Kepemimpinan Pembelajaran (KS) 48 R
-
Upload
hery-de-handlery -
Category
Documents
-
view
227 -
download
1
description
Transcript of Kepemimpinan Pembelajaran (KS) 48 R
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah i
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN Dalam rangka pelaksanaan program penguatan kemampuan kepala
sekolah yang merupakan amanat Inpres No 1 tahun 2010, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMP dan PMP) telah menyusun materi pelatihan untuk penguatan kemampuan kepala sekolah. Pengembangan materi tersebut telah mengacu pada standar kepala sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Saya memberikan penghargaan yang tinggi kepada Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan atas dihasilkannya materi penguatan kemampuan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi kepala sekolah.
Materi pelatihan ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu kepala sekolah dan lembaga yang terkait dalam penguatan kemampuan kepala sekolah di propinsi dan kabupaten/kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi terhadap program penguatan kepala sekolah dapat memperkaya dengan berbagai referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan kepala sekolah yang profesional dan akuntabel.
Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan kepala sekolah sesuai dengan standar kepala sekolah sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dapat diwujudkan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, inovatif, berpikir kritis, cakap menyelesaikan masalah, dan bernaluri kewirausahaan.
Jakarta, April 2011 Kepala Badan PSDMP dan PMP
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP.196202031987031002
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
ii
KATA PENGANTAR
Materi pelatihan yang telah disusun merupakan bagian dari rencana pelaksanaan program penguatan kepala sekolah, program kedua dari delapan program 100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan kepala sekolah sangat penting mengingat peran strategis kepala sekolah di dalam proses peningkatan mutu pendidikan.
Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan berpikir kritis, kreatif, inovatif, cakap menyelesaikan masalah, dan bernaluri kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi pelatihan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi kepala sekolah sesuai yang diamanahkan Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Kami menyadari bahwa materi pelatihan ini masih jauh dari sempurna. Namun kami perlu menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun yang telah berusaha dan berhasil menyiapkan materi pelatihan yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi usaha peningkatan kompetensi kepala sekolah. Berbagai pihak yang terkait dengan penguatan kemampuan kepala sekolah dapat memperkaya dengan materi yang lain sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kompetensi kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Semoga materi pelatihan ini bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan kepala sekolah di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Jakarta, April 2011 Kepala Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Dr. Abi Sujak NIP. 19621011 198601 1 001
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah iii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN .................................................................................. iKATA PENGANTAR ........................................................................ iiDAFTAR ISI .................................................................................. iii PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Pengantar ........................................................................... 1B. Kompetensi yang Diharapkan Dimiliki oleh Pembaca ................ 2C. Deskripsi Kegiatan Belajar ................................................... 2D. Kegunaan Materi Pelatihan .................................................. 2E. Petunjuk Penggunaan Materi Pelatihan .................................. 3F. Langkah-langkah Kegiatan Pelatihan ..................................... 3
KEGIATAN BELAJAR I Arti, Tujuan, dan Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran................. 5
A. Pengantar ........................................................................... 5B. Materi Pokok ....................................................................... 6C. Kasus ................................................................................. 12D. Rangkuman.......................................................................... 17
KEGIATAN BELAJAR 2 Kompetensi Kepemimpinan Pembelajar.........................................
19
A. Pengantar ........................................................................... 19B. Materi Pokok........................................................................ 19C. Kasus ................................................................................. 29D. Rangkuman .......................................................................... 30
KEGIATAN BELAJAR 3 Cara Menerapkan Kepemimpinan Pembelajaran ............................. 31
A. Pengantar ........................................................................... 31B. Materi Pokok........................................................................ 31C. Kasus……….......................................................................... 36
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
iv
D. Rangkuman ........................................................................ 40
REFLEKSI....................................................................................... 41 DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 42
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 1
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Banyak model kepemimpinan
yang dapat dianut dan diterapkan dalam bebagai organisasi/institusi,
baik profit maupun nonprofit. Namun, model kepemimpinan yang
paling cocok untuk diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan
pembelajaran. Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kepala
sekolah yang memfokuskan kepemimpinan pembelajaran
menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik dari pada kepala
sekolah yang kurang memfokuskan pada kepemimpinan
pembelajaran. Ironisnya, kebanyakan kepala sekolah tidak
menerapkan model kepemimpinan pembelajaran.
Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di sekolah
karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan
yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangan-tantangan
yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut sekolah
sebagai organisasi harus memfokuskan pada pembelajaran, yang
meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil
belajar. Oleh karena itu, materi pelatihan ini akan membahas secara
spesifik tentang kepemimpinan pembelajaran seperti yang disebutkan
pada deskripsi kegiatan belajar.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
2
B. Kompetensi yang Diharapkan Dimiliki oleh Pembaca
Setelah mempelajari materi pelatihan ini, diharapkan para
pembaca memiliki kompetensi-kompetensi sebagai berikut.
(1) Memahami arti dan tujuan kepemimpinan pembelajaran.
(2) Mengidentifikasi kompetensi kepemimpinan pembelajaran.
(3) Menerapkan strategi kepemimpinan pembelajaran.
C. Deskripsi Kegiatan Belajar
Dalam mempelajari materi pelatihan ini, ada tiga kegiatan
belajar yang harus dilaksanakan yaitu:
Kegiatan Belajar 1: Arti, tujuan, dan pentingnya kepemimpinan
pembelajaran
Kegiatan Belajar 2: Kompetensi kepemimpinan pembelajaran
Kegiatan Belajar 3: Strategi pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran
Tiga hal penting yang harus dilakukan sebelum melaksanakan
empat kegiatan belajar yang dimaksud, yaitu:
(1) kuatkan komitmen untuk berkembang;
(2) yakinkan diri anda bahwa belajar melalui materi pelatihan ini
merupakan kebutuhan sekolah/madrasah bukan kegiatan rutin
untuk memenuhi tuntutan proyek;
(3) yakinkan diri anda bahwa hanya dengan belajar, Anda akan
menjadi pemimpin yang jauh lebih baik dan dikagumi. Semoga!
D. Kegunaan Materi Pelatihan
Materi pelatihan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak
berikut.
(1) Bagi kepala sekolah/madrasah baru dan atau yang belum
menguasai kompetensi yang diharapkan, materi pelatihan ini
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 3
dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal pengembangan
kompetensi kepemimpinan pembelajaran. Sedangkan bagi
mereka yang sudah berpengalaman, materi pelatihan ini dapat
digunakan sebagai bahan refleksi sekaligus bahan pengayaan.
(2) Bagi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Kelompok
Kerja Kepala Sekolah (KKKS)/Madarasah, materi pelatihan dapat
dijadikan bahan diskusi untuk berbagi pengalaman tersebut.
(3) Bagi guru yang ingin mengembangkan karirnya sampai menjadi
kepala sekolah/madrasah, materi pelatihan ini dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan untuk menyiapkan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
E. Petunjuk Penggunaan Materi Pelatihan
(1) Cermati kompetensi yang akan dipelajari sebelum menelaah
bahan bacaan.
(2) Laksanakan dengan sungguh-sungguh setiap kegiatan yang
dianjurkan pada masing-masing kegiatan belajar.
(3) Telaahlah secara cermat dan kritis teks atau bahan bacaan.
(4) Lakukan refleksi terhadap apa yang telah anda kerjakan atau
pelajari.
(5) Bila mengalami kesulitan, jangan segan melakukan diskusi
dengan teman sejawat di MKKS/KKKS Madrasah atau
menanyakannya kepada kepala sekolah pemandu.
