LS dan

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    45/138

    29

    4.2.  Hidrologi

    Secara hidrologis DAS Babon terdiri dari Sub DAS Gung, Sub DAS

    Pengkol dan Sub DAS Babon Hilir. Sub DAS Gung terletak di bagian hulu

    dengan sungai utamanya adalah hulu Sungai Babon.

    Sub DAS Pengkol merupakan cabang atau anak Sungai Babon yang berasal dari

     bagian barat DAS yaitu dari daerah Meteseh dan sekitarnya. Sub DAS Babon

    Hilir merupakan kumpulan dari beberapa sungai/anak sungai yang berasal dari

     perbukitan Gombel antara lain Sungai Mangkang. Fluktuasi debit Sungai Babon

    sangat mengikuti fluktuasi musim, artinya pada musim kemarau permukaan air

    sungai menurun drastis, sedangkan pada musim hujan terjadi banjir. Perbedaan

    debit tersebut dapat mencerminkan jenis sungainya.

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    46/138

    30

    gunungapi atau daerah dengan topografi berbentuk kubah. Berdasarkan SK

    Walikota Kepala Daerah Tingkat II Semarang No. 880.2/992/94 menetapkan

     peruntukan Sungai Babon di Kota Semarang adalah sebagai berikut :

    1. Air Sungai Babon dari bagian hulu di Kelurahan Meteseh, Kecamatan

    Tembalang sampai dengan Bendung Pucanggading ditetapkan sebagai air

    golongan B (air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah

    sebagai air minum dan keperluan rumah tangga).

    2. Air Sungai Babon setelah melewati Bendung Pucanggading sampai dengan

    Bendung Karangroto ditetapkan sebagai air golongan C (air yang dapat

    dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan).

    3. Air Sungai Babon setelah melewati Bendung Karangroto sampai dengan

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    47/138

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    48/138

    32

     berdasarkan segitiga tekstur tanah menurut USDA (Arsyad, 1989:345) tanah

    daerah penelitian termasuk dalam kelas pasir lempung berdebu.

    Tabel 4.1 Luasan Jenis tanah DAS Babon

     No Jenis Tanah Luas DAS (Ha) Persentase

    1 Aluvial coklat kemerahan 6706,39 43,60

    2 Latosol 3586,99 23,323 Mediteran coklat 1927,32 12,53

    4 Regosol grumosol 2258,02 14,68

    5 Alluvial hidromorf 902,90 5,87

    Jumlah 15381,62 100,00

    Sumber: BPDAS Pemali-Jratun, 2009

    4.4.  Kemiringan Lereng

    Kemiringan lereng termasuk salah satu faktor yang sangat menentukan

     besar kecilnya tingkat erosi, disamping jenis tanah dan intensitas curah hujan.

    Hubungan antara kemiringan lereng dengan tingkat erosi adalah positif, semakin

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    49/138

    33

    laut di bagian utara, dan mencapai ketinggian 382 meter di sebelah selatan di

    wilayah Kecamatan Ungaran. Dataran rendah tersebut merupakan daerah lahan

     permukiman penduduk, pertanian dan tambak, sedangkan dataran tinggi sendiri

    merupakan kawasan hutan dan pegunungan kecil, peta lereng tersaji pada

    Lampiran Gambar 4.1.

    Tabel 4.2 Luasan Kemiringan Lereng DAS Babon

     No Kemiringan Luas Lereng (Ha) Persentase

    1 Datar (0 –  3%) 9758,10 63,44

    2 Landai (3 –  8%) 1784,27 11,60

    3 Agak miring (8 –  15%) 1207,46 7,854 Miring (15 –  30%) 2630,26 17,10

    Jumlah 15381,62 100,00

    Sumber : BPDAS Pemali-Jratun,, 2009 

    4.5.  Geologi dan Geomorfologi

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    50/138

    34

    1. Bagian utara (DAS Babon Hilir) dan tengah (DAS Babon Tengah)

    merupakan dataran aluvial pantai Semarang dan Demak serta dataran

    aluvial yang tersusun oleh material endapan cekungan berupa lempung

    dan pasiran yang terbentuk zaman Holosen dan Pleistosen Bawah.

    2. Bagian selatan wilayah studi berupa deretan perbukitan hingga

     pegunungan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:

    a. Perbukitan rendah struktural lipatan yang merupakan bagian dari ujung-

    ujung barat Perbukitan Kendeng, tersusun oleh material batugamping

    dengan sisipan lempung tufaan dan konglomerat yang terbentuk sejak

    zaman Pleistosen Bawah.

     b. Bukit-bukit sisa dan perbukitan denudasional di bagian hulu DAS Babon

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    51/138

    35

    digunakan merupakan data curah hujan harian tahun 2010. Penggolongan tipe

    iklim menggunakan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, yang menggolongkan tipe

    iklim berdasarkan nilai Quotient (Q) dari hasil perbandingan jumlah rata-rata

     bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Rumus yang digunakan untuk

    menghitung nilai Quotient (Q):

    Q =

    ……………………………(3.1) 

    Makin kecil nilai Q makin basah suatu tempat dan makin besar nilai Q

    makin kering suatu tempat. Dalam penentuan bulan basah maupun bulan kering

    Schmidt dan Ferguson mendasarkan pada karakteristik Mohr (Setyowati,

    1996:35) yaitu:

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    52/138

    36

    Tabel 4.4 Tipe Iklim Daerah Penelitian menurut Schmidt dan Ferguson

     No StasiunBulan

    kering

    Bulan

     basah Nilai Q

    Klasifika

    siTipe iklim

    1 Ungaran 34 265 0,128 ASangat

     basah

    2 Susukan 24 315 0,276 B Basah

    3 Banyumanik 40 251 0,159 B Basah

    4 Klipang 39,5 39,5 0,076 ASangat

     basah

    Sumber: Hasil analisis data penelitian tahun 2010, lampiran 4.1.

    Dari hasil data curah hujan stasiun-stasiun yang ada di sekitar DAS Babon

    masuk dalam kategori sangat basah dan basah dengan nilai Q berkisar 0,076

    sampai 0,276. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi curah hujan di daerah

     penelitian mempunyai perbedaan yang relative kecil.

    4.7.  Curah Hujan

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    53/138

    37

    Ch rerata = ………………………………(3.2) 

    Keterangan

    LA, LB, LC : Luas Poligon Pengaruh Stasiun hujan A,B,C

    CHA, CHB, CHC : Curah Hujan Pengaruh Stasiun A,B,C

    Diketahui luas poligon (Peta polygon Thiessen pada Lampiran Gambar 4.1)

     pengaruh stasiun hujan pada DAS Babon sebagai berikut:

    Luas poligon A = 3250,24

    Luas poligon B = 10467.62

    Luas poligon C = 13231,11

    Luas poligon D = 5198,73

    Sedangakan jumlah curah hujan pada stasiun pengaruh sebagai berikut:

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    54/138

    38

    lahan. Penggunaan lahan dibagian Hulu DAS Babon sebagian didominasi oleh

    hutan argoforesty yaitu hutan dengan berbagai macam tanaman keras seperti karet

    dan jati, areal hutan ini merupakan daerah penyangga dan kawasan resapan.

    Tanaman ubi kayu, pisang, mangga, dan rambutan baynak ditanam di tegalan

    daerah penelitian, kemudian sawah yang dikerjakan dengan sistem irigasi meski

    ada juga sawah tanah hujan sebagian kecil. Pemukiman tersebar ada di wilayah

    ungaran dan mulai banyumanik tembalang pola pemukiman mulai terbentuk

    karena didorong oleh perkembangan perumahan. Sebaran penggunaan lahan

    disajikan pada peta Lampiran Gambar 4.1. Penjelasan masing-masing penggunaan

    lahan pada DAS Babon memiliki luasan yang diteliti sebagai berikut.

