KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

97
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny “F” YANG MENGALAMI GASTROENTERITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DIARE DI RUANGAN WALET RUMAH SAKI BHAYANGKARA MAKASSAR TAHUN 2019 Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan Pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar OLEH : AGUSSALIM NIM : 1610066 AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MAKASSAR 2019

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny “F” YANG MENGALAMI

GASTROENTERITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

DIARE DI RUANGAN WALET RUMAH SAKI BHAYANGKARA

MAKASSAR TAHUN 2019

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya

Keperawatan Pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

OLEH :

AGUSSALIM

NIM : 1610066

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

MAKASSAR

2019

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny “F” YANG MENGALAMI

GASTROENTERITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

DIARE DI RUANGAN WALET RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

MAKASSAR TAHUN 2019

OLEH :

AGUSSALIM

NIM : 1610066

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

MAKASSAR

2019

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id
Page 4: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id
Page 5: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id
Page 6: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

v

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

Nama : Agussalim

Tempat/ Tanggal Lahir : Vique-que Timur – Timor / 02 Mei 1996

Suku/ Bangsa : Makassar/ Indonesia

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat Lengkap : Jl. Dg Tata I Blok I No.12

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Pada Tahun 2004-2009 SD Inpres Bontoala II sungguminasa Gowa

2. Pada Tahun 2009-2013 SMP Aisiyah Sungguminasa Gowa

3. Pada Tahun 2013-2016 SMK Panca Sakti Makassar

4. Pada Tahun 2016-2019 AKPER Mappa Oudang Makassar

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata Ala atas berkah

dan karunia-nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabiullah

Muhammad صلى الله عليه وسلمyang membawa umat manusia dari alam gelap gulita ke alam yang

terang benderang.

Tidak lupa pula penulis mensyukuri segala Rahmat dan Karunia yang telah

dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelasaikan Proposal ini dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI

GASTROENTERITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAN DIARE DI

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR” Proposal ini disusun dalam

rangka menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi

Keperawatan Mappa Oudang Makassar, tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu

perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak KOMBES dr. H. Farid Alamsyah SP. P,D., FINASIM, sebagai Ketua

Yayasan Brata Utama Bhayangkara Makassar sekaligus kepala Rumah sakit

Bhayangkara Makassar dan Staff yang telah banyak membantu

2. Pimpinan/ pengelola program Study Diploma III Keperawatan Akademi

Keperwatan Mappa Oudang Makassar, Kepada:

a. Direktur : Ns. Dardin, S.Kep.,M.Kep

b. Wadir I : Ns. Syaharuddin, SKM., S.Kep.,M.Kes

c. Wakil Direktur II : Ns. Rezeki Nur, S.Kep.,M.MKes

d. Wakil Direktur III : Ns. H. Hataul Madja, S.ST.,S.Kep.,M.Kes

e. Ketua Program Study : Muh. Saleh S, S.Pd.,M.pd.,M.MKes

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

vii

3. Kepada Bapak Ns. Dardin, S.Kep.,M.Kep sebagai pembimbing sekaligus

Direktur Akademi Mappaoudang Makassar yang begitu memberikan banyak

ilmu kepada penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih karena telah mau

meluangkan begitu banyak waktu untuk penulis serta banyak memberikan

masukan dan motivasi dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dan dengan sabar

membimbing penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan baik.

4. Kepada Bapak Syaputra Artama, S.Kep.Ns., M.Kep sebagai pembimbing

sekaligus Dosen Akademi Mappaoudang Makassar yang begitu memberikan

banyak ilmu kepada penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih karena

telah mau meluangkan begitu banyak waktu untuk penulis serta memberikan

masukan dan motivasi dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Kepada Ridwan, S.Kep., Ns., M.Kes. sebagai pembimbing sekaligus Dosen

Akper Mappaoudang Makassar yang begitu memberikan banyak ilmu kepada

penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih karena telah memberikan

masukan dan motivasi dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dan dengan sabar

membimbing penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan baik.

6. Kepada seluruh Dosen dan Staf Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

yang telah banyak memberikan doa dan restu serta dorongan baik moril dan

material selama penulis mengikuti semua pendidikan 3 tahun ini.

7. Terutama kepada kedua orang tua tercinta yang dengan penuh cinta dan kasih

sayangnya selama ini dengan ikhlas mengasuh, mendidik, dan selalu memberikan

dukungan baik moril maupun material dan semangat serta doa yang tulus di

setiap sujudnya agar penulis menjadi orang yang dapat membanggakan untuk

mereka. Terima kasih untuk setiap cinta yang terpancar yang selalu mengiringi

setiap langkah penulis sehingga penulis bisa sampai ke titik ini. Terima kasih

untuk tiap tetesan keringat yang tidak dapat penulis ganti dengan apapun,

terimakasih sudah menjadi orang tua yang baik untuk penulis selama ini.

8. Kepada seluruh Mahasiswa di Akper Mappa Oudang Makassar Angkatan X

(sepuluh) tanpa terkecuali, jasa-jasa kalian akan tetap aku ingat untuk

selamannya.

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

vii

9. Kepada adinda junior Angkatan XI dan XII yang senantiasa memotivasi serta

memberikan doa selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah

10. Terakhir pada almamaterku tersayang “ Akademi Keperawatan Mappa Oudang

Makassar” yang telah menjadikanku insan yang berarti.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak terdapat

kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari pihak yang bersifat

membangun penulis akan menerima dengan senang hati.

Akhir kata semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan Mahasiswa

Akper Mappa Oudang Makassar khususnya dalam memberikan Asuhan Keperawatan

Pada Klien Yang Mengalami Gastroenteritis Dengan Masalah Keperawatan Diare Di

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Makassar, 28 february 2019

Penulis,

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL.................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv

DAFTAR ARTI LAMBANG,SINGKATAN DAN ISTILAH ............. xv

ABSTRAK .............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan ..................................................................................... 3

1. Tujuan Umum ............................................................. 3

2. Tujuan Khusus ............................................................ 3

D. Manfaat ................................................................................... 4

1. Manfaat Teoritis .......................................................... 4

2. Manfaat Praktisi .......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Diare ........................................................................... 6

1. Definisi ............................................................................... 6

2. Batasan Karakteristik ........................................................ 6

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

x

3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan ..................................... 6

B. Tinjauan Tentang Gastroenteritis ............................................ 10

1. Konsep Medis................................................................... 10

a. Definisi ........................................................................ 10

b. Anatomi dan fisiologi .................................................. 10

c. Etiologi ........................................................................ 21

d. Patofisiologi ................................................................. 24

e. Manifestasi Klinis ........................................................ 25

f. Klasifikasi .................................................................... 26

g. Komplikasi .................................................................. 27

h. Pemeriksaan diagnostik ............................................... 27

i. Pengobatan .................................................................. 29

2. Konsep Dasar Keperawatan ............................................. 30

a. Pengkajian ................................................................... 30

b. Diagnosa Keperawatan ................................................ 34

c. Intervensi Keperawatan ............................................... 34

d. Implementasi ............................................................... 40

e. Evaluasi ....................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................. 41

B. Subyek Penelitian ................................................................... 41

C. Fokus Studi ………………………………………………... 41

D. Definisi Operasional Fokus Studi ………………………… 42

E. Instrumen Penelitian ……………………………………… 42

F. Metode Pengumpulan Data ……………………………….. 42

G. Lokasi & Waktu Penelitian ……………………………….. 43

H. Analisis Data Dan Penyajian Data………………………… 43

I. Etika Penelitian ……………………………………………. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASA

A. Hasil ........................................................................................ 45

1. Gambaran lokasi penelitian .............................................. 45

2. Karakteristik Partisipan .................................................... 46

a. Identitas Klien ............................................................. 46

b. Identitas Penangung Jawab ......................................... 46

3. Data Asuhan Keperawatan \ ............................................. 46

a. Pengkajian .................................................................. 46

b. Diagnosa ..................................................................... 59

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

xi

c. Intervensi .................................................................... 60

d. Implementasi dan Evaluasi ......................................... 62

B. Pembahasan ............................................................................ 66

1. Pengkajian .......................................................................... 66

2. Diagnosa ............................................................................. 67

3. Intervensi ............................................................................ 69

4. Implementasi ...................................................................... 70

5. Evaluasi .............................................................................. 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 73

B. Saran ....................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Tindakan, Diagnosa 1 ....................................................... 35

Tabel 2.2 Rencana Tindakan, Diagnosa 2 ....................................................... 37

Tabel 2.5 Rencana Tindakan, Diagnosa 3 ....................................................... 38

Tabel 3.1 Jadwal penelitian ............................................................................. 43

Tabel 4.1 Aktivitas sehari - hari ...................................................................... 56

Table 4.2 Pemeriksaan .................................................................................... 56

Table 4.3 klasifikasi data ................................................................................. 57

Table 4.4 Analisa data ..................................................................................... 59

Table 4.5 Intervensi ......................................................................................... 61

Table 4.6 Implementasi ................................................................................... 63

Table 4.7 Evaluasi ........................................................................................... 65

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

xv

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN YANG MENGALAMI

GASTROENTERITIS AKUT DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN DIARE DI RUMAH SAKIT

BHAYANGKARA MAKASSAR AGUSSALIM

ABSTRAK

Latar Belakang :Gastroenteritis akut (GEA) merupakan kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa

(lebih dari tiga kali sehari), juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). Menurut WHO tahun 2013

memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia dan 2,2 juta di antaranya meninggal. Di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar pada tahun 2016, tercatat penderita gastroenteritis akut sebanyak 1696 pasien. Sedangkan data yang

diperoleh pada tahun 2017 mengalami penurunan, yaitu 1401 pasien. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami Gastroenteritis akut dengan malasah keperawatan

diare di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Metode : penelitian ini menggunakan metode studi kasus dimana

dilakukan pengamatan langsung, wawancara terstruktur, pemeriksaan fisik dengan mengumpulkan data dari pasien

secara subjektif dan objektif di Ruang perawatan rawat inap dengan diagnosis Gastroenteritis akut (GEA). Hasil :

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilakuakn evaluasi keperawatan yang ditemukan pada kasus Ny. S

dengan gangguan sistem pencernaan: gastroenteritis akut teratasi dan di identifikasi adanya kesenjangan antara

konsep teori dengan studi kasus. Kesimpulan : kesimpulan dari pengkajian terdapat kesenjangan antara konsep teori

dengan studi kasus yang ditemukan, diagnosa yang ditemukan dalam konsep teori tetapi tidak di temukan pada studi

kasus yaitu Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output melalui rute normal(diare berat, muntah), status

hipermetabolik dan pemasukan cairan terbatas, gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan absorpsi nutrient, status hipermetabolik, nyeri berhubungan dengan hiperistaltik usus, diare lama, iritasi

kulit/jaringan. Sedangkan diagnosa yang di temukan pada studi kasus tetapi tidak terdapat di dalam konsep teori

yaitu mual berhubungan dengan distensi gaster, risiko gangguan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

iritan lingkungan sekunder terhadap kelembapan. Diharapkan pada pasien dan keluarga dengan pemberian asuhan

keperawatan dan penyuluhan dapat menambah pengalaman tentang perawatan, pencegahan dan penanganan pada

pasien gastroenteritis akut dengan masalah keperawatan diare.

Kata Kunci: Gastroenteritis Akut, Diare.

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

xvi

NURSING ASSURANCE IN PATIENTS WHO SUFFERED

GASTROENTERITIS ACUTE WITH THE PROBLEM

OF NURSING AT HOSPITAL BHAYANGKARA

MAKASSAR AGUSSALIM

ABSTRACT

Background description: Gastroenteritis acute (GEA) it is there are more than three abnormal frequenciens in a

day. There is also a change in quantity (liquid) and a change in consistency. WHO in 2013, 4 bilion incidents in the

world were reported to have occurred in 2013, and 2,2 million people died. The hospital Bhayangkara Makassar,

which served as a military academy in 2016 had 1696 patients. However, the released in 2017 were 1401 patients.

Direction :The study aims to know the nursing in patients who experience gastroenteritis acute with the problem

nursing diarrhea in Hospital Bhayangkara Makassar. Method :This study using the merhos of case studies where

conducted, the structured, a physical examination by collecting data from patients at the subjective and objective in

the care inoatient with a diagnosis of gastroenteritis acute (GEA). Result :the results of this study show that patients

experience a deviation from the theoretical concepts by studying cases and studying cases after resolving the

disability of potentiality patien. Conclusion :The conclusion of results of assessments, there are gaps between the

concept of the theory with case studies that were found, the diagnosis is found in the concept of theory but is not

found in a case study of the lack of volume of fluids associated with output through normal route (severe diarrhea,

vomiting), the status of the hipermetabolik and revenue of limited, nutrition, less that the needs of the body

associated with impaired absorption nutrient, the status of the hipermetabolic, pain associated with hiperistaltic,

diarrhea, skin irritation or network. The diagnosis that were foud in a case study but not under the theory of nausea

as sociated with distention gaster, the risk of damage the integrity of skin touch with irritats the secondary of

moisture. I expect the patients and families with the provision of care nursing and counseling can add to the

experience of care, prevention, and the handling and treatment in patients with the nurses` diarrhea.

The key word: Gastroenteritis, Acute, Diarrhea.

