Kerajaan Kalingga atau Holing

21
Nama Anggota : 1. Amilia Aurum Nida (4) 2. Chyntia Aulia Safira (12) 3. Dian Nurhayati (15) 4. Mohamad Nur Faizi (22) X IPA 3

Transcript of Kerajaan Kalingga atau Holing

Nama Anggota :

1. Amilia Aurum Nida (4)

2. Chyntia Aulia Safira (12)

3. Dian Nurhayati (15)

4. Mohamad Nur Faizi (22)

X IPA 3

Kerajaan Kalingga(H LING)

Asal Usul Kerajaan

Kondisi Geografis

Kehidupan Kerajaan Kalingga

Masa Kejayaan

Penyebab Runtuhnya Kerajaan

Peninggalan

Peta Konsep

Kerajaan Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara.Sumber sejarah kerajaan ini kebanyakan diperoleh dari sumber Cina, tradisi atau kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian. Kerajaan ini pernah diperintah oleh RatuShima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

Asal-Usul Kerajaan Kalingga

Letak wilayahnya masih diperdebatkan. Berita Cina dari Dinasti Tang menyebut Kalingga sebagai She-p’o dan letaknya di Laut Selatan berbatasan dengan P’o-Li(Bali) di Timur, To-p’o-teng(Sumatra) di Barat, Lautan di Selatan dan Chen-la(Kamboja) di Utara.

Pada pertengahan musim panas, apabila orang mendirikan gnomon setinggi 8 kaki, bayangannya akan jatuh ke selatan dengan panjang dua kaki empat inci. Berdasarkan perhitungan tsb, letak kalingga berada pada posisi 68’LU. Oleh karena itu, Kalingga tidak mungkin berada di Jawa.

Kondisi Geografis

Akan tetapi, keberadaan berita tersebut di bantah para sejarawan yang mengatakan bahwa penulis berita Cina membuat suatu kesalahan. Seharusnya waktu yang dicatat adalah pertengahan musim dingin sehingga bayangan dari gnomon jatuh di sebelah utara. Dengan demikian, Kerajaan Kalingga terletak di sekitar pantai utara Jawa Tengah.

Keberadaan Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah, didukung para sejarawan Belanda seperti N.J. Krom, George Coedes, W.F Mayer, dan W.J. Van der Meulen. Mereka berpendapat bahwa pusat Kalingga berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalingan dan Kabupaten Jepara sekarang.

Kehidupan Politik

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan Agama

Kehidupan Sosbud

Berbagai Macam Aspek Kehidupan Kerajaan Kalingga

Pada abad VII masehi Kalingga dipimpin oleh Ratu Sima yang menjalankan pemerintahan dengan tegas, keras, adil dan bijaksana. Dia melarang rakyatnya untuk mengambil barang yang bukan milik mereka yang tercecer di jalan.

Menurut naskah Carita Parahyangan, Ratu Sima memiliki cucu bernama Sanaha yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari Kerajaan Galuh. Sanaha memiliki anak bernama Sanjaya yang kelak menjadi Raja Kerajaan Mataram Kuno dan mendirikan Dinasti Sanjaya.

Kehidupan PolitikKehidupan Politik

Kerajaan Kalingga mengembangkan perekonomian perdagangan dan pertanian. Kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak, cula, badak, dan gading sebagai barang dagangan. Sementara wilayah pedalaman yang subur, dimanfaatkan penduduk untuk mengembangkan pertanian. Hasil-hasil pertanian yang diperdagangkan antara lain beras dan minuman. Penduduk Kalingga dikenal pandai membuat minuman berasal dari bunga kelapa dan bunga aren. Dari hasil perdagangan dan pertanian terebut, penduduk Kalingga hidup makmur.

Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Kalingga merupakan pusat agama Buddha di Jawa. Agama Buddha yang berkembang di Kalingga merupakan ajaran Buddha Hinayana. Pada tahun 664 Seorang pendeta Buddha dari Cina bernama Hwi-ning berkunjung ke Kalingga. Ia datang untuk menerjemahkan sebuah naskah terkenal agama Buddha Hinayana dari bahasa Sansakerta dalam bahasa Cina. Usaha Hwi-ning dibantu oleh seorang pendeta Buddha dari Jawa bernama Jnanabadra.