F. Langkah-langkah Kegiatan Pelatihan
Materi pelatihan ini dirancang untuk dipelajari oleh kepala
sekolah/madrasah dalam pelatihan. Oleh karena itu langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini
mencakup aktivitas individual dan kelompok. Aktivitas individual
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
4
Aktivitas Kelompok Aktivitas Individu
Membaca Materi Pelatihan
Mendiskusikan Materi Pelatihan
Melaksanakan Latihan/Tugas/
Studi Kasus
Sharing dalam latihan
menyelesaikan masalah/kasus
Membuat Rangkuman
Membuat Rangkuman
Melakukan Refleksi
meliputi: (1) membaca materi pelatihan, (2) melakukan
latihan/mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada
setiap kegiatan belajar, (3) membuat rangkuman, dan (4) melakukan
refleksi. Sedangkan aktivitas kelompok meliputi: (1) mendiskusikan
materi pelatihan, (2) bertukar pengalaman (sharing) dalam
melakukan latihan menyelesaikan masalah/kasus, dan (3) membuat
rangkuman. Langkah-langkah pembelajaran dapat digambarkan
seperti berikut.
Gambar 1: Langkah-langkah Kegiatan Pelatihan
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 5
KEGIATAN BELAJAR 1
Arti, Tujuan, dan Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran
Bacalah materi berikut ini dengan cermat!
A. Pengantar
Pentingnya kepemimpinan pembelajaran yang kuat agar sekolah
menjadi efektif, diulas oleh Hallinger dan Heck (1993). Mereka
mereview mengenai beberapa penelitian empirik peran kepemimpinan
pembelajaran dalam menghasilkan capaian lulusan yang baik,
menyimpulkan bahwa meskipun kepemimpinan pembelajaran tidak
secara langsung berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, namun
pengaruhnya kepada pencapaian hasil dapat terjadi secara tidak
langsung. Kepemimpinan pembelajaran mencakup perilaku-perilaku
kepala sekolah dalam merumuskan dan mengkomunikasikan tujuan
sekolah, memantau, mendampingi, dan memberikan umpan balik
dalam pembelajaran, membangun iklim akademik, dan memfasilitasi
terjadinya komunikasi antar staf.
Pengaruh kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership)
terhadap peningkatan hasil belajar siswa sudah tidak diragukan lagi.
Sejumlah ahli pendidikan telah melakukan penelitian tentang
pengaruh kepemimpinan pembelajaran terhadap peningkatan hasil
belajar. Mereka menyimpulkan bahwa:
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
6
If our schools are to improve, we must redefine the principal’s role and move instructional leadership to the forefront (Buffie, 1989). If a school is to be an effective one, it will be because of the instructional leadership of the principal …. (Findley,1992). Effective principals are expected to be effective instructional leaders ...... the principal must be knowledgable about curriculum development, teachers and instructional effectiveness, clinical supervision, staff development, and teacher evaluation (Hanny, 1987).
Dari kutipan-kutipan tersebut di atas dapat disarikan bahwa
peningkatan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh
kepemimpinan pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar siswa ingin
dinaikkan, maka kepemimpinan yang menekankan pada
pembelajaran harus diterapkan. Untuk lebih jelasnya, berikut dibahas
tentang arti, tujuan, pentingnya kepemimpinan pembelajaran, butir-
butir penting kepemimpinan pembelajaran, dan kontribusi
kepemimpinan pembelajaran terhadap hasil belajar.
B. Materi Pokok
1. Arti Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang
memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-
komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar,
asesmen, penilaian, pengembangan guru, layanan prima dalam
pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah.
2. Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran
Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah
memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka
mampu mengembangkan potensinya untuk menghadapi masa
depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 7
tantangan yang sangat turbulen.
Dengan kata-kata lain, tujuan kepemimpinan pembelajaran
adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya
meningkat: prestasi belajarnya, kepuasan belajarnya, motivasi
belajarnya, keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa
kewirausahaannya, dan kesadarannya untuk belajar sepanjang
hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
berkembang dengan pesat.
3. Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk
diterapkan di sekolah karena mampu: (1) meningkatkan prestasi
belajar siswa secara signifikan; (2) memberikan dorongan dan
arahan terhadap warga sekolah untuk meningkatkan prestasi
belajar siswanya; (3) memfokuskan kegiatan-kegiatan warganya
untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah; dan (4)
membangun komunitas belajar warganya dan bahkan mampu
menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning school).
Sekolah belajar memiliki perilaku-perilaku sebagai berikut:
memberdayakan warga sekolah seoptimal mungkin, memfasilitasi
warga sekolah untuk belajar terus dan belajar ulang, mendorong
kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi kewenangan dan
tanggungjawab kepada warga sekolahnya, mendorong warga
sekolah untuk akuntabilitas terhadap proses dan hasil kerjanya,
mendorong teamwork yang (kompak, cerdas, dinamis, harmonis,
dan lincah/cepat tanggap terhadap pelanggan utama yaitu siswa),
mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan sekolahnya
berfokus pada layanan siswa, mengajak warga sekolahnya untuk
siap dan akrab menghadapi perubahan, mengajak warga
sekolahnya untuk berpikir sistem, mengajak warga sekolahnya
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
8
untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warga
sekolahnya untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus.
4. Butir-butir Penting Kepemimpinan Pembelajaran
Butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran tercakup dalam
model-model berikut ini.
Model Hallinger dan Murphy (1985)
Model Hallinger dan Murphy terdiri empat dimensi dan 11
deskriptor yang dapat diringkas seperti tabel berikut sebagai
berikut.
Tabel 1. Dimensi dan Deskriptor
Dimensi Deskriptor Merumuskan tujuan sekolah Merumuskan misi
Mengkomunikasikan tujuan sekolah
Mensupervisi dan mengevaluasi pembelajaran
Mengkoordinasikan kurikulum
Mengelola Program pembelajaran
Memonitor kemajuan pembelajaran siswa
Mengkontrol alokasi waktu pembelajaran
Mendorong pengembangan profesi
Memfokuskan pencapaian visi
Menyediakan insentif bagi guru
Menetapkan standar akademi
Membangun iklim sekolah
Memberikan insentif bagi siswa
Model Murphy (1990)
Murphy mengembangkan empat dimensi kepemimpinan yang
selanjutnya diurai menjadi 14 peran atau perilaku. Kerangka kerja
(model) tersebut diringkas sebagai berikut.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 9
Tabel 2. Dimensi dan Peran atau Perilaku
Dimensi Peran atau Perilaku Merumuskan tujuan sekolah Mengembangkan misi
dan tujuan Mengkomunikasikan tujuan sekolah Mendorong pembelajaran bermutu Mensupervisi pembelajaran Mengontrol alokasi waktu pembelajaran Mengkoordinasikan kurikulum
Mengembangkan fungsi produksi pendidikan
Memonitor kemajuan pembelajaran siswa Membangun standard an harapan positif Memfokuskan pencapaian visi Menyediakan insentif bagi guru dan siswa
Mendorong iklim pembelajaran akademis
Mendorong pengembangan profesi Menciptakan lingkungan kerja yang tertib dan aman
Mengembangkan lingkungan kerja yang mendukung
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara bermakna
Mengembangkan kolaborasi dan dan ikatan kohesif diantara staf Menjamin siumber-sumber dari luar mendukung pencapaian tujuan sekolah
Membangun ikatan antara sekolah dengan keluarga siswa
Model Weber (1996)
Weber mengidentifikasi lima domain utama kepemimpinan
pembelajaran tanpa menguraikannya lagi secara lebih detil. Ke
lima domain utama tadi adalah: (1) merumuskan misi sekolah, (2)
mengelola kurikulum dan pembelajaran, (3) mendorong
terciptanya iklim belajar yang positif, (4) mengobservasi dan
memperbaiki pembelajaran, dan (5) melakukan penilaian program
pembelajaran.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
10
Model Jones
Jones membagi kepemimpinan pembelajaran atas empat kuadran
(A, B, C, dan D) seperti gambar berikut ini.
