Kerajaan Tarumanegara

15
Kerajaan Tarumanegara Kelompok 3 Adella Rachma J Berlianti NP Citra Puspawardhani Gandhi Liady P Maulina Ayu S

Transcript of Kerajaan Tarumanegara

Page 1: Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara

Kelompok 3

Adella Rachma J

Berlianti NP

Citra Puspawardhani

Gandhi Liady P

Maulina Ayu S

Page 2: Kerajaan Tarumanegara

Keberadaan Kerajaan

Tarumanegara

Pendiri kerajaan ini adalah raja Jayasinghawarman.

Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke-4 hingga

abad ke-7 M, dan beribu kota di Jayasinghapura.

Raja Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru

ini di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak,

Banten dan diberi nama Tarumanegara. Adapun

wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi

daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan

Cirebon.

Page 3: Kerajaan Tarumanegara

Sumber Kerajaan Tarumanegara

Dalam Negeri• Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di

perkebunan kopi milik Jonathan Rig,Ciampea, Bogor

• Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan

Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. isinya menerangkan penggalian Sungai

Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang

6112 tombak atau 12km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa

pemerintahannya.

• Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di aliran Sungai

Cidanghiyang yang mengalir di DesaLebak, Kecamatan Munjul,

KabupatenPandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman.

• Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor

• Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor

• Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor

• Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor

Page 4: Kerajaan Tarumanegara

Sumber Kerajaan Tarumanegara

Luar NegeriSumber lain yang menerangkan tentang Kerajaan

Tarumanegara dapat dilihat dari berita Cina berupa catatan

perjalanan seorang penjelajah Cina bernama Fa-Hien pada awal

abad ke-5 M. Dalam bukunya Fa-Kuo-Chi, ia membuat catatan

bahwa di Ye-Po-Ti banyak dijumpai orang-orang Brahmana dan

mereka yang beragama kotor atau buruk dan sedikit sekali dijumpai

orang yang beragama Buddha. Menurut para ahli yang dimaksud

Ye-Po-Ti adalah Jawadwipa atau Pulau Jawa atau Tarumanegara.

Berita Cina lainnya berasal dari catatan Dinasti Sui, yang

menerangkan bahwa telah datang utusan dari To-lo-mo (Taruma)

untuk menghadap Kaisar di negeri Cina pada tahun 528, 535, 630,

dan 669. Sesudah itu, nama To-lo-mo tidak terdengar lagi.

Page 5: Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan Politik

Adapun raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan

Tarumanegara ini adalah sebagai berikut :

1. Jayasinghawarman (358-382)

2. Dharmayawarman (382-395)

3. Purnawarman (395-434)

4. Wisnuwarman (434-455)

5. Indrawarman (455-515)

6. Candrawarman (515-535)

7. Suryawarman (535-561)

8. Kertawarman (561-628)

9. Sudhawarman (628-639)

10. Hariwangsawarman (639-640)

11. Nagajayawarman (640-666)

12. Linggawarman (666-669)

Page 6: Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan Politik

Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Raja

Purnawarman. Raja Purnawarman yang bergelar Sri Maharaja ini diwisuda

menjadi raja menggantikan ayahandanya, 2 tahun sebelum beliau wafat.

Ayahandanya Rajaresi Darmayawarman mengundurkan diri dari tahta

kerajaan dan memilih hidup di pertapaan menempuh

manurajasunya. Purnawarman diwisuda menjadi raja pada tahun 395 M.

Tindakan yang pertama diambil Purnawarman ialah memindahkan

ibukota kerajaan ke sebelah utara ibukota lama Jayasingapura. Ibukota yang

baru itu diberi nama Sundapura = Kota Sunda, kata sunda atau sudha atau

sundha, yang berarti bersih, jernih, murni.

Kerajaan Tarumanegara mengalami keruntuhan pada masa

pemerintahan Raja Linggawarman. Kerajaan ini diperkirakan runtuh pada

sekitar abad ke-7 Masehi. Para ahli berpendapat bahwa runtuhnya Kerajaan

Tarumanegara kemungkinan besar disebabkan karena adanya tekanan dari

Kerajaan Sriwijaya (prasasti karang berahi) yang terus melakukan ekspansi

wilayah.

Page 7: Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan Ekonomi

Berdasarkan prasasti Tugu dapat diketahui matapencaharian penduduknya, yaitu pertanian danperdagangan. Begitu pula berdasarkan berita dariFa-Hien awal abad ke 5, diketahui bahwa matapencaharian penduduk Tarumanegara adalahpertanian, peternakan, perburuan binatang, danperdagangan cula badak, kulit penyu dan perak. Prasasti Tugu, ditemukan di daerah Tugu(Jakarta) merupakan prasasti terpanjang darisemua prasasti peninggalan Raja Purnawarman.

