KARYA TULIS
-
Upload
handrianmohamadikbal -
Category
Documents
-
view
841 -
download
31
description
Transcript of KARYA TULIS
KARYA TULIS
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI
PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM
Lot 317, Jalan Beringin Batamindo Industrial Park
Muka Kuning, Batam
OPERASIONAL HANDLER RASCO 1000
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Oleh:
Nama : HANDRIAN MOHAMAD IKBAL
No. Induk : 10706944
Tingkat : IV (Empat)
Bidang Keahlian : Instrumentasi Industri
Kompetensi Keahlian : Kontrol Mekanik
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGER1 1
CIMAHI
2011
LEMBAR PENGESAHAN DARI PIHAK SEKOLAH
OPERASIONAL HANDLER RASCO 1000
Karya Tulis ini telah disetujui oleh :
Ketua Kompetensi Keahlian, Pembimbing,
BUDIMAN, ST. BUDIMAN, ST.
NIP. 197605052006041019 NIP.197605052006041019
MENGETAHUI :
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Cimahi
Drs. ERMIZUL, M.Pd
NIP. 195701011982031024
DINAS PENDIDIKAN KOTA CIMAHI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
CIMAHI
2011
LEMBAR PENGESAHAN DARI PIHAK INDUSTRI
OPERASIONAL HANDLER RASCO 1000
Karya Tulis ini telah disetujui oleh :
Koordinator Prakerin, Pembimbing,
ADHIPUTRO PRAMUDYA HENRYANTO HARAHAP
ASISTANT OFFICER MANAGER TESTING
MENGETAHUI :
Manager Human Resoarce and Development
PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM
ANDI PATI MULIA
PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM
2011
i
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah swt. Karena hanya dengan
segenap kasih sayang-Nya, Penulis dapat menikmati berbagai nikmat yang tak
terhingga dan akhirnya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Uji
Kompetensi Tahun Ajaran 2010/2011, serta sebagai bahan salah satu syarat
kelulusan sekaligus sebagai suatu sarana penilaian perkembangan kemampuan
Penulis selama melaksanakan program tersebut.
Dalam melaksanakan program Praktek Kerja Industri, Penulis
mendapatkan kesempatan melaksanakan praktek kerja industri di PT. INFINEON
TECHNOLOGIES BATAM Pada institusi ini, Penulis ditempatkan di divisi Test
Equipment Engineering (TEE )selama 6 bulan sejak 05 Juli 2010 sampai dengan
05 Januari 2011.s
Semua yang terdapat dalam karya tulis yang berjudul “OPERASIONAL
HANDLER RASCO 1000”, ini merupakan salah satu dari banyaknya ilmu
pengetahuan yang Peenulis peroleh selama melaksanakan praktek kerja lapangan
di industri, sehingga tentunya ada banyak hal-hal baru yang tidak bisa didapatkan
di sekolah. Hal-hal baru ini tentunya akan saling berpadu dengan pengetahuan
yang telah didapatkan di sekolah dan akan semakin memperkaya khazanah
pengetahuan penulis yang rasanya sulit didapatkan tanpa melalui program
Pendidikan Praktek Kerja Lapangan.
Selama melaksanakan program Pendidikan Praktek Kerja Lapangan serta
penyusunan laporan ini, penulis banyak menghadapi hambatan. Namun dengan
bantuan berbagai pihak, hambatan tersebut dapat diatasi sehingga penulis dapat
melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda dan menyusun laporan ini dengan baik.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Kedua orang tua dan Keluarga yang telah memberikan dukungan secara
moril maupun materil.
ii
Pihak Industri :
1. Bapak Andi Pati mulia selaku HRD Manager PT. INFINEON
TECHNOLOGIES BATAM.
2. Bapak Adhiputro Pramudya Selaku Koordinator dan penanggung jawab
siswa-siswa Prakerin di PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM.
3. Bapak Henryanto Harahap sebagai TEE Manufactering Manager.
4. Bapak Ardiyansah Selaku Engineer TEE ( Test Equipment Engineering ).
5. Bapak Sammy Fernandes Selaku Engineer PM (Preventive Maintenance).
6. Bapak Ivan Robintang selaku Leader PM group A.
7. Bapak Hiburan Hura selaku Leader PM group B.
8. Bapak Eten Tarfi, Asep Tisna, Ronal Yurensa, Irwan zaenal, Irawan,
Sugiyarso, Edi, Selaku teknisi PM bagian Handler Rasco yang Sangat
membantu penulis dalam penyusunan dan pencarian bahan dalam penulisan
karya tulis.
9. Seluruh teknisi Handler bagian PM (Preventive maintenance).
10. Seluruh karyawan dan staf PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM,
khususnya bagian Test Equipmen Engineering (TEE).
11. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Pihak Sekolah:
1. Bapak Drs. Ermizul.MPd, selaku Kepala SMK Negeri 1 Cimahi.
2. Ibu Elis M.Pd dan Dra.Hj.Dwi Sulistyawati, M.Pd selaku staff Bidang
Hubungan Industri.
3. Bapak Budiman ST, selaku pembimbing dan Kepala Kompetensi Keahlian
Kontrol Mekanik.
4. Seluruh guru dan staf SMK Negeri 1 CIMAHI, khususnya bagian
Instrumentasi Industri.
5. Bapak Budi Susanto selaku wali kelas tingkat IV Kontrol mekanik B.
iii
6. Seluruh teman-teman kelas IV, khususnya kelas IV Program keahlian Kontrol
Mekanik B.
7. Seluruh teman-teman rekan PKL di Batam.
Tiada gading yang tak retak. Meski telah disusun dengan sebaik-baiknya,
saya menyadari adanya kemungkinan terjadinya kekurangan dalam laporan ini.
Untuk itu, saya mohon maaf atas segala kekurangan tersebut serta mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk hasil laporan yang lebih baik
kelak. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan
bagi siapapun yang membacanya.
Batam, Januari 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DARI PIHAK INDUSTRI
LEMBAR PENGESAHAN DARI PIHAK SEKOLAH
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................1
1.2. Tujuan Praktek Kerja Industri ......................................................4
1.3. Tujuan Penulisan Laporan ...........................................................5
1.4. Alasan Pemilihan Judul................................................................6
1.5. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah ....................................6
1.6. Metode Pengumpulan Data ..........................................................8
1.7. Sistematika Penulisan Laporan ....................................................9
BAB II. URAIAN UMUM
2.1. Profil Perusahaan .........................................................................11
2.2. Sejarah Perkembangan Perusahaan ..............................................11
2.3. Visi dan Misi ...............................................................................12
2.3.1. Visi .........................................................................12
2.3.2. Misi .........................................................................12
2.4. Ruang Lingkup Usaha .................................................................13
2.5. Lambang Perusahaan ...................................................................14
2.6. Moto Kerja ..................................................................................15
2.6.1. Seiri .........................................................................16
2.6.2. Seiton ......................................................................16
2.6.3. Seiso........................................................................17
2.6.4. Seiketsu ...................................................................17
v
2.6.5. Shitsuke ....................................................................................18
2.7. Struktur Organisasi ....................................................................................18
2.8. Kesempatan Kerja........................................................................21
2.8.1. Sistem Penilaian ......................................................21
2.8.2. Sistem Kenaikan Jabatan .........................................22
2.9. Jam Kerja ....................................................................................23
2.10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja .............................................24
2.11. Disiplin Kerja ............................................................................25
2.12. Larangan-Larangan ....................................................................26
2.13. Ketentuan Kerja .........................................................................28
2.14. Surat Peringatan Pertama ...........................................................29
2.15. Surat Peringaatan Kedua ............................................................31
2.16. Surat Peringatan Terakhir ..........................................................32
2.17. Pemutusan Hububngan Kerja .....................................................32
BAB III. URAIAN KHUSUS
3.1. Teori Penunjang...........................................................................35
3.1.1. ElektroPneumatik ....................................................35
3.1.2. Sensor .....................................................................54
3.2. Proses Umum ..............................................................................57
3.2.1. Bahan Baku Pembuatan IC ......................................58
3.2.2. Proses Pembuatan Wafer .........................................58
3.3. Alur Proses Produksi IC...............................................................59
3.3.1. Alur Produksi IC di Area Front of Line....................59
3.3.2. Alur Produksi IC di Area End of Line ......................63
3.3.3. Alur Produksi IC di Area TEE .................................70
3.4. Package IC PT.Infineon technologies Batam ................................74
3.5. Peralatan dan Perlengkapan Produksi ...........................................75
vi
BAB IV. OPERASIONAL HANDLER RASCO 1000
4.1. Pengenalan Handler Rasco 1000 ...................................... 77
4.2. Bagian-Bagian Handler Rasco 1000 ................................. 79
4.2.1. Loader ......................................................... 79
4.2.2. Base Unit Handler ....................................... 84
4.2.3. Unloader ...................................................... 87
4.3. Setting Parametter............................................................ 92
4.3.1. Start dan Stop Pengoprasian ........................ 92
4.3.2. Operator Interface ........................................ 93
4.4. Test Run ........................................................................ 108
4.5. Flow Device .................................................................. 113
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................... 114
5.1.1. Kesimpulan Umum .................................... 114
5.1.2. Kesimpulan Khusus ................................... 115
5.2. Saran ............................................................................. 115
5.2.1. Saran Bagi Industri .................................... 116
5.2.2. Saran Bagi Sekolah.................................... 116
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lambang Perusahaan ......................................................... 15
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................... 20
Gambar 2.3 Struktur Organisasi HRD Perusahaan................................. 21
Gambar 3.1 Saklar Tekan Mengunci ..................................................... 37
Gambar 3.2 Konstruksi dan Simbol Saklar Pembatas Mekanik.............. 38
Gambar 3.3 Time Delay Switch On Relay ............................................. 44
Gambar 3.4 Elemen Tunda Waktu hidup ............................................... 44
Gambar 3.5 Time Delay Switch Off Relay ............................................ 45
Gambar 3.6 Elemen Tunda Waktu Mati ................................................ 45
Gambar 3.7 Simbol Kontaktor pada Penggambaran Rangkaian ............. 47
Gambar 3.8 Katup Solenoid 3/2 NC ...................................................... 48
Gambar 3.9 Katup Solenoid 3/2 NO ...................................................... 49
Gambar 3.10 Katup Solenoid 3/2 kembali dengan Pegas ....................... 50
Gambar 3.11 Katup Solenoid 4/2 Kembali dengan pegas ...................... 51
Gambar 3.12 Rangkaian Power ............................................................. 52
Gambar 3.13 Rangkaian kontrol dan Rangkaian Power ........................ 53
Gambar 3.14 Rangkaian kontrol dasar ................................................... 54
Gambar 3.15 Fungsi Sensor Sebagai Komponen ................................... 54
Gambar 3.16 Proximity ......................................................................... 56
Gambar 3.17 Bagan Proses Produksi ..................................................... 57
Gambar 3.18 Alur Produksi IC di Area Front of Line ............................ 60
Gambar 3.19 Proses Wafer Mount ........................................................ 61
Gambar 3.20 Proses Wafer Saw ............................................................ 61
Gambar 3.21 Proses Die Attach ............................................................ 62
Gambar 3.22 Proses Wire Bond ............................................................ 63
Gambar 3.23 Alur Produksi IC di Area End of Line .............................. 64
Gambar 3.24 Proses Molding ................................................................ 64
Gambar 3.25 Proses Post Mold Cure ..................................................... 65
viii
Gambar 3.26 Trim and Form 1 .............................................................. 66
Gambar 3.27 Media Deflashing............................................................ 67
Gambar 3.28 Proses Plating .................................................................. 68
Gambar 3.29 Proses Marking ................................................................ 68
Gambar 3.30 Trim and Form 2 .............................................................. 69
Gambar 3.31 Eca Vision ....................................................................... 70
Gambar 3.32 Alur Produksi IC di Area TEE ......................................... 71
Gambar 3.33 Handler Multitest 9928 .................................................... 71
Gambar 3.34 Proses Burn in.................................................................. 72
Gambar 3.35 MIT SmartFLEX (MSF) ................................................. 73
Gambar 4.1 Supply Connection............................................................. 78
Gambar 4.2 Bagian-bagian Handler Rasco 1000 .................................. 79
Gambar 4.3 Tube/tabung metal ............................................................. 80
Gambar 4.4 Tube/tabung plastik ........................................................... 80
Gambar 4.5 Tube Loader ...................................................................... 81
Gambar 4.6 Stacker Loader ................................................................... 82
Gambar 4.7 Tube Transport .................................................................. 82
Gambar 4.8 Tube Pusher Loader ........................................................... 83
Gambar 4.9 Loader Gripper .................................................................. 83
Gambar 4.10 Chamber .......................................................................... 84
Gambar 4.11 Singulator ........................................................................ 85
Gambar 4.12 Plunger ............................................................................ 86
Gambar 4.13 Output Segment ............................................................... 86
Gambar 4.14 Turn Shuttle ..................................................................... 87
Gambar 4.15 Short shuttle ..................................................................... 88
Gambar 4.16 Auto Exit ......................................................................... 88
Gambar 4.17 Manual Exit ..................................................................... 89
Gambar 4.18 Transpor Lift Unloader .................................................... 90
Gambar 4.19 Stacker Unloader ............................................................. 90
Gambar 4.20 Tube Pusher Unloader ...................................................... 91
Gambar 4.21 Tube Unloader ................................................................. 91
Gambar 4.22 Layar Monitor OPI........................................................... 92
ix
Gambar 4.23 Numeric Pad .................................................................... 93
Gambar 4.24 Alfanumeric Pad .............................................................. 94
Gambar 4.25 Layar Utama Operator Interface ....................................... 95
Gambar 4.26 Help Screen ..................................................................... 99
Gambar 4.27 Perintah Support pada help screen .................................. 100
Gambar 4.28 Perintah Error Text pada Help Screen ............................ 100
Gambar 4.29 Setting screen pada loader .............................................. 101
Gambar 4.30 Setting Screen pada chamber ......................................... 103
Gambar 4.31 Setting screen pada unloader .......................................... 104
Gambar 4.32 Setting screen pada temperature ..................................... 105
Gambar 4.33 Calibration Table ........................................................... 108
Gambar 4.34 Fan handler rasco 1000 .................................................. 110
Gambar 4.35 LN2 Conector dan Pengujian Suhu dingin...................... 111
Gambar 4.36 Flow Device/IC.............................................................. 113
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jam kerja shift normal ........................................................... 23
Tabel 2.2 Jam kerja menurut shift dengan dua jenis istirahat ................. 23
Tabel 2.3 Jam Kerja Berdasarkan Shift dengan tiga jenis istirahat ......... 23
Tabel 3.1 Simbol Push Button ............................................................... 36
Tabel 3.2 Simbol Saklar mengunci manual ........................................... 37
Tabel 3.3 Simbol Relay ......................................................................... 40
Tabel 3.4 Keuntungan dan kerugian Solenoid ....................................... 42
Tabel 3.5 Package IC ............................................................................ 74
Tabel 4.1 Pasword Level ....................................................................... 96
Tabel 4.2 ICs in Exits ............................................................................ 98
Tabel 4.3 Instruksi Operator Interface Setelah memesukan password .... 98
Tabel 4.4 Penjelasan mengenai Pengaturan loader............................... 102
Tabel 4.5 Penjelasan Mengenai pengaturan chamber ........................... 103
Tabel 4.6 Penjelasan mengenai Pengaturan unloader ........................... 104
Tabel 4.7 Penjelasan mengenai pengaturan temperatur ........................ 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Indutri
Perkembangan ilmun pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah
mengalami banyak kemajuan yang begitu pesat. Sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, bangsa Indonesia sebagai negara
berkembangpun tidak lepas dari pengaruh kemajuan tersebut. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka merealisasikan tujuan
pembangunan nasional, yaitu menciptakan suatu masyarakat yang adil dan
makmur baik materil maupun spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah
memberikan perhatian terhadap pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia yang merupakan modal dasar pembangunan. Pembinaan sumber daya
manusia ini di arahkan untuk menciptakan manusia yang terampil, tangguh dan
mempunyai kemampuan yang dapat memberikan keuntungan dan nilai tambah
bagin usaha-usaha Pembangunan Nasional.
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah diantaranya ialah dengan
menciptakan suatu program sistem pendidikan yang terarah dan terpadu. Sistem
pendidikan tersebut bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya
yang mampu mendukung pembangunan nasional yang dinamis menuju
terwujudnya perbaikan tingkat perekonomian nasional yang berdasarkan azas
percaya pada diri sendiri dan berorientasi pada kemandirian bangsa.
Dengan adanya perluasan dan peningkatan di bidang pendidikan
khususnya di bidang kejuruan, maka terciptalah kader-kader bangsa yang
bertanggung jawab dan terampil dalam segala bidang. Berdasarkan pada hal
tersebut, pemerintah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan umum dan
kejuruan yang bertujuan untuk mewujudkan manusia yang berpotensi dan berdaya
guna.
2
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi-Bandung yang merupakan
salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas yang menerapan pola
pendidikan empat tahun, didirrikan oleh pemerintah sebagai sarana untuk
mendidik, melatih dan membina manusia pembangunan yang mampu tampil
sebagai figur yang siap beerja diberbagai sector pembangunan.
Dalam upaya pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas
tersebut, pemerintah bersama pihak industri, bekerja sama untuk menciptakan
suatu program yang mampu menjembatani antara sekolah kejuruan dengan
industri. Program tersebut diwujudkan dalam bentuk Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN). Dasar pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) tersebut
adalah :
1.1.1 GBHN 1993 yang telah memberikan arahan yang jelas bagi
pembangunan Indonesia dalam menghadapi masa yang akan datang.
Sesuai dengan GBHN 1993, titik berat Pembangunan Jangka Panjang
Tahap II (PJPT II) dan pelita VI adalah pembangunan Sumber Daya
Manusia.
1.1.2 Kesadaran akan terdapatnya saling ketergantungan yang tidak dapat
dihindari antara Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai dunia
pendidikan di satu pihak dan Perusahaan sebagai dunia kerja di lain
pihak.
1.1.3 Didalam lampiran keputusan Mendikbud tentang kurikulum 1994
SMKTA, disebutkan bahwa peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
menengah ejuruan diarahkan untuk mengembangkan suatu system yang
utuh dan mantap, sehingga terdapat kesinambungan antara dunia
pendidikan dan dunia kerja.
1.1.4 Dengan mengacu kepada tujuan pendidikan menengah pada sekolah
menengah pasal 3 ayat (2) dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1990, pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan
untuk :
3
1.1.4.1 Mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap professional.
1.1.4.2 Mempersiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu
berkopetensi dan mampu mengembangkan diri.
