KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

56
KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) DENGAN FUROSEMIDA SEBAGAI PEMBANDING FRISKA MARTHIO VANNI SIANIPAR P07539015074 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN FARMASI 2018

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

KARYA TULIS ILMIAH

UJI EFEK DIURETIK PERASAN BAWANG PUTIH

(Allium sativum L.) TERHADAP MENCIT

(Mus musculus) DENGAN FUROSEMIDA

SEBAGAI PEMBANDING

FRISKA MARTHIO VANNI SIANIPAR

P07539015074

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN FARMASI

2018

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

KARYA TULIS ILMIAH

UJI EFEK DIURETIK PERASAN BAWANG PUTIH

(Allium sativum L.) TERHADAP MENCIT

(Mus musculus) DENGAN FUROSEMIDA

SEBAGAI PEMBANDING

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma III Farmasi

FRISKA MARTHIO VANNI SIANIPAR

P07539015074

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN FARMASI

2018

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : UJI EFEK DIURETIK PERASAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) PADA MENCIT (Mus musculus) DENGAN FUROSEMIDA SEBAGAI PEMBANDING

NAMA : FRISKA MARTHIO VANNI SIANIPAR

NIM : P07539015074

Telah Diterima Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji

Medan, 2018

Menyetujui

Pembimbing

Drs. Jafril Rezi, M.Si,Apt.

NIP. 195604081996031001

Ketua Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Medan

Dra.Masniah, M.Kes, Apt

NIP. 196204281995032001

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : UJI EFEK DIURETIK PERASAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) DENGAN FUROSEMIDA SEBAGAI PEMBANDING

NAMA : Friska Marthio Vanni Sianipar NIM : P07539015074

Karya Tulis Ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Akhir

Program Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes

Medan, Juli 2018

Penguji I Penguji II

Rosnike Merly Panjaitan, ST,M.Si Rini Andarwati, SKM, M.Kes

NIP. 196605151986032003 NIP. 197012131997032001

Ketua Penguji

Drs. Jafril Rezi, M.Si, Apt NIP. 1956040819966031001

Ketua Jurusan Farmasi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Dra.Masniah, M.kes, Apt

NIP. 196204281995032001

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

iv

SURAT PERNYATAAN

UJI EFEK DIURETIK PERASAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) DENGAN FUROSEMIDA

SEBAGAI PEMBANDING

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan unntuk di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2018

Friska Marthio Vanni Sianipar

P07539015074

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

v

MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTH

PHARMACY DEPARTMENT

SCIENTIFIC PAPER, August 2018

Friska Marthio Vanni Sianipar

Test of dieuretic effect of Garlic juice (Allium sativum) On Mice (Mus Musculus) Using Furosemide As Comparison.

xiv + 41 Pages + 4 Tables + 1 Graph + 12 Images + 5 Attachments

ABSTRACT

Diuretics are substances that can increase the volume of urine released through direct work on the kidneys. Garlic (Allium sativum L.) is one of the plants that is efficacious as a diuretic. This study aimed to find out the effectiveness of garlic (Allium sativum L.) juice as a diuretic.

This research was an experimental study using purposive sampling technique. About 20 mice were divided into 5 treatment groups. Each group was given 80% of garlic juice, 40% and 20%, solution of Furosemide and Aquadest orally and the urine volume was measured in an interval of 30 minutes for 4 hours.

The results showed that the administration of garlic juice with a concentration of 80%, 40% and 20% increased the volume of urine. Garlic juice concentration of 80% produced the best amount of urine compared to concentrations of 40% and 20%. Based on these results, it can be concluded that garlic juice is effectiveness as diuretic.

Keywords: Garlic (Allium sativum L.), diuretic, Garlic Juice

Reference: 10 (1979- 2016)

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

vi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN FARMASI KTI, Agustus 2018 Friska Marthio Vanni Sianipar

Uji Efek Dieuretik Perasan Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Mencit (Mus musculus) Dengan Furosemida Sebagai Pembanding. xiv + 41 Halaman + 4 Tabel + 1 Grafik + 12 Gambar + 5 Lampiran

ABSTRAK

Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran air seni melalui kerja langsung terhadap ginjal. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai diuretik yaitu bawang putih (Allium sativum L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perasan bawang putih (Allium sativum L.) berkhasiat sebagai diuretik. Penelitian ini merupakan penelitian bersifat eksperimental dengan pengambilan sampel secara purposive, sebanyak 20 ekor mencit yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok diberi perasan bawang putih 80%, 40% dan 20%, larutan Furosemida dan Aquadest secara oral dan ukur volume urin selang waktu 30 menit selama 4 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PBP dengan konsentrasi 80%, 40% dan 20% meningkatkan volume urin. Perasan bawang putih konsentrasi 80% menghasilkan jumlah urin yang paling baik dibandingkan konsentrasi 40% dan 20%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa perasan bawang putih memiliki efektivitas sebagai diuretik. Kata kunci : Bawang putih (Allium sativum L.), diuretik, Perasan Bawang Putih Daftar bacaan : 12 ( 1979- 2016)

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan baik. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Uji Efek

Dieuretik Perasan Bawang Putih (Allium sativum L) Terhadap Mencit (Mus

musculus) Dengan Furosemida Sebagai Pembanding”.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratandalam menyelesaikan program pendidikan diploma III di Politeknik

Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Farmasi.

Dalam menyelesaikan karyatulis ilmiah initidak lepas dari dukungan,

dorongan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Medan.

2. Ibu Dra. Masniah, Apt., M.Kes selaku Ketua Jurusan Farmasi Politeknik

Kesehatan Medan

3. Ibu Dra. D. Elysa Putri Mambang, M.Si, Apt . Selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa

Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan.

4. Bapak Drs. Jafril Rezi, M.Si, Apt. Selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah

yang selalu memberikan masukan serta bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dan selama melakukan penelitian

serta telah mengantarkan penulis mengikuti Ujian Akhir Program (UAP).

5. Ibu Rosnike Merly Panjaitan, ST, M.Si selaku penguji I Karya Tulis Ilmiah

dan Ujian Akhir Program (UAP) yang telah memberikan saran dan

masukan kepada penulis.

6. Ibu Rini Andarwati, SKM, M.Kes. selaku penguji II Karya Tulis Ilmiah dan

Ujian Akhir Program (UAP) yang telah memberikan saran dan masukan

kepada penulis.

7. Teristimewa kepada kedua orangtua yang penulis cintai dan sayangi

Ayahanda Martogi Sianipar, S.pd dan Ibunda Dra. Mariati Pasaribu serta

abang penulis Zulimar Eben Syahputra Sianipar yang telah banyak

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

viii

memberikan motivasi dan dukungan baik moral, material, maupun doa

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Sahabat – sahabat terbaik Penulis Dongan Situmorang, Melfa Pasaribu,

Tri Manalu, Husor Situmorang, Sri simarmata. Yang selalu ada bersama

penulis dalam melewati suka maupun duka dan memberikan motivasi

serta doa selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

9. Seluruh mahasiswa maupun kerabat penulis khususnya stambuk 2015

dan teman satu bimbingan penulis Cici sidauruk, Desi Siburian, Tio Dora

simatupang, Seli Simanjuntak yang telah memberikan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun

demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan

penulis berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2018

Penulis

Friska Marthio Vanni Sianipar

NIM P07539015074

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

ABSTRACT ........................................................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

BABII Tinjuan Pustaka .................................................................................... 4

2.1 Uraian Tumbuhan ......................................................................................... 4

2.1.1 Bawang Putih .......................................................................................... 4

2.1.2 Nama Lain dan Nama Daerah ................................................................ 4

2.1.3 Sistmatika Bawang Putih ........................................................................ 5

2.1.4 Morfologi Tumbuhan ............................................................................... 5

2.1.5 Manfaat-manfaat Tumbuhan .............................................................. 6

2.1.6 Kandungan Kimia Bawang Putih ............................................................... 8

2.2 Diuretik .......................................................................................................... 8