    Tabel 4.5 Luasan Masing-masing Penggunaan Lahan Daerah Penelitian

     No Luas Penggunaan Luas Penggunaan Lahan Proporsi

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    55/138

    39

    langsung di lapangan berdasarkan kejadian hujan. Debit aliran dapat dihitung

    dengan membaca tinggi muka air yang terekam pada AWLR ( Automatic Water

     Level Recorder ) dengan mengetahui hubungan tinggi muka air dengan debit

    aliran. Persamaan yang diperoleh dari perhitungan matematik sebagai berikut.

    Q = 31,22 (H)^1,51 (r = 0,99) (Sumber Analisis Data Primer, Lampiran 4.2

    Tabel).

    Persamaan ini diperoleh dengan perhitungan  Log Pearson III, perhitungan

     Log Person  III dimanfaatkan untuk mendeskripsikan data hidrologi seperti

    kedalaman dan intensitas curah hujan, debit puncak (banjir) tahunan, aliran kecil,

    dan jenis data hidrologi lainnya (Asdak, 2005:330).

    Perhitungan debit puncak pada setiap periode hujan dapat dilihat langsung

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    56/138

    40

    a. 

    Menggambarkan lengkung penyusutan pada kertas semilogaritmik,

    data debit diplot pada skala logaritmik waktu pada skala normal,

     b.  Berdasarkan ploting tersebut diperoleh harga  slope  (penurunan) yang

     berubah-ubah, Perubahan slope yang paling bawah dari grafik tersebut

    merupakan titik akhir aliran langsung, (penggunaan kertas semilog

     pada lampiran)

    2.  Aliran Langsung (DRO)

    Adalah bagian dari limpasan yang segera masuk ke sungai setelah hujan

    turun

    a. 

    Aliran langsung diperoleh dengan cara mengurangi ordinat hidrograf

    dengan aliran dasarnya.

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    57/138

    41

    sungai beberapa saat setelah terjadi hujan sehingga tidak berpengaruh terhadap

    kejadian banjir sungai.

    4.10.  Perhitungan Debit Sedimen Berdasarkan Lengkung Debit Sedimen

    (Discharge Sediment Rating Curve)

    Hasil sedimen pengukuran lapangan ini diawali dengan pengembilan

    sampel sedimen per kejadian hujan terpilih di outlet DAS Babon yaitu di

    Bendungan Pucang gading. Setelah konsentrasi kadar muatan suspense diperoleh

    dari analisis laboratorium, maka debit suspensi dapat dihitung. Untuk mengetahui

    hubungan debit aliran dengan debit suspensi maka dilakukan pengukuran debit

    aliran dan pengambilan sampel air pada outlet DAS. Pengukuran debit dan

     pengambilan air dilaksanakan beberapa kali pengukuran pada saat tinggi muka air

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    58/138

    42

    Hasil perhitungan banyaknya sedimen yang keluar dari DAS Babon pada Tabel

    4.6

    Tabel 4.6 Debit Sedimen DAS Babon

     No TanggalTotal Sedimen yang keluar

    dari DAS (kg)

    1 19-20 Mei’10  0,233

    2 23-24 Mei’10  0,32567

    3 26 Mei’10  0,40048

    4 27-28 Mei’10  0.43089

    5 8-9 Juni’10  0,3359

    6 6-7 Sept 0,4589

    7 8-9 Sept 0,38520

    8 12-13 Sept 0,34581

    9 15-16 Sept 0,6254

    10 16-17 Sept 0,43119

    11 25-26 Sept 0,3362

    12 30 Sept 01 Okt’10 0 03551

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    59/138

    43

    Tabel 4.7 Tabel Penentuan AMC No Kondisi AMC Keterangan

    1

    2

    3

    AMC I (< 35)

    AMC II (35-53)

    AMC III (> 53)

    Kering

    Sedang

    Jenuh air/basah

    Sumber: (Mc. Quen, 1982 dalam Arsyad, 1989:221).

     Nilai CN DAS wilayah yang diteliti ditentukan berdasarkan Lampiran 2.1

    tabel dengan terlebih dahulu memperhatikan klasifikasi kelompok tanah

    (Lampiran 2.1 tabel). Klasifikasi kelompok tanah yang digunakan pada wilayah

    ini didasarkan pada analisis fisik tanah di laboratorium dimana tanah wilayah

     penelitian termasuk lempung berdebu, sehingga nilai CN yang dipakai

     berdasarkan anggapan atau asumsi kondisi hidrologi tanah B.

    Terdapat 5 macam penggunaan lahan di daerah penelitian yaitu hutan,

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    60/138

    44

    Simulasi perhitungan aliran metode curve ditentukanberdasarkan AMC II, untuk

    menentukan nilai CN pada kondisi AMC I dan II maka digunakan rumus

    konvensinya sebagai berikut.

    CN I = = = 45,01

    CN III = = = 81,30

    Hasil analisis Tebal Aliran dengan metode SCS pada kejadian hujan terpilih

    disajikan dalam Tabel 4.9.

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    61/138

    45

    Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Tebal Aliran Permukaan Tanah dengan

    Menggunakan Metode SCS pada DAS Babon

    Tanggal AMC

    CH 5

    hari

    sblmnya

    P

    (curah

    hujan

    mm

    CN S Qv (mm)A

    (km^2)

    Vol aliran

    (m^3)

    1 2 3 4

    5

    (25400/CN)-

    254

    6 (P-

    0,2*S)^2/(P+0,8*S)

    7 8 (6*7)

    19 Mei’10  III 71,75 15 81,30 58,4223 0,1781 15,38 2738,78

    20 Mei’10  III 63,75 9,8 81,30 58,4223 0,0628 15,38 966,14

    23 Mei’10  II 40,25 9,3 66,09 130,3244 2,4750 15,38 38069,70

    24 Mei’10  II 48,75 0,8 66,09 130,3244 6,0757 15,38 85390,34

    26 Mei’10  II 46,75 1,8 66,09 130,3244 5,5515 15,38 30287,03

    27 Mei’10  II 44,25 11 66,09 130,3244 1,9690 15,38 151380,32

    8 Juni’10  I 34,25 11,5 45,01 310,2962 9,8416 15,38 134,94

    9 Juni’10  II 42,25 25 66,09 130,3244 0,0088 15,38 190133,14

    6 Sept’10  I 23,5 12,5 45,01 310,2962 9,4199 15,38 144893,45

    7 Sept’10  I 33,5 6 45,01 310,2962 12,3611 15,38 95961,30

    8 Sept’10  II 37,75 12,5 66,09 130,3244 1,5759 15,38 234340,99

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    62/138

    46

    4.12.  Perhitungan Debit Puncak (qp) Metode Rasional

    Persamaan debit puncak metode Rasional tersebut didasarkan pada

    asumsi Hujan yang jatuh mempunyai intensitas yang seragam dan merata di

    seluruh DAS, durasi hujan saman dengan waktu konsentrasi dan efek genangan

    diabaikan. Dalam metode ini perlu diperhatikannyan nilai koefisien aliran (C).

