Keluarga Binaan Indah

31
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN KELUARGA BINAAN TUBERCULOSIS PARU Disusun Oleh : Baiq Indah Kusumawaty H1A 004 007 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

description

Keluarga Binaan Indah

Transcript of Keluarga Binaan Indah

Page 1: Keluarga Binaan Indah

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN

TUBERCULOSIS PARU

Disusun Oleh :

Baiq Indah Kusumawaty

H1A 004 007

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

PUSKESMAS NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

2013

Page 2: Keluarga Binaan Indah

KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

I. DATA KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Tanggal 10-02-2013 diisi oleh

Nama: Baiq Indah Kusumawaty NIM : H1A004007

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada

Data pasien keluarga Binaan

Pasien Keterangan

Nama Amaq Sonem Suami ny, Riadah

Umur / tgl. Lahir 50 tahun /

Alamat Karang Duntal, Desa Gerimak

Indah, Kecamatan Narmada,

Lombok Barat

Jenis kelamin Laki-laki

Agama Islam

Pendidikan -

Pekerjaan -

Status perkawinan Menikah

Telah diobati sebelumnya

OAT

Alergi obat -

II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga . Amaq Sonem. Amaq

sonem merupakan suami dari ny. Riadah Keluarga inti dari amaq sonem terdiri dari istri dan

anak. Amaq sonem tinggal bersama dengan keluarganya dalam satu rumah di wilayah Dusun

Karang Duntal, Desa Gerimak Indah, Kecamatan Narmada, Lombok Barat sejak tahun 2000.

Dalam keluarga binaan ini terdapat tiga orang anggota keluarga. Berikut ini adalah identitas

anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama yang tinggal serumah dengan

amaq sonem.

Page 3: Keluarga Binaan Indah

Data Anggota Keluarga:

Anggota Keluarga Keterangan

Nama Ny.Riadah Istri amaq sonem

Umur 25 Tahun

Alamat Dusun Karang Duntal, Desa Gerimak

Indah, Kecamatan Narmada, Lombok

Barat

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan Buruh tani

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

Nama An. Nia Anak amaq sonem

Umur 4 tahun

Alamat Dusun Karang Duntal, Desa Gerimak

Indah, Kecamatan Narmada,

Lombok Barat

Agama Islam

Pendidikan -

Pekerjaan -

Status Belum Menikah

Kelurga amaq sonem secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga /

ikhtisar keluarga sebagai berikut:

Page 4: Keluarga Binaan Indah

A.SonemI.Surni I.Tini riadah

Surni

Martini

Tiniati

Karsiman

Kardiansah

Riadi

Nia

Keterangan:

Perempuan

Laki-Laki

Meninggal

Keluarga Binaan

Ikhtisar Keluarga amaq sonem :

Page 5: Keluarga Binaan Indah

III. DATA STATUS KESEHATAN KELURGA

Status Kesehatan dalam laporan ini dinilai berdasarkan Berat Badan (BB), Tinggi

Badan (TB), Tekanan Darah (TD), Frekuensi Nadi (N), Respirasi (RR) dan Suhu (T). Data

kesehatan awal, diambil saat pertemuan pertama dengan masing-masing anggota keluarga

binaan.

IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

a. Anamnesis

Keluhan Utama:

Batuk

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh batuk sejak 1 bulan yang lalu, batuk berdahak, dahak kadang bercampur

dengan bercak darah, pasien juga mengeluh badan lemas, sering berkeringat dimalam hari,

berat badan menurun di keluhkan oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah mengalami keluhan yang sama beberapa bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga

Aspek Pemeriksaansuami

Aq. S, 50th

Ibu

Ny.R, 25th

Anak

An.N, 4 th

BB 50 kg 45 kg 13,5 kg

TB 169 cm 154 cm 82 cm

TD 120/80 110/80 -

N 80x/mnt 84x/mnt 104x/mnt

RR 18x/mnt 20x/mnt 30x/mnt

T 36,8 36,6 36,7

Page 6: Keluarga Binaan Indah

Ada anggota anggota keluarga lain yang mengalami keluhan yang serupa saat ini. Riwayat

asma disangkal, dan penyakit lainnya dalam keluarga disangkal.

