KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK...

70
KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus) Oleh: DEVI ROCHMAWATI NIM: 201605010 PRODI DIPLOMA III FARMASI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK...

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

KARYA TULIS ILMIAH

UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK BUNGA ROSELLA

(Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP MENCIT JANTAN

(Mus musculus)

Oleh:

DEVI ROCHMAWATI

NIM: 201605010

PRODI DIPLOMA III FARMASI

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

i

KARYA TULIS ILMIAH

UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK BUNGA ROSELLA

(Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP MENCIT JANTAN

(Mus musculus)

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Ahli Madya Farmasi (A.Md.Farm)

Oleh :

DEVI ROCHMAWATI

NIM : 201605010

Oleh:

DEVI ROCHMAWATI

NIM: 201605010

PRODI DIPLOMA III FARMASI

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan

telah dinyatakan layak untuk mengikuti Ujian Sidang

KARYA TULIS ILMIAH

UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK BUNGA ROSELLA

(Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP MENCIT JANTAN

(Mus musculus)

Menyetujui,

Pembimbing I

(Yetti Hariningsih, M.Farm.,Apt)

NIS. 20170140

Mengetahui,

Ketua Program Studi D-III Farmasi

(Novi Ayuwardani, M.Sc.,Apt)

NIS. 20150128

Menyetujui,

Pembimbing II

(Rahmawati Raising, M.Farm Klin.,Apt)

NIS. 20180150

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Tugas Akhir (Karya Tulis Ilmiah)

dan dinyatakan telah memenuhi syarat memperoleh gelar A.Md.Farm

Pada Tanggal Agustus 2019

Dewan Penguji

1. Vevi Maritha, M.Farm., Apt :

Dewan Penguji

2. Yetti Hariningsih, M.Farm., Apt :

Penguji 1

3. Rahmawati Raising, M.Farm Klin., Apt :

Penguji 2

Mengesahkan,

Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Zaenal Abidin, S.KM, M.Kes (Epid)

NIS.20160230

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga

dapat terselesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Uji Efektivitas Diuretik

Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Mencit Jantan

(Mus musculus)”sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan

Ahli Madya Farmasi pada Program Studi D-III Farmasi STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun, yang telah memberikan kesempatan untuk

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu Novi Ayuwardani, M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi D-III

Farmasi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, yang telah memberikan

kesempatan untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibu Yetti Hariningsih, M.Farm.,Apt selaku Pembimbing I dan Ibu

Rahmawati Raising, M.Farm.Klin.,Apt selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingannya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

terselesaikan.

4. Ibu Vevi Maritha, M.Farm.,Apt selaku Dewan Penguji yang telah memberi

masukan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Kedua orangtua saya yang selalu memberikan dukungan baik secara moral

maupun material selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman-teman Program Studi D-III Farmasi yang memberikan dukungan

selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi semua pihak yang

memanfaatkannya dengan baik.

Madiun, Agustus 2019

Penulis

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

v

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Devi Rochmawati

NIM : 201605010

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam

memperoleh gelar ahli madya di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah

maupun belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan

daftar pustaka.

Madiun, Agustus 2019

Devi Rochmawati

NIM. 201605010

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Devi Rochmawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal lahir : Magetan, 18 Maret 1997

Agama : Islam

Alamat : Ds. Tulung Rt.04 Rw.02 Kec. Kawedanan,

Kab. Magetan

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 2002-2003 : TK Dharma Wanita Driyorejo

2003-2009 : SDN Driyorejo 02

2009-2012 : SMPN 1 Kawedanan

2012-2015 : SMK Berlian Nusantara Magetan

Riwayat Pekerjaan : 2015-2016 :Apotek Gelis Waras Gorang Gareng

Apotek Faza Farma Nguntoronadi

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

vii

ABSTRAK

Devi Rochmawati

UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.)

TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus)

Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) akibat

khasiat langsung terhadap ginjal. Diuretik adalah senyawa yang dapat meningkatkan volume urine

dan bekerja meningkatkan ekskresi ion-ion Na+, Cl- yang merupakan elektrolit utama dalam

cairan luar sel. Salah satu jenis tanaman yang diduga memiliki khasiat sebagai diuretik adalah

Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang termasuk dalam famili Malvaceae. Yang berperan

sebagai diuretik pada bunga rosella adalah zat antosianin, zat ini merupakan salah satu jenis

senyawa flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek diuretik ekstrak bunga

rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap mencit jantan putih (Mus Musculus).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan the post

test only control group design. Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan putih sebanyak 25

ekor dengan berat badan 20-30 gram. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok

kontrol negatif (CMC 0,5%), kelompok kontrol positif (Furosemide 0,13 mg), kelompok ekstrak

bunga rosella dengan dosis 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB. Pengukuran volume

urine dilakukan setelah pemberian perlakuan pada kelompok uji dan diamati setiap 2 jam sekali

selama 6 jam. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji anova dan uji post hoc.

Hasil analisa menunjukkan ada perbedaan yang bermakna dalam volume urine yang

dihasilkan tiap konsentrasi dengan nilai p=0,00 (p<0,05).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak bunga rosella dengan dosis 100

mg/kgBB memiliki efektivitas diuretik yang lebih optimal terhadap mencit jantan, daripada dosis

ekstrak bunga rosella 25 mg/kgBB dan 50 mg/kgBB.

Kata Kunci: Diuretik, Hibiscus sabdariffa L., Antosianin, Ekstrak Bunga Rosella

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

viii

ABSTRACT

Devi Rochmawati

DIURETIC EFFECTIVENESS TEST OF ROSELLA FLOWER EXTRACT

(Hibiscussabdariffa L.) ON WHITE MALE MICE (Mus musculus)

Diuretics are substances that can increase urinary output (diuresis) due to direct efficacy

of the kidneys. Diuretics are compounds that can increase urine volume and work to increase the

excretion of Na +, Cl- ions, which are the main electrolytes in fluid outside the cell. One type of

plant that is thought to have efficacy as a diuretic is Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) which

belongs to the family Malvaceae. What acts as a diuretic in rosella flowers is an anthocyanin

substance, this substance is one type of flavonoid compound. This study aims to determine the

diuretic effect of rosella (Hibiscus sabdariffa L.) flower extract on white male mice (Mus

Musculus).

This study is a laboratory experimental study with the design of the post test only control

group design. The test animals used were 25 male white mice with a body weight of 20-30 grams.

Test animals were divided into 5 groups, namely the negative control group (CMC 0.5%), positive

control group (Furosemide 0,13 mg), rosella flower extract group at a dose of 25 mg / kgBB, 50

mg / kgBB, and 100 mg / kgBB. Urine volume measurement is carried out after administration of

the treatment in the test group and observed every 2 hours for 6 hours. Sheet from the research

results were analyzed by ANOVA test and post hoc test.

The results of the analysis showed that there were significant differences in urine volume

produced by each concentration with a value of p = 0.00 (p <0.05).

The results of this study indicate that rosella flower extract at a dose of 100 mg / kgBB

has a more optimal diuretic effect on male mice, rather than a dose of rosella flower extract 25

mg/kgBB and 50 m/kgBB.

Keywords: Diuretic, Hibiscus sabdariffa L., Anthocyanin, Rosella Flower Extract

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

ix

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam ....................................................................................... i

Lembar Persetujuan ............................................................................................... ii

Lembar Pengesahan .............................................................................................. iii

Kata Pengantar ...................................................................................................... iv

Halaman Pernyataan.............................................................................................. v

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi

Abstrak .................................................................................................................. vii

Abstract ................................................................................................................ viii

Daftar Isi ............................................................................................................... ix

Daftar Tabel .......................................................................................................... xi

Daftar Gambar .......................................................................................................................... xii

Daftar Lampiran ....................................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bunga Rosella .......................................................................................... 5

2.1.1 Klasifikasi Bunga Rosella ............................................................... 5

2.1.2 Definisi Bunga Rosella ................................................................... 6

2.1.3 Morfologi Bunga Rosella ................................................................. 6

2.1.4 Kandungan Bunga Rosella .............................................................. 7

2.1.5 Antosianin ........................................................................................ 7

2.1.6 Manfaat Bunga Rosella .................................................................... 8

2.2 Diuretik ................................................................................................... 9

2.3 Furosemide .............................................................................................. 14

2.4 Carboxyl Methyl Cellulose ...................................................................... 15

2.5 Pemilihan Hewan Uji .............................................................................. 16

2.7 Simplisia Bunga Rosella ......................................................................... 17

2.7 Ekstraksi .................................................................................................. 18

2.8 Ekstraksi Dengan Metode Perkolasi ....................................................... 18

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA

3.1 Kerangka Konseptual .............................................................................. 24

3.2 Hipotesa Penelitian ................................................................................. 25

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 26

4.2 Populasi Sampel ........................................................................................ 26

4.3 Teknik Sampel .......................................................................................... 27

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................................ 27

4.5 Variabel Penelitian .................................................................................... 28

4.6 Waktu Dan Tempat Penelitian .................................................................. 28

4.7 Alat Dan Bahan ........................................................................................ 28

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

x

4.8 Prosedur Kerja .......................................................................................... 29

4.9 TehnikAnalisis Data ................................................................................. 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 33

5.2 Pembahasan .............................................................................................. 38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 42

6.2 Saran ........................................................................................................ 42

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43

LAMPIRAN .......................................................................................................... 46

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Ekstrak Bunga Rosella ...................... 34

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Antosianin Pada Ekstrak Bunga Rosella .................... 35

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Volume Urine .......................................................... 36

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Rosella ............................................................................... 5

Gambar 2.2 Struktur Kimia Antosianin ................................................................ 8

Gambar 2.3 Struktur Kimia Furosemide ............................................................... 15