    Penentuan nilai koefisien aliran untuk masing-masing penggunaan lahan daerah

     penelitian dapat dilihat pada tabel Tabel 4.7 dan perhitungan debit puncak pada

    Tabel 4.10 Penentuan Nilai C untuk berbagai Penggunaan Lahan pada DAS

    Babon

    No

    Penggunaan

    Lahan Luasan (ha) C C*A

    1 2 (1×2) 3

    1 hutan 10556,41 0,05 211,13

    2 semak belukar 778,31 0,29 225,71

    3 sawah 393,77 0,18 70,88

    4 tegalan 1290,52 0,2 258,10

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    63/138

    47

    Tabel 4.11 Debit Puncak Setiap Kejadian Hujan pada DAS Babon Hulu dengan

    Metode Rasional

    Tanggal KonstantaKoefisien Runoff

    (C)

    Intensitas

    Hujan (mm) (I)

    Luas DAS

    (Km2)

     (A)

    Debit Puncak

    (m^3/dt)

    1 2 3 4 (1×2×3×4) 5

    19 Mei’10  0,278 0,127 4,53 15,38 2,45

    20 Mei’10  0,278 0,127 2,96 15,38 1,60

    23 Mei’10  0,278 0,127 2,81 15,38 1,52

    24 Mei’10  0,278 0,127 0,24 15,38 0,13

    26 Mei’10  0,278 0,127 0,54 15,38 0,29

    27 Mei’10  0,278 0,127 3,32 15,38 1,80

    8 Juni’10  0,278 0,127 3,47 15,38 1,88

    9 Juni’10  0,278 0,127 7,55 15,38 1,88

    6 Sept’10  0,278 0,127 3,77 15,38 4,08

    7 Sep’10  0,278 0,127 1,81 15,38 2,04

    8 Sep’10  0,278 0,127 3,77 15,38 0,98

    12 Sep’10  0,278 0,127 2,26 15,38 2,04

    13 Sep’10  0,278 0,127 1,21 15,38 0,08

    15 Sep’10  0,278 0,127 1,15 15,38 1,23

    16 Sep’10  0,278 0,127 3,62 15,38 0,65

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    64/138

    48

    analisis laboratorium dengan pengambilan sampel tanah masing-masing daerah

     penggunaan lahan. Analisis distribusi ukuran butir tanah tertimbang dari daerah

     penelitian sebagai berikut.

    Tabel 4.12 Kandungan Bahan Organik

     No LokasiKandungan Bahan Organik(%)

    1 Banyumanik (pemukiman padat) 30-50

    2 Beji, Ungaran timur (Hutan Agroforesty) 30-50

    3 Kebon batur (tegalan) 30-51

    4 Leyangan (pemukiman) 30-52

    5 Pudak payung (tegalan) 30-536 Tembalang (kota/perumahan) 20-30

    7 Kebon batur (sawah) 30-50

    8 Tembalang (sawah) 30-51

    9 Banyumanik (kebon sengon) 30-50

    10 pedurungan (pemukiman) 20-30

    Jumlah

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    65/138

    49

    Tabel 4.14 Nilai Permeabilitas Tertimbang

     No Lokasi Nilai permeabilitas (cm/jam)

    1 Banyumanik (pemukiman padat) 0,00764577

    2 Beji, Ungaran timur (Hutan Agroforesty) 0,00664937

    3 Kebon batur (tegalan) 0,00889128

    4 Leyangan (pemukiman) 0,00747919

    5 Pudak payung (tegalan) 0,007314316 Tembalang (kota/perumahan) 0,00747919

    7 Kebon batur (sawah) 0,00889128

    8 Tembalang (sawah) 0,00783535

    9 Banyumanik (kebon sengon) 0,0808298

    10 pedurungan (pemukiman) 0,0698184

    Jumlah 0,21283394

    rata-rata tertimbang 0,021283394

    Sumber: Analisis laboratorium dengan Lampiran tabel 2.1.

    Kandungan organik menurut lampiran tabel 2.1 tergolong tinggi dengan nilai 3.

    Indeks struktur tanah menurut hasil laboratorium termasuk bentuk block massif

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    66/138

    50

    4.14. 

    Indeks Lereng

    Seperti halnya indeks erodibilitas tanah, indeks lereng juga diperlukan

    untuk menghitung hasil sedimen dengan menggunakan MUSLE, dalam penelitian

    ini indeks lereng dihitung dengan persamaan:

    LS = + +0,065 (Williams, 1965 dalam Hardiyatmo,

    2006: 409).

    Keterangan:

    s = kemiringan lereng (%)

    = faktor panjang yang nilainya= (

    Keterangan:

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    67/138

    51

    tercantum pada lampiran TabeL 2.12 Penilaian indeks C dan P pada DAS Babon

    Hulu tersaji pada Tabel 4.11 sebagai berikut.

    Tabel 4.16 Nilai Indeks CP DAS Babon Hulu secara Keseluruhan No Penggunaan Lahan CP

    1

    2

    3

    4

    5

    Hutan tanpa seresah

    Semak Belukar sebagian rumput

    Sawah padi irigasi

    Tegalan dan atau kebun pekarangan

    Pemukiman

    0,05

    0,1

    0,02

    0,2

    1

    Jumlah Rata-rata 0,274

    Sumber: Analisis data tahun 2010 dengan Lampiran tabel 2.1

    4.16.  Perhitungan Sedimen MUSLE Observasi

    Metode MUSLE adalah modifikasi dari USLE yang dikembangkan untuk

    menghitung hasil sedimen yang dihasilkan oleh suatu hujan sesaat pada suatu

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    68/138

    52

    KLSCP tersaji pada Tabel 4.15), sehingga didapat hasil sedimen (sy) tiap kejadian

    hujan pada daerah penelitian tersaji pada tabel 4.16.

    Tabel 4.17 Nilai perhitungan indeks KLSCP

     No K LS C P Nilai KLSCP

    1 2 3 5 (1*2*3)

    1 0,269 0,133 0,274 0,00980Sunber: Analisis data tahun 2010

    Tabel 4.18 Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan MUSLE Observasi

     No Tanggal

    Konstanta Q (tebal

    aliran )

    mm

    Qp (debit

     puncak)

    m^3/dt

    KLSCP

    Sy MULSE

    Observasi

    (Ton)a b

    1 2 3 4 5

    1 19-20 Mei’10  79,81 0,02 1,694 26,6 0,00980 0,854 

    2 23-24 Mei’10  79,81 0,02 1,896 26,6 0,00980 0,856 

    3 26 Mei’10  79,81 0,02 1,206 18,2 0,00980 0,840 

    4 27-28 Mei’10  79,81 0,02 1,146 14,4 0,00980 0,839 

    5 8-9 Juni’10  79,81 0,02 0,625 31,2 0,00980 0,823 

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    69/138

    53

    (Asdak, 2005:182). Estimasi untuk debit puncak digunakan metode rasional

    karena model ini mengkaji respon DAS oleh hujan dalam serial waktu.

