KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

49
KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUPLEMENTASI ZINC PADA BALITA TERKENA DIARE DI INSTALASI RAWAT INAP DI PUSKESMAS KARANGJATI NGAWI Oleh : AFIFAH NURMALA SAWITRI NIM : 201605001 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUPLEMENTASI ZINC PADA BALITA

TERKENA DIARE DI INSTALASI RAWAT INAP DI PUSKESMAS

KARANGJATI NGAWI

Oleh :

AFIFAH NURMALA SAWITRI

NIM : 201605001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

i

KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUPLEMENTASI ZINC PADA BALITA

TERKENA DIARE DI INSTALASI RAWAT INAP DI PUSKESMAS

KARANGJATI NGAWI

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Ahli Madya Farmasi (A.Md.Farm)

Oleh :

AFIFAH NURMALA SAWITRI

NIM : 201605001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

ii

PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan

layak untuk mengikuti Ujian Sidang

KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUPLEMENTASI ZINC PADA BALITA

TERKENA DIARE DI INSTALASI RAWAT INAP DI PUSKESMAS

KARANGJATI NGAWI

Menyetujui,

Pembimbing II

Hendri Harianto, dr., M.Kes

NIP. 19701209 200701 1 012

Menyetujui,

Pembimbing I

Rahmawati Raising, M.Farm Klin., Apt

NIS. 20180150

Mengetahui,

Ketua Program Studi D3 Farmasi

Novi Ayuwardani, M.Sc., Apt

NIS. 20150128

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

iii

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir (KTI) Program Studi

Diploma III Farmasi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan dinyatakan telah

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Diploma III Farmasi (A.Md., Farm)

Pada Tanggal 10 September 2019

Dewan Penguji

1. Vevi Maritha M.Farm., Apt : .....................................

Dewan Penguji

2. Rahmawati Raising M.Farm.Klin., Apt : .....................................

Penguji I

3. Hendri Harianto, dr., M.Kes : .....................................

Penguji II

Mengesahkan

Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)

NIS. 20160230

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

karunia nikmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini yang berjudul EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUPLEMENTASI

ZINC PADA BALITA TERKENA DIARE DI INSTALASI RAWAT INAP DI

PUSKESMAS KARANGJATI NGAWI dengan lancar dan tepat waktu. Tujuan

dari penyusunan karya tulis ilmiah ini sebagai persyaratan tugas akhir dalam

memperoleh gelar A.Md.Farm (Ahli Madya Farmasi) di Program Studi Farmasi

STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Selesainya penyusunan penelitian ini tidak lepas dari bantuan, support,

arahan dan bimbingan banyak pihak. Oleh sebab itu saya sampaikan terima kasih

kepada :

1. Orang tua dan keluarga atas segala doa dan dukungan serta nasehat-

nasehatnya.

2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku ketua STIKes Bhakti

Husada Mulia Madiun, yang telah memberikan kesempatan untuk

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibu Novi Ayuwardani, M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi DIII

Farmasi STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun, yang juga telah

memberikan kesempatan untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Vevi Maritha, M. Farm., Apt selaku Dewan Penguji pada Karya Tulis

Ilmiah saya, dan memberi masukan untuk menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

v

5. Ibu Rahmawati Raising, M. Farm.Klin., Apt selaku Dosen Pembimbing 1

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan arahan, petunjuk, serta bimbingan bagi penulis selama

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Bapak Hendri Harianto, dr., M.Kes selaku Dosen Pembimbing 2 penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini yang juga telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan arahan, petunjuk, serta bimbingan bagi penulis selama

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Y.ts Warta Indelphihero Alamsyah Putra yang setia menemani,

mensupport dan selalu memberi semangat saya selama penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman Farmasi angkatan 2016 yang telah memotivasi dan

mendengarkan keluh kesah saya.

Meski demikian, saya sadar bahwa saya masih banyak kesalahan dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh sebab ini saya sangat terbuka menerima

kritik dan saran untuk membantu dalam memperbaiki kekurangan dari proposal

Karya Tulis Ilmiah ini. Dan saya mohon maaf atas kekurangan tersebut.

Madiun, 03 September 2019

Penyusun

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

NIM.

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Afifah Nurmala Sawitri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Ngawi, 29 Maret 1998

Agama : Islam

Alamat : Rt/Rw. 07/02, Dsn. Bangon, Ds/Kec. Karangjati,

Kab. Ngawi

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1) 2003-2004 : TK Islam Terpadu ASY-

SYAFA’AH

2) 2004-2010 : SDN Karangjati 1

2) 2010-2013 : SMPN 1 Karangjati

3) 2013-2016 : SMAN 1 Karangjati

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

viii

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUPLEMENTASI ZINC PADA BALITA TERKENA

DIARE DI INSTALASI RAWAT INAP DI PUSKESMAS KARANGJATI NGAWI

Afifah Nurmala Sawitri

Program Studi Diploma III Farmasi, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun

Email : [email protected]

ABSTRAK

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk

Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kemadian dan kesakitan tertinggi pada anak kurang

dari 5 tahun. Saat terjadi diare tidak disadari bahwa terjadi pengeuaran zinc yang cukup bermakna.

Sehingga jumlah zinc di dalam tubuh menurun. Kita ketahui zinc dapat mempercepat repitelisasi

jaringan yang mengalami kerusakan, meningkatkan imunitas dan mempercepat penyembuhan

diare, sehingga pemberian zinc akan mempercepat lama rawat inap di Rumah Sakit.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi

suplementasi zinc pada balita terkena diare di Puskesmas Karangjati Ngawi.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian non-eksperimental obsevasional dengan rancangan

penelitian yang dilakukan secara retrospektif karena data yang digunakan tidak diambil pada saat

penderita menjalani rawat inap malainkan dari data rekam medis pasien periode tertentu.

Dari perhitungan Lama Rawat Inap diperoleh hasil rata-rata hari rawat inap selama 3-4 hari

dengan pemberian terapi suplementasi zinc, dan yang tidak diberikan terapi suplementasi zinc

diperoleh hari rawat inap selama 5 hari. Jadi, antara yang diberikan terapi suplementasi zinc lama

rawat inapnya lebih cepat daripada yang tidak diberikan terapi suplementasi zinc.