1.1.4.3 Mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk
mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat
ini maupun pada masa yang akan datang.
1.1.4.4 Mempersiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang
produktif, adaptif dan kreatif.
1.1.5 Misi pembentukan manusia pembangunan yang mampu berperan
sebagai tenaga terampil tingkat menengah yang layak kerja dalam
berbagai kemampuan kejuruan, dijabarkan secara sistematis dalam
Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mengenai berbagai
Program Studi dalam kurikulum 1994 SMKTA. Serangkaian mata
pelajaran yang mendukung tercapainya tujuan suatu program studi
dialokasikan dalam waktu dan jumlah biaya yang memadai,
sebagaimana yang tertera dalam struktur program studi yang
bersangkutan. Dalam setiap program studi, sementara teralokasikan
sejumlah biaya untuk Pengalaman Kerja Lapangan/Praktek Kerja
Industri.
Berdasarkan poin-poin diatas, maka Kegiatan Praktek Kerja Industri di
dunia usaha atau dunia industri wajib diikuti oleh seluruh siswa.
Pelaksanaan Pratek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Cimahi adalah sebagai
kebijaksanaan dari “Link and Match”, yang dalam prosesnya dilaksanakan pada
dua tempat yaitu di sekolah dan di dunia usaha/industri.
4
Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu tamatan SMK
Negeri 1 Cimahi dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan tuntutan
kebutuhan dunia usaha/industri, juga siswa akan memiliki etos kerja hasil
pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja serta
memiliki wawasan industri yang luas.
1.2 Tujuan Diadakanya Praktek Kerja Industri
Dalam Plaksanaan Praktek Kerja Industri baik dari pihak sekolah maupun
pihak industri piastilah memiliki tujuan-tujuan tertentu. Di antara tujuan dari
pelaksanaan kegiatan praktek Kerja Industri tersebut adalah:
1.2.1 Pihak Sekolah
1.2.1.1 Meningkatkan dan memantapkan keterampilan yang
dimilii oleh siswa agar dapat terbentuk sebagai bekal
untuk memasuki dunia kerja.
1.2.1.2 Menghasilkan tenaga kerja yang meliputi keahlian
professional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan laangan kerja.
1.2.1.3 Memperluas wawasan yang dimiliki siswa tentang
aspek-aspek yang berpotensial tentang dunia kerja,
antara lain: struktur organisasi usaha, asosiasi
usaha,manajemen usaha dll.
1.2.1.4 Memperkokoh keterkaitan dan kepadanan ( link and
match) Antara sekolah dan dunia kerja.
1.2.1.5 Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja yang berkualitas professional.
5
1.2.2 Pihak Industri
1.2.2.1 Memberikan kesempatan kepada pihak sekolah ataupun
siswa itu sendiri agar dapat melaksanakan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) atau magang di perusahaan
bersangkutan.
1.2.2.2 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bersosialisasi dan beradaptasi dengan suasana atau
lingkungan kerja yang sebenarnya, baik sebagai
pengusaha (entrepeneur), maupun sebagai karyawan
(employee) terutama yang berkenaan dengan
kedisplinan dunia kerja.
1.2.2.3 Memperkenalkan dan memantapkan proses penerapan
teknologi-teknologi baru dari dunia kerja ke sekolah
maupun sebaliknya.
1.2.2.4 Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap
pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan.
1.3 Tujuan Penulisan Laporan Pelaksanaan Praktek Keahlian Produktif
di Industri
Penulisan karya tulis pelaksanaan PRAKERIN bagi siswa bertujuan
sebagai :
1.3.1 Sebagai bukti bahwa siswa bersangkutan telah melaksanakan tugas
Praktek Kerja Industri sebagai tugas akhir sekolah dan syarat
kelulusan di grade terakhir.
1.3.2 Bahan pemahaman, pemantapan dan pengembangan pelajaran yang
didapat disekola h dan penerapannya di dunia usaha/dunia
kerja.
1.3.3 Bahan untuk mempertanggung jawabkan isi karya tulis Praktek
Keahlian Produktif di sekolah yang penilaianya ikut menentukan
nilai kelulusan.
6
1.4 Alasan Pemilihan Judul
Untuk memenuhi dan melengkapi laporan pelaksanaan praktek kerja
industri di PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM, penulis memilih judul
“OPERASIONAL HANDLER RASCO 1000”.
Adapun penulis memilih judul ini dikarenakan :
1.4.1 Penempatan penulis di bagian Test Equipment Enginering
(TEE)
1.4.2 Penulis ditempatkan di area Preventive Maintenance (PM)
1.5 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
PT. Infineon merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang
prakitan (assembling), pengujian (testing) dan pengemasan (packing) komponen
semi konduktor yaitu IC (Intergrated Circuit).
Penulis diberikan kepercayaaan dan kesempatan oleh perusahaan untuk
menempati salah satu bagian di departement Testing Equipment Engineering
(TEE) yaitu pada Preventive Maintenance (PM).
Untuk laporan PRAKERIN ini penulis mengambil judul :
”OPERASIONAL HANDLER RASCO 1000”
Pembatasan masalah tersebut dimaksudkan agar isi pokok pembahasannya
lebih terarah pada satu hal, yaitu dalam hal prinsip kerjanya bertujuan agar tidak
terlau meluas masalahnya, sehingga penulis dapat lebih leluasa untuk menjelaskan
masalah secara tepat dan jelas.
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
di industri dapat dikemukakan beberapa dimensi :
1.5.1 Kegiatan
1.5.1.1 Pengelaman kerja untuk suatu kemampuan secara utuh.
Misalnya kemampuan dalam perbaikan peralatan atau mesin
yang digunakan di industri seperti kontrol system,hardware/
software mesin, kontrol pengendali mesin, pengendali mekanik
magnetik,kontrol elektro pneumatik dan lain-lain
7
1.5.1.2 pengalaman kerja untuk keterampilan-keterampilan yang
menjadi komponen lain kemampuan. Misalnya keterampilan
mensetup suatu handler,memperbaiki masalah pada handler,
memperbaiki komponen-komponen pada bagian handler,
mengconvert convertion kit pada handler, perawatan pada
handler, setting alignment handler dan setting parametter.
1.5.2 Sifat Kegiatan
Praktek kerja industri merupakan bagian penting dalam sistem ujian akhir
(kelulusan), sehingga bersifat wajib mengikat kepada seluruh siswa SMKN 1
Cimahi. Kegiatan Prakerin telah tercantum pada struktur program belajar sebagai
bagian dari ketuntasan belajar.
1.5.3 Waktu
Berkaitan dengan kerjasama sekolah dan industri maka waktu pelaksanaan
praktek industri dapat dikelompokan sebagai berikut.
1.5.3..1 Sporadis
Hubungan dilakukan setiap saat terutama menjelang
1.5.3.2 Jangka Pendek
kerjasama dilakukan setiap saat untuk mengirim siswa
menyelesaikan kompetensi sesuai kebutuhan industri.
1.5.3.3 Jangka Panjang
kerjasama yang telah berjalan selama ini untuk kegiatan praktek
kerja industri.
Pelaksanaan praktek kerja industri dilaksanakan pada semester 7 dengan
beban belajar minimal 1200 jam setara 3-4 bulan di industri berdasarkan program
dari setiap jurusan yang di ikuti.
8
1.6 Metode Pengumpulan data
Dalam penulisan laporan ini, penulis mengumpulkan beberapa data dengan
menggunakan beberapa metode, yaitu :
1.6.1 Metode Interview
Dalam metode ini penulis secara langsung melakukan
wawancara/tanya jawab dengan pihak-pihak yang dapat membantu
penulis dalam penyusunan laporan ini, baik dengan pembimbing
maupun dengan pekerja di line/lapangan seperti Teknisi, Operator
produksi, serta pada Equipment Engineering (EE).
1.6.2 Metode Observasi
Metode ini penulis lakukan untuk mendapatkan data-data yang
akurat dan obyektif, yang tidak bisa didapat melalui metode interview.
Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan secara langsung
terhadap obyek yang telah ditetapkan.
1.6.3 Metode Literatur
Dalam metode ini penulis mengumpulkan bahan-bahan penunjang
yang berasal dari buku atau sejenisnya, yang diharapkan dapat
melengkapi data-data yang sudah ada.
1.6.4 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh gambaran
yang lebih jelas terhadap obyek yang ditetapknan penulis sebagai
bahn penulis laporan ini yang berfungsi memperjelas meyakinkan
pembaca.
9
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Karya tulis ini dibagi dalam 5 bab, ditambah pada bagian awal terdiri dari
lembaran judul, lembar pengesahan dari pihak industri dan sekolah, kata
pengantar, daftar isi
Sehingga sistematika penulisan karya tulis ini ialah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab yang berisi penulisan latar belakang dan dasar pelaksanaan
dari kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), tujuan kegiatan PRAKERIN,
tujuan pembuatan karya tulis, metode pengumpulan data, pembatasan masalah dan
sistematika penulisan laporan..
BAB II URAIAN UMUM
Membahas tentang Profile PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM,
Sejarah, visi dan misi perusahaan, Ruang lingup usaha, Lambang perusahaan,
Moto kerja, struktur organisasi, kepegawaian dan kegiatan usaha perusahaan.
BAB III URAIAN KHUSUS
Merupakan bab yang menguraikan tentang materi-materi penunjang yang
berhubungan dengan pembahasan masalah umum pendukung inti karya tulis ini
dan menguraikan tentang proses umum di PT. INFINEON TECHNOLOGIES
BATAM yang meliputi proses umum,bahan baku perakitan IC, Produk PT.
INFINEON, proses pembuatan IC, proses produksi di Front Of Line (FOL), End
Of Line (EOL), dan Testing Departement.
10
BAB IV OPERASIONAL HANDLER RASCO 1000
Merupakan bab yang membahas tentang Handler Rasco 1000, bagian-
bagian Handler Rasco 1000, setting parametter Handler Rasco 1000, Test Run,
dan system kerja Handler secara umum yang merupakan hasil pengamatan,
pengalaman, dan analisa penulis.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab yang menjelaskan mengenai kesimpulan uraian masalah
yang dibahas dan saran-saran untuk pihak sekolah dan pihak industri tempat
dimana penulis melaksanakan Praktek Kerja Industri ( PRAKERIN ), dalam hal
ini yaitu PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar data-data yang oleh penulis jadikan sebagai bahan refrensi
dalam pembuatan karya tulis.
11
BAB II
URAIAN UMUM
2.1 Profile Perusahaan
PT. Infineon Technologies Batam berdiri pada bulan Januari 1996
yang beralamat di Jl. Beringin Lot 315-317 Muka Kuning, Batamindo
Industrial Park dengan luas area sekitar 10.400 m2
terdiri dari empat gedung
diantaranya blok I Lot 317, blok II Lot 316, blok III Lot 315.
PT. Infineon Technologies Batam bergerak dibidang manufacturing atau
pembuatan dan perakitan Integrated Circuit atau yang lebih dikenal dengan
nama IC. Produk – produk yang dihasilkan PT. Infineon Technologies Batam
adalah Automotive Power Ics, Industrial Ics dan Communication Ics.
Sedangkan jenis – jenis paket IC diantaranya:
DSO 300 mils untuk IC otomotif dan industri
DSO 430 mils untuk IC telekomunikasi, otomotif dan industri
DSO 150 mils untuk IC telekomunikasi dan otomotif
PLCC untuk IC telekomunikasi dan otomotif
DIP untuk IC industri
PT. Infineon Technologies Batam telah mendapatkan sertifikat
Internasional dari Badan Internasional yaitu ISO 14001 untuk sistem
management lingkungan dan OHSAS 18001 untuk Safety System dari DNV
German.
PT. Infineon Technologies Batam mempekerjakan sebanyak kurang
lebih 1700 karyawan baik (WNI) maupun (WNA) yang bekerja dalam empat
group tiga shift per hari selama tujuh hari dalam seminggu.
2.2 Sejerah Perkembangan Infineon :
1970 - Bergabung sebagai Siemens Components Pte Ltd
1971 -Memulai sebagai produsen transistor
1972 -Permulaan dari Test Produksi IC
1976 -Mengadakan penawaran dan pemasaran
12
1990 -Memulai pembangunan Software Testing dan Packaging
1991 -Pembukaan Pusat Design IC di Singapura
1994 -Mendirikan Siemens Conmponent Hongkong
1995 -Membentuk Siemens Components Batam, Indonesia; Wuxi,
China; Taipei, Taiwan
1997 -PT Siemens Semiconductor , Bangalore, India
1999 -Merubah nama menjadi Infineon Technologies
- Mendirikan Distribution Center Asia
-Melampaui 1 Miliar Euro Third Party Revenue Mark
2001 -Mendirikan Infineon Technologies International Trade Co., Ltd
-Mendirikan Infineon Technologies Taiwan Co., Ltd
-Meraih Infineon Innovation Award (juara ke-2)
2003 -Spin-off China entities to Infineon Technologies China Co., Ltd.
-Reached 300 R&D Engineers
-Reached Euro 500,000 Accumulated Investment
2004 -1 Billion ICs Shipped
-Crossed Euro 3 billion Revenue Mark ( Intra group + Third Party
Sales )
2005 -Official Opening of Infineon Technologies Asia Pacific
Headquarters
-New front-end production plant in Kulim, Malaysia.
2.3 Visi dan Misi
2.3.1 Visi : The Infineon Compass guides us on our path
( Kompas Infineon menuntun kita pada jalan kita )
2.3.2 Misi : Infineon Compass: The three chapters
2.3.2.1 Our Purpose ( What we strive for )
We are the semiconductor innovation leader for energy
efficiency, communications and security. Our solutions help
modern society to grow while preserving our environment.
13
( Kami adalah pemimpin inovasi semikonduktor untuk efisiensi
energi, komunikasi dan keamanan. Solusi kami membantu
masyarakat modern untuk tumbuh sambil menjaga lingkungan
kita.)
2.3.2.2 Our Way ( What we focus on )
Our people are the foundation of Infineon's unique
competitive advantages, strong financial results and high
performance. We deliver the best to our customers, employees and
shareholders - anywhere, anytime.
(Orang-orang kami adalah landasan keunggulan unik Infineon's
kompetitif, hasil keuangan yang kuat dan kinerja tinggi. Kami
memberikan yang terbaik kepada pelanggan kami, karyawan dan
pemegang saham - di mana saja, kapan saja. )
2.3.2.3 Our Values ( How we do it )
Four core values are the driving force behind our day-to-day
execution:
we commit – we innovate – we partner – we perform.
( Empat nilai inti adalah kekuatan pendorong di belakang
pelaksanaan kita sehari-hari. Kita lakukan - kita berinovasi - mitra
kami - kami melakukan.)
2.4 Ruang Lingkup Usaha
PT INFINEON TECHNOLOGIES BATAM bergerak di bidangp
embuatan dan perakitan IC. Pemasarannya meliputi daerah Eropa, Asia Pasifik
dan Amerika. IC INFINEON khusus diaplikasikan padan bidang-bidang seperti :
2.4.1 Car Electronics ( Power Train, Safety Management, Body &
Convinience, Infotainment ).
2.4.2 Power Control (Distributed Power Generation, Automation / Motor
Control, Transportation, Power Suplies, Medical, Building Control).
14
2.4.3 Chip card & Security (Communication, Payment, Identification ).
2.4.4 Communication Solution ( Mobile Telephone System, Cordless
Telephone System, RF Connectivity, Celular Base Station, Traditional
Telecom and Enterprise Equipment, Broadband Access and home
networking ).
2.5 Lambang
Lambang Infineon mempunyai filosofi sebagai berikut :
“Infineon” = “Infinity” + “Eon”
(Tak Terbatas) (Ribuan Tahun)
High-tech semiconductor company signifying:
endurance (daya tahan);
reliability (dapat diandalkan);
visionary (kemampuan ke depan);
dynamic (dinamis);
improvement-driven (mendorong untuk peningkatan)
Embodies a dynamic, future oriented company with an innovative spirit. The
“swoop” is not a closed circle showing our openness and desire to
constantly move forward.
Mewujudkan sebuah perusahaan yang dinamis, orientasi masa depan dengan
semangat pembaharuan. Lingkaran yang tidak tertutup menunjukkan
keterbukaan kita & kemauan untuk terus maju
15
Gbr 2.1 Lambang Perusahaan
“Innovation shaped by experience and a fresh entrepreneurial spirit.”
Pembaharuan dibentuk oleh pengalaman & sebuah semangat yang berjiwa
usahawan yang baru
Adapun arti warna pada lambang adalah sebagai berikut :
Red to highlight the warmer, more human elements of our technological
expertise
Warna Merah menandakan kehangatan, lebih ke unsur manusia menunjukkan
keahlian secara teknologi
Dark blue to reinforce our deep engineering and technology base
Warna Biru Gelap menekankan keahlian kita dalam engineering & teknologi
2.6 Motto Kerja
Dalam mengembangkan perusahaan yang baik menyangkut kegiatan keluar
yang menempatkan diri perusahaan sebagai pengelolaan pelayanan jasa-jasa
mendukung pencapaian sasaran perusahaan, maka motto perusahaan yang dipakai
adalah:
16
“Innovation shaped by experience and a fresh entrepreneurial spirit.”
Artinya: “Pembaharuan dibentuk oleh pengalaman & sebuah semangat yang
berjiwa usahawan yang baru”
2.6.1 Seiri
Pada prinsipnya tempat kerja adalah tempat untuk kerja, karena itu
harus bebas dari semua benda dan barang yang tidak diperlukan lagi dalam
bekerja. Tempat kerja harus ringkas. Banyak benda yang tidak diperlukan
ditempat kerja selain menjadi penghalang kerja juga menciptakan
kerawanan kecelakaan kerja.
Cara termudah untuk ringkas yaitu sebagai berikut:
2.5.1.1 kumpulkan dulu barang – barang yang akan diringkas.
2.5.1.2 Pilih sesuai jenis dan kebutuhannya.
2.5.1.3 Pilihlah mana barang yang masih diperlukan dan tidak
diperlukan.
2.6.2 Seiton
Tempatkanlah barang-barang yang sudah diringkas ketempat yang
pasti dan aman untuk memudahkan pencarian, karena mencari adalah
penerobosan dan tidak memberikan nilai tambah suatu hasil produksi.
Banyak keterlambatan menyelesaikan suatu pekerjaan a[abila kegiatan
mencari tidak dihilangkan.