    Tabel 4.19 Hasil Sedimen Tiap Kejadian Hujan Berdasarkan MUSLE Prediksi No Tanggal Konstanta

    Q (tebal

    aliran) mm

    Qp (debit

     puncak)

    m^3/dt

    KLSCPSy MUSLE

    Prediksi (ton)a B

    1 2 3 4 5

    1 19-20 Mei’10  11,8 0,56 0,241 4,256 0,00980 0,117

    2 23-24 Mei’10  11,8 0,56 8,551 1,733 0,00980 0,524

    3 26 Mei’10  11,8 0,56 5,551 0,677 0,00980 0,243

    4 27-28 Mei’10  11,8 0,56 11,811 3,775 0,00980 0,970

    5 8-9 Juni’10  11,8 0,56 12,370 6,264 0,00980 1,322

    6 6-7 Sept 11,8 0,56 15,659 2,231 0,00980 0,846

    7 8-9 Sept 11,8 0,56 29,489 1,974 0,00980 1,126

    8 12-13 Sept 11,8 0,56 25,004 2,711 0,00980 1,227

    9 15-16 Sept 11,8 0,56 23,096 6,350 0,00980 1,890

    10 16-17 Sept 11 8 0 56 14 656 6 350 0 00980 1 465

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    70/138

    54

    Debit puncak metode Rasional dipengaruhi oleh faktor time konsentrasi,

    intensitas hujan dan nilai curve number , sedangakan Debit puncak observasi

    didasarkan pada angka AWRL yang ada di SPAS. Kekurang teletian dalam

     penentuan nilai dari karakteristik DAS dan nilai koefisien alirannya akan sangat

    mempengaruhi besarnya debit puncak, begitupun ketika debit puncak observasi

    alat AWRL tidak dikalibrasi maka besarnya debit puncak juga akan jauh berbeda.

    Besarnya konstanta a dan b pada persamaan MUSLE untuk lokasi

     penelitian dapat dicari dengan membuat simulasi berdasarkan data observasi, Data

    yang digunakan dalam simulasi ini meliputi tebal aliran (Q), debit puncak (qp)

    dan hasil sedimen yang keluar daerah outlet DAS, Perhitungan besarnya a dan b

    untuk lokasi penelitian DAS Babon memiliki nilai besaran konstanta a = 79,812

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    71/138

    55

    2. 

    Bagian ketiga adalah Paired Sample Test. Hipotesis dalam penelitian ini.

    Ho = Kedua hasil sedimen adalah tidak berbeda.

    Ho = Kedua hasil sedimen memang berbeda secara nyata.

    Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel sebagai berikut: t hitung

    dari output adalah 0,601, t tabel dengan df (degree off freedo ) 14 adalah

    1,753, dengan demikian t hitung < t tabel (0,601

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    72/138

     

    BAB V 

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1  Kesimpulan

    1.  Hasil yang didapat dari rumus metode Rasional berbeda jauh dengan data

    dari rekaman AWRL dan pencatatan di SPAS DAS Babon, nilai dari metode

    Rasional lebih kecil daripada data rekaman SPAS. Faktor yang mungkin

    mempengaruhi perbedaan ini adalah penerapan metode Rasional itu sendiri dan

    data di SPAS, dalam penggunaan metode Rasional perhitungan Debit Puncak (qp)

    didapat dari perkalian konstanta dengan Variabel curah hujan dan waktu

    konsentrasinya, sedangkan untuk qp observasi murni pencatatan di SPAS. Hasil

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    73/138

    57

    5.2 

    Saran

    Saran atau pun rekomen dasi sebagai tindak lanjut dari penelitian ini

    adalah

    1.  Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh limpasan

     permukaan, volume aliran tanah, debit aliran dan tingkat sedimentasi

    terhadap kondisi hidrologi DAS Babon Hulu dengan metode/pendekatan

    yang lain.

    2.  Model MUSLE yang rumusnya baku bersifat universal, sehingga bila akan

    digunakan perlu disesuaikan konstantanya dengan karakter DAS yang

    ingin diteliti, meski begitu ketersediaan data dan ketelitian untuk

     perhitungan dan kedua MUSLE ini sangat berpengaruh pada keakuratan

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    74/138

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Anam, Choirul., 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1995 dan

    2005 di DAS Kreo Terhadap Debit Maksimum Sub DAS Kreo, Skripsi,UNNES:Semarang.

    Arsyad, Sitanala.,1989. Konservasi Tanah dan Air . Bandung: IPB Press.

    Asdak, Chay., 2005.  Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (edisi

    revisi 3), Yogyakarta: Gadjah University Press.

    Gunendro., 1996. Keberlakuan Metode MUSLE dalam Pendugaan ErosiSedimentasi di Kawasan Hutan (Studi Kasus di KPH Banyumas Timur,

    Jawa Tengah), Skripsi, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

    Hardiyatmo, H,C., 2006.  Penanganan Tanah Longsor dan Erosi, Gadjah MadaUniversity Press: Yogyakarta.

    Jaramillo, Fernando., 2007. Estimating and Modelling Soil Loss and Sediment

    Yield in the Maracas-ST Joseph River Cathment with Empirical Models

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    75/138

    59

    Lampiran 2.1 Tabel Perhitungan Koefisien  Runoff   didasarkan pada daerah

     pengalirannya No Keadaan daerah pengaliran Koefisien runoff

    1 Bergunung dan curam 0,75 –  0,90

    2 Pegunungan tersier 0,70 –  0,80

    3 Sungai dengan tanah dan hutan dibagi atas dan bawah

    0,50 –  0,75

    4 Tanah dasar yang diairi 0,45 –  0,60

    5 Sawah waktu diairi 0,70 –  0,80

    6 Sungai bergunung 0,75 –  0,85

    7 Sungai dataran 0,45 –  0,75

    Sumber: Murtiono (2008:178)

    60

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    76/138

    60

    Lampiran 2.1 Tabel Nilai Koefisien Runoff , C, untuk persamaan Rasional (USCS)Tataguna lahan C Tataguna lahan C

    Perkantoran

    Daerah pusat kota

    Daerah sekitar kota

    0,70 –  0,95

    0,50 –  0,70

    Tanah lapang

    Berpasir, datar 2%

    Berpasir, agak rata 2-7%

    Berpasir, miring 7%

    Tanah berat, datar 2%

    Tanah berat, agak rata 2-7%

    Tanah berat, miring 7%

    0,05 –  0,10

    0,10 –  0,15

    0,15 –  0,20

    0,13 –  0,17

    0,18 –  0,22

    0,25 - 035

    Perumahan

    Rumah tunggal

    Rumah susun, terpisah

    Rumah susun, bersambung

    Pinggiran kota

    0,30 –  0,50

    0,40 –  0,60

    0,60 –  0,75

    0,25 –  0,40

    Tanah pertanian, 0-30%

    Tanah kosong

    Rata

    kasar

    0,30 –  0,60

    0,20 –  0,50

    Daerah industri

    Kurang padat industri

    Padat industri

    0,50 –  0,80

    0,60 –  0,90

    Ladang garapan

    Tanah berat tnp vegetasi

    Tanah berat dgn vegetasi

    Berpasir, tnp vegetasi

    Berpasir, dgn vegetasi

    0,30 –  0,60

    0,20 –  0,50

    0,20 –  0,25

    0,10 –  0,25

    Taman, kuburan

    Tempat bermain

    0,10 –  0,25

    0,20 –  0,35

    Padang rumput

    Tanah berat 0,15 –  0,45

    61

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    77/138

    61

    Lampiran 2.1 Tabel Bilangan kurva (CN) aliran permukaan SCS   berbagai tanah-penutup tanah

    (kandungan lengas tanah sebelumnya: II, dan Ia: 0,2 S)Penggunaan tanah/perlakuan/kondisi Hidrologi Kelompok hidrologi tanah