Kata Kunci : Terapi suplementasi Zinc, Balita, Diare.

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

ix

THE EFFECTIVENESS OF THE USE OF ZINC SUPLEMENTATION ON THE

TODDLER EXPOSED DIARRHEA IN INSTALLS HOSPITALIZATION IN HEALTH

CENTERS KARANGJATI NGAWI

Afifah Nurmala Sawitri

Diploma III Pharmacy Study Program, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun

Email : [email protected]

ABSTRACT

Diarrhea is still a public health problem in developing countries, including Indonesia.

Diarrhea is one of the highest cause of mortality and morbidity in under five years children. When

diarrhea occurs, some of zinc release from the body. It make zinc in your body decreases. As we

know, zinc can accelerate repithelization on injured tissue, increase the immunity and speed up the

healing of diarrhea, thus zinc supplementasion in child with diarrhea would be accelerate the

duration of hospitalization.

The purpose of this study was to determine the effectiveness of zinc supplementation

therapy in infants affected by diarrhea in Karangjati Ngawi Health Center.

This study is a non-experimental observational study with a retrospective study design

because the data used are not taken when the patiens is hospitalized but from the medical record

data of patiens in a certain period.

From the calculation of Length Of Stay, the average day of hospitalization for three to four

days were given zinc supplementation therapy, and those not given zinc supplementation therapy

were obtained for five days inpantient. So, among those given zinc supplementation therapy the

duration of hospitalization was faster than those not given zinc supplementation therapy.

Keywords : Zinc supplementation therapy, toddler, diarrhea.

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

x

DAFTAR ISI

Sampul Depan

Sampul Dalam ...................................................................................................... i

Lembar Persetujuan ............................................................................................. ii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iii

Kata Pengantar ................................................................................................... iv

Lembar Pernyataan............................................................................................. vi

Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vii

Abstrak ............................................................................................................. viii

Abstract .............................................................................................................. ix

Daftar Isi.............................................................................................................. x

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii

Daftar Gambar .................................................................................................. xiv

Daftar Lampiran ................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Diare Pada Balita ................................................................. 5

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

xi

2.1.1 Definisi ................................................................................... 5

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Anak ....... 6

2.1.3 Prinsip Penanganan Diare ....................................................... 7

2.1.4 Penatalaksanaan Diare ............................................................ 8

2.1.5 Pencegahan Diare ................................................................... 8

2.1.6 Faktor Resiko Diare .............................................................. 10

2.1.7 Cara Mengatasi Diare ........................................................... 11

2.2 Suplemen Zinc .................................................................................. 12

2.3 Puskesmas ......................................................................................... 14

2.4 Profi Puskesmas Karangjati .............................................................. 15

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA

3.1 Kerangka Konseptual ....................................................................... 16

3.2 Hipotesa ............................................................................................ 16

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .............................................................................. 17

4.2 Populasi Dan Sampel ........................................................................ 17

4.2.1 Populasi ................................................................................. 17

4.2.2 Sampel .................................................................................. 18

4.3 Teknik Sampling .............................................................................. 18

4.4 Bahan Penelitian ............................................................................... 18

4.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................... 18

4.4.1 Lokasi Penelitian .................................................................. 18

4.4.2 Waktu Penelitian ................................................................... 18

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

xii

4.6 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 19

4.6 Analisis Data .................................................................................... 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 20

5.1.1 Subjek Penelitian ................................................................. 20

5.1.2 Karakteristik Umur Pasien Balita Terkena Diare ................ 20

5.1.3 Tabel Efektivitas Terapi Obat dan Pemberian Terapi

Suplementasi Zinc Berdasarkan Lama Rawat Inap ............. 21

5.2 Pembahasan Penelitian ..................................................................... 22

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 26

6.2 Saran ................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 27

LAMPIRAN ...................................................................................................... 29

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1.2 Tabel Karakteristik Umur Pasien Balita Terkena Diare di

Puskesmas Karangjati Ngawi ................................................... 20

Tabel 5.1.3 Tabel Efektivitas Terapi Obat dan Pemberian Terapi

Suplementasi Zinc Berdasarkan Lama Rawat Inap .................. 21

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gambar Kerangka Konseptual ..................................................... 16

Gambar 5.1.3 Gambar Efektivitas Terapi Obat dan Pemberian Terapi

Suplementasi Zinc Berdasarkan Lama Rawat Inap ...................... 21

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

xv

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Surat Izin Penelitian Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

Kabupaten Ngawi

Lampiran 2 Lembar Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi

Lampiran 3 Lembar Surat Disposisi UPT Puskesmas Karangjati

Lampiran 4 Lembar Data Rekam Medis Diare Balita Rawat Inap Puskesmas

Karangjati Ngawi

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mendefinisikan diare

adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam sehari, dan

biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Diare merupakan peningkatan

secara bertahap atau akut pada jumlah dan volume tinja yang cair atau berair.

Menurut Rahmanti (2010), diare di Indonesia masih merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka

kesakitan dan menimbulkan banyak kematian pada bayi dan balita, serta sering

menimbulkan kejadian luar biasa (Sasongko, dkk, 2012; Hockenberry, dkk, 2016).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2013, provinsi

Jawa Timur merupakan provinsi yang memberikan kontribusi besar terhadap

jumlah kasus diare pada balita di Indonesia. Hal ini dikarenakan Jawa Timur

merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia

dengan presentase diare pada balita cukup tinggi sebesar 66%. Insiden diare balita

di Indonesia adalah 67%, karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok

umur 12-23 bulan (7,6%). Dalam berbagai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga

diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyakit kematian bayi di

Indonesia (Veni, 2009; Riskesdas, 2013; Ayuningrum dan Salamah, 2015).

Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF mendatangani kebijakan bersama

dalam hal pengobatan diare yaitu pemberian oralit dan suplemen zinc selama 10-

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

2

14 hari. Pemerintah mengeluarkan keputusan untuk digunakannya suplemen zinc

sebagai salah satu penatalaksanaan diare sesuai dengan protap “ Lima Dasar

Tuntaskan Diare” (Depkes RI, 2011).