Untuk memudahkan merapikan barang yang sudah diringkas:
2.6.2.1 Semua barang harus memiliki tempat yang memadai.
2.6.2.2 Berikanlah tanda batas pada barang yang sejenis.
2.6.2.3 Label barang dan tempat harus lengkap.
2.6.2.4 Sistem dan cara penempatan barang harus ketempat semula.
17
Pengelompokan barang dapat di terapkan dengan logika, ada dua pola
pengelompokan barang yaitu dengan: Uniform dan Fungsional
Pola Uniform : Pengelompokan barang yang sama pada
tempatnya.
Pola Fungsional : Pengelompokan beberapa barang yang
jenisnya lain tapi fungsi bersamaan.
2.6.3 Seiso
Tempat kerja yang kotor bisa mengganggu pemandangan dan
proses kerja, dan diperlukan tempat yang resik untuk menimbulkan
persaan yang nyaman dan aman dalam bekerja.
Ciri-ciri tempat yang resik:
2.6.3.1 Bersih, bebas dari debu.
2.6.3.2 Diperlukan sarana kebersihan yang lengkap.
2.6.3.3 Lampu penerang kerja yang memadai.
2.6.3.4 Pembagian daerah kebersihan.
2.6.4 Seiketsu
Rawat pada perinsipnya mengusahakan agar tempat kerja yang sudah
menjadi baik dapat selalu dipelihara.
Yang diperlukan untuk perawatan yaitu:
2.6.4.1 Buatlah tanda rambu-rambu dengan jelas.
2.6.4.2 Gunakanlah standard operating prosedure dengan lengkap dan
mutakhir.
18
2.6.4.3 Pelaksanaan sesuai standar kerja.
2.6.4.4 Penetapan indikator harus pada batas normal.
2.6.5 Shitsuke
Rajin sangat berkaitan dengan kebiasaan yang harus dibina agar
dapat menjaga dan meningkatkan apa yang sudah baik.
Cara untuk membiasakan seseorang menjadi rajin:
2.6.5.1 Kebiasaan manusia harus dibina. Tinggalkan kebiasaan
buruk dan binalah kebiasaan yag baik.
2.6.5.2 Pembinaan hubungan karyawan harus divaga dengan baik.
2.6.5.3 Sarana untuk menjadi rajin harus dipenuhi.
2.6.5.4 Penerapan praktek kerja. Penerapan praktek kerja ini harus
dilaksanakan untuk menghindari kejenuhan.
2.6.5.5 Sarana tempat pelatihan kerja dan alat peraga.
2.7 Struktur Organisasi
Organisasi secara umum dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang
(individu) yang secara bersama-sama dalam suatu kerja sama yang sistematis,
yang efektif dalam mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan suatu tugas yang
telah ditetapkan. Begitu pula PT.infineon Technologies Batam sebagai suatu
organisasi yang terdiri dari sekelompok individu yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai, maka diperlukan adanya suatu
hubungan yang harmonis antara orang-orang tersebut guna mencapai tujuan
organisasi berdasarkan tugas serta keahlian mereka. Agar hubungan yang
harmonis tersebut dapat tercapai, diperlukan suatu struktur atau suatu bagan yang
mangatur hubungan dalam suatu organisasi atau lebih dikenal dengan “struktur
organisasi”.
19
Adapun yang dimaksud struktur adalah pengaturan dan hubungan timbal
balik dari bagian-bagian dan posisi pada suatu perusahaan yang menggambarkan
hubungan wewenang dan tanggung jawab dengan jelas dan terperinci dalam setiap
bagian dan posisi didalam organisasi tersebut.
Setiap organisasi mempunyai struktur organisasi yang berbeda dengan
organisasi lainnya, tergantung pada tujuan organisasi masing-masing. Infineon
mempunyai struktur organisasi yang sifatnya dinamis sesuai dengan
perkembangan perusahaan tersebut.
20
IFBT HR
Human Resources IFBT IT
Information
Technology
\
IFBT F
Finance & Bussiness
Administration
IFBT OP ATP PO DSO
PF
Plant Facilities
IFBT OP ATP PO DSO
Plant Batam IFBT PUR
Purchasing
IFBT OP ATP PO
DSO PE
Product Engineering
IFBT OP ATP PO DSO IEP
Industrial Engineering
Planning
IFBT OP ATP PO DSO
AE
Assembly Engineering
IFBT OP ATP PO DSO TQM
Total
Quality Management
IFBT OP ATP PO
DSO TE
Test & MSP
Enginering
IFBT OP ATP PO
DSO QM
Quality Management
IFBT OP ATP PO
DSO ME
Manufacturing
Engineering
IFBT OP ATP PO DSO TST
Manufacturing Test
IFBT OP ATP PO DSO TR
Test Cell & Ratio
Enginering
IFBT OP ATP PO DSO AE
FOL
Front Of Line
IFBT OP ATP PO DSO AE
EOL
End Of Line
IFBT
Infineon Technologies
Batam PT
Gbr 2.2 Struktur Organisasi PT. Infineon Technologies Batam.
21
Gbr 2.3 Struktur Organisasi HRD PT. Infineon Technologies Batam.
2.8 Kesempatan Kerja
Menjadi seorang karyawan pada PT. Infineon Technologies Batam, harus
memenuhi persyaratan persyaratan Administrasi dan persyaratan teknis yang
ditentukan oleh perusahaan. Program orientasi karyawan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Human Resource Development berdasarkan kebutuhan
operasional perusahaaan dan dilaksanakan di dalam maupun di luar perusahaan.
Karyawan dapat mengusulkan untuk mengikuti pelatihan yang berhubungan
dengan pekerjaan kepada pegusaha. Penempatan kerja karyawan ditentukan oleh
perusahaan berdasarkan pada persyaratan kerja, pengalaman dan pendidikan serta
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2.8.1 Sistem Penilaian Prestasi Kerja
2.8.1.1 Penilaian prestasi kerja karyawan dilakukan sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun
2.8.1.2 Pelaksanaan penilaian prestasi kerja dilakukan dengan
menggunakan lembaran penilaian prestasi yang telah
ditetapkan dan apabila diperlukan karyawan dapat
mananyakan hasilnya pada atasan langsungnya.
HR
DIRECTOR
HR
MANAGER
INDUSTRIAL
RELATION
WELFER STAFFING COM AND
BEN
PAYROLL
TRAINING AND
DEVELOPMENT
22
2.8.1.3 Hasil penilaian prestasi kerja akan digunakan sebagai
persyaratn dalam menentukan antara lain: kenaijkan upah,
grade dan jabatan dengan memperhatikan kemampuan
perusahaan dan produktifitas.
2.8.1.4 Hal-hal yang dinilai dalam penilaian prestasi kerja antara
lain menyangkut kualitas, kuantitas, inisiatif, hubungan dan
disiplin kerja.
2.8.1.5 Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian prestasi kerja
akan diatur tersendiri.
2.8.2 Sistem Kenaikan Grade atau Jabatan
2.8.2.1 Perusahaan memberi kesempatan kepada karyawan untuk
dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi guna mengisi
lowongan jabatan yang ada dengan mempertimbangkan
prestasi kerja dan kompetensi karyawan serta kebutuhan
organisasi perusahaan.
2.8.2.2 Karyawam yang dopromosikan ke jabatan yang lebih
tinggi, maka berhak langsung mendapatkan kenaikan grade
sesuai jabatannya.
2.8.2.3. Untuk karayawan yang diberikan tanggung jawab pada
level yang lebih tinggi maka paling lama enam bulan
karyawan yang bersangkutan harus diberikan penilaian
sebagai kepastian promosi.
23
2.9 Jam Kerja
Jam kerja adalah dimana karyawan harus menjalankan pekerjaannya
sesuai dengan peraturan jam kerja yang berlaku baginya dan sesuai dengan
keputusan direksi atau pejabat yang berwenang.
Jam kerja di PT.Infineon Technologies Batam adalah:
2.9.1 Jam Kerja Normal
Hari Kerja Jam Kerja Istirahat
Senin s/d kamis 07:45 - 17:00 12:00 - 13:00
Jumat 07:45 - 16:15 11:45 - 13:15
Sabtu & Minggu LIBUR LIBUR
Tabel 2.1 Jam kerja shift normal
2.9.2 Jam Kerja Berdasarkan Shift dengan dua jenis istirahat
Shift Jam Kerja Istirahat
Jenis 1 Jenis 2
Pagi 07.00-15.45 11.25-12.10 12.15-13.00
Sore 15.45-23.25 18.00-18.40 18.45-19.25
Malam 23.25-07.00 02.20-02.55 03.00-03.35
Tabel 2.2 jam kerja menurut shift dengan dua jenis istirahat
2.9.3 Jam Kerja Berdasarkan Shift dengan tiga jenis istirahat
Shift Jam Kerja Istirahat
Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3
Pagi 07.00-15.45 10.30-11.15 11.15-12.00 12.00-12.45
Sore 15.45-23.25 18.00-18.40 18.45-19.25 19.25-20.05
Malam 23.25-07.00 02.20-02.55 03.00-03.35 03.35-04.10
24
Tabel 2.3 Jam Kerja Berdasarkan Shift dengan tiga jenis istirahat
Jam kerja adalah untuk 5 hari kerja dalam seminggu dengan jam
kerja 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk jam kerja normal dan shift
pagi, 35 jam untuk shift sore dan shift malam.Pelaksanaan secara rinci
termasuk perubahan shift dan hari libur akan diatur oleh kepala
departemen yang terkait dengan mematuhi peraturan yang berlaku dan
kebutuhan perusahaan.Waktu istirahat diberikan 30 menit atau lebih, tidak
termasuk jam kerja yang dibayar.
2.9.4 Jam Kerja Lembur
Pada prinsipnya jam kerja lembur tidak dipaksakan, tetapi apabila
perusahaa ingin menyelesaiakan suatu pekerjaan yang mendesak,
karyawan dapat diminta untuk bekerja lembur dan akan dibayar sesuai
dengan norma perhitungan kerja lembur sebagaimana yang ditetapkan oleh
Dinas Tenega Kerja.Semua kerja lembur harus disetujui oleh atasan
tetrlebih dahulu atau oleh kepala departemen masing-masing permohonan
kerja lembur yang telah diisi lengkap dan disahkan, akan diserahkan
kepada Human Resource.
Jumlah jam lembur tidak boleh melebihi 14 jam seminggu (tidak
termasuk lembur dihari libur atau hari istirahat karyawan) sesuai dengan
persetujuan Dinas Tenaga Kerja.
2.10 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Infineon Technologies Batam memiliki komitmen untuk menerapkan
sistem keselamatan kerja dengan menyediakan alat pelindung diri bagi para
pekerja, selain itu dilakukan juga bio-monitoring pertahun untuk mengetahui
kesehatan kerja para karyawan. Dilakukan juga pengukuran udara lingkungan
kerja, kebisingan untuk monitoring dampaknya terhadap para pekerja. Pengukuran
dilakukan 6 bulan sekali.
PT. Infineon Technologies Batam juga dilengkapi dengan sisitem proteksi
perlindungan dari bahaya kebakaran baik pasif maupun aktif. Seperti sprinkler,
25
fire extinguisher, smoke detector dan lain-lain. Latihan evakuasi kebakaran juga
dilakukan setiap satu tahun sekali untuk mempersiapkan diri para karyawan akan
kesiagaan apabila terjadi kebakaran.
Adapun Keslamatan dan Kesehatan Kerja secara umum adalah:
2.10.1 Untuk keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan
memperhatikan hal hal yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan undang-
undang dan peraturan pemerintah serta menyediakan
peralatan keselamatan kerja.
2.10.2 Ketentuan dan peraturan keselamatan dan pemeliharaan
kesehatan akan ditetapkan lebih lanjut dalam peraturan
tersendiri.
2.10.3 Setiap karyawan diwajibkan mengikuti peraturan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan dengan
menggunakan alat keselamatan kerja yang ditentukan.
2.10.4 Dalam hal kecelakaan kerja, pengusaha harus mengikuti
petunjuk peraturan perundanng-undangan yang berlaku.
2.11 Disiplin Selama Waktu Kerja:
Salah satu kewajiban setiap karyawan yang harus di patuhi pada saat jam
kerja :
2.11.1 Setiap karyawan harus menggesek kartu kehadirannya sendiri pada
saat masuk kerja dan pada saat pulang kerja, dengan menggunakan
alat pencatat kehadiran yang telah disediakan.
26
2.11.2 Seorang karyawan yang terlambat, apapaun alasanya harus
melapoar kepada atasanya, mengisi formulir denagan menyebutkan
alasanya.
2.11.3 Seorang karyawan yang meninggalkan tempat kerja sebelum jam
kerja berakhir, harus mengisi formulir yang telah disediakan untuk
memperoleh persetujuan dari atasan langsungnya sebelum
meninggalkan tempat kerja.
2.11.4 Seorang karyawan yang tidak hadir karena sakit harus
membuktikanya dengan menyerahkan surat keterangan dokter dari
klinik yang ditunjuk oleh perusahaan, atau dokter resmi terdekat
pada keadaan darurat, pada hari pertama yang bersangkutan masuk
kerja.
2.11.5 Seorang karyawan yang tidak hadir bukan karena sakit, cuti atau
alasan lain yang diatur dengan perjanjian kerja bersama (PKB)
dianggap mangkir dan perusahaan berhak memotong gaji karyawan
tersebut.
2.11.6 Seorang keryawan diperkenankan berada di kanti atau daerah
makan pada jam kerja dengan persetujuan dari atasanya.
2.12 Larangan-Larangan
Salah satu kewajiban setiap karyawan yang tidak boleh dilakukan selama
jam kerja :
2.12.1 Melakukan hal-hal yang menggangu seperti berlari, berkelahi,
melempari, mengejek dan bermain di tempat kerja
2.12.2 Menempatkan benda-benda dengan tidak hati-hati atau tifsk pada
tempatnya sehingga berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain
serta menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
27
2.12.3 Menghidupkan dan menjalankan mesin, peralatan atau kendaraan
yang bukan tanggung jawabnya atau menggunakan atau memiliki
peralatan karyawan lainya tanpa izin.
2.12.4 Bertengkar, menghasut sehingga menimbulkan perkelahian dalam
tugas sepanjang wakktu kerja.
2.12.5 Meninggalakan tempat kerja tanpa alasan yang jelas atau tanpa
persetujuan dahlu selama jam kerja.
2.12.6 Tanpa izin memasuki tempat kerja, unit perbaikan, bagian unit lsin
yang bukan tugasnya.
2.12.7 Terlambat atau mangkir tanpa izin dan tanpa alasan yang jelas.
2.12.8 Berusaha mendapatkan cuti karena mangkir dengan memberikan
informasi yang salah.
2.12.9 Mengedarkan atau membagikan selembaran, pamflet, poster-poster
atau sarana lain sejenisnya di lingkungan perusahaan atau dormitory
yang dapat menimbulkan permusuhan dan kerugian bagi perusahaan.
2.12.10 Membawa minuman keras, obat-obatan terlarang dan sejenisnya ke
lingkungan perusahaan.
2.12.11 Merokok di daerah “Dilarang Merokok”.
2.12.12 Meminta atau mengumpulkan sumbangan untuk suat maksd di
dalam peerusahaan selain untuk kepentingan karyawan tanpa
persetujuan dari manajemen perusahaan atau persetujuan resmi dari
komite resmi yang ada di perusahaan.
28
2.12.13 Menghilangkan Badge atau Kunci loker.
2.13 Ketentuan –Ketentuan Kerja
2.13.1 Selain tindakan Pemutusan Hubungan kerja, semua perlakuan
tindakan disipliner diberikan kepada seorang karyawan dianggap
sebagai upaya memperbaiki dan mendidik.
2.13.2 Masa berlaku suatu tindakan disipliner atau surat peringatan
dimulai dari tanggal tindakan disipliner atau peringatan itu
dikeluarkan.
2.13.3 Suatu tindakan disipliner atau peringatan dianggap sah dan berlaku
walaupun karyawan bersangkutan menolak menandatangani surat
peeringatan sesuai dengan bukti dan data-data yang ada.
2.13.4 Jika karyawan keberatan maka berhak mengadukan ke Serikat
Pekerja paling lambat 2 hari kerja malalui mekanisme yang ada,
dan apabila dinyatakan tidak bersalah maka berhak mendapatkan
rehabilitasi.
2.13.5 Apabila suatu tindakan disipliner masih berlaku dan karyawan
masih melakukan kesalahan yang sama atau pelanggaran lainya,
dapat mengakibatkan tindakan disipliner yang lebih berat.
2.13.6 Tindakan disipliner diterapkan antara lain:
Peringatan Lisan
Peringtan Tertulis
Skorsing
Pemutusa Hubungan Kerja
2.13.7 Proses Pemutusan Hubungan Kerja sebagai suatu tindakan
disipliner dilakukan atas permintaan Kepala Departemen
29
ditandatangani oleh presiden Direktur dijukan kepada kepla
Departemen Human Resource & Serikat Pekerja kemudian
disampaikan kepada Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial (LPPHI) sesuai undang-undang yang berlaku.
Surat peringatan tiddak harus diberikan secara berurutan
tetapi surat peringatan terakhir atau proses PHK dapat pula
diberikan sesuai dengan mekanisme yang berlaku bila sifat
2.14 Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengakibatkan Diberikan Surat
Peringatan Tingkat 1 (Pertama)
Seorang karyawan dapat diberikan Surat Peringatan Pertama untuk
pelanggaran sebagai berikut:
2.14.1 Tidak menggunakn badge dalam lingkungan perusahaan
walaupun telah diberitahukan sebelumnya.
2.14.2 Mangkir 1 (satu) hari tanpa adanya pemberitahuan dan alasan
yang tepat.
2.14.3 Meninggalkan kerja selama jam kerja tanpa
persetujuan.terlebih dahulu dari atasan walaupun telah
diperingatkan sebelumnya.
2.14.4 Tidur selama jam kerja dalam lingkungan perusahaan tanpa
izin dari atasan langsung.
2.14.5 Tidak memakai pakaian kerja yang disiapkan perusahaan pada
waktu bekerja.
30
2.14.6 Datang terlambat walaupun sudah diperingatkan sebelumnya,
tidak menggesek kehadiranya dan tidak pernah membuat
laporan tentang keterlambatanya.
2.14.7 Dengan sengaja merusak barang-barang milik perusahaan
2.14.8 Tidak memakai peralatan keselamatan dan perlindungan tubuh
sebagaimana yang ditetapkan perusahaan pada waktu yang
sedang melakukan pekerjaan walaupun sudah pernah
diperingatkan oleh atasanya.