Gambar 2.4 Struktur Carboxyl Methyl Cellulosa ................................................. 16

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 24

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................ 27

Gambar 5.1 Grafik Uji Diuretik ............................................................................ 37

Gambar 5.2 Hasil Persentase Uji Diuretik ............................................................ 37

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Bahan .............................................................................. 46

Lampiran 2 Determinasi Tanaman Bunga Rosella ................................................ 50

Lampiran 3 Bunga Rosella ..................................................................................... 51

Lampiran 4 Ekstraksi Bunga Rosella dengan Perkolator ....................................... 51

Lampiran 5 Ekstraksi denganRotary evaporator ................................................... 51

Lampiran 6 Ekstrak Kental Bunga Rosella ............................................................ 52

Lampiran 7 Hasil Uji Identifikasi .......................................................................... 52

Lampiran 8 Penimbangan hewan mencit ............................................................... 52

Lampiran 9 Pembuatan konsentrasi bahan ............................................................ 53

Lampiran 10 Pemberian perlakuan ke mencit ........................................................ 53

Lampiran 11 Hasil volume urine .......................................................................... 53

Lampiran 12 Hasil Analisa Statistik One way anova............................................. 54

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih

melalui kerja langsung terhadap ginjal, fungsi utamanya adalah memobilisasi

cairan udema, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa

sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal. Diuretik

diklasifikasikan berdasarkan tempat kerjanya (diuretik loop), khasiat (high-ceiling

diuretic), struktur kimia (diuretik tiazid), kesamaan kerja dengan diuretik lain

(diuretik mirip tiazid), efek terhadap ekskresi kalium (diuretik hemat kalium),dll.

Dalam penggunaan klinis, obat-obatan diuretik diindikasi untuk hipertensi, gagal

jantung, gagal ginjal, diabetes insipidus nefrotik, glaukoma, dsb. Pengobatan

diuretik dapat dilakukan dengan cara pengobatan herbal, dengan adanya kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pengobatan, penggunaan obat

tradisional masih banyak digemari oleh masyarakat karena cenderung kembali ke

alam dengan memanfaatkan berbagai tanaman obat. Penggunaan obat sintesis

dirasakan terlalu mahal serta dapat memberikan efek samping untuk ke depannya

(Jackson,2008., Tanu, 2009., Wasito, 2011).

Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai diuretik adalah bunga rosella

(Hibiscus sabdariffa L.) tanaman ini termasuk dalam famili malvaceae. Rosella

mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia diantaranya protein, lemak,

karbohidrat, flavonoid, asam, mineral dan vitamin.Rosella (Hibiscus sabdariffa

L.) menjadi populer pada saat ini karena hampir seluruh bagian tanamannya dapat

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

2

digunakan untuk kebutuhan pengobatan. Bunga rosella biasanya dikonsumsi

sebagai minuman teh dan memiliki khasiat untuk diuretik, antibakterial, agen

antijamur, antihipertensi, antitusif, untuk pengobatan batu ginjal. Kandungan

senyawa yang paling berperan dalam bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

adalah antosianin, gossipetin dan hibicin. Zat-zat itu dipercaya sebagai diuretik,

menurunkan kekentalan darah, menurunkan tekanan darah dan menstimulus

gerakan usus. Antosianin hanya terdapat pada tanaman dengan warna terang pada

setiap bagiannya mulai dari bunga, daun dan buah atau sayuran yang dapat

dimakan. Antosianin merupakan salah satu jenis senyawa flavonoid, serta

mempunyai pigmen tanaman yang larut air atau bersifat polar, sehingga dapat

larut pada pelarut polar pula seperti :etanol, air, dan methanol (Alarcon-Aguilar

dkk., 2006., Maryani, 2008., Susilowati, 2009., Samsudin dan Khoirudin, 2011.,

Junaedi, 2013., Putra, 2013).

Dalam penelitian ini metode ekstrasi yang digunakan adalah perkolasi, yaitu

proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut sesuai secara lambat

pada simplisia dalam suatu perkolator, agar zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan

biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan

pemanasan, dan dilakukan pada temperatur ruang. Cairan penyari yang digunakan

pada penelitian ini adalah etanol 96% karena bersifat polar yang banyak

digunakan untuk mengekstrak komponen polar suatu bahan alam dan dikenal

sebagai pelarut universal (Trifani, 2012).

Obat sintesis juga berperan pada pengobatan diuretik yaitu furosemid,

digunakan sebagai kontrol positif yang merupakan obat golongan loop diuretik

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

3

yang banyak digunakan untuk berbagai macam indikasi, diantaranya

antihipertensi, asites, sindrom kekurangan hormon antidiuretik, hiperkalemi, serta

dapat mengurangi udema perifer dan udema paru pada kompensasi gagal jantung

menengah sampai berat. Mekanisme kerja furosemide adalah menghambat

reabsorbsi natrium dan klorida di tubulus proksimal pada loop of Henle sehingga

dapat meningkatkan ekskresi air, sodium, klorida, magnesium dan kalsium (Neal,

2002).

Kontrol negatif yang digunakan adalah suspensi Carboxy Methyl Cellulose

(CMC) turunan dari selulosa dan sering digunakan sebagai penstabil dalam proses

pengolahan makanan. Suspensi CMC bekerja dengan cara memantapkan sistem

dispersi dalam bahan, yakni dengan menyerap air pada bahan sehingga tercipta

struktur yang kompak. Selain itu, suspensi CMC juga mampu meningkatkan

viskositas bahan dengan menambah berat molekul pada bahan (Kamal, 2010).

Penelitian sebelumnya dengan judul “Efek Diuretik Air Kelopak Bunga

Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada Tikus Wistar Jantan” membuktikkan ektrak

air kelopak bunga rosella dengan dosis 50 mg/kgBB memiliki sifat saluretik

dengan volume urin kumulatif selama 24 jam sebesar 271,406%, sedangkan pada

furosemid dosis 3,6 mg/kgBB sebesar 263,018% menggunakan metode Lipschitz

(Elin dkk., 2015).

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

4

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana efektivitas diuretik ekstrak bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) terhadap mencit jantan?

1.2.2 Pada dosis berapa ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

dapat memberikan efektivitas diuretik yang lebih optimal terhadap

mencit jantan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui efektivitas diuretik dari ekstrak bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) terhadap mencit jantan.

1.3.2 Mengetahui dosis ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

yang memberikan efektivitas diuretik yang lebih optimal terhadap

mencit jantan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan masyarakat mengetahui bahwa ekstrak

bunga rosella (Hisbiscus sabdariffa L.) dapat menjadi pilihan

pengobatan herbal sebagai diuretik.

1.4.2 Bagi Peneliti

Peneliti bisa memperoleh pengetahuan, wawasan dan membutikan

bahwa ekstrak bunga rosella (Hisbiscus sabdariffa L.) dapat

digunakan sebagai pengobatan diuretik, dan membandingkan tiap

dosis ekstrak bunga rosella (Hisbiscus sabdariffa L.) yang lebih

optimal.

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bunga Rosella(Hisbiscus sabdariffa L.)

2.1.1 Klasifikasi Bunga Rosella(Hisbiscus sabdariffa L.)

Gambar 2.1 Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)

(Yan and Wong, 2009)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Malvaceaes

Famili : Malvaceae

Genus : Hisbiscus

Spesies : Hisbiscus sabdariffa L.

Nama lokal : Rosella (Mardiah dkk., 2009).

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

6

2.1.2 Definisi Tanaman Rosella

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L.) adalah sejenis semak (perdu) yang

ada di seluruh wilayah tropis dunia.Bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa

Lynn), dikenal di berbagai negara dengan nama yang berbeda-beda, diantaranya

ialah, India Barat (Jamaican Sorrel ), Perancis (Oseille Rouge), Spanyol

(QuimbomboChino), Afrika Utara (Carcade), dan Senegal (Bisap), Indonesia

(Vinagreira, Zuring, Carcade, atau asam Citrun). Dalam bahasa Melayu, tanaman

ini dikenal dengan nama asam paya, asam kumbang atau asam susur. Tanaman

rosella memiliki dua varietas dengan budidaya dan manfaat yang berbeda, yaitu:

a. Hibiscus sabdariffa var. Altisima, rosella berkelopak bunga kuning.

b. Hibiscus sabdariffa var. Sabdariffa, rosella berkelopak bunga merah yang kini

mulai diminati petani dan dikembangkan untuk diambil bunga dan bijinya

sebagai tanaman herbal dan bahan baku minuman kesehatan (Comojime,

2008).

2.1.3 Ciri Morfologi Tanaman Rosella

Tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa L.) berbentuk semak, tegak, dan

tingginya 0,5-5m. Batangnya bulat, tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya

tunggal, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi beringgit, penampang bulat, dan

berwarna hijau. Bunganya tunggal, terletak di ketiak daun, kelopak bunga

dibentuk dari lima helai daun kelopak, pangkal berlekatan, berwarna merah, serta

mahkota bunga berbentuk corong. Buahnya berbentuk kotak, berambut, dan

berwarna merah. Akarnya tunggang dan berwarna putih (Hidayat, 2007).

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

7

2.1.4 Kandungan Bunga Rosella

Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga rosella adalah

pigmen antosianin yang merupakan bagian dari flavonoid yang berperan sebagai

antioksidan. Flavonoid kelopak bunga rosella terdiri flavanols dan pigmen

antosianin. Antosianin pada kelopak bunga rosella berada dalam bentuk glukosida

yang terdiri dari cyanidin-3-sambubioside, delphinidin-3-glucose, dan

delphinidin-3-sambubioside. Sementara itu, flavonols terdiri dari gossypectin,

hibiscetin, dan quercetia. Antosianin merupakan salah satu pewarna alami karena

merupakan zat berwarna merah, jingga, ungu, ataupun biru yang banyak terdapat

pada bunga dan buah-buahan (Hidayat dan Saati, 2006., Mardiah dkk., 2009.,

Hayati dkk., 2012., Kurniasih, 2013).