Oralit atau cairan harus diberikan sampai diare berhenti (dapat memakan

waktu beberapa hari). Minum oralit atau cairan pengganti cairan tubuh jangan

dipaksakan harus sekaligus banyak. Hal ini akan menyebabkan balita muntah atau

terangsang buang air lagi (Kemenkes, 2014).

Suplemen zinc yaitu mikronotulen yang dapat mempercepat regenerasi sel-

sel yang rusak sehingga dapat mempercepat penyakit diare. Pemberian suplemen

zinc selama diare mampu manggantikan kandungan zinc yang hilang saat diare

dan mempercepat penyembuhan diare. Suplemen zinc juga meningkatkan sistem

kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah resiko terulangnya diare selama 2-3

bulan setelah anak sembuh dari diare. Suplermen zinc berperan penting dalam

perlawanan host untuk agen infeksi, sehingga mengurangi resiko episode penyakit

diare (Kemenkes RI, 2011; Esteves, 2012).

Berdasarkan studi WHO selama lebih dari 18 tahun, manfaat suplemen

zinc sebagai pengobatan diare adalah mengurangi prevalensi diare sebesar 34%.

Terdapat juga insidens pneumonia sebesar 26%. Durasi diare akut sebesar 20%,

durasi diare persisten sebesar 24%, hingga kegagalan terapi atau kematian akibat

diare persisten sebesar 42%. Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa zinc

mempunyai efek protektif terhadap diare sebanyak 11% dan menurut hasil pilot

study menunjukkan bahwa zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67%

(Depkes RI, 2011; Kemenkes RI, 2011).

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

3

Terkait dengan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan Pemberian Terapi Suplementasi Zinc Pada Balita

Terkena Diare Dengan Lama Rawat Inap Di Puskesmas Karangjati Ngawi”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran karakteristik umur pada balita terkena diare di

Puskesmas Karangjati?

2. Bagaimana efektivitas terapi obat dan pemberian terapi suplementasi

zinc berdasarkan lama rawat inap pada balita terkena diare di

Puskesmas Karangjati?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik umur pada balita terkena

diare di Puskesmas Karangjati.

2. Untuk mengetahui efektivitas terapi obat dan pemberian terapi

suplementasi zinc berdasarkan lama rawat inap pada balita terkena

diare di Puskesmas Karangjati.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Bagi Peneliti/Pembaca

1. Mengetahui hubungan pemberian terapi suplementasi zinc pada balita

terkena diare dengan lama rawat inap di Puskesmas Karangjati Ngawi.

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

4

2. Memberikan informasi tambahan mengenai hubungan pemberian terapi

suplementasi zinc pada balita terkena diare dengan lama rawat inap di

Puskesmas Karangjati Ngawi.

3. Membuka peluang dan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Secara Praktis

Memberikan masukan bagi keluarga dan masyarakat untuk lebih

memahami dan mengetahui hubungan pemberian terapi suplementasi zinc pada

balita terkena diare.

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Diare Pada Balita

2.1.1 Definisi

Diare merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortilitas anak

di negara yang berkembang. Diare adalah kondisi buang air besar dengan

konsistensi cair lebih dari tiga kali per hari. Diare merupakan peningkatan secara

bertahap atau akut pada jumlah dan volume tinja yang cair atau berair (Veni,

2009; Silbert-Flagg, 2010; Hockenberry dkk, 2016).

Diare merupakan salah satu penyakit menular yang angka kesakitan dan

kematian relatif tinggi. Diare adalah buang air besar lembek sampai cair

(mencret), bahkan dapat berupa cair saja, yang lebih sering dari biasanya (3 kali

atau lebih dalam sehari) yang ditandai dengan gejala dehidrasi, demam, mual dan

muntah, anoreksia, lemah, pucat, keratin abdominal, mata cekung, membran

mukosa kering, pengeluaran urin menurun, dan lain sebagainya (Nazek, 2007;

Chang, 2008).

Penyebab utama kematian diare adalah tatalaksana yang tidak tepat baik di

rumah maupun di sarana kesehatan sehingga masih ditemukannya kasus kematian

pada anak-anak yang disebabkan oleh diare. Meskipun mortalitas dari diare dapat

diturunkan dengan program rehidrasi atau terapi cairan namun angka kesakitannya

masih tetap tinggi. Penatalaksanaan diare pada balita menurut rekomendasi WHO

meliputi : rehidrasi menggunakan oralit, suplemen zinc selama 10 hari berturut-

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

turut, meneruskan pemberian ASI dan makanan, antibiotika, memberikan nasehat

pada orang tua atau pengasuh serta terapi tambahan dengan probiotik (Depkes,

2011; Kemenkes, 2012).

Anak usia di bawah 5 tahun sangat rentan terkena penyakit khususnya

pada kelompok umur 12-23 bulan. Banyak faktor penyebab dan resiko yang

berkontribusi terhadap kejadian diare pada anak, terutama pada balita dimana

daya tahan tubuh balita masih rendah sehingga rentan untuk terkena penyakit

infeksi seperti diare. Salah satu penyebab diare pada balita adalah kebersihan

makanan yang dikonsumsi kurang hygienis (Iswari, 2011; Rosidy, 2015).

2.1.2 Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Anak

Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi

faktor pendorong terjadinya diare. Penyebab tidak langsung atau faktor yang

mempermudah atau mempercepat terjadinya diare seperti : status gizi, pemberian

ASI eksklusif, lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kebiasaan

mencuci tangan, perilaku makan, imunisasi dan sosial ekonomi. Penyebab

langsung antara lain infeksi bakteri virus dan parasit, melabsorbsi, alergi,

keracunan bahan kimia maupun keracunan oleh racun yang diproduksi oleh jasad

renik, ikan, buah dan sayur-sayuran (Zaitun, 2011).

Faktor penyebab diare akut pada balita ini adalah faktor lingkungan,

tingkat pengetahuan ibu, sosial ekonomi masyarakat, dan makanan atau minuman

yang di konsumsi (Rusepno, 2008).