2.14.9 Menjalankan kendaraan , truk, forklit, atau alat trasnportasi
yang bukan merupakan tugasnya.
2.14.10 Merokok di daerah “Dilarang Merokok”.
2.14.11 Menolak mutasi kerja setelah terjadi kesepakatan sebelumnya.
2.14.12 Menolak untuk melakukan investigasi atau pengecekan oleh
petugas security (keamanan bila diminta).
2.14.13 Memasuki atau meninggalkan lingkungan perusahaan tidak
melalui tempat yang telah ditentukan.
Mempunyai 10 point kesalahan di report card dalam kurun
waktu 6 bulan.
Tidak menjalankan prosedur kerja sebagaimna mestinya
sehingga merugiksn perusahaan.
Karyawan tidak memberitahukan kehamilanya setelah umur
kandungan lebih dari tiga bulan.
31
2.15 Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengakibatkan Diberikan Surat
Peringatan Tingkat II (dua)
Seorang karyawan akan diberikan surat peringatan tingkat kedua
apabila melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut:
Mangkir 3 (tiga) hari berturut-turut tanpa adanya pemberitahuan
yang dan alsan yang tepat.
2.15.1 Tidak memetuhi/melaksanakan petunjuk alas an
sehingga mengakibatkan.
2.15.2 Menggunakan fasilitas perusahaan untuk
kepentingan pribadi tanpa izin sehingga merugikan
perusahaan.
2.15.3 Mencoret atau merobek pengumuman penting dari
papan pengumuman dalam kawasan perusahaan.
2.15.4 Memindahkan atau menyimpan peralatan mesin
produksi dari tenpat yang sudah disediakan ke
tempat lain tanpa persetujuan atasan sehingga mau
merugikan perusahaan.
2.15.5 Tidak berusaha memperbaiki diri sendiri setelah
diberi surat peringatan tingkat pertama atau dalam
masa peringatan pertama sudah melakukan
pelanggaran lainya.
32
2.16 Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengakibatkan Diberikan Surat
Peringatan Tingkat III (tiga) atau Peringatan Terakhir
Mangkir 4(empat) sampai 5 (lima) hari berturut-turut tanpa adanya
pemberitahuan dan alasanya yang tepat.
2.16.1 Menjalankan mesin atau menggunakan material/peralatan yang
bukan bagian dari pekerjaan dan tidak sesuai dengan perintah
atasan atau prosedur keerja serta membahayakan diri sendiri/atau
orang lain dan mengakibatkan kerugian perusahaan.
2.16.2 Selama 3(tiga) hari berturut-turut karyawan tetap menolak untuk
menaati perintah atau penugasan yang layak sebagaiman tercantum
dalam perjanjian kerja atau perjanjian kerja bersama.
2.16.3 Memindahkan atau menyimpan barang-barang milik perusahaan
tanpa persetujuan terlebih dahulu dari atasanya dengan maksud
untuk memiliki barang-barang tersebut.
2.16.4 Tidak berusaha memperbaiki diri sendiri setelah diberikan surat
peringatan tingkat kedua atau semantara dalam masa peringatan
tingkat kedua, melakukan pelanggaran lainnya.
2.17 Pelanggaran yang mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK)
Seorang karyawan akan dikenakan pemutusan hubungan kerja apabila
melakukan pelanggaran (atau melakukan tindakan criminal) sebagai berikut:
2.17.1 Mangkir selama 5(lima) hari berturut-turut tanpa pemberitahuan
dan alasan yang jelas dan sudah diberi surat panggilan dua kali,
akan dianggap yrlah mengundurkan diri.
2.17.2 Melakukan penipuan, pencurian dan penggelapan barang/uang
milik perusahaan atau milik teman sekerja.
33
2.17.3 Menganiaya atau menghina dengan kasar teman kerja, bawahan,
atasan, manajemen atau pemegang saham perusahaan.
2.17.4 Memaksa teman sekerja, bawahan, atasan, manajemen atau
pemegan saham perusahaan untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan undang-undang yang berlaku di wilayah
hokum Indonesia.
2.17.5 Menggesek kartu kehadiran karyawan lainnya atau menyuruh
orang lain mencatat kehadiranya pada mesin pencatat kehadiran.
2.17.6 Membawa, menyimpan, menggunakan narkotika, minuman keras
atau obat-obatan terlarang dalam lingkungan perusahaan.
2.17.7 Menerima suap/barang apapun bebtuknya dari orang lain atau
pihak lain untuk kepentingan pribadi yang mengakibatkan
kerugiam perusahaan.
2.17.8 Melakukan perbuatan asusila baik secara audio visual,verbal,
maupun fisik dalam lingkungan perusahaan.
2.17.9 Melakukan tindakan pemerasan dalam lingkungan perusahaan.
2.17.10 Member keteranngan palsu byang mengakibatkan kerugian
perusahaan.
2.17.11 Membocorkan rahasia perusahaan yang mengakibatkan kerugian
perusahaan.
2.17.12 Dengan sengaja melakukan tindakan yang mengakibatkan teman
kerja mendapat kecelakaan.
34
2.17.13 Berkelahi dalam lingkungan perusahaan.
2.17.14 Membawa senjata api, senjata tajam, atau melakukan tindakan
lain yang bisa membahayakan orang lain yang tidak ada hubungan
dengan sifat pekerjaannya.
2.17.15 Melakukan pemogokan secara tidak sah menurut undang-undang
yang berlaku, dalam lingkungan perusahaan yang mengakibatkan
terhalangnya produksi perusahaan.
2.17.16 Memfitnah reputasi perusahaan, manajemen perusahaan sesama
karyawan atau keluarganya atau menyingkap keterangan tentang
mereka yang seharusnya dirahasiakan kecuali apabila
penyingkapan itu dilakukan untuk tujuan/kepentingan Negara.
2.17.17 Menjadi bagian dari manajemen atau perusahaan lain atau
melakukan usaha untuk kepentingan dirinya yang merugikan
perusahaan tanpa persetujuan manajemen.
2.17.18 Tetap melakukan pelanggaran lagi sementara dalam tahap
peringatan tingkat III (terakhir).
35
BAB III
URAIAN KHUSUS
3.1 TEORI PENUNJANG
3.1.1 Elektro-Pneumatik
Elektro pneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana
prinsip kerjanya memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga
penggerak) sedangkan media kontrolnya mempergunakan sinyal elektrik ataupun
elektronik. Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup
pneumatik dengan mengaktifkan sakelar, sensor ataupun sakelar pembatas yang
berfungsi sebagai penyambung ataupun pemutus sinyal. Sinyal yang dikirimkan
ke kumparan tadi akan menghasilkan medan elektromagnit dan akan
mengaktifkan/mengaktuasikan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada
rangkaian kerja pneumatik. Sedangkan media kerja pneumatik akan mengaktifkan
atau menggerakkan elemen kerjapneumatik seperti motor-pneumatik atau silinder
yang akan menjalankan sistem.
a. Elemen utama elektro-pneumatik
Bila energi listrik tersedia dan akan dipakai maka perlu diproses dan
didistribusikan olehkomponen utama. Untuk mempermudah penunjukkannya
maka komponen itu digambarkan dalam bentuk simbol pada diagram
rangkaiannya.
1. Sinyal Masukan Listrik (Electrical Signal Input)
Sinyal listrik pada teknik kontrol elektro-pneumatik diperlukan dan
diproses tergantung padagerakan langkah kerja elemen kerja. Sinyal listrik ini
didapatkan bisa dengan cara mengaktifkansakelar atau bisa juga dengan
mengaktikan sensor, misalkan sensor mekanik ataupun elektronik.Sinyal masukan
listrik kerjanya tergantung kepada fungsi sinyal itu. Ada yang disebut “Normally
open” (NO, pada kondisi tidak aktif sambungan tidak tersambung), “Normally
closed” (NC, kondisi tidak aktif sambungan tersambung) dan “Change Over”
(tersambung bergantian, kombinasi dari NO dan NC).
36
a. Sakelar tekan, dioperasikan manual
Sakelar tekan biasa
Elemen sinyal masukan diperlukan untuk memungkinkan sebuah sistem
kontrol dinyalakan. Yang paling umum dipakai adalah sakelar tekan (Push-button
switch). Disebut sakelar tekan karena untuk mengalirkan sinyal,
mengaktuasikannya dengan menekan tombol atau sakelar.
Elemen sinyal masukan diperlukan untuk memungkinkan sebuah sistem
kontrol dinyalakan. Yang paling umum dipakai adalah sakelar tekan (Push-button
switch). Disebut sakelar tekan karena untuk mengalirkan sinyal,
mengaktuasikannya dengan menekan tombol atau sakelar.
Sakelar tekan manual secara
umum untuk kontak
NO (General Push-button
switch, NO)
Sakelar tekan manual,
diaktifkan dengan cara
ditekan untuk kontak NO
Saklear tekan manual,
diaktifkan dengan cara
ditekan untuk kontak NC
Tabel 3.1 Simbol Push Button
Sakelar tekan mengunci (Latching Push-button switches)
Sakelar ini diaktuasikan/diaktifkan dengan tombol yang mengunci.
Adapun menguncinya sakelar ini disebabkan kerja mekanik. Untuk
mengembalikan ke posisi semula (posisi tidak aktif) maka sakelar ini harus
ditekan lagi. Penunjukkan sistem ini berdasarkan standardisasi Jerman, diatur
dengan nomor DIN 43 065. Penunjukkan aktuasi: I tanda mengaktifkan, O tanda
untuk mengembalikan ke posisi sebelum bekerja. Posisi penempatan sakelar:
37
- Berjajar ke pinggir: pada posisi ini perlu diperhatikan bahwa tanda untuk
mengaktifkan disimpan disebelah kanan.
- Berjajar ke bawah: pada posisi ini tanda untuk mengkatifkan berada pada
posisi atas.
Contoh sakelar tekan mengunci:
Gbr. 3.1 Saklar Tekan Mengunci
Sakelar mengunci manual,
diaktifkan dengan
cara ditekan untuk kontak NO
Sakelar mengunci manual,
diaktifkan dengan
cara ditarik untuk kontak NC
Sakelar mengunci manual,
diaktifkan dengan
cara diputar untuk kontak NO
Tabel 3.2 Simbol Saklar mengunci manual
b. Sakelar Pembatas (Limit Switches)
Mekanik Tipe Sentuh (Mechanical Limit Switches Contacting Type)
Sakelar pembatas ini dipakai sebagai indikasi dalam kontrol otomasi yang
menyatakan bahwa posisi ini merupakan posisi akhir baik itu untuk mesin ataupun
untuk silinder. Biasanya sistem kontak yang dipakai adalah sistem tersambung
38
bergantian (Change over). Sakelar pembatas ini akan bekerja bila tuas sakelar
tertekan
Contoh konstruksi dan simbol sakelar pembatas mekanik:
Gbr. 3.2 Konstruksi dan Simbol Saklar Pembatas Mekanik
Tipe Tidak Sentuh (Non-Contacting Proximity Limit Switch)
Sakelar pembatas tipe ini biasanya dipakai bila sakelar pembatas mekanik
tidak dapat digunakan. Macam sakelar pembatas tipe ini antara lain:
- Sakelar Pembatas (sensor) Buluh
Penggunaan sakelar ini biasanya dikarenakan keadaan sekitar yang
tidak memungkinkan dipasangnya sakelar mekanik, misalnya karena
banyaknya debu, pasir ataupun lembab. Sakelar ini diaktuasikan/diaktifkan
dengan magnet yang terpasang pada silinder. Dengan adanya magnet maka
buluh kawat akan tersambung atau terputus bila magnet itu mendekati atau
menjauhi buluh kawat tersebut.
- Sakelar Pembatas Induktif
Digunakan bila sakelar pembatas mekanik ataupun buluh tidak
dapat digunakan. Biasa dipakai untuk sensor penghitung benda kerja yang
terbuat dari logam, pada suatu mesin atau ban berjalan. Sakelar pembatas
ini hanya akan beraksi atau terpakai untuk logam. Sakelar pembatas atau
sensor ini biasanya terdiri dari oscillator, pemicu tegangan dan penguat.
Biasanya ada dua macam, yaitu yang dialiri arus bolak-balik dan arus
searah, tapi keduanya mempunyai tegangan operasi antara 10–30 volts.
39
- Sakelar Pembatas Kapasitif
Sensor kapasitif ini mempunyai respons terhadap segala material,
metal maupun non-metal. Tapi sensor ini terpengaruhi oleh adanya
perubahan-perubahan yang diakibatkan keadaan sekelilingnya, misalnya
dengan debu logam.
- Sakelar Pembatas Optik
Sensor ini memberi respons pada semua benda kerja. Sinyal
masukannya berupa sinar.
2. Pengolah Sinyal Listrik
a. Relay
Relay adalah komponen untuk penyambung saluran dan pengontrol sinyal,
yang kebutuhan energinya relatif kecil. Relay ini biasanya difungsikan dengan
elektromagnet yang dihasilkan dari kumparan. Pada awalnya relay ini
digunakan pada peralatan telekomunikasi yang berfungsi sebagai penguat
sinyal. Tapi sekarang sudah umum didapatkan pada perangkat kontrol, baik
pada permesinan ataupun yang lainnya.
Pemilihan relay yang sesuai kebutuhan harus memenuhi beberapa kriteria,
antara lain:
Perawatan yang minim
Kemampuan menyambungkan beberapa saluran secara independent
Mudah adaptasi dengan tegangan operasi dan tegangan tinggi
Kecepatan operasi tinggi, misalnya waktu yang diperlukan untuk
menyambungkan saluransingkat.
Cara kerja relay:
Apabila pada lilitan dialiri arus listrik maka arus listrik tadi akan mengalir
melalui lilitan kawat dan akan timbul medan magnet yang mengakibatkan pelat
yang ada di dekat kumparan akan tertarik ataupun terdorong sehingga saluran
dapat tersambung ataupun terputus. Hal ini tergantung apakah sambungannya NO
40
atau NC. Bila tidak ada arus listrik maka pelat tadi akan kembali ke posisi semula
karena ditarik dengan pegas.
Simbol Relay
Relay Normally Open
Relay Normally Closed
Kombinasi NO & NC
Tabel 3.3 Simbol Relay
Penunjukkan angka pada relay mempunyai arti sebagai berikut:
Angka yang pertama menunjukkan contactor yang keberapa sedangkan
angka yang kedua selalu bernomor ¾ untuk relay NO dan ½ untuk relay yang NC.
Keuntungan dan kerugian penggunaan Relay:
Keuntungan:
Mudah mengadaptasi bermacam-macam tegangan operasi
Tidak mudah terganggu dengan adanya perubahan temperature
disekitarnya, karena relay masih bisa bekerja pada temperature 233 K (
40o C) sampai 353 K (80o C)
Mempunyai tahanan yang cukup tinggi pada kondisi tidak kontak
Memungkinkan untuk menyambungkan beberapa saluran secara
independent
Adanya isolasi logam antara rangkaian kontrol dan rangkaian utama
41
Oleh karena keuntungan-keuntungan di atas maka penggunaan relay sampai saat
ini masih dipertahankan.
Kerugian:
Khususnya untuk NO, bila akan diaktifkan timbul percikan api
Memerlukan tempat yang cukup besar
Bila diaktifkan, berbunyi
Kontaktor bisa terpengaruh dengan adanya debu
Kecepatan menyambung atau memutus saluran terbatas.
b. Solenoid
Di lapangan kita bisa menemukan solenoid dengan arus searah (DC)
ataupun arus bolak balik (AC). Sedangkan yang sering digunakan pada Electro-
pneumatik adalah Solenoid DC. Solenoid DC secara konstruktif selalu
mempunyai inti yang pejal dan terbuat dari besi lunak.
Dengan demikian mempunyai bentuk yang simple dan kokoh. Selain itu
maksudnya agar iperoleh konduktansi optimum pada medan magnet. Bila ada
kelonggaran udara, tidak akan mengakibatkan kenaikan temperature operasi,
karena temperature operasi hanya akan tergantung pada besarnya tahanan
kumparan serta arus listrik yang mengalir. Bila solenoid DC diaktifkan (switched
on) maka arus listrik yang mengalir meningkat secara perlahan. Ketika arus listrik
dialirkan ke dalam kumparan akan terjadi elektromagnet.
Selama terjadinya induksi akan menghasilkan gaya yang berlawanan
dengan tegangan yang digunakan. Bila solenoid dipasifkan (switched off) maka
medan magnet yang pernah terjadi akan hilang dan dapat mengakibatkan tegangan
induksi yang besarnya bisa beberapa kali lipat dibandingkan dengan tegangan
yang ada pada kumparan. Tegangan induksi ini dapat mengakibatkan rusaknya
isolasi pada gulungan koil, selanjutnya bila hal ini terjadi terus akan terjadi
percikan api. Untuk mengatasi hal ini maka harus dibuat rangkaian yang meredam
percikan api, misalnya dengan memasang tahanan yang dihubungkan secara
paralel dengan induktansi. Sehingga bila terjadi pemutusan arus listrik, energi
akan tersimpan dalam bentuk medan magnet dan dapat hilanglewat tahanan yang
dipasang tadi.
42
Keuntungan Solenoid DC Kerugian Solenoid DC
- Mudah
pengoperasiannya
- Usianya lama
- Bunyi yang dihasilkan
lemah
- Tenaga untuk
mengoperasikan kecil
- Perlu peredam percikan
api
- Terjadi tegangan tinggi
saatpemutusan arus
- Waktu sambung lama
- Perlu adaptor bila yang
dipakai tegangan AC
- Bagian yang kontak
cepat aus
Tabel 3.4 Keuntungan dan kerugian Solenoid
c. Relay yang dipolarisasi (Polarized Relay)
Pada prakteknya relay ini digunakan bila energi yang diperbolehkan untuk
dipakai sangat kecil. Adapun energi listrik yang diperlukan yaitu sekitar 0,1 – 0,5
mW. Metoda operasinya ada beberapa macam, diantaranya:
Posisi normal tertentu
Posisi sambungan relay ini akan tetap pada posisi yang sama, baik itu
sebelum ataupun sesudah diaktifkan. Bila energi listrik dialirkan maka medan
magnet yang terjadi diintensifkan oleh medan magnet permanen. Begitu pula
bila arus dialirkan hanya sebentar saja maka posisi kontak akan kembali ke
tempat semula begitu arus diputuskan.