Gambar 1. Kuadran Kepemimpinan Pembelajaran
Model Dit. Tendik
Dit. Tendik (2009) memberikan 12 kompetensi pemimpin
pembelajaran yaitu: pemimpin pembelajaran harus memiliki 12
kompetensi sebagai berikut: (1) mengartikulasikan pentingnya visi,
misi, dan tujuan sekolah yang menekankan pada pembelajaran, (2)
mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum, (3)
membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar
mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran serta pengelolaan kelas, (4) mengevaluasi kinerja
guru dan mengembangannya, (5) membangun komunitas
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 11
pembelajaran, (6) menerapkan kepemimpinan visioner dan
situasional, (7) melayani kegiatan siswa, (8) melakukan perbaikan
secara terus menerus, (9) menerapkan karakteristik kepala sekolah
efektif, (10) memotivasi, mempengaruhi, dan mendukung
prakarsa, kreativitas, inovasi, dan inisiasi pengembangan
pembelajaran, (11) membangun teamwork yang kompak, dan (12)
menginspirasi dan memberi contoh.
Tidak ada model yang sempurna. Setiap model memiliki
kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Model yang terbaik
untuk diterapkan adalah model yang cocok dengan kebutuhan
sekolah.
5. Kontribusi Kepemimpinan Pembelajaran terhadap Hasil
Belajar
Pengaruh kepemimpinan pembelajaran tidak langsung
bekerja pada proses pembelajaran di kelas, namun dengan
kepemimpinan pembelajaran akan terbangui iklim akademik yang
positif, komunikasi yang baik antar staf, perumusan tuntutan
akademik yang tinggi, tekad untuk mencapai tujuan sekolah. Hal
semacam ini sudah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Alig-Mielcarek (2003).
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
12
C. Kasus
Untuk semua kepala sekolah
Diskusikan kelemahan dan kelebihan masing-masing model
kepemimpinan pembelajaran selama 10 menit! Anda pilih model yang
mana?. Buat powerpointnya. Sajikan di depan kelompok lain untuk
mendapatkan komentar-komentar dan saran-saran sebagai masukan.
Diskusikan kasus berikut ini selama 10 menit! Buat
powerpointnya! Sajikan di depan kelompok lain untuk mendapatkan
komentar-komentar dan saran-saran sebagai masukan!
Kasus untuk Kepala SD
Saya adalah salah satu orang tua murid di SDN XX di Kota
Mayasari. Saya ingin menanyakan banyaknya pungutan uang di
sekolah anak saya tersebut. Salah satu pungutan yang menjadi
keluhan saya adalah pungutan untuk biaya les. Terus terang saja,
sebenarnya saya tidak keberatan jika anak saya harus les karena
dengan les tersebut diharapkan ilmu pengetahuan anak saya akan
bertambah. Les itu, menurut saya dapat memperdalam ilmu
pengetahuan yang tidak cukup waktunya jika diberikan jam pelajaran
biasa di kelas. Tetapi, jika les itu hanya membuang-buang waktu dan
tidak penting untuk apa diadakan les? Diam-diam tanpa pengetahuan
guru les, saya mengamati guru itu. Kesimpulannya adalah ternyata
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 13
guru tersebut sengaja mengajar tidak jelas dan tidak memaksimalkan
jadwal pelajaran di sekolah. Kesengajaan ini hanyalah akal-akalan
guru agar perlu ada pelajaran tambahan melalui les. Les dipakai guru
untuk menambah penghasilan. Guru mewajibkan semua siswa ikut les
dan bayar. Bagi siswa yang mengikuti les disuruh guru itu maju ke
depan untuk mengerjakan soal-soal yang hanya dapat dikerjakan oleh
yang ikut les. Dalam rapat pertemuan orang tua/wali murid, beberapa
orang tua/wali murid mengeluh. Keluhan mereka pada umumnya
sama, hanya cara menyampaikannya saja yang berbeda. Intinya
adalah para orang tua/wali murid mengeluh. Keluhan mereka adalah
walaupun anaknya diwajibkan ikut les, buktinya kemampuan anak-
anaknya tidak bertambah bahkan merosot.
Kasus untuk Kepala SMP
Diskusikan kasus berikut selama 10 menit. Buat
powerpointnya. Sajikan di depan kelompok lain untuk mendapatkan
komentar-komentar dan saran-saran sebagai masukan.
1. Menurut anda, Dini melakukan fungsi manager atau instruktional
leadership? Mengapa?
2. Apa yang Dini lakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah?
Ibu Dini (nama samaran) memulai profesi pendidik sebagai
guru ilmu pengetahuan alam di sebuah SMP. Setelah mengajar
selama beberapa tahun, Dini dipercaya menjadi seorang kepala
sekolah. Dini juga aktif dalam KKG dan juga kuliah di sebuah
universitas dalam pasca sarjana pendidikan pada malam hari untuk
meningkatkan kompentensinya sebagai pendidik.
Berawal dari seorang guru yang kompeten, maka Dini
mendesain posisi kepala sekolah yang diembannya berdasarkan
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
14
kekuatan yang dimiliki. Keahlian dalam bidang instruksional dan
pengetahuan dalam bidang kurikulum adalah pondasi yang kuat
dalam melakukan penerapan instructional leadership dalam
sekolahnya.
Rencana dalam penerapan konsep instruksional leadership
melibatkan diri sendiri terlebih dahulu. Dimana dalam perencanaan
Dini melakukan penilaian terhadap kondisi sekolah yang dihadapi
pada saat itu. Perencanaan dilakukan secara detail berdasarkan
format dan ceklist yang sudah ada. Sehingga dapat dilihat bahwa
dinding kantor Dini seperti pusat strategi komando yang penuh
dengan data pencapaian murid dan data performa guru dan grafik
kurikulum. Sebagai patokan dalam penerapan instructional
leadership.
Beliau melakukan observasi kelas secara reguler untuk
mengetahui proses belajar mengajar, sehingga dapat
mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan setiap kelas.
Berkolaborasi secara regular dengan wakil kepala sekolah dan
koordinator guru untuk memonitor kebutuhan murid dan
menentukan strategi dan bahan ajar yang tepat dalam rangka
mengoptimalkan potensi guru dan murid. Beliau berdiskusi
bersama murid- murid dan guru tentang tujuan belajar. Tujuan
yang hendak dicapai adalah setiap murid dan guru mendapatkan
pengalaman pendidikan yang positif dan optimal di sekolah.
Kasus Kepala SMA
SMA Negeri I Cinganjuk (bukan nama sebenarnya) berdiri sejak
1961, kinerja akademik dan nonakademik sekolah tersebut
menunjukkan prestasi menonjol, tiga tahun terakhir ini sekolah
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 15
memenangkan kompetisi matematik, biologi, bahasa inggris, debat,
menulis, basket dan renang di tingkat kabupaten dan provinsi. Hal ini
menjadikan sekolah tersebut menjadi sekolah yang favorit di
daerahnya, animo masyarakat sangat tinggi, sekarang mempunyai
jumlah siswa 996, jumlah guru 63 orang.
Visi sekolah tersebut dirumuskan dalam bentuk mnemonic, yaitu
menjadi “CHAMPIONS” dengan nasionalisme, kesadaran sosial tinggi,
mengembangkan kecerdasan majemuk, dan mengembangkan
teknologi tinggi. Sedangkan misinya dijabarkan dari CHAMPIONS
yang berarti
Committed to be center of excellence
Harmonizing nationalism with global network
Attitude and behavior reflecting religious morality
Multiple-intelligence integrated in competence-based curriculum
Professional and accountable school based management
Innovative learning process using ICT
Optimizing the roles of stakeholders for school progress
Never-ending effort to get continuous improvement
Social cultural awareness and community service
Pak Asep (nama samaran) masih belum puas dengan pencapaian
tersebut. Beliau merasa berat untuk mencapai visi misi yang sudah
ditetapkan. Beliau beranggapan bahwa tidak punya komitmen
kemampuan yang tinggi untuk mencapainya.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
16
Kasus untuk Kepala SMK
Diskusikan kasus berikut selama 10 menit. Buat powerpointnya.