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

2.1.3 Prinsip Penanganan Diare

Menurut Depkes RI Tahun 2011, terdapat 5 prinsip penanganan diare :

1. Prinsip yang pertama yaitu berikan oralit. Oralit bermanfaat untuk

menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat diare. Cara

pemberiannya yaitu masukkan satu bungkus oralit ke dalam satu gelas air

matang (200cc). Anak dengan usia kurang dari satu tahun diberikan50-100cc

cairan oralit setiap setelah buang air besar dan anak dengan usia lebih dari satu

tahun diberikan 100-200cc cairan oralit setiap setelah buang air besar.

2. Prinsip yang kedua yaitu berikan suplemen zinc selama 10 hari berturut-turut.

Pemberian suplemen zinc dapat mempercepat penyembuhan diare dengan cara

meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada anak. Suplemen zinc diberikan

satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut dengan dosis untuk balita umur

<6 bulan yaitu ½ tablet (10 mg) per hari dan untuk balita ≥ 6 bulan diberikan

dosis 1 tablet (20 mg) per hari.

3. Prinsip yang ketiga yaitu teruskan ASI dan pemberian makan. Berikan ASI

apabila anak masih mendapatkan ASI dan sebanyak yang anak mau, serta

berikan makanan dengan frekuensi lebih sering sampai anak berhenti diare.

4. Prinsip yang keempat yaitu berikan antibiotik secara selektif.Antibiotik hanya

boleh diresepkan oleh dokter.

5. Prinsip yang kelima yaitu member nasihat pada ibu atau pengasuh. Berikan

nasihat tentang cara pemberian oralit, suplemen zinc, ASI, dan makanan.

Berikan informasi mengenai tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

petugas kesehatan apabila ditemukan buang air besar cair berlebih, makan atau

minum sedikit, demam, tinja berdarah, dan tidak membaik dalam waktu 3 hari.

2.1.4 Penatalaksanaan Diare

Penatalaksanaan diare yang utama adalah pemberian cairan rehidrasi

sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang sampai diare berhenti. Dengan

demikian, sebagian besar diare pada anak tidak memerlukan antibiotika.

Antibiotika hanya diperlukan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare

karena kolera yang menandakan adanya infeksi. Selain tidak efektif, tindakan ini

berbahaya apabila antibiotika tidak dihabiskan sesuai dosis akan menimbulkan

resistensi kuman terhadap antibiotika (Depkes RI, 2011).

2.1.5 Pencegahan Diare

Menurut Depkes RI tahun 2011, penyakit diare dapat dicegah melalui

promosi kesehatan, antara lain :

1. Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun.

2. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur.

3. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air bersih yang

cukup.

4. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air

besar.

5. Buang air besar di jamban.

6. Membuang tinja balita dengan benar.

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

7. Memberikan imunisasi campak, memberikan imunisasi campak karena

pemberian imunisasi campak dapat mencegah terjadinya diare yang lebih berat

(Depkes, 2010).

Dehidrasi adalah suatu kondisi kehilangan cairan dan elektrolit tubuh.

Pada diare sering kali disertai muntah-muntah, tubuh kehilangan banyak air dan

garam-garamnya, terutama natrium dan kalium .Hal ini mengakibatkan tubuh

kekeringan (dehidrasi), kekurangan kalium (hipokalemia) dan adakalanya

acidosis (darah menjadi asam).Dan tidak jarang berakhir dengan shock kematian

(Tjay dan Rahardja, 2007).

Manifestasi klinis dari diare yaitu mula-mula anak balita menjadi cengeng,

gelisah, demam, dan tidak nafsu makan. Tinja akan menjadi cair dan dapat disertai

dengan lender ataupun darah. Warna tinja dapat berubah menjadi kehijau-hijauan

karena tercampur dengan empedu. Frekuensi defekasi yang meningkat

menyebabkan anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet. Tinja semakin lama

semakin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa

yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat

ditemukan sebelum atau sesudah diare. Muntah dapat disebabkan oleh lambung

yang meradang atau gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Anak-anak

adalah kelompok usia rentan terhadap diare. Insiden tertinggi pada kelompok usia

dibawah 2 tahun dan menurun dengan bertambahnya usia anak (Widoyono, 2011).

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

2.1.6 Faktor Resiko Diare

Faktor resiko diare, menurut Agtini 2011 dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Faktor Gizi

Berat dan lamanya diare sangat dipengaruhi oleh status gizi penderita dan

diare yang diderita oleh anak dengan kekurangan gizi lebih berat jika

dibandingkan dengan anak yang status gizinya baik karena anak dengan status gizi

kurang keluaran cairan dan tinja lebih banyak sehingga anak akan menderita

dehidrasi berat. Bayi dan balita yang kekurangan gizi, sebagian besarnya

meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi.

2. Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi juga mempunyai pengaruh langsung terhadap

faktor-faktor penyebab diare. Kebanyakan anak yang mudah menderita diare

berasal dari keluarga yang besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah

yang buruk, tidak mempunyai sediaan air bersih yang memenuhi persyaratan

kesehatan, pendidikan orang tuanya yang rendah dan sikap serta kebiasaan yang

tidak menguntungkan.Karena itu edukasi dan perbaikan ekonomi sangat berperan

dalam pencegahan dan penanggulangan diare.

3. Faktor Umur Balita

Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Hasil analisa

lanjut SDKI (1995) didapatkan bahwa umur balita 12-24 bulan mempunyai resiko

terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

4. Faktor ASI

ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu bayi baru lahir sampai usia 6

bulan, tanpa diberikan makanan tambahan lainnya. Insiden diare meningkat pada

saat anak untuk pertama kali mengenal makanan tambahan dan makin lama makin

meningkat. Pemberian ASI penuh akan memberikan perlindungan diare 4 kali dari

pada bayi dengan ASI disertai susu botol. Bayi dengan susu botol saja akan

mempunyai resiko diare lebih besar dan bahkan 30 kali lebih banyak daripada

bayi dengan ASI penuh.

2.1.7 Cara Mengatasi Diare

Ketika terkena diare, tubuh akan memberikan reaksi berupa peningkatan

motilitas atau pergerakan usus untuk mengeluarkan kotoran atau racun. Perut akan

terasa banyak gerakan dan berbunyi. Anti diare akan menghambat gerakan itu

sehingga kotoran yang seharusnya dikeluarkan, justru dihambat keluar (Depkes,

2011).