. Posisi normal pada kedua sisinya
Posisi sambungan yang aktif tidak tetap, tergantung dari posisi
terakhir disambungkan. Relay ini bekerja bila arus listrik disalurkan, maka
sambungan kontaknya akan berpindah ke sambungan yang lainnya.
Selanjutnya bila arus listrik diputus maka posisi sambungan yang
menyambung adalah posisi akhir setelah diaktifkan.
43
Posisi normal ditengah
Apabila relay ini tidak diaktifkan maka tidak ada satu saluran pun
yang menyambung karena posisi lengan kontak ada di tengah-tengah. Apabila
arus listrik disalurkan maka posisi kontak akan ditentukan oleh arah arus yang
disambungkan. Dan bila arus diputus, posisi lengan kembali ke tengah.
d. Relay Mengunci (Latching relays)
Latching relay adalah relay yang dikontrol dengan electromagnetic,
dimana relay ini akan tetap berada pada posisi setelah diaktifkan walaupun
sumber energi sudah diputuskan, seolaholah terkunci pada posisi akhir. Sistem
pengunci biasanya dengan mempergunakan kerja mekanik. Penggunaan relay ini
biasanya untuk jaringan listrik di rumah tinggal.
e. Remnant Relay
Relay ini disainnya khusus, maksudnya adalah bila relay ini diaktifkan
maka akan terjadi elektromagnet. Elektromagnet ini akan tinggal dan tetap ada
walaupun sumber energinya telah dihilangkan. Atau dengan kata lain relay ini
dikunci pada posisi akhir. Untuk menyalakan relay ini maka arus yang dipakai
adalah arus positif, sedangkan untuk mematikannya mempergunakan arus negatif.
f. Relay Tunda Waktu
Berfungsi untuk menyambung kontaktor NO atau memutus kontaktor NC,
di mana hubungan kontaktor diputuskan ataupun disambungkan tidak langsung
seketika pada saat relay diaktifkan, melainkan perlu waktu. Waktu yang
diperlukan untuk memutuskan ataupun menyambungkannya bisa diatur. Ada dua
jenis relay tunda waktu, yaitu relay tunda waktu hidup (time delay switch on) dan
relay tunda waktu mati (time delay switch off).
Time Delay Switch On Relay
44
Gbr. 3.3 Time Delay Switch On Relay
Bila sakelar S diaktifkan maka relay tunda waktu mulai bekerja. Ketika
waktu yang ditentukan tercapai maka terminal 18 akan tersambungkan. Sinyal
output (keluaran) akan ada selama sinyal input ada. Elemen tunda waktu
digambarkan pada kotak yang dibatasi dengan
garis strip.
Gbr. 3.4 Elemen Tunda Waktu hidup
Proses bekerjanya tunda waktu:
Bila sakelar S diaktifkan maka arus listrik akan mengalir melalui tahanan
R1, yang besarnya bisa diatur. Arus ini tidak mengalir ke relay K1 melainkan
akan mengalir ke terminal K1 NC, yang selanjutnya arus listrik mengalir ke
kapasitor C dan menampungnya di sana. Bila kapasitor C tidak bisa menampung
arus listrik lagi (tegangan yang diijinkan telah tercapai) maka arus listrik akan
45
mengalir ke relay K1. Lamanya mengisi kapasitor ini tergantung pada besarnya
R1. Selanjutnya bila relay K1 sudah aktif maka terminal 18 akan tersambung
dengan terminal 15. Di sini bisa kita bandngkan dengan katup tunda waktu hidup
pada rangkaian pneumatik.
Time Delay Switch Off Relay
Gbr. 3.5 Time Delay Switch Off Relay
Bila sakelar S diaktifkan maka relay tunda waktu mulai bekerja. Sinyal
output akan ada selama sinyal input ada. Tapi bila sinyal input diputus maka
sinyal output tidak akan langsung hilang, melainkan tetap ada sampai batas waktu
yang telah ditentukan. Elemen tunda waktu digambarkan pada kotak yang dibatasi
dengan garis strip.
Gbr. 3.6 Elemen Tunda Waktu Mati
Proses bekerjanya tunda waktu:
46
Bila sakelar S diaktifkan maka arus listrik akan mengalir ke relay K1 dan
relay K1 langsung bekerja. Sebelum relay K1 diaktifkan, arus listrik mengalir ke
kapasitor C melalui tahanan R2 dan menampungnya sampai kapasitor mencapai
tegangan yang diijinkan. Dengan diaktifkannya relay K1 maka switch K1 aktif
sehingga arus listrik yang tertampung di kapasitor C akan mengalir melalui R1
bila sakelar S dinon-aktifkan. Lamanya mengosongkan kapasitor C tergantung
pada besaran R1. Bila tegangan di C sudah tidak ada maka terminal 16 akan
tersambung lagi dengan terminal 15. Di sini bisa kita bandingkan dengan katup
tunda waktu mati pada rangkaian pneumatik.
g. Kontaktor
Yang dimaksudkan dengan kontaktor adalah sakelar yang diatuasikan
dengan elektromagnet. Daya untuk mengontrolnya bisa rendah tapi daya beban
bisa tinggi, dengan kata lain untuk mengaktuasikan elektromagnet cukup misalnya
dengan tegangan rendah tapi bisa menyalurkan arus yang bertegangan lebih
tinggi.
Kontaktor banyak digunakan untuk keperluan yang bermacam-macam. Misalnya
digunakan untuk menyalakan motor, sistem pemanas, alat pengatur temperatur
ruangan, keran, dll.
Tipe-tipe kontaktor:
a. Kontaktor yang elektro magnetnya dilindungi
b. Kontaktor dengan elektromagnet inti
c. Kontaktor dengan armature sistem engsel
47
Simbol kontaktor pada penggambaran rangkaian:
Gbr.3.7 Simbol Kontaktor pada Penggambaran Rangkaian
Keuntungan mempergunakan kontaktor:
- Beban tinggi bisa diaktifkan dengan beban rendah
- Terdapat isolasi logam antara rangkaian kontrol dan rangkaian utama
- Sedikit perawatannya
- Tidak terpengaruh oleh temperature
Kerugiannya:
- Mudah aus
- Ukurannya besar
- Menimbulkan suara
- Kecepatan menyambung terbatas
3. Elemen Akhir
Apabila suatu kontrol mempergunakan sinyal kontrolnya dengan sinyal
listrik dan sinyal kerjanya mempergunakan pneumatik maka harus ada suatu alat
yang dapat mengawinkan sinyal kontrol listrik dengan sinyal kerja pneumatik itu.
Sistem yang mengawinkan sinyal kontrol dan sinyal kerja ini biasanya terdiri dari
katup yang diaktuasikan dengan solenoid. Maksudnya adalah untuk menyalurkan
48
sinyal kerja mempergunakan katup-katup pneumatik, sedangkan yang mengatur
membuka atau menutup tersebut adalah arus listrik yang dialirkan ke kumparan
kawat (solenoid).
a. Katup 3/2 diaktuasikan dengan sinyal listrik, kembali dengan pegas
Normally Closed 3/2
Katup 3/2 NC bekerja bila arus listrik dialirkan ke solenoid sehingga
terbentuk elektromagnet yang mengakibatkan bergesernya armature dan
selanjutnya udara dialirkan dari saluran masuk 1(P) ke saluran keluar 2(A).
Sedangkan sakuran 3(R) tertutup. Sebaliknya bila arus listrik diputuskan maka
elektromagnet yang terbentuk pada solenoid menghilang dan berakibat saluran
1(P) tertutup sedangkan udara yang berada di saluran 2(A) akan dibuang melalui
saluran buang.
Gbr. 3.8 Katup Solenoid 3/2 NC
49
Normally Open 3/2
Katup ini kebalikan dari katup 3/2 NC. Jadi bila arus listrik tidak ada maka
saluran 1(P) mengalirkan udara ke saluran 2(A) dan saluran 3(R0) tertutup. Tapi
bila solenoid dialiri arus listrik, saluran 1(P) tertutup dan udara dari 2(A) dialirkan
langsung ke 3(R).
Gbr. 3. 9 Katup Solenoid 3/2 NO
Katup 3/2 diaktuasikan sinyal listrik dan kontrol Pneumatik, kembali
dengan Pegas
Katup ini bila diaktifkan masih mempergunakan sinyal kontrol pneumatik.
Sedangkan fungsi kumparan ini hanya untuk mengaktifkan sumbat yang ada pada
katup, dengan demikian gaya elektromagnet yang diperlukan untuk mengaktifkan
sumbat tidak terlalu besar. Dengan kata lain arus listrik yang diperlukan tidak
terlalu besar pula. Prinsip kerja saluran yang terdapat pada katup ini sama dengan
prinsip kerja katup 3/2 yang telah dibahas di atas.
50
Gbr. 3.10 Katup Solenoid 3/2 kembali dengan Pegas
Katup 4/2 diaktuasikan sinyal listrik dan kontrol pneumatik, kembali
dengan pegas
Katup 4/2 pada prinsipnya terdiri dari 2 buah katup 3/2. Biasanya
digunakan untuk mengaktuasikan silinder kerja ganda. Sinyal listrik
digunakan seperti pada katup 3/2, berfungsi sebagai pembuka sumbat
sedangkan yang mengatur katup piston adalah sinyal kontrol pneumatik. Pada
posisi diaktuasikan saluran 1(P) dan saluran 4(A) tersambungkan sedangkan
saluran 2(B) dengan saluran 3(R).
Apabila sinyal listrik diputuskan maka katup piston didorong kembali
ke posisi semula sehingga saluran 1(P) tersambungkan dengan 2(B) dan
saluran 4(A) dengan 3(R). pneumatik. Pada posisi diaktuasikan saluran 1(P)
dan saluran 4(A) tersambungkan sedangkan saluran 2(B) dengan saluran
3(R). Apabila sinyal listrik diputuskan maka katup piston didorong kembali
ke posisi semula sehingga saluran 1(P) tersambungkan dengan 2(B) dan
saluran 4(A) dengan 3(R).
51
Gbr. 3.11 Katup Solenoid 4/2 Kembali dengan pegas
4. Diagram Rangkaian pada Rangkaian Listrik
Pada diagram rangkaian listrik digambarkan bagaimana ditempatkannya
perlengkapan dan juga alat listrik ditempatkan, dengan mempergunakan simbol
yang telah ditetapkan/distandardisasikan. Diagram rangkaian ini merupakan
dokumen yang sangat penting, yang dibutuhkan oleh bagian perawatan, untuk
memperbaiki dan merawat sistem kontrol listrik. Ada beberapa cara untuk
menampilkan/menggambarkan fungsi, operasi peralatan serta instalasi rangkaian.
a. Diagram Kabel (Wiring Diagram)
Pada sistem penunjukkan ini semua peralatan ditampilkan dalam satu
gambar, baik itu rangkaian kontrol dan juga rangkaian utama, serta diatur
berdasarkan sambungan jalur kabel. Sistem ini biasanya digunakan pada jaringan /
rangkaian listrik pada kendaraan bermotor, mesin perkakas yang ringkas ataupun
peralatan pabrik lainnya. Cara penggambarannya, penyimpanan peralatan yang
digunakan bisa dimana saja, asalkan menyambungkan jaringan kabelnya betul-
betul diperhatikan.
52
Contoh gambar instalasi kabel:
Gbr. 3.12 Rangkaian Power
b. Diagram Rangkaian
Dibandingkan dengan penggambaran instalasi kabel, dimana
penggambaran rangkaian kontrol dan utamanya dijadikan satu, maka pada
penggambaran rangkaian secara skematis ini ditampilkan berdasarkan fungsinya.
Dengan cara menggambarkan rangkaian kontrol dan rangkaian utama dipisahkan.
Pada sistem ini penggambaran untuk sambungan (NC dan NO) relay untuk
keperluan latching (mengunci sambungan) ataupun memutus sambungan akan
digambarkan pada rangkaian kontrol. Penggambaran rangkaian secara skematis
biasanya menggunakan garis lurus, dimanaarus listrik mengalir dari atas ke
53
bawah. Di bawah ini ditampilkan gambar dengan fungsi yang sama dengan
penggambaran instalasi kabel.
Gbr. 3.13 Rangkaian kontrol dan Rangkaian Power
c. Diagram Rangkaian Dasar
Pada tingkat tertentu, misalnya dalam penggambaran awal, penggambaran
rangkaian ini tidak bisa langsung lengkap/komplit, melainkan dibuat dahulu
sketsa fungsinya (pre-desain) dengan hanya menggambarkan hal yang penting-
penting saja. Begitu pula untuk penunjukkan perlengkapannya hanya cukup
dengan menunjukkan simbol huruf. Biasanya dalam penggambaran rangkaian
dasar yang digambarkan hanya rangkaian utamanya saja.
54
Contoh penggambaran Diagram Rangkaian Dasar:
Gbr. 3.14 Rangkaian kontrol dasar
3.1.2 Sensor
Sensor adalah suatu komponen yang dapat mendeteksi
perubahan energi, temperatur, cahaya, magnet, volume, bentuk dan lain-
lain kemudian mengubah hasil pendeteksian ke dalam bentuk sinyal
elektrik yang digunakan untuk memicu suatu proses untuk melakukan
suatu fungsi tertentu.
Salah satu fungsi sensor adalah sebagai komponen pengendali
yang digunakan untuk mengendalikan ketepatan dan kecepatan suatu
proses yang dilakukan oleh sebuah mesin agar suatu produk yang sedang
diproses sesuai standar.
INPUT PROSES OUTPUT
KONTROL
55
Gbr. 3.15 Fungsi Sensor Sebagai Komponen
3.1.2.1 Proximity Switch
Proximity switch adalah sensor berbahan logam, gelas atau cairan,
prinsip kerjanya yaitu ketika obyek (besi, baja, gelass atau cairan) dekat
dengan permukaan jarak operasinya maka akan didetaksi. Jarak tersebut
akan menghasilkan sinyal listrik dalam rangkaiannya kemudian dikuatkan
untuk mensaturasikan transistor outputnya. Bila terjadi saturasi maka
switch output terjadi
a. Klasifikasi Proximity Switch
1. Induktif
Memakai 2 lempeng dengan 1 bagian lempeng pembuat medan
dari sistem induksi. Bila obyek mendekat maka medan akan
dipantulkan dan menghasilkan induktansi tertensu sesuai jaraknya
Obyek yang dideteksi umumnya dari metal dan repon frekuensi switch
umumnya tinggi
2. Capasitif
Memakai sistem 2 lempeng dan dialiri suatu frekuensi. Bila
obyek mendekat diantara lempeng tersebut maka akan timbul
kapasitansi dengan nilai sesuai jarak obyek. Obyek yang dapat
dideteksi bisa dari metal atau nonmetal seperti cairan, tepung dan
plastic. Respon frekuensi swtch ini rendah tetapi stabilitas switching
tinggi. Ketika akan memasang, faktor lingkungan juga ditentukan.
Harga jenis ini lebih mahal dan jarak sensingnya bisa diatur.
3. Magnetik
Memakai magnet permanen sebagai pemancar medan magnet.
Obyek yang mendekat akan memantulkan medan magnet ke keping
berikutnya. Switch yang digunakan dalam pneumatic cylinder adalah
56
permanent magnet. Magnet tersebut digunakan untuk pengukuran
posisi tetap dalam cylinder. Harganya sangat mahal dan saklarnya
dapat digunakan dengan range tegangan yang lebar. Outputnya dibuat
dari kontak relay
Untuk memasang proximity switch harus memperhatikan faktor dibawah ini
Kondisi operasi, berupa: arah pergerakan yang membutuhkan jarak
sensing dan menimbulkan vibrasi, bentuk obyek yang dideteksi (bulat,
kotak dll.), jarak sensor
Kondisi Listrik, berupa : tegangan kerja dan sumber tegangan yang dipakai
(AC/DC)
Kondisi lingkungan berupa : temperature atau kelambaban, lingkungan
sekitar dan udara, bahan kimia khusus
Kondisi lain, berupa: keekonomisan harga, pemakaian yang sangat penting
Gbr. 3.16 Proximity
57
3.2 PROSES UMUM
Produk yang dihasilkan oleh PT INFINEON adalah komponen
elektronik IC. Integrated Circuit (IC) merupakan suatu rangkaian elektronika
terintegrasi dalam ukuran yang sangat kecil, terdiri dari komponen elektronika
aktif dan pasif yang rangkai, sehingga dapat melakukan fungsi tertentu.
Bahan dasar untuk pembuatan IC adalah silicon yang dibentuk menjadi
lempengan bulat dan bergaris tengah 4-8 inchi dengan ketebalan 0,014-0,027
inchi. Lempengan ini disebut wafer, dimana pada wafer ini terdapat jalur-jalur
yang disebut scribe line yang digunakan sebagai pedoman dalam proses
pemotongan wafer. Wafer tersebut akan dipotong-potong menjadi bagian-bagian
kecil yang disebut die. Die inilah yang merupakan komponen inti IC.
Tidak semua proses pembuatan IC di PT INFINEON dilakukan disatu
tempat, ada empat tempat proses pembuatan IC dimulai dari Front Of Line, And
of Line, MSP, Testing dan terakhir Shipping Storage.
Gbr. 3.17 Bagan Proses Produksi
PROSES
PRODUKSI
IC
ASSEMBLY
TESTING FRONT OF LINE
TEST
EQUIPMENT
ENGINEERING
BURN IN END OF LINE
MSP
58
3.2.1 Bahan Baku Pembuatan Integrated Circuit (IC)
Dalam perakitan IC diperlukan beberapa bahan baku,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Wafer, merupakan inti IC yang dipotong-potong menjadi die.
2. Leadframe, frame metal segi empat dengan lead, terdiri dari
bebrapa unit yang dihubungkan ke die semikonduktor.
Setelah enkapsulasi package, frame dipotong, menjadi
unit/package individual.
3. Epoxy, perekat yang digunakan untuk menempelkan die ke
leadframe die pad
4. Gold wire, benang emas yang digunakan untuk
menghubungkan die bond pad dan leadfinger atau leadframe
pad.
5. Silikon Gel, digunakan untuk menutupi permukaan die yang
sudah dibonding.
6. Compound, sejenis plastic thermostat yang digunakan untuk
menutupi material yang sudah dibonding.
7. Timah, digunakan untuk melapisi kaki-kaki IC agar terhindar
dari karat.