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang

mengalami perkembangan diare dan atau muntah akut. Istilah ini mengacu pada

terdapat proses inflamasi dalam lambung dan usus, walaupun pada beberapa kasus

tidak selalu demikian. Secara global setiap tahun diperkirakan dua juta kasus

gastroenteritis yang terjadi di kalangan anak berumur kurang dari lima tahun.

Walaupun penyakit ini seharusnya dapat diturunkan dengan pencegahan, namun

penyakit ini tetap menyerang anak terutama yang berumur kurang dari dua tahun.

Penyakit ini terutama disebabkan oleh makanan dan minuman yang

terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Gastroenteritis atau diare

merupakan penyebab kedua kematian anak di dunia dengan 15 juta anak

meninggal setiap tahunnya. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),

menunjukkan bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di

Indonesia (Utami & Wulandari, 2015).

Organisasi Kesehatan Dunia WHO 2013 memperkirakan 4 milyar kasus

terjadi di dunia dan 2,2 juta diantaranya meninggal, dan sebagian besar anak-anak

di bawah umur 5 tahun. Di Amerika, setiap anak mengalami 715 gastroenteritis

dengan rata-rata usia 5 tahun. Di Negara berkembang rata-rata tiap anak di bawah

usia 5 tahun mengalami gastroenteritis 3 sampai 4 kali pertahun. Saat ini kasus

gastroenteritis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang seperti Indonesia karena memiliki insidensi dan mortalitas yang

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

2

tinggi. Kematian terutama disebabkan karena penderita mengalami dehidrasi berat

( Karimah dkk, 2016).

Pada tahun 2010, diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu

(kolitis infeksi) masih menjadi penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di

rumah sakit meskipun jumlahnya menurun menjadi 71.889 kasus dengan 1.289

kasus berakhir pada kematian. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare terjadi di 11

provinsi dengan jumlah penderita sebanyak 4.204 orang, jumlah kematian

sebanyak 73 orang dengan case fatality rate (CFR) sebesar 1,74%,. Jawa Tengah

merupakan salah satu provinsi dengan KLB diare pada tahun 2010 dengan 35

kasus, 1 diantaranya meninggal (Irwan, 2013).

Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) diare yang ditemukan dan ditangani di

Sulawesi Tengah pada tahun 2012 sebanyak 70.267 (62.6%) dari 112.171 jumlah

perkiraan penderita. Pada tahun 2013 jumlah KLB diare yang ditemukan dan

ditangani sebanyak 59.430 (109,3%) dari 54.349 jumlah penderita diare yang

diperkirakan (Arlinda dkk, 2016).

Di Jawa Timur, berdasarkan diagnosis / gejala, estimasi jumlah penderita

penyakit gastroenteritis akut pada tahun 2013 sebanyak 375.127 orang (1,3%)

(Kementerian, 2013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember

dari bulan Januari sampai Oktober 2014 diketahui bahwa terdapat 1146 kasus

gastroenteritis pada balita di wilayah Balung, dimana daerah tersebut merupakan

kasus kejadian tertinggi (Karimah dkk, 2016).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2012), jumlah

penderita gastroenteritis pada tahun 2012 adalah 31.716 penduduk atau 3,7%,

sedangkan pada tahun 2013 mengalami kenaikan 1,4% menjadi 4,11% dengan

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

3

jumlah penderita 35.498 penduduk. Data hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit

Daerah Sukoharjo pada tahun 2013 menunjukkan penderita gastroenteritis

mencapai 845 orang (Utami & Wulandari, 2015)

Data dari Rekam Medik di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar tahun 2017,

tercatat penderita Gastroenteritis Akut sebanyak 1401 pasien. Sedangkan data

yang diperoleh pada tahun 2018 mengalami penurunan, yaitu 1399 pasien. Dengan

ini penulis tertarik melakukan studi kasus penelitian tentang Asuhan Keperawatan

Gastroenteritis Akut dengan Masalah Diare di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat kesenjangan teori dan praktek Asuhan Keperawatan pada

klien yang mengalami Gastroenteritis Akut dengan masalah Diare di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.

C. Tujuan Penulsan

1. Tujuan Umum

Dapat memperoleh kesenjangan antara teori dan praktek Asuhan

Keperawatan pada klien yang mengalami Gastroenteritis Akut dengan

masalah Diare.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek dalam

melaksanakan Pengkajian Keperawatan pada klien yang mengalami

Gastroenteritis Akut dengan Diare di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

4

b. Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek dalam

menegakkan Diagnosa Keperawatan pada klien yang mengalami

Gastroenteritis Akut dengan Diare di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

c. Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek dalam

menetapakan Perencanaan Keperawatan pada klien yang mengalami

Gastroenteritis Akut dengan Diare di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

d. Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek dalam

mengimplementasikan Rencana Asuhan Keperawatan pada klien yang

mengalami Gastroenteritis Akut dengan Diare di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.

e. Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek dalam

melaksanakan Evaluasi Keperawatan pada klien yang mengalami

Gastroenteritis Akut dengan Diare di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

3. Manfaat

Adapun manfaat dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat

berharga pada perkembangan Ilmu Keperawatan, terutama pada penelitian

studi kasus tentang Asuhan Keperawatan Gastroenteritis Akut dengan

Diare

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

5

2. Manfaat Praktis

a. Bagi tenaga Keperawatan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan akan digunakan

oleh perawat untuk melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien

Gastroenteritis Akut dengan Diare.

b. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

dalam memberiakan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastroenteritis

Akut dengan Diare dan meningkatkan mutu serta kualitas Pelayanan

Kesehatan.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang

perkembangan Ilmu Keperawatan, khususnya mengenai Asuhan

Keperawatan pada Klien Gastroenteritis Akut dengan Diare.

d. Bagi Klien dan Keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana

informasi dan menambah pengetahuan tentang penyakit Gastroenteritis

Akut di masyarakat sehingga dapat mengurangi/menekan angka

kejadian penderita Gastroenteritis Akut.

e. Bagi Peneliti.

Sebagai pengalaman berharga dan tak terhingga serta dapat

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang Asuhan

Keperawatan. Serta menambah wawasan peneliti mengenai penyakit

Gastroenteritis Akut itu sendiri.

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Diare (wilkinson & ahren, 2014)

1. Definisi

Diare adalah pengeluaran feses lunak dan tidak bermassa.

2. Batasan karakteristik

a. Subjektif

1) Nyeri/kram abdomen.

2) Urgency.

b. Objektif

1) Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam.

2) Feses lembek atau cair.

3) Frekuensi peristaltik meningkat.

4) Bising usus hiperaktif.

3. Faktor yang berhubungan

a. Psikologis

1) Kecemasan.

2) Tingkat stess tinggi.

b. Situasional

1) Efek samping obat

2) Penyalahgunaan alkohol

c. Inflamasi Gastroenteritis.

1) Proses infeksi

2) Iritasi Gastroenteritis.

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

7

3) Proses infeksi.

4) Malabsorpsi.

4. Hasil Nursing Outcome Classification (NOC)

a. Kontinensia alur: pengendalian pengeluaran feses dari tubuh.

b. Elimanasi fekal: pembentukan dan pengeluaran feses.

c. Keseimbangan elektrolit dan asam basa: Keseimbangan elektrolit dan non

elektrolit dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh.

d. Perawatan diri : Ostonomi: tindakan individu dalam menawar ostomi

untuk eliminasi.

e. Keparahan gejala: tingkat keparahan persepsi perubahan negatif pada

fungsi fisik, emosi, dan fungsi sosial.

5. Tujuan Kriteria Evaluasi

a. Diare dapat dikendalikan atau dihilangkan, yang dibuktikan oleh

kontinensia alur, eliminasi fekal, keseimbangan elektrolit dan asam/basa,

keseimbangan cairan, hidrasi, perawatan diri; ostonomi dan keparahan

gejala

b. Menunjukkan eliminasi fekal yang efektif , yang dibuktikan oleh indikator

berikut (sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak

gangguan) :

1) Pola eliminasi

2) Pengendalian defekasi

c. Menunjukkan elimansi fekal yang efektif, yang dibuktikan oleh indicator

berikut (sebutkan 1-5: sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, berat, sedang,

ringan, atau tidak gangguan):

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

8

1) Diare

2) Darah dan lendir di feses

6. Intervensi Nursing Intervention Classification (NIC)

a. Manajemen defekasi: membentuk dan mempertahankan pola eliminasi

defekasi yang teratur.

b. Manajemen diare: mencegah dan mengurangi diare.

c. Manajemen elektrolit: meningkatkan keseimbangan elektrolit dan

pencegahan komplikasi akibat kadar elektrolit serum yang tidak normal

atau tidak diharapkan.

d. Manajemen cairan: meningkatkan keseimbangan cairan dan pencegahan

komplikasi akibat kadar cairan yang tidak normal atau yang tidak

diharapkan.

e. Manajemen cairan/elektrolit: mengatur dan mencegah komplikasi akibat

penurunan kadar cairan dan elektrolit.

f. Manajemen medikasi: menfasilitasi penggunaan yang aman dan efektif

obat resep dan obat bebas.

g. Manajemen ostomi: mempertahankan eliminasi melalui stoma dan

peralatan jaringan disekitarnya.

7. Aktivitas Keperawatan

a. Pengkajian

1) Lakukan tes guaiac pada feses.

2) Minta pasien mengidentifikasi pola defekasi.

3) Pantau nilai laboratorium (elektrolit, hitung darah lengkap), dan

laporkan adanya abnormalitas.

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

9

4) Timbang berat badan setiap hari.

5) Kaji dan dokumentasikan:

a) Frekuensi, warna, konsistensi, dan jumlah (ukuran) feses.

b) Turgor kulit dan kondisi mukosa mulut sebagai indikator dehidrasi.

6) Manajemen diare Nursing Intervention Classification (NIC)

a) Ambil specimen feses untuk uji kultur dan sensitivitas, jika diare

berlanjut.

b) Evaluasi profil obat terhadap efek samping di saluran cerna.

c) Evaluasi catatan asupan kandungan nutrisi.

d) Pantau adanya iritasi dan ulserasi kulit di area perianal.

b. Penyuluhan untuk pasien/keluarga

1) Informasikan pasien tentang kemungkinan obat yang mengakibatkan

diare.

2) Ajarkan pasien untuk menghindari susu, kopi, makanan pedas, dan

makanan yang mengiritasi saluran cerna.

3) Manajemen diare Nursing Intervention Classification (NIC):

a) Ajarkan pasien tentang penggunaan obat antidiare yang benar.

b) Ajarkan pasien dan anggota keluarga untuk mencatat warna,

volume, frekuensi, dan konsistensi feses.

c) Anjurkan pasien untuk melapor ke petugas kesehatan setiap kali

diare.

d) Ajarkan pasien tentang teknik menurunkan stress, jika perlu.

c. Aktivitas kolaboratif

1) Konsulkan dengan ahli diet untuk penyesuain diet yang diperlukan.

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

10

2) Manajemen diare Nursing Intervention Classification (NIC):

konsultasikan pada dokter jika tanda dan gejala diare menetap.

d. Aktivitas lain

1) Bantu proses untuk mengidentifikasi stresor yang berperan terhadap

terjadinya diare.

2) Berikan perawatan dengan sikap menerima dan tidak menghakimi.

3) Berikan cairan sesuai dengan pilihan pasien (sebutkan).

4) Berikan privasi dan keamanan bagi pasien selama eliminasi fekal.

5) Manajemen diare Nursing Intervention Classification (NIC):

a) Lakukan tindakan untuk mengistirahatkan usus (misalnya, puasa

atau diet cair)

b) Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi kecil, tetapi sering dan

tingkatkan kepada tanya secara bertahap

B. Tinjauan Tentang Gastroenteritis

1. Konsep Medis

a. Definisi

Gastroenteritis adalah kondisi di mana terjadi frekuensi defekasi yang

tidak biasa (lebih dari tiga kali sehari), juga perubahan dalam jumlah dan

konsistensi (feses cair). Penegertian lain adalah defekasi cair/encer lebih dari

tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/atau lendir dalam tinja (Diyono dan

Mulyanti, 2013)

b. Anatomi Fisiologi

Menurut Ardiansyah M, 2012, anatomi fisiologi sistem pencernaan yaitu:

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

11

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan

1) Mulut

Mulut adalah permulaan saluran pencernaan. Pencernaan mulut

dibantu oleh ptyalin,yaitu enzim yang dikrluarkan oleh kelenjar saliva

untuk membasahi proses metabolisme makanan. Organ kelengkapan

mulut yaitu bibir,pipi,gigi (gigi susu dan gigi tetap),lidah, dan kelenjar

ludah. Mulut terdiri atas dua bagian, yaitu:

a) Bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, gigi

,bibir, dan pipi.

b) Bagian rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang sisi-

sisinya dibatasi oleh tulang maklsilaris, serta di sebelah belakang

bersambung dengan faring.

2) Faring

Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan

kerongkongan (esofagus) yang panjanhnya 12 cm. Di dalam lengkung

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

12

faring terdapat tonsil (amandel), yaitu kumpulan kelenjar limfe yang

banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap

infeksi. Di sini, terletak persimpangan antara jalan napas dan jalan

makanan yang letaknya di belakang rongga mulut dan hidung. Di depan

ruas tulang belakang, makanan melewati epiglotis lateral melalui resus

piriformis, kemudian masuk esophagus tanpa membahayakan jalan

udara. Pada waktu yang sama, jalan udara akan ditutup sementara. Pada

proses permulaan menelan, otot mulut dan lidah berkontraksi secara

bersamaan.