Cara mengatasi diare menurut Kemenkes 2011 :

1. Pemberian Oralit

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah

tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia

berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit

merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang

hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera dibawa ke sarana kesehatan

untuk mendapatkan pertolongan cairan melalui infus.

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

2. Pemberian Suplemen Zinc

Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase),

dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan

hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang

mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.

2.2 Suplementasi Zinc

Suplemen zinc merupakan mikronutrien yang berfungsi mengurangi

frekuensi buang air besar dan volume tinja. Terapi rutin zinc sebagai tambahan

untuk terapi rehidrasi oral berfungsi untuk mengurangi tingkat keparahan dan

lamanya diare pada anak-anak. Pemberian suplemen zinc dapat mengurangi

frekuensi buang air besar dan volume tinja, sehingga suplemen zinc yang

diberikan kepada balita yang menderita diare dinyatakan tepat pasien. Pemberian

suplementasi zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat

keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja,

serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya

(Kemenkes, 2011; WHO, 2012).

Mekanisme kerja zinc pada diare akut yaitu zinc mempunyai efek terhadap

eritrosit dan sel-sel imun yang berinteraksi dengan agen infeksiuspada diare. Zinc

terutama bekerja pada kecepatan turnover yang tinggi seperti saluran cerna dan

sistem imun dimana zinc dibutuhkan untuk sintesa DNA dan protein (M hatta,

2011).

Penggunaan suplemen zinc yang dilakukan dari seluruh dunia melaporkan

bahwa suplemen zinc dapat berkontribusi untuk mempersingkat durasi diare.

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa zinc mempunyai efek protektif

terhadap diare sebanyak 11% dan menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa

zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67%. Efek zinc terhadap pencegahan

diare menghasilkan penurunan sebesar 13% dari semua penyebab diare,

penurunan 12% dalam prevalensi semua penyebab diare, efek gabungan yang

signifikan terhadap kejadian diare berat, penurunan 27% dalam kejadian diare

persisten, dan penurunan 30% prevalensi diare persisten (Kemenkes RI, 2011;

Esteves, 2012; Patel, 2012).

Suplemen zinc adalah salah satu mineral yang penting bagi tubuh karena

merupakan unsur pokok dalam beberapa enzim yang mengkatalisis reaksi kimia

dalam tubuh. Suplemen zinc juga berperan dalam sintesis protein dan sel. Sumber

zinc dari makanan biasanya berhubungan dengan makanan yang mengandung

protein, misalnya kadar zinc tinggi dalam telur, daging unggas, daging sapi, tiram,

kepiting, dan kacang-kacangan. Absorbsi zinc sangat bervariasi dan tergantung

dari kandungan zinc dalam makanan dan bioavaibilitas zinc. Zinc yang berasal

dari hewan lebih mudah diserap, sedangkan dari nabati tergantung dari kandungan

zinc dari tanah, dan absorbsinya di usus dihambat oleh filtrate (Kemenkes, 2011).

Suatu meta-analisis mengemukakan suplementasi zinc secara bermakna

menurunkan frekuensi, berat serat morbiditas diare akut. Berdasarkan studi WHO

selama lebih dari 18 tahun, manfaat zinc sebagai pengobatan diare adalah

mengurangi prevalensi diare sebesar 34%. Terdapat juga insidens pneumonia

sebesar 26%. Durasi diare akut sebesar 20%, durasi diare persisten sebesar 24%,

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

hingga kegagalan terapi atau kematian akibat diare persisten sebesar 42% (Depkes

RI, 2011).

Lama hari rawat inap pasien diare adalah <5-≥5 hari. Batasan tersebut

ditentukan atas dasar rata-rata lama hari rawat inap yang dihubungkan dengan

batasan jangka waktu diare akut yaitu kurang dari 7 hari, dimana rata-rata onset

diare adalah 3 hari (Primayani, 2009; Yusuf, 2011).

2.3 Puskesmas

Puskesmas dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar,

menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah

kerjanya. Kunjungan masyarakat pada suatu unit pelayanan kesehatan tidak saja

dipengaruhi oleh kualitas pelayanan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain

diantaranya : sumber daya manusia, motivasi pasien, ketersediaan bahan dan alat,

tarif dan lokasi. Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan

masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana

teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerjanya yaitu meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal

di wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

(Depkes, 2011).

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya (Trihono, 2010).

2.4 Profil Puskesmas Karangjati

Puskesmas Karangjati adalah pusat pembangunan kesehatan yang

berfungsi sebagai pusat pergerakan pembangunan berwawasan kesehatan, pusat

pemberdayaan masyarakat dan sebagai pusat pelayanan kesehatan perorangan dan

pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas Karangjati sebagai salah satu

Puskesmas di Kabupaten Ngawi mempunyai tugas untuk menyelenggarakan

pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna

kepada masyarakat di wilayah kerja kecamatan Karangjati.

Sebagai pusat pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat kepada

masyarakat, maka Puskesmas Karangjati mempunyai tanggung jawab yang besar

dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Diantaranya

Puskesmas Karangjati harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu,

terjangkau dengan tetap membangun peran serta masyarakat secara aktif.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

16

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA

3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Ket :

: yang diteliti

: yang tidak diteliti

3.2 Hipotesa

Efektivitas penggunaan suplementasi zinc berpengaruh terhadap lamanya

diare pada balita di Puskesmas Karangjati.

Pengambilan

Data Rekam

Medis

Analisis Data

Hasil

Pasien Rawat Inap yang di Diagnosa Diare

Umur Balita

Terapi Suplementasi

Zinc

Terapi Tanpa

Suplementasi Zinc

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional

dengan rancangan penelitian yang dilakukan secara retrospektif karena data yang

digunakan tidak diambil pada saat penderita menjalani rawat inap melainkan dari

data rekam medis pasien periode tertentu.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien balita umur 1-5 tahun yang

terkena diare di instalasi rawat inap di Puskesmas Karangjati periode bulan

Januari-Desember 2018 sebagai berikut :

1. Penderita diare adalah pasien yang dinyatakan menderita diare sesuai

diagnosis oleh dokter dan lama pasien tersebut di rawat.