Riwayat Pengobatan :

Pasien belum pernah diterapi sebelumnya

Riwayat sosial

Pasien merupakan seorang perokok aktif,pasien mengaku merokok sejak 30 tahun yang

lalu, rata-rata merokok 8-10 batang sehari menggunakan rokok pilitan, akan tetapi setelah

mengeluh batuk bercampur darah pasien mengaku sudah tidak merokok lagi

b. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum & tanda-tanda vital :

Kesan Umum : Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 120/80 mmhg

HR : 80 x/mnt

RR : 18 x/menit

Tax : 36,5 ºC

Status Generalis

Kepala : kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-),

Rambut : normal

Mata :Konjungtiva : anemis (-/-), ikterus (-/-)

Telinga : bentuk normal, nyeri tekan (-/-), serumen (-/-)

Hidung : Bentuk normal, nyeri tekan (-/-), perdarahan (-), sekret (-/-)

Leher : pembesaran KGB (-)

Thoraks :

o Inspeksi : kelainan bentuk (-), pergerakan dinding dada simetris, retraksi

dinding dada (-)

o Auskultasi : Pulmo: bronkovesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki(-/-)

Cor: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :

Page 7: Keluarga Binaan Indah

o Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-)

o Auskultasi :Peristaltik usus : normal

o Palpasi : Hepar: tidak teraba

Lien : tidak teraba

Ginjal : tidak teraba

o Perkusi : suara timpani

Anggota Gerak :

Kelainan bentuk : (-)

Edema : (-)

Akral hangat : + +

+ +

Uro-genital : tidak dievaluasi

Vertebrae : Kelainan yang ada : (-); tanda-tanda fraktur : (-)

c. Pemeriksaan Penunjang

pemeriksaan BTA

d. Diagnosis Kerja

Tuberculosis

e. Terapi

OAT

f . Prognosis Pasien

Dubia ad Bonam

g . Konseling

Konseling yang diberikan pada pasien:

- Pasien diterapi dengan OAT selama 6 bulan, karna dari hasil pemeriksaan, pasien +

TB

- Pasien teratur mengkonsusmsi OAT dan harus ada yang mengawasi pasien minum

obat.

- Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat

- Pada saat bersin, pasien hendaknya menutup muluk atau menggunakan masker

agar tidak menularkan kepada anggota keluarga yang lain

- agar tidak berludah sembarangan karna itu dapat menjadi sumber penularankan

Page 8: Keluarga Binaan Indah

- Agar setiap harinya ventilasi rumah dibuka, dimaksudkan supaya cahaya matahari

bisa masuk sehingga ruangan tidak menjadi lembab

V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN

BUDAYA KELUARGA

V.1. Keadaan Lingkungan

Keluarga amaq sonem tinggal di Dusun Karang duntal Desa Gerimak Indah,

Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat sejak tahun 2000. Tempat tinggal

tersebut merupakan rumah yang di tempati oleh pasien sejak lahir. Luas bangunan ±

3x4m, yang terdiri dari 1 kamar tidur, dan teras. Rumah pasien ini beratap genteng,

tidak ada flavon, dan dinding terbuat dari semen. Terdapat 1 pintu pada bagian depan

rumah, tanpa ada jendela, Rumah ini berlantai semen. Untuk keperluan tidur, pasien

dan keluarga tidak memakai kasur, pasien beserta istri dan anaknya tidur

menggunakan tikar. Dapur terletak di samping rumah. Keluarga pasien memasak

dengan menggunakan kayu bakar,

Rumah pasien tidak memiliki kamar mandi, untuk keperluan mandi, mencuci

dan buang air, pasien dan keluarga pasien kadang-kadang melakukannya di sumur

depan rumah pasien maupun selokan yang berada di belakang rumah pasien.