Page 8: Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan Ekonomi

“Kuat buat mengalirkannya ke laut, setelah sampai di istana yang termasyhur, didalam tahun keduapuluh duanya dari takhta raja Purnawarman yang berkilau-kilau karena kepandaian dankebijaksanaannya serta menjadi panji segala raja. Sekarang beliaumenitahkan menggali sungai yang permai dan jernih, gomatinamanya, setelah melewati kediaman sang pendeta nenkda, pekerjaan ini dimulai pada tanggal 9 paro petang bulan, pulagunadan disudahi tanggal 13 paro terang bulan citra, jadi hanya 21 saja, sedangkan galian panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan baginyaoleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan”.

Dari prasasti tersebut dapat disimpulkan bahwa Raja sangatmemperhatikan kondisi perekonomian masyarakatnya. Penggaliansungai Chandrabhaga sepanjang 12 km yang berlangsung selama21 hari itu dimaksudkan untuk kepentingan pengairan pertanian, pencegah banjir, dan sebagai sarana transportasi dari pesisir pantaike pedalaman.

Page 9: Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan Sosial

Berdasarkan sumber yang ada, diperkirakan masyarakat Tarumanegaraterdiri atas golongan istana dan masyarakat biasa. Termasuk ke dalamgolongan istana, yaitu para Brahmana, raja dan keluarganya, para ksatria(prajurit), dan para pegawai kerajaan. Adapun yang termasuk ke dalamgolongan rakyat biasa, yaitu para pedagang, petani, dan peternak. Hubungan antara raja dan rakyat sangat harmonis. Hal ini tampak padaperhatian raja terhadap ekonomi masyarakatnya.

Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu, Tarumanegara juga menjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapi yang diserahkan kepada kaum brahmana. Upacara tersebut dilaksanakan pada tahun 417 M setelah penggalian Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai dilaksanakan. Saluran air tersebut memiliki panjang 6.112 tombak atau sekitar 11 km. Menurut prasasti Tugu, saluran tersebut dibuat untuk menghadapi bencana banjir dan meindungi petani. Proyek ini dikerjakan secara gotong royong dan melibatkan seluruh rakyat dalam waktu 21 hari.

Page 10: Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan Budaya

Masuknya pengaruh agama dan

kebudayaan Hindu, memengaruhi kehidupan

budaya kerajaan Tarumanegara. Pengaruh itu

berupa sistem dewa-dewi, bahasa dan sastra,

mitologi, dan upacara. Mitologi Hindu yang

banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti

Tarumanegara misalnya prasasti kebon kopi

yang memuat dua kaki gajah Airwata, gajah

tunggangan Batara Indra itu dijadikan nama

gajah perang milik Purnawarman. Bahkan,

bendera kerajaan Tarumanegara berlukiskan

rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah.

Page 11: Kerajaan Tarumanegara

Peninggalan-peninggalan

Adapun peninggalan-peninggan kerajaan Tarumanegara yang baru

ditemukan adalah 7 prasasti Tarumanehara, yakni :

a. Prasasti Ciaruteun menyebutkan nama Tarumanegara, Raja

Purnawarman, dan lukisan sepasang kaki yang dianggap sama

dengan telapak kaki Dewa Wisnu. Prasasti Ciaruteun yang

terletak di Ciampea, Bogor dikenal juga dengan Prasasti

Ciampea.

b. Prasasti Tugu menyatakan bahwa Raja Purnawarman

memerintahkan menggali saluran air bernama Gomati sepanjang

6.112 tombak. Pekerjaan itu dilakukan pada masa pemerintahan

Raja Purnawarman yang ke-22 dan selesai dalam 21 hari.

Prasasti Tugu ditemukan di Cilincing, Jakarta.

c. Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara Hilir,

Kecamatan Cibungbulang. Pada prasasti itu tergambar bekas

dua tapak kaki gajah yang diidentikkan dengan gajah Airawata,

gajah milik penguasa Tarumanegara yang agung.

Page 12: Kerajaan Tarumanegara

Peninggalan-peninggalan

d. Prasasti Jambu ditemukan dibukit Koleangkak,

perkebunan Jambu, sebelah barat Bogor. Prasasti ini

berisi sanjungan kebesaran, kegagahan, dan

keberanian Raja Purnawarman.

e. Prasasti Lebak atau Prasasti Cidanghiyang ditemukan di

Kampung Lebak, tepi Sungai Cidanghiyang,

Pandeglang, Banten. Prasasti ini berisi pujian atas

kebesaran dan keagungan Raja Purnawarman.

f. Prasasti Pasir Awi ditemukan didaerah Leuwiliang.

Prasasti ini tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat

dibaca.

g. Prasasti Muara Cianten ditemukan di Bogor. Prasasti ini

tertulis dalam aksara ikal yang juga belum dapat

dibaca.

Page 13: Kerajaan Tarumanegara

Galeri Foto

Raja

Purnawarman

Prasasti Muara CiantenPrasasti

Pasir Awi

Prasasti

Ciaruteun

Prasasti Jambu Prasasti Cidanhiyang

Page 14: Kerajaan Tarumanegara

Galeri Foto

Prasasti

Kebon Kopi

Prasasti Tugu

Page 15: Kerajaan Tarumanegara

Sekian

Ada Pertanyaan?