    A B C D

    1.  Permukiman:¹ Persentase rata-rata²

    Luas kapling Kedap air

    -  500m² dan lebih 1 kecil 65-  1000m² 38

    1300m² 30-  2000m² 25

    -  4000m² 20

    77

    61

    57

    5451

    85

    75

    72

    7068

    90

    83

    81

    8079

    92

    87

    86

    8584

    2.  Tempat parker diaspal, atap, dan jalan aspal dan lain-lain 98 98 98 98

    3.  Jalan umum

    -  Beraspal dan saluran pembuang air-  Kerikil

    -  Tanah

    9876

    72

    9885

    82

    9889

    87

    9891

    89

    4.  Daerah perdagangan dan pertokoan (85% kedap) 89 92 94 95

    5.  Tempat terbuka, padang rumput yang dipelihara, taman, lapangan golf, kuburan dan

    lain-lain-  Kondisi baik: 75% atau lebih tertutup rumput

    Kondisi sedang: 50%-75% tertutup rumput

    39

    49

    61

    69

    74

    79

    80

    84

    6.  Bera-larikan menurut lereng 77 86 91 94

    7.  Daerah industri (72% kedap) 81 88 91 93

    8.  Tanaman semusim dalam baris

    -  Menurut lereng-buruk

    -  Menurut lereng-baik

    -  Menurut kontur-buruk

    -  Menurut kontur-baik-  Kontur dan teras-buruk

    -  Kontur da n teras-baik

    72

    67

    70

    6566

    62

    81

    79

    79

    7574

    71

    88

    85

    84

    8280

    78

    91

    89

    88

    8682

    81

    9 Padi padian

    62

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    78/138

    62

    Lampiran 2.1 Tabel Grup Hidrologi kondisi hujan awal II (U.S. SCS, 1972)Kelompok tanah Keterangan (mm/jam) Laju infiltrasi

    A

    Potensi air larian paling kecil, termasuk tanah

     pasir dalam dengan unsure debu dan liat. Laju

    infiltrasi.

    8-12

    B

    Potensi air larian kecil, tanah berpasir lebih

    dangkal dari A. tekstur halus sampai sedang.

    Laju infiltrasi sedang.

    4-8

    C

    Potensi air larian sedang, tanah dangkal dan

    mengandung cukup liat. Tekstur sedang sampai

    halus. Laju infiltrasi rendah.

    1-4

    D

    Potensi air larian tinggi, kebanyakan tanah liat,

    dangkal dengan lapisan kedap air dekat

     permukaan tanah. Infiltrasi paling rendah.

    0-1

    Sumber: Asdak (2001:183-184)

    Lampiran 2.1 Tabel Kondisi AMC I dan III

    CN untuk kondisi II CN setara untuk kondisi

    63

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    79/138

    63

    Lampiran 2.1 Tabel Penilaian Ukuran Butir Tanah (M) Berdasarkan Kelas

    Tekstur USDAKelas tekstur

    (USDA) Nilai M Kelas tekstur

    (USDA) Nilai M

    Lempung berat 210 Pasir geluhan 3245Lempung sedang 750 Geluh berlempung debuan 3770Lempung ringan 1212 Geluh pasiran 4005

    Geluh lempung pasir 2160 Geluh debuan 6330Lempung debuan 2830 Debu 8245Geluh lempungan

    Pasir

    2830

    3035

    Campuran merata 4000

    Sumber: Hammer, 1987 dalam Gunendro, 1996:40

    Lampiran 2.1 Tabel Kelas kandungan bahan organikKelas Penilaian Prosentase (%)

    Sangat rendah 0 < 1Rendah 1 1-2

    Sedang 2 2,1-3

    Tinggi 3 3,1-5

    Sangat tinggi 4 >5

    Sumber: Arsyad, 1989:321

    Lampiran 2.1 Tabel Indeks struktur tanahKelas Ukuran Prosentase

    64

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    80/138

    64

    Tabel 2.1 Perkiraan Nilai Faktor CP Berbagai Jenis Penggunaan Lahan di Jawa

    Konservasi dan Pengelolaan Tanaman Nilai CP

    Hutan

    a. tak terganggu 0,01

     b. disertai seresah 0,05

    c. tanpa seresah 0,50

    Semak

    a. tak terganggu 0,01

     b. sebagian berumput 0,10

    Kebun

    a. kebun-talun 0,02

     b. kebun pekarangan 0,20

    Perkebunan

    a. penutup tanah sempurna 0,01

     b. penutup tanah sebagian 0,07

    Perumputan

    a. penutup tanah sempurna 0,01

     b. penutup tanah sebagian, ditumbuhi alang-alang 0,02

    c. alang-alang 0,06

     

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    81/138

    65

    Lampiran 4.1 Tabel Data Curah Hujan Harian (dalam mm) Tahun 2010 Daerah Penelitian