2.2.1 Pengertian Diuretik ................................................................................. 8

2.2.2 Pembentukan Kemih (urin) ..................................................................... 9

2.2.3 Mekanisme Kerja Diuretik ....................................................................... 10

2.2.4 Penggolongan Diuretik ........................................................................... 11

2.2.5 Penggunaan Diuretik .............................................................................. 11

2.2.6 Efek Samping Diuretik ............................................................................ 12

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

x

2.2.7 Obat-Obat Diuretik ...................................................................................... 12

2.3 Uraian Bahan Obat Yang Digunakan .................................................................. 13

2.3.1 Furosemida .................................................................................................... 13

2.4 Hewan Percobaan ............................................................................................... 14

2.4.1 Cara Perlakuan Terhadap Hewan Percobaan .............................................. 14

2.4.2 Mencit ............................................................................................................. 15

2.5 Kerangka Konsep ................................................................................................ 16

2.6 Definisi Operasional ............................................................................................. 17

2.7 Hipotesis .............................................................................................................. 17

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 18

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................................ 18

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 18

3.3 Populasi dan Pengambilan Sampel

Penelitian ................................................................................................................... 18

3.3.1 Populasi ......................................................................................................... 18

3.3.2 Pengambilan Sampel ..................................................................................... 18

3.4 Alat dan Bahan Yang Digunakan ........................................................................ 19

3.4.1 Alat ................................................................................................................. 19

3.4.2 Bahan ............................................................................................................. 19

3.4.3 Hewan Percobaan ......................................................................................... 19

3.5 Pembuatan Sediaan Perasa Bawang Putih ........................................................ 20

3.6 Pembuatan dan Perhitungan Volume Sediaan Larutan Furosemida .... 21

3.6.1 Pembuatan Larutan Furosemida ................................................................... 21

3.6.2 Perhitungan Volume Larutan Furosemida .................................................... 21

3.6.3 Pemberian Volume Pada Mencit ................................................................... 21

3.7 Prosedur Kerja .................................................................................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 23

4.1 Hasil ..................................................................................................................... 23

4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 30

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Volume Pemberian Larutan Furosemida dengan PBP 80%, 40% dan

20% dan Aquadest yang di induksi dengan NaCl 0,9 % b/v. ............... 23

Tabel 4.1.2 Data Pengamatan Volume Urine Mencit Setelah Pemberian Larutan

Furosemida, PBP, dan Aquadest yang di induksi dengan NaCl 0,9

% b/v. .................................................................................................... 24

Tabel 4.1.3 Rata-rata VUT ( Volume Urine Tertampung) Tiap 30’ Menit selama

4 jam ........................................................................................................ 25

Tabel 4.1.4 Data Persentase Kriteria Khasiat Diuretik Berdasarkan Kelompok

Perlakuan Selama 4 jam ..................................................................... 26

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Rata-rata VUT (Volume Urine Tertampung) ml

Tiap 30 menit ............................................................................................. 25

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3.1 Rumus Bangun Furosemida ........................................................ 13

Gambar 1. Bawang putih (Allium sativum L.) ...................................................... 31

Gambar 2. Mencit (Mus musculus) ..................................................................... 31

Gambar 3. Penimbangan Bawang Putih ( Allium sativum L.) .............................. 32

Gambar 4. Penimbangan Berat Badan Mencit (Mus musculus) ........................ 32

Gambar 5. Larutan Furosemida ........................................................................... 33

Gambar 6. Perasan Bawang Putih 80% ............................................................... 33

Gambar 7. Perasan Bawang Putih 40% ............................................................... 34

Gambar 8. Perasan Bawang Putih 20% ............................................................... 34

Gambar 9. Pemberian Obat Secara Oral Pada Mencit........................................ 35

Gambar 10. Alat Penampung Urin ....................................................................... 35

Gambar 11. Volume Urine Tertampung (VUT) .................................................... 36

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia ………...37

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ......................................................................... 38

Lampiran 3. Herbarium Hasil Identifikasi Tumbuhan .......................................... 39

Lampiran 4. Kartu Laporan Pertemuan Bimbingan KTI ...................................... 40

Lampiran 5. Ethical Clearance ............................................................................ 41

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaan sumber daya

alam yang melimpah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki tersebut kemudian

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan hidup sehari-hari

diantaranya sebagai tumbuhan obat. Penggunaan bahan obat yang berasal dari

tumbuhan semakin meningkat karena aman dikonsumsi dan bila digunakan secara

tepat.

Menurut Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 pasal 1 ayat 9 tentang

kesehatan, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari

alam seperti tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian

(galerik) yang dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit. Oleh sebab itu

kecenderungan masyarakat untuk menggunakan obat tradisional yang berasal dari

alam atau herbal dalam pemeliharaan kesehatan, kebugaran dan pengobatan

semakin meningkat.

Banyak sekali tumbuhan berkhasiat yang berupa bumbu dapur, tanaman

hias, tanaman sayuran dan tanaman buah yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan

obat.Salah satu nya tumbuhan yang berupa bumbu dapur yaitu Bawang putih

(Allium sativum L.)yang berkhasiat sebagai pelancar air seni (diuretik).

Bawang putih ( Allium sativum L.) merupakan salah satu bumbu dapur yang

banyak digunakan sebagai bumbu masakan oleh masyarakat. Pemanfaatan bawang

putih tidak hanya popular pada masa kini, tetapi juga sudah berlangsung sejak

dimulainya peradaban manusia.Hipocrates mengungkapkan bahwa pada zaman

babilonia dan yunani, bawang putih biasa dipakai sebagai obat untuk

menyembuhkan sembelit dan pelancar air seni (Syamsiah dan Tajudin, 2003).

Adapun bagian yang paling sering digunakan adalah umbinya.Umbi bawang

putih ini mengandung senyawa aktif yang juga berperan memberi aroma pada

bawang putih yaitu alisin. Zat tersebut yang membuat bawang putih berbau

menyengat pada saat segar dan berbau harum apabila ditumis.

Pemanfaatan serta khasiat dari bawang putih (Allium sativum L.) sudah

dikenal dalam kehidupan sehari- hari sejak dahulu.

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

2

Bawang putih telah banyak berperan dalam peningkatan kesejahteraan

manusia dan mempunyai khasiat sebagai obat tradisional. Adapun kegunaan serta

khasiat dari umbi bawang putih sebagai obat flu,obat batuk, tukak lambung, infeksi

saluran kencing, obat sakit gigi,sembelit, obat masuk angin, obat bisul,

memperlancar air seni, menurunkan tekanan darah tinggi, dan sebagai penyedap

makanan (Syamsiah dan Tajudin, 2003).

Bawang putih merupakan jenis tanaman yang tidak memberi efek panas

pada kulit. Zat aktif yang ada pada bawang putih yang berperan memberi aroma

bawang putih yang khas adalah alisin, karena alisin mengandung sulfur, alisin yang

terkandung dalam bawang putih juga merupakan zat aktif yang dapat membunuh

mikroba secara efektif, seperti kuman penyebab infeksi (flu atau demam).

Sementara itu, kehebatan bawang putih sebagai obat diduga kerena

kombinasi dua senyawa yang ada di dalamnya, yakni alisin dan scordinin.Alisin

berfungsi sebagai antibiotik alami yang sanggup membasmi berbagai macam dan

bentuk mikroba.Scordinin memiliki kemampuan meningkatkan daya tahan tubuh dan

pertumbuhan tubuh. Selain itu kandungan kimia lain yang ada dalam bawang putih

per 100 g adalah saltivine, selenium, scordinin, minyak atsiri, dan saponin, sulfur,

vitamin dan mineral, allicin dan aliin.

Alicin dan aliin merupakan zat yang terkandung didalam umbi bawang putih

yang berkhasiat juga berkaitan dengan daya anti kolestrol untuk mencegah jantung

koroner, serta memperlancar air seni.

Diuretik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi,

sifat atau penyebab naiknya laju urinasi dan pengeluaran air seni serta menambah

kecepatan pembentukan urine.

Diuretik digunakan pada semua keadaan peningkatan pengeluaran urin,

khusus nya pada hipertensi digunakan untuk mengurangi volume darah sehingga

tekanan darah menurun dan digunakan juga pada pederita gagal jantung. Secara

empiris 6 – 10 gr (± 5ml) bawang putih mengobati gangguan urine, bawang putih

diyakini berasal dari Asia terutama dari kawasan yang beriklim subtropics di wilayah

cina dan jepang, akan tetapi bumbu yang beraroma tajam ini sangat popular untuk

kuliner dan pengobatan tradisional di wilayah Indonesia.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “Uji Efek

Dieuretik Perasan Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Mencit (Mus

musculus) Dengan Furosemida Sebagai Pembanding”.