Pada saat terjadi proses menelan, faring melakukan gerakan untuk

mencegah masuknya makanan ke jalan pernapasan dengan cara menutup

sementara katup ke saluran napas dalam beberapa detik, sambil

mendorong makanan masuk ke dalam esophagus agar tidak

membahayakan jalannya pernapasan. Dalam hal ini, terjadi persilangan

antara jalan makanan dengan pernapasan. Jalan makanan masuk ke

belakang, sementara jalan pernapasan melewati epiglotis lateral melalui

filiformis sebelum kemudian masuk ke esophagus.

3) Esophagus

Esophagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan

lambung dan panjangnya +- 25 cm, dimulai dari faring sampai pintu

masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam keluar,

lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot

melingkar sirkuler, dan lapisan otot memanjang longitudional.

Esophagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

13

setelah melalui thorax menembus diafragma masuk ke dalam abdomen,

menyambung dengan lambung.

Sekresi esophagus bersofat mukoid, yaitu memberi pelumas untuk

pergerakan makanan melalui esophagus. Pada permulaan esophagus

terdapat kelenjar mukosa komposita. Bagian utamanya dibatasi oleh

banyak kelenjar mukosa simpleks yang berfungsi untuk mencegah

sekresi mukosa oleh makanan baru masuk. Kelenjar komposita yang

terletak pada perbatasan esophagus dengan lambung berfungsi untuk

melindungi dinding esophagus dari pencernaan getah lambung.

Pada peralihan esophagus ke lambung, terdapat spinker kardiak yang

dibentuk oleh lapisan otot sirkuler esophagus. Spinkter ini terbuka secara

refleks pada akhir proses menelan. Tunika mukosa esophagus

mempunyai epitel gepeng berlapis yang mengandung kelenjar-kelenjar

(landula esophagus).

4) Lambung (gaster)

Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang,

terutama di daerah epigaster. Bagian atas fundus uteri berhubungan

dengan esophagus melalui orifisium pilorik. Organ ini terletak di bawah

diafragma, di depan pankreas dan limfa, serta menempel di sebelah kiri

fundus uteri. Pencernaan di dalam lambung dibantu oleh pepsinogen

untuk mencerna protein, lemak, dan asam garam.

Lambung berdistensi untuk menampung makanan yang masuk.

Awalnya, piloris tetap tertutup. Namun, karena efek dari gelombanh

peristaltik, lambung kemudian mencampur makanan sekaligus

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

14

memaparkannya dengan cairan lambung. Kemudian, spinkter pyloris

relaksasi dan membiarkan sejumlah kecil makanan melewatinya setiap

waktu.

Fungsi lambung adalah menampung menghancurkan, dan

menghaluskan makanan melalui mekanisme gerak peristaltik lambung

dan getah lambung.

Getah cerna yang dihasilkan oleh lambung adalah:

a) Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino

(albumin dan pepton).

b) Asam garam (HCl), fungsinya mengasamkan makanan sebagai

antiseptik dan desinfektan, serta menyebabkan kondisi asam pada

pepsinogen untuk kemudian diubah menjadi pepsin.

c) Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan

membentuk kasein dari karsinogen (karsinogen dan protein susu).

d) Lapisan lambung, ada dalam jumlah sedikit dan fungsinya untuk

memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah

lambung.

Sekresi getah lambung mulai terjadi pada saat orang mulai makan.

Ketika kita melihat dan mencium bau makanan, pada saat itu pula

sekresi lambung akan terpicu. Rasa makanan dapat merangsang sekresi

lambung karena kerja saraf, sehingga menimbulkan rangsangan kimiawi

yang menyebabkan dinding

lama apabila makanan banyak mengandung lemak. Fungsi pilorus

lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi getah lambung.

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

15

Produksi getah lambung ini dapat dihalangi oleh sistem saraf simpatis,

yang dapat juga muncul saat terjadi gangguan emosi, seperti marah dan

rasa takut.

Pengosongan lambung membutuhkan waktu lima jam, atau lebih

sebagai pengendali pintu keluar-masuk lambung menjadi terbatas,

karena proses pengosongan berjalan normal walaupun pilorus tetap

terbuka. Kontraksi antrun akan diikuti oleh kontraksi pilorus yang

berlangsung sedikit lebih lama dari kontraksi duodenum. Pengaturan

gerakan dalam proses pengosongan lambung merupakan kontraksi gerak

peristaltik lambung yang dikoordinasikan oleh gelombang depolarisasi

gastrik (slow wave). Ini merupakan gerak sel otot polos yang dimulai

otot sirkulasi fundus menuju ke pilorus setiap 20 detik. Ritme ini disebut

Basic Elektrik Ritme (BER). Peristaltik antrum slow wave mempunyai

peran penting dalam pengendalian pengosongan lambung.

5) Usus halus (Intestinum minor)

Proses pencernaan makanan selanjutnya dilakukan di dalam usus

halus dengan bantuan aksi getah usus. Usus halus adalah bagian dari

sistem pencernaan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada

seikum dengan panjang ±6 m. Usus halus ini merupakan saluran paling

panjang yang digunakan sebagai tempat proses pencernaan dan absorpsi

hasil pencernaan Usus halus terdiri dari beberapa lapisan, yaitu

lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (m. sirkular),

lapisan otot yang memanjang (m. longitudinal), dan lapisan serosa

(sebelah luar).

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

16

a) Anatomi usus halus

Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum, yeyenum,

dan ileum. Duodenum juga sering disebut usus dua belas jari. Organ

ini panjangnya sekitar 25 cm, berbentuk menyerupai sepatu kuda

yang melengkung ke kiri. Organ pankreas terdapar pada lengkungan

ini. Sedangkan, pada bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir

menyerupai bukit yang disebut papila vateri. Pada papila vateri ini

bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas

(duktus pankreatikus).

Empedu dibuat di hati untuk dikeluarkan ke duodenum melalui

duktus koleduktus, fungsinya adalah mengemulasi lemak dengan

bantuan lipase. Pankreas juga menghasilkan amilase (yang berfungsi

mencerna hidrat arang menjadi disakarida) dan tripsin (yang

berfungsi mencerna protein menjadi asam amino atau albumin dan

polipeptida). Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang

banyak mengandung kelenjar. Kelenjar ini disebut kelenjar-kelenjar

brunner dan berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.

Sementara itu, yeyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar

±6 meter. 2/5 bagian atas adalah yeyenum dan 3/5 sisanya adalah

ileum. Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding

abdomen posterior dengan perantaraan lipatan teritonium

berbentuk kipas, yang dikenal sebagai mesenterium. Akar

mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

17

arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke

ruang antara dua lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium.

Sambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas

yang tegas. Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum melalui

perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoseikalis. Orifisium

ini diperkuat oleh spinkter ileoseikalis. Pada bagian ini terdapat

katup valvula seikalis atau valvula bauk ini yang berfungsi untuk

mencegah cairan dalam kolon asendens agar tidak masuk kembali ke

dalam ileum.

b) Fungsi usus halus

(1) Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap

melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

(2) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

(3) Menyerap karbohidrat dalam bentuk monosakarida.

c) Kelenjar dalam usus halus

Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah

usus yamg menyempurnakan makanan, yakni:

(1) Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.

(2) Eripsin, menyempurnakan pencernaan.

(3) Laktase, mengubah laktase menjadi monosakarida.

(4) Maltosa, mengubah maltosa menjadi monosakarida.

(5) Sukrosa, mengubah sukrosa menjadi monosakarida.

(6) protein menjadi asam amino.Kontraksi di usus halus.

Kontraksi di usus halus terbagi enam bagian, yaitu:

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

18

(1) Segmentasi: jenis gerakan yang paling sering dan frekuensinya

sesuai dengan slow wave (gerakan lambat).

(2) Peristaltik: kontraksi otot sirkuler secara berurutan dalam jarak

pendek dengan kecepatan 2-3 cm/detik untuk memotong chymus

ke arah usus besar.

(3) Kontraksi muskularis mukosa: kontraksinya tidak teratur tiga kali

per menit. Kontraksi ini mengubah pola lekukan dan lipatan

mukoda, mencamput isi lumen, dan mendekatkan chymus dengan

permukaan mukosa yang dirangsang oleh saraf simpatis.

(4) Kontarksi vilus: konstraksinya tidak teratur, terutama di bagian

proksimal usus. Kontraksi ini membantu mengosongkan

pembuluh lacreal sentral dan meningkatkan aliran limfe.

(5) Sfingter ileosekalis: Sfinger ileosekalis melemas bila gerak

peristaltik ileum sampai spingter dan sejumlah kecil chymus

masuk ke dalam sekum (usus buntu).

(6) Reflex gatroileal: peningkatan fungsi sekresi dan motorik

lambung saat makanan meninggalkan motilitas ileum terminalis,

chymus masuk ke dalam sekum melalui refleks panjang.

6) Usus besar (intestinum mayor)

Organ pencernaan itu sendiri atas kolon asenden, transversum,

desenden, sigmoid, serta rektum. Peristaltik di bagian ini sangat kuat dan

mendorong feses cair dalam usus asenden dan transversum, kemudian

air diserap ke usus desenden. Bahan kotoran yang terdapat di dalam

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

19

ujung usus sebagian besar berupa feses dan menggumpal di dalam

rektum akhirnya keluar melalui anus. Struktur usus besar terdiri dari:

a) Sekum (usus buntu), yaitu kantong lebar yang terletak pada fossa

iliaka dekstra. Pada bagian bawah dari organ ini adalah sekum

apendiks vermiformis disebut umbai cacing, panjangnya sekitar 6-10

cm. Muara apendiks ditentukan oleh titik Mc Burney, yaitu daerah

antara 1/3 bagian kanan dan 1/3 bagian tengah garis penhubung

kedua spina iliaka anterior superior (SIAS).

b) Kolon asendens, bagian yang memanjang dari sekum ke fossa iliaka

kanan sampai setelah kanan abdomen. Panjang dari bagian ini ±13

cm, terletak di sebelah kanan dan di bawah hati ke sebelah kiri.

Lengkung ini disebut fleksura hepatica (fleksura koli dekstra) dan

dilanjutkan dengan kolon transversum.

c) Kolon transversum, yang mempunyai panjang ±38 cm, membujur

dari kolon asendens sampai kolon desenden. Organ ini berada di

bawah abdomen sebelah kanan, tepat pada lekukan yang disebut

fleksura lienalis (fleksura koli sinistra), dan mempunyai

mesenterium yang melekat pada amentum mayus.

d) Kolon desendens yang mempunyai panjang ±25 cm dan terletak di

bawah abdomen bagian kiri dari atas ke bawah. Dari depan fleksura

lienalis sampai depan ileum kiri, bersambung dengan sigmoideum

dan dinding belakang peritoneum (retroperitoneal).

e) Kolon sigmoid, yang merupakan lanjufan kolon desenden, terletak

miring dalam rongga pelvis. Bagian ini panjangnua ±40 cm, dalam

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

20

rongga pelvis sebelah kiri, berbentuk huruf S dengan ujung

bawahnya berhubungan dengan rektum. Kolon sigmoid ini ditunjang

oleh mesenterium yang disebut mesekolon sigmoideum.

7) Rektum

Organ ini terletak di bawah kolon sigmoideum yang menghubungkan

instestinum mayor dengan anus. Posisinya berada di dalam rongga pelvis

di depan os sacrum dan os koksigis. Rektum terdiri dari dua bagian,

yaitu rektum propia dan rektum analis rekti.

a) Rektum propia; bagian yang melebar disebut ampula rekti, jika terisi

sisa makanan akan timbul hasrat defekasi.

b) Rektum analis rekti; bagian sebelah bawah ditutupi oleh serat-serar

otot polos (muskulus spinkter ani internus dan muskulus spingkter

ani eksternus).

Kedua otot ini berfungsi pada waktu defekasi. Tunika mukosa

rektum banyak mengandung pembuluh darah, jaringan mukosa, dan

jaringan otot yang membentuk lipatan yang disebut kolumna rektalis. Di

bagian bawah terdapat vena rektalis (hemoroidalis superior dan inferior)

yang sering mengalami pelebaran atau varises, yang disebut wasir

(ambeien).

8) Anus

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan

rektum dengan dunia luar (udara luar) dan terletak di dasar pelvis.

Dinding anus diperkuat oleh tiga spinkter (otot cincin), yakni:

a) Spinkter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

21

b) Spinkter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.

c) Spinkter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja menurut kehendak.

c. Etiologi

Menurut Ardinsyah M (2012), etiologi Gastroenteritis Akut yaitu:

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya gastroenteritis.

Berikut beberapa di antaranya:

1) Infeksi Internal

Infeksi internal ini disebabkan oleh bakteri, antara lain:

a) Shigella

(1) Musiman,puncaknya pada bulan juli-september.

(2) Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun.

(3) Dap at dihubungkan dengan kejang demam.

(4) Muntah yang tidak menonjol.y

(5) Sel polos dalam feses.

(6) Sel batang dalam darah.

b) Salmonella

(1) Menyerang semua umur, tetapi angka kejadian lebih tinggi pada

bayi dibawah umur 1 tahun.

(2) Menembus dinding usus,feses berdarah,dan mukoid.