    KABUPATEN Semarang

    KECAMATAN Klipang

    NOSTA

    Tahun Bulan/Tanggal

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

    2010 Januari 5 5 0 0 9 3 44 32 37 18 9 0 0 0 2 17 1 84 2 0 4

    2010 Februari 19 7 9 8 1 37 5 148 40 24 1 21 1 3 0 49 0 0 3 2 2 44 22 5 1

    2010 Maret 1 56 35 2 0 2 71 14 0 0 8 21 0

    2010 April 4 0 0 11 0 37 2 6 0 35 43 26 2 28 0 3 11

    2010 Mei 43 12 20 2 3 8 3 15 4 1 17 0 0 0 0 11 1 41 0 0 42

    2010 Juni 38 12 4 0 9 68 9 3 1 0

    2010 Juli 17 19 0

    2010 Agustus 0 0 0

    2010 September 18 0 0 0 74 11

    2010 Oktober 0 0 11 3 0 0 0 4 0 4 0 1 18 2 0

    2010 November 0 22 0 0 11 69 33 11 13 0 3 39 32 9 3 0 4 0 0

    2010 Desember 0 0 0 5 4 15 0 74 74 0 1 0 0 10 0 0 79 4 5 35 2 8

    Tabel Jumlah hari Hujan pada Stasiun KlipangBulan Jumlah hari hujan Jumlah hujan

    Januari 21 272

    Februari 25 452

    Maret 13 210

    April 17 208

    Mei 21 223

    Juni 10 144

    Juli 3 36

    Agustus 3 0

    September 7 103

    Oktober 14 43

     November 19 249

    Desember 20 316

    Rata-rata bulan basah 241,9

    Rata-rata bulan kering 39,5

    66

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    82/138

    KABUPATEN Semarang

    KECAMATAN Ungaran

    NOSTA 10065B

    Tahun Bulan/tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

    2010 Januari 37 1 19 29 2 1 6 8 89 16 1 8 5 1 9 24 14 9 15 2 34 20 1 5

    2010 Februari 13 5 28 1 13 1 3 2 22 17 5 20 13

    2010 Maret 30 9 1 15 14 7 53 1 7 11 17 34 25 25 46 5 5 18

    2010 April 20 12 5 1 1 3 61 3 42 8 7 11 44 36 9 4

    2010 Mei 51 2 4 8 22 85 4 8 16 49 51 32 33 16 48 7 43 8 4

    2010 Juni 12 14 37 4 11 26 1 2

    2010 Juli 4 9 12 2 3 2 2

    2010 Agustus 23 2 7 3 33 6 10 8

    2010 September 7 6 38 50 30 3 15 34 8 28 9 17 5 5 27

    2010 Oktober 3 12 2 9 10 30 9 5 37 50 1 63 1 5

    2010 November 6 21 13 45 1 3 8 86 9 5 1 7 1 6 1 12 2 1

    2010 Desember 19 3 15 27 7 24 1 48 28 11 19 9 5 21 6 39 80 15 8 11

    Tabel Jumlah hari Hujan pada Stasiun Ungaran

    Bulan Jumlah hari hujan Jumlah hujanJanuari 24 356

    Februari 13 143

    Maret 18 323

    April 16 267

    Mei 20 491

    Juni 8 107

    Juli 7 34

    Agustus 8 92

    September 15 282

    Oktober 14 237

     November 18 228

    Desember 20 396

    Rata-rata bulan basah 265

    Rata-rata bulan kering 34

    67

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    83/138

    KABUPATEN Semarang

    KECAMATAN Banyumanik

    NOSTA

    Tahun Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

    2010 Januari2010 Februari 4 5 36 18 19 6 10 9 3 34 2 31 77 2 22 7 3 7 1 7 36 14 44 1 34

    2010 Maret 5 0 6 0 15 17 2 43 28 1 113 25 3 4 8

    2010 April 4 0 11 9 23 7 30 3 9 51 36 40 57 42 2 3 33

    2010 Mei 19 1 2 0 2 14 3 2 8 10 2 0 11 106

    2010 Juni 0 4 0 6 9 14 5 49 67 9 2 4 59 1 11 9 2.5

    2010 Juli 27 30 44 0 6 19 3 2 28 0 6 10 9 7

    2010 Agustus 3 9 0 10 3 6 2 2 5

    2010 September 58 5 2 17 7 2 0 11 0 13 5 14 13 12 5 7 3 2 6 19 4 2

    2010 Oktober 10 3 2 2 2 2 3 2 5 3 2 3 34 2 24 22 9 15 2 4

    2010 November 5 2 14 6 0 5 8 5 46 2 5 4 24 39 0 2

    2010 Desember 5 2 4 3 1 0 6 9 37 3 0 117 9 3 14 26 2 7 1 4 7 7 32 9 1

    Tabel Jumlah hari hujan pada Stasiun Ba nyumanik

    Bulan Jumlah hari hujan Jumlah hujan

    Januari - -Februari 23 432

    Maret 15 270

    April 17 360

    Mei 16 180

    Juni 16 251,5

    Juli 14 191

    Agustus 10 40

    September 21 207

    Oktober 20 151

     November 16 167

    Desember 25 309

    Rata-rata bulan basah 251

    Rata-rata bulan kering 40

    68

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    84/138

    KABUPATEN Semarang

    KECAMATAN Susukan

    NOSTA

    Tahun Bulan/Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

    2010 Januari 23 26 20 13 21 29 32 13 22 9 69 23 72 67 32 54 22 17 27 12

    2010 Februari 10 21 24 42 51 10 24 18 47 38 49 18 29 19 24 20 9 21 02010 Maret 17 5 9 12 16 7 12 35 15 21 15 20 17 42 50

    2010 April 11 10 15 12 49 23 41 21 39 87 42 112

    2010 Mei 9 21 18 20 43 55 54 29 37 17

    2010 Juni 14 17 26 24 10 31 20

    2010 Juli 24

    2010 Agustus 24 17 25 29 23

    2010 September 7 9 14 11 27 28 20 25 11 32 14

    2010 Oktober 9 16 17 24 20 28 27 31 28 23 26 21 19 16

    2010 November 7 18 13 35 26 47 29 41

    2010 Desember 29 15 32 30 12 18 33 16 8 23 19 22 16 17 30 18 13

    Tabel Jumlah hari hujan pada Stasiun S usukan

    Bulan Jumlah hari hujan Jumlah hujan

    Januari 20 603

    Februari 19 474Maret 15 293

    April 12 462

    Mei 10 303

    Juni 10 142

    Juli 1 24

    Agustus 5 118

    September 12 198

    Oktober 14 305

     November 8 216

    Desember 17 351

    Rata-rata bulan basah 315

    Rata-bulan kering 24

    69

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    85/138

    Lampiran 4.2 Tabel Perhitungan Persamaan Discharge Rating Curve DAS Babon Berdasarkan Hujan Terpilih

    x’  y’  x y Q model

     NO Tanggal TMA

    Q

    (Debit)

    m^3/dt

    Log

    x’ 

    Log

    y’  x-xr y-yr (x-xr)*(y-yr) (x-xr)² (y-yr)² Logaritmik Selisih

    1 19 Mei’10  0,40 7,85 -0,40 0,89 -0,29 -0,43 0,12 0,08 0,19 7,86 7,86 7,85 -0,01

    2 8 Juni’10  0,50 11,00 -0,30 1,04 -0,19 -0,29 0,05 0,04 0,08 11,00 11,00 11,00 0,00

    3 7 Sept’10  0,60 14,40 -0,22 1,16 -0,11 -0,17 0,02 0,01 0,03 14,47 14,47 14,40 -0,07

    4 13 sept’10  0,70 18,40 -0,15 1,26 -0,04 -0,06 0,00 0,00 0,00 18,25 18,25 18,40 0,15

    5 15 sept’10  0,80 22,50 -0,10 1,35 0,01 0,02 0,00 0,00 0,00 22,31 22,31 22,50 0,19

    6 17 sept’10  0,90 26,50 -0,05 1,42 0,06 0,09 0,01 0,00 0,01 26,64 26,64 26,50 -0,14

    7 28 okt’10  1,00 31,00 0,00 1,49 0,11 0,16 0,02 0,01 0,03 31,22 31,22 31,00 -0,22

    8 9 Nov’10  1,20 41,00 0,08 1,61 0,19 0,28 0,05 0,04 0,08 41,08 41,08 41,00 -0,08

    9 9 Nov’10  1,40 52,00 0,15 1,72 0,26 0,39 0,10 0,07 0,15 51,81 51,81 52,00 0,19

    Jumlah -0,99 11,96 0,00 0,00 0,38 0,25 0,57 224,65 224,65

    Rata-rata -0,11 1,33

    Sumber: Analisis Data Primer

    dx = = = 0,18

    dy = = = 0,27

    70

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    86/138

    dx = 0,18

    dy = 0,27

    dy/dx = 1,51

    r = =

    r = 0,999

    ryx = 0,999*1,51

    ryx = 1,51

    a = 31,22

     b = 1,51

    Persamaan Debit = 31,22 (H)1,51

    71

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    87/138

    Gambar 12 Discharge Rating Curve

    Q = 31.22*(H)^1.51

    -10,00

    0,00

    10,00

    20,00

    30,00

    40,00

    50,00

    60,00

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

       Q    (   m    ³    /    d   e   t   i    k    )

    TMA (m)

    Discharge Rating Curve

    72

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    88/138

    Lampiran 4.3 Tabel Perhitungan Persamaan Sediment Discharge Rating Curve DAS Babon Berdasarkan Hujan Terpilih

     No TanggalQ

    (m^3/dt)

    Qs

    (ton/hr) log x log y x-xr y-yr (x-xr)*(y-yr) x-xr^2 y-yr^2

    Q model

    logaritmik

    x y

    1 12 Juni’10 16,946 0,034 1,229076 -1,4713 -0,072579 -0,50631 0,036747 0,005268 0,256349

    0,00173809

    12 15 Agst’10

    13,998 0,0403 1,146057 -1,39435 -0,155598 -0,42937 0,066809 0,024211 0,184357

    0,00171655

    6

    3 15 Agst’10 13,998 0,0027 1,146057 -2,57601 -0,155598 -1,61103 0,250673 0,024211 2,595410

    0,00171655

    6

    4 7 Mei’1018,522 0,057 1,267678 -1,24695 -0,033977 -0,28197 0,009580 0,001154 0,079504

    0,00174819

    6

    5 7 Mei’10 18,522 0,036 1,267678 -1,44181 -0,033977 -0,47682 0,016201 0,001154 0,227358

    0,001748196

    6 2 Agst’10 18,522 0,0201 1,267678 -1,69676 -0,033977 -0,73177 0,024864 0,001154 0,535490