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

3

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah perasan bawang putih (Allium sativum L.) memiliki khasiat diuretik

terhadap mencit (Mus musculus) sebagai hewan percobaan?

2. Pada konsentrasi berapa perasan bawang putih (Allium sativum L.) memiliki

khasiat sebagai diuretik terhadap mencit (Mus musculus) dibandingkan dengan

Furosemida.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk Meneliti bawang putih (Allium sativum L.) berkhasiat sebagai diuretik

terhadap mencit (Mus musculus) sebagai hewan percobaan.

2. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa perasan bawang putih (Allium

sativum L.) memiliki khasiat sebagai diuretik dibandingkan dengan Furosemida.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai riferensi bagi peniliti selanjutnya

2. Untuk menambah bahan informasi bagi masyarakat

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bawang Putih

2.1.1 Uraian Tumbuhan

Bawang putih merupakan tumbuhan yang tidak asing lagi.Hampir semua

masakan yang ada di Nusantara ini memakai umbi berwarna putih ini sebagai

penyedap rasa. Di dunia pengobatan tradisional, bawang putih juga sudah

dikenal,bahkan sering dipakai oleh masyarakat sebagai obat tradisonal yang

memiliki khasiat untuk mengobati beberapa penyakit .

Bawang putih sebenarnya bukan tanaman asli Indonesia.Tanaman ini

diperkirakan berasal dari Asia Tengah, seperti Jepang dan Cina yang beriklim

subtropis.Dari sini, bawang putih menyebar keseluruh Asia, Eropa, dan akhirnya

keseluruh dunia.

Jenis bawang putih yang banyak ditanam di Indonesia ada tiga varietas yang

telah dikenal unggul, yaitu lumbu hijau dan lumbu kuning untuk dataran tinggi, serta

lumbu putih untuk dataran rendah. Varietas lain yang ada merupakan modifikasi dari

ketiga varietas tersebut dan diberi nama sesuai daerah asal penamaanya (Syamsiah

dan Tajudin, 2003).

2.1.2 Nama Lain dan Nama Daerah

Begitu terkenalnya bawang putih, hampir seluruh masyarakat di Indonesia

mengenalnya.Bahkan, hampir setiap manusia yang hidup dipermukaan bumi ini

mengenal bawang putih.Disebabkan letaknya yang tersebar diseluruh dunia, orang

menyebut berbeda-beda, tergantung dari bahasa yang dipakai di wilayah tersebut.

Di Indonesia, karena bahasa daerah yang ada cukup banyak, sebutan untuk

bawang putih juga banyak. Berikut ini bebrapa nama bawang putih sesuai dengan

daerah tumbuhnya (Syamsiah dan Tajudin, 2003). :

Jawa (Bawang putih) ; Sunda (Bawang bodas) ; Madura (Bhabang pote) ; Karo :

(Lasuna) ; Minang (Dasun putih) ; Bali (Kasuma) ; Makasar (Lasuna kebo).

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

5

2.1.3 Sistematika Bawang putih

Diviso : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Liliales

Familia : Liliaceae

Genus : Allium

Species : Allium sativum L.

2.1.4 Morfologi Tumbuhan

Bawangputih merupakan nama latin Allium sativum Linn. Sativum berarti

dibudidayakan, karena alliumyang satu ini diduga merupakan keturunan dari

bawang liar Alium longicurpisRegel. Keluarga atau genus Alium sebenarnya ada

sekitar 500 jenis, lebih dari 250 jenis di antaranya termasuk bawang-

bawangan.Tanaman bawang putih bias ditemukan dalam bentuk terna

(bergerombol), tumbuh tegak, dan bias mencapai ketinggian 30-60 cm. Adapun

beberapa bagian dari tanaman bawang putih sebagai berikut:

1. Daun bawang putih berupa helai-helai (seperti pita) memanjang ke atas.

Jumlah daun setiap tanaman bisa mencapai lebih dari 10 helai. Bentuknya

pipih rata, tidak berlubang, berbentuk runcing-runcing di ujung atasnya, dan

agak melipat ke dalam (ke arah panjang atau membujur), serta membentuk

sudut di permukaan bawahnya.

2. Batang bawang putih merupakan batang semu yang panjang (bisa mencapai

30 cm) dan tersusun dari pelepah daun yang tipis tetapi kuat, batang

tanaman ini sebenarnya merupakan batang batang pokok tidak sempurna

(rundimeter) dengan pangkal atau bagian dasarnya berbentuk cakram.

3. Akar bawang putih terletak dibatang pokok, tepatnya dibagian dasar umbi

atau pangkal dasar umbi atau pangkal umbi yang berbentuk cakram. Sistem

perakarannya berupa akar serabut (monokotil) yang pendek-pendek dan

menghujam ke dalam tanah tidak terlalu dalam.

4. Siung dan Umbi berada di dekat pusat batang pokok bagian bawah, tepatnya

diantara daun muda dekat pusat batang pokok, terdapat tunas-tunas. Dari

tunas inilah akn tumbuh umbi-umbi kecil yang disebut siung. Siung ini

tumbuh secara bergerombol membentuk umbi. Umbi bawang putih berbentuk

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

6

mirip gasing. Umbi bawang putih terdiri dari siung yang jumlahnya banyak

dan tersusun secara tidak beraturan. Setiap umbi mempunyai 3-36 siung,

setiap umbi besar mempunyai siung sekitar 3-12 siung.

5. Bunga bawang putih berupa bunga majemuk, bertangkai, berbentuk bulat,

dan menghasilkan biji untuk keperluan generatif. Tangkai bunga bawang

putih biasanya tidak tersembul keluar, bunganya hanya kelihatan dari luar

sebagian, bahkan sering tidak kelihatan sama sekali dan sering sekali bunga

dari tanaman ini tidak berbentuk karena sudah gugur sewaktu masih dalam

tahap tunas bunga.

Dari beberapa bagian tanaman bawang putih tersebut, sampai saat ini yang

banyak dipakai adalah memanfaatkan umbinya sebagai bumbu masak maupun

sebagai obat tradisional (Syamsiah dan Tajudin, 2003).

2.1.5 Manfaat-Manfaat Bawang Putih

1. Bawang sebagai obat

Berbagai jenis bawang termasuk bawang putih sudah digunakan sebagai obat

herbal sejak zaman dahulu.Zat yang terkandung dalam bawang putih dapat

membantu membunuh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif dan dapat

membunuh mikroba secara efektif, seperti kuman penyebab infeksi flu,

gastroensentis, atau demam (Syamsiah dan Tajudin, 2003).

2. Menurunkan gula dalam darah

Senyawa belerang yang terdapat dala bawang putih bersifat mengencerkan

darah.Jika darah lebih encer, risiko penyumbatan pembuluh darah dapat

ditekan.Sementara itu, alisin merupakan senyawa yang dapat membuat butir darah

merah lebih licin dan tidak menggumpal, sehingga mampu mencegah penumpukan

deposit lemak di dinding pembuluh darah.Pada akhirnya, peredaran darah menjadi

lancar tanpa ada hambatan. Efeknya, gula darah dalam darah tidak berlebih,tekanan

darah normal, suplai darah ke jantung lancar.

3. Menstabilkan sistem pencernaan yang terganggu

Bawang putih mempunyai kemampuan diuretik, yaitu memperlancar

pembuangan air dan kotoran yang tersisa selama proses pecernaan terganggu.

Bahkan, bisa membuang bakteri yang tidak baik dan cacing dari pencernaan dan

usus. Di samping itu, diallyl sulphide yang terkandung dalam bawang putih

membantu hati memproses senyawa kimia beracun, yang akan memerangi

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

7

penyebab kanker, melunakkan jaringan hati, dan melancarkan aliran darah. Sistem

pencernaan yang sehat akan memuat tubuh menyerapbahan makanan secara

seimbang, sehingga tubuh mampu meningkatkan kekuatan untuk menangkal segala

macam penyakit (Syamsiah dan Tajudin, 2003).

4. Meningkatkan Daya tahan tubuh

Bawang putih mengandung gizi yang sangat banyak.Kandungan tersebut beserta

alisin mampu meningkatkan stamina.Scordinin merupakan senyawa kompleks yang

berfungsi sebagi antioksidan, berperan dalam memberikan ketahanan tubuh dan

pertumbuhannya.