2.1.5 Antosianin

Antosianin merupakan salah satu pewarna alami karena merupakan zat

berwarna merah, jingga, ungu, ataupun biru yang banyak terdapat pada bunga dan

buah-buahan. Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki

kemampuan sebagai antioksidan. Antosianin adalah zat warna yang bersifat polar

dan akan larut pada pelarut polar. Antosianin lebih larut dalam air daripada dalam

pelarut non polar dan karakteristik ini membantu proses ekstraksi dan pemisahan.

Antosianin adalah senyawa satu kelas dari senyawa flavonoid yang secara luas

terbagi dalam polifenol tumbuhan, fungsi dari zat antosianin ini sebagai diuretik,

menurunkan kekentalan darah, dan menstimulus gerakan usus. Flavonoid-3-ol,

flavon, flavanon, dan flavanonol adalah kelas tambahan flavonoid yang berbeda

dalam oksidasi dari antosianin. Kestabilan antosianin tergantung pada banyak

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

8

faktor seperti suhu, pH,oksigen, penambahan gula, asam, dan adanya ion logam.

Proses pemanasan merupakan faktor terbesar yang menyebabkan kerusakan

antosianin (Santoso, 2006., Xavier dkk., 2008).

Gambar 2.2 Struktur Kimia Antosianin (Castaneda-Ovando dkk., 2009)

2.1.6 Manfaat Bunga Rosella

Bunga rosella dapat mengatasi berbagai macam penyakit, diantaranya

adalah menurunkan asam urat (gout), meredakan peradangan sendi (arthritis),

bersifat stomakik (merangsang selera makan), meningkatkan sistem syaraf dan

dapat meningkatkan daya ingat, dapat membantu menurunkan tekanan darah

tinggi (hypertensi), melancarkan buang air kecil (diuretik), sebagai anti

inflammantory yang kuat, mempunyai unsur antipyretik yang menurunkan panas

dalam, mempercepat pemecahan darah beku di otak, kandungan asiaticoside

(triterpene glycoside) dalam merangsang pembentukan lipid dan protein yang

amat berguna untuk kesehatan kulit. Asiaticosides diklarifikasikan juga sebagai

antibiotik, mengandung vitamin C, B, D, K beberapa mineral penting temasuk

magnesium, kalsium dan sodium, dapat meredakan dan menghilangkan batuk

kronis, menurunkan kolesterol, menghancurkan lemak, melangsingkan tubuh,

mengurangi kecanduan merokok, mencegah stroke dan hipertensi, mengurangi

stress, memperbaiki pencernaan, menghilangkan wasir, menurunkan kadar gula,

bersifat penetral racun, mencegah kanker, tumor, kista dan sejenis, maag

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

9

menahun, migrain, demam tinggi, cocok untuk ibu hamil guna membentuk

kecerdasan otak anak di dalam kandungan, dan lain-lain (Daryanto-Agrina, 2006).

2.2 Diuretik

Diuretik adalah zat-zat yang dapat menyebabkan bertambahnya

pengeluaran urine melalui mekanisme kerja langsung terhadap ginjal. Diuresis

memiliki dua pengertian yaitu menunjukkan adanya penambahan volume urine

serta menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air.

Secara umum diuretik dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu penghambat

mekanisme transport elektrolit (benzotiazid, diuretik kuat, diuretik hemat kalium,

dan penghambat karbonik anhidrase) dan diuretik osmotik (manitol, gliserin, dan

isosorbid). Kebanyakan diuretik bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium,

sehingga pengeluarannya lewat kemih (Tjay dan Rahardja, 2002., Nafrialdi,

2007).

Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli,tetapi juga ditempat lain, yaitu:

1. Tubuli proksimal

Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang disini direabsorpsi

secara aktif untuk lebih kurang 70%, antara lain ion Na+ dan air, begitu pula

glukosa dan ureum. Karena reabsorpsi berlangsung secara proporsional, maka

susunan filtrat tidak berubah dan tetapi sotonis terhadap plasma. Diuretik

osmotis (manitol, sorbitol) bekerja disini dengan menghambat reabsorpsi air

dan juga natrium (Tjay dan Rahardja, 2002).

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

10

2. Lengkungan Henle

Di bagian menaik Henles loop ini Ca+ 25% dari semua ion Cl yang telah

difiltrasi direabsorbsi secara aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif dari Na+ dan

K+, tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretik lengkungan,

seperti furosemide, bumetanida, dan etakrinat, bekerja terutama di lengkungan

Henle dengan merintangi transport Cl dan Na+. Pengeluaran K+ dan air juga

diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002).

3. Tubuli distal

Di bagian pertama segmen tubuli distal direabsorpsi secara aktif pula tanpa

air hingga filtrat menjadi lebih cair dan lebih hipotonis. Senyawa thiazida dan

klortalidon bekerja di tempat ini dengan memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl-

sebesar 5-10%. Di bagian kedua segmen tubuli distal, ion Na+ ditukarkan

dengan ion K+ atau NH4+, proses ini dikendalikan oleh proses anak ginjal

aldosteron (Tjay dan Rahardja, 2002).

4. Saluran pengumpul

Hormon antidiuretik ADH (vasopresin) dari hipofise bertitik kerja disini

dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dan sel-sel saluran ini (Tjay dan

Rahardja, 2002).

Berdasarkan cara bekerja Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :

a. Diuretik osmotik

Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang

mudah dan cepat diskskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai

diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat: (1) difiltrasi secara bebas oleh

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

11

glomerulus. (2) tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal. (3)

secara farmakologis merupakan zat yang inert, dan (4) umumnya resisten

terhadap perubahan-perubahan metabolik. Dengan sifat-sifat ini, maka diuretik

osmotik dapat diberikan dalam jumlah cukup besar sehingga turut menentukan

derajat osmolalitas plasma, filtrate glomerulus dan cairan tubuli (Aidan, 2008).

Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :

1. Tubuli proksimal

Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara

menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.

2. Ansa enle

Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat

reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula

menurun.

3. Duktus Koligentes

Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara

menghambat reabsorpsi natrium dan air, kecepatan aliran filtrat yang

tinggi, atau adanya faktor lain. Obat-obat ini direabsorpsi sedikit oleh

tubuli sehingga reabsorpsi air juga terbatas. Efeknya diuresis osmotik

dengan ekskresi air tinggi dan eksresi Na sedikit. Istilah diuretik osmotik

biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat

diekskresi oeh ginjal. Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea,

gliserin dan isosorbid (Aidan, 2008).

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

12

b. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase

Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat

reabsorpsi bikarbonat. Zat ini merintangi enzim karbonanhidrase ditubuli

proksimal, sehingga disamping karbonat, juga Na dan K diekskresikan lebih

banyak, bersamaan dengan air. Efek diuresisnya berdasarkan penghalangan

enzim karboanhidrase yang mengkatalis reaksi berikut:

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3

+

Akibat penghambatan itu di tubuli proksimal, maka tidak ada cukup ion

H+ lagi untuk ditukarkan dengan Na sehingga terjadi peningkatan ekskresi

Na,K,bikarbonat,dan air. Obat ini dapat digunakan sebagai obat antiepilepsi.

Resorpsinya baik dan mulai bekerja 1-3 jam dan bertahan selama 10 jam.

Waktu paruhnya dalam plasma adalah 3-6 jam dan diekskresikan lewat urine

secara utuh. Obat patennya adalah Miamox. Yang termasuk golongan diuretik

ini adalah asetazolamid, diklorofenamid (Aidan, 2008).

c. Diuretik golongan tiazid

Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada tubuli distal dengan cara

menghambat reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat, juga

lebih lama, terutama digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan

kelemahan jantung. Memiliki kurva dosisefek datar yaitu jika dosis optimal

dinaikkan, efeknya (diuresis dan penurunan tekanan darah) tidak

bertambah. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid,

hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid,

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

13

siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid (Aidan,

2008).

d. Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus

koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan

sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (spironolakton) atau

secara langsung (triamteren dan amilorida). Efek obat-obat ini lemah dan

khusus digunakan terkominasi dengan diuretik lainnya untuk menghemat

kalium. Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini

dihambat secara kompetitif oleh antagonis alosteron. Contoh obatnya

adalah spironolakton yang merupakan pengambat aldosteron mempunyai

struktur mirip dengan hormon alamiah. Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan

bertahan sampai beberap hari setelah pengobatan dihentikan. Daya diuretiknya

agak lemah sehingga dikombinasikan dengan diuretik lainnya. Pada gagal

jantung berat, spironolakton dapat mengurangi resiko kematian sampai 30%.

Resorpsinya di usus tidak lengkap dan diperbesar oleh makanan. Dalam hati,

zat ini diubah menjadi metabolit aktifnya, yang diekskresikan melalui kemih

dan tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya menjadi lebih panjang yaitu 20

jam. Efek sampingnya pada penggunaan lama dan dosis tinggi akan

mengakibatkan gangguan potensi dan libido pada pria dan gangguan haid pada

wanita. Contoh obat paten: Aldacton, Letonal (Aidan, 2008).

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

14

e. Diuretik kuat

Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian

dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium,

kalium, dan klorida. Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat

4-6 jam. Banyak digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema otak

dan paru-paru. Memiliki kurva dosis-efek curam, yaitu bila dosis dinaikkan

efeknya senantiasa bertambah. Contoh obatnya adalah furosemide yang

merupakan turunan sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat hipertensi.