Kehidupan Agama

Penduduk Kalingga hidup dengan teratur. Ketertiban dan ketentraman sosial di Kalingga dapat berjalan dengan baik berkat kepepimpinan Ratu Sima yang tegas dan bijaksana dalam menjalankan hukum dan pemerintahan. Di samping itu, rakyat sangat menghormati dan mentaati segala keputusan Ratu Sima. Dalam menegakkan hukum Ratu Sima tidak membedakan antara rakyat dan anggora kerabatnya sendiri, ia hanya membina dan sebagi penguasa kerajaan.

Kehidupan Sosbud

Karena sifat Ratu Sima yang sangat keras ia langsung mendirikan lembaga masyarakat untuk membantu dirinya dalam mengatasi rakyatnya. Lembaga yang sudah terbentuk sudah memberlakukan sistem perundang-undangan. Beliau telah membuat dan menyusun perundang-undangan yang sempurna dengan dibantu lembaga masyarakat. Hadirnya sistem perundang-undangan tersebut berjalan dengan baik.

Di bawah kekuasaan Ratu Sima, kerajaan kalingga mengalami masa kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup dengan tenteram dan makmur. Mereka tunduk dan patuh terhadap segala perintah ratu sima bahkan tidak ada seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggarnya.

Pada suatu hari, ada seorang raja yang sangat penasaran dengan kejujuran rakyat holing. Raja itu bernama Raja Tache. Ia berkeinginan untuk menguji kejujuran rakyat holing. Untuk membuktikannya, raja Tache mengirim utusan ke holing. Utusan tersebut diperintahkan untuk meletakkan pundi-pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat keramaian pasar. Tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh pundi-pundi emas tersebut hingga 3 tahun lamanya.

Masa Kejayaan

Namun, pada suatu hari sang putera mahkota sedang berjalan-jalan melewati pasar tersebut. Ketika berjalan, kaki putera mahkota tidak sengaja menyenggol pundi-pundi emas. Salah seorang warga melihat kejadian itu dan ia melaporkan kepada pemerintah kerajaan. Laporan tersebut terdengar oleh Ratu Sima. Ia langsung memerintahkan kepada hakim untuk membunuh anaknya sendiri. Ratu sima menganggap itu tindakan kejahatan pencurian.

Beberapa patih kerajaan tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh ratu sima. Mereka mengajukan pembelaan untuk putera mahkota kpd Ratu Sima. Mereka meminta agar putera mahkota tidak dibunuh melainkan hanya dipotong kakinya saja. Pembelaan patih kerajaan disetujui oleh ratu sima. Oleh karena itu, untuk menebus kesalahan kaki putera mahkota.

Perkembangan kerajaan ho – ling selanjutnya tidak diketahui dengan jelas. Kemungkinan dipindahkan ke Jawa Timur. Ada satu berita dari China yang mengatakan bahwa ibukota kerajaan ho-ling dipindahkan ke Jawa Timur oleh Ki-Yen mungkin seorang rakryan, tapi sebab-sebab kepindahan tidak diketahui. Di Malang, Jawa Timur di desa Dinoyo ditemukan sebuah prasasti berupa angka tahun 760 M yang isinya mengenai pembuatan sebuah arca Agastya.

Penyebab Runtuhnya

Prasasti Tukmas• Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi,

tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah.

• Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta.

• Isi prasasti menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.

• Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.

Peninggalan

Prasasti Sojomerto• Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan

Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.• Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa

Melayu Kuno• Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi.• Bersifat keagamaan Siwais.• Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh

utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.

• Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak terkikis usia.

Candi Angin• Candi Angin terdapat di desa

Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka dinamakan “Candi Angin”.• Menurut para penelitian Candi Angin

lebih tua dari pada Candi Borobudur. Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen Hindu-Budha.

Candi Bubrah• Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten

Jepara, Jawa Tengah.• Candi Bubrah adalah salah satu candi Buddha yang berada di dalam

kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu. Secara administratif, candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah.

• Dinamakan ‘Bubrah’ karena keadaan candi ini rusak (bubrah dalam bahasa Jawa) sejak ditemukan. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, satu periode dengan Candi Sewu.

SELESAI

Sejarah adalah masa lalu. Tapi dengan masa lalu tersebut, kita dapat membangun masa depan.

SekianWasalamualaikum Wr.

Wb