Sajikan di depan kelompok lain untuk mendapatkan komentar-
komentar dan saran-saran sebagai masukan.
1. Tindakan kepemimpinan kepala sekolah apa sajakah yang
dilakukan oleh Pak Asep untuk meningkatkan kinerja sekolahnya?
2. Tindakan-tindakan kepemimpinan pembelajaran apakah yang Anda
sarankan kepada kepala sekolah agar semua staf mendukung
usaha peningkatan sekolah?
SMK Negeri I Mayapada (bukan nama sebenarnya) berdiri sejak 1965,
memperoleh penghargaan yang tinggi dari pemerintah provinsi dan
kabupaten, orangtua siswa, dan perusahaan lapangan kerja karena
prestanya baik akademik maupun dan nonakademik. Jumlah siswa
1026, jumlah guru 64 orang.
Sekolah mempunyai visi “menghasilkan lulusan yang mempunyai
kompetensi tinggi, professional dan kompetitif di lapangan kerja era
global. Fitur unik sekolah ini adalah tersedianya ruang belajar self-
akses, dan mini-market yang melayani masyarakat umum.
Pak Darma (nama samaran) sudah tiga tahun menjadi kepala sekolah
tersebut setelah sebelum bekerja di perusahaan swasta. Akhir-akhir
ini beliau menghawatirkan perkembangan peluang kerja yang makin
berkurang, dan menganggap bahwa peluang berwirausaha
merupakan peluang yang menjanjikan bagi lulusannya. Beberapa
guru sudah diajak membicarakan peluang tersebut, sebagian kecil
mendukung ide tersebut, sedangkan sebagian lain skeptic karena
memerlukan upaya yang berat.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 17
D. Rangkuman
(1) Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang
memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang unsur-
unsurnya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian
hasil belajar, penilaian serta pengembangan guru, layanan prima
dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di
sekolah.
(2) Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan
layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu
mengembangkan potensinya untuk menghadapi masa depan yang
belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan yang
sangat turbulen.
(3) Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan
disekolah karena kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat
signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
(4) Butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran menyarankan
bahwa kepemimpinan pembelajaran akan berjalan dengan baik
apabila didukung oleh: (a) figur (kepala sekolah) yang mampu
berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran,
(b) kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan
komunitas belajar di sekolah, dan (c) sistem (struktur) yang utuh
dan benar.
(5) Perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan
karyawan berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan
efektivitas pembelajaran di sekolah.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
18
(6) Siapapun yang ingin menjadi pemimpin pembelajaran harus
memiliki 12 kompetensi sebagai berikut: (1) mengartikulasikan
pentingnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang menekankan pada
pembelajaran, (2) mengarahkan dan membimbing pengembangan
kurikulum, (3) membimbing pengembangan dan perbaikan proses
belajar mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran serta pengelolaan kelas, (4) mengevaluasi
kinerja guru dan mengembangannya, (5) membangun komunitas
pembelajaran, (6) menerapkan kepemimpinan visioner dan
situasional, (7) melayani kegiatan siswa, (8) melakukan perbaikan
secara terus menerus, (9) menerapkan karakteristik kepala sekolah
efektif, (10) memotivasi, mempengaruhi, dan mendukung
prakarsa, kreativitas, inovasi, dan inisiasi pengembangan
pembelajaran, (11) membangun teamwork yang kompak, dan (12)
menginspirasi dan memberi contoh.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 19
KEGIATAN BELAJAR 2 Kompetensi Kepemimpinan Pembelajaran
Bacalah materi berikut ini dengan cermat!
A. Pengantar
Beberapa konsep kepemimpinan pembelajaran deskriptif sudah
diuraikan dalam kegiatan pembelajaran 1. Dalam kegiatan
pembelajaran 2 akan dibahas kepemimpinan pembelajaran preskriptif
(konsep kepemimpinan pembelajaran operasional).
B. Materi Pokok
Tujuh langkah kepemimpinan pembelajaran efektif McEwan
McEwan (2002) mengembangkan konsep kepemimpinan
pembelajaran yang lebih operasional dengan tujuh langkah
kepemimpinan pembelajaran lengkap dengan indikatornya seperti
berikut ini.
1. Menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas
(a) Melibatkan guru-guru dalam mengebangkan dan menerapkan
tujuan dan sasaran pembelajaran sekolah.
(b) Mengacu kurikulum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah/system pendidikan dalam mengembangkan
program pembelajaran.
(c) Memastikan aktivitas sekolah dan kelas konsisten dengan
tujuan pembelajaran.
(d) Mengevaluasi kemajuan pencapaian tujuan pembelajaran
2. Menjadi Nara sumber bagi staf
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
20
(a) Bekerjasama dengan guru untuk untuk memperbaiki program
pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan kebutuhan siswa
(b) Membuat program pengembangan pembelajaran yang
didasarkan atas hasil penelitian dan praktik yang baik
(c) Menerapkan prosedur formatif yang baik dalam mengevaluasi
program pembelajaran
3. Menciptakan Budaya dan iklim sekolah yang kondusif bagi
pembelajaran
(a) Menciptakan kelas-kelas inklusif yang memberi kesan bahwa di
dalamnya semua siswa boleh belajar
(b) Menyediakan waktu yang lebih panjang untuk belajar (dalam
kelas tersebut) bagi siswa-siswa yang membutuhkannya
(c) Mendorong agar guru berperilaku positif dalam kelas sehingga
membuat iklim pembelajaran baik dan tertib dalam kelas
(d) Menyampaikan pesan-pesan kepada siswa dengan berbagai
cara bahwa mereka bisa sukses
(e) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan kemajuan belajar
siswa (pekerjaan rumah, penilaian, pemantauan kemajuan
belajar, remediasi, laporan hasil belajar, kenaikan/tinggal)
Pertama, Menetapkan sasaran prestasi siswa yang akan
dikomunikasikan secara langsung kepada siswa, guru dan
orang tua.
Kedua, Menetapkan aturan yang jelas mengenai waktu
penggunaan kelas untuk pembelajaran dan monitor waktu
efektif penggunaannya.
Ketiga, Menetapkan, laksanakan, dan evaluasi prosedur dan
aturan untuk menangani dan menegakkan masalah-masalah
disiplin bersama dengan guru dan siswa (sebagaimana
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 21
mestinya).
4. Mengkomunikasikan visi dan misi sekolah ke staf
(a) Melakukan komunikasi dua arah secara sistimatis dengan staff
tentang tujuan dan sasaran lembaga (sekolah)
(b) Menetapkan, mendukung, dan melaksanakan aktivitas yang
mengkomunikasikan kepada siswa tentang nilai dan arti belajar
(c) Mengembangkan dan gunakan saluran-saluran komunikasi
dengan orang tua untuk menyampaikan tujuan-tujuan sekolah
yang telah ditetapkan
5. Mengkondisikan staf untuk mencapai cita-cita profesional tinggi.
(a) Melibatkan diri Anda mengajar secara langsung di kelas
(b) Membantu guru-guru dalam mengupayakan dan mencapai
keinginan profesionalnya yang brtkaitan dengan pembelajaran
sekolah dan pantau apakah keinginannya itu terwujud
(c) Melakukan observasi terhadap semua kelas secara teratur, baik
secara informal atau formal
(d) Melibatkan diri Anda dalam persiapan observasi kelas
(e) Melibatkan diri Anda dalam rapat-rapat yang membahas hasil
observasi terutama yang menyangkut perbaikan
pembelajarani.
(f) Melakukan evaluasi yang mendalam, bertanggungjawab,
mengarahkan,dan memberi rekomendasi bagi pengembangan
pribadi dan profesi sesuai dengan kebutuhan individu
6. Mengembangkan kemampuan profesional guru
(a) Membuat jadwal, rencana, atau fasilitasi berbagai rapat
(perencanaan, pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
22
atau pelatihan dalam jabatan) guru yang membicarakan isu-isu
pembelajaran.
