KELOMPOK 4 AUDITING.pptx

32
KELOMPOK 4 ARINA (12030110060220) SEPRYANTI DEBORA SINAGA (12030111060003) VIRGO PUTRI AYU SINAGA (12030111060033) YULITA ERNAWATI SIREGAR (12030111060038) SUHUD AGNES MATONDANG (12030111060055) NAOMI POPPI R.H. (12030111060062) D III AKUNTANSI

Transcript of KELOMPOK 4 AUDITING.pptx

ARINA (12030110060220) SEPRYANTI DEBORA SINAGA (12030111060003) VIRGO PUTRI AYU SINAGA (12030111060033) YULITA ERNAWATI SIREGAR (12030111060038) SUHUD AGNES MATONDANG (12030111060055) NAOMI POPPI R.H. (12030111060062) D III AKUNTANSI

PENERIMAAN PERIKATAN DAN PERENCANAAN AUDITSebelum audit atas laporan keuangan, dilaksanakan, auditor perlu mempertimbangkan apakah dia akan menerima atau menolak perikatan audit ( audit engagement) dari calon kliennya. Jika auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari calon kliennya, ia akan melaksanakan audit dalam beberapa tahap.

Tahap-Tahap Audit atas Laporan Keuangan Penerimaan Perikatan Audit

Kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Perencanaan Audit Langkah berikutnya setelah perikatan audit diterima oleh auditor adalah perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.

Pelaksanaan Pengujian Audit

Pelaksanaan pekerjaan lapangan ini harus mengacu ke tiga standar auditing yang termasuk dalam kelompok standar pekerjaan lapangan. Tujuan utama pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangan klien. Pelaporan Audit Tahap akhir pekerjaan audit atas laporan keuangan adalah pelaporan audit. Ada dua langkah penting yang dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit ini; yaitu:

1. Menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik simpulan. 2. Menerbitkan laporan audit

Tahap-Tahap Penerimaan Perikatan Audit:1. Mengevaluasi integritas manajemen 2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa 3. Menentukan kompetensi unutk melaksanakan audit 4. Menilai independensi 5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan 6. Membuat surat perikatan audit

Mengevaluasi Integritas Manajemen Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen adalah 1. Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu 2. Meminta keterangan kepada pihak ketiga 3. Melakukan review terhadap pengalaman auditor dimasa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan

I.Komunikasi Dengan Auditor Pendahulu Sebelum menerima suatu perikatan audit , auditor pengganti harus mencoba melaksanakan komunikasi tertentu berikut ini : 1. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah yang 2. Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor pengganti mengadakan komunikasi dengan auditor pendahulu dan meminta persetujuan dari klien untuk melakukan hal tersebut. 3. Memeprtimbangkan keterbatasan jawaban yang diberikan oleh auditor pendahulu. Auditor pendahulu harus memebrikan jawaban dengan segera dan lengkap atas pertanyaan yang masuk akal dari auditor pengganti.

II. Meminta Keterangan Kepada Pihak Ketiga

Informasi tentang integritas manajemen dapat diperoleh dengan meminta keterangan kepada pensihat hukum, pejabat bank, dan pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien. Dalam melakukan audit, auditor menghadapi kemungkinan disajikannnya dengan sengaja laporan keuangan yang tidak benar untuk kepentingan pribadi berbagai anggota manajemen. Ada berbagai motif yang melatarbelakanginya, misanya untuk menutupi penggelapan besar-besarn terhadap aktiva perusahaan ataau untuk menghindari akibat-akibat yang tidak diinginkan oleh manajemen seperti turunnya nilai saham,pemecatan dari jabatan pimpan dan kebangkrutan dari perusahaan

III. Melakukan Review terhadap Pengalaman Auditor di Masa Lalu dalam Berhubungan dengan Klien yang Bersangkutan

Dalam audit yang telah lalu, auditor mengajukan berbagai pernyataan kepada manajemen tentang adanya hal-hal bersyarat (contingencies), kelengkapan notulen rapat dewan komisaris, kepatuhan klien terhadap peraturan pemerintah. Kebenaran jawaban yang diberikan oleh manajemen dalam audit laporan keuangan tahun yang lalu, harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi integritas manajemen

Identifikasi Kondisi Khusus dan Risiko Luar

Biasa

a. Mengidentifikasi pemakai laporan audit Bapepam, badan pengatur, bank dan lembaga keuangan lain,pemegang saham, dan pasar modal adalah pemakai utama laporan audit. b. Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan Auditor dapat mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit dari klien yang diperkirakan akan mengahadapi tuntutan pengadilan dan auditor diperkirakan akan terlibat secara mendalam dengan perkara tersebut. c. Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit Kemungkinan laporan keuangan dapat diaudit perlu diselidiki oleh auditor sebelum auditor menerima perikatan audit atas laporan keuangan.