(3) Mungkin ada peningkatan temperatur

(4) Muntah tidak menonjol

(5) Adanya kandungan sel polos dalam feses

(6) Masa inkubasi 6-40 jam,lamanya 2-5 hari

(7) Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

22

c) Escbericbia coli

(1) Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang

menghasilkan entenoksin.

(2) Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

d) Compylobacter

(1) Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus) ada

bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinis

yang lain.Kram abdomen yang hebat

(2) Muntah/dehidrasi jarang terjadi

e) Yesrinia enterecolitic

(1) Feses mukosa

(2) Sering didapatkan sel polos pada feses

(3) Mungkin ada nyeri abdomen yang berat

(4) Diare selama 1-2 minggu

(5) Sering menyerupai usus buntu

2) Infeksi oleh virus

a) Rotavirus

(1) Merupakan penyebab paling sering diare akut pada bayi;

gejalanya sering didahului atau disertai dengan muntah

(2) Timbul sepanjang tahun, tatapi biasanya pada musim dingin

(3) Dapat disertai dengan demam atau muntah

(4) Didapatkan penurunan HCC

b) Enterovirus

Biasanya timbul pada musim panas

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

23

c) Adenovirus

(1) Timbul sepanjang tahun

(2) Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan

d) Netwalk

(1) Sifatnya epidemik atau menular

(2) Dapat sembuh sendiri(dalam 24-48 jam)

3) Infeksi Parasit

Biasanya disebabkan oleh cacing (A Trichuris, Oxyuris,

Strongylodies), protoza (Entamoeba bistolytic, Grandia lamblia,

Tricbomonas bominis), dan jamur (Candida albicans).

4) Penyebab yang lain

a) Diare juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan yang tidak

cocok, seperti sulih hormon tiroid, laksatif (obat-obatan untuk

mengatasi sembelit), antibiotik, asetaminofen, kemoterapi, dan obat

golongan antasida

b) Pemberian makanan melalui NGT dan gangguan motilitas (gerak)

usus

c) Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri

d) Bepergian ke negara endemis dengan sanitasi lingkungan dan

kebersihan air yang buruk

e) Penggunaan antibiotik dalam jangka panjang

f) HIV positif atau ADIS

g) Perubahan kualisan udara

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

24

d. Patofisiologi

Menurut Ardiansyah M (2012), patofisiologi gastroenteritis akut yaitu:

Penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus

enteris, Norwalk), bakteri atau toksin (Campylobacter, Salmonella,

Escberibia Coli, Yersinia, dan lainnya), dan parasit (biardia lambai dan

cryptospodium). Beberapa mikroorganisme pathogen ini dapat menyebabkan

infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoskin atau sitotoskin yang dapat

menrusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis Akut.

Penularan Gastroenteritis Akut bisa melalui feal oral. Dalam beberapa

kasus, terjadinya penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman

yang terkontaminasi tinja, ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang,

bahkan makanan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah

transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi, tangan yang terkontaminasi,

atau melalui aktivitas seksual.

Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktor penyebab (agen) dan

faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh

terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh, lingkungan, atau

lumen saluran cerna (seperti kesamaan lambung, motilitas lambung,

imunitas juga mencakup lingkungan mikrofrola usus). Faktor penyebab yang

mempengaruhi antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa,

kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus,

serta daya lekat kuman.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare gangguan osmotic

(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

25

dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit

kedalam rongga usus, akibatnya isi rongga usus menjadi berlebihan

sehingga timbul diare). Selain itu, gangguan ini juga dapat menimbulkan

gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan

elektrolit meningkat, kemudian menjadi diare.

Gangguan motilitas usus dapat mengakibatkan hiperperistaltik dan

hipoperistaltik. Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.

Sebaliknya, jika terjadi hipoperistaltik akan mengakibatkan bakteri tumbuh

berlebihan, sehingga juga terjadi diare. Akibat dari diare itu sendiri adalah

kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan

asam basa (asidosis metabolic dan hypokalemia), gangguan gizi (intake

kurang, output berlebih), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.

e. Manifestasi Klinis

Menurut Diyono & Mulyanti (2013), manifestasi klinis gastroenteritis akut

yaitu:

1) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair

2) Badan lemas

3) Dehidrasi: turgor kulit kering,kadang kering, kadang lidah pecah-pecah

4) Anoreksia, mual, dan muntah

5) Berat badan turun

6) Selaput lendir pucat

7) Perut nyeri dan tegang

8) Peristaltik usus meningkat

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

26

9) Anus kadang lecet

10) Takikardi

11) Ketidakseimbanagan antara masukan dan keluaran

12) Peningkatan serum natrium

13) Demam

f. Klasifikasi

Menurut Ardiansyah M (2012), klasifikasi gastroenteritis akut yaitu:

1) Diare Akut

Diare Akut adalah Diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung

kurang dari 14 hari. Diare akut ini biasanya diakibatkan oleh infeksi dan

dapat diklasifikasikan secara klinis menjadi dua, yaitu diare

noninformasi dan diare inflamasi.

a) Diare Noninflamasi

Diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan diare cair

dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah.

b) Diare Inflamasi

Diare inflamasi adalah diare yang disebabkan infasi bakteri dan

penegluaran sitotoksin di kolon.

2) Diare kronis

Diare kronis yang berlangsung lebih dari 14 hari. Mekanisme terjadinaya

diare akut maupun kronis dapat dibagi menjadi empat, yaitu diare

sekresi, osmotik, eskudat.

a) Diare Sekresi

Diare dengan volume feses yang banyak.

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

27

b) Diare Osmotik

Diare ini terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi,

sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari plasma

ke lumen usus.

c) Diare Eksudat

Diare eksudat ini dapat terjadi akibat infeksi bakteri maupun

noninfeksi, seperti gluten sensitive enteropatby, inflamatory bowel

disase (IBD), atau akibat radiasi.

g. Komplikasi

Menurut Haryono (2012), komplikasi gastroenteritis akut yaitu:

1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik atau hipertonik).

2) Renjatan Hipovolemik.

3) Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, perubahan elektrokardiogram).

4) Hipoglikemia.

5) Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defesiensi

enzim laktosa.

6) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau

kronik).

h. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Diyono & Mulyani (2013), pemeriksaan diagnostik gastroenteritis

yaitu:

1) Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

28

2) Pemeriksaan tinja makroskopis, PH dan kadar gula jika diduga ada

intoleransi gula, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji

resistensi terhadap berbagai antibiotik.

3) Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas darah dan

elektrolit

4) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal

ginjal

5) Intubasi duodenal untuk mengethui kuman penyebab secara kuantitatif

dan kualitatif terutama pada diare kronik.

i. Penatalaksanaan

1) Pengganti cairan dan elektrolit

Rehidrasi oral dilakukan pada semua pasien diare akut yang masih

mampu minum. Rehidrasi oral terdiri dari 3,5 g natrium klorida, 2,5 g

natrium bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, dan 20g glukosa/liter. Air

cairan rehidrasi oral dapat dibuat sendiri oleh pasien dengan

menambahkan 1/2 sendok teh garam,

1/2 sendok teh baking soda, dan 2-4

sendok makan gula per liter air. Dua buah pisang atau satu cangkir jus

jeruk juga dapat diberikan untuk mengganti kalium. Selain itu, minum

cairan sebanyak mungkin atau berikan oralit.

2) Diatetik (pemberian obat)

Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada

pasien dengan tujuan meringankan, menyembuhkan, serta menjaga

kesehatan pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan ini

adalah tetap memberikan ASI dan memberikan bahan makanan yang

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

29

mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin, serta makanan

yang harus bersih.

3) Obat-obatan

Beberapa obat-obatan yang dapat diberikan,diantaranya obat

antisekresi, obat antispasmolitik,dan obat antibiotik.

j. Pengobatan

Biasanya, satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan dari penyakit diare

adalah minum cairan yang cukup. Pada penderita yang muntah pun, harus

minum sedikit demi sedikit untuk mengatasi dehidrasi, yang selanjutnya bisa

membantu menghentikan muntahnya.Jika muntah berlangsung terus dan

terjadi dehidrasi berat, mungkin diperlukan infus cairan dan

elektrolit.Karena anak-anak lebih cepat terkena dehisrasi, mereka harus

diberi larutan garam dan gula.Cairan yang biasa diberikan selama ini (seperti

minuman bersoda, teh, minuman olahraga, dan sari buah) ternyata kurang

tepat bila diberikan kepada anak-anak yang sedang mengalami diare.

Bila muntahnya hebat, bisa diberikan suntikan atau supositoria (obat

yang dimasukkan melalui lubang dubur).Jika gejalanya membaik, penderita

secara bertahap bisa mendapatkan makanan lunak, seperti gandum, pisang,

bubur nasi, selai apel, dan roti panggang.Jika makanan tersebut tidak

menghentikan diare setelah 12-24 jam dan bila tidak terdapat darah pada

tinja, berarti ada infeksi bakteri yang serius, sehingga perlu diberikan obat-

obat seperti difenoksilat, loperamide, atau bismuth subsalisilat. Karena dapat

menyebabkan diare dan merangsang pertumbuhan organisme yang resisten

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

30

terhadap antibiotic, maka antibiotic jarang digunakan meskipun bila

diketahui penyebabnya adalah bakteri.

Antibiotik bisa digunakan, tetapi pada infeksi bakteri tertentu, yaitu

Campylobacter, Shigella, dan Vibrio cholera.Saat seseorang menderita

Gastroenteritis Akut, yang terjadi di dalam perutnya adalah pengeluaran

cairan elektrolit yang berlebihan dari saluran pencernaan.Toksin dari bakteri

penyebab Gastroenteritis Akut merangsang peningkatan motilitas otot polos

pencernaan, yang akhirnya menyebabkan sekresi cairan semakin hebat.

Cairan elektrolit yang terdiri dari ion Na+, ion K+, dan lainnya diperlukan

dalam penyerapan glukosa oleh sel saluran pencernaan. Cairan ini akan

dibuang dalam bentuk feses cair yang sering disebut sebagai diare. Oleh

karena itu, terapi yang paling sederhana untuk mengobati Gastroenteritis

Akut adalah pemberian cairan elektrolit pengganti.

2. Konsep Dasar Keperawatan

a.Pengkajian

Menurut Diyono & Mulyanti (2013), pengkajian keperawatan yang dapat

ditemukan pada pasien gastroenteritis akut yaitu:

Pengkajian merupakan dasar utama proses perawatan yang akan

membantu dalam penentuan status kesehatan dan kebutuhan klien serta

merumuskan diagnosa keperawatan.

1) Identitas klien

Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, asal suku bangsa dan

pekerjaan orang tua.

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

31

2) Keluhan utama

Buang air besar (BAB) lebih 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare

tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/sedang), atau

BAB > 10 kali (dehidrasi berat). Apabila diare berlangsung < 14 hari maka

diare tersebut adalah diare akut,sementara apabila berlangsung selama 14

hari atau lebih adalah diare peristen.

3) Riwayat penyakit sekarang :

a) Suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan kurang atau tidak ada

dan timbul diare.

b) Feses cair, mungkin disertai lendir dan darah.

c) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi.

d) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare,

e) Apabila klien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka

gejala dehidrasi mulai tampak.

f) Diuresis: terjadi oliguria (kurang 400 ml/kg bb/jam) bila terjadi

dehidrasi.

4) Riwayat Kesehatan meliputi :

a) Riwayat imunisasi.

b) Riwayat alergi terhadap makan atau obat-obtan (antibiotik).

c) Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya.

5) Riwayat nutrisi :

a) Asupan makanan.

b) Keluhan nyeri abdomen.

c) Distensi abdomen, mual, muntah.

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

32

d) Berat badan biasanya turun.

6) Pola eleminasi

a) Frekuensi defekasi sering >3 kali/hari.

b) Feses cair, mengandung lendir dan darah.

7) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

(1) Baik, sadar (tanpa dehidrasi).

(2) Gelisah, (dehidrasi ringan, sedang).

(3) Lesu, lunglai atau tidak sadar, tidak urine (dehidrasi berat).

b) Berat badan klien diare dengan dehidrasi biasanya mengalami

penurunan berat badan :

(1) Dehidrasi ringan : bila terjadi penurunan berat badan 5%.

(2) Dehidrasi sedang : bila terjadi penurunan berat badan 5-10%.

(3) Dehidrasi berat : bila terjadi penurunan berat badan 10-15%.

c) Kulit

Untuk mengetahui elestisitas kulit, dengan dilakukan pe-meriksaan

turgor (cubit daerah perut menggunakan kedua ujung jari). Inspeksi

kulit perianal apakah terjadi iritasi.

d) Mulut/lidah

(1) Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi).

(2) Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan sampai sedang).

(3) Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

33

Masukkan makanan/minuman yang terkontaminasi

Mual, muntah

Peningkatan

abdomen

Infeksi pada Mukosa usus

Kekurangan volume

cairan

b. Penyimpangan KDM

Gambar 2.2 Penyimpangan KDM (Ardiansyah M, 2012)

Nyeri Pengeluaran cairan

dan elektrolit

Menimbulkan rangsangan

tertentu yaitu: menimbulkan

mekanisme tubuh untuk

mengeluarkan toksin.

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Berkurangnya

kesempatan usus

menyerap

makanan.

Peningkatan sekresi

air dan elektrolit ke

dalam rongga usus.

Isi rongga usus yang

berlebihan akan

merangsang usus

untuk

mengeluarkannya.

Diare

Terjadi pergeseran air

& elektrolit ke dalam

rongga usus.