(b) Memberi kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan tentang
kolaborasi, membuat keputusan bersama, coaching,
mentoring, pengembangan kurikulum, dan presentasi
(c) Memberi motivasi dan suberdaya pada guru untuk
berpartisipasi dalam aktivitas pengembangan profesional
7. Bersikap positif terhadap siswa, staf, dan orang tua.
(a) Melayani siswa dan berkomunikasilah dengan mereka
mengenai berbagai aspek kehidupan sekolah mereka
(b) Berkomunikasi dengan dengan semua staff dilakukan secara
terbuka dengan menghormati perbedaan pendapat yang ada
(c) Menunjukan perhatian terhadap masalah-masalah siswa, guru,
dan staf dan libatkan diri dalam pemecahan masalah mereka
seperlunya
(d) Menunjukkan kemampuan hubungan interpersonal dengan
semua pihak
(e) Selalu menjaga moral yang baik
(f) Selalu tanggap terhadap apa yang menjadi perhatian staf,
siswa, dan orang tua
(g) Mengakui/memuji keberhasilan/kemampuan orang lain
Berikut disampaikan standar kepala sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran yang dikembangkan oleh para akademisi dan praktisi
kepemimpinan pembelajaran yang tergabung dalam Komisi Redesain
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah di Tennesee, USA pada
tahun 2007 yang diketuai oleh Mary Jo.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 23
Standar A: Peningkatan secara berkelanjutan
Melaksanakan pendekatan yang sistematik dan koheren untuk
menuju peningkatan secara berkelanjutan dalam prestasi akademik
seluruh siswa.
Indikator:
(1) melibatkan pemangku kepentingan pendidikan dalam
mengembangkan visi, misi dan tujuan sekolah yang menekankan
pada kegiatan pembelajaran bagi seluruh siswa dan konsisten
dengan apa yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/kota,
(2) memfasilitasi pelaksanaan strategi yang jelas untuk mencapai visi,
misi, dan tujuan yang menekankan pada kegiatan pembelajaran
bagi seluruh siswa dan mengedepankan layanan pembelajaran
siswa,
(3) menciptakan struktur organisasi yang kondusif untuk mendukung
pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah yang menekankan pada
kegiatan pembelajaran bagi seluruh siswa,
(4) memfasilitasi pengembangan, implementasi, evaluasi, dan revisi
data yang menginformasikan rencana peningkatan sekolah secara
luas untuk kepentingan peningkatan sekolah secara
berkelanjutan,
(5) mengembangkan kerjasama antara kepala sekolah, guru,
orangtua siswa, dan masyarakat sekitar dalam rangka
peningkatan secara berkelanjutan,
(6) mengkomunikasikan dan menyelenggarakan sekolah berdasarkan
keyakinan yang kuat bahwa seluruh siswa dapat mencapai
kesuksesan akademik, dan
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
24
(7) menggunakan data untuk merencanakan pengembangan sekolah
secara berkelanjutan.
Standar B: Kultur Pembelajaran
Menciptakan kultur pembelajaran yang progresif/kondusif di
sekolahnya agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan setinggi-
tingginya.
Indikator:
(1) mengembangkan kultur sekolah secara berkelanjutan
berdasarkan pada etika, perbedaan, persamaan, dan nilai
solidaritas,
(2) mendampingi, melatih, dan memimpin dalam pengembangan
kultur sekolah agar kondusif untuk belajar siswa,
(3) mengembangkan dan memelihara lingkungan yang disiplin belajar
dengan aman, tertib, tenteram, dan nyaman,
(4) memimpin seluruh staf (guru dan karyawan) dan siswa dalam
mengembang-kan disiplin diri dan setia dalam menjalankan tugas
dan fungsinya,
(5) memimpin dan memelihara kultur sekolah yang dapat
memaksimalkan waktu untuk belajar,
(6) mengembangkan kepemimpinan kelompok, yang dirancang untuk
tanggung jawab dan kepemilikan bersama untuk mencapai misi
sekolah,
(7) memimpin warga sekolah dalam membangun hubungan erat
antar warganya agar menghasilkan lingkungan belajar yang
produktif,
(8) mendorong dan memimpin perubahan yang menantang
berdasarkan hasil penelitian,
(9) membangun dan memelihara hubungan kekeluargaan yang kuat
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 25
dan mendukung,
(10) mengenali dan merayakan keberhasilan sekolah dan mencegah
kegagalan, dan
(11) menjalin tali komunikasi yang kuat dengan guru, orangtua, siswa
dan pemangku kepentingan.
Standar C: Kepemimpinan Pembelajaran dan Penilaian Hasil
Belajar (Asesmen)
Memfasilitasi peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya
berdasarkan hasil evaluasi dan dilakukan secara terus menerus dalam
rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa seoptimal mungkin.
Indikator:
(1) memimpin proses penilaian siswa secara sistematis dan evaluasi
program yang menggunakan data kualitatif dan kuantitatif,
(2) memimpin komunitas belajar profesional dalam menganalisis dan
meningkatkan mutu kurikulum dan mutu pembelajaran,
(3) menjamin aksesibilitas terhadap kurikulum dan dukungan yang
diperlukan oleh siswa untuk mencapai hasil maksimum yang
diharapkan,
(4) memiliki keterampilan hitungan sederhana yang terkait dengan
penilaian hasil belajar (asesmen) dalam memfasilitasi peningkatan
mutu pembelajaran terutama guru, dan
(5) menggunakan praktik-praktik yang baik (best practice)
berdasarkan hasil penelitian dalam mengembangkan,
merencanakan, dan melaksanakan kurikulum, pembelajaran, dan
penilaian hasil belajar.
Standar D: Pengembangan Profesionalisme Guru secara
Terus Menerus
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
26
Melakukan pengembangan profesionalisme warga sekolahnya
terutama guru yang dilakukan secara terus-menerus dalam rangka
untuk meningkatkan hasil belajar siswa seoptimal mungkin.
Indikator:
(1) menyelia dan mengevaluasi secara sistematis mata pelajaran dan
guru,
(2) mendorong, memfasilitasi, dan mengevaluasi pengembangan
profesionalisme guru,
(3) mengembangkan model pembelajaran yang berkesinambungan
dan melibatkan diri dalam pengembangan profesionalisme guru,
(4) memberikan kesempatan kepemimpinan kepada komunitas
belajar profesional dan mendorong serta memfasilitasi terciptanya
kepemimpinan aspiratif,
(5) bekerja bersama-sama dengan warga sekolah untuk
merencanakan dan melaksanakan pengembangan kualitas
profesional yang tinggi dan yang dievaluasi dengan dampak
belajar siswa, dan
(6) menyediakan sumberdaya yang diperlukan oleh guru dan
karyawan sekolah agar mereka dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik dan berhasil dengan sukses.
Standar E: Manajemen Sekolah
Memfasilitasi warga sekolah (guru, siswa, karyawan) agar menjadi
pebelajar yang baik dan mengembangkan pembelajaran yang efektif
melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar yang tersedia dan yang
perlu disediakan jika belum ada.
Indikator:
(1) mengembangkan seperangkat standar prosedur operasi (SOP)
dan prosedur standar pekerjaan rutin yang dipahami dan diikuti
oleh semua guru dan karyawan sekolah,
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 27
(2) memfokuskan kegiatan sehari-hari sekolah yang diarahkan pada
pencapaian prestasi akademik seluruh siswa,
(3) mengalokasikan sumberdaya pendidikan (guru, karyawan,
peralatan, perlengkapan, bahan, dan uang) dalam rangka untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah disepakati,
(4) menyelenggarakan proses pendidikan yang efisien dan
menggunakan anggaran pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan melibatkan warga sekolah secara
efektif berdasarkan kemampuan, relevansi, dan batas-batas
yurisdiksi yang berlaku,
(5) menggalang sumberdaya-sumberdaya yang tersedia di
masyarakat untuk mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan
sekolah,
(6) mengidentifikasi permasalahan potensial dan strategis dan
menanggapinya dengan perencanaan yang proaktif, dan
(7) melaksanakan program pengembangan guru dan karyawan serta
pengembangan pembelajaran berdasarkan aturan main yang
menjamin kesetaraan, keadilan, etika, dan integritas.