3.2.2 Proses Pembuatan Wafer
Pembuatan wafer tidak dilakukan di PT. INFINEON
TECHNOLOGIES BATAM tapi dikirim langsung dari Infienon Jerman
yang merupakan pusat dari seluruh cabang Infineon yang ada di seluruh
dunia. Namun secara garis besar proses pembuatannya adalah sebagai
berikut:
1. Epitaxy, pelapisan antara silikon.
2. Oxidation, penutupan lapisan silikon dengan oksidasi.
3. Spining, pelapisan silikon dengan photoresist.
4. Masking, penutupan wafer dengan cetakan tertentu.
5. Exposure, proses penyinaran dengan sinar x untuk memplosimir
photoresist yang terkena cahaya.
59
6. Washing, pencucian phoresist.
7. Etching, pengikisan lapisan oksidasi.
8. Difusi, penyemprotan gas boron untuk membentuk elektroda tipe p
dan fosfor untuk elektroda tipe n.
9. Metalisasi, penyambungan antara terminal satu dengan yang lainnya.
3.3 Alur Proses Produksi Integrated Circuit (IC)
Sebagai perusahaan semi-conductor yang memiliki brand mark
tersendiri, proses produksi di Pt. Infineon Technologies memiliki empat
departemen pokok,yakni sebagai berikut:
1. Front of Line
2. End of Line
3. Test Equipment Engineering
4. Mark Scan and Pack
3.3.1 Alur Produksi IC di Area Front of Line
Front of Line MANUFACTURING disebut juga Clean Room.
Klasifikasi kebersihan udara yang ada di dalam ruangan ini adalah kelas
5000, artinya dalam satu juta partikel yang ada di udara hanya
diperkenankan maksimal 5000 partikel debu. Udara yang masuk ke
ruangan FOL terlebih dahulu disaring, sehingga debu-debu tidak masuk
ke dalam ruangan. Hal ini untuk menghindari kerusakan IC yang
disebabkan kontaminasi karena partikel-partikel debu, untuk itlah setiap
orang yang akan memasuki area ini harus melewati Air Shower Room
yang tujuannya menghilangkan debu-debu yang menempel pada jum
suit. Jum suit adalah pakaian indoor yang digunakan khusus di area ini
saja.
Di area in proses perakitan IC dilakukan dari station Wafer
MOUNT sampai A2 Plating.Bahan dasar untuk pembuatan IC adalah
silicon yang dibentuk menjadi lempengan bulat dan bergaris tengah 4-8
inchi dengan ketebalan 0,014-0,027 inchi. Lempengan ini disebut wafer,
dimana pada wafer ini terdapat jalur-jalur yang disebut hairline yang
60
digunakan pedoman dalam proses pemotongan wafer. Wafer tersebut
akan dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil yang disebut die. Die
inilah yang merupakan komponen inti IC.
Gbr. 3.18 Alur Produksi IC di Area Front of Line
Berikut ini adalah penjelasan tentang proses pembuatan IC di PT.
Infineon Technologies Batam.
a. Wafer Mount
Wafer yang telah ada tidak langsung digunakan begitu saja
melainkan harus melalui proses Mount yaitu proses perekatan bagian
belakang wafer pada blue foil dan film frame sebagai persiapan
proses Wafer Saw. Tujuanya adalah agar permukaan bawah wafer
tidak terkontaminasi, dan untuk mempermudah proses pemotongan
wgafer dibagian wafer saw. Film Frame berwarna perak (silver) atau
merah.
61
Gbr. 3.19 Proses Wafer Mount
b. Wafer Saw
Setelah wafer telah melalui proses mount, wafer akan terlebih
dahulu melalui proses Saw sebelum ke proses berikutnya. Wafer Saw
adalah proses pemotongan wafer menjadi unit-unit die (Inti IC). Alat
untuk memotong IC pada wafer saw blade yang diputar dengan
kecepatan 35.000 rpm agar blade yang berujung lunak tetap
memungkinkan untuk memotong wafer.
Gbr. 3.20 Proses Wafer Saw
c. Die Attach
Ketika wafer telah melalui proses wafer mount dan wafer saw
selanjutnya wafer akan digunakan untuk proses die attach yaitu
Proses perekatan die pada die-pad yang terdapat di tengah leadframe.
62
Proses perekatanya dengan menggunakan Glue atau Soft Solder.
Selain sebagai proses perekatan Die pada die-pad leadframe yang
melewati proses ini pun akan melalui proses stamping yaitu
pemberian stamp berupa kode huruf. Dalam proses die attach
digunakan mesin ESEC .
Gbr. 3.21 Proses Die Attach
d. Wire Bond
Proses wire Bond adalah proses menghubungkan secara elektris
antara collet pad dari IC (chip) dengan penghubung luar (lead).
Metode bonding yang digunakan pada wire bonder merupakan
kombinasi dari panas (heat), kekuatan tekan (force), waktu (time) dan
energi ultrasonic. Dalam proses ini digunakan tiga jenis benang yaitu
gold wire, copper dan alumunium wire yang berguna sebagai
penghubung antara antara chip dan lead. Pada proses ini ada empat
jenis mesin yang digunakan yaitu ESEC Wire Bond 3006 F/X, UTC
Shinkawa 1000, ASM 1-HAWK dan Orthodyne Electronics.
before after
63
Gbr. 3.22 Proses Wire Bond
e. A2 Plating
Merupakan proses yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
masalah delaminasi yang terjadi pada lead frame dan kaki-kaki IC.
Dilakukan untuk memperkuat ikatan yang akan terjadi antara bahan
dasar lead frame (tembaga) dan bahan pelapisan plating. Di PT.
Infineon ini proses A2 Plating tidak dilakukan kepada seluruh
product tetapi hanya pada IC jenis ROBUST, yang merupakan
kualitas terbaik yang diproduksi di PT. Infineon.
3.3.2 Alur Produksi IC di Area End of Line
IC yang telah melalui rangkaian proses di area Front of Line
akan dilanjutkan ke area selanjutnya yaitu area produksi akhir atau
disebut juga area End of Line (Back-End). Area ini merupakan area
terakhir dalam alur proses produksi IC. Tidak perlu memakai
seperangkat peralatan yang biasa digunakan di area FOL, tetapi hanya
perangkat dasar seperti smoke (jas lab), cap, ESD shoes, gloves, finger
coats, dan beberapa perangkat lainnya. Walaupun klasifikasi udara
ruangan dan kadar debu tidak ditekan seminimum mungkin seperti pada
area FOL, tetap saja sebelum masuk ke area ini harus melalui mesin ESD
before after
64
dan sidik jari test. Proses pada area ini dimulai dari Molding hingga
Singulation dilanjutkan oleh Vision.
Gbr. 3.23 Alur Produksi IC di Area End of Line
1. Molding
Merupakan proses encapsulation atau pemberian pelindung berupa
casing menggunakan bahan plastic thermostat yang disebut
Compound. Bertujuan untuk melindungi sirkuit yang terhubung
dengan kawat-kawat wirebond dari pengaruh lingkungan luar dan
elemen mekanik lainnya.
before after
65
Gbr. 3.24 Proses Molding
Dalam proses ini compound di panaskan sebelum matrial di
loading atau dimuat kedalam mesin molding. Setelah pemanasan
compound dihisap menggunakan hydraulic plunger kedalam wadah
yang bersuhu tinggi (melting temperature) sehingga menjadi cairan.
Plunger (alat penghisap) kemudian menghisap compound yang cair
ke dalam mold chase dan memulai proses encapsulation pada
Leadframes.
2. Post Mold Cure
Proses pengeringan kelembaban (humidity) package setelah
Molding yang berlangsung selama 4 jam dengan suhu 175 0 C.
Gbr. 3.25 Proses Post Mold Cure
Proses ini juga bertujuan untuk merapatkan partikel-partikel
compound (dari proses Molding yang telah menjadi cassing IC).
3. Dedum Dejunk atau Trim and Form 1
TF1 atau Dedum Djunk adalah proses pemotongan Degate (sisa-
sisa plastik molding yang ada pada Leadframe) dan Dambar (Suatu
bagian yang ada pada Leadframe yang terdapat antara Lead dan
66
Cassing IC. Dambar pada leadframe memiliki fungsi sebagai
pembatas agar saat proses molding berlangsung, coumpond yang
sedang dipanaskan tidak meleleh hingga mencapai leads (kaki-kaki
IC), karena akan membuat IC tidak berfungsi seperti semestinya.
Gbr. 3.26 Trim and Form 1
Tahap pertama pada Proses ini adalah memotong degate kemudian
dilanjutkan dengan memotong dambar pada Leadframe, Hasilnya
harus rapih dan tidak ada sisa-sisa pemotongan (Burr). Untuk
memastikan bahwa hasil pemotongan sesuai dengan ketentuan, maka
dilakukan pengecekan oleh Operator.
4. Media Deflashing
Deflash adalah proses pembersihan sisa-sisa plastic molding dan
penghalusan permukaan unit-unit lead frame dengan menggunakan
pasir khusus. Pasir tersebut ibarat sikat yang digunakan untuk
menggosok permukaan lead frame agar bersih dari resin bleed
before after
67
(seperti lapisan lilin) yang diakibatkan setelah proses encapsulation
(pengkapsulan) dan dejunk yang akan membuat bahan lapisan plating
tidak akan menempel dengan sempurna pada lead frame.
Gbr. 3.27 Media Deflashing
Pada tahap ini Leadframe dimasukan kedalam mesin kemudian
mold flashes atau resin bleed dan Burr dibersihkan dengan aliran
lumpur yang bertekanan dari pompa dan air (Lumpur yang
dihasilkan merupakan campuran dari pasir dan air), setelah itu
kemudian Leadframe dikeringkan.
5. Plating
Pada proses ini bagian leadframe dilapisi dengan timah putih yang
bertujuan untuk menghindari korosi (karat), meningkatkan daya
hantar, dan memudahkan proses penyolderan. Secara kasat mata
warna leadframe dan lead akan tampak berubah menjadi warna putih
setelah melalui proses ini.
68
Gbr. 3.28 Proses Plating
6. Marking
Marking adalah proses penempatan identifikasi, penandaan, dan
pembedaan merek pada packages IC. Nama, logo perusahaan, kode
tanggal, dan lot id adalah contoh informasi yang umum terdapat pada
setiap packages IC.
Gbr. 3.29 Proses Marking
before
after
69
Proses Marking dilakukan menggunakan laser (Laser Marking),
sehingga tanda yang dibuat merupakan hasil ukiran dari sinar laser.
Sinar laser tersebut dihasilkan dari Arc Lamp dan ada pula yang
dihasilkan dari Diode tergantung dengan jenis mesin yang digunakan.
7. Singulation atau Trim and Form 2
Trim Form 2 adalah proses pemotongan dan pembentukan kaki-
kaki IC sesuai dengan spesifikasi (bentuk dan posisi yang benar).
Pada tahap ini IC dipisahkan dari Leadframe dan menjadi unit
(single).
Gbr. 3.30 Trim and Form 2
Pada tahap ini Leadframe yang di Loading pertama-tama di bentuk
(Forming) sesuai dengan standart yang telah ditentukan, kemudian
dipotong (Triming) bagian yang menyambungkan Lead dengan
Frame, setelah itu IC di pisahkan (Singulation) dari Leadframe
sehingga menjadi unit yang dapat di masukan kedalam Tube.
before
after
70
8. Vision
Vision adalah proses pendeteksian setiap unit IC setelah seluruh
alur proses produksi selesai mulai dari Front of Line hingga End of
Line. Tujuannya adalah mengidentifikasi ketidaklayakan pada bagian
luar IC. Seperti kontaminasi pada lead top surface (bagian atas IC),
kesalahan marking, pengkapsulan yang tidak sempurna, lead (kaki
IC) yang cacat, dan kontaminasi pada lead bottom surface (bagian
bawah IC).
Gbr. 3.31 Eca Vision
3.3.3 Alur Produksi IC di Area Test Equipment Engineering
Selanjutnya unit-unit IC yang telah selesai diproses di area FOL
dan EOL dan melewati tahap Vision End of Line, akan dibawa ke area
Test Manufacturing untuk dilakukan proses pengujian kualitas IC.
Pengujian di area ini dilakukan secara electrical.
71
Gbr. 3.32 Alur Produksi IC di Area Test Equipment Engineering
1. Testing
Sebuah proses pengetesan elektrikal IC dalam tiga keadaan yaitu
1. T1, pengetesan IC pada suhu ruangan ± 25° (room test)
2. T2, pengetesan IC pada suhu - 43°C (cold test)
3. T3, pengetesan IC pada suhu 150°C (hot test)
Dalam proses ini IC disortir menjadi 2 , yaitu good bin dan reject
bin. Good bin adalah IC yang bagus dan akan dilanjutkan ke proses
selanjutnya, sedangkan reject bin adalah IC yang tidak bisa
digunakan.
72
Gbr. 3.33 Handler Multitest 9928
2. Burn In
Setelah IC melalui proses pengetesan di Testing, ada beberapa
produk IC yang melalui proses Burn in. Burn-in adalah proses stress
semikonduktor untuk menyaring sirkuit yang berpotensi lemah.
Teknik ini melibatkan perangkat atau peralatan yang mampu
beroprasi pada suhu tinggi (80-125 C) dan stress tegangan listrik(
antara 5-36 volt) selama beberapa jam atau hari dan mengujinya
melalui batas-batas kinerja listriknya. Satu-satunya metode efektif
untuk memastikan keandalan tinggi semikonduktor adalah untuk
melakukan Burn-In.Proses Burn-in ini dilakukan diantara dua proses
test fungsi semikonduktor (Electrical Test).
Gbr. 3.34 Proses Burn in
73
3. Bake in
Terdapat beberapa produk yang memiliki kelembaban atau disebut
MLS (Moisture Sensivity Level). Terdapat tiga tipe MLS, yaitu :
1. MLS 1, tidak terdapat pada produk INFINEON
2. MLS 2, yaitu kelembaban dalam IC yang tidak perlu dikontrol
3. MLS 3, yaitu kelembaban dalam IC yang harus dikontrol.
Dalam proses ini IC yang memiliki tipe MLS 3, dimasukan kedalam
Bake-in oven untuk dipanaskan dalam suhu 125°C agar kandungan
air dalam IC hilang.
4. Mark Scan Pack (MSP)
Merupakan tahap akhir pengujian IC yang telah lolos proses burn
in. fungsinya adalah mengidentifikasi kabel pada compound IC, dan
pengujian lainnya seperti tahap Vision di End of Line. Selain itu pada
tahap ini pula Ic melalui proses packaging dan siap untuk dipasarkan.
Proses inpeksi terhadap mekanikal IC yang terdiri dari marking
maupun lead menggunakan Vision Intergreted System. IC yang
keadaan marking dan leadnya tidak sesuai dengan permintaan
konsumen, tidak akan melalui proses packaging.
Gbr.3.35 MIT SmartFLEX (MSF)
74
3.4 Package IC PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM
Sebagai perusahaan semikonduktor yang memiliki brabd mark tersendiri,
PT. INFINEON memproduksi type IC, berikut ini adalah type yang diproduksi
PT. IFINEON Batam :
1. PDSO : Plastic Dual Small Outline
2. DSO : Discrete Shrink Outline
3. PDIP : Plastic Dual Inline Package
4. PLCC : Plastic Leaded Chip Carrier
No Jenis IC Lokasi Assembly Lokasi Test
1 DSO 430 MIL
PT. INFINEON PT. INFINEON
2 DSO 300 MIL
PT. INFINEON PT. INFINEON
3 DSO 150 MIL
PT. UNISEM PT. INFINEON
4 PLCC
PT. UNISEM PT. INFINEON
5 DIP
PT. UNISEM PT. INFINEON
75
Tabel 3.5 Package IC PT. INFINEON TECHNOLOGIES BATAM
Disamping itu dikarenakan oleh beberapa hal, PT INFINEON men-sub
kontraksikan type IC ke perusahaan sub kontraktor yang lain, yaitu dengan type
DIP 300 Mil / 600 Mil.
3.5 Peralatan dan Perlengkapan Produksi
Dalam proses manufacturing, semua komponen yang terlibat didalamnya
harus disesuaikan dengan persyaratan yang diperlukan untuk menghasilkan
barang yang berkualitas. Penyedian peralatan dan perlengkapan yang mendukung
proses produksi merupakan hal yang mutlak, berikut adalah peralatan dan
perlengkapan produksi yang digunakan di PT. INFINEON.
3.5.1 Front Of Line Manufacturing
a Jump Suit
Pakaian anti static untuk melindungi hubungan langsung
antara material dengan baju biasa.
b. Booties
Sepatu antistatic
c. Face Mask
Melindungi kontaminasi uap air terhadap material dan
melindungi pernafasan dari ruang kerja yang mengandung
bahan kimia.
d. Finger Cots
Bahan untuk melindungi material dari keringat yang berasal
dari jari tangan.
e. Tweezer
Alat untuk menjepit leadframe saat proses inspeksi.
f. Magazine
Tempat yang digunakan untuk menempatkan unit-unit die
yang telah di-bond dan di-wire bond untuk diangkut dan.
diproses distation berikutnya
g. Tool Box
Tempat menyimpan magazine.
76
3.5.2 End Of Line dan Test Manufacturing
a. Smock
Pakaian antistatic untuk melindungi hubungan antara material
dan baju biasa.
b. Antistatic Shoes
Sepatu antistatic.
c. Cap
Penutup kepala (untuk menghindari jatuhnya rambut di atas
material.
d. Finger Cots
Bahan untuk melindungi material dari keringat yang berasal
dari jari tangan.
e. Tweezer
Alat untuk menjepit strip dan menyimpan strip ke mold cavity
saat proses mold.
f. Magazine
Tempat untuk meletakan strip-strip material.
g. Shipping Tube
Tempat meletakan unit-unit tunggal setelah proses trim form.
3.5.3 Production Form
a. Build Sheet
b. Prosses Traveller/Lot traveller
c. Production time ticket
d. Production Recording Sheet
77
BAB IV
OPERASIONAL HANDLER RASCO 1000
4.1 Pengenalan Handler Rasco 1000
PT. INFINEON merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri semi konduktor yang didalamnya terjadi proses merakit (assembly),
mengemas (packaging) dan menguji (testing) IC (Intergrated Circuit). Dengan
menggunakan mesin-mesin berteknologi dan memiliki tingkat kepresisian, ke
efektifan, dan efisiensi yang sangat tinggi.
Salah satu alat yang digunakan adalah Handler Rasco 1000 yang
ditempatkan di area Test Equipment Engineering (TEE). Alat ini berfungsi untuk
melakukan proses penanganan/handling IC (Intergrated Circuit) Package Dso 150
mil, Dso 300 mil, Dso 430 mil, Dso-12, TSSOP,dan SSOP ke bagian tester untuk
di uji bagian elektrikalnya.
