Keselamatan & Keamanan
-
Upload
inty-defly-nand -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Keselamatan & Keamanan
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
1/19
LAPORAN PENDAHULUAN
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
I. DEFINISI
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman
bahaya / kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak
diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan aman
dan tentram.
Tugas seorang perawat :
1. Tugas utamanya adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya sakit
2. Mengurangi resiko terjadinya kecelakaan yang mungkin terjadinya di RS.
3. Lingkungan adalah semua faktor baik fisik maupun psikososial yang mempengaruhi
hidup dan keadaan klien
II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN & KEAMANAN.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melindungi diri dari
bahaya kecelakaan yaitu usia, gaya hidup, status mobilisasi, gangguan sensori persepsi,
tingkat kesadaran, status emosional, kemampuan komunikasi, pengetahuan pencegahan
kecelakaan, dan faktor lingkungan. Perawat perlu mengkaji faktor-faktor tersebut saat
merencanakan perawatan atau mengajarkan klien cara untuk melindungi diri sendiri.
1. Usia.
Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui pengetahuan
dan pengkajian akurat tentang lingkungan. Perawat perlu untuk mempelajari bahaya-
bahaya yang mungkin mengancam individu sesuai usia dan tahap tumbuh kembangnya
sekaligus tindakan pencegahannya.
2. Gaya Hidup.
Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya
lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi,
ketidakcukupan dana untuk membeli perlengkapan keamanan,adanya akses dengan
obat-obatan atau zat aditif berbahaya.
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
2/19
3. Status mobilisasi.
Klien dengan kerusakan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, gangguan
keseimbangan/koordinasi memiliki resiko untuk terjadinya cedera.
4. Gangguan sensori persepsi.
Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi
keamanan seseorang. Klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium, dan
lihat, memiliki resiko tinggi untuk cedera.
5. Tingkat kesadaran.
Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan
berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan
kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar atau setengah sadar,
klien disorientasi, klien yang menerima obat-obatan tertentu seperti narkotik, sedatif,
dan hipnotik.
6. Status emosional.
Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya
lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan
menurunkan kepekaan pada simulus eksternal.
Klien dengan depresi cenderung lambat berfikir dan bereaksi terhadap stimulus
lingkungan.
7. Kemampuan komunikasi.
Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan mengemukakan informasi
juga beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan keterbatasan bahasa, dan klien
yang buta huruf, atau tidak bisa mengartikan simbol-simbol tanda bahaya.
8. Pengetahuan pencegahan kecelakaan
Informasi adalah hal yang sangat penting dalam penjagaan keamanan. Klien yang
berada dalam lingkungan asing sangat membutuhkan informasi keamanan yang khusus.
Setiap individu perlu mengetahui cara-cara yang dapat mencegah terjadinya cedera.
9. Faktor lingkungan
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
3/19
Lingkungan dengan perlindungan yang minimal dapat beresiko menjadi penyebab
cedera baik di rumah, tempat kerja, dan jalanan.
III. MACAM-MACAM BAHAYA / KECELAKAAN
Beberapa bahaya yang sering mengancam klien baik yang berada di tempat pelayanan
kesehatan, rumah, maupun komunitas diantaranya:
1. Api / kebakaran
Api adalah bahaya umum baik di rumah maupun rumah sakit. Penyebab kebakaran
yang paling sering adalah rokok dan hubungan pendek arus listrik. Kebakaran dapat
terjadi jika terdapat tiga elemen sebagai berikut: panas yang cukup, bahanbahan yang
mudah terbakar, dan oksigen yang cukup.
2. Luka bakar ( Scalds and burns ).
Scald adalah luka bakar yang diakibatkan oleh cairan atau uap panas, seperti uap air
panas. Burn adalah luka bakar diakibatkan terpapar oleh panas tinggi, bahan kimia,
listrik, atau agen radioaktif. Klien dirumah sakit yang berisiko terhadap luka bakar
adalah klien yang mengalami penurunan sensasi suhu dipermukaan kulit.