5. Mengobati nyeri sendi dan Sakit neuralgia

Vitamin B1 yang dikandung bawang putih mampu mengurangi rasa sakit

dipersendiaan.Disamping itu, bisa mengurangi rasa sakit neuralgia (sakit pada saraf

kepala) jika unsur alisinnya cukup kuat sampai ke pusat sel-sel saraf dari wilayah

yang terkena.

6. Mencegah radang selaput otak belakang dan Menghambat penuaan sel otak

Ekstrak bawang putih menekan kerusakan neuron di sel otak.Pada saat usia

pertumbuhan, kombinasi alisin dan scordinin merangsang neuron-neuron otak.

7. Mengobati batuk dan Tuberkulosis

Senyawa alisin pada bawang putih ternyata berfungsi sebagai antimikroba

spectrum luas. Alisin dalah senjata alam untuk melawan infeksi yang disebabkan

amuba,jamur, atau virus. Alisin memiliki mekanisme molekuler untuk memblokade

aktivitas enzim yang menyebabkan infeksi dan gangguan metabolisme, yakni enzim

cysteine proteinase dan enzim alkohol dehidrogenase, Enzim cysteine proteinase

merupakan penyebab utama infeksi.Dengan demikian, alisin mampu menghambat

virus yang menyebabkan batuk dan tuberkulosis.

8. Mengobati tukak lambung

Bakteri Helicobacter pylori, yakni bakteri menyebabkan tukak lambung.Dalam

mengobati tukak lambung ini, bawang putih dapat mengatasinya dengan adanya zat

alisin yang terkandung pada bawang putih.Alisin merupakan suatu antibiotika alami

yang bisa mencegah tumbuhnya dan bahakn menghancurkan bakteri helicobacter

pylori.

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

8

9. Mengobati sariawan

Sariawan umumnya disebabkan kekurangan vitamin C sehingga daya tahan

tubuh melemah.Akibatnya, serangan bakteri di dalam tubuh tidak bisa dilawan.Salah

satu efek yang sering timbul dari kejadian itu dalah sariawan.Di siamping itu,

bawang putih mampu membunuh bakteri penyabab sariawan tersebut, karena zat

sulfur yang dimiliki bawang putih termasuk zat antibakeri.

2.1.6 Kandungan Kimia Bawang Putih

Kandungan kimia lain yang ada didalam bawang putih per 100 g sebagai berikut:

1. Air dengan jumlah 66,2-71,0 g.

2. Kalori 95,0-122 kal.

3. Kalsium yang bersifat meenangkan sehingga cocok sebagai pencegah

hipertensi, sebesar 26-42 mg.

4. Saltivine yang bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta

merangsang susunan sel.

5. Sulphur 60-120 mg.

6. Protein 4,5-7 g.

7. Lemak 0,2-0,3 g.

8. Karbohidrat 23,1-24,6 g.

9. Fosfor 15-109 mg.

10. Besi 1,4-1,5 mg.

11. Vit A, B, dan C.

12. Kalium 346-377 mg

13. Selenium.

14. Scordinin.

2.2 Diuretik

2.2.1 Pengertian Diuretik

Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluran kemih

(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal (Tjay dan Raharja, 2007). Isitilah

diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan

volume urine yang diproduksi dan yang kemuda menunjukkan jumlah

pengeluaran(kehilangan) zat-zat terlarut air.

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

9

Fungsi Utama diuretik adalah untuk memobilasi cairan edema, yang berarti

mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrak

sel kembali menjadi normal (Departemen Farmakologidan Terapeutik, 2007).

Diuretik bekerja dengan membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak natrium

dalam urin. Tubuh kemudian mencoba mengimbangi jumlah ini dengan

meningkatkan konsentrasi natrium, dengan menambahkan lebih banyak air untuk

urin dari aliran darah selama proses pembentukan urin. Ada beberapa khasiat

kriteria diuretik yaitu diuretik kuat, diuretik sedang dan diuretik lemah.

2.2.2 Pembentukan Kemih (urin)

Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan

mengeluarkan dari dalam darah semua zat asing dan sisa pertukaran zat dari tubuh

sendiri.Pengeluaran zat-zat ini sebagai larutan dalam air kemih (Tjay dan Raharja,

2007).

Fungsi penting lainnya adalah meregulasi kadar garam dan cairan tubuh.

Ginjal merupakan organ tubuh yang terpenting untuk mengatur homeostatis, yaitu

suatu kesetimbangan dinamis diantara cairan di dalam dan diluar sel-sel yang

terutama tergantung dari pertukaran Na+.Ion-ion ini terutama berada di luar sel

dalam cairan antara sel dan dalam plasma darah, sedangkan ion kalium sebaliknya.

Pembentukan urine dari daerah secara sederhana terdiri dari :

1. Filtrasi glomerulus

2. Reabsorbsi

3. Ekskresi selektif dan tubulus

Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah kedalam glomeruli

(gumpalan kapiler), yang terletak di bagian kulit luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli

inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, gara

dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi ini mengandung banyak air serta

elektrolit ditampung di wadah (kapsul bowman) yang mengelilingi tiap gumpalan

seperti corong dan disalurkan melalui pipa kecil (tubuli).

Tubuli ini teridiri dari bagian proksimal dan distal, yang letaknya masing-

masing dekat dan jauh dari glomerulus dan kedua bagian ini di hubungi oleh sebuah

lengkungan yang disebut henle’s loop.Disini terjadi penarikan kembali secara aktif

dan air dan komponen yang masih penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam

kemudian dikembalikan ke darah melalui kapiler yang meliputi tubuli tersebut.Zat-zat

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

10

yang tidak berguna, seperti sampah perombakan dari metabolisme tidak diserap

kembali.

Dengan demikian, ultrafiltrat yang setiap harinya di hasilkan rata-rata 180 liter

oleh seorang dewasa,dipekatkan hingga lebih kurang 1 liter air kemih, sisanya lebih

dari 99% di reabsorbsi dikembalikan pada darah.

2.2.3 Mekanisme Kerja Diuretik

Kabanyakan diuretik bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium,

sehingga pengeluarannya lewat kemih dan demikian juga dari air diperbanyak.

Obat- obat ini bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi juga di tempat lain, yakni di:

1. Tubuli proksimal.

Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang di sini direabsorpsi secara

aktif untuk lebih kurang 70%, antara lain ion-Na+ dan air, begitu pula glukosa

dan ureum.Karena reabsorpsi berlangsung secara propersional, maka

susunan filtrat tidak berubah dan tetap isotonis terhadap plasma. Diuretik

osmotis (manitol,sorbitol) bekerja di sini dengan merintangi reabsorpsi air dan

juga natrium.

2. Lengkungan Henle

Dibagian menaik henle’s loopini ca 25% dari semua ion Cl-yang telah di filtrasi

direabsorpsi secara aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif dari Na+ dan K+,

tetapi tanpa air, sehingga menjadi hipotonis. Deuretik lengkungan, seperti

furosemida, bumetanida, dan etakrinat, bekerja terutama di sini merintangi

transport Cl-dan demikian reabsorpsi Na+. Pengeluaran K+ dan air juga

diperbanyak.

3. Tubuli distal

Dibagian pertama segmen ini, Na+ di reabsorpsi secara aktif pula tanpa air

hingga filtrat menjadi lebih cair dan lebih hipotonis.Senyawa thiazida dan

klortalidon bekerja di tempat ini dengan memperbanyak ekskresi Na+ dal Cl-

sebesar 5-10%. Di bagian kedua segmen ini, ion Na+ ditukarkan dengan ino K+

atau NH4+ proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron.

Antagonis aldosteron (spironolakton) dan zat-zat penghemat kalium (amilorida,

triamteren) bertitik kerja di sini dengan mengakibat ekskresi Na+ (kurang dari

5%) dan retensi k+ .

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

11

4. Saluran pengumpul

Hormon antidiuretik ADH (vasopresin) dari hipofise bertitik kerja di sini dengan

jalan mempengaruhi permeabilitasbagi airdari sel-sel saluran ini.