Terkadang BAB juga dilakukan di selokan yang terdapat di timur rumah pasien.

Untuk kebutuhan minum sehari-hari keluarga pasien mengambil air bersih dari

sumur di depan rumahnnya. Air tersebut kadang langsung dikonsumsi dan kadang

juga dimasak terlebih dahulu. Untuk lingkungan luar rumah pasien, jarak rumah

pasien dengan rumah tetangga tetangga cukup dekat ±1 m, bahkan berdempet pada

rumah tetangga di depan rumah pasien.

Rumah amaq sonem tidak mempunyai halaman, rumah dipisahkan dengan

tetangga oleh sebuah jalan setapak yang kecil selebar ±2 meter. Sebelah timur rumah

Amaq Sonem adalah rumah tetangga dengan jarak ±3 meter. Batas sebelah barat

rumahnya adalah rumah tetangga yang berdempetan dengan rumah pasien, Dibagian

depan rumah berbatasan dengan rumah tetangga yang dipisahkan oleh jalan setapak

yang kecil selebar ±2 meter Di depan rumah Amaq Sonem adalah dapur dan tempat

mandi serta mencuci

Keluarga Amaq Sonem mengatakan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari

menggunakan air yang diambil dari sumur di yang ada di depan rumahnya. Air

Page 9: Keluarga Binaan Indah

Rumah tetangga

Rumah pasien

Rumah tetangga

Dapur pasien

Tempat mandi/ sumur

Rumah tetangga

Rumah tetangga

tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari

lainnya.

Untuk pengelolaan sampah, keluarga pasien biasanya membuangnya di tempat

pembuangan sampah diluar rumah yang berjarak ±4 meter dari rumah pasien, tepat di

samping bagian depan rumah pasien.

Berikut adalah denah secara skematis rumah keluarga amaq sonem:

Skema Denah Rumah Pasien:

Page 10: Keluarga Binaan Indah

Dokumentasi hasilpenelusuran kasus

Kamar tidur pasien

Teras rumah

Page 11: Keluarga Binaan Indah

Dapur

Page 12: Keluarga Binaan Indah

Kandang ayam dan kandang burung

Kandang ayam dan tempat mandi,mencuci

Page 13: Keluarga Binaan Indah

V.2. Sosial Ekonomi

Penghasilan dalam keluarga Amaq Sonem diperoleh dari istrinya yang bekerja

sebagai buruh tani, sedangkan amaq sonem sendiri tidak bekerja. Penghasilan perhari

keluarga ini tidak menentu, istri pasien mengatakan rata-rata penghasilan yang

didapatkannya adalah Rp.15.000 - Rp.30.000 perhari.

VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

VI.1. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama terhadap

keluarga binaan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga Amaq

Sonem tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan

dalam tabel sebagai berikut

Page 14: Keluarga Binaan Indah

No. Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Kemungkinan Penyebab

Masalah Kesehatan

Keterangan

1. Amaq Sonem TB Kurangnya pengetahuan tanda

dan gejala TB

Kurangnya pengetahuan

pasien mengenai PHBS,

seperti:

- Kebiasaan berludah

sembarangan akan

menjadi sumber

penularan

- Pasien kurang

memperhatikan keadaan

lingkungan sekitar.

- Kurang mengerti syarat

rumah sehat

Masalah

diketahui saat

kunjungan

pasien ke

Puskesmas dan

saat kunjungan

rumah

2. Istri Susp.TB Batuk lama

Kurangnya ventilasi di dalam

rumah.

Tidur menggunakan alas tikar

Kondisi rumah dengan

pencahayaan yang kurang

menyebabkan rumah menjadi

lembab

Asap kayu bakar dari dapur

yang masuk ke dalam rumah

Masalah

diidentifikasi

saat kunjungan

pertama ke

rumah pasien

3 Nia ISPA Kurangnya ventilasi di dalam

rumah.