3. Jatuh.
Terjatuh bisa terjadi pada siapa saja terutama bayi dan lansia. Jatuh dapat terjadi akibat
lantai licin dan berair, alat-alat yang berantakkan, lingkungan dengan pencahayaan yang
kurang.
4. Keracunan.
Racun adalah semua zat yang dapat mencederai atau membunuh melalui aktivitas
kimianya jika dihisap, disuntikkan, digunakan, atau diserap dalam jumlah yang cukup
sedikit. Penyebab utama keracunan pada anak-anak adalah penyimpanan bahan
berbahaya atau beracun yang sembarangan, pada remaja adalah gigitan serangga dan
ular atau upaya bunuh diri. Pada lansia biasanya akibat salah makan obat (karena
penurunan pengelihatan) atau akibat overdosis obat (karena penurunan daya ingat).
5. Sengatan listrik
Sengatan listrik dan hubungan arus pendek adalah bahaya yang harus diwaspadai oleh
perawat. Perlengkapan listrik yang tidak baik dapat menyebabkan sengatan listrik
bahkan kebakaran, contoh: percikan listrik didekat gas anestesi atau oksigen konsentrasitinggi. Salah satu pencegahannya adalah dengan menggunakan alat listrik yang
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
4/19
grounded yaitu bersifat mentransmisi aliran listrik dari suatu objek langsung
kepermukaan tanah.
6. Suara bising.
Suara bising adalah bahaya yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi pendengaran,
tergantung dari: tingkat kebisingan, frekuensi terpapar kebisingan, dan lamanya
terpapar kebisingan serta kerentanan individu. Suara diatas 120 desibel dapat
menyebabkan nyeri dan gangguan pendengaran walaupun klien hanya terpapar
sebentar. Terpapar suara 85 - 95 desibel untuk beberapa jam per hari dapat
menyebabkan gangguan pendengaran yang progressive. Suara bising dibawah 85
desibel biasanya tidak mengganggu pendengaran.
7. Radiasi.
Cedera radiasi dapat terjadi akibat terpapar zat radioaktif yang berlebihan atau
pengobatan melalui radiasi yang merusak sel lain. Zat radioaktif digunakan dalam
prosedur diagnoostik seperti radiografi, fluoroscopy, dan pengobatan nuklir. Contoh
isotop yang sering digunakan adalah kalsium, iodine, fosfor.
8. Suffocation ( asfiksia ) atau Choking ( tersedak ).
Tersedak ( suffocation atau asphyxiation ) adalah keadaan kekurangan oksigen akibatgangguan dalam bernafas. Suffocation bisa terjadi jika sumber udara terhambat/terhenti
contoh pada klien tenggelam atau kepalanya terbungkus plastik. Suffocation juga bisa
disebabkan oleh adanya benda asing di saluran nafas atas yang menghalangi udara
masuk ke paru-paru. Jika klien tidak segera ditolong bisa terjadi henti nafas dan henti
jantung serta kematian.
9. Lain-lain
Kecelakaan bisa juga disebabkan oleh alat-alat medis yang tidak berfungsi dengan baik
( equipment - related accidents ) dan kesalahan prosedur yang tidak disengaja
( procedure - related equipment )
IV. PENCEGAHAN KECELAKAAN DI RUMAH SAKIT.
1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri sendiri dari kecelakaan.
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
5/19
2. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah selama berada di tempat tidur
3. Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik,
menggunakan alat kesehatan sesuai tujuan.
4. Menjaga keselamatan klien yang dibawa dengan kursi roda
5. Menghindari kecelakaan :
a. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti.
b. Tempat tidur dalam keadaan rendah dan ada penghalang pada pasien yang gelisah.
c. Bel berada pada tempat yang mudah dijangkau.
d. Meja yang mudah dijangkau.
e. Kereta dorong ada penghalangnya.
6. Mencegah kecelakaan pada pasien yang menggunakan alat listrik misalnya suction,
kipas angin, dan lain-lain.
7. Mencegah kecelakaan pada klien yang menggunakan alat yang mudah meledak seperti
tabung oksigen dan termos.
