Karya ilmiah
Click here to load reader
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Design
-
view
225 -
download
3
Transcript of Karya ilmiah
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil Alamin, puki dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Zat yang
maha sempurna, shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
sebagai pembawa kebenaran.
Penulis membuat karya Ilmiah dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa tentang
materi jaring-jaring bangun ruang melalui penggunaan alat peraga pembelajaran kelas V SD Negeri
17 Katobu” untuk salah satu syarat kelengkapan nilai tugas mata kuliah teknik menulis karya ilmiah.
penulis sadar masih banyak kekurangan, keterbatasan dengan segala rintangan yang dihadapi dalam
penyusunan karya ilmiah ini, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk tetap
semangat menyelesaikannya. Untuk itu segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan.
pada kesempatan yang haru ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
yang tulus atas semua bantuan, dorongan semangat dan kerja sama yang baik secara lansung maupun
tidak lansung kepada keluarga, suami dan anak-anakku. Serta Bapak AGUSTAN, S.Si., M.Si selaku
Tutor dan pembimbing mata kuliah teknik menulis karya ilmiah serta teman-teman seperjuanganku
khususnya di pokjar lohia serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya, Aamiin
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Raha, 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran,
dapat dinilai dari proses yang diperoleh siswa pada setiap akhir pelajaran. Seorang siswa dapat
dikatakan tuntas atau berhasil apabila siswa tersebut memperoleh nilai diatas Kriteria Ketentuan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 17
Katobu pada materi jaring-jaring bangun ruang hanya tiga belas orang siswa yang memperoleh nilai
diatas KKM 70 yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Beberapa penyebab rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang
dilakukan guru pada materi jaring-jaring bangun ruang masih bersifat abstrak sehingga siswa sukar
membedakan sisi pada bangun ruang. Penggunaan alat peraga yang kurang maksimal, proses
pembelajaran masih didominasi oleh guru, rendahnya minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran Matematika, cara mengajar guru terlalu abstrak, dan siswa kurang dilibatkan dalam
menggali pengetahuan awal tentang pembelajaran matematika.
Dari Identivikasi masalah diatas, yang menjadi fokus untuk segera diadakan perbaikan pembelajaran
adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dan rendahnya minat siswa
dalam mengikuti pelajaran. Alasan mengapa masalah ini menjadi fokus diadakan perbaikan
pembelajaran adalah untuk menghasilkan prestasi belajar siswa yang berkualitas.
Beberapa faktor timbulnya masalah dari hasil analisis yang diperoleh melalui observasi teman
sejawat selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut : suasana kelas yang kurang
menyenangkan akibat sikap guru yang kurang otoriter, penjelasan guru yang kurang dimengerti siswa,
siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran, penggunaan media alat peraga oleh guru kurang
efektif dan efisien.
Rahmanelli ( 2005 : 237) Mengatakan bahwa anak terlibat, mengalami sendiri, dan ikut serta dalam
proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan lebih baik. Disamping itu pelajaran akan lebih
lama diserap dalam ingatan siswa.
Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang sangat
mungkin terjadi jika siswa tidak memahami konsep yang merupakan objek-bjek dalam pembelajaran
matematika. Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan
kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya merupakan suatu upaya kearah peningkatan mutu
pembelajaran. Banyak hal yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah
mengadakan perbaikan pembelajaran. Kelebihan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran
matematika adalah dapat membantu guru menjelaskan hal yang bersifaat abstrak menjadi lebih
konkret sehingga memudahkan siswa untuk belajar.
Berdasarkan temuan-temuan menjadi pokok permasalahan siswa tentang jaring-jaring bangun ruang,
maka peneliti melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran dengan judul Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa tentang materi jaring – jaring bangun ruang melalui Penggunaan Alat
Peraga Pembelajaran pada Kelas V SDN 17 Katobu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah
sebagai berikut : Apakah dengan penggunaan alat peraga pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar pada bidang studi matematika mengenai materi jaring-jaring bangun ruang di Kelas V SD
Negeri 17 Katobu, Kecamatan Batalaiworu ?