Mekanisme kerjanya dengan menghambat reabsorpsi Na dan Cl di bagian

ascending dari loop Henle (lengkungan Henle) dan tubulus distal,

mempengaruhi sistem kontrasport Cl- binding, yang menyebabkan naiknya

eksresi air, Na, Mg, dan Ca. Contoh obat paten: frusemide, lasix,

impugan. Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemide dan

bumetamid (Aidan, 2008).

2.3 Furosemide

Furosemide merupakan turunan yang merupakan diuretik kuat dan bertitik

kerja dilengkungan Henle. Sangat efektif pada keadaan udema diotak dan paru-

paru yang akut. Mulai kerjanya pesat, oral dalam 0,5-1 jam dan bertahan 4-6 jam,

intravena dalam beberapa menit dan 2,5 jam lamanya. Efek samping yang umum

berupa gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk) dan kolaps. Pada

injeksi intravena terlalu cepat dan jarang terjadi ketulian (reversibel) dan

hipotensi.

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

15

Masa kerja furosemide biasanya 2-3 jam, sedang waktu paruhnya tergantung

pada fungsi ginjal. Karena agen ansa bekerja pada sisi luminal tubulus, respon

diuretik berkaitan secara positif dengan ekskresi urin. Sebagai efek diuretiknya

agen ansa mempunyai efek langsung pada peredaran darah melalui tatanan

beberapa vaskuler. Furosemide meningkatkan aliran darah di dalam korteks ginjal.

Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir kuning, tidak berbau. Kelarutan

praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton, dimetilformamida dan

larutan alkali hidroksida, larut dalam methanol, agak sukar larut dalam etanol,

sukar larut dalam eter, sangat sukar larut dalam kloroform (Katzung, 2001., Tjay

dan Rahardja, 2002., Kemenkes, 2014).

Gambar 2.3 Struktur Kimia Furosemide (Katzung, 2001)

2.4 Carboxyl Methyl Cellulose (CMC)

CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak

berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat

higroskopis. CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin. Pada

pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik

(reversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran Ph

CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendah

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

16

(<3), CMC akan mengendap Penambahan CMC berfungsi sebagai bahan

pengental, dengan tujuan untuk membentuk sistem dispersi koloid dan

meningkatkan viskositas. Dengan adanya CMC ini maka partikel-partikel yang

tersuspensi akan terperangkap dalam sistem tersebut atau tetap tinggal

ditempatnya dan tidak mengendap oleh pengaruh gaya gravitasi. CMC salah satu

bahan tambahan pangan yang sering digunakan sebagai penstabil dalam proses

pengolahan makanan. CMC bekerja dengan cara memantapkan sistem dispersi

dalam bahan, yakni dengan menyerap air pada bahan sehingga tercipta struktur

yang kompak. Selain itu, CMC juga mampu meningkatkan viskositas bahan

dengan menambah berat molekul pada bahan tersebut (Tranggono dkk., 1991.,

Anonymous, 2004., Kamal, 2010).

Gambar 2.4 Struktur Carboxyl Methyl Cellulose (Kamal, 2010)

2.5 Pemilihan Hewan Uji

Mencit laboratorium merupakan turunan dari mencit liar yang telah

mengalami pembiakan secara selektif. Hewan ini termasuk hewan yang bertulang

belakang dan menyusui sehingga dimasukkan ke dalam subphylum vertebrata dan

kelas mamalia. Selain itu hewan ini juga memiliki kebiasaan mengerat (ordo

rodentia). Mencit secara biologis memiliki ciri umum, yaitu berupa rambut

berwarna putih atau keabu-abuan dengan warna perut sedikit lebih pucat. Mencit

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

17

merupakan hewan nokturnal yang sering melakukan aktivitasnya pada malam

hari. Perilaku mencit dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor internal

seperti seks, perbedaan umur, hormon, kehamilan, dan penyakit, faktor eksternal

seperti makanan, minuman, dan lingkungan disekitarnya. Mencit memiliki berat

badan yang bervariasi. Berat badan ketika lahir berkisar antara 2-4 gram, untuk

mencit jantan 25-40 gram. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah mencit

jantan berkisar 20-30 gram/BB (Smith dan Mangkoewidjojo, 1998).

Nama latin mencit adalah Mus musculus yang dapat dikasifikasikan sebagai

berikut (Priyambodo, 2003) :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus L.

2.6 Simplisia Bunga Rosella

Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata

simple, berarti satu atau sederhana.Istilah simplisia dipakai untuk menyebutkan

bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum

mengalami perubahan bentuk. Departemen Kesehatan RI membuat batasan

tentang simplisia sebagai berikut, simplisia adalah bahan alami yang digunakan

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

18

untuk obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali

dinyatakan lain umumnya dalam bentuk yang telah dikeringkan. Setelah itu

dijadikan serbuk, dihaluskan dengan mesin penggiling (blender), kemudian diayak

dengan ayakan, simplisia kering halus disimpan dalam wadah yang bersih dan

kering, lalu serbuk siap diekstrak. Simplisia bunga rosella yang digunakan adalah

serbuk dari bunga, karena serbuk memiliki luas permukaannya lebih kecil jadi

pelarut mudah masuk ke dalam pori-pori. Dibandingkan dengan menggunakan

tanaman segar karena masih mengandung kadar air, sehingga dapat

mempengaruhi konsentrasi pelarut.

2.7 Ekstraksi

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun

tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam

simplisia. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang

terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa

komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada

lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Macam- macam

metode ekstraksi antara lain : maserasi, perkolasi, digesti,refluk, sokhlet, digesti,

infusa, dekok, dan destilasi uap.

2.8 Ekstraksi Dengan Metode Perkolasi

a. Pengertian Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan

cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Di dalam

melakukan proses perkolasi proses difusi yang berlangsung merupakan

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

19

fungsi dari kecepatan perkolasi, kuantitas pelarut, dan konstanta difusi

obat pelarut karena mudah dilakukan, perkolasi merupakan prosedur

pilihan untuk kebanyakan ekstraksi tanaman, seperti halnya maserasi.

Perkolasi dapat dilakukan baik skala laboratorium maupun skala industri.

b. Prinsip Perkolasi

Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana

silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari

dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan

melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.

Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan

cairan di atasnya, dikurangi dengan gaya kapiler yang cenderung untuk

menahan. Kekuatan yang berperan dalam perkolasi antara lain, gaya

beratnya, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,

adesi, daya kapiler, dan daya gesekan.

c. Metode Perkolasi

Pada perkolasi, seperti halnya bahan tanaman dihaluskan sampai mencapai

derajat kehalusan tertentu tetapi jangan terlalu halus karena mengganggu

filtrasi pelarut melalui simplisia karena simplisia diletakkan dalam bentuk

lapisan tebal dalam alat perkolator. Pertama kali tanaman dibasahi dengan

pelarut ekstraksi tunggu hingga simplisia terendam sempurna, simplisia

yang sudah dibasahi dipindahkan ke perkolator dengan system

pemasukkan spiral, sesudah pembentukan lapisan ditutup dengan pelarut

pada unit perkolator besar (skala industri), pelarut dibuat selalu dalam

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

20

keadaan mengalir, dengan system pompa dan aliran bergerak dari bawah

menuju kebagian atas, untuk secepatnya mencapai keadaan

kesetimbangan. Ekstraksi dapat disempurnakan dengan system refluk

lemah, dibawah tekanan atau pada suhu kamar. Sebagai aturan umum,

ektraksi panas dilakukan bila perbandingan kelarutan zat berkhasiat dalam

pelarut meningkat dalam keadaan panas. Ekstraksi hanya dapat dicapai

hanya satu perkolator saja, untuk mengurangi kuantitas pelarut. Pada

beberapa perkolator digunakan ekstrak dengan konsentrasi lebih rendah

untuk mengekstraksi simplisia baru atau simplisia dengan bermacam

tingkat penyarian. Dengan kuantitas pelarut yang sesuai dan jumlah

perkolator yang dibutuhkan, beberapa jenis ekstrak dapat dibuat secara

langsung tanpa perlu dipekatkan.

d. Skematik Alat

Bentuk-bentuk perkolator ada 3 macam yaitu perkolator bentuk tabung,

perkolator bentuk paruh, dan perkolator bentuk corong. Pemilihan

perkolator tergantung pada jenis serbuk simplisia yang akan disari. Pada

pembuatan tingtur dan ekstrak cair, jumlah cairan penyari yang tersedia

lebih besar dibandingkan dengan cairan penyari yang tersedia lebih besar

dibandingkan dengan jumlah cairan penyari yang diperlukan untuk

melarutkan zat aktif. Pada keadaan tersebut, pembuatan sediaan digunakan

perkolator lebar untuk mempercepat proses perkolasi.

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

21

1. Perkolator berbentuk tabung

Biasanya perkolator berbentuk tabung tersebut digunakan untuk

pembuatan ekstrak cair.

2. Perkolator berbentuk paruh

Biasanya perkolator ini digunakan untuk pembuatan ekstrak atau tingtur

dengan kadar tinggi.

3. Perkolator berbentuk corong

Biasanya digunakan untuk pembuatan ekstrak atau tingtur dengan kadar

yang rendah. Ukuran perkolator yang akan digunakan harus dipilih

sesuai dengan jumlah bahan yang disari. Jumlah bahan yang disari tidak

lebih dari2/3 tinggi perkolator. Perkolator dibuat dari gelas, baja tahan

karat, atau bahan lain yang tidak saling mempengaruhi dengan obat atau

cairan penyari.

e. Mekanisme Kerja Dalam Proses Perkolasi

Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan

kedalam bejana perkolator, tetapi dibasahi atau dimaserasi telebih dahulu

dengan cairan penyari. Maserasi dilakukan dalam bejana tertutup.