8. Memasang lebel pada obat, botol, dan obat-obatan yang mudah terbakar
9. Melindungi semaksimal mungkin klien dari infeksi nosokomial seperti penempatan
klien terpisah antara infeksi dan non-infeksi
10. Mempertahankan ventilasi dan cahaya yang adekuat
11. Mencegah terjadinya kebakaran akibat pemasangan alat bantu penerangan
12. Mempertahankan kebersihan lantai ruangan dan kamar mandi
13. Menyiapkan alat pemadam kebakaran dalam keadaan siap pakai dan mampu
menggunakannya.
14. Mencegah kesalahan prosedur : identitas klien harus jelas.
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
6/19
V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANAN DAN KESELAMATAN
KLIEN ADALAH
1. Faktor Fisiologis
Sistem pada tubuh manusia bekerja secara terkoordinasi dengan baik, apabila salah satu
sistem tidak bekerja maka hal tersebut akan mengancam keamanan seseorang. Misalnya
orang akan menarik tangannya jika menyentuh sesuatu benda yang terasa panas, dan
sebagainya.
a. Sistem Muskoloskeletal
Kesatuan muskoloskeletal merupakan hal yang sangat esensial dalam pembentukan
postur dan pergerakan yang normal. Kerusakan yang terjadi pada mobilitas dan
kemampuan untuk merespon terhadap hal yang membahayakan, dan ini
meningkatkan risiko terhadap injuri. Masalah muskoloskeletal yang mengganggu
keamanan dapat diakibatkan oleh keadaan seperti fraktur, osteoporosis, atropi otot,
artritis, atau strains dan sprains
b. Sistem Neurologis
Koordinasi yang baik dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi akan
menciptakan sistem yang baik pada individu. Rangsangan yang diterima dari saraf
tepi akan diteruskan ke sistem saraf pusat melalui proses persepsi kognisi yang baik
sehingga seseorang dapat memutuskan dalam melakukan proses berfikir. Hal
tersebut akan menciptakan seseorang mampu melakukan orientasi dengan baik
terhadap orang, tempat dan waktu sehingga orang akan merasa nyaman.
Gangguan neurologis yang dapat mengancam keamanan seperti cedera kepala,
medikasi/ pengobatan, alkohol dan obat-obatan, stroke, injuri tulang belakang,
penyakit degeneratif ( seperti Parkinson dan Alzaimer ) dan tumor kepala.
c. Sistem Kardiorespirasi
Sistem kardiorespirasi yang baik memungkinkan tubuh untuk dapat beristirahat
karena suplai O2 dan nutrisi untuk sel, jaringan dan organ tercukupi dengan baik.
Adapun kondisi gangguan sistem kardiovaskuler yang mengganggu keamanan
adalah hipertensi, gagal jantung, kelainan jantung bawaan, atau penyakit vaskuler
bagian tepi. Penyakir respirasi atau pernafasan yang mengganggu keamanan seperti
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
7/19
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
8/19
penyimpanan bahan kimia akan membantu dalam pencegahan baya dalam rumah
termasuk sumber listrik dan api.
Masalah utama yang dapat terjadi dalam rumah adalah adanya risiko adanya untuk
jatuh.
b. Tempat kerja
Tempat kerja akan mengakibatkan gangguan keamanan dengan adanya risiko untuk
terjadi injuri pada seseorang. Bahaya yang dapat ditimbulkan dari jenis pekerjaan
dan tempat seseorang bekerja, baik secara fisik, mekanik, ataupun kimia. Dalam
bekerja maka seseorang sangat membutuhkan adanya suatu kondisi yang
ergonomis, sehingga perlu adanya pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja dalam mencegah terjadinya injuri atau kecelakaan kerja.
c. Komunitas
Seting tempat komunitas dapat mengakibatkan gangguan keamanan seperti
kegaduhan, kebisingan, pencahayaan yang kurang baik di tempat umum maupunpusat bermain. Sanitasi lingkungan juga sangat berperan dalam peningkatan
keamanan individu dalam komunitas.