Standar F: Etika
Memfasilitasi peningkatan secara berkelanjutan dalam
meningkatkan keberhasilan belajar siswa melalui proses pembelajaran
yang sesuai dengan standar etika paling tinggi dan mendorong
pendampingan berupa tindakan politis apabila diperlukan.
Indikator:
(1) melaksanakan pertanggungjawaban secara profesional dengan
menjunjung tinggi asas integritas dan keadilan,
(2) menjadi contoh dan memberikan dukungan profesional dalam
menerapkan kode etik profesional dan nilai-nilai yang menjadi
acuannya,
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
28
(3) membuat keputusan dalam konteks etika dan menghormati harga
diri semua pihak,
(4) mendampingi warga sekolah (jika diperlukan) ketika terjadi
perubahan- perubahan kebijakan pendidikan, sosial, atau politik
dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
(5) membuat keputusan yang mendukung peningkatan mutu
pembelajaran siswa dan yang sejalan dengan visi, misi, dan
tujuan sekolah,
(6) mempertimbangkan aspek yuridis, moral, dan etika ketika
membuat keputusan, dan
(7) bertindak dengan tidak menyalahi peraturan perundang-
undangan, standar, kriteria, dan prosedur yang berlaku beserta
peraturan-peraturan pelaksanaannya.
Standar G: Perbedaan
Memfasilitasi toleransi terhadap perbedaan latar belakang siswa,
baik dari suku, agama, ras, jenis kelamin, dan asal usul.
Indikator:
(1) Menghargai perbedaan latar belakang setiap siswa dan
berkomitmen tinggi untuk meningkatkan prestasi belajarnya
berdasarkan atas perbedaan kebutuhan setiap siswa, yang
dilaksanakan melalui berbagai upaya, baik secara personal, sosial,
ekonomi, yuridis, dan/atau kultural dan yang disampaikan secara
umum baik di kelas, sekolah, maupun di masyarakat setempat.
(2) Merekrut, menyeleksi, dan mengangkat guru dan karyawan yang
mampu melayani kebutuhan siswa atas dasar
kebinekaan/perbedaan individu,
(3) memahami dan menanggapi secara efektif terhadap
keanekaragaman budaya dan etnik siswa melalui kebersamaan
antara sekolah dan masyarakat,
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 29
(4) berinteraksi secara efektif terhadap perbedaan individu dan
kelompok dengan menggunakan kecakapan komunikasi
interpersonal yang variatif sesuai dengan situasi yang dihadapi,
(5) mengenal dan mengidentifikasi perbedaan-perbedaan latar
belakang siswa termasuk kepribadian dan kemampuannya
sebagai dasar untuk pembuatan keputusan, terutama yang
bersifat akademis, dan
(6) membangun komunitas kekeluargaan yang mencakup guru,
karyawan, dan orangtua siswa dalam rangka untuk mempererat
pergaulan dan meningkatkan mutu pendidikan anak-anaknya.
C. Kasus
Kasus untuk semua kepala sekolah
Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut selama 10 menit! Buat
powerpointnya! Sajikan di depan kelompok lainnya untuk mendapat
komentar-komentar dan saran-saran sebagai umpan balik.
(1) Menurut pengalaman Anda sebagai kepala sekolah, apakah
konsep-konsep kepemimpinan pembelajaran: 7 standar
kepemimpinan pembelajaran menurut Mary Jo, dan 7 langkah
kepemimpinan efektif McEwan; dapat diterapkan di sekolah
anda?
(2) Konsep kepemimpinan pembelajaran 12 kompetensi pemimpin
pembelajaran yang dikembangkan oleh Tendik tahun 2009,
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
30
masih sangat deskriptif. Agar konsepnya lebih operasional, kita
dapat merumuskan indicator dari masing-masing kompetensi
pemimpin tersebut. Rumuskan indikator-indikator tersebut
dengan mempertimbangkan indicator-indikator tindakan
sebagaimana dirumuskan dalam 7 standar kepemimpinan
pembelajaran menurut McEwan dan dan 7 langkah
kepemimpinan efektif menurut Mary Jo.
D. Rangkuman
Kepala sekolah yang efektif harus melaksanakan sejumlah
standar yang telah disampaikan sebelumnya. Selain itu, kepala
sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus juga mampu
membangun kebersamaan warga sekolahnya dan meyakinkan
mereka bahwa kebersamaan inilah yang akan membawa
keberhasilan sekolah, yaitu mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Kepala sekolah yang efektif juga mampu meyakinkan warga
sekolahnya bahwa program-program, kegiatan-kegiatan, aturan
main, dsb. yang difokuskan pada siswa dan pembelajaran akan
mampu mengangkat hasil belajar siswa, baik akademik maupun non
akademik
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 31
KEGIATAN BELAJAR 3
Penerapan Kepemimpinan Pembelajaran
Bacalah materi berikut ini dengan cermat!
A. Pengantar
Dalam kegiatan pembelajaran ke 3 ini akan disampaikan cara-
cara menerapkan kepemimpinan pembelajaran di sekolah. Cara-cara
berikut merupakan kiat (tip) yang luwes diikuti, dalam arti tergantung
dari kondisi kepemimpinan pembelajaran sekolah masing-masing.
Cara-cara menerapkan kepemimpinan pembelajaran di sekolah
merupakan integrasi antara Tenessee State Board of Education dan
12 kompetensi kepemimpinan pemebelajaran menurut Direktorat
Tenaga Kependidikan.
B. Materi Pokok
Secara umum, cara-cara menerapkan kepemimpinan pembelajaran di
sekolah dapat dipilahkan menjadi 15 kiat sebagai berikut.
(1) Merumuskan dan mengartikualasi tujuan pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus
memfasilitasi penyusunan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
oleh masing-masing mata pelajaran dan menyusun standar
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
menggunakan standar kompetensi lulusan dan standar isi.
Setelah perumusan tujuan pembelajaran dan standar
pembelajaran selesai, dilakukan sosialisasi kepada para siswa,
karyawan, dan orang tua siswa tentang kedua hal tersebut dan
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
32
juga upaya-upaya kolaboratif yang perlu ditempuh untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
(2) Mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum
Kepala sekolah harus memfasilitasi guru dalam dalam
bentuk kerja kelompok untuk menyusun dan mengembangkan
kurikulum mata pelajaran dengan mengacu pada pedoman
pengembangan kurikulum yang berlaku.
(3) Membimbing pengembangan dan perbaikan proses pembelajaran
Kepala sekolah memfasilitasi guru membentuk kelompok
kerja untuk melakukan pembaruan pembelajaran yang lebih
kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan, berpusat pada siswa, dan
kontekstual terhadap kondisi peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan lingkungannya. Hasil kelompok kerja guru ini
adalah model-model proses belajar mengajar yang lebih baik dan
yang dilaksanakan secara konsisten di kelas masing-masing.
(4) Mengevaluasi kinerja guru dan mengembangkannya
Kepala sekolah secara reguler melakukan evaluasi kinerja
guru untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Hasil
evaluasi kinerja dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu di atas
standar, sesuai standar, atau di bawah standar. Bagi yang hasil
evaluasi kinerjanya di atas standar perlu diberi pujian dan diberi
dukungan untuk mengembangkan dirinya. Bagi yang hasil
evaluasi kinerjanya sudah sesuai dengan standar dan yang masih
di bawah standar, perlu diciptakan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan mereka dan didukung oleh kepala
sekolah dan dinas dalam pembiayaannya.