Alat ini dapat memisahkan atau mengelompokan IC (Intergrated Circuit)
yang sudah di uji kedalam Tester menurut binclass nya atau membedakan secara
kualitas IC baik itu hasilnya reject ataupun good bin.
Handler Rasco 1000 beroperasi secara mekanik yang di kontrol oleh
sistem elektro pneumatik dengan power input tegangan 190-260 vAC dan
pressure air input 5-10 bar (7-145 Psi) yang dilengkapi set up terprogram yang di
kontrol oleh dua Personal Computer (PC) yang diantaranya terletak pada OPI
yang berfungsi sebagai pengontrolan hardware yang terintegrasi pada handler
serta untuk melakukan settingan parametter pada handler dengan software melalui
kontrol panel menu monitor dialog, dan Personal Computer (PC) yang lainya ada
pada bagian base handler berfungsi sebagai pengontrol bagian interface antara
handler dengan tester.
78
Gbr.4.1 Supply Connection
Handler rasco 1000 mempunyai design dengan tinggi 1960 mm dan Lebar
800 mm mesin Rasco ini cukup tinggi karena di sesuaikan dengan operasionalnya
Alat ini memanfaatkan gaya gravitasi untuk pengoperasiannya. Selain itu alat ini
juga tidak membutuhkan tempat yang terlalu luas dalam pengoprasiannya.
Conector Interface
Power ON/OFF
Air supply Main Power
Pressure De-Icing
Pressure Heater
Main Pressure
79
4.2 Bagian-bagian Handler Rasco 1000
LOADER
BASE UNIT HANDLER
UNLOADER
Gbr.4.2 Bagian-bagian Handler Rasco 1000
Handler Rasco 1000 dibagi menjadi tiga bagian yaitu diantaranya :
4.2.1 Loader
Salah satu bagian dari handler yang bekerja dengan sistem
pneumatik yang berfungsi untuk mengirimkan IC didalam tube yang akan
di uji elektrikalnya kedalam bagian chamber.
Tube adalah tempat untuk menyimpan IC ( Intergrated Circuit)
pada saat akan melakukan proses pengetesan.
OPI
80
Menurut jenisnya tube dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Tube Metal
Tube metal adalah tempat penampung IC yang terbuat dari
bahan metal anti statis yang digunakan untuk menampung IC
hasil pengetesan.
Gbr.4.3 Tube/tabung metal
Tube Plastik
Tube plastik adalah tempat penampung IC yang terbuat dari bahan
plastik yang digunakan untuk menampung IC yang akan diuji.
Gbr.4.4 Tube/tabung plastik
81
Pada loader juga terdapat beberapa komponen-komponen yaitu :
a. Tube Loader
Tempat penyusun tube yang berisi IC (Intergrated Circuit) yang
akan di uji.
Gbr.4.5 Tube Loader
b. Stacker Loader
Bagian yang bekerja dengan sistem elektro pneumatik yang
menggunakan slinder sebagai aktuatornya yang berfungsi sebagai
pemindah tube yang berisi IC (Intergrated Circuit) yang akan di uji kepada
tube transport secara singulasi/satu per satu dengan sekaligus mengubah
posisi vertikal menjadi posisi horizontal.
Tube Loader
Tube
82
Gbr.4.6 Stacker Loader
c. Tube Transport
Bagian yang berfungsi sebagai pendistribusi tube yang ada pada
stacker kepada bagian gripper. Selain berfungsi sebagai pendistribusi tube,
tube transport ini juga berfungsi sebagai pemisah tube kosong yang IC
(Intergrated Circuit) nya telah di kirimkan kepada bagian base unit handler
oleh gripper.
Gbr.4.7 Tube Transport
83
d. Pusher
Slinder penekan/pendorong tube yang membantu untuk
memasukan tube kedalam tube centring gripper.
Gbr.4.8 Tube Pusher loader
e. Loader Gripper
Bagian loader yang terdiri dari dua bagian dengan sistem robotik
pneumatik yang berfungsi sebagai pengangkat tube agar IC (Intergrated
Circuit) yang ada pada tube mengisi kebagian base unit handler.
Gripper 1
Gripper 2
84
Gbr.4.9 Loader Gripper
4.2.2 Base Unit Handler
Salah satu bagian yang paling utama dari Handler yang merupakan
tempat pengetesan IC (Intergrated Circuit) kepada tester secara singulasi dan
sebagai tempat pengetesan ketahanan rangkaian elektrik IC dalam suhu yang
sebenarnya sesuai dengan pengaplikasian IC tersebut oleh konsumen.
Dalam bagian ini akan terjadi pengetesan dalam tiga keadaan yaitu pada
suhu 150 ºC (Hot Test), -43 ºC (Cold Test), dan pada suhu 23 ºC (Room
Test/Ambient). Pengaturan suhu pengetesan dapat diatur lewat aplikasi handling
sistem yang terdapat pada layar OPI.
Komponen-komponen Base Unit Handler:
a. Chamber
Track IC (Intergrated Circuit) yang berfungsi sebagai penampung
IC pada saat dilakukan proses pengetesan dengan suhu tertentu.
Gbr.4.10 Chamber
Track 2 Track 1
85
b. Singulator
Suatu komponen yang terpasang pada base unit handler yang
beroperasi dengan slinder pneumatik yang berfungsi sebagai pengatur IC
agar pada waktu pengetesan oleh plunger IC turun kedalam plunger head
secara singulasi/satu persatu.
Singulator merupakan kombinasi dari dua buah komponen yaitu
upper stopper dan lower stopper. Upper stopper dipasang di base handler
dengan baku tidak dapat di atur kedudukanya. Sedangkan untuk lower
stopper itu bersifat adjustable atau posisinya dapat diatur keatas dan
kebawah sesuai dengan package device yang akan di test.
Gbr.4.11 Singulator
c. Plunger
Suatu alat yang terpasang pada handler yang beroperasi dengan
clynder pneumatik yang berfungsi sebagai tangan penyalur IC yang akan
di test ke dalam tester untuk dilakukan proses pengetesan.
Singulator
Upper Stopper 1
Lower Stopper
Upper Stopper 2
86
Proses pengetesan pada plunger Handler Rasco 1000 dapat diatur
oleh software yang ada pada OPI menurut keinginan operator. Maksimal
pengetesan oleh plunger rasco 1000 adalah empat contact site atau Quad
site.
Gbr.4.12 Plunger
d. Output Segment
Track penyalur IC hasil test yang turun dari plunger kepada bagian
turn shutle. Track ini mempunyai heater pada bagian bawah tracknya
karena untuk mencegah adanya Icing atau pembekuan pada track pada saat
cold Test yang dapat mengakibatkan jamming/IC nyangkut pada track.
Gbr.4.13 Output Segment
CS2
CS4 CS3
Post CS2
87
4.2.3 Unloader
Salah satu bagian Handler yang berfungsi sebagai tempat penampung
IC hasil test yang dikelompokan menurut bin class atau kualitas IC nya, baik itu
kategori good bin maupun bin reject.
Komponen-komponen Unloader
a. Turn Shuttle
Komponen dari unloader yang digerakan oleh motor pneumatik
yang berfungsi sebagai pembalik orientasi IC menurut bin class atau
kualitas ICnya.
Gbr.4.14 Turn Shuttle
b. Short Shuttle
Komponen unloader yang digerakan oleh motor stepper dengan
bantuan media V-Belt yang berfungsi sebagai penerima IC yang telah
dirubah orientasinya oleh turn shuttle untuk di antarkan pada Tube Exit,
baik itu kepada Auto Exit (Good Bin) atau kepada Manual Exit (Bin
Reject) tergantung dari hasil pengetesan tester.
Turn 2
88
Gbr.4.15 Short shuttle
c. Auto Exit
Bagian unloader yang berfungsi sebagai penampung IC hasil test
untuk kategori good bin.
Gbr.4.16 Auto Exit
Jam Clearer
Tube Centering
89
Di dalam Auto exit juga terdapat komponen tambahan yang lainya seperti:
Tube Centring Exit
Komponen unloader yang memakai prinsip kerja slinder
yang berfungsi sebagai penjepit tube penampung Output yang akan
masuk kedalam auto exit.
Jam Clearer
Komponen pembantu yang berfungsi untuk membersihkan
IC apabila terjadi jaming pada track auto exit.
d. Manual Exit
Bagian Unloader yang berfungsi sebagai penampung IC hasil test
untuk kategori bin reject atau selain bin satu seperti bin lima, enam,
delapan, DLL.
Gbr.4.17 Manual Exit
e. Transport Lift
Komponen unloader yang berfungsi sebagai pengirim tube dari
stacker menuju pada tube centering exit.
90
Gbr.4.18 Transpor Lift Unloader
f. Stacker Unloader
Komponen yang bekerja dengan sistem pneumatik yang
menggunakan slinder untuk memindahkan tube kosong kepada transport
lift secara singulasi/satu per satu.
Gbr.4.19 Stacker Unloader
91
g. Pusher Unloader
Slinder penekan yang membantu memasukan tube kepada tube
centering auto exit.
Gbr.4.20 Tube Pusher Unloader
h. Tube Unloader
Tempat penyusun tube metal kosong yang akan diisi IC hasil
pengetesan tester dengan kategori good bin.
Gbr.4.21 Tube Unloader
92
4.3 Setting Parametter Handler Rasco 1000
4.3.1 Start dan stop pengoperasian
Untuk memulai mengoperasikan handler rasco 1000 dapat di atur
oleh aplikasi operator interface yang telah ter install pada OPI dan dapat
juga dengan menekan tombol mekanik yang ada pada bagian cover OPI.
Gbr.4.22 Layar Monitor OPI
Tombol mekanik pada cover dan tombol yang terdapat pada
software memiliki fungsi yang sama.
Di setiap jendela operator interface fungsi stop slalu tersedia.
Fungsi start adalah hanya tersedia layar utama operator
interface,
Pada saat handler running maka lampu tombol mekanik start
akan menyala dan lampu tombol mekanik stop akan padam
tetapi sebaliknya apabila handler tersebut pada kondisi stop
maka lampu tombol mekanik start akan padam dan tombol
mekanik stop akan meyala.
93
4.3.2 Operator Interface
Operator Interface adalah suatu software yang telah diinstal pada
PC yang terdapat pada OPI yang berfungsi untuk mengontrol Hardware
atau perangkat mekanik yang terdapat pada handler dalam proses system
kerja pada saat pengetesan.
4.3.2.1 Penggunaan pads atau tombol
Untuk mendukung perangkat lunak kontrol dengan layar
sentuh dan tanpa keyboard, maka disediakan tombol untuk entri
numerik dan alfanumerik. Setelah mengklik bidang entri angka,
maka akan mendapatkan numeric pad di layar. Pad ini digunakan
biasanya untuk menentukan suatu nilai set point.
Gbr.4.23 Numeric Pad
Penjelasan Fungsi tombol
(1) Untuk menghapus karakter ke arah kiri.
(2) menghapus smua karakter
(3) Tutup pad dan menggunakan nilai yang sebelumnya.
94
(4) Tutup pad dan menggunakan nilai yang dimasukkan sebagai
nilai baru
Jika nilai yang dimasukkan di luar jangkauan maka pad tidak bisa
ditutup dan klik [Abort] untuk terus menggunakan nilai lama atau
mengetik ulang nilai baru dan klik [Enter] lagi.
Penggunaan pad alfanumerik mirip dengan pad numerik. Dalam
Alfanumeric itu dapat menggunakan perintah [Shift] Yang berfungsi
untuk membuat karakter menjadi huruf kapital. Pad alfanumerik tidak
difungsikan untuk memeriksa masukan nilai atau set point.
Gbr.4.24 Alfanumeric Pad
Apabila melakukan banyak memasukan kata mungkin akan lebih
mudah apabila menghubungkan keyboard eksternal kedalam PC Interface
Operator.
95
4.3.2.2 Layar utama
Gbr.4.25 Layar Utama Operator Interface
1. Lot Information
IC name
Nama device atau IC yang diuji.
Lot name
Nama LOT atau nomer pada device/IC
Total count
Jumlah keseluruhan IC yang telah diuji.
2. Handling
Mode penanganan IC oleh handler terhadap tester.
3. CS Info
Informasi tentang running mode contact site yang digunakan apa
bila berwarna Kuning maka Kontak site aktif dan digunakan untuk proses
1
2
3
4
5
6 7 8
9
10
11
96
penanganan IC dan apa bila tidak berwarna kuning itu berarti contact site
tidak digunakan untuk melakukan proses penanganan IC.
4. Temperature
Setpoint
Masukan nilai dari pad numerik untuk mengatur suhu yang di
inginkan.
Temperature System
Sebagai indikator bahwa temperature dalam keadaan menyala atau
dalam keadaan mati. Temperature akan selalu mati pada saat handler di
hidupkan.
5. Password level
Untuk melindungi system operator interface dalam pengoperasian handler
yang didukung dengan tingkatan-tingkatan kata sandi.
Tabel 4.1 Pasword Level
97
Untuk meng aktifkanya tekan “Password level” pada OPI akan muncul
pad alphanumeric kemudian isikan password menurut tingkatannya. Apabila
sudah benar tekan “ENTER” cek layer apakah ada perubahan atau tidak pada
perintah layer utama apa bila password benar maka akan muncul perintah atau
pilihan baru pada layer utama operator interface, dan apabila password yang
dimasukan gagal mak layer utama pada operator interface tidak akan mengalami
perubahan penambahan perintah baru.
6. Handler photo
Merupakan foto jenis dari handler yang apabila handler mengalami
masalah pada saat running maka pada foto tersebut akan muncul informasi atau
pesan, lokasi kesalahan ditandai dengan lingkaran berwarna merah dan lokasi
pesan ditandai dengan lingkaran berwarna biru.
7. Handler status
Untuk menginformasikan bahwa handler tersebut dalam keadaan runnig,
waiting atau dalam keadaan error.
8. Handler ID
Identitas dari tipe handler dan nama produk handler.
9. Bin Configuration
Menampilkan konfigurasi BIN atau kualitas IC yang telah di atur untuk
penempatan penampungan IC hasil test dari tester.
10. ICs in Exits
Animasi yang memberikan kesan bahwa tube pada masing-masing
penampung baik itu auto exit maupun manual exit itu sedang terisi oleh IC.
98
Konten Penjelasan
No bar Tidak terdapat tube yang berada pada auto exit
maupun manual exit.
Unfilled bar Tube belum terisi IC.
Grenn-filled Tube terisi IC tetapi belum terisi menurut setpoint
yang diinginkan
Yellow-filled Tube hampiri memenuhi set point.
Red-filled Tube telah terisi IC sesuai dengan set point yang
ditentuka.
Tabel 4.2 ICs in Exits
11. Devices per Exit
Menampilkan jumlah sebenarnya IC setiap satu Tube.
Instruksi-instruksi yang terdapat pada menu layar utama operataor interface
Instruksi penjelasan
Help
Fungsinya sama dengan meng klik gambar handler secara
langsung akan tetapi ini dapat lebih membantu lagi
operator dalam mengatasi masalah dan pengaturan
konfigurasi pada handler maupun pengaturan perangkat.
Settings Konfigurasi pengaturan perangkat dan handler
Statstics Informasi tentang semua yang terjadi pada handler.
Service
untuk memeriksa fungsi pengendali dalam penyesuaian
pengaturan.
Manual control
Untuk mengendalikan handler secara manual dan
mengetahui semua sensor yang ada pada handler.
System Pembaruan perangkat lunak
Info Untuk mengetahui versi software yang diinstall
Exit Keluar dari aplikasi operator interface
99
Tabel 4.3 Instruksi Operator Interface Setelah memesukan password
4.3.2.3 Help screen
Gbr.4.26 Help Screen
Jika kesalahan terjadi tekan printah "Help" pada layar utama akan muncul
Layar Bantuan. Hal ini menunjukkan pandangan dari modul handler di mana
kesalahan telah terjadi. Hal ini memungkinkan operator untuk mencari kesalahan
dengan cepat dan mudah. Hal ini juga memberikan kesan bagaimana modul ini
akan terlihat seperti yang sesungguhnya.Tekan perintah "Support" memberikan
Anda kontrol perangkat keras tambahan untuk menghapus kesalahan (tidak pada
semua kesalahan yang tersedia).
100
Gbr.4.27 Perintah Support pada help screen
Instruksi tersebut memungkinkan Anda untuk mengontrol perangkat keras,
yang dibutuhkan untuk menghapus kesalahan / jam. Tombol " Restore Status &
Close " perubahan kembali ke layar Bantuan. Hal ini juga menetapkan hardware
ke kondisi awal.
Instruksi "Error Text" tombol di layar membantu memberi Anda informasi
lebih lanjut tentang kesalahan (bukan pada semua kesalahan yang tersedia).
Gbr.4.28 Perintah error text pada help screen
101
4.3.2.4 Setting screen
Settings screen – Loader
Gbr.4.29 Setting screen pada loader
konten penjelasan
Enable / Disable
TubeTapper
Untuk mengaktifkan dan menonatifkan pembersih jam
pada tube.
Tube Tapper
frequency
pengatur pengetuk tube dalam satuan HZ
Tube exchange delay Pengatur waktu untuk pengetukan tube dalam satuan detik.
Tube Tapper Mode
Normal: jeda Terus Menerus, stopper Blade terbuka
Wobble: perubahan frekuensi, stopper Blade
terbuka
Burst: Tekan hanya ketika stopper Blade
terbuka
inverse Burst: Tekan hanya ketika stopper
Blade tertutup
102
Stopper Blade delay
between cycles
Jeda waktu antara stopper Blade Siklus
No of tube reload
cycles
Jika Perangkat cenderung menempel pada tabung,
beberapa reload siklus (gripper atas dan bawah) dapat
meningkatkan kesempatan untuk mengosongkan tabung
sepenuhnya
Air Singulator Gripp
Durasi: total waktu bahwa Singulator Udara diaktifkan
LUP Durasi: waktu itu Singulator Udara bertiup
LUP Delay: waktu bahwa Singulator Udara Stop
bertiup
Udara > Stopper terbuka: waktu bahwa Singulator
Udara bertiup sebelum device yang jatuh keluar dari
tube
Stop possible if
Gripper in down
position ?