    0,00174819

    6

    7 2 Agst’10  18,522 0,0316 1,267678 -1,49976 -0,033977 -0,53478 0,018170 0,001154 0,285988 0001748196

    8 01 Juni 20,896 0,085 1,320057 -1,0731 0,018401 -0,10812 -0,001989 0,000339 0,011689

    0,00176200

    2

    9 01 Juni20,896 0,066 1,320057 -1,17996 0,018401 -0,21497 -0,003955 0,000339 0,046212

    0,001762002

    10 01 Nov’10 22,423 0,0998 1,350697 -1,00075 0,049041 -0,03577 -0,001753 0,002405 0,001279

    0,00177012

    9

    11 01 Nov’10 22,423 0,0317 1,350697 -1,49856 0,049041 -0,53357 -0,026167 0,002405 0,284700

    0,00177012

    9

    12 10 Mei’10 31,193 58,689 1,494057 1,768554 0,192401 2,733539 0,525936 0,037018 7,472237

    0,00180865

    2

    13 10 Mei’10 31,193 58,338 1,494057 1,765948 0,192401 2,730933 0,525435 0,037018 7,457996

    0,001808652

    Jumlah 16,92152 -12,5448 0 0 1,440552 0,137832

    19,4385755

    4Rata-rata 1,301656 -0,96499

    73

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    89/138

    dx = = = 0,107173

    dy = = = 1,27274

    dx = 0,107173 dy = 1,27274

    r = =

    r = 0,880 ryx = 0,07410

    a = 0,00145 b = 0,06522

    Persamaan Debit sedimen Qs = 0,001445*(Q)0,0652

    74

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    90/138

    Gambar 13 Sediment Discharge Rating Curve

    Qs = 0,001445 (Q)^0,0652

    0,0017

    0,00172

    0,00174

    0,00176

    0,00178

    0,0018

    0,00182

    0 2 4 6 8 10 12 14

       Q   s    (   t   o   n    /    h   r    )

    Q debit (m^3/dt)

    Sediment Discharge Rating Curve

    75

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    91/138

    Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan KejadianHujan Tanggal 19-20 Mei 2010 di DAS Babon

    Waktu

    (WIB)

    TMA

    (m)

    Q (Debit)

    l/dt BF (l/dt)

    DRO

    (l/dt)

    Rerata DRO

    (l/dt) Int Waktu (dt) Volume Aliran (m

    3

    /dt) Qs (ton/hari) Kg/hari Gr/dt

    Jumlah

    Suspensi (gr)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    21:00 0,20 2,75 2,00 0,75 0,3737 900 336,3541 0,00154 1,5436 0,0179 16,0790

    21:15 0,28 4,57 2,00 2,57 1,6575 900 1491,7185 0,00160 1,5956 0,0185 16,6207

    21:30 0,37 6,96 2,00 4,96 3,7620 900 3385,8173 0,00164 1,6400 0,0190 17,0832

    21:45 0,41 8,12 2,00 6,12 5,5402 900 4986,1365 0,00166 1,6567 0,0192 17,2568

    22:00 0,50 10,96 1,79 9,17 7,6475 900 6882,7804 0,00169 1,6894 0,0196 17,5974

    22:15 0,66 16,67 1,79 14,88 12,0260 900 10823,4108 0,00174 1,7362 0,0201 18,0852

    22:30 0,73 19,41 1,79 17,62 16,2507 900 14625,6497 0,00175 1,7535 0,0203 18,2656

    22:45 0,85 24,43 1,79 22,64 20,1286 900 18115,7795 0,00178 1,7800 0,0206 18,5415

    23:00 0,88 25,74 1,85 23,89 23,2629 900 20936,5975 0,00179 1,7861 0,0207 18,6049

    23:15 0,90 26,63 1,85 24,78 24,3338 900 21900,4333 0,00179 1,7900 0,0207 18,6461

    23:30 0,86 24,86 1,85 23,01 23,8947 900 21505,2444 0,00178 1,7820 0,0206 18,5628

    23:45 0,83 23,56 1,90 21,66 22,3375 900 20103,7294 0,00178 1,7758 0,0206 18,4980

    0:30 0,80 22,29 1,90 20,39 21,0265 900 18923,8392 0,00177 1,7694 0,0205 18,4311

    0:45 0,78 21,45 1,90 19,55 19,9714 900 17974,2608 0,00176 1,7650 0,0204 18,3852

    1:00 0,70 18,22 2,00 16,22 17,8863 900 16097,6924 0,00175 1,7463 0,0202 18,1903

    1:15 0,69 17,83 2,00 15,83 16,0235 900 14421,1305 0,00174 1,7438 0,0202 18,1645

    1:30 0,60 14,44 2,35 12,09 13,9568 900 12561,0761 0,00172 1,7200 0,0199 17,9162

    1:45 0,55 12,66 2,35 10,31 11,1971 900 10077,4193 0,00171 1,7053 0,0197 17,7634

    2:00 0,54 12,31 2,40 9,91 10,1105 900 9099,4436 0,00170 1,7022 0,0197 17,7313

    2:15 0,44 9,04 2,50 6,54 8,2250 900 7402,4982 0,00167 1,6682 0,0193 17,3772

    76

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    92/138

    2:30 0,39 7,53 2,60 4,93 5,7350 900 5161,4928 0,00165 1,6485 0,0191 17,1720

    2:45 0,30 5,07 2,70 2,37 3,6505 900 3285,4946 0,00161 1,6065 0,0186 16,7340

    3:00 0,20 2,75 2,70 0,05 1,2082 900 1087,3781 0,00154 1,5436 0,0179 16.0790

    Jumlah 260488,3363 407,786

    Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2

    Q : 31,22*(H)1,51

    Qs : 0,001445*(Q)0,0652

    Volume Runoff : 260488,3363 m3 = 260488336,3 dm3

    Tebal aliran langsung : 260488336,3 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,0169 dm = 1,694 mm

    Debit puncak : 26,6138

    Jumlah suspensi : 407,786 gr = 0,408kg = 0,000408 ton

    77

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    93/138

    Kurva Base Flow tanggal 19-20 Mei 2010

    0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00

    10,00

    11,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,0026,0027,0028,0029,0030,00

            1        9     :        4       5

            2        0     :        0        0

            2        0     :        1       5

            2        0     :        3        0

            2        0     :        4       5

            2        1     :        0        0

            2        1     :        1       5

            2        1     :        3        0

            2        1     :        4       5

            2        2     :        0        0

            2        2     :        1       5

            2        2     :        3        0

            2        2     :        4       5

            2        3     :        0        0

            2        3     :        1       5

            2        3     :        3        0

            2        3     :        4       5

            0     :        3        0

            0     :        4       5

            1     :        0        0

            1     :        1       5

            1     :        3        0

            1     :        4       5

            2     :        0        0

            2     :        1       5

            2     :        3        0

            2     :        4       5

            3     :        0        0

            3     :        1       5

            3     :        3        0

            3     :        4       5

            4     :        0        0

            4     :        1       5

            4     :        3        0

    D

    e

    b

    i

    t

    waktu

    BF

    78

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    94/138

    Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian Hujan

    Tanggal 23-24 Mei 2010 di DAS Babon

    Time

    (WIB) TMA (m)

    Q

    (m^3/dt) Q BF (l/dt) DRO (l/dt) Rerata DRO Int waktu V (m³/dt) Jumlah suspensi (gr)

