KELOMPOK 3
-
Upload
indraardii -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of KELOMPOK 3
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Disusun Oleh :
Era Yohan R.A
Sheila Anwar
Simforia Zita Aldeliana
Jurusan : Ilmu Keperawatan
Semester : 6A | Kelompok 3
STIKES BANTEN
Jl. Rawa Buntu No.10, BSD CITY – Serpong 15318
Telp: 021-7587 1242 / 7587 1245
Tangerang Selatan
2014
1.1 Latar Belakang
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing
mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua
atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan
atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam
peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya
jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain
yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan
mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau
lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup
dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu
sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap
anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.
B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan
Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap I : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan.
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan
yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara
harmonis, merencanakan keluarga berencana.
2. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai
umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga
muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan
dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur
2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang
baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur
keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan
bermain anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan
dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah.
5. Tahap V: Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi
secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian,
memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan
anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan
kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-
sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga
dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada
saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan
lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan
penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna
perkawinan yang kokoh.
8. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun
terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan
mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
C. Tipe Keluarga
1. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-
anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan
satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau
ditinggalkan.
3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
4) Bujang dewasa yang tinggal sendiri
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah,
istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.
6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
3) Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
4) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan
fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang sama.
2. Menurut Allender dan Spradley (2001)
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek,
nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena
perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa
saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
yang berusia lanjut.
b. Keluarga non tradisional
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah
hidup serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama
dalam satu rumah tangga
4) Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan
Darmawan (2005)
a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan
D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan
(2005), yaitu:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan
batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-
nilai budaya anak.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta
menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan
spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi
untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi
selanjutnya.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying
dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan
identitas keluarga.
7. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
E. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II
bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang diaksud
adalah:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda
dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah
yang dialami keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh
mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana
masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah
yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat
negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system
pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang
dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan
keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan
dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan
keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada,
keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah
pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang
kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
F. Macam-Macam Keluarga
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami istri ( Nasrul Effendy, 1998 )
G. Struktur Keluarga
1. Struktur egalisasi: masing-masing keluarga mempunyai ha yang sama
dalam menyampaikan pendapat (demokrasi) Struktur yang hangat,
menerima dan toleransi
2. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka: mendorong kejujuran
dan kebenaran (honesty dan authenticity)
3. Struktur yang kaku: suka melawan dan tergantung pada peraturan
4. Struktur yang bebas: tidak adanya aturan yang memaksakan
(permisivenes)
5. Struktur yang kasar: abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
6. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
7. Disorganisasi keluarga (disfungi idividu, stress emosional)
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasi
2. Struktur peran
3. Struktur kekuatan
4. Nilai-nilai keluarga
H. Struktur Kekuatan
1. Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua
terhadap anak
2. Referent power (seseorang yang ditiru)
3. Resource or expert power (pendapat, ahli dlll)
4. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima)
5. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui persuasi)
7. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih misalnya hubungan sexual)
I. Nilai – Nilai Keluarga
1. Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.
2. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
system nilai dalam keluarga.
3. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
4. Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.
5. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
system nilai dalam keluarga.
6. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah
J. Dimensi Dasar Struktur Keluarga
1. Pola dan proses Komunikasi
2. Struktur peran
3. Struktur kekuatan
4. Nilai – Nilai Keluarga
K. Pola Dan Proses Komunikasi
1. Bersifat terbuka dan jujur
2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3. Berfikir positif
4. Tidak mengulang–ulang isu dan pendapat sendiri
L. Struktur Peran
1. Peran merupakan serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan
2. Status/posisi: individu dalam masyarakat al : atatus sebagai istri / suami
atau anak
M. Nilai – Nilai Keluarga
1. Nilai : suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak
sadar
2. Norma : pola prilaku ayng baik , berdasarkan sistem nilai dlm klg
3. Budaya : kumpulan dari pola prilaku yang dapat di pelajari
N. Tahapan Keluarga Sejahtera
1. Keluarga Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal, yaitu kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang,
papan, dan kesehatan. Keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu
atau indikator keluarga sejahtera tahap I.
2. Keluarga Sejahtera Tahap I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal
tetapi belum dapat memenuhi sosial psikologisnya, yaitu kebutuhan
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal, dan transportasi.