2.2.4 Penggolongan Diuretik

Pada umumnya,diuretik dibagi beberapa kelompok, yakni :

1. Diuretik lingkungan: Furosemida, Bumetanida dan Etakrinat.

Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agaksingkat (4-60 jam).Banyak

digunakan pada keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru.Bila

dosis dinaikkan efek diuresisnya senantiasa bertambah.

2. Darivat thiazida: Hidroklorothiazida, Klorotalidon, Mefrusida, Indapamida,

Xipamida (Diurexan) dan klopamida.

Efeknya lebih lemah dan lambat, juga lebih lama (6-48 jam) dan terutam

digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung. Obat

ini memiliki efek datar yang artinya bila dosis optimal dinaikkan lagi, efek

dieresis, penurunan tekanan darah tidak bertambah.

3. Diuretika penghemat kalium : Antagonis aldosteron, Amilorida

Efek obat ini hanya lemah dan khusus dikombinasikan dengan diuretik lainnya

guna menghemat ekskresi kalium.

4. Diuretika osmotis : Manitol dan sorbitol

Obat-obat ini hanya direabsorbsi sedikit oleh tubuli, hingga reabsorbsiair juga

terbatas.Efeknya adalah dieresis osmotis dengan ekskresi air tinggi dan

ekskresi Na+ relatif sedikit.

5. Perintang Karbonanhidrase : Asetazolamida

Zat ini merintangi enzim karboanhidrase di tubuli proksimal, sehingga di

samping karobonat, juga Na dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan

dengan air (Tjay dan Raharja, 2007).

2.2.5 Penggunaan Diuretik

Diuretik digunakan pada semua keadaan dimana dikehendakinya

peningkatan pengeluaran air, contohnya pada Hipertensi. Digunakan untuk

mengurangi volume darah seleuruhnya sehingga tekanan darah menurun dan pada

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

12

gagal jantung yang bercirikan peredaran darah tidak sempurna dan terdapat cairan

berlebihan di jaringan, akibatnya tertimbun dan terjadi udema.

2.2.6 Efek Samping Diuretik

Efek- efek samping utama yang dapat diakibatkan diuretik adalah :

1. Hipokalemia, yaitu kekurangan kalium darah.

Gejala kekurangan kalium ini berupa kelemahan otot, kejang-kejang, obstipasi,

anoreksia, kadang-kadang juga aritmia jantung tetapi gejala ini tidak terlalu

sering terjadi.

2. Hiperurikemia akibat retensi asam urat dapat terjadi pada semua diuretika

kecuali Amilorida. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya persaingan antara

diuretikum dengan asam urat mengenai transpornya di tubuli.

3. Hiperglikemia dapat terjadi pada pasien diabetes, terutama pada dosis tinggi

akibat dikuranginya metabolisme glukosa.

4. Hiperlipidemia ringan dapat terjadi dengan peningkatan kadar kolesterol total

5. Hiponatriemia, akibat dieresis yang terlalu pesat dan kuat, kadar plasma dapat

menurun keras. Gejalanya dapat berupa rasagelisah, kejang otot, haus, latergi

(selalu mengantuk), dan kolaps.

6. Lain-lain: gangguan lambung usus (mual, muntah, diare), rasa letih, nyeri

kepala, pusing, dan terkadang terjadi reaksi alergi kulit.

2.2.7 Obat - Obat Diuretik

1. Furosemide : Furosemida, Lasix, Impungan

2. Asam etakrinat : Edecrin

3. Hidroklorthiazida : HCT, Esidrex

4. Klortalidon : Hygroton

5. Spironolakton : Aldactone, Letonal

6. Amilorida : Puritrid, Midamor

7. Triamteren : Dytac

8. Asetazolamida : Diamox

9. Mannitol : Manitol

10. Daun kumis kucing:Orthosiphoni folium (Tjay dan Raharja, 2007).

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

13

Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu

pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat

dan cara kerjanya pada system biologis.

2.3 Uraian Bahan Obat Yang Digunakan

2.3.1 Furosemida

Furosemida dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi ringan dan

sedang, karena dapat menurunkan tekanan darah (Siswandono, 1995).

Rumus bangun :

Gambar 2.3.1 Rumus Bangun Furosemida

Rumus molekul : C12H11CIN2O5S

Berat molekul : 330,74

Nama kimia : Asam 4-kloro-N-furfuril-5-sulfamoilantranilat

Pemerian :Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau,hampir

tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam kloroform p, larut

dalam 75 bagian etanol (95%) P, dan dalam 850 bagian eter

P, larutdalam larutan alkali hidroksida.

Mekanisme kerja : Furosemida adalah suatu devirat asam antranilat yang

efektif sebagai diuretik. Mekanisme kerja furosemida adalah

menghambat penyerapan kembali natrium oleh tubuli

ginjal.Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium,

klorida, kalium dan tidak mempengaruhi tekanan darah yang

normal.

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

14

Indikasi :Digunakan untuk menurunkan volume darah dan cairan

dengan cara meningkatkan ekskresi NaCl da air. Selain itu

dapat juga diberikan untuk edema paru kuat, edema yang

disebabkan penyakit jantung kongesti, edema ginjal,

sinisishepatis, nefrotik, sindrom, hipertensi, dan

hiperkalsemia.

Kontra indikasi : Uria dan Hipersensitifitas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Diuretikum (Farmakope Indonesia Edisi III 2010).

2.4 Hewan Percobaan

Percobaan-percobaan yang dilakukan dalam penelitian tentang pengetahuan

obat-obatan secara biologis sangat membutuhkan hewan percobaan yang sehat dan

berkualitas.Hewan percobaan adalah spesies hewan yang dipelihara di laboratorium

secara intensif untuk digunakan pada penelitian baik bidang obat-obatan ataupun

zat kimia yang berbahaya bagi manusia.

Beberapa macam hewan yang dijadikan hewan percobaan, seperti mencit,

tikus, merpati, kelinci dan marmut.Selain itu juga hewan besar seperti kerbau, dan

sinpase untuk tujuan khusus pada percobaan diagnosa dan pelajaran tentang

hewan.

Cara mendapatkan hewan percobaan yang sehat dan berkualitas standart

maka dibutuhkan beberapa fasilitas dalam pemeliharaannya,antara lain:

1. Fasilitas kandang yang bersih

2. Makanan dan minuman yang bergizi cukup

3. Pengembangbiakan yang terkontrol

4. Peliharaan hewan itu sendiri

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dari hewan tersebut, misalnya faktor

penyakit, faktor lingkungan dan faktor obat yang juga disediakan.

Ada enam cara pemeliharaan dan pengembangbiakan hewan percobaan

sehingga didapat hewan yang benar-benar standart untuk digunakan di

laboratorium, antara lain :

1. Adanya pengawasan terhadap lingkungan hewan.

2. Adanya pengawasan terhadap kesehatan hewan.

3. Adanya pengawasan terhadap staf/pegawai yang memelihara.

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

15

4. Adanya pengawasan terhadap makanan dan minuman yang diberikan.

5. Adanya pengawasan terhadap sistem tatalaksana dan pembiakannya.

6. Adanya pengawasan terhadap kualitas hewan.

2.4.1 Cara perlakuan Terhadap Hewan Percobaan

1. Perlakukan hewan percobaan dengan lembut dan jangan disakiti. adaptasikan

mencit selama 2 minggu.

2. Jika ingin menggunakan kembali hewan percobaan yang telah dipakai, mungkin

diperbolehkan untuk menghemat biaya, tetapi dapat dipakai lagi setelah 14 hari

didalam tubuh hewan terdahulu obat sudah habis keluar.

3. Tandai bagian ekor mencit dengan spidol. Beri tanda yang berbeda pada setiap

mencit agar tidak berulang-ulang member perlakuan.

2.4.2 Mencit

Percobaan ini menggunakan mencit sebagai hewan percobaan. Mencit

dalam sistematika diklasifikasikan sebagai berikut :

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Genus : Mus

Spesies: Mus musculus

Mencit berasal dari mencit liar yang mempunyai warna bulu agouti (abu-abu),

sedangkan pada mencit laboratorium lainnya berwarna putih.Mencit hidup dalam

daerah yang penyebarannya cukup luas mulai iklim dingin, sedang, maupun panas

dan dapat hidup dalam kandang.Mencit merupakan salah satu hewan percobaan

yang sering digunakan dalam penelitian.