d. Tempat pelayanan kesehatan
Pusat pelayanan kesehatan dapat mengganggu keamanan seseorang baik bagi
petugas kesehatan maupun pasiennya. Bahaya dapat ditimbulkan karena peralatan,
kesalahan prosedur dan sebagainya. Hal ini perlu adanya standar operasional
prosedur yang baku dan diperbaharui di RS sehingga kebutuhan akan keamanan
dapat terpenuhi untuk semua yang ada dalam rumah sakit.
e. Temperatur
Perubahan suhu dan cuaca sangat berpengaruh terhadap keamanan seseorang. Perlu
adanya penyesuaian diri terhadap perubahan temperatur/suhu yang ada sehingga
kebutuhan keamanan seseorang dapat terpenuhi.
f. Polusi
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
9/19
Polutan yang bebas terdapat di lingkungan ataupun di udara bebas akan menggangu
keamanan seeorang. Bahan kimia dalam produk kimia yang terdapat baik di udara,
air dan tanah akan menganggu ekosistem yang ada.
g. Sumber listrik
Pengaturan sumber-sumber listrik yang ada di rumah ataupun dimanapun sanagt
mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya sengatan listrik ataupun kebakaran.
h. Radiasi
Radiasi yang ada akan mengakibatkan terjadinya mutasi gen ataupun kematian sel
sehingga mengakibatkan tubuh seseorang menjadi rentan sehingga keamanan
seseorang dapat mengalami masalah.
3. Faktor Penyakit
Penyakit sanagt mempengaruhi seseorang untuk mengalami masalah dalam pemenuhan
kebutuhan keamanan. Penyakit seperti HIV/ AIDS, hepatitis merupakan penyakit yang
dapat menjadikan tubuh untuk mengalami penurunan yang drastis. Perlu adanya
kewaspadaan yang baik dalam pengenalan hal tersebut, termasuk tindakan pencegahan
sehingga infeksi nosokomial tidak terjadi atau dapat dicegah baik dalam seting RS,
klinik ataupun keluarga.
4. Faktor Ketidakpengindahan tentang Keamanan
Hal ini berkaitan dengan kesadaran diri individu dalam pemenuhan kebutuhan
keamanan. Apabila standar prosedur telah dilakukan sesuai dengan kepatuhan yang ada
maka keamanan seseorang dapat tercipta.
VI. FUNGSI SISTEM SARAF
1. menerima informasi dari dalam maupun luar melalui afferent sensory pathway
(sensorik )
2. mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat
3. mengolah informasi yang diterima baik di tingkat saraf ( reflex ) maupun di otak untuk
menentukan respon yang tepat dengan situasi yang di hadapi
4. menghantarkan informasi secara cepat melalui efferent pathway tadi ( motoric )
keorgan-organ tubuh sebagai kontrol atau memodifikasi tindakan.
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
10/19
VII. KEBIJAKAN RUMAH SAKIT TERKAIT KESELAMATAN DAN KEAMANAN PADA
PASIEN
Keselamatan pasien juga dapat menurangi berdampaknya terhadap peningkatan biaya
pelayanan, dengan meningkatnya pasien rumah sakit, harapkan kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat utamanya di RS Haji Surabaya.
Pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit ini agar terciptanya budaya keselamatan
pasien di rumah sakit dan meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat yang tidak mampu.
Saat ini ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit. Yakni,
keselamatan pasien, keselamatan petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan
di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan, serta keselamatan bisnis
rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit itu sendiri. Kelima aspek
keselamatan tersebut, menurut Sukamto, sangatlah penting untuk dilaksanakan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Perawat memberikan perawatan kepada klien dan keluarga di dalam komunitas
mereka dan tempat pelayanan kesehatan. Untuk memastikan lingkungan yang aman,
perawat perlu memahami hal-hal yang memberikan kontribusi keamanan rumah,
komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan, dan kemudian mengkaji berbagai
ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan. Pengkajian yang dilakukan pada
klien antara lain pengkajian terhadap riwayat dan pemeriksaan fisik. Pengkajian
terhadap lingkungan, termasuk rumah klien dan tempat pelayanan kesehatan,
mencakup inspeksi pada fasilitas tersebut.