Maserasi ini penting terutama pada serbuk simplisia yang mengandung

bahan mudah mengembang bila terkena air, misalnya serbuk rimpang

tanaman suku Zingiberaceae. Bila serbuk simplisia tersebut langsung

dialiri dengan cairan penyari maka cairan penyari tidak akan menembus

keseluruh sel dengan sempurna. Hal ini disebabkan karena tidak seluruh

sel mengembang. Maserasi pendahuluan sebaiknya dilakukan juga pada

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

22

serbuk simplisia yang keras, yang zat aktifnya sulit disari atau jumlah

cairan penyarinya terbatas. Jika serbuk simplisia sebelumnya dibasahi

dengan cairan penyari tidak akan mengalami hambatan, seluruh sel serbuk

mengembang maka cairan penyari akan merata, sehingga dapat menembus

seluruh sel dengan sempurna. Sebelum serbuk yang telah dimaserasi itu

dimasukkan kedalam perkolator, bagian leher perkolator diberi kapas,

gabus bertoreh atau dengan cara lain.

Setelah itu, massa dimasukkan ke dalam perkolator, pemindahan

dilakukan sedikit demi sedikit sambil tiap kali ditekan. Penekanan ini

merupakan salah satu usaha untuk mengatur kecepatan pengaliran cairan

penyari. Cairan penyari dituangkan perlahan-lahan hingga di atas

permukaan massa masih tergenang dengan cairan penyari. Cairan penyari

harus selalu ditambahkan sehingga terjaga adanya lapisan cairan penyari di

atas permukaan massa. Untuk memudahkan pemisahan cairan penyari di

atas perkolator dipasang botol cairan penyari. Karena penetes cairan

penyari di atur sehingga kecepatan menetes cairan penyari sama dengan

kecepatan menetes sari. Massa didiamkan selama 24 jam dalam perkolator,

keran di buka, keran diatur sehingga kecepatan menetes 1 ml tiap menit.

Untuk menentukan akhir perkolasi, dapat dilakukan pemeriksaan zat aktif

secara kualitatif pada perkolat terakhir.

f. Alasan Penentuan Metode

Cara Perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena :

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

23

1. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang

terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga

meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.

2. Ruangan diantara butir-butir simplisia membentuk saluran tempat

mengalir cairan penyari karena kecilnya saluran kapiler tersebut,

maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,

sehingga dapat meningkatkanperbedaan.

g. Keuntungan Metode Perkolasi

1. Lebih mudah dan sederhana dilakukan.

2. Perkolasi merupakan prosedur pilihan untuk kebanyakan ekstraksi

tanaman, seperti halnya maserasi.

3. Perkolasi dapat dilakukan baik skala laboratorium maupun skala

industri

h. Kerugian

1. Simplisia harus dibasahi terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke

dalam perkolator.

2. Massa simplisia dalam perkolator tergantung pada tinggi

perkolator.

3. Simplisia lebih memadat (kompak) sesudah beberapa kali terjadi

proses ekstraksiawal dan hal ini dapat menghalangi kelancaran

aliran pelarut.

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

24

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Hewan uji mencit jantan 25 ekor

Kontrol negatif

(Suspensi CMC 0,5%)

Kontrol positif

(Furosemide

0,13 mg/kgBB)

Ekstrak bunga rosella

dengan dosis

25 mg/kgBB,

50 mg/kgBB,

100 mg/kgBB.

Pengukuran Volume Urine

Pada Mencit

Analisis data menggunakan

SPSS One Way Annova

Pengujian Diuretik

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

25

3.2 Hipotesa

3.2.1 Ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki efektivitas

diuretik terhadap mencit jantan.

3.2.2 Ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan dosis tertinggi

memiliki efektivitas diuretik lebih optimal daripada dosis ekstrak bunga

rosella yang lain.

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

26

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode

yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam bunga rosella

adalah dengan metode perkolasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji efektivitas

diuretik dilakukan secara in vivo dengan menggunakan hewan uji mencit untuk

mengetahui efek pada ekstrak bunga rosella.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga rosella

(Hibiscus sabdariffa L.) yang terdapat di Desa Tulung, Kecamatan Kawedanan,

Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.

4.2.2 Sampel

Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) yang sudah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk.

4.2.3 Determinasi Tanaman Sampel

Kebenaran sampel tanaman bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang

berkaitan dengan ciri-ciri morfologis yang ada pada tanaman tersebut terhadap

kepustakaan dan dibuktikan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu, Karanganyar,

Jawa Tengah.

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

27

4.3 Teknik sampel

Teknik sampling yang digunakan untuk pengambilan sampel pada penelitian

ini adalah pengambilan sampel secara acak (Probability Sampling), dimana teknik

pengambilan sampel ini memberikan peluang yang sama untuk tiap unsur pada

populasi untuk dapat dipilih menjadi anggota sampel penelitian.

4.4 Kerangka kerja penelitian

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian

Diayak menggunakan ayakan mess 40

Bunga rosella segar

Di jemur dibawah sinar matahari sampai kering menjadi simplisia selama 7 hari

Dihaluskan menjadi serbuk (di blender)

Ditimbang 280 gram lalu di ektraksi dengan perkolasi menggunakan etanol

96%

Pemberian masing-masing perlakuan dengan CMC 0,5%, Furosemide 0,13 mg,

dosis ekstrak bunga rosella 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB

Evaluasi pengukuran volume urine pada mencit

Analisa data dengan SPSS menggunakan One Way Annova

Diuapkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 70°C diperoleh ekstrak

pekat bunga rosella

Diuapkan pada waterbath pada suhu 60°C untuk mendapatkan ekstrak kental

bunga rosella

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

28

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Variabel bebas

Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah efektivitas

diuretik dengan perlakuan penambahan ekstrak kental bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) pada dosis 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB.

4.5.2 Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran volume urine

pada mencit.

4.5.3 Variabel kontrol

Variabel kontrol pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu kontrol

negatif menggunakan CMC dan kontrol positif menggunakan Furosemide.

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian

4.6.1 Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Juni 2019.

4.6.2 Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Terpadu dan Laboratorium

Farmakologi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Jalan Taman Praja,

Kecamatan Taman, Madiun.

4.7 Alat dan Bahan penelitian

4.7.1 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah kandang mencit, timbangan analitik

(SHIMADZU), timbangan mencit (OHAUS), pipet tetes, blender (MIYAKO),gelas

ukur 50ml (IWAKI), rotary evaporator (IKA), batang pengaduk, kertas saring,

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

29

beaker glass 250 ml (IWAKI), erlenmeyer 250 ml (IWAKI), ayakan mess 40, jarum

oral (sonde), seperangkat alat perkolator, cawan porselen, sendok tanduk, wadah

ekstrak, wadah urine mencit (toples bening), stop watch, alumunium foil, spuit

injeksi (ONEMED).

4.7.2 Bahan

Simplisia Bunga Rosella, etanol 96% (p.a), mencit jantan dengan bobot 20-

30 gram (galur wistar), CMC (teknis), Furosemide Tablet, aquadest, NaOH

(teknis) dan HCL (p.a).

4.8 Prosedur kerja

4.8.1 Pembuatan Ekstrak Bunga Rosella

Ekstraksi dilakukan dengan cara perkolasi dengan sampel bunga rosella

basah 700 gram lalu dikeringkan dibawah sinar matahari menjadi 500 gram dan

dihaluskan dengan blender sebanyak 300 gram, lalu diayak menggunakan mess

40, ditimbang 280 gram dimasukkan dalam seperangkat bejana perkolator basahi

dengan pelarut etanol 96% 2,5 liter, tuang secukupnya pada alat perkolator

tambahkan kertas saring diatas massa basah tersebut tutup dan tunggu sampai 3

jam, buka keran dan biarkan cairan mengalir dan mulai menetes ke dalam wadah

perkolat. Ditambahkan berulang-ulang sisa etanol (cairan penyari) hingga

diperoleh volume ektraksi yang diinginkan, lalu ditutup dan dibiarkan selama 24

jam ditempat sejuk terlindung dari cahaya. Setelah di peroleh hasil ektraksi

diuapkan pada rotary evaporator pada suhu 70°C hingga menjadi ekstrak pekat

bunga rosella dan selanjutnya diuapkan di waterbath pada suhu 60°C untuk

mendapatkan ekstrak kental bunga rosella.

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

30

4.8.2 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Bunga Rosella

Konsentrasi ekstrak bunga rosella yang akan digunakan adalah 25

mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB. Dibuat dengan cara menimbang

ekstrak kental bunga rosella masing masing 35 mg, 70 mg, 140 mg dilarutkan

dengan aquadest 10 ml pada beker glass aduk hingga larut dan homogen.

4.8.3 Pengujian Antosianin

Sebanyak 50 mg ekstrak bunga roselladi tambahkan dengan HCl 2M 2 tetes

pada tabung reaksi dipanaskan selama 2 menit, kemudian diamati warna sampel,

apabila warna merah pada sampel tidak berubah, maka menunjukkan adanya

antosianin. Cara kedua dengan menambahkan sampel dengan NaOH 2M tetes

demi tetes. Apabila warna merah berubah menjadi hijau biru dan memudar

perlahan maka menunjukkan adanya antosianin (Lestario dkk., 2011).

4.8.4 Pembuatan Kontrol Negatif

Membuat CMC 0,5% dengan cara dibuat pada mortir hangat, menyiapkan

aquadest panas 100 ml, lalu tuang aquadest panas 50 ml dimasukkan pada mortir,

setelah itu serbuk CMC ditaburkan dalam mortir tersebut tunggu hingga CMC

mengembang lalu aduk cepat dan searah, gerus halus sampai homogen tambahkan

sisa aquadest panas sedikit demi sedikit pada dinding mortir campur sampai

homogen hingga terbentuk suspending agent.