Mencit laboratorium mempunyai berat badan yang hampir sama dengan

mencit liar. Saat ini terdapat berbagai warna bulu, glur, dan berat badan yang

berbeda-beda setelah diternakkan secara efektif selama 80 tahun yang lalu. Mencit

sebagai hewan percobaan sangat praktis untuk penelitian kuantitatif, karena sifat

yang mudah berkembang biak. Selain itu, mencit juga dapat digunakan sebagai

hewan untuk mempelajari seleksi terhadap sifat-sifat kuantitatif.

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

16

Menjaga mencit tetap sehat ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam

merawat kesehatan mencit, antara lain:

1. Lingkungan hidup harus aman dan sehat,seperti kandang yang kering dan

ventilasi yang baik

2. Makanan yag diberikan harus bermutu baik takarannya cukup

3. Keadaan mencit diamati setiap hari, bila ada gejala mencit yang kurang sehat

segera diatasi.

2.5 Kerangka Konsep

VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

Gambar 2.5 Kerangka Konsep

Larutan Furosemida

Perasan Bawang Putih 80 %

Perasan Bawang Putih 40 %

Perasan Bawang Putih 20 %

Aquadest

D

I

U

R

E

T

I

K

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

17

2.6 Definisi Operasional

1. Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih

(deuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal, pengeluaran kemih diukur

dengan menggunakan glass ukur.

2. Perasan Bawang putih adalah bawang putih yang sudah dikupas dan dicuci

bersih lalu diperas dengan menggunakan alat juice ekstractor, untuk

memperoleh cairan perasan bawang putih dengan pemberian larutan PBP (ml)

sesuai dengan berat badan mencit .

3. Furosemida adalah turunan sulfonamida berdaya dieresis kuat dan bertitik kerja

lingkungan henle bagian menaik, dengan pemberian larutan furosemida (ml)

sesuai dengan berat badan mencit.

4. Aquadest sebagai control negatif, dengan pemberian larutan aquadest (ml)

sesuai dengan berat badan mencit.

2.7 Hipotesis

Perasan Bawang Putih ini mempunyai efek diuretik.

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

18

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan

desain postest only control group desain (Notoatmojo, 2012). Dalam rancangan ini

perlakuan atau intervensi, telah dilakukan kemudian dilakukan pengukuran

(observasi) atau postest terhadap hasilnya. Perlakuan adalah sebagai variabel

bebas dan hasil sebagai variabel terikat.Dengan perlakuan menguji efek dieuretik

Perasan Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap mencit (Mus musculus) sebagai

hewan percobaan dengan furosemida sebagai pembanding.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Medan, Jln. Airlangga No. 20 Medan.Waktu penelitian dilakukan selama

dua bulan dari bulan April sampai bulan Juni 2018.

3.3 Populasi dan pengabilan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi yang diuji dalam penelitian adalah bawang putih yang terdapat di

Pajak Kuala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan Sumatera Utara.

3.3.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel ini dilakukan secara purposive sampling yaitu

pengambilan sampel tanpa mempertimbangkan tempat tumbuh dan letak

geografisnya. Sampel yang diambil adalah umbi bawang putih yang ukurannya

seimbang dan segar, bawang putih yang digunakan sebagai sampel adalah bawang

putih jenis lokal yang diperoleh dari Pajak Impres Kuala Bekala Kecamatan Medan

Johor Kota Medan Sumatera Utara.

Jumlah ulangan dari tiap kelompok perlakuan akan di hitung menggunakan

Rumus Federer. Kelompok perlakuan berjumlah tiga (80%, 40% dan 20%), satu

kelompok kontrol negatif (Aquadest) dan kontrol positif (Furosemida).

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

19

Dalam penelitian ini sampel di kelompokkan dalam 5 perlakuan, besar nya

sampel yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan Rumus Federer sebagai

berikut: (n-1) (t-1) ≥ 15 ; dengan t = jumlah perlakuan ; n = jumlah percobaan

(ulangan).

(n-1) (t-1) ≥ 15

(n-1) (5-1) ≥ 15

4n-4 ≥ 15

4n ≥ 19

n ≥ 4

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel keseluruhan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 20 ekor mencit.

3.4 Alat dan Bahan yang digunakan

3.4.1 Alat

1. Beaker glass 250 ml

2. Corong

3. Erlenmeyer

4. Gelas ukur 10 ml, 25 ml, 250 ml

5. Juice Extractor

6. Kandang mencit

7. Labu tentukur

8. Spuit 3 ml

9. Sonde oral mencit

10. Stopwatch

11. Timbangan hewan (mencit)

3.4.2 Bahan

1. Perasan bawang merah 80%, 40%, 20%

2. Furosemida ampul 20 mg

3. Aquadest

3.4.3 Hewan Percobaan

Mencit yang berat 20-35 g

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

20

3.5 Pembuatan Sediaan Perasan Bawang Putih

Cara pembuatannya sebagai berikut : Terlebih dahulu bawang putih dikupas

dari kulitnya, kemudian dibersihkan dengan air mengalir hingga bersih. Bawang

putih yang sudah dibersihkan ditimbang sebanyak 200 gr. Kemudian diperas

dengan menggunakan alat juice extractor diperoleh 100% perasan bawang putih

murni sebanyak 100 ml.

Berikut perhitungan konsentrasi bawang putih 80%,40%,20% :

1. Untuk Membuat 25 ml perasan bawang putih dengan konsentrasi 80%

dibuat dengan pengenceran dari perasan bawang putih 100%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100% = 25 ml x 80%

V1 x 100 =

= 20 ml

Ambil 20 ml perasan bawang putih 80%, masukkan ke dalam labu tentukur

dan cukupkan dengan 25 ml Aquadest.

2. Untuk Membuat 25 ml perasan bawang putih dengan konsentrasi 40%

dibuat dengan pengenceran dari perasan bawang putih 100%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100% = 25 ml x 40%

V1 x 100 =

= 10 ml

Ambil 10 ml perasan bawang putih 40%, masukkan ke dalam labu tentukur dan

cukupkan dengan 25 ml Aquadest.

3. Untuk Membuat 25 ml perasan bawang putih dengan konsentrasi 20%

dibuat dengan pengenceran dari perasan bawang putih 100%

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 100% = 25 ml x 20%

V1 x 100 =

= 5 ml

Ambil 5 ml perasan bawang putih 20%, masukkan ke dalam labu tentukur dan

cukupkan dengan 25 ml Aquadest.

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

21

3.6 Pembuatan dan Perhitungan Volume Sediaan Larutan Furosemida

3.6.1 Pembuatan Larutan Furosemida

1. Furosemidayang digunakan adalah furosemida ampul 20 mg.

2. Dilarutkan dengan aquadest ad 50 ml

3.6.2 Perhitungan Volume larutan Furosemida

1. Berdasarkan Farmakope Indonesia, dosis furosemida untuk manusia adalah

40 mg.

2. Berdasarkan table konversi, dosis untuk mencit 20 g dibandingkan dengan

manusia = 0,0026

3. Dosis satu kali pakai untuk mencit 20 g, yaitu:

= 40 mg x 0,0026

= 0,104 mg

Maka, volume larutan furosemida ampul yang diberikan untuk satu ekor

mencit yaitu dengan melarutkan satu ampul furosemida dengan sediaan

volume sebanyak 2 ml (dosis 10mg/ml) dalam 50 ml aquadest, sehingga

dapat dibuat perhitungan sebagai berikut:

x ml

= 0,26 ml

3.6.3 Pemberian Volume Obat Pada Mencit

1. Perhitungan Pemberian Volume Larutan NaCl 0,9% b/v

2. Perhitungan Pemberian Volume Larutan Furosemida

3. Perhitungan Pemberian Volume Perasan Bawang Putih 80%

4. Perhitungan Pemberian Volume Perasan Bawang Putih 40%, 20% dan

Aquadest pada mencit dihitung seperti diatas.