a. Data Subjective
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
11/19
Pengkajian difokuskan pada masalah riwayat kesehatan klien yang terkait dengan
kebutuhan keamanan seperti: pernahkah klien jatuh, mengalami patah tulang,
pembatasan aktivitas, dan sebagainya. Klien perlu ditanyakan tentang tindakan
pengamanan di mobil, perhatian terhadap tanda bahaya, tindakan pengamanan
anak atau bayi di rumah, status imunisasi, pengertian dan pemahaman klien
tentang kesehatan dan keamanan. Perlu digali juga tentang perubahan lingkungan,
support sistem, tahap tumbuh kembang.
Perawat perlu mengidentifikasi adanya faktor risiko untuk keamanan klien
mencakup : kondisi dewasa, fisiologi, kognitif, pengobatan, lingkungan, dan
kondisi anak-anak.
1. Dewasa seperti, riwayat terjatuh, usia yang lebih tua pada wanita, penggunaan
alat bantu ( alat bantu jalan, tongkat ), prosthesis anggota badan bagian bawah,
umur lebih 65 tahun, dan hidup sendiri.
2. Fisiologi seperti : kehadiran penyakit akut, kondisi post operasi,
kesulitan penglihatan, kesulitan pendengaran, arthritis, orthostatik hipotensi,
tidak dapat tidur, pusing ketika memutar kepala atau menegakkan kepala,
anemia, penyakit vaskuler, neoplasma, kesulitan mobilitas fisik, kerusakankeseimbangan dan neuropati.
3. Kognitive, seperti : penurunan status mental ( kebingungan, delirium,
dimensia, kerusakan orientasi orang, tempat dan waktu )
4. Pengobatan, seperti obat anti hipertensi, penghambat ACE, antidepresan
trisiklik, obat anti cemas, hipnotik atau transquilizer, diuretik, penggunan
alkohol, dan narkotika.
5. Lingkungan, seperti : adanya restrain, kondisi cuaca atau lingkungan,
pencahayaan, kelembaban, ventilasi, penataan lingkungan.
6. Anak-anak, seperti : umur dibawah 2 tahun, penggunaan pengaman,
penataan ruang, penggunaan mainan.
b. Data Objective
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
12/19
Data objective dapat diperoleh perawat dengan melakukan pemeriksaan fisik
terkait dengan sistem: neurologis, cardiovaskuler dan pernafasan, integritas kulit
dan mobilitas. Pengkajian juga mencakup prosedur test diagnostik.
1. Sistem Neurologis
a. Status mental
b. Tingkat kesadaran
c. Fungsi sensori
d. Sistem reflek
e. Sistem koordinasi
f. Test pendengaran, penglihatan dan pembauan
g. Sensivitas terhadap lingkungan
2. Sistem Cardiovaskuler dan Respirasi
a. Toleransi terhadap aktivitas
b. Nyeri dada
c. Kesulitan bernafas saat aktivitas
d. Frekuensi nafas, tekanan darah dan denyut nadi
3. Integritas kulit
a. Inspeksi terhadap keutuhan kulit klien
b. Kaji adanya luka, scar, dan lesi
c. Kaji tingkat perawatan diri kulit klien
4. Mobilitas
a. Inspeksi dan palpasi terhadap otot, persendian, dan tulang klien
b. Kaji range of motion klien
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
13/19
c. Kaji kekuatan otot klienkaji tingakt ADLs klien
B. DIAGNOSA
Diagnosa umum sering muncul pada kasus keamanan fisik menurut NANDA adalah :
1. Resiko tinggi terjadinya cedera (High risk for injury). Seorang klien dikatakan
mengalami masalah keperawatan resiko tinggi terjadinya cidera bila kondisi
lingkungan dan adaptasi atau pertahanan seseorang beresiko menimbulkan cedera.