Penentuan Kompetensi Auditor Untuk Melaksanakan Audit

Mengidentifkasi tim audit Tim audit terdiri dari 1. Seorang partner yang akan bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit. 2. Satu atau lebig manajer , yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit. 3. Staf asisten, yang melaksankan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit. Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Penggunaan Spesialis 1. Penilaian 2.Penentuan karateristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau kondisi. 3. Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus 4. Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan.

Auditor dapat menghadapi dua kemungkinan keadaan berikut ini: A. Spesialis ditunjuk oleh klien atau badan berwenang. B. Spesialais dipilih oleh auditor untuk menilai asersi tertentu Auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini: 1. Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan kompetensi dari spesialis dalam bidangnya. 2. Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para rekan sejawat dan pihak lain yang mengenal kemampuan atau kinerjanya. 3. Hubungan, jika ada antara spesialis dengan klien.

Diantara auditor, klien dan spesialis harus memiliki kesamaan pengertian mengenai sifat pekerjaan yang harus dilakukan spesialis. Sebaiknya, pengertian tersebut didokumentasikan dan harus meliputi hal-hal berikut: A. Tujuan dan lingkup pekerjaan spesialis B. Pernyataan spesialis berkenaan dengan hubungannya jika ada dengan klien. C. Metode atau asumsi yang digunakan. D. Perbandingan antara metode atau asumsi yang harus digunakan sekarang denganyang digunakan tahun lalu. E. Pemahaman spesialis mengenai penggunaan temuan spesialis oleh auditor sebagai pendukung. F. Bentuk dan isi laporan spesialis.

Penentuan Kemampuan Auditor dalam

Menggunakan Kemahiran Profesionalnya dengan Cermat dan Seksama

Bunyi standar umum yang ketiga: Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 1. Penentuan Waktu Perikatan 2. Pertimbangan Jadwal Pekerjaan Lapangan Biasanya auditor menggolongkan jadwal pelaksanaan pekerjaan lapangan kedalam dua kelompok berikut ini: a. Pekerjaan interim (interim work) yang merupakan pekerjaan lapangan yang dilaksanakan oleh auditor 3-4 bulan sebelum tanggal neraca. b. Pekerjaan auditor tahun (year and work) yang merupakan pekerjaan lapangan yang dilaksanakan oleh auditor beberapa minggu sbelum tanggal neraca sampai 3 bulan setelah tanggal neraca.

3. Pemanfaatan Personal Klien Personel klien dapat dimanfaatkan untuk beberapa perikatan berikut ini: a. Pembuatan daftar saldo akun buku besar(working trial balance) b. Rekonsilisasi akun kontrol(controlling account) dalam buku besar dengan akun buku pembantu atau(subsidiary ledger) yang bersangkutan. c. Pembuatan daftar umur piutang. d. Pembuatan daftar pollis asuransi yang berlaku, piutang wessel, dan penambahan dan pengurangan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit.

Isi Pokok Surat Perikatan AuditA. Tujuan audit atas laporan keuangan B. Tanggung jawab manajemen atas laporan keungan C. Pengaturan reproduksi laporan keuangan auditan D. Kesanggupan auditor untuk menyampaikan informasi E. Akses keberbagai catatan, dokumentasi, dan informasi. Disamping itu, auditor dapat pula memasukkan hal berikut ini; a. Pengaturan berkenaan dengan perencanaan auditny b. Permintaan kepada klien untuk menegaskan syarat perikaytan sesuai dengaan tanda penerimaan surat perikatan audit Jika relevan, butir-butir berikut ini dapat dimasukkan kedalam surat perikatan audit ; a. Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor lain dalam beberapa aspek audit b. Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor intern dan staf klien yang lain c. Pembatasan atas kewajiban auditor jika kemungkinan ada

TUJUH TAHAP PERENCANAAN AUDIT

Memahami bisnis dan industri klien Melaksanakan prosedur analitik Mempertimbangkan tingkat materialitas awal Mempertimbangkan risiko bawaan Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan Memahami pengendalian intern klien

Memahami Bisnis dan Industri Klien SA Seksi 318 Pemahaman atas Bisnis Klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien :

a) Pengalaman Sebelumnya tentang Entitas dan IndustrinyaDalam audit ulangan, auditor dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang kekhususan bisnis klien dengan cara me-review kertas kerja audit yang disimpan dalam arsip permanen. Dengan cara ini auditor dapat mengingat kembali mengenai kebijakankebijakan klien, organisasi, dan pengendalian intern.