2. Pasien balita terkena diare yang diberikan terapi suplementasi Zinc.

3. Data rekam medis meliputi :

a. Data demografi (umur)

b. Lama pasien dirawat inap

c. Terapi obat

Kriteria Inklusi :

1. Umur 1-5 tahun

2. Rawat inap yang terkena diare

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

3. Yang mendapatkan suplementasi zinc

Kriteria Eksklusi :

1. Menggunakan suplementasi lain

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi yang ditentukan dengan menggunakan kriteria inklusi, sedangkan bagian

populasi yang tidak dimasukkan ke dalam kriteria inklusi disebut dengan kriteria

eksklusi. Pada penelitian ini yang dijadikan sampel adalah pasien balita umur 1-5

tahun yang terkena diare di instalasi rawat inap di Puskesmas Karangjati periode

Januari - Desember 2018.

4.3 Teknik Sampling

Pada penelitian ini teknik pengambilan data pasien balita terkena diare

secara purposive sampling, data yang diambil merupakan data yang telah

memenuhi kriteria inklusi.

4.4 Bahan Peneltian

Bahan dalam penelitian ini adalah data rekam medis pasien balita rawat

inap yang terkena diare periode bulan Januari - Desember 2018.

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Karangjati Ngawi.

4.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2019.

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

4.6 Prosedur Pengumpulan Data

1. Penyusunan proposal menggunakan pustaka yang diperoleh.

2. Mengurus surat izin penelitian di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik,

Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi dan Puskesmas Karangjati Ngawi.

3. Pengambilan data rekam medik pasien balita terkena diare rawat inap di

Puskesmas Karangjati Ngawi.

4. Penyelesaian yaitu meliputi pengolahan data yang di dapat dari hasil data

rekam medik sebagai data primer di Puskesmas Karangjati Ngawi,

kemudian data tersebut diolah, di analisis dalam hasil dan pembahasan

penelitian yang kemudian dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian

tersebut.

4.7 Analisis Data

Dalam penelitian ini, hasil yang dianalisa adalah untuk mengetahui

hubungan pemberian terapi suplementasi zinc pada balita terkena diare

berdasarkan lama rawat inap di Puskesmas Karangjati Ngawi. Untuk menganalisa

data yaitu menggunakan perhitungan lama rawat inap dengan rumus :

Rumus Lama Rawat Inap =

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

20

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien balita umur 1-5 tahun yang

terkena diare di instalasi rawat inap di Puskesmas Karangjati Ngawi periode bulan

Januari – Desember 2018 terdapat 39 pasien balita rawat inap yang didiagnosa

diare dan memenuhi kriteria inklusi.

5.1.2 Karakteristik Umur Pasien Balita Terkena Diare

Dibawah ini merupakan hasil penelitian mengenai karakteristik pasien

diare pada balita di Puskesmas Karangjati Ngawi pada tahun 2018 berdasarkan

umur.

Tabel 5.1.2 Karakteristik umur pasien balita terkena diare di Puskesmas

Karangjati Ngawi

Karakteristik

Pasien Diare Balita

Jumlah pasien (n) Persentase

(%)

Umur

12-23 bulan

24-35 bulan

36-47 bulan

48-59 bulan

17

12

6

4

43,6%

30,8%

15,4%

10,2%

Jumlah 39 100%

Sumber : Data Rekam Medis Puskesmas Karangjati Ngawi

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

Berdasarkan dari tabel 5.1.2 bahwa pada kelompok umur 12-59 bulan

penderita diare pada balita di Puskesmas Karangjati Ngawi sebanyak 39 pasien.

Jumlah pasien balita pada kelompok umur 12-23 bulan sebesar 43,6%, kelompok

umur 24-35 bulan sebesar 30,8%, kelompok umur 36-47 bulan sebesar 15,4%,

dan kelompok umur 48-59 bulan sebesar 10,2%.

5.1.3 Tabel Efektivitas Terapi Obat dan Pemberian Terapi Suplementasi

Zinc Berdasarkan Lama Rawat Inap

Tabel 5.1.3 Efektivitas Terapi Obat dan Pemberian Terapi Suplementasi Zinc

Berdasarkan Lama Rawat Inap

Obat dan Terapi

Suplementasi

Jumlah

pasien

(n=39)

Jumlah

keseluruhan

hari

Rata-rata

hari rawat

inap

Syrup

Paracetamol+Zinc 16 53 3,31

Oralit+Zinc 12 37 3,33

Syrup

Cotrimoxazole+Zinc 11 38 3,45

Gambar 5.1.3 Efektivitas Terapi Obat dan Pemberian Terapi Suplementasi

Zinc Berdasarkan Lama Rawat Inap

3,31 3,33 3,45

0

1

2

3

4

5

1 2 3

Har

i

Terapi Diare

Lama Rawat Inap

SyrupParacetamol+Zinc

Oralit+Zinc

SyrupCotrimoxazole+Zinc

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

Selama tahun 2018 dari bulan Januari - Desember terdapat 3 obat diare

pada balita yang dikonsumsi pasien selama rawat inap di Puskesmas Karangjati

Ngawi. Berdasarkan tabel 5.1.4 diatas jumlah pasien yang menggunakan terapi

obat Syrup Paracetamol dengan terapi Suplementasi Zinc sebanyak 16 pasien

(36,4%); pasien yang menggunakan terapi obat Oralit dengan terapi Suplementasi

Zinc sebanyak 12 pasien (27,3%); dan pasien yang menggunakan terapi obat

Syrup Cotrimoxazole dengan terapi Suplementasi Zinc sebanyak 11 pasien (25%).

Berdasarkan rata-rata lama rawat inap, pasien yang menggunakan terapi

obat Syrup Paracetamol dengan terapi Suplementasi Zinc memiliki hasil 3,31 hari,

pasien yang menggunakan terapi obat Oralit dengan terapi Suplementasi Zinc

memiliki hasil 3,33 hari; dan pasien yang menggunakan terapi obat Syrup

Cotrimoxazole dengan terapi Suplementasi Zinc memiliki hasil 3,45 hari.