Keluarga Sejahtera I, Kebutuhan dasar 1-5 Telah Terpenuhi, Yaitu
a. Melaksanakan ibadah menurut agamanya oleh masing – masing
anggota keluarga
b. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali atau lebih
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk
aktifitas di rumah, bekerja, sekolah, dan berpergian
d. Lantai rumah terluas bukan lantai rumah
e. Bila anak sakit atau PUS ingin ber KB dibawa kesarana kesehatan
3. Keluarga Sejahtera Tahap II
Keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan pengembangannya misal kebutuhan akan
menabung dan memperoleh informasi.
Pada Keluarga Sejahtera II, Kebutuhan Fisik dan Sosial Psikologis Telah
terpenuhi dengan indikator :
a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur
b. Makan dua kali sehari atau lebih
c. Pakaian berbeda untuk setiap keperluan
d. Lantai rumah bukan dari tanah
e. Anak sakit dan PUS ingin ber KB dibawa ke sarana kesehtan
f. Paling kurang sekali seminggu keluarga menyediakan
daging/ikan/telur
g. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel
pakaian baru petahun
h. Luas lantai rumah paling kurang 8 m² untuk tiap penghuni rumah
i. Seluruh anggota keluarga dlm 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat
shg dpt melaksanakan fungsinya masing-masing
j. Paling kurang satu anggota klg 15 thn keatas berpenghasilan tetap
k. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10 – 60 tahun bisa baca tulis
huruf latin
l. Anak usia sekolah 7 – 15 tahun bersekolah pada saat ini
m. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih PUS memakai
kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
Indikator Keluarga Sejahtera Tahap II ditambah :
a) Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama
b) Sebagian penghasilan bisa disisihkan unt tabungan keluarga
c) Biasanya makan bersama minimal 1 kali sehari dan dimanfaatkan
unt berkomunikasi
d) Ikut serta dlm kegiatan kemasyarakatan di lingkungan tempat
tinggalnya
e) Mengadakan rekreasi bersama minimal 1 kali dalam 6 bulan
f) Dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio/TV/majalah
g) Anggota keluargamampu menggunakan sarana transportasi sesuai
kondisi daerah
4. Keluarga Sejahtera Tahap III
Keluarga dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial, psikologis dan
pengembangan keluarganya tetapi belum dapat memberikan sumbangan
yang maksimal thd masyarakat secara teratur dalam bentuk material dan
keuangan unt sosial kemasyarakatan dan juga berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan.
5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial,
psikologis, dan pengembangannya telah terpenuhi serta memiliki
kepedulian sosial yang tinggi pada masyarakat.
1.2 Teori Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat
untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan
kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998)
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan
keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman
(1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
b. Aktifitas rekreasi keluarga
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4) Riwayat keluarga inti
5) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan
keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,
mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji
(2004) yaitu:
a. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara
lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah,
menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran
perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga,
menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan,
menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di
keluarga.
b. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan yang dilakukan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data
y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi
pada pengkajian awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan
keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang penting dan
paling dasar.
2. Rencana Keperawatan
A. Diagnosa Keperawatan
B. Tujuan Umum :
Dalam waktu 120 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah kesehatan pada keluarga
C. Tujuan Khusus :
1) Terkumpul data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan
fisik (khususnya anggota keluarga yang beresiko)
2) Terindifikasi masalah kesehatan
3. Rencana Kegiatan
1) Topik : Pengkajian umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan
fisik, dan harapan keluarga
2) Metoda : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
3) Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik
4) Waktu : Hari Sabtu, tgl 17 – 05 – 2014 pukul 14.00 – 16.00 WIB
5) Tempat : Kp. Dongkal RT 03/005 Ds. Pd. Jagung Timur No.36 Serpong
Utara Tangerang Selatan
6) Strategi Pelaksanaan
a. Orientasi :
1. Mengucap salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan kunjungan
4. Memvalidasi keadaan keluarga
b. Kerja :
1. Melakukan pengkajian
2. Melakukan Pemeriksaan Fisik
3. Mengidentifikasi masalah kesehatan
4. Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yg dilakukan
keluarga
c. Terminasi :
1. Membuat kontrak unt pertemuan berikutnya
2. Mengucapkan salam