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

34

c. Diagnosa Keperawatan

Menurut Ardiansyah M (2012), dianosa keperawatan yang dapat ditemukan

pada pasien gastroenteritis akut yaitu:

1) Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi dan malabsorpsi usus,

adanya toksin dan penyempitan segmental usus.

2) Kurang volume cairan berhubungan dengan output melalui rute normal

(diare berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan cairan

terbatas.

3) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan absorpsi nutrient, status hipermetabolik.

4) Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi

kulit/jaringan.

d. Intervensi/ Rencana Keperawatan

1) Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi dan malabsorpsi usus,

adanya toksin dan penyempitan segmental usus.

N

O

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

kriteria hasil

Intervensi

1 Diare Defenisi : Pasase

feses yang lunak

dan terbentuk.

Batasan

karakteristik:

a. Nyeri abdomen

sedikitnya tiga

kali defekasi per

hari

b. Kram

c. Bising usus

hiperaktif

d. Ada dorongan

Faktor yang

berhubungan

NOC Pola eliminasi

tidak terganggu

skala 1-5

Keterangan:

Skala 1 : sangat

terganggu

Skala 2 : bnyak

trganggu

Skala 3 : cukup

terganggu

Skala 4 : sedikit

terganggu

Skala 5: tidak

terganggu.

NIC 1. Tentukan riwayat

diare

2. Ajarkan pasien

cara penggunaan

obat ant diare

secara tepat

3. Isnstruksikan

pasien atau

anggota keluarga

untuk mencatat

warna,volume,fre

kuensi, dan

konsistensi tinja

4. Anjukan pasien

menghindari

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

35

a. Psikologis 1) Ansietas

2) Tingkat

stress tinggi

b. Situaional

1) Efek

samping obat

2) Penyalahgun

aan alcohol

3) Kontaminan

4) Penyalahgun

aan laksatif

5) Radiasi,

Toksin

6) Melakukan

perjalanan

7) Slang makan

c. Fisiologis

1) Proses

infeksi dan

parasite

2) Inflamasi dan

iritasi

3) Malabsorbsi

makanan pedas

dan yang

menimbulkan gas

dalam perut

5. Monitor tanda

dan gejala diare

6. Amati turgor

kulit secara

berkala

7. Instruksikan diet

rendah

serat,tinggi

rotein,tinggi

kalori,sesuai

kebutuhan

8. Timbang pasien

secara berkala.

Tabel 2.1 Intervensi keperwatan dengan diagnosa diare

2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output melalui rute

normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan

cairan terbatas

N O

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria hasil

Intervensi

2 Kekurangan

volume cairan

Definisi: penurunan

cairan intavaskuler,

interstinal, dan /

atau intaselular. Ini

mengacu pada

dehidrasi,

kehilangancairan

tanpa perubahan

pada natrium.

NOC a. Fluid balance

b. Hydration

c. Nutritional

status:

Food and Fluid intake

Kriteria Hasil:

a. Mempertahank

an urine output

sesuai dengan

NIC Fluid Management.

1. Pertahankan

catatan intake

dan output yang

akurat

2. Monitor status

hiodrasi

(kelembapan

membrane

mukosa, nadi

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

36

Batasan

Karakteristik

a. Perubahan

status mental

b. Penurunan

tekanan darah

c. Penurunan

tekanan nadi

d. Penurunan

tekanan nadi

e. Penurunan

turgor kulit

f. Penurunan

turgor lidah

g. Penurunan

keluaran urin

h. Penurunan

pengisian vena

i. Membrane

mukosa kering

j. Kulit kering

k. Peningkatan

hematocrit

l. Peningkatan

suhu tubuh

m. Peningkatan

frekuensi nadi

n. Peningkatan

konsentasi urin

o. Penurunan

berat badan

p. Tiba-

tiba(kecuali

pada ruang

ketiga)

q. Haus

r. Kelemahan

Fakror yang

berhubungan

a. Kehilangan

cairan aktif

b. Kegagalan

mekanisme

regulasi.

usia dan BB b. Tekanan darah,

nadi, suhu

tubuh dalam

batas normal

c. Tidak ada

tanda-tanda

dehidrasi,

elastisitas

turgor kulit

baik membrane

mukosa

lembab, tidak

ada rasa haus

yang

berlebihan.

adekuat, tekanan

drah ortostaltik),

jika diperlukan

3. Monitor vital

sign

4. Tingkatkan

intake/ asupan

cairan per

oral(misalnya

memberikan

cairan oral sesuai

preferensi

pasien,

tempatkan

(cairan di tempat

yang mudah

dijangkau, dan

menyediakan air

(segar), yang

sesuai.

5. Kolaborasi

pemberian cairan

IV

6. Monitor status

nutrisi

7. Dorong keluarga

untuk membantu

pasien makan.

8. Kolaborasi

dengan dokter.

Hypovolemia

Management

1. Monitor status

cairan termasuk

intake dan output

cairan.

2. Monitor tanda

vital.

3. Monitor respon

pasien terhadap

penambahan

intake oral

4. Pemberian cairan

IV monitor

adanya tanda dan

gejala kelebihan

cairan 5. Monitor adanya

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

37

tanda gagal

ginjal.

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan denagn diagnosa kekurangan

volume cairan.

3) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan absorpsi nutrient, status hipermetabolik.

N

O

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

kriteria hasil

Intervensi

3 Gangguan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

Definisi: asupan

nutrisi tidak cukup

untuk memenuhi

kebutuhan

metabolik.

Batasan

karakteristik:

a. Kram abdomen

b. Nyeri abdomen

c. Menghindari

makanan

d. Berat badan

20% atau lebih

dibawah berat

badan ideal.

e. Kerapuhan

kapiler

f. Diare

g. Bising usus

hiperaktif

h. Kurang

makanan

i. Kurang

informasi

j. Kurang minat

pada makanan

k. Penurunan berat

badan dengan

asupan makanan

adekuat

l. Membrane

mukosa pucat

NOC a. Nutritional

Status

b. Nutritional

Status:

Food and Fuid

Intake

c. Nutritional

Status:

nutrient intake

d. Weight

control

Kriteria Hasil:

a. Adanya

peningkatan

berat badan

sesuai dengan

tujuan.

b. Berat badan

ideal sesuai

dengan tinggi

badan.

c. Mampu

mengidentifik

asi kebutuhan

nutrisi.

d. Tidak ada

tanda tanda

malnutrisi.

e. Menunjukkan

peningkatan

fungsi

pengecapan

dari menelan.

NIC Nutrition Management

1. Kaji adanya alergi

makanan

2. Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

3. Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

intake Fe

4. Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin C.

5. Yakinkan diet

yang dimakan

mengandung

tinggi serat untuk

mencegah

konstipasi.

6. Berikan makanan

yang terpilih

(sudah

dikonsultasikan ke

dengan ahli gizi).

7. Ajarkan pasien

bagaimana

membuat catatan

makana harian. 8. Monitor jumlah

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

38

m. Ketidak

mampuan

memakan

makanan

n. Tonus otot

menurun

o. Mengeluh

gangguan

sensasi rasa

p. Sariawan

rongga mulut

q. Kelemahan otot

pengunyah

r. Kelemahan otot

untuk menelan

Faktor yang

berhubungan

a. Faktor biologis

b. Faktor ekonomi

c. Ketidakmampua

n untuk

mengabsorbsi

nutrient

d. Ketidak

mampuan untuk

mencerna

makanan

e. Ketidakmampua

n menelan

makanan

f. Faktor

psikologis

nutrisi dan

kandungan kalori

9. Berikan informasi

tentang kebutuhan

nutrisi

10. Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan

nutrisi yang

dibutuhkan.

Nutrition monitoring

1. BB pasien dalam

batas normal.

2. Monitor adanya

penurunan berat

badan

3. Monitor interaksi

anak atau orangtua

selama makan.

4. Monitor

lingkungan selama

makan.

5. Jadwalkan

pengobatan dan

tindakan tidak

selama jam

makan.

6. Monitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

7. Monitor turgor

kulit.

8. Monitor mual dan

muntah

9. Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva

10. Monitor kalori dan

intake nutrisi.

Tabel 2.3 Intervensi keperwatan dengan diagnosa gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

39

4) Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi

kulit/jaringan.

N O

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi

4 ..

Nyeri Akut

Definisi:

Pengalaman sensori

dan emosional yang

tidak menyenang-

kan yang mucul

akibat kerusakan

sedemikian rupa

(Internasional

Action for the study

of Pain): awitan

yang tiba-tiba atau

lambat dari

intensitas ringan

hingga berat dengan

akhir yang

diantisipasi atau

diprediksi dan

berlangsung <6

bulan.

Batasan

karakteristik:

a. Perubahan

selera makan

b. Perubahan

tekanan darah

c. jantung

d. Perubahan

frekuensi

pernapasan

e. Mengekspresika

n perilaku

(misalnya,

gelisah,

merengek, me-

nangis).

f. Indikasi nyeri

yang dapat

diamati

g. Perubahan

posisi untuk

menghindari

nyeri

NOC a. Pain Level

b. Pain Control

c. Comfort level

Kriteria Hasil:.

a. Mampu

mengontrol

nyeri(tahu

penyebab

nyeri, mampu

menggunakan

teknik

nonfarmakolog

i untuk

mengurangi

nyeri)

b. Melaporkan

bahwa nyeri

berkurang

dengan

manajemen

nyeri

c. Mampu

mengenali

nyeri (skala,

intensitas,

frekuensi dan

tanda nyeri)

d. Menyatakan

rasa nyaman

setelah nyeri

berkurang.

NIC Pain Management

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi). 2. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamana 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien. 4. Evaluasi pengalan nyeri masa lampau. 5. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan 6. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. 7. Kurangi faktor presipitasi nyeri 8. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal).

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

40

h. Sikap tubuh

melindungi.

i. Dilatasi pupil.

j. Melaporkan

nyeri secara

verbal.

k. Gangguan tidur.

Faktor yang

berhubungan

a. Agen cedera

(misalnya

biologis, zat

kimia, fisik,

psikologis).

9. Kaji tipe dan

sumber nyeri

untuk menentu-

kan intervensi

10. Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

11. Evaluasi

keefektifan

kontrol nyeri.

12. Tingkatkan

istirahat

13. Kolaborasikan

dengan dokter jika

ada keluhan dan

tindakan nyeri

tidak berhasil.

Tabel 2.4 Intervensi keperawatan dengan diagnosa nyeri

e. Implementasi

Menurut Utami & Wulandari (2015), implementasi adalah tindakan yang

dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun untuk masing-

masing masalah keperawatan.

f. Evaluasi

Menurut Rahma S (2017), evaluasi mengacu kepada penilaian dan

perbaikan, perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatn

dapat berhasil atau gagal.

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Studi Kasus untuk mengeksploriasi

masalah Asuhan Keperawatan pada Pasien yang Mengalami Gastroenteritis Akut

dengan masalah keperawatan Diare di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

B. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pasien Gastroenteritis Akut dengan

masalah keperawatan Diare di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

C. Fokus Studi

Diarahkan pada pasien yang mengalami Gastroenteritis Akut dengan masalah

keperawatan Diare. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yaitu diantaranya

sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi ;

a. Bersedia menjadi responden

b. Pasien yang terdiaknosis Gastroenteritis

c. Pasien melaporkan defekasi lebih dari tiga kali.

d. Pasien melaporkan feses lembek.

e. Peningkatan peristaltik usus lebih dari 10x/menit.

2. Kriteria eksklusi ;

a. Pasien yang dipulangkan sebelum 3 hari perawatan

b. Mengalami perubahan diagnosa medis

c. Pasien tidak bersedia menjadi responden.

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

42

D. Defenisi Operasional Fokus Studi

1. Gastroenteritis

Gastroenteritis Akut adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan

usus halus, terjadi secara tiba-tiba dan sering mengakibatkan mual dan

muntah.

Diare adalah terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan

dikarnakan BAB lebih dari tiga kali, BAB dengan bentuk tinja yang encer atau

cair.

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar persetujuan responden.

2. Lembar observasi

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk melengkapi data atau informasi dalam pelaksanaan studi kasus

digunakan tekhnik:

1. Wawancara

Melakukan pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab secara

langsung pada penderita, keluarga dan tim kesehatan lainnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Tekhnik yang dgunakan pada pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi.

3. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada pasien dengan melakukan

tindakan pemeriksaan yang berkaitan dengan keadaan perkembangan pasien.

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

43

4. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data melalui dokumen atau catatan tentang hasil

pemeriksaan pasien yang ada pada medical record.

G. Lokasi & Waktu Penelitian

1. Lokasi

Adapun alasan pemilihan lokasi adalah penelitian ini dilakukan di Rumah

Sakit Bhayangkara Makassar karena letaknya strategis dan dekat dengan

kampus Akademi Keperawatan Mappaoudang Makassar, dan lebih mudah

mendapatkan data di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal sampai april 2018 di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.

No Jenis kegiatan Bulan (2019)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Konsul judul Acc judul proposal

2. Penyusunan proposal

3. Ujian proposal

4. Pengumpulan data dan supervisi

5. Analisa data

6. Penyususnan

proposal

7. Ujian KTI

Tabel 3.1 (Jadwal Penelitian)

H. Analisis Data & Penyajian Data

1. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam

opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

44

jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam

yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan

dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan

data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada

sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan table dan teks naratif.