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

22

3.7 Prosedur Kerja

1. Mencit dipuasakan selama 6 jam

2. Mencit yang digunakan ditimbang, dicatat beratnya masing-masing dan

diberi tanda

3. Hitung volume perasan bawang putih dan dosis larutan injeksi Furosemida

4. Semua mencit diberikan larutan NaCl 0,9 % b/v dengan volume yang

berdasarkan berat badan mencit

5. Mencit 1, 2, 3, 4 diberi larutan injeksi Furosemida

6. Mencit,5, 6,7,8 diberi Perasan Bawang Putih dengan konsentrasi 80%

7. Mencit 9,10,11,12 diberi Perasan Bawang Putih dengan konsentrasi 40%

8. Mencit13,14,15,16 diberi Perasan Bawang Putih dengan konsentrasi 20%

9. Mencit 17,18,19,20 diberi Aquadest

10. Tempatkan masing-masing mencit di dalam kandang metabolisme

11. Catat waktu awal mula obat bekerja

12. Catat VUT (Volume Urine Tertampung) tiap 30 menit selama 4 jam

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Setelah dilakukan peneltian, lalu diuji beberapa konsentrasi untuk masing-

masing perasan bawang putih. Hasil uji masing-masing konsentrasi tersebut

menunjukkan bahwa PBP (Perasan Bawang Putih) mengalami penambahan

volume urine pada mencit sebagai hewan percobaan.

Hasil Percobaan ditunjukkan pada table berikut ini.

Tabel 4.1.1 Volume Pemberian Larutan Furosemida, Pemberian PBP dan Aquadest yang di induksi dengan NaCl 0,9 % b/v.

Mencit

Berat Mencit (g)

Perlakuan

NaCl 0,9%

Volume Larutan Furosemida

Volume PBP 80%

Volume PBP 40%

Volume PBP 20%

Volume Aquadest

1 24.67 0,32 ml 0,32 ml

2 24,50 0,31 ml 0,31 ml

3 24,30 0,31 ml 0,31 ml

4 23,78 0,30 ml 0,30 ml 5 23,89 0,31 ml 0,31 ml

6 23,80 0,30 ml 0,30 ml

7 23,40 0,30 ml 0,30 ml

8 24,50 0,30 ml 0,30 ml 9 22,61 0,29 ml 0,29 ml

10 21,50 0,27 ml 0,27 ml

11 22,71 0,29 ml 0,29 ml

12 23,65 0,30 ml 0,30 ml 13 20,63 0,26 ml 0,26 ml

14 21,50 0,27 ml 0,27 ml

15 22,67 0,29 ml 0,29 ml

16 22,45 0,29 ml 0,29 ml 17 20,70 0,26 ml 0,26 ml

18 21,81 0,28 ml 0,28 ml

19 21,35 0,27 ml 0,27 ml

20 22,55 0,29 ml 0,29 ml

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

24

Tabel 4.1.2 Data Pengamatan Volume Urine Mencit Setelah Pemberian Larutan Furosemida, Pemberian PBP dan Aquadest yang di induksi dengan NaCl 0,9 % b/v.

Perlakuan

VUT Tiap 30’ Menit (ml)

30 60 90 120 150 180 210 240

Larutan Furosemida di induksi dengan NaCl 0,9 % (I)

Mencit 1 0 0,4 0,6 0,8 0,96 1,02 1,10 1,13

Mencit 2 0 0,4 0,65 0,85 0,97 1,03 1,08 1,11

Mencit 3 0 0,4 0,55 0,8 0,95 1,00 1,11 1,13

Mencit 4 0 0,4 0,55 0,8 0,90 1,00 1,06 1,10

Volume Urine Rata-rata 0 0,4 0,58 0,81 0,94 1,01 1,08 1,11

Larutan PBP 80% di induksi dengan NaCl 0,9 % (II)

Mencit 5 0 0,1 0,3 0,56 0,75 0,88 1,00 1,09

Mencit 6 0 0,3 0,28 0,68 0,7 0,84 1,00 1,07

Mencit 7 0 0,32 0,35 0,37 0,4 0,8 1.02 1,03

Mencit 8 0 0,3 0,3 0,5 0,74 0,87 1,02 1,04

Volume Urine Rata-rata 0 0,25 0,30 0,52 0,64 0,84 1,01 1,05

Larutan PBP 40% di induksi dengan NaCl 0,9 % (III)

Mencit 9 0 0,2 0,3 0,45 0,6 0,75 0,8 0,8

Mencit 10 0 0,2 0,25 0,3 0,5 0,61 0,7 0,78

Mencit 11 0 0,23 0,2 0,36 0,5 0,67 0,73 0,75

Mencit 12 0 0,1 0,25 0.38 0,4 0.58 0,6 0,67

Volume Urine Rata-rata 0 0,18 0,25 0,37 0,5 0,65 0,70 0,75

Larutan PBP 20% di induksi dengan NaCl 0,9 % (IV)

Mencit 13 0 0 0,1 0,25 0,3 0,4 0,43 0,5

Mencit 14 0 0 0,1 0,2 0,25 0,31 0,37 0,43

Mencit 15 0 0 0,1 0,15 0,2 0,22 0,35 0,4

Mencit 16 0 0 0,15 0,2 0,25 0,3 0,43 0,5 Volume Urine Rata-rata 0 0 0,11 0,2 0,25 0,30 0,39 0,45

Aquadest di induksi dengan NaCl 0,9 % (V)

Mencit 17 0 0 0 0 0,2 0,2 0,23 0,2

Mencit 18 0 0 0 0 0,1 0,2 0,23 0,25

Mencit 19 0 0 0 0 0,1 0,2 0,2 0,25

Mencit 20 0 0 0 0 0,1 0,1 0,1 0,23

Volume Urine Rata-rata 0 0 0 0 0,12 0,17 0,19 0,23

Keterangan :

PBP : Perasan Bawang Putih

VUT : Volume Urine Tertampung

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

25

Tabel 4.1.3 Rata-rata VUT (Volume Urine Tertampung) Tiap 30’ Menit selama 4 jam.

Perlakuan Rata-rata

VUT

VUT Tiap 30’ Menit (ml)

30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’ 210’ 240’

Larutan Furosemida

0 0,4 0,58 0,81 0,94 1,01 1,08 1,11

PBP 80% 0 0,25 0,30 0,52 0,64 0,84 1,01 1,05

PBP 40% 0 0,18 0,25 0,37 0,5 0,65 0,70 0,75

PBP 20% 0 0 0,11 0,2 0,25 0,30 0,39 0,45

Aquadest 0 0 0 0 0.12 0,17 0,19 0,23

Grafik 1. Rata-rata VUT (Volume Urine Tertampung) ml Tiap 30 menit

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

30' 60' 90' 120' 150' 180' 210' 240'

Rat

a-r

ata

VU

T (m

l)

Waktu (menit)

Grafik Rata-rata VUT (ml)

L. Furosemida

PBP 80 %

PBP 40 %

PBP 20 %

Aquadest

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

26

Tabel 4.1.4 Data Persentase Kriteria Khasiat Diuretik Berdasarkan

Kelompok Perlakuan Selama 4 Jam.

Kelompok Mencit % Rata-rata % Rata-rata Kelompok

Kriteria Khasiat

Larutan Furosemida di induksi dengan

NaCl 0,9 % (I)

Mencit 1 234,3 %

239,5 % Diuretik

Kuat

Mencit 2 245,1 %

Mencit 3 238,7 %

Mencit 4 240 %

Larutan PBP 80% di induksi dengan NaCl 0,9 % (II)

Mencit 5 187 %

190 % Diuretik Kuat

Mencit 6 200 %

Mencit 7 176 %

Mencit 8 196,6 %

Larutan PBP 40% di induksi dengan NaCl 0,9 % (III)

Mencit 9 165,5 %

147,2 %

Diuretik Kuat

Mencit 10 151,8 %

Mencit 11 148,2 %

Mencit 12 123,3 %

Larutan PBP 20% di induksi dengan NaCl 0,9 % (IV)

Mencit 13 92,3 %

75,1 %

Diuretik Lemah

Mencit 14 74 %

Mencit 15 58,6 %

Mencit 16 75,8 %

Aquadest di induksi dengan NaCl 0,9 % (V)

Mencit 17 38,4 %

30,1 % Diuretik Lemah

Mencit 18 32,1 %

Mencit 19 29,6 %

Mencit 20 20,6 %

Rumus Persentase Volume Urin = VUT/VOB x 100%

Keterangan:

VUT = Volume urine tertampung

VOB = Volume obat yang di berikan

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

27

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan uji efek diuretik. Diuretik sendiri berfungsi

sebagai obat yang dapat menambah kecapatan pembentukan urin dengan kata

lain adalah berfungsi meningkatkan produksi urin. Berdasarkan pengamatan dari

hasil penelitian daya kerja diuretik injeksi furosemida, perasan bawang puth dan

aquadest yang di induksi dengan NaCl 0,9 % b/v sebagai berikut :

1. Mencit 1, 2, 3, 4 diberi injeksi furosemid di induksi dengan NaCl

secara oral. Mencit 1, 2, 3 mengalami diuresis pada waktu menit ke

60. Volume urin M1= 1,13 ml, M2= 1,11 ml, M3= 1,13 ml dan M4=

1,10 ml selama 4 jam pengamatan. Pemberian larutan furosemida

dapat meningkatkan volume urin selama 4 jam pengamatan.