4.8.5 Pembuatan Kontrol Positif

Membuat Furosemide dengan menimbang 0,0149 gr dibuat suspensi dengan

cara aquadest panas 20 ml dimasukkan dalam mortir tambahkan CMC

secukupnya tunggu hingga mengembang setelah itu digerus sampai homogen,

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

31

tambahkan furosemide sedikit demi sedikit dalam mortir gerus halus sampai

homogen.

4.8.6 Metode Pengujian

Perlakuan terhadap hewan uji adalah sebagai berikut : 25 ekor mencit di

puasakan selama 5-6 jam, namun masih tetap diberi minum, lalu masing-masing

kelompok diberi perlakuan yaitu :

Kelompok I : diberikan CMC 0,5% sebagai kontrol negatif secara oral

sebanyak 1ml

Kelompok II : diberikan suspensi Furosemide 0,13 mg sebagai kontrol positif

secara oral sebanyak 1ml

Kelompok III : diberikan ekstrak bunga rosella dengan dosis 25mg secara oral

sebanyak 1ml

Kelompok IV : diberikan ektrak bunga rosella dengan dosis 50 mg secara oral

sebanyak 1ml

Kelompok V : diberikan ektrak bunga rosella dengan dosis 100mg secara oral

sebanyak 1ml

4.8.7 Replikasi

Setiap seri konsentrasi ekstrak dilakukan pengulangan (replikasi) sebanyak

4 kali sehingga diperoleh 5 data.

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

32

4.9 Teknik analisis data

4.9.1 Pengukuran volume urine yang dihasilkan dari ekstrak bunga rosella

(Hibiscus sabdariffa L.) diukur dan dihitung volume urine selama 2 jam

sekali selama 6 jam.

4.9.2 Melakukan uji analisis Oneway Anova menggunakan SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi 20.0. Jika ada perbedaan yang

bermakna, maka pengujian dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test dengan

nilai α = 0,05 untuk membandingkan volume urine yang dihasilkan tiap

dosis pada kontrol negatif, kontrol positif, dan dosis ekstrak bunga rosella.

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

33

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan secara

spesifik yang meliputi fisik, sifat dan morfologi tumbuhan bunga rosella yang

kemudian dicocokan dengan literatur yang telah ditetapkan. Determinasi bunga

rosella dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan

Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Bunga

rosella yang digunakan dalam penelitian ini, diperoleh dari Desa Tulung

Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Hasil

determinasi menunjukkan bahwa sampel bunga rosella yang digunakan dalam

penelitian dinyatakan benar yaitu dari suku Malvaceae dengan spesies Hisbiscus

sadrafiffa L.

5.1.2 Preparasi Sampel

Bunga rosella segar dicuci bersih dan dipisahkan dari bijinya, kemudian

dikeringkan dibawah sinar matahari selama 7 hari. Bunga rosella yang sudah

kering kemudian dihaluskan menggunakan blender, didapatkan sebanyak 300

gram serbuk bunga rosella setelah itu diayak menggunakan mess 40 diperoleh

serbuk halus bunga rosella sebanyak 280 gram diekstraksi menggunakan metode

perkolasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak 2,5 liter. Hasil ekstrak yang

diperoleh berupa ekstrak pekat bunga rosella sebanyak 1,9 liter dilakukan pada

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

34

rotary evaporator pada suhu 70°C, dan untuk mendapatkan ekstrak kental

diuapkan pada waterbath pada suhu 60°C diperoleh hasil sebanyak 25,4 gram,

dan hasil randemen yang diperoleh sebanyak 9,08 %.

Perhitungan Randemen :

a) Berat serbuk bunga rosella = 280 gram

b) Berat ekstrak kental bunga rosella = 25,4 gram

Randemen =

=

= 9,08 %

5.1.3 Hasil Pengamatan Organoleptis Ekstrak Bunga Rosella

Pemeriksaan organoleptis ekstrak bunga rosella dilakukan untuk

mengetahui bentuk, warna dan bau ekstrak sebelum dilakukan uji efektivitas

terhadap hewan uji mencit. Uji organoleptis ini dilakukan untuk mendeskripsikan

tentang ciri-ciri dari ekstrak bunga rosella. Berdasarkan hasil pengamatan

organoleptis ekstrak bunga rosella diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Ekstrak Bunga Rosella Organoleptis Hasil

Bentuk Ekstrak kental

Warna Merah kecoklatan

Rasa Asam

Bau Aromatis khas bunga rosella

5.1.4 Uji Identifikasi Antosianin Pada Ekstrak Bunga Rosella

Ekstrak kental bunga rosella yang didapatkan dilakukan pengujian

identifikasi untuk mengetahui bahwa ekstrak yang digunakan mengandung

senyawa antosianin. Berikut cara uji antosianin esktrak kental bunga rosella,

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

35

sebanyak 50 mg ekstrak kental bunga rosella di tambahkan dengan HCl 2M 2

tetes dipanaskan selama 2 menit, kemudian diamati warna sampel. Apabila warna

merah pada sampel tidak berubah, maka menunjukkan adanya antosianin. Cara

kedua dengan menambahkan sampel dengan NaOH 2M 2 tetes apabila warna

merah berubah menjadi hijau biru dan memudar perlahan maka menunjukkan

adanya antosianin. Pada pH asam antosianin akan berada pada bentuk ion

flavilium yang bewarna merah dan berganti warna biru-hijau pada keadaan basa.

Warna biru-hijau disebabkan karena antosianin banyak berada dalam bentuk ion

anhidro basa (Lestario dkk., 2011., Maulida dan Guntarti, 2015).

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Antosianin Pada Ekstrak Bunga Rosella Uji Identifikasi Hasil Keterangan

Pengujian Antosianin Positif Mengandung senyawa antosianin

+ HCL Positif Warna Merah Terang

+ NaOH Positif Warna hijau memudar

5.1.5 Uji Diuretik Ekstrak Bunga Rosella pada Mencit Jantan Putih

Tanaman yang sudah di ekstraksi dan diperoleh ekstrak kental kemudian

dibuat konsentrasi masing-masing yaitu 25mg/kgBB, 50mg/kgBB, 100mg/kgBB,

kontrol positif menggunakan furosemide dan kontrol negatif menggunakan CMC

lalu diinjeksi secara peroral ke mencit untuk mengetahui efek diuretik.

Hasil uji diuretik terhadap mencit jantan adalah mengukur volume urine

menggunakan spuit injection. Urine yang dikeluarkan selama 6 jam oleh mencit

diambil dan diukur setiap 2 jam sekali. Hasil dari urine yang dikeluarkan mencit

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

36

Tabel 5.3 Hasil Volume Urine

Uji

Mencit Perlakuan

Volume urin tiap 2 jam

(ml)

Jumlah

urine

selama 6

jam (ml)

Rata-rata

±SD (ml) 1 2 3

1

Kontrol Negatif

0.2 0.3 0.3 0.8

0.66±0.13

2 0.2 0.2 0.2 0.6

3 0.1 0.2 0.3 0.6

4 0.1 0.2 0.2 0.5

5 0.2 0.3 0.3 0.8

1

Kontrol Positif

0.9 1 1 2.9

3.14±0.16

2 1 1.1 1.2 3.3

3 1 1.1 1 3.1

4 1 1.2 1.1 3.3

5 1 1 1.1 3.1

1

Ekstrak Bunga Rosella

25 mg/kgBB

0.3 0.4 0.5 1.2

1.08±0.13

2 0.3 0.3 0.4 1

3 0.4 0.4 0.4 1.2

4 0.2 0.3 0.4 0.9

5 0.3 0.4 0.4 1.1

1

Ekstrak Bunga Rosella

50 mg/kgBB

0.4 0.5 0.6 1.5

1.46±0.11

2 0.5 0.6 0.5 1.6

3 0.4 0.5 0.5 1.4

4 0.4 0.4 0.5 1.3

5 0.4 0.5 0.6 1.5

1

Ekstrak Bunga Rosella

100 mg/kgBB

0.7 0.8 0,8 2.3

2.34±0.15

2 0.7 0.8 0.9 2.4

3 0.7 0.8 0.9 2.4

4 0.6 0.7 0.8 2.1

5 0.7 0.9 0.9 2.5

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

37

Gambar 5.1 Grafik Uji Diuretik

Gambar 5.2 Hasil Persentase Uji Diuretik

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Kontrol

Negatif

Kontrol

Positif

Ekstrak

Bunga

Rosella

25mg/KgBB

Ekstrak

Bunga

Rosella

50mg/KgBB

Ekstrak

Bunga

Rosella

100mg/KgBB

Volume Urine (ml)

Volume Urine

8%

36%

12%

17%

27%

Persentase Volume Urine

Kontrol Negatif

Kontrol Positif

Ekstrak Bunga Rosella 25mg

Ekstrak Bunga Rosella 50mg

Ekstrak Bunga Rosella 100mg

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

38

Dari hasil perlakuan mencit dengan kelompok ekstrak bunga rosella yang

paling banyak mengeluarkan urine adalah kelompok dosis 100 mg/kgBB dengan

rata-rata volume urine 2,34 ml dan persentase 27%. Mencit dengan perlakuan

kontrol positif furosemide lebih banyak mengeluarkan urine daripada perlakuan

ekstrak bunga rosella dengan rata-rata 3,14 ml dan persentase 36%.

5.2 Pembahasan

Penelitian ini menggunakan mencit jantan putih sebanyak 25 ekor yang

dibagi dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok diberi perlakuan berbeda

untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap volume urine yang dihasilkan.