5.2 Pembahasan Penelitian

Penelitian dengan judul Efektivitas Penggunaan Suplementasi Zinc Pada

Balita Terkena Diare Di Instalasi Rawat Inap Di Puskesmas Karangjati Ngawi

dari 39 pasien balita yang menderita diare didapatkan hasil untuk karakteristik

umur 12-23 bulan mempunyai jumlah pasien terbanyak yaitu 17 pasien. Hal ini

sesuai dengan pernyataan (Rikedas, 2013) yaitu insiden diare balita di Indonesia

adalah 67%, karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23

bulan (76%).

Anak usia dibawah 5 tahun sangat rentan terkena penyakit khususnya pada

kelompok umur 12-23 bulan. Banyak faktor penyebab dan resiko seperti, status

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

gizi, pemberian ASI eksklusif, dan lingkungan yang berkontribusi terhadap

kejadian diare pada anak, terutama pada balita dimana daya tahan tubuh balita

masih rendah sehingga rentan untuk terkena penyakit infeksi seperti diare (Iswari,

2011).

Pemberian terapi suplementasi zinc untuk pasien balita yang didiagnosa

diare mencapai persentase 100%. Hal ini sesuai dengan formularium di

Puskesmas Karangjati Ngawi. Pemberian suplementasi zinc selama diare mampu

menggantikan kandungan zinc yang hilang saat diare dan mempercepat

penyembuhan diare (Kemenkes RI, 2011).

Di Puskesmas Karangjati Ngawi pasien penderita diare tersebut

mendapatkan terapi obat dan diberikan terapi suplementasi zinc sejak awal mula

diberikan hingga selesai masa perawatan, yaitu saat pasien dinyatakan sembuh

dan pulang. Mekanisme kerja zinc pada diare akut yaitu zinc mempunyai efek

terhadap eritrosit dan sel-sel imun yang berinteraksi dengan agen infeksius pada

diare. Zinc terutama bekerja pada kecepatan turnover yang tinggi seperti saluran

cerna dan sistem imun dimana zinc dibutuhkan untuk sintesa DNA dan protein (M

hatta, 2011). WHO (2013) sangat menganjurkan pemberian zinc dalam

penatalaksanaan diare akut, karena zinc mampu mengurangi lamanya diare sekitar

25% dan dapat menurunkan frekuensi pengeluaran tinja.

Berdasarkan jenis atau gejala yang dialami pasien balita terkena diare,

obat yang sering dikonsumsi pada saat rawat inap di Puskesmas Karangjati Ngawi

adalah Syrup Paracetamol, Oralit, Syrup Cotrimoxazole, dan diberikan terapi

suplementasi Zinc.

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

Efektivitas terapi diare terhadap balita terdapat 16 pasien menggunakan

Syrup Paracetamol dengan Zinc. Paracetamol selain merupakan golongan

analgesik juga sebagai golongan antipiretik. Antipiretik merupakan obat yang

digunakan untuk menurunkan demam yang ditandai oleh peningkatan suhu tubuh

pasien. Gejala demam pada pasien diare akut balita umum terjadi dan biasa

disebabkan oleh aktivitas invasif patogen, oleh karena itu pemberian antipiretik

merupakan hal tepat dilakukan untuk menurunkan gejala demam pada pasien

diare akut anak (Siswidiasari, dkk, 2014).

Terdapat 12 pasien menggunakan Oralit dengan suplementasi Zinc.

Pemberian Oralit bermanfaat untuk mengganti cairan yang hilang, karena oralit

mengandung NaCL, KCl, trisodium sitrat hidrat dan glukosa anhidrat. Oralit atau

cairan rehidrasi oral adalah larutan untuk mengatasi diare. Kemenkes RI

Menyebutkan bahwa dengan menggunakan oralit pada pasien diare dapat

mengurangi tinja 25%, mengurangi mual dan muntah 30% dan dapat mengurangi

pemberian cairan intravena sampai 33% (Kemenkes RI, 2011).

Terdapat 11 pasien menggunakan Syrup Cotrimoxazole dengan

suplementasi Zinc. Bakteri yang sering menimbulkan diare adalah Shigella,

Vibrio chorela, Salmonella (non thypoid), Campylobacter jejuni, serta

Escherichia coli. Virus yang paling banyak manimbulkan diare terutama pada

anak yaitu rhotavirus dan apabila menyerang tubuh manusia maka dapat sembuh

sendiri (self limiting). Terapi untuk diare akut infeksi ditambah dengan pemberian

antibiotik (Simadibrata, dkk, 2009).

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

Obat-obat tersebut bukan golongan obat antidiare melainkan obat untuk

mengatasi gejala-gejala yang timbul saat diare. Balita tidak diberikan obat

antidiare dikarenakan terdapat efek samping yang berbahaya untuk balita, seperti

konstipasi perut kembung, maag, mual, ruam kulit, nyeri perut dan sakit kepala.

Terapi rutin suplemen zinc sebagai tambahan untuk terapi rehidrasi oral berfungsi

untuk mengurangi tingkat keparahan dan lamanya diare pada balita, serta

mencegah resiko terulangnya diare selama 2-3 bulan berikutnya atau setelah anak

sembuh dari diare, sehingga suplemen zinc yang diberikan kepada balita yang

menderita diare dinyatakan tepat pasien (Kemenkes RI, 2011).

Dari ketiga terapi berdasarkan lama rawat inap didapatkan hasil Syrup

Paracetamol dengan suplementasi Zinc lama rawat inapnya lebih cepat yaitu 3,31

hari. Hal ini sudah sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa untuk lama

rawat inap pasien diare yang dirawat adalah <5 - ≥5 hari. Batasan tersebut

ditentukan atas dasar rata-rata lama hari rawat inap yang dihubungkan dengan

batasan jangka waktu diare akut yaitu kurang dari 7 hari, dimana rata-rata onset

diare adalah 3 hari (Primayani, 2009; Yusuf, 2011).

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

26

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Berdasarkan karakteristik umur pasien balita diare rawat inap di

Puskesmas Karangjati Ngawi yang paling banyak terkena diare ialah

pada kelompok umur 12-23 bulan dengan persentase 43,6%.