2. Diagnosa umum tersebut memiliki tujuh subkatagori yang memungkinkan
perawat menjelaskan cedera secara lebih spesifik dan atau untuk memberikan
intervensi yang tepat (Wilkinson, 2000):
3. Resiko terjadinya keracunan: adanya resiko terjadinya kecelakaan akivat terpapar,
atau tertelannya obat atau zat berbahaya dalam dosis yang dapat menyebabkan
keracunan.
4. Resiko terjadinya sufokasi: adanya resiko kecelakaan yang menyebabkan tidak
adekuatnya udara untuk proses bernafas.
5. Resiko terjadinya trauma: adanya resiko yang menyebabkan cedera pada jaringan
(ms. Luka, luka bakar, atau fraktur).
6. Respon alergi lateks: respon alergi terhadap produk yang terbuat dari lateks.
7. Resiko respon alergi lateks: kondisi beresiko terhadap respon alergi terhadap
produk yang terbuat dari lateks.
8. Resiko terjadinya aspirasi: klien beresiko akan masuknya sekresi gastrointestinal,
sekresi orofaringeal, benda padat atau cairan kedalam saluran pernafasan.
9. Resiko terjadinya sindrom disuse (gejala yang tidak diinginkan): klien beresiko
terhadap kerusakan sistem tubuh akibat inaktifitas sistem muskuloskeletal yang
direncanakan atau tidak dapat dihindari.
C. PERENCANAAN
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
14/19
Secara umum rencana asuhan keperawatan harus mencakup dua aspek yaitu:
Pendidikan kesehatan tentang tindakan pencegahan dan memodifikasi lingkungan
agar lebih aman.
1. Diagnosa: Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori
( tidak mampu melihat ).
Tujuan: Klien memperlihatkan upaya menghindari cedera ( jatuh ) atau cidera
( jatuh ) tidak terjadi.
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa modifikasi
lingkungan dan pendidikan kesehatan dalam 1 hari kunjungan diharapkan Klien
mampu:
a. Mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan
cidera,
b. Mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu,
c. Melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.
Intervensi:
a. Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.
b. Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko
c. Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran tempat
tidur, dll) sesuai hasil pengkajian bahaya jatuh pada poin 1
d. Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama kunjungan rumah
e. Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan pencahayaan
yang baik, memasang penghalang tempat tidur, menempatkan benda
berbahaya ditempat yang aman)
f. Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan glaukoma dan gangguan
penglihatannya, serta pekerja sosial untuk pemantauan secara berkala.
Secara umum kriteria hasil paling penting pada kasus resiko tinggi cidera adalahmembantu klien untuk mengidentifikasi bahaya, dan mampu melakukan tindakan
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
15/19
menjaga keamanan. Kriteria hasil yang lebih spesifik diantaranya Klien mampu:
mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan
cidera, mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu, melaporkan
penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi berikut bersifat spesifik untuk beberapa bahaya tertentu (tidak
berhubungan dengan kasus):
1. Meningkatkan keamanan sepanjang hayat manusia
Memastikan keamanan klien pada semua usia berfokus pada: obsevasi atau
prediksi situasi yang mungkin membahayakan sehingga dapat dihindari dan
memberikan pendidikan kesehatan yang memberikan kekuatan bagi klien untuk
menjaga dirinya dan keluarganya dari cedera secara mandiri. Aspek pendidikan
kesehatan yang lebih spesifik sesuai rentang usia klien dapat anda lihat pada
Kozier, 2004: 674-675.
2. Mempertahankan kondisi aman dari api dan kebakaran
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan perawat adalah memastikan bahwa ketiga
elemen tersebut dapat dihilangkan. Jika kebakaran sudah terjadi ada dua tujuan
yang harus dicapai yaitu: melindungi klien dari cedera dan membatasi serta
memadakan api.