(5) Membangun komunitas pembelajaran
Kepala sekolah tak jemu-jemunya mengajak warganya
untuk menjadi pebelajar yang selalu belajar terus karena ilmu
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 33
pengetahuan dan teknologi serta seni, dan regulasi mengalami
perubahan yang sangat turbulen. Di samping itu, sekolahnyapun
harus pro perubahan sehingga kepala sekolah berkewajiban
memfasilitasi warganya untuk melakukan perubahan-perubahan
terhadap sekolahnya agar menjadi sekolah pembelajar (learning
school).
(6) Menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional
Kepala sekolah dalam menerapkan kepemimpinannya
berdasarkan pada visi dan misi yang telah dirumuskan serta
menyesuaikan dengan kondisi nyata yang ada di sekolah, dengan
member inspirasi dan mendorong terjadinya pembelajaran yang
futuristik dan kontekstual.
(7) Melayani siswa dengan prima.
Kepala sekolah pembelajaran harus memahami dan
menyadari sepenuhnya bahwa melayani dengan prima kepada
guru, siswa, dan orangtua siswa merupakan prioritas karena
urusan utamanya adalah pembelajaran yang melibatkan ketiga
unsur tersebut. Jadi, kepala sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran lebih menekankan pada pelayanan prima dari pada
menggunakan kekuasaannya.
(8) Melakukan perbaikan secara terus menerus
Kepala sekolah harus memfasilitasi dan melaksanakan
proses perbaikan terhadap masalah dan kendala yang dihadapi
disekolah dengan konsep pengembangan berkelanjutan melalui
siklus perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, refleksi, dan revisi
terhadap perencanaan berikutnya, dan siklusnya diulang secara
terus menerus.
(9) Menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
34
Kepala sekolah menerapkan kepemimpinan pembelajaran
yang utama, luwes dalam pengendalian, komitmen yang kuat
dalam pencapaian visi dan misi sekolah, memberi penghargaan
kepada warga sekolah, memecahkan masalah secara kolaboratif,
melakukan pendelegasian tugas yang fokus pada proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
(10) Membangun warga sekolah agar pro perubahan
Kepala sekolah memfasilitasi seluruh warga sekolah untuk
dapat melakukan perubahan dengan melakukan pengarahan,
bimbingan, memotivasi dan mempengaruhi timbulnya prakarasa
baru, kreativitas, inovasi, dan inisiasi dalam pengembangan
pembelajaran .
(11) Membangun teamwork yang kompak
Kegiatan pembelajaran melibatkan guru, siswa, dan
orangtua siswa dan kalau tidak dikoordinasikan dengan baik,
tidak akan terjadi kekuatan yang tangguh untuk mensukseskan
hasil belajar siswa. Koordinasi mengandung dua hal yaitu
integrasi permasalahan yang dapat ditampung dalam
perencanaan pembelajaran, dan yang kedua adalah sinkronisasi
ketatalaksanaan yang dilakukan sewaktu pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
(12) Memberi contoh dan menginspirasi warga sekolah
Kepala sekolah sebagai teladan bagi seluruh warga sekolah
dalam berbagai hal; komitmen terhadap visi dan misi sekolah,
disiplin, semangat kerja yang tinggi, yang dapat menginspirasi
terjadinya pengembangan dan kemajuan sekolah.
(13) Menciptakan kultur bagi pembelajaran yang
progresif/kondusif
Kepala sekolah menanamkan nilai-nilai, keyakinan, dan
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 35
norma-norma yang kondusif bagi pengembangan pembelajaran
peserta didik. Untuk itu, kepala sekolah perlu menciptakan
suasana/iklim akademik yang dibangun melalui kebijakan-
kebijakan dan program-program sekolah untuk memajukan siswa
berdasarkan hasil belajar siswa, misalnya pengayaan,
pendalaman, remedial, pekerjaan rumah, dan tugas-tugas
mandiri maupun kelompok. Disamping itu, kepala sekolah
membangun kondisi kelas yang kondusif, menyediakan waktu
ekstra bagi siswa yang memerlukan bimbingan tambahan, dan
melakukan obervasi kelas secara rutin dan memuji perilaku positif
guru dan siswa.
(14) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan
pembelajaran.
Kepala sekolah perlu melakukan monitoring dan evaluasi
secara cermat untuk mengetahui tingkat keberhasilan (kemajuan)
hasil belajar, hambatan, dan tantangan yang dihadapi. Tanpa
monitoring dan evaluasi yang cermat, tidak ada hak untuk
mengatakan apakah ada kemajuan hasil belajar atau tidak.
Dengan kata lain, monitoring dan evaluasi akan memberi
informasi apakah hasil nyata pembelajaran telah sesuai dengan
hasil yang diharapkan dari pembelajaran.
(15) Menyediakan sebagian besar waktu untuk pembelajaran.
Kepala sekolah mengalokasikan sebagian besar waktunya
untuk pembelajaran dan untuk guru serta siswanya.
Kenyataannya, kepala sekolah hanya sedikit mengalokasikan
waktunya untuk pembelajaran, guru, dan siswanya. Sebagian
besar waktunya digunakan untuk pekerjaan administratif,
pertemuan, dan sebagainya.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
36
C. Kasus
Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Buat powerpointnya!
Sajikan di depan kelompok lainnya untuk mendapat komentar-
komentar dan saran-saran sebagai umpan balik.
1. Apa yang dilakukan oleh Pak Hendi untuk menjaga agar iklim
belajar kembali seperti pada saat masih menjadi sekolah pilot?
2. Ciri sekolah efektif apa yang sekarang ini dianggap hilang oleh
kepala sekolah? Apa yang Anda sarankan agar tindakan
kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah dapat
mempertahankan sekolahnya tetap menjadi sekolah efektif?
Kasus untuk Kepala SD
Bapak Hendi (nama samaran) adalah kepala sekolah Dasar
Negeri Warung Borju (bukan nama sebenarnya). Sekolah tersebut
pernah menjadi sekolah pilot pembelajaran CBSA salah satu
Universitas Pendidikan. Sebagai sekolah Pilot, kebanyakan gurunya
secara umum berkinerja baik, demikian juga pencapaian hasil belajar
siswanya. Beberapa tahun yang lalu di dekat sekolah tersebut berdiri
sebuah institusi pendidikan nasional (yaitu PPPPTK Pertanian).
Banyak putra-putri pegawai institusi tersebut yang sekolah di SD
Negeri Warung Borju (kalau dihitung kira-kira 10% dari jumlah murid
tiap kelas). Belakangan in nilai pencapaian hasil belajar siswa putra-
putri pegawai institusi nasional cenderung lebih baik daripada siswa-
siswa yang berasal dari masyarakat setempat.
Bapak Hendi yang sudah menjadi kepala SD tersebut selama 6
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 37
tahun menyadari kecenderungan tersebut, dan menganggapnya
sebagai masalah yang harus dicari penyelesaiannya. Beliau berusaha
membahas masalah tersebut dengan para guru. Para guru dan kepala
sekolah menyadari bahwa mereka tanpa sengaja telah memberikan
perhatian yang lebih kepada siswa-siswa putra-putri pegawai institusi
pendidikan tersebut; dan guru juga menyadari bahwa sekarang ini
kegiatan pembelajaran di kelas sudah seperti sebuah kegiatan rutin,
tidak ada motivasi seperti pada saat sekolah tersebut menjadi sekolah
pilot. Fakta lain yang dicatat oleh kepala sekolah adalah; ada wali
murid yang suka memberikan sesuatu kepada guru, dan kepala
sekolah menganggap yang demikian ini berpengaruh tidak baik
sehingga beliau menegur guru yang dapat sesuatu dari wali murid.
Kasus untuk Kepala SMP
Diskusikan kasus di atas selama 10 menit! Buat powerpointnya!
Sajikan di depan kelompok lainnya untuk mendapat komentar-
komentar dan saran-saran sebagai umpan balik.