Kelompok 1 adalah kelompok kontrol negatif, dimana mencit diberikan (diinjeksi)

sebanyak 1 ml peroral dengan CMC 0,5%, kelompok 2 adalah kelompok kontrol

positif, yang diberikan (diinjeksi) sebanyak 1 ml peroral dengan Furosemide 0,13

mg kelompok 3 diberikan ekstrak bunga rosella 25 mg/kgBB sebanyak 1 ml

peroral. Kelompok 4 diberikan ekstrak bunga rosella 50mg/kgBB sebanyak 1 ml

peroral dan kelompok 5 diberikan ekstrak bunga rosella 100 mg/kgBB sebanyak 1

ml peroral.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas diuretik ekstrak

bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada mencit jantan (Mus Musculus) dengan

pembanding furosemide sebagai kontrol positif dan CMC 0,5% sebagai kontrol

negatif. Pengukuran volume urine dilakukan selama 6 jam untuk melihat efek

pada perlakuan yang diberikan. Berdasarkan hasil pengukuran volume urine

mencit yang didapatkan, menunjukkan bahwa pada kontrol negatif (CMC)

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

39

memiliki volume urine yang rendah dibandingkan kontrol positif (Furosemide)

dan dosis ekstrak bunga rosella 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB.

Dari tabel 5.3, didapatkan volume urine kumulatif dari yang tertinggi ke

terendah secara berurutan adalah kelompok kontrol positif yang menghasilkan

urine 3,14±0,16. Kelompok ekstrak bunga rosella 100mg/kgBB menghasilkan

urine 2,34±0,15. Kelompok ekstrak bunga rosella 50mg/kgBB menghasilkan urine

1,46±0,11. Kelompok ekstrak bunga rosella dengan dosis 25mg/kgBB

menghasilkan urine 1,08±0,13 dan yang terakhir pada kelompok kontrol negatif

menghasilkan urine paling rendah yaitu 0,66±0,13.

Pada kelompok kontrol negatif yang menggunakan CMC menghasilkan

volume urine yang rendah, hal ini disebabkan karena kontrol negatif tidak

terkandung zat aktif yang dapat meningkatkan volume urine.Pada kelompok

kontrol positif yang menggunakan Furosemide menghasilkan volume urine yang

lebih banyak, dimana furosemide merupakan diuretik kuat yang bekerja pada loop

henle. Mekanisme kerja dari furosemide adalah menghambat penyerapan kembali

natrium oleh sel tubuli ginjal, meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida,

kalium dan tidak mempengaruhi tekanan darah yang normal (Lukmanto, 2003).

Pada kelompok ekstrak bunga rosella25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan 100

mg/kgBB sudah dianggap mempunyai efek diuretik, namun masih lebih rendah

dibanding dengan furosemide karena ekstrak bunga rosella tidak hanya

mengandung antosianin saja yang mempunyai efek diuretik, tetapi juga

mengandung zat-zat lain (alkaloid, beta karoten dan sebagainya). Faktor lain yang

berpengaruh adalah kandungan antosianin yang tersari pada ekstrak bunga rosella

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

40

yang digunakan belum optimal,dosis kelompok uji kurang tinggi sehingga tidak

dapat menimbulkan efek diuretik yang optimal. Mekanisme dari antosianin adalah

bekerja menghambat proses aterogenesis dengan mengoksidasi lemak jahat dalam

tubuh, yaitu lipoprotein densitas rendah yang merupakan senyawa turunan dari

flavonoid yang menyebabkan peningkatan ekskresi elektrolit seperti Na+ dan Cl

pada tubulus sehingga menimbulkan efek dieresis (Juniora dkk., 2010).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ratna Intan (2014) dijelaskan bahwa

salah satu kandungan bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dikenal khasiatnya

sebagai diuretik adalah antosianin, gossipetin, dan hibicin. Bunga rosella

merupakan flavonoid. Kandungan flavonoid pada bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa L.) yang paling berperan yaitu zat antosianin, fungsi dari zat antosianin

ini sebagai diuretik, menurunkan kekentalan darah, dan menstimulus gerakan

usus, antosianin juga larut dalam pelarut polar diantaranya etanol, air, metanol dan

butanol daripada dalam pelarut non polar seperti eter, benzene, dan heksana

(Moulana R, 2012). Kelebihan dari ekstrak bunga rosella dibanding dengan obat

sintesis yaitu memiliki efek samping yang lebih rendah jika dikonsumsi jangka

panjang, mudah didapatkan di sekitar rumah, mengandung banyak khasiat sebagai

obat, aman dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan ketepatan waktu penggunaan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Adrian A (2011) pada dosis tertinggi

260 mg/kgBB dengan pemberian ekstrak etanol kelopak bunga rosella sebanyak

2,5 ml memberikan efek diuretik yang paling efektif sebagai diuretik terhadap

tikus jantan putih.

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

41

Selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan uji One Way Annova, uji

ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata lebih dari dua

kelompok sampel yang tidak berhubungan (Priyanto, 2009). Berdasarkan hasil uji

one way anova menunjukkan perbandingan kelompok kontrol negatif dan kontrol

positif dengan perlakuan ekstrak bunga rosella 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan

100 mg/kgBB memiliki nilai p=0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol positif yang

menunjukkan efektivitas diuretik.

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

42

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan

uji statistik (uji Anova dan uji post hoc) dan dengan memperhatikan pembahasan

adalah sebagai berikut:

1. Terdapat senyawa antosianin pada ekstrak bunga rosella (Hibiscus

sabdariffa L.)

2. Ekstrak bunga rosella dengan dosis 100 mg/kgBB memiliki efektivitas

diuretik lebih optimal dengan nilai rata-rata volume urine 2,34±0,15

daripada dosis 25 mg/kgBB dengan nilai rata-rata 1,08±0,13 dan 50

mg/kgBB dengan nilai rata-rata 1,46±0,11.

6.2 Saran

1. Untuk penelitian mendatang perlu digunakan metode pengekstraksian

bunga rosella yang lebih baik agar kandungan zat dalam ekstrak bunga

rosella dapat tersari dengan sempurna.

2. Perlu adanya penelitian sejenis dengan durasi penelitian yang lebih lama

dan dosis yang lebih tinggi.

3. Dilakukan kombinasi dengan tanaman lain untuk memperoleh efek diuretik

yang optimal.

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

43

DAFTAR PUSTAKA

Aidan. 2008. Penggolongan Diuretik. Alfabeta. Bandung

Alarcon-Aguilar, F., Vega-Avila, E., Alamanza-Perez, J., Valesco-Lezama,

R.,Vazquez-Carrilo, L., and Ramon-Ramos, R. 2006.Hipoglicemic Effect

ofPlantago mayor L. Seeds in Healthy and Alloxan Diabetic Mic, Proc. West.

Pharmacol.Soc.

Anonymous. 2004. Cellulose.http://en.wikipedia.org/wiki/Cellulose.Diakses pada

tanggal 25 Desember 2018

Castaneda-Ovando, A. Pacheco-Hernandez, M. L., Paez- Hernandez, M.E,

Rodriguez, J.A. dan Galan-Vidal, C.A. 2009. Chemical studies of

anthocyanins: A review. Food Chemistry

Comojime. 2008. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Rosella (Hibiscus

sabdariffa L.)http://bungarosella-herbal.blogspot.co.id/2013/03/klasifikasi-

dan-morfologi-tanaman_3024.html. Diakses pada tanggal 25 Desember 2018

Daryanto.2006. Sehat Dengan Sirup Rosella Merah. www.agrina-online.com.

Diakses pada tanggal 25 Desember 2018

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta

Elin Yulinah dkk. 2015. Efek Diuretik Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosela

(Hibiscus sab-dariffa Linn.) pada Tikus Wistar Jantan.Fakultas Farmasi

UNJANI, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

Hayati E.K., Budi, U.S. dan Hermawan R. 2012. Konsentrasi total senyawa

antosianin ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) : pengaruh

temperatur dan pH. Jurnal Kimia

Hidayat T. 2007. Budi Daya Tanaman Rosela. CV. Sinar Cemerlang Abadi,

Jakarta

Hidayat dan Saati. 2006. Membuat Pewarna Alami: Cara Sehat dan Aman

Membuat Pewarna Makanan dari Bahan Alami, Trubus Agrisarana,

Surabaya.

Jackson, E.K. 2008.Diuretik.In: Gilman, G. (Eds.), Dasar FarmakologiTerapi,

Volume 1. EGC, Jakarta

Junaedi, Edi. 2013. Hipertensi Kandas Berkat Herbal.Fmedia, Jakarta Selatan

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

44

Juniora A.G., dkk. 2010. Diuretic and potassium-sparing effect of active flavonoid

in Tropaeolum majus L. Journal of Ethnopharmacology.

Kamal, N. 2010.PengaruhBahan Aditif Cmc (Carboxyl Methyl

Cellulose)Terhadap Beberapa Parameter Pada Larutan Sukrosa. Jurnal

Teknologi.

Katzung, B. G., 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik, Diterjemahkan oleh Bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba Medika,

Jakarta

Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta

Kurniasih. 2013. Khasiat dan Manfaat Daun Kelor. Pustaka Baru Press,

Yogyakarta.

Lestario,L, N, Rahayuni, E, Timotius, K, H. 2011. Kandungan antosianin dan

identifikasi antosianidin dari kulit buah jenitri (Elaeocarpus angustifolius

blume). Agritech

Lukmanto H. 2003. Informasi Akurat Produk Farmasi di Indonesia Edisi II.