C. Tujuan
Tujuan Perbaikan Pembelajaran adalah :
1. meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaranMatematika pada materi jaring-jaring
bangun ruang.
2. Mengetahui apakah dengan penggunaan alat peraga berbagai bentuk bangun ruang sebagai
media pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Manfaat
Manfaat perbaikan adalah :
1. Bagi Siswa, dapat meningkatkan pemahaman peningkatan siswa dalam pembelajaran
Matematika mengenai materi jaring-jaring bangun ruang sehingga hasil belajarnya meningkat.
2. Bagi Guru, sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran dan dapat mengoptimalkan
penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi Sekolah, meningkatkan hasil belajar matematika serta meningkatkan citra sekolah di
mata masyarakat.
4. Bagi Peneliti, dapat dijadikan sebagai masukan yang berharga untuk melaksanakan penelitian
kelas di masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling
berhubungan satu sama lain. Matematika dapat di bagi dalam tiga bidang yaitu : aljabar, analisis dan
geometri. James dalam Rusffendi (1993:27) menyatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan
menyendiri, tetapi matematika membantu masalah sosial, ekonomi, dan alam.
Dalam pembelajaran matematika perlu memperhatikan objek-objek matematika yaitu, fakta, konsep,
dan prinsip. Konsep matematika yang harus disajikan oleh guru harus diberikan dengan pengertian
(suherman,1992:183). Dari pendapat tersebut, maka semua yang dipelajari siswa harus dipahami
terlebih dahulu sebelum sampai pada latihan yang sifatnya mengasah otak dan melatih keterampilan.
Oleh karena itu, berbagai metode dapat dikombinasikan dalam mengajar konsep.
2. Pengertian Belajar Mengajar
Ahli pendidikan modern merumuskan pengertian belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seorang siswa yang dinyatakan dalam car4a-cara bertingkah laku. Pengalaman
itu misalnya dari tidak tidak tahu menjadi tahu, (Abu Ahmadi, 1992:29).
Sudjana (1998:28) mendefenisikan bahwa belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat di tunjukan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya pada
diri siswa. slamet (1988:30) mendefenisikan bahwa mengajar adalah sebagai usaha bimbingan kepada
siswa dalam proses belajar. Hal ini menunjukan bahwa yang aktif dan yang mengalami proses belajar
adalah siswa, sementara guru yang membimbing dan menunjukkan jalan dengan memperhintungkan
kepribadian siswa.
Proses belajar mengajar merupakan sebuah proses interaksi yang menghimpun sejumlah nilai (norma)
yang merupakan substansi, sebagai medium antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan
dalam proses belajar mengajar terdapat dua kegiatan yakni : kegiatan guru dan kegiatan siswa. Guru
mengajar dengan gaya-gayanya sendiri dan siswa belajar dengan gayanya sendiri. Sebagai guru harus
memahami gaya-gaya belajar siswanya sehingga kerelevansian natara gaya-gaya mengajar guru dan
siswa akan memudahkan guru menciptakan interaksi edukatif dan kondusif.
Pendidikan Modern menghedanki siswa lebih aktif dalam kegiatan edukatif. Guru bertindak sebagia
fasilitator dan pembimbing sedangkan siswa aktif dalam belajar. Banyak kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan proses belajar mengjar seperti memahami prinsip-prinsip belajar mengajar
menyiapkan bahan dan sumber belajar, memilih metode yang tepat, menyiapkan alat bantu
pengajaran, memilih pendekatan dan mengadakan evaluasi. Dari semua komponen tersebut dapat
terlaksana dengan baik maka akan tercapai tujuan yang telah di tetapkan.