b) Diskusi dengan Orang dalam EntitasKomite audit, direktur, dan personel operasi adalah contoh narasumber yang dapat diharapkan oleh auditor untuk memperoleh informasi bagi auditor untuk memahami bisnis entitas dan industrinya. Seksi SA 380 Komunikasi dengan Komite Audit memberi panduan bagi auditor tentang masalah yang dikomunikasikan oleh auditor kepada komite audit.

c) Diskusi dengan Personel dari Fungsi Audit Intern dan Review terhadap Laporan Auditor InternAuditor intern merupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dan kelemahan pengendalian intern yang diterapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan informasi. Review terhadap laporan auditor intern merupakan cara yang efektif untuk memahami pengendalian intern yang diberlakukan dalam organisasi entitas.

d) Diskusi dengan Auditor Lain dan dengan Penasihat Hukum atau Penasihat Lain yang telah Memberikan Jasa kepada Entitas atau dalam Industri

e) Publikasi yang Berkaitan dengan IndustriPengetahuan mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien dapat diperoleh dengan berbagai cara sebagai berikut : 1. Meminta keterangan dari klien 2. Berlangganan majalah yang dikeluarkan oleh organisasi industri yg bersangkutan. 3. Aktif berpartisipasi dalam perkumpulan berbagai industri atau program latihan yg diselenggarakan oleh berbagai industri

f) Kunjungan ke Tempat atau Fasilitas Pabrik EntitasDari inspeksi ke pabrik dan kantor klien auditor dapat memperoleh pengetahuan mengenai tata letak pabrik (plant lay-out), proses produksi, produk-produk utama perusahaan, dan penjagaan fisik terhadap aktiva perusahaan. Dalam melakukan perjalanan inspeksi ke kantor klien yang bekerja di kantor, serta pembagian kegiatan akuntansi

g) Perundangan dan Peraturan yang secara Signifikan Berdampak terhadap EntitasBadan perumus standar (standard setting body) dalam organisasi IAI seringkali menerbitkan standar baru berupa Pernyataan Standar Profesional Akuntan Keuangan atau Pernyataan Standar Auditing.

h) Dokumen yang Dihasilkan oleh EntitasNotulen rapat direksi merupakan dokumen yang sangat penting untuk memperoleh informasi tentang berbagai keputusan strategik yang dilakukan dalam bisnis entitas.

Melaksanakan Prosedur AnalitikProsedur analitik meliputi perbandingan jumlah yang tercatat atau yang terhitung dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Tujuan prosedur analitik: 1. Meningkatkan pemahaman atas usaha klien 2. Mengidentifikasi risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit

Mempertimbangkan Tingkat Materialitas AwalAuditor perlu mempertimbangkan materialitas awal pada dua tingkat berikut : Tingkat laporan keuangan Tingkat saldo akun Materialitas awal pada tingkat saldo akan ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit karena untuk mencapai simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan, auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun.

Mempertimbangkan Risiko Bawaan1. Pada tahap perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko bawaan (inherent risk). 2. Pada tahap pemahaman dan pengujian pengendalian intern, auditor harus mempertimbangkan risiko pengendalian (control risk) 3. Pada tahap pelaksanaan pengujian substantif, auditor harus mempertimbangkan risiko deteksi ( detection risk) 4. Penerbitan laporan audit, auditor harus mempertimbangkan penilaian risiko audit

Mempertimbangkan Berbagai Faktor yang Berpengaruh terhadap Saldo Awal, jika Perikatan Audit merupakan Audit Tahun PertamaLaporan keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha tahun berjalan, namun juga mencerminkan dampak : 1. Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ke tahun berikutnya 2. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam tahuntahun sebelumnya

Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa : a. Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan tahun berjalan b. Saldo penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ke tahun berjalan atau telah dinyatakan kembali, jika hal itu semestinya dilakukan c. Kebijakan akuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten

Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikanTujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit yang dilakukan oleh auditor adalah untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang rendah, laporan keuangan disjikan secara wajar. Ada dua strategi audit yang dapat dipilih auditor : 1. Primarily substantive approach 2. Lower assessed level of control risk approachMeriview informasi yang berhubungan dengan kewajiban legal klien 1. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga 2. Perjanjian persekutuan 3. Kontrak 4. Arsip korespondensi 5. Noteulen rapat direksi dan pemegang saham

Tujuan auditor mereview informasi;

1 untuk memperoleh gambaran ringkas dan kebijakan pemilik dan para manajer sehingga pada waktu audit berlangsung sesuai dengan kebijakan rencana pemilik 2. untuk memperoleh backround information dan laporan klien Pengujian audit (audit test) 1. pengujian analitik (analitical test) 2. pengujian pengendalian (test ovcontrol) 3. pengujian subtantif (substantive test)