Tidur menggunakan kasur

tipis di lantai dengan

beralaskan tikar

Kondisi rumah dengan

pencahayaan yang kurang

menyebabkan rumah menjadi

lembab

Asap kayu bakar dari dapur

yang masuk ke dalam rumah

Masalah

diidentifikasi

saat kunjungan

pertama ke

rumah pasien

Page 15: Keluarga Binaan Indah

Dari tabel di atas, saat kunjungan rumah pertama diperoleh data masalah kesehatan

yang dialami oleh Amaq Sonem dan anggota keluarga tersebut. Semua anggota keluarga

masih memilki masalah kesehatan. Melalui wawancara, dapat diketahui beberapa penyebab

masalah yang dianggap menjadi kemungkinan penyebab masalah dalam keluarga tersebut.

Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang

dialami oleh semua anggota keluarga Amaq Sonem tersebut di atas terkait dengan determinan

kesehatan yang ada yaitu aspek biologis/genetik, lingkungan, aspek perilaku/gaya hidup, dan

aspek pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pasien (amaq sonem) à TBC

Berdasarkan determinan kesehatan, Amaq Sonem memiliki masalah kesehatan yang

terutama terkait pada perilaku, aspek lingkungan

2. istri (Riadah) àsusp TB

Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama

disebabkan oleh aspek perilaku dan lingkungan.

3. Nia (anak)à ISPA

Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama disebabkan

oleh aspek perilaku dan lingkungan.

Masalah kesehatan yang pertama kali diidentifikasi berasal dari Amaq Sonem dengan

keluhan Batuk lama . Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi masalah

kesehatan anggota keluarga lainnya, yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah pasien pada

tanggal 10 februari 2013. Dari kunjungan rumah pertama mulai diperoleh masalah kesehatan

masing-masing anggota keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan

dilakukan.

VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

No.Anggota

Keluarga

Masalah Kesehatan

Anggota Keluarga

Rencana Upaya

IntervensiKet

1. Amaq

Sonem

Batuk lama

(TBC)

Menjelaskan mengenai penyakit

TBC, faktor resiko, dan

pencegahannya.

Penyuluhan mengenai PHBS

kepada keluarga:

Page 16: Keluarga Binaan Indah

- Menyarankan untuk menutup

mulut bila bersin atau batuk .

- Menyarankan untuk tidak

berludah pada sembarang

tempat.

- Memberikan informasi

mengenai pentingnya

ventilasi di dalam rumah.

Penyuluhan tentang cara

mencegah penularan.

- Menyarankan untuk rutin

memeriksakan kesehatan.

2. Ny. Riadah Susp TB Menjelaskan mengenai penyakit

TB, faktor resiko, dan

pencegahannya

Penyuluhan mengenai Pola

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Menyarankan agar membuka

pintu dipagi hari agar terjadi

pertukaran udara dirumah

tersebut

3. Nia ISPA Menjelaskan pada orang tua

mengenai penyakit ISPA, faktor

resiko dan pencegahan

Menyarankan agar membuka

pintu dipagi hari agar terjadi

pertukaran udara dirumah

tersebut

Menyarankan kepada orang tua

untuk tidak terlalu sering

melakukan kontak langsung

dengan pasien.

Page 17: Keluarga Binaan Indah

BIOLOGIS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

DIABETESMELITUS

Usia Dan ImunitasUsia 69 tahun termasuk usia dengan resiko penyakit infeksi (virus, bakteri) yang besar karena imunitas pada usia lanjut makin rendah.