Berdasarkan devinisi para ahli tersebut peneliti berkesimpulan bahwa belajar mengajar adalah suatu
proses interaksi belajang mengajar yang dilakukan oleh guru kepada siswa yang melibatkan semua
komponen dalam sisten pengajaran sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pengertian alat peraga pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah
berarti perantara atau gambar. Secara khusus kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari satu sumber kepada
penerima dikaitkan dengan pembelajara, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada
peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan
mencegah terjadiny verbalisme pada diri siswa. Pembelajaran yang verbalisme akan membosankan
siswa, sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik bila siswa gembira atau senang pada saat belajar
karena mereka merasa tertarik dan mengerti apa yang dipelajarinya (usman 2002 : 31). Alat peraga
dalam hal ini sebagai alat bantu pembelajaran matematika untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Secara khusus alat peraga adalah benda-benda konret yang merupakan model dari ide-
ide matematika dan benda-benda konkrit untuk penerapan matematika. Pendayagunaan alat peraga
matematika dapat dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan seperti manusia dan benda-benda
yang mudah diperoleh disekitar siswa. Misalnya kue, buah-buahan, biji-bijian, gula-gula, dan benda-
benda lain yang sudah di desain.
Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, di himpun
atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan
konsep-konsep dalam matematika.
Jika ditinjau dari fungsinya, alat peraga berfungsi untuk memberikan motifasi belajar, memberikan
variasi dalam pembelajaran, mempengaruhi daya abstrak, serta memperkenalkan dan meningkatkan
pengertian konsep dan fakta. Dengan demikian dalam proses pembelajaran yang menggunakan media
alat peraga dapat memperagakan fakta, konsep dan prinsip agar tampak lebih nyata. Dewasa ini istilah
peraga mulai dipopulerkan dengan istilah media. Media berarti perantara atau pengatur. Sadiman
(1996 : 6) yang mengutip pendapat Gagne mendefinisikan media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar Rusfendi (1993 : 141) menyatakan
bahwa media merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa memahami konsep matematika. Alat
bantu ini dapat berwujud benda konkret seperti batu-batuan dan biji-bijian.
Berdasarkan kutipan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media alat peraga
bentuk bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat membantu guru menjelaskan hal yang
bersifat abstrak menjadi lebih konkrit sehingga siswa mudah belajar matematika khususnya pada
materi jaring-jaring bangun ruang. Namun dalam melaksanakan pembelajaran guru hendaknya
memilih dan menggunakan media yang cocok untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa, sehingga siswa terlibat secara fisik, mental, sosial dalam pembelajaran.
4. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang bukan hanya mengingat akan tetapi mengalami secara
lansung. Sudjana (1989 : 9) belajar didefikinsiakn sebagai Interaksional dimana pribadi menjangkau
wawasan-wawasan baru. selanjutnya peranan hasil belajar menurut Harahab (dalam Abidin 2004 : 2)
yaitu :
a. hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dalam jagka waktu terntentu
b. untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan
c. Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan,
pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.
d. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam
suatu program bahan pembelajaran
e. Untuk keperluan supervise bagi kepala sekolah dan pengawas agar guru lebih berkopeten
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika dapat diartikan sebagai
pemahaman dan penguasaan bahan matematika yang ditunjukan oleh perubahan sikap.
B. Kerangka Berpikir
Untuk memperoleh hasil belajar matematika yang optimal diperlukan media alat peraga
pembelajaran. Penggunaan media alat peraga ini, dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa karena siswa belajar secara kelompok mengkontruksi konsep-konsep atau prinsip-prinsip
matematika yang akan dipelajari atas bimbingan guru sehingga siswa tidak lagi ditempatkan sebagai
individu yang pasif tanpa memahami apa yang telah dimilikinya
Dalam proses pembelajaran, penggunaan alat peraga jika dapat diterapkan sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran, dapat meningkatkan pemahaman dari hasil belajar siswa.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada Observasi aktifitas guru pada Siklus I menghasilkan aktifitas pengamatan terhadap pembelajaran
matematika adalah 61,53 % hal ini berarti masih jauh dari pencapaian target yaitu mencapai
ketuntasan 85 % dan aktifitas siswa belajar di kelas baru mencapai 70% masih jauh dari target yang
diharapkan. Berdasarkan pada observasi pada siklus 1 maka pembelajaran dilanjutkan pada siklus II.