I. Etika Penelitian

1. Informed consent (informasi untuk responden)

Imform consent diberikan kepada responden. Setelah calon responden

memahami atas penjelasan peneliti terkait penelitian ini, selanjutnya peneliti

memberikan lembar informed consent untuk ditandatangani oleh responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian tentang hal-hal yang berkaitan dengan data

responden, Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada kuesioner atau

lembar observasi dan hanya diberikan kode atau nomor responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

kerahasiannya oleh peneliti.

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id
Page 61: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar merupakan salah satu rumah

sakit polri yang ada di Indonesia tepatnya di Kota Makassar Provinsi

Sulawesi Selatan. Letak Rumah Sakit ini disebelah Barat berbatasan dengan

Jalan Letjen Pol Mappaoudang No. 63 Makassar, Sebelah Utara Kampus

Akper Mappaoudang Makassar, Sebelah Timur Jalan Kumala dan Sebelah

Selatan Jalan Mallombassang.

Sekarang Rumah Sakit Bhayangkara Makassar menjadi badan layanan

umum (BLU) juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Kawasan Indonesia

Timur, khususnya bagi anggota Polri dan keluarganya. Rumah Sakit

Bhayangkara memiliki 16 Ruang Perawatan yang salah satunya merupakan

ruang rawat inap yang berlantai 4 yaitu ruangan walet berada di lantai 4 yang

merupakan lokasi penelitian.

Ruangan Walet merupakan ruangan rawat inap yang memiliki 13

kamar yaitu 1 kamar VVIP, 2 kamar VIP, dan 10 kamar kelas 1. Keadaan

ruangan tersebut cukup bagus dimana situasi lingkungannya aman, nyaman

dan bersih serta memiliki pelayanan yang baik, ruangan walet dikenal sebagai

ruangan yang menangani kasus-kasus pasien dengan berbagai penyakit non

infeksius, seperti Gea, Struma, DHF, Post Op Fraktur.

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

2. Karakteristik Partisipan

a. Biodata Klien

Nama : Nn. “F”

Usia/tanggal lahir : 16 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/bangsa : Makassar/Indonesia

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pekerjaan : Pelajar

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 25 April 2019

Tanggal Pengkajian : 25 April 2019

b. Penanggung Jawab

Nama : Ny.D

Usia : 34 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Ibu pasien

3. Data Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Pengumpulan data

a) Keluhan utama

(1) Alasan kunjungan/ keluhan utama

Nyeri perut, BAB encer dan mual-muntah

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

(2) Faktor pencetus

Mendadak

(3) Lamanya keluhan

Sejak 2 hari yang lalu

(4) Timbulnya keluhan

Tiba-tiba

(5) Faktor yang memperberat

Tidak ada

(6) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

Minum air gula dan Obat antrasol

b) Riwayat Keluhan Utama Pasien

Pasien mengatakan buang air besar (BAB) encer 5 kali sehari

dengan konsistensi encer di alami sejak 2 hari yang lalu

sebelum masuk Rumah Sakit, nyeri abdomen dengan skala 5

(sedang) disertai mual-muntah, dan keadaan umum pasien

lemah.

c) Riwayat Kesehatan

(1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan buang air besar (BAB) 5 kali sehari

dengan konsistensi encer, pasien mengatakan nyeri abomen

dengan skala nyeri 5 (sedang). Pasien mengatakan mual-

muntah dan saat di palpasi terdapat nyeri tekan pada

abdomen, pasien tampak gelisah dan lemah.

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

? ?

34

14

16

11 13

41

? 37

(2) Riwayat Kesehatan yang Lalu

(a) Pasien pernah masuk rumah sakit dengan kasus yang

sama.

(b) Pasien tidak pernah mengalami pembedahan.

(c) Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan dan

makanan.

(3) Riwayat Kesehatan Kelurga

Genogram 3 generasi :

GI

GII

GIII

Gambar 4.1 genogram tiga generasi

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

----- : Garis Serumah

: Garis Perkawinan

x X

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

? ? : Tidak Diketahu

Kesimpulan :

G I :Kakek dan Nenek pasien sudah meninggal dunia

karena factor gerontik

G II :Ayah dan ibu pasien masih hidup

G III :Pasien anak pertama dari empat bersaudara.

d) Riwayat Psikososial

(1) Pola Konsep diri

Pasien mengalami gangguan konsep diri karena kebutuhan

fisiologisnya terganggu pada saat sakit.

(2) Pola Kognitif

Pasien dapat menerima informasi tapi konsentrasinya

terganggu apabila klien merasa nyeri.

(3) Pola Koping

Pasien mengalami kecemasan tentang penyakitnya

(4) Pola Interaksi

Pasien dapat berinteraksi dengan keluarga, perawat, dokter

dan Tenaga Kesehatan lainnya.

e) Riwayat Spiritual

(1) Keadaan Klien Beribadah

Pasien tidak melakukan sholat 5 waktu karena dalam

keadaan sakit

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

(2) Dukungan Keluarga Klien

Keluarga pasien sangat mendukung dan memberi semangat

kepada pasien supaya cepat sembuh.

f) Pemeriksaan Fisik :

(1) Keadaan Umum Klien

(a) Kesadaran pasien : compos mentis, (GCS) = 15(normal)

Eye 4

Motorik 6

Verbal 5

(b) Penampilan dihubungkan dengan usia

Penampilan pasien sesuai dengan usianya

(c) Ekspresi wajah

Pasien tampak meringis dan mengerutkan kening

dengan nada bicara pelan

(d) Tinggi Badan : 150 cm

(e) Berat Badan : 43 kg

(2) Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Suhu : 36,5⁰ C

Nadi : 67x/menit

Pernapasan : 22x/menit

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

(3) Sistem pernafasan

(a) Hidung

Hidung simetris,Tidak ada polip,Tidak ada pernafasan

cuping hidung,Penciuman baik

(b) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

(c) Dada

bentuk dada simetris

(4) Sistem Cardiovaskular

Conjungtiva : Tidak anemis

Bibir : Pucat

Ukuran jantung : Normal

Suara jantung :S1 = Lup

S2 = Dup

(5) Sistem Pencernaan

(a) Sklera

Pada sklera belum nampak tanda terjadinya icterus,

mukosa bibir lembab, jumlah gigi masih utuh,

kemampuan menelan baik tidak ada gangguan.

(b) Gaster

Perut kembung, gerakan peristaltik usus 21x/menit dan

tidak ada benjolan.

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

(c) Abdomen

Tampak simetris, pasien tampak memegang daerah

abdomen, dan teraba nyeri tekan pada abdomen

Auskultasi : peristaltic meningkat 21x/menit

(d) Anus

Tidak tampak benjolan yang mencurigakan, tidak ada

lecet pada anus

(6) Sistem Indra

(a) Mata

Kelopak mata : Normal

Bulu mata : Normal

Alis : Normal

Lapang pandang : Normal

(b) Hidung

Penciuman : Normal, tidak pernah mimisan

(c) Telinga

Daun telinga simetris, tidak ada serumen ,fungsi

pendengaran baik

(7) Sistem Syaraf

(a) Fungsi Cerebral

Ststus mental orientasi

Daya ingat baik

Perhatian dan perhitungan baik

Bahasa : Indonesia yang di gunakan oleh pasien

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

Kesadaran : Compos mentis GCS=15 (E= 4, M=6,

V=5)

(b) Fungsi Cranial

Nervus I

Penciuman baik

Nervus II

Penglihatan baik

Nervus III,IV,VI

Gerakan bola mata baik

Nervus V

Sensorik dan motorik baik

Nervus VII

Fungsi sensorik dan motorik baik

Nervus VIII

Pendengaran,keseimbangan baik

Nervus IX

Fungsi pengecapan baik

Nervus X

Fungsi menelan baik

Nervus XI

Gerakan otot normal

Nervus XII

Gerakan lidah normal

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

(c) Fungsi Motorik

Kekuatan otot : Baik

Masa otot :Baik

(d) Fungsi Sensori

Suhu : 36,60C

Reflex : Normal

Bisep : Normal

Trisep : Normal

Patella : Normal

(8) Sistem Muskuloskeletal

Kepala :Bentuk kepala simetris, gerakan normal

Vertebra :Normal

Pelvis : Gaya jalan normal

Lutut :Tidak ada pembengkakan

Kaki :Tidak ada pembengkakan

(9) Sistem Integumen

Rambut : Warna hitam bersih

Kulit : Kuning langsat, temperature 36,6 0C

Kuku : Pendek dan bersih

(10) Sistem Endokrin

(a) Kelenjar thyroid

Tidak ada pembengkakan kelenjar

(b) Eksresi urine berlebihan

Tidak

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

(c) Riwayat bekas air seni dikelilingi semut

Tidak

(11) Sistem Perkemihan

Tidak ada nyeri pada kandung kemih

(12) Sistem Reproduksi

Klien berjenis kelamin Wanita

Payudara : Baik

Vagina :Tidak ada radang genetalia, tidak ada lesi

(13) Sistem Imun

Klien tidak memiliki riwayat alergi (makanan, minuman,

obat, dll).

g) Aktivitas Sehari-Hari

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1.

2.

3.

Nutrisi a. Selera makan

b. Menu makan

c. Porsi makan

d. Frekuensi

makan

e. Cara makan

Cairan

a. Jenis

b. Jumlah

c. Pemenuhan

cairan

Eliminasi

a. BAK

1. Tempat

pembuangan

2. Warna

3. Bau

4. Frekuensi

b. Frekuensi BAB 1. Tempat

Baik

Nasi, Ikan,

Sayur

1 piring

3 x sehari

Makan sendiri

Air putih

6-8 gelas/ hari

Oral

WC

Kuning

Amoniak

4-5 x sehari

WC

Kurang

Bubur

3-4 sendok

2 x sehari

Makan sendiri

Air putih

6-8 gelas/hari

Oral dan

intravena

WC

Kuning

Amoniak

2-3 x sehari

WC

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

pembuangan

2. Warna Kuning Kuning 3. Konsitensi Padat Encer 4. Frekuensi 1 x sehari 5-6 x sehari

4. Personal hygiene

a. Mandi

1. Cara Mandi sehari Mandi sendiri 2. Frekuensi 2x sehari 2x sehari b. Gosok gigi

1. Cara sendiri sendiri 2. Frekuensi 2x sehari 2x sehari c. Cuci rambut

1. Cara Sendiri sendiri 2. Frekuensi 1x sehari 1xsehari

5. Istirahat / tidur

a. Siang 14.00-15.00/1 14.00-14.30/30 jam mnt b. Malam 22.00-05.30/7 00.45-04.00/3 jam jam

6. Olahraga Zumba Tidak pernah

7. Aktivitas/mobilisas Beraktivitas Beraktivitas

i mandiri mandiri

8. Rekreasi Menonton TV Menonton TV

Tabel 4.1

Aktivitas sehari-hari

h) Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Darah Rutin Tanggal: 26 April 2019

Parameter Result Ref.range

Wbc 8,1x103/ul 4,0 - 10,0

HGB 12,8q/dl 12,0 - 18,0

HCT 38,7% 37,0 - 54,0

PLT 390 x 103/ul 150 – 400

i) Terapi Saat Ini

Tabel 4.2

Pemeriksaan Darah Rutin

(1) Omz : 12 jam / 1 tablet

(2) Antasida : 8 jam / 1 tablet

(3) Klonaksi : 8 jam / 1 tablet

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

(4) Ranitidine : 8 jam / 1 bungkus

(5) B 6 : 6 jam / 1 bungkus

2) Klasifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif

1. Pasien mengeluh BAB

encer

2. Pasien mengatakan BAB

dengan frekuensi 5x

dalam sehari dengan

konsistensi encer.

3. Pasien mengeluh nyeri

kram pada abdomen

4. Pasien mengatakan

kurang nafsu makan.

5. Pasien mengatakan tidak

menghabiskan porsi

makanannya.