Jenis KelaminLaki-laki lebih beresiko untuk menderita TB daripada perempuan

VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Amaq Sonem bila terdapat

anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan. Selama ini menurut amaq sonem (,

masalah kesehatan sehari-hari dalam keluarga juga kadang-kadang diatasi dengan membeli

obat yang dijual di warung atau dengan berobat ke perawat yang berada di dusun tempat

tinggal pasien. Namun jika keluarga merasa sakitnya tidak membaik, maka keluarga akan

berobat ke puskesmas.

VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

VII.1. Kerangka Konsep Masalah Pasien

Page 18: Keluarga Binaan Indah

VII.2. Diagnostik Holistik

Aspek Personal

Pasien mengeluh batuk sejak 1 bulan yang lalu, batuk berdahak, dahak kadang bercampur

dengan bercak darah, pasien juga mengeluh badan lemas, sering berkeringat dimalam hari,

berat badan menurun di keluhkan oleh pasien.

Aspek Klinik

Tuberculosis

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan seorang perokok aktif sehingga pasien termasuk dalam faktor resiko

yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit paru-paru. Hal ini disebabkan

karena asap yang ditimbulkan oleh rokok akan menyebabkan menurunkan fungsi kerja

paru-paru.

Aspek Psikososial Keluarga

Kurangnya pengetahuan menganai tuberculosis faktor resiko dan pencegahannya.

Kurangnya mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehat.

VII.3. Rencana Penatalaksanaan Pasien

No.

Kegiatan Rencana intervensi Sasaran WaktuHasil yang diharapkan

1. Aspek personal Evaluasi: Keluhan, harapan, dan

kekhawatiran pasienIntervensi: Edukasi kepada pasien

mengenai TB, bagaimana gejalanya, penularannya, dan pengobatannya serta bahaya yang di timbulkan

Memberikan informasi tentang rumah sehat

Pasien dan keluarga pasien

1 minggu

2. Aspek klinik

tuberculosis Evaluasi:- Pemantauan perbaikan

kondisi klinis pasien- Keteraturan dalam

mengkonsumsi obat TBC

- Keteraturan dalam pemberian obat

Pasien dan keluarga

Perbaikan kondisi klinis pasien

teratur dan disiplin dalam pemberian obat pasien

Dapat mencegah komplikasi

Dilakukan kontrol

Page 19: Keluarga Binaan Indah

- Pemantauan keteraturan mengkonsumsi obat

Terapi: Non Farmakologis:

- Menghindarkan dari faktor resiko

- Menjaga kebersihan lingkungan

Farmakologis :OAT Menjelaskan tentang

TBC,bagaimana penularannya, apa bahayanya bila tidak diobati serta cara pencegahannya

Pentingnya terapi non farmakologi

kesehatan secara teratur

3. Aspek resiko internal

Edukasi: Mengenai keadaan

kesehatan pasien Pentingnya

menghindarkan faktor resiko

Aspek perilaku pasien keluarga serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakit

Pasien dan keluarga

I minggu

Pasien dan keluarga dapat mengerti bahwa merokok merupakan faktor resiko yang rentan menyebabkan terjadinya TBC

4. Aspek psikososial

Kurangnya pengetahuan mengenai TBC.

Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehat

Edukasi:- Mengenai TBC, faktor

resiko TBC, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya TBC

- Edukasi mengenai pentingnya PHBS

Pasien dan keluarga

1 minggu

Pasien dan keluarga pasien mengerti dan mampu memahami mengenai TBC

Pasien dan keluarga pasien dapat menerapkan PHBS di rumah

Pada pasien ini yang bertindak sebagai PMO adalah Riadi,anak laki-lakipasien dari

pernikahan keduanya, PMO memiliki fungsi untuk mengawasi pasien dalammengkonsumsi

OAT, agar pasien teratur dan disiplin mengkonsumsi OAT.Pada kasus ini,PMO sudah cukup

Page 20: Keluarga Binaan Indah

baik dalam melakukan tugasnya, selalu mengawasi dan mengingatkan pasien untuk

meminum obat dan kapan harus kembali ke puskesmas untuk memeriksakan diri serta

mendapat tambahan obat.

VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana SelanjutnyaKunjungan pertama(10-02-2013)

Evaluasi: Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status

kesehatan keluarga secara umum Melakukan evaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien,

keteraturan meminum obat yang diberikan, bagaimanaPHBS keluarga pasien, serta faktor resiko terjadinya TBC pada pasien

Hasil : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, anggota keluarga pasien yang memiliki

masalah kesehatan anak dan istri pasien. Pasien meminum obat yang telah diberikan oleh pihak puskesmas Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien :

- Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai di balik pintu kamar.

- Keluarga pasien jarang membuka pintu setiap pagi untuk sirkulasi udara dan jarang membersihkan rumahnya.

- Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabun.- Dapur ibu pasien terletak diluar rumah dan masih menggunakantungku

sebagai alat masak Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit TBC, faktor

resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut.

Kunjungan kedua(17-02-2013)

Evaluasi: Kondisi klinis pasien Evaluasi dari intervensi sebelumnya

Hasil: Kondisi pasien membaik, keluhan batuk berkurang Pasien sudah habis meminum obat yang telah diberikan.

Evaluasi PHBS :- Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai

dibalik pintu kamar .- Keluarga pasien jarang membersihkan rumahnya.- Keluarga pasien sudah membuka pintu rumah setiap pagi hari

Intervensi:Melakukan edukasi mengenai : Kedisiplinan minum obat Menghindarkan kontak langsung dengan anggot keluarga yang lain Edukasi tentang pemanfaatan dan pentingnya ventilasi rumah

Page 21: Keluarga Binaan Indah

Kunjungan ketiga(22-02-2013)

Evaluasi: Pasien sudah tidak batuk lagi Pasien mengkonsumsi obat dengan teratur Istri pasien masih mengeluh batuk.Evaluasi PHBS : Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan

diletakan kedalam keranjang pakaian Rumah sudah di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan

pertama dan kedua

Kunjungan keempat(25-102-2013)

Evaluasi: Kondisi kesehatan anggota keluarga Mengevaluasi hasil intervensi yang dilakukan pada kunjungan-kunjungan

sebelumnya

Hasil : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit, dan tidak ada keluhan

lagi Anggota keluarga tetap menjalankan edukasi yang telah di berikan.

Edukasi:Menganjurkan ke pasien dan keluarga agar tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat seperti yang telah diedukasikan selama beberpa minggu belakngan ini.

Page 22: Keluarga Binaan Indah

VII.5. Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama

Aspek Personal

Pasien mengeluh batuk sejak 1 bulan yang lalu, batuk berdahak, dahak kadang bercampur

dengan bercak darah, pasien juga mengeluh badan lemas, sering berkeringat dimalam hari,

berat badan menurun di keluhkan oleh pasien.

Aspek Klinik

Tuberculosis

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan seorang perokok aktif sehingga pasien termasuk dalam faktor resiko

yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit paru-paru. Hal ini disebabkan

karena asap yang ditimbulkan oleh rokok akan menyebabkan menurunkan fungsi kerja

paru-paru.

Aspek Psikososial Keluarga

Kurangnya pengetahuan menganai tuberculosis faktor resiko dan pencegahannya.

Kurangnya mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehat.

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan pembina.

Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan anggota keluarga lainnya.

Kesadaran keluarga untuk hidup lebih sehat

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:

Kondisi sosio-ekonomi yang kurang mendukung.

Kondisi lingkungan rumah pasien yang tidak memiliki ventilasi, lingkungan pemukiman yang

merupakan pemukiman padat penduduk

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:

Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang PHBS.

Edukasi untuk selalu selalu disiplin mengkonsumsi obat sampai waktu terapi selesai guna

menghindari putus berobat

Edukasi untuk melakukan pemeriksaan anggota keluarga lain yang memiliki faktor resiko.