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Mardiah, Sawarni H., Ashadi R.W., Rahayu A. 2009. Budi Daya dan

PengolahanRosela si Merah Segudang Manfaat. Agromedia Pustaka, Jakarta

Maryani, H dan L. Kristina. 2008. Khasiat dan Manfaat Rosela. Agromedia

Pustaka, Jakarta

Moulana R. 2012. Efektivitas Penggunaan Jenis Pelarut dan Asam dalam Proses

Ekstraksi Pigmen Antosianin Kelopak Bunga Rosella, Jurnal Forum Teknik.

Universitas Syah Kuala, Darussalam, Banda Aceh

Nafrialdi. 2007. Diuretik dan Antidiuretik dalamFarmakologi dan Terapi. EdisiV.

Jakarta :Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Neal, M.J. 2002, Medical Pharmacology at a Glance, 4th edition, Blackwell

Science Ltd., United Kingdom

Priyambodo S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu.Penebar Swadaya,

Jakarta

Priyanto D. 2009.Mandiri belajar SPSS (Statistic Product and Service

Solution)Cetakan ke-3.Mediakom, Yogyakarta

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

45

Putra H.A. 2013.Efektifitas Bunga Rosella Untuk Penurunan Tekanan Darah

Pada Pasien Hipertensi. Universitas Muhamadiyah Ponorogo, Jawa Timur

Samsudin, M.A. dan Khoirudin. 2008. Ekstraksi, Filtrasi dan uji Stabilitas

ZatWarna dari Kulit Manggis (Garcinia mangostana).Jurnal Teknik

Kimia,Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Santoso, U. 2006. Antioksidan. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Smith, B. J. B. dan S. Mangkoewidjojo. 1998. Pemeliharaan Pembiakan dan

Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia,

Jakarta.

Susilowati A.E. 2009.Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus

Sabdariffa L.) Terhadap Kerusakan Sel-Sel Hepar Mencit (Mus Musculus)

Akibat Paparan Parasetamol. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Taher, Tamrin. 2011. Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol

KulitBatang Langsat (Lansium domesticum L). Skripsi. UNG, Gorontalo.

Tanu, I. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5 (Cetak Ulang dengan Perbaikan),

Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Tjay T.H., dan Rahardja K. 2002. Obat-Obat Penting, Khasiat dan

Penggunaannya. Edisi V. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Tranggono, S., Haryadi, Suparmo, A. Murdiati, S. Sudarmadji, K. Rahayu, S.

Naruki, dan M. Astuti. 1991. BahanTambahan Makanan (Food Additive).

PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.

Trifani, 2012, Ekstraksi pelarut cair-cair. http://awjee. Diakses pada tanggal 25

Desember 2018

Wasito, H. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia Edisi pertama.Graha

ilmu, Yogyakarta

Xavier MF, Lopes TJ, Quadri MGN, Quadri MB. 2008. Extraction of red cabbage

anthocyanins : optimization of the operation condition of the colomn process.

Braz Arch Biol Techn.

Yan K., and Wong J. 2009. Malvaceae – Fruit of Roselle (Hibiscus sabdariffa L.).

http://www.flickr.com/photos/33623636@N08/4036311973/. Di akses pada

tanggal 25 Desember 2018.

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

46

Lampiran 1. Dosis dan Volume Pemberian Furosemide 40 mg per oral

Berat Tablet Furosemide

No Berat Tablet

(gr)

1 200.4

2 199.8

3 200.8

4 189.2

5 201.9

6 198.5

7 193.9

8 202.2

9 199.9

10 201.2

Total 1987.8

Rata-rata 198.78 mg

0.19878 gram

A. Dosis Konversi = 40 mg x 0,0026

= 0,104 mg

B. Dosis Pemberian =

=

= 0,13 mg

Penimbangan dan larutan stok adalah 0,13mg ditingkatkan menjadi

0,15mg/ml

= 0,15 mg x 20 ml (aquadest)

= 3 mg/ml

C. Pembuatan larutan stok = gr

= 0,0149 gr

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

47

R/ Furosemid = 0,0149 gr

CMC Na = 0,5% x 20 ml (aquadest)

= 0,1 gr x 10 ml → air panas

Air panas = 1 ml

Aq ad 20 ml = 20 – ( 0,0149 gr + 0,1 gr + 1 ml) = 18,9 ml

Dosis Pemberian Mencit 1 =

=

= 0,1352 mg

Volume Pemberian =

=

= 0,901 ml ~ 1 ml

Dosis Pemberian Mencit 2 =

=

= 0,1404 mg

Volume Pemberian =

=

= 0,936 ml ~ 1 ml

Dosis Pemberian Mencit 3 =

=

= 0,1367 mg

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

48

Volume Pemberian =

=

= 0,912 ml ~ 1 ml

Dosis Pemberian Mencit 4 =

=

= 0,1466 mg

Volume Pemberian =

=

= 0,977 ml ~ 1 ml

Dosis Pemberian Mencit 5 =

=

= 0,1378 mg

Volume Pemberian =

=

= 0,918 ml ~ 1 ml

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

49

Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Bunga Rosella

Ekstrak bunga rosella 25mg/kgbb = 25 mg x 0,14

= 3,5 mg x 10 ml

= 35mg/kgBB

Ekstrak bunga rosella 50mg/kgBB = 50 mg x 0,14

= 7 mg x 10 ml

= 70mg/kgBB

Ekstrak bunga rosella 100mg/kgBB = 100 mg x 0,14

= 14 mg x 10 ml

= 140mg/KgBB

Keterangan :

0,0026 : konversi hewan mencit

0,14 : konversi hewan tikus ke mencit

10 ml : aquadest

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

50

Lampiran 2. Determinasi Tanaman

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

51

Lampiran 3. Bunga Rosella

Lampiran 4. Ekstraksi Bunga Rosella Dengan Perkolasi

Lampiran 5. Ekstraksi Bunga Rosella dengan Rotary evaporator

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

52

Lampiran 6. Ekstrak Kental Bunga Rosella

Lampiran 7. Hasil Uji Identifikasi

+ HCL + NaOH

Lampiran 8. Penimbangan Hewan Mencit

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

53

Lampiran 9. Pembuatan Konsentrasi Bahan

Lampiran 10. Pemberian Perlakuan pada mencit

Lampiran 11. Hasil Volume Urine mencit

CMC 0,5%

Furosemide 0,13 mg

Ekstrak bunga rosella

25 mg/kgBB

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

54

Ekstrak bunga rosella

50 mg/kgBB

Ekstrak bunga rosella

100 mg/kgBB

Lampiran 12.HasilAnalisa Statistik Uji One-Way Anova

Explore

Perlakuan

Tests of Normality

perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Ml

kontrol negatif cmc .273 5 .200* .852 5 .201

kontrol positif furosemid .231 5 .200* .881 5 .314

ekstrak rosella 25mg .221 5 .200* .902 5 .421

ekstrak rosella 50mg .237 5 .200* .961 5 .814

ekstrak rosella 100mg .254 5 .200* .914 5 .492

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances

ml

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.220 4 20 .924

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

55

One Way

Descriptives

ml

N Mean Std.

Deviatio

n

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minim

um

Maxi

mum

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol negatif

cmc 5 .6600 .13416 .06000 .4934 .8266 .50 .80

kontrol positif

furosemid 5 3.1400 .16733 .07483 2.9322 3.3478 2.90 3.30

ekstrak rosella

25mg 5 1.0800 .13038 .05831 .9181 1.2419 .90 1.20

ekstrak rosella

50mg 5 1.4600 .11402 .05099 1.3184 1.6016 1.30 1.60

ekstrak rosella

100mg 5 2.3400 .15166 .06782 2.1517 2.5283 2.10 2.50

Total 25 1.7360 .92190 .18438 1.3555 2.1165 .50 3.30

ANOVA

ml

Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 20.002 4 5.000 252.545 .000

Within Groups .396 20 .020

Total 20.398 24

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIVITAS DIURETIK EKSTRAK …repository.stikes-bhm.ac.id/505/1/1.pdfLaporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

56

Post Hoc

Multiple Comparisons

Dependent Variable: ml

LSD

(I) perlakuan (J) perlakuan Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol negatif cmc

Kontrolpositif

furosemid -2.48000

* .08899 .000 -2.6656 -2.2944

ekstrak rosella 25mg -.42000* .08899 .000 -.6056 -.2344

ekstrak rosella 50mg -.80000* .08899 .000 -.9856 -.6144

ekstrak rosella 100mg -1.68000* .08899 .000 -1.8656 -1.4944

kontrol positif

furosemid

kontrol negatif cmc 2.48000* .08899 .000 2.2944 2.6656

ekstrak rosella 25mg 2.06000* .08899 .000 1.8744 2.2456

ekstrak rosella 50mg 1.68000* .08899 .000 1.4944 1.8656

ekstrak rosella 100mg .80000* .08899 .000 .6144 .9856

ekstrak rosella 25mg

kontrol negatif cmc .42000* .08899 .000 .2344 .6056

kontrol positif

furosemid -2.06000

* .08899 .000 -2.2456 -1.8744

ekstrak rosella 50mg -.38000* .08899 .000 -.5656 -.1944

ekstrak rosella 100mg -1.26000* .08899 .000 -1.4456 -1.0744

ekstrak rosella 50mg

kontrol negatif cmc .80000* .08899 .000 .6144 .9856

kontrol positif

furosemid -1.68000

* .08899 .000 -1.8656 -1.4944

ekstrak rosella 25mg .38000* .08899 .000 .1944 .5656

ekstrak rosella 100mg -.88000* .08899 .000 -1.0656 -.6944

ekstrak rosella 100mg

kontrol negatif cmc 1.68000* .08899 .000 1.4944 1.8656

kontrol positif

furosemid -.80000

* .08899 .000 -.9856 -.6144

ekstrak rosella 25mg 1.26000* .08899 .000 1.0744 1.4456

ekstrak rosella 50mg .88000* .08899 .000 .6944 1.0656

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.