Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

52
MATERIAL KAYU Oleh Kelompok 2 ¤ Dwiani Intan Kartika P. 14512001 ¤ Debby Maghfira P. 14512002 ¤ Maudina Puri H. 14512004 ¤ M. Nur Hakimuddin 14512007 ¤ Kiki Zakiyah 14512008

description

Material Kayu

Transcript of Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Page 1: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

MATERIAL KAYU

Oleh Kelompok 2

¤ Dwiani Intan Kartika P.14512001¤ Debby Maghfira P. 14512002¤ Maudina Puri H. 14512004¤ M. Nur Hakimuddin 14512007¤ Kiki Zakiyah 14512008

Page 2: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (pohon-pohonan/trees) dan termasuk vegetasi alam

PENGERTIAN KAYU

Page 3: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

JENIS-JENIS KAYU

Page 4: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

1. KAYU JATI

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.

Page 5: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut

Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.

Page 6: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

2. KAYU MERBAUKayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II.

Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.

Page 7: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

3. KAYU BANGKIRE / YELLOW BALAU

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.

Page 8: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

Page 9: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

4. KAYU KAMPER Kayu Kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon

kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.

Page 10: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Kayu Kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek.

5. KAYU KELAPA

Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.

Page 11: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

6. KAYU MERANTI MERAH

Kayu Meranti Merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan

Page 12: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

7. KAYU KARET

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.

Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.

Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.

Page 13: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.

Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi

Page 14: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

8. KAYU GELAM

Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.

Page 15: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

9. KAYU ULIN

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

Page 16: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

10. KAYU AKASIA

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2.

Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.

Page 17: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

SIFAT-SIFAT KAYU DAN PENGGUNAANNYA

Page 18: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

SIFAT UMUM KAYU

Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat). Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial). Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.

Page 19: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

SIFAT FISIK KAYU

1. Berat dan Berat Jenis

Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.

2. Keawetan

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

Page 20: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

3. Warna

Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.

4. Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).

5. Arah Serat

Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).

6. Kesan Raba

Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, l icin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

Page 21: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

7. Bau dan Rasa

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

8. Nilai Dekoratif

Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemuncula n riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.

9. Higroskopis

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).

Page 22: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

10. Sifat Kayu terhadap Suara

yang terdiri dari : Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).

11. Daya Hantar Panas

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.

12. Daya Hantar Listrik

Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.

Page 23: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

SIFAT MEKANIK KAYU

1. Keteguhan Tarik

Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :

- Keteguhan tarik sejajar arah serat dan

- Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.

2. Keteguhan tekan / Kompresi

Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. T erdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :

- Keteguhan tekan sejajar arah serat dan

- Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.

Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.

Page 24: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

3. Keteguhan Geser

Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapa t 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :

- Keteguhan geser sejajar arah serat.

- Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan.

- Keteguhan geser miringKeteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.

4. Keteguhan Lengkung (Lentur)

Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menaha n gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :

- Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.

- Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.

Page 25: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

5. Kekakuan

Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.

6. Keuletan

Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.

7. Kekerasan

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.

Page 26: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

8. Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :

1. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.

2. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.

Page 27: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Macam Penggunaan Kayu

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :

1. Bangunan (Konstruksi)Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.

2. Veneer BiasaPersyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.

3. Veneer MewahPersyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.

Page 28: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

4. Perkakas (Mebel)Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.

5. Lantai (Parket)Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.

6. Bantalan Kereta Api

Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.

7. Alat Olah RagaPersyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.

Page 29: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

8. Alat MusikPersyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.

9. Alat GambarPersyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.

10. Tong Kayu (Gentong)

Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.

11. Tiang Listrik dan TeleponPersyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.

12. Patung dan Ukiran KayuPersyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.

Page 30: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

13. Korek ApiPersyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.

14. PensilPersyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.Jenis kayu : a gathis, jelutung, melur, pinus.

15. MouldingPersyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.

16. Arang (Bahan Bakar)Persyaratan teknis : BJ tinggi.Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.

Page 31: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

17. PerkapalanLunasPersyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.Jenis kayu : ulin, kapur.GadingPersyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.SentaPersyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.KulitPersyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.Bangunan dan dudukan mesinPersyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.Pembungkus as baling-balingPersyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.Popor SenjataPersyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.Jenis kayu : waru, salimuli, jati.

Page 32: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

JENIS-JENIS SAMBUNGAN

KAYU

Page 33: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Jenis-jenis Sambungan Kayu

Karena keterbatasan panjang kayu yang ada di pasaran, maka untuk suatu konstruksi kayu panjang diperlukan adanya sambungan kayu.Sambungan Kayu adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.

Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :

1. Sambungan kayu ke arah memanjang.2. Sambungan kayu ke arah melebar.3. Sambungan kayu ke arah menyudut.

Page 34: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

1. Sambungan Kayu Memanjang

Sambungan kayu arah memanjang ada 2 macam, yaitu:1. memanjang arah mendatar (sambungan bibir lurus, sambungan bibir lurus berkait, sambungan bibir miring dan sambungan bibir miring berkait).

Page 35: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Sambungan Bibir Lurus Berkait

Page 36: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Sambungan Bibir Miring Berkait

Page 37: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

2. memanjang arah tegak (Sambungan Takikan Lurus, Sambungan Mulut Ikan, Sambungan Takikan Lurus Rangkap, Sambungan Purus Lurus)

Sambungan Takikan Lurus

Page 38: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Sambungan Mulut Ikan

Page 39: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Sambungan Takikan Mulut Rangkap

Page 40: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

Sambungan Purus Lurus

Page 41: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

2. Sambungan Kayu Arah Melebar

Sambungan kayu ada dua macam yaitu:a.      melebar arah horizontal (kebanyakan digunakan konstruksi lantai)b.  melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi dinding). 

Ada beberapa macam sambungan kayu melebar, yaitu :            a.       Sambungan lidah dan alur.            b.      Sambungan lidah lepas dan alur.            c.       Sambungan lidah bersponing dan alur.            d.      Sambungan lidah miring.            e.       Sambungan papan melebar arah tegak

Page 42: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Page 43: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Page 44: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Page 45: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky

3. Sambungan Kayu Menyudut

Sambungan kayu menyudut, yaitu sudut siku dan kedua yang membentuk sudut miring. Bentuk sambungan kayu menyudut ada tiga macam yaitu sambungan sudut, sambungan pertemuan, dan sambungan persilangan. Beberapa macam sambungan kayu menyudut yaitu :a.       Sambungan takikan lurus, b.      sambungan purus dan lubang terbuka, c.       sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur. d.      Sambungan takikan lurus ekor burung, e.       sambungan purus dan lubang terbuka, f.       sambungan purus dan lubang tertutup, g.       sambungan purus dan lubang dengan gigi garis bagi, h.      sambungan takikan lurus ekor burung, i.        sambungan raveling ekor burung.Sambungan voor loef.

Page 46: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Page 47: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Page 48: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Page 49: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Page 50: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Page 51: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky
Page 52: Kbb_UII_Arsi 14_ a kiki cs_kayu_okky