6. Pasien mengatakan mual

dan muntah

1. Pasien tampak meringis 2. Pasien tampak

memegang abdomen

3. Pasien tampak lemah

4. Pasien tampak kurang

nafsu makan

5. Pasien tampak tidak

menhabiskan porsi

makanannya

6. Terpasang infus RL 500

ml/ 30tts/i

7. Peristaltik usus 21x/i

8. P : Nyeri

Q : Kram

R : Abdomen

S : Skala 5 (sedang)

T : ± 15 menit hilang

timbul

Tabel 4.3 Klasifikasi Data

3) Analisa Data

No Data Penyebab Masalah

1. DS : a. Pasien

mengeluh BAB

encer

b. Pasien

mengatakan

BAB dengan

frekuensi 5x

dalam sehari

dengan

konsistensi

encer.

c. Pasien

mengeluh nyeri

abdomen

DO :

Infeksi pada mukosa Diare usus

Makanan/zat tidak

dapat diserap

Tekanan osmotik

dalam rongga usus

meningkat

Terjadinya

pergeseran air dan

elektrolit ke dalam

rongga usus

Isi rongga usus yang

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

a. Pasien tampak

memegang

abdomen

b. Pasien tampak

mondar mandir

dari WC

c. Pasien tampak

lemah

d. Pristaltik usus

21x/i

P : Nyeri

Q : Kram

R :Abdomen

S :Skala 5

(sedang)

T :±15 menit

hilang

timbul

berlebihan akan

merangsang usus

untuk

mengeluarkannya

Diare

2. DS : a. Pasien

mengatakan

mual dan

muntah

b. Pasien

mengatakan

kurang nafsu

makan

c. Pasien

mengatakan

tidak

menghabiskan

makanannya

DO :

a. Pasien tampak

lemah

b. Pasien tampak

kurang nafsu

makan

c. Pasien tampak

tidak

menghabiskan

porsi

makanannya

d. Terpasang infus

RL 500 Ml/30

tts/i

Intoleransi laktosa Ketidaks

eimbang

an

nutrisi

kurang

dari

kebutuha

n tubuh

Anzim as laktat Stimulus sekresi getah lambung meningkat Kadar asam lambung meningkat

Mual, muntah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

3 DO : a. Pasien BAB

Frekuensi BAB meningkat

Defisist volume

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

encer 5x sehari

dengan

konsistensi

encer

Laktosa tidak dapat

di serap oleh usus

selama diare

Feses bersifat asam

Iritasi rektal

Risiko kerusakan

integritas kulit

cairan

dan

elektrolit

Tabel 4.4 Analisa Data

b. Diagnosa Keperawatan

1) Diare berhubungan dengan hiperistaltik usus, ditandai dengan

DS: Pasien mengeluh BAB encer, pasien mengatakan BAB dengan

frekuensi 5x dalam sehari dengan konsistensi encer, pasien

mengeluh nyeri abdomen

DO: Pasien tampak memegang abdomen, pasien tampak mondar

mandir dari WC, pasien tampak lemah, Pristaltik usus 21x/i

P : Nyeri

Q : Kram

R : Abdomen

S :Skala 5 (sedang)

T :±15 menit hilang timbul

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan distensi gaster , ditandai dengan

DS: Pasien mengatakan mual dan muntah, pasien mengatakan

kurang nafsu makan, pasien mengatakan tidak menghabiskan

makanannya

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

DO: Pasien tampak lemah, pasien tampak kurang nafsu makan,

pasien tampak tidak menghabiskan porsi makanannya,Terpasang

infus RL 500 Ml/30 tts/i

3) Deficit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan iritan

lingkungan sekunder terhadap kelembapan, ditandai dengan

DO:

a. Pasien BAB encer 5x sehari dengan konsistensi encer.

b. Klien BAB encer 5x sehari dengan konsistensi encer

c. Terpasang infuse ( RL) 22 tpm

d. Turgor kulit menurun

e. Ttv :

TD : 110/70

N : 88x / menit

S : 36,6

P : 22 x/ menit

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id
Page 78: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

66

B. Pembahasan

1. Pengkajian

Menurut Diyono & Mulyanti (2013), pengkajian pada pasien Gastroenteritis

Akut, ditemukan sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair, badan lemas,

dehidrasi: turgor kulit kering,kadang lidah pecah-pecah, mual dan muntah, berat

badan turun, perut nyeri dan tegang, peristaltik usus meningkat, anus kadang

lecet,demam.

Sedangkan yang ditemukan selama 2 hari supervisi pengkajian pada pasien

dengan Gastroenteritis Akut adalah klien mengatakan buang air besar 5 kali sehari

dengan konsistensi encer, peristaltik usus meningkat, pasien mengatakan nyeri

kram pada abdomen, pasien mengatakan kurang nafsu makan, pasien tampak

meringis, klien tampak lemas, dan pasien mengatakan mual dan muntah.

Dengan demikian terdapat kesenjangan antara teori dengan penelitian yaitu:

a. Data yang ditemukan dalam studi kasus tetapi tidak terdapat dalam konsep teori

adalah:

1) Kurang nafsu makan, peneliti menilai bahwa data ini ditemukan karena

selama 2 hari supervisi menunjukkan tanda-tanda malas makan, porsi

makan tidak dihabiskan, dan adanya penurunan berat badan sebanyak 2 kg.

2) Pasien tampak meringis, peneliti menilai bahwa data ini ditemukan karena

selama 2 hari supervisi menunjukkan raut wajah tampak meringis, serta

sambil memegang bagian abdomen.

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

67

3) Terpasang infus, peneliti menilai bahwa data ini ditemukan karena selama 2

hari supervisi tampak pasien terpasang infus RL 500 Ml/ 30 tts/ i.

b. Data yang tidak ditemukan dalam dalam studi kasus tetapi ditemukan dalam

konsep teori adalah:

1) Demam, penulis menilai bahwa data ini tidak ditemukan karena selama 2

hari supervisi tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan suhu tubuh di

atas 390C, dan kulit klien tidak teraba panas.

2) Anus kadang lecet, penulis menilai bahwa data ini tidak ditemukan karena

selama 2 hari supervise tidak menunjukkan tanda-tanda yang menyatakan

secara verbal, tidak ada nyeri dan perih.

3) Diuresis: terjadi oliguria. Penulis menilai bahwa data ini tidak ditemukan

karena selama 2 hari supervise tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan

pada sistem urinase dalam memproduksi urine.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Ardiansyah M (2012), ada 4 diagnosa keperawatan yang muncul

pada psien dengan gangguan system pencernaan: Gastroenteritis Akut yaitu Diare

berhubungan dengan inflamasi, iritasi dan malabsorsi usus, adanya toksin dan

penyempitan segmental usus, Kurang volume cairan berhubungan dengan output

melalui rute normal (diare berat, muntah) status hipermetabolik dan pemasukan

cairan terbatas, mual , status hipermetabolik, Nyeri berhubungan dengan

hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi kulit atau jaringan.

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

68

Sedangkan dari hasil analisa diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Nn

F adapun diagnosa keperawatan yaitu Diare berhubungan dengan hiperistaltik

usus, ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

distensi gaster, defisit kekurangan volume cairan berhubungan output melalui rute

normal (diare berat, muntah) .

Dengan demikian terdapat kesenjangan antara konsep teori dan studi kasus yaitu:

a. Diagnosa yang ditemukan dalam studi kasus tetapi tidak terdapat dalam konsep

teori adalah:

1) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh , peneliti menilai

diagnosa ini ditegakkan di kasus karena terdapat data-data yang mendukung

mengenai diagnosa ini, dimana pasien merasa mual, pasien tampak lemah,

dan tidak ada nafsu makan.

b. Diagnosa yang tidak ditemukan dalam studi kasus tetapi terdapat dalam konsep

teori adalah :

1) Risiko kerusakan intergritas kulit. penulis menilai diagnosa ini tidak

ditegakkan di kasus karena klien tidak menunjukkan akan adanya terjadi

lesi/lecet pada anus dan daerah sekitarnya karena sering defekasi.

3) Nyeri. Peneliti menilai diagnosa ini tidak ditegakkan di kasus karena nyeri

yang terjadi pada pasien sudah termasuk dalam manifestasi dari diagnosa

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

69

untuk diare, karna proses tetrjadinya diare itu bisa menyebabkan nyeri pada

daerah abdomen atau daerah perut.

3. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana keperawatan yang

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada Nn F yang mengalami

Gastroenteritis Akut dengan masalah keperawatan Diare di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar yaitu sebagai berikut:

a. Diare berhubungan dengan hiperistaltik usus. Adapun intervensi

keperawatan yang ditetapkan oleh penulis antara lain: Kaji frekuensi,

warna, konsistensi feses, Hindari makanan yang pedas karena dapat

menimbulkan gas dalam perut, Anjurkan pasien cara penggunaan obat anti

diare secara tepat, Ajarkan klien teknik non farmakologi

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhab tubuh berhubungan

dengan distensi gaster. Adapun intervensi keperawatan yang ditemukan

oleh penulis antara lain: Observasi status hidrasi (kelembaban membrane

mukosa, vital sign adekuat), Anjurkan makan sedikit tapi sering,

Instruksikan untuk menghindari bau makanan yang menyengat

c. Defisit kekurangan volume cairan berhubungan output melalui rute normal

(diare berat, muntah). Adapun intervensi keperawatan yang ditemukan oleh

penulis anatara lain: Anjurkan klien untuk sering minum, Monitor tanda

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

70

dan gejala kekurangan cairan , kolaborasi dengan dokter untuk terapi

selanjutnya

Adapun faktor pendukung dalam penerapan intervensi keperawatan

selama 2 hari supervisi oleh penulis antara lain: klien kooperatif,

lengkapnya alat pemeriksaan fisik, serta pengawasan selama penulis

melakukan Asuhan Keperawatan. Sedangkan faktor penghambat dalam

menerapkan intervensi keperawatan oleh penulis adalah terbatasnya waktu

yang diberikan bersama klien .

4. Implementasi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan disesuaikan dengan Rencana

Tindakan Keperawatan yang ada pada teori. Adapun Implementasi

Keperawatan yang diberikan kepada Nn F adalah:

a. Diare berhubungan dengan hiperistaltik usus. Adapun intervensi

keperawatan yang diimplementasikan pada hari pertama adalah: Mengkaji

frekuensi, warna, konsistensi feses, Menghindari makanan yang pedas

karena dapat menimbulkan gas dalam perut, Menganjurkan pasien cara

penggunaan obat anti diare secara tepat, Mengjarkan klien teknik non

farmakologi. Intervensi keperawatan yang di implementasikan pada hari

kedua adalah: Mengkaji frekuensi, warna, konsistensi feses, Menghindari

makanan yang pedas karena dapat menimbulkan gas dalam perut,

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

71

Menganjurkan pasien cara penggunaan obat anti diare secara tepat,

Mengjarkan klien teknik non farmakologi.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual,muntah distensi gaster. Adapun intervensi keperawatan yang

diimplentasikan pada hari pertama adalah: Mengobservasi status hidrasi

(kelembaban membrane mukosa, vital sign adekuat), Menganjurkan

makan sedikit tapi sering, Menginstruksikan untuk menghindari bau

makanan yang menyengat. Kemudian intervensi keperawatan yang

diimplementasikan pada hari kedua adalah: Mengobservasi status hidrasi

(kelembaban membrane mukosa, vital sign adekuat), Menganjurkan makan

sedikit tapi sering, Menginstruksikan untuk menghindari bau makanan

yang menyengat

c. Deficit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output melalui

rute normal (diare berat, muntah). Adapun intervensi keperawatan yang

diimplemntasikan pada hari pertama adalah: Menganjurkan pasien untuk

sering minum, Memonitor tanda dan gejala kekurangan cairan , kolaborasi

dengan dokter untuk terapi selanjutnya.Kemudian intervensi keperawatan

yang diimplementasikan pada hari kedua adalah: Menganjurkan pasien

untuk sering minum, memonitor tanda dan gejala kekurangan cairan.

Adapun faktor pendukung dalam Implementasi Keperawatan selama 2 hari

supervisi oleh penulis antara lain: Pasien kooperatif, dan pengawasan selama

penulis melakukan Asuhan Keperawatan. Sedangkan faktor penghambatan

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

72

dalam menetapkan Implementasi Keperawatan oleh penulis yaitu terbatasnya

waktu yang diberikan bersama pasien.

5. Evaluasi

Setelah penulis melakukan Implementasi Keperawatan yang disesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan perawatan pada Nn F saat dirawat di Rumah

Sakit Bhayangkar Makassar dengan diagnosa Gastroenteritis akut, maka

diperoleh Evaluasi Keperawatan, masalah keperawatan yang teratasi yaitu:

a. Diare berhubungan dengan hiperistaltik usus. Penulis menilai diagnosa ini

teratasi karna pasien tidak menunjukkan adanya buang air besar dengan

konsistensi encer, nyeri kram pada abdomen, dan hiperistaltik usus.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual,muntah distensi gaster. Penulis menilai diagnosa ini teratasi

karna pasien tidak menunjukkan adanya penurunan kesehatan dan lemah.

c. Deficit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output melalui

rute normal (diare berat, muntah). Penulis menilai diagnosa ini teratasi

karna klien tidak tampak pucat dan bibir terlihat lembab.

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

61

c. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

1 Diare berhubungan

dengan hiperistaltik usus

DS :

a. Klien mengeluhBAB

encer

b. Klien mengatakan

Klien mengatakan

klien BAB dengan

frekuensi 5x dalam

sehari dengan

konsistensi encer.

c. Klien mengatakan

nyeri kram pada

bagian abdomen

DO : a. Klien tampak

meringis

b. Klien tampak

memegang abdomen

c. Klien tampak lemah

d. Pristaltik usus 21x/i

P : Nyeri

Q : Kram

R : Abdomen

S : Skala 5

(sedang)

T : ± 15 menit

hilang timbul

NOC : a. Bowel elimation

b. Fluid Balance

c. Hydration

d. Electrolyte and Acid

base Balance

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x pertemuan

diare teratasi dengan

kriteria hasil:

a. Fases berbentuk,

BAB sehari sekali

tiga hari.

b. Menjaga daerah

sekitar rectal dari

iritasi.

c. Tidak mengalami

diare

d. Menjelaskan

penyebab diare dan

rasional tindakan

e. Mempertahankan

turgor kulit.

NIC : 1. Kaji frekuensi,

warna, konsistensi

feses.

2. Hindari makanan

yang pedas

karena dapat

menimbulkan gas

dalam perut

3. Anjurkan pasien

cara penggunaan

obat anti diare

secara tepat

4. Ajarkan klien

teknik non

farmakologi

2 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

mual muntah dan distensi

gaster

DS : a. Klien mengatakan

NOC : Comfort level

Hidrasi

Nutritional Status

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x pertemuan,

mual teratasi dengan

NIC : 1. Observasi status

hidrasi

(kelembaban

membrane

mukosa, vital sign

adekuat).