Di pusat pelayanan kesehatan
Upaya pencegahan: Memastikan nomor telpon darurat ada disemua pesawat,
Mengatur situasi sehingga alat-alat atau benda-benda yang tidak perlu tidak
berada di lorong jalan, Menempatkan prosedur evakuasi dan penanganan
kebakaran disemua tempat, Mengorientasikan seluruh karyawan tentang jenis-
jenis kebakaran dan penanganannya.
Jika kebakaran terjadi: Mengevakuasi klien kearea yang aman, aktifkan alarm,
jika api kecil lakukan pemadaman dengan alat pemadam yang ada, tutup pintu dan
jendela jika perlu ketahui derajat kebakaran untuk menentukan jenis pemadam
yang tepat.
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
16/19
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
17/19
6. Memberikan pertolongan bagi klien yang terkena sengatan listrik
Jika seseorang terkena macroshock (sengatan listrik yang cukup besar) jangan
sentuh klien tersebut sampai pusat listrik dimatikan dan klien aman dari arus
listrik. Macroshock sangat berbahaya karena dapat menyebabkan luka bakar,
kontraksi otot, dan henti nafas serta henti jantung. Untuk mencegah macroshock
gunakan mesin/alat listrik yang berfungsi dengan baik, pakai sepatu dengan alas
karet, berdirilah diatas lantai nonkonduktif, dan gunakan sarung tangan non
konduktif.
7. Melakukan penanganan bagi klien yang terpapar kebisingan
Kebisingan memiliki efek psikososial dan efek fisiologis. Efek psikososial seperti
rasa jengkel, tidur dan istirahat terganggu, serta gangguan konsentrasi dan pola
komunikasi. Efek fisiologis meliputi peningkatan nadi dan respirasi, peningkatan
aktifitas otot, mual, dan kehilangan pendengaran jika intensitas suara tepat.
Kebisingan dapat diminimalisir dengan memasang genting, dinding, dan lantai
yang kedap suara; memasang gorden; memasang karpet; atau memutar
background music.
8. Melakukan Heimlich maneuver pada klien yang mengalami tersedak.
9. Melakukan perlindungan terhadap radiasi
Tingkat bahaya radiasi tergantung dari: lamanya, kedekatan dengan sumber
radioaktif, dan pelindung yang digunakan selama terpapar radiasi. Upaya yang
harus dilakukan oleh perawat dalam hal ini adalah memakai baju khusus,
memakai sarung tangan, mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai sarung
tangan, dan membuang semua benda yang terkontaminasi.
10. Melakukan pemasangan restrain pada klien
Restrain adalah alat atau tindakan pelindung untuk membatasi gerakan/aktifitas
fisik klien atau bagian tubuh klien. Restrain diklasifikasikan menjadi
fisikal(physical) dan kemikal(chemical) restrain. Fisikal restrain adalah restrain
dengan metode manual atau alat bantu mekanik, atau lat-alat yang dipasang pada
tubuh klien sehingga klien tidak dapat bergerak dengan mudah dan terbatasgerakannya. Kemikal restrain adalah restrain dalam bentuk zat kimia neuroleptics,
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
18/19
-
7/30/2019 Keselamatan & Keamanan
19/19
1. Limb restraints ( restrain pergelangan tangan ), elbow restraints ( khusus
untuk daerah sikut )
2. Mummy restraints ( pada bayi ), crib nets ( box bayi dengan penghalang )
3. Jacket restraints ( jaket ),
4. Belt restraints ( sabuk ),
5. Mitt or hand restraints ( restrain tangan ),
E. EVALUASI
Melalui data yang dikumpulkan selama pemberian asuhan keperawatan perawat dapat
menilai apakah tujuan asuhan telah tercapai. Jika belum tercapai maka perawat perlu
melakukan eksplorasi penyebabnya. Diantaranya perawat dapat menanyakan beberapa
hal berikut pada klien:
1. Sudahkan anda melakukan semua tindakan pencegahan?
2. Tindakan pencegahan apa yang klien tahu?
3. Apakah klien menyetujui semua tindakan pencegahan yang diajarkan?
4. Sudahkah perawat menulis dan mengimplementasikan rencana pendidikan
kesehatan pada klien?