2. Mencit 5,6,7,8 diberi perasan bawang putih dengan konsentrasi 80%

di induksi dengan NaCl secara oral mengalami diuresis pada waktu ke

60. Volume urin M5=1,09 ml, M6= 1,07 ml, M7=1,03 ml, dan M8=1,04

ml selama 4 jam pengamatan. Perasan bawang putih 80% dapat

meningkatkan volume urin.

3. Mencit 9,10,11,12 diberi perasan bawang putih dengan konsentrasi

40% secara oral mengalami diuresis pada waktu ke 60. Volume urin

M9=0,8 ml, M10= 0,78 ml, M11=0,75 ml, dan M12=0,67 ml selama 4

jam pengamatan. Perasan bawang putih 40% dapat meningkatkan

volume urin.

4. Mencit 13,14,15,16 diberi perasan bawang putih dengan konsentrasi

20% di induksi dengan NaCl secara oral mengalami diuresis pada

waktu ke 90. Volume urin M13=0,5 ml, M14= 0,43 ml, M15=0,4 ml,

dan M16=0,5 ml selama 4 jam pengamatan. Perasan bawang putih

20% dapat meningkatkan volume urin.

5. Mencit 17,18,19,20 diberi Aquadest di induksi dengan NaCl secara

oral mengalami diuresis pada waktu ke 150 . Volume urin M17=0,2 ml,

M18= 0,25 ml, M19=0,25 ml, dan M20=0,23 ml selama 4 jam

pengamatan.

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

28

Dari rata-rata volume urin selama 4 jam dapat dilihat pada kelompok

perlakuan Aquadest diperoleh sebanyak 0,23 ml dan mengalami diuresis pada

menit ke 150, Larutan Furosemida sebanyak 1,11 ml dan mengalami diuresis

pada menit ke 60, PBP 80% sebanyak 1,05 ml dan mengalami diuresis pada

menit ke 60, PBP 40% sebanyak 0,75 ml dan mengalami diuresis pada menit ke

60, dan PBP 20% sebanyak 0,45 ml mengalami diuresis pada menit ke 90.

Diantara kelima kelompok perlakuan, Aquadest menunjukkan rata-rata volume

urin yang paling sedikit.Hal ini dikarenakan Aquadest tidak mengandung zat yang

dapat meningkatkan eksresi urin.Sedangkan diantara kelima kelompok

perlakuan, Larutan Furosemida menunjukkan rata-rata volume urin yang paling

banyak. Ini desebabkan Karena Furosemida bersifat diuretik kuat di mana

furosemida bertitik kerja dilingkungan henle bagian menaik. (Tjay, 2002)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa PBP mengalami kenaikan

dibandingkan Aquadest.Sedangkan untuk PBP 80% mengalami kenaikan yang

lebih baik dibandingkan PBP 40% dan PBP 20%.Dengan demikian Perasan

Bawang Putih memiliki efek diuretik.

Pada data hasil penelitian terlihat Bahwa volume urin yang dihasilkan PBP

80% hampir mendekati volume urin yang dihasilkan larutan furosemida. Hal ini

PBP 80% mempunyai efek diuretik yang tidak jauh berbeda dengan furosemida

dalam pengeluaran urin.

Kriteria khasiat diuretik dengan persentase 40%-80% berkhasiat Diuretik

Lemah, 81%-100% berkhasiat Diuretik Sedang, dan lebih dari 100% berkhasiat

Diuretik Kuat.

Dari data hasil persentase volume urin diatas dapat dikatagorikan bahwa

kelompok larutan Furosemida, Perasan bawang putih 80%,40% yang di induksi

dengan NaCl berkhasiat diuretik Kuat sedangkan perasan bawang putih 20% dan

aquadest yang di induksi dengan NaCl termasuk diuretik Lemah.

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perasan Bawang Putih memiliki efek diuretik.

2. Larutan Furosemida, PBP 80% dan 40% memiliki khasiat diuretik kuat

sedangkan PBP 20% dan Aquadest Memiliki khasiat diuretik lemah.

2. Mencit yang diberikan PBP dengan Konsentrasi 80% Mengalami Kenaikan

yang lebih baik dibandingkan PBP dengan konsentrasi 40% dan 20%.

3. Pemberian Larutan Furosemida menghasilkan efek diuretik lebih tinggi

dibandingkan PBP (Perasan Bawang Putih) dan Aquadest.

4. Aquadest Menghasilkan efek diuretik paling rendah.

5.2 Saran

1. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti khasiat lain dari

bawang putih ( Allium sativum L.) dan dalam sediaan lain.

2. Dapat mengkonsumsi bawang putih sebagai obat tradisonal diuretik.

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

30

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III.Jakarta

Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2007. FARMAKOLOGI DAN TERAPI.

FKUI Jakarta.

Menkes RI, 2009. Undang-Undang Kesehatan No 36 Pasal 1 ayat 9

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Pramitasari Mustika Rinjani, dkk. 2012. Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium

sativum L) Terhadap Perbaika Profil Lipid Pada Rattus norvegicus strain

wistar Hiperkolesterolemia. Fakultas Kedokteran Muhammadyah Malang.

Syamsiah, I, S, dan Tajudin, 2003.Khasiat & Manfaat Bawang Putih.Jakarta.

Agromedia Pustaka.

Siswandono dan Soekardjo, B,. 1995, Kimia Medisinal, Airlangga University

Press, Surabaya.

Tjay, T, H, dan Kirana, R, 2002.Obat-obat Penting. Edisi VI: Jakarta. PT. Alex

Media Komputindo.

Widya, N, Herlina dan Tim Solusi Alternatif,2011. Kitab Tanaman Obat

Nusantara. Yogyakarta, Medpress.

http://id.wikipedia.org/wiki/mencit (diakses 20 maret 2018)

http://resepkoki.id/2017/11/21/4-jenis-bawang-putih.com (diakses 20 maret 2018)

Azzamy, 2016.Tentang Bawang Putih dan Sejarah Penyebarannya

http://mitalom.com (diakses 26 maret 2018)

Zollavs, 2015.Konversi Dosis Antara Jenis Hewan Dan Manusia

http://zollavs.com (diakses 28 maret 2018)

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

31

GAMBAR

Gambar 1. Tumbuhan Bawang Putih

(Allium sativum L.)

Gambar 2. Mencit (Mus musculus )

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

32

Gambar 3. Penimbangan Bawang

Putih ( Allium sativum L.)

Gambar 4.Penimbangan Berat

Badan Mencit (Mus musculus).

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

33

Gambar 5. Larutan Furosemida.

Gambar 6. Perasan Bawang Putih 80%.

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

34

Gambar 7. Perasan Bawang Putih 40%.

Gambar 8. Perasan Bawang Putih 20%.

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

35

Gambar 9. Pemberian Obat Secara

Oral Pada Mencit.

Gambar 10. Alat Penampung Urin Mencit.

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

36

Gambar 11.Volume Urine Tertampung (VUT).

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

37

LAMPIRAN

Lampiran 1

Konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia

Diketahui / Dicari

Mencit 20 g

Tikus 200 g

Marmut 400 g

Kelinci 1,2 kg

Kera 4 kg

Anjing 12 kg

Manusia 70 kg

Mencit 20 g

1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9

Tikus 200 g

0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0

Marmut 400 g

0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5

Kelinci 1,2 kg

0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2

Kera 4 kg

0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1

Anjing 12 kg

0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1

Manusia 70 kg

0,0026 0,018 0,031 0,7 0,16 0,32 1,0

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

38

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

39

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

40

LAMPIRAN 4

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEK DIURETIK PERASAN …

41