Para guru sepakat untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Adapun hal yang harus
diperbaiki untuk pelaksanaan pembelajaran siklus II adalah guru harus banyak memberikan motivasi
pada siswa. Menanamkan rasa percaya diri bahwa mereka mampu mengerjakan soal latihan dalam
LKS secara berkelompo dengan menggunakan alat peraga efektif dan evisien. Melalui cara demikian
siswa akan lebih banyak memperhatikan penjelasan guru yang pada akhirnya dapat menunjukan hasil
belajar siswa dalam konsep matematika.
Pada Observasi aktifitas guru pada pembelajaran Matematika kelas V baru mencapai
ketuntasan 79,92 %. Hali ini belum mencapau pada yang diharapkan dalam penelitian. Target yang
diharapkan adalah 85% dan aktivitas siswa belajar di kelas baru 80% masih jauh dari yang diharapkan
karena aktivitas tetap merekomendasikan untuk melakukan penelitian berdasarkan hasil observasi,
maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus III dengan merencanakan perbaikan yang menekankan hal-
hal yang belum terlaksana pada siklus II. Adapun yang menjadi hasil perencanaan pada siklus III
adalah :
1. Menyiapkan RPP ( Rencana Perbaikan Pembelajaran )
2. Menyiapkan RPP Observasi Pembelajarna
3. Menyiapkan alat evaluasi siswa secara kelompok
Pada Observasi aktivitas guru maupun aktifitas siswa pada siklus III diperoleh data sudah tuntas
dan dapat mencapai target penelitian. Berdasarkan hasil Observasi dan evaluasi, maka penelitian
di hentikan pada siklus III karena indikator keberhasilan pada penelitian ini tetap tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran yang berlansung sebanyak 3 (tiga) siklus,
yaitu siklus I, siklus II, siklus III. Tiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan sesuai dengan prosedur
penelitian dan berakhir setelah pelaksanaan siklus III karena telah mencapai indikator kinerja yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi siklus I, menunjukan bahwa penggunaan alat peraga
pembelajaran belum sempurna atau masih terdapat kekurangan-kekurangan yang masih harus
diperbaiki. Ketuntasan indikator keberhasilan dalam pembelajaran hanya mencapai 52 % dengan nilai
rata-rata 61,2. Rendahnya nilai siswa pada siklus I, disebabkan oleh beberapa hal yaitu siswa belum
terbiasa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga dalam pembelajaran. Selain
itu belum terlaksananya semua komponen dai skenario pembelajaran. Kemudian penelitian
dilanjutkan penelitian siklus II.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II menunjukan bahwa penerapan alat peraga
pembelajaran sudah lebih baik dari sebelumnya Penelitian terus berupaya untuk menyempurnakan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dengan jaring-jaring bangun ruang.
Kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diperbaiki
Indikator keberhasilan sisiwa sudah mencapai 78% dengan nilai rata-rata 80 *. perbaikan
pembelajaran ini masih terus dilakukan pada siklus III karena masih ada satu kelompok yang belum
tuntas. Oleh karena itu diadakan perbaikan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan daapat tercapai.
Berdasarkan observasi siklus III Perolehan nilai siswa sangat meningkat yaitu 3 (tiga)
kelompok mencapai 95, dan satu kelompok hanya 85. Dengan rata-rata 91. Hal ini berarti telah
mencapai indikator yang telah ditetapkan. Sedangkan hasil observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran semua langkah-langkah dalam skenario pembelajaran telah dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan yang diharapkan. Karena semua indikator telah tercapai makan penelitian dihentikan
sampai siklus II. Hasil Observasi kegiatan siklus I, Siklus II, Siklus III terjadi perubahan sikap pada
siswa yaitu siswa lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini terlihat pada saat siswa kurang
memperlihatkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, dan setelah selesai siklus III siswa
terlihat fokus memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru dengan peningkatan presentase dalam
proses pembelajaran.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa Kelas V SD
Negeri 17 Katobu dapat ditingkatkan melalui penggunaan alat peraga jaring-jaring bangun
ruang dalam pembelajaran.