2. Efektivitas pemberian terapi suplementasi zinc berdasarkan lama rawat

inap diperoleh Syrup Paracetamol dengan suplementasi Zinc 3,31 hari;

Oalit dengan suplementasi Zinc 3,33 hari; dan Syrup Cotrimoxazole

dengan suplementasi Zinc 3,45 hari.

6.2 Saran

Peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai efektivitas

suplementasi zinc pada balita terkena diare yang dirawat inap secara

langsung.

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

27

DAFTAR PUSTAKA

Agtini, D. M. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan

Informasi Kesehatan, Vol. 02, Triwulan II, No. 08, 2011, Bhakti Husada.

Kementrian Kesehatan RI: Jakarta.

Bakri A. 2003. Peranan Mikronutrien Seng dalam Pencegahan dan

Penanggulangan Diare.Dalam: Kumpulan Makalah Kongres Nasional II

Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia (BKGAI). H: 132-39.

Chang, Ju Young. 2008. Decreased Diversity of the Fecal Microbiome in

Recurrent Clostridium difficile-Associated Diarrhea. J Infect Dis.,

197(3):435-438.

Departemen Kesehatan RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lima Langkah

Tuntaskan Diare.Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan;pp.288-390.

Depkes, R. I. 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare.Jakarta:

Ditjen PPM dan PL.

Depkes RI. 2010. Hasil Evaluasi Program Pemberantasan Penyakit

Diare.Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan. Jakarta.

Depkes RI. 2011. Lintas Diare. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Jakarta.

Hatta M, Supriatmo AM, Sinuhaji AB, Hasibuan B, Nasution FL. Comparison of

zinc-probiotic combination therapy to zinc therapy alone in reducing the

severity of acute diarrhea. Paediatric Indonesian . 2011;51:1-6. doi:

10.14238/pi51.1.2011.

Hockenberry, M. J., & Wilson, D., Rodgers, C. C. 2016. Study Guide for Wong’s

Essentials of pediatric Nursing Tenth Edition. United States of America:

Elsevier Inc.

Kemenkes RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Kementrian Kesehatan Indonesia

Republik Indonesia. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Pada Balita.

Direktorat Jendral Pengadilan Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. 2011.

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

Nazek, Al-Gallas. 2007. Etiology of Acute Diarrhea in Children and Adults in

Tunis, Tunisia, with Emphasis on Diarrheagenic Escherichia coli:

Prevalence, Phenotyping, and Molecular Epidemiology. Am J Trop Med

Hyg, 77(3):571-582.

Sasongko dan Huriah. 2012. Hubungan Antara Pemberian MP-ASI dengan

Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0-6 Bulan di Kecamatan Pedan

Kabupaten Klaten. Diakses pada tanggal 15 Januari 2017 pukul 11:40 am.

Simadibrata MK. 2006. Pendekatan Diagnostik Diare Kronik. Di dalam : Sudoyo

Aru w et al, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I Edisi IV.Jakarta :

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Simatupang, M. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Diare Pada Balita Di Kota Sibolga Tahun 2003.Tesis. Universitas

Sumatera Utara.

Suharyono. 2008. Diare Akut Klinik dan Laboratorium. Jakarta. Rineka Cipta.

Tjay, T.H., Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan efek-

efek sampingnya. Jakarta: Gramedia. Edisi keenam.Hal. 289.

Walker C, Black RE. 2004. Zinc and the risk for infectious disease. Annual review

of nutrition ; 24; 255-75.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan

Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal.195-200.

Zaitun, Amalia. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Diare

Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sigli Kabupaten

Pidie.STIKES Banda Aceh. 2011.

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

29

LAMPIRAN

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …
Page 47: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …
Page 48: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …
Page 49: KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN …

REGISTER DIARE (RAWAT INAP)

NAMA JENIS KELAMIN UMUR Pengobatan Lama Rawat Inap

AR L 1 tahun 6 bulan Oralit+Zinc 3 hari

LA L 1 tahun 4 bulan Oralit+Zinc 3 hari

AD W 1 tahun 6 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari

DL W 2 tahun 9 bulan Oralit+Zinc 3 hari

AM L 2 tahun 1 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 3 hari

AT L 3 tahun 7 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari

RA L 2 tahun 1 bulan Oralit+Zinc 4 hari

MR W 1 tahun Syrup Paracetamol+Zinc 4 hari

AZ W 3 tahun 9 bulan Oralit+Zinc 4 hari

IF L 2 tahun 8 bulan Oralit+Zinc 3 hari

FR L 3 tahun 7 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 4 hari

JA W 2 tahun 2 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 3 hari

VT W 4 tahun 1 bulan Oralit+Zinc 3 hari

EA L 1 tahun 2 bulan Oralit+Zinc 3 hari

ER L 4 tahun 1 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 4 hari

JA W 2 tahun 4 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari

AS W 1 tahun 4 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 4 hari

AS W 1 tahun 3 b ulan Syrup Paracetamol+Zinc 4 hari

FA L 4 tahun 8 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 4 hari

IU L 3 tahun 7 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 3 hari

UR W 1 tahun 3 bulan Oralit+Zinc 4 hari

ND W 2 tahun 8 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 4 hari

RS L 2 tahun 9 bulan Oralit+Zinc 3 hari

KW L 1 tahun 3 bulan Oralit+Zinc 3 hari

LT W 3 tahun 4 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 4 hari

CA L 2 tahun 7 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 3 hari

FR L 1 tahun 7 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari

FB L 2 tahun 1 bulan Oralit+Zinc 4 hari

EA W 4 tahun 7 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari

DN W 1 tahun 4 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari

TF L 1 tahun 5 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 3 hari

MC W 1 tahun 7 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari

MM L 1 tahun 9 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari

NBA W 3 tahun 7 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 3 hari

PD L 1 tahun Syrup Cotrimoxazole+Zinc 4 hari

AA L 1 tahun Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari

CR W 2 tahun 1 bulan Oralit+Zinc 3 hari

VZ L 1 tahun 7 bulan Syrup Cotrimoxazole+Zinc 4 hari

DS W 1 tahun 2 bulan Syrup Paracetamol+Zinc 3 hari