    1 2 3 4 (2-3) 5 6 7 (5 × 6) 8

    20:15 0,30 5,08 1,00 4,08 0

    20:30 0,30 5,08 1,00 4,0839129 4,083913 900 3675,52158 16,73730823

    20:45 0,40 7,84 1,00 6,8424415 5,463177 900 4916,859476 17,21724564

    21:00 0,50 10,98 1,00 9,9767003 8,409571 900 7568,613835 17,59897117

    21:15 0,60 14,45 1,10 13,347053 11,66188 900 10495,68889 17,91713768

    21:30 0,60 14,45 1,10 13,347053 13,34705 900 12012,34749 17,91713768

    21:45 0,60 14,45 1,20 13,247053 13,29705 900 11967,34749 17,91713768

    22:00 0,60 14,45 1,20 13,247053 13,24705 900 11922,34749 17,91713768

    22:15 0,70 18,22 1,25 16,974359 15,11071 900 13599,63548 18,19062705

    22:30 0,80 22,29 1,35 20,936017 18,95519 900 17059,6692 18,4309063522:45 0,90 26,61 1,40 25,213821 23,07492 900 20767,42684 18,64548079

    23:00 0,90 26,61 1,45 25163821 25,18882 900 22669,93875 18,64548079

    23:15 0,90 26,61 2,00 24,613821 24,88882 900 22399,93875 18,64548079

    23:30 0,90 26,61 2,00 24,613821 24,61382 900 22152,43875 18,64548079

    23:45 0,80 22,29 2,00 20,286017 22,44992 900 20204,92684 18,43090635

    00:00 0,80 22,29 2,05 20,236017 20,26102 900 18234,91493 18,43090635

    0:15 0,80 22,29 2,10 20,186017 20,21102 900 18189,91493 18,43090635

    0:30 0,70 18,22 2,40 15,824359 18,00519 900 16204,6692 18,19062705

    0:45 0,55 12,67 2,50 10,171873 12,99812 900 11698,30464 17,76458428

    Jumlah 291632,0466 325,6734627

    79

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    95/138

    Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2 

    Q : 31,22*(H)1,51 

    Qs : 0,001445*(Q)0,0652

    Volume Runoff : 291632,0466 m3 = 291632046,6 dm3 

    Tebal aliran langsung : 291632046,6 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,019 dm = 1,896 mm

    Debit puncak : 26,6138

    Jumlah suspensi : 325,673427 gr = 0,325673462 kg = 0,000325673 ton

    80

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    96/138

    Kurva Base Flow tanggal 23-24 Mei 2010

    0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00

    10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,0018,0019,0020,0021,0022,0023,0024,0025,00

    26,0027,0028,0029,0030,00

            1        8     :        3        0

            1        8     :        4       5

            1        9     :        0        0

            1        9     :        1       5

            1        9     :        3        0

            1        9     :        4       5

            2        0     :        0        0

            2        0     :        1       5

            2        0     :        3        0

            2        0     :        4       5

            2        1     :        0        0

            2        1     :        1       5

            2        1     :        3        0

            2        1     :        4       5

            2        2     :        0        0

            2        2     :        1       5

            2        2     :        3        0

            2        2     :        4       5

            2        3     :        0        0

            2        3     :        1       5

            2        3     :        3        0

            2        3     :        4       5

            0     :        0        0

            0     :        1       5

            0     :        3        0

            0     :        4       5

            1     :        0        0

            1     :        1       5

            1     :        3        0

            1     :        4       5

            2     :        0        0

            2     :        1       5

            2     :        4       5

            3     :        0        0

            3     :        1       5

            3     :        3        0

            3     :        4       5

            4     :        0        0

    D

    e

    b

    i

    t

    Waktu

    BF

    81

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    97/138

    Lampiran 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Volume Runoff, Debit Puncak dan Hasil Sedimen Terangkut Berdasarkan Perhitungan Lapangan Kejadian HujanTanggal 26 Mei 2010 di DAS Babon

    Time

    (WIB)

    TMA

    (m)

    Q

    (m^3/dt) Q BF (l/dt)

    DRO

    (l/dt) Rerata DRO Int waktu V (m³/dt) Jumlah suspensi (gr)1 2 3 4 (2-3) 5 6 7 (5 × 6) 8

    14:45 0,20 2,7598 1,05 1,7098 1,7348 900 1561,2772 16,0835

    15:00 0,30 5,0839 1,1 3,9839 2,8468 900 2562,1494 16,7373

    15:15 0,30 5,0839 1,1 3,9839 3,9839 900 3585,5216 16,7373

    15:30 0,40 7,8424 1,2 6,6424 5,3132 900 4781,8595 17,2172

    15:45 0,45 9,3654 1,25 8,1154 7,3789 900 6641,0261 17,4177

    16:00 0,50 10,9767 1,25 9,7267 8,9210 900 8028,9426 17,5990

    16:15 0,60 14,4471 1,25 13,1971 11,4619 900 10315,6889 17,9171

    16:30 0,65 16,2989 1,3 14,9989 14,0980 900 12688,1661 18,0586

    16:45 0,70 18,2244 1,3 16,9244 15,9616 900 14365,4541 18,1906

    17:00 0,70 18,2244 1,4 16,8244 16,8744 900 15186,9235 18,1906

    17:15 0,70 18,2244 1,4 16,8244 16,8244 900 15141,9235 18,1906

    17:30 0,70 18,2244 1,45 16,7744 16,7994 900 15119,4235 18,1906

    17:45 0,60 14,4471 2 12,4471 14,6107 900 13149,6355 17,9171

    18:00 0,60 14,4471 2 12,4471 12,4471 900 11202,3475 17,9171

    18:15 0,55 12,6719 2 10,6719 11,5595 900 10403,5166 17,7646

    18:30 055 12,6719 2,05 10,6219 10,6469 900 9582,1858 17,7646

    18:45 0,50 10,9767 2,1 8,8767 9,7493 900 8774,3581 17,5990

    19:00 0,45 9,3654 2,1 7,2654 8,0710 900 7263,9426 17,4177

    19:15 0,40 7,8424 2,15 5,6924 6,4789 900 5831,0261 17,2172

    19:30 0,30 5,0839 2,25 2,8339 4,2632 900 3836,8595 16,737319:45 0,30 5,0839 2,25 2,8339 2,8339 900 2550,5216 16,7373

    82

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    98/138

    20:00 0,25 3,8627 2,35 1,5127 2,1733 900 1955,9745 16,4401

    20:15 0,25 3,8627 2,75 1,1127 1,3127 900 1181,4273 16,4401

    Jumlah 185450,6913 400,8246

    Luas DAS : 15381,62 ha = 153816200 m2 = 15.381.620.000 dm2

    Q : 31,22*(H)1,51

    Qs : 0,001445*(Q)0,0652

    Volume Runoff : 185450,6913 m3 = 185450691,3 dm3

    Tebal aliran langsung : 185450691,3 dm3/15.381.620.000 dm2 = 0,012 dm = 1,206 mm

    Debit puncak : 18,2243595

    Jumlah suspensi : 400,4824562 gr = 0,4004824 kg = 0,000400482 ton

    83

  • 8/16/2019 KAJIAN SEDIMENTASI DENGAN MODEL MUSLE.pdf

    99/138

    Kurve Base Flow tanggal 26 Mei 2010

    0

    1

    2

    3

    4

    56

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

            1        4     :        0        0

            1        4     :        1       5

            1        4     :        3        0

            1        4     :        4       5

            1       5     :        0        0

            1       5     :        1       5

            1       5     :        3        0

            1       5     :        4       5

            1        6     :        0        0

            1        6     :        1       5

            1        6     :        3        0

            1        6     :        4       5

            1   