Pak Hamdani (nama samaran) adalah Kepala SMPN X di Kotalama.
Dia kecewa karena sebagian besar guru tidak melaksanakan SAP
masing-masing. Akibatnya, pelajaran yang diberikan menyimpang
dari target kurikulum. Yang lebih merisaukan hati Pak Hamdani
adalah ada guru yang mencari tambahan penghasilan dengan cara
memberikan private les di rumah-rumah siswanya. Pada hal, guru
tersebut sudah nmendapat tunjangan profesi guru. Guru tersebut
punya aturan main tidak tertulis yaitu siswa yang ikut les nilainya
baik-baik dan siswa yang tidak ikut les meskipun pandai, nilainya
hanya pas-pasan. Pak Hamdani serba salah. Mau menegur tetapi
tidak punya kemampuan menjejahterakan guru tersebut. Perilaku
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
38
guru yang demikian dapat menjatuhkan citra guru SMPN X baik di
mata siswa maupun di mata masyarakat.
Kasus untuk Kepala SMA
Diskusikan dalam kelompok dengan waktu 10 menit. Selesaikan kasus
di atas dengan pendekatan kepemimpinan pembelajaran. Buat
powerpointnya. Sajikan di kelompok lainnya untuk mendapat
komentar-komentar dan saran-saran sebagai masukan.
Bu Ana (nama samara) adalah guru SMA. Ia adalah guru
dengan golongan IV/a. Sudah memiliki sertifikat guru. Kepala
sekolahnya mengeluh karena hasil belajar guru yang sudah
bersertifikat dengan guru yang belum bersertifikat ternyata lebih baik
yang belum bersertifikat. Kepala sekolah berkesimpulan, “Ternyata
tidak ada hubungannya antara guru yang bersertifikat dengan hasil
belajar siswa.” Guru-guru yang sudah lolos sertifikasi umumnya tidak
menunjukkan kemajuan, baik dari sisi pedagogis, kepribadian,
profesional, maupun sosial. Guru hanya aktif menjelang sertifikasi,
tetapi setelah dinyatakan lolos, kualitas mereka justru semakin
menurun.
Akhir-akhir ini, bu Ana yang sebelum memiliki sertifikat rajin
hadir mengajar di kelas dengan naik sepeda motor, namun setelah
mempunyai sertifikat dan punya mobil malah jarang hadir di kelas.
Kehadirannya digantikan oleh guru honor yang dibayar oleh bu Ana
setiap masuk Rp 150.000. Menurut siswa, guru honor lebih baik
mengajarnya daripada bu Ana. Bu Ana sudah dilatih KTSP dan PAKEM
tetapi tidak diterapkan secara maksimal. Guru honor itu mau saja
dibayar karena dia sangat membutuhkan uang apalagi gajinya
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 39
sebagai guru honor tidak dapat untuk hidup layak. Sebaliknya, bu Ana
jarang masuk karena sedang asyik-asyiknya bepergian dengan mobil
Zenia kreditannya. Kejadian ini berlangsung relatif lama. Kepala
sekolah baru mengetahui setelah mendapat laporan dari guru lainnya
dan beberapa siswa karena kepala sekolah jarang keliling sekolah
akibat sibuk rapat, sering berangkat atau dengan kata lain jarang di
sekolah.
Kasus untuk Kepala SMK
Diskusikan kasus di atas selama 10 menit! Buat powerpointnya!
Sajikan di depan kelompok lainnya untuk mendapat komentar-
komentar dan saran-saran sebagai umpan balik.
Pak Damhari (nama samaran) adalah Kepala SMK. Sebagai
Kepala SMK, dia mengalami konflik batin. Lulusannya dituntut agar
mampu bekerja sesuai bidangnya. Kenyataannya, banyak lulusan
tidak bekerja sesuai bidangnya karena semakin sulitnya kesempatan
kerja. Bagi lulusan, yang penting asal bisa kerja. Akibatnya, ada
lulusan teknik mesin menjadi tukang batu. Lulusan teknik bangunan
menjadi tukang jahit, dan sebagainya. Jalan keluarnya, Pak Damhari
menganjurkan lulusannya agar berwirausaha. Tetapi anjuran itu tidak
efektif bagi lulusannya karena yang mengajurkan sendiri kata
siswanya, tidak memberikan teladan bagaimana menjadi wirausaha
yang sukses. Hanya sebagai PNS.Lulusannya sulit diterima di tempat
kerja karena mutunya rendah. Mutunya rendah karena fasilitas
sekolah sangat minim. Pelajaran seharusnya banyak praktik, yang
terjadi justru banyak teori karena bahan praktik, mesin, dan peralatan
sangat minim. Praktik penggunaan mesin yang diajarkan di sekolah,
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
40
di dunia kerja sudah tidak dipakai. Demikian juga, unit produksi
sekolah yang semestinya sebagai miniatur dunia kerja juga tidak
berfungsi karena keterbatasan fasilitas. Untuk menyelesaikan
kesenjangan keterampilan lulusan dengan keterampilan yang
dibutuhkan dunia kerja, Pak Damhari telah mencoba menghubungi
berbagai perusahaan untuk tempat praktik dan magang siswanya.
Tetapi, hampir semua pengusaha menolak karena tidak saling
menguntungkan bahkan banyak ruginya.
D. Rangkuman
Secara umum, cara-cara menerapkan kepemimpinan pembelajaran di
sekolah dapat dipilahkan menjadi 15 butir (15 tip): (1) merumuskan
dan mengartikualasi tujuan pembelajaran;(2) mengarahkan dan
membimbing pengembangan kurikulum; (3) membimbing
pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar; (4)
mengevaluasi kinerja guru dan mengembangkannya; (5) membangun
komunitas pembelajaran; (6) menerapkan kepemimpinan visioner dan
situasional; (7) melayani siswa dengan prima, (8) melakukan
perbaikan secara terus menerus (9) menerapkan karakteristik kepala
sekolah efektif; (10) membangun warga sekolah agar pro perubahan;
(11) membangun teamwork yang kompak; (12) memberi contoh dan
menginspirasi warga sekolah; (13). menciptakan kultur bagi
pembelajaran yang progresif/kondusif; (14). melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap keberhasilan pembelajaran, (15) menyediakan
sebagian besar waktu untuk pembelajaran.
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah 41
E. Refleksi
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini
berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah pelajari.
Nama: _____________________ Tanggal: _______________
• Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini di sekolah?
• Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
• Materi apa yang ingin saya tambahkan?
• Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
• Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
• Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
• Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai? ..... % • Apa yang akan saya lakukan?
Kepemimpinan Pembelajaran - Kepala Sekolah
42
DAFTAR PUSTAKA
Coleman, J., Campbell, E., Hobson, C., (1966). Equality of Educational Opportunity. Washington: Government Printing.
Daresh, John C.,Playko, Marshal A. 1995. Supervision as a Proactive Process, Waveland press. Deal, T.E. and Peterson, K.D. 1998. Shaping School Culture: The Heart of Leadership. San Fransisco, CA. Jossey Bass Publishers. Edmonds, R., (1979). Effective School for Urban Poor. Educational Leadership. 37, 15-27. F:\Mary Jo\Education Leadership Redesign Commission\Tennessee Standards for Instructional Leaders Packet.doc vlb 3/21/07 Fink, Elaine and B. Resnicl, Lauren (2003). Developing Principals as Instructional Leaders. Guston, Sandra Lee. 2002. The Instructional Leadership toolbox: A Handbook for Improving Practice. California: Sage Publication. Glatthorn, A.A.1993. OBE Reform and the Curriculum Process. Journal of Curriculum and Supervision, 8, 4, pp. 354-363 Hoyle, J.R., English, F.W., & Steffy, B.E. 199. Skills for Successful Leaders (2nd Edition). Arlington, VA. American association of School Administrators Weber L. 1996. Leading The Instructional Program. Clearing House of Educational Management.