Fungsi ini mencegah kerusakan pada gripper
Tabel 4.4 Penjelasan mengenai Pengaturan loader
103
Settings screen – Chamber
Gbr.4.30 Setting Screen pada chamber
Konten Penjelasan
Singulator Tapper Mode
Tidak pernah (hanya untuk pencarian kesalahan)
normal
Always (hanya untuk pencarian kesalahan)
Toggle time singulator
tapper
Waktu antara naik dan turun dari Tapper Singulator
di10ms (frekuensi setengah)
Enable / Disable Jam
Clearer at tracks
Mengaktifkan / menonaktifkan pembersih Jaming di
Track 1 dan Track 2
Tabel 4.5 Penjelasan Mengenai pengaturan chamber
104
Settings screen – Unloader
Gbr.4.31 Setting screen pada unloader
konten Penjelasan
Devices per tube Mengatur jumlah IC dalam satu tube
Double Sort new tube /
box required
Jika tombol ini diaktifkan Handler akan
memberitahukan apabila Tube baru diperlukan
Turn settling time Waktu jeda untuk memutar atau membalik orientasi
Sorter settling time Waktu tunda untuk menjatuhkan IC kedalam Sorter
Trun 1(2) Mode Jika dipilih "Normal" kedua bagian Turn
digunakan untuk menangani IC
Jika memilih "only left positionmaka turn
akn hanya berputar satu arah yaitu hanya
kearah kiri.
jika memilih "only right position" " maka
turn akan hanya berputar satuarah yaitu
hanya kearah kanan
jika dipilih "Use no Turn" maka turn shuttle
105
tidak akan berputar.
jika memilih "Conditional Turn" maka turn
akan berputar menurut Bin kelas.
Unloader pick up Tube Jika tombol ini diaktifkan tabung penuh akan Keluar
Otomatis dibantu oleh tube pusher
Temperature Desoak Tombol ini mengaktifkan fungsi desoak
Desoak Time Pengaturan watu desoak
Tabel 4.6 Penjelasan mengenai Pengaturan unloader
Settings screen – Temperature
Gbr.4.32 Setting screen pada temperature
Status
Setting
Calibration
106
Pengaturan themperature dibagi menjadi empat pada yaitu Status, setting
calibration dan switch On/off
Status
Menginformasikan nilai suhu yang terjadi pada bagian-bagian tertentu
didalam handler sesuai dengan perintah dari sensor suhu/thermo couple
yang terpasang didalam handler.
Setting
Untuk mengaturan nilai set point suhu yang diinginkan
Calibration
Kalibrasi digunakan untuk mengkalibrasi saluran suhu.
konten Penjelasan
No. Nomer saluran suhu.
Channel name Nama saluran berisi lokasi dan fungsi.
Setpoint Nilai yang diinginkan.
Actual Nilai suhu yang terukur sebenarnya
Output % Label ini menampilkan daya output aktual dalam persen
Guardband Label ini menampilkan status Guardband
C/min Suhu gradien yang jatuh saat suhu di C ° per menit..
Status Label ini menunjukkan konfigurasi saluran: "Enabled" atau
"Disabled"
P, I, D Parameter kontrol suhu
Main Setpoint
Label ini menampilkan suhu golbal Setpoint
Dengan tabel ini merupakan Setpoint individu
untuk setiap suhu
saluran dihitung, yang kemudian ditampilkan dalam
tabel
atas
Setpoint global disimpan dalam file setup
Untuk Setpoints kurang dari 41 ° C> LN2
diperlukan
Neg. Guardband;
Pos.
Guardband
Batas minimal toleransi suhu menjelang running
107
Soak time Waktu untuk memanaskan atau mendinginkan IC pada
area chamber
De-lcing Temp Nilai suhu pada saat defrost
Fan Track 1/2
Rotation
Nilai kcepatan putaran fan
Calculated
Sensor
Value
Jika diaktifkan, suhu aktual dihitung dengan menggunakan
tabel kalibrasi suhu
Edit table Tombol ini akan membuka jendela kalibrasi suhu
Table enabled
Jika diaktifkan tombol highligted kuning
Jika acivated yang Setpoints saluran dihitung
individual, menggunakan tabel kalibrasi suhu.
Jika setiap saluran akan menggunakan Setpoint
Utama
Tabel 4.7 Penjelasan mengenai pengaturan temperatur
Tombol On / Off pada layar digunakan untuk mengaktifkan dan
menonaktifkan fungsi suhu. Warna menunjukkan status sebenarnya (hijau tua =
On / merah tua = Off).
108
1. Calibration table
Gbr.4.33 Calibration Table
Perangkat lunak operator interface siap untuk mengontrol hingga 8 kanal
suhu. Untuk setiap saluran ada tabel kalibrasi suhu individu (kurva).
Setiap kurva kalibrasi mungkin berisi hingga 20 entri data. Sebuah entri berisi
Setpoint dan nilai diukur. Maksimum yang diijinkan berbeda antara Utama
Setpoint Value diukur adalah + / - 20 derajat. Setelah kalibrasi perangkat lunak
akan menghitung Setpoints untuk setiap saluran suhu tergantung pada nilai-nilai
kalibrasi dan pada Setpoint Utama.
4.4 Test Run
Handler Rasco 1000 adalah alat yang dapat bekerja dalam temperatur yang
dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Di perusahaan ini pengujian yang
dilakukan pada IC dilakukan dalam 3 keadaan yaitu pengujian temperature
ruangan/Room test dengan suhu 25° C, pengujian pada suhu dingin/Cold Test
dengan suhu -43° C, dan pengujian suhu panas/hot test dengan suhu 150° C.
Proses pengujian yang dilakukan disesuaikan dengan fungsi IC yang nantinya
akan diaplikasikan untuk suhu yang sebenarnya.
109
Room test/pengujian suhu ruangan
Pengujian ini dilakukan tanpa memanfaatkan heater/pemanas yang
terdapat pada handler itu sendiri melainkan menggunakan suhu normal
ruangan dengan suhu 25° C.
Dalam pengetesan ini juga tidak terdapat soaktime atau waktu
untuk memanaskan/mendinginkan device dalam chamber. Chamber yang
digunakant pun hanya satu rail saja.
Untuk mengoperasikannya cukup mudah dengan langkah awal
menyusun tube berisi IC yang akan di uji kedalam tube loader dan susun
juga tube kosong untuk tempat penampung IC hasil pengujian tester baik
iu pada tube unloader maupun pada manual exit.
Apabila langkah tersebut telah dilakukan maka tekan instruksi start
pada Operator interface yang terdapat pada layar OPI atau dengan
menekan tombol strat mekanik yang terdapat pada cover OPI.
Hot Test/Pengujian suhu panas
Pengujian suhu panas ini menggunakan sistem pemanas yang
terdapat pada Fan yang terpasang pada sudut kiri dan kanan Chamber pada
handler. Pada saat handler di setting untuk pengujian panas yaitu dengan suhu
150° C maka heater dalam fan akan aktif dan blower yang terdapat pada fan
akan menyebarkanya ke area chamber untuk memanaskan IC. Dalam proses
pengujian panas ini melibatakan sensor suhu atau thermo couple yang
terintegrasi PC untuk menampilkan setiap perubahan suhunya pada Operator
interface dan menjadi control sistem untuk memberi instruksi pada heatcard
untuk mengatur suhu agar tetap stabil sesuai dengan setpoint yang ditentukan.
110
Fan 1
Gbr.4.34 Fan handler rasco 1000
Untuk mengoperasikannya dengan langkah awal menyusun tube
berisi IC yang akan di uji kedalam tube loader dan susun juga tube kosong
untuk tempat penampung IC hasil pengujian tester baik iu pada tube
unloader maupun pada manual exit.
Apabila langkah tersebut telah dilakukan maka masuk kepada
instruksi setting yang terdapat pada layar utama operator interface (apabila
tidak tertampil maka hrarus memasukan password terlebih dahulu)
kemudian masuk pada perintah temperature dan isikan nilai setpoint pada
bagian main setpoint 150 kemudian tekan on untuk memulai memanaskan.
Tekan instruksi start pada Operator interface yang terdapat pada
layar OPI atau dengan menekan tombol strat mekanik yang terdapat pada
cover OPI. Handler tidak akan langsung menguji IC kepada tester sebelum
temperature yang diinginkan belum terpenuhi.
Fan 2 Fan 1
Blower
Heater
Motor
111
Cold Test/Pengujian suhu dingin
Didalam Pengujian dengan suhu dingin untuk mencapai suhu -
43°C handler menggunakan bahan pembantu untuk mendinginkanya yaitu
Liquid Nitrogen. . Liquid ini akan masuk lewat LN2 konector dengan
tekanan 1- 6 bar atau 14-87 Psi yang terdapat pada samping kanan handler
rasco 1000 kemudian liquid tersebut akan masuk kedalam regulator yang
terdapat control valve yang berfungsi sebagai pengatur input liquid
nitrogen kesemua saluran agar suhu pada setiap saluran semua bagian
handler stabil menurut set point yang ditentukan.Valve ini terintegrasi
dengan sensor thermo couple yang berfungsi untuk memberi informasi
pada PC sbagai control sistem handler mengenai suhu yang terdapat pada
setiap saluran. Suhu dingin itu akan disalurkan kedalam bagian chamber
dan kedalam bagian nozzle
Pada saat pengujian suhu dingin heater yang terdapat pada handler
juga akan beroperasi seperti heater yang terdapat pada Fan dan heater
output segment itu beroperasi namun skalanya tidak terlalu besar itu hanya
untuk mencegah agar tidak terjadi pembekuan/Icing yang bisa
menyebabkan menyangkutnya IC didalam Track dan selain itu juga
berfungsi sebagai pengstabil suhu apabila suhu melebihi set point yang
ditentukan.
Gbr.4.35 LN2 Conector dan Pengujan suhu dingin
112
Dalam mengoperasikannya langkah awal yang harus dilakukan
adalah menyusun tube berisi IC yang akan di uji kedalam tube loader dan
susun juga tube kosong untuk tempat penampung IC hasil pengujian tester
baik itu pada tube unloader maupun pada manual exit.
Setelah itu pasang conector LN2 handler rasco 1000 pada tabung
liquid nitrogen dan putar hand valve yang terdapat pada tabung liquid
nitrogen sebesar ¾ pembukaan.
Apabila langkah tersebut telah dilakukan maka masuk kepada
instruksi setting yang terdapat pada layar utama operator interface (apabila
tidak tertampil maka hrarus memasukan password terlebih dahulu)
kemudian masuk pada perintah temperature dan isikan nilai setpoint pada
bagian main setpoint -43 kemudian tekan on untuk memulai
mendinginkan.
Tekan instruksi start pada Operator interface yang terdapat pada
layar OPI atau dengan menekan tombol strat mekanik yang terdapat pada
cover OPI. Handler tidak akan langsung menguji IC kepada tester sebelum
temperature yang diinginkan belum terpenuhi.
Apabila proses dalam pengujian IC dalam suhu dingin telah
seslesai dilakukan maka Handler harus dikeringkan atau yang biasa
disebut dengan proses DEFROST (Proses pengeringan).
Proses defrost dilakukan agar butiran-butiran air bekas liquid
nitrogen yang terdapat pada smua bagian handler terutama pada bagian
chamber mengering. Sehingga apabila pada saat handler akan running
suhu ruangan tidak terjadi jamming/ menyangkutnya IC didalam track
yang disebabkan oleh butiran-butiran air tersebut.
Dalam proses defrost ini akan mengaktifkan smua heater yang
terdapat pada handler seperti halnya pada saat proses pengujian pada suhu
panas/Hot test.
Proses ini cukup mudah untuk dilakukan yaitu dengan cara
mengatur kembali temperatur menjadi suhu 125°C.Pada proses defrost ini
akan secara otomatis menutup valve control saluran LN2 walaupun hand
113
valve pada tabung LN2 masih terbuka tetap liquid tidak lagi mengalir
kedalam handler.
4.5 Flow Device
Gbr.4.36 Flow Device/IC
TUBE TUBE
LOADER
STACKER
LOADER
TUBE TRANSPORT
GRIPPER
1 & 2
INPUT
TRACK CHAMBER
SINGULATOR PLUNGER OUTPUT
SEGMENT
TURN
SHUTTLE
SHORT
SHUTTLE
TEST
AUTO /
MANUAL EXIT
114
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Industri Di PT. INFINEON
TECHNOLOGIES BATAM, penulis dapat menarik kesimpulan dari
pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini. Penulis juga akan menyimpulkan
mengenai pokok bahasan pada Karya Tulis Praktek Kerja Industri ini.
5.1.1 Kesimpulan Umum
1. Prakerin adalah salah satu kegiatan yang sangat penting sekali
karena dengan program inilah akan memberikan suatu kesempatan
yang sangat baik bagi para siswa SMK yang akan segera
memasuki dunia usaha atau dunia industri yang sebenarnya.
2. Selain itu, pengalaman adalah satu faktor yang mendukung
seseorang untuk mencapai kesuksesan. Salah satu faktor yang lain
yang mempengaruhi kesuksesan adalah bagimanakah kekuatan
fisik dan mentalnya dalam menghadapi tekanan serta bagaimana
seseorang menempatkan diri yaitu beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya
3. Yang tidak kalah pentingnya dari pelaksanaan program prakerin
ini penulis dapat mengetahui bagaimanakah bersosialisasi dengan
orang-orang sekitar. Penulis dapat belajar bagaimana menjadi
seorang teknisi yang handal dari teknisi-teknisi yang sudah
berpengalaman .
4. Dalam keseharian saat melaksanakan Prakerin penulis dapat
memperhatikan bagai manakah cara menghadapi suatu
permasalahan ataupun troubleshooting. Manakah yang harus
didahulukan dan bagaimana memprioritaskan pekerjaan yang tidak
boleh di tunda- tunda.
115
5.1.2 Kesimpulan Khusus
1. PT. INFINEON merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri semi konduktor yang didalamnya terjadi proses
merakit (assembly), mengemas (packaging) dan menguji (testing)
IC (Intergrated Circuit).
2. Setiap meterial IC yang dibuat di PT.INFINEON harus melalui
beberapa bagian proses produksi dan salah satu bagian yang harus
dilaluinya adalah Proses Pengujian.
3. Handler Rasco 1000 adalah alat berteknologi yang memiliki
tingkat kepresisian, ke efektifan, dan efisiensi yang sangat tinggi
dan dilengkapi sistem Software yang mengatur proses kerja
Hardware pada alat tersebut.
4. Handler Rasco 1000 beroperasi dengan memanfaatkan gaya
gravitasi.
5. Pengontrolan Proses-proses yang terjadi pada Handler Rasco
1000 dilakukan dengan kontrol PC, Sehingga memungkinkan
proses dapat dilakukan dengan presisi.
6. Base Unit Handler merupakan bagian utama dari handler yang
berfungsi sebagai inti dari proses pengujian IC baik secara
mekanikal maupun eliktrikal.
7. Selain berfungsi sebagai penanganan IC terhadap tester Handler
Rasco 1000 juga berfungsi sebagai penguji ketahanan IC terhadap
Suhu.
5.2 Saran-Saran
Setelah penulis Melaksanakan Praktek Kerja Industri, Penulis telah dapat
melihat keadaan kerja yang sseesungguhnya dari dunia kerja itu sendiri. Maka
dengan segala kerendahan hati penulis akan menyampaikan beberapa saran
untuk pihak industri serta pihak sekolah. Penulis berharap agar saran-saran ini
dapat membangun bagi pihak sekolah ataupun pihak industri, sehingga dapat
116
terbangun kerja sama yang semakin erat antara kedua belah pihak di masa
yang akan datang.
5.2.1 Saran Untuk pihak Industri
1. Pengetahuan, kesempatan, dan uang saku yang telah diberikan
telah kami terima dengan baik, semoga dapat ditingkatkan dimasa
yang akan datang.
2. Siswa yang akan melaksanakan prakerin alangkah baiknya bila
diberikan pelatihan atau training internal selama 2 minggu dan
untuk pengembangannya dapat langsung terjun ke lapangan dengan
didampingi oleh Pembimbing.
3. Pihak industri kiranya tidak segan-segan untuk dapat menerima
kembali siswa-siswi SMKN 1 CIMAHI yang akan melaksanakan
PRAKERIN ditahun-tahun berikutnya
4. Suasana keakraban dan kekeluargaan agar senantiasa ditingkatkan
lagi melalui penambahan acara-acara kekeluargaan untuk
memelihara suasana yang baik antar karyawan maupun siswa
prakerin.
5.2.2. Saran Untuk Pihak Sekolah
1. Agar kegiatan Pembinaan Fisik dan Mental (PFM) terus
dilestarikan dan ditingkatkan lagi.
2. Sekolah khususnya jurusan menambah jam praktek siswa agar
kompetensi siswa lebih berkembang.
3. Budaya 5S diupayakan selalu ditingkatkan agar jatidiri SMKN 1
Cimahi selalu terjaga.
4. Program sertifikasi lebih ditingkatkan agar potensi siswa-siswi
dapat dikembangkan secara maksimal dan dapat menambah ilmu
pengetahuan yang tidak didapatkan di jurusan.
5. Dengan semakin berkembangnya IPTEK, penulis berharap agar
ada tambahan waktu untuk teori, terutama dalam bahasa serta
117
diperhatikan alat-alat ataupun fasilitas yang menunjang bagi
perkembangan siswa agar sekolah sekiranya dapat menambahkan
fasilitas teori ataupun praktek.
6. Agar sekolah lebih memperhatikan dan memberikan bimbingan
yang memadai bagi siswa yang sedang melaksanakan Prakerin.
Demikianlah kesimpulan serta saran – saran yang dapat penulis sampaikan
sebagai penutup dalam pembuatan karya tulis ini, dan harapan penulis semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Wahidin, Asep. 2008. Sistem Kerja Magazine Handler Pada Mesin Wire Bond
K&S 8028. Batam : SMKN I Cimahi
Suryana, Nana. 2008. Modul Teknik Pengendali Elektronik Jilid I. Cimahi:
SMKN 1 Cimahi
____. 2010.Buku Panduan Praktek Keja Industri (PRAKERIN). Cimahi : SMKN
1 Cimahi
____. 2007. Intruction Manual Book Handler Rasco SO1000 Product
Specification. Germany
Bayu, P. (2008). Cylindrical Proximity Sensor, [Online]. Tersedia : Blog pada
WordPress.com [18 September 2010]
Evi, P.(2010) . macam-macam-optical-amplifier, [Online]. Tersedia :
<http://eviandrianimosy.blogspot.com/2010/05/macam-macam-optical-
amplifier.html>. [18 September 2010]
____.Pneumatik dan Elektro Pneumatik, [Online]. Tersedia :
http://www.reocities.com/al_dodi/kerja/kp4a.pdf [ 20 Oktober 2010]