2. Anjurkan makan

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

62

mual dan muntah

b. Klien mengatakan

kurang nafsu makan

Klien mengatakan

tidak menghabiskan

porsi makannya

DO :

a. Klien tampak lemah

b. Klien tampak kurang

nafsu makan

c. Klien tampak tidak

menghabiskan porsi

makannya

kriteria hasil : a. Melaporkan bebas

dari mual

b. Mengidentifikasi

hal-hal yang

mengurangi mual

c. Status hidrasi :

hidrasi kulit

membrane mukosa

baik, tidak ada rasa

haus yang

abnormal, panas,

urin output normal,

tekanan darah

normal.

sedikit tapi sering 3. Instruksikan untuk

menghindari bau

makanan yang

menyengat

3 Defisit volume cairan

dan elektrolit

berhubungan dengan

output melalui rute

normal (diare berat,

muntah) .

DS:

a. Klien mengatakan

bab encer 5x sehari

DO :

a. Bibir tampak kering

b. Terpasang infuse (

RL) 22 tpm

c. Turgor kulit

menurun

d. Ttv :

TD : 110/70

N : 88x / menit

S : 36,6

P : 22 x/ menit

NOC : a. Intake

b. Fluid balance

c. Hydration

Kriteria Hasil:

a. Tekanan darah ,nadi

dan pernafasan

dalam batas normal

b. Tidak ada tanda –

tanda dehidrasi

c. Elastisitas turgor

kulit baik,

membrane mukosa

lembab,tidak ada

rasa haus

berlebihan.

NIC : 1. Monitor tanda dan

gejala kekurangan

cairan

2. Anjurkan keluarga

dalam membantu

klien untuk sering

minum

3. Monitor vital sign

4. Monitor berat

badan

5. Kolaborasi dengan

dokter.

Tabel 4.5 Intervensi Keperawatan

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

63

d. Implementasi Keperawatan

No Dx Jam Hari I (Jumat 25 April

2019)

Jam Hari II (Sabtu 26 April

2019)

Implementasi Implementasi

1 I 14.30 1. Mengkaji frekuensi,

warna dan

konsistensi feses

Hasil : BAB 5x,

warna feses

kuning,konsistensi

feses encer

2. Menghindari

makanan yang

pedas karna dapat

menimbulkan gas

dalam perut

Hasil : klien tidak

makan yang pedas

3. mengajarkan pasien

cara penggunaan

obat anti diare

secara tepat

Hasil :

a. Antasida / oral

/8 jam

b. Omz / oral/ 12

jam

4. Mengajarkan klien

teknik non

farmakologi

Hasil : Tekhnik

relaksasi nafas

dalam

15.00 1. Mengkaji frekuensi, warna

dan konsistensi

feses

Hasil : BAB 1x,

warna feses kuning,

konsistensi feses

lembek

2. Menghindari

makanan yang

pedas karena dapat

menimbulkan gas

dalam perut

Hasil : klien tidak

makan yang pedas

3. Mengajarkan pasien

cara penggunaan

obat anti diare

secara tepat

Hasil :

a. Antasida /oral/8

jam

b. Klonaksi

/oral8jam

c. Ranitidine /oral/

8 jam

d. Omz /oral/12

jam

4. Mengajarkan klien

teknik non

farmakologi

Hasil : tekhnik

relaksasi nafas

dalam

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

64

2 II 15.10 1. Mengobservasi

status hidrasi

(kelembapan

membrane mukosa,

vital sign adekuat)

Hasil : Membran

mukosa lembab,

TTV

TD : 110/70 mmHg

S : 36,50C

N : 67x/i

P : 22x/i

2. Mengajukan makan

sedikit tapi sering

Hasil : klien makan

2x sehari dengan

porsi tidak di

habiskan

3. Menginstruksikan

klien untuk

menghindari bau

makanan yang

menyengat

Hasil : klien

mengerti

15.40 1. Mengobservasi

status hidrasi

(kelembapan

membrane mukosa,

vital sign adekuat)

Hasil : Membran

mukosa lembab,

TTV

TD : 120/80 mmHg

S : 36,50C

N : 80x/i

P : 23x/i

2. Mengajukan makan

sedikit tapi sering

Hasil : klien makan

3x sehari dengan

porsi di habiskan

3. Menginstruksikan

klien untuk

menghindari bau

makanan yang

menyengat

Hasil : klien

mengerti

3 III 16.40 1. Memonitor tanda

dan gejala

kekuranagan cairan

Hasil : tampak bibir

klien kering

2. Menganjurkan

keluarga dalam

membantu klien

untuk sering minum

Hasil : keluaga klien

mengerti dan

membantu klien

untuk sering minum

3. Memonitor berat

badan \ Hasil : berat badan

17.00 1. Memonitor tanda

dan gejala

kekurangan cairan

Hasil : Mukosa

klien tampak

lembab

2. Menganjurkan

keluarga dalam

membantu klien

untuk sering minum

Hasil : klien rajin

minum air putih

3. Memonitor berat

badan

Hasil : berat badan

klien naik 1 kg

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

65

turun 2 kg

4. Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian terapi

Hasil : terpasang

cairan infuse RL

500 Ml/ 30 tts/ i.

Tabel 4.6 Implementasi Keperawatan

e. Evaluasi Keperawatan

No Dx Jam Hari I (Jumat 15 Mei

2018)

Jam Hari II (Sabtu 16 Mei

2018)

Evaluasi Evaluasi

1 I 14.40 S : Klien mengatakan

BAB encer

O : klien tampak

meringis

Pristaltik usus

21x/i

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi 1-4

1. Kaji frekuensi,

warna, dan

konsistensi feses

2. Hindari makanan

yang pedas karena

dapat

menumbulkan gas

dalam perut

3. Anjurkan pasien

cara penggunaan

obat anti diare

secara tepat

4. Mengajarkan klieb

teknik non

05.35 S : Klien mengatakan

BAB 1x dengan

konsistensi lembek

O: klien tampak masih

lemah

Peristaltic usus 9x/i

A: Masalah teratasi

P: Pertahankan

intervensi

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

66

farmakologi

2 II 15.10 S : Klien mengatakan

mual muntah

O: Klien tampak

lemah

A: Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi 1-3

1. Observasi status

hidrasi

(kelembapan

membrane

mukosa,vital sign

adekuat)

2. Anjurkan makan

sedikit tapi sering

3. Instruksikan untuk

menghindari bau

makanan yang

menyengat

15.40 S : Klien mengatakan

tidak lagi

mengalami mual

muntah

O : Klien tampak masih

lemah

A: Masalah terarasi

P : Pertahankan

intervensi

3 III 17.15 S : - O : Klien BAB 5x

sehari dengan

konsistensi encer

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi 1-3

1. Monitor tanda dan

gejala kekurangan

cairan

2. anjurkan keluarga

membantu klien

untuk sering

minum

3. Kolaborasi dengan

dokter

18.25 S : - O: Klien BAB 1x

dengan konsistensi

lembek

A: Masalah teratasi

P : Pertahankan

intervensi

Table 4.7 Evaluasi Keperawatan

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat kesenjangan antara konsep teori dan praktek yang ditemukan pada data

pasien Gastroenteritis akut. Pada konsep teori data yang tidak ditemukan dalam

studi kasus adalah demam, dan anus kadang lecet,diuresis. Sedangkan data yang

ditemukan dalam studi kasus tidak terdapat dalam teori adalah kurang nafsu

makan, pasien tampak meringis, terpasang infus.

2. Terdapat kesenjangan antara konsep teori dan praktek yang ditemukan pada

diagnosa keperawatan pasien Gastroenteritis akut. Pada Diagnosa Keperawatan

terdapat 4 diagnosa yang ditemukan dalam teori yaitu: Diare, Kurang volume

cairan, iritasi kulit atau jaringan, dan Nyeri. Sedangkan pada studi kasus

ditemukan 3 Diagnosa Keperawatan yaitu: Diare, ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh , dan defisit kekurangan volume cairan .

3. Dalam melaksanakan rencana keperawatan pada Nn.”F” dengan gangguan sistem

pencernaan: Gastroenteritis Akut mengacuh pada teori dan Masalah Keperawatan

yang muncul untuk mengurangi dan mencegah masalah pada klien dengan

memperhatikan kondisi klien.

4. Pelaksanaan Rencana Keperawatan pada Nn “F” dengan gangguan Sistem

Pencernaan. Gastroenteritis Akut mengacu pada perencanaan dengan berpedoman

pada teori dan tetap mempertahankan kondisi klien, fasilitas yang ada dan

kebijakan rumah sakit.

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

74

5. Setelah dilakukan Evaluasi Keperawatan yang ditemukan pada kasus Nn “F”

dengan gangguan Sistem Pencernaan: Gastroenteritis Akut dapat teratasi dan

didefinisikan adanya kesenjangan antara Teori dan Studi kasus.

B. SARAN

1. Diharapkan kepada perawat dalam memberikan pelayanan hendaknya

memperhatikan konsep manusia sebagai mahkluk yang unik, yang mempunyai

kebutuhan biologis, psikologis, dan social cultural, untuk itu petugas kesehatan

dalam melaksanakan tugas tidak hanya mementingkan kesembuhan klien tetapi

juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan klien selama di rawat di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.

2. Diharapkan kepada Rumah Sakit/Staf dalam mendignosa hasil pengkajin harus

betul-betul berpedoman pada data yang didapatkan agar Asuhan Keperawatan

yang diberikan sesuai dengan kondisi klien.

3. Diharapkan kepada pasien dan keluarga dalam Asuhan Keperawatan yang

diberikan kepada pasien harus sesuai dengan Diagnosa dan perencanaan yang

muncul melalui data yang diperoleh dari pengkajian.

4. Diharapkan kepada Institusi /pendidikan dalam melakukan pengkajian

keperawatan, ada baiknya melakukan pendekatan interpersonal terlebih dahulu

dengan pasien sehingga proses keperawatan, pengkajian, dapat berjalan sesuai

tujuan yang diharapkan.

5. Diharapkan kepada peneliti untuk mencapai hasil yang diharapkan, maka dalam

menyusun kriteria tujuan harus dibuat spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, dan

harus memperhitungkan waktu sehinggsa hasil evaluasi dapat dengan maksimal.

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah M, 2012. Medikal Bedah.Untuk Mahasiswa. Yogyakarta; DIVA

Press.

Arlinda dkk, 2016. Identifikasi Drug Relate Problem(DRPS). Palu: Universitas

Tadulako.

Bararah & Jauhar, 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi

Perawat Profesional jilid 2. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Diyono & Mulyanti, 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem

Pencernaan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Fadila, 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Haryono, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta:

Gosyen Publishing.

Herdman & Kamitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi

2015-2017 Edisi 10. Jakarta : EGC

Hestifariyanti, 2014. Anatomi Fisiologi Usus Halus. Diakses 25 January 2019

https://keluargalatifah.wordpress.com/2014/10/02/anatomi-fisiologi-

usus-halus/.

Karimah dkk, 2016. Analisis Ketetapan kode Diagnosis Penyakit Gastroenteritis

Acute Berdasarkan Dokumen Rekam Medis di R umah Sakit Balung

Jember. Surabaya: Politeknik Negeri Jember.

Kementerian Kesehatan RI, 2018. Data Dan Informasi Profil Kesehatan

Indonesia 2017.Jakarta:file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Data-dan

Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2017.pdf

Mubarak dkk, 2015. Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap dalam

Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction.

Rudi Haryono, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Sari Pediatri, 2018. Prevalensi Gangguan Elektrolit Serum Pada Pasien Diare

Dengan Dehidrasi Usia Kurang Dari Lima Tahun Di RSUP

Dr.Sardjito Tahun2013–2016https://saripediatri.org/index.php/sari

pediatri/article/view/1333/pdf

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

Suratun & Lusianah, 2010. Asuhan Keperawatan Klien gangguan sistem

Gastroentestinal. Jakarta: Trans Info Media.

Utami & Wulandari, 2015. Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Anak

Gastroenteritis Dehidrasi Sedang. Semarang: Poltekkes Bhakti Mulia

Sukoharjo.

Wijaya & Putri, 2013. KMB Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Wilkinson & Ahren, 2014. Buku Saku Diagnosis Kepeawatan Edisi 9. Jakarta:

EGC.

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

Lampiran 3

DOKUMENTASI

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id
Page 97: KARYA TULIS ILMIAH - lib.akpermpd.ac.id

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, maka saya berserdia untuk berpartisipasi sebagai

Responden Penelitian yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG

MENGALAMI GASTROENTERITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

DEHIDRASI’’ yang akan dilakukan oleh mahasiswa DIII Keperawatan AkperMappa Oudang

Makassar.

Nama : Agussalim

Nim : 1610066

Alamat : Btn aura Blok I 5 No.14

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi saya dan segala informasi

yang saya berikan dijamin kerahasiannya.

Saya memahami bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan untuk meningkatkan

Pelayanan Kesehatan secara Intensif dan meningkatkan Intervensi Keperawatan pada klien

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI GASTROENTERITIS

AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEHIDRASI”, karena itu jawaban yang saya

berikan adalah yang sebenarrnya.

Berdasarkan semua penjelasan di atas maka dengan ini saya menyatakan secara sukarela

bersedia menjadi Responden dan berpartisipasi aktif dalam penelitian ini.

Makassar,29 